Anda di halaman 1dari 129

PENERAPAN MODEL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM

SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI
KELAS XC SMAN 1 WAWONII

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan Pada Jurusan Pendididikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan

SITI JUMAERA
A1C4 08 047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt karena limpahan rahmat
dan karuniah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ini dengan judul
Penerapan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan StoikiometriKelas XC

SMAN I Wawonii.
Terwujudnya Karya ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka
secara khusus penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima
kasih kepada Ibunda tercinta Sanati yang dengan sepenuh hati telah memberi cinta,
kasih dan sayang sehingga Ananda tumbuh dewasa dan mampu merasakan manispahitnya kehidupan ditengah kesendirianmu. Dengan hormat dan kasih, Penulis juga
ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alm. Muh Basyir yang telah memberi
motivasi dan mendoakan selama ini meski keakraban kita saat ini telah terpisah
Semoga engkau diberi tempat yang layak disisi-Nya. Terima kasih pula kepada
Kakakku Tersayang ABD Salam, kakak iparku Rusiani yang selalu mengerti
perasaanku, dan Adikku Muh. Sahal yang senantiasa mendoakan dan membantu
dalam memenuhi kebutuhan selama Penulis menempuh pendidikan.

Tak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya


kepada Dr. La Harimu, M. Si. selaku pembimbing pertama sekaligus Penasehat
Akademik (PA) dan Drs. Aceng Haetami, M. Si Selaku pembimbing kedua yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam menyelesaikan Karya ini.
Selanjutnya, Penulis menyampaikan pula terima kasih yang tulus kepada:
1.

Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu oleo.

2.

Prof. Dr. La Iru, S.H.,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Haluoleo.

3.

Esnawi, S.Pd., M.Pd.

Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas Halu oleo.


4.

Dr. Dahlan, S.Pd., M.Pd

Selaku Wakil Ketua Jurusan Pendidikan kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu oleo.


5.

Para Dosen Lingkup Jurusan Pendidikan Kimia yang telah memberikan


pengetahuannya, semoga mendapat nilai yang positif di dunia dan di akhirat.

6.

Mama Ashar dan Mama Emi yang selalu mengerti dan menjadi teman curhatku.

7.

Keluarga Besarku (Papa Saleha). Terima kasih selama ini tak henti-hentinya
memberiku dorongan dan motivasi.

8.

Keluarga besar mama jusdin terima kasih selama ini telah banyak membantu
penulis baik dalam bentuk moril maupun materi dalam penyelesaian penulisan
karya ini

vi

9.

Saudara sepupuku: Amalia, Ismayanti, Sadam Husain S.Pd, Darlin, Husrianti,


Muh Ramadan, Muh Amin yang selalu perhatian kepadaku.

10. Saudari-saudari seperjuanganku; Een Menur, Efrianti, Justin semoga kita semua
sukses. Amin..!!!!! Kebersamaan kita kan selalu terkenangkan karena kalian
adalah Sahabat terbaikku dalam suka maupun duka.
11. Rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2008; Rio, Wilda, Risma,Maryam,Alfina,
Mira Nita Panginan S.Pd, Marni, Dan adik-adik Angkatan 09: Trisnawati, Yus,
Yelly, angkatan 010: Ashar, Rinto, 11, 12, 13 dan lain-lain. Terima kasih telah
melewatkan waktu bersama untuk menyapa dan tersenyum manis padaku.
12. Orang-orang yang telah menjadi Motifatorku; Kakekku Tersayang Abdullah
Gafar dan paman Harun, S.Pd (Papa Ashar).
13. Keluarga mama Hengki terima kasih atas berbagai dukungannya
14. Tak lupa pula kepada teman-teman seatapku di Asrama Sinar Harapan; Papa
Inu,

Ana, KTanty, Zia, Rinto, Salul dan lain-lain. Terima kasih atas

kebersamaan yang selama ini kita bina di Asrama Sinar Harapan yang kan selalu
mengisahkan kenangan indah.

Akhir kata, Penulis ucapkan semoga Allah Swt memberikan balasan yang
setimpal untuk semuanya. Amin!!!!!!!
Kendari,

Juli 2015

Penulis

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


Dengan ilmu hidup menjadi lebih mudah, Dengan seni hidup
menjadi lebih indah, dan
Dengan agama hidup menjadi lebih bermakna
Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran,
Nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan,
Menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya
jerih payah

Karya ini aku persembahkan untuk:


Ibunda dan Ayahanda
Adik dan Kakak tersayang
Semua keluargaku,
Sahabat seperjuanganku,

Dosen-dosenku tercinta
Serta almamaterku
yang kubanggakan
Allah SWT
(Penulis)

viii

ABSTRAK

SITI JUMAERA (A1C4 08 047) Penerapan Model Pemecahan Masalah


(Problem Solving) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Pokok Bahasan Stoikiometri Kelas XC SMAN I Wawonii. Dibimbing oleh bapak
Dr. La Harimu, M. Si sebagai pembimbing I dan Drs. Aceng Haetami, M. Si sebagai
pembimbing II

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam
dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa XC SMAN 1 Wawonii yang berjumlah 33
siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah
dengan tes dan non tes (observasi, kajian dokumen). Analisis data menggunakan
teknik analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa yaitu 71,00% pada siklus I meningkat menjadi 85,33% pada siklus II.
Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 64,63% pada siklus I meningkat
menjadi 81,82% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan stoikiometri.

ix

ABSTRACTION
SITI JUMAERA ( A1C4 08 047)" Applying Of Model Trouble-Shooting
(Problem Solving) To Increase Activity And Result Learn Student At Fundamental
Discussion of Stoikiometri Class of XC SMAN I Wawonii " is Guided Dr. La
Harimu M. Si The as counsellor of I and of Drs. Aceng Haetami M. Si The as
counsellor of II.
This Research aim to increase result and activity learn student by applying
model study of Problem Solving. This Research represent Research Of Action Class
( Classroom Action Research) which is executed in two cycle, with every cycle
consist of planning, execution, and observation of refleksi. Research Subjek is
student of XC SMAN 1 Wawonii amounting to 33 student. Source of data come
from student and teacher. Technique data collecting is with tes and non tes
(observation, document study). Data analysis use descriptive analysis technique
qualitative. Result of research indicate that: Study of model of Problem Solving can
improve result and activity learn student that is 71,00% at cycle of I mount to
become 85,33% at cycle of II. Study of model of Problem Solving can improve
result learn student. Complete percentage of result learn tired student 64,63% at
cycle of I mount to become 81,82% at cycle of II. Of this research can be concluded
that applying of trouble-shooting model can improve result and activity learn student
at discussion fundamental of stoikiometri.

DAFTAR TABEL
No.

Hal

1.1 Persentase Siswa Yang Melakukan Aktivitas Selama Proses Belajar


Mengajar..36

xi

DAFTAR GAMBAR
No

Hal
Keterangan

1.1 Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Secara Kelompok.37


1.2 Grafik ketuntasan hasil belajar .38

xii

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDULi
PERSETUJUAN PEMBIMBING..ii
HALAMAN PENGESAHAN.iii
PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..iv
KATA PENGANTAR ....v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.viii
ABSTRAKix
ABSTRACTION..x
DAFTAR TABEL....xi
DAFTARGAMBARxiv
DAFTAR ISIxv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..1
B. Rumusan Masalah....7
C. Tujuan Penelitian. ...7
D. Manfaat Penelitian..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran9

xiii

2. Pengertian belajar....9
B. Pembelajaran Kimia10
C. Kerangka Pembelajaran Menggunakan Strategi Pemecahan Masalah........11
1. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah.15
a. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)..15
b. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) 12
c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah.13
D. Stoikiometri...15
E. Kerangka Berfikir..26
F. Hipotesis28
G. Penelitian Yang Relevan28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu..30
B. Subjek Penelitian...30
C. Faktor Yang Diteliti...30
a. Rancangan Penelitian...31
1. Perencanaan...31
2. Pelaksanaan Tindakan....31
3. Observasi dan Evaluasi...32
4. Refleksi...32
D. Instrumen Penelitian...33
1. Teas Hasil Belajar.....34
2. Lembar Observsi.......34

xiv

E. Instrumen Pengumpulan Data........34


F. Analisis Data..34
G. Indikator Kinerja34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Aktivitas Siswa36
2. Hasil Belajar Siswa..36
B. Deskripsi Setting dan Subyek Penelitian
1. Lembar Observasi Terhadap Guru40
2. Tindakan Siklus I.40
3. Tindakan Siklus II43
C. Pembahasan .. 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan48
B. Saran...48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan mutu

pendidikan pada umumnya diarahkan pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu ditingkatkan dan


disempurnakan dalam bidang pengajaran. Salah satu upaya yang dilakukan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah perbaikan proses belajar
mengajar.
Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar berlangsung secara optimal antara
guru dan siswa. Pada umumnya proses belajar mengajar ini baik tingkat sekolah
dasar maupun sekolah menengah didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya dapat
mendengarkan, melihat dan mencatat penjelasan guru. Pembelajaran di atas di kenal
dengan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah yang mengakibatkan siswa
pasif, merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti materi pelajaran yang diajarkan
khususnya pada mata pelajaran kimia serta sedikit peluang bagi siswa untuk
bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran kimia menjadi tidak kondusif
sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif. Hal ini sudah pasti akan berpengaruh
pada prestasi belajar. Sehingga akan muncul respon siswa yang negatif terhadap
materi kimia.

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah guru, dalam hal ini diperlukan peran
guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran kimia menjadi lebih baik, menarik
dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa
dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa
dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Sejalan dengan berkembangnya
penelitian dibidang pendidikan maka ditemukan model-model pembelajaran baru
yang dapat meningkatkan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang
dikenal dengan model pembelajaran kooperatif yaitu merupakan aktifititas
pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok, yang saling berinteraksi satu sama lain,
dimana pembelajaran adalah bergantung kepada interaksi antara ahli-ahli dalam
kelompok, setiap siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas
dan juga di dalam kelompoknya (Slavin, 2008).
Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Wawonii ditemukan bahwa
pembelajaran kimia kurang meningkatkan kreativitas siswa, guru-guru masih banyak
yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah secara
monoton dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku
dan masih didominasi oleh guru serta membuat siswa pasif yang mengakibatkan
proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas XC


SMA Negeri 1 Wawonii bahwa di kelas tersebut siswa masih sukar/susah
mengaplikasikan rumus dalam menjawab soal-soal khususnya pada pokok bahasan
stoikiometri. Umumnya siswa hanya dapat menghapal rumus, tetapi tidak dapat
mendeskripsikan apa makna dari rumus tersebut, siswa cenderung melakukan
perhitungan saja, dan tidak menyenangi pernyataan serta kesulitan dalam memahami
aturan kimia.
Menurut analisis guru kimia kelemahan ini disebabkan karena siswa kurang
berperan aktif dalam pembelajaran kimia dan selain itu guru kimia juga kurang
kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran. Guru hanya terpaku pada model
pembelajaran konvensional saja. Kelemahan tersebut berdampak pada hasil belajar
kimia di SMA Negeri 1 Wawonii. Sebagai gambaran hasil belajar kimia siswa
semester 2, tahun ajaran 2013/2014 bahwa nilai rata-rata siswa sesuai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dari sekolah yang bersangkutan minimal 70.0.
Sedangkan nilai yang diperolah siswa-siwa di SMA 1 Wawonii pada pokok bahasan
stoikiomeri hanya sebesar 60,0 lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata
pada pokok bahasan lainnya yaitu pokok bahasan ikatan kimia 65,0, sistem periodik
unsur sebesar 62,5.
Berdasarkan data hasil belajar tersebut, maka pokok bahasan stoikiometri
perlu mendapatkan perhatian khusus. Beberapa upaya yang sudah dilakukan guru
untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan hukum-

hukum dasar kimia, dan perhitungan kimia (stoikiometri) yaitu dengan memberikan
tugas-tugas yang dikerjakan baik di rumah maupun di sekolah namun belum
menunjukkan perubahan yang berarti. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
memperbaiki masalah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil refleksi dengan guru kimia maka peneliti mengajukan model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sebagai alternatif model
pembelajaran agar dapat menanggulangi kelemahan-kelemahan tersebut.
Pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu model
pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi yang brupa (berlatih soal, dan mengerjakan soal) tersebut kepada anggota lain
dalam kelompoknya (Munandar, U. 1999).
Model pembelajaran ini sangatlah cocok dengan materi stoikiometri karena
pada materi ini banyak sekali sub-sub pokok bahasan yang dituntut agar siswa dapat
memahami konsep yang abstrak antara lain : Hukum-hukum kimia, dan perhitungan
kimia. Pada materi ini siswa dituntut untuk memahami hubungan antara hukumhukum dasar kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perhitungan kimia
(stoikiometri), selain itu juga banyak perhitungan-perhitungan di dalamnya sehingga
dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) ini
memungkinkan siswa dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dan saling

berinteraksi di dalam kelas serta mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah


informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Model ini diyakini dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh
siswa, karena model pembelajaran pemecahan masalah (problem solvimg) didesain
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
(berlatih soal, mengerjakan soal) dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya. Dengan demikian,
siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Emildadiany, 2008: 4). Selain
itu, tipe ini dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai gotong
royong, sejalan dengan hal tersebut model pembelajaran problem solving ini dapat
meningkatkan ketuntasan belajar seperti yang dikemukakan oleh Fauzi (2008)
dengan menerapkan model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran
biologi pada pokok bahasan aksi interaksi dapat meningkatkan ketuntasan belajar,
pada siklus I siswa mempunyai ketuntasan belajar sebesar 88% dan meningkat pada
siklus II menjadi 97% . Begitu pula yang dikemukakan oleh Aspina (2009) dengan
menerapkan model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran kimia pokok
bahasan termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan
belajar pada siklus I sebesar 76,66% meningkat pada siklus II yaitu sebesar 96,66%,

sama seperti yang dikemukakan oleh Budi, (1998) yang mengembangkan perangkat
pembelajaran problem solving pada pembelajaran kimia di SMU menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa meningkat dari 67% pada siklus I menjadi 89%
pada siklus II.
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa cukup meresahkan dan
dirasakan

perlu

adanya

tindakan

untuk

mengatasinya.

Karena

sejumlah

permasalahan tersebut menyangkut penguasaan konsep dasar yang sangat berperan


dalam tahapan pembelajaran dan saat menghadapi ujian. Beberapa upaya yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran kimia untuk memperbaiki proses belajar
mengajar sudah dilakukan sebelumnya seperti memberikan pemahaman kepada
siswa, menuntun siswa agar lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat tetapi
kenyataannya kurang menunjukkan perubahan yang berarti. Oleh karena itu, perlu
adanya penelitian tindakan kelas demi perbaikan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Perbaikan diarahkan pada cara penyajian materi serta interaksi antara
kelompok dikelas. Hal tersebut dipilih karena diyakini dapat menjawab
permasalahan yang ada serta memungkinkan dalam pelaksanaannya.
Oleh karena itu, maka peneliti melakukan penelitian Penerapan model
pemecahan masalah (Problem solving) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pokok bahasan Stoikiometri Kelas XC SMAN Negeri 1 Wawonii.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan

model pemecahan masalah dapat

meningkatkan hasil

belajar siswa Kelas XC SMAN 1 Wawonii pada pokok bahasan stoikiometri?


2. Apakah penerapan model pemecahan masalah pada pokok bahasan stoikiometri
dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa di kelas XC SMAN I Wawonii?

1.3. Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran pemecahan


masalah pada siswa kelas XC SMAN I Wawonii?
2.

Peningkatan aktifitas belajar siswa penerapan model pemecahan masalah siswa


kelas XC SMAN I Wawoniil.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun Manfaat Dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat membantu dalam pemecahan masalah Pendidikan Kimia
utamanya di SMA 1 Wawonii berupa soal-soal, baik soal latihan maupun soal
ujian, dan memperbaiki cara belajar siswa sehingga dapat meningkatkan
produktifitas belajar.

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru dalam memperbaiki dan
meningkatkan sistem pengajaran secara umum, dan pengajaran Pendidikan di
SMA 1 Wawonii pada khususnya. Di samping itu guru juga akan semakin
diberdayakan untuk mengambil prakarsa profesional secara mandiri.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukkan yang baik bagi
peningkatan pembelajaran kimia pada khususnya yang mengarah pada
peningkatan kualitas lulusan yang berdaya saing tinggi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Secara psikologis, belajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
tingkah laku. Sejalan dengan itu, Soemanto (1990) menyatakan bahwa Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yng baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selanjutnya menurut Hamalik (2005) mengemukakan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang kreatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Menurut Matta (2003) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi secara terus-menerus pada aspek cara berfikir, emosi, dan sikap yang lahir
dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Belajar membawa
suatu perubahan individu yang belajar. Belajar itu tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri, mengenal segala aspek organisme atau pribadi
seseorang. Oleh karena itu, orang yang belajar tidak sama antara karakter sebelum

10

belajar dan karakter setelah belajar. Karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan
atau menyesuaikan diri dengan keadaan.
B. Pembelajaran kimia
Pembelajaran

adalah

proses

interaksi

antara

peserta

didik

dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Peran
guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Peran guru berhubungan dengan peran
siswa dalam proses belajar. Adapun cara-cara pembelajaran yang berpengaruh pada
proses belajar dapat ditentukan oleh guru. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada
belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber
belajar, dan subjek pembelajaran itu sendiri.
Dalam pembelajaran terdapat proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Seorang
pengajar mempunyai tugas menstimulus serta meningkatkan jalannya proses belajar.
Di dalam pembelajaran kimia, seorang pengajar juga memiliki tugas menstimulus
siswa agar hasil belajar siswa baik
Salah satu cara menstimulus siswa dalam pembelajaran kimia adalah dengan
memperkenalkan tentang kimia itu sendiri. Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan
reaksi suatu unsur atau zat.

Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu

Pengetahuan Alam (Natural Science) yang mengambil materi (matter) sebagai objek.

11

Yang dikembangkan oleh ilmu kimia adalah deskripsi tentang materi, khususnya
kemungkinan perubahan menjadi benda lain (transformation of matter) secara
permanen serta energi yang terlibat dalam perubahan.
Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk merasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran kimia
dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan
induktif dalam proses inkuiri ilmiah pada takaran inkuiri terbuka. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah Arikunto (2006).
C. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah (Problem Solvig)
1. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Suherman (2003) model pemecahan masalah adalah suatu cara


menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan
suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Sebagai prinsip
dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Alasan
penggunaan model problem solving bagi peneliti adalah dengan penggunaan metode
problem solving siswa dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian siswa akan
dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja.

12

2. Model Pembelajaran pemecahan Masalah

Pierce dan Jones (Ratnaningsih, 2003): Mereka mengemukakan bahwa


kejadian-kejadian yang harus muncul pada waktu pelaksanaan pembelajaran
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
a. Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untuk berperan
sebagai pemecah masalah yang bisa bekerja sama dengan pihak lain,
menghadapkan siswa pada situasi yang mendorong untuk mampu menemukan
masalah dan meneliti permasalahan sambil mengajukkan dugaan dan rencana
penyelesaian.
b. Inkuiri dan investigasi (inquiry dan investigation) yang mencakup kegiatan
mengeksplorasi dan mendistribuskan informasi.
c. Performansi (performnace) yaitu menyajikan temuan.
d. Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan
refleksi terhadap proses pemecahan masalah.
Untuk memecahkan suatu masalah John Dewey mengemukakan sebagai berikut:
1.

Mengemukakan persoalan/masakah. Guru menghadapkan masalah yang akan


dipecahkan kepada peserta didik.

2. Memperjelas persoalan/masalah. Masalah tersebut dirumuskan oleh guru bersama


peserta didiknya.
3. Melihat kemungkinan jawaban peserta didik bersama guru mencari kemungkinankemungkinan yang akan dilaksanakan dalam memecahkan persoalan.

13

4. Mencoba kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru menetapkan cara


pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
5.

Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan hasil yang
diharapkan atau tidak. ( Arsyad. 2006).

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)


1. Persiapan
a. Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh guru.
b. Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan pembantu dalam
memecahkan persoalan.
c. Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara pelaksanaannya.
d.

Masalah yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang peserta didik

untuk berpikir.
e. Maslah harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik
2. Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.
b. Guru meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang akan dilaksanakan.
c. Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
d. Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula
tidak.
e.

Kalau pemecahannya tidak ditemukan oleh peserta didik kemudian

didiskusikan mengapa pemecahannya tak ditemukan.

14

f.

Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.

g. Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk analisa sehingga


dijadikan fakta.

h. Membuat kesimpulan.
3. Kelebihan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
a. Melatih peserta didik untuk menghadapi problema-problema atau situasi yang
timbul secara spontan.
b. Peserta didik menjadi aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab
sendiri.
c. Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan.
4. Kelemahan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.
d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat
kemampuan peserta didik.

15

D. STOIKIOMETRI

Stoikiometri merupakan ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif


antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun
sebagai hasil reaksi. Stoikiometri menyangkut cara menimbang dan menghitung
spesi-spesi kimia. Dengan kata lain, stoikiometri mengkaji tentang hubunganhubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.
A. Massa Atom Relatif
Massa atom relatif sangat penting dalam ilmu kimia untuk mengetahui sifat
unsur dan senyawa. Semua senyawa di alam ini terbentuk dari atom-atomnya dengan
perbandingan massa atom yang tetap. Perbandingan massa satu atom dengan massa
atom standar disebut massa atom relatif (Ar). Karena atom sangat ringan, maka tidak
dapat digunakan satuan g dan kg untuk massa atom, maka digunakan satuan massa
atom (s.m.a). Pada tahun 1960 berdasarkan kesepakatan internasional ditetapkan
karbon-12 atau

12

C sebagai standar dan mempunyai massa atom 12 s. m. a. Karena

setiap unsur terdiri dari beberapa isotop, maka definisi massa atom relatif (Ar)
diubah menjadi perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap massa atom
12

C.

Ar =

1
1
2 12

Dan isotop 12C ditetapkan mempunyai massa 12 s.m.a. Setelah diteliti dengan
cermat, 1 s.m.a = 1,66 x 10-24 g dan massa isotop 12C= 1,99 x 10-23 g Ada 20 unsur

16

(Be, F, Na, Al, P, Sc, Mn, Co, As, Y, Nb, Rh, I, Cs, Pr, Tb, Ho, Tm, Au, dan Bi)
yang merupakan monoisotop. Sedangkan unsur-unsur yang lain mempunyai dua atau
lebih isotop. Untuk unsur-unsur ini, massa atom relatif (Ar) merupakan nilai rata-rata
massa dari setiap massa isotop atom dalam unsur tersebut dengan memperhitungkan
kelimpahannya.
B. Massa Molekul Relatif
Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul
relatif (Mr), ditulis sebagai berikut:
MrX=

1
1
2

1 /12

Molekul merupakan gabungan atom-atom. Berdasarkan hal tersebut, massa molekul


relatif (Mr) merupakan penjumlahan dari Ar atom-atom penyusunnya.
3) Konsep Mol
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel-partikel elementer,
sebanyak jumlah atom dalam 0,012 kg karbon-12 yang mempunyai massa 12 sma.27
a) Jumlah partikel
Jumlah partikel (atom, molekul, ion) dalam satu mol disebut bilangan Avogadro
dengan lambang L. Berdasarkan penelitian yang dilakukan salah satunya dengan
cara elektrolisis diperoleh harga 1 mol adalah 6,02 x 1023. 28 Untuk menentukan
jumlah partikel dalam satu mol digunakan rumus sebagai berikut.
b) Massa molar

17

Massa molar (molar mass), didefinisikan sebagai massa (dalam garam atau
kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom atau molekul) zat. Massa molar adalah
bilangan yang sama dengan massa atom relatif atau massa molekul relatif, tetapi
ditunjukkan dalam satuan g/mol.
Massa molar A=

( )
1

c) Volume molar
(1) Volume molar gas dalam keadaan standar
Karena volume gas sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, dalam
stoikiometri para ahli kimia menetapkansuatu kondisi acuan dalam penentuan
volume molar. Kondisi acuan ini adalah 0 C (273 K) dan 1 atm. Kondisi ini disebut
kondisi standar atau STP (Standard Temperature and Pressure). Pada kondisi STP,
volume molar gas adalah 22,4 L. Hubungan volume molar dan jumlah mol gas pada
keadaan standar sebagai berikut:
(2) Volume gas pada keadaan sembarang (tidak STP)
Volume gas pada suhu dan tekanan tertentu. Dengan persamaan:
Keterangan:
P = Tekanan gas (atm), V = volume (liter), n = jumlah mol gas (mol), R = tetapan
gas (0,082 L atm/mol K), T = suhu mutlak gas (K)
Volume gas pada suhu kamar (T = 250 dan P = 1 atm).
Dengan persamaan
Volume gas diukur pada kondisi gas lain. Dengan persamaan:
Keterangan:

18

n1 = Jumlah mol gas 1, n2 = Jumlah mol gas 2


V1 = Volume gas 1, V2 = Volume gas 2
4) Stoikometri senyawa
a) Rumus empiris
Rumus empiris (empirical formula ) menunjukkan unsur-unsur yang ada dan
perbandingan bilangan-bilangan paling sederhana dari atom-atomnya. Hal yang
harus diupayakan pada

penetapan rumus empiris dalam suatu senyawa adalah

menentukan jumlah mol unsur penyusun senyawa tersebut. Rumus empiris dapat
digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa.

b) Rumus molekul
Rumus molekul (molecular senyawa) menunjukkan jumlah eksak atom-atom
dari setiap unsur di dalam unit terkecil suatu zat. 33 Rumus molekul dapat diperoleh
dengan mengalikan semua titik bawah dalam rumus empiris dengan bilangan pengali
menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus, tetapi juga jumlah atom yang
sebenarnya dari masing-masing unsur dalam molekul Senyawa.
c) Kadar unsur dalam senyawa.
Kadar unsur dalam senyawa (%) adalah bagian zat terlarut dalam seratus
bagian campuran zat. Kadar unsure dapat ditentukan berdasarkan jumlah atom unsur
dalam senyawa, massa atom relatif unsur, dan massa molekul relative unsur dalam
senyawa, yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Keterangan:

19

x = massa atom relatif unsur yang dicari kadarnya, y = massa molekul relatif
5) Stoikiometri reaksi
a) Peranan koefisien reaksi dalam stoikiometri reaksi.
Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).
Koefisien dalam suatu persamaan reaksi adalah suatu perbandingan di mana molekul
satu zat bereaksi dengan molekul dengan molekul zat yang berbeda membentuk
suatu zat lain.
Contoh soal :
Suatu reaksi kimia dinyatakan dengan persamaan reksi sebagai berikut:
2Al (s) + 3H2SO4 (aq)

Al2(SO4)3( aq)+3H2 (g). Hitunglah mol gas hidrogen

yang dihasilkan jika aluminium yang digunakan adalah 1,5 mol


Penyelesaian
Perbandingan mol Al : H2 = 2:3 sehingga
mol H2 =

3
2

x1,5 mol 2,25 mol

Jadi, mol H2 yang dihasilkan adalah 2,25 mol


b) Pereaksi pembatas Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita tidak
memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan
reagen-reagen tersebut. Sering terjadi satu atau lebih reagen berlebih dan apabila itu
terjadi, maka suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang lain habis. Pereaksi
yang habis lebih dahulu dalam suatu reaksi kimia disebut pereaksi pembatas. Contoh

20

soal dan penyelesainnya permasalahan pereaksi pembatas Sebanyak 12 gram logam


magnesium dibakar dengan 16 gram oksigen sesuatu
reaksi: 2Mg (s) + O2 (g) 2 MgO (s). Maka manakah zat yang menjadi zat pembatas?
Penyelesaian
Mol Mg =

24
12

= 0,25 mol

32

Mol O2 = 16 0,5 mol


Hasil bagi jumlah mol dibagi dengan koefosien reaksinya
0,5

Mg 2
0,5

1
Dilihat dari perhitungan di atas Mg habis bereaksi maka Mg.
Hukum-hukum Dasar Kimia
A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil
reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier
menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum
kekekalan massa: Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama. Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari
umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas
(seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih
kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari
lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada

21

massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara)
sebagai berikut:
Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen
di udara membentuk senyawa baru besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama
dengan massa besi dan oksigen mula-mula.
Fe(s) + O2(g) Fe2O3(s).
Contoh Soal:
Berikut ini contoh reaksi kimia yang berkaitan dengan hukum kekalan masssa zat-zat
pereaksi dan hasil reaksi:

No
Pereaksi I
1
Gas hidrogen
2 gram
4 gram
5 gram
6 gram
2
Karbon
a. 6 gram
b. 9 gram
c. ...gram

Pereaksi II
Gas oksigen
16 gram
32 gram
40 gram
48 gram
Gas oksigen
16 gram
.gram
40 gram

Hasil Reaksi
Air
18 gram
36 gram
45 gram
54 gram
Gas karbondioksida
.gram
33 gram
55 gram

Jawab:
a. Massa gas = massa karbon + masssa gas oksigen
Karbon dioksida = 6 + 16
= 22 gram
b. Massa gas = massa karbon dioksida massa karbon
Oksigen = 33 9
= 24 gram
c. Massa karbon = masssa karbon dioksida - massa gas oksigen
= 55 40

22

= 15 gram
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari
senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap
berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa Perbandingan
massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang
sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda
ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam
natrium klorida dari berbagai daerah. Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh
para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis
senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton
mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsurunsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil
percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen berikut.
Jenis Senyawa

Nitrogen
monoksida
Nitrogen dioksida

Massa Nitrogen
yang Direaksikan

Massa Oksigen
yang Direaksikan

Massa Senyawa
yang Terbentuk

0,87 gram

1,00 gram

1,875 gram

1,75 gram

1,00 gram

2,75 gram

Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen


dalam senyawa nitrogen dioksida dan senyawa nitrogen monoksida merupakan
bilangan bulat dan sederhana.

23

Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida 1,75 gram

Massa nitrogen dalam senyawa nitr ogen monoksida 0,87 gram

=1

Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum kelipatan


perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi: Jika dua jenis unsur bergabung
membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam
senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda,
maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh Soal:
Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa
kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram oksigen,
tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!
Jawab:
Langkah Langkah

Massa Kalsium

Mula-mula
10 gram
10
perbandingan
=2
5
massa
P pilih angka yang kecil
bereaksi
2x5 = 10
sisa
10-10 = 0

Massa Oksigen

Massa CaO
yang terbentuk

Sisa pereaksi

12 gram
12
=6
2

10+4 = 14 gram

8 gram oksigen

2x2=4
12 4 = 8

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi
dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hydrogen dan oksigen
dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay
Lussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia

24

menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan


bilangan bulat sederhana.
Hukum perbandingan volume dari Gay Lussac dapat kita nyatakan sebagai
berikut. Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing gas.
Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu
persamaan reaksi, berlaku hubungan:

Volume =

X Volume B

Contoh soal:
Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!
Jawab:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien
N2 : O3 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O3 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
Hipotesis Avogadro

25

Banyak ahli termasuk Dalton dan

Gay Lussac gagal menjelaskan hokum

perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton


karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik).
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut
Avogadro, partikel unsur btidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi
berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel
ntersebut sebagai molekul.
(Silberberg, 2000) pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume
yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula. Jadi, perbandingan
volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah

molekul yang terlibat

dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya.
Contoh soal:
Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang
sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan

26

Jumlah Atom
di Ruas Kiri

Jumlah Atom di
Ruas Kanan

Ruas Kiri = Ruas Kanan

N=22=4

N = 2a

4 = 2a maka a = 2

O=32=6

O = 2b

6 = 2b maka b = 3

Jadi, rumus molekul gas NaOb = N2O3.


E. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dari penelitian ini yaitu adalah sebagai berikut:
a. Solusi pertama dalam penggambilan sikap
yaitu jika seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Jadi guru
diharapkan mampu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan pernyataan yang
dibuat sebelumnya.
b. Bersikap diantara suatu solusi
yaitu jika seorang siswa mampu merumuskan ulang pertanyaan soal tersebut
menjadi sub-sub pertanyaan baru yang urutan penyelesaiannya seperti yang telah
diselesaikan sebelumnya. Jadi, diharapkan siswa mampu membuat sub-sub
pertanyaaan baru dari sebuah pertanyaan yang ada pada soal yang bersangkutan
c.

Menempatkan solusi sebagai suatu sikap


yaitu jika seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah

diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis. Dalam model
pembelajaran pengajuan soal (problem solving) siswa dilatih untuk memperkuat dan

27

memperkaya konsep-konsep dasar kimia. Dengan demikian, kekuatan-kekuatan


model pembelajaran problem solving sebagai berikut.
1. Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima atau memperkaya konsepkonsep dasar.
2. Diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar.
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya
adalah pemecahan masalah.
Atas dasar pemikiran diatas, maka model pembelajaran pemecahan masalah ini
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XC SMA Negeri I wawonii.
F. Hipotesis
Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia pada
pokok bahasan Stoikiometri dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran
kooperatif Pemecahan masalah pada kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii.

G. Penelitian Yang Relevan


Beberapa hasil penelitian tentang model pembelajaran problem solving antara
lain: Budi,

(1998) yang mengembangkan perangkat pembelajaran pemecahan

masalah pada pengajaran matematika di SMU menunjukkan, bahwa hasil belajar


Siswa meningkat dari 67% pada siklus I meningkat menjadi 89% pada siklus II.

28

Fauzi (2008), mengatakan bahwa modeI problem solving dapat meningkatkan


pemahaman siswa, yang sebelumnya memperoleh nilai diatas 70 hanya sebanyak 7
siswa(27%) dan pada siklus I mengalami peningkatan, siswa yang memperoleh nilai
diatas 70 menjadi 23 siswa (88%). Pada siklus II terjadi peningkatan lagi sebesar 25
orang siswa yang mendapat nilai diatas 70 (97%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aspina (2009) dengan menerapkan
model pembelajaran problem solving dalam pembelajaran kimia pada pokok bahasan
termokimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar pada
siklus I sebesar 76,66% dengan rata-rata 69,53 meningkat pada siklus II yaitu
sebesar 96,66% dengan rata-rata 82,33.
Model pembelajaran pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme (Mulyani, 2013:12. Dalam
model pembelajaran pemecahan masalah, fokus pembelajaran ada pada masalah
yang dipilih sehingga pelajar tidak saja mempelajari konsep-konsep yang
berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah
tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran tidak saja harus memahami konsep yang
relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh
pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode
ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Dimana
siswa hanya melihat dan mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran yang

29

dapat membuat siswa bosan dan tidak tertarik mengukuti materi pelajaran yang
diajarkan. Hal ini akan berimbas pada prestasi belajar siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 semester II (dua) Tahun
Ajaran 2015/2016 di kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii yang
terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, Penetapan kelas Xc sebagai
subyek penelitian didasarkan pada hasil diskusi dengan guru kimia menyatakan
bahwa di kelas tersebut daya serapnya kurang/tingkat penguasaan materi kimia
masih lamban dibandingkan dengan kelas lain sehingga diperlukan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Faktor Yang Diteliti
Untuk mampu menjawab permasalahan yang timbul, ada beberapa faktor
yang diteliti. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Faktor siswa; Yaitu melihat aktivitas dan kemampuan siswa dalam mempelajari
kimia khususnya pada

pokok bahasan stoikiometri. Dengan menggunakan

lembar observasi dan evaluasi belajar setiap siklus.

30

31

2.

Teknik guru; Yaitu melihat bagaimana materi pelajaran yang disiapkan, dan
tehnik yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
pemecahan masalah. Dengan menggunakan lembar observasi guru dan RPP.

a. Rancangan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dan setiap
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang disesuaikan dengan perubahan yang ingin
dicapai seperti apa yang didesain dalam faktor yang diselediki serta cakupan materi
sesuai alokasi waktu yang tersedia. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahapan:
Perencanaan (planning)
Pelaksanaan tindakan (action)
Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)
Refleksi (Reflection)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagi berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
b. Membuat instrument penelitian yang meliputi bagaimana alat evaluasi berupa
tes serta kunci jawaban
c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar
di kelas ketika menerapakan model pembelajaran pemecahan masalah.
d. Membuat catatan untuk mengetahui data refleksi diri.

32

2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini melakukan pengamatan kegiatan siswa
dan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat. Proses
observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Sedangkan evaluasi
bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa dapat meningkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah.
4. Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi
dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hasil tersebut akan diliaht apakah telah
memenuhi target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum memenuhi
target, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan dan
kekurangan yang terjadi pada siklus selanjutnya akan diperbaiki pada siklus
berikutnya.

33

Secara skematis, proses pelaksanaan tindakan kelas tersebut dapat


ditampilkan pada gambar 1.1 sebagai berikut:
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006:134)
Perencanaan

Pelaksanaan
tindakan

Observasi
dan Evaluasi

Analisis dan
Refleksi

SIKLUS I
Analisis dan
Refleksi

Observasi
dan Evaluasi

Pelaksanaan
tindakan

perencanaan

SIKLUS II
Siklus
selanjutnya

Indikator Pencapaian
Penelitian

E. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrument pengumpulan data yaitu tes
aktivitas dan hasil belajar.
1. Tes Hasil Belajar
Tes ini dikontruksi dalam bentuk soal uraian dengan jumlah 5 butir soal pada
siklus I dan 4 butir soal dalam siklus II. Tes dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran. Tes yang digunakan tersusun oleh peneliti berkerjasama dengan guru
mata pelajaran kimia kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii.

34

2. Lembar Observasi
Lembar observasi ditujuhkan sebagai pedoman untuk melakukan oservasi
terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran Pemecahan masalah.
Observasi

tehadap

aktivitas

guru

difokuskan

pada

keterlaksanaan

model

pembelajaran peemcahan masalah dan proses pembelajaran. Observasi terhadap


siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1.

Sumber data: guru dan siswa

2.

Jenis data yaitu :


a. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi
b. Data kuantitatif diperoleh melalui tes

3.

Tehnik Pengambilan data:


a. Data tentang proses dalam pembelajaran Pemecahan masalah
melalui lembar observasi
b. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui tes

F.

Analisis Data

1.

Menentukan nilai rata-rata ( x )


(x) =

Xi
N

x 100%

Keterangan :

Xi

= Jumlah nilai siswa

diperoleh

35

= Banyaknya siswa

2. Menentukan persentase hasil belajar siswa

Persentase ketuntasan =

X
N

x 100 %

Keterangan :

= Banyaknya siswa yang tuntas

= Banyak siswa

G. Indikator Kinerja
Sebagai Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika
nilai tuntas setiap kelas minimal 80% siswa telah tercapai nilai minimal 70,37 dan
ketuntasan belajar secara individual apabila siswa tersebut telah memperoleh nilai
70,37 (ketentuan dari sekolah).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa
Hal-hal yang diobservasi pada siswa selama proses pembelajaran melalui
penerapan Model pembelajran (Problem Solving) berlangsung meliputi: Perhatian
siswa terhadap demonstrasi materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, aktivitas
siswa dalam mengerjakan LKS, bagaimana siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya serta keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan/menanggapi
pertanyaan dan mengeluarkan pendapat.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase Siswa yang Melakukan Aktivitas Selama Proses Belajar
Mengajar
No
1
2
3
4

Aktivitassiswa yang diamati


Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
Mengerjakan LKS
Mengajukan pertanyaa/menggapi pertanyaan
Mempersentsekan hasil kerja
Rata-rata kelas

Persentase/Siklus
I
II
80,1
93,6
81,9
92,8
56,1
85,3
64,7
88,6
7,00
90,90

Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan


aktivitas siswa selama proses belajar mengajar yaitu aktivitas siswa dalam
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dari tindakan siklus I ke tindakan

36

37

siklus II meningkat sebesar 13%. Aktivitas mengerjakan LKS belajar dari tindakan
siklus I ke tindakan siklus II meningkat sebesar 10,90%, seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru dan Aktivitas
Mengerjakan LKS
No

Klp

Aktivitas Mendengarkan
Penjelasan Guru
Persentase (%)/Rerata

I
1
I
83.8
2
II
66.7
3
III
83.3
4
IV
90.0
5
V
80.0
6
VI
80.0
Rerata
80.6
Ket. Kelompok I,II, & III: 6 Siswa

II
100
91.7
100
90.0
80.0
100
93.3

Aktivitas Mengerjakan LKS


Persentase (%)/Rerata
I
75.0
75.0
91.7
80.0
80.0
90.0
81.9

II
91.7
83.3
91.7
90.0
100
100
92.8

Kelompok IV, V & VI


Aktivitas mengajukan pertanyaan/menanggapi pertanyaan dari tindakan siklus I
ke tindakan siklus II meningkat sebesar 29,20%. Dan aktivitas memperhatikan
presentasi hasil kerja secara individu dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II
meningkat sebesar 23,90%. Dapat terlihat pada tabel Berikut:

38

Tabel 3. Aktivitas Mengajukan/Menanggapi Pertanyaan dan aktivitas


Mempersentasekan Hasil Kerja
No

1
2
3
4
5
6
Rerata

Klp

Aktivitas
Mengajukan/Menanggapi
Pertanyaan
Persentase (%)/Rerata
I
58.3
41.7
66.7
50.0
50.0
70.0
56.1

I
II
III
IV
V
VI

II
75.5
75.5
91.0
90.0
80.0
100
85.5

Aktivitas Mempersentasekan
Hasil Kerja
Persentase (%)/Rerata
I
66.7
58.3
50.0
80.0
70.0
90.0
69.0

II
91.7
91.7
100.0
83.3
91.7
91.7
91.7

2. Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa secara individu/kelompok pada tindakan siklus I dan
tindakan siklus II pada pokok bahasan stoikiometri dapat dilihat pada tabel berikut:
No

Kelompok

Siklus I

Siklus II

68,63

75,79

II

60.79

75.4

III

69.12

76,.07

IV

62.36

73.33

65.88

74.28

VI

74.1

77.11

39

75,79

80

75,4

76,07

73,33

74,28

77,11

70
Hasil Belajar

60
50
40

Siklus I

30

Siklus II

20
10
0
I

II

II

IV

VI

Kelompok

Gambar 2. Grafik rata-rata Hasil belajar siswa Secara Kelompok.


Untuk tabel persentase ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Siklus I
63,64%

Sedangkan

Siklus II
81,82%

Persentase (%)
18,18%

data pada gambar 3, menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan

persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan siklus 1 ke tindakan siklus II,
dimana pada tindakan siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 63,64% menjadi
81,82% pada tindakan siklus II dengan peningkatan sebesar 18,18%, dimana terlihat
pada gambar sebagai berikut:

40

90

81,82

80

Persentase

70
60
50
36,36

40

Tuntas

30

18,18

20

Tidak Tuntas

10
0
I

II
Siklus

Gambar 3.Grafik ketuntasan Hasil belajar siswa


2. Observasi Pembelajaran Terhadap Guru
Hasil observasi terhadap kegiatan guru selama proses belajar mengajar
berlangsung pada tindakan siklus I dan II pada pokok bahasan stoikiometri yang
dilaksanakan melalui penerapan model pembelajaran pemecahan masalah '(Problem
Solving) dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 9.

41

B. Deskripsi Setting dan Subyek Penelitian


1. Hasil Tindakan Siklus I
a. Observasi
Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1) Pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih asing dengan model pembelajaran
yang diterapkan. Kemudian pada pertemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa
dengan model pembelajaran yang digunakan.
2) Pada saat guru mempresentasekan materi pelajaran, sebagian siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru.
3) Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, beberapa siswa yang tidak aktif,
hal ini terlihat pada saat menyelesaikan soal-soal LKS ada sebagian siswa yang
hanya diam dan menunggu jawaban dari temannya.
4) Pada saat diskusi kelas, hanya sebagian siswa mengajukan ataupun menanggapi
suatu pertanyaan karena mereka merasa sukar untuknmengeluarkan pendapatnya.
5) Dari lembar observasi diperoleh bahwa siswa masih kurang aktif dalam proses
diskusi kelompok maupun diskusi kelas, hal ini dilihat dari siswa kurang semangat
belajar selama siklus I berlangsung. Sedangkan hasil observasi terhadap guru
menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1) Pada pertemuan pertama guru belum menyampaikan indikator pencapaian hasil
belajar secara optimal, dan pada pertemuan selanjutnya sudah menyampaikan
indikator pencapaian hasil belajar untuk membangun perhatian.

42

2) Pada pertemuan pertama guru belum bisa mengorganisasikan waktu dengan baik.
Hal ini dilihat dari bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini.
Sedangkan pada pertemuan selanjutnya guru sudah mampu mengorganisasikan
waktu dengan baik sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan alokasi waktu
yang ada.
3) Pada pertemuan pertama guru kurang memantau jalannya diskusi, hanya
memantau/membimbing sebagian siswa tertentu saja. Hal ini dilihat dari beberapa
siswa tidak tertib dalam mendiskusikan LKS. Sedangkan pada pertemuan
selanjutnya sudah memantau/membimbing semua siswa dengan membimbing tiaptiap siswa.
b. Evaluasi
Setelah materi yang diajarkan sebanyak dua kali pertemuan, maka pertemuan
ketiga diadakan evaluasi tindakan siklus I . Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh
mana peningkatan prestasi belajar kimia siswa setelah penggunaan model Problem
Solving diterapkan. Siswa harus bertanggung jawab secara individu terhadap hasil
belajarnya meskipun dalam proses pembelajaran dilakukan secara individu. Hasil
evaluasi tindakan siklus I menunjukkan bahwa 64,63% atau 17 siswa dari 33 siswa
memperoleh nilai 66,7 dengan nilai rata-rata 66,75.
c. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru secara bersama menilai dan
mendiskusikan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat

43

pada pelaksanaan tindakan siklus I untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan


pada tindakan siklus II. Pada tindakan siklus I penggunaan media pembelajaran yang
digunakan belum begitu optimal, hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang
tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi,
peneliti bersama guru bidang studi kimia berasumsi bahwa siswa belum
menunjukkan aktivitas pembelajaran yang seharusnya, ini disebabkan karena media
pembelajaran yang digunakan masih terlihat asing bagi siswa, sehingga siswa masih
menganggap media pembelajaran yang disajikan seperti mainan. Hal ini terlihat dari
masih ada siswa yang tertawa melihat media yang disajikan, walaupun siswa lain
sudah tertarik dengan media pembelajaran yang disajikan. Akibatnya masih banyak
siswa yang belum mampu menjawab soal ketika dilakukan evaluasi tindakan siklus I.
Untuk mengatasi hal ini, maka peneliti memberikan solusi bagi guru bidang studi
kimia antara lain: 1) guru mengefektifkan waktu yang telah disediakan, 2) guru lebih
memantau proses diskusi, 3) guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih
rajin belajar dan 4) guru menginformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, sikap dan keaktifan siswa merupakan salah satu bagian dari penilaian.
Dengan melihat banyaknya kekurangankekurangan yang ada serta hasil belajar
kimia siswa pada evaluasi siklus I yang belum memenuhi indikator kinerja dalam
penelitian ini, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada tindakan siklus II.
2. Tindakan Siklus II
a. Observasi
Hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

44

1) Siswa sudah semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa sudah bersemangat mengikuti pembelajaran melalui penggunaan
model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang diterapkan baik
pada pertemuan I maupun pada pertemuan II.
2) Pada saat kerja kelompok berlangsung, sebagian besar siswa sudah aktif
berdiskusi, hal ini terlihat pada saat menyelesaikan soal-soal LKS terjadi tukar
pikiran diantara siswa.
3) Ketika diskusi kelas berlangsung, hanya sebagian kecil siswa yang tidak aktif
berdiskusi. Hal ini terlihat pada saat diskusi kelas berlangsung, siswa sudah saling
menanggapi pertanyaan dari materi yang didiskusikan.
Sebagian besar siswa sudah berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya
tentang materi yang diajarkan tanpa merasa malu. Sementara itu hasil observasi
terhadap guru menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru sudah memberikan motivasi dan pemaparan yang baik dengan materi yang
diajarkan.
2) Guru sudah menginformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
sikap dan keaktifan siswa merupakan salah satu bagian dari penilaian.
3) Guru sudah bisa mengefektifkan pemantauan dan bimbingan terhadap siswa,
sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa terabaikan.
4) Guru sudah mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang
terbaik dengan tepuk tangan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru pada tindakan

45

siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan terhadap siswa pada tindakan siklus II
dapat dilihat pada lampiran 10.
b. Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi tindakan siklus II secara perorangan. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah pelaksanaan tindakan siklus II lebih baik atau
mengalami peningkatan prestasi belajar kimia dari pelaksanaan tindakan siklus I.
Soal evaluasi tindakan siklus II dilihat pada lampiran 14. Dari evaluasi tindakan
siklus II menununjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 66,7 sebanyak 19 siswa
dari 23 siswa atau sebesar 81,82% dengan nilai rata-rata 77,11.
c. Refleksi
Hasil refleksi pada tindakan siklus II ini menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan, baik terhadap guru bidang studi maupun siswa. Hasil observasi
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model pemecahan masalah (Problem Solvig) sudah memberikan hasil
yang lebih baik. Siswa terlihat aktif dalam mengerjakan soal LKS, bersemangat
untuk menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan serta
mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi yang diberikan dengan baik dan benar. Ini
menunjukkan siswa sudah mempunyai motivasi belajar yang cukup baik terhadap
pelajaran kimia. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
sudah menunjukkan efektifitas yang cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan
jumlah siswa yang mampu menjawab soal evaluasi dengan benar. Karena indikator

46

keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini minimal 75% siswa
telah mencapai nilai 66,70, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
C. PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua
kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Sebelum
dilaksanakan siklus I terlebih dahulu para siswa diberikan evaluasi/tes awal untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar (sebelum pelaksanaan pembelajaran
model pemecahan masalah) yang dimiliki oleh para siswa mengenai pokok bahasan
Stoikiometri. Dari hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar di kelas XC
SMA Negeri 1 Wawonii yaitu data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa masih tergolong rendah dan belum mencapai persentase ketuntasan
minimal dibandingkan setelah media pembelajaran ini diterapkan. Sebelum media
pembelajaran ini diterapkan rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,25, 65,30 dan
66,00 dengan persentase ketuntasan masing-masing 61,08%, 71,45% dan 69,84.
Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan hasil belajar siswa dan persentase
ketuntasan belajar siswa melalui penerapan model pemecahan Masalah (Problem
Solving) sebagai model pembelajaran yaitu rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,11
dengan persentase ketuntasan 81,82%. Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan
bahwa melalui penggunaan model Pemecahan Masalah SMAN 1 Wawonii
memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap hasil belajar siswa. Siswa lebih
termotivasi mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perhatian siswa yang

47

terpusat pada materi yang diajakarkan. Melalui penggunaan model pemecahan


masalah

ini membantu siswa menumbuhkan pengertian dan pemahaman suatu

konsep yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain. Para siswa sudah mampu
bekerja sama dalam kelompok dengan baik, siswa sudah berani mengemukakan
pendapatnya dan menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat diskusi. Secara
psikologis penerapan pembelajaran melalui penggunaan model pemecahan masalah
(Problem solving) ini memberikan manfaat yang sangat besar terhadap siswa antara
lain: 1). Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat karena adanya dorongan dari
teman kelompoknya serta penilaian yang berkelanjutan, 2).Menghilangkan rasa takut
pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan menjawab pertanyaan, dan 3).
Menumbuhkan kerja sama siswa, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.
Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini
minimal 75% siswa telah mencapai nilai 66,70, maka penelitian ini dihentikan
pada siklus II. Ini berarti bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu melalui
penggunaan pemecahan masalah Problem solving kelas XC SMAN 1 Wawonii pada
pokok bahasan stoikiometri dapat ditingkatkan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Solving dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii pada
pokok bahasan Stoikiometri dengan ketuntasan 64,63% pada tindakan siklus I
menjadi 81,82% pada tindakan siklus II.
2. Pembelajaran melalui penerapan model Pemecahan masalah Problem Solving
dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas yaitu
sebesar 71,00% pada tindakan siklus I menjadi 85,33% pada tindakan siklus II.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kepada guru diharapkan dapat mengetahui, memahami dan menerapkan model
pemecahan masalah Problem Solving dalam upaya peningkatan hasil belajar
kimia siswa
2. Mengingat pentingnya model pembelajaran yang berfungsi sebagai alat/media
pertukaran informasi yang dimiliki oleh guru dan siswa guna mencapai tujuan

48

49

pembelajaran, maka peneliti menyarankan kepada guru untuk bisa menggunakan


model pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kondisi dilapangan.

50

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Xc Sma


Negeri I Wawonii
No
1

Uraian Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Keterangan

Kegiatan Pendahuluan
Pertemuan (wawancara) Awal

Selasa 30 Oktober 2014

Seminar Proposal

Selasa 25

Tes Awal

Rabu 9 Januari 2015

2 x 45 menit

Pelaksanaan Tindakan Siklus I


1. Pertemuan pertama

Senin 12 Januari 2015

2 x 45 menit

2. Pertemuan kedua

Jumat 16 Januari 2015

2 x 45 menit

3. Evaluasi/tes

Senin 19 Januari 2015

2 x 45 menit

1. Pertemuan pertama

Jumat 23 Januari 2015

2 x 45 menit

2. Pertemuan kedua

Senin 26 Januari 2015

2 x 45 menit

3. Evaluasi/tes

Jumat 30 Januari 2015

2 x 45 menit

November 2014

Pelaksanaan Tindaklan Siklus II

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :


Rineka Cipta.
Angkowo, R dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta :
Grasindo.
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Aspina, A. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IA2 SMA Negeri
6 Kendari Pada Pokok Bahasan Termokimia Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Kendari: Universitas Haluoleo.
Bakti Mulyani, 2013. Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Laju
Reaksi Kelas Xi Ipa 5 Sma Negeri 1 Boyolali.
Budi, A. 2008. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:Pustaka Bani
Quraisy.
Budiningsih.A, 2004. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Dimyati dan Mujiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran,Jakarta : Rineka Cipta,
Djunaedi, M. 2002. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Jurnal UMS. Jakarta: Rineka
Cipta.
Emildadiany, N. 2008. Penataan Tempat Duduk Siswa Sebagai Bentuk

Pengelolaan Kelas

Persiapan Mengajar. Jakarta: Universitas Kuningan

Fauizi, 2008. Penerapan Model Cooperative Learning tipe STAD. Bandung


Faridatul Muniroh, 2010, Guru Profesional ImplementasiKurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : Rajawali pers.
Hamalik, O., 1993, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Mandat Maju, Bandung.

51

52

Ismail. 2002. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa
Media,
Matta, A. 2003. Biarkan Kuncupnya Mekar Menjadi Bunga. Jakarta: Pustaka Umum

Martin S. Silberberg, 2000. Jendela Iptek Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.


Munandar, U. (1999). Mengem-bangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurhayati, Abbas. 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Ratnaningsih. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Silver. 2001. Pemanfaatan Interaksi Personal Siswa Dalam Pembelajaran kimia.
Proceeding National Science Education Seminar. FMIPA UM, Malang: JICAIMSTEP.
Soemanto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Suharsimi. 2009. Penggunaan Metode dan Media Pembelajaran yang Tepat dapat
Meningkatkan Kualitas Pendidikan MIPA. Proceeding National Science
Education Seminar. FMIPA UM, Malang: JICAIMSTEP
Suherman. 2003. Media Mengajar. Bandung: Pusdiklat Perumtel IKIP Bandung
Sujatmiko. 2005. Kimia Bilingual, Bandung : Yrama Widya
Slavina, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumu Aksara,
Suyitno, 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.

54

Lampiran 1
Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk
Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
NO
(1)

Aspek-aspek yang diobservasikan


(2)

1
2
3
4

5
6
7
8
9

10
11

12

13

Ya/tidak
(3)

Skor
(4)

Mempersiapkan siswa untuk belajar

Ya

Guru memotivasi siswa


menyampaikan pencapaian tujuan
pembelajaran
Guru
menginformasikan
model
pembelajaran yang akan digunakan

Ya
Ya

Membagi siswa sesuai kemampuan


dan hasil kinerjanya.
Mengawali pembelajaran dengan
mengecek pemahaman dasar.
Menginformasikan materi pelajaran
stoikometri kepada siswa
Membagi soal kepada masing-masing
siswa
Meminta setiap siswa menyelesaikan
soal LKS 1.1 siklus I

Ya

Memantau kerja dari tiap-tiap siswa


selama diskusi berlangsung
Membantu/mengarahkan siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal.
Memanggil
setiap
siswa
yang
mempunyai jawaban yang tepat untuk
mempersentasekan hasil kinerjanya.
Guru mengacak soal yang akan dipilih
setiap siswa sesuai dengan soal LKS

Ya

Guru mempersiapkan siswa


untuk belajar
Memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Memberikan
informasi
tentang model pembelajaran
apa yang akan digunakan
Guru memebagi siswa sesuai
kemampuan hasil kerjanya
Guru mengawali pemahaman
dasar dari siswanya
Memberikan
informasi
tentang apa itu stoikiometri
Guru membagi soal kepada
siswa
Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal LKS 1.1
siklus I
Guru memantau kerja tiaptiap siswa selama diskusi
Guru mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal
Guru memanggil siswa-siswa
yang mempunyai jawaban
yang tepat
Mengacak soa yang dipilih
setiap siswa sesuai dengan

Ya

Ya
Ya
Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

55

14
15

16

pada siklus I
Meminta
tiap siswa
untuk
mempresentasikan jawabannya.
Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil
presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi

Ya
Ya

Ya

soal siklu I
Siswa
mempersentasekan
hasil kinerjanya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi

56

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk


Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua
NO
(1)

Aspek-aspek yang diobservasikan


(2)

1
2
3
4

5
6
7
8
9

10
11

12

13

14

Ya/tidak
(3)

Skor
(4)

Mempersiapkan siswa untuk belajar

Ya

Guru memotivasi siswa


menyampaikan pencapaian tujuan
pembelajaran
Guru
menginformasikan
model
pembelajaran yang akan digunakan

Ya
Ya

Membagi siswa sesuai kemampuan


dan hasil kinerjanya.
Mengawali pembelajaran dengan
mengecek pemahaman dasar.
Menginformasikan materi pelajaran
stoikometri kepada siswa
Membagi soal kepada masing-masing
siswa
Meminta setiap siswa menyelesaikan
soal LKS 1.1 siklus I

Ya

Memantau kerja dari tiap-tiap siswa


selama diskusi berlangsung
Membantu/mengarahkan siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal.
Memanggil
setiap
siswa
yang
mempunyai jawaban yang tepat untuk
mempersentasekan hasil kinerjanya.
Guru mengacak soal yang akan dipilih
setiap siswa sesuai dengan soal LKS
pada siklus I
Meminta
tiap siswa
untuk
mempresentasikan jawabannya.

Ya

Guru mempersiapkan siswa


untuk belajar
Memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Memberikan
informasi
tentang model pembelajaran
apa yang akan digunakan
Guru memebagi siswa sesuai
kemampuan hasil kerjanya
Guru mengawali pemahaman
dasar dari siswanya
Memberikan
informasi
tentang apa itu stoikiometri
Guru membagi soal kepada
siswa
Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal LKS 1.1
siklus I
Guru memantau kerja tiaptiap siswa selama diskusi
Guru mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal
Guru memanggil siswa-siswa
yang mempunyai jawaban
yang tepat
Mengacak soal yang dipilih
setiap siswa sesuai dengan
soal siklus I
Siswa
mempersentasekan
hasil kinerjanya

Ya

Ya
Ya
Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

57

15

16

Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil


presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi

Ya

Ya

Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi

58

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk


Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
No

Aspek-aspek yang diobservasi

Ya/Tidak

Komentar

(1)

(2)

(3)

(4)

Siswa mendengar dan memberikan

Ya

Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal LKS 1.1
pada siklus I

perhatian serius terhadap pelajaran


2

Siswa tetap berada dalam ruangan

Ya

Siswa aktif dalam belajar dan

Ya

menyelesaikan soal dalam soal


LKS 1.1 pada siklus I
4

Siswa mampu menyelesaikan soal

Ya

LKS 1.1 siklus I


5

Siswa saling menghargai pendapat

Ya

antar teman.

Siswa

mengajukan

pertanyaan

Tidak

kepada guru
7

Mempresentasekan hasil kerja

Merangkum

materi

yang

Ya

telah

Tidak

Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
LKS 1.1 siklus 1
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Sswa merangkum materi

dibahas
9

Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)


yang telah diberikan oleh guru.

Ya

Siswa
pekerjaan

mengerjakan

59

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk


Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua
No

Aspek-aspek yang diobservasi

Ya/Tidak

Komentar

(1)

(2)

(3)

(4)

Siswa mendengar dan memberikan

Ya

Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal siklus I

perhatian serius terhadap pelajaran


2

Siswa tetap berada dalam ruangan

Ya

Siswa aktif dalam belajar dan

Ya

menyelesaikan soal dalam soal


siklus I
4

Siswa mampu menyelesaikan soal

Ya

siklus I
5

Siswa saling menghargai pendapat

Ya

antar teman.

Siswa

mengajukan

pertanyaan

Tidak

kepada guru
7

Mempresentasekan hasil kerja

Merangkum

materi

yang

Ya

telah

Tidak

Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
siklus 1
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Sswa merangkum materi

dibahas
9

Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)


yang telah diberikan oleh guru.

Ya

Siswa
pekerjaan

mengerjakan

60

Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.1
Nama

Kelas/Kelompok

tanggal

Petunjuk:
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!
LKS 1. 1
1. Mengapa Hukum kekekalan Massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa
pembakaran kayu? (Skor 20)
2. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih.
Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan
massa magnesium? (skor 10)
3. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa
kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram
oksigen, tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!
(skor 25)
4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (skor 20)
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)
yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut! (skor 25)

61

Kunci Jawaban LKS 1.1.


1. Karena massa < massa abu kayu, tapi sebenarnya hukum lavoisier berlaku.
M kayu + m Oksigen = m abu + m CO2 + m H2O
2. M abu < m Mg. Tetapi hokum Lavoisier beraku pada pembakaran Mg. m Mg +
m O2 = m MgO.
3. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa
kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram
oksigen, tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!
Jawab:
Langkah
Langkah
Mula-mula
Perbndingan
massa
bereaksi
sisa

Massa Kalsium

Massa
Oksigen

Massa CaO
yang terbentuk

Massa Sisa
pereaksi

10 gram

12 gram

10
5

12

= 2*

P(pilih angka yang kecil)

=6

2x2=4

2x5 = 10
10-10 = 0

12 4 = 8

10+4 = 14 gram

8 gram oksigen

4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!
Jawab:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien
N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O2 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan

62

2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)
yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan.
Jumlah Atom di Ruas
Kiri

Jumlah Atom di Ruas


Kanan

Ruas Kiri = Ruas Kanan

N=22=4

N = 2a

4 = 2a maka a = 2

O=32=6

O = 2b

6 = 2b maka b = 3

Jadi, rumus molekul gas NaOb = N2O3.

63

Lampiran 3

Soal Untuk Siklus 1


1. Aluminium beraksi sempurna dengan larutan asam sulfat menghasilkan larutan
aluminium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya:
2Al(S) + 3 H2SO4(aq)Al2(SO4)3)(aq) + 3 H2(g)
Berapa mol gas hidrogen dan mol larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika
digunakan 0,5 mol aluminium? (skor 15)
2. Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6)
(Ar C =12, H= 1, dan O = 16)!( Skor 15)
3. Karbon dan oksigen dapat membentuk dua macam senyawa yaitu CO dan CO2.
Jika kandungan karbon pada senyawa CO dan CO2 berturut-turut 42,85% dan
27,2%. Apakah data ini sesuai hukum Dalton? (Skor 20)
4. Menentukan Massa Zat Terlarut dalam Larutan yang Diketahui Molaritasnya
Hitunglah massa NaOH (Ar Na = 23, O = 16, dan H = 1) yang harus dilarutkan
untuk membuat 100 mL larutan NaOH 0,1 M! (Skor 25)
5. Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O (Ar Fe = 56 dan
O =16). Tentukan rumus empiris senyawa tersebut! (Skor 25)

64

Jawaban Untuk siklus I


1. Dari persamaan reaksi:
2 Al(S) + 3 H2SO4(Aq) Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
0,5 mol

diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3


Jumlah mol gas Hidrogen =

x mol Al

= 2 x 0,5 mol = 0,75 mol


Jumlah mol larutan Aluminium Sulfat =

2 4 3

x mol Al

= 2 x 0,5 mol = 0,25 mol


Jadi,
2 Al(S) + 3 H2SO4(aq) Al2(SO4)3(Aq) + 3 H2(g)
0,5 mol

0,25 mol

0,75 mol

2. Massa molekul relatif C2H12O6 = 180


Unsur Penyusun C6 H12 O6

Persen Massa Unsur dalam C6 H12 O6

Karbon (C)

Persen massa unsur C


6 X 12
= Mr C6H12O6 X 100% = 180 X 100% = 40 %
6 x Ar C

Hidrogen (H)

Persen massa unsur H


12 X 1
= Mr C6H12O6 X 100 % = 180 X 100 % = 6,7 %
Persen massa unsur O
12 x Ar H

Oksigen (O)

12 x Ar O
Mr C6H12O6

12 x Ar O

= Mr c6H12O6 x 100% = 53,3%

65

3.M =
M=

Massa NaOH = M volume Mr NaOH


= 0,1 mol/liter 0,1 liter 40 gram/mol
= 0,4 gram

4. Untuk menentukan rumus empiris zat, kita menghitung perbandingan mol Fe dan
O, sebagai berikut.
Komponen penyusun

Massa (gram)

Mol Komponen

zat
Fe

11,2 gram

Mol Fe =

4,8 gram

Mol O =

Diperoleh perbandingan Fe : O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3.


Jadi, rumus empiris senyawa adalah Fe2O3.

11,2

=56 / = 0,2 mol


4,8

= 16 / = 0,3 mol

66

Lampiran 4
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
Sub Topik

: Stoikiometri
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.

67

5. dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab


A. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.1. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum
dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum
kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay
Lussac).
1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.
2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui
perhitungan.
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui
perhitungan.
4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.
5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.
6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)
perhitungan.

melalui

68

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui


perhitungan.
8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan berlakunya
hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran da;am penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Siswa dapat membuktikan data-data tentang keadaan gas secara teliti dan jujur.
2. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kekakalan massa (Lavoisier),
secara teliti dan jujur
3.

Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust),


secara teliti dan jujur

4. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Dalton),


secara teliti dan jujur
D. Materi Pembelajaran
Hukum Lavoisier
Hukum Proust
Hukum Dalton
Hukum Gay Lussac
Hukum Avogadro

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi


Model

: Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran

: Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas

berupa soal-soal
F. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat: Spidol dan media
b. Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

69

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan
belajar siswa
b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi

yang akan

diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b.Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal
diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa

untuk mengerjakan soal

berdasarkan masalah yang diberikan.


e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal.
f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang
dimiliki, dan siswa lain menanggapi.
g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan
pembelajaran
b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

70

H. Evaluasi
1. teknik

: tes

2. bentuk intrumen : tes uraian

2015
Guru Bidang Studi

Observer

USMAN PAMANA, S.Pd

SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004

A1 C4 08 047

Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001

71

Lampiran 5
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik

: Stoikiometri

Sub Topik

: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Siklus 1 pertemuan kedua
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang
kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu

72

menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan, dan wawasan kemanusiaan,


kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
2.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum
dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro,
hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum BoyleGay Lussac).
1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.
2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui
perhitungan.
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui
perhitungan.
4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.
5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.

73

6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier)

melalui

perhitungan.
7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui
perhitungan.
8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan berlakunya
hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran da;am penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Siswa dapat membuktikan data-data tentang keadaan gas secara teliti dan jujur.
b. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kekakalan massa (Lavoisier), secara
teliti dan jujur
c.

Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust), secara


teliti dan jujur

C. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Dalton),


secara teliti dan jujur
D.Materi Pembelajaran
Hukum Lavoisier
Hukum Proust
Hukum Dalton
Hukum Gay Lussac
Hukum Avogadro

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi


a. Model

: Pemecahan Masalah (Problem Solving)

b. Metode pembelajaran

: Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal

F.Alat dan Sumber Belajar


Alat: Spidol dan media
Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

74

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar
siswa
b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi

yang akan

diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal
diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal berdasarkan
masalah yang diberikan.
e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal.
f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang dimiliki,
dan siswa lain menanggapi.
h.Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
a.Guru bersama siswa

menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

pembelajaran
b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

75

H. Evaluasi
teknik

: tes

bentuk intrumen : tes uraian

2015
Observer

Guru Bidang Studi

USMAN PAMANA, S.Pd

SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004

A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001

76

Lampiran 6
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
Sub Topik

: Stoikiometri
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
1. Komponen Inti:
a. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
c. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.

77

e. Dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait penyebab


A. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.2. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum
dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum
kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay
Lussac).
1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.
2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui
perhitungan.
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui
perhitungan.
4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.
5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.
6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui
perhitungan.

78

7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui


perhitungan.
8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan
berlakunya hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi
2. Siswa dapat menyajikan dan menyelesaikan penentuan massa atom relatif dan massa
molekul relatif serta persamaan reaksi.
3. Siswa dapat berhitung massa atom atom relatif dan massa molekul relatif.
4. Siswa dapat mempersentasikan hasil kajian tentang hukum proust, hukum Dalton,
hukum Gay lussac, dan hukum Avogadro
5. Siswa mampu menyelesaikan penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
C. Materi Pembelajaran
Konsep mol
a. Massa molar
b. Volume molar gas
c. Rumus empiris dan rumus molekul
Perhitungan kimia
d. Hubungan antara jum;ah mol, partikel, massa dan volume dalam persamaan
reaksi.

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi


Model

: Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran

: Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal


F.

Alat dan Sumber Belajar


Alat : Spidol dan media
Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

79

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


A. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar
siswa
b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal
diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal berdasarkan
masalah yang diberikan.
e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal.
f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang dimiliki,
dan siswa lain menanggapi.
g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)


a.Guru bersama siswa
pembelajaran

menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan

80

b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).


G. Evaluasi
teknik

: tes

bentuk intrumen : tes uraian

2015
Guru Bidang Studi

Observer

USMAN PAMANA, S.Pd

SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004

A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001

81

Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.2
Nama

Kelas/Kelompok

tanggal

Petunjuk:
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!
SOAL-SOAL LKS 1.2.
1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas
oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. (Skor 10)
2. Tentukan persen C dalam glukosa (C6H12O6).
Jika diketahui Ar C = 12, O = 16, dan H = 1 ! (skor 10)
3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan
air.(skor 25)
4. Pada reaksi pembentukan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen dan hidrogen, jika
gas mol gas hidrogen yang diperlukan (skor 25)
a. jumlah mol gas amonia yang dihasilkan!
5. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan
air.(skor 25)

82

KUNCI JAWABAN LKS 1.2


1. Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
CH4(g) + O2(g)

CO2(g) + H2(I)

Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan
dengan huruf.
1 CH4(g) + a O2(g)

b CO2(g) + c H2(I)

b. Setarakan jumlah atom C dan H.


Jumlah atom diruas kiri

Jumlah atom diruas kanan

Ruas kiri = Ruas kanan

C=1

C=b

b= 1

H=4

H = 2c

2c = 4 maka c = 2

c. Kita masukkan koefisien b dan c sehingga persamaan reaksi menjadi:


1 CH4(g) + a O2(g)

1 CO2(g) + 2 H2O(I)

d. Kita setarakan jumlah atom O.


Jumlah atom diruas kiri

Jumlah atom diruas kanan

Ruas kiri = Ruas kanan

O = 2a

O=2+2=4

2a = 4 maka a = 2

e. Persamaan reaksi setara selengkapnya adalah:


1 CH4(g) + 2 O2(g) 1 CO2(g) + 2 H2O(I)
Untuk selanjutnya koefisien 1 tidak perlu ditulis sehingga persamaan reaksi
menjadi:
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(I) (setara)

83

2. Jawab:
% massa C =


6 12
180

x 100%

x 100%

= 40%
3. Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Al(S) + HCl(Aq) AlCl3(Aq) + H2(g)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain
dimisalkan dengan huruf.
a Al(S) + b HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + c H2(g)
b. Setarakan jumlah Al dan Cl.
Jumlah atom
Jumlah atom diruas
diruas kiri
kanan

Ruas kiri = Ruas


kanan

A1 = a

A1 = 1

a=1

Cl = b

C1 = 3

b=3

Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(S) + 3 HCl(Aq)

1 AlCl3(aq) + c H2(g)

c. Setarakan jumlah atom H.


Jumlah atom diruas
kiri

Jumlah atom diruas


kanan

Ruas kiri = Ruas kanan

H=3

H = 2c

2c = 3, maka c = 1,5

Kita masukkan koefisien c, sehingga persamaan reaksi menjadi:


1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + 1,5 H2(g)

84

Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka


semua
koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:
2

Al(S) + 6 HCl(Aq) 2 AlCl3(Aq) + 3 H2(g)

4. Jawab:
1) N2(g) + 3 H2(g)

2 NH3(g)

mol H2 =
=

2)

3
1

x mol N2

x 6 = 18 mol

mol NH3 =

3
2

X mol N2

= 1 X 6 = 12 mol
5. Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Cu(S) + HNO3(Aq)

Cu(NO3)2(Aq)+ NO(g) + H2O(l)

Langkah 2 : Penyetaraan:
Tetapkan koefisien Cu(NO3)2 = 1, sedangkan koefisien zat yang lain dimisalkan
dengan huruf.
a Cu(S) + b HNO3(Aq) 1 Cu(NO3)2(Aq) + c NO(g) + d H2O(l)
b. Setarakan atom Cu, N, H, dan O.
Jumlah atom
diruas
kiri
Cu = a
N=b

Jumlah atom
diruas
kanan
Cu = 1
N=2+c

Ruas kiri = Ruas


kanan
a=1
b = 2 + c (1)

85

H=b

H = 2d

b =2d (2)

O = 3b

O=6+c+d

3b = 6 + c + d (3)

Substitusi persamaan (2) dalam (3):

Substitusikan b = 3

3b = 6 + c + d

dalam persamaan (1):

3(2d) = 6 + c + d

b=2+c

6d = 6 + c + d

c = b 2 = 3 -2 = 3 - 3 =3

c = 6d d 6
c = 5d 6 ................................. (4)
Masukkan dalam persamaan (1):
b=2+c
b = 5d 4 ................................. (5)
Persamaan (2) = (5):
b = 2d
5d 4 = 2d
3d = 4
4

d=3
4

Substitusikan d = 3
3 dalam persamaan (2):
4

b = 2d = 2 ( 3 ) = 3

Kita masukkan koefisen sementara


dalam bentuk pecahan pada persamaan
reaksi:
1 Cu(S) +

b = 2 + 5d 6

8
3

HNO3(Aq) 1
2

Cu(NO3)2(Aq) + 3 NO(g) + 3 H2O(l)


Untuk membulatkan, semua koefisien
dikalikan tiga sehingga persamaan reaksi
menjadi:
2 Cu(S) + 8 HNO3(Aq) 3
Cu(NO3)2(Aq) + 2 NO(g) + 4 H2O(l)
Kita cek jumlah atom di ruas kiri dan
ruas kanan.
Jumlah atom
diruas kiri
Cu = 3

Jumlah atom
diruas kanan
Cu = 3

H=8

H=42=8

N=8

N = (3 2) + 2 = 8

O=83=2

O = (3 2 3) + 2 +
4 = 24

Berarti persamaan reaksi tersebut


sudah setara.

86

Lampiaran 8
Soal Untuk Siklus II
1. Berapa mol gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada suhu 0 C
dan tekanan 1 atm? (Skor 20)
2. Menentukan Volume Gas Lain Jika Volume Salah Satu Gas Diketahui Lima liter
gas butan (C4 H10) dibakar sempurna menurut
reaksi: C4H10 (g) + O2(g)

CO2(g) + H2O(I) (belum setara). (Skor 20)

Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan dan volume gas karbon dioksida yang
terbentuk
3. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:
CxHy(g) + O2(g)

CO2(g) + H2O(g) (belum setara)

Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)
diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,
P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)
4. Volume Gas dalam Campuran Pada pembakaran sempurna 5 liter (T, P)
campuran CH4 dan C 2H6 dihasilkan 7 liter (T, P) karbon dioksida. Tentukan
volume masing-masing gas dalam campuran itu! (skor 20)
5. Terdapat 10 mol senyawa MgCl2. (Skor 20)
a. Sebutkan jenis partikel senyawa MgCl2!
b. Berapa jumlah partikel senyawa dalam sampel tersebut?

87

Jawaban Untuk siklus II


1. Kuantitas (dalam mol) H2 =

6,72
22,4

= 0,3 mol

2. 2 C4H10(g) + 13 O2(g)

8 CO2(g) + 10 H2O(I)
Koefisien O2

Volume oksigen = Koefisien


=

13
2

C4H10

x Volume C4H10

x 5 liter = 32,5 Liter


2

Volume karbon dioksida =

410

x Volume C4H10

= 2 x 5 liter = 20 liter
3. Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan

reaksinya menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + . H2O(g) (belum setara)
Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 8), dengan
demikian persamaan reaksi setara menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.
Ruas kiri = Ruas kanan

Jumlah Atom

Jumlah Atom diruas

diruas kiri

kanan

C= 2x

C=4

2x =4 maka x = 2

H = 2y

H=2X2=4

2y = 4 maka y = 2

Jadi, rumus molekul hiodrokarbon tersebut adalah C2H2


4. Persamaan reaksi pembakaran CH4 dan C2H6 tersebut adalah:

CH4(g) + 2 O2(g)

CO2(g) + 2 H2O(I)

2 C2H6 + 7 O2(g)

4 CO2(g) + 6 H2O(I)

88

Misal: volume C2H6 = A liter


volume CH4 = (5 A) liter
(1) CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(I)
(5 A) liter (5 A) liter
(2) 2 C2H6(g) + 7 O2(g) 4 CO2(g) + 6 H2(I)
A liter

4
2

x A liter

= 2A liter
Dari persamaan (1) dan (2), maka volume CO2 total = CO2(1) + CO2(2)
7 = (5 A) + 2A
75=A
A=2
Jadi, volume C2H6 = A liter = 2 liter
volume CH4 = 5 A = 5 2 = 3 liter
5. a. MgCl2 adalah senyawa ion dengan partikel berupa ion Mg

2+

dan ion Cl-.

b. Jumlah partikel berupa ion Mg2+ dan ion Cl- dalam 10 mol MgCl2.
1 mol MgCl2 mengandung 1 mol Mg2+ dan 2 mol Cl-, sehingga 10 mol MgCl2
mengandung 10 mol Mg2+ dan 20 mol Cl-.
Jumlah ion Mg2+ = mol 6,02 1023 partikel/mol
= 10 mol 6,02 1023 partikel/mol = 6,02 1024 partikel(ion)
Jumlah ion Cl- = mol 6,02 1023 partikel/mol
= 20 mol 6,02 1023 partikel/mol = 1,204 1025 partikel(ion)
Jadi, dalam 10 senyawa MgCl2 mengandung 6,02 1024 ion Mg2+ dan 1,204 1025
ion Cl-.

89

Lampiran 9
Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
NO
(1)

Aspek-aspek yang diobservasikan


(2)

1
2
3
4

5
6
7

8
9

10
11

12

13

Ya/tidak
(3)

Skor
(4)

Mempersiapkan siswa untuk belajar

Ya

Guru memotivasi siswa


menyampaikan pencapaian tujuan
pembelajaran
Guru
menginformasikan
model
pembelajaran yang akan digunakan

Ya
Ya

Membagi siswa sesuai kemampuan


dan hasil kinerjanya.
Mengawali pembelajaran dengan
mengecek pemahaman dasar.
Menginformasikan materi pelajaran
hukum-hukum kimia kepada siswa

Ya

Membagi soal kepada masing-masing


siswa
Meminta setiap siswa menyelesaikan
soal LKS 1.2 siklus II

Ya

Memantau kerja dari tiap-tiap siswa


selama diskusi berlangsung
Membantu/mengarahkan siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal.
Memanggil
setiap
siswa
yang
mempunyai jawaban yang tepat untuk
mempersentasekan hasil kinerjanya.
Guru mengacak soal yang akan dipilih

Ya

Guru mempersiapkan siswa


untuk belajar
Memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Memberikan
informasi
tentang model pembelajaran
apa yang akan digunakan
Guru memebagi siswa sesuai
kemampuan hasil kerjanya
Guru mengawali pemahaman
dasar dari siswanya
Memberikan
informasi
tentang apa itu hukum-hukum
kimia
Guru membagi soal kepada
siswa
Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal LKS 1.2
siklus II
Guru memantau kerja tiaptiap siswa selama diskusi
Guru mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal
Guru memanggil siswa-siswa
yang mempunyai jawaban
yang tepat
Mengacak soa yang dipilih

Ya

Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

90

14
15

16

setiap siswa sesuai dengan soal LKS


1.2 pada siklus II
Meminta
tiap siswa
untuk
mempresentasikan jawabannya.
Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil
presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi

Ya
Ya

Ya

setiap siswa sesuai dengan


soal LKS1.2 pada siklus II
Siswa
mempersentasekan
hasil kinerjanya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi

91

Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk


Tindakan Siklus II Pertemuan Kedua
NO
(1)

Aspek-aspek yang diobservasikan


(2)

1
2
3
4

5
6
7

8
9
10
11

12

13

14

Ya/tidak
(3)

Skor
(4)

Mempersiapkan siswa untuk belajar

Ya

Guru memotivasi siswa


menyampaikan pencapaian tujuan
pembelajaran
Guru
menginformasikan
model
pembelajaran yang akan digunakan

Ya
Ya

Membagi siswa sesuai kemampuan


dan hasil kinerjanya.
Mengawali pembelajaran dengan
mengecek pemahaman dasar.
Menginformasikan materi pelajaran
hukum-hukum kimia kepada siswa

Ya

Membagi soal kepada masing-masing


siswa
Meminta setiap siswa menyelesaikan
soal siklus II
Memantau kerja dari tiap-tiap siswa
selama diskusi berlangsung
Membantu/mengarahkan siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal.
Memanggil
setiap
siswa
yang
mempunyai jawaban yang tepat untuk
mempersentasekan hasil kinerjanya.
Guru mengacak soal yang akan dipilih
setiap siswa sesuai dengan soal siklus
II
Meminta
tiap siswa
untuk

Ya

Guru mempersiapkan siswa


untuk belajar
Memotivasi siswa
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Memberikan
informasi
tentang model pembelajaran
apa yang akan digunakan
Guru memebagi siswa sesuai
kemampuan hasil kerjanya
Guru mengawali pemahaman
dasar dari siswanya
Memberikan
informasi
tentang apa itu hukum-hukum
kimia
Guru membagi soal kepada
siswa
Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan soal siklus II
Guru memantau kerja tiaptiap siswa selama diskusi
Guru mengarahkan siswa
yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal
Guru memanggil siswa-siswa
yang mempunyai jawaban
yang tepat
Mengacak soal yang dipilih
setiap siswa sesuai dengan
soal siklus II
Siswa
mempersentasekan

Ya

Ya
Ya

Ya
Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

92

15

16

mempresentasikan jawabannya.
Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil
presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi

Ya

Ya

hasil kinerjanya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi

93

Lampiran 10
Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar-Mengajar Untuk
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
No

Aspek-aspek yang diobservasi

Ya/Tidak

Komentar

(1)

(2)

(3)

(4)

Siswa mendengar dan memberikan

Ya

Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal LKS 1.2
pada siklus II

perhatian serius terhadap pelajaran


2

Siswa tetap berada dalam ruangan

Ya

Siswa aktif dalam belajar dan

Ya

menyelesaikan soal dalam soal


LKS 1.2 pada siklus II
4

Siswa mampu menyelesaikan soal

Ya

LKS 1.2 siklus II


5

Siswa saling menghargai pendapat

Ya

antar teman.

Siswa

mengajukan

pertanyaan

Tidak

kepada guru
7

Mempresentasekan hasil kerja

Merangkum

materi

yang

Ya

telah

Tidak

Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
LKS 1.2 siklus 1I
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Siswa merangkum materi

dibahas
9

Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)


yang telah diberikan oleh guru.

Ya

Siswa
pekerjaan

mengerjakan

94

Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk


Tindakan Siklus II Pertemuan Kedua
No

Aspek-aspek yang diobservasi

Ya/Tidak

Komentar

(1)

(2)

(3)

(4)

Siswa mendengar dan memberikan

Ya

Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal siklus II

perhatian serius terhadap pelajaran


2

Siswa tetap berada dalam ruangan

Ya

Siswa aktif dalam belajar dan

Ya

menyelesaikan soal dalam soal


siklus II
4

Siswa mampu menyelesaikan soal

Ya

siklus II
5

Siswa saling menghargai pendapat

Ya

antar teman.

Siswa

mengajukan

pertanyaan

Tidak

kepada guru
7

Mempresentasekan hasil kerja

Merangkum

materi

yang

Ya

telah

Tidak

Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
siklus 1I
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Siswa merangkum materi

dibahas
9

Mengerjaan pekerjaan rumah (PR)


yang telah diberikan oleh guru.

Ya

Siswa
pekerjaan

mengerjakan

95

Lampiran 11
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik

: Stoikiometri

Sub Topik

: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus II Pertemuan kedua
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran
kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati

dan

mengamalkan

perilaku

jujur,

disiplin,

tanggung

jawab,

perduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif


dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan
dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagian cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang
kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

96

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.
5. Dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait
penyebab
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.3. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum
dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum
kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay
Lussac).
1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.
2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui
perhitungan.
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui
perhitungan.

97

4. Membuktikan berlakunya hukum Gay Lussac dan Avogadro melalui perhitungan.


5. Membuktikan berlakunya Hukum Boyle-Gay Lussac) melalui perhitungan.
6. Membuktikan berlakunya hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier) melalui
perhitungan.
7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui
perhitungan.
8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan
berlakunya hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi
2. Siswa dapat menyajikan dan menyelesaikan penentuan massa atom relatif dan massa
molekul relatif serta persamaan reaksi.
3. Siswa dapat berhitung massa atom atom relatif dan massa molekul relatif.
4. Siswa dapat mempersentasikan hasil kajian tentang hukum proust, hukum Dalton,
hukum Gay lussac, dan hukum Avogadro
5. Siswa mampu menyelesaikan penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
D. Materi Pembelajaran
Konsep mol
1. Massa molar
2. Volume molar gas
3. Rumus empiris dan rumus molekul
Perhitungan kimia
- Hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume dalam persamaan
reaksi.

E. Metode Pembelajaran, Model, dan Strategi


Model

: Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pembelajaran

: Ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian

tugas berupa soal-soal

98

D. Alat dan Sumber Belajar


Alat: Spidol dan media
Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X

E. Evaluasi
teknik

: tes

bentuk intrumen : tes uraian


F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar
siswa
b. Guru memberikan apersepsi dengan mengigatkan kembali tentang materi
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh
soal diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa

untuk mengerjakan soal

berdasarkan masalah yang diberikan.


e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal.
f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang
dimiliki, dan siswa lain menanggapi.
g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.

99

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)


a.Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran berdasarkan tujuan
pembelajaran
b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).

2015
Guru Bidang Studi

Observer

USMAN PAMANA, S.Pd

SITI JUMAERA

NIP. 19730511 200604 1 004

A1 C4 08 047

Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii

Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001

100

Lampiran 12
SOAL KISI-KISI
1.

Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (Skor 15).

2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida,
dan air (skor 20)
3. Diketahui 0,5 liter gas hidrokarbon CxHy tepat bereaksi dengan 1,75 liter gas
oksigen menghasilkan 1 liter gas karbon dioksida dan 1,5 liter uap air.
Semuanya diukur pada suhu dan tekanan yang sama.Tentukan rumus gas
hidrokarbon tersebut! (skor 25)
4. Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6)

(Ar C =12, H= 1, dan O = 16)!( Skor 20)


5. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:
CxHy(g) + O2(g)

CO2(g) + H2O(g) (belum setara)

Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)
diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,
P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)

101

JAWABAN SOAL KISI-KISI


1.

Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien

N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O2 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.

2. Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:


Al(S) + HCl(Aq) AlCl3(Aq) + H2(g)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain
dimisalkan dengan huruf.
a Al(S) + b HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + c H2(g)
b. Setarakan jumlah Al dan Cl.
Jumlah atom
Jumlah atom diruas
diruas kiri
kanan

Ruas kiri = Ruas kanan

A1 = a

A1 = 1

a=1

Cl = b

C1 = 3

b=3

Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(S) + 3 HCl(Aq)

1 AlCl3(aq) + c H2(g)

102

c. Setarakan jumlah atom H.


Jumlah atom diruas
kiri

Jumlah atom diruas


kanan

Ruas kiri = Ruas kanan

H=3

H = 2c

2c = 3, maka c = 1,5

Kita masukkan koefisien c, sehingga persamaan reaksi menjadi:


1 Al(S) + 3 HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + 1,5 H2(g)
Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka
semua
koefisien dikalikan dua, sehingga persamaan reaksi menjadi:
3

Al(S) + 6 HCl(Aq) 2 AlCl3(Aq) + 3 H2(g)

3. CXHy (g) + O2(g)

CO2(g) + H2O(g)

Perbandingan volume CXHy : O2: CO2:H2O


= 0,5 L: 1,75 L:1 L:1,5 L
= 2: 7: 4: 6
Maka: 2 CXHy (g) +7 O2(g)

4 CO2(g) + H2O(g) + 6 H2O(g)

Jumlah atom C di kiri = jumlah atom C di kanan


2x = 4
x =2
jumlah atom H di kiri = jumlah atom H di kanan
2y = 12
y=6
Jadi, rumus gas hidrokarbon tersebut adalah C2H6.

103

4. Massa molekul relatif C2H12O6 = 180


Unsur Penyusun C6 H12 O6

Persen Massa Unsur dalam C6 H12 O6

Karbon (C)

Persen massa unsur C


6 X 12
= Mr C6H12O6 X 100% = 180 X 100% = 40 %
6 x Ar C

Hidrogen (H)

Persen massa unsur H


12 X 1
= Mr C6H12O6 X 100 % = 180 X 100 % = 6,7 %
Persen massa unsur O
12 x Ar H

Oksigen (O)

12 x Ar O

12 x Ar O

= Mr c6H12O6 x 100% = 53,3%


5. Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
Mr C6H12O6

reaksinya menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + . H2O(g) (belum setara)
Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 8), dengan
demikian persamaan reaksi setara menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.
Ruas kiri = Ruas kanan

Jumlah Atom

Jumlah Atom

diruas kiri

diruas kanan

C= 2x

C=4

2x =4 maka x = 2

H = 2y

H=2X2=4

2y = 4 maka y = 2

Jadi, rumus molekul hiodrokarbon tersebut adalah C2H2

104

Lampiran 13
Daftar Nilai Evaluasi Siswa Kelas XC SMAN 1 Wawonii
No

Nama
Kelompok

Nama siswa

Siklus I/ Siklus II
Nilai

Ket.

Nilai

Ket.

Alhajrah Listianingsih

73.53

90.48

Indra Adi Purwanto

6765

85.71

Iskandar

70.59

61.90

BT

Nur Anissa

79.41

85.71

Siti Hajar

7.41

BT

57.14

BT

Zahra Syafira

58.82

BT

73.81

Abdul Latif

61.76

85.71

Fingky Astuti

70.59

BT

76.19

Irfan Syafaat

58.82

BT

83.33

10

Muh. Asbar

70.59

73.81

11

Rahmat Ardiansyah

70.59

71.43

12

Tithi Yuslianti

41.18

BT

61.90

BT

Ade Enggarwati

70.59

80.59

14

Hasnawati

50.00

BT

69.05

BT

15

Muh. Ali Akbar

73.53

80.59

16

Nanang Astuti

70.59

61.90

BT

17

Ramdan

82.35

85.71

18

Yuslian

67.65

78.57

Darmawan

76.47

83.33

20

Mayang Saputri

67.65

71.43

21

Nasrullah Hakim

70.59

73.81

13

19

II

III

IV

105

22

Ratnasari

47.06

BT

66.67

BT

23

Wulan Apriliani

50.00

BT

71.43

BT

Sulpiana

70.59

73.81

25

Wa guna

52.94

BT

73.81

BT

26

Hastiani

58.94

BT

80.95

BT

27

Ato Udin

82.35

80.95

28

Gafar

64.71

BT

61.90

BT

Nur Ardiana

67.67

85.71

M. Fadilla

85.29

71.43

31

Riska

85.29

90.48

32

Aulia

64.71

BT

95.24

33

Ummu Habiba

67.56

100

24

29
30

VI

63,64%
81,82%
Ket: T : Tuntas
BT : Belum Tuntas

106

Lampiran 14
Data Mentah Aktivitas Siswa Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah (Problem Solving) Pada Pokok Bahasan Stoikiometri
Tabel 1. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru
No

Klp

Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
1
I
5.0
5.0 5.0
83.3 83.3 83.8
2
II
4.0
4.0 4.0
66.7 66.7 66.7
3
III
5.0
5.0 5.0
83.3 83.3 83.3
4
IV
4.0
5.0 4.5
80.0 90.0 90.0
5
V
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
6
VI
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
Rerata
4.3
4.5 4.4
78.9 82.2 80.6
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
6.0
5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.2

6.0
5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.2

6.0
5.5
6.0
4.0
5.0
4.0
5.3

100
83.3
100
100
5.0
100
93.9

100
100
100
80.0
80.0
100
93.3

100
91.7
100
90.0
80.0
100
93.6

Kelompok IV, V&VI


Tabel 2. Aktivitas Mengerjakan LKS
No

Klp

Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
1
I
5.0
5.0 4.5
66.7 83.3 75.0
2
II
4.0
4.0 4.5
66.7 83.3 75.0
3
III
5.0
5.0 5.5
83.3 100
91.7
4
IV
4.0
5.0 4.0
80.0 80.0 80.0
5
V
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
6
VI
4.0
4.0 4.5
100
80.0 90.0
Rerata
4.3
4.5 4.5
79.4 84.4 81.9
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa

Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
6.0
5.5
6.0
4.0
5.0
5.0
5.0

5.0
5.0
6.0
6.0
5.0
5.0
5.2

5.5
5.0
5.5
4.5
5.0
5.0
5.1

100
83,3
83.3
80.
100
100
91.1

83.3
83.3
100
100
100
100
94.4

91.7
83.3
91.7
90.0
100
100
92.8

107

Tabel 3. Aktivitas Mengajukan Pertanyaan/Menanggapi Pertanyaan


No

Klp

Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
3.0
4.0 3.5
50.0 66.7 58.3

I
2
II
2.0
3.0 2.5
33.0 50.0
3
III
3.0
5.0 4.0
50.0 83.3
4
IV
2.0
3.0 2.5
40.0 60.0
5
V
3.0
2.0 2.5
60.0 40.0
6
VI
3.
4.0 3.5
60.0 80.0
Rerata
2.7
3.5 3.1
48.0 63.3
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa

41.7
66.7
50.0
50.0
70.0
56.1

Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
4.0

5.0

4.5

66.7

83.3

75.5

4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.3

5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.0

5.5
6.0
5.5
5.0
4.0
5.1

66.7
83.3
80.0
80.0
100
79.4

83,3
100
100
80.0
100
91.1

75.5
91.7
90.0
80.0
100
85.3

Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa


Tabel 4. Mempresentasekan Hasil Kerja
No

Klp

Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
4.0
4.0 4.0
66.7 66.7 66.7

I
2
II
3.0
4.0 3.5
50.0 66.7
3
III
3.0
3.0 3.0
50.0 50.0
4
IV
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0
5
V
3.0
4.0 3.5
60.0 80.0
6
VI
5.0
4.0 4.5
100
80.0
Rerata
3.7
3.8 3.8
67.8 70.6
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa

58.3
50.0
80.0
70.0
90.0
69.2

Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
5.0

6.0

5.5

83.3

100

91.7

5.0
6.0
5.0
5.0
5.0
5.2

6.0
6.0
4.0
5.0
5.0
5.3

5.5
6.0
5.5
5.0
4.0
5.3

83.3
100
100
100
100
94.4

100
100
66.7
83.3
83.3
88.9

91.7
100.0
83.3
91.7
91.7
91.7

108

Gambar 1. Kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus I pertemuan kedua

Gambar 2. Foto guru menbantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan


dalam menyelesaikan soal LKS 1.1

109

Gambar 3. Foto kegiatan belajar siswa pada tindakan siklus I pertemuan kedua pada
saat menyelesaikan soal LKS 1.1

110

111

Gambar 3. Foto kegiatan presentase kelompok pada tindakan siklus I pertemuan


kedua pada saat menyelesaikan soal LKS 1.1

112

113

Gambar. 4 Siswa Mengerjakan Soal LKS 1.2 Pada Siklus II

Gambar. 5 Siswa Memperhatikan Dan Mendengarkan Penjelasan Guru Pada


Pertemuan Pertama Dalam Siklus II

114

Gambar. 6 Persentase Hasil Kerja Pada Soal LKS 1.2 Pada Siklus II Pertemuan 1

Gambar. 3 Persentase Soal Siklus II

Anda mungkin juga menyukai