Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kimia dan Teknologi 1 ISSN 0216 163X

Efek Bahan Pelicin Talk, PEG 4000 dan Kombinasinya Terhadap Sifat Fisis
Tablet CTM yang Dibuat dengan Teknik Campuran Interaktif
The effects of talc lubricant, PEG 4000 and combination against physical
properties CTMtablet made with mixed interactive techniques
Ilham Kuncahyo
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh magnesium stearat, talk atau campurannya terhadap
waktu hancur dan disolusi tablet campuran interaktif prednison dan tablet campuran interaktif CTM serta mengetahui
perbedaanpengaruh bahan pelicin terhadap macam bahan obat. Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh tersebut dilakukan
percobaan-percobaan dengan pendekatan optimasi berdasarkan simplex lattice design dengan variabel bebasnya
magnesium stearat dan talk. Data percobaan diimplementasikan ke dalam persamaan terkait simplex lattice designyaitu Y
= a (A) + b (B) + ab (A) (B). Berdasarkan nilai koefisien dalam persamaan untuk waktu hancur tablet dan disolusi
prednison dan CTM kemudian dibuat profilnya, dapat dianalisa pengaruh masing-masing bahan pelicin terhadap waktu
hancur tablet dan disolusi obatnya. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan pelicin terhadap macam bahan aktif data
hasil percobaan dianalisa menggunakan anova dua jalan dengan taraf kepercayaan 95%.
Magnesium stearat menyebabkan waktu hancur tablet campuran interaktif prednison dan tablet campuran
interaktif CTM lebih lama daripada talk, sedangkan pengaruh interaksinya relatif kecil. Magnesium stearat dibandingkan
dengan talk memberikan nilai C5 dan DE-60 yang lebih besar pada kedua tablet, sedangkan interaksinya memberikan
pengaruh yang relatif kecil. Ada perbedaan yang bermakna pengaruhmagnesium stearat, talk atau campurannya terhadap
disolusi prednison (C5) (zat aktif yang sukar larut) dengan CTM (zat aktif yang mudah larut) pada tablet campuran
interaktifnya, sedangkan terhadap waktu hancur dan DE-60 tidak memberikan perbedaan yang bermakna. Masing-masing
bahan pelicin memberikan C5 CTM yang lebih besar dibandingkan C5 prednison pada tablet campuran interaktifnya.
Kata kunci : CTM, prednison, magnesium stearat, talk, waktu hancur, C5, DE-60
Abstract
The aimed of the research done to examine the effect of Mg stearate, talc or their mixtures to the disintegration
time and dissolution of prednisone interactive mixtures tablet and CTM interactive mixture tablet as well the difference of the
lubricant / glidant effect to drug type. For the investigation of this effects, experiments were done using optimization
approach based on simplex lattice design with Mg stearate and talc as the independent variable. The experiments data
were implemented into the equation related to the simplex lattice design: Y= a (A) + b (B) + ab (A) (B). Based on the
coefficient value of the disintegration time and drug dissolution equations, profiles are made, lubricant/glidant effects on the
disintegration time and drug dissolution can be analyzed. To evaluate the difference of lubricant/glidant effects to the drug
type, experiments data are analyzed using two ways anova with 95%confidence
Magnesium stearate caused disintegration time of prednisone interactive mixture tablet and CTM interactive
mixtures tablet longer than talc, while the interaction effect was relativity small. Magnesium stearate compared to talc gave
C5 value and DE-60 bigger in both tablets, while the interaction effect relativity more small. There was significant difference
effect of magnesium stearate, talc, or their mixtures on prednisone dissolution (C5) (unsoluble drug) with CTM (soluble
drug) from interactive mixtures tablet, although disintegration time and DE-60 wasnt give significantly difference. There
lubricant/glidant gave bigger effect to C5 CTM compared to C5 prednisoneto their interactive mixtures
Keywords : CTM, prednisone, magnesium stearate, talc, disintegration time, C5, DE-60
Jurnal Kimia dan Teknologi 2 ISSN 0216 163X
Pendahuluan
Pencampuran padat-padat
merupakan proses yang sangat penting
dalam pembuatan sediaan padat.
Campuran yang stabil untuk menjamin
keseragaman kandungan zat aktif dari
bentuk sediaan terutama dengan dosis
kecil sangat diperlukan. Keseragaman
campuran tidak dengan sendirinya
menjamin keseragaman hasil akhir dari
bentuk sediaannya, kalau campuran hasil
langkah awal dalam pembuatan bentuk
sediaan tidak stabil. Masing-masing tahap
penanganan setelah pencampuran sangat
potensial mempengaruhi terjadinya
segregasi terutama bila campurannya
tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan oleh
perbedaan sifat fisik, ukuran partikel, berat
jenis dan morfologi komponen
penyusunnya, dalam arti bentuk
keseluruhan dan tekstur permukaan
komponen (Swaminathan dan Kildsig,
2002).
Campuran interaktif merupakan
campuran obat dalam ukuran micronized
yang menempel pada permukaan partikel
pembawa yang berukuran relatif lebih
besar. Untuk obat berpotensi tinggi
(berdosis rendah) seperti klorfeniramin
maleat dan prednison, metode ini
menguntungkan karena dapat menjamin
homogenitas dan stabilitas, dalam arti
tidak mudah mengalami segregasi. Untuk
obat yang sukar larut dalam air seperti
prednison (Anonim, 1979), sistem
pencampuran interaktif akan
mempercepat disolusi obatnya. Selain itu,
karena partikel pembawanya relatif kasar
maka sifat alir dan kompaktibilitasnya
relatif baik, sehingga dapat dibuat tablet
secara kempa langsung (Soebagyo,
1994). Efektivitas campuran interaktif dari
berbagai komponen bahan pembentuk
tablet terutama di antara bahan pembawa
dan bahan obat, khususnya dosis kecil
memerlukan penanganan yang serius
untuk mendapatkan homogenitas dan
ketahanan campuran interaktif dari
peristiwa segregasi. Homogenitas dan
ketahanan campuran interaktif tersebut
diantaranya dipengaruhi oleh ukuran
partikel pembawa. Selain itu ketahanan
campuran interaktif antara partikel
micronized dengan partikel pembawa
terhadap segregasi juga tergantung dari
kekuatan ikatan diantara keduanya (Yip
dan Hersey, 1977).
Bahan pelicin merupakan salah
satu bahan tambahan yang penting dalam
proses pembuatan tablet yang digunakan
untuk memperbaiki sifat alir serta
mempermudah pengeluaran tablet melalui
pengurangan gesekan antar dinding
dalam lubang ruang cetak dengan dinding
permukaan sisi tablet. Bahan pelicin yang
biasa digunakan adalah PEG 4000, mg
stearat atau campuran keduanya (Gunsel
dan kanig, 1976).
Penambahan bahan pelicin
sebagai material kohesif pada campuran
interaktif biner menghasilkan campuran
interaktif terner yang homogen dan hanya
sedikit pengaruhnya terhadap stabilitas
campuran ini (Soebagyo, 1986). Selama
tahap pencampuran, bahan pelicin
tersebut akan bercampur secara interaktif
dan melekat di permukaan granul, hal ini
akan berpengaruh pada sifat-sifat tablet
seperti : kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur tablet serta pelepasan obat yang
dikandungnya (Bolhuis, 1988). Kenaikan
kadar magnesium stearat menyebabkan
kenaikan waktu hancur dan penurunan
kecepatan pelarutan tablet (Lerk dan
Bolhuis, 1977). Efek negatif magnesium
stearat terhadap sifat-sifat fisis tablet
disebabkan karena terbentuknya lapisan
magnesium stearat selama proses
pencampuran (Bolhuis dkk., 1975; Lerk
dkk., 1977; Shah dan Mlodezeniec, 1977).
Magnesium stearat bersifat hidrofob,
sehinga lapisan magnesium stearat yang
terjadi akan menghalangi penetrasi
medium cairan untuk menghancurkan
tablet dan untuk pelarutan obatnya.
Metodologi Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Prednison (micronized, Tianjin
Tianyao Pharmaceuticals Co.,LTD, derajat
farmasi), Chlorpheniramin maleat (Supriya
Jurnal Kimia dan Teknologi 3 ISSN 0216 163X
Chemicals, derajat farmasi), Amprotab
(derajat farmasi), Magnesium stearat (
Faci Asia Pasific, derajat farmasi),
Laktosa (Wyndale USP?BP 200 Mesh,
derajad farmasi), PEG 4000 (derajat
farmasi), Etanol p.a. (E.Merck), HCl p.a
(E. Merck) dan aquadest.
Alat yang dipergunakan meliputi : Cube
Mixer (Erweka AR 400), Hardness tester
(vanguard model YD-1), Friabilator tester
(Pharmec), Mesin Tablet Single Punch
(Rieckermann Korsch Berlin),
Disintegration tester ( Erweka
G.m.b.h Type Z.T-2 ), Alat uji disolusi
(dissolution tester DT 606, Erweka),
Neraca elektrik ( Alsep, EX 200 A ),
Neraca Analitik ( Inaba Seissakusho LTD,
Tokyo, Japan), Spektrofotometer (UV-Vis
Hitachi 150-20 Double beam), penanas
air, labu disolusi USP XIX, pengaduk
dayung, lemari pengering dan Stopwatch
(Heuer), Alat pengisap debu, ayakan
mesh 400 dan 40, Mortir dan stamper,
serta alat-alat gelas yang biasa digunakan
Tabel 1. Formula Tablet Chlorpeniramin maleat (CTM)
Bahan
Formula(mg)
F I F II F III
CTM 4 4 4
Granulatum simplex
(amilum : laktosa = 1 : 1)
95 95 95
Mg stearat 1 0,5 0
PEG 4000 0 0,5 1
Bobot tablet 100 100 100
Keterangan :
Formula I = 100% Mg stearat : 0% PEG 4000
Formula II = 50% Mg stearat : 50% PEG 4000
Formula III = 0% Mg stearat : 100% PEG 4000
Jalannya Penelitian
Pembuatan tablet tramadol HCl dengan
metode granulasi kering
a. Proses pencampuran interaktif
Granul kering sebanyak 47,5 g
ditambah 2,0 g CTM dicampur dalam
cube mixer kubus (20 rpm) sampai
didapat campuran yang homogen (CV
< 5%).
b. Uji Kualitas Campuran
1. Pengujian Sifat Alir
Diatur program pada alat uji
sifat alir dalam layar monitor. Setelah
siap, masukkan 20 g campuran bahan
dituang perlahan-lahan kedalam pinggir
corong, kemudian permukaan serbuk
diratakan. Tekan tombol OK, tunggu
sampai serbuk dalam corong mengalir.
Catat waktu alir yang tercantum dalam
monitor (s/100g). Data yang tercatat
Jurnal Kimia dan Teknologi 4 ISSN 0216 163X
sudah merupakan data konversi untuk
berat serbuk sebanyak 100 g.
2. Uji Kompaktibilitas
Uji kompaktibilitas dilakukan pada
volume dan tekanan yang sama, untuk
itu stempel atas dan stempel bawah
diatur sedemikian rupa sehingga
semua granul dari tiap formula yang
diteliti mempunyai volume dan
menerima tekanan yang sama yaitu
berturut-turut punch bawah pada
kedalaman 7,0 mm dengan kedalaman
punch atas 4 mm. Bahan yang akan
diuji dimasukkan kedalam ruang cetak
dan diratakan, kemudian dikempa.
Tablet yang dihasilkan diukur
kekerasannya (kg).
c. Pembuatan Tablet
Tablet CTM dibuat dari berbagai
formulasi. Perbedaan formulasi
berdasarkan perbedaan bahan pelicin
yang digunakan yaitu PEG 4000 dan
talk. Campuran interaktif CTM granul
dicampur dengan 1% bahan pelicin di
dalam cube mixer (20 rpm) selama 15
menit. Campuran kemudian ditablet
dengan berat 100 mg.
d. Keseragaman Kadar
1). Penentuan max dan kurva baku
CTM dalam larutan HCl 0,12 N
digunakan untuk penentuan uji
keseragaman kandungan.
Ditimbang secara seksama
0,100 g CTM, dilarutkan dengan
larutan HCl 0,12 N sampai 100,0 ml
sebagai larutan induk. Larutan induk
tersebut diambil 200 l kemudian
diencerkan dengan larutan HCl 0,12 N
sampai 10,0 ml, dibaca serapannya
pada spektrofotometer UV dengan
panjang gelombang 200-400 nm,
selanjutnya ditentukan panjang
gelombang serapan maksimum (
max
)
dengan mencari panjang gelombang
yang serapannya maksimal (Anonim,
1979). Kemudian berturut-turut dari
larutan induk diambil : 100; 150; 200;
250; 300; 350; 400 l masing-masing
diencerkan dengan larutan HCl 0,12 N
dalam labu takar sampai 10,0 ml.
Masing-masing konsentrasi dibaca
serapannya pada maksimum yang
telah ditentukan sebelumnya. Dibuat
kurva hubungan kadar vs serapan dan
kemudian dicari persamaan garisnya
menggunakan metode regresi linear.
2). Penentuan max dan kurva baku
CTM dalam air suling digunakan
untuk penentuan uji disolusi.
Ditimbang secara seksama 50
mg CTM, dilarutkan dengan air suling
sampai 500,0 ml dalam labu takar
sebagai larutan induk. Dari larutan
induk tersebut diambil 16,0 ml
kemudian diencerkan dengan air suling
sampai 50 ml, dibaca serapannya pada
spektrofotometer UV dengan panjang
gelombang 200-400 nm, selanjutnya
ditentukan panjang gelombang serapan
maksimum (
max
) dengan mencari
panjang gelombang yang serapannya
maksimal (Anonim, 1979). Kemudian
berturut-turut dari larutan induk diambil
: 8,0; 9,0; 10,0; 12,0; 14,0; 16,0; 18,0 ;
20,0; 22,0 ml masing-masing
diencerkan dengan air suling dalam
labu takar sampai 50 ml. Masing-
masing konsentrasi dibaca serapannya
pada maksimum yang telah
ditentukan sebelumnya. Dibuat kurva
hubungan kadar vs serapan dan
kemudian dicari persamaan garisnya
menggunakan metode regresi linear.
e. Uji disolusi tablet
Enam tablet dari masing-masing
formulasi satu per satu diuji dengan
alat dissolution tester model USP XXII
dengan pengaduk dayung. Pengaduk
berputar 50 rpm, suhu medium air
suling dipertahankan 37 0,5
o
C. Lima
ml sampel diambil dengan pipet volume
pada menit 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 45,
60,75 dan 90. Masing-masing sampel
sebanyak lima ml dimasukkan ke
dalam tabung reaksi melalui corong
yang sudah diberi kertas saring. Kadar
CTM dalam sampel diperiksa dengan
spektrofotometer ( = 262 nm).
Jurnal Kimia dan Teknologi 5 ISSN 0216 163X
Dihitung jumlah total obat yang terlarut
waktu 45 menit.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian awal dilakukan terhadap
mutu fisik granul yaitu kecepatan alir dan
kompaktiilitas
Tabel 2. Sifat fisik campuran interaktif
CTM-granul-pelicin
Sifat Fisis
Formula
A B C
Kecepatan alir
(g/dt)
27,173

0,0014
30,023

0,0021
29,351

0,5247
Kompaktibilitas 1,775
0,0113
2,292
0,0827
2,042
0,0587
Keterangan:
A = bahan pelicinnya PEG 4000, B =
bahan pelicinnya talk, C = bahan
pelicinnya campuran PEG 4000 dan talk
( bagian : bagian)
Waktu alir. Semakin kecil harga
waktu alir maka sifat alirnya akan semakin
baik. Semua formula memiliki waktu alir
yang baik yaitu kurang dari 10 detik.
Kecepatan alir semakin besar seiring
dengan bertambahnya talk. Hal ini karena
kemampuan talk sebagai glidant lebih baik
dibandingkan dengan magnesium stearat.
Kecepatan alir campuran bahan pelicin
magnesium stearat dan talk berada
diantara kecepatan alir massa yang hanya
menggunakan magnesium stearat dan
yang hanya menggunakan talk
Berdasarkan profil kompaktibilitas
tersebut terlihat bahwa talk mempunyai
pengaruh yang lebih besar dibandingkan
dengan magnesium stearat dan
campurannya. Kompaktibilitas semakin
baik (kekerasan semakin besar pada
tekanan sama) seiring dengan
bertambahnya talk. Kompaktibilitas massa
yang menggunakan campuran bahan
pelicin magnesium stearat dan talk berada
diantara kompaktibilitas massa yang
hanya menggunakan magnesium stearat
dan yang hanya menggunakan talk
. Hasil pengujian terhadap sifat-sifat
fisik tablet campuran interaktif CTM-
granul-pelicin tersaji pada tabel 3 berikut
ini:
Tabel 3. Sifat-sifat fisik tablet
campuran interaktif CTM-granul-
pelicin
Sifat
Fisis
Tablet
Formula
A B C
Kekeras
an (kg)
2,880
0,0707
3,280
0,0000
3,100
0,0424
Kerapuh
an (%)
0,428
0,0559
0,309
0,0049
0,364
0,0438
Waktu
Hancur
(detik)
56,915
1,5344
27,915

0,5869
45,335

0,4738
Keterangan:
A = bahan pelicinnya PEG 4000, B =
bahan pelicinnya talk, C = bahan
pelicinnya campuran PEG 4000 dan talk
( bagian : bagian)
Berdasarkan pembahasan
sebelumnya bahwa dengan bahan pelicin
talk, kompaktibilitas campuran interaktif
relatif lebih besar daripada bila dengan
magnesium stearat dan porositasnya
relatif lebih kecil. Hal ini tercermin juga
bahwa kekerasan tablet yang
menggunakan talk relatif lebih keras
daripada yang menggunakan magnesium
stearat. Seharusnya tablet yang
menggunakan talk lebih lama waktu
hancurnya daripada yang menggunakan
magesium stearat. Namun datanya
terbalik, karena magnesium stearat lebih
Jurnal Kimia dan Teknologi 6 ISSN 0216 163X
hidrofob daripada talk. Ternyata
hidrofobisitas pengaruhnya terhadap
waktu hancur tablet lebih kuat daripada
porositas. Berdasarkan persamaan
tersebut juga terlihat bahwa waktu hancur
tidak hanya dipengaruhi oleh masing-
masing komponen bahan pelicin saja,
namun juga oleh interaksinya (nilai
koefisien = 11,01) walaupun relatif lebih
kecil.
Hasil pemeriksaan uji disolusi
Hasil pengujian terhadap disolusi
disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Disolusi CTM dalam tablet
campuran interaktif CTM-granul-pelicin
Waktu
(menit)
% CTM yang larut dalam Formula
A B C
2 50,29 7,220 44,64 8,301 51,48 1,428
5 66,64 5,360 68,99 2,878 66,24 0,495
10 74,39 4,660 73,67 4,603 74,14 5,827
15 77,56 1,902 77,18 2,694 75,44 6,470
20 79,30 0,537 78,65 2,496 78,38 3,370
25 82,25 0,163 79,60 3,083 80,46 2,206
30 84,00 1,124 80,95 2,326 81,14 1,605
45 85,47 0,552 82,30 1,577 83,46 0,453
60 87,48 1,492 82,70 1,768 83,57 0,488
Keterangan:
A = bahan pelicinnya PEG 4000, B =
bahan pelicinnya talk, C = bahan
pelicinnya campuran PEG 4000 dan talk
( bagian : bagian)
Gambar 1. Profil disolusi CTM dalam tablet
campuran interaktif CTM-granul-pelicin
Profil disolusi tablet campuran
interaktif CTM menunjukkan bahwa selain
relatif sedikit dipengaruhi oleh bahan
pelicin, disolusi juga dipengaruhi oleh
bahan aktif yang mudah larut. Bahkan
pada awal pengamatan pengaruh bahan
aktif CTM ini meminimalkan pengaruh
bahan pelicin yang digunakan.
Pengamatan disolusi ketiga formula tablet
campuran interaktif CTM dalam waktu 2
menit sudah menunjukkan % CTM yang
larut sangat tinggi dan naik tajam pada
waktu 5 menit. Hal ini disebabkan karena
kadar magnesium stearat maupun talk
dan campurannya yang ditambahkan ke
campuran interaktif biner CTM-granul
adalah 1% sedangkan kadar CTM nya
adalah 4%. Berarti pada waktu
pencampuran, talk, magnesium stearat
ataupun campurannya yang akan
Jurnal Kimia dan Teknologi 7 ISSN 0216 163X
menempel ke CTM hanya 1% akibatnya
ada CTM yang tidak tertempeli. CTM yang
memang sifatnya mudah larut dan tidak
tertempeli bahan pelicin inilah dalam
waktu 5 menit dapat cepat terlarut.
Setelah melewati 5 menit grafik % CTM
yang larut per satuan waktu cenderung
mendatar. Kecenderungan grafik yang
mendatar pada semua formula ini juga
sesuai dengan rumus kecepatan
pelarutan : dC/dt = (D/h).S(Cs Ct).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa tramadol HCl dapat
dibuat sediaan tablet lepas lambat, dan
kombinasi matriks carbopol 940 dan PVP
berpengaruh terhadap sifat mutu fisik
tablet serta pelepasan obatnya. Proporsi
yang menghasilkan tablet lepas lambat
tramadol HCl dengan formula optimum
adalah formula yang mengandung 35%
carbopol 940 : 65% PVP.
Daftar Pustaka
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, ed.
III, hal. 93, 153-1154, 354, 591-592,
927, 949, 963, 948, DepKes RI,
Jakarta.
Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia,
ed. IV, hal 107-108, 210-211, 488-
489, 696-697, 771-772, DepKes RI,
Jakarta.
Anonim, 1995b, The United State
Pharmacopeia, NF, 23
th
ed., 392-394,
1389-1390, The United State
Pharmacopeial Convention, Inc,
Twinbook Parkway, Rockville.
Abdou, H.M.,1990, Dissolution in
Remingtons Pharmaceutical
Sciences, p. 589, Mack Publishing
Company, Easton, Pennsylvania,
18042.
Banker, G.S. and Anderson, N.R., 1986,
Tablet in Lachman L. Lieberman H.A.,
Kanig J.L (Eds), The Theory and
Practice of Industrial Pharmacy, Third
edition, 293-345, Lea and Febiger,
Philadelphia.
Bolhuis, G.K., 1988, Formulation and
Disintegration Aspects of Tablets
Prepared by Direct Compression and
Wet Granulation, p.3-52, Laboratory
for Pharmaceutical Technology and
Dispensing, University of Groningen,
Groningen the Netherlands.
Bolhuis, G.K., Lerk, C.F. Zijilstra, H.T. and
De Boer, A.H., 1975, Film Formation
by Magnesium Stearate During
Mixing and its Effect on Tabletting.
Pharm. Weekblad 110,317-325.
Bolhuis, G.K., Shammlenbroek, A.J. and
Lerk, C.F., (1981), Interaction of
Tablet Disintegrants and Magnesium
Stearat During Mixing I : Effect on
tablet Disintegration. J. Pharm. Sci.,
70, 1328-1330.
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic
: Practical and Clinical Aplication, 3
rd
ed., Marcel Decker Inc., New York,
326-353.
Ford, J.L., 1994, Dissolution and
Dissoluton Testing in Swarbrick, J.,
and Boylan, J.C., Encyclopadia of
Pharmaceutical Technology, Vol. 6, p.
121-162, Marcel Dekker. Inc. 270
Madison Avenue, New York.
Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi
Dalam Kompresi Direk, Medika, 9(7),
586-593.
Gunsel, W.C. and Kanig, J.L., 1976, The
Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, Ed. II, 321-358, Lea &
Febriger, Philadelphia.
Jurnal Kimia dan Teknologi 8 ISSN 0216 163X
Lai, F. and Hersey, J.A., 1979, A
Cautionary Note on The Use of
Ordered Powder Mixtures in
Pharmaceutical Dosage Forms, J.
Pharm. Pharmacol., 31, 800.
Lerk, C.F. and Bolhuis, G.K., 1977,
Interaction of Lubricants and Colloidal
Silica During Mixing with Excipient. II.
Its Effect on Wettability and
Dissolution Velocity, Pharm. Acta
Helv., 52, Nr. 3, 39-44.
Lerk, C.F., Bolhuis, G.K. and Smedema,
S.S., 1977, Interaction of Lubricants
and Colloidal Silica During Mixing with
Excipient. I. Its Effect on Tabletting,
Pharm. Acta Helv., 52, Nr. 3, 33-39.
Khan, K.A., 1975, The Concept of
Dissolution Efficiency, J. Pharm.
Pharmacol., 27, 48-49
Martin, A., Bustamante, P. and Chun,
A.H.C., 1993, Physical Pharmacy, 4
th
ed., p.325-355, Lea and Febiger,
Philadelphia, London.
McGinity, J.W., Ku, C., Bodmeter, R. and
Harris, H.R., 1985, Dissolution and
Uniformity Properties of Ordered
Mixes of Micronized Griseofulfin
Directly Compressible Excipient, Drug
Dev. & Ind. Pharm., 11(4), 891-900.
Nystrom, C. and Westerberg, M., 1986,
The use of Ordered Mixtures for
Improving the Dissolution rate of Low
Solubility Compound, J. Pharm.
Pharmacol., 38. 161-165.
Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical
Technology Fundamental
Pharmaceutics,3
rd
Ed, 158-171, 389-
390, Burgess Publishing Company,
Mineapolis.
Rohrs, B.R., 2001, Dissolution Method
Development for Poorly Soluble
Compounds, Dissolution
Technologies, vol.8,
file://J:\:dissolution6.htm, Juli 2008.
Setianto, A.B., 2005, Optimasi Formulasi
Tablet Deksametason dengan
Simpleks Sekuensal, Tesis, Program
Pascasarjana, Universitas Gadjah
Mada
Shah, A.C. and Mlodozeniec, A.R., 1977,
Mechanism of Surface Lubricant
Excipients Mixing on Processing
Characteristics of Powder and
properties of Compressed Tablets, J.
Pharm. Sci., 66, 1377-1382.
Shargel, L. and Yu, A.B.C., 1993, Applied
Biopharmaceutics and
Pharmacokinetics, 3
rd
ed., p. 135-150,
Appleton and Lange, Norwalk,
Connecticut, USA.
Shek, E., Ghani, M. and Jones, R.E.,
1980, Simplex Search in Optimization
of capsule Formulation, J. Pharm.
Sci., Vol 69, No 10, October 1980,
American Pharmaceutical
Association, 1135 1142.
Sheth, B.B., Bandelin, F.J. and Shangraw,
R.F., 1980, Compressed Tablets in
Pharmaceutical Dossage Form :
Tablets, Vol I, p. 109-164, Marcell
Dekker, Inc., New York.
Soebagyo, S.S., 1986, Investigation of
Drug Homogeneity and Segregation
in Ternary Interactive Drug Systems,
p. 105-122, Disertation, University of
Queensland, Australia.
Soebagyo, S.S., 1994, Pengaruh
Magnesium Stearat, Polietilengglikol
4000 atau Campurannya Terhadap
Sifat Fisis dan Profil Disolusi
Deksametason Pada Tablet
campuran Interaktif Deksametason,
Majalah Farmasi Indonesia, 5(1), 1-9
Soebagyo, S.S. dan Stewart, P.J.,1999,
Majalah Farmasi Indonesia, 10 (1),
15-21.
Staniforth, J.N., Rees, J.E., Lai, F.K. and
Hersey, J.A., 1981, Determination of
Interparticulate Forces in Ordered
Jurnal Kimia dan Teknologi 9 ISSN 0216 163X
Powder Mixes, J. Pharm. Pharmacol.,
28(1), 41-48.
Stewart, P.J., 1981, Influence of
Magnesium Stearat on The
Homogeneity of a Prednisone-
Granule Ordered Mix, Ind. Pharm., 7,
485-495.
Swaminathan, V. and Kildsig, D.O., 2002,
Polydisperse Powder Mixtures: Effect
of Particle Size and Shape on Mixture
Stability, Drug Dev. & Ind. Pharm.,
28(1), 41-48.
Swarbrick, J. and Boylan, J.C., 1994,
Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology, 14, p. 141-144, 223-327,
Marcel Dekker, Inc., New York and
Basel.
Thiel, W.J. and Nguyen, L.T., 1984,
Fluidized Bed Film Coating of
Ordered Powder Mixtures to Produce
Microcapsulated Ordered Units,
Powder Tech., 25, 115-119.
Wade, A. and Weller, P.J., 1994,
Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 2
nd
ed., 223-227, 252-260,
392-399, 483, 448-449, 519-521, The
Pharmaceutical Press London.
Yip, C.W. and Hersey, J.A., 1977,
Segregation in Ordered Powder
Mixtures, Powder Tech, 16, 149-150.
Anonim, 2004, Tramadol HCl Tablet,
(online),
(http://www.medicastore.com, diaskes
tanggal 18 september 2007).
Bayomi, S.A Al-Suwayeh, A.M.EI-Helw,
2001. Excipient-Excipient Interaction
in the Design of Sustained-Release
Theophylline Tablets: In Vitro and In
Vivo Evaluation, Drug Dev. Ind.
Pharm.,27(6), 499 - 506.
Grabovac J.W., Ku, C., Bodmeter, R, and
Harris, H.R. 2005. Dissolution and
Uniformity Properties of Ordered
Mixes of Micronized Griseofulfin
Directly Compressible Excipient, Drug
Dev. & Ind. Pharm., 11(4), 891-900.
Qiu Y., Zhang, G., 2000. Hand Book of
Pharmaceutical Controlled Release
Technology : Research and
Development Aspecth of Oral
Controlled-Release Dosage Forms.
Marcel Dakker Inc.,p.468.
Kurniawati, fitriana. 2012. Formulasi
Tablet Tramadol HCl dengan
kombinasi natrium alginat dan
polivinilpirolidon sebagai matrik
mukoadhesive (Skripsi). Surakarta:
universitas setia budi.
Sulaiman,T.N.S., Kurniawan, 2009,
Teknologi dan Formulasi Sediaan
Tablet, Laboratorium Teknologi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 42-46.
Welling P.G., 1997.
Pharmacokinetics:Processes,
Mathematics, and Applications. 2
nd
edition,Washington DC. p. 83.

Anda mungkin juga menyukai