Anda di halaman 1dari 127

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN RME

(REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION)


TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI GARIS DAN SUDUT SEMESTER II
KELAS VII MTS ASWAJA BUMIJAWA TEGAL
TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika

Disusun Oleh:
Laeliyatul Marzuqoh
NIM. 3104371

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009

ii

NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks
Hal

: Naskah Skripsi
a.n : Laeliyatul Marzuqoh

Assalamualaikum Wr. Wb.


Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami
kirim naskah skripsi saudara:
Nama

: Laeliyatul Marzuqoh

NIM

: 3104371

Judul

: Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic


Education) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi
Garis dan Sudut Semester II Kelas VII MTs ASWAJA
Bumijawa Tegal Tahun Ajaran 2007/2008.

Dengan ini mohon agar skripsi saudari tersebut dapat segera di


munaqosahkan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 6 Januari 2009
Pembimbing I

Pembimbing II

Hj. Minhayati Shaleh. M.Sc.


NIP 150 378 228

Mufidah. M.Pd.
NIP 150 279 728

iii

PENGESAHAN

Tanggal

Tanda Tangan

Dr. Muslih, MA
Ketua

_____________

________________

Hj. Minhayati Shaleh, M.Sc


Sekretaris

_____________

________________

Fakrur Rozi, M.Ag


Anggota I

_____________

________________

Siti Tarwiyah, SS, M. Hum


Anggota II

_____________

________________

iv

ABSTRAK
Laeliyatul Marzuqoh (NIM 3104371) Efektivitas Model Pembelajaran
RME (Realistic Mathematic Education) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada
Materi Garis dan Sudut Semester II Kelas VII MTs ASWAJA Bumijawa Tegal
Tahun Ajaran 2007/2008. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2008.
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di MTs Aswaja Bumijawa
Tegal saat ini masih berpusat pada pendidik. Hal demikian mengakibatkan peserta
didik bersifat pasif sehingga sulit untuk memahami materi dan menguasai konsep
yang diberikan oleh pendidik. Karena dalam proses pembelajarannya peserta didik
tidak terlibat langsung dalam penemuan konsep dan kurangnya pengaplikasian
konsep dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education) ini lebih
menitikberatkan pada penemuan konsep dan juga pengaplikasian kembali konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lebih efektif model
pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education) dibandingkan dengan
pendekatan expository terhadap hasil belajar peserta didik pada materi garis dan
sudut semester II kelas VII MTs Aswaja Bumijawa Tegal Tahun ajaran
2007/2008.
Penelitian ini menggunakan metode studi eksperimen. Subyek penelitian
sebanyak 124 responden, menggunakan tehnik random sampling dan diperoleh
peserta didik kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas
control. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan
metode test. Metode dokumentasi untuk mengetahui gambaran umum dan
memperoleh data peserta didik. Metode test untuk memperoleh data hasil belajar.
Instrumen test digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, maka terlebih
dahulu dilakukan reliabilitas dan validitas.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan tehnik
analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji
kesamaan rata-rata. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: ada
perbedaan antara hasil belajar peserta didik yang memperoleh model RME
(Realistic Mathematic Education) dan hasil belajar peserta didik yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Expository pada materi garis dan
sudut kelas VII MTs Aswaja Tahun ajaran 2007/2008. Ditunjukkan oleh uji
normalitas hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
2
normalitas di kelas eksperimen menggunakan rumus 2 diperoleh hitung
= 4,62
2
2
2
= 7,81. Karena hitung
< tabel
.
dengan taraf nyata signifikan 5% dk = 3 maka tabel

Maka data hasil belajar di kelas eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas
2
2
di kelas kontrol diperoleh hitung
=3,01 dan tabel
=7,81 dengan taraf signifikan
5%, dk = (6-3) =3. maka data hasil belajar di kelas kontrol berdistribusi normal.
Uji homogenitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan menguji
kesamaan dua varian diperoleh Fhitung = 1,20 dan Ftabel =1,80, dengan taraf nyata
0,05, dk pembilang =35 dan dk penyebut = 34 maka F hitung < F table. Artinya

kedua kelompok homogen. Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran


RME ditunjukkan oleh uji kesamaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan menggunakan rumus uji t, diperoleh thitung = 1,725 dengan
taraf nyata = 0,05, ttabel = 1,66. maka thitung > ttabel artinya Ho ditolak berarti ada
perbedaan secara nyata antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan ratarata hasil belajar kelas kontrol. Adapun rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
81,7 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol 78,75. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa model pembelajaran RME lebih efektif dibandingkan
pendekatan expository.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
menjadi inovasi bagi para civitas akademik, para mahasiswa dan para pendidik
agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan bagi para pendidik agar
dapat memvariasikan model pembelajaran RME dengan metode-metode lain yang
sesuai dengan materi dan kemampuan peserta didik.

vi

DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dikjadikan bahan rujukan.

Semarang, 28 Januari 2009


Deklarator

Laeliyatul Marzuqoh
NIM 3104371

vii

MOTTO







24

25

Tidaklah kamu memperhatikan bagaimana Allah memberikan perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka berpikir
(Q.S. Ibrahim: 24-25)

viii

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi RobbilAlamin dengan mengucap syukur kepada Allah S.W.T. Dan
dengan senang hati buah karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
Ayahanda Abdul Rokhim dan Ibunda Nur Khasanah yang selalu memberikan kasih sayang
dan doa yang tulus nan suci
Adik-adikku Fifi, Afi, Syafik yang telah memberikan hiburan dan selalu memberikan
memotivasi dan inspirasi
Seluruh Pakde dan Budhe yang selalu mendoakan dan selalu memberikan dukungan
baik secara material maupun spiritual
Keluarga Besar Mbah Warid dan Mbah Tonah Bulak Waru yang selalu memberikan
motivasi dan doa yang tulus
Ati dan Ani serta Teman teman senasib dan seperjuangan baik suka maupun Duka
yang telah setia menemaniku selama menjalani study
Seseorang yang dekat dihati, yang selalu memberikan motivasi dan doa yang tulus
Keluarga Bapak Romadhon Dan Bu Uripah, terima kasih atas doanya
Keluarga Besar IMT (Ikatan Mahasiswa Tegal) IAIN Walisongo Semarang
Teman-Teman Tadris Matematika angkatan 2004 IAIN Walisongo Semarang

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga dapat
menyelesaikan penulisan sekripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta
salam senantiasa pula tercurahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya dengan harapan
semoga kita mendapatkan Syafaatnya di hari kiamat nanti.
Sekripsi berjudul Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic
Mathematic Education) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Garis
dan Sudut Semester II Kelas VII MTs ASWAJA Bumijawa Tegal Tahun Ajaran
2007/2008. Ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulis skripsi ini, dengan segala kerendahan hati
peneliti hanya bisa menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Khususnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Abdul Jamil. MA. Selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Minhayati Shaleh, M. Sc. Dan Mufidah, M. Ag. Selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus dan ikhlas
untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Dewan penguji dan dosen serta staf karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. Drs. Nurokhim, selaku Kepala MTs Aswaja Bumijawa Tegal, beserta seluruh
pendidik dan karyawan tata usaha yang telah membantu penelitian skripsi ini.

6. Ayahanda Abdul Rokhim dan Ibunda Nur Khasanah yang tak pernah lelah
dalam memberikan segala daya dan kemampuannya selama ananda menjalani
studi, semoga selalu diberi kekuatan iman, islam dan ikhsan.
7. Seluruh Keluarga Besar Mbah Warid Dk Aren dan Mbah Thonah Bulak waru
yang selalu memberikan Doa dan motivasi.
Akhirnya tiada yang dapat peneliti berikan sebagai imbalan selain untaian
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT membalas segala
amal baik saudara dan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan dengan harapan
skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amin ya rabbilalamin.

Semarang, 28 Januari 2009


Peneliti

Laeliyatul Marzuqoh
NIM 3104371

xi

DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Pendidik MTs Aswaja
2. Daftar Jumlah Peserta Didik MTs Aswaja
3. Struktur Organisasi MTs Aswaja
4. Daftar Nama Peserta didik Kelas Uji Coba
5. Kisi-Kisi Soal
6. Soal Uji Coba
7. Kunci Jawaban Soal Uji Coba
8. Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran Soal
9. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
10. RPP Kelas Eksperimen
11. RPP Kelas Kontrol
12. Soal Ujian
13. Kunci Jawaban Soal Ujian
14. Nilai Awal Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen
15. Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
16. Tabel Product Moment
17. Tabel Z
18. Tabel Chi-kuadrat
19. Tabel Distribusi t
20. Surat Ijin Pra Riset
21. Surat Ijin Riset
22. Surat keterangan penelitian
23. Surat Keterangan Kegiatan Kurikuler
24. Transkip Kurikuler
25. Piagam PASSKA Institut
26. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas

xii

DAFTAR TABEL
TABEL 4.1. Analisis Jawaban Soal Uji coba ..................................................

54

TABEL 4.2. Hasil Jawaban Soal No 1 Untuk Menghitung Daya Beda Soal ..

57

TABEL 4.3. Analisis Data Awal Kelas Kontrol ..............................................

59

TABEL 4.4. Perhitungan Distribusi Normal Data Awal Kelas Kontrol..........

61

TABEL 4.5. Analisis data awal kelas eksperimen...........................................

61

TABEL 4.6. Perhitungan Distribusi Normal Data Awal Kelas Eksperimen ...

63

TABEL 4.7. Analisis Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen ...........................

65

TABEL 4.8. Perhitungan Distribusi Normal Hasil Belajar Kelas Eksperimen

67

TABEL 4.9. Analisis Data Hasil Belajar Kelas Kontrol..................................

67

TABEL 4.10. Perhitungan Distribusi Normal Hasil Belajar Kelas Kontrol ....

69

xiii

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Nota pembimbing .............................................................................................. ii
Pengesahan ........................................................................................................ iii
Abstraks ............................................................................................................. iv
Deklarasi ............................................................................................................ vi
Motto .................................................................................................................. vii
Persembahan ..................................................................................................... viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi
Daftar Tabel....................................................................................................... xii
Daftar Isi ............................................................................................................ xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Penegasan Istilah............................................................................ 5
D. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
E. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1. Deskripsi Teori.............................................................................. 9
A. Model pembelajaran RME................................................... 9
1. Pengertian Model Pembelajaran RME............................ 9
2. Karakteristik RME .......................................................... 10
3. Prinsip-prinsip Utama dalam RME................................. 12
4. Implementasi Pembelajaran RME................................... 14
5. Kelebihan dan Kekurangan RME ................................... 17
B. Hasil Belajar Peserta Didik ................................................. 18
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Peserta Didik ................................................................... 20

xiv

2. Indikator-Indikator Hasil Belajar..................................... 20


C. Matematika Sekolah ............................................................ 22
1. Hakekat dan Karakteristik Matematika Sekolah............. 23
2. Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah..................... 24
3. Materi Pembelajaran Matematika Sekolah ..................... 25
4. Penilaian Hasil Belajar Matematika................................ 26
D. Garis dan Sudut ................................................................... 27
E.

Hubungan Antara Model Pembelajaran RME dengan Hasil


Belajar Peserta Didik pada Materi Garis dan Sudut. ............ 33

2. Kajian Penelitian Yang Relevan ................................................... 34


3. Hipotesis........................................................................................ 35
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ........................................................................ 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 36
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 36
D. Metode penelitian........................................................................ 37
E. Populasi, Sampel dan Tekhnik Pengambilan Sampel ................. 37
F. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................ 38
G. Tehnik Analisis Data................................................................... 41
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.

Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................. 50

B.

Uji Hipotesis ............................................................................... 59

C.

Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 72

D.

Keterbatasan Penelitian............................................................... 73

BAB V: KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP


A.

Kesimpulan ................................................................................. 74

B.

Saran............................................................................................ 74

C.

Penutup ....................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar bagi setiap warga
negara khususnya di Indonesia. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan
merupakan kepentingan nasional dan menjadi hak bagi setiap warga untuk
memperoleh pendidikan dan pengajaran yang baik. Dengan adanya pendidikan
maka akan terjadi suatu interaksi belajar dan mengajar antara pendidik dan
peserta didik yang bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, mempunyai etika, meningkatkan kecerdasan
dan ketrampilan.1 Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan sebuah
proses pengajaran yang berupa perubahan secara sistematis dan terarah
sebagaimana firman Allah

(11 : )



Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.(QS Ar-Rad ayat 11)2
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah tidak akan merubah suatu
keadaan, merekalah yang akan membuat perubahan keadaan pada dirinya
sendiri. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam
mewujudkan perubahan seseorang yang ingin maju dan bangkit dari
kemunduranya.
Dalam lembaga pendidikan terdapat pendidikan formal dan pendidikan
non formal. pada pendidikan formal terdapat jenjang sekolah sebagai pusat
dilakukannya proses pendidikan yang di mulai dari jenjang SD / MI, SMP /
MTS, dan SMA atau yang sederajat. Lembaga sekolah diharapkan mampu

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada
2007 ) hlm. 60.
2
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahanya (Bandung : jumanatul Ali-Art
2004), hlm. 250. Keadaan disini maksudnya Allah tidak akan mengubah suatu keadaan
mereka,selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

mempersiapkan para peserta didiknya untuk dapat terjun dalam kehidupan


masyarakat.
Keberhasilan pembelajaran di sekolah pada jenjang SMP / MTS salah
satunya dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk
mengoptimalkan keaktifan belajar yang dilakukan pendidik dan peserta didik.
Dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembelajaran di sekolah
pendidik mempunyai peranan yang penting dalam proses pendidikan pada
salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan dan
selalu diujikan setiap UAN yaitu mata pelajaran matematika. Matematika juga
mempunyai peran yang penting dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal
tersebut memberi arti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai
oleh semua manusia baik penerapannya maupun pola pikirnya dalam
menghadapi kehidupan masa depan.
Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
maka proses pembelajaran mulai ditingkatkan dengan menggunakan berbagai
pendekatan yang lebih menekankan pada kompetensi peserta didik. Yang
mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan kreativitas serta aktivitas peserta
didik dalam berpikir dan bertindak.3 Tapi selama ini proses pembelajaran yang
digunakan masih berpusat pada pendidik sehingga peserta didik bersifat pasif
seperti halnya bejana kosong yang perlu diisi oleh pendidik semakin penuh
semakin baik. Peserta didik selalu disuapi dengan berbagai pengetahuan sesuai
selera pendidik tanpa ada hak menolak, implikasinya sistem pendidikan hanya
bertumpu pada penguasaan materi dan aspek hafalan bukan pada kemampuan
analisis.4 sistem pembelajaran yang seperti itu mengakibatkan peserta didik
merasa bosan dan tertekan. Dan didukung lagi salah satu karakteristik
matematika yang mempunyai objek bersifat abstrak5 jika sistem pendidikan
yang masih berpusat pada pendidik, peserta didik pasti masih kurang
3

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosda Karya


2007), hlm. 256.
4
Imam Tolkhah dan A.Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada 2004 ), hlm. 126.
5
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta : DEPDIKNAS 2000),
hlm. 13.

mengerti, kurang paham tentang konsep matematika karena peserta didik


dalam belajar matematika belum bermakna artinya peserta didik tidak terlibat
langsung dalam pengaplikasian materi matematika ke dalam dunia nyata atau
kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Expository adalah pendekatan pembelajaran yang bertolak
dari pandangan bahwa tingkah laku kelas pengajaran dan distribusi pengajaran
itu dikontrol dan ditentukan oleh guru.6Guru mengolah secara tuntas
pesan/materi sebelum disampaikan di kelas peserta didik tinggal menerima
saja.7
Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam
bentuk penjelasan dan penuturan lesan (dengan metode ceramah). Ekspositori
menghendaki peserta didik dapat menangkap dan mengingat informasi yang
telah diberikan oleh pendidik serta mengungkap kembali apa yang telah
dimilikinya melalui respon yang ia berikan. Pada saat pendidik melontarkan
pertanyaan dalam ekspositori digunakan komunikasi satu arah atau
komunikasi aksi, karenanya kegiatan belajar peserta didik kurang optimal
sebab terbatas pada mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan
pendidik. Guru yang kreatif menggunakan media pengajaran dalam
memberikan dan menjelaskan informasi / pesan pada peserta didik, di samping
memberikan kesempatan bertanya pada peserta didik.8
Untuk menjadikan belajar yang lebih bermakna menurut Imam
Tolkhah dengan melalui latihan perbuatan yaitu melatih atau membiasakan
peserta didik melakukan sesuatu yang baik dengan harapan mengetahui
sekaligus mengaplikasikan materi pelajaran dengan eksperimen di lapangan
(learning by doing) sehingga peserta didik dapat mengaktualisasikan materi ke
dalam dunia nyata.9

Ahmad Rohani dan Abu Ahmad, Pengelolaan pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), hlm.36.
7
W. Gulo. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 11.
8
Ahmad Rohani dan Abu Ahmad, Op. cit., hlm 37
9
Imam Tolkhah dan A. Brizi, op.cit., hlm. 216.

Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran matematika ditekankan


pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari atau pada kehidupan realistik.
Sehingga peserta didik akan merasa akrab dan senang dengan materi yang
dipelajarinya serta mampu memahami materi itu melalui aktivitasnya. Maka
dapat digunakan salah satu pendekatan yang dilakukan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran yang berdasarkan pada kehidupan nyata yaitu dengan
model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME).
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat berbagai pokok
bahasan yang akan diajarkan pada peserta didik dalam mata pelajaran
matematika. Salah satu materinya adalah garis dan sudut yang diajarkan di
kelas VII semester 2. Pada materi garis dan sudut ini masih banyak peserta
didik yang belum memahaminya. Ini dibuktikan dengan dicapainya hasil yang
belum tuntas oleh peserta didik dalam ulangan harian di MTs ASWAJA
Bumijawa Tegal.
MTs ASWAJA ini adalah sekolah swasta yang setingkat dengan SMP
yang bercorak agama Islam dan bukan termasuk sekolah unggulan yang
terletak di desa Bumijawa Kabupaten Tegal. Dengan jumlah peserta didik 326,
di mana di kelas VII,VIII, IX ada tiga kelas yaitu kelas A, B, C. Walaupun
sekolah ini adalah sekolah swasta, tapi dalam penerimaan peserta didik baru
melalui seleksi oleh karena itu tidak semua peserta didik dapat masuk atau
menjadi peserta didik di MTs ASWAJA.
Di Tahun 2006/2007 di kelas VII semester 2 pada materi garis dan
sudut banyak peserta didik yang nilainya belum memenuhi nilai ketuntasan.
Hal tersebut disebabkan kurang efektifnya model pembelajaran yang
digunakan oleh pendidik. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam pelajaran matematika di MTs ASWAJA Bumijawa Tegal perlu
diutamakan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
Realistic Mathematic education (RME) agar proses pembelajaran lebih efektif,
memotivasi peserta didik untuk lebih senang belajar matematika dan lebih
khususnya dapat dicapainya kompetensi dasar peserta didik.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Belum efektif nya proses belajar mengajar di MTs ASWAJA yang masih
menggunakan model pembelajaran konvensional (masih berpusat pada
peserta didik)
2. Masih Banyak peserta didik yang belum tuntas hasil belajarnya khususnya
pada pelajaran matematika
3. Belum pernah dilaksanakannya Model Pembelajaran RME (Realistic
Mathematics Education) di MTs ASWAJA Bumijawa Tegal

C. Penegasan Istilah
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya tepat pada
sasaran yang dikehendaki.10 menurut kamus umum bahasa Indonesia,
efektif berarti pengaruhnya, akibatnya, kesannya.11Jadi Efektifitas
adalah suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang
diharapkan.12
2. Model Pembelajaran
Model adalah contoh, pola, acuan.13 Menurut Haryanto model
adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam melakukan suatu kegiatan.14 sedangkan pembelajaran berasal dari
kata belajar yang artinya berusaha (berlatih) supaya mendapatkan
kepandaian.15 Pembelajaran berarti upaya menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik
10

Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Jakarta : Rineka
Cipta 1994), hlm. 61.
11
Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2006),
hlm. 311.
12
Saliman dan sudarsono, Op. Cit., hlm 61.
13
Ibid, hlm. 148.
14
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 51.
15
Wjs. Poerwadarminta, Op.Cit., hlm. 148.

dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya.16 Menurut Amin Suyitno, model pembelajaran adalah suatu pola
atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan
atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat
tercapai dengan lebih efektif dan efisien.17 Jadi untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik di MTs ASWAJA memerlukan suatu pola atau
langkah-langkah pembelajaran tertentu yang lebih efektif dan efisien.
3. RME (Realistic Mathematic Education)
RME (Realistic Mathematic Education) bila diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia adalah pendidikan matematika dalam dunia nyata.
Jadi RME berarti pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal
yang nyata bagi peserta didik, menekankan ketrampilan proses melakukan,
ber kolaborasi, ber argumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka
dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu
untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.18
4. Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah perolehan,
akibat.19 Belajar artinya Berusaha, ( berlatih supaya mendapat suatu
kepandaian ).20 sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.21 jadi hasil belajar peserta didik
berarti nilai yang diperoleh oleh peserta didik setelah melalui kegiatan
belajar dalam waktu tertentu.

16

Amin Suyitno, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran matematika I, (FMIPA UNNES


2004), hlm. 1.
17
Amin Suyitno, Pemilihan Model Model Pembelajaran Matematika dan Penerapanya,
(FMIPA UNNES, 2006), hlm. 1.
18
Amin Suyitno, Op.Cit.,hlm. 36.
19
Wjs. Poerwadarminta, Op.Cit., hlm. 408.
20
Ibid, hlm. 121.
21
Tim penyusun , UURI No 2 Thn 1989, Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Armas
Duta Jaya 1989), hlm. 51.

5. Materi Garis dan Sudut


Garis adalah kumpulan titik yang banyaknya tak terhingga dengan
jarak antar titik nya sangat dekat.22 Sudut adalah Bangun yang dibentuk
oleh dua garis yang bersekutu pada suatu titik atau titik sudut.23
Materi garis dan sudut merupakan salah satu kompetensi dasar
yang terdapat pada mata pelajaran matematika di SMP / MTs yang
diberikan pada peserta didik untuk memahami Garis dan sudut sebagai
pengetahuan yang dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

D. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti juga membatasi permasalahan yang
akan di teliti yaitu:
1. Mengetahui Efektivitas model pembelajaran RME Realistic Mathematic
Education)
2. Materi yang dipelajari dalam penelitian ini hanya pada sub materi garis
dan sudut tentang pengertian garis, kedudukan dua garis, dan sudut yang
dibentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain
3. Hasil belajar yang di evaluasi hanya pada aspek kognitif.

E. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah model
pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education) lebih efektif dari pada
model pembelajaran expository terhadap hasil belajar peserta didik pada
materi garis dan sudut semester II kelas VII MTs ASWAJA Bumijawa Tegal
Tahun Ajaran 2007/2008

22

Cucun Cayanah, Ringkasan dan Bank Soal Matematika SMP/MTs, (Bandung : CV


Yrama widya 2007 ), cet. VIII, hlm. 95.
23
Roy Holland, Kamus Matematika, (Jakarta : Erlangga 1983), hlm. 150.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi peserta didik MTs ASWAJA Bumijawa Tegal
1. Penerapan model pembelajaran RME, peserta didik dapat lebih termotifasi
dalam keaktifan belajar.
2. Dapat lebih paham dan lebih bermakna terutama dalam mengaplikasikan
terhadap kehidupan nyata.
3. untuk lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Dapat dicapainya Kompetensi Dasar peserta didik pada mata pelajaran
matematika.
Bagi pendidik
1. Untuk dijadikan inovasi bagi pendidik dalam menerapkan atau mencoba
bagaimana model pembelajaran RME dalam mengajar.
2. Menjadikan pendidik yang lebih profesional dalam pendidikan.
Bagi pihak MTs ASWAJA Bumijawa Tegal
1. Diharapkan dengan model pembelajaran RME proses pembelajaran lebih
efektif.
2. Diharapkan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak tuntas pada
pelajaran matematika.
Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penerapan
model pembelajaran RME yang menyenangkan.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

1. Deskripsi Teori
A. Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education)
1. Pengertian Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic
Education)
Model menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
contoh, pola, acuan dan cara.1Sedangkan pembelajaran adalah
Proses belajar mengajar yang terprogram berdasarkan kurikulum
yang berlaku.2Jadi model pembelajaran adalah suatu pola atau
langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan
atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat
dicapai

dengan

lebih

efektif

dan

efisien.3Penerapan

model

pembelajaran sangat bernilai positif dengan beberapa ciri yaitu:


pembelajaran berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman
langsung pada peserta didik, pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.4
Dalam proses belajar mengajar sangat banyak model-model
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
salah satunya model pembelajaran RME (Realistic Mathematic
Education).

Wjs. Poerwadarminta, Kamus besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta: Balai Pustaka, 2006),

hlm. 773.
2

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.

3.
3

Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di


sekolah,(FMIPA UNNES, 2006), hlm. 1.
4
Khaeruddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Nuansa Aksara,
2006), hlm. 205.

10

Model Pembelajaran RME Pertama kali dikembangkan di


Belanda Tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori tentang model
pembelajaran RME mengacu pada pendapat Freudenthal yang
mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan
matematika merupakan aktivitas manusia. Matematika sebagai
aktivitas manusia berarti manusia harus diberikan kesempatan untuk
menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan
orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalanpersoalan nyata. Realistik dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu
pada realitas saja tetapi juga pada sesuatu yang dapat dibayangkan
oleh peserta didik.5Jadi RME atau Pembelajaran Matematika
Realistik

adalah

berorientasi

pada

salah satu

pembelajaran

matematisasi

pengalaman

matematika yang
sehari-hari

dan

menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.6


RME menekankan pada keterampilan proses, berdiskusi,
berkolaborasi, berargumentasi dan mencari kesimpulan dengan
teman sekelas. Dengan cara ini diharapkan peserta didik dapat
menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu soal atau masalah
yang diberikan berdasarkan pengalaman yang dialami langsung oleh
peserta didik, menjadikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik
sehingga informasi yang diperoleh dapat masuk ke dalam memori
jangka panjang.
2. Karakteristik RME (Realistic Mathematic Education)
Menurut Treefers (Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Oleh I Gusti Putu Suharta ada beberapa karakteristik dalam model
pembelajaran RME diantaranya adalah:
a. Menggunakan kontekstual
Gambar berikut menunjukan dua proses matematisasi yang
berupa siklus dimana dunia nyata tidak hanya sebagai sumber
5
I Gusti putu Suharta, Matematika Realistik Apa dan Bagaimanadalam Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang DIKNAS, 2001), hlm. 643.
6
Ibid, hlm. 642.

11

matematisasi tetapi juga sebagai tempat untuk mengaplikasikan


kembali matematika.
Dunia nyata

Matematisasi dan Aplikasi

matematika dan refleksi

Aplikasi dan formalisasi


Dalam model pembelajaran RME, Pembelajaran diawali
dengan masalah kontekstual, sehingga memungkinkan mereka
menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Proses
penyaringan (inti) dari konsep yang sesuai dari situasi nyata
disebut juga matematisasi konseptual.
Melalui abstraksi dan formalisasi peserta didik akan
mengembangkan konsep yang lebih komplit. Oleh karena itu,
untuk

menjembatani

konsep-konsep

matematika

dengan

pengalaman anak sehari-hari perlu diperhatikan matematisasi


pengalaman

sehari-hari

(mathematization

of

every

day

experience) dan penerapan matematika dalam sehari-hari.7


b. Menggunakan Model-model (Matematisasi)
Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model
matematik yang dikembangkan oleh peserta didik sendiri (self
developed models) peran self developed models merupakan
jembatan bagi peserta didik dari situasi nyata ke situasi abstrak
atau dari matematika informal ke matematika formal. Artinya
peserta didik membuat model sendiri dalam menyelesaikan
masalah. Penyelesaian masalah

bagi peserta didik melalui

beberapa tahap yaitu menemukan, menyelesaikan masalah

Ibid, hlm. 644

12

kontekstual secara informal, skematika, pemerolehan sampai


pada pemecahan masalah secara formal.8
c. Menggunakan Produksi dan Konstruksi
Peserta didik diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan

berbagai

strategi

informal

yang

dapat

mengarahkan pada penkonstruksian berbagai prosedur untuk


memecahkan masalah, kontribusi yang besar dalam proses
pembelajaran diharapkan datang dari peserta didik.9
d. Menggunakan Interaktif
Interaksi antar peserta didik dengan guru merupakan hal
yang mendasar dalam RME. Secara eksplisit bentuk-bentuk
interaksi yang berupa negosiasi penjelasan, pembenaran, setuju,
tidak setuju. Pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai
bentuk-bentuk formal.
e. Menggunakan Keterkaitan
Dalam RME pengintegrasian unit-unit matematika adalah
esensial. Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan
dengan bidang lain maka akan berpengaruh pada pemecahan
masalah. Dalam pengaplikasian matematika biasanya diperlukan
pengetahuan yang lebih kompleks tidak hanya aritmatika, aljabar
atau geometri tetapi juga bidang lain.10
3. Prinsip-prinsip Utama dalam RME (Realistic Mathematic Education)
Menurut Grave Meijer dan Armanto dalam Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan yang ditulis oleh Sahat Siragih, Terdapat tiga
prinsip utama dalam RME yaitu:
a. Penemuan terbimbing dan bermatematika secara progresif
(guided reinvention and progressive mathematization )
8

Rahmah Johar, Meningkatkan Daya Juang Dan Hasil Belajar Siswa Di Aceh Melalui
Pembelajaran Matematika Relistik Bernuansa Islami, (Semarang Jurusan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan UNNES Bekerjasama Dengan Badan Penerbit UNDIP, 2006), hlm. 329.
9
Musofa, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistic, http: //Musofa. Word Press.
Com/2008/09/13/Pendekatan Pembelajaran-Matematika-Relistik/. Tanggal 27 Januari 2009.
10
I Gusti putu Suharta, Op. Cit.

13

Prinsip penemuan terbimbing berarti bahwa peserta didik


diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep matematika
dengan menyelesaikan berbagai soal kontekstual. Penemuan
terbimbing disebut juga diskoveri (discovery learning) dalam
penemuan terbimbing para peserta didik diberi bimbingan
singkat

dalam

penyelesaian

masalah.11Soal

kontekstual

digunakan peserta didik untuk menemukan konsep, menyusun


model,

menerapkan

konsep

yang

telah

diketahui

dan

menyelesaikannya berdasarkan kaidah matematika yang berlaku.


Menurut Trefeers dan Goffree dalam Sahat Saragih, ber
matematika secara progresif dapat dibagi atas dua komponen
yaitu mengidentifikasi ber matematika secara horizontal dan
vertical. Bermatematika secara horizontal adalah peserta didik
mengidentifikasikan bahwa soal kontekstual harus ditransfer ke
dalam soal bentuk matematika untuk lebih dipahami melalui
penskemaan,

perumusan

dan

pemvisualisasian

sehingga

menemukan kesamaan hubungan dengan model matematika yang


telah diketahui peserta didik. Bermatematika vertical adalah
peserta didik menyelesaikan bentuk matematika formal atau tidak
formal dengan menggunakan konsep, operasi dan prosedural
matematika yang berlaku.12
b. Fenomena Pembelajaran (Didactical Phenomenology)
Fenomena

pembelajaran

mengandung

arti

bahwa

pentingnya soal kontekstual untuk memperkenalkan konsepkonsep matematika kepada peserta didik.13 Atau dengan kata lain
dalam mempelajari konsep-konsep, prinsip-prinsip dan materimateri lain dalam matematika para peserta didik perlu bertolak
11

Amin Suyitno, Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (FMIPA


UNNES,2004), hlm. 5.
12
Sahat Saragih, Menumbuh Kembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif terhadap
Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik,dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Balitbang DIKNAS, 2000), hlm. 560.
13
Ibid, hlm. 561.

14

dari masalah-masalah realistic yaitu masalah-masalah dari dunia


nyata atau penggunaan alat peraga yang sering dijumpai oleh
peserta didik, contoh: pensil, penggaris, serutan, sumpit, tiang
penyangga rumah.
c. Pengembangan Model Sendiri (Self-Developed Model)
Peran Self Developed model merupakan jembatan bagi
peserta didik dari matematika informal ke matematika formal
atau dari situasi real ke situasi abstrak. Artinya dalam
mempelajari materi matematika melalui masalah realistic peserta
didik perlu mengembangkan sendiri cara-cara menyelesaikan
masalah-masalah tersebut.14
4. Implementasi Pembelajaran RME
Implementasi model pembelajaran RME di kelas didukung
oleh sebuah perangkat yang dalam hal ini diantaranya adalah
keadaan lingkungan sekitar, buku ajar yang sesuai dengan kurikulum
sekarang. Didalam pembelajaran RME diawali dengan fenomena
lingkungan sehari-hari. Kemudian siswa dengan bantuan guru
diberikan kesempatan menemukan kembali dan meng konstruksi
konsep sendiri. Setelah itu, diaplikasikan dalam masalah sehari-hari
atau dalam bidang lain.15
Masalah kontekstual
Matematisasi konseptual
Strategi informal
Interaksi dan refleksi
formalisasi

konsep

14

penguatan konsep

Ibid
I Gusti Suharta, Matematika Realistik : Apa Dan Bagaimana Dalam Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : BALITBANG DIKNAS, 2001), hlm. 648.
15

15

Menurut Asmin, implementasi pembelajaran RME di kelas


secara umum meliputi tiga tahap yakni:
a. Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini guru memperkenalkan masalah realistic
kepada peserta didik serta membantu peserta didik untuk
memahami masalah tersebut. pada tahap ini sebaiknya meninjau
kembali konsep sebelumnya dan mengaitkan masalah ke
pengalaman peserta didik sebelumnya.
b. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini peserta didik bekerja dalam kelompok kecil
yang telah dibentuk oleh guru. Pada saat peserta didik
menyelesaikan masalah, mereka mencoba membuat model situasi
masalah, berbagi ide atau pengalaman, membuat dugaan,
mengembangkan

strategi-strategi

pemecahan

masalah

berdasarkan pengetahuan informal atau formal yang dimiliki


peserta didik. Pada tahap ini guru memantau peserta didik, meng
observasi pekerjaan peserta didik, dan memberikan motivasi pada
peserta didik. Guru memberikan bantuan pada peserta didik jika
merasa kesulitan, peserta didik yang berkemampuan tinggi
diberikan masalah yang lebih menantang.
c. Tahap Meringkas
Pada tahap ini guru membantu peserta didik meningkatkan
kinerja matematika secara lebih efisien dan efektif. Peranan
peserta didik pada tahap ini mereka saling bekerja sama dengan
teman, memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah,
memberikan alasan, memperbaiki strategi dan dugaan sementara
serta membuat keterkaitan. Guru dapat membuat keputusan atau

16

menunjukkan langkah formal supaya peserta didik dapat


mengaplikasikan konsep dalam menyelesaikan konsep.16
Menurut Amin Suyitno, Penerapan model pembelajaran
RME di sekolah yaitu dengan langkah-langkah:
1. Guru menyiapkan 1 atau 2 soal realistik ( yang ada kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari) yang akan dikerjakan oleh
peserta didik secara informal atau coba-coba (karena
langkah-langkah penyelesaian formal untuk menyelesaikan
soal tersebut belum diberikan)
2. Guru mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik dan guru
perlu menghargai keberagaman jawaban peserta didik.
3. Guru dapat meminta peserta didik untuk menjelaskan atau
mendemonstrasikan temuanya di depan kelas.
4. Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta
didik agar peserta didik yang lainnya memiliki gambaran
yang jelas.
5. Guru baru menerangkan atau menunjukkan langkah formal
yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut dengan
memberikan informasi algoritma yang tepat.17
Dalam

pembelajaran

matematika

dunia

nyata

lebih

menekankan pada keaktifan peserta didik, maka adanya pergeseran


peran guru dari guru yang aktif menjadi peserta didik yang aktif
bekerja untuk membangun pengetahuan baru. Maka tugas guru
dalam pembelajaran matematika dunia nyata lebih terfokus pada
membantu peserta didik dalam menciptakan dan membangun
pengetahuan barunya (the role of teacher is as a fellow learner).18

16

Asmin, Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Kendala yang


Muncul di lapangan Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: BALITBANG
DIKNAS, 2001), hlm. 623.
17
Amin Suyitno, Op.cit., hlm. 37.
18
Mutadi, Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika, (Modul Makalah Strategi
Pembelajaran Matematika, 2006).

17

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran RME


Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan
kelemahannya.
a. Kelebihan Model Pembelajaran RME
Beberapa

Keunggulan

dalam

model

pembelajaran

RME

diantaranya:
1. Pembelajaran RME lebih memberikan makna pada peserta
didik karna dikaitkan dengan kehidupan dunia nyata. Konteks
dunia nyata yang digunakan untuk sumber pembelajaran
dapat berperan sebagai penguat kesan (a memory jogger) atau
tidak mudah lupa.
2. Peserta didik lebih senang dan lebih termotifasi karena
pembelajaran menggunakan realitas kehidupan.
3. peserta didik merasa dihargai dan semakin terbuka karena
setiap jawaban peserta didik ada nilainya.
4. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
5. Melatih keberanian peserta didik, karena harus menjelaskan
jawaban yang telah ditemukan.
6. Melatih

peserta

didik

untuk

terbiasa

berfikir

dan

mengemukakan pendapat .
7. Aplikasi mata pelajaran benar-benar terdemonstrasikan.19
Disamping adanya beberapa kelebihan tentu ada kelemahannya.
karena setiap model pembelajaran tidak selalu sempurna dan
selalu baik untuk digunakan.
b. Kelemahan-kelemahan dari pembelajaran RME diantaranya:
1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka
peserta didik masih kesulitan dalam menemukan sendiri
jawabannya.
2. membutuhkan waktu yang lama terutama bagi peserta didik
yang lemah
19

Asmin, Op. cit., hlm.636.

18

3. peserta didik yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk


menanti temannya yang belum selesai
4. membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi
pembelajaran saat itu
5. Belum ada pedoman penilaian sehingga guru merasa
kesulitan dalam evaluasi memberi nilai.20

B. Hasil Belajar Peserta Didik


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu yang
diadakan (dibuat, dijadikan dsb) oleh usaha (pikiran).21
Hasil belajar atau prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan
belajar. Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan aktivitas
yang sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.22sedangkan belajar menurut
Oemar Hamalik, Belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan.23 Belajar umumnya
ditafsirkan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik
berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya melalui proses
pengalaman dan latihan. Belajar menurut Asri Budiningsih Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.24dan juga
Belajar menurut Mustofa Fahmi adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan-perubahan tingkah laku dan pengalaman.25

20
21

Ibid.
Wjs.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2006),

hlm. 408.
22

Anto Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:Balai Pustaka 1988),

hlm. 700.
23

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara 2007), hlm. 28.
Ari Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka cipta 1995), hlm. 30.
25
Mustaqim, Psikologi pendidkan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Cet. 2, hlm. 34.
24

19

Belajar merupakan merubah peserta didik yang tidak tahu dengan


beberapa tingkatan waktu yang tetap.26

Belajar adalah perubahan pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan


pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.27
Maka dari beberapa definisi belajar, dapat dikemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
seseorang melalui interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang
dimiliki peerta didik setelah menerima pengalaman belajar.28Sedangkan
menurut Dimyati hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar yang diakhiri adanya proses evaluasi
hasil belajar.29
Jadi pada intinya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku akibat
dari belajar.
Mutu hasil belajar sebagai produk dari proses belajar mengajar
biasanya diukur melalui tes hasil belajar yang tidak hanya diketahui oleh
kualitas proses belajar mengajar yang dialami peserta didik dengan
sumber belajar akan tetapi juga faktor lain yang berada di luar pengaruh
sistem pendidikan disamping kemampuan peserta didik itu sendiri.30

26
Mukhammad Muzamil Al Basyir Dan Muhammad Malik Muhammad Said, Madkhal
ila al-manhij wa Thuruqul al tadris, (Arab: Darul liwa. T.th), hlm. 64.
27
Shaleh Abdul Azis Dan Abdul Azis Abdul Majid, At-tarbiyah wa Tahuruqul Tadris,
Jus 1 ( Mesir: Darul marif t.th), hlm. 169.
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja ROSDA Karya,
2002), hlm. 22.
29
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
3.
30
Muntholiah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Pati,
2002), hlm. 23.

20

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta didik


Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu:
1) Faktor dari dalam diri peserta didik (internal) meliputi dua aspek
yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek
psikologis (yang bersifat rohaniah).
Aspek fisiologis yaitu kondisi umum jasmani peserta didik. hal
ini dapat mempengaruhi semangat peserta didik dalam mengikuti
pelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar.
Aspek

psikologis

yaitu

kondisi

umum

kejiwaan

atau

kerohaniahan. Yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas


hasil belajar peserta didik. Diantara faktor-faktor rohaniah
peserta didik adalah tingkat kecerdasan atau inteligensi peserta
didik, sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik.
2) Faktor dari luar diri peserta didik (eksternal) yakni kondisi
lingkungan di sekitar peserta didik. Lingkungan di sekitar peserta
didik yaitu lingkungan sosial seperti keluarga, guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas peserta didik. Dan juga
lingkungan non esensial seperti rumah, sekolah, alat-alat belajar
dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.31
2. Indikator-indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi
tiga yakni: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Yaitu segi kemampuan yang berkenaan dengan ingatan atau
pengenalan

31

terhadap

pengetahuan

dan

informasi

serta

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja


Rosda Karya 2006), hlm. 132.

21

pengembangan keterampilan intelektual , bloom mengemukakan


aspek kognitif terdiri dari enam kategori yaitu:
a. Pengetahuan dan ingatan, dalam hal ini peserta didik dituntut
untuk dapat mengetahui atau mengenali adanya konsep, fakta
atau istilah-istilah lain.
b. Pemahaman, dengan pemahaman peserta didik diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta dan konsep.
c. Aplikasi dan penerapan, merupakan kemampuan menyeleksi
atau memiliki konsep, hukum, dalil, gagasan dan cara secara
tepat untuk diterapkan dalam situasi yang baru.
d. Analisis, merupakan kemampuan peserta didik untuk
menganalisis suatau hubungan atau situasi yang kompleks
atas konsep-konsep dasar.
e. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsurunsur pokok kedalam struktur yang baru.
f. Evaluasi, merupakan kemampuan peserta didik mengevaluasi
situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
2) Aspek afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Menurut
Krathwohl dkk, aspek afektif terdiri dari lima kategori yaitu
penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi,
dan pembentukan pola hidup.
3) Aspek psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan
keterampilan jasmani. Menurut Simposium aspek psikomotorik
terdiri dari tujuh kategori yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian
pola gerakan dan kreatifiatas.32
32

202 -208.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.

22

Proses belajar

yang dialami peserta didik menghasilkan

perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan, nilai


dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang
dihasilkan oleh peserta didik terhadap pertanyaan atau persoalan
tugas yang diberikan guru. Hasil ini berbeda sifatnya tergantung
didalamnya peserta didik memberikan prestasi misalnya dalam
pemahaman atau pengetahuan yang merupakan unsur kognitif.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar matematika pada aspek pemahaman konsep, penalaran dan
komunikasi dan pemecahan masalah.

C. Matematika sekolah
Belajar menurut Lyele E. Bourner adalah learning as a relatively
permanent change in behaviour traceable to experience and practice. (
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
diakibatkan oleh pengalaman dan latihan).33 Dan Matematika adalah
pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan
bilangan.34seseorang dikatakan belajar matematika, apabila pada diri
orang tersebut terjadi suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Jadi setiap
orang dapat mempelajari matematika secara bebas karena matematika
dapat dijumpai dimana saja dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi para peserta didik dalam mempelajari matematika di lembaga
sekolah harus sesuai dengan jenjang yang ditempuh. Dimana pengertian
dari matematika sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari
matematika

yang

dipilih

berdasarkan

atau

berorientasi

kepada

kepentingan pendidikan dan perkembangan IPTEK.35 Perkembangan


IPTEK dimulai dari pendidikan dasar sampai sekolah menengah.
33
34

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Putaka Pelajar, 2001), hlm. 33.


R.Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia (DEPDIKNAS 1999/2000),

hlm. 1.
35

Ibid, hlm. 37.

23

Seseorang yang mengalami perubahan tingkah laku berdasarkan


pengalaman dan latihannya mengenai matematika di jenjang sekolah
merupakan hasil dari belajar matematika sekolah.
1. Hakekat dan karakteristik matematika sekolah
Ebbutt dan Straker mendefinisikan matematika sekolah yang
selanjutnya disebut sebagai matematika, sebagai berikut:
a. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika
adalah guru perlu: (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola untuk
menentukan hubungan, (2) memberi kesempatan kepada siswa
untuk

melakukan

percobaan

dengan

berbagai

cara,

(3)

mendorong siswa untuk menemukan adanya urutan, perbedaan,


perbandingan, pengelompokan, dsb, (4) mendorong siswa
menarik kesimpulan umum, (5) membantu siswa memahami dan
menemukan hubungan antara pengertian satu dengan yang
lainnya.
b. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi,
intuisi dan Penemuan
Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran matematika
adalah guru perlu: (1) mendorong inisiatif siswa dan memberikan
kesempatan berpikir berbeda, (2) mendorong rasa ingin tahu,
keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan kemampuan
memperkirakan, (3) menghargai penemuan yang berbeda, (4)
mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika,
(5) mendorong siswa berfikir refleksi dan (6) tidak menyarankan
menggunakan satu metode.
c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (Problem
solving)
Implikasi pandangan ini pembelajaran matematika adalah guru
perlu: (1) menyediakan lingkungan belajar matematika yang

24

merangsang timbulnya persoalan matematika, (2) membantu


siswa memecahkan persoalan matematika menggunakan caranya
sendiri, (3) membantu siswa mengetahui informasi yang
diperlukan untuk memecahkan persoalan matematika, (4)
membantu siswa berpikir logis, konsisten, sistematis, dan
mengembangkan

sistem

dokumentasi/

catatan,

(5)

mengembangkan kemampuan dan ketrampilan memecahkan


masalah.
d. Matematika sebagai alat berkomunikasi
Implikasi pandangan ini terhadap pembelajaran matematika
adalah guru perlu: (1) mendorong siswa mengenal sifat-sifat
matematika, (2) mendorong siswa membuat contoh sifat
matematika, (3) mendorong siswa memberikan alasan perlunya
kegiatan matematika, (4) mendorong siswa menjelaskan sifat
matematika, (5) mendorong siswa membicarakan persoalan
matematika, (6) mendorong siswa membaca dan menulis
matematika,

(7)

menghargai

membicarakan matematika.

bahasa

ibu

siswa

dalam

36

2. Tujuan pembelajaran matematika sekolah


Tujuan umum yang diberikan matematika dijenjang pendidikan
dasar dan pendidikan umum adalah:
1) Mempersiapkan

peserta

didik

agar

sanggup

menghadapi

perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu


berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran
secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien.
2) Mempersiapkan

peserta

didik

agar

dapat

menggunakan

matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan seharihari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.37

36
BSNP, Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (Jakarta: DEPDIKNAS,
2007), hlm. 1.
37
R.Soedjadi, Op. cit., hlm. 43

25

Tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan


dasar dan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan
pembentukan sikap peserta didik serta memberi tekanan pada
ketrampilan

dalam

penerapan

matematika.

Tujuan

umum

pembelajaran matematika dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus


dan disesuaikan dengan jenjang pendidikanya. Tujuan khusus
pengajaran matematika di sekolah lanjutan tingkat pertama adalah:
1) Memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui
kegiatan matematika.
2) Memiliki

pengetahuan

matematika

sebagai

bekal

untuk

melanjutkan ke pendidikan menengah.


3) Mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan
perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis,
kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegunaan
matematika.38
Selama ini yang masih digunakan sebagai rujukan utama dalam
pembuatan rancangan pembelajaran matematika yaitu tujuan pada
ranah kognitif yang menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah
kepada kemampuan-kemampuan intelektual, kemampuan berpikir
maupun kecerdasan yang akan dia capai
3. Materi Pembelajaran Matematika
Dalam setiap pelajaran pasti terdapat materi pelajaran yang
harus

dipelajari.

Untuk

semua

jenjang

pendidikan,

materi

pembelajaran matematika meliputi: Fakta (informasi, istilah atau


konvensi tentang lambang-lambang), konsep (pengertian seperti
berbagai pola, urutan, model matematika, operasi dan algoritma),
keterampilan penalaran (meliputi: memahami pengertian, berpikir
deduktif, induktif, sistematis dan konsisten, menarik kesimpulan,
38

Ibid, hlm. 44.

26

menentukan strategi), menyelesaikan masalah matematika (meliputi:


memahami

pokok

persoalan,

mendiskusikan

alternatif

pemecahannya, menyederhanakan persoalan, mencoba berbagai


cara), melakukan penyelidikan (meliputi; mengajukan pertanyaan
dan mencari cara memperoleh penyelesaian, mengumpulkan,
mengelompokan, menyusun, mengurutkan dan membandingkan serta
mengolah informasi secara sistematis, mengenali pola dan hubungan
kemudian menyimpulkan).39
4. Penilaian Hasil Belajar matematika
Penilaian Menurut John Galen Saylor, Evaluation is implied in
the very process of planning for it is the act of placing a value on
something, of determining its merits.40Penilaian adalah penyiratan
dari proses perencanaan, penentuan nilai dari proses yang telah
berlangsung.
Hasil belajar peserta didik pada pelajaran merupakan hasil
kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai
akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang di lakukan peserta
didik.41
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah proses
yang telah direncanakan untuk mengetahui berhasil tidaknya sesuatu
yang telah dilaksanakan.
Penilaian Hasil belajar dapat menggunakan instrumen test yang
dapat mengindikasikan peningkatan kapasitas atau perolehan
pengetahuan peserta didik setelah mengikuti pelatihan.42
Penilaian belajar matematika harus dilakukan dalam rangka
mengukur perkembangan hasil belajar peserta didik berupa

39

BNSP, Op.cit, hlm 2.


John Galen Saylor, Curriculum Planning for Better Teaching and Learning, (Canada:
Published simultaneously, tth) hlm 316
41
Hamzah. B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 139.
42
Ibid, hlm. 70.
40

27

pencapaian kompetensi matematika peserta didik yaitu pemahaman


konsep, penalaran komunikasi, dan pemecahan masalah. Pencapaian
hasil belajar itu kemudian dilaporkan kepada orangtua peserta didik
dalam rapor yang memuat tiga komponen tersebut diatas.
Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan pada saat
pembelajaran sedang berlangsung. Penilaian pada aspek pemahaman
konsep yaitu peserta didik mampu mengidentifikasi konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari
konsep. Aspek komunikasi, peserta didik mampu menyatakan dan
menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau
mendemonstrasikan.

Aspek

penalaran, peserta didik

mampu

memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. Sedangkan


aspek pemecahan masalah peserta didik mampu memahami masalah,
memilih strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah.

D. Garis dan sudut


a. Pengertian Garis
Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak
terhingga dengan jarak antar titiknya sangat dekat.43
Macam-macam garis yaitu ada garis lurus, garis lengkung
dan garis patah.

Garis lurus

Garis lengkung

Garis Patah

Suatu garis hanya mempunyai panjang tidak mempunyai


lebar. Ada dua istilah dalam garis yaitu garis dengan ruas garis, yang
disebut garis yaitu panjangnya tak terhingga dan diberi simbol
dengan tanda panah. Sedangkan ruas garis panjangnya dibatasi dan
tidak diberi simbol panah.
43

Cucun canayah, Ringkasan dan Bank soal Matematika SMP/MTS, (Bandung: Yrama
widya, 2007), hlm. 96.

28

Melalui satu titik dapat dibuat garis-garis yang tak terhingga


banyaknya. Melalui dua titik hanya dapat dibuat sebuah garis lurus
Contoh:
A

Melalui titik A dan B hanya dapat dibuat garis AB


melalui tiga titik atau lebih dapat dibuat sebuah garis lurus.
Contoh:
A

Contoh kongkrit garis lurus


b. Kedudukan Dua Garis
Kedudukan dua garis dapat dikelompokan menjadi:
1) Garis Sejajar
Garis sejajar adalah garis yang terletak pada suatu
bidang yang tidak memiliki titik potong dan jarak antara
dua garis tersebut selalu tetap.44
a
b

Contoh kongkrit garis sejajar

44

ST Negoro dan B. Harahap, Ensiklopedi Matematika, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003


), hlm. 109.

29

a.

Sifat-sifat garis sejajar:45


m
a

b
Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua
garis yang sejajar, maka garis itu akan memotong garis
yang kedua
b.

c
a
b
Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainya
maka kedua garis itu sejajar.

2) Garis Berpotongan
Yaitu dua garis yang saling berpotongan dan mempunyai
satu titik potong.46
Contoh: garis A dan B yang berpotongan dititik P
b
P

3) Garis berimpit
Yaitu beberapa garis yang terletak pada satu garis lurus
sehingga dari beberapa garis itu hanya terlihat satu garis.47
Contoh: garis AB, AC dan BC yang berimpit dengan garis l

4) Garis yang bersilangan


Yaitu garis yang saling bersilangan dan tidak terletak pada
satu bidang datar.
45

M.Ckolik Adinawan dan Sugiono, Matematika, (Jakarta: Erlangga 2002), hlm. 66.
Ibid, hlm. 63.
47
Ibid
46

30

Contoh : garis A bersilangan dengan garis B


B
A

c. Sudut-sudut yang di bentuk oleh dua garis sejajar jika dipotong oleh
garis lain
Ada beberapa sudut yang dibentuk oleh dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis lain antara lain:48

1. Sudut-sudut Sehadap

Yaitu sudut-sudut yang menghadap kearah yang sama contoh:


k
l
A
B
1 2
1 2
4 3
4 3

Sudut-sudut yang sehadap adalah


A1 dan B1
A2 dan B2
A3 dan B3
A4 dan B4

Contoh kongkrit sudut sehadap = a dan b

48

Ibid, hlm. 68-69.

31

2. Sudut-sudut dalam Berseberangan


yaitu: sudut-sudut yang terletak sebelah menyebelah
terhadap garis m dan berada dibagian dalam
k
l
A
B
1 2

1 2
4 3

3 4

yang merupakan sudut-sudut dalam berseberangan adalah


A2 dan B3
A3 dan B1

Contoh kongkrit sudut dalam berseberangan = a dan b


3. Sudut-sudut luar berseberangan
Sudut yang terletak sebelah menyebelah terhadap garis m
dan berada di bagian luar dua garis sejajar. contoh:
k
A
m

2
3

B
4

2
3

Sudut-sudut luar berseberangan adalah:


A1 dan B3
A4dan B2
4. Sudut-sudut dalam sepihak
Yaitu sudut-sudut yang terletak pada pihak yang sama
terhadap garis m dan terletak di bagian dalam antara 2 garis
sejajar tersebut. Contoh:

32

k
m

A
1 2
4 3

l
B

1 2
4 3

Yang merupakan sudut-sudut dalam sepihak adalah:


A2 dan B1
A3 dan B4

Contoh kongkrit sudut dalam sepihak = n dan m


5. Sudut-sudut luar sepihak
Yaitu sudut-sudut yang terletak pada pihak yang sama
terhadap garis m dan terletak di bagian luar 2 garis yang
sejajar.
A
m

k
1 2
4 3

B
1 2
3 4

Sudut-sudut yang merupakan sudut luar sepihak adalah:


A1 dan B2
A4 dan B4

Contoh kongkrit sudut luar sepihak = r dan s

33

E. Hubungan antara Model Pembelajaran RME dengan Hasil Belajar


Peserta Didik pada Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting
sehingga mendapat jam pelajaran yang cukup banyak. Dengan
banyaknya jam untuk pelajaran matematika diharapkan hasil belajar
peserta didik dapat maksimal dan bermakna sehingga bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Tapi pada realitanya proses belajar
matematika selama ini belum mampu mengatasi permasalahan yang
selama ini dikeluhkan oleh peserta didik pada umumnya. Mereka
kebanyakan mengatakan bahwa pelajaran matematika itu sangat sulit,
proses pembelajaranya membosankan sehingga hasil belajar peserta
didik selalu menurun.
Oleh karena itu perlu ada pembaharuan dalam penggunaan model
pembelajaran. Jika dilihat pada materi pelajaran matematika yang selalu
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, maka peneliti tertarik untuk
mencoba memperbaharui model pembelajaran yang selama ini telah
dilaksanakan dengan model pembelajaran RME (Realistic Mathematic
Education). Dengan model pembelajaran RME ini peserta didik dapat
terjun langsung dalam kehidupan sehari-hari yang ada hubunganya
dengan materi yang sedang dipelajari, menemukan permasalahan, dapat
menemukan dan menyelesaikan permasalahan dengan pengetahuanya
sendiri. Sehingga proses pembelajaran dapat menyenangkan tidak
membosankan. Peran guru di sini hanyalah sebagai fasilitator dan
membantu peserta didik yang merasa kesulitan.
Maka adanya harapan dengan Model pembelajaran RME proses
pembelajaran

dapat

menyenangkan

dan

peserta

didik

dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu


peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara model
pembelajaran RME dengan hasil belajar peserta didik pada pelajaran

34

matematika terdapat hubungan yang sangat erat dalam proses belajar


mengajar

2. Kajian Penelitian yang Relevan


Dalam rangka mewujudkan penulisan skripsi yang profesional dan
mencapai target yang maksimal maka penulis mencoba menampilkan judul
skripsi yang ada relevansinya dengan judul skripsi penulis. Sebagai bahan
perbandingan untuk menghindari terjadinya persamaan objek dalam penelitian
antara lain sebagai berikut:
Dalam skripsi Miftahul Jannah (4101403569 FMIPA UNNES) dengan
judul Kemampuan Pemahaman Konsep siswa Kelas VII SMPN 2 Tanjung
Brebes dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan RME Pada Sub
Bab Persegi dengan kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara pembelajaran melalui pendekatan RME dengan pembelajaran melalui
metode expository pada sub bab persegi. Artinya kemampuan pemahaman
konsep siswa akan semakin meningkat dengan pendekatan RME dibandingkan
dengan pembelajaran melalui metode expository yang telah berjalan di kelas
VII SMPN tanjung Brebes.
Dalam Skripsi Yulianti (4102904003 FMIPA UNNES) dengan judul
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2 Pada Pokok Bahasan
Bangun Ruang Balok dan Kubus melalui Pendekatan RME di SDN Tersono
Batang. Dengan kesimpulan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa
kelas IV semester 2 melalui pendekatan RME pada materi bangun Ruang
balok dan Kubus. Pada skripsi ini penelitiannya menggunakan metode PTK
(Penelitian Tindakan Kelas).
Skripsi di atas masing-masing mempunyai penekanan yang berbedabeda. Dalam skripsi Miftahul Jannah penekanannya kepada kemampuan
pemahaman konsep dengan metode penelitian kuantitatif. sedangkan Yulianti
memfokuskan pada Peningkatan Hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode Penelitian tindakan kelas (PTK).

35

Selama ini belum ada penelitian yang secara focus membahas tentang
efektifitas model pembelajaran RME terhadap hasil belajar peserta didik pada
materi Garis dan sudut, dengan metode kuantitatif.

3. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.49
Adapun hipotesis yang penulis ajukan yaitu ada perbedaan antara hasil
belajar peserta didik yang memperoleh model RME (Realistic Mathematic
Education) dan hasil belajar peserta didik yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan Expository pada materi garis dan sudut kelas VII MTs
Aswaja Tahun ajaran 2007/2008.

49

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara
2006), hlm 162.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lebih efektif
model

pembelajaran

RME

(Realistic

Mathematic

Education)

dibandingkan dengan pendekatan expository terhadap hasil belajar


peserta didik pada materi garis dan sudut semester II kelas VII MTs
ASWAJA Bumijawa Tegal Tahun pelajaran 2007/2008.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian skripsi ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Juni 2008
sampai pada tanggal 12 Juli 2008. Bertempat di MTs ASWAJA
Bumijawa Tegal.

C.

Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian.1 Atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)

Variabel Bebas ( Independent Variabel )


Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
dapat juga diartikan variabel yang menentukan arah atau perubahan
tertentu pada variabel tergantung.2
Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel bebas adalah
model pembelajaran RME dengan indikator:
a.

Memiliki tujuan

b. Penggunaan model dalam pembelajaran


c.

Adanya aktivitas peserta didik

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Asdi


Mahasatya 2002), Cet. 12, hlm. 96.
2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kuantitatif, ( Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 62.

36

37

d. Pendidik berperan sebagai fasilitator

2)

e.

Adanya isi (materi) pembelajaran

f.

Adanya evaluasi

Variabel Terikat (Dependent Variabel)


Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh. Dalam

penelitian ini adalah Hasil belajar peserta didik MTs ASWAJA kelas
VII pada materi garis dan sudut yang diperoleh melalui test.
D. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip yang
sabar, hati-hati, dan sistematis untuk dapat menjawab kebenaran.3 Jadi
metode penelitian adalah cara seseorang untuk mendapatkan fakta atau
kebenaran dengan sabar, hati-hati, dan sistematis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field Research)
maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan.4 Yang
bersifat kuantitatif.
Metode yang digunakan adalah metode studi eksperimen yaitu
dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan
selanjutnya di kontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi
belajar . Dalam penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data tentang
pengaruh model pembelajaran RME terhadap hasil belajar peserta didik.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi

adalah

keseluruhan

subyek

penelitian.5

Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik


3

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, ( Jakarta: Bumi Aksara,


1999), hlm. 24.
4
Sutrisno Hadi, Metode Research I, (Yogyakarta : Andi, 2001 ), Cet. 32, hlm. 10.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2002), Cet. 12, hlm. 96.

38

kelas VII MTs Aswaja Bumijawa Tegal Tahun ajaran 2007/2008.


Populasi ini terdiri dari tiga kelas yaitu VII A, VII B, VII C. Dengan
jumlah peserta didik 124 peserta didik.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada
penelitian ini tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik
random sampling karena populasinya lebih dari 100 maka subjek
yang diambil antara 20% - 25% atau lebih.6 Karena peneliti
menganggap bahwa populasi dianggap sama atau homogen. Maka
peneliti mengambil dua kelas secara acak yaitu kelas VII C dengan
jumlah 35 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B
dengan jumlah 36 peserta didik sebagai kelas kontrol.

F.

Teknik Pengumpulan Data


Pada umumnya, pendekatan kuantitatif menggunakan angka
sebagai ukuran datanya. Dengan tujuan untuk memberikan deskriptif
statistik hubungan, atau penjelasan. Adapun tehnik yang digunakan
untuk mengumpulkan data yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, notulen rapat, agenda


dan sebagainya.7 Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang peserta didik dan gambaran umum tentang MTs ASWAJA.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan.8 Tes ini
digunakan untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka. Tes yang digunakan adalah tes prestasi

Ibid, hlm. 112.


Ibid, hlm. 135.
8
Ibid, hlm. 127.
7

39

yaitu

tes

untuk

mempelajari sesuatu.

mengukur

pencapaian

seseorang

setelah

Prosedur penelitian:
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Persiapan
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
obyektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada
soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu
jawaban yang benar. Sedangkan bentuk tes subyektif yang
berupa essay digunakan dalam mengisi LKS. Bentuk tes yang
digunakan mempunyai pertimbangan masing-masing yaitu:
a. Tes

obyektif

digunakan

dengan

perhitungan

atau

pertimbangan sebagai berikut:


a) Mengandung lebih banyak segi positif. Misalnya lebih
representative mewakili isi dan luas bahan, lebih
obyektif, dapat dihindari campur tangan unsur subyektif
baik dari segi siswa maupun dari guru memeriksa.
b) Lebih mudah dan cepat memeriksanya
c) Pemeriksaanya dapat diserahkan ke orang lain
d) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang
mempengaruhi
b. Tes subyektif digunakan dengan pertimbangan
a) Mudah disiapkan dan disusun
b) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi
atau untung-untungan
c) Mendorong

siswa

untuk

berani

mengemukakan

pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat bagus

Ibid, hlm. 128.

40

d) Memberikan

kesempatan

pada

siswa

untuk

mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan


caranya sendiri
e) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu
masalah yang diteskan.10
Adapun langkah-langkah pembuatan instrument test dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembatasan terhadap materi yang diujikan
Materi yang digunakan untuk menyusun tes ini adalah
materi pokok garis yang meliputi kedudukan dua garis dan
sudut yang dibentuk oleh dua garis yang sejajar dan dipotong
oleh garis lain. Materi pokok tersebut merupakan salah satu
materi pokok dalam pembelajaran matematika kelas VII
semester 2 berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP)
2. Menentukan waktu yang disediakan
Jumlah yang disediakan untuk tes uji ini adalah 40 menit
3. Menentukan tipe soal
Tipe soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
obyektif yang berupa pilihan ganda
4. Menentukan jumlah soal
Banyaknya jumlah soal yang diujikan adalah 20 butir soal
yang semuanya berupa pilihan ganda
5. Menentukan komposisi jenjang
Perangkat tes ini terdiri dari aspek pemahaman, konsep,
penalaran, komunikasi dan pemecahan masalah.
6. Menentukan kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal dibuat dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
10

hlm. 162.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

41

1) Ruang lingkup dan pengetahuan yang diukur


2) Proporsi butir soal dan tiap-tiap materi pokok
3) Jenjang pengetahuan aspek yang di ukur
2) Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2007/2008. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
pada bulan juni dengan kelas VII C sebagai kelas eksperimen
yang diajar dengan model pembelajaran RME dan kelas VII B
sebagai kelas control yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional. Setelah kedua kelompok itu diberi perlakuan,
maka untuk mendapatkan hasil akhir pada kelompok diberikan
tes dengan alat yang sama yaitu tes hasil uji coba soal.

G. Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dari penelitian yang
bersifat kuantitatif ini peneliti menggunakan analisis data statistik
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan tahapan analisis
penelitian pertama kali yang dilakukan dengan memasukkan hasil
pengolahan data hasil tes kedalam tabel distribusi frekuensi.
Analisis ini mencari gambaran tentang keefektifan model
pembelajaran RME terhadap hasil belajar pada peserta didik kelas
VII MTs ASWAJA Bumijawa Tegal tahun ajaran 2007/2008
melalui tes. Pengolahan hasil tes atau hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan penskoran pada jawaban tes yang benar
mempunyai bobot 1 dan pada jawaban yang salah tidak diberi nilai
karena bentuk tes ini adalah pilihan ganda.
2) Analisis hasil uji coba Instrumen Tes
Langkah-langkah

yang

instrumen penelitian ini adalah:

ditempuh

dalam

penguasaan

42

a. Mengadakan pembatasan materi yang akan diujikan. Materi


yang diujikan adalah pada pokok bahasan Garis dan Sudut
b. Menyusun kisi-kisi
c. Menentukan waktu yang akan disediakan untuk mengerjakan
tes serta menentukan jumlah soal yang akan digunakan
d. Pada tahap ini dilakukan analisis butir soal uji coba instrumen
e. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk memperoleh soal tes
yang baik
Adapun analisis yang dilakukan meliputi
1. Validitas Soal
Sebuah Soal dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur.11 Rumus yang digunakan adalah rumus
korelasi product moment dengan mengkorelasikan jumlah skor
butir dengan skor total.12
rxy =

{N x

N xy ( x )( y )
2

}{

( x ) N y 2 ( y )
2

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan variable y
N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
x = Jumlah skor butir
y = Jumlah skor total
2. Reliabilitas Soal
Sebuah tes dapat dikatakan reliabel atau mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada
sejumlah subjek yang sama pada waktu yang berbeda, maka
11

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002),

12

Ibid, hlm. 72.

hlm. 65.

43

hasilnya akan tetap sama. Adapun rumus yang digunakan dengan


rumus K_R.20 yaitu: 13
2
n S pq

r11 =

2
n 1 S

Keterangan:
r11

= reliabilitas tes secara keseluruhan

= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1 p)

pq

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

= banyaknya item

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar


varians)
Dengan diperolehnya harga r11, kemudian dikonsultasikan

dengan (product moment, apabila harga r11 > r tabel maka


instrumen tersebut reliabel.
3. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu
soal disebut indeks kesukaran (Difficulty index) indeks kesukaran
ini dinyatakan dalam proporsi (p). Soal dengan indeks kesukaran
0,0 menunjukkan soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
menunjukkan soalnya terlalu mudah. Maka semakin besar indeks
tingkat kesukaran soal berarti semakin mudah soal itu.14
Proporsi tingkat kesukaran

P 0,29 sukar
0,29 p 0,70 sedang
p 0,70 mudah
Rumus mencari proporsi indeks kesukaran adalah
p=

13
14

B
JS

Ibid, hlm. 100.


Ibid

44

Keterangan:
P

= indeks kesukaran

= Banyaknya peserta didik yang menjawab benar

JS

= Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes

4. Daya Pembeda Soal


Daya

beda

soal

adalah

kemampuan

soal

untuk

membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan


tinggi ) dengan peserta didik yang bodoh ( berkemampuan kurang).
Daya pembeda disebut juga indeks diskriminasi(o). Semakin tinggi
indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal itu
membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik
yang kurang pandai.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya
pembeda soal adalah:
Ada tiga titik daya pembeda
1,00

0,00

Negatif

Rendah

D = P A PB
Keterangan:
D

= daya pembeda

PA

= taraf kesukaran kelompok atas

PB

= taraf kesukaran kelompok bawah

Kriteria yang digunakan yaitu15

15

0,00< D < 0,20 : daya beda jelek

0.20 D < 0,40 : daya beda cukup

0,40 D < 0,70 : daya beda baik

0,70 D < 1.00 : daya beda baik sekali

Ibid, hlm. 218.

1,00
Tinggi (positif)

45

D < 0 : soal tidak baik sebaiknya dibuang

3) Analisis Uji Hipotesis


Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis
yang

diajukan.

Adapun

jalan

analisisnya

adalah

melalui

pengolahan data yang menjadi pengaruh variabel independent (X)


terhadap variabel dependent (Y). Penelitian yang berjudul
Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic
Education) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi

Garis dan Sudut Semester 2 Kelas VII MTs ASWAJA Bumijawa


Tegal Tahun Ajaran 2007/2008 ini mempunyai variabel
independent (X) yaitu model pembelajaran RME dan Variabel
dependent (Y) yaitu hasil belajar peserta didik kelas VII semester
2.
Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang
akan digunakan untuk menentukan kelas tersebut berdistribusi
normal atau tidak. Statistika yang akan digunakan dalam uji
normalitas ini adalah menggunakan chi kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
1. Menyusun data dan mencari skor tertinggi dan skor terendah
2. Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas
3. Menghitung rata-rata dan simpangan baku
4. Membuat tabulasi data ke dalam simpangan baku
5. Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus
Z=

Xi x
s

Keterangan:16
Z
16

= distribusi normal

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito 2002 ), hlm. 138.

46

Xi

= nilai batas kelas

= Rata-rata

= Simpangan baku

6. Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan


menggunakan tabel.
7. menghitung frekuensi harapan dengan tabel.
k

X2 =
i =1

(Oi Ei ) 2
Ei

Keterangan:17
X2 : Harga Chi-Kuadrat
Oi : Frekuensi hasil pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
k

: Banyaknya kelas interval

8. Membandingkan chi kuadrat dengan tabel chi kuadrat pada


taraf signifikan 5%
9. menarik kesimpulan, jika X2hitung < X2tabel maka data
berdistribusi normal.18
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis
yang digunakan dalam uji homogenitas adalah
Ho

= Varians Homogen 12 = 22

Ha

= Varians tidak Homogen 12 22

Rumus yang digunakan.19


Fhitung =

varians terbesar
varians terkecil
Kedua kelompok mempunyai Varians yang sama apabila

menggunakan = 5% menghasilkan F hitung < F1 / 2 (V1,V2 )


17

Ibid, hlm. 273.


Ibid
19
Ibid, hlm. 250.
18

47

Dengan V1 = dk pembilang (banyaknya data terbesar


dikurangi satu), dan V2

dk penyebut ( banyaknya data terkecil

dikurangi satu).
HO terima apabila Fhitung < Ftabel . ini berarti kedua kelompok
dikatakan homogen.
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Untuk

menguji

kesamaan

rata-rata,

analisis

data

menggunakan uji t
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
Keterangan:

1 = rata rata data kelas eksperimen


2 = rata rata data kelas kontrol
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus

x1 x 2

t=

1
1

n1 n 2

Dengan

S2 =

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22


n1 + n2 2

Keterangan: 20

X1

= Rata-rata data kelas eksperimen

X 2 = Rata-rata data kelas kontrol


N1

= Banyaknya peserta didik kelas eksperimen

N2

= Banyaknya peserta didik kelas kontrol


Kriteria pengujian adalah Ho trima jika ttabel < thitung < ttabel

dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga


t lainnya. Dimana t1-1/2
4) Analisis Tahap Akhir
Setelah diperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka
dilakukan uji hipotesis yang diajukan.

20

Ibid, hlm. 239.

48

a. Uji Normalitas
Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkahlangkah uji normalitas pada data awal
b. Uji Homogenitas
Langkah-langkah

Homogenitas

kedua

sama

dengan

langkah-langkah uji homogenitas pada data awal.


c. Uji kesamaan rata-rata ( uji pihak kanan)
Hipotesis yang diajukan dalam uji kesamaan rata-rata
dengan uji pihak kanan adalah sebagai berikut:
Ho : 1 = 2
Hi : 1 > 2
Ho : Di terima jika rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah identik
Ho : Di tolak jika ada perbedaan yang identik antara rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan
rumus:
1. jika 1 2
t=

X1 X 2
S12

n1

S 22
+
n2

2. jika 1 = 2

t=

X1 X 2
1
1
S

n1 n 2

dengan

(
n1 1)S12 + (n2 1)S 22
=
n1 + n2 2

Keterangan:
X1

= Rata-rata data kelas eksperimen

X2

= Rata-rata data kelas kontrol

n1

= Banyaknya peserta didik kelas eksperimen

n2

= Banyaknya peserta didik kelas kontrol

49

S12

= varians kelas eksperimen

S 22

= varians kelas kontrol


Kriteria pengujian yang berlaku adalah Ho diterima

jika thitung < ttabel dengan menentukan dk = (n1+n2- 2) taraf


signifikan = 5% dan peluang (1 ) .21

21

Ibid, hlm. 243.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1. Gambaran Umum MTs ASWAJA Bumijawa
1) Sejarah Berdirinya MTs Aswaja Bumijawa
Masyarakat di lingkungan Kecamatan Bumijawa Kabupaten
Tegal termasuk Masyarakat yang kental terhadap agama Islam. Hal ini
menjadi inspirasi dari keinginan sebagian masyarakat kecamatan
Bumijawa untuk memiliki sebuah institusi pendidikan lanjutan tingkat
pertama dengan plus pendidikan agama Islam yang pada umumnya
letaknya sangat jauh.
MTs

Aswaja

merupakan

pendidikan

dibawah

yayasan

pendidikan islam Miftakhul Athfal dengan akta notaris no 12 Tanggal


21 September 2005. Dengan jalur di bawah pembinaan kantor
Departemen Agama kabupaten Tegal. Institusi pendidikan MTs Aswaja
Bumijawa ini tepatnya berdiri pada hari selasa Tanggal 22 Januari 1995.
dengan

jabatan

kepala

sekolah

Madrasah

dipercayakan kepada Bapak Drs. Nurokhim.

Tsanawiyah

(MTs)

2) Lingkungan MTs Aswaja Bumijawa Tegal


Letak yang cukup strategis karena letak di tengah-tengah kota
kecamatan tepatnya di Jl Raya Bumijawa Utara No: 294 Bumijawa
Tegal. Madrasah tersebut berdekatan dengan pemerintah kecamatan,
pusat perekonomian, tempat rekreasi, hiburan dan terminal.2
3) Visi, Misi dan Tujuan MTs Aswaja Bumijawa Tegal
a. Visi MTs Aswaja Bumijawa
Menciptakan pendidik dan peserta didik yang beriman,
berilmu beramal, dan bertaqwa yang berhaluan ahlu sunah
waljamah.
1

Dokumen Arsip MTs ASWAJA Bumijawa Tegal, Tanggal, 30 Juni 2008.


Berdasarkan Observasi Peneliti Di Lingkungan Sekitar MTs ASWAJA Bumijawa Tegal,
Tanggal 30 Juni 2008.
2

50

51

b. Misi MTs Aswaja Bumijawa


Membina dan mengembangkan potensi pendidik dan
peserta didik menjadi generasi muslim yang mandiri dan tanggap
terhadap lingkungan dan masyarakat.
c. Tujuan MTs Aswaja Bumijawa
1. Menyiapkan peserta didik untuk menyeimbangkan IMTAQ dan
IPTEK
2. Membentuk generasi muslim yang tangguh, berwawasan luas
dan berakhlak karimah
3. Merealisasikan dakwah Islam yang berhaluan ahlu sunnah
waljamah dalam bidang pendidikan3
4) Sarana dan prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di MTs Aswaja
Antara lain:
a. Gedung sebagai tempat Belajar berjumlah 9 yang terdiri ruang kelas
VII, VIII, IX, dan 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang laboratorium, 1 ruang Koperasi.
b. Taman sekolah
Disamping sebagai penghias sekolah juga dijadikan sebagai sumber
belajar.
c. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Sekolah tidak hanya sebagai kegiatan belajar mengajar tetapi juga
sebagai wahana untuk latihan berorganisasi. Kegiatan tersebut
diantaranya: PRAMUKA, OSIS, PASKIBRAKA dan PMR.4
5) Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Untuk mengetahui tenaga pengajar yang ada di MTs Aswaja ini
dapat dilihat dalam lampiran 1

3
4

Dokumen Arsip MTs ASWAJA Bumijawa Tegal, Tanggal 30 Juni 2008.


Ibid.

52

b. Keadaan siswa
Untuk

Mengetahui jumlah siswa di MTs Aswaja dapat dilihat

dalam lampiran 2.5


6) Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari di madrasah sudah ada
pembagian kerja yang jelas, namun dalam pelaksanaannya juga semua
pihak mempunyai rasa memiliki dan rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk saling membantu dan bekerja sama. Dari daftar pendidik dan
karyawan tersusun suatu struktur organisasi MTs Aswaja Bumijawa.
Susunan struktur organisasi dapat dilihat dalam lampiran 3.6
2. Data

Hasil

Belajar

Melalui

Model

Pembelajaran

RME

Dalam

Pembelajaran Matematika pada materi Garis dan sudut Di Kelas VII MTs
ASWAJA Bumijawa Tegal
Untuk mengetahui ada tidaknya keefektifan Model pembelajaran
RME terhadap hasil belajar peserta didik pada materi garis dan sudut di
kelas VII MTs Aswaja, maka penulis melakukan analisa data secara
kuantitatif
Sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya bahwa
dalam proses pengumpulan data menggunakan tehnik dokumentasi dan tes.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penguasaan instrumen test
dalam penelitian ini adalah:
a. Mengadakan pembatasan materi yang akan diujikan
Adapun materi yang diujikan adalah materi garis dan sudut
dengan sub materi pokok yaitu kedudukan dua garis dan sudut yang
dibentuk oleh dua garis sejajar yang di potong oleh garis lain.
b. Menyusun kisi-kisi
Adapun kisi-kisi instrument tes dapat dilihat pada tabel di
Lampiran 5.
5
6

Ibid.
Ibid.

53

c. Menentukan waktu yang disediakan


Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal test tersebut
selama 40 menit dengan jumlah 25 butir soal test obyektif atau soal
pilihan ganda.
d. Menganalisis butir soal uji coba instrumen
Instrumen test diberikan pada peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran untuk dikerjakan di kelas VII B sebagai kelas
kontrol dan di kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang telah dikenai
model pembelajaran RME. Sebelum butir soal diujikan pada kelas
sampel, butir soal diujicobakan terlebih dahulu di kelas lain selain kelas
kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui soal yang baik yaitu
soal yang valid dan reliabel. Jumlah butir soal yang diujicobakan
sebanyak 25 item soal dengan masing-masing item terdapat 4 alternatif
jawaban dengan diberi simbol a, b, c, d. skor masing-masing soal yang
menjawab benar yaitu 1 dan yang salah tidak memperoleh skor.
Adapun tabel hasil soal uji coba terdapat pada lampiran 8.
Untuk mengetahui soal yang baik maka melalui langkah sebagai
berikut:
1. Validitas Soal
Perhitungan validitas soal
rxy =

{N x

N xy ( x )( y )
2

}{

( x ) N y 2 ( y )
2

Rumus
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variable x dan variable y
N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
x = Jumlah skor butir
y = Jumlah skor total
Kriteria
Apabila rxy > r tabel, maka butir soal valid

54

Perhitungan
Contoh perhitungan validitas butir soal 1:
Tabel 4.1, Analisis hasil jawaban dari soal uji coba instrumen test
pada soal No 1
No

Kode

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

A_1
A_10
A_19
A_20
A_15
A_11
A_9
A_8
A_12
A_30
A_26
A_21
A_2
A_4
A_6
A_3
A_13
A_5
A_14
A_16
A_17
A_18
A_22
A_25
A_23
A_24
A_31
A_28
A_33
A_34
A_29
A_32
A_7
A_27
jumlah

Butir Soal
No 1(x)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
28

Berdasarkan tabel diatas diperoleh:


N : 34

= 28

Skor total (y)

Y2

xy

24
24
24
24
23
23
22
22
22
22
21
21
21
21
20
20
20
20
19
18
19
17
17
16
17
16
16
15
14
13
13
11
11
12

576
576
576
576
529
529
484
484
484
484
441
441
441
441
400
400
400
400
361
324
361
289
289
256
289
256
256
225
196
169
169
121
121
144

24
24
24
24
23
23
22
22
22
22
21
21
21
21
20
20
20
20
19
18
19
17
17
0
17
0
16
15
14
0
0
11
0
0

638

12488

557

55

x = 28
xy = 557
rxy =

rxy =

y = 638

y = 12488
N xy ( x )( y )
{N x ( x) }{N y ( y ) }
2

34.557 28.638
{34.28 (28) 2 }.{34.12488 (638) 2 }

, rxy= 0,626

Pada = 5% dengan N = 34 diperoleh rtabel = 0,339 dan


dari perhitungan di atas diperoleh rxy =0,626. karena rxy > rtabel

maka soal nomor 1 valid.


Untuk mengetahui kevalidan dari soal-soal pada nomor
yang lain dapat dilihat pada table lampiran 8.
2. Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas instrumen soal
2
n s pq
Rumus r11=

s2

n 1

Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p

= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1 p)

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


n

= banyaknya item

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varian)

Kriteria: Apabila r11 > r

table

, maka instrument tersebut reliable.

Berdasarkan table pada analisis uji coba diperoleh:


Contoh Perhitungan untuk soal no 1

pq = p 1 q 1 + p 2 q 2 + p 3 q 3 + ... + p 25 q 25 = 4 , 209

( y )

S =

56

S2 = 15,18
R11= 0,7528
Pada = 5% dengan n= 25 rtabel = 0,396, dari perhitungan
di atas diperoleh r11= 0,7528. Karena r11 > rtabel maka dapat di
simpulkan bahwa instrumen tersebut reliable.
3. Taraf Kesukaran Soal

p=

Rumus

B
JS

Keterangan:
P

= indeks kesukaran

= Banyaknya peserta didik yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes


Kriteria: Proporsi tingkat kesukaran

P 0,29 sukar
0,29 p 0,70 sedang
p 0,70 mudah
Perhitungan untuk butir no 1
B = x = 28
Js = N = 34
P=

28
= 0,82
34
Berdasarkan kriteria yang di tentukan maka soal no 1

termasuk soal dengan klasifikasi mudah.


4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda untuk soal pilihan ganda
Rumus :

D = PA PB =

BA BB

JA JB

Keterangan:
D

: Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar


BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

57

JA : Jumlah peserta kelompok atas


JB : Jumlah peserta kelompok bawah
Kriteria

0,00 D < 0,20 : daya beda jelek

0.20 D < 0,40 : daya beda cukup

0,40 D < 0,70 : daya beda baik

0,70 D < 1.00 : daya beda baik sekali

Tabel 4.2, Hasil Jawaban Soal No 1 untuk Menghitung Daya


Pembeda Soal
Contoh Daya Pembeda Untuk Soal No 1

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kelompok Atas
Kode
Skor
A_1
1
A_10
1
A_19
1
A_20
1
A_15
1
A_11
1
A_9
1
A_8
1
A_12
1
A_30
1
A_26
1
A_21
1
A_2
1
A_4
1
A_6
1
A_3
1
A_13
1
Jumlah
17

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kelompok Bawah
Kode
Skor
A_5
1
A_14
1
A_16
1
A_17
1
A_18
1
A_22
1
A_25
1
A_23
0
A_24
0
A_31
1
A_28
1
A_33
1
A_34
0
A_29
0
A_32
1
A_7
0
A_27
0
Jumlah
11

Untuk soal no 1 diperoleh data sebagai berikut:


BA = 17

BB = 11

JA = 17

JB = 17

D=
=

BA BB

JA JB

17 11

= 0,35
17 17

58

Berdasarkan kriteria di atas, maka soal No1 mempunyai


daya pembeda cukup.
Setelah mendapat soal yang baik dengan 20 soal valid dan
reliable. Soal diujikan di kelas VII B sebagai kelas kontrol dengan
proses

pembelajarannya

menggunakan

model

pembelajaran

langsung dan kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dengan proses


pembelajarannya menggunakan model pembelajaran RME. Setelah
data terkumpul, penulis menganalisa sehingga data tersebut dapat
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah direncanakan. Akan
tetapi sebelum tahap menganalisa diadakan penskoran data hasil
jawaban dari instrumen test yang telah diberikan. Jumlah butir soal
yang diberikan kepada peserta didik berjumlah 20 item soal pilihan
ganda yang sudah memenuhi syarat. Setiap item terdiri dari 4
alternatif jawaban yaitu menggunakan kode a, b, c, d dimana
jawaban yang benar memperoleh skor 5 dan alternatif jawaban
yang salah tidak memperoleh nilai.
Untuk menganalisis data hasil belajar perlu diketahui
terlebih dahulu data awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Data awal tersebut peneliti mengambil dari nilai ulangan sub
pokok materi sebelumnya yaitu tentang macammacam sudut.
Peneliti mengambil nilai ulangan tersebut sebagai data awal
dengan alasan karena sub pokok materi macam-macam sudut
masih ada hubungannya dengan materi yang diteliti. Adapun data
nilai awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat pada
lampiran 14.
Setelah kelas kontrol dan kelas eksperimen melakukan
proses pembelajaran, dimana kelas kontrol proses pembelajaranya
menggunakan pendekatan Expository dan kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran RME. Kemudian diberi
instrumen test untuk memperoleh data hasil belajar yang akan

59

dianalisis. Adapun data nilai hasil belajar kelas VIIB dan VIIC
terdapat pada lampiran 15.

B. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang terkumpul, baik
data dari hasil belajar pada ulangan harian sebelumnya maupun dari data hasil
belajar peserta didik yang telah dikenai model pembelajaran RME dengan
tujuan untuk membuktikan diterima atau ditolak nya hipotesis yang telah
diajukan oleh penulis dan dalam pembuktian menggunakan uji t.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis
adalah
1. Sebagai analisis awal yaitu mencari normalitas data awal di kelas control
dan eksperimen
Untuk mencari normalitas berdasarkan data awal yang dapat dilihat
pada lampiran 14. maka dapat diperoleh data perhitungan pada tabel
berikut:
a. Uji normalitas data awal pada kelas kontrol
Tabel 4.3, Analisis Data Awal Pada Kelas Kontrol
kelas kontrol
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kode siswa
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17

(x x ) (x x )

x
72
70
76
80
75
83
65
76
65
80
63
85
60
86
85
65
70

-1.8
-3.8
2.3
6.3
1.3
9.3
-8.8
2.3
-8.8
6.3
-10.8
11.3
-13.8
12.3
11.3
-8.8
-3.8

3.1
14.1
5.1
39.1
1.6
85.6
76.6
5.1
76.6
39.1
115.6
126.6
189.1
150.1
126.6
76.6
14.1

60

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K_33
K_34
K_35
K_36

80
80
75
75
70
80
86
76
75
72
70
80
80
65
70
65
65
65
70

2655

73.75

6.3
6.3
1.3
1.3
-3.8
6.3
12.3
2.3
1.3
-1.8
-3.8
6.3
6.3
-8.8
-3.8
-8.8
-8.8
-8.8
-3.8
0.00

39.1
39.1
1.6
1.6
14.1
39.1
150.1
5.1
1.6
3.1
14.1
39.1
39.1
76.6
14.1
76.6
76.6
76.6
14.1
1864.8

Berdasarkan tabel diatas berikut ini perhitungan untuk uji


normalitas pada kelas kontrol
Hipotesis:
Ho = Data ber distribusi normal
Hi = Data ber distribusi tidak normal
Rumus yang digunakan:
k

X2 =
i =1

(Oi Ei ) 2
Ei

Kriteria pengujian adalah: jika X2hitung < X2(1- , k 3 ) dengan dk = (k-3)

dan =5%, maka Ho diterima, data ber distribusi normal


Perhitungan uji normalitas
N = 36

x = 2655

Skor tertinggi = 86

x = 73,75

Skor terendah = 60

S2= 50,424, S = 7,1009

K atau banyak kelas = 1+ 3,3 log 36 = 6

61

Panjang interval kelas =

86 60
= 4,3 = 5
6

Tabel 4.4, Perhitungan Distribusi Normal Pada Kelas Kontrol


Kelas
interval

Batas
kelas

60 64
65 69
70 -74
75 -79
80 - 84
85 - 89

59,5
64,5
69,5
74,5
79,5
84,5
89,5

Z
untuk
batas
kelas
-1,99
-1,29
-0,59
0,11
0,82
1,52
2,23

Peluang
untuk Z
0,4767
0,4015
0,2224
0,0438
0,2939
0,4357
0,4871

Luas
kelas
untuk Z

Ei

0,0752
0,1791
0,1786
0,2501
0,1418
0,0514

2,7072
6,2276
6,4296
9,0036
5,1048
1,0504

Oi

(Oi Ei )2
Ei

2
7
8
7
8
4

0,1847
0,0473
0,3836
0,4459
1,6420
2,4971
5,2006

2
Dengan harga tabel
untuk taraf signifikan 5%, dk = (6-3)=3,
2
2
yaitu tabel
=7,81. Data ber distribusi normal jika hitung
< (21 ,k 3)

2
2
2
diperoleh hitung
= 5,2006. Karena hitung
< tabel
, maka data ber

distribusi normal.
b. Uji normalitas data awal pada kelas eksperimen
Tabel 4.5, Analisis Data Awal Pada Kelas Eksperimen
kelas eksperimen

(x x ) (x x )

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kode Siswa
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17

x
73
75
81
65
65
75
75
75
73
80
62
80
85
70
70
80
83

-1.5
0.5
6.5
-9.5
-9.5
0.5
0.5
0.5
-1.5
5.5
-12.5
5.5
10.5
-4.5
-4.5
5.5
8.5

2.12
0.29
42.81
89.44
89.44
0.29
0.29
0.29
2.12
30.72
155.18
30.72
111.15
19.87
19.87
30.72
72.98

62

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35

68
81
80
65
70
90
81
70
75
80
68
70
88
80
70
65
75
63

-6.5
6.5
5.5
-9.5
-4.5
15.5
6.5
-4.5
0.5
5.5
-6.5
-4.5
13.5
5.5
-4.5
-9.5
0.5
-11.5

41.69
42.81
30.72
89.44
19.87
241.58
42.81
19.87
0.29
30.72
41.69
19.87
183.41
30.72
19.87
89.44
0.29
131.27

2606

0.0

1774.69

74.46

Berdasarkan table diatas berikut ini perhitungan untuk uji


normalitas pada kelas eksperimen
Hipotesis:
Ho = Data berdistribusi normal
Hi = Data berdistribusi tidak normal
Rumus yang digunakan:
k

X2 =
i =1

(Oi Ei ) 2
Ei

2
< (21 ,k 3) dengan dk = (k-3)
Kriteria pengujian adalah: jika hitung

dan =5%, maka Ho diterima, data ber distribusi normal


Perhitungan uji normalitas
N = 35

x = 2606

Skor tertinggi = 90

x = 74,5

Skor terendah = 62

S2= 52,1994. S = 7,2249

K atau banyak kelas = 1+ 3,3 log 35 = 6

63

Panjang interval kelas =

90 62
= 4,6 = 5
6

Tabel 4.6, Perhitungan Distribusi Normal Pada Kelas Eksperimen


Kelas
interval

Batas
kelas

61 65
66 70
71 -75
76 -80
81 85
86 - 90

60,5
65,5
70,5
75,5
80,5
90,5
89,5

Z
untuk
batas
kelas
-1,94
-1,18
-0,55
0,14
0,83
1,52
2,21

Peluang
untuk Z
0,4738
0,3810
0,2088
0,0557
0,2967
0,4357
0,4864

Luas
kelas
untuk Z

Ei

0,0928
0,1722
0,1531
0,241
0,139
0,0507

3,248
6,027
5,3585
8,435
4,865
1,7745

Oi

(Oi Ei )2
Ei

6
8
8
6
5
2

2,3317
0,6459
1,3021
0,7029
0,0037
0,0287
5,015

2
Dengan harga tabel
untuk taraf signifikan 5%, dk = (6-3)=3,
2
=7,81. Data ber distribusi normal jika X2hitung < X2(1yaitu tabel
2
2
2
, k 3 ), diperoleh hitung = 5,015 Karena hitung < tabel , maka data

awal kelas eksperimen ber distribusi normal.


2. Mencari homogenitas data awal di kelas control dan kelas eksperimen
Uji homogenitas Nilai awal kelompok eksperimen dan kelompok
control
Rumus yang di gunakan adalah
Fhitung =
Kriteria:

varians terbesar
varians terkecil
Ho = Varians Homogen 12 = 22
Ha = Varians tidak Homogen 12 22

Kedua kelompok mempunyai Varian yang sama apabila menggunakan

= 5% menghasilkan F hitung < F1 / 2 (V V )


1, 2

Dengan V1 = dk pembilang (banyaknya data terbesar dikurangi satu),


dan V2 = dk penyebut ( banyaknya data terkecil dikurangi satu). Terima Ho
jika F hitung < F1 / 2 (V1,V2 ) Berdasarkan data di atas

64

2
2
Varian terbesar S1 = 52,1994 , Varian Terkecil S 2 = 50,424

Dan data terbesar n1= 36, data terkecil n2= 35. maka dapat dihitung
52,1994
Fhitung = 50,424 = 1,0352
Dengan taraf nyata 0,05. dan V1= dk pembilang( 36-1)=35, V2= dk
penyebut (35- 1)= 34 maka di peroleh Ftabel =1,80
Karena F

hitung

< F

table ,

maka Ho diterima, artinya kedua kelompok

homogen
3. Mencari kesamaan rata-rata data awal antara kelas control

dan kelas

eksperimen
Untuk menguji kesamaan rata-rata, analisis data menggunakan uji t
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
Keterangan:

1 = rata rata data kelas eksperimen


2 = rata rata data kelas kontrol
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus
x1 x 2

t=
S

1
1

n1 n 2

Dengan

S2 =

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22


n1 + n2 2

Keterangan:
X 1 = Rata-rata data kelas eksperimen
X 2 = Rata-rata data kelas kontrol
N1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
N2 = Banyaknya peserta didik kelas control
Kriteria pengujian adalah Ho trima jika ttabel < thitung < ttabel dengan
derajat kebebasan dk = n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya.
Dimana t1-1/2

65

Perhitungan:
Dari data di atas diperoleh:
n1 = 35

S12 = 52,1994

dk = 35+36-2 = 69

n2 = 36

S 22 = 50,424

t1-1/2 = 1,98

x1 = 74,5

x 2 = 73,7

S2 =

=
S

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22


n1 + n 2 2

(35 1).52,1994 + (36 1).50,424


35 + 36 2

= 7,1623
x1 x 2

t=

1
1

n1 n 2
74,5 73,7

S
t=

1
1
7,1623
+
35 36

= 0,4705

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh thitung =


0,4705 dengan ttabel = 1,98 maka dapat disimpulkan ttabel = -1,98< thitung =
0,4705< ttabel =1,98. Dari criteria tersebut maka Ho diterima.
4. Sebagai analisis akhir yaitu mencari normalitas data hasil belajar di kelas
control dan kelas eksperimen
Untuk mencari normalitas berdasarkan data hasil belajar yang
dapat dilihat pada lampiran 7. maka dapat diperoleh data perhitungan pada
table berikut
a. Uji normalitas data hasil belajar pada kelas eksperimen
Tabel 4.7, Analisis Data Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen

(x x ) (x x )

No
1
2
3

Kode siswa
E_01
E_02
E_03

x
75
80
85

-6.7
-1.7
3.3

45.08
2.94
10.80

66

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35

95
75
95
75
85
85
80
80
70
65
80
90
80
90
85
75
75
85
80
90
75
70
75
90
90
70
90
85
85
90
85
80

13.3
-6.7
13.3
-6.7
3.3
3.3
-1.7
-1.7
-11.7
-16,9
-1.7
8.3
-1.7
8.3
3.3
-6.7
-6.7
3.3
-1.7
8.3
-6.7
-11.7
-6.7
8.3
8.3
-11.7
8.3
3.3
3.3
8.3
3.3
-1.7

2860

0.0

81.7

176.51
45.08
176.51
45.08
10.80
10.80
2.94
2.94
137.22
285,61
2.94
68.65
2.94
68.65
10.80
45.08
45.08
10,80
2.94
68.65
45.08
137.22
45.08
68.65
68.65
137.22
68.65
10.80
10.80
68.65
10.80
2.94
1953.39

Berdasarkan tabel di atas berikut ini perhitungan untuk uji


normalitas pada kelas eksperimen
Hipotesis:
Ho = Data berdistribusi normal
Hi = Data berdistribusi tidak normal
Rumus yang digunakan:
k

X2 =
i =1

(Oi Ei ) 2
Ei

67

Kriteria pengujian adalah: jika X2hitung < X2(1- , k 3 ) dengan dk = (k3) dan =5%, maka Ho diterima, data ber distribusi normal
Perhitungan uji normalitas
N = 35

x = 2860

Skor tertinggi = 95

x = 81,7

Skor terendah = 65

S2= 57,27, S = 7,56

K atau banyak kelas = 1+ 3,3 log 35 = 6


Panjang interval kelas =

95 65
=5=6
6

Tabel 4.8, Perhitungan Distribusi Normal Pada Kelas Eksperimen


Kelas
interval

Batas
kelas

65 70
71 76
77 - 82
83 - 88
89 94
95- 100

64,5
70,5
76,5
82,5
88,5
94,5
100,5

Z
untuk
batas
kelas
-2,27
-1,48
-0,69
0,10
0,90
1,69
2,48

Peluang
untuk Z
0,4884
0,4306
0,2549
0,0398
0,3159
0,4545
0,4934

Luas
kelas
untuk Z

Ei

0,0577
0,1762
0,2969
0,2737
0,1394
0,03 90

2,0204
6,1676
10,358
9,5798
4,8785
1,3662

Oi

(Oi Ei )2
Ei

4
7
7
8
7
2

1,9397
0,1123
1,0889
0,2065
0,9225
0,2941
4,6178

2
Dengan harga tabel
untuk taraf signifikan 5%, dk = (6-3)=3,
2
2
=7,81. Data ber distribusi normal jika hitung
< (21 ,k 3)
yaitu tabel

2
2
2
diperoleh hitung
= 4,6178. Karena hitung
< tabel
, maka data hasil

belajar di kelas eksperimen berdistribusi normal.


b. Uji normalitas data hasil belajar pada kelas kontrol
Tabel 4.9, Analisis Data Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol
Kelas kontrol

(x x ) (x x )

No
1
2
3
4
5

Kode siswa
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05

X
85
75
80
90
75

6.8
-3.2
1.8
11.8
-3.2

46.3
10.2
3.3
139.4
10.2

68

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K_33
K_34
K_35
K_36

70
75
85
80
75
85
65
85
90
70
70
75
80
90
90
85
75
80
80
80
70
70
80
70
85
70
80
75
85
85
75

-8.2
-3.2
6.8
1.8
-3.2
6.8
-13.2
6.8
11.8
-8.2
-8.2
-3.2
1.8
11.8
11.8
6.8
-3.2
1.8
1.8
1.8
-8.2
-8.2
1.8
-8.2
6.8
-8.2
1.8
-3.2
6.8
6.8
-3.2

67.1
10.2
46.3
3.3
10.2
46.3
174.1
46.3
139.4
67.1
67.1
10.2
3.3
139.4
139.4
46.3
10.2
3.3
3.3
3.3
67.1
67.1
3.3
67.1
46.3
67.1
3.3
10.2
46.3
46.3
10.2

2835
78.75

0.0

1679,9

Berdasarkan table diatas berikut ini perhitungan untuk uji


normalitas pada kelas kontrol
Hipotesis:
Ho = Data berdistribusi normal
Hi = Data berdistribusi tidak normal
Rumus yang digunakan:
(Oi Ei ) 2
X =
Ei
i =1
2

69

2
< (21 ,k 3) dengan dk = (k-3)
Kriteria pengujian adalah: jika hitung

dan =5%, maka Ho diterima, data ber distribusi normal


Perhitungan uji normalitas
N = 36

x = 2815

Skor tertinggi = 90

x = 78,19

Skor terendah = 65

S2= 47,99. S = 6,93

K atau banyak kelas = 1+ 3,3 log 36 = 6


Panjang interval kelas =

90 65
= 4,2 = 4
6

Tabel 4.10, Perhitungan Distribusi Normal Pada Kelas Kontrol


Kelas
interval

Batas
kelas

65 68
69 73
74 -78
79 83
84 88
89 93

64,5
68,5
73,5
78,5
83,5
88,5
93,5

Z
untuk
batas
kelas
-2,06
-1,48
-0,76
-0,04
0,69
1,41
2,13

Peluang
untuk Z
0,4803
0,4306
0,2764
0,0160
0,2549
0,4207
0,4834

Luas
kelas
untuk Z

Ei

0,0497
0,1542
0,2604
0,2389
0,1658
0,027

1,7892
5,5512
9,3744
8,6004
5,9688
2,2572

Oi

(Oi Ei )2
Ei

1
7
8
8
8
4

0,35
0,38
0,20
0,04
0,69
1,35
3,01

2
Dengan harga tabel
untuk taraf signifikan 5%, dk = (6-3)=3,
2
2
=7,81. Data ber distribusi normal jika hitung
< (21 ,k 3)
yaitu tabel
2
2
2
diperoleh hitung
= 3,01. Karena hitung
< tabel
, maka data awal kelas

eksperimen ber distribusi normal.


5. Mencari homogenitas kelas control dan kelas eksperimen
Uji homogenitas Nilai awal kelompok eksperimen dan kelompok
control
Rumus yang digunakan adalah
Fhitung =

varians terbesar
varians terkecil

70

Kriteria:

Ho = Varian Homogen 12 = 22
Ha = Varian tidak Homogen 12 22

Kedua

kelompok

mempunyai

Varian

yang

sama

apabila

menggunakan = 5% menghasilkan F hitung < F1 / 2 (V1,V2 )


Dengan V1 = dk pembilang (banyaknya data terbesar dikurangi
satu), dan V2

dk penyebut ( banyaknya data terkecil dikurangi satu).

Terima Ho jika F hitung < F1 / 2 (V1,V2 ) Berdasarkan data di atas


2
2
Varians terbesar S1 = 57,27 , Varians Terkecil S 2 = 47,99

Dan data terbesar n1= 36, data terkecil n2= 35. maka dapat dihitung
57,27
Fhitung = 47,99 = 1,20
Dengan taraf nyata 0,05. dan V = dk pembilang( 36-1)=35, V = dk
1
2
penyebut (35- 1)= 34 maka Ftabel =1,80, dari perhitungan di atas diperoleh
Fhitung = 1,20.
Karena F hitung < F

table , maka

Ho diterima, artinya kedua kelompok

homogen.
6. Menguji kesamaan rata-rata antara kelas control dan kelas eksperimen
Untuk menguji kesamaan rata-rata, analisis data menggunakan uji t
Ho = 1 = 2
Ha = 1 2
Keterangan:

1 = rata rata data kelas eksperimen


2 = rata rata data kelas kontrol
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus
x1 x 2

t=
S

1
1

n1 n 2

Dengan

S2 =

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22

Keterangan:
X 1 = Rata-rata data kelas eksperimen

n1 + n2 2

71

X 2 = Rata-rata data kelas kontrol

N1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen


N2 = Banyaknya peserta didik kelas control
Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika thitung < ttabel dengan
derajat kebebasan dk = n1 + n2 -2 dan Ho ditolak untuk harga t lainnya.
Dimana t1-
Perhitungan:
Dari data di atas diperoleh:
n1 = 35

S12 = 57,27

dk = 35+36-2 = 69

n2 = 36

S 22 = 47,99

t1- = 1,66

x1 = 81,57

x2 = 78,75

S2 =

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22

n1 + n 2 2
(35 1).57,27 + (36 1).47,99
=
35 + 36 2
S = 7,28
x1 x 2
t=
1
1
S

n1 n 2
81,7 78,75
= 1,725
t=
1
1
7,28
+
35 36

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diperoleh thitung = 1,725


dengan taraf nyata = 0,05 dari daftar normal baku memberikan ttabel =
1,66 dengan dk = 69 maka dapat disimpulkan thitung > ttabel. Dari kriteria
tersebut maka Ho Tolak artinya Ada perbedaan secara nyata antara hasil
belajar kelas kontrol dan hasil belajar kelas eksperimen. Jika dilihat dari
jumlah rata-rata antara kelas eksperimen yang diterapkan dengan model
pembelajaran RME lebih besar dibanding dengan

kelas kontrol yang

diterapkan dengan pendekatan pembelajaran Expository dengan jumlah


rata-rata lebih sedikit, Hal ini berarti bahwa model pembelajaran RME

72

lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan expository terhadap hasil


belajar peserta didik pada sub materi garis dan sudut.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, perlu diketahui kemampuan awal kedua


kelas eksperimen apakah sama atau tidak dan sebagai acuan untuk pembagian
kelompok pada kelas eksperimen. Oleh karena itu peneliti mengambil nilai
ulangan harian materi sebelumnya yaitu sub materi pokok macam-macam
sudut, sebagai data awal. Setelah dilakukan analisis data awal, hasil analisis
data awal menunjukkan bahwa data tersebut ber distribusi normal dan
diperoleh Fhitung< Ftabel, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas berasal
dari kondisi yang sama ( homogen) dan dapat diberi perlakuan yang berbeda.
Kelas eksperimen diberi pengajaran dengan model pembelajaran RME dan di
kelas kontrol diberi pengajaran dengan pendekatan pembelajaran Expository.
Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa sampel mempunyai kondisi awal
yang sama. Sedangkan untuk melakukan uji coba soal dilakukan pada kelas
VIIA MTs Aswaja Bumijawa dengan alasan kelompok tersebut sudah
mendapatkan materi pokok garis dan sudut.
Soal instrumen test uji coba berjumlah 25 item soal obyektif atau soal
pilihan ganda dengan 4 alternative jawaban. Setelah dianalisis atau dihitung
kevalidannya ternyata hanya 20 soal yang valid dan reliable sehingga pantas
untuk dijadikan soal tes untuk mengambil hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan data analisis akhir yaitu hasil belajar matematika kelas
VIIB dan VIIC MTs Aswaja Bumijawa Tegal pada kelas Eksperimen dan
kelas control menunjukkan bahwa data masing-masing kelas ber distribusi
normal dan kedua kelas mempunyai Varian yang sama (homogen). Hal ini
dapat diambil kesimpulan bahwa sample mempunyai kondisi akhir yang sama.
Setelah

kelompok

mendapat

perlakuan

yang

berbeda

yaitu

pembelajaran dengan model RME untuk kelas eksperimen dan model


pendekatan ekspositori untuk kelas kontrol. Berdasarkan uji kesamaan ratarata di peroleh thitung= 1,725 dan ttabel = 1,66 karena

thitung > ttabel maka Ho

73

ditolak artinya ada perbedaan secara nyata antara rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Hal ini berarti
pembelajaran matematika yang diperoleh melalui model pembelajaran RME
lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan expository terhadap hasil
belajar peserta didik pada materi garis dan sudut Kelas VII Tahun Ajaran
2007/2008.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti secara optimal sangat


disadari adanya keterbatasan yang mungkin tidak terlalu menghambat
penulisan skripsi ini. Keterbatasanya adalah keterbatasan dalam melaksanakan
prose pembelajaran, pelaksanaan tes, biaya dan waktu
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar
Pada proses belajar mengajar masih belum lancar atau belum
sempurna. Peserta didik masih bersikap gaduh dan masih sangat
memerlukan bimbingan dari guru. Khususnya pada penemuan konsep.
2) Pelaksanaan test
Dalam pelaksanaan test untuk memperoleh data hasil belajar masih
banyak kekurangannya khususnya hasil jawaban test belum murni
pengerjaan secara individu.
3) Keterbatasan Biaya
Biaya merupakan faktor penting dalam penelitian tetapi bukan
berarti menghambat dalam melaksanakan penelitian. maka peneliti
menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan mengalami
kendala.
4) Keterbatasan Waktu
Waktu yang tersedia untuk mengadakan penelitian masih kurang
karena untuk mengadakan penelitian membutuhkan waktu untuk mengajak
peserta didik untuk berdiskusi sehingga harus mengurangi jam pelajaran
oleh karena itu peneliti harus pandai-pandai dalam melakukan penelitian.

BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran RME (Realistic Mathematic
Education) lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan expository terhadap
hasil belajar peserta didik pada materi garis dan sudut kelas VII di MTs
Aswaja Bumijawa Tegal. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada rata-rata nilai kelas kontrol. Adapun rata-rata nilai hasil
belajar kelas kontrol adalah 78,75 sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kelas
eksperimen adalah 81,7. Untuk menganalisis uji hipotesis digunakan rumus
uji t. Dari analisis uji hipotesis diperoleh nilai
kemudian dikonsultasikan dengan t

tabel

t = 1,725. Hasil tersebut

dimana = 5 % dengan dk =

n1 + n2 2 (35 + 36 - 2) diperoleh t(0,95)(69)= 1.66 karena t > t (1-)(n1+n2-2) berarti

Ho Di tolak artinya adanya perbedaan secara nyata antara rata-rata hasil


belajar peserta didik kelas eksperimen dengan rata-rata hasil belajar peserta
didik kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
RME (Realistic Mathematic Education) lebih efektif dibandingkan dengan
pendekatan expository terhadap hasil belajar peserta didik pada materi garis
dan sudut kelas VII MTs ASWAJA Bumijawa Tegal Tahun Ajaran
2007/2008.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan
1. Bagi para pendidik
a. Pendidik dapat menerapkan model pembelajaran RME (Realistic
Mathematic Education) untuk sub materi pokok lain.
b. Pendidik

berupaya

menumbuhkan

dan

menciptakan

interaksi

pembelajaran yang kondusif sehingga peserta didik dapat memperoleh


prestasi belajar yang baik.

74

75

c. Guru berupaya memvariasikan model pembelajaran RME (Realistic


Mathematic Education) dengan metode-metode lain yang lebih sesuai
dengan karakteristik materi dan kemampuan peserta didik.
2. Bagi para peserta didik
a. Dalam pembelajaran diharapkan peserta didik bersikap aktif
b. Dalam pembelajaran peserta didik mampu meningkatkan prestasi
belajarnya dengan maksimal
3. Bagi Para Orang Tua
Diharapkan orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dengan membantu belajar di rumah sehingga anak akan terbiasa
berinteraksi dengan lingkungannya baik di sekolah maupun di rumah.

C. PENUTUP
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak bisa lepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran, kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi
perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis
hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. Ckolik dan Sugiono, Matematika, Jakarta: Erlangga 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Asdi Mahasatya, 2002.
_______, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Asmin, Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan Kendala
yang Muncul di lapangan, Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta: BALITBANG DIKNAS 2001.
Azis, Shaleh Abdul dan Abdul Azis Abdul Majid, At-tarbiyah wa Tahuruqul
Tadris, jus 1, Mesir: Darul marif t.th.
Basyir, Muhammad Muzamil dan Muhammad Malik Muhammad said, Madkhal
Ila Al-Manahij Wa Thuruqul Al-Tadris, Arab: Darulliwa.t.th
BSNP,

Model Rencana
DEPDIKNAS, 2007.

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP),

Jakarta:

Budiningsih, Ari, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1995.


Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005.
Cayanah, Cucun, Ringkasan dan Bank Soal Matematika SMP/MTs, Bandung : CV
Yrama widya, 2007.
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahanya, Bandung : Jumanatul AliArt, 2004.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Hadi, Sutrisno, Metode Research I, Yogyakarta: Andi 2001.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara 2007.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta 2000.
Holland, Roy, Kamus Matematika, Jakarta: Erlangga, 1983.
Johar, Rahmah, Meningkatkan Daya Juang Dan Hasil Belajar Siswa di Aceh
Melalui Pembelajaran Matematika Relistik Bernuansa Islami, Semarang:
Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan UNNES Bekerjasama Dengan
Badan Penerbit UNDIP, 2006.
Khaeruddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Nuansa Aksara,
2006.

75

Mardalis, Metodologi Penelitian Suatu Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.


Moeliono, Anto, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka
1988.
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2007
Muntholiah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang: Gunung
Pati, 2002.
Musofa, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistic, http: //Musofa. Word
Press. Com/2008/09/13/Pendekatan Pembelajaran-Matematika-Relistik/.
Tanggal 27 Januari 2009.
Mustaqim, Psikologi pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Negoro, ST dan B. Harahap, Ensiklopedi Matematika, Jakarta: Ghalia Indonesia
2003.
Poerwadarminta, WJs, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2006.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Salman dan Suidarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, Jakarta:
Rineka Cipta, 1994.
Saragih, Sahat, Menumbuh Kembangkan Berpikir Logis dan Sikap Positif
terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik, Dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balitbang DIKNAS, 2000.
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
persada, 2007.
Saylor, John Galen, Curriculum Planning for Better Teaching and Learning,
Canada: Published simultaneously, tth.
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: DEPDIKNAS, 2000.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002.
Suharta, I Gusti Putu, Matematika Realistik Apa dan Bagaimana, Dalam Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: BALITBANG DIKNAS, 2001.

76

Suyitno, Amin, Dasr-dasar dan Proses Pembelajaran matematika I, FMIPA


UNNES, 2004.
________, Pemilihan Model Model Pembelajaran
Penerapanya, FMIPA UNNES, 2006.

Matematika

dan

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2006.
Tolkhah, Imam dan A.Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004.
Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
UURI No 2 Thn 1989, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Armas Duta Jaya,
1989.
W. Gulo. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo, 2002.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.

77

RIWAYAT HIDUP
Nama

: Laeliyatul Marzuqoh

TTL

: Tegal, 1 Maret 1986

Alamat

: Bumijawa RT 02/V Bumijawa Tegal.

1.

Jenjang Pendidikan Formal


a. TK Rimbani lulus Tahun 1992
b. SDN Bumijawa I lulus Tahun 1998
c. MTs ASWAJA Bumijawa lulus Tahun 2001
d. MAN Babakan lulus Tahun 2004
e. IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2009

2.

Jenjang Pendidikan nonformal


a. TPQ Miftahul Athfal lulus Tahun 1995
b. MDA Miftahul Ululm lulus Tahun 1999
c. MDW Miftahul Athfal Lulus Tahun 2000
d. Pondok pesantren Mahadut Tholabah

Lampiran 4
DAFTAR NAMA KELAS UJI COBA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Nama
A.Mustapid
Abdul Mukti
Adi priyanto
Agus saputro
A. Khumaedi
A. Nurhidayat
Basuki
Budiman
Endang sriwahyuni
Epi amalia
Hamzah Rifai
Ida purwati
Imam al iman
Khaytun nissa
Lisa uspri Bawati sari
M.Abdu sykur
M. Nur Lutfi Syukur
May tri anggraeni
Merinda
M.yunus
Murnihati
Muthoharoh
Nani hermanti
Nila widiawati
Nur apitiyaningsih
Nur fasihatun
Nur laela A
Nur shifa faoziah
Riska wahyuni
sandi saputra
Siti asiyah
Siti maspuroh
Slamet supriyanto
Umi sadatunnissa

Ket
L
L
L
L
L
L
L
L
P
P
L
P
L
P
P
L
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
L
P

Lampiran 5
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Konsep
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

1. Menentukan
hubungan
antara dua garis,
serta besar dan
jenis sudut

KISI-KISI SOAL UJI COBA


: MTs
Jumlah Soal : 25
: VII / II
Waktu
: 45 Menit
: MATEMATIKA
Bentuk Soal : Pilihan
: GEOMETRI
: Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut dengan sudut, serta menentukan ukurannya

Materi
Pokok

Indikator

Garis dan 1. Menjelaskan kedudukan


dua garis (sejajar, berimpit
Sudut
berpotongan, bersilangan)
melalui benda kongkrit

Sub Materi

a. Garis
b. Garis sejajar

c.
d.
e.
a.
2. Menjelaskan perbedaan
jenis sudut (siku, lancip,
tumpul)
2. Memahami sifatsifat sudut yang
terbentuk jika
dua garis
berpotongan
atau dua garis
sejajar
berpotongan
dengan garis
lain

Keterangan
C1 : Pemahaman konsep
C2 : Penalaran
C3 : Pemecahan masalah

1.

2.

Garis berpotongan
Garis berhimpit
Garis Bersilangan
Sudut

Menemukan sifat sudut


jika dua garis sejajar
dipotong garis ketiga
( garis lain)

a. Sudut Bertolak Belakang


b. Sudut Sehadap
c. Sudut dalam
berseberangan
d. Sudut dalam sepihak

Menggunakan sifat-sifat
sudut dan garis untuk
menyelesaikan soal

a. Sudut sehadap
b. Sudut dalam
berseberangan

Nomor Soal

Banyak
butir soal

Bentuk test

Aspek yang
diukur

1
2,5,6,8,10,11
12,21

1
8

Pilihan ganda
Pilihan ganda

4,9,13,14
3
7
18

4
1
1
1

Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda

C2
C2,C1,
C1,C1,C1,C1,
C1,
C1
C1,C1,C1,C1
C2
C1
C3

15,19
16
17

2
1
1

Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda

C3,C3
C1
C1

20

Pilihan ganda

C1

22,23,24
25

3
1

Pilihan ganda
Pilihan ganda

C3,C3,C3
C3

Lampiran 6
LEMBAR SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Hari/Tanggal

: Senin, 16 Juni 2008

Petunjuk Umum
1.

Isikan Identitas anda kedalam lembar jawaban yang telah tersedia

2.

Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut

3.

jumlah soal sebanyak 20 butir, pada setiap soal terdapat 4 ( empat) pilihan
ganda

4.

periksa dan bacalah soal-soal sebelum anda menjawabnya

5.

Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas

6.

periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga, dengan jarak antar titiknya
sangat dekat di sebut ...
a. Garis
b. Sudut
c. Bangun
d. Diagonal
2. Pada bidang datar, jika ada dua garis maka pernyataan berikut benar, kecuali...
a. Kedua garis sejajar
b. Kedua garis berimpit
c. Kedua garis berpotongan
d. Kedua garis bersilangan
3.
M

Pernyataan yang benar untuk gambar di atas adalah


a. Garis M berimpit dengan garis N
b. Garis M sejajar dengan garis N
c. Garis M berpotongan dengan garis N
d. Garis M bersilangan dengan garis N

4.
o

Garis g berpotongan dengan garis h di titik o. jika dibuat garis m yang sejajar
garis h, maka
a. Garis g sejajar dengan garis m
b. Garis g memotong garis m
c. Garis g berimpit dengan garis m
d. Garis g bersilangan dengan garis m
H
5. E

G
F

D
C
A

Dari balok ABCD-EFGH diatas, sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan


rusuk AB!
a. CD, BC, BF

c. AE, BF, CG

b. DC, EF, GH

d. AD, BC, FG

6. Dari balok ABCD-EFGH pada No. 5, sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar


dengan rusuk AD!
a. BC, CG, GH

c. BC, FG, EH

b. EH, HG, FG

d. AB, BF, FG

7. Dari balok ABCD-EFGH pada No. 5, manakan garis yang bersilangan dengan
diagonal sisi EG!
a. ED

c. AC

b. FH

d. BD

8.

F Pada gambar disamping, persegi ABCD dan


BEFC kongruen. Sebutkan garis yang sejajar

C
a

dengan garis AC

a. CD

c. BF

E b. EC

d. BE

9. Pada gambar persegi ABCD dan BEFC pada No. 8 dititik potong manakah
garis BF berpotongan dengan garis CE

10.

a. a

c. c

b. b

d. d

a
b
c

Dari gambar diatas, sebutkan dua pasang garis yang sejajar


a. Garis ab dengan garis de

c. Garis ab dengan garis cd

b. Garis bc dengan garis de

d. Garis de dengan garis bc

11.

Dari gambar disamping sebutkan garis yang


k

p
12.

a. k dan m

c. q

b. p

d. q dan m

Dari gambar disamping manakah garis yang

sejajar dengan garis C!

sejajar dengan garis l!

a. A

c. B

b. D

d. C

13. Dari gambar pada No. 12 pada titik potong manakah garis C berpotongan
dengan garis B!
a. d

c. a

b. e

d. b

14. Dari gambar pada No. 12 pada titik potong manakah garis A berpotongan
dengan garis D!
a. b

c. d

b. c

d. e
C

15.

Pada gambar disamping, garis A // B


dipotong oleh garis C, pada nomor-nomor

berapakah yang menyatakan pasangan sudut

4 3

bertolak belakang!
5 6
8 7

a. 13, 23, 34, 56

c. 13, 24, 57, 68

b. 13, 68, 75, 78

d. 24, 56, 67, 78

16. Dari gambar dibawah pernyataan berikut ini yang benar adalah
A
1 2
4 3
B

D
C 1 2
4 3

a. A1 = A2 = C1 = C2
b. A2 = B = D = C2
c. A3 = B = D = C1
d. A1 = A4 = C1 = C4
17. Dua pasang sudut dalam berseberangan yang tampak pada gambar dibawah
adalah
1 2
4 3
5 6
8 7
a. 1 dengan 8 dan 2 dengan 7
b. 1 dengan 7 dan 2 dengan 8
c. 3 dengan 6 dan 4 dengan 5
d. 3 dengan 5 dan 4 dengan 6

18. Dua sudut yang sering berpelurus pada gambar dibawah ini adalah
a.

c.
30o
15o

75o

75o

b.

d.
45o
75o

105o
75o

19. Empat sudut terbentuk dari dua garis yang saling berpotongan seperti pada
gambar dibawah ini. Bila diketahui r = 30o, maka besar to =
ro

5o
uo

to

a. to = 30o

c. to = 75o

b. to = 60o

d. to = 90o

20. Pada gambar disamping garis AB // DC dan DA // CB yang merupakan garis


sepihak, pernyataan dibawah ini benar, kecuali
A

4 1
3 2

8 5
7 6

5 6
8 7

1 2
4 3

a. A1 = D5

c. B7 = C3

b. C1 = D6

d. B8 = C1

21.

Pada Gambar diatas Rel Kreta Api merupakan Garis


a. Garis-garis sejajar

c. Garis Berimpit

b. Garis berpotongan

d. Garis Bersilangan

22.

Gambar di samping adalah Tangga


rumah

yang

penyangganya

tiang-tiang
saling

sejajar.

Tentukan nilai n!
a. 1000
b.

1400

c. 1800
d. 2000

23.

Gambar di atas adalah Tangga rumah yang tiang-tiang penyangganya saling


sejajar. Tentukan nilai a!
a. 1000

c. 1380

b. 1200

d. 1800

24. Berdasarkan Pada gambar No. 23 tentukan nilai b!


a. 1000

c. 1380

b. 1200

d. 1800

25.

Gambar di atas adalah Tangga rumah yang tiang-tiang penyangganya saling


sejajar. Tentukan nilai b!
a. 780

c.1020

b. 1000

d. 3600

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN TEST UJI COBA

1.

14.

2.

15.

3.

16.

4.

17.

5.

18.

6.

19.

7.

20.

8.

21.

9.

22.

10. A
11. A

23.

24.

12. B
13. A

25.

Lampiran 8
Data Hasil Butir Soal Test Uji Coba
No

Kode

No soal

2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

6
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0

7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

9
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1

14
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1

15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

16
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0

17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0

19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0

22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1

23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1

24
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0

25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

24
24
24
24
23
23
22
22
22
22
21
21
21
21
20
20
20

576
576
576
576
529
529
484
484
484
484
441
441
441
441
400
400
400

A_1
A_10
A_19
A_20
A_15
A_11
A_9
A_8
A_12
A_30
A_26
A_21
A_2
A_4
A_6
A_3
A_13

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

A_5
A_14
A_16
A_17
A_18
A_22
A_25
A_23
A_24
A_31
A_28
A_33
A_34
A_29
A_32
A_7
A_27

1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0

1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0

1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0

1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0

1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1

0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0

1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0

1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1

0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1

1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1

1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0

0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0

1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0

0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1

1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1

1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1

1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0

0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0

20
19
19
18
17
17
17
16
16
16
15
14
13
13
11
11
12

400
361
361
324
289
289
289
256
256
256
225
196
169
169
121
121
144

Jumlah

28

27

27

29

29

18

25

28

17

29

28

25

26

13

30

15

29

29

28

30

28

28

27

19

26

638

12488

28

27

27

29

29

18

25

28

17

29

28

25

26

13

30

15

29

29

28

30

28

28

27

19

26

val
idit
as

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

x2

Kesukaran

xy
( x) 22
( y )
rxy
r tab
Kriteria
B
Js
P
Kriteria

Daya Beda

Ba
Bb
Ja
Jb
D
kriteria
kriteria soal

557

553

538

568

590

352

512

553

298

551

556

508

507

251

578

269

562

569

556

583

547

553

540

338

527

784

729

729

841

841

324

625

784

289

841

784

625

676

169

900

225

841

841

784

900

784

784

729

361

676

407044
0,626 0,417 0,585 0,508 0,486 0,215 0,774 0,507 0,317 0,578 0,586 0,631 0,340 0,109 0,353 0,159 0,358 0,529 0,566 0,446 0,427 0,546 0,622 0,282 0,696
0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
valid
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
28
27
27
29
29
18
25
28
17
29
28
25
26
13
30
15
29
29
28
30
28
28
27
19
26
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
0,82
0,79
0,79
0,85
0,85
0,53
0,74
0,82
0,5
0,85
0,82
0,74
0,76
0,38
0,88
0,44
0,85
0,85
0,82
0,88
0,82
0,82
0,79
0,56
0,76
mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah

S2k==1525,18

17
17
17
17
17
12
17
16
7
17
17
17
16
7
17
7
17
16
17
17
15
16
16
7
17
pq = 4, 1747
11
10
10
6
8
6
8
11
10
12
11
8
10
6
13
8
12
13
11
13
13
12
11
12
9
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
r11 = 0,7528
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
0,3529 0,412 0,412 0,647 0,529 0,353 0,529 0,294
-0,18
0,294 0,353 0,529 0,353 0,059 0,235
-0,06
0,294 0,176 0,353 0,235 0,118 0,235 0,294
-0,29
0,471
cukup Baik
Baik
Baik
Baik
cukup
Baik Cukup Jelek Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek
Baik
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai

Lampiran 9

DAFTAR NAMA KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN


Kelas Kontrol Kelas VII B
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

NAMA
A.Rifki
Abdul ghofir
Adi Saputra
Ahmad Subekhan
Aji Prasetio
Akhmad Khaerun Ziki
Atik Nurashita
Endang listiani
Fatkhiyatul Atikoh
Junarti
Khamdani
Komar istiyaningsih
Kurotul Aeni
Liyya mumarisah
Lutfatul Khusna
M syukur Ghozali
M. Akhsan
M. Ali Hozi
M. Mukhlis rifai
Maozun
Moh. Khisnudin
Mohamad Ali Mahrus
Mohamad yasin
Muzaeni
Nirmatul khasanah
Nur laela B
Nur Shifa hidayati
Nur zaedah fadlun
Putri indah lestari
Reza Matofani
Riska Amalia
S. nalianatul munawaroh
Siti aisah
Siti Aminah
Siti maaghfiroh
Siti maryam

KODE
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K_33
K_34
K_35
K_36

Kelas Eksperimen Kelas VII C


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

NAMA
Adi maulana
Afiyatul Fajar
Aisyah munawaroh
Asep iskandar
Ayu imade rosdiyana
Ayu listiyani
Diah nur latifah
Dinatul nasikha
Dwiyana lestari
Efi zulfah
Faizal fajrin
Feri firmansyah
Fina fadilah
lis purwaningsih
Khayatul fitriyah
Khusna aulina
Lovqiansyah Al adiyat
M. abdul khalim
M. abdul mukhis
M. hendri siswantoro
M. laedi darmawan
M. muhyidin
M. roki alawi
Maryatul fitriyah
Maulana ilham rifaldi
Miftakhudin
Moh ubaedilah
Mustofa
Nofi maelani
Nurul ismawanti
Ratna mulyani
Renaldi Ridatuloh
Sifaul khokikoh
Siti laelatul heriyana
Slamet suhendri

KODE
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35

Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Eksperimen
Sekolah

: MTs ASWAJA

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: VII / II

Standar Kompetensi

: Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan


sudut, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar

: 1. Menentukan hubungan antara dua garis, besar dan jenis


sudut serta memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk
jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar
berpotongan dengan garis lain.

Indikator

: 1. Dapat menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar,


berimpit berpotongan, persilangan) melalui benda
kongkrit)
2. Dapat menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar
dipotong oleh garis lain
3. Dapat menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk
menyelesaikan soal

Alokasi waktu

: 2 x 40 Menit (2 pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
a.

Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis

b.

Peserta didik dapat menentukan sifat-sifat garis sejajar yang dipotong oleh
garis lain

Materi ajar
a.

Hubungan antar dua garis

b.

Jenis-jenis sudut

Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok, demonstrasi, ceramah, inquiry.

Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Pendahuluan
Apersepsi : Guru menanyakan Garis di dalam kehidupan sehari-hari ata8u di
lingkungan sekolah

Motivasi: apabila materi ini dikuasai siswa dengan baik, maka akan dapat
membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
Kegiatan inti
a. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok
b. Dengan berdialog siswa diminta menyebutkan beberapa contoh bangun yang
berbentuk garis yang terdapat di dalam kelas.
c. Dengan alat peraga berupa serutan siswa di minta untuk memperagakan
kedudukan dua garis dan sifat-sifat nya. Kemudian didiskusikan dengan di
dalam kelompoknya
d. Hasil diskusi ditulis dalam lembar kerja siswa
e. Perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan memperagakan
kedudukan dua garis (sejajar, berpotongan, berhimpit dan bersilangan) dan
menjelaskan pengertian dari garis-garis tersebut berdasarkan hasil temuan
nya di dalam kelompoknya.
Penutup
a.

Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk menyimpulkan dan membuat


rangkuman.

b. Siswa dan guru melakukan refleksi


Pertemuan kedua
Pendahuluan
Apersepsi : Tanya jawab tentang sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis
sejajar berpotongan dengan garis lain (sudut bertolak belakang, sudut sehadap,
sudut sepihak, sudut luar berseberangan, sudut dalam berseberangan) dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
a.

Guru mengkondisikan siswanya untuk membentuk kelompok diskusi


dengan masing-masing kelompok terdiri 4 siswa

b.

Dengan alat peraga serutan masing-masing kelompok diminta membentuk


dua garis sejajar yang di potong oleh garis lain

c.

Dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing, siswa diharapkan


dapat:
1.

Membentuk dua garis sejajar yang dipotong oleh garis yang lain

2.

Menyebutkan sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh dua garis sejajar


yang dipotong oleh garis lain

3.

Siswa dapat memahami hubungan antar sudut yang di bentuk oleh dua
garis (berpelurus, penyiku dan bertolak belakang)

d.

Berdasarkan hasil temuan, siswa diminta untuk menuliskan hasil temuanya


dalam lembar kerja siswa

e.

Perwakilan dalam kelompok diminta untuk maju kedepan, menjelaskan


dan memperagakan sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh dua garis yang
dipotong oleh garis lain (sudut bertolak belakang, sudut sehadap, sudut
sepihak,

sudut

luar

berseberangan,

sudut

dalam

berseberangan)

berdasarkan hasil temuan nya di dalam kelompok


f.

Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat


sudut yang dibentuk oleh dua garis yang dipotong oleh garis lain

g.

Guru memberikan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat sudut yang di


bentuk oleh dua garis sejajar yang di potong oleh garis lain

h.

Siswa di minta untuk menjawab soal yang di berikan oleh guru dengan
coba-coba sesuai kemampuan sendiri.

i.

Guru bersama dengan siswa menghubungkan materi yang telah di diskusi


kan dengan sistem matematisasi

Penutup
Dengan bimbingan guru siswa di minta membuat rangkuman
Guru memberikan tes formatif
E

Alat dan Sumber Belajar


Buku Teks, Penggaris, Busur derajat, model-model garis (serutan), lingkungan
sekitar.

Penilaian
Teknik : test

Bumijawa, 9 Juni 2008

Guru Mata Pelajaran

Peneliti

Matematika

(Huda Rochmaniati, SPd.)

(Laeliyatul Marzuqoh)

Mengetahui
Kepala Sekolah
MTs ASWAJA

(Drs. Nurokhim)

Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Kontrol

Sekolah

: MTs ASWAJA

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: VII / II

Standar Kompetensi

: Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan


sudut, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar

: 1. Menentukan hubungan antara dua garis, besar dan


jenis sudut serta memahami sifat sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis
sejajar berpotongan dengan garis lain.

Indikator

: 1. Dapat menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar,


berimpit berpotongan, persilangan) melalui benda
kongkrit)
2. Dapat menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar
dipotong oleh garis lain
3. Dapat menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk
menyelesaikan soal

Alokasi waktu

: 2 x 40 Menit (2 pertemuan)

A Tujuan Pembelajaran
a.

Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis

b.

Siswa dapat menentukan sifat-sifat garis sejajar yang dipotong oleh garis
lain

c.

Siswa dapat menggunakan sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh dua garis
sejajar yang dipotong oleh garis lain dalam penyelesaian masalah .

B Materi ajar
d.

Hubungan antar dua garis

e.

Jenis-jenis sudut

C Metode Pembelajaran
Diskusi, demonstrasi, ceramah.

D Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Pendahuluan
Apersepsi : - Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya
- Guru mencocokan pekerjaan Rumah
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran selanjutnya
Kegiatan inti
f. Guru menuliskan materi tentang kedudukan dua garis
g. Guru menjelaskan materi tentang kedudukan dua garis
h. Guru dan siswa berdiskusi tentang kedudukan antara dua garis
i. Guru menyuruh siswa untuk merangkum materi yang telah dijelaskan
j. Siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan tentang kedudukan
antara dua garis yang terdapat pada buku paket.
Penutup
c.

Siswa dan Guru membahas soal-soal yang telah dikerjakan

d. Guru memberikan Pekerjaan rumah (PR)


Pertemuan kedua
Pendahuluan
Apersepsi : - Guru dan Siswa secara bersama-sama membahas PR
- Mengingat kembali tentang kedudukan dua garis
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua
garis sejajar yang berpotongan dengan garis lain
b. Dengan demonstrasi, guru menunjukkan cara menggambar garis sejajar yang
dipotong oleh garis ketiga atau garis lain.
c. Guru menyebutkan sifat-sifat sudut yang dibentuk oleh dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis lain.

d. Guru meminta salah satu siswa menunjukkan sifat-sifat sudut yang dibentuk
oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain dalam gambar yang
berbeda
e. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan yang terdapat pada buku
paket.
f. Siswa dan guru membahas soal-soal latihan yang telah dikerjakan dari buku
paket.

Penutup
Dengan bimbingan guru siswa di minta membuat rangkuman
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)

E Alat dan Sumber Belajar


Buku Teks, Penggaris, Busur derajat, model-model garis (serutan), lingkungan
sekitar.
F Penilaian
Teknik : test

Bumijawa, 9 Juni 2008


Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran Matematika

MTs ASWAJA

(Drs. Nurokhim)

(Huda Rochmaniati, SPd.)

Lampiran 12
LEMBAR SOAL UJIAN

Mata Pelajaran : MATEMATIKA


Hari/Tanggal

: Kamis, 26 Juni 2008.

Petunjuk Umum
1. Isikan Identitas anda kedalam lembar jawaban yang telah tersedia
2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut
3. jumlah soal sebanyak 20 butir, pada setiap soal terdapat 4 ( empat) pilihan ganda
4. periksa dan bacalah soal-soal sebelum anda menjawabnya
5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas
6. periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga, dengan jarak antar titiknya
sangat dekat di sebut ...
a. Garis
b. Sudut
c. Bangun
d. Diagonal
2. Pada bidang datar, jika ada dua garis maka pernyataan berikut benar, kecuali...
a. Kedua garis sejajar
b. Kedua garis berimpit
c. Kedua garis berpotongan
d. Kedua garis bersilangan
3.

Pernyataan yang benar untuk gambar di atas adalah


a. Garis M berimpit dengan garis N
b. Garis M sejajar dengan garis N
c. Garis M berpotongan dengan garis N
d. Garis M bersilangan dengan garis N
g

4.
o

Garis g berpotongan dengan garis h di titik o. jika dibuat garis m yang sejajar
garis h, maka
a. Garis g sejajar dengan garis m
b. Garis g memotong garis m
c. Garis g berimpit dengan garis m
d. Garis g bersilangan dengan garis m
H

5. E

F
D
C

Dari balok ABCD-EFGH di atas, sebutkan rusuk-rusuk yang sejajar dengan


rusuk AB!
a. CD, BC, BF

c. AE, BF, CG

b. DC, EF, GH

d. AD, BC, FG

6. Dari balok ABCD-EFGH pada No. 5, manakan garis yang bersilangan dengan
diagonal sisi EG!
a. ED

c. AC

b. FH

d. BD

7. Pada gambar dibawah, persegi ABCD dan BEFC kongruen. Sebutkan garis yang
sejajar dengan garis AC
D
C
a

A
8.

a. CD

c. BF

b. EC

d. BE

a
b
c

Dari gambar diatas, sebutkan dua pasang garis yang sejajar


a. Garis ab dengan garis de

c. Garis ab dengan garis cd

b. Garis bc dengan garis de

d. Garis de dengan garis bc

9. Dari gambar disamping sebutkan garis yang sejajar dengan garis l!


k

a. k dan m

c. q

b. p

d. q dan m

l
m
p
q
Dari gambar disamping manakah garis yang sejajar dengan garis C!

10.

B
a
b

c. B

b. D

d. C

a. A

11. Dari gambar No. 10 pada titik potong manakah garis C berpotongan dengan garis
B!
a. d

c. a

b. e

d. b

12. Pada gambar dibawah ini, garis A // B dipotong oleh garis C, pada nomor nomor
berapakah yang menyatakan pasangan sudut bertolak belakang!
C
1

4 3

a. 1 3, 2 3, 3 4, 5 6 c. 1 3, 2 4, 5 7, 68
2

b. 1 3, 6 8, 7 5, 7 8

d. 2 4, 5 6, 6 7, 78

5 6
8 7
13. Dua pasang sudut dalam berseberangan yang tampak pada gambar dibawah
B

adalah

b. 1 dengan 8 dan 2 dengan 7


c. 1 dengan 7 dan 2 dengan 8

1 2
4 3

d. 3 dengan 6 dan 4 dengan 5


e. 3 dengan 5 dan 4 dengan 6

5 6
8 7

14. Dua sudut yang sering berpelurus pada gambar dibawah ini adalah
a.

c.
15o
75o

30o
75o

b.

d.
105o
75o

45o
75o

15. Empat sudut terbentuk dari dua garis yang saling berpotongan seperti pada
gambar dibawah ini. Bila diketahui r = 30o, maka besar to =
r

5o
o

a. to = 30o

c. to = 75o

b. to = 60o

d. to = 90o

16. Pada gambar disamping garis AB // DC dan DA // CB yang merupakan sudut


sepihak adalah
A

8 5
7 6

4 1
3 2

5 6
8 7

a. A1 = D5

c. B7 = C3

b. C1 = D6

d. B8 = C1

1 2
4 3

17.

Pada Gambar diatas Rel Kreta Api merupakan Garis


a. Garis-garis sejajar

c. Garis Berimpit

b. Garis berpotongan

d. Garis Bersilangan

18.
Gambar

di

samping

adalah

Tangga rumah yang tiang-tiang


penyangga nya saling sejajar.
Tentukan nilai n!
a. 1000
b.

1400

c. 1800
d. 2000

19.

Gambar di samping adalah


Tangga rumah yang tiangtiang penyangga nya saling
sejajar. Tentukan nilai a!
a. 1000

c. 1380

b. 1200

d. 1800

20.

Gambar di atas adalah Tangga rumah yang tiang-tiang penyangganya saling


sejajar. Tentukan nilai b!
a. 780

c.1020

b. 1000

d. 3600

Lampiran 13
KUNCI JAWABAN SOAL UJIAN
1.

14.

2.

15.

3.

16.

4.

17.

5.

18.

6.

19.

7.

20.

8.

9.

10. B
11. A
12. C
13. D

Lampiran 14

Nilai Awal Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

kelas kontrol
Kode siswa
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K_33
K_34
K_35
K_36

Jumlah
Rata-rata

Nilai

No

72
70
76
80
75
83
65
76
65
80
63
85
60
86
85
65
70
80
80
75
75
70
80
86
76
75
72
70
80
80
65
70
65
65
65
70

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

2655
73.75

kelas eksperimen
Kode Siswa
Nilai
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35

Jumlah
Rata-rata

73
75
81
65
65
75
75
75
73
80
62
80
85
70
70
80
83
68
81
80
65
70
90
81
70
75
80
68
70
88
80
70
65
75
63

2606
74.46

Lampiran 15
Nilai Hasil belajar Kelas kontrol dan kelas eksperimen

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Kelas kontrol
Kode siswa
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K_33
K_34
K_35
K_36

Jumlah
Rata-rata

Nilai

No

85
75
80
90
75
70
75
85
80
75
85
65
85
90
70
70
75
80
90
90
85
75
80
80
80
70
70
80
70
85
70
80
75
85
85
75

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

2835
78.75

Kelas Eksperimen
Kode siswa
Nilai
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35

Jumlah
Rata-rata

75
80
85
95
75
95
75
85
85
80
80
70
65
80
90
80
90
85
75
75
85
80
90
75
70
75
90
90
70
90
85
85
90
85
80

2860
81.71

DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof.Dr.Hamka Kampus II Ngalian Telp.7601295 Fax.7615387 Semarang 50185

Nomor :In.06.3/D1/TL.00/1284/2008
2008
Lamp :Proposal.
Hal
:Mohon Izin Riset A.n: Laeliyatul Marzuqoh
NIM: 3104371

Semarang, 04 Juni

Kepada Yth.
Kepala MTs Aswaja
Bumijawa
di Tegal
Assalamualaikum Wr.Wb.
Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama
Laeliyatul Marzuqoh NIM: 3104371 sangat membutuhkan data sehubungan
dengan penulisan skripsi yang berjudul :
Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education)
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut
Semester II Kelas VII MTs.Aswaja Bumijawa Tegal Tahun Ajaran
2007/2008.
Dibawah bimbingan saudari Minhayati Shaleh, M.Sc. dan Mufidah, M.Pd.
Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk
melaksanakan penelitian di MTs Aswaja Bumijawa Tegal selama 30 hari.

Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.


Wassalamualaikum.Wr.Wb.
A.n Dekan
Pembantu Dekan I

Dra.Muntholiah, M.Pd
NIP.150 263 166

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM MIFTAHUL ATFAL

MTs ASWAJA BUMIJAWA


Status: TERAKREDITASI B
Alamat: Jl. Raya Bumijawa Utara No. 294 Bumijawa Tegal 52466
SURAT KETERANGAN
Nomor : 013 / YPI-MTs /VII/2008

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala MTs Aswaja Bumijawa


Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama

: LAELIYATUL MARZUQOH

Status

: Mahasiswi

NIM

: 3104371

Fakultas

: Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Telah melaksanakan penelitian di MTs Aswaja Bumijawa Kecamatan


Bumijawa Kabupaten Tegal guna penyusunan skripisi dengan judul: Efektivitas
Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education) Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Garis dan Sudut Semester II Kelas VII MTs
ASWAJA Bumijawa Tegal Tahun Ajaran 2007/2008.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bumijawa,13 Juli 2008


Kepala MTs Aswaja

Drs. Nurokhim

Lampiran 26
Dokumentasi Penelitian di MTs ASWAJA Bumijawa Tegal

Dalam satu kelompok peserta didik bekerja sama untuk menemukan konsep dengan
alat peraga

Peserta didik mendemonstrasikan hasil temuannya didepan kelas

Peserta didik mengerjakan instrumen test

Gedung sekolah sebagai tempat kegiatan belajar mengajar

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Laeliyatul Marzuqoh

TTL

: Tegal, 1 Maret 1986

Alamat

: Bumijawa RT 02/V Bumijawa Tegal.

1.

Jenjang Pendidikan Formal


a. TK Rimbani lulus Tahun 1992
b. SDN Bumijawa I lulus Tahun 1998
c. MTs ASWAJA Bumijawa lulus Tahun 2001
d. MAN Babakan lulus Tahun 2004
e. IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2009

2.

Jenjang Pendidikan nonformal


a. TPQ Miftahul Athfal lulus Tahun 1995
b. MDA Miftahul Ululm lulus Tahun 1999
c. MDW Miftahul Athfal Lulus Tahun 2000
d. Pondok pesantren Mahadut Tholabah

Anda mungkin juga menyukai