Anda di halaman 1dari 26

Saluran Udara Transmisi Tegangan Tinggi

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke
GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
melalui isolator-isolator dengan sistim tegangan tinggi (30 kV, 70 kV dan 150kV).
1. BAGIAN-BAGIAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN
FUNGSINYA.
Bagian-bagian Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) pada umumnya dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1.1. Tiang.
1.1.1. Tiang menurut bentuk/kontruksinya.
- Tiang konstruksi baja.
Terbuat dari baja profil, disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
menara yang telah diperhitungkan kekuatannya disesuaikan dengan
kebutuhannya.
- Tiang manesman.
Tiang manesman terbuat dari pipa baja dimana ukuran-ukuran panjang,
diameter dan ketebalan dari pipa baja yang akan dipergunakan disesuaikan
dengan keperluan.
- Tiang kayu.
Tiang kayu biasanya terbuat dari sejenis kayu ulin dan kayu besi yang tidak
perlu diawetkan, sedangkan jenis rasamala, kruing dan damar laut, sebelum
dipergunakan harus dilakukan pengawetan dahulu agar umur tiang kayu
tersebut dapat lebih lama.

1.1.2. Tiang menurut fungsinya.


- Tiang penegang (tension tower).
Tiang penegang disamping menahan gaya berat juga menahan gaya tarik dari
kawat-kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
- Tiang penyangga (suspension tower).
Tiang penyangga untuk mendukung/menyangga dan harus kuat terhadap gaya
berat dari peralatan listrik yang ada pada tiang tersebut.
- Tiang sudut (angle tower).
Tiang sudut adalah tiang penegang yang berfungsi menerima gaya tarik akibat
dari perubahan arah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
- Tiang akhir (dead end tower).
Tiang akhir adalah tiang penegang yang direncanakan sedemikian rupa
sehingga kuat untuk menahan gaya tarik kawat-kawat dari satu arah saja.
Tiang akhir ditempatkan diujung Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang akan masuk ke switch yard Gardu Induk.
- Tiang transposisi.
Adalah tiang penegang yang berfungsi sebagai tempat perpindahan letak
susunan phasa kawat-kawat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
1.1.3. Bagian-bagian tiang.
- Kerangka tiang.
Adalah bagian dari tiang untuk menopang peralatan-peralatan listrik yang
pada umumnya terbuat dari besi baja, kayu atau beton yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja akibat dari
tarikan kawat-kawat, angin dan gaya berat dari material listrik pada kerangka
tiang tersebut.
2

- Travers.
Travers adalah bagian dari tiang yang dipergunakan untuk tempat sangkutan
atau dudukan isolator dan tempat sangkutan kawat tanah. Kekuatan gaya tarik
travers disesuaikan dengan kekuatan tarik dari tiang yang telah dihitung
sedemikian rupa sehingga kuat terhadap gaya tarik kawat-kawat Saluran
Udara Tegangan Tinggi.
- Pondasi.
Pondasi terdiri dari adukan beton atau susunan batu kali yang memperkuat dudukan tiang, volume pondasi direncanakan sedemikian rupa dan harus kuat
terhadap gaya yang bekerja akibat dari tarikan kawat-kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi, gaya angin dan lain-lainnya.
Pada umumnya tiang konstruksi baja menggunakan pondasi beton, sedangkan
manesman, tiang kayu, tiang beton dengan cara menanam 1/6 bagian
daritinggi tiang pada susunan batu kali atau pondasi beton.
- Sekur.
Adalah alat untuk memperkuat kedudukan tiang dan menahan gaya lentur
yang terjadi pada tiang akibat dari gaya tarik kawat-kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT).
Menurut bentuknya sekur dapat dibagi dua macam yaitu :
- Sekur tarik. (Line guy)
Terbuat dari kawat baja dimana ujung-ujungnya diklem pada bagian
atas dan pada balok beton yang ditanam sebagai pondasi.
Fungsi dari Sekur tarik adalah mengimbangi gaya tarik kawat Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun gaya tarik akibat dari

perubahan arah trace Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


sehingga tiang tetap berdiri lurus.
- Sekur tekan. (Pole brace)
Terbuat dari tiang manesman dimana fungsinya sama seperti Sekur
tarik dan ukuran-ukuran tiang manesman yang akan dipergunakan
disesuaikan dengan keperluan.
1.2. Peralatan listrik
2.2.1. Kawat penghantar.
Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu tempat ketempat lain.
Pada umumnya jenis kawat yang dipergunakan :
- Kawat ACSR (Allumunium Conductor Steel Reinforced).
- Kawat tembaga CU (Copper).
Hal-hal yang penting dalam pemilihan jenis konduktor adalah luas penampang, berat,
kekuatan mekanis, panjang, ketersedian konduktor yang ada di pasaran, juga aspek ekonomis.
Perhitungan luas penampang konduktor dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan rumus berikut :

P 2 L
PLV 2 cos2

di mana:
P = daya
V = tegangan
I = arus
R = tahanan kawat
cos = faktor daya
A = luas penampang konduktor
4

= tahanan jenis kawat


L = panjang saluran
PL = rugi-rugi
a. Andongan ( Sag ) dan Tegangan Tarik
Karena beratnya, maka penghantar yang direntangkan antara dua tiang transmisi mempunyai
bentuk lengkung tertentu ( catenary curve ) yang dapat dinyatakan oleh persamaan
persamaan tertentu. Andongan dan tegangan tarik pada suatu rentang kawat penghantar antar
menara dalam saluran udara dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : berat kawat per
satuan panjang, modulus elastisitas, koefisien perubahan panjang, ultimate strength, diameter
kawat, jarak antara dua menara ( span ), dan kondisi lingkungan sekitar yang mungkin
berpengaruh, misalnya angin, es, debu, dan suhu. Berat efektif maksimum dari kawat
penghantar adalah jumlah vektor dari berat vertikal dan tekanan angin horisontal.
Nilai andongan dapat dicari dengan menggunakan pendekatan catenary seperti berikut :
H
wL
(cos
1)
W
2H
atau dengan pendekatan secara parabola berikut :
d

wL2
8H
Panjang kawat dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut ini :
d

2H
wL
sinh
w
2H
Sedang perhitungan tegangan tarik yang dipengaruhi kondisi lingkungan adalah
l

2
2
w2 2 L2 MA
w1 L2 MA


T
T

(
T

tMA
)
2 2
1
2

24
24T1

Di mana
H = tegangan tarik horisontal (kg)
w = berat total konduktor per satuan
panjang (kg/m)
L = panjang span (m)
d = andongan (m)
l = panjang kawat konduktor (m)
T2 = tegangan tarik akhir (kg)
T1 = tegangan tarik awal (kg)
5

w1 = berat awal (kg/m)


w2 = berat akhir (kg/m)
M = modulus elastisitas
A = luas penampang kawat (mm2)
= koefisien muai panjang (/oC)
t = perubahan suhu (oC)
b. Jarak Antar Kawat
Jarak antar kawat konduktor dipengaruhi oleh beberapa hal, terutama hal-hal mekanis dari
kawat konduktor. Bahan material dan diameter konduktor harus diperhatikan dalam
perhitungan, karena untuk konduktor yang kecil, khususnya yang terbuat dari aluminium,
memiliki berat yang lebih ringan, sehingga jika terdapat tekanan angin akan lebih mengayun
secara vertikal dibandingkan dengan konduktor dengan luas penampang yang lebih besar dan
bahan yang lebih berat. Biasanya konduktor akan mengayun secara sinkron dengan angin,
tetapi untuk span yang panjang dan kawat yang kecil, ada kemungkinan konduktor mengayun
dengan tidak sinkron, dan ukuran konduktor serta andongan maksimum pada titik tengah
span adalah faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan jarak antar kawat
konduktor. Ada beberapa rumus empiris yang digunakan untuk menghitung jarak minimum
antar kawat konduktor 3 yang telah berhasil dalam pengujiannya, salah satu di antaranya
adalah perhitungan menurut Mecombs formula[16]. Rumusnya adalah sebagai berikut:
D
S cm
w
Perhitungan menurut VDE ( Verbandes Deutscher Electrotechnischer ) adalah sebagai
berikut :
V2
a 7.5 S
cm
200
Metode perhitungan menurut Swedish formula adalah sebagai berikut :
a 6.5 S 0.7 Vcm
Metode perhitungan menurut French formula adalah sebagai berikut :
V
a 8 S L
cm
1.5
Di mana:
a 0,3048V 4.010

a = jarak antar kawat dalam cm


V = tegangan dalam kV
S = andongan dalam cm
L = panjang renteng isolator dalam cm
D = diameter konduktor dalam cm
6

w = berat konduktor dalam kg/m

Rumus jarak minimum antar kawat menurut Midlands Electricity adalah sebagai berikut :
a = 0.65 x dmaxm
di mana
a = jarak antar kawat dalam m
dmax = andongan pada suhu maksimum
Metode perhitungan lain juga telah diformulasikan oleh NESC ( National Electric Safety
Code ) dan digunakan sebagai standar di Amerika Serikat. Rumus dari NESC adalah sebagai
berikut :
a 0,3 inchi per KV 8

S
inchi
12

Di mana
a = jarak antar kawat dalam inchi
V = tegangan dalam kV
S = andongan dalam inchi

Rumus lain hasil formulasi NESC adalah sebagai berikut:


a 0.762 cm per kV 3.681 S

L
2

cm

c. Clearance
Pengertian clearance sebenarnya meliputi clearance secara vertikal dan horisontal.
Clearance secara horisontal berhubungan dengan jarak bebas terhadap kaki-kaki menara.
Sedangkan clearance secara vertikal adalah jarak bebas terhadap kawat konduktor terendah.
Dalam tugas akhir ini clearance yang dimaksud adalah clearance secara vertikal. Tinggi
kawat minimum di atas tanah menurut Safety Code Formula adalah :
h= 20 ft + (KV 50) 0,5 + 0,75 (dmax - dkerja) inchi
di mana
kV = tegangan
dmax = andongan pada suhu maksimum
dkerja = andongan pada suhu kerja

Sedang nilai clearance menurut IER adalah


7

(kV 33)

h 5.182 0.305 x
m
33

2.2.2. Klem penegang (tensiun clamp).


Umumnya terbuat dari campuran allumunium atau tembaga sesuai dengan
kebutuhannya, dipergunakan untuk pengikat kawat phasa pada isolator
penegang pada tiang penegang.
Ada 3 macam klem penegang yang umumnya dipergunakan, yaitu :
- Klem penegang dengan mur baut.
- Klem penegang dengan press.
- Klem penegang dengan membelit (biasanya untuk Saluran Udara Tegangan
menengah (SUTM) atau Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR).
2.2.3. Klem penyangga (susperuion clamp).
Klem penyangga adalah klem pemegang kawat pada isolator gantung yang
terdapat pada tiang penyangga, klem penyangga biasanya dilengkapi dengan
batang pelindung (armor rods) atau kawat pelindung (armor wire).
Batang pelindung atau kawat pelindung berfungsi untuk mencegah cacatnya
kawat akbiat tekanan klem dan getaran kawat penghantar.
2.2.4. Klem jembatan (parallel groove clamp).
Dipergunakan pada tiang-tiang type penegang dan berfungsi sebagai
penggandeng (penyambung) kedua ujung kawat dari klem penegang satu
dengan klem penegang lainnya pada tiang penegang.
2.2.5. Isolator.
Pada umumnya terbuat dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai isolasi
tegangan listrik antara kawat pengliantar dengan tiang.

Macam-macam isolator yang dipergunakan pada Saluran Udara Tegangan


Tinggi (SUTT) adalah sebagai berikut :
- Isolator piring.
Dipergunakan untuk isolator penegang dan isolator gantung, dimana jumlah
piringan isolator disesuaikan dengan tegangan sistim pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) tersebut.
- Isolator tonggak saluran vertikal.
- Isolator tonggak saluran horizontal.
Pada isolator gantung umumnya diperlengkapi dengan :
- Tanduk busur.
Berfungsi untuk melindungi isolator dari tegangan Surja.
- Cincin perisai (grading ring).
Fungsi dari pada cincin perisai yaitu untuk meratakan (mendistribusi) medan
listrik dan distribusi tegangan yang terjadi pada isolator.
2.2.6. Lain-lain.
- Sambungan kawat (compression joint).
Sambungan kawat adalah alat yang dipergunakan untuk penyambungan kawat
penghantar atau kawat tanah, penyambungannya pada umumnya :
- Sambungan dengan press.
- Sambungan dengan puntiran, pada saat sekarang sudah jarang dipergunakan.
- Repair sleeve.
Repair sleeve dipergunakan untuk pembungkus kawat penghantar jika terdapat
urat-urat kawat penghantar yang rusak atau putus, repair sleeve berbentuk
9

dengan press, atau dengan dililit, yang pada saat sekarang sudah jarang
dipergunakan.
- Pelindung kawat (armor rods).
Pelindung kawat atau armor rods dipasang didalam klem penyangga (graag
klem) berfungsi sebagai penguat kawat phasa dan melindungi kawat phasa dari
kelelahan akibat getaran kawat.
- Perendam (dampers).
Perendam dipasan pada kawat Saluran Udara tegangan Tinggi (SUTT) dan
pada kawat tanah yang ditempatkan berdekatan dengan klem, perendam
berfungsi guna mengurangi getaran-getaran pada kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) yang disebabkan oleh angin dan lain-lain.
- Perentang (spacer).
Perentang dipasang pada sistim kawat bundle untuk menjaga agar jarak antara
kawat dengan kawat dalam 1 phasa tidak berubah-ubah akibat dari gaya-gaya
electromekanik atau angin.
2.3. Pengaman / Perlindungan.
2.3.1. Kawat tanah.
Kawat tanah umumnya dipergunakan kawat baja dengan ukuran St. 35 atau St.
50 yang ditempatkan diatas kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung
kawat penghantar terhadap sambaran petir langsung.
2.3.2 Pentanahan tiang.
Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada
pipa pentanahan yang ditanam didekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat
allumunium/tembaga disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk mengalirkan
arus dari kawat tanah akibat sambaran petir.

10

2.3.3. Jaring pengaman (Safety net)


Fungsi jaring pengaman adalah mengamankan jaringan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dari gangguan-gangguan yang dapat membahayakan Saluran
Udara Tegangan Tinggi dari lalu lintas yang berada dibawah Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) yang melebihi tinggi yang diizinkan.
Pada umumnya jaring pengaman dipasang pada persimpangan jalan umum
dengan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
2.3.4. Bola pengaman.
Bola pengaman dipasang sebagai tanda pada Saluran Udara Tegangan Tinggi
untuk pengaman lalu lintas udara, pada umumnya bola pengaman dipasang pada
kawat tanah di daerah yang banyak lalu lintas udara.
Beberapa hal yang perlu diketahui:
Transmisi 30 KV dan 70 KV yang ada di Indonesia, secara berangsur-angsur mulai
ditiadakan (tidak digunakan).
Transmisi 70 KV dan 150 KV ada di Pulau Jawa dan Pulau lainnya di Indonesia. Sedangkan
transmisi 275 KV dikembangkan di Sumatera.
Transmisi 500 KV ada di Pulau Jawa.
Berikut ini disampaikan pembahasan tentang transmisi ditinjau dari klasifikasi tegangannya.
1. SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 200 KV 500 KV
Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500 MW.
Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara
maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.

11

Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower) yang besar
dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang
akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain: Timbulnya protes dari
masyarakat yang menentang pembangunan SUTET, Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak
tower yang terlalu tinggi tinggi, Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dan
lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500 km.
2. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV 150 KV
Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari
3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan
oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa
terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut
Bundle Conductor.
Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah 100 km.
Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar,
sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem transmisi dihubungkan secara ring system atau
interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan dikembangkan di Pulaupulau besar lainnya di Indonesia.
3. SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV 150 KV
SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa), dengan beberapa
pertimbangan :
12

Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat
bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
Pertimbangan keamanan dan estetika.
Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
Jenis kabel yang digunakan:
Kabel yang berisolasi (berbahan) Poly Etheline atau kabel jenis Cross Link Poly Etheline
(XLPE).
Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil paper
impregnated).
Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan:
Single core dengan penampang 240 mm2 300 mm2 tiap core.
Three core dengan penampang 240 mm2 800 mm2 tiap core.
Pertimbangan fabrikasi.
Pertimbangan pemasangan di lapangan.
Kelemahan SKTT:
Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan yang kompleks,
karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah kota (Pemkot) sampai dengan
jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain dan
pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai kebutuhan.

13

Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable) dengan
tegangan operasi 150 KV, yaitu:
Sub marine cable 150 KV Gresik Tajungan (Jawa Madura).
Sub marine cable 150 KV Ketapang Gilimanuk (Jawa Bali).
Beberapa hal yang perlu diketahui:
Sub marine cable ini ternyata rawan timbul gangguan.
Direncanakan akan didibangun sub marine cable Jawa Sumatera.
Untuk Jawa Madura, saat ini sedang dibangun SKTT 150 KV yang dipasang (diletakkan)
di atas Jembatan Suramadu.
4. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 6 KV 30 KV
Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Namun
secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya
menggunakan tegangan operasi 20 KV.
Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang
menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu Distribusi, sampai
dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen).
Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak
(panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut,
efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.
Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas atau
keuangan, kondisi geografis dan lain-lain) transmisi SUTM di Indonesia melebihi kondisi
ideal di atas.
5. SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM) 6 KV 20 KV
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan transmisi
SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
14

Beberapa pertimbangan pembangunan transmisi SKTM adalah:


Kondisi setempat yang tidak memungkinkan dibangun SUTM.
Kesulitan mendapatkan ruang bebas (ROW), karena berada di tengah kota dan pemukiman
padat.
Pertimbangan segi estetika.
Beberapa hal yang perlu diketahui:
Pembangunan transmisi SKTM lebih mahal dan lebih rumit, karena harga kabel yang jauh
lebih mahal dibanding penghantar udara dan dalam pelaksanaan pembangunan harus
melibatkan serta berkoordinasi dengan banyak pihak.
Pada saat pelaksanaan pembangunan transmisi SKTM sering menimbulkan masalah,
khususnya terjadinya kemacetan lalu lintas.
Jika terjadi gangguan, penanganan (perbaikan) transmisi SKTM relatif sulit dan
memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan SUTM.
Hampir seluruh (sebagian besar) transmisi SKTM telah terpasang di wilayah PT. PLN
(Persero) Distribusi DKI Jakarta & Tangerang.

6. SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) 40 VOLT 1000 VOLT


Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di
bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen.
Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh:
Susut tegangan yang disyaratkan.
Luas penghantar jaringan.
Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.

15

Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain-lain).


susut tegangan yang diijinkan adalah + 5% dan 10 %, dengan radius pelayanan berkisar
350 meter.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low Voltage Twisted
Cable (LVTC).

7. SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH (SKTR) 40 VOLT 1000 VOLT


Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan transmisi
SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam tanah. Jika
menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas (ROW) tidak ada
masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi.
Penggunaan SKTR karena mempertimbangkan:
Sistem transmisi tegangan menengah yang ada, misalnya karena menggunakan transmisi
SKTM.
Faktor estetika.
Oleh karenanya transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah perkotaan, terutama di
tengah-tengah

kota

yang

padat

bangunan

dan

membutuhkan

aspek

estetika.

Dibanding transmisi SUTR, transmisi SKTR memiliki beberapa kelemahan, antara


lain:
Biaya investasi mahal.
Pada saat pembangunan sering menimbulkan masalah.
Jika terjadi gangguan, perbaikan lebih sulit dan memerlukan waktu relatif lama untuk
perbaikannya.
SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi. Kekuatannya
minimal 500 kilovolt, lebih dari dua ribu kali lipat tegangan listrik di rumah.

16

Kenapa energi listrik dikirimkan dengan tegangan tinggi dan arus rendah bukannya arus
tinggi dan tegangan rendah? Kan dayanya tetap sama saja, karena daya adalah hasil kali arus
dan tegangan. Kenapa pengiriman dilakukan dengan arus bolak balik (AC yang ukuran dan
arah arusnya berbolak-balik) ketimbang arus searah (DC, yang arah dan ukurannya tidak
berubah)?
Saat sebuah jalur distribusi daya tegangan tinggi (SUTET) memerlukan perbaikan, PLN
tidak dapat mematikannya begitu saja, ia bisa memadamkan seluruh kota atau bahkan
provinsi. Perbaikan harus dilakukan saat saluran masih menyala aktif. Teknik perbaikannya
melibatkan penggunaan helikopter yang melayang diatas saluran tegangan tinggi sementara
seorang teknisi duduk di satu ujung landasan yang menempel di bawah helikopter.
Bagaimana teknisi ini menghindari tersentrum saat memegang kabel?
Di beberapa daerah, SUTET menjadi ancaman utama bagi populasi burung. Jelas burung
dapat tersakiti atau terbunuh bila mereka terbang langsung ke kabel. Namun apa bahayanya
bagi manusia yang berada di bawah atau pada tiang, menara atau kabel sutet?
Kenapa harus Tegangan Tinggi?
Saat listrik dikirimkan lewat sebuah saluran, sebagian energi listriknya lenyap sebagai energi
panas, karena elektron (yang menyusun arus listrik) bertabrakan dengan atom dan molekul
yang ada sepanjang jalur distribusi. Jumlah energi listrik yang hilang ini sama dengan hasil
kali hambatan saluran dan kuadrat arus. Karenanya, agar rugi-rugi ini rendah, energi listrik
harus dikirimkan dengan arus rendah. Tapi, untuk mempertahankan permintaan daya, ini
artinya tegangan yang harus dinaikkan, hingga mencapai ratusan ribu volt misalnya (tegangan
listrik di rumah hanya 220 volt). Pada titik penyebaran dimana energi dikirim ke rumahrumah, sebuah trafo (transformator) menurunkan tegangan listrik tersebut menjadi lebih
rendah (berarti lebih aman) dan arusnya dinaikkan (yang dapat dibatasi dengan sekering atau
stud (MCB Miniature Circuit Breaker)).
Kenapa harus AC?
Listrik arus searah (DC) awalnya dipakai untuk distribusi oleh Thomas Edison di AS.
Kemudian, George Westinghouse menawarkan penggunaan arus bolak-balik (AC).
Persaingan antara kedua orang ini cukup sengit, masing-masing mencoba menunjukkan kalau

17

metode pengiriman mereka lebih aman daripada metode saingannya. Pendukung Edison
memiliki beberapa demonstrasi di depan umum yang kadang horor dimana mereka
menyetrum anjing untuk menunjukkan betapa berbahayanya AC. Walau begitu,
Westinghouse pada akhirnya menang, terutama karena metodenya jauh lebih praktis. Ia dapat
mengirim tegangan tinggi lalu menurunkannya dengan trafo di rumah. Edison, di sisi lain,
tidak dapat mengirim dengan tegangan tinggi dan karenanya harus membangun pembangkit
listrik setiap empat atau lima kilometer, yang jelas sangat tidak praktis.
Ketika seorang teknisi mendekati sebuah jalur tegangan tinggi yang menyala untuk
memperbaikinya, medan listrik di sekitar kabel di dekat tubuh teknisi tersebut membuat
tubuh sang teknisi hampir dalam potensial listrik yang sama dengan kabel. Untuk
menyesuaikan kedua potensial, teknisi tersebut menjulurkan tongkat konduktor ke saluran;
listrik melompat dari kabel ke ujung tongkat, yang dapat melumpuhkan lengan beberapa saat.
Agar tidak tersetrum, sang teknisi harus terisolasi dari apapun yang dapat menyalurkan listrik
ke tanah. Agar memastikan kalau tubuh selalu pada potensial yang sama yaitu potensial
saluran yang dikerjakan sang teknisi memakai baju, sarung tangan dan sepatu, semuanya
terhubung ke kabel lewat tongkat tersebut.

Skema tiang listrik dan saluran transmisi listrik dekat rumah

18

Pengaruh SUTET bagi Burung?


Seekor burung dapat berdiri dengan aman di atas kabel karena hambatannya pada arus lebih
tinggi dari pada hambatan bagian kabel di antara kakinya. Namun, bila burung besar
mendarat cukup dekat dengan bagian tiang atau menara yang terhubung ke tanah, ia dapat
memperpendek jalur listrik sehingga arus mengejar ke tanah melalui dirinya dan berarti
membunuhnya.
Walaupun tipe hubung singkat demikian mungkin terjadi, yang lebih mungkin terjadi adalah
lewat kotoran burung (campuran air seni dan tinja burung). Bila burung berada di bagian
yang terhubung ke tanah di menara atau tiang listrik, misalnya palang di puncak tiang, tempat
kabel menggantung, maka cairan apapun yang dikeluarkannya dapat menghubungkan dirinya
dengan saluran dan menyebabkan hubung singkat. Kotoran dapat menjadi masalah bila ia
tidak cair karena ia dapat menumpuk seiring waktu. Lalu, saat hujan atau salju atau es, aliran
air dapat menghubungkan kotoran tersebut dengan saluran. Hubungan listrik demikian
menjadi masalah bila banyak hujan karena air dapat menghisap ion dari kotoran burung.
Pengaruh SUTET bagi Manusia?
Sering kita dengar di televisi tentang demonstrasi yang bahkan melibatkan protes mogok
makan oleh penduduk yang tinggal di bawah jalur SUTET. Mereka menuntut ganti rugi dan
pemindahan SUTET ke daerah yang tanpa pemukiman karena hal tersebut di klaim
menyebabkan dampak kesehatan yang buruk bagi mereka.
Selain bahaya hubungan singkat di menara akibat hujan atau banjir yang telah disebutkan di
atas, bahaya lainnya masih merupakan isu kontroversial. Wardhana et al (1997) misalnya
mengatakan kalau kurangnya pengetahuan kita mengenai hal ini disebabkan oleh penelitian
eksperimental tidak dapat dilakukan pada manusia. Penelitian sejauh ini hanya dilakukan
pada tikus percobaan dan ternyata radiasi yang diberikan tidak menyebabkan kanker. Walau
begitu, mereka menekankan kalau dampak radiasi tentunya dipengaruhi seberapa besar
tegangan SUTET tersebut. Semakin besar tentu semakin berbahaya, hanya saja seberapa
besar yang aman, sampai sekarang belum diketahui.
Dr John Moulder, profesor oncologi radiasi melakukan survey terhadap 520 hasil penelitian
mengenai listrik tegangan tinggi dan menyimpulkan tidak ada hubungan nyata antara

19

tegangan listrik dan kanker. Dari semua studi terbaru mengenai tenaga tinggi dan leukemia
anak atau kanker otak tidak menunjukkan hubungan yang nyata. Pengecualian hanya pada
satu studi dari Kanada yang menunjukkan hubungan antara munculnya leukemia anak dan
paparan radiasi listrik tegangan tinggi.
Dari semua studi yang menghitung korelasi antara kanker orang dewasa dan tinggalnya orang
tersebut di dekat SUTET, hanya satu yang menemukan hubungan. Penelitian Wertheimer et
al saja yang melaporkan adanya kelebihan kanker total dan kanker otak, namun tidak
leukemia; sementara itu Li et al melaporkan kelebihan leukemia, namun tidak kanker
payudara atau kanker otak.
Ada konsensus dalam masyarakat ilmiah kalau tidak ada hubungan sebab akibat antara
paparan tempat tinggal pada medan frekuensi-daya dan bahaya kesehatan manusia (termasuk
kanker).

SUTET menghasilkan Frekuensi Sangat Rendah (ELF Extremely Low Frequency).


Frekuensi inilah yang diduga mampu menyebabkan kanker. Dinas Penelitian Kanker
International (IARC) telah mengevaluasi data ilmiah dan membenarkan kalau medan magnet
ELF mungkin bersifat karsinogen, atau dengan kata lain, ada sedikit bukti kalau EMF
mungkin menyebabkan peningkatan resiko kanker pada manusia dan hewan.
Jadi tampaknya masalah SUTET merupakan kontroversi yang belum terselesaikan hingga
kini. Penelitian dari Laboratorium Nasional Barat Laut Pasifik justru memberikan sebuah
perspektif lain. Tikus-tikus yang menjadi subjek medan elektromagnet ekstrim menghasilkan
tingkat gas ozon beracun yang berbahaya. Ozon ini terbentuk saat tikus berada di dekat
korona (api Santo Elmo) yang tercipta akibat elektron yang lari dari permukaan konduktor
listrik runcing bertegangan tinggi.
20

3.

Sistem Proteksi Pada Saluran Tegangan Tinggi Udara

3.1

Definisi Sistem Proteksi

Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain,
terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
3.2

Manfaat Sistem Proteksi

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan


(kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan
maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil mungkin.
3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan
juga mutu listrik yang baik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari berbagai tipe gangguan pada suatu lokasi
merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi secara efektif. Jika
terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit Breaker yang tepat untuk
mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari jaringan yang
terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang dioperasikan untuk mengisolir gangguan
tersebut secara manual.
Mengingat arus gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi.
Hal ini perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak
normal tersebut dan selanjutnya menginstruksikan circuit breaker yang tepat untuk bekerja
memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Dan peralatan tersebut kita kenal dengan
relay.
21

Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan, mempunyai dua
fungsi pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya
mekanik dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan
gangguan disebut sebagai sistem proteksi".
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang
aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada
proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan
akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan
adalah sebanding dengan kwadrat dari arus:
H = I2.R.t Joules
Dimana;
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus listrik (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai
harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.
Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu
sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung
singkat breaking capacity atau Repturing Capacity.
Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

22

1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus
tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan
peralatan bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama,
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan yang dapat terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan pemisahan (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu

yang

dipisahkan

dari

rangkaian

yang

lain

yang

tetap

beroperasi.

Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum
terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi
inverse terhadap kwadrat dari arus.
Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit
breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang
dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik.
3.3

Sifat Sifat Sistem Proteksi

1. Diskriminasi : peka pada arus gangguan minimum tetapi tidak untuk arus beban
maksimum
2. Selektivitas : hanya bekerja pada bagian yang terganggu dan tidak pada bagian yang
sehat, artinya sistem proteksi

hanya pada daerah pengamannya saja atau mendapat

prioritas utama untuk bekerja main protection


3. Sensitivitas (kepekaan) : segera merasakan adanya gangguan
4. Realibilitas (keandalan) : sistem proteksi harus bekerja cepat dan dapat diandalkan.
5. Cepat : segera bekerja untuk menghindari waktu penyelesaian kritis (clearing time) yang
terlampaui, kerusakan peralatan karena dialiri arus besar dengan jangka waktu lama dan
gangguan

tetap

yang

akan

23

menyebabkan

tegangan

jatuh.

Sifat sifat tersebut juga menjadi persyaratan sistem proteksi yang baik ditambah dengan
persyaratan lain seperti :
3.4

Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan

yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak
bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi
utama, memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama
melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil
diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breakercircuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan,
remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona-zona utama.
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi,cukup
jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan
biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang
terganggu.
3.5

Pertimbangan ekonomis

Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah
feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok
dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif
mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap
kelangsungan peralatan sistem adalah vital. Untuk tujuan tersebut, biasanya digunakan dua
sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi
pendukung (back up).
3.6

Komponen-Komponen Sistem Proteksi

Secara umum, komponen-komponen sistem proteksi terdiri dari:


1. Circuit Breaker, CB (Sakelar Pemutus, PMT)
2. Relay
3. Trafo arus (Current Transformer, CT)
24

4. Trafo tegangan (Potential Transformer, PT)


5. Kabel kontrol
6. Catu daya, Suplai (batere)
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat Breaking capacity atau
Repturing Capcity.
Proteksi

dan

automatic

tripping

Circuit

Breaker

(CB)

dibutuhkan

untuk:

1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik
dan sebagainya.
Proteksi harus dapat menghilangkan dengan cepat arus yang dapat mengakibatkan panas
yang berkelebihan akibat gangguan H = I2x.Rt Joules. Peralatan proteksi selain sekering
adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi relay dan circuit breaker.
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu
sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi
pada sistem, melalui analisa gangguan.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,
kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan
menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor
ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak
dapat dihindari namun dampaknya harus diminimisasi. Tabel 1 menunjukkan data statistik
persentase gangguan pada sistem tenaga.
Tabel 1. Frekuensi gangguan untuk berbagai peralatan sistem tenaga
Peralatan

% Terhadap Total

SUTT

50

Kabel

10

25

Switchgear

15

Trafo Daya

12

Trafo arus dan trafo tegangan 2


Peralatn kontrol

Lain-lain

Dari tabel 1 terlihat SUTT mengalami gangguan paling sering. Jenis ganguan yang terjadi di
SUTT ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Frekuensi jenis gangguan pada SUTT
Jenis Gangguan

% Kejadian

Fasa ke tanah (L-G)

85

Fasa ke fasa (L-L)

Fasa ke fasa ke tanah (L-L-G)

Tiga fasa (L-L-L)

Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, seperti:
spesifikasi switchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besaran yang
menentukan bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi.

26

Anda mungkin juga menyukai