Anda di halaman 1dari 6

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT KANKER PAYUDARA (NATURAL

HISTORY OF BREAST CANCER )



1. Tahap prepatogenesis
Tahap prepatogenesis kanker payudara terjadi ketika seseorang memiliki faktor-
faktor resiko kanker payudara. Beberapa faktor resiko kanker payudara adalah
sebagai berikut 1) Jenis kelamin (sex)
(1)
, 2) Umur
(1)
, 3) Tingkat kemakmuran
atau kekayaan
(1)
, 4) Riwayat Keluarga, 5) Hormon
(3)
, 6) Karsinogen.

2. Tahap Presimtomatis
Tahap presimtomatis kanker payudara terjadi pada saat karsinogenesis.
Karsinogenesis adalah mekanisme dimana bahan karsinogen menyebabkan
terjadinya kanker
(4)
. Ada tiga tahapan dalam proses karsinogenesis, yiatu
inisiasi, promosi dan progresi
(3)
. Dalam salah satu jurnal, tahapan inisiasi dan
promosi dijadikan satu dalam tahap yaitu fase induksi
(5)
. Tahap inisiasi
merupakan tahap permulaan dimana sel normal berubah menjadi premaligna.
Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang dapat menimbulkan
mutasi gen. Pada tahap ini, karsinogen bereaksi dengan DNA menyebabkan
ampifikasi gen dan produksi copy multiple gen. Tahap kedua adalah promosi.
Promotor adalah zat non mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan
dapat menimbulkan amplifikasi gen, contohnya adalah ester phorbol yang
terdiri dari TPA ( Tetradeconyl pharbol Acetat) dan RPA (12-Retinoyl Phorbol
Acetat)
(3)
. Dua tahap diatas masuk ke dalam fase induksi yaitu perubahan sel
normal menjadi sel maligna. Teradapat tiga cara perubahan sel normal menjadi
sel maligna yaitu hyperplasia, direct transformation dan small self limited
cancers
(5)
. Tahap ketiga yaitu progresi. Pada proses ini terjadi aktifikasi,mutasi
atau hilangnya gen. Pada tahap ini terjadi perubahan benigna menjadi
premaligna dan maligna. Lamanya tahap progresi telah dapat diperkirakan. Dari
mammografi dapat dilihat volume tumor menjadi dua kali lipat dengan waktu
berkisar 44-1869 hari (rata-rata 212 hari)
(5)
.

3. Tahap Klinis
a. Masa inkubasi
Lamanya masa inkubasi kanker payudara yaitu sekitar 10-15 tahun atau lebih

(6)
.

b. Tahap Penyakit Dini
Munculnya gejala-gejala klinis kanker payudara. Terkadang meskipun
wanita di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun.
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan
dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam
keadaan lanjut
(2)
. Berikut beberapa gejala atau pun tanda-tanda kanker
payudara, antara lain: 1) Ada bejolan yang keras di payudara. Bentuk
umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu
mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit
atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
Lalu puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus),
mengeluarkan cairan atau darah . Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke
dalam (retraksi), bewarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai
menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau
timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin
membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain
pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru
timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah
muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran kelenjar
getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran
kanker ke seluruh tubuh. 2) Ada perubahan pada kulit payudara diantara
berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk. 3) Adanya benjolan-benjolan kecil . 4)
Ada luka di payudara yang sulit sembuh. 5)Payudara terasa panas, memerah,
dan bengkak . 5)Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena
kanker, tetapi tetap harus diwaspadai) . 6)Terasa sangat gatal di daerah
sekitar puting . 7)Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan
biasanya pada awal tidak terasa sakit. 8)Apabila benjolan itu kanker,
awalnya biasanya hanya pada satu payudara.

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria
operabilitas Heagensen sebagai berikut : 1)Terdapat edema luas pada kulit
payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); 2)Adanya nodul satelit pada kulit
payudara; 3)Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; 4)Terdapat model
parasternal dan nodel supraklavikula; 5)Adanya edema lengan dan metastase
jauh; 6) Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi
kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening
aksila berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu
sama lain.









c. Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini dikenal stadium-stadium kanker payudara. Stadium penyakit
kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain.Penentuan stadium kanker berdasarkan
empat karakteristik yaitu ukuran kanker, apakah kanker tersebut invasif atau
non infasif, apakah kanker tersebut berada di kelenjar getah bening dan
apakah kanker tersebut sudah menyebar ke organ atau bagian tubuh yang
lain
(7)
. Selain itu ada tiga istilah lain yang menggambarkan stadium kanker
payudara, yaitu lokal yang berarti kanker tersebut terbatas berada di
payudara, lalu regional yang berarti kanker sudah menyebar ke kelenjar
getah bening, terutama di daerah ketiak dan yang terakhir adalah distant
yang berarti kanker sudah ditemukan di bagian tubuh yang lain
(7)
.

Stadium 0: Pada stadium ini kanker digambarkan pada kondisi non infasif.
Tidak ada bukti sel-sel kanker atau sel abnormal non-kanker keluar dari
bagian payudara, dan tidak ada bukti sel kanker atau sel abnormal non
kanker melalui atau menyerang jaringan lain. Stadium ini sering disebut
karsinoma in situ (CIS).

Stadium 1 : Pada stadium ini sudah memasuki kondisi infasif. Stadium ini
dibagi menjadi dua yaitu stadium 1A dan stadium 1B. Pada stadium 1A,
benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar keluar dari
payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini,
tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan.
Sedangkan pada stadium 1B,ada dua kemungkinan yaitu pertama tidak ada
tumor di daerah payudara, namun terdapat sekelompok kecil sel kanker di
kelenjar limpa dengan ukur lebih besar dari 0,2 milimeter namun tidak
melebihi 2 milimeter. Kedua adalah adanya tumor di daerah payudara namun
tidak melebihi 2 cm dan ada sekelompok sel kanker di kelenjar limpa dengan
ukuran lebih besar dari 0,2 milimeter namun tidak melebihi 2 milimeter.
Pada stadium I, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak
70%.

Stadium 2: Stadium 2 dibagi menjadi dua yaitu stadium 2A dan stadium 2B.
Pada stadium 2A ada tiga kemungkinan yaitu pertama tidak adanya tumor di
daerah payudara tetapi kanker dengan ukuran lebih dari 2 milimeter
ditemukan di 1 sampai 3 kelenjar getah bening yang berada di bawah lengan
(kelenjar getah bening aksila) atau di kelenjar getah bening di daerah tulang
dada. Kedua, adanya tumor dengan ukuran 2 sentimeter atau kurang yang
telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila. Ketiga ditemukannya tumor
dengan ukuran lebih besar dari 2 sentimeter tetapi tidak lebih dari 5
sentimeter, namun tidak menyebar ke kelenjar getah bening aksila.
Sedangkan pada stadium 2B, adanya tumor lebih besar dari 2cm namun
kurang dari 5cm disertai adanya sel-sel kanker yang ebrukuran lebih dari
0,2mm namun kurang dari 2mm di daerah kelenjar getah bening OR. Selain
itu bisa juga ditemukannya tumor lebih besar dari 2cm namun kurang dari
5cm, kanker yang telah menyebar ke 1 sampai 3 kelenjar getah bening aksila
atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada. Yang terakhir yaitu adanya
tumor lebih dari 5cm tetapu tidak menyebar ke kelenjar getah bening aksila.

Stadium 3: Stadium ini dibagi menjadi tiga yaitu stadium 3A, 3B dan
3C.
Stadium 3A Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara
ditemukan pada stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5
cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama
lain atau perlengketan ke struktur lainya. Pada stadium 3B, tumor dengan
ukuran baik kecil maupun besar telah menyebar ke dinding dada dan atau
kulit dada yang menyebabkan pembengkakan atau ulkus, tumor juga
kemungkinan telah menyebar sampai ke kelenjar getah bening aksila 9 dan
mungkin juga telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar tulang
dada. Selain itu pada stadium 3B terjadi imflamasi kanker payudara.
Sedangkan pada stadium 3C, kemungkinan tidak adanya tanda kanker
payudara atau bila ada tumor bisa dalam ukuran berapapun dan telah
menyebar ke dinding dada atau kulit payudara, dan kanker telah menyebar
sampai ke kelenjar getah bening aksila 10 atau ke kelenjar getah bening di
atas atau di bawah tulang selangka atau telah menyabar ke kelenjar getah
bening aksila atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada.

Stadium 4 -sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya,
seperti tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam
batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

Selain itu terdapat klasifikasi stadium kanker payudara berdasarkan
rekomendasi UICC (International Union Against Cancer dari World Helath
Organization) / AJCC (American Joint Committee On Cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of
Surgeons) yaitu klasifikasi sistem TNM. TNM merupakan singkatan dari
T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N yaitu node atau kelenjar getah
bening regional dan M yaitu metastasis atau penyebaran jauh
(8)
.

d. Tahap Akhir penyakit
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal
seperti karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress,
imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Harapan hidup pasien kanker
payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survivak rate sebagai berikut,
Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Year Survival Rate
0 100%
I 100%
IIA 92%
IIB 81%
IIIA 67%
IIIB 54%
IV 20%

Sumber:
(2)
.

Works Cited
1. National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). Breast cancer risk factors a
review of the evidence New South Wales: National Breast and Ovarian Cancer
Centre 2009; 2009.
2. Balasubramaniam B. USU Institutional Repository. [Online].; 2011 [cited 2014
March 18. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21569/4/Chapter%20II.pdf.
3. Shodiq MA. PENGARUH KOMBINASI CYCLOPHOSPHAMIDE - TRANSFER
FACTOR TERHADAP SKOR SEL T CD4+ PADA ADENOCARSINOMA
MAMMAE MENCIT C3H. Master Thesis. Semarang: Diponegoro University,
Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah; 2011.
4. Underwood JCE. Patologi Umum dan Sistemik. 2nd ed. Sarjadi , editor. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999.
5. Ponten J. NATURAL HISTORY OF BREAST CANCER. Acia Oncologica. 1990;
29.
6. Clinical Key. Clinical Key ELSEVIER. [Online]. [cited 2014 March 19. Available
from: https://www.clinicalkey.com/topics/surgery/breast-cancer.html.
7. BREASTCANCER.ORG. BREASTCANCER.ORG. [Online].; 2014 [cited 2014
March 19. Available from:
http://www.breastcancer.org/symptoms/diagnosis/staging.
8. Djamaloeddin. Kelainan pada Mamma (Payudara). Dalam: Wiknjosastro, H. A.,
Saifuddin, dan Trijatmo, R.(eds). In Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. p. 486-493.

Anda mungkin juga menyukai