Anda di halaman 1dari 3

1. Pesan dalam Komunikasi Interpersonal. Pada komunikasi interpersonal terdapat empat teori yang berhubungan dengan pesan.

Keempat teori tersebut adalah teori kebohongan interpersonal, teori interaksionisme simbolis, teori manajemen makna terkoordinasi dan teori penyimpangan dugaan. 1.1 Teori Kebohongan Interpersonal Buller dan Burgoon melihat kebohongan dan menelitinya sebagai bagian dari interaksi yang terus berlanjut antarpelaku komunikasi yang menggunakan proses maju mundur.1 Yang mana kebohongan di sini merupakan manipulasi informasi, perilaku dan citra yang bertujuan untuk membuat komunikan percaya akan pernyataan atau kesimpulan yang tidak sesuai dengan hal yang sebenarnya. 1.2 Teori Interaksionisme Simbolik Lahir dari hasil pemikiran guru dan muridnya, George Herbert Mead dan Herbert Blumer dari University of California, teori interaksionisme simbolik memandang bahwa makna yang ada di masyarakat dan susunannya berasal dari percakapan. Terdapat 5 prinsip dasar dalam teori ini. Yaitu meaning, language, thought, self, dan community. Meaning disini adalah bagaimana Blumer melihat bahwa manusia berperilaku pada orang atau benda lain berdasarkan arti yang mereka berikan pada hal tersebut 2. Jadi satu hal saja bisa dimaknai dengan berbeda-beda pada tiap orang. Language adalah bagaimana sebuah kata atau simbol bisa membawa arti yang berbeda-beda pada tiap orang. Bagaimana arti diaplikasikan saat seseorang mengidentifikasi sebuah simbol. Thought adalah bagaimana sebuah simbol kemudian dikonstruksi oleh seseorang dalam pikirannya berdasar pada field of experience yang dimiliki orang tersebut. Self adalah bagaimana seseorang merefleksikan dirinya berdasar dari pendapat orang lain atas dirinya. Jadi seseorang tidak akan menemukan arti dirinya jika dia tidak berada dalam sebuah komunitas. Sedangkan community adalah apa yang dilihat Mead sebagai aktor individu yang menentukan pilihan mereka sendiri. 1.3 Teori Penyimpangan Dugaan Teori ini berpendapat bahwa setiap individu memiliki dugaan tentang perilaku seseorang, yang didasari oleh norma norma sosial dan pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain. Para ilmuwan sebelumnya beranggapan bahwa apabila sebuah dugaan tersebut sesuai dengan kenyataan, maka akan terciptalah penilaian positif terhadap perilaku orang lain dalam sebuah komunikasi. Sedangkan apabila dugaan kita menyimpang, perilaku orang lain yang menjadi lawan bicara kita tersebut dinilai sebagai sesuatu yang bersifat negatif. Anggapan ini dinilai tidak relevan menurut Bargoon dan para koleganya. Bargoon berpendapat bahwa sebuah penyimpangan dugaan tidak selalu memberikan persepsi negatif, tetapi terkadang dapat memberikan perhatian yang melahirkan persepsi positif terhadap komunikasi yang dilakukan. Sebagai contoh, Anda baru saja bertemu dengan orang yang tidak anda kenal sebelumnya. Anda memberikan dugaan bahwa orang yang tidak anda kenal tersebut tidak akan memberikan ketertarikan terhadap komunikasi yang dilakukan dengan anda. Tetapi ternyata dugaan anda salah, orang asing tersebut tiba tiba sangat tertarik dengan anda hingga mendekatkan dirinya secara fisik kepada anda. Secara diam diam ternyata anda juga menyukai orang asing tersebut, dan menyukai caranya mendekati anda. Melalui contoh ini kita dapat melihat bahwa sebuah dugaan yang menyimpang, juga dapat memberikan persepsi positif terhadap komunikasi yang dilakukan.

1 2

Stephen W. Littlejohn. Teori Komunikasi. 2009. hal.226. EM Griffin, Meaning: The Construction of Social Reality in A First Look At Communication Theory. hal. 56.

1.4 Teori Manajemen Keselarasan Makna Teori ini beranggapan bahwa realitas sosial terbentuk melalui percakapan yang terjadi antarmanusia. Teori ini muncul karena si pembuat teori beranggapan bahwa kualitas kehidupan pribadi dan sosial manusia berhubungan langsung dengan kualitas komunikasi yang mereka miliki. 2. Perkembangan Hubungan dalam Komunikasi Interpesonal 2.1 Teori Penetrasi Sosial Menurut Miller dan Stenberg jika sebuah hubungan semakin berkembang maka pihak yang saling berkomunikasi akan semakin dekat dan kedekatan ini bergantung pada tipe informasi yang mereka komunikasikan. Informasi yang diberikan itu antara lain informasi tentang budaya, sosial dan psikologikal. Ciri-ciri dari komunikasi penetrasi sosial adalah semakin bertambahnya karakter yang saling diketahui oleh masing-masing komunikator berarti semakin bertambah karakter interpersonal yang berperan dalam komunikasi mereka. Sebaliknya semakin sedikitnya mereka ketahui tiap individunya semakin impersonal komunikasi itu. Altman dan Taylor mengemukakan teori original social penetration theory. Menurut teori ini, seiring dengan berkembangnya hubungan, komunikasi bergerak dari level yang relatif sedikit dalam, tidak akrab, menuju level yang lebih dalam, lebih personal. Dalam komunikasi tersebut kadar personal masing-masing komunikator tercermin dalam dua dimensi, yaitu dimensi jarak (breadth) dan kedalaman (depth). Jarak merupakan field of experience atau keragaman topik komunikasi suatu individu. Sedangkan kedalaman merupakan intensitas pengetahuan yang disebut breadth, dengan kata lain sejauh apa sebuah pesan bisa dipahami. 2.2 Teori Pengurangan Ketidakpastian Charles Berger dan Richard Calabres berpendapat bahwa komunikasi berfungsi sebagai pengurangan terhadap ketidakpastian. Hal ini dapat dicontohkan dengan bertemunya dua orang yang saling tidak mengenal. Mereka lalu akan menduga-duga dan mencoba mengidentifikasi orang yang ada di hadapannya. Muncul pemikiran apakah si orang yang baru ditemuninya tersebut menyukai film yang sama dengannya, atau darimana dia berasal, topik yang disukainya, dan banyak dugaan lainnya yang membuatnya tertimbun dalam ketidakpastian. Komunikasi kemudian berfungsi sebagai penjembatan antar kedua pihak. Dengan komunikasi, kedua pihak bisa menyelami kepribadian antar pihak dan menghilangkan ketidakpastian akan orang yang baru ditemuinya tersebut. 2.3 Teori Pertukaran Sosial Teori ini menganggap bahwa keberhasilan dalam suatu hubungan diindikasikan dengan kepuasan dari kedua buah pihak, sebagaimana dikemukakan oleh Altman dan Taylor. Setiap hubungan mempunyai nilai, dimana nilai tersebut didapat melalui perhitungan dari reward atau keuntungan yang didapat dari relasi dikurangi cost atau biaya yang dikeluarkan, baik dalam bentuk fisik atau psikologis, untuk membina relasi itu. Dari situ kita bisa menilai apakah hubungan tersebut positif atau negatif dilihat dari perolehan keuntungan dari suatu hubungan. Dengan hal tersebut kita dapat memperkirakan apakah suatu hubungan tersebut dapat memasuki tingkatan yang lebih dalam atau tidak. 2.4 Teori Dialektis Teori ini menggambarkan hubungan sebagai sebuah dialog tanpa henti, keinginan untuk berkonflik dan berdamai setiap saat. West berpendapat bahwa hubungan adalah sebuah kontradiksi abadi. Di saat yang sama seseorang dalam sebuah relasi bisa merasakan keinginan untuk terhubung dan menyendiri, terbuka dan menutup diri, juga keinginan untuk memprediksi dan bertindak scara spontan.

Daftar Pustaka Griffin, EM. 2003. A First Look at Communication Theory. USA: McGraw-Hill Companies. Inc Littlejohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika West, Richard. 2010. Introducing Communication Theory. Singapore: McGraw-Hill Companies Situs http://utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/theoryclusters/LanguageTheoryandLinguisti cs/Coordinated_Management_Meaning.doc (diakses pada 14 Maret 2011)

Anda mungkin juga menyukai