RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................
Isi......................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................
i Daftar
ii BAB I.
B. Tujuan Pedoman..............................................................................
D. Batasan Operasional........................................................................
17
19
21
21
23
C. Pengaturan Jaga...............................................................................
23
24
24
24
25
30
43
44
45
47
BAB X. PENUTUP.....................................................................................
54
ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Rumah sakit sebagai badan usaha merupakan tempat berkumpulnya
tenaga kerja, pimpinan, pasien, pengunjung, dan mitra kerja yang lain. Dalam
hubungannya antara pimpinan dan tenaga kerja, ada hak dan kewajiban yang
harus dilakukan, salah satunya adalah hak tenaga kerja untuk mendapatkan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan
kewajiban tenaga kerja di antaranya adalah menjalankan atau mematuhi
peraturan yang ditetapkan, misalnya tenaga kerja harus memakai alat
pelindung diri pada proses pekerjaan yang memerlukan alat pelindung diri.
Sementara itu, pimpinan berkewajiban untuk menyediakan alat pelindung diri
sehingga pekerja terhindar dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.Sesuai
dengan visi Rumah Sakit Baptis Batu Menjadi Rumah Sakit Utama Pilihan
Masyarakat Malang Raya Karena pelayanan kesehatan yang berpusat pada
pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien untuk itu maka
perlu di bentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di
Rumah Sakit Baptis Batu.
Dalam pelaksanaan K3 diperlukan penanganan yang serius dan
dukungan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
melibatkan seluruh bidang kegiatan dan seluruh sumber daya manusia (SDM)
yang ada. Dengan adanya komitmen antara pimpinan, pegawai, dana, dan
pengelolaan yang baik disertai pelaksanaan yang berkesinambungan maka
rumah sakit akan dapat melaksanakan kegiatan K3 sesuai dengan harapan.
Buku Pedoman Pelayanan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) Rumah Sakit Baptis Batu ini diharapkan dapat
menjadi acuan yang memberikan kemudahan bagi pimpinan dan pegawai
dalam melaksanakan berbagai program dan ketentuan K3 yang ditetapkan.
(1) Resiko jika terjadi kegagalan utilitas (listrik & air tidak dapat
operasional) yaitu :
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
d. ICU
e. IKO
f. KST
g. Binatu
h. Genset
i. Logistik
j. Gizi
Laboratorium,Radiologi,IKO,ICU & Farmasi wajib ada UPS untuk
mengantisipasi jika terjadi listrik PLN mati dan genset mengalami
masalah sehingga tidak ada pasokan listrik di area RS. Untuk air jika
ada masalah akan mendapat pasokan dari PDAM kota Batu & HIPAM
(sumber air swadaya desa Tlekung)
(2) Resiko jika terjadi kebakaran yaitu :
a. Instalasi Gizi
b. BPS
c. Penyimpanan o & LPG
d. Genset
e. KST
f. Farmasi
g. Laboratorium
h. IKO
i. Radiologi
Guna mencegah terjadinya kebakaran maka langkah pertama adalah
perlu dilakukan assesmen kemungkinan kebakaran,pemasangan sign
K3 & monitoring serta evaluasi di daerah-daerah yang rawan untuk
terjadi kebakaran.
Permenaker
No.04/Men/1980
tentang
syarat
syarat
bahaya
penanggulangannya.
kebakaran
dapat
diketahui
dan
dilakukan
RUANG
ISOLASI
dilakukan
harus
dilengkapi
dihindari,
dengan
masing-masing
perlengkapan
ruang
kebersihan
sendiri-sendiri.
3. Petugas kebersihan dalam menjalankan tugasnya
harus menggunakan APD yang telah disediakan.
b) Pencahayaan
1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar
tidak
menimbulkan
silau
dan
intensitasnya
dan
tata
letak
ruangan
harus
suasana
tenang
terhindar
dari
kebisingan.
e) Lalulintas antar ruangan
1. Pembagian ruangan dan lalulintas antar ruangan
harus didesain sedemikian rupa dan dilengkapi
dengan
petunjuk
letak
ruangan,
sehingga
serta
menghindari
resiko
terjadinya
yang dapat
terjadi kebakaran
penyajian
makanan
harus
terhindar
dari
dikeluarkan
melalui
cerobong
asap
yang
makanan
harus
sehat
dan
dilakukan
makanan
(celemek/
apron,
makanan
harus
melakukan
pengolahan
tersedia
incinerator
untuk
melakukan
2. R. linen bersih
3. R. untuk perlengkapan kebersihan.
4. R. pelengkapan cuci
5. Ruang Kereta linen
6. Kamarmandi/WC
tersendiri
untuk
petugas
pencucian umum.
7. Ruang peniris/ pengering untuk alat-alat dan linen
b) Ruang-ruang diatur penempatannya sehingga perjalanan
linen
kotor
sampai
linen
bersih
terhindar
dari
kontaminasi silang.
c) Harus disediakan tempat cuci tangan petugas, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi linen bersih.
d) Bak air yang ada harus selalu dibersihkan, untuk
mencegah perindukan minimal, seminggu sekali.
(6) Pengendalian Binatang Pengganggu, Serangga dan Tikus.
a) Konstruksi rumah sakit dibuat sedemikian rupa untuk
menghidari terjadinya perkembangbiakan serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya, antara lain
setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat/
penghalang agar binatang/ serangga/ tikus tidak masuk
ke dalam ruangan.
b) Setiap sarana penampungan air harus bersih/ dikuras
sekurang-kurangnya seminggu sekali untuk mencegah
berkembangbiakan nyamuk (Aedes aegepty)
c) Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya
dengan
menggunakan
pestisida
harus
udara
ditempat
kerja
harus
sakit,
ijin
Penggunaan Radiasi.
instalasi
listrik,
ijin
dibuang
oleh
petugas
DPU
ke
dengan
gedung
tertinggi
yang
kecelakaan/
memungkinkan
kerugian
berupa
atau
cedera,
dapat
menimbulkan
penyakit,
bahaya
kerusakan
atau
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
BAB II.
STANDAR KETENAGAAN
Nama Jabatan
Ketua P2K3
Pendidikan
Jumlah
Sertifikasi
Dokter
Pelatihan
spesialis/umum
umum/RS
Pelatihan
lanjutan
Kebutuhan
K3
K3
sesuai
kebutuhan
Sekretaris
S1/D3
semua Pelatihan
jurusan
K3
umum
Pelatihan
Ahli
1
K3 umum
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
Bidang 1
D3
Pelatihan
elektromedik/STM
umum
K3
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
Bidang 2
STM /sederajat
Pelatihan
K3
umum
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
Bidang 3
S1 Kesling/SMU
Pelatihan
K3
umum
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
Bidang 4
S1/D3 semua
Pelatihan
jurusan
umum
Pelatihan
lanjutan
K3
K3
sesuai
kebutuhan
Komandan
D3 Keperawatan
Pelatihan
K3
umum
Satgas
evakuasi
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
Komandan
SMU/sederajat
Satgas
Pelatihan
umum
22
K3
kebakaran
Pelatihan
lanjutan
K3
sesuai
kebutuhan
B. Distribusi Ketenagaan
Ketua P2K3 dalam menjalankan kegiatan K3 rumah sakit berkoordinasi
dengan
sekretaris
dan
dibantu
oleh
tim.
Kegiatan
Ketua
P2K3.
Untuk
pengumpulan
data
sekretaris
juga
23
BAB III.
STANDAR FASILITAS.
A. Denah Ruang.
Terlampir
B. Standar Fasilitas.
Sarana yang diperlukan adalah :
1. Ruang sekretariat
2. Komputer dengan printer
3. Internet
4. Line telpon dengan nomor khusus (untuk keadaan darurat)
5. Telpon untuk intern & ekstern
6. Rak alat
7. Rak buku
8. APAR & aksesorisnya (fire hose,nozzle,safety shoes,helmet,dll)
BAB IV.
TATA LAKSANA PELAYANAN.
Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang dugunakan RS Baptis Batu adalah
sebagai berikut :
1. Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk
mendapatkan lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan
mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut
dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat K3 sebagai
nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap
cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan
sistem kerja , peralatan , training dan supervisi yang tepat. Manajemen K3
yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari
suatu organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasional kami
harus secara kontinyu meningkatkan kinerja K3.
2. Peran dan tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan
untuk orang-orang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya.
Manager harus menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan
pengaruhnya. Chief Executive officer (CEO) memikul tanggung jawab ini
pada level group, ia mendukung dengan tingkat kepedulian yang tinggi
untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan unit bisnis manajemen
memiliki otoritas, keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya.
3. Proses dan Alat Utama pada tingkat perusahaan
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya
peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada
kebijakan K3 yang merefleksikan kebijakan prusahaan dalam hal prinsip-
BAB V.
LOGISTIK
STRATEGI
RINCIAN
KEGIATA
N
NO
SASARAN
CARA
MELAKSANAKA
N KEGIATAN
JADWAL
PELAKSANAA
N KEGIATAN
ANGGARAN
KET
Operasional
1.
a.
Seluruh ATK
668.858
Pemeliharaan :
2.
Lampu
Pengecekan
Satgas
darurat/emergency
lampu
koordinasi dengan
emergency
BPS
evakuasi
& senter
2.000.000
evakuasi
Kegiatan :
1. Disaster plan
Koordinasi dengan
Feb 2014
SDM
Latihan
> 100%
evakuasi
pegawai RS
pasien
Baptis Batu
minimal
Sosialisasi
pernah
Disaster
mengikuti 1
plan/BLS
kali simulasi
kewaspadaan
3.
bencana dan
sosialisasi
disaster plan
Koordinasi
Pengadaan alat
Alat
komunikasi
dengan
Laboratoriu
1.
komunikasi (1
Feb 2014
manajemen
Pesawat sentral,3
HT mobile,1
2. Area Beresiko :
a.
Kegagalan utilitas.
m,
Radiologi,
IKO,ICU,Laboratori
u
Selain
petugas
/
Farmasi
m,Radiologi wajib
pegaw
punya
UPS
ai RS
penyimpanan
antisipasi
jika
dilaran
O, ICU,
listrik
IKO, KST,
genset
Genset,
berfungsi
mati
&
tidak
masuk
Logistik,
Binatu
2. Pasang sign K3
&
& Gizi
b.
gunakan
APD
Kebakaran.
Jan-Des 14
Asesmen,
Instalasi
upaya pencegahan
Gizi, BPS,
kebakaran,
Penyimpanan
O2
&
penambahan
LPG, sign, diklat, monev.
Genset,
KST, Farmasi,
Laboratorium,
Kamar
3.
Renovasi
&
Petugas
BPS/tenaga
dari luar RS
1.
K3
Sosialisasi
Konstruksi
ICRA
ke
semua
petugas BPS
2. Untuk tenaga luar
wajib
mengerti
RK3K
3. Audit
pelaksanaan
renovasi/pemban
gu nan gedung
4. Pencegahan dan
pengendalian kebakaran
Pencegahan
kebakaran
Pegawai di
Asesmen,
unit berisiko
pembuatan
kebakaran
panduan
pencegahan di unit
berisiko, evaluasi
100%
Pelatihan
karyawan RS
Koordinasi dengan
31
Petug
as
BPS
wajib
melak
s
anaka
n K3
konstr
u ksi &
ICRA
Tenag
a dari
luar RS
wajib
memb
u
at
RK3K(R
encana
K3
penanggulang
Baptis Batu
an kebakaran
minimal
pernah
mengikuti 1
kali simulasi
penanggulang
a n kebakaran
Perawatan &
pengisian
Semua APAR
APAR
Perawatan
hydrant, main
pump & jockey
pump
Koordinasi dengan
APAR &
Manajemen
aksesoris
Jan s/d Des 2014
Pengajuan
alarm
kebakaran
Koordinasi dengan
Fire alarm 4
Manajemen
titik di
gedung B &
2 titik di
gedung A
Administrasi
Safety briefing
koordinasi
Semua acara
dengan Satpam
yang
diadakan di
serbaguna
untuk tamu
luar, wajib
dibuka
dengan
safety
5. Keamanan pasien,
pengunjung dan pegawai
32
2.000.000
Pemeliharaan
tempat tidur
pasien
Semua
tempat
tidur
pasien di RS
Melengkapi
Di tempat
rambu- rambu
yang beresiko
K3
berbahaya
Koordinasi
dengan
BPS
Pembuatan poster
Di area umum
dan himbauan K3
Pasang sign
kawasan bebas
Di area
dalam
& luar RS
asap rokok
1.500.000
3.000.000
Kerjasama
dengan
BPS & HK
Pengadaan bel
di semua toilet
Semua toilet
di
RS
Kerjasama
6. Keselamatan dan
Kesehatan pegawai
1)
Program
pemeriksaan kesehatan
pegawai.
a. Pemeriksaan Berkala
Seluruh
Bergelombang
Skrining
pegaw
datang
pemeriksaan
ai
jadwalnya.
Bulan Februari
diatur
kesehatan seluruh
pegawai
1 bulan sekali
Program
pegawai
Program kesehatan
pemeriksaan
yang
pegawai
kesehatan secara
memerlukan
kebutuhan pegawai
berkala.
pemeriksaan
sesuai
-
berkala
pada saat
skreening
HBsAG
(66.000)
Bergelombang
-petugas
33
Mulai Februari
2013
IKO(14),
2.640.000 ,
-
IGD(11),
Bersalin
,-
(20), R.
Isolasi (Irna
,-
BD(16+20),
ICU(20),
Vaksin
insident
il
insident
Hep
KST(4)
il
B
Laboratorium
(88.000)
pemb.
3.040.000 ,
-
X3
(9)
114 peg
Total
114
10.560.000 ,
-
yang sdh 59
orang
yang
jadi
belum
40 orang
55 orang
(60
estimasi
Pemeriksaan
Pengelola Makanan
(Koki dan Penyaji)
Koki
Bergelombang
dan
Penyaji (17)
Swab
Mulai Februari
2013
dubur
dan kultur
b. Pemeriksaan
Insidentil
1.700.000,
-
salmonela
Seluruh
Pegawai
Seluruh
Dengan
atau
Pegawai
BPJS
Rawat Inap
Plafon
344.645.503
,-
Dengan
(Prudential
tanpa
98.343.458,
-
asuransi
atau
asuransi
Plafon
Plafon
plafon
Pemeriksaan
Kandidat
Pegawa
i
Subsidi
20.000.000,
10 orang
obat
Kandidat
pegawai
pegawai
Insidentil
yang lolos
seleksi
Pemeriksaan
Fisik
Biaya
ditangg
u ng
CBC
kandida
34
Pegawai
Sesuai
jenis
Insidentil
Jamsost
kecelakaan
Tertusuk b.
Tajam
ek
5 kejadian
Anti
Bila
Insidentil
4.605.000,- kesalah
HIV(143.000)
a
n
HBsAg(66.000)
peg.,
ditanggu
Anti
HCV(98.000)
Total
307.000
ng peg.
(3
1.535.000,-
Penyuluhan
Kesehatan
1.320.000,-
pasien
pemberian
Imun
peg)
Penyuluhan
d. Program kesegaran
jasmani untuk pegawai
ke
Depan saat
Seluruh
Maret 2014
pegaw
Dari
ai
relasi
Mengadakan
program
pengad
Senam
a an
obat.
yang
bagi pegawai
(tenis
lapangan,
2) Pemantauan pemakaian
APD
Kerjasama
dengan
PPI
BPS
&
dengan
pasien
memakai APD
35
tugas
yang
membutuhkan
sesuai
dengan
peruntukannya
7. Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Menyusun
ketentuan tentang
B3
Pengelolaan
B3
Kerjasama
dengan
dilaksanakan
Farmasi
sesuai
dengan
ketentuan
yang
ditetapkan
oleh RS
Monitoring B3
tindak lanjutnya.
Setiap
kerja
unit
yang
Pemantauan
Melakukan
lingkungan
pemantauan
terhadap faktor
terhadap
fisik
kebisingan,
Kerjasama
dengan
PPI,kesling & BPS
pencahayaan,
listrik,
panas, suhu,
kelembaban,
radiasi,
Pemantauan
gas anestesi,
lingkungan
cairan
terhadap faktor
anestesi,
kimia
pemantauan
rutin
kadar HbSAg,
pemeriksaan
angka kuman
di ruangan,
Pemantauan
pemeriksaan
lingkungan
makanan,
terhadap faktor
dan
pemeriksaan
36
3.000.000
limbah,vektor
Penyehatan ruang
Tersedi
dan bangunan
a
tempat
Kerjasama
dengan
sampah
medis
dan nonmedis yang
Kerjasama dengan
PPi
& kesling
minuman
Penyehatan air
Penyehatan
tempat
pencucian
& kesling
Jan s/d des 2014
&
Penanganan sampah
limbah
Binatu
sesuai
dengan UU
Kerjasama
dengan
PPI,kesling & BPS
100%
instalasi
pengelolaan
limbah
dapat
berfungsi
dengan baik
Perlindungan radiasi
100%
jaringan air
limbah bebas
sumbatan&
tidak bocor
Kerjasama
dengan unit
Radiologi
37
apakah
ada
kebocoran
radiasi
atau
tidak,minimal
Upaya penyuluhan
1x
kesehatan
setahun
dalam
lingkungan
Pengunjung
RS
10.
Sertifikasi/kalibrasi
sarana/prasarana dan
peralatan
a. Pemeliharaan
dan
pengelolaan
peralatan
rumah
dilakukan
sakit
Kalibra
Kalibrasi alat
si alkes
Jadwal
pemelihara
Program
dan
Kerjasama
dengan
BPFK
Kerjasama
dengan
BPS
an alkes &
prosedur pemeliharaan
SPO
Semua
- Manual penggunaan
alat
alkes
Kerjasama
dengan
BPS
terpasang
cara
pemakaian
Instalasi listrik
Jadwal
pemelihar
Kerjasama
dengan
aa
BPS
Kerjasama
Assesmen instalasi
listrik
RS
dengan konsultan
Instalas
i listrik
38
10.000.00
0
Lift
pemeliharaa
n
Genset
Jadwal
pemelihara
Etika
Kerjasama
dengan
BPS
an
b. Kelengkapan sertifikasi
- Fisik dan bangunan
(IMB
dan HO)
Izin HO
Izin IMB
Kerjasaman
dengan
Instansi terkait
Rekomenda
dinas
si dari PMK
izin Izin Hidran &
pemakian diesel, izin
proteksi
instalasi
penangkal
kebakara
kebakaran,
rumah
sakit,
izin Izin
instalasi
listrik,
izin
penangk
penggunaan radiasi)
al petir
Pemeliharaan
instalasi
pengelolaan limbah
a.
Kualita
s
Kerjasama
dengan
limbah
yang
akan
dibuang
ke
lingkungan
harus
memenuhi
standar
baku mutu
lingkunga
n yang
berlaku
Kerjasama
dengan
b. Harus
39
melakuka
n
pembakar
a
n/pemusn
a han
sampa
h
medis
12. Pendidikan & pelatihan K3
Mengikuti
Mengikutserta
pelatihan/seminar/
k an
uji kompetensi K3
pegawai
Kerjasama
dengan
SDM
dalam
pelatihan/sem
in ar/ kursus
K3 minimal 1
kali dalam
setahun
sebagai
upaya
refreshing
dan update
pengetahuan
13.Pengumpulan,pengelol
aan dan pelaporan data
Rekapitulasi
kecelakaan
Melakukan
kerja/incident
pencatatan
report
dan pelaporan
Kerjasama
dengan
PPI,KKPRS & SDM
secara
berkala
yang meliputi :
a.
Kecelakaa
n kerja
b. Penyakit
akibat
kerja
c.
Kebakaran
d. Bencana
40
Evaluasi
kecelakaan kerja
Program
pemeriksaan
kesehatan pegawai
Data
pegawai yang
Semua
pegawai
berobat di RJ
&
&
RI
perbulan,dimun
kandidat
c ulkan
pegawai
gol penyakitnya
Pemeriksaan
lab
&
imunisasi
Hepatitis
pada
pegawai
yang berisiko
Pegawai
yang
mengikuti
kegiatan
kebugaran
RS dalam
laporan bulanan
-
Pegawai
yang mengikuti
penyuluhan
kesehatan di
RJ dalam
laporan bulanan
Laporan
pemeriksaan
kandidat
pegawai yang
lolos seleksi
1. dalam
Eksternal
4
Sekretaris
P2K3
training
Feb S/d
2014
April
8.700.000
Feb S/d
2014
April
6.500.000
2. Eksternal
5
Ka
BPS/Teknisi
senior
training
3. Internal
training
41
Feb 2014
4. Internal
7
Pelatihan evakuasi
Seluruh
pegawai RS
training
April 2014
7.000.000
Kerjasa
ma dng
Disnake
r,PMI,P
MK
Maret 2014
5.000.000
Kerjasa
ma dng
PMK
Juni 2014
2.000.000
Kerjasa
ma
dengan
instansi
terkait
5. Internal
8
Pelatihan kebakaran
Seluruh
pegawai RS
training
6. Internal
9
Pelatihan
Penanggulangan Bagi pegawai
kontaminasi B3
yang
berhubungan
dengan B3
training
42
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN.
Keselamatan pasien telah menjadi isu global dan merupakan prioritas
utama untuk rumah sakit dan keselamatan pasien juga merupakan prioritas utama
karena terkait tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang mereka terima
dan terkait dengan mutu dan citra rumah sakit, disamping itu keselamatan pasien
juga dapat mengurangi KTD di Rumah Sakit.
Keselamatan pasien dilaksanakan melalui 6 langkah menuju keselamatan
pasien, yaitu :
1. Tepat Identifikasi Pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang efektif.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh.
Keselamatan pasien di K3 meliputi pemeliharaan tempat tidur pasien&
pengadaan bel di semua toilet.Berikut ini adalah standart keselamatan pasien
berdasarkan K3 di RS. Baptis Batu:
NO
1
INDIKATOR
NUMERATOR
DENUMERATOR
Pemeliharaan
tempat tidur
pasien
STANDAR
148 bed
Pengadaan bel di
toilet pasien
43
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
peraturan
perundangan
K3
yang
berlaku
(law-compliance).
Perekonomian global telah menstandarkan ISO baik seri 9000 maupun seri
14.000, kriteria yang ditetapkan antara lain kualitas produk atau jasa/pelayanan
yang tinggi, keamanan pada tenaga kerja dan konsumen atau pasien serta ramah
akan lingkungan. Fungsi manajemen, yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
mengacu
kepada
tiga
fungsi
pokok
manajemen
yaitu
perencanaan,
STANDAR
NUMERATOR
DENUMERATOR
NO
1
Kepatuhan
Pemakaian APD
pemakaian APD
Tersedia APAR
APAR,27 ketersediaan
Standar penyediaan
&aksesorisnya
aksesoris) APAR di RS
apar di RS
Jumlah
3
Tersedia
alarm
100% (6 ketersediaan
alarm) alarm di RS
kebakaran
Standar
penyediaan
alarm di RS
Jumlah
4
ketersediaan
Tersedia
komunikasi
alat
penyediaan
alat komunikasi di RS
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU.
Pengendalian mutu dalam bidang P2K3 meliputi standart pelayanan yang
ditentukan Kementerian Kesehatan dan indikator kinerja yang telah dibuat.
Berikut ini adalah standart pengendalian mutu dari P2K3
INDIKATOR P2K3
NO
1
INDIKATOR
Kepatuhan
STANDAR
NUMERATOR
DENUMERATOR
Pemakaian APD
pemakaian APD
Pemeliharaan
2
tempat tidur
pasien/Jumlah tt
Pemeliharaan
tempat tidur pasien
148 bed
Pengadaan bel di
3
toilet pasien
APAR,27 ketersediaan
Standar penyediaan
aksesorisnya
aksesoris) APAR di RS
apar di RS
Jumlah
Tersedia
5
alarm
100% (6 ketersediaan
alarm) alarm di RS
kebakaran
Standar
penyediaan
alarm di RS
Jumlah
ketersediaan
Tersedia
6
komunikasi
alat
penyediaan
alat komunikasi di RS
INDIKATOR
STANDAR
90%
60 %
Ada
100 %
100%
46
BAB IX
PANDUAN K3 KONSTRUKSI
a.
b.
c.
Landasan Hukum :
-
Identifikasi bahaya
ii.
iii.
47
iv.
d.
e.
kecelakaan
konstruksi,
penyebab
kecelakaan
konstruksi meliputi :
a) Faktor manusia :
Sangat dominan dilingkungan konstruksi,
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda,
Pengetahuan
tentang
keselamatan
rendah.
alat
berat,
pengangkutan
penggalian, pembangunan,
d sb.
memberikan perlindungan
menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek yang
beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini dapat
digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.
d) Helm pengelas, Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah
dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang
menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari
kegiatan pengelasan.
e) Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan:
Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang
tajam dan melindungi tangan dari terpotong
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
SYARAT-SYARAT
UMUM
KEAMANAN
PERANCAH
(SCAFFOLDINGS)
i.
Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat, lantai
perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari
2 meter
ii.
iii.
Perancah diletakkan pada pondasi yang kuat dan rata. Tanah atau
pondasinya harus mampu menahan berat perancah dan berbagai
v.
ii.
Ruangan yang mempunyai akses keluar masuk yang terbatas. Seperti pada
tanki, tandon, tempat penyimpanan, lemari besi, galian, selokan atau ruang
lain yang mungkin mempunyai akses yang terbatas dan semua jenis tanki
yang mempunyai lubang dan orang didalamnya
iii.
ii.
Rambu-rambu
sangat
penting
perannya
dalam
BAB X
PENUTUP
Tujuan Manajemen hiperkes dan K3RS adalah melindungi petugas RS
dari risiko PAK/KAK serta dapat meningkatkan produktivitas dan citra RS, baik
dimata konsumen maupun pemerintah. Keberhasilan pelaksaanaan K3RS
sangattergantung dari komitmen tertulis dan kebijakan pihak direksi. Oleh karena
itu, pihak direksi harus paham tentang kegiatan, permasalahan dan terlibat
langsung dalam kegiatan K3RS. Pelaksanaan K3 di rumah sakit ditujukan pada 3
hal utama yaitu SDM, lingkungan kerja dan pengorganisasian K3 dengan
menggalakkan kinerja P2K3 (Panitia Pembina atau Komite K3) di RS.
KETERANGAN
Dicky Stanislaus
Pembuat Dokumen
Authorized Person
TANDA TANGAN
TANGGAL
KODE DARURAT
Hal-hal yang perlu
diwaspadai
Kebakaran
Orang yang
membahayakan
Orang yang
membahayakan dengan
senjata
Ancaman bom
Bencana di dalam RS
Bencana diluar RS
Tumpahan bahan
berbahaya
Kode
Merah
Panggilan Darurat
111
Biru
505
Biru
505
Merah
Muda
111
Abuabu
Perak
111
Kuning
Triage di
RS
111
111
505
Triage diluar
RS
505
Oranye
111
55
I.
II.
Fasilitas fisik yang ditemukan beresiko /
berpotensi hazard
No
Temua
n
Pembuat
laporan : (bisa
diisi/tidak)
Paraf :
Penerim
a
laporan:
Paraf :
Tgl diterima :
Tgl diterima
:
Pemakaian APD
Infeksi karena vektor ( kucing,
lalat () Instalasi, Bau, dll )
IPAL
g ) Ta
Kebakaran
e ) Listrik
f ) Pemeliharaan alat
kesehatan
nggap
darurat dan evakuasi
Contoh :
No
Keramik
Temua
n
pecah
dan berlubang
Pasien,
di
penunggu
pasien, pengunjung
dan
depan
pegawai
bisa
Rehabilitasi medik
Pembuat
laporan
:
(bisa
Paraf :
ADRIANUS T.
Penerima
laporan:
Adrianus
Paraf :
Tgl diterima :
Serahkan
ke
sekretariat
P2K3
atau
pada
petugas
yang
P2K3
keliling
Tunggu respon
dari
P2K3
1. Tangga
1) Tangga utama hanya untuk akses
2) Sebelum dipergunakan, pastikan apakah
tangga dalam kondisi baik
3) Tangga harus terikat dan berpijak pada
alasnya
4) Tangga harus diperpanjang1 (satu) meter di atas platform sebagai
pegangan tangan saat naik/turun.
5) Sebagai pemandu sudut, tangga harus one out every four up.
1) Scaffolding/perancah
1) Semua perancah harus didirikan, diubah atau dibongkar oleh
ahli perancah yang terlatih , kompeten dan mempunyai
sertifikat.
2) Peralatan pelindung jatuh (fall arrest) harus dipergunakan oleh
ahli perancah jika bekerja di atas 4 meter dengan sisi yang tidak
terlindung (untuk pekerja lain, batas ini biasanya hanya 2 meter)
3) Perancah harus diinspeksi oleh orang yang kompeten dan
pelaporan hasil inspeksi terdata pada buku log perancah dengan
criteria sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
2)
3) Sebagaimana
hasil
dari
analisa
kecelakaan,
tergelincir,
tergelincir, tersandung
dan
terjatuh
dapat
rapi
dapat
menghindarkan
kemungkinan cidera.
d. Pekerjaan
tidak
dapat
selesai
merapikannya.
g.
h.
i.
j.
3) Manual Handling
Karena sifat suatu tugas yang kadang berulang terkait dengan
produksi semen, penting untuk menjamin bahwa telah diberikan
pelatihan yang benar pada karyawan mengenai manual handling (
lihat appendix untuk Manual Handling procedure):
a. Pertama kenali pekerjaan, jika anda pikir beban tersebut
terlalu berat mintalah bantuan atau gunakan keran (crane)
atau forklift.
b. Perhatikan sisi yang tajam, pecahan atau paku
k. Saat
mengangkat
atau
membawa
suatu
peralatan,
4) Kebakaran
Secara umum, terdapat beberapa jenis bahan/peralatan yang mudah
terbakar di area rumah sakit. Di bidang K3 hal yang penting adalah
adanya jalan keluar yang aman di kedua ujung conveyor,
penggunaan detektor panas pada conveyor tension station dan
penggunaan belt dari bahan yang tidak mudah terbakar, hal ini
perlu direncanakan untuk mengurangi resiko kebakaran yang
mungkin terjadi.
Pastikan prosedur pemadam kebakaran telah tersedia. Kabel listrik
dapat pula menyebabkan atau menghantarkan kebakaran yang juga
menghasilkan emisi asap beracun tinggi, dengan alasan tersebut
cable tunnel dapat merupakan bahaya keselamatan yang cukup
MANAJEMEN KESEHATAN
1. Issue Kesehatan
Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan,
terkait dengan
Kesehatan kerja di rumah sakit dan kegiatan lain dari aktivitas rumah
sakit:
a) Debu yang berada dan melayang di udara
b) Kebisingan dan getaran
c) Atmosfir yang berbahaya
d) Radiasi
e) Tumpahan bahan kimia
f) Terbakar
g) Terpajan bahan kimia/ gelombang elektromagnetik
h) Penanganan bahan bakar alternatif
Panduan khusus untuk item kesehatan kerja ini dapat dilihat pada
paragraph selanjutnya. Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin
pemasok
memindahkan
atau
yang
khusus,
melengkapi
diperbolehkan
kembali
suatu
untuk
sumber
pelayanan
kesehatan
dan
faktor
keturunan.
70
71
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi
atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahanbahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk
penanganan maupun persediaan/cadangan.
Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran
secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya harmful memiliki
resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui
mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
a) LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
b) LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
c) LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 5 mg/L
d) LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi
toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya harmful substances dan kode huruf
Xn.
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai
dengan simbol bahaya harmful substances dan kode huruf Xn, bahan pemeka
(sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum
efek apakah dengan simbol bahaya untuk harmful substances dan kode huruf Xn
atau dengan simbol bahaya irritant substances dan kode huruf Xi. Bahan yang
dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan
probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan
kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-
Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda,
tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum
bensin.
Bahaya Radiasi:
Gunakan selalu Apron/ Alat pelindung radiasi ketika menjalankan tugas/
melakukan tindakan pemeriksaan pasien.
Gunakan selalu
Pelindung telinga
AWAS/ HATI-HATI
STOP MEROKOK
BAHAYA INFECTIUS
BAHAN
BAHAN BERACUN
KIMIA KOROSIF