Anda di halaman 1dari 3

1. Coba Anda jelaskan, sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)!

Sejarah Perkembangan HAM

ak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia H itu dilahirkan.
Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia
yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki
oleh manusia semata — mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau
pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi
manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya
berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini
dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga
digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama
manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi manusia, ada juga
kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau
tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib
untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh
orang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya,
diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak — hak kemanusiaan
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada
diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia mi sebagai suatu usaha
untuk menegakkan hak asasi manusia.

Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia, terlebih
dahulu kita membahas sekelumit sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi manusia
di Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan
dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut
(Ni Wayan Dyta Diantri, 2008, Sejarah HAM: Inip-#emperordeva.com)

Sumber : PKNI4317 Modul 1 hl. 1.35

2. Sebutkan 2 tokoh hak asasi manusia beserta teorinya!

HAK ASASI MANUSIA DI YUNANI


Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar
bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak — hak asasi manusia. Konsepsinya
menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan
tidak mengakui nilai nilai keadilan dan kebenaran.

Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada


kemauan dan kehendak warga negaranya.

Sumber : PKNI4317 Modul 1 hl. 1.36


3. Coba Anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !

Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuataan Yang bisa menunjang sektor kekuasaannya
dalam rangka mencapai tujuan terten tu, Sumber-sumber tersebut bisa berupa media
massa, media umum, mahasiswa, elit politik, tokoh, masyarakat atau pun militer.

Jenis-jenis kekuasaan yang kita ketahui pada umumnya sekiranya dapat dibagi beberapa
jenis kekuasaan sebagai berikut:

a) Kekuasaan eksekutif, yaitu yang dikenal dengan kekuasaan pemerintahan dimana


mereka secara teknis menjalankan roda pemerintahan

b) Kekuasaan legislatif, yaitu sesuatu yang berwenang membuat, dan mengesahkan


perundang-undangan sekaligus mengawasi roda pemerintahan

c) Kekuasaan Yudikatif, yaitu sesuatu kekuasaan penyelesaian hukum, yang di dukung demi
menjamin law enforcement pelaksanaan hukum

sumber: Imam Hidayat, Teori Teori Politik ( Malang: Setara Press, 2009 ), hl. 29 dan 31

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil

dan Politik dengan singkat !

Dalam tataran teoritis yuridis-formal, tuntutan penegakan hak sipil dan politik telah
terakomodir di dalam Konvenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik. yang ditetapkan
Majelis Umum PBB pada tanggal 16 Desember 1966 dan dinyatakan berlaku sejak 23 Maret
1976. Menurut Haryanto (2000) sampai pertengahan tahun 2000 konvenan ini telah
diratifikasi oleh 144 negara dari 161 negara anggota PBB dan negara Indonesia sampai saat
itu belum tercatat sebagai negara peratifikasi konvenan tersebut. Hanya pada masa Presiden
Habibie Indonesia baru “Berani” meratifikasi dua konvensi di bawah Konvenan Hak-hak
Sipil dan Politik yakni Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Konvensi
Anti Penyiksaan (Haryanto, 2000). Adanya kesenjangan yang belum sepenuhnya
terjembatani antara pengakuan terhadap prinsip hak-hak sipil dan politik dalam konsep
teoritis yuridis-formal dan praktek politik pelaksanaan HAM secara empiris, merupakan
permasalahan yang tak habishabisnya untuk dikemukakan.

Mengapa hak-hak sipil dan politik itu perlu ditegakkan dan bagaimana sejarah
penegakan hak-hak, Inti dari penegakan hak-hak sipil dan politik adalah untuk melindungi
individu dari penyalahgunaan kekuasaan dari penguasa. Terlebih lagi dengan terjadinya
pergeseran fungsi dan tugas negara dari fungsi negara yang hanya sebagai penjaga malam ke
fungsi mewujudkan kesejahteraan warga negara (welfare state). Campur tangan negara yang
terbuka luas tersebut mengharuskan adanya sejenis tertib peraturan hukum untuk melindungi
perlakuan sewenang-wenang negara terhadap warga negara. Pada prinsipnya setiap negara
demokratis memuat jaminan hak-hak asasi termasuk hak-hak sipil dan politik dari setiap
orang atau penduduk pada konstitusi negara. Namun semuanya sangat tergantung pada
political will penguasa untuk memberikan ruang bagi keberadaan hak-hak sipil dan politik
tersebut. Pada tataran ini diperlukan upaya kedua belah pihak agar tidak terjadi tindak-tindak
penindasan ataupun pengekangan pelaksanaan hak-hak sipil dan politik setiap orang ataupun
warga negara yang berada di negara tersebut. Perjuangan penegakan hak-hak sipil dan politik
telah dimulai jauh sebelum hak-hak tersebut dijamin dalam Konvenan Internasional.

Sumber: Hak Sipil dan Politik, Oleh : Muhardi Hasan dan Estika Sari. DEMOKRASI Vol. IV
No.1 Th. 2005

5. Berikan berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia dan

upaya penegakan HAM dan berikan komentanya. (cari di berbagai media dan

jangan lupa kutip sumbernya)

Tragedi Wamena (4 April 2003)

Pada 4 April 2003 pukul 01.00 waktu Papua, sekelompok massa nggak dikenal
membobol gudang senjata Markas Kodim 1702/Wamena. Penyerangan tersebut menewaskan
dua anggota Kodim, yaitu Lettu TNI AD Napitupulu dan Prajurit Ruben Kana. Kelompok
tersebut juga membawa lari sejumlah senjata dan amunisi.

Selanjutnya, aparat TNI-Polri melakukan penyisiran, penangkapan, penyiksaan,


perampasan secara paksa, dan menyebabkan korban jiwa. Tercatat 42 orang meninggal dunia
karena kelaparan dan 15 orang jadi korban perampasan. Komnas HAM juga menemukan
pemaksaan penandatanganan surat pernyataan, serta perusakan fasilitas umum.

Sumber : www.komnasham.go.id

Upaya Penegakan Komnas HAM, melalui Bagian Dukungan Pemantauan dan Penyelidikan,
melakukan pemantauan ke Jayapura dan Wamena Jayawijaya, Provinsi Papua pada Senin
s.d. Kamis, 14 s.d. 17 Oktober 2019, pasca mendapatkan informasi dan pengaduan
peristiwa di Wamena pada tanggal 23 September 2019 yang menimbulkan korban jiwa,
luka, hancurnya bangunan rumah, toko, fasilitas publik dan juga fasilitas pemerintahan.

Setelah mengkaji dan menganalisis dengan seksama semua data, fakta, informasi dan
temuan di lapangan, keterangan saksi, laporan, dokumen yang relevan, serta berbagai
informasi lainnya, Komnas HAM RI berpendapat bahwa peristiwa Wamena merupakan
sebuah tragedi kemanusiaan.

Komnas HAM juga menilai bahwa peristiwa Wamena tidak terlepas dari peristiwa
diskriminasi ras dan etnis yang terjadi di asrama mahasiswa Papua Surabaya yang
kemudian dipicu adanya komunikasi verbal seorang Guru di SMA PGRI yang dituduhkan
bertendensi negatif dan didasarkan pada rasa kebencian terhadap ras dan etnis Papua.

Anda mungkin juga menyukai