Anda di halaman 1dari 6

Incense: Styrax benzoin (Kemenyan), Boswellia sacra (Frankincense), Santalum album

(Sandalwood), Commiphora myrrha (Myrrh)


Oleh: Finkha Rani Giana Putri (3425120264)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta

Abstrak
Incense merupakan bahan material yang mengeluarkan asap wangi apabila dibakar. Incense
merupakan komoditas yang sering diperjual belikan untuk ritual keagamaan. Bahan dasar
incense berasal dari resin ataupun minyak esensial yang dihasilkan dari suatu tumbuhan.
Styrax benzoin (Kemenyan), Boswellia sacra (Frankincense), Santalum album (Sandalwood),
Commiphora myrrha (Myrrh) merupakan tumbuhan penghasil bahan dasar incense yang
umum digunakan.
Kata kunci: Incense, Kemenyan, Frankincense, Sandalwood, Myrrh

PENDAHULUAN
Incense berasal dari bahasa Latin
Incendere yang berarti dibakar. Incense
(dupa) adalah bahan material yang
mengeluarkan asap wangi ketika dibakar.
Kata inicense ini mengacu pada bahan itu
sendiri, bukan aroma yang dihasilkan.
Incense biasa digunakan dalam berbagai
kegiatan termasuk ritual keagamaan,
pengharum ruangan, mengusir serangga,
aromaterapi,
meditasi
dan
untuk
kesenangan pribadi. Incense terdiri dari
bahan tanaman aromatik, sering juga
dikombinasikan dengan minyak esensial.
Sejarah Penggunaan Incense
Incense diperkirakan pertama
kali
digunakan pada dinasti ke-5 di Mesir.
Orang Mesir kuno menggunakan incense
untuk ritual pengusiran roh-roh jahat.
Artefak seperti Kristal resin banyak
ditemukan dalam makam-makam Mesir

prasejarah di El Mahasna. Pada dinding


Kuil Deir-el-Bahari di Mesir berisi
serangkaian ukiran yang menggambarkan
penggunaan incense pada zaman itu.
Orang Babylonia menggunakan incense
sebagai
persembahan
saat
berdoa.
Penggunaan incense ini lalu menyebar
hingga Roma dan Yunani.
Sekitar tahun 2000 SM, Cina kuno mulai
menggunakan incense untuk ritual
keagamaan. Incense digunakanolh bangsa
Cina
dari
zaman
Neolithic
lalu
berkembang pada dinasti Xia, Shang dan
Zhou. Bangsa Cina kuno menggunakan
incense yang berasal dari tumbuhan seperti
cassia , kayu manis, kemenyan, ataupun
sandalwood.
Penggunaan
incense
mencapai puncaknya pada masa Dinasti
Song dengan berbagai bangunan yang
didirikan khusus untuk upacara yang
menggunakan incense.

Penggunaan incense di Jepang pada Abad


ke 6 yang dibawa oleh biksu Budha Korea.
Incense ini sering digunakan untuk ritual
agama dan pemurnian jiwa. Pada era
Heian hanya orang bangsawan yang boleh
menggunakan incense khususnya jenis
Koh (incense kualitas tinggi). Pada abad
ke-14 era Shogun, para samurai membakar
incense di dekat baju perangnya. Wangi
dari incense ini konon dipercaya dapat
mengelabui para musuh saat perang dan
membuat gerakan para samurai tidak
terlihat oleh musuh.

serbuk. Bentuk incense ini akan


mudah sekali terbakar dan dalam
waktu cepat menghasilkan wangi
yang intens.
3. Paste: Material incense yang
berbentuk serbuk dicampur dengan
campuran yang lengket seperti
buah kering, madu, dan minyak
esensial, lalu dibentuk menjadi
bola-bola.

Pengelompokan Incense
A. Indirect Burning Incense
Indirect burning incense merupakan
jenis incense yang tidak bisa dibakar
secara langsung untuk mengeluarkan
asapnya
yang
wangi.
Untuk
menghasilkan asap yang wangi, incense
jenis ini harus ditaruh di atas sumber
panas. Sumber panas yang digunakan
masih menggunakan cara tradisional
seperti bara ataupun batu panas.
Indirect burning incense biasanya
berbentuk kristal ataupun serbuk.
Bentuk serbuk akan lebih cepat
terbakar, akan tetapi bentuk kristal
kasar akan lebih lama terbakar. Bahan
material incense yang terkenal seperti
frankincense dan myrrh termasuk dalam
jenis indirect incense. Terdapat berbagai
bentuk yang termasuk indirect incense:
1. Whole: Bahan material incense
yang masih mentah yang berbentuk
kristal
seperti
kemenyan,
frankincense,
atau
myrrh
diletakkan langsung diatas bara.
2. Powder atau Granula: Material
incense yang berbentuk kristal
dihancurkan
hingga
menjadi

Gambar 1. Indirect burning incense


B. Direct Burning Incnse
Direct burning incense merupakan jenis
incense yang dapat dibakar langsung
dengan api. Ujung dari incense yang
terbakar akan menjadi bara yang terus
membara dan membakar sisa dari
incese tersebut hingga habis. Jenis
incense ini biasanya material incense
ditekan dalam sebuah tabung kayu
ataupun
dilapisi
oleh
material
pendukung. Komposisi material incense
yang digunakan harus disesuaikan agar
wangi dari pembakaran incense jenis ini
pada konsentrasi yang tepat dan dapat
bertahan lama. Jenis direct burning ini
paling umum ditemukan di seluruh
dunia. Terdapat berbagai bentuk yang
termasuk direct incense:
1. Coil.

2. Cone.

Ekologi: ketinggian 600-2100m


dpl. Suka curah hujan tinggi &
intensitas merata sepanjang tahun.

Pengolahan:

3. Cored Stick
4. Solid Stick.
5. Paper

o Incense kemenyan berasal dari


resin yang terdapat pada
batang S. benzoin.

6. Rope.

o Pohon kemenyan bisa disadap


ketika berdiameter 20cm atau
berumur 10-13 tahun.
o Proses penyadapan kemenyan
dengan melukai batangnya
hingga bagian sapwood.

Gambar 2. Hio termasuk dalam direct


burning incense

o Hasil
sadapan
dibiarkan
selama
3-5bulan
agar
mengeras lalu dipanen.

Kandungan: Acid resin, Asam


benzoat dan turunanya, seperti
lubanolbenzoat,
sumaresinol,
vanilin,
benzaldehida,
benzilsinamat,
dan
fenilpropilsinamat.

Nilai ekonomi:

Spesies Penghasil Bahan Dasar Incense


1. Styrax benzoin (Styracaceae)

Deskripsi:
o Pohon ukuran sedang-besar,
20-30m.

o Eksportir utama: Sumatra,


Indonesia.

o Batang lurus, bark bewarna


coklat kemerahan.

o Harga jual: tahun 2013, Rp


130000-140000 /kg

o Daun tunggal, tersusun spiral,


bentuk oval.
o Buah lonjong dengan
bewarna coklat.

biji

Distribusi:
Native
Sumatra,
tersebar hingga pulau Jawa dan
Australia

Fungsi
lain:
Perfume, Soap.

Essential

oil,

2. Boswellia sacra (Burseraceae)

Deskripsi:
o Pohon kecil dengan ukuran 28m.

o Daun bentuk sudip dengan tepi


rata namun bergelombang.

o Price: $45 / 500gr

o Daun muda ditutupi rambut


halus.
o Tekstur kulit
dilepas.

kayu

mudah

Fungsi lain: Obat tradisional,


Medical research, Essential oil,
Perfume.

3. Santalum album (Santalaceae)

Deskripsi:

o Bunga kecil putih kekuningan,


axilar.

o Semiparasit

o Buah kapsul sekitar 1 cm.

o Pohon, tinggi hingga 20m.

Distribusi: Tersebar di sepanjang


northern
Somalia,
banyak
ditemukan di Oman and southern
Yemen.

o Batang tinggi, saat tua harum,


bark bewarna coklat.

Ekologi: menyukai tanah berkapur


dan tebing pegunungan.

o Buah batu bentuk bulat.

Pengolahan:

o Daun tunggal, berhadapan,


bentuk elips, tepi daun rata.

Distribusi: India, China, Sri


Lanka,
Indonesia,
Malaysia,
Filipina,
dan
Northwestern
Australia.

Ekologi: tumbuh di tanah berkapur


pada ketinggian 1200m dpl.

Pengolahan:

o Frankincense berasal dari resin


batang Boswellia sacra.
o Untuk mendapatkan kristal
frankincense dilakukan dengan
penyadapan pada batang.
o Hasil
sadapan
didiamkan
hingga kering seperti kristal.
o Disortir secara manual, kristal
yang bewarna terang harganya
lebih mahal.

Kandungan: 5-9% essential oil,


65-85% alcohol-soluble resins,
dan sisanya adalah water-soluble
gums

Nilai Ekonomi
o Eksportir: Oman & Somalia
o Importir: Negara Eropa

Pemanenan kayu cendana


dilakukan ketika pohon berusia
25-30 tahun.

Kayu cendana yang siap


dipanen berdiameter 12-15cm.

Kayu cendana yang siap dijual


dalam bentuk log tanpa bark
atau
dipotong
sesuai
permintaan pasar.

Untuk pembuatan dupa bagian


yang
diambil
adalah
heartwood.

Kandungan:
Santalol,
acetate, Santalene

Nilai ekonomi:

o Resin yang keluar dari batang


C. myrrha bertekstur lengket
harus dijemur dibawah sinar
matahari agar mengeras.

o Eksportir: India, Indonesia,


Australia

o Kristal
myrrh
kekuningan.

o Impotir: China dan Eropa

o Myrrh yang disadap dari


pohon yang tua akan bewarna
gelap dan lebih harum

Santyl

o Harga pasaran: 2013-2014:


$200-500/kg
Fungsi lain: Rempah-rempah,
parfum, kerajinan tangan, minyak
esensial
4. Commiphora myrrha (Burseraceae)

Kandungan: 3-8% essential oil,


30-60% water-soluble gum, 2540% alcohol-soluble resins.

Nilai ekonomi
o Harga jual: $10/500gr

Deskripsi:
o Pohon dengan tinggi hingga
4m.
o Terdapat duri diseluruh batang.
o Daun kecil, bentuk bulat telur.

Distribusi:
native
Arabian
peninsula
(Oman,
Yemen).
Tersebar hingga Africa (Djibouti,
Ethiopia,
Somalia,
Northeast
Kenya).

Ekologi: hidup pada ketinggian


250-1300m.
Menyukai
tanah
berkapur atau berbatu.

Pengolahan:
o Myrrh incense didapat dari
resin batang C. myrrha.
o Penyadapan diakukan dengan
melukai batang C. myrrha
hingga bagian sapwood.

bewarna

o Eksportir; Arabian peninsula

Fungsi lain: obat


perfume, essential oil.

tradisional,

KESIMPULAN
Tumbuhan memiliki berbagai manfaat bagi
kehidupan manusia. Produk metabolit
sekunder seperti resin dan essential oil
pada
tumbuhan
ini
sering
kali
dimanfaatkan untuk pembuatan incense.
Incense merupakan komoditas yang
banyak digunakan dalam ritual keagamaan
di dunia. Kemenyan, frankincense,
sandalwood, dan myrrh merupakan bahan
dasar pembuat incense yang terkenal di
dunia. Styrax benzoin, Boswellia sacra,
dan Commiphora myrrha termasuk dalam
indirect-burning incense. Santalum album
termasuk dalam direct-burning incense.
Selain dimanfaatkan sebagai incense, 4
spesies ini juga sering dimanfaatkan
sebagai minyak esensial.
DAFTAR PUSTAKA

Gina Hyams. dan Susie Cushner. 2004.


Incense: Rituals, Mystery, Lore.
Chronicle Books.
Mulugeta Lemenih. dan Demel Teketay.
2003. FRANKINCENSE AND
MYRRH
RESOURCES
OF
ETHIOPIA: II. MEDICINAL AND
INDUSTRIAL
USES.
SINET:
Ethiop. J. Sci., 26(2):161172.
Orwa

C, Mutua A , Kindt R ,
Jamnadass R, Simons A. 2009.
Agroforestree
Database:a
tree
reference and selection guide version
4.0.

Prohati.___.
Detail
Data
spesies.
http://www.proseanet.org. 5 Maret
2014.
H. Sangat-Roemantyo. 1990. Ethnobotany
of the Javanese incense. Economic
Botany 1990 Vol. 44 No. 3 pp. 413416

Soerianegara I, Lemmens RHMJ. 1994.


Plant Resources of South-East
Asia No. 18. Plants Producing
Exudates. Prosea Publisher, Bogor
Indonesia.
Soerianegara I, Lemmens RHMJ. 1994.
Plant Resources of South-East
Asia No. 19. Essential-Oil Plants.
Prosea Publisher, Bogor Indonesia.
Tucker AO. 1986. Frankincense and
Myrrh. Econ Bot 40, 425433.
World agro forestry centre. Santalum
album.
http://www.worldagroforestrycentre.
org/sea/Products/AFDbases/af/asp/S
peciesInfo.asp?SpID=1481. 5 Maret
2014
World agro forestry centre. Commiphora
myrrha.
http://www.worldagroforestrycentre.
org/sea/Products/AFDbases/af/asp/S
peciesInfo.asp?SpID=17990.
5
Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai