Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK PELAPORAN DAN AKUNTANSI

KEUANGAN
CASE PT.GREAT RIVER INTERNATIONAL Tbk.

OLEH KELOMPOK II :
PRAYOGA ARDIANSYAH PUTRA
CAESAR ARIF BUDIMAN
REZA MORYADI
EKA HARIYANI
SYARIFAH FARRA ANNISA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2009
A. Selayang Pandang

PT Great River International merupakan perusahaan pakaian jadi berkualitas tinggi dan
terkemuka di Indonesia. PT Great River International Didirikan oleh Sukanta Tanudjaja dan
Sunjoto Tanudjaja pada tahun 1976 dengan nama PT. Great River Garments Industries.
Kemudian pada tahun 1996 Berganti nama menjadi PT Great River International. Pada awalnya,
PT Great River International mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini ditandai dengan
diperolehnya beberapa kali penghargaan dari majalah Asiamoney dan berhasil lulus sertifikasi
ISO 9002 untuk quality management.
Namun mulai tahun 2002, PT. Great River International mulai mengalami kesulitan
keuangan dengan mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
ke Pengadilan Niaga. Permohonan PKPU tersebut diajukan sehubungan dengan permohonan
pailit yang diajukan oleh Citibank atas utang senilai US $10 juta yang berasal dari US $ 2 juta
dari Revolving Credit Agreement pada 16 Februari 1994 dan US $ 8 juta dari Revolving Credit
Agreement-Domestic Trade Payable Onshore tanggal 16 November 1995.. PT Great River
International memperkirakan jumlah kewajibannya yang telah dan akan jatuh tempo, di luar
utangnya kepada Citibank, adalah sebesar US $179.291.292. Sedangkan total aset yang dimiliki
diperkirakan sebesar Rp1.674.716.315.355.
Perusahaan garmen PT Great River International Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp
1,023 trilyun per September 2002, melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang
masih membukukan rugi bersih Rp 11,298 milyar. Demikian dikemukakan Dirut Great River
Sunjoto Tanudjaja dalam laporan keuangan kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Lonjakan laba bersih itu lebih disebabkan adanya pendapatan pos luar biasa dari hasil
restrukturisasi utang sebesar Rp 1,277 trilyun. Dari total utang sebesar 172,5 juta dollar AS,
Great River memperoleh potongan utang (hair cut) sebesar 85 persen atau untuk setiap dollar
utangnya, perseroan hanya membayar 15 sen. Oleh karena itu, pos-pos yang tadinya untuk
membayar utang, karena ada koreksi pembukuan, berubah menjadi keuntungan. Secara langsung,
pendapatan dari pos luar biasa tersebut tidak mempengaruhi aliran dana tunai (cash flow)
perusahaan, tetapi mengubah struktur keuangan perseroan menjadi positif.
Sebagaimana dialami berbagai emiten lainnya, perusahaan garmen ini mengalami kesulitan
keuangan semenjak krisis ekonomi tahun 1998. Melonjaknya nilai tukar dollar AS terhadap
rupiah membuat nilai utang perseroan melejit ke atas. Proses restrukturisasi yang sudah dirintis
manajemen selama 4 tahun, sejak tahun 1998 tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan
penandatanganan scheme buy back (skema pembelian kembali) utang pada bulan Agustus 2002.
Pada tahun 2005, salah satu pemegang saham PT. Great River International Tbk mengajukan
diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menindaklanjuti hasil
audit investigasi Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf dan Mawar. Dalam RUPLSB tersebut, akan
dimintakan persetujuan pelaksanaan kuasi reorganisasi terhadap hasil audit investigasi terhadap
perseroan yang dilakukan oleh KAP Amir Abadi Jusuf & Mawar pada November 2005. Selain
itu, RUPLSB juga akan meminta persetujuan soal restrukturisasi seluruh utang perseroan yakni
mengkonversi sebagian atau seluruh utang menjadi saham perseroan. Termasuk pula persetujuan
soal penambahan modal sehubungan dengan konversi sebagian atau seluruh utang perseroan
menjadi saham perseroan.

Anda mungkin juga menyukai