Anda di halaman 1dari 22

Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi

86



Dasar-Dasar Neraca Energi

You're going to see new processes that utilize waste as the source of energy, so there's no
petroleum consumed in the process -- that makes the energy balance uniformly positive Al
Gore,
Salah satu aspek penting yang perlu diketahui oleh seorang insinyur kimia yang bekerja di
industri adalah mengetahui perubahan energi yang terjadi pada suatu proses kimia. Perubahan
energi dan aliran energi dapat ditentukan menggunakan neraca energi. Neraca energi pada
prinsipnya sama dengan neraca massa karena sama-sama didasarkan pada hukum kekekalan.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa
dimusnakan, namun hanya mengalami perubahan bentuk.

Energi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti energi kinetik, energi potensial, panas,
kerja, energi listrik dll. Namun karena bentuk-bentuk energi ini saling berkonversi, tidaklah
mudah untuk mengisolasi masing-masing komponen energi ini pada neraca massa. Akan
tetapi, pada sejumlah situasi aspek-aspek tertentu mendominasi. Sebagai contoh, pada neraca
panas bentuk-bentuk energi lain tidak signifikan; pada situasi reaksi kimia energi mekanis sama
sekali tidak berperan, dan pada beberapa situasi energi mekanis seperti aliran fluida melalui
pipa, kehilangan karena gesekan muncul dalam bentuk panas tetapi tetapi berapa panas yang
diperlukan tidak perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, penerapan neraca energi cenderung
untuk memusatkan pada aspek yang dominan.
Bab 5
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
87

5.1 Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, anda akan mampu melakukan hal-hal berikut:
1. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses fisika dan
proses kimia.
2. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses batch
(tumpak), kontinu (berkesinambungan) atau semi-batch
3. Mampu menjelaskan dalam bahasa sendiri apa yang dimaksud dengan proses tunak dan
transien.
5. Ketika dideskripsikan suatu proses, anda akan mampu (a) menggambarkannya dalam bentuk
diagram balok yang dilengkapi dengan komponen-komponen aliran masuk dan keluar, (b)
memilih basis perhitungan yang sesuai dan (c) menyelesaikan persoalan neraca massa
sederhana tanpa reaksi kimia.

5.2 Klasifikasi Proses
5.2.1 Proses Fisika dan Kimia
Proses merupakan perhatian utama bagi insinyur kimia. Suatu proses merupakan sebuah sistem
yang mengubah bahan baku (umpan) yang bernilai rendah secara ekonomi menjadi suatu
produk yang mempunyai nilai tinggi. Proses pada sebuah industri kimia pada umumnya
merupakan gabungan dari proses fisika dan proses kimia. Pada bagian awal persiapan bahan
baku, perlakuan terhadap bahan baku biasanya merupakan proses fisika. Inti dari proses
industri tersebut biasanya berupa proses kimia, misalnya reaksi bahan baku di dalam reaktor.
Di bagian akhir proses tersebut, produk reaksi perlu dimurnikan melalui berbagai operasi
pemisahan yang merupakan proses fisika. Dalam bentuk diagram balok kejadian mulai dari
bahan baku sehingga menjadi produk ditunjukkan pada Gambar 5.1.

Bahan
Baku Produk

Persiapan Bahan
Baku
(Proses Fisika)
Reaksi Kimia

(Proses Kimia)
Pemurnian Produk

(Proses Fisika)
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
88


Gambar 5.1 Diagram balok proses industri secara umum
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa proses fisika merupakan suatu proses yang tidak
melibatkan perubahan molekuler sehingga tidak ada spesies baru yang terbentuk atau
terkonsumsi. Contoh proses fisika seperti pencampuran, pertukaran panas (pemanasan atau
pendinginan), kondensasi, penguapan dan proses pemurnian (distilasi, ekstraksi dan absorpsi).
Sebaliknya pada proses kimia, terjadi pembentukan molekul atau senyawa baru melalui
penyusunan atau pendistribusian kembali molekul-molekul semula sehingga sebagian atau
seluruh reaktan/pereaksi terkonsumsi.

5.2.2 Proses Tumpak, Kontinu atau Semi-Tumpak
Suatu proses dapat dijalankan secara tumpak (batch), berkesinambungan (kontinu) atau semi-
tumpak. Sebelum melaksanakan perhitungan neraca massa terhadap suatu sistem, anda harus
tahu terlebih dahulu termasuk ke dalam katagori mana proses yang anda hitung. Masing-
masing proses tersebut diatas memiliki karakteristik yang berbeda seperti yang dijelaskan
berikut ini.
1. Proses Batch. Umpan masuk ke dalam sistem/alat pada saat dimulainya proses dan
kemudian isi dikeluarkan dari alat/sistem setelah selesai reaksi/proses. Tidak ada
perpindahan massa ke luar dari sistem antara saat pemasukkan umpan dengan saat
produk dikeluarkan. Atas dasar informasi di atas, langkah-langkah pelaksanaan proses
batch adalah sebagai berikut:
a. Masukkan umpan ke dalam sistem (misalnya, reaktor)
b. Jalankan proses
c. Tidak ada penambahan umpan atau pengambilan produk selama
berlangsungnya proses
d. Pada waktu tertentu, setelah proses selesai, produk dikeluarkan.
2. Proses kontinu. Masukan dan keluaran mengalir secara kontinu (terus menerus)
selama proses dijalankan. Contoh, campuran cairan dipompakan ke dalam kolom
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
89

distilasi dengan laju konstan dan produk dikeluarkan secara steadi dari atas maupun dari
bawah kolom.
3. Proses semibatch. Setiap proses yang bukan batch dan juga bukan kontinu. Misalnya,
kita biarkan gas keluar ke atmosfir dari reaktor bertekanan, sementara cairan yang ada
di dalam reaktor tersebut terus diaduk tanpa dikeluarkan sampai prosesnya selesai.
Proses seperti ini juga disebut semi-kontinu.

5.2.3 Proses Tunak dan Transien
Suatu proses dikatakan tunak atau steadi atau mantap, jika nilai-nilai seluruh variabel dalam
suatu proses (seperti temperatur, tekanan, volume, laju alir) tidak berubah terhadap waktu,
kecuali kemungkinan fluktuasi minor terhadap nilai rata-rata. Sebaliknya jika variabel proses
berubah terhadap waktu, maka operasi tersebut dikatakan sebagai transien atau tidak steadi atau
tak-tunak atau tak-mantap. Atas dasar sifatnya, maka proses batch dan proses semibatch
merupakan operasi tak mantap atau transien (mengapa?), sedangkan proses kontinu dapat
berada dalam keadaan tunak atau tak-tunak. Namun biasanya industri dengan proses kontinu
dioperasikan pada keadaan tunak. Keadaan tak tunak pada industri tersebut terjadi pada saat
pemulaan (start-up) atau penghentian (shut-down) proses, dan juga terjadi jika proses
mengalami gangguan. Proses batch biasanya dilakukan jika ingin dihasilkan produk dalam
jumlah kecil, sementara proses kontinu cocok untuk laju produksi besar.

5.3 Persamaan Neraca Umum
Pembangkit listrik tenaga uap biasanya mengunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan uap guna menggerakkan turbin uap. Jika saudara ketahui bahwa batu bara yang
dibakar setiap hari pada pembangkit tersebut mengandung 1500 lbm sulfur, maka anda tidak
perlu membuang waktu menganalisa abu dan gas yang keluar dari cerobong untuk mencari tahu
berapa banyak sulfur yang keluar dari pembangkit listrik tersebut. Pasti rata-rata sulfur dalam
berbagai bentuk yang keluar setiap hari : 1500 lbm !!!!!
Dasar dari observasi di atas adalah hukum konservasi (kekekalan) massa, yang menyatakan
bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi berubah bentuk. Pernyataan atas
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
90

dasar hukum konservasi massa ini memberi arti bahwa total massa masuk = total massa
keluar atau (lbm sulfur/hari)
masuk
= (lbm sulfur/hari)
keluar
. Ini merupakan contoh neraca
massa atau neraca material. Perancangan suatu proses baru atau analisa terhadap proses yang
ada tidak akan lengkap kalau neraca massa tidak dibuat sedemikian rupa sehingga masukan
(input) dan keluaran (output) keseluruhan proses dan unit individu memenuhi persamaan
neraca.
Andaikan gas alam cair (Liquid Natuaral Gas, LNG) seperti yang diproses di Arun, Aceh dan
Bontang, Kaltim menggunakan metana, CH
5
sebagai bahan baku utama. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa laju alir massa metana yang masuk ke unit proses seperti pada gambar di
bawah ini tidak sama dengan laju alir massa metana pada keluaran (m
in
m
out
).



Bahan Baku UNIT PROSES Produk
(m
in
= kg CH
5
/jam) (m
out
= kg CH
5
/jam)

Ada beberapa penjelasan terhadap perbedaan laju alir metana antara masukan dan keluaran:
1. Metana dikonsumsi sebagai reaktan atau dihasilkan sebagai produk di dalam
unit tersebut.
2. Metana terakumulasi di dalam unit, mungkin teradsorbsi oleh dinding
3. Adanya kebocoran pada unit
4. Pengukuran yang salah

Kalau pengukuran benar dan tidak ada kebocoran, maka kemungkinan yang lain, seperti
produksi atau konsumsi akibat reaksi dan akumulasi di dalam unit proses yang menyebabkan
terjadinya perbedaan antara laju alir masukan dan laju alir keluaran.
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
91

Suatu neraca terhadap kuantitas kekal (massa total, massa spesies tertentu, energi, momentum)
di dalam suatu sistem (unit proses tunggal, kumpulan sejumlah unit proses, atau proses
keseluruhan) dapat ditulis menurut persamaan 5.1.
Masukan + Pembangkitan - Keluaran - Konsumsi = Akumulasi [5-1]
dimana
(i) Masukan: merupakan material atau massa yang masuk ke dalam sistem
(ii) Pembangkitan: adalah bahan yang dihasilkan di dalam sistem, misalnya produk
reaksi di dalam sebuah reaktor
(iii) Keluaran: bahan yang meninggalkan (keluar dari) batas sistem. Ini biasanya berupa
aliran produk dari suatu proses.
(iv) Konsumsi: bahan yang dikonsumsi di dalam sistem, misalnya reaktan di dalam
reaktor.
(v) Akumulasi: jumlah bahan yang menumpuk di dalam sistem.
Untuk mendapat gambaran yang jelas terhadap arti masing-masing suku dari persamaan 5.1,
beberapa ilustrasi dibawah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anda tentang
konsep neraca massa.
Contoh 5.1; Populasi Kota Banda Aceh
Setiap tahun sebanyak 50.000 penduduk baru masuk ke kota Banda Aceh dan 75.000 orang
keluar dari kota ini. Sebanyak 22.000 bayi dilahirkan dan 19.000 orang meninggal setiap tahun
di Banda Aceh. Tulislah neraca populasi kota Banda Aceh.
Penyelesaian:
Misalkan P menyatakan penduduk (orang)
Masukan + Pembangkitan - Keluaran - Konsumsi = Akumulasi
Atau persamaan neraca massa ditulis sebagai berikut:
Penduduk baru + Bayi yang lahir Penduduk keluar Penduduk meninggal = Laju
pertumbuhan penduduk
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
92

Sehingga,,
50.000 P/tahun + 22.000 P/tahun 75.000 P/tahun 19.000 P/tahun = A (P/tahun)
Diperoleh
A = - 22000 P/tahun
Tanda minus dari hasil di atas menunjukkan bahwa terjadi pengurangan penduduk Banda Aceh
sebanyak 22.000 orang per tahun. Seandainya hasil di atas positif, maka terjadi penambahan
penduduk Banda Aceh sebanyak 22.000 orang per tahun.
Tentu saja dari contoh kasus di atas kita dapat menerapkannya untuk menghitung laju populasi
suatu negara. Untuk tinjauan sebuah negara, maka suku-suku pada persamaan persamaan 5.1
dapat diuraikan sebagai berikut: suku masukan sama dengan Imigrasi, suku keluaran sama
dengan Emigrasi, suku pembangkitan sama dengan Kelahiran dan suku konsumsi sama dengan
Kematian. Sehingga persamaan 5.1 dapat dirubah menjadi persamaan 5.2 untuk menyatakan
neraca populasi suatu negara.
dPop
Imigrasi - Emigrasi + Kelahiran - Kematian
dt
[5-2]
Sebagai mahasiswa/i tentu anda memiliki tabungan di salah satu bank yang tersedia di kampus
saudara. Laju tabungan saudara tentu tergantung dengan banyaknya jumlah uang yang dikirim
oleh orang tua saudara atau dari sumber pemasukan lainnya yang anda setor sebagai tabungan.
Selain itu juga tergantung pada berapa banyak yang uang yang anda tarik dan besar bunga bank
yang diberikan terhadap tabungan saudara. Atas dasar informasi di atas maka persamaan 5.1
kini bisa anda rubah menjadi persamaan 5.3 untuk menetukan laju tabungan anda.
dTab
Setoran - Penarikan + Bunga - 0
dt
[5-3]
Aturan-aturan berikut dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan neraca
material/bahan/massa.
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
93

Jika proses yang ditinjau berada pada keadaan tunak (mantap, steadi), maka tidak terjadi
akumulasi, sehingga akumulasi dinyatakan akumulasi = 0. Atas dasar ini, maka persamaan 5.1
berubah menjadi persamaan 5.5.
Masukan + Pembangkitan = Keluaran + Konsumsi [5-5]
Jika sistem tidak melibatkan reaksi kimia, maka tidak massa yang dibangkitkan dan
dikonsumsikan, sehingga suku pembangkitan dan konsumsi pada persamaan 5.5 sama dengan
nol. Dengan demikian, persamaan 5.5 dapat disederhanakan menjadi persamaan 5.5.
Masukan = Keluaran [5-5]
Prinsip ini tidak berlaku bagi proses yang menyangkut reaksi-reaksi inti (nuklir). Pada reaksi
ini terjadi pemusnahan massa dan berubah menjadi energi.

5.5 Strategi Penyelesaian Neraca Massa
Penyelesaian persoalan neraca massa dilakukan dengan membuat anggapan suatu unit proses
atau operasi sebagai kotak hitam. Ini berarti kita melihat unit proses itu dari luar, melihat apa
yang masuk ke dalam sistem dan apa yang keluar dari sistem, dan dari informasi ini kita
melakukan perhitungan neraca massa dengan memanfaatkan data sifat-sifat fiskia dan kimia
komponen-komponen yang masuk ke dalam dan keluar dari sistem. Sistem yang dimaksud
disini dapat ditinjuau sebagai satu alat (misalnya seperti pada Gambar 5.2), suatu bagian proses
produksi atau seluruh proses produksi (seperti pada Gambar 5.1).
Gambar 5.1 memperlihatkan diagram alir proses produksi etanol (etil alkohol) dari etilen.
Garis putus-putus menunjukan batas sistem keseluruhan proses produksi. Dari batas
keseluruhan ini kita bisa mengetahui bahwa komponen yang masuk ke dalam sistem terdiri dari
etilen, air, dan natrium hidroksida, sedangkan keluarannya terdiri dari gas buang, impurities,
etanol 95% dan etanol murni. Pada Gambar 5.2 ditunjukkan cuplikan satu alat dari proses
tersebut, yaitu Scrubber. Jika kita ingin melakukan kalkulasi neraca massa pada alat Scrubber
saja, maka masukan ke alat Scrubber terdiri dari gas hasil olahan dari alat Quencher dan air,
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
94

sedangkan keluarannya berupa gas dari bagian atas kolom dan cairan etanol kasar yang
memerlukan pemurnian lanjut dari bagian bawah kolom.
Sistem
Pemisah
Sistem
Dehidrasi

Etilen Daur Ulang
Etilen
Natrium Klorida
Air Umpan Boiler
R
E
A
K
T
O
R
Q
U
E
N
C
H
E
R
C
O
N
T
A
C
T
O
R
S
C
R
U
B
B
E
R
Air Daur Ulang
Ethanol 95%
Ethanol Murni
impurities

Gambar 5.1. Diagram alir proses produksi etanol dari etilen
Sistem
Pemisah
Sistem
Dehidrasi

Etilen Daur Ulang
Etilen
Natrium Klorida
Air Umpan Boiler
R
E
A
K
T
O
R
Q
U
E
N
C
H
E
R
C
O
N
T
A
C
T
O
R
S
C
R
U
B
B
E
R
Air Daur Ulang
Ethanol 95%
Ethanol Murni
impurities



Gambar 5.2. Analisa neraca massa pada satu alat di dalam proses
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
95

Pada soal-soal neraca massa, anda biasanya akan diberikan informasi mengenai deskripsi
proses, nilai-nilai beberapa variabel proses, dan kuantitas yang ingin ditentukan. Agar anda
terlatih mengunakan prosedur sistematis untuk menyelesaikan persoalan neraca massa,
sebaiknya mengikuti langkah-langkah yang disarankan berikut ini.
1. Gambarkan persoalan dalam bentuk diagram balok, yang memuat aliran masukan dan
keluaran. Tuliskan nilai aliran-aliran yang diketahui dan tuliskan notasi/simbol untuk
aliran yang belum diketahui. Usahakan sedimikian rupa agar jumlah notasi yang
tidak diketahui seminimum mungkin.
2. Pilih dasar/basis perhitungan. Biasanya diambil nilai salah satu aliran proses yang
diketahui. Jika hal ini tidak memungkinkan, tentukan nilainya untuk aliran yang
komposisinya diketahui. Pilih angka yang mudah, misalnya 10, 100 atau 1000
dengan satuan yang sesuai seperti pada soal.
3. Tuliskan persamaan neraca massa. Perlu dicatat bahwa jumlah persamaan independen
yang dapat ditulis sama dengan jumlah spesies pada masukan dan keluaran pada
sistem yang ditinjau.
4. Tentukan variabel-variabel yang belum diketahui dengan menyelesaikan langkah 3.
Contoh-contoh berikut memberikan gambaran penyelesaian persoalan neraca massa menurut
prosedur di atas.
Contoh 5.2, neraca massa distilasi minyak nilam.
Minyak nilam (lihat Gambar 5.3a) merupakan salah satu komoditas perdagangan yang ditekuni
oleh masyarakat pedesaan di beberapa kabupaten di pantai barat Aceh. Petani minyak nilam
melakukan proses distilasi secara tumpak (batch) untuk mendapatkan minyak nilam. Daun
nilam (lihat Gambar 5.3b) yang layak panen dimasukkan ke dalam tangki uap (lihat Gambar
5.3c), kemudian uap yang dihasilkan dialirkan melalui pipa yang didinginkan. Hasil yang
keluar berupa campuran antara air dan minyak nilam. Andaikan produksi minyak nilam di
Aceh cukup besar untuk skala industri, maka campuran minyak nilam-air tadi akan lebih
mudah dipisahkan secara distiilasi kontinu. Andaikan di dalam campuran air-minyak nilam
terdapat sebanyak 60% massa air dan agar minyak nilam bernilai tinggi, maka air yang ada di
dalam campuran tadi harus dihilangkan sehingga diperoleh minyak nilam dengan kemurnian
96%. Karena minyak nilam mempunyai titik didih (280
o
C) jauh lebih tinggi dari titik didik air
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
96

(100
o
C), maka minyak akan keluar dari bawah kolom distilasi, sedangkan air akan menguap
dan keluar dari atas kolom distilasi. Hasil analisa produk atas kolom distilasi menunjukkan
terdapat 1% massa minyak nilam. Jika setiap jam ingin dipisahkan sebanyak 100 kg campuran
minyak nilam-air, tentukan laju produksi minyak nilam dan tentukan komponen-komponen lain
yang tidak diketahui.

(a) (b) (c)
Gambar 5.3. (a) minyak nilam; (b) daun nilam; (c) distilasi minyak nilam tradisional
Penyelesaian:

Gambar 5.5. Diagram alir distilasi minyak nilam
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
97

1. Gambarkan diagram balok proses distilasi minyak nilam dan tuliskan komponen-
komponen yang diketahui dan komponen-komponen tak diketahui, seperti pada Gambar
5.5.
2. Pilih basis perhitungan
Karena sudah diketahui umpan sebesar 100 kg/jam, maka kita ambil saja nilai ini
sebagai basis perhitungan.
Basis: 100 kg/jam umpan
3. Tuliskan persamaan neraca massa.
Dari Gambar 5.2 dapat diketahui komponen-komponen yang masuk ke dalam dan
keluar dari sistem (kolom distilasi). Menggunakan persamaan 5.5, dapat ditulis:
Neraca total : F = D + B [5-6]
Neraca minyak nilam : X
MN(F)
F = X
MN(D)
D + X
MN(B)
B [5-7]
Neraca air : X
A(F)
F = X
A(D)
D + X
A(B)
B [5-8]
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan 5.6 5.8, sehingga
diperoleh:
100 = D + B [5-9]
0,5 (100) = 0,01 (D) + 0,96 (B) [5-10]
0,6 (100) = 0,99 (D) + 0,05 (B) [5-11]
5. Tentukan variabel-varibel yang belum diketahui dengan menyelesaikan persamaan 5.9
5.11. Bila persamaan 5.9 5.11 anda diselesaikan, maka akan diperoleh:
D = 58,95 dan
B = 51,05
Sehingga dapat disusun:
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
98

Pada Umpan:
Minyak nilam = 0,5 (100) = 50 kg/jam
Air = 0,6 (100) = 60 kg/jam
Pada Produk Atas
Minyak nilam = 0,01 (58,95) = 0,5895 kg/jam
Air = 0,99 (58,95) = 58,3605 kg/jam
Pada Produk bawah
Minyak nilam = 0,96 (51,05) = 39,5105 kg/jam
Air = 0,05 (51,05) = 1,6395 kg/jam

Contoh 5.3, Pengeringan padi
Padi yang baru dipanen (gabah) memiliki kadar air rata-rata 35 %. Peraturan Menteri Pertanian
No: 25/Permentan/PP.330/5/2008 Tanggal 29 April 2008 menyatakan bahwa Pemerintah
hanya akan membeli gabah petani yang mempunyai kadar air maksimum 25%. Di sisi lain,
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika padi ingin digiling untuk dijadikan beras, maka kadar
air gabah yang paling baik adalah 13 %. Pada kondisi kadar air seperti ini, resiko beras patah
sangat kecil. Sudah lazim petani hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan
gabah. Cara seperti ini tentu sulit sekali mengatur kadar air sedemikian rupa sehingga bisa
diperoleh gabah dengan kadar air <25%, atau gabah dengan kadar air 13%. Andaikan di daerah
sentra pertanian tersedia alat pengering kontinu sehingga memungkinkan menghasilkan gabah
dengan kadar air 13 % dan jika setiap kali panen seorang petani menghasilkan 5 ton gabah
segar dengan kadar air 35%, berapa banyak air yang harus dihilangkan dari gabah segar
sehingga diperoleh gabah dengan kadar air 13%.
Penyelesaian:
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
99

1. Gambarkan diagram balok yang menggambarkan proses pengeringan padi segar dan
tuliskan komponen-komponen yang diketahui dan yang tak diketahui, seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5 Diagram alir proses pengeringan gabah segar

2. Basis Perhitungan.
Karena besaran umpan sudah diketahui, maka basis perhitungan diambil langsung
sebesar 5000 kg umpan gabah segar
3. Tuliskan persamaan neraca massa.
Dari Gambar 5.5 dapat diketahui komponen-komponen yang masuk ke dalam dan
keluar dari sistem pengering kontinu. Menggunakan persamaan 5.5, dapat ditulis:
Neraca total : F = W+ P [5-12]
Neraca gabah : X
F(gabah)
F = X
W(gabah)
W + X
P
(gabah) P [5-13]
Neraca air : X
F(air)
F = X
W(air)
D + X
P(air)
P [5-15]
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan 5.12 5.15, sehingga
diperoleh:
5000 = W+ P [5-15]
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
100

0,65 (5000) = 0,0 (W) + 0,85 (P) [5-16]
0,35 (5000) = 1.0 (W) + 0,15 (P) [5-17]
5. Tentukan variabel-variabel yang belum diketahui dengan menyelesaikan persamaan
5.15-5.17. Bila persamaan-persamaan ini diselesaikan, maka akan diperoleh:
Gabah kering, P = 3823,5 kg
Air yang dihilangkan dari gabah segar, W = 1176,5 kg

5.5 Rangkuman
Analisa suatu sistem proses biasanya akan selalu melibatkan perhitungan neraca massa guna
menentukan seluruh zat/spesies pada aliran umpan dan produk. Bab ini telah menjelaskan
klasifikasi proses yang terlibat pada suatu industri yang meliputi proses fisika dan proses kimia.
Proses fisika merupakan suatu proses yang tidak melibatkan perubahan molekul, sehingga tidak
menghasilkan senyawa baru. Dengan demikian proses fisika merupakan proses yang dapat
balik. Sebagai contoh, misalnya gula dilarutkan ke dalam air panas, sehingga tidak terlihat
butir-butir gula. Menggunakan proses pemisahan, misalnya penguapan, maka akan di dapatkan
kembali gula dan airnya. Ini yang dimaksud dengan proses dapat balik. Sebaliknya proses
kimia merupakan proses yang tidak dapat balik, karena melibatkan perubahan molekul
sehingga menghasilkan unsur atau senyawa baru. Misalkan anda menjalankan reaksi netralisasi
antar asam dan basa, maka akan terbentuk senyawa baru berupa garam dan air. Produk baru
garam dan air ini tidak akan dapat dirubah kembali menjadi asam dan basa, sehingga dikatakan
prosesnya tidak dapat balik. Walaupun pada hakikatnya ada reaksi kimia yang dapat bolak
balik, tapi hal tersebut di luar lingkup yang kita pelajari di sini.
Selain proses fisika dan proses kimia, telah dijelaskan juga perbedaan antara proses tumpak,
kontinu dan semi-tumpak. Proses tumpak dicirikan dengan tidak adanya perpindahan massa ke
luar dari sistem selama berlangsungnya proses. Artinya, umpan dimasukkan ke dalam unit
proses, kemudian proses dijalankan sampai selesai, baru di akhir produk dikeluarkan dari unit
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
101

proses. Proses kontinu sebaliknya berbeda nyata dari proses tumpak, dimana umpan dan produk
secara terus menerus dimasukkan dan dikeluarkan dari unit proses. Suatu unit proses yang yang
tidak mencirikan proses tumpak dan proses kontinu dikategorikan sebagai proses semi-tumpak
atau semi kontinu.
Dari segi ketergantungan terhadap waktu, proses dapat diklasifikasikan sebagai proses tunak
(mantap, steadi) dan transien (tak-mantap, tak steadi). Jika nilai-nilai seluruh parameter dalam
suatu proses seperti temperatur, tekanan, volume, laju alir dll tidak berubah terhadap waktu
maka proses tersebut dikatakan memiliki kondisi tunak. Sebaliknya jika variabel-variabel
proses tersebut berubah terhadap waktu, maka proses demikian disebut dengan proses transien
atau tak-steadi.
Pengertian neraca massa telah dipaparkan diikuti dengan penjelasan mengenai strategi
penyelesaian neraca massa sederhana tanpa melibatkan reaksi kimia. Prosedurnya dimulai
dengan menggambarkan proses yang ditinjau ke dalam bentuk diagram balok dan menuliskan
komponen-komponen yang diketahui pada diagram tersebut. Setelah basis perhitungan
ditentukan, persamaan neraca massa disusun berdasarkan persamaan 5.1. Namun, jika proses
yang ditinjau mantap (tunak) dan tidak melibatkan reaksi kimia, dengan mudah persamaan 5.5
disederhanakan menjadi persamaan 5.3. Penyusunan persamaan neraca massa akan
menghasilkan beberapa persamaan aljabar dengan beberapa variabel yang belum diketahui.
Langkah akhir adalah menentukan variabel-variabel yang tidak diketahui dengan
menyelesaikan persamaan aljabar yang diperoleh dari langkah sebelumnya.

5.6 Latihan
1. Sebuah tangki berukuran 5 m
3
diisi dengan air dengan laju 6 kg/det dan dikeluarkan dari
dasar tangki dengan laju 3 kg/det. Sebelum diisikan air, pada saat mula-mula separuh tangki
telah berisi air.
a). Apakah proses ini tumpak, kontinu atau semi-tumpak? Apakah prosesnya tunak atau
steadi
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
102

b). Tuliskan neraca massa untuk proses tersebut (lihat contoh 5.1). Berikan padanan
suku-suku yang anda tinjau dengan suku-suku pada persamaan 5.1. Berikan alasan
jika ada suku-suku yang dihilangkan
c). Berapa lama waktu yang diperlukan sehingga air meluap dari permukaan tangki?
2. Seorang dosen teknik kimia mengadakan pengabdian masyarakat di sentra perkebunan
pepaya. Dosen tersebut mengajarkan masyarakat membuat selai pepaya. Pepaya masak
yang akan dibuat menjadi selai biasanya mengandung 20% padatan dan 80% air atas dasar
massa. Untuk membuat selai pepaya, pepaya yang telah dibersihkan dihancurkan dengan
menggunakan blender dan dicampur dengan gula dengan rasio pepaya:gula = 55:55.
Campuran pepaya-gula tadi kemudian dimasak guna menguapkan kandungan air yang ada
dalam campurannya, sehingga kandungan air akhir sebesar 1/3 dari kandungan air semula.
Sisa pemasakan inilah yang akhirnya disebut dengan selai pepaya.
a). Gambarkan diagram balok dan beri label untuk proses pembuatan selai pepaya.
b). Berapa kg pepaya yang diperlukan untuk membuat 1 kg selai pepaya.
c). Seandainya umpan terdiri dari 10 kg pepaya, berapa banyak air harus diuapkan untuk
menghasilkan selai pepaya dan berapa banyak selai pepaya yang diperoleh.
3. Pengawetan bahan makanan segar seperti daging dan ikan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti pengeringan, pendinginan (pembekuan), pengasapan, dan penambahan bahan
pengawet. Terkait metoda yang terakhir dapat dilakukan dengan penambahan bahan
pengawet kimiawi dan alami. Pengawet kimiawi dapat dikatagorikan lagi menjadi
pengawet berbahaya dan aman bagi manusia. Penggunaan cuka, gula dan garam telah lama
digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, dan sampai sekarang masih tetap digunakan
karena faktor keamanannya bagi manusia. Sejumlah asam juga relatif aman sebagai bahan
pengawet. Namun penggunaan formalin untuk mengawetkan bahan pangan merupakan
sesuatu metoda yang sangat membahayakan bagi konsumen dan dikatagorikan sebagai
perbuatan kriminal. Kenyataan ini menginspirasikan Anton seorang alumni teknik kimia
untuk memulai wirausaha produksi asap cair sebagai zat pengawet pangan alami. Dasar
pemikiran Anton sederhana saja, dia melihat bahwa hampir di seluruh Indonesia terdapat
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
103

sentra-sentra produksi kelapa dimana tempurung kelapa belum banyak dimanfaatkan.
Anton mulai memproduksi asap cair dengan metoda pirolisa dalam sebuah reaktor dengan
bahan baku 1 ton tempurung kelapa. Asap keluaran dari reaktor pirolisa dikondensasikan
sehingga diperoleh 600 L asap cair Grade 3 dan 200 kg arang aktif. Asap cair Grade 3 ini
hanya dapat digunakan untuk pengawetan kayu, bukan untuk pengawetan pangan mentah.
Oleh karena itu Anton harus merubah asap cair Grade 3 menjadi asap cair Grade 2, yang
dapat digunakan untuk mengawetkan pangan mentah, seperti daging dan ikan. Untuk
mengubah dari Grade 3 ke Grade 2, kandungan tar yang ada di dalam asap cair harus
dipisahkan dengan metoda distilasi. Di dalam 600 L asap cair yang dihasilkan oleh Anton
terdapat sebanyak 7% (massa) tar. Ketika asap cair ini dimasukkan ke dalam kolom
distilasi, didapati bahwa 97% (massa) asap cair ada di produk atas dan 85% tar terdapat di
produk bawah. Tentukan massa asap cair dan tar pada produk atas dan produk bawah
kolom distilasi. (Petunjuk: tentukan dulu massa 600 L campuran asap cair + tar, sehingga
dari situ dapat diketahui massa asap cair dan tar di dalam umpan kolom distilasi. Anggap
bahwa proses berjalan mantap dan tidak ada kebocoran sehingga seluruh asap yang
dihasilkan dari proses pirolisa betul-betul mencair).
5. Kadar gula dalam suatu cairan dinyatakan dengan
o
Brix. Jadi kalau dikatakan jus jeruk
memiliki 10
o
Brix, berarti di dalam jus tersebut terdapat 10 g (kg, lb
m
) gula/100 g (kg, lb
m
).
Jika anda masuk ke super market dan membeli jus apel kotak berukuran 1 L, lalu membaca
pada kotak tersebut bahwa jus apel tersebut diproduksi oleh perusahaan Indonesia asli.
Bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Indonesia bukanlah produsen apel. Di negara-negara
produsen apel, apel tersebut diperas sehingga diperoleh jus apel dengan nilai brix rendah.
Jus tersebut kemudian diproses dan dipekatkan sehingga mencapai 65-70
o
Brix. Jus ini
kemudian dibekukan dan diekspor ke berbagai negara dalam kondisi beku. Perusahaan
Indonesia membeli konsentrat jus beku ini, lalu setiba di pabrik mereka di Indonesia jus
tersebut dicairkan dan ditambahkan air sehingga jadilah jus kotak yang anda beli di
supermarket tadi. Perusahaan tersebut membeli 5 ton jus apel konsentrat 70
o
Brix dari luar
negeri seharga US$ 1500/ton dalam tahun 2011. Kemudian memproduksinya menjadi jus
apel kotak berukuran 1 L yang memiliki nilai 20
o
Brix. Jika diasumsi jus tersebut hanya
terdiri dari gula dan air, berapa banyak air yang harus ditambahkan kepada 5 ton jus
konsentrat untuk menghasil jus dengan nilai 20
o
Brix. Berapa kotak jus apel ukuran 1 L (20
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
104

o
Brix) yang dapat diproduksi dari 5 ton jus konsentrat (70
o
Brix). Jika perusahaan tersebut
menjual jus apel kotak 1 L (20
o
Brix) kepada distributor dengan harga Rp 12500,- per kotak
dan dengan nilai tukar Rp 9600,-/1 US$, apakah perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan?
5. Gambar 5.6 (a) menunjukkan sebuah siklon yang diinstallasi pada sebuah industri. Siklon
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel padatan dari aliran gas.
Mekanisme pemisahan partikel tersebut akibat adanya gerakan fluida (gas dan partikel)
secara spiral karena bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal dan gaya inersia menyebabkan
partikel terlempar ke arah luar, membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar
siklon. Dekat dengan bagian dasar siklon, gas bergerak membalik dan bergerak ke atas
dalam bentuk spiral yang lebih kecil. Gas yang bersih keluar dari bagian puncak siklon
sedangkan partikel keluar dari dasar siklon, seperti yang ditunjukkan dari hasil simulasi
pada Gambar 5.6 (b).

(a) (b)
Gambar 5.6 (a) Pemisah siklon pada sebua industri, (b) simulasi gerakan partikel dalam siklon

Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
105

Sebuah industri menghasilkan gas buang sebesar 3000 ft
3
/menit dengan kandungan partikel
8,25 gr/ft
3
. Seluruh gas buang ini dialirkan ke sebuah siklon untuk memisahkan partikel
dari aliran gas. Siklon yang digunakan dikatakan memiliki efisiensi pengumpulan sebesar
90%. Buatlah neraca massa partikel dan tentukan berapa banyak pertikel yang terkumpul
dan yang dibuang ke atmosfir setiap jam.
6. Diagram balok di bawah ini menunjukkan operasi pencampuran tiga komponen A, B, dan C
yang masing-masing komposisinya dinyatakan dalam persen massa. Operasi berjalan dalam
kondisi tunak (mantap, steadi). Dari informasi yang ada tentukan laju alir massa dan
komposisi produk yang dihasilkan.

7. Dalam percobaan adsorpsi di laboratorium, seorang mahasiswa teknik kimia diminta untuk
menguji kemampuan zeolit alam untuk menyerap phenol. Sebanyak 150 mL larutan phenol
dikontakkan dengan 60 gram zeolit alam di dalam Erlenmeyer berpengaduk, sehingga
terjadi perpindahan massa phenol ke dalam zeolit alam sedangkan air tidak terjerap.
Konsentrasi phenol mula-mula di dalam larutan adalah 0,5 mol/L, namun setelah satu jam
pengontakan dengan zeolit alam konsentrasi phenol berkurang menjadi 0,5 mol/L.
Tentukan berapa banyak phenol yang terserap untuk setiap gram zeolit alam.

8. Sebanyak 1 L etanol dengan densitas 0,789 gr/cm
3
pada 20
o
C ingin dicampur dengan 2,5 L
air yang memiliki densitas 0,998 gr/cm
3
. Tentukam massa dan komposisi massa masing-
masing komponen dalam campuran air-etanol.
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
106

9. Seorang mahasiswa teknik kimia yang akan melakukan praktikum di laboratorium kimia
dasar diminta untuk membuat 1000 gram larutan H
2
SO
5
(10% massa). Akan tetapi di
laboratorium tersebut hanya tersedia larutan H
2
SO
5
(25% massa). Jelaskan apa yang harus
dilakukan oleh si mahasiswa agar ia dapat mempersiapkan larutan H
2
SO
5
10 %.

10. Seorang pekerja diminta untuk membuat 2500 kg campuran air dan Ca(OH)
2
(slurry)
dengan konsentrasi 5 % massa Ca(OH)
2
. Hal ini harus dilakukannya dengan mengencerkan
dari 1000 kg campuran (slurry) yang mengandung 20% Ca(OH)
2
. Tentukan berapa banyak
air yang harus ditambahkan agar diperoleh slurry dengan konsentrasi Ca(OH)
2
5%.

5.7 Glosarium
Distilasi : proses pemisahan komponen-komponen dari campuran atas dasar titik didih
sehingga komponen-komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap
sebagai produk atas, sedangkan komponen-komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan berada dalam fasa cair sebagai produk bawah.
Impuritis : zat-zat yang tidak memiliki nilai berarti baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.
Kontaktor : Sebuah kolom yang dirancang sedemikian rupa untuk mengontakkan dua atau
lebih zat.
Quencher : Sebuah alat yang dirancang untuk menurunkan temperatur fluida secara cepat.
Reaktor : Sebuah alat yang digunakan untuk menjalankan reaksi kimia.
Scrubber : Sebuah peralatan yang digunakan untuk menghilangkan impuritis dari aliran
gas.
Shut-down : Di industri istilah ini dimaksudkan penghentian sebagian proses atau seluruh
proses di industri tersebut dikarenakan gangguan atau memang direncanakan untuk
perawatan maupun perbaikan.
Bab 5: Dasar-Dasar Neraca Energi
107

Slurry : Suatu campuran antara cairan, biasanya air, dengan bahan padat halus seperti
semen, batu kapur, lempung, dll
Start-up : Dalam industri istilah ini didefinisikan sebagai periode waktu antara tahap akhir
konstruksi pabrik dengan tahap operasional pabrik itu sendiri, atau dimaksudkan juga
terhadap kegiatan memulai pabrik untuk beroperasi sampai mencapai operasional
steadi.

Daftar Pustaka
Felder, R.M dan Rousseau, R.W. (2005) Elementary Principles of Chemical Processes, 3rd
Edition. John Wiley and Son, Inc. USA

Himmelblau, D.M dan James Riggs, B. (2005) Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, 7
th
Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.USA

Wikibooks (2010) Introduction to Chemical Engineering Processes.
http://en.wikibooks.org/wiki/Introduction_to_Chemical_Engineering_Processes. Diakses
11 Maret 2010.

Anda mungkin juga menyukai