Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke
GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
melalui isolator-isolator dengan sistim tegangan tinggi (30 kV, 70 kV dan 150kV).
1. BAGIAN-BAGIAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN
FUNGSINYA.
Bagian-bagian Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) pada umumnya dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1.1. Tiang.
1.1.1. Tiang menurut bentuk/kontruksinya.
- Tiang konstruksi baja.
Terbuat dari baja profil, disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
menara yang telah diperhitungkan kekuatannya disesuaikan dengan
kebutuhannya.
- Tiang manesman.
Tiang manesman terbuat dari pipa baja dimana ukuran-ukuran panjang,
diameter dan ketebalan dari pipa baja yang akan dipergunakan disesuaikan
dengan keperluan.
- Tiang kayu.
Tiang kayu biasanya terbuat dari sejenis kayu ulin dan kayu besi yang tidak
perlu diawetkan, sedangkan jenis rasamala, kruing dan damar laut, sebelum
dipergunakan harus dilakukan pengawetan dahulu agar umur tiang kayu
tersebut dapat lebih lama.
- Travers.
Travers adalah bagian dari tiang yang dipergunakan untuk tempat sangkutan
atau dudukan isolator dan tempat sangkutan kawat tanah. Kekuatan gaya tarik
travers disesuaikan dengan kekuatan tarik dari tiang yang telah dihitung
sedemikian rupa sehingga kuat terhadap gaya tarik kawat-kawat Saluran
Udara Tegangan Tinggi.
- Pondasi.
Pondasi terdiri dari adukan beton atau susunan batu kali yang memperkuat dudukan tiang, volume pondasi direncanakan sedemikian rupa dan harus kuat
terhadap gaya yang bekerja akibat dari tarikan kawat-kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi, gaya angin dan lain-lainnya.
Pada umumnya tiang konstruksi baja menggunakan pondasi beton, sedangkan
manesman, tiang kayu, tiang beton dengan cara menanam 1/6 bagian
daritinggi tiang pada susunan batu kali atau pondasi beton.
- Sekur.
Adalah alat untuk memperkuat kedudukan tiang dan menahan gaya lentur
yang terjadi pada tiang akibat dari gaya tarik kawat-kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT).
Menurut bentuknya sekur dapat dibagi dua macam yaitu :
- Sekur tarik. (Line guy)
Terbuat dari kawat baja dimana ujung-ujungnya diklem pada bagian
atas dan pada balok beton yang ditanam sebagai pondasi.
Fungsi dari Sekur tarik adalah mengimbangi gaya tarik kawat Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun gaya tarik akibat dari
P 2 L
PLV 2 cos2
di mana:
P = daya
V = tegangan
I = arus
R = tahanan kawat
cos = faktor daya
A = luas penampang konduktor
4
wL2
8H
Panjang kawat dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut ini :
d
2H
wL
sinh
w
2H
Sedang perhitungan tegangan tarik yang dipengaruhi kondisi lingkungan adalah
l
2
2
w2 2 L2 MA
w1 L2 MA
T
T
(
T
tMA
)
2 2
1
2
24
24T1
Di mana
H = tegangan tarik horisontal (kg)
w = berat total konduktor per satuan
panjang (kg/m)
L = panjang span (m)
d = andongan (m)
l = panjang kawat konduktor (m)
T2 = tegangan tarik akhir (kg)
T1 = tegangan tarik awal (kg)
5
Rumus jarak minimum antar kawat menurut Midlands Electricity adalah sebagai berikut :
a = 0.65 x dmaxm
di mana
a = jarak antar kawat dalam m
dmax = andongan pada suhu maksimum
Metode perhitungan lain juga telah diformulasikan oleh NESC ( National Electric Safety
Code ) dan digunakan sebagai standar di Amerika Serikat. Rumus dari NESC adalah sebagai
berikut :
a 0,3 inchi per KV 8
S
inchi
12
Di mana
a = jarak antar kawat dalam inchi
V = tegangan dalam kV
S = andongan dalam inchi
L
2
cm
c. Clearance
Pengertian clearance sebenarnya meliputi clearance secara vertikal dan horisontal.
Clearance secara horisontal berhubungan dengan jarak bebas terhadap kaki-kaki menara.
Sedangkan clearance secara vertikal adalah jarak bebas terhadap kawat konduktor terendah.
Dalam tugas akhir ini clearance yang dimaksud adalah clearance secara vertikal. Tinggi
kawat minimum di atas tanah menurut Safety Code Formula adalah :
h= 20 ft + (KV 50) 0,5 + 0,75 (dmax - dkerja) inchi
di mana
kV = tegangan
dmax = andongan pada suhu maksimum
dkerja = andongan pada suhu kerja
(kV 33)
h 5.182 0.305 x
m
33
dengan press, atau dengan dililit, yang pada saat sekarang sudah jarang
dipergunakan.
- Pelindung kawat (armor rods).
Pelindung kawat atau armor rods dipasang didalam klem penyangga (graag
klem) berfungsi sebagai penguat kawat phasa dan melindungi kawat phasa dari
kelelahan akibat getaran kawat.
- Perendam (dampers).
Perendam dipasan pada kawat Saluran Udara tegangan Tinggi (SUTT) dan
pada kawat tanah yang ditempatkan berdekatan dengan klem, perendam
berfungsi guna mengurangi getaran-getaran pada kawat Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) yang disebabkan oleh angin dan lain-lain.
- Perentang (spacer).
Perentang dipasang pada sistim kawat bundle untuk menjaga agar jarak antara
kawat dengan kawat dalam 1 phasa tidak berubah-ubah akibat dari gaya-gaya
electromekanik atau angin.
2.3. Pengaman / Perlindungan.
2.3.1. Kawat tanah.
Kawat tanah umumnya dipergunakan kawat baja dengan ukuran St. 35 atau St.
50 yang ditempatkan diatas kawat penghantar berfungsi sebagai pelindung
kawat penghantar terhadap sambaran petir langsung.
2.3.2 Pentanahan tiang.
Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada
pipa pentanahan yang ditanam didekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat
allumunium/tembaga disekitar pondasi tiang yang berfungsi untuk mengalirkan
arus dari kawat tanah akibat sambaran petir.
10
11
Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang (tower) yang besar
dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
pembangunannya membutuhkan biaya yang besar.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang
akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain: Timbulnya protes dari
masyarakat yang menentang pembangunan SUTET, Permintaan ganti rugi tanah untuk tapak
tower yang terlalu tinggi tinggi, Adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dan
lain sebagainya.
Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500 km.
2. SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV 150 KV
Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari
3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan
oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa
terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut
Bundle Conductor.
Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif adalah 100 km.
Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar,
sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem transmisi dihubungkan secara ring system atau
interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan akan dikembangkan di Pulaupulau besar lainnya di Indonesia.
3. SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV 150 KV
SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa), dengan beberapa
pertimbangan :
12
Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat
bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
Pertimbangan keamanan dan estetika.
Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
Jenis kabel yang digunakan:
Kabel yang berisolasi (berbahan) Poly Etheline atau kabel jenis Cross Link Poly Etheline
(XLPE).
Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil paper
impregnated).
Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan:
Single core dengan penampang 240 mm2 300 mm2 tiap core.
Three core dengan penampang 240 mm2 800 mm2 tiap core.
Pertimbangan fabrikasi.
Pertimbangan pemasangan di lapangan.
Kelemahan SKTT:
Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan yang kompleks,
karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah kota (Pemkot) sampai dengan
jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain dan
pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan sesuai kebutuhan.
13
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable) dengan
tegangan operasi 150 KV, yaitu:
Sub marine cable 150 KV Gresik Tajungan (Jawa Madura).
Sub marine cable 150 KV Ketapang Gilimanuk (Jawa Bali).
Beberapa hal yang perlu diketahui:
Sub marine cable ini ternyata rawan timbul gangguan.
Direncanakan akan didibangun sub marine cable Jawa Sumatera.
Untuk Jawa Madura, saat ini sedang dibangun SKTT 150 KV yang dipasang (diletakkan)
di atas Jembatan Suramadu.
4. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 6 KV 30 KV
Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20 KV. Namun
secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan saat ini hampir semuanya
menggunakan tegangan operasi 20 KV.
Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan distribusi yang
menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder), SUTM, Gardu Distribusi, sampai
dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/ Konsumen).
Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya hanya pada jarak
(panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak tersebut,
efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.
Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas atau
keuangan, kondisi geografis dan lain-lain) transmisi SUTM di Indonesia melebihi kondisi
ideal di atas.
5. SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM) 6 KV 20 KV
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan transmisi
SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
14
15
kota
yang
padat
bangunan
dan
membutuhkan
aspek
estetika.
16
Kenapa energi listrik dikirimkan dengan tegangan tinggi dan arus rendah bukannya arus
tinggi dan tegangan rendah? Kan dayanya tetap sama saja, karena daya adalah hasil kali arus
dan tegangan. Kenapa pengiriman dilakukan dengan arus bolak balik (AC yang ukuran dan
arah arusnya berbolak-balik) ketimbang arus searah (DC, yang arah dan ukurannya tidak
berubah)?
Saat sebuah jalur distribusi daya tegangan tinggi (SUTET) memerlukan perbaikan, PLN
tidak dapat mematikannya begitu saja, ia bisa memadamkan seluruh kota atau bahkan
provinsi. Perbaikan harus dilakukan saat saluran masih menyala aktif. Teknik perbaikannya
melibatkan penggunaan helikopter yang melayang diatas saluran tegangan tinggi sementara
seorang teknisi duduk di satu ujung landasan yang menempel di bawah helikopter.
Bagaimana teknisi ini menghindari tersentrum saat memegang kabel?
Di beberapa daerah, SUTET menjadi ancaman utama bagi populasi burung. Jelas burung
dapat tersakiti atau terbunuh bila mereka terbang langsung ke kabel. Namun apa bahayanya
bagi manusia yang berada di bawah atau pada tiang, menara atau kabel sutet?
Kenapa harus Tegangan Tinggi?
Saat listrik dikirimkan lewat sebuah saluran, sebagian energi listriknya lenyap sebagai energi
panas, karena elektron (yang menyusun arus listrik) bertabrakan dengan atom dan molekul
yang ada sepanjang jalur distribusi. Jumlah energi listrik yang hilang ini sama dengan hasil
kali hambatan saluran dan kuadrat arus. Karenanya, agar rugi-rugi ini rendah, energi listrik
harus dikirimkan dengan arus rendah. Tapi, untuk mempertahankan permintaan daya, ini
artinya tegangan yang harus dinaikkan, hingga mencapai ratusan ribu volt misalnya (tegangan
listrik di rumah hanya 220 volt). Pada titik penyebaran dimana energi dikirim ke rumahrumah, sebuah trafo (transformator) menurunkan tegangan listrik tersebut menjadi lebih
rendah (berarti lebih aman) dan arusnya dinaikkan (yang dapat dibatasi dengan sekering atau
stud (MCB Miniature Circuit Breaker)).
Kenapa harus AC?
Listrik arus searah (DC) awalnya dipakai untuk distribusi oleh Thomas Edison di AS.
Kemudian, George Westinghouse menawarkan penggunaan arus bolak-balik (AC).
Persaingan antara kedua orang ini cukup sengit, masing-masing mencoba menunjukkan kalau
17
metode pengiriman mereka lebih aman daripada metode saingannya. Pendukung Edison
memiliki beberapa demonstrasi di depan umum yang kadang horor dimana mereka
menyetrum anjing untuk menunjukkan betapa berbahayanya AC. Walau begitu,
Westinghouse pada akhirnya menang, terutama karena metodenya jauh lebih praktis. Ia dapat
mengirim tegangan tinggi lalu menurunkannya dengan trafo di rumah. Edison, di sisi lain,
tidak dapat mengirim dengan tegangan tinggi dan karenanya harus membangun pembangkit
listrik setiap empat atau lima kilometer, yang jelas sangat tidak praktis.
Ketika seorang teknisi mendekati sebuah jalur tegangan tinggi yang menyala untuk
memperbaikinya, medan listrik di sekitar kabel di dekat tubuh teknisi tersebut membuat
tubuh sang teknisi hampir dalam potensial listrik yang sama dengan kabel. Untuk
menyesuaikan kedua potensial, teknisi tersebut menjulurkan tongkat konduktor ke saluran;
listrik melompat dari kabel ke ujung tongkat, yang dapat melumpuhkan lengan beberapa saat.
Agar tidak tersetrum, sang teknisi harus terisolasi dari apapun yang dapat menyalurkan listrik
ke tanah. Agar memastikan kalau tubuh selalu pada potensial yang sama yaitu potensial
saluran yang dikerjakan sang teknisi memakai baju, sarung tangan dan sepatu, semuanya
terhubung ke kabel lewat tongkat tersebut.
18
19
tegangan listrik dan kanker. Dari semua studi terbaru mengenai tenaga tinggi dan leukemia
anak atau kanker otak tidak menunjukkan hubungan yang nyata. Pengecualian hanya pada
satu studi dari Kanada yang menunjukkan hubungan antara munculnya leukemia anak dan
paparan radiasi listrik tegangan tinggi.
Dari semua studi yang menghitung korelasi antara kanker orang dewasa dan tinggalnya orang
tersebut di dekat SUTET, hanya satu yang menemukan hubungan. Penelitian Wertheimer et
al saja yang melaporkan adanya kelebihan kanker total dan kanker otak, namun tidak
leukemia; sementara itu Li et al melaporkan kelebihan leukemia, namun tidak kanker
payudara atau kanker otak.
Ada konsensus dalam masyarakat ilmiah kalau tidak ada hubungan sebab akibat antara
paparan tempat tinggal pada medan frekuensi-daya dan bahaya kesehatan manusia (termasuk
kanker).
3.
3.1
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain,
terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban
lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
3.2
Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang berhubungan, mempunyai dua
fungsi pokok:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu, agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh gaya-gaya
mekanik dst.
"Koordinasi antara relay dan circuit breaker(CB) dalam mengamati dan memutuskan
gangguan disebut sebagai sistem proteksi".
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang
aman. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada
proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan
akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula, sedangkan pengaruh pemanasan
adalah sebanding dengan kwadrat dari arus:
H = I2.R.t Joules
Dimana;
H = panas yang dihasilkan (Joule)
I = arus listrik (ampere)
R = tahanan konduktor (ohm)
t = waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik mencapai
harga yang berbahaya. Proteksi dapat dilakukan dengan Sekering atau Circuit Breaker.
Proteksi juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi itu
sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus hubung
singkat breaking capacity atau Repturing Capacity.
Disamping itu, sistem proteksi yang diperlukan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
22
1. Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus menerus
tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
2. Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak menyebabkan
peralatan bekerja.
3. Sistem Proteksi harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama,
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
4. Sistem Proteksi harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh arus
gangguan yang dapat terjadi.
5. Proteksi harus dapat melakukan pemisahan (discriminative) hanya pada rangkaian yang
terganggu
yang
dipisahkan
dari
rangkaian
yang
lain
yang
tetap
beroperasi.
Proteksi overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian listrik diputuskan sebelum
terjadi overheating. Jadi disini overload action relatif lebih lama dan mempunyai fungsi
inverse terhadap kwadrat dari arus.
Proteksi gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering atau circuit
breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat mencapai harga yang
dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan mekanik.
3.3
1. Diskriminasi : peka pada arus gangguan minimum tetapi tidak untuk arus beban
maksimum
2. Selektivitas : hanya bekerja pada bagian yang terganggu dan tidak pada bagian yang
sehat, artinya sistem proteksi
tetap
yang
akan
23
menyebabkan
tegangan
jatuh.
Sifat sifat tersebut juga menjadi persyaratan sistem proteksi yang baik ditambah dengan
persyaratan lain seperti :
3.4
Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan
yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak
bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi
utama, memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama
melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah kecil
diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit breakercircuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang dinamakan,
remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan zona-zona utama.
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi,cukup
jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back up akan bereaksi lambat dan
biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan bagian yang
terganggu.
3.5
Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah
feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan yang pokok
dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif
mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap
kelangsungan peralatan sistem adalah vital. Untuk tujuan tersebut, biasanya digunakan dua
sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi
pendukung (back up).
3.6
dan
automatic
tripping
Circuit
Breaker
(CB)
dibutuhkan
untuk:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi
seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik
dan sebagainya.
Proteksi harus dapat menghilangkan dengan cepat arus yang dapat mengakibatkan panas
yang berkelebihan akibat gangguan H = I2x.Rt Joules. Peralatan proteksi selain sekering
adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi relay dan circuit breaker.
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat
tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu
sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi
pada sistem, melalui analisa gangguan.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,
kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
gangguan antara lain dengan menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan
menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah langkah tersebut dibatasi oleh faktor
ekonomis dan alam. Karenanya para engineer sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak
dapat dihindari namun dampaknya harus diminimisasi. Tabel 1 menunjukkan data statistik
persentase gangguan pada sistem tenaga.
Tabel 1. Frekuensi gangguan untuk berbagai peralatan sistem tenaga
Peralatan
% Terhadap Total
SUTT
50
Kabel
10
25
Switchgear
15
Trafo Daya
12
Lain-lain
Dari tabel 1 terlihat SUTT mengalami gangguan paling sering. Jenis ganguan yang terjadi di
SUTT ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Frekuensi jenis gangguan pada SUTT
Jenis Gangguan
% Kejadian
85
Dari hasil analisa gangguan, dapat ditentukan sistem proteksi yang akan digunakan, seperti:
spesifikasi switchgear, rating circuit breaker (CB) serta penetapan besaran-besaran yang
menentukan bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk keperluan proteksi.
26