Keju merupakan produk susu yang bergizi tinggi karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Pada umumnya keju dibuat dari susu sapi dengan proses penggumpalan menggunakan enzim rennet yang diperoleh dari lambung anak sapi yang harganya semakin hari semakin mahal karena sulit didapat. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat memanfaatkan enzim protease dari buah mengkudu sebagai pengganti enzim rennet pada proses pembuatan keju. Proses pembuatannya dengan menggunakan cara ekstraksi mengkudu yang dihomogenisasi menggunakan blender dan ditambah stabilisator dengan sembilan perlakuan. Perlakuan penambahan stabilisator terbaik didapatkan pada penambahan asam askorbat 0,3% dan EDTA 15mM dengan aktivitas spesifik 1,67U/mg. Enzim protease tersebut lalu dilakukan pemurnian sederhana dan karakterisasi. Tahapan kedua yaitu pembuatan keju dengan tiga perlakuan penambahan protease (0,02%; 0,04% dan 0,06%). Karakteristik keju yang mendekati keju menggunakan rennet yaitu dengan penambahan protease mengkudu dengan konsentrasi 0,06%. Hasil yang didapatkan yaitu kadar air 51,77%; kadar protein 29,30 mg; kadar lemak 17,98% dan rendemen 10,86.
Kata kunci : enzim protease, keju, mengkudu, rennet,
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas berkat ,rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir PKM-P yang berjudul Eksplorasi Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Untuk Produksi Enzim Protease Dan Potensinya Sebagai Bahan Pengganti Rennet Pada Industri Keju. Tak lupa rasa terima kasih penulis ucapkan pada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan laporan akhir PKM-P ini. Terima kasih kepada DIKTI yang telah memberikan pendanaan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. Kepada Dr. Agustin Krisna Wardani, STP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga bagi penulis. Kepada laboran, khususnya Mbak Vita yang telah membantu selama penelitian ini dilaksanakan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah menjdai inspirasi dan semangat penulis serta atas doa yang membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Kepada semua teman atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, merupakan suatu hadian terindah memiliki keluarga dan teman-teman yang luar biasa. Dalam penulisan laporan akhir PKM-P ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kebaikan dan kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.Dengan penuh harapan dan doa penulis berharap laporan in dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, Juli 2014
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Mengkudu (Morinda citrifolia L.) termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae) yang berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian menyebar hingga ke Indonesia. Produksi mengkudu di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh Departemen Pertanian Republik Indonesia (2008), menunjukkan bahwa produksi mengkudu pada tahun 2003 sebesar 1910 ton meningkat menjadi 14016 pada tahun 2007. Pemanfaatan buah mengkudu ini masih sebatas pemanfaatannya sebagai obat saja. Manfaat mengkudu sejauh ini belum dikaitkan dengan kandungan enzim yang dikandungnya. Padahal, penggunaan mengkudu sebagai obat luka kemungkinan disebabkan oleh adanya aktivitas protease di dalamnya. Penggunaan buah dan daun mengkudu sebagai obat luka dan pengempuk daging diduga berkaitan dengan aktivitas protease. Menurut Suhartono (2000), bahwa perdagangan protease mencapai 60% dari total penjualan enzim dunia yang mencapai hingga dua milliar USS dan berdasarkan data yang diperoleh Badan Pusat Statistik (2000), impor enzim Indonesia juga meningkat dari 124,1 juta USS pada tahun 2000 menjadi 127,4 juta USS pada tahun 2001. Freedonia Group Inc. (Anonim, 2010) juga memprediksi pasar enzim di dunia akan meningkat, yaitu pada tahun 2013 sekitar 7 milyar USS dengan peningkatan permintaan 6,3% per tahun. Keju merupakan produk pangan olahan dari susu yang bernilai gizi tinggi karena kandungan proteinnya. Keju banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, dilihat dari semakin banyaknya industri roti dan kue yang menambahkan keju sebagai salah satu bahan campurannya serta semakin banyaknya merk dan jenis keju yang beredar di pasaran. Semakin meningkatnya jumlah konsumen keju, maka pengembangan industi keju memiliki prospek yang cukup cerah. Hal ini penting dijajaki karena dapat mengurangi jumlah impor keju di Indonesia (Susrini, 1994). Pada umumnya, keju dibuat dari susu sapi yang diendapkan menggunakan koagulan berupa enzim rennet yang didapat dari lambung anak sapi. Menurunnya jumlah produksi enzim rennet dari lambung anak sapi mengakibatkan harga enzim tersebut mahal. Minimnya ketersediaan dan mahalnya harga enzim rennet tersebut merupakan kendala utama yang dihadapi dalam pembuatan keju. Oleh karena itu, beberapa peneliti mulai berusaha menemukan enzim-enzim penggumpal susu yang sering disebut microbial rennet dan vegetable rennet (Yuniwati, 2008). Salah satu alternatif yang dapat dijajaki adalah penggunaan enzim protease dari buah mengkudu sebagai koagulan keju. Penggunaan enzim protease dari buah mengkudu merupakan hal yang menguntungkan. Bagi industri keju, hal ini dapat mengurangi ketergantungan akan rennet dari lambung anak sapi sebagai koagulan keju. Alternatif penggunaan enzim protease dari mengkudu ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dan pemanfaatan dari mengkudu tersebut yang selama ini hanya dianggap sebagai tanaman obat saja. Tingginya potensi perdagangan enzim protease di atas yang melatar belakangi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisik kimia dan organoleptik keju yang dibuat menggunakan koagulan berupa enzim protease buah mengkudu dengan keju cheddar yang dibuat menggunakan koagulan rennet anak sapi. 1.2 TUJUAN 1. Mengetahui kandungan enzim protease yang terdapat di dalam buah mengkudu. 2. Mengetahui penambahan stabilisator yang tepat pada ekstraksi enzim protease dari buah mengkudu. 3. Mengetahui pengaruh enzim protease dari buah mengkudu sebagai penggumpal susu pada keju. 1.3 LUARAN YANG DIHARAPKAN Setelah dilakukan penelitian diharapkan dapat dihasilkan jurnal atau artikel ilmiah tentang enzim protease dari mengkudu dan keju yang dihasilkan dari protease mengkudu. 1.4 KEGUNAAN Enzim protease dari mengkudu ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti rennet dalam proses pembuatan keju.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ENZIM PROTEASE Protease, disebut juga peptidase atau proteinase, merupakan enzim golongan hidrolase yang akan memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti menjadi oligopeptida pendek atau asam amino, dengan reaksi hidrolisis pada ikatan peptida. Enzim ini diperlukan oleh semua makhluk hidup karena bersifat esensial dalam metabolisme protein. Enzim protease berperan besar dalam proses-proses seluler akibat kemampuan proteolitiknya yang esensial. Protease banyak digunakan dalam bidang industri, seperti pembuatan keju, penjernih bir, pembuatan roti, pengempuk daging, pembuatan hidrolisat protein dan ekstraksi minyak. Pemakaian enzim protease meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983 penjualan enzim protease mencapai 40% dari total penjualan enzim dunia (Word, 1983), tahun 1995 meningkat sampai 60% dari total pemakaian enzim dunia yang bernilai lebih dari 2 milyar dollar AS (Suhartono, 1995). Bahkan pada tahun 1998 sampai 70% dari total pemakaian enzim untuk pangan (Rao, 1998).
2.2 MENGKUDU Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tergolong tumbuhan yang serba guna. Bagian tanaman ini yang paling penting adalah daun dan buahnya. Buah mengkudu bersifat astrigen. Berkhasiat untuk menghilangkan lembab, meningkatkan kekuatan tulang, peluruh kencing (diuretic), peluruh haid, pembersih darah, meningkatkan daya tahan tubuh, anti kanker, pembasmi cacing, pereda batuk, pereda demam, anti radang, antibakteri, antiseptik, dan pelembut kulit. Khasiat lain yang telah terbukti secara empiris, diantaranya buah mengkudu digunakan untuk mengatasi hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol, memperbaiki kinerja ginjal, dan mengurangi gejala alergi. Manfaat mengkudu sejauh ini belum dikaitkan dengan kandungan enzim di dalamnya. Penggunaan mengkudu secara tradisional sebagai obat luka besar kemungkinan salah satunya disebabkan karena adanya aktifitas enzim protease pada buah tersebut. Sinclair dan Ryan (2007) menjelaskan bahwa protease secara khusus berperan dalam pengaturan pendewasaan sel, perbanyakan sel, serta sentesis dan pergantian kolagen dalam proses penyembuhan luka pada kulit.
2.3 KEJU Pada prinsipnya ada dua proses yang mendukung reaksi penggumpalan protein susu menjadi keju yaitu hidrolisis enzimatik k-kasein dan proses non enzimatik berupa aglomerisasi misel kasein. Kombinasi kedua proses tersebut menyebabkan perubahan fisik susu yang disebut penggumpalan. Selama proses penggumpalan berlangsung, terjadi penjeratan lemak melalui pembentukan ikatan silang atau maktriks gel (Eckles, 1951). Protein susu dapat dikoagulasikan dengan asam (asam organik). Asam yang sering digunakan dalam pembuatan beberapa varietas adalah asam laktat dan asam asetat. Pengaruh utama pengasaman adalah penurunan pH susu yang menyebabkan lepasnya ion kalsium dari kalsium kaseinat karena tersedianya ion H yang semakin meningkat sehingga dapat memecah senyawa kalsium fosfat sebagai berikut : Ca3(PO4)2 + 3 H 3 Ca + HPO4 + H2SO4 Pecahnya senyawa kalsium fosfat menyebabkan stabilitas kasein goyah sehingga terjadi koagulasi. Koagulasi kasein disebut sempurna apabila titik isoelektris tercapai pada pH 4,6 4,7.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan 9 perlakuan dan dilakukan 3 kali ulangan. Faktor yang digunakan yaitu penambahan stabilisator berupa asam askorbat, EDTA dan kombinasi keduanya, yaitu : A1 : Penambahan Asam Askorbat 0,1% E1 : Penambahan EDTA 5mM A2 : Penambahan Asam Askorbat 0,2% E2 : Penambahan EDTA 10Mm A3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3% E3 : Penambahan EDTA 15mM A1E1 : Penambahan Asam Askorbat 0,1 % dan EDTA 5mM A2E2: Penambahan Asam Askorbat 0,2 % dan EDTA 10mM A3E3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3 % dan EDTA 15Mm
IV. PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari Juni 2014 di Laboratorium Bioteknologi Pangan, Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya.
4.2 Alat dan Bahan 1. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah glassware (tabung reaksi, beaker glass, pipet, gelas ukur, pipet volume, erlenmeyer), blender, pengaduk, baskom, panci, kain saring, thermometer, freezer, spektrofotometer, timbangan analitik, kompor listrik, inkubator, shaker waterbath, pH meter, dan sentrifuge. 2. Bahan Bahan yang digunakan yaitu buah mengkudu, susu segar, K2HPO4, EDTA, asam askorbat, akuades, BaCl, ammonium sulfat, kantong selofan, Na2CO3, buffer asetat, HCl, NaOH,reagen folin-ciaceulteu, ammonium sulfat, Na-K- Tartarat,CuSO4, Bovine Serum Albumin (BSA), Tricloro Acetic Acid (TCA) dan tirosin.
4.3. Diagram Alir Penelitian 1. Diagram Alir Ekstraksi dan Purifikasi Sederhana Enzim Protease dari Buah Mengkudu
Buah Mengkudu - Disentrifuse pada 10.000 rpm pada suhu 4 o C selama 10 menit Supernatan
- Ditambahkan 60% garam ammonium sulfat - Didiamkan selama semalam pada suhu 4 o C - Disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm 4 o C selama 10 menit - Enzim Protease Hasil Pengendapan dengan Ammonium Sulfat - Diuji aktivitas proteolitik, kadar protein dan aktivitas spesifik.
Enzim Protease Setengah Murni - Dicuci - Dipotong-potong - Ditimbang 100 gram - Ditambah Buffer Pospat 0,1M pH 7 dan stabilisator - Dihomogenisasi dengan menggunakan blender - Disaring dengan menggunakan kain saring Filtrat - Diuji aktivitas proteolitik, kadar protein dan aktivitas spesifik.
- Dimasukkan dalam kantong selofan dan ditambahkan buffer fosfat 0,05 M pH 7 - Direndam dalam buffer fosfat 0.005M pH 7 - Diaduk dengan magnetic stirrer pada suhu 4 o C - Buffer perendam diganti setiap 4 jam sekali - Buffer perendam diambil 5ml dan ditetesi 1 ml HCL 0,1M dan BaCl2 0,1M sampai tidak ada endapan - Dialisis dihentikan jika tidak ada endapan - Diuji aktivitas proteolitik, kadar protein dan aktivitas spesifik.
Analisa: - aktivitas proteolitik - kadar protein - aktivitas spesifik - pH optimum - suhu optimum
Gambar 1. Diagram alir ekstraksi dan purifikasi sederhana enzim protease dari buah mengkudu (Nafi et al, 2013 dan Aulanniam, 2005)
2.Diagaram Alir Pembuatan Keju Cottage pada Berbagai Jenis Variasi dan Konsentrasi Enzim Protease dari Buah Mengkudu
Susu Segar - Dilarutkan dalam 500 mL aquades - Dipasteurisasi pada suhu 63C selama 10 menit - Ditambah 10% (v/v) starter campuran - Disimpan dalam inkubator pada suhu 30C - Setelah terjadi penurunan pH, larutan dipindahkan dalam 5 wadah (masing-masing 100 mL)
- Masing-masing ditambahkan enzim protease kecuali wadah K - Diinkubasi pada suhu 30 o C sampai pH 4,6 Susu Segar M1 M2 M3 K Dadih dan Whey M1 Dadih dan Whey M2 Dadih dan Whey M3 Dadih dan Whey K - Masing-masing dipanaskan secara bertahap dalam waterbath pada suhu 38C sampai 48C - Dadih disaring sambil dibilas dengan aquades
Dadih M1 Dadih M2 Dadih M3 Dadih K - Massa dadih ditimbang - Masing-masing ditambahkan garam NaCl 4% (w/w) dari massa dadih
Keju Cottage M1 Keju Cottage M2 Keju Cottage M3 Keju Cottage K Keterangan : M1 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan (konsentrasi 0,02%) M2 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan (konsentrasi 0,04 %) M3 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan (konsentrasi 0,06 %) K = Kontrol positif dengan penambahan rennet (0,02 %)
Gambar 2. Diagram alir Pembuatan Keju Cottage pada Berbagai Jenis Variasi dan Konsentrasi Enzim Protease dari Buah Mengkudu (Putri, 2012).
4.4. Rekapitulasi Biaya Rincian Biaya Pemasukan Rp 11.231.750 Pengeluaran : Bahan Habis Pakai Sewa laboratorium Transportasi Dokumentasi Rp 11.207.100 Sisa Dana Rp 24.650
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Ekstraksi Enzim Protease dari Mengkudu Buah mengkudu yang didapatkan kemudian dilakukan ekstraksi enzim protease dari buah mengkudu dari berbagai tingkat kematangan dengan penambahan stabilisator. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan blender, kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kain saring. Selanjutnya dilakukan sentrifuse untuk mendapatkan ekstrak kasar enzim protease. Setelah itu dilakukan analisa aktivitas enzim spesifik pada ekstrak kasar enzim protease. Berikut merupakan data hasil ekstraksi enzim protease menggunakan penambahan stabilisator berupa asam askorbat, EDTA dan kombinasi keduanya :
5.2. Pemurnian Parsial Enzim Protease dengan Ammonium Sulfat Pemurnian sederhana enzim protease dari buah mengkudu dilakukan dengan pengendapan menggunakan ammonium sulfat 60% setelah didapatkan ekstrak kasar dengan perlakuan terbaik. Pengendapan dilakukan dengan memasukkan garam ammonium sulfat pelan-pelan dengan menjaga suhu lingkungan tetap 4 o C, lalu dibiarkan semalaman pada suhu 4 o C. Setelah semalam hasil pengendapan dilakukan sentrifugasi untuk mendapatkan endapan. Endapan kemudian diberi buffer dan dilakukan dialysis menggunakan kantong selofan sampai didapatkan enzim protease setengah murni. Berikut data hasil pemurnian enzim protease dari mengkudu :
Perlakuan Volume (ml) Total Protein (mg) Aktivitas Spesifik (U/ml) Purification Fold Ekstrak Kasar 40 23.37 1.67 1 Hasil Pengendapan 2.61 18.40 2.11 1.27 Dialisis 7.10 9.58 3.18 1.90
5.3. Karakterisasi Enzim Protease Enzim protease hasil pemurnian dilakukan karakterisasi pH optimum, suhu optimum dan spesifitas substrat pada enzim protease hasil dialisis. Berikut data karakterisasi pH optimum, suhu optimum dan spesifitas substrat enzim protease dari mengkudu :
5.4. Pembuatan Keju Menggunakan Enzim Protease dari Mengkudu Setelah didapatkan enzim protease hasil dialisis yang telah dikaraktersasi, tahapan selanjutnya yaitu dlakukan proses pembuatan keju cottagedengan menggunakan enzim protease dari buah mengkudu. Pembuatan keju cottage dilakukan dengan penambahan enzim protease konsentrasi 0,02% (M1); 0,04%( M2); dan 0,06% (M3) serta kontrol positif menggunakan enzim rennet dengan konsentrasi 0,02% (v/v). Setelah dihasilkan keju cottage, selanjutnya dilakukan analisa kandungan gizi pada keju cottage dari enzim protease mengkudu, berikut data analisa keju cottage dari enzim protease mengkudu: Perlakuan Rendemen (%) Kadar Protein (mg) Kadar Lemak (%) Kadar Air (%) Kontrol 9.46 14.48 16.70 51.86 M1 8.99 18.27 15.43 48.14 M2 9.93 20.70 16.17 50.26 M3 10.86 26.30 17.98 51.77
Setelah dilakukan analisa fisik dan kimia pada keju cottage, kemudian dilakukan analisa organoleptic keju cottage dari enzim protease mengkudu: Parameter Perlakuan Kontrol M1 M2 M3 Bau 6 5.4 5.6 5.85 Rasa 5.95 5.55 5.8 5.6 Warna 5.95 5.3 5.7 5.55 Tekstur 5.8 5.45 5.65 5.7 Total 23.7 21.7 22.75 22.7 Rangking 3 1 2
VI. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini didapatkan 9 kombinasi perlakuan penambahan stabilisator dari ekstraksi protease mengkudu. Dari ke 9 perlakuan didapat satu perlakuan terbaik yaitu penambahan asam askorbat 0,3% dan EDTA 15mM yang menghasilkan enzim protease mengkudu dengan aktivitas spesifik tertinggi yaitu 1,67 U/ml. Dimana enzim protease tersebut dilakukan pemurnian parsial dan dilakukan karakterisasi Enzim protease dengan perlakuan terbaik tersebut dapat menghasilkan keju dengan komposisi hampir sama dengan keju yang ditambahkan rennet.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Adnan,M., 1984. Kimia dan Teknologi Susu. Edisi Kedua. Andi Offset. Yogyakarta. Anonim. 2010. World Enzymes to 2013 : Demand and Sales Forecasts, Market Share, Market Size, Market Leaders. http://www.freedoniagroup.com/World-Enzymes.html. [23 Oktober 2013]. Biro Pusat Statistik. 2000. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Impor 2000. Jakarta. Eckles, C.H, W.B Comb and H. Macy,.1951. Milk and Milk Product. Mc. Graw Hill Book Co. New York. Lampert, L.M.. 1975. Modern Dairy Product. Chemical Publisihing Company, Inc., New York Rao, M.B., Tansksale, A.M., Ghatge, M.S. and Desphande, V.V. 1998. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases. American Society for Microbiology. Sinclair, R.D., Ryan T.J. 2007. Proteolytic enzymes in wound healing : the role of enzymatic debridement. Aust. J Derm 35 (1) : 35 41. Suhartono, M. T., Lestariono, L.N. dan Tanoyo, T. 1995. Study on Protease from Aspergillus oryzae Isolated from Soy Sauce Processing in Indonesia. J. Indonesia Trop. Agric., 6(2), 21-25. Suhartono, M. T. 2000. Pemahaman Karakteristik Biokimia Enzim Protease dalam menunjang Industri Berbasis Bioteknologi. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Dasar-Dasar Biokimia Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Susrini, Rofiah. 1994. Penggunaan Protease Lambung Tuna (Thunus obesus) Sebagai Koagulan Dalam Pembuatan Keju Cheddar. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Winarno, F.G. 1982. Enzim Pangan. Gramedia. Jakarta. Word, O.P. 1983. Properties of Microbial Proteinase. In Microbial Enzyme and Biotechnology. (Ed Forgety). pp. 56-102. Appl. Publ. London. Yuniwati, M., Yusran, dan Rahmadany. 2008. Pemanfaatan Enzim Papain Sebagai Penggumpal Dalam Pembuatan. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi : 127 133.
LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI KEGIATAN Proses Ekstraksi Enzim Protease dari Buah Mengkudu
Analisa Aktivitas Enzim Protease dan Analisa Kadar Protein