I.
JUDUL PENELITIAN
EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA DENGAN TEKNIK TERTUTUP
DAN TEKNIK TERBUKA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA TALI
PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANGAN LILY RUMKIT TK II
PELAMONIA MAKASSAR
II.
RUANG LINGKUP
KEPERAWATAN ANAK
III.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana seorang ibu melahirkan bayinya.
Pada saat bayi baru lahir terjadi proses adaptasi dengan dunia luar yang jauh
berbeda dengan keadaan dalam rahim sehingga terjadi perubahan. Akibat
perubahan lingkungan dari uterus ke luar uterus, maka bayi baru lahir
menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanis dan termis. Hasil dari
rangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolisme,
pernafasan, sirkulasi dan lain-lain. Disamping itu bayi dituntut melakukan
metabolisme dan melaksanakan segala sistem tubuhnya sendiri seperti
bernafas, mencerna, eliminasi dan lain lain yang semula tergantung pada
ibunya (Wiknjosastro H, 2012).
Periode lain adalah terjadinya infeksi terutama pada tali pusat yang
merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus yang
sangat sering menjadi penyebab kematian bayi baru lahir. Sebelum terjadi
penutupan anatomik yang sempurna pembuluh darah tali pusat merupakan
tempat masuknya kuman yang paling baik, sehingga bayi mudah menderita
infeksi. Untuk itu perlu dilakukan perawatan tali pusat (Markum A.H, 2005).
Perawatan tali pusat dapat menggunakan tehnik tertutup atau dengan
menggunakan tehnik terbuka. Sampai saat ini di rumah sakit banyak yang
menggunakan tehnik perawatan tertutup yaitu membersihkan tali pusat dengan
alkohol 70 %, luka dikompres kasa alkohol 70 % kemudian ditutup dengan
kassa steril (Cristine, 2003). Dan mulai tahun 2002, sejak adanya pelatihan
APN mulai dikembangkan tehnik perawatan terbuka dengan membersihkan
tali pusat sampai kering kemudian pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan tutup dengan sehelai kassa steril. Kejadian di
lapangan dengan tehnik tersebut proses penyembuhan dan lepasnya tali pusat
berbeda-beda, pelepasan biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama dengan
rentang 2 sampai 45 hari (Cuningham, 2005). Namum sampai saat ini belum
ketahui teknik yang paling efektif terhadap penyembuhan luka tali pusat.
Perawatan tali pusat yang kurang baik dan salah dapat mempengaruhi
lamanya proses pengeringan dan lamanya waktu lepas serta dapat
menyebabkan infeksi sehingga hal ini tidak efektif terhadap penyembuhan
tali pusat (Cuningham, 2005). Tanda lain yang perlu diwaspadai pada tali
pusat akibat perawatan yang kurang baik adalah adanya tanda kemerahan,
bengkak, keluar cairan, bau busuk dan berdarah. Di Ruangan Lily Rumkit TK
II Pelamonia Makassar bayi baru lahir baik melalui persalinan fisiologis
ataupun yang pathologis untuk perawatan luka tali pusatnya ada yang
menggunakan tehnik tertutup mengacu pada protap yang ada yaitu dengan
kompres basah kasssa alkohol 70%, sedangkan sebagian lagi ada yang
menggunakan tehnik terbuka tanpa memberikan sesuatu apapun pada tampuk
tali pusat dan kemudian dibiarkan terbuka tanpa tutup (mengacu pada Buku
acuan Asuhan Persalinan Normal, Depkes, 2008).
Walaupun belum ditemukan kejadian infeksi tali pusat selama dirawat
di rumah sakit, sampai saat ini dilaporkan rata rata penyembuhan luka tali
pusat terjadi beberapa hari setelah perawatan dirumah dengan rentang waktu
yang bervariatif. Rata rata tenaga keperawatan yang bertugas di Perinatologi
belum mengetahui tingkat efektifitas dari kedua perawatan yang dilakukan
pada tali pusat bayi baru lahir . Dan sampai saat ini belum ada penelitian
tentang perawatan ini. Menurut, Cunningham dalam penelitiannya di Inggris
(2005) menyatakan tali pusat mengering lebih cepat dan lepas lebih awal
kalau terbuka, dan karena itu pembalutan tak dianjurkan.
Pusat Pengembangan
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah penelitian
ini adalah: Bagaimanakah efektivitas perawatan luka dengan teknik tertutup
dan teknik terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru lahir
di Ruangan Lily Rumkit TK II Pelamonia Makassar?
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi efektivitas perawatan luka dengan teknik tertutup
dan teknik terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru
lahir di Ruangan Lily Rumkit TK II Pelamonia Makassar.
2. Tujuan Khusus
Manfaat penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
menjadi sumbangsih dalam perkembangan ilmu keperawatan khususnya
tentang efektivitas perawatan luka dengan teknik tertutup dan teknik
terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru lahir dan
merupakan salah satu bahan bacaan maupun bahan kajian bagi peneliti
selanjutnya.
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran atau informasi bagi
instansi rumah sakit tentang efektivitas perawatan luka dengan teknik
tertutup dan teknik terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada
bayi baru lahir.
3. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
peneliti tentang efektivitas perawatan luka dengan teknik tertutup dan
teknik terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru lahir
dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di program
S1 keperawatan.
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Tali Pusat
1. Definisi
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.
Merupakan saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan.
Sebab semasa dalam rahim, tali pusat inilah yang menyalurkan oksigen
dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin
dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena bayi
mungil ini sudah dapat bernapas sendiri melalui hidungnya. Karena sudah
tak diperlukan lagi maka saluran ini harus dipotong dan dijepit atau diikat
(Wibowo, 2008).
2. Fisiologi tali pusat
Diameter tali pusat antara 1-2,5 cm, dengan rentang panjang antara
30- 100 cm, rata-rata 55 cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa
omfalo mesenterikus, dilapisi membrana mukus yang tipis, selebihnya
terisi oleh zat seperti agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang
disebut whartor. Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti berdenyut,
pembuluh darah tali pusat akan menyempit tetapi belum obliterasi. Kerena
itu tali pusat harus segera dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh
darah tersebut oklusi serta tidak perdarahan (Christine, 2005).
Pembuluh darah umbilikalis tertanam dalam subtansi gelatinosa
yang dikenal dengan nama jeli Wharton. Jeli ini melindungi pembuluh
darah arteri umbilikalis dan vena umbilikalis terhadap kompresi (tekanan)
dan membantu pencegahan penekukan tali pusat. Jeli Wharton akan
mengembang jika terkena udara. Kekuatan aliran darah ( 400 ml per
menit) lewat tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi
relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin
bergerak-gerak. (Sodikin, 2009).
Tali pusat dikelilingi oleh jeli wharton yang sebagian besar terdiri
atas air. Permukaan tali pusat berwana putih kusam, lembab, dan tertutup
amnion. Jeli wharton ini merupakan substansi tebal, sebagai bantalan fisik,
mencegah tertekuknya tali pusat dan gangguan pembuluh darah. Arteri
umbilikalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dan
vena umbilikalis membawa darah yang banyak mengandung oksigen.
Darah dari janin mengalir melalui arteri umbilikalis ke plasenta,
selanjutnya karbondioksida dan sisa metabolisme dibuang. Vena tali pusat
membawa oksigen dan makanan ke janin. Arteri umbilikalis mempunyai
kontraksi yang kuat sedangkan vena umbilikalis kemampuan kontraktilnya
lebih kecil, sehingga setelah lahir vena umbilikalis tetap mempunyai
lumen yang cukup besar (Wibowo, 2008).
Tempat lekat tali pusat pada plasenta normalnya adalah sedikit
diluar titik tengah (insetion paracentral), lebih keluar sedikit mendekati
tepi plasenta (insertion lateral), tepat pada tepi plasenta (insertion
marginal). Tempat- tempat lekat tersebut tidak mempunyai arti klinis atau
tanda adanya kelainan, tapi pada kehamilan kembar atau ganda tempat
lekat tali pusat biasanya adalah insertion velamentosa yaitu tempat lekat
tali pusat barada pada selaput janin. Pada insertion velamentosa tali pusat
dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang
berjalan dalam selaput janin. Bila pembuluh darah tersebut berjalan
didaerah ostium uteri internum disebut dengan istilah vasa previa. Gejala
10
2. Pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan yang disimpan dalam bungkus
plastik steril diikatkan rangkap pada tali pusat seerat-eratnya sehingga
tidak mudah lepas dan terus menekan tali pusat, walaupun selai wharton
sudah kering. Pita ini dibuang bersamaan dengan lepasnya tali pusat.
3. Benang diikat kuat dengan ikatan rangkap pada tali pusat. Pengikatan
dengan benang katun steril ini tidak menjamin penekanan yang terus
menerus pada tali pusat. Walaupun pada permulaannya ikatan sudah baik
tetapi karena tali pusat mengkerut, ikatan menjadi longgar dan
memungkinkan
dilakukan
observasi
yang
berulang-ulang
pada
11
kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti.
Selain S aerus, bakteri E colli dan B streptococci juga sering dijumpai
berkoloni pada tali pusat.
Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan
oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena
terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang
tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi
masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan
timbulnya abdomen pada kulit. Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, secara
mendadak tali pusat tidak mendapat aliran darah, akan menjadi kering.
Pengeringan dan pelepasan tali pusat dipermudah karena terpapar udara.
Hilangnya air dari jeli wharton menyebabkan mumifikasi tali pusat segera
setelah bayi lahir. Dalam 24 jam warna putih tali pusat menghilang dan
berubah menjadi kuning kecoklatan dan mengering atau kehitaman kering
dan kaku (ganggren kering). Jaringan tali pusat yang mengalami devitalisasi
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman-kuman, terutama
bila tali pusat dalam keadaan lembab dan perawatannya tidak bersih (Wijaya
R, 2006).
Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada
bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat
tetap kering dan bersih. Pemisahan yang terjadi diantara pusat dan tali
pusat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya
inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara
12
13
4.
14
15
16
17
18
menggunakn
air
bersih
ini,
tidak
menyebabkan
19
peningkatan infeksi serta merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk perawatan tali pusat (Depkes, 2008) .
Perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa alkohol 70%
1. Cuci tangan bersih-bersih dengan sabun.
2. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol
70%, lalu bersihkan sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang
menempel pada perut).
3. Lakukanlah dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna
merah.
4. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk 'memegang' ujung tali
pusarnya, agar lebih mudah dalam membersihkan dan melilitkan
perbannya.
5. Rendam perban/kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali
pusar. Usahakan agar seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup
perban.
6. Lilitkan perban/kassa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas.
7. Pastikan tidak terlalu ketat, agar bayi tidak kesakitan..
Perawatan tali pusat menurut asuhan persalinan normal (Depkes, 2008) :
1. Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat.
2. Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat
tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan basah/lembab.
20
21
V.
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Berdasarkan uraian pada tinjauan kepustakaan, maka peneliti
mencoba memaparkan variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perawatan tali pusat
Tujuan perawatan tali pusat untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan
bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusat
terkena udara agar cepat kering dan lepas.
a. Teknik tertutup
Perawatan teknik tertutup dimaksudkan untuk mencegah pemaparan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang
dapat memperlambat pelepasan tali pusat.
b. Teknik terbuka
Perawatan teknik terbuka dimaksudkan agar terkena udara supaya
cepat kering dan mempercepat pelepasan tali pusat.
2. Penyembuhan tali pusat
Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, secara mendadak tali pusat tidak
mendapat aliran darah, akan menjadi kering. Pengeringan dan pelepasan
tali pusat dipermudah karena terpapar udara. Hilangnya air dari jeli
wharton menyebabkan mumifikasi tali pusat segera setelah bayi lahir.
B. Kerangka Konsep
Secara rinci dasar pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada
bagan berikut ini:
22
Variabel Independen
Variabel Dependen
Perawatan Luka:
Teknik Terbuka
Teknik Tertutup
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
C. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan efektivitas perawatan luka dengan teknik tertutup dan teknik
terbuka terhadap penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru lahir di Ruangan
Lily Rumkit TK II Pelamonia Makassar.
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Perawatan tali pusat
a. Teknik tertutup
Perawatan tali pusat teknik tertutup dalam penelitian ini adalah
perawatan tali pusat dengan menggunakan kapas alkonol dan tali
pusat
dibungkus
dengan
menggunakan
kasa
steril
setelah
dimandikan pada pagi dan sore hari yang dilakukan oleh petugas
ruangan
b. Teknik terbuka
Perawatan tali pusat teknik terbuka dalam penelitian ini adalah
perawatan tali pusat dengan menggunakan kapas alkohol 70% dan
tali pusat dibiarkan terbuka dan tidak dibungkus kasa setelah
23
dimandikan pada pagi dan sore hari yang dilakukan oleh petugas
ruangan
2. Penyembuhan luka tali pusat
Penyembuhan luka tali pusat dalam penelitian ini adalah lama waktu
yang dibutuhkan dalam perawatan tali pusat sampai tali pusatnya terlepas
dengan rata-rata waktu pelepasan pada hari ke-5 sampai hari ke-7.
24
VI.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan melihat
perbandingan penyembuhan luka tali pusat dengan teknik terbuka dan teknik
tertutup yang dilakukan oleh petugas ruangan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di Ruangan Lily Rumkit TK II Pelamonia
Makassar.
2. Waktu
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Semua bayi yang lahir hidup di Ruangan Lily Rumkit TK II
Pelamonia Makassar rata-rata kelahiran 30 bayi/bulan.
2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan mengambil sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria peneliti dengan
jumlah responden 30 bayi yang terdiri atas 15 responden yang dirawat
dengan teknik terbuka dan 15 bayi yang dirawat dengan teknik tertutup.
a. Kriteria Inklusi :
1)
25
2)
3)
Kriteria Eksklusi :
1) Bayi baru lahir yang meninggal.
2) Bayi baru lahir di yang memiliki berat badan lahir kurang dari
2500 gram.
3) Orang tuanya menolak berpartisipasi dalam penelitian
D. Pengumpulan Data
Data yang dikumpul adalah data primer dengan mengambil data
langsung dari responden dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi waktu lepas tali pusat pusat (dalam
hari) dengan menggunakan teknik terbuka dan menggunakan teknik tertutup
yang dililitkan pada tali pusat bayi setelah mandi pagi dan sore hari.
E. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah, sedangkan penyajian datanya
dilakukan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan
presentasi dan
Seleksi
Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasi data yang telah masuk
menurut kategori.
26
2.
Editing
Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah dan
kelengkapan pengisian lembar observasi, apakah setiap pertanyaan sudah
dijawab dengan tepat. Artinya setelah lembar observasi diisi kemudian
dikumpulkan dalam bentuk data, dilakukan pengecekan dengan memeriksa
kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data.
3.
Koding
Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi atau disederhanakan
ke dalam angka-angka atau symbol-simbol tertentu sehingga memudahkan
dalam pengolahan data selanjutnya.
4.
Tabulasi
Pengelompokan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang
dimiliki, kemudian data dianalisa secara statistik.
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap variabel yang diteliti.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariate dilakukan untuk melihat perbedaan efektivitas
perawatan luka dengan teknik tertutup dan teknik terbuka terhadap
penyembuhan luka tali pusat pada bayi baru lahir di Ruangan Lily Rumkit
27
Keterangan :
Xa = rata-rata kelompok a
Xb = rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan
Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b
na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b
28
G. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat adanya
rekomendasi dari institusinya atas pihak lain dengan mengajukan permohonan
izin kepada institusi / lembaga tempat penelitian dan dalam pelaksanaan
penelitian tetap memperhatikan masalah etik meliputi :
1. Informed Consent
Lembar persetujuan yang diberikan pada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality
Kerahasiasan informasi dari responden dijamin, peneliti hanya
melaporkan data tertentu sebagai hasil penelitian.
29
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, L & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Edisi 4). Jakarta:
EGC.
Ganong,William F. (2007). Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Ed.20. EGC. Jakarta
Hidayat, A. A, (2007), Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Salemba
Medika: Jakarta.
Sugiyono, 2008, Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung
Supriyanik F dan Handayani S. (2012) Perbedaan Perawatan Tali Pusat Dengan
Menggunakan ASI Dan Dengan Kassa Kering Terhadap Lama
Pelepasan Tali Pusat Bayi Baru Lahir Di BPS Endang Purwati
Yogyakarta, jurnal kesehatan sodara ilmu, Volume 03, Nomor 02, Juli
2012
Chamberlain, G., 2012, ABC Asuhan Persalinan, Jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC.
Cunningham, F. G. (2005) Obstrerti Williams alih bahasa: Huriawati Hartono.
Jakarta. EGC
Markum, A. H. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Wiknjosastro, H. (2012) Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Christine. H. (2005). Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wibowo. N., Saifuddin B. A. (2008) Plasenta, Tali Pusat, Selaput Janin dan Cairan
Amnion. Kuliah Obstetri Ginekologi. Jakarta : FKUI.
Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta :
EGC
Depkes RI (2008). Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.
Sodikin, 2009, Perawatan Tali Pusat, EGC: Jakarta
Permatasari, D. (2009) Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan
Tertutup dengan yang dibiarkan Terbuka. Jakarta, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Disertasi.
30
31