Anda di halaman 1dari 4

Tanggal Praktikum/ Hari : 9 Maret 2011/ Rabu Jam : 1100 - 1400 Dosen pembimbing : 1. Dr. Nastiti Kusumorini 2. Dr.

Drh Aryani Sismin Satyaningtijas, M.Sc

Susunan Saraf Pusat

Kelompok Kecil : P2 4a A2 Nama 1.Mohd Asraf Bin Asmat 2. 3. 4. 5. Nim B04088019 Tandatangan

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor 2011

Teori Pendahuluan Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi. Energi untuk berkontraksi diperoleh dari ATP dan keratin fosfat, tetapi serabut otot hanya mengandung cukup ATP untuk menggerakkan beberapa kekejangan. Sumber tenaga yang dapat menjadi andalan agar ATP terus tersedia adalah sumber yang respirasi molekul-molekul nutrient seluler yang dibawa oleh darah ke serabut. Pada saat kontraksi, ATP dan keratin fosfat akan terurai. ATP akan terurai menjadi ADP ,Adenosin difosfat dan energy, ADP akan akan terurai menjadi AMP (Adenosin Monofosfat) dan energi. Kreatin fosfat akan terurai menjadi keratin dan fosfat. Fosfat yang dihasilkan kemudian akan bergabung dengan ADP menjadi ATP dan akan mengalami peruraian sperti yang disebut tadi. Rangsangan yang dating dari luar akan ditangkap pertama kali oleh sel-sel saraf. Dari sel-sel saraf, rangsangan akan diteruskan ke sel-sel otot. Di dalam otot kan diteruskan pada suatu neurohormnon yang sangat peka terhadap rangsangan ini akan diteruskan ke sel-sel otot. Didalam otot akan diteruskan pada suatau neurohormon yang sangat peka terhadap rangsang yang disebut asetilkolin, sehingga asetilkolin ini teransang. Akibat dari rangsangan ini, asetilkolin akan terurai, akibatnya akan terbentuk miogen. Selanjutnya, miogen ini akan merangsang pembentukan aktomiosin. Rangsangan miogen terhadap aktomiosin akan menyebabkan kontraksi myofibril Sraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan system saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakan) dan antar bagian system saraf dengan lainya. Saraf membawa impuls ke otak atau pusat saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf. Saraf adalah bagian dari system perial. Saraf eferen membawa sinyal sensorik ke system syaraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-krlrnjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls syaraf, atau disebut potensial akson. Dasar Teori 1.Pengaruh besarnya rangsangan terhadap kekuatan kontraksi n.ischiadicus yaitu berkas syaraf terdiri dari banyak serabut syaraf. Tiap serabut syaraf mensyarafi beberapa serabut urat daging (otot) ini disebut satu unit motor. Bila rangsangan yang diberikan pada saraf atau otot kecil saja (subminal) tak satu pun dari unit motor itu yang terangsang . Tapi bila rangsangan diperbesar sedikit (mencapai minimal) mungkin satu dua unit motor terangsang sehingga terjadi kontraksi yang terkecil pada otot itu (kontraksi minimal) . Bila rangsangan diperbesar lagi (subminimal) akan terjadi kontraksi akan terjadi kontraksi yang lebih besar dari kontraksi minimal, yaitu kontraksi submaskimal. Dan bila rangsangan terus diperbesar sampai mencapi maksimal akan menghasilkan kontraksi maksiamal. Rangsangan yang lebih besar dari rangsangan maksimal (supramaksimal) akan menghasilkan kontraksi yang tidak lebih besar dari kontraksi maksimal. Hal ini disebabkan karena seluruh unit motor yang terdapat pada sediaaan otot saraf tersebut sudah terangsang semuanya (sejak rangsangan maksimal tadi). 2.Kontrasi tetanus dan kelelahan Ketika frekuensi rangsangan adalah rendah , kontraksi yang dihasilkan beruba kontraksi sederhana dengan relaksasi sempurna. Disini juga terjadi treppe. Bila frekuensi dipertinggi maka terjadi kontraksi dengan relaksasi yang tidak sempurna, yang tersebut kontraksi tetanus inkomplit. Bila frekuensi dipertinggi lagi otot tidak sempat lagi otot tidak lagi relaksasi terjadi

kontraksi terus yang disebut kontraksi tetanus komplit. Kontraksi ini meningkat terus . Tapi pada suatu saat kontraksi ini menurun, karena otot sudah mengalami kelelahan. 3.Kerja luar otot dengan pembebanan di depan dan pembebanan di belakang Sampai batas tertentu kontraksi otot yang direnggang sebelumnya (pembebanan di sepan). Akan menghasilkan kerja luar yang lebih besar disbanding dengan kerja luar otot tanpa direnggang terlebih dahulu. Perenggangan yang optimal didapatkan apda panjang mula-mula (initial length) yaitu bila otot yang masih intak dengan tulang kerangka yang direnggang sepenuhnya sewaktu hewan hidup. Bila beban 5gram diangkat setinggi 7cm maka kerja luar otot tersebut adalah 35 gram. Tujuan 1.Mempelajari rangsangan minimal , submaksimal, maksimal, dan supramaksimal dan kontraksi maksimal, submaksimal dan maksimal yang dihasilkan nya. 2.Mempelajari terjadinya kontraksi yang berturut-turut (tetanus)dan kelelahan yang diakibatkan. 3.Menghitung kerja luar otot dengan pembebanan di belakang dan pembebanan di muka Bahan dan alat Otot syaraf (n,ischiadicus dan m. gastromius),kimograf ,stimulator , alat pencatat kontraksi dan alat pencata rangsangan (yang terakhir yidak mutlak perlu) dan luratan garam faaali. Tata kerja A.Cara merangsang otot Sediaan untuk pencatatan kontraksi disaipkan, kecepatan pada pengatur harus netral. Saraf atau oto dirangsang tunggal (single shock). Drum -1cm diputar dengan tangan. Dengan mengulangi no3 dan no 4, rangsangan diperbesar. Ini terus diperbesar sampai didapatkan kontraksi maksimal. Tanda garis dasar harus dibuat setiap member rangsangan B.Rangsangan dengan kimograf Rangsangan diatur maksimal atau sedikit diatasnya, kemudian di percepat hingga kecepatan 3. Rangsangan dengan frekuensi rendah sehingga tinggi dibuat sambil dicatat. Setelah tetanus komplit terjasdi, perangsangan diteruskan sampai kontraksinya menurun. Percobaan dihentikan dan diberikan tanda-tanda seperlunya

c.Pembebanan otot Kecepatan kimograf diatur pada netral. Besar rangsangan diatur sedikit diatas minimal. Penahan pencatat kontraksi sedemikian sehingga pada pembebanan dibelakang penahan ini harus menahan pencatat setiap kali penambahan beban, pada setiap pembebanan dimuka penahan ini dikendurkan agar otot dapat terenggang oleh beban sebelum direnggang. Pencatatan dibuat dengan beban dari 0-60 gram. Beban digantung persis dibawah iktan tendo Achilles pada alat pencatat. Bila digantungdiluar itu maka berat beban harus diperhitungkan

dengan mengalikanya dengan jarak pengumpil ke beban dibagi dengan jarak pengumpil ke ikatan dari tendo tersebut. Tinggi pengangkatan beban adalah tinggi kontraksi otot dengan pembebanan dan dapat dihitung sebagai berikut : tinggi kontraksi otot berbanding tinggi pencatatan kontraksi sama dengan jarak pengumpil ke pengikat otot berbanding jarak pengumpil ke ujung alat pencatat.

Anda mungkin juga menyukai