Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sarah Lathifah

NIM : E24190027
Dosen : Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut. M.Life.Env.Sc.

Kemenyan
Kemenyan adalah getah atau resin yang dihasilkan pohon kemenyan
(Styrax spp) (Sianipar dan Simanjuntak 2000). Pada pasar perdagangan
internasional kemenyan dikenal dengan nama gum benzoin. Kemenyan banyak
dimanfaatkan dalam bidang kosmetik dan farmasi (Sasmuko 2003). Di sektor
industri, kemenyan digunakan sebagai bahan pembuatan parfum agar
keharumannya tidak cepat hilang. Selain itu, kemenyan juga digunakan sebagai
bahan pengawetan, bahan baku farmasi atau obat-obatan dan bahan campuran
dalam pembuatan keramik agar lebih kuat dan tidak mudah pecah Oleh
masyarakat Jawa pada zaman dahulu, kemenyan digunakan untuk campuran
rokok klembak, ritual adat (dalam pemakaman orang meninggal) dan tidak sedikit
manfaat kemenyan yang dihubungkan dengan dunia mistis.
Menurut (Jayusman 2014), kriteria pohon kemenyan yang sudah siap
dilakukan penyadapan, yaitu: diameter batang pohon >10 cm, golongan pohon
sehat, daun telah dewasa. Sebelum penyadapan alat-alat yang harus disiapkan
adalah guris, agat panugi (alat takik), pisau sadap, tali polang (tali yang dipintal
dari ijuk dengan panjang ±15 meter), dan wadah getah berupa bakul/keranjang
dari rotan. Penyiapan awal di lapangan juga perlu dilakukan, seperti pembabatan
areal di sekitar pohon yang di sadap, pembersihan kulit batang pohon dari lumut
dengan pisau guris..
Penyadapan dilakukan dengan membuat takikan sesuai pola yang ada yaitu
pola vertikal dan horizontal. Pola takikan vertikal dengan ukuran panjang 2 - 3 cm
dan kedalaman tergantung tebal kulit hingga kayu. Pisau sadap ditekan ke arah
kanan dan kiri sehingga keadaan kulit tersebut terkoak, sehingga terdapat ruangan
yang terbuka di antara kulit dan bagian kayu selebar 3 - 4 cm. Kemudian kulit
terkuak dipukul-pukul dengan alat agat panuktuk sebanyak 5 - 7 kali secara
perlahan-lahan. Pola takikan horizontal (mendatar dengan panjang 3 - 4 cm). Pada
umumnya petani menggunakan sadap vertikal dengan pertimbangan kemudahan
penyadapan dan telah terbukti tidak terlalu merusak kulit batang pohon kemenyan.
Teknik pemanenan kemenyan yang umum dilakukan apabila getah yang
muncul di luka sadap mulai mengeras, dapat dilakukan tiga kali yaitu:
1. Panen tahap pertama (Sidukapi ) yaitu pengambilan getah perdana
menggunakan alat agat panugi dan getah yang dihasilkan memiliki kualitas I dan
II .
2. Panen tahap ke-dua (Tahir) yaitu memungut getah yang masih tertinggal saat
pemanenan sidukapi, namun kualitasnya rendah yaitu kualitas getah III hingga IV
3. Panen taha ke-tiga (Sital-tal) merupakan pemanenan pembersihan luka bidang
sadap dengan getah panen berupa butiran-butiran kecil, dikelompokkan mutu
rendah (Kemenyan bakar). Dalam proses penyadapan dapat dibantu dengan
menyemprotkan stimulan organik, stimulan organik yang dipakai yaitu stimulan
organik cuka kayu. Cara pemberian stimulan organik dilakukan dengan
menyemprotkan stimulan organik sebanyak 1 cc atau setara dengan 10 kali
semprotan pada luka sadapan. Penggunaan stimulan untuk merangsang keluarnya
getah kemenyan agar lebih banyak (Sukadaryati et.al 2015).

Daftar Pustaka

Jayusman. 2014. Mengenal Pohon Kemenyan. Jakarta : IPB Press


Sasmuko. 2003. Potensi pengembangan kemenyan sebagai komoditi hasil hutan
bukan kayu spesifik andalan Propinsi Sumatera Utara. Seminar Nasional
Himpunan Alumni – IPB dan HAPKA Fakultas Kehutanan IPB Wilayah
Regional Sumatera Utara. Medan.
Sianipar H dan Simanjuntak B. 2000. Isolasi dan identifikasi asam sinamat dari
kemenyan sumatrana. Media Farmasi. 4 (1): 22-28.
Sukadaryati, Dulsalam, Yuniawati. 2015. Seri Paket IPTEK Teknik Pemanenan
Getah Dengan Menggunakan Stimulan Organik Cuka Kayu. Bogor : IPB
Press

Anda mungkin juga menyukai