Perhitungan EVA
5.2.1
Perhitungan NOPAT
43
= EBIT (1-T)
EBIT
= EBT + Interest
Dimana :
NOPAT
: Net Operating Profit After Tax (Laba operasi bersih setelah pajak)
EBIT
: Earning Before Interest and Tax (Laba sebelum bunga dan pajak)
EBT
Interest
: Beban bunga
Dengan mengunakan rumus diatas NOPAT untuk tahun 2006 dapat dihitung
dengan menggunakan data-data sebagai berikut:
EBT
= Rp. 5.275.537.000
Interest
= Rp. 11.435.274.000
= 30%
NOPAT
44
= Rp. 17.511.731.000
Interest
= Rp. 11.840.106.000
= 30%
NOPAT
= Rp. 12.820.270.000
Interesrt
= Rp. 15.259.357.000
= 30%
NOPAT
= Rp. 13.954.274.000
Interest
= Rp. 15.785.349.000
= 30%
NOPAT
45
Hasil dari perhitungan NOPAT diatas untuk tahun 2006 -2009, disajikan
dalam tabel 5-1 sebagai berikut:
TABEL 5-1
HASIL PERHITUNGAN NOPAT
TAHUN 2006-2009
Keterangan
2006
2007
2008
2009
EBT
5.275.537.000
17.511.731.000
12.820.270.000
13.954.274.000
Interest
11.435.274.000
11.840.106.000
15.259.357.000
EBIT
16.710.811.000
29.351.837.000
28.079.627.000
29.739.623.000
(1-30%)
70%
70%
70%
70%
NOPAT
11.697.567.700 20.546.285.900 19.655.738.900
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
15.785.349.000
20.817.736.100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa perhitungan NOPAT dari tahun
2006-2009 menunjukkan adanya fluktuasi dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan
NOPAT dari tahun 2006-2007 yaitu sebesar Rp. 11.697.567.700 untuk tahun 2006
kemudian meningkat menjadi Rp. 20.546.285.900 untuk tahun 2007 hal ini
disebabkan EBIT perusahaan meningkat juga pada tahun tersebut, akan tetapi pada
tahun 2008 terjadi penurunan NOPAT menjadi Rp. 19.655.738.900 hal ini
disebabkan karena menurunnya EBIT pada tahun 2008 dibandingkan pada tahun
2007 dan pada tahun 2009 NOPAT tersebut mengalami peningkatan kembali yaitu
dari Rp. 19.655.738.900 menjadi Rp. 20.817.736.100 disertai juga dengan
peningkatan EBIT. Dapat dilihat pula pencapaian nilai NOPAT tertinggi terjadi pada
tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 20.817.736.100 hal ini disebabkan nilai EBIT pada
46
tahun tersebut juga paling tinggi yaitu sebesar Rp. 29.739.623.000, dan nilai NOPAT
terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 11.697.567.700 hal ini disebabkan
EBIT pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar Rp. 16.710.811.000.
5.2.2
47
TABEL 5-2
HASIL PERHITUNGAN NIBL
TAHUN 2006-2009
Keterangan
Total Aktiva
2006
314.993.158.000
2007
2008
2009
403.297.804.000 532.141.190.000 485.914.136.000
Kewajiban Lancar
Hutang usaha
pihak yang
mempunyai
612.292.000
2.011.880.000
2.726.302.000
269.483.000
56.760.126.000
68.214.335.000
95.254.642.000
68.103.701.000
10.620.318.000
12.709.771.000
9.897.372.000
9.092.594.000
3.833.639.000
7.292.843.000
6.144.707.000
3.802.623.000
4.645.201.000
8.325.650.000
8.442.667.000
6.137.009.000
17.047.446.000
27.760.265.000
37.749.670.000
9.439.227.000
93.519.022.000
126.314.744.000
160.215.360.000
96.844.637.000
hubungan
istimewa
Hutang usaha
pihak ketiga
Hutang lainlain
Hutang pajak
Biaya yang
masih harus
dibayar
Pendapatan
diterima
dimuka
Total
kewajiban
lancar
Hutang
2.011.002.000
kepada pihak
yang
48
531.894.000
mempunyai
hubungan
istimewa
Kewajiban
pajak
3.130.788.000
5.640.460.000
6.023.576.000
7.681.390.000
3.642.016.000
4.522.692.000
5.659.527.000
7.404.677.000
3.031.000
2.815.000
2.599.000
2.383.000
8.786.837.000
10.701.254.000
11.954.202.000
15.620.344.000
tangguhan
Cadangan
imbalan pasti
pasca kerja
Goodwill
negatif-bersih
Total
Kewajiban
Tidak
Lancar
NIBL
102.305.859.000 137.015.998.000 172.169.562.000 112.464.981.000
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
Setelah mendapatkan nilai NIBL, langkah selanjutnya adalah menghitung
modal yang diinvestasikan (IC), dengan rumus sebagai berikut :
IC = Total Aktiva - NIBL (Non Interest Bearing Liabilities)
Keterangan :
IC
.Perhitungan untuk nilai IC tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel 5-3.
TABEL 5-3
HASIL PERHITUNGAN IC
TAHUN 2006-2009
Keterangan
2006
2007
49
2008
2009
485.914.136.000
112.464.981.000
373.449.155.000
juga
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai IC pada tahun 2006 yaitu sebesar
Rp. 212.687.299.000 lalu meningkat menjadi Rp. 266.281.806.000 pada tahun 2007,
terjadi peningkatan kembali pada tahun 2008 yaitu menjadi Rp. 359.971.628.000,
dan pada tahun 2009 nilai IC perusahaan juga meningkat menjadi Rp.
373.449.155.000. Peningkatan nilai IC pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
disebabkan oleh peningkatan atas total aktiva dan NIBL pada tahun 2006-2008.
Peningkatan total akiva pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 lebih besar
daripada peningkatan NIBL dari tahun ke tahun. Akan tetapi pada tahun 2009
meningkatannya nilai IC disertai dengan menurunnya total aktiva dan NIBL pada
tahun 2009. Penurunan total aktiva pada tahun 2009 lebih kecil daripada penurunan
NIBL, yaitu sebesar Rp. 46.227.054.000 untuk penurunan total aktiva dan Rp.
59.704.581.000 untuk penurunan NIBL pada tahun 2009.
5.2.3
50
menanggung bunga. Biaya hutang ini dapat ditentukan berdasarkan atas tingkat
bunga pinjaman yang diberlakukan oleh perusahaan. Besarnya pajak yang dihitung
adalah besarnya pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh pemerintah. Tarif
pajak yang digunakan dalam menghitung biaya hutang sebesar 30%. Data-data yang
digunakan untuk menghitung biaya hutang adalah neraca (balance sheet). Berikut ini
rumus yang digunakan untuk menghitung biaya hutang adalah:
Biaya utang = Kd (1-T)
Kd
= Utang
x suku bunga rata-rata
Total utang
Keterangan :
Kd
Tax
= tarif pajak
Kd (1-T)
Berikut ini tingkat bunga untuk menghitung biaya hutang yang diterapkan
oleh PT. Panorama Sentrawisata Tbk untuk tahun 2006 - 2009 :
1.
Pinjaman
ini
diberikan
kepada
perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 4,95% - 19,5% untuk tahun 2006,
7% - 19% untuk tahun 2007, 8,75% - 17% untuk tahun 2008, dan 11,75% 17,50% untuk tahun 2009.
2. Utang bank
kepada perusahaan dengan tingkat bunga 7,25% - 19% untuk tahun 2006 dan
tahun 2007, 7% - 19% untuk tahun 2008, 7% - 17,27% untuk tahun 2009.
3. Utang pembelian aset tetap
Tingkat
bunga
yang
diterapkan
oleh
perusahaan atas hutang pembelian aktiva tetap sebesar 7.97% - 12,25% untuk
51
tahun 2006, 5,5% - 18,22% untuk tahun 2007, 5,10% - 17,27% untuk tahun
2008 dan tahun 2009.
4. Hutang sewa guna usaha
Tingkat
bunga
yang
diterapkan
perusahaan atas hutang sewa guna usaha sebesar 7,75% - 19,17% untuk tahun
2006, dan 7,75% untuk tahun 2007.
5. Kewajiban lain-lain
= Rp. 40.729.709.000
Utang bank
= Rp. 28.292.689.000
= Rp. 1.258.006.000
= Rp.
Kewajiban lain-lain
= Rp. 12.773.699.000 +
Total Utang
= Rp. 83.132.627.000
52
78.524.000
Utang bank
= Rp.
78.524.000 x 13,46%
Rp. 83.132.627.000
= 0,00012
Kewajiban lain-lain
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2006 disajikan pada tabel 5-4,
adalah sebagai berikut :
TABEL 5-4
HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG
TAHUN 2006
Keterangan
2006
Suku
Suku
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
0.0599
0,7
0,04193
rataPinjaman
40.729.709.00
4,95
angka
-19,5%
rata
0,12225 0,4899
53
pendek
Utang
28.292.689.00
7,25
bank
Utang
19%
7,97%
pembelian
1.258.006.000
aset tetap
Kewajiban
0,13125 0,3403
0,1011
0,0151
0,1346
0,0009
0,0446
6
0,0015
3
0,7
0,03129
0,7
0,0011
0,7
0,000084
0.7
0,00693
12,25%
7,75
sewa guna
78.524.000
usaha
Kewajiban
12.773.699.00
4,71
lain-lain
Total
0
83.132.627.00
8,2%
19,17%
0,06455 0,1537
0,0001
2
0,0099
2
0,5515
0,1161
0
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
0,0813
Berdasarkan tabel 5-4 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman
jangka pendek yaitu sebesar 0,04193 dan biaya utang terendah berasal dari
kewajiban sewa guna usaha yaitu sebesar 0,000084.
Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama seperti diatas,
maka perhitungan biaya utang untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
= Rp. 49.943.900.000
Utang bank
= Rp. 33.298.463.000
= Rp. 2.117.017.000
= Rp.
Kewajiban lain-lain
Total
= Rp. 11.170.896.000 +
= Rp. 96.541.493.000
11.217.000
54
= 0,0673
Utang bank
= Rp.
11.217.000 x 7,75%
Rp. 96.541.493.000
= 0,00001
Kewajiban lain-lain
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2007 dapat disajikan pada
tabel 5-5 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-5
HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG
TAHUN 2007
Keterangan
2007
Suku
Suku
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
bunga
bunga
utang
0,5173
0.0673
0,7
0,04711
0,13125 0,3450
0,0453
0,7
0,03171
ratarata
Pinjaman
jangka
pendek
Utang
49.943.900.00
19%.
33.298.463.00
7,25
0,13
55
bank
Utang
pembelian
2.117.017.000
aset tetap
19%
5,5 18,22%
0,1186
0,0219
0,0026
0,7
0,00182
0,0775
0,0001 0,00001
0,7
0,00007
0.7
0,00539
Kewajiban
sewa guna
11.217.000
7,75%
usaha
Kewajiban
11.170.896.00
lain-lain
Total
5,378%
0,06685 0,1157
0,0077
96.541.493.00
0,52385
0,12291
0
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis.
0,086037
Berdasarkan pada tabel 5-5 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman
jangka pendek yaitu sebesar 0,04711 dan biaya utang terendah berasal dari
kewajiban sewa guna usaha sebesar 0,00007.
Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama, maka biaya
utang untuk tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut:
= Rp. 71.919.492.000
Utang bank
= Rp. 41.345.247.000
= Rp. 17.331.268.000
Kewajiban lain-lain
Total
= Rp. 6.416.895.000 +
= Rp. 137.012.902.000
Utang bank
56
Rp. 137.012.902.000
= 0,0392
Utang pembelian aset tetap
Kewajiban lain-lain
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2008 dapat disajikan pada
tabel 5-6 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-6
HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG
TAHUN 2008
Keterangan
2008
Suku
Suku
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
0.0676
0,7
0,04732
0,0392
0,7
0,02744
ratarata
Pinjaman
jangka
71.919.492.000
pendek
Utang
41.345.247.000
8,75
0,12875 0,5249
17%.
7
0,13
57
0,3018
bank
Utang
19%
pembelian
aset tetap
Kewajiban
lain-lain
Total
17.331.268.000
6.416.895.000
5,10 17,27%
8,2%
0,11185 0,1265
0,082
0,0468
0,0141
0,7
0,00987
0,0038
0.7
0,00266
137.012.902.00
0,4526
0,1247
0
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis.
0,08729
Berdasarkan tabel 5-6 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman
jangka pendek yaitu sebesar 0,04732 dan biaya utang terendah berasal dari
kewajiban lain-lain yaitu sebesar 0,00266.
Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama, maka
perhitungan biaya utang untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Total utang yang menanggung bunga untuk tahun 2009 sebagai berikut:
Pinjaman jangka pendek
= Rp. 68.400.974.000
Utang bank
= Rp. 54.150.841.000
= Rp. 16.446.029.000
Kewajiban lain-lain
= Rp.
Total
= Rp. 142.377.048.000
3.379.204.000 +
58
Utang bank
Kewajiban lain-lain
Hasil perhitungan biaya utang untuk tahun 2009 disajikan dalam tabel 5-7
adalah sebagai berikut :
TABEL 5-7
HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG
TAHUN 2009
Keterangan
2009
Suku
Suku
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
0.0703
0,7
0,04921
0,0461
0,7
0,03227
ratarata
Pinjaman
11,75 -
jangka
68.400.974.000
pendek
Utang
54.150.841.000
bank
0,12135 0,3803
-17,27
59
%
Utang
pembelian
aset tetap
Kewajiban
lain-lain
Total
16.446.029.000
3.379.204.000
5,10
17,27%
8,2%
0,11185 0,1155
0,082
142.377.048.00
0,0237
0,0129
0,7
0,00903
0,0019
0.7
0,00133
0,46145
0,1312
0
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
0,09184
Berdasarkan dari tabel 5-7 biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman jangka
pendek yaitu sebesar 0,04921 dan biaya utang terendah berasal dari kewajiban lainlain yaitu sebesar 0,00133.
Berikut ini hasil dari perhitungan biaya utang dari tahun 2006-2009 adalah
sebagai berikut :
Tahun 2006 : 0,0813
Tahun 2007 : 0,086037
Tahun 2008 : 0,08729
Tahun 2009 : 0,09184
Berdasarkan hasil perhitungan biaya utang diatas terjadi peningkatan atas
biaya utang dari tahun ketahun nya. Peningkatan biaya utang setelah pajak
disebabkan oleh total utang yang menanggung bunga juga ikut meningkat dari tahun
ke tahunnya. Nilai biaya utang tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar
0,09184 yang disebabkan oleh total utang yang menanggung bunga pada tahun
tersebut juga paling tinggi pada tahun tersebut. Nilai biaya utang yang terendah
terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,0813 hal ini disebabkan oleh total utang yang
60
menanggung bunga pada tahun 2006 juga yang paling rendah daripada tahun-tahun
yang lainnya.
5.2.3.2 Biaya Ekuitas
Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan biaya yang diharapkan oleh investor
terhadap sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dimana investor tersebut
melakukan investasi, ekuitas ini berasal dari tingkat pengembalian saham biasa
sebuah perusahaan. Data yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas adalah
suku bunga SBI, IHSG dan ISHI.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi biaya ekuitas
dalam menghitung biaya modal laba ditahan adalah dengan menggunakan model
Penetapan Aktiva Modal (CPAM). Langkah-langkah yang digunakan untuk
menghitung CAPM yaitu :
Langkah 1
Langkah 1
Krf merupakan tingkat suku bunga bebas resiko yang diwakili oleh tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perhitungan tingkat bebas resiko (krf)
dapat dilihat pada tabel 5-8 berikut ini :
TABEL 5-8
HASIL PERHITUNGAN Krf
TAHUN 2006 2009
61
Keterangan
2006
2007
Januari
12,75
9,50
Februari
12,74
9,25
Maret
12,73
9,00
April
12,74
9,00
Mei
12,50
8,75
Juni
12,50
8,75
Juli
12,25
8,25
Agustus
11,75
8,25
September
11,25
8,25
Oktober
10,75
8,25
November
10,25
8,25
Desember
9,75
8,00
Total
141,96
103,5
Rata-rata
11,83
8,63
Sumber : Tingkat suku bunga SBI dan BI Rate
2008
8,00
7,93
7,96
7,99
8,31
8,73
9,23
9,28
9,71
10,98
11,24
9,25
108,25
9,02
2009
8,75
8,25
7,75
7,50
7,25
7,00
6,75
6,50
6,50
6,50
6,50
6,50
85,75
7,15
Berdasarkan tabel 5-8 dari perhitungan Krf atau tingkat bebas resiko diatas
dapat diketahui bahwa nilai Krf mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Pada tahun
2006 tingkat bebas resiko nya sebesar 11,83%, pada tahun 2007 mengalami penurun
menjadi 8,63%, lalu pada tahun 2008 tingkat bebas resiko mengalami peningkatan
menjadi 9,02%. Akan tetapi tingkat bunga bebas resiko pada tahun 2009 mengalami
penurunan kembali menjadi 7,15%. Tingkat krf yang paling tinggi terjadi pada tahun
2006 yaitu sebesar 11,83%, dan tingkat Krf yang paling rendah terjadi pada tahun
2009 yaitu sebesar 7,15%.
Langkah 2 : Mengestimasi Koefisien Beta Saham dan menggunakannya
sebagai Indeks Resiko Saham
Beta suatu saham merupakan suatu ukuran untuk mngetahui tingkat
pergerakan pengembalian saham yang telah ada terhadap saham pasar. Data yang
diperlukan untuk menghitung nilai beta saham adalah data IHSG dan IHSI yang
diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Rumus yang digunakan untuk
menghitung beta suatu saham adalah :
= N ( XY) ( X) ( Y)
N ( X 2) ( X) 2
62
Keterangan :
= Jumlah periode
Berikut ini adalah hasil perhitungan koefisien beta saham selama tahun 20062009 :
TABEL 5-9
HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN BETA SAHAM
TAHUN 2006
BULAN
X
Januari
1.232,321
Februari
1.230,664
Maret
1.322,974
April
1.464,406
Mei
1.329,996
Juni
1.310,263
Juli
1.351,649
Agustus
1.431,262
September
1.534,615
Oktober
1.582,626
November
1.718,961
Desember
1.805,523
Total
17.315,260
Sumber : IHSG dan IHSI 2006
Y
475
475
475
475
450
450
450
450
445
445
445
500
5.535
2006 = N ( XY) ( X) ( Y)
63
XY
585.352,475
584.565,400
628.412,650
695.592,850
598.498,200
589.618,350
608.242,050
644.067,900
682.903,675
704.268,570
764.937,645
902.761,500
7.989.221,265
X2
1.518.615,047
1.514.533,881
1.750.260,205
2.144.484,933
1.768.889,360
1.716.789,129
1.826.955,019
2.048.510,913
2.355.043,198
2.504.705,056
2.954.826,920
3.259.913,304
25.363.526,964
N ( X 2) ( X) 2
= 12(7.989.221,265)-(17.315,260)(5.535)
12(25.363.526,964)-(17.315,260) 2
= 95.870.655,18 95.839.964,1
304.362.323.6 - 299.818.228,9
= 30.691,08
4.544.094,696
= 0,0068
TABEL 5-10
HASIL KOEFISIEN BETA SAHAM
TAHUN 2007
BULAN
X
Y
Januari
1.757,258
510
Februari
1.740,971
510
Maret
1.830,924
670
April
1.999,167
800
Mei
2.084,324
2175
Juni
2.139,278
2450
Juli
2.348,673
2050
Agustus
2.194,339
1570
September
2.359,206
1250
Oktober
2.643,487
960
November
2.688,332
920
Desember
2.745,826
890
Total
26.531,785
14.755
Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2007
XY
896.201,580
887.895,210
1.226.719,080
1.599.333,600
4.533.404,700
5.241.231,100
4.814.779,650
3.445.112,230
2.949.007,500
2.537.747,520
2.473.265,440
2.443.785,140
33.048.482,750
2007 = N ( XY) ( X) ( Y)
N ( X 2) ( X) 2
= 12 (33.048.482,750) (26.531,785) (14.755)
12 (60.040.758,329) (26.531,785) 2
= 396.581.793 391.476.487,7
64
X2
3.087.955,679
3.030.980,023
3.352.282,694
3.996.668,694
4.344.406,537
4.576.510,361
5.516.264,861
4.815.123,647
5.565.852,950
6.988.023,519
7.227.128,942
7.539.560,422
60.040.758,329
720.489.100 703.935.615,3
= 5.105.305,325
16.553.484,67
= 0,3084
TABEL 5-11
HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN BETA SAHAM
TAHUN 2008
BULAN
X
Januari
2.627,251
Februari
2.721,944
Maret
2.447,299
April
2.304,516
Mei
2.444,349
Juni
2.349,105
Juli
2.304,508
Agustus
2.165,943
September
1.832,507
Oktober
1.256,704
November
1.241,541
Desember
1.355,408
Total
25.051,075
Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2008
Y
790
335
245
270
445
510
530
450
220
115
110
125
4.145
2008 = N ( XY) ( X) ( Y)
N ( X 2) ( X) 2
= 12 (9.544.697,560) (25.051,075) (4.145)
12 (55.422.637,632) (25.051,075) 2
= 114.536.370,7 103.836.705,9
665.071.651,6 627.556.358,7
= 10.699.664,85
37.515.292,93
65
XY
2.075.528,290
911.851,240
599.588,255
622.219,320
1.087.735,305
1.198.043,550
1.221.389,240
974.674,350
403.151,540
144.520,960
136.569,510
169.426,000
9.544.697,560
X2
6.902.447,817
7.408.979,139
5.989.272,395
5.310.793,994
5.974.842,034
5.518.294,301
5.310.757,122
4.691.309,079
3.358.081,905
1.579.304,944
1.541.424,055
1.837.130,846
55.422.637,632
= 0,2852
TABEL 5-12
HASIL PERHITUNGA KOEFISIEN BETA
TAHUN 2009
BULAN
X
Januari
1.332,667
1.285,476
Februari
Maret
1.434,074
April
1.722,766
Mei
1.916,831
Juni
2.026,780
Juli
2.323,236
Agustus
2.341,537
September
2.467,591
Oktober
2.367,701
November
2.415,837
Desember
2.534,356
Total
24.168,852
Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2009
Y
128
118
121
129
188
245
191
190
195
185
195
200
2.085
XY
170.581,376
151.686,168
173.522,954
222.236,814
360.364,228
496.561,100
443.738,076
444.892,030
481.180,245
438.024,685
471.088,215
506.871,200
4.360.747,091
X2
1.776.001,333
1.652.448,547
2.056.568,237
2.967.922,691
3.674.241,083
4.107.837,168
5.397.425,512
5.482.795,522
6.089.005,343
5.606.008,025
5.836.268,411
6.422.960,335
51.069.482,207
2009 = N ( XY) ( X) ( Y)
N ( X 2) ( X) 2
= 12 (4.360.747,091) (24.168,852) (2.085)
12 (51.069.482,207) (24.168,852) 2
= 52.328.965,09 50.392.056,42
612.833.786,8 584.133.407,0
= 1.936.908,672
28.700.379,480
= 0,0675
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai koefisien beta
sahamnya adalah sebagai berikut :
66
Tahun 2006
: 0,0068
Tahun 2007
: 0,3084
Tahun 2008
: 0,2852
Tahun 2009
: 0,0675
Dari hasil perhitungan koefisien beta diatas terjadi fluktuasi atas nilai
koefisien beta dari tahun ke tahunnya. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta
saham yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,3084 yang artinya
jika harga pasar saham naik/turun sebesar 1% maka harga saham tersebut akan
naik/turun sebesar 0,3084 dari perubahan harga pasar dan memiliki resiko 0,3084
kali dari resiko rata-rata pasar. Sedangkan untuk nilai koefisien beta yang terendah
terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,0068 yang artinya jika harga pasar saham
naik/turun sebesar 1% maka harga saham tersebut akan naik/turun sebesar 0,0068
dari perubahan harga pasar dan memiliki resiko 0,0068 kali dari resiko rata-rata
pasar. Dengan kata lain koefisien beta perusahaan pada tahun 2006 sampai dengan
2009 terdapat pada kisaran 0-1 yang berarti resiko saham perusahaan lebih rendah
daripada resiko rata-rata saham secara umum.
Langkah 3 : Mengestimasi Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dari Pasar
Setelah menghitung tingkat bebas resiko dan koefisien beta, maka langkah
selanjutnya adalah menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar
(Km). Data yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang
diharapkan dari pasar adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh
dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Dalam menghitung tingkat pengembalian
yang diharapkan dari pasar dapat digunakan rumus sebagai berikut, yaitu :
Km = IHSGn IHSGn-1
IHSGn-1
67
Keterangan:
Km
IHSGn
IHSGn-1
Berikut ini perhitungan pengembalian yang diharapkan dari pasar untuk tahun
2006-2009 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-13
HASIL PERHITUNGAN Km
TAHUN 2006
Keterangan
IHSG n-1
Januari
1.162,635
Februari
1.232,321
Maret
1.230,664
April
1.322,974
Mei
1.464,406
Juni
1.329,996
Juli
1.310,263
Agustus
1.351,649
September
1.431,262
Oktober
1.534,615
November
1.582,626
Desember
1.718,961
Total
16.672,372
Sumber : Data IHSG tahun 2006
IHSG n
1.232,321
1.230,664
1.322,974
1.464,406
1.329,996
1.310,263
1.351,649
1.431,262
1.534,615
1.582,626
1.718,961
1.805,523
17.315,260
TABEL 5-14
HASIL PERHITUNGAN Km
68
Km
0,059937986
-0,001344617
0,075008288
0,106904595
-0,091784655
-0,014836887
0,031586025
0,058900647
0,072211098
0,031285371
0,086144800
0,050357163
0,464369814
TAHUN 2007
Keterangan
IHSG n-1
Januari
1.805,523
Februari
1.757,258
Maret
1.740,971
April
1.830,924
Mei
1.999,167
Juni
2.084,324
Juli
2.139,278
Agustus
2.348,673
September
2.194,339
Oktober
2.359,206
November
2.643,487
Desember
2.688,332
Total
25.591,482
Sumber : Data IHSG tahun 2007
IHSG n
1.757,258
1.740,971
1.830,924
1.999,167
2.084,324
2.139,278
2.348,673
2.194,339
2.359,206
2.643,487
2.688,332
2.745,826
26.531,785
Km
-0,026731867
-0,009268417
0,051668293
0,091889669
0,042596241
0,026365383
0,097881154
-0,065711148
0,075132876
0,120498591
0,016964335
0,021386495
0,442671607
TABEL 5-15
HASIL PERHITUNGAN Km
TAHUN 2008
Keterangan
Januari
Februari
IHSG n-1
2.745,826
2.627,251
IHSG n
2.627,251
2.721,944
69
Km
-0,043183727
0,036042616
Maret
2.721,944
April
2.447,299
Mei
2.304,516
Juni
2.444,349
Juli
2.349,105
Agustus
2.304,508
September
2.165,943
Oktober
1.832,507
November
1.256,704
Desember
1.241,541
Total
26.441,493
Sumber : Data IHSG 2008
2.447,299
2.304,516
2.444,349
2.349,105
2.304,508
2.165,943
1.832,507
1.256,704
1.241,541
1.355,408
25.051,075
-0,100900312
-0,058343096
0,060677817
-0,038964976
-0,018984677
-0,060127802
-0,153944956
-0,314215989
-0,012065689
0,091714249
-0,612296543
TABEL 5-16
HASIL PERHITUNGAN Km
TAHUN 2009
Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
IHSG n-1
1.355,408
1.332,667
1.285,476
1.434,074
1.722,766
1.916,831
IHSG n
1.332,667
1.285,476
1.434,074
1.722,766
1.916,831
2.026,780
70
Km
-0,016777974
-0,035410947
0,115597646
0,201308998
0,112647336
0,057359778
Juli
2.026,780
Agustus
2.323,236
September
2.341,537
Oktober
2.467,591
November
2.367,701
Desember
2.415,837
Total
22.989,904
Sumber : IHSG tahun 2009
2.323,236
2.341,537
2.467,591
2.367,701
2.415,837
2.534,356
24.168,852
0,146269452
0,007877374
0,053833871
-0,040480777
0,020330270
0,049059187
0,671614215
Berikut ini hasil perhitungan dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari
pasar (Km) yaitu :
Tahun 2006 : 0,464369814
Tahun 2007 : 0,442671607
Tahun 2008 : -0,612296543
Tahun 2009 : 0,671614215
Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat pengembalian yang diharapkan
dari pasar (Km) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 diatas sangat terlihat
jelas tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar yang tertinggi terjadi pada
tahun 2009 yaitu sebesar 0,671614215 dan tingkat pengembalian yang diharapkan
dari pasar yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,612296543.
Selanjutnya setelah menghitung tingkat bebas resiko, koefisien beta dan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari pasar langkah selanjutnya adalah menghitung
biaya ekuitas dengan menggunakan pendekatan CAPM. Biaya ekuitas (Ks) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Ks = Krf + (Km-Krf)
Keterangan :
Ks
71
Krf
Km
= 0,1183
Km
= 0.464369814
Beta
= 0,0068
Ks
= 0,0863
Km
= 0,442671607
Beta
= 0,3084
Ks
= 0,0902
72
Km
= -0,612296543
Beta
= 0,2852
Ks
= 0,0715
Km
= 0,671614215
Beta
= 0,0675
Ks
73
Beta
0,0068
0,3084
0,2852
0,0675
Ks
0,1207
0,1962
-0,1102
0,1120
Berdasarkan tabel 5-17 diatas sangat terlihat bahwa biaya ekuitas pada
perusahaan tersebut mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Biaya ekuitas pada
tahun 2006 sebesar 0,1207 meningkat menjadi 0,1962 pada tahun 2007. Akan tetapi
tingkat biaya ekuitas pada tahun 2008 menurun menjadi negatif menjadi -0,1102, dan
pada tahun 2009 tingkat biaya ekuitas kembali meningkat menjadi 0,1120. fluktuasi
dari biaya ekuitas perusahaan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga bebas resiko
(Krf), koefisien beta dan tingkat pengembalian atas pasar (Km) juga mengalami
fluktuasi juga dari tahun ke tahunnya. Tingkat biaya ekuitas tertinggi terjadi pada
tahun 2007 sebesar 0,1962, hal ini disebabkan tingginya tingkat koefisien beta pada
tahun tersebut yaitu sebesar 0,3084. Dan biaya ekuitas terendah terjadi pada tahun
2008 yaitu sebesar -0,1102, hal ini disebabkan tingkat pengembalian yang
diharapkan dari pasar pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar
-0,612296543.
5.2.3.3 WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Langkah selanjutnya setelah menghitung biaya modal yang terdiri dari biaya
hutang dan biaya ekuitas adalah menghitung WACC (Weighted Average Cost of
Capital). WACC dapat dihitung dengan menggunakam rumus sebagai berikut :
WACC = { (Wd x Kd) (1-T) + (Ws x Ks) }
Keterangan :
WACC
Wd
Kd
T (Tax)
= Tarif pajak
74
Ws
Ks
Dengan menggunakan rumus WACC diatas maka WACC pada tahun 2006
dapat dihitung sebagai berikut :
Wd
Kd (1-T)
= 0,0813
Ws
Ks
= 0,1207
WACC
Kd (1-T)
= 0,086037
Ws
Ks
= 0,1962
WACC
75
Kd (1-T)
= 0,08729
Ws
Ks
= -0,1102
WACC
Kd (1-T)
= 0,09184
Ws
Ks
= 0,1120
WACC
76
TABEL 5-18
HASIL PERHITUNGAN WACC
TAHUN 2006-2009
Tahun
Total hutang
Total ekuitas
Wd
Kd(1-T)
2006
83.132.627.000 129.554.672.000 0,3909
0,0813
2007
96.541.493.000 169.740.313.000 0,3626 0,086037
2008 137.012.902.000 222.958.726.000 0,3806 0,08729
2009 142.377.048.000 231.072.107.000 0,3812 0,09184
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
Ws
Ks
0,6091 0,1207
0,6374 0,1962
0,6194 -0,1102
0,6188 0,1120
Berdasarkan tabel 5-18 dapat telihat nilai WACC pada tahun 2006-2009
sangat fluktuasi. Nilai WACC pada tahun 2006 sebesar 0,1053 lalu meningkat pada
tahun 2007 menjadi 0,1563, akan tetapi nilai WACC pada tahun 2008 menurun
menjadi negatif yaitu sebesar -0,0351. Pada tahun 2009 nilai WACC mengalami
peningkatan kembali menjadi 0,1043. Fluktuasi WACC sangat terlihat dari biaya
ekuitas (Ks) perusahaan yang mengalami fluktuasi juga. Nilai WACC tertinggi
terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,1563 hal ini disebabkan tingkat biaya ekuitas
yang mempengaruhi WACC juga paling tinggi yaitu sebesar 0,1962. WACC yang
paling rendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -0,0351 hal ini disebabkan
tingkat biaya ekuitas pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar -0,1102.
5.2.4
Perhitungan EVA
Langkah terakhir setelah menghitung NOPAT, IC dan WACC adalah
menghitung EVA yang nantinya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan bagi
para investor yang akan melakukan investasi. EVA dapat dhitung dengan
menggunakan rumus :
EVA = NOPAT ( IC x WACC )
Keterangan :
77
WACC
0,1053
0,1563
-0,0351
0,1043
EVA
NOPAT
IC
WACC
Berdasarkan rumus EVA diatas, maka EVA untuk tahun 2006 dapat dihitung
sebagai berikut :
NOPAT
= Rp. 11.697.567.700
IC
= Rp. 212.687.299.000
WACC
= 0,1053
EVA
= Rp. 20.546.285.900
IC
= Rp. 266.281.806.000
WACC
= 0,1563
EVA
= Rp. 19.655.738.900
IC
= Rp. 359.971.628.000
78
WACC
= - 0,0351
EVA
= Rp. 20.817.736.100
IC
= Rp. 373.449.155.000
WACC
= 0,1043
EVA
NOPAT
11.697.567.700
IC
212.687.299.00
WACC
0,1053
EVA
-10.698.404.880
20.546.285.900
0
266.281.806.00
0,1563
-21.073.560.380
19.655.738.900
0
359.971.628.00
-0,0351
32.290.743.040
20.817.736.100
0
373.449.155.00
0,1043
-18.133.010.770
0
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
79
Berdasarkan tabel 5-19 dapat dilihat nilai EVA yang sangat fluktuasi.
Fluktuasi nilai EVA disebabkan oleh NOPAT dan biaya modal perusahaan. Pada
tahun 2006 nilai EVA perusahaan bernilai negatif yaitu sebesar Rp 10.698.404.880.
Pada tahun 2007 nilai EVA yang dihasilkan perusahaan kembali menurun dan
bernilai negatif sebesar Rp. 21.073.560.380, meskipun terjadi peningkatan
NOPAT, namun EVA masih tetap negatif. Hal ini dikarenakan tingkat kenaikkan
NOPAT sebesar 75,65% lebih kecil daripada tingkat kenaikan biaya modal sebesar
85,84% pada tahun tersebut. Akan tetapi pada tahun 2008 nilai EVA meningkat dan
bernilai positif sebesar Rp 32.290.743.040, meskipun NOPAT yang dihasilkan
perusahaan pada tahun tersebut menurun. Hal ini dikarenakan tingkat penurunan
NOPAT sebesar 4,33% lebih kecil daripada tingkat penurunan biaya modal sebesar
130,36%. Sedangkan pada tahun 2009 nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan
kembali menurun dan bernilai negatif sebesar Rp 18.133.010.770, meskipun nilai
NOPAT pada tahun tersebut mengalami kenaikkan. Hal ini dikarenakan tingkat
kenaikan atas nilai NOPAT sebesar 5,91% lebih kecil daripada tingkat kenaikan
biaya modal sebesar 408,28%. Nilai EVA tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu
sebesar Rp. 32.290.743.040 hal ini disebabkan biaya modal lebih kecil daripada
NOPAT yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar Rp. 19.655.738.900. Sedangkan
nilai EVA terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 21.073.560.380, hal
ini disebabkan tingginya biaya modal yang dikeluarkan pada tahun tersebut
dibandingkan
dengan
NOPAT
yang
dihasilkan
20.817.736.100.
5.3
80
perusahaan
sebesar
Rp.
EVA merupakan salah satu konsep untuk mengukur kinerja suatu perusahaan
yang digunakan oleh investor untuk membantu dalam mengambil keputusan untuk
melakukan investasi. EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen.
EVA menggunakan biaya modal dalam perhitungannya, biaya modal yang dimaksud
merupakan biaya yang harus dibayar oleh perusahaan atas penggunaaan dana untuk
investasi yang dilakukan perusahaan yang juga mencerminkan tingkat pengembalian
investor.
Berdasarkan tabel 5-19 dapat dilihat nilai EVA yang dihasilkan pada PT.
Panorama Sentrawisata Tbk sangat fluktuatif hal ini dapat menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Pada tahun 2006 kinerja perusahaan pada tahun tersebut
menghasilkan kinerja yang kurang baik hal ini dapat dilihat pada nilai EVA yang
negatif yaitu sebesar Rp.10.698.404.880, dengan kata lain manajemen perusahaan
belum berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya sendiri dan investor,
sehingga laba bersih setelah pajak (NOPAT) yang telah dihasilkan pada tahun
tersebut tidak dapat menutupi biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Pada tahun 2007 kinerja perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk juga
kurang baik hal ini disebabkan oleh nilai EVA yang diperoleh kembali bernilai
negatif pada tahun tersebut yaitu sebesar Rp. 21.073.560.380 dengan kata lain
manajemen perusahaan juga belum bisa menciptakan nilai tambah bagi
perusahaannya dan investor pada tahun tersebut, sehingga NOPAT yang dihasilkan
belum bisa menutupi biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Akan tetapi pada tahun 2008 kinerja perusahaan PT. Panorama Sentrawisata
Tbk mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dengan nilai EVA yang dihasilkan
81
oleh perusahaan bernilai positif yaitu sebesar Rp. 32.290.743.040 dengan kata lain
manajemen perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi perusahaannya dan investor
di tahun 2008, sehingga NOPAT yang dihasilkan oleh perusahaan dapat menutupi
biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Pada tahun 2009 nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan kembali
mengalami penurun dan bernilai negatif sebesar Rp 18.133.010.770, sehingga
manajemen perusahaan belum berhasil menciptakan nilai bagi perusahaan dan
investornya kembali, hal ini NOPAT yang dihasilkan pada tahun tersebut kembali
tidak dapat menutupi biaya modal yang harus dibayarkan perusahaan.
82