ANATOMI TUMBUHAN
Disusun oleh :
Nama : Ummi Mahmudah Darist
NIM
: 11/312803/BI/08585
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
Gambar 1. Irisan melintang batang dengan penebalan yang tidak umum pada spesies
Passiflora glandulose( (1) periderm;(2) floem sekunder; (3) xilem sekunder)
Pada tumbuhan tertentu seperti Aristolochia, ada untai kambium yang menghasilkan
hanya parenkima seperti jejari, untai ini bertambah banyak sesuai dengan penambahan garis
keliling kambiumnya.
Gambar 2. Irisan melintang batang dengan penebalan yang tidak umum pada spesies
Aristolochia triangularis. ( (1) periderm;(2) floem sekunder; (3)
xilem
sekunder)
Pengurangan aktivitas kambium mengenai daerah-daerah tertentu terbatas berakibat
pembentukan batang yang yang berhubungan yang sering membelah diri. Pada bebrapa liana
tertentu dari Sapindaceae contohnya Serjania, kambium mula-mula muncul dalam untai
terpisah yang masing-masing mengelilingi sekumpulan berkas pembuluh atau bahkan berkas
pembuluh primer tunggal. Berikut adalah gambarnya :
Gambar 3. Irisan melintang batang dengan penebalan yang tidak umum pada spesies Serjania
clematidefolia ( (1) periderm;(2) floem sekunder; (3) xilem sekunder)
Batang yang berkembang dengan cara begini terlihat seolah-olah berasal dari
pelebaran sejumlah batang. Dengan bertambah tuanya batang-batang seperti itu dan dengan
produksi lapisan periderm, batang membelah menjadi banyak bagian. Struktur yang sama
dapat disebabkan oleh perkembangan yang berlebihan dari parenkima dan floem yang
berakibat pembelahan dari kedua jaringan penyalur dan silinder kambium. Struktur batang
yang disebut diatas sesuai untuk liana yang memerlukan sumbu yang liat dapat dibengkokan
yang sanggup dalam getaran putaran tanpa merusak unsur penyalur.
Pada tumbuhan padang pasir seperti Peganum harmala dan Zygophyllum dumosum
batang menjadi bercuping dan akhirnya membelah diri sebagai akibat matinya pita-pita
kambium. Pada Achille fragrantissima dan beberapa spesies Artemisia, lapisan gabus
dihasilkan tiap tahun pada batas antara dua cincin yang tumbuh pada xilem yaitu gabus
antarxilem. Ciri ini bila diikuti oleh suberisasi jejarinya seperti pada Artemisia herbaalba,
atau oleh penghentian aktivitas pada bagian kambium juga menyebabkan pembelahan batang.
Berikut adalah gambarnya :
(1)
(2)
Pada tumbuhan tertentu terdapat untai floem sekunder didalam xilem sekunder
misalnya
pada
Avicennia
(Avicenniaceae),
Strychnos
(Loganiaceae),
Leptadenia
(Asclepiadaceae), dll. Pada tumbuhan ini kambium berdifirensiasi di luar berkas pwmbuluh
primer, dalam perisikel atau dalam lapisan korteks bagian dalam. Kemudian serangkaian
kambium pembuluh muncul secara berturut-turut lebih ke luar. Setiap kambium yang
berturut-turut menghasilkan xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar, sampai kambium
baru berkembang dari sel-sel parenkima di sebelah luar dari floem. Perhatikan gambar
berikut :(gambar 215)
(a)
(b)
Gambar 6. Pandangan permukaan sayatan melintang batang dari berbagai tumbuhan yang
termasuk Chenopodiaceae, memperlihatkan berbagai susunan floem ikutan dari
unsur trakea yang terkait (1) Haloxylon articulatum dan (2) Anabasis articulata
Ada juga yang mentafsirkan hal diatas adalah cara perkembangan kambium yang
berturut-turut pada Nygtaginaceae, Amaranthaceae dan Chenopodiaceae dikatakan terdapat
zona kambium tanpa lapisan inisial permanen yang khas ciri bagi kambium normal. Bagianbagian yang menghasilkan xilem dan floem dapat terpusat sementara dalam daerah yang
sempit. Akan tetapi kedudukan bagian maksimum segera diteruskan kepada sel-sel lain dari
zona kambium itu terletak lebih jauh ke luar. Dengan cara begini zona kambium terusmenerus bergerak ke luar sambil meninggalkan dibelakangnya xilem dengan floem yang
terikutkan.
Pada banyak spesies Chenopodiaceae, pada Bougainvillea dan pada tumbuhan lain
dengan pengembangan sekunder yang sama setiap untaian floem sekunder terlihat pada irisan
lintang diiringi pada permukaannya sebelah dalam oleh sekumpulan pembuluh xylem. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
(1)
(2)
(3)
Gambar 7. Mikrograf sayatan melontang xilem sekunder dengan floem ikutan (1)
Atriplex halimus; (2) Portulacoides; (3) Bougainville glabra.
Jadi dalam irisan bintang, batang demikian itu ternyata terdiri atas jaringan dasar dari
serat dfan parenkima yang di dalmanya terdapat untaian pembuluh yang berserakan. Akan
tetapi irisan berturut-turut menyingkapkan bahwa gugus pembuluh dan untai floem
berperilaku secara bebas dalam arah longitudinal. Untaian floem dan gugus pembuluh dari
badan sekunder dapat beranatomosis secara tangensial dan radial dan hubungan tangensial itu
lebih biasa. Parenkima yang berhubungan dengan floem terikut itu disebut jaringan
konjungtif. Susunan dan perkembangannya bermacam-macam dan dapat seperti jejari atau
dalam pita-pita yang menghubung-hubungkan untaian floem atau jaringan itu dapat
mengelilingi dan bercampur dengan gugus pembuluh.
Dalam jenis perennial (hidup lebih dari 2 tahun) dari Chenopodiaceae yang tumbuh
dipadang pasir, sistem anastomosing dari floem dapat memiliki nilai penyesuaian (adaptif),
istimewa karena floem dalam jenis ini dapat tinggal aktif untuk banyak tahun. Bahkan dalam
hal-hal dimana paling banyak jaringan-jaringan luar dari batang (stem) menjadi kering
selama musim panas yang panjang, floem strands yang include tinggal viable dan dengan
demikian dapat menyediakan makanan bagi putik-putik pada permulaan dari musim
bertumbuh, kemudian dapat mulai berkembang.
Daftar Pustaka :
Cheadle. V.I. 1937. Secondary Growth by Means of a Thickening Ring in Certain
Monocotyledons. Bot. Gaz. 98:535-555.
Fahn. A. 1982. Plant Anatomy Third Edition. Pergamon Press. England. Pp. 645-653.