Oleh:
Dr. ELIDA PURBA, S.T., M.Sc.
i
HALAMAN PENGESAHAN
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
iii
Cakupan buku ini yaitu Bagian I meliputi dimensi dan satuan serta konversi berbagai
satuan. Pada bagian II akan dibahas cara menyatakan konsentrasi gas, cair dan padat,
konsep suhu dan tekanan, penentuan basis, konsep mol, persamaan kimia dan
stoikiometri. Pada bagian III akan dibahas neraca massa tanpa reaksi dalam satu
sistem dan multi sistem, neraca massa tanpa dan melibatkan reaksi dengan Recycle,
Bypass dan Purging. Pada Bagian IV akan dibahas neraca energi pada system tanpa
reaksi dengan satu sistem dan multi sistem, serta neraca energi yang meibatkan reaksi
pada satu system dan multi sistem.
Hampir semua isi diktat ini dikembangkan dan dijelaskan lebih lanjut dari penjelasan
contoh soal yang ada pada buku referensi mahasiswa Himmelblau, D.M, 1996.
Langkah-langkah dalam diktat ini lebih detail, sehingga mahasiswa diharapkan lebih
mudah memahami metodologi penyusunan dan penyelesaian neraca massa dan
energi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
v
vi
BAB I
1.1 Pendahuluan
Pada bagian ini kita akan melihat ulang sistem Satuan Indonesia (SI)
dan Sistem British atau Amerika dan cara mengkonversi dari satu satuan ke
satuan lainnya. Kemampuan mengkonversi ini perlu dimiliki untuk
memudahkan kita pada perhitungan-perhitungan Teknik Kimia yang lebih
kompleks. Pengalaman menunjukkan bahwa konversi satuan sering membuat
rasa jenuh dan frustasi ketika seorang sarjana Teknik Kimia menyelesaikan
persoalan-persoalan proses kimia. Pada sub-bab berikut akan diuraikan tips
mempermudah kita dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan perlunya
konversi satuan.
1.2 Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa harus mampu :
1. menjelaskan perbedaan satuan Sistem Internasional dan British atau
Amerika.
2. menjelaskan definisi dimensi dan satuan.
3. mengkonversi suatu satuan menjadi satuan lainnya.
1
detik atau menit untuk waktu, kilogram atau gram untuk massa, celsius untuk
suhu dan atmosfir untuk tekanan. Pernyataan sebuah satuan dalam mengukur
dimensi sangat diperlukan agar perhitungan menjadi logis dan benar. Jadi hanya
dimensi dan satuan yang sama daoat ditambah atau dikurangi. Kita tidak dapat
menambahkan, mengurangkan atau menyamakan secara numeris satuan dari
dimensi yang berbeda. Jadi 10 cm + 2 detik tidak dapat dijumlahkan atau
dikurangkan atau disamakan karena dimensi dan satuannya berbeda. Satuan
yang dapat dijumlahkan adalah 10 cm dengan 2 m yaitu 10 cm + 200cm sama
dengan 210 cm atau 2,1 m, karena dimensinya sama yaitu panjang.
a. 2 ft + 3 menit
b. 1 hp + 373 wat
c. 2 kg + 1,1 lb
d. 50 gr + 5 m
Penyelesaian
a. Tidak dapat dijumlahkan karena dimensinya berbeda yaitu panjang dan
waktu
b. 1 hp = 764 watt, jadi 1 hp + 0.5 hp = 1.5 hp atau 764 wat + 373 wat = 1.119
wat
c. 1 kg = 2,2 lb, jadi 2 kg + 1,1 lb = 2,5 kg atau 4,4 lb + 1,1 lb = 5,5 lb
d. Tidak dapat dijumlahkan karena dimensinya berbeda yaitu massa dan
panjang
TIPS : Ada beberapa satuan yang sering dipergunakan dalam Teknik Kimia, di
mana bila kita dapat menghafalkannya, waktu mengerjakan soal dalam
latihan dan ujian akan dapat dihemat secara signifikan. Satuan tersebut dapat
dilihat pada kolom di bawah ini.
2
Panjang Massa Lainnya
1 m = 100 cm 1 kg = 2,2 lb 1 jam = 3600 detik
1 m = 3.2808 ft 1 ton = 1000 kg 1 galon = 3.75 liter
1 in = 2.54 cm 1 kg = 1000 gr 0 °C = 273 K
1 ft = 12 in 1 atm = 760 mmHg
1 mil =1.6 km 1 atm = 101,5 kPa
0 °F = 460 °R
°F = (°C x 1.8) + 32
°C = (°F - 32)/1.8
Tabel di bawah ini menunjukan SI dan Sistem Amerika untuk dimensi yang
sama
Dimensi SI Amerika/British
Panjang Meter, m Feet, ft
Massa Kilogram, kg; ton, Pound, lbm
gram
Waktu Detik, menit, jam, hari, Detik, jam
tahun
Suhu Kelvin, K; Celsius, C; Rankine, R atau
Fahrenheit, F
Energi Joule, J Btu
Gaya Newton, N lbf
Daya Watt Horsepower, hp
Kecepatan m/s Ft/s
Tekanan Pascal, N/m2 Lbf/in2
3
menuslikan angka dan satuan nya secara jelas. Konsep dari konversi ini
adalah mengalikan sesuatu dengan angka satu, dimana apabila suatu
harga atau angka di kalikan dengan satu, maka nilainya tidak berubah.
Suatu bilangan akan bernilai satu pembilang dan penyebutnya sama
Misalnya:
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 1𝑘𝑔
,
1 𝑗𝑎𝑚 2,2𝑙𝑏
Penyelesaian:
A B C D
Jadi secara prinsip B, C, dan D adalah bilangan 1,0 karena penyebut dan
pembilangnya sama, dan A dikalikan dengan 1 sehingga
4
1.5. Evaluasi:
1. Sebuah tangki akan diisi dengan air melalui sebuah pipa dengan diameter 3 4
in. Kecepatan air dalam pipa tersebut 3ft/det. Skema bentuk tangki
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Diameter tangki = 0,5 meter, dan
tingginya 3 ft. Tinggi kerucut tangki bagian bawah 15 cm. Tentukanlah
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tangki tersebut sampai
penuh dalam menit.
(b) 10 (in)(cm2)/(tahun)(lbm)(ft2) ke SI
5
6
BAB II
Pada bab ini kita akan mengkaji ulang beberapa ketetapan umum yang
digunakan dalam menyatakan sifat-sifat fisik dari suatu bahan termasuk
densitas, gravitasi spesifik, dan cara menyatakan konsentrasi atau
kandungan suatu fluida atau padatan. Anda juga mempelajari penentuan
basis perhitungan, temperatur, tekanan, serta persamaan reaksi dan konsep
mol.
2.1 Kompetensi
7
5. menjelaskan tentang tekanan, satuannya, skalanya, dan menghitung
konversi suatu satuan ke satuan lainnya
6. menjelaskan persamaan reaksi dan stoikiometri untuk menentukan
konversi, yield, selektivitas, reaktan pembatas dan reaktan berlebih.
2.2 Densitas
Densitas (ρ) adalah rasio satuan massa per satuan volume, misalnya
kg/m3, lb/ft3. Densitas cairan dan padatan tidak berubah secara signifikan
pada tekanan atmosfir, tetapi berubah sedikit apabila suhu berubah.
Densitas akan menurun dengan kenaikan suhu.
Contoh soal 2.1 Diketahui bahwa s.g. Dibrompentana (DBP) adalah 1,54,
berapakah densitasnya dalam (a) g/cm3 ,(b) lb/ft3 ,(c) kg/m3?
Penyelesaian:
(a) ρDBP = sg x ρair maka ρDBP = 1,54 x 1,0 g/cm3 = 1,54 g/cm3
(b) ρDBP = sg x ρair maka : ρDBP = 1.54 x 62.4 lb/ft3 = 97.97 lb/ft3
(c) ρDBP = sg x ρair maka : ρDBP = 1.54 x 1000 kg/m3 = 1570 kg/m3
8
Contoh Soal 2.2
Produk herbal memiliki berat molekul (BM) 192, yang mengalir dari
sebuah reactor dengan laju alir volume 10.3 l/min. Konsentrasi obat dalam
keluaran tersebut adalah 41.2% dalam air, dengan s.g. 1.025. Hitung
konsentrasi obat dalam kg/l dalam aliran keluar tersebut, dan tentukan laju alir
obat dalam kmol/min.
0.412 kg obat
REAKTOR
0.588 kg air
Penyelesaian:
Bagaimana caranya?
Kita andaikan ada 1000 kg larutan obat keluar reaktor, maka ada 412 kg obat
dan ada 588 kg air. Untuk mendapatkan konsentrasi dalam massa per
volume (densitas), maka kita dapat menggunakan informasi s.g larutan
tersebut.
9
412𝑘𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡 1,025 𝑔𝑙𝑎𝑟 1 𝑘𝑔 1000 𝑐𝑚 𝑘𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡
= 0,422
1000 𝑘𝑔𝑙𝑎𝑟 𝑐𝑚 1000 𝑔 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝐿𝑙𝑎𝑟
Untuk menentukan laju alir, kita hanya perlu mengkonversi laju alir volume
menjadi laju alir masa dengan mengalikan laju alir volume dengan densitas
larutan dan membaginya dengan BM.
Fraksi mol merupakan pembagian mol zat tertentu terhadap jumlah mol
total dalam suatu campuran, yang berlaku untuk gas, larutan, dan padatan.
Frakssi massa juga dengan cara yang sama diperoleh dengan membagi massa
zat tertentu dengan massa total dalam campuran. Jadi jumlah fraksi mol atau
fraksi massa pasti=1,0.
10
Penyelesaian:
Fraksi massa air = 2 kg/ (2 + 1 kg) = 0,67
Fraksi massa NaOH = 1 kg/ (2 + 1 kg) = 0,33
11
Umumnya, basis yang anda gunakan 1 atau 10 atau 100 bahkan 1000,
misalnya 1 kg, 10 kg, 100 kg, atau 1000 kg, atau dalam mol. Angka – angka
tersebut akan memudahkan anda karena fraksi atau persen akan otomatis
menjadi jumlah massa atau mol.
Contoh Soal Anda memiliki 130 kg gas dengan komposisi sebagai berikut: 40%
N2, 30% CO2, dan 30% CH4 dalam sebuah tangki. Berapakah BM rata – rata gas
tersebut ?
Penyelesaian:
Ingat: Apabila komposisi campuran gas diketahui dalam persen tanpa
menyebutkan % massa, mol atau volume, maka asumsi yang paling tepat
komposisi tersebut dalam % mol. Apabila komposisi campuran sebuah cairan
atau padatan diketahui dalam persen tetapi tidak ada informasi apakah % massa,
mol, atau volume, maka asumsi yang paling tepat adalah komposisi tersebut
dalam % berat.
12
Berat Molekul (BM) adalah massa total (kg)/mol total (kmol) :
Contoh Soal 2.5 Sebuah hasil analisis bitumen batubara sebagai berikut: S 2%, N
1%, O 6 %, Debu 11% dan Air 3 %, sementara sisanya 77% adalah C dan H.
Komposisi C dan H tersebut diberikan dalam rasio mol H/C = 9. Hitunglah
fraksi berat masing-masing komponen apabila kelembaban dan debu diabaikan.
Penyelesaian:
Karena sampel berupa padatan maka asumsi persen komposisi di atas persen
berat. Untuk itu anda lebih tepat mengambil basis berat.
Untuk itu anda perlu mengambil basis baru untuk C dan H. Misalkan ada 100
kmol C dan H atau basis 100 kmol C dan H.
13
Basis : 100 kmol C dan H (diketahui H/C = 9 atau bila H = 90 maka C = 10
dengan total 100)
Komponen Fraksi Mol kmol BM Massa (Kg) % berat
(mol x BM)
Sehingga : C = 0,43 x 77 Kg = 33 Kg
H = 0,57 x 77 Kg = 44 Kg
Jadi, fraksi berat masing-masing komponen tanpa kelembaman (air) dan tanpa
debu.
Komponen Massa (kg) % berat
S 2 0,02
N 1 0,01
O 6 0,07
C 44 51,00
H 33 38,00
Total 86 100,00
2.7 Temperatur
Pada sub bab ini anda akan mempelajari skala temperatur absolut dan
relatif dan konversi satu suhu ke suhu lainnya. Konsep temperatur adalah
dingin atau panasnya suatu bahan atau material. Skala yang digunakan
adalah Fahrenheit, Celcius, Rankine dan Kelvin.
14
Skala temperatur absolut didasarkan pada titik nol pada ℃ yang disebut
dengan skala Kelvin; skala absolut yang berhubungan dengan derajat
Fahrenheit disebut skala Rankine. Jadi hubungan antara temperatur relatif
dengan temperatur absolut dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Dari Gambar 2.1 dapat anda pelajari bahwa satuan derajat pada Kelvin-
Celcius tidak sama dengan ukuran skala pada Rankine-Fahrenheit.
180 100
32 492 Titik beku air 273 0
F
a
h R K C
r a e e
e n l l
n k v c
h i i i
e n n u
i e s
t
15
Mengkonversi satuan suatu skala dengan skala lainnya:
1. Kelvin = oC + 273
2. Rankine = oF + 460
3. oF = (1,8 x oC) + 32
4. oC = (oF-32)/1,8
INGAT :
1. Delta (∆) disini adalah selisih temperatur T 2 – T1, dalam masing masing
skala di atas.
Misalnya: T1 = 212 oF, T2 = 50 oF ; maka ∆ oF = 162 oF
Contoh Soal 2.6 Konversikanlah 100 oC menjadi: (a) K, (b) oF, dan (c) oR
Penyelesaian:
16
Contoh soal 2.7 Konversikanlah konduktivitas termal (k) aluminium pada 32OF
sebesar 117 Btu /(hr)(ft2)(OF /ft) menjadi Btu /(hr)(ft2)(K/ft)
‘
Penyelesaian: Ingat bahwa ΔOC=ΔK danOF di atas sebenarnya adalah ΔOF, maka:
. Δ Δ
117 Btu/(hr)ft2)(oF /ft) = 211Btu/(hr)ft2)(K/ft)
Δ Δ
2.8 Tekanan
Pada subbab ini anda mempelajari berbagai pengukuran tekanan, untuk
tekanan relatif dan tekanan absolut, dan cara mengkonversi suatu satuan ke
dalam satuan lainnya.
Tekanan adalah gaya normal per satuanluas. Tekanan dapat dinyatakan
sebagai tekanan absolut atau tekanan relatif, tergantung cara pengukurannya.
Bila tekanan suatu tangki diukur dengan sebuah manometer terbuka ke
atsmosfir , maka tekanan yang diukur adalah tekanan relatif, karena
referensinya adalah tekanan atmosfir (lihat Gambar 2.2).
(a) (b)
Gambar 2.2 (a) tekanan absolut (b) tekanan relatif
Bila ujung manometer ditutup sehingga tekanan di ujung manometer
menjadi vakum, maka tekanan yang diukur adalah tekanan absolut. Beberapa
satuan tekanan yang perlu anda ingat:
1 atm=14,7psia ( singkatan dari pounds per square inch absolute)
17
1 atm = 33,91 ft 𝐻 𝑂 = 29,92 in Hg = 760 mm Hg = 101,3 kPa
C H ( ) + 11 O ( ) → 7 CO ( ) + 8H O (2.1)
Apa saja yang dapat anda pelajari dan simpulkan dari reaksi di atas?
Perlu digarisbawahi : informasi yang diberikan adalah dalam mol (lb mol,
kmol, gmol, bukan dalam massa tetapi dalam mol maka disebut KONSEP
MOL)
Lihat kembali Sub-bab 2.4 di atas.
18
Produk Lain CO2 gas 500 kg/jam
Penyelesaian:
Reaksi yang terjadi
C7H16(g) + 11O2(g) 7 CO2(g) + 8H2O(g) (2.1)
Dari soal di atas diketahui bahwa CO2 gas yang dihasilkan haruslah minimal
1000 kg/jam agar diperoleh 500 kg/jam kering (karena hanya dapat
dikonversi menjadi CO2 kering 50% dari gas produk reaksi).
Kalau demikian kita harus menghasilkan 1000 kg CO2 gas. Kita tidak dapat
mengkonversi dan menghitung kebutuhan heptana dan kilogram. Hal yang
harus dilakukan adalah menghitung 1000 kg tersebut dalam kmol, lalu
menghitung mundur kebutuhan reaktan berdasaran koefesien reaksinya.
1. Hitung kmol CO2 yang harus dihasilkan tersebut dengan mengalikan dengan
BM CO2:
1000 kg CO2 = 1000 kg/44 = 22,727 kmol CO2
22,727 kmol CO2 membutuhkan 1/7 x 22,727 kmol CO2 = 3,247 kmol C7 H16
19
3,247 kmol = 3,247 x 100.0 = 3,247 kg
Soallatihan
Contoh soal 2.8 Berapa kg heptane yang harus diumpankan apabila reaksi di
atas hanya berlangsung pada konversi reaksi 75%
Penyelesaian:
Jadi anda butuh 432,7 kg C7H16 untuk memperoleh 500 kg CO2 kering.
20
Contoh soal 2.9 sebuah limestone dianalisis dengan data :
CaCO3 92,89%
MgCO3 5,41%
Insoluble 1,70%
Penyelesaian :
(a) 1. Basis perhitungan 100 lb limestone (1.s.), maka dalam 100 lb 1s terdapat :
CaCO3 = 92,89 lb
MgCO3 = 5,41 lb
Insoluble = 1,70 lb
21
2. Untuk menghitung CaO yang dapat dihasilkan dari CaCO3 maka
persamaan reaksi (1) dapat digunakan sesuai dengan perbandingan
koefisien, tetapi massa harus diubah lebih dahulu ke dalam mol.
Mol CaCO3 = 92,89 lb/BM CaCO3 = 92,89 lb/ 100 = 0,928 lbmol
(b) Jumlah lb CO2 per 1 lb I.s. Anda harus menghitung CO2 yang dihasilkan
dari reaksi (1) dan (2). Untuk itu, anda perlu menghitung mol masing-
masing reaktan dan produk pada reaksi (1) dan (2)
1. Basis yang digunakan sama dengan pada (a). Jadi CO2 yang
dihasilkan dari reaksi (1) 0,928 lbmol juga ( karena koefisien reaksinya
sama).
Jadi, massa CO2 : 0,928 lbmol x BM CO2 = 0,928 x 44 = 40,83 lb
2. Dari reaksi (2) anda perlu menghitung CO2 yang dihasilkan. Dari
koefisisen reaksi diketahui bahwa dihasilkan dari mol MgCO 3
22
Jadi anda perlu menentukan lbmol MgCO3 yang ada pada reaktan.
MgCO3 = 5,41 lb/BMMgCO3 = 5,41 lb/84 = 0,0642 lbmol
Maka CO2 yang terbentuk juga 0,0642 lbmol;
massanya = 0,0642 lbmol x 44 lb/lbmol = 2,82 lb
CO2 yang dihasilkan per 100 lb l.s = 2.82 lb +40,83 lb = 43,65 lb
Atau 0,4365 lb CO2/lb l.s.
Soal latihan
23
Mengapa? Karena 1 kmol C7H16 secara stoikiometri hanya membutuhkan 11
kmol O2. Dengan kata lain O2 berlebih sebanyak 1 kmol.
Apabila diketahui jumlah reaktan yang berlebih aka persen berlebih dapat
dihitung:
%berlebih = 100 x
2.9.2 Konversi
Konversi reaksi didefinisikan sebagai mol umpan yang dapat dikonversi
menjadi produk atau jumlah umpan yang bereaksi dan berubah menjadi
produk. INGAT: konversi selalu ditentukan dalam mol bukan dalam massa.
Bila ada reaktan yag berlebih, umumnya konversi dinyatakan terhadap salah
satu reaktan dan lebih umum, konversi dinyatakan terhadap reaktan pembatas.
Selektivitas adalah rasio mol produk yang diinginkan terhadapol produk lain
yang tidak diinginkan.
24
Maka akan ada selektivias produk yang diinginkan, etilena (C2H4), terhadap
produk yang tidak diinginkan, propilena (C3H6).
Bila pada konversi metanol 80% terdapat persen mol etilena sebesar 0,19 dan
persen mol propilena 0,08, maka selektivitas etilena sebesar 0,19/0,08 = 2,4 mol
etilena per mol propilena.
Contoh Soal 2.10 Antimoni (Sb) diperoleh dengan pemanasan Sb2S3dengan besi
sehingga diperoleh lelehan Sb dari bagian bawah reaktor. Reaksi berlangsung
sebagai berikut ini.
Bila sebanyak 0,6 kg Sb2S3 dan 0,25 kg Fe dan diperoleh 0,2 kg Sb. Tentukanlah :
Penyelesaian :
Dari reaksi di atas diketahui bahwa 1 mol Sb2S3membutuhkan 3 mol Fe dan
membentuk 2 mol Sb dan 3 mold FeS. Jadi langkah yang harus anda lakukan
adalah menghitung mol masing-masing reaktan dan produk berdasarkan
informasi di atas
25
a) Untuk menentukan reaktan pembatas, maka anda perlu menghitung mol
reaktan sesuai stoikiometri dan membandingkannya dengan data aktual
diatas.
Bila ada 1,77 gmol Sb2S3 maka dibutuhkan 5,31 gmol Fe secara
stoikiometri, sementara yang tersedia hanya ada 4,48 gmol. Hal ini berarti
Fe tidak cukup. Maka untuk menghabiskan 4,48 Fe yang ada dibutuhkan
1,49 (1/3 dari 4,48 gmol sesuai koefisien reaksi). Jadi reaktan yang terbatas
adalah Fe dan yang berlebih adalah Sb2S3.
Sb2S3+3 Fe 2 Sb + 3 FeS
1,77 4,48 1,64 (data keluaran reaktor)
1,77 5,31 3,54 (secara stoikiometri 1 dengan konversi 100%)
1,49 4,48 2,98 (secara stoikiometri 2 dengan konversi 100%)
b) Persen reaktan berlebih : {(1,77-1,49/1,49) × 100 = 18,8 %
c) Walaupun Fe merupakan reaktan pembatas, namun tidak semua Fe
bereaksi. Hal ini dapat anda lihat dari produk Sb yang semestinya
diperoleh 2,98 gmol sesuai koefisien reaksi. Namun pada kenyataannya
hanya ada 1,64 gmol. Jadi 1,64 gmol Sb membutuhkan 3/2 × 1,64 gmol =
2,46 gmol Fe. Jadi derajat kesempurnaan reaksi terhadap Fe:
26
2.10 Evaluasi
27
BAB III
NERACA MASSA
Pada bab ini anda akan mempelajari neraca massa pada satu sistem atau
pada multi sistem baik sistem tanpa reaksi maupun sistem yang melibatkan
reaksi kimia.
3.1 Kompetensi
28
Massa masuk dari suatu lingkungan ke dalam sistem melalui batas, dan
keluar dari sistem ke lingkungan lainnya. Jadi secara umum persamaan neraca
massa:
Mari kita pelajari satu persatu istilah pada Persamaan (3.1) massa terakumulasi
artinya jumlah bahan yang bertambah atau berkurang di dalam sistem per satuan
waktu. Gambar 3.2 menunjukkan akumulasi massa dalam sebuah vessel
bertambah per satuan waktu atau disebut dengan akumulasi positif. Gambar 3.3
menunjukkan akumulasi massa berkurang persatuan waktu yang disebut dengan
akumulasi negatif.
t0 t1
t2 t4
Gambar 3.2 Akumulasi massa positif
29
satuan waktu. Umumnya yang akan anda pelajari dalam diktat ini merupakan
proses yang tidak ada akumulasi atau steady state processes.
Bagian kedua dan ketiga dari Persamaan 3.1 adalah massa masukdan
keluar, yaitu semua massa yang masuk ke dalam sistem dari lingkungan dan
keluar dari sistem ke lingkungan lainnya. Bagian keempat dan kelima adalah
massa yang terbentuk atau dikonsumsi dalam sistem karena adanya proses
kimia atau biologi. Umumya bagian ini akan ada kalau suatu sistem melibatkan
reaksi kimia, sehingga ada produk yang terbentuk dan ada bahan baku yang
dikonsumsi. Jadi, bila proses steady state, dan tidak melibatkan proses kimia
atau biologi, maka Pers. (3.1) di atas menjadi:
30
Salah satu hal yang harus anda ketahui bahwa pada saat menghitung neraca
massa, hanya ada satu jawaban yang benar (unique solution). Untuk itu ada syarat
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan unique solution, yaitu Jumlah variable
yang tidak diketahui harus sama dengan jumlah persamaan dalam suatu
persoalan neraca massa. Satu persamaan yang selalu dapat anda gunakan untuk
menambah jumlah persamaan yang ada yaitu jumlah fraksi massa atau fraksi mol
dalam jumlah campuran. Jumlah fraksi massa atau fraksi mol pasti selalu = 1. Jadi
apabila ada suatu campuran yang terdiri dari bahan A, B, C, maka fraksi masing –
masing bahan tersebut sejumlah 1; XA + Xb + XC = 1.
Mari kia lihat contoh dibawah ini untuk mengaplikasikan penjelasan diatas.
Sebuah system digunakan untuk meningkatkan konsentrasi etanol dalam air dari
50% etanolmenjadi 80% etanol dengan menguapkan kandungan airnya, seperti
ditunjukkan pada skema dibawah ini:
W ??
??% etanol
??% air
??% NaOH
T = 30oC
F = 100kg P = 60kg
50% etanol 80% etanol
40% air 5% air
10% NaOH 15% NaOH
Gambar 3.3 Proses steady state, pemurnian etanol tanpa reaksi kimia
Persamaan (3.1) menjadi pers (3.2) karena prosesnya steady state dan tidak
melibatkan reaksi.
31
1. Perhatikan bahwa persentasi diatas adalah persen massa, bukan perse mol.
Masih ingat alasannya ??
2. Tujuan perhitungan adalah menentukan variable yang belum diketahui,
yaitu, W, Xetanol,W, XNaOH.W. Ada 4 variable yang tidak diketahui, maka
dibutuhkan 4 persamaan.
3. Untuk itu mari kita susun neraca massa untuk setiap komponen etanol, air
dan NaOH.
Massa masuk = massa keluar
32
X etanol = 0,050
X air = 0,925
X NaOH = 0,025
Ikutilah langkah berikut ini setiap anda bertemu dengan persoalan neraca massa.
1. Bacalah soal dan pahami benar apa yang ditanyakan; “setengah dari pekerjaan
sudah selesai ketika kita sudah memahami soal”
2. Gambarlah skema dari proses, tentukan system yang akan dianalisis.
3. Beri symbol dan label setiap aliran yang ada ke dan dari system.
4. Tuliskan semua data yang diketahui pada skema No. 2, termasuk laju alir
massa, komposisi, dll.
5. Pilih basis perhitungan.
6. Tuliskan symbol variable yang tidak diketahui pada skema, dan guakan
symbol yang mudah diingat, misalnya F untuk umpan (feed), P untuk
produk, V untuk uap (vapour), D untuk Distilat, dll.
7. Susun neraca massa total dan komponen berdasarkan informasi pada soal
dan skema yang dibuat.
8. Hitunglah jumlah persamaan dan jumlah variable yang tidak diketahui.
9. Selesaikan persamaan dengan eliminasi atau substitusi.
10. Cek jawaban dengan memasukan angka yang sudah diperoleh ke dalam satu
atau dua persamaan yang ada pada (7).
33
tersebut akan berkurang dan rasa percaya diri untuk menyelesaikan soal yang
lain akan menurun.
Contoh Soal 3.1 Sebuah kolom distilasi digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi etanol dari 10% menjadi 60%. Umpan, F, sebanyak 1000 kg masuk
dengan komposisi 10% etanol dan 90% air. Distilat yang diperoleh sebanyak P kg
dengan komposisi 60% etanol dan 40% air. Distilat diperoleh sebanyak 10% dari
umpan tentukan jumlah massa produk bawah menara distilasi, B, dan tentukan
fraksi massa masing-masing etanol dan air.
HE
D P kg
I 60% etanol
F = 1000 Kg M S 40% air
10% etanol E T P = 10% F
90% air N I
A L
R A
A S
I
B = ?? kg
??% etanol
??% air
34
7.1 Neraca massa Total ; F =B + P
7.2 Neraca massa komponen
Etanol : F . Xetanol,F = B . Xetanol,B + P . Xetanol,P
P = 0.1 (F) maka P = 100 kg, dan B = 900 kg
1000 X 0,1 = 900 . Xetanol,B + 100 . 0.6 (1)
Xetanol = 0,044
Air : F . Xair,F = B . Xair,B + P . Xair,P
100 X 0.9 = 900 . Xair,B + 100 X 0.4 (2)
Xair,B = 0,956
10. cek jawaban, F = P + B; 1000 kg = 100 kg + 900 kg
Contoh Soal 3.2 Larutan encer dibutuhkan untuk mengaktifkan sebuah baterai
pada sebuah bengkel. Anda diminta untuk menyiapkan 18,63% asam sulfat
dalam air dengan cara berikut ini. Sebuah tangki lama berisi asam sulfat 12,43%
akan dicampurkan dengan 200 kg asam sulfat pekat 77,7% asam sulfat. Berapa
kg larutan encer 18,63% yang dapat dibuat dengan penambahan tersebut diatas?
Penyelesaian :
1. Lakukan langkah (1)
2. Sketsa soal di atas
Sistem
Gambar 3.5 Sketsa penambahan asam sulfat pekat ke dalam
asam sulfat encer
35
3,4,5 sudah dilakukan diatas
6,7, dan yang tidak diketahui adalah massa awal larutan encer, A, dan massa
akhir larutan sesudah ditambahkan 200 kg larutan pekat, P. komponen
hanya 2 yaitu asam sulfat dan air.
Neraca massa :
Pada sistem ini, ada yang masuk tetapi ada yang belum keluar. Pada
awalnya massa A kg dan setelah ditambahkan massanya menjadi F kg,
berarti ada perubahan massa terhadap waktu atau yang disebut
akumulasi. Akumulasi adalah massa akhir dikurangi massa awal. Maka
persamaannya menjadi :
36
Ada kalanya anda diminta untuk menganalisis proses yang multisistem.
Secara prinsip langkah-langkah di atas tetap berlaku.
Penyelesaian:
5. basis 1 jam
37
massa pada tiap-tiap sistem pada multisistem di atas. Susun neraca massa total dan
neraca massa komponen pada Absorber, AB, Menara Distilasi, MD. Satu hal yang
perlu diingat, variabel yang tidak diketahui harus sama atau lebih sedikit jumlahnya
daripada jumlah persamaan. Variabel yang tidak diketahui ada 5 yaitu A, F, W, B,
dan D.
Pertama : susun neraca massa pada AB
A = 1336.7 kg
F = 221.05 kg
Maka W = 157.7 kg
D = 34,91 kg
B = 186,1 kg
38
3.5 Neraca Massa pada Sistem Dengan Reaksi
Pada sub-bab ini anda akan mempelajari beberapa contoh neraca massa
yang melibatkan reaksi pada satu atau multi system. Cara terbaik untuk
memahami penyelesaian neraca massa juga dengan menutup penyelesaian yang
ada, lalu membaca soal, membuat skema, dan selesaikan sesuai langkah-langkah
yng sudah dipelajari sebelumnya. Anda masih ingat Pers (3.1), yaitu persamaan
neraca massa secara umum. Pada sub-bab 3.3 di atas, anda tidak mengenal
massa terbentuk atau massa yang dikonsumsi dalam sistem. Pada sub-bab ini
anda akan menghitung jumlah massa yang terbentuk atau terkonsumsi
berdasarkan reaksi kimia yang terjadi dalam sistem. Konsepnya masih tetap
sama, mssa tetap kekal, tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, massa hanya
dapat berubah bentuk.
Bila 1 mol atom C dan 1 mol Oksigen dibakar, maka akan dihasilkan 1 mol CO 2.
C + O2 CO2 (3.1)
Bila anda membahas tentang reaksi pembakaran, anda harus familiar dengan
istilah-istilah di bawah ini .
1. Flue atau Stack gas; berarti semua gas yang keluar dari proses pembakaran
termasuk uap air.
2. Orsat Analysis atau basis kering; berarti semua gas yang dihasilkan dari
proses pembakaran kecuali uap air.
3. Udara secara teori atau Oksigen secara teori; berarti jumlah oksigen atau
udara yang dibutuhkan secara stoikiometri untuk menghasilkan
pembakaran sempurna.
4. Udara ekses; berarti udara berlebih yang diumpankan ke dalam proses
pembakaran. Persen berlebih = 100 (kelebihan udara/udara yang
dibutuhkan.
39
Contoh Soal 3.4 ( Self Assesment Test No. 2 hal 204, Himmelblau, 1996 )
Sebuah proses yang disederhanakan ditunjukan pada Gambar 3.7 untuk
menghasilkan SO3 yang akan digunakan untuk pembuatan H2SO4. Awalnya
Sulfur dibakar dengan udara berlebih 100% di dalam burner, tetapi reaksi
pembakaran tersebut hanya berlangsung dengan konversi 90%. Reaksinya :
S + O2 SO2 (3.2)
40
S + O2 SO2 (3.3)
Komponen yang keluar dari burner adalah SO2 yang terbentuk, O2 sisa, Nitrogen
sejumlah yang diumpankan, dan S yang tidak terbakar, tetapi S bukan berupa
gas (dalam soal yang ditanyakan hanya persen mol gas). S yang bereaksi = 2.969
lbmol, O2 yang bereaksi juga 2,969 lbmol jadi O2 sisa = 6,25 – 2,969 = 3,281 lbmol.
SO2
Udara Burner
O2
S
41
Komponen BM Masuk Keluar %mol
lbmol lb lbmol
O₂ 32 3,281 105 1,871 6,60
N₂ 28 23,512 658 23,512 82,93
SO₂ 64 2,969 192 0,148 0,52
SO₃ 80 - - 2,821 9,95
42
Gambar 3.8 Pemurnian Benzena pada menara distilasi
Basis 1 jam operasi
Neraca massa total; F = W + P
10.000 = W + P; P = 10.000 – W
Neraca massa komponen:
Benzena ; F . xbenzena,F = P . xbenzena,P + W . xbenzena,W
10.000 (0,5) = P (0,95) + W (0,04)
5000 = (10.000 – W) (0,95) + 0,04W
5000 = 9500 + 0.91W
W = 4950 Kg
P = 5050 Kg
Untuk menentukan R/D, maka kita perlu membuat neraca massa di keluarkan
kondensor.
Neraca massa totalnya : V =R+P
8000 = R + 5050; R = 2950
Mari kita pelajari proses yang melibatkan recycle dengan melibatkan reaksi
dengan contoh soal.
43
Contoh soal 3.6 Isomer glukosa digunakan sebagai katalis untuk memproduksi
fruktosa dari glukosa dalam sebuah fixed-bed-reactor (FBR). Berapakah konversi
reaksi pada Gambar 3.8 dibawah ini apabila P/R = 8,33
Fixed-Bed-Reactor
Feed 4% Fruktosa
40 %
Glukosa
Dalam air
1 P ? Kg
Fixed-Bed-Reactor
Feed, F T ?? Kg X F,P = ????
XG,F = 0,40 XF,T = 0,04 XG,P = ????
XW,F = 0,60 XG,T = ???? XW,P = ????
XW,T = ????
44
Mari kita buat neraca komponen
F=P
F.Xw,F = P.Xw,P
100 (0,6) = 100 (Xw,P) ; maka Xw,P = 0,6
Perhatian bahwa komposisi di P dan di R adalah sama, yang tidak sama adalah
jumlah massanya dalam Kg; sehingga Xw,R = 0,6 juga
Untuk menghitung jumlah R dan T, mari kta susun neraca massa pada mixing
Point 1
Neraca massanya total :
T = F+R;T=100+12=112 Kg
Fraksi fruktosa di R = fraktosa di P, jadi XF,P = 0,373 karena fraksi air dan fraksi
fruktosa di P sudah diketahui, maka fraksi glukosa di P, XG,P dapat kita
tentukan, yaitu 1-0,373-0,6=0,027. Karena fraksi glukosa di P dan R sama maka
XG,R = 0,027
Maka untuk menuntukan konversi di FBR kita menyusun ceraca massa di FBR
tersebut yang mellibatkan reaksi :
45
Massa masuk – massa keluar – massa dikonsumsi = 0
X = 0,93
Bypass B
Umpan Produk
Separator PROSES Mixer
46
Contoh Soal 3.7 Isopentana dipisahkan dari gasoline bebas butana, pada sebuah
pabrik pembuatan gas alam. Skema proses ditunjukan pada Gambar 3.10.
Tentukan fraksi gasoline bebas butana yang dilewatkan sebagai bypass tanpa
melalui menara isopentana.
Isopentana buangan
100 % S
I
D S
E M O Batas sistem secara
B E P overal
U N E
T A N
Gambar 3.10 Peningkatan
A R T konsentrasi n-C5H12
N
A A
I
Z
N
E A
A
R
Ke pabrik
B n-C5H12 100% gasoline alam, P
F 100 kg n-C5H112 90%
n-C5H12 80% i - C5H12 10%
i-C5H1280%
Penyelesaian:
P = 88,9 kg
S = 11,1 kg
47
Untuk menentukan fraksi yang di-bypass kita perlu menyusun neraca massa di
menara isopentana. Misalkan massa F yang masuk ke menara isopentan = A kg,
dan massa yang keluar dari menara B kg, maka neraca massa total:
A=B+S
A = B + 11,1; B = A – 11,1
A (0,8) = B (1,0)
A (0,8) = (A-11,1
A = 55,5 kg
Jadi sejumlah 44,5 kg gasoline bebas buta (umpan, F) harus dibypass untuk
memperoleh komposisi akhir sesuai dengan yang diinginkan ).
Kita juga dapat menentukan jumlah yang di-purge, S = A–B = 55,5– 44,5 = 10,0 kg
3.8 Evaluasi
1. Karbon murni (C), dibakar dengan oksigen. Gas buangan (Flue gases)
mengandung CO2 75% mol, CO 14% mol, O2 11 % mol. Berapa persen berlebih
Oksigen yang diumpankan?
2. Jelaskan pengertian recycle dan bypassing dengan kata-kata dan skema proses.
Apakah tujuan recycle dan bypassing?
3. Sebuah bahan mengandung 75% air dan 25% padatan yang diumpankan ke
dalam granulator dengan laju 4000 kg/jam. Umpan dicampur lebih dahulu
dengan produk yang direcycle dari dryer (untuk mengurangi konsentrasi
48
bahan secara overall kedalam granulator 50% air dan 50% padatan). Produk
meninggalkan dryer 16.7% air. Dalam dryer, udara di lewatkan untuk
merngeringkan padatan. Udara masuk dryer mengandung 3% berat uap air, dan
dan keluar dryer mengandung 6% berat uap air. (a) Tentukan Recycle ratio (R)
ke granulator; (b) tentukan laju alir udara masuk ke granulator berbasis udara
kering.
49
DAFTAR PUSTAKA
50