SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kependidikan Pada Jurusan Pendididikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
SITI JUMAERA
A1C4 08 047
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt karena limpahan rahmat
dan karuniah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ini dengan judul
Penerapan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan
SMAN I Wawonii.
Terwujudnya Karya ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka
secara khusus penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima
kasih kepada Ibunda tercinta Sanati yang dengan sepenuh hati telah memberi cinta,
kasih dan sayang sehingga Ananda tumbuh dewasa dan mampu merasakan manispahitnya kehidupan ditengah kesendirianmu. Dengan hormat dan kasih, Penulis juga
ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Alm. Muh Basyir yang telah memberi
motivasi dan mendoakan selama ini meski keakraban kita saat ini telah terpisah
Semoga engkau diberi tempat yang layak disisi-Nya. Terima kasih pula kepada
Kakakku Tersayang ABD Salam, kakak iparku Rusiani yang selalu mengerti
perasaanku, dan Adikku Muh. Sahal yang senantiasa mendoakan dan membantu
dalam memenuhi kebutuhan selama Penulis menempuh pendidikan.
Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu oleo.
2.
Prof. Dr. La Iru, S.H.,M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Haluoleo.
3.
6.
Mama Ashar dan Mama Emi yang selalu mengerti dan menjadi teman curhatku.
7.
Keluarga Besarku (Papa Saleha). Terima kasih selama ini tak henti-hentinya
memberiku dorongan dan motivasi.
8.
Keluarga besar mama jusdin terima kasih selama ini telah banyak membantu
penulis baik dalam bentuk moril maupun materi dalam penyelesaian penulisan
karya ini
vi
9.
10. Saudari-saudari seperjuanganku; Een Menur, Efrianti, Justin semoga kita semua
sukses. Amin..!!!!! Kebersamaan kita kan selalu terkenangkan karena kalian
adalah Sahabat terbaikku dalam suka maupun duka.
11. Rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2008; Rio, Wilda, Risma,Maryam,Alfina,
Mira Nita Panginan S.Pd, Marni, Dan adik-adik Angkatan 09: Trisnawati, Yus,
Yelly, angkatan 010: Ashar, Rinto, 11, 12, 13 dan lain-lain. Terima kasih telah
melewatkan waktu bersama untuk menyapa dan tersenyum manis padaku.
12. Orang-orang yang telah menjadi Motifatorku; Kakekku Tersayang Abdullah
Gafar dan paman Harun, S.Pd (Papa Ashar).
13. Keluarga mama Hengki terima kasih atas berbagai dukungannya
14. Tak lupa pula kepada teman-teman seatapku di Asrama Sinar Harapan; Papa
Inu,
Ana, KTanty, Zia, Rinto, Salul dan lain-lain. Terima kasih atas
kebersamaan yang selama ini kita bina di Asrama Sinar Harapan yang kan selalu
mengisahkan kenangan indah.
Akhir kata, Penulis ucapkan semoga Allah Swt memberikan balasan yang
setimpal untuk semuanya. Amin!!!!!!!
Kendari,
Juli 2015
Penulis
vii
Dosen-dosenku tercinta
Serta almamaterku
yang kubanggakan
Allah SWT
(Penulis)
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Solving. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam
dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa XC SMAN 1 Wawonii yang berjumlah 33
siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah
dengan tes dan non tes (observasi, kajian dokumen). Analisis data menggunakan
teknik analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa yaitu 71,00% pada siklus I meningkat menjadi 85,33% pada siklus II.
Pembelajaran model Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 64,63% pada siklus I meningkat
menjadi 81,82% pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan stoikiometri.
ix
ABSTRACTION
SITI JUMAERA ( A1C4 08 047)" Applying Of Model Trouble-Shooting
(Problem Solving) To Increase Activity And Result Learn Student At Fundamental
Discussion of Stoikiometri Class of XC SMAN I Wawonii " is Guided Dr. La
Harimu M. Si The as counsellor of I and of Drs. Aceng Haetami M. Si The as
counsellor of II.
This Research aim to increase result and activity learn student by applying
model study of Problem Solving. This Research represent Research Of Action Class
( Classroom Action Research) which is executed in two cycle, with every cycle
consist of planning, execution, and observation of refleksi. Research Subjek is
student of XC SMAN 1 Wawonii amounting to 33 student. Source of data come
from student and teacher. Technique data collecting is with tes and non tes
(observation, document study). Data analysis use descriptive analysis technique
qualitative. Result of research indicate that: Study of model of Problem Solving can
improve result and activity learn student that is 71,00% at cycle of I mount to
become 85,33% at cycle of II. Study of model of Problem Solving can improve
result learn student. Complete percentage of result learn tired student 64,63% at
cycle of I mount to become 81,82% at cycle of II. Of this research can be concluded
that applying of trouble-shooting model can improve result and activity learn student
at discussion fundamental of stoikiometri.
DAFTAR TABEL
No.
Hal
xi
DAFTAR GAMBAR
No
Hal
Keterangan
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDULi
PERSETUJUAN PEMBIMBING..ii
HALAMAN PENGESAHAN.iii
PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..iv
KATA PENGANTAR ....v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.viii
ABSTRAKix
ABSTRACTION..x
DAFTAR TABEL....xi
DAFTARGAMBARxiv
DAFTAR ISIxv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..1
B. Rumusan Masalah....7
C. Tujuan Penelitian. ...7
D. Manfaat Penelitian..7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran9
xiii
2. Pengertian belajar....9
B. Pembelajaran Kimia10
C. Kerangka Pembelajaran Menggunakan Strategi Pemecahan Masalah........11
1. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah.15
a. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)..15
b. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) 12
c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah.13
D. Stoikiometri...15
E. Kerangka Berfikir..26
F. Hipotesis28
G. Penelitian Yang Relevan28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu..30
B. Subjek Penelitian...30
C. Faktor Yang Diteliti...30
a. Rancangan Penelitian...31
1. Perencanaan...31
2. Pelaksanaan Tindakan....31
3. Observasi dan Evaluasi...32
4. Refleksi...32
D. Instrumen Penelitian...33
1. Teas Hasil Belajar.....34
2. Lembar Observsi.......34
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan mutu
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah guru, dalam hal ini diperlukan peran
guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran kimia menjadi lebih baik, menarik
dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa
dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa
dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Sejalan dengan berkembangnya
penelitian dibidang pendidikan maka ditemukan model-model pembelajaran baru
yang dapat meningkatkan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar, yang
dikenal dengan model pembelajaran kooperatif yaitu merupakan aktifititas
pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok, yang saling berinteraksi satu sama lain,
dimana pembelajaran adalah bergantung kepada interaksi antara ahli-ahli dalam
kelompok, setiap siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas
dan juga di dalam kelompoknya (Slavin, 2008).
Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Wawonii ditemukan bahwa
pembelajaran kimia kurang meningkatkan kreativitas siswa, guru-guru masih banyak
yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah secara
monoton dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku
dan masih didominasi oleh guru serta membuat siswa pasif yang mengakibatkan
proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal.
hukum dasar kimia, dan perhitungan kimia (stoikiometri) yaitu dengan memberikan
tugas-tugas yang dikerjakan baik di rumah maupun di sekolah namun belum
menunjukkan perubahan yang berarti. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
memperbaiki masalah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil refleksi dengan guru kimia maka peneliti mengajukan model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) sebagai alternatif model
pembelajaran agar dapat menanggulangi kelemahan-kelemahan tersebut.
Pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu model
pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan
materi yang brupa (berlatih soal, dan mengerjakan soal) tersebut kepada anggota lain
dalam kelompoknya (Munandar, U. 1999).
Model pembelajaran ini sangatlah cocok dengan materi stoikiometri karena
pada materi ini banyak sekali sub-sub pokok bahasan yang dituntut agar siswa dapat
memahami konsep yang abstrak antara lain : Hukum-hukum kimia, dan perhitungan
kimia. Pada materi ini siswa dituntut untuk memahami hubungan antara hukumhukum dasar kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan perhitungan kimia
(stoikiometri), selain itu juga banyak perhitungan-perhitungan di dalamnya sehingga
dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) ini
memungkinkan siswa dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dan saling
sama seperti yang dikemukakan oleh Budi, (1998) yang mengembangkan perangkat
pembelajaran problem solving pada pembelajaran kimia di SMU menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa meningkat dari 67% pada siklus I menjadi 89%
pada siklus II.
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa cukup meresahkan dan
dirasakan
perlu
adanya
tindakan
untuk
mengatasinya.
Karena
sejumlah
meningkatkan hasil
2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi guru dalam memperbaiki dan
meningkatkan sistem pengajaran secara umum, dan pengajaran Pendidikan di
SMA 1 Wawonii pada khususnya. Di samping itu guru juga akan semakin
diberdayakan untuk mengambil prakarsa profesional secara mandiri.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukkan yang baik bagi
peningkatan pembelajaran kimia pada khususnya yang mengarah pada
peningkatan kualitas lulusan yang berdaya saing tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Secara psikologis, belajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
tingkah laku. Sejalan dengan itu, Soemanto (1990) menyatakan bahwa Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yng baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selanjutnya menurut Hamalik (2005) mengemukakan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang kreatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Menurut Matta (2003) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi secara terus-menerus pada aspek cara berfikir, emosi, dan sikap yang lahir
dari akumulasi pengalaman, pelatihan dan aplikasi kehidupan. Belajar membawa
suatu perubahan individu yang belajar. Belajar itu tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri, mengenal segala aspek organisme atau pribadi
seseorang. Oleh karena itu, orang yang belajar tidak sama antara karakter sebelum
10
belajar dan karakter setelah belajar. Karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan
atau menyesuaikan diri dengan keadaan.
B. Pembelajaran kimia
Pembelajaran
adalah
proses
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Peran
guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Peran guru berhubungan dengan peran
siswa dalam proses belajar. Adapun cara-cara pembelajaran yang berpengaruh pada
proses belajar dapat ditentukan oleh guru. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada
belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber
belajar, dan subjek pembelajaran itu sendiri.
Dalam pembelajaran terdapat proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Seorang
pengajar mempunyai tugas menstimulus serta meningkatkan jalannya proses belajar.
Di dalam pembelajaran kimia, seorang pengajar juga memiliki tugas menstimulus
siswa agar hasil belajar siswa baik
Salah satu cara menstimulus siswa dalam pembelajaran kimia adalah dengan
memperkenalkan tentang kimia itu sendiri. Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan
reaksi suatu unsur atau zat.
Pengetahuan Alam (Natural Science) yang mengambil materi (matter) sebagai objek.
11
Yang dikembangkan oleh ilmu kimia adalah deskripsi tentang materi, khususnya
kemungkinan perubahan menjadi benda lain (transformation of matter) secara
permanen serta energi yang terlibat dalam perubahan.
Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu
membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk merasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran kimia
dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan
induktif dalam proses inkuiri ilmiah pada takaran inkuiri terbuka. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah Arikunto (2006).
C. Pembelajaran Model Pemecahan Masalah (Problem Solvig)
1. Pengertian Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
12
13
Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan hasil yang
diharapkan atau tidak. ( Arsyad. 2006).
untuk berpikir.
e. Maslah harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan peserta didik
2. Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.
b. Guru meminta kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang akan dilaksanakan.
c. Peserta didik dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
d. Mungkin peserta didik dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula
tidak.
e.
14
f.
h. Membuat kesimpulan.
3. Kelebihan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
a. Melatih peserta didik untuk menghadapi problema-problema atau situasi yang
timbul secara spontan.
b. Peserta didik menjadi aktif dan berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab
sendiri.
c. Pendidikan disekolah relevan dengan kehidupan.
4. Kelemahan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving)
a. Memerlukan waktu yang lama
b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.
d. Sukar sekali menentukan masalah yang benar-benar cocok dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
15
D. STOIKIOMETRI
12
setiap unsur terdiri dari beberapa isotop, maka definisi massa atom relatif (Ar)
diubah menjadi perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap massa atom
12
C.
Ar =
1
1
2 12
Dan isotop 12C ditetapkan mempunyai massa 12 s.m.a. Setelah diteliti dengan
cermat, 1 s.m.a = 1,66 x 10-24 g dan massa isotop 12C= 1,99 x 10-23 g Ada 20 unsur
16
(Be, F, Na, Al, P, Sc, Mn, Co, As, Y, Nb, Rh, I, Cs, Pr, Tb, Ho, Tm, Au, dan Bi)
yang merupakan monoisotop. Sedangkan unsur-unsur yang lain mempunyai dua atau
lebih isotop. Untuk unsur-unsur ini, massa atom relatif (Ar) merupakan nilai rata-rata
massa dari setiap massa isotop atom dalam unsur tersebut dengan memperhitungkan
kelimpahannya.
B. Massa Molekul Relatif
Perbandingan massa molekul dengan massa standar disebut massa molekul
relatif (Mr), ditulis sebagai berikut:
MrX=
1
1
2
1 /12
17
Massa molar (molar mass), didefinisikan sebagai massa (dalam garam atau
kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom atau molekul) zat. Massa molar adalah
bilangan yang sama dengan massa atom relatif atau massa molekul relatif, tetapi
ditunjukkan dalam satuan g/mol.
Massa molar A=
( )
1
c) Volume molar
(1) Volume molar gas dalam keadaan standar
Karena volume gas sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, dalam
stoikiometri para ahli kimia menetapkansuatu kondisi acuan dalam penentuan
volume molar. Kondisi acuan ini adalah 0 C (273 K) dan 1 atm. Kondisi ini disebut
kondisi standar atau STP (Standard Temperature and Pressure). Pada kondisi STP,
volume molar gas adalah 22,4 L. Hubungan volume molar dan jumlah mol gas pada
keadaan standar sebagai berikut:
(2) Volume gas pada keadaan sembarang (tidak STP)
Volume gas pada suhu dan tekanan tertentu. Dengan persamaan:
Keterangan:
P = Tekanan gas (atm), V = volume (liter), n = jumlah mol gas (mol), R = tetapan
gas (0,082 L atm/mol K), T = suhu mutlak gas (K)
Volume gas pada suhu kamar (T = 250 dan P = 1 atm).
Dengan persamaan
Volume gas diukur pada kondisi gas lain. Dengan persamaan:
Keterangan:
18
menentukan jumlah mol unsur penyusun senyawa tersebut. Rumus empiris dapat
digunakan untuk menghitung bobot rumus senyawa.
b) Rumus molekul
Rumus molekul (molecular senyawa) menunjukkan jumlah eksak atom-atom
dari setiap unsur di dalam unit terkecil suatu zat. 33 Rumus molekul dapat diperoleh
dengan mengalikan semua titik bawah dalam rumus empiris dengan bilangan pengali
menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus, tetapi juga jumlah atom yang
sebenarnya dari masing-masing unsur dalam molekul Senyawa.
c) Kadar unsur dalam senyawa.
Kadar unsur dalam senyawa (%) adalah bagian zat terlarut dalam seratus
bagian campuran zat. Kadar unsure dapat ditentukan berdasarkan jumlah atom unsur
dalam senyawa, massa atom relatif unsur, dan massa molekul relative unsur dalam
senyawa, yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
19
x = massa atom relatif unsur yang dicari kadarnya, y = massa molekul relatif
5) Stoikiometri reaksi
a) Peranan koefisien reaksi dalam stoikiometri reaksi.
Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).
Koefisien dalam suatu persamaan reaksi adalah suatu perbandingan di mana molekul
satu zat bereaksi dengan molekul dengan molekul zat yang berbeda membentuk
suatu zat lain.
Contoh soal :
Suatu reaksi kimia dinyatakan dengan persamaan reksi sebagai berikut:
2Al (s) + 3H2SO4 (aq)
3
2
20
24
12
= 0,25 mol
32
Mg 2
0,5
1
Dilihat dari perhitungan di atas Mg habis bereaksi maka Mg.
Hukum-hukum Dasar Kimia
A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil
reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier
menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum
kekekalan massa: Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama. Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari
umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas
(seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih
kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari
lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada
21
massa semula. Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara)
sebagai berikut:
Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan sejumlah oksigen
di udara membentuk senyawa baru besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama
dengan massa besi dan oksigen mula-mula.
Fe(s) + O2(g) Fe2O3(s).
Contoh Soal:
Berikut ini contoh reaksi kimia yang berkaitan dengan hukum kekalan masssa zat-zat
pereaksi dan hasil reaksi:
No
Pereaksi I
1
Gas hidrogen
2 gram
4 gram
5 gram
6 gram
2
Karbon
a. 6 gram
b. 9 gram
c. ...gram
Pereaksi II
Gas oksigen
16 gram
32 gram
40 gram
48 gram
Gas oksigen
16 gram
.gram
40 gram
Hasil Reaksi
Air
18 gram
36 gram
45 gram
54 gram
Gas karbondioksida
.gram
33 gram
55 gram
Jawab:
a. Massa gas = massa karbon + masssa gas oksigen
Karbon dioksida = 6 + 16
= 22 gram
b. Massa gas = massa karbon dioksida massa karbon
Oksigen = 33 9
= 24 gram
c. Massa karbon = masssa karbon dioksida - massa gas oksigen
= 55 40
22
= 15 gram
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari
senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap
berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa Perbandingan
massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang
sama meskipun berasal dari daerah berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda
ternyata mempunyai komposisi yang sama. Contohnya, hasil analisis terhadap garam
natrium klorida dari berbagai daerah. Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh
para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis
senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John Dalton (1766 1844). Dalton
mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsurunsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan tabel hasil
percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen berikut.
Jenis Senyawa
Nitrogen
monoksida
Nitrogen dioksida
Massa Nitrogen
yang Direaksikan
Massa Oksigen
yang Direaksikan
Massa Senyawa
yang Terbentuk
0,87 gram
1,00 gram
1,875 gram
1,75 gram
1,00 gram
2,75 gram
23
=1
Massa Kalsium
Mula-mula
10 gram
10
perbandingan
=2
5
massa
P pilih angka yang kecil
bereaksi
2x5 = 10
sisa
10-10 = 0
Massa Oksigen
Massa CaO
yang terbentuk
Sisa pereaksi
12 gram
12
=6
2
10+4 = 14 gram
8 gram oksigen
2x2=4
12 4 = 8
24
Volume =
X Volume B
Contoh soal:
Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!
Jawab:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien
N2 : O3 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O3 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
Hipotesis Avogadro
25
dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya.
Contoh soal:
Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P) yang
sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan
26
Jumlah Atom
di Ruas Kiri
Jumlah Atom di
Ruas Kanan
N=22=4
N = 2a
4 = 2a maka a = 2
O=32=6
O = 2b
6 = 2b maka b = 3
diselesaikan untuk membuat soal yang baru yang sejenis. Dalam model
pembelajaran pengajuan soal (problem solving) siswa dilatih untuk memperkuat dan
27
28
29
dapat membuat siswa bosan dan tidak tertarik mengukuti materi pelajaran yang
diajarkan. Hal ini akan berimbas pada prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 semester II (dua) Tahun
Ajaran 2015/2016 di kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas Xc SMA Negeri 1 Wawonii yang
terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, Penetapan kelas Xc sebagai
subyek penelitian didasarkan pada hasil diskusi dengan guru kimia menyatakan
bahwa di kelas tersebut daya serapnya kurang/tingkat penguasaan materi kimia
masih lamban dibandingkan dengan kelas lain sehingga diperlukan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Faktor Yang Diteliti
Untuk mampu menjawab permasalahan yang timbul, ada beberapa faktor
yang diteliti. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Faktor siswa; Yaitu melihat aktivitas dan kemampuan siswa dalam mempelajari
kimia khususnya pada
30
31
2.
Teknik guru; Yaitu melihat bagaimana materi pelajaran yang disiapkan, dan
tehnik yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
pemecahan masalah. Dengan menggunakan lembar observasi guru dan RPP.
a. Rancangan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dan setiap
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang disesuaikan dengan perubahan yang ingin
dicapai seperti apa yang didesain dalam faktor yang diselediki serta cakupan materi
sesuai alokasi waktu yang tersedia. Setiap siklus dilaksanakan dengan tahapan:
Perencanaan (planning)
Pelaksanaan tindakan (action)
Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)
Refleksi (Reflection)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagi berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
b. Membuat instrument penelitian yang meliputi bagaimana alat evaluasi berupa
tes serta kunci jawaban
c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar
di kelas ketika menerapakan model pembelajaran pemecahan masalah.
d. Membuat catatan untuk mengetahui data refleksi diri.
32
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini melakukan pengamatan kegiatan siswa
dan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
3. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat. Proses
observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Sedangkan evaluasi
bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa dapat meningkatkan dengan
menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah.
4. Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi
dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian hasil tersebut akan diliaht apakah telah
memenuhi target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum memenuhi
target, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan dan
kekurangan yang terjadi pada siklus selanjutnya akan diperbaiki pada siklus
berikutnya.
33
Pelaksanaan
tindakan
Observasi
dan Evaluasi
Analisis dan
Refleksi
SIKLUS I
Analisis dan
Refleksi
Observasi
dan Evaluasi
Pelaksanaan
tindakan
perencanaan
SIKLUS II
Siklus
selanjutnya
Indikator Pencapaian
Penelitian
E. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrument pengumpulan data yaitu tes
aktivitas dan hasil belajar.
1. Tes Hasil Belajar
Tes ini dikontruksi dalam bentuk soal uraian dengan jumlah 5 butir soal pada
siklus I dan 4 butir soal dalam siklus II. Tes dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran. Tes yang digunakan tersusun oleh peneliti berkerjasama dengan guru
mata pelajaran kimia kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii.
34
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ditujuhkan sebagai pedoman untuk melakukan oservasi
terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran Pemecahan masalah.
Observasi
tehadap
aktivitas
guru
difokuskan
pada
keterlaksanaan
model
2.
3.
F.
Analisis Data
1.
Xi
N
x 100%
Keterangan :
Xi
diperoleh
35
= Banyaknya siswa
Persentase ketuntasan =
X
N
x 100 %
Keterangan :
= Banyak siswa
G. Indikator Kinerja
Sebagai Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika
nilai tuntas setiap kelas minimal 80% siswa telah tercapai nilai minimal 70,37 dan
ketuntasan belajar secara individual apabila siswa tersebut telah memperoleh nilai
70,37 (ketentuan dari sekolah).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa
Hal-hal yang diobservasi pada siswa selama proses pembelajaran melalui
penerapan Model pembelajran (Problem Solving) berlangsung meliputi: Perhatian
siswa terhadap demonstrasi materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, aktivitas
siswa dalam mengerjakan LKS, bagaimana siswa dalam mempresentasikan hasil
kerjanya serta keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan/menanggapi
pertanyaan dan mengeluarkan pendapat.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase Siswa yang Melakukan Aktivitas Selama Proses Belajar
Mengajar
No
1
2
3
4
Persentase/Siklus
I
II
80,1
93,6
81,9
92,8
56,1
85,3
64,7
88,6
7,00
90,90
36
37
siklus II meningkat sebesar 13%. Aktivitas mengerjakan LKS belajar dari tindakan
siklus I ke tindakan siklus II meningkat sebesar 10,90%, seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru dan Aktivitas
Mengerjakan LKS
No
Klp
Aktivitas Mendengarkan
Penjelasan Guru
Persentase (%)/Rerata
I
1
I
83.8
2
II
66.7
3
III
83.3
4
IV
90.0
5
V
80.0
6
VI
80.0
Rerata
80.6
Ket. Kelompok I,II, & III: 6 Siswa
II
100
91.7
100
90.0
80.0
100
93.3
II
91.7
83.3
91.7
90.0
100
100
92.8
38
1
2
3
4
5
6
Rerata
Klp
Aktivitas
Mengajukan/Menanggapi
Pertanyaan
Persentase (%)/Rerata
I
58.3
41.7
66.7
50.0
50.0
70.0
56.1
I
II
III
IV
V
VI
II
75.5
75.5
91.0
90.0
80.0
100
85.5
Aktivitas Mempersentasekan
Hasil Kerja
Persentase (%)/Rerata
I
66.7
58.3
50.0
80.0
70.0
90.0
69.0
II
91.7
91.7
100.0
83.3
91.7
91.7
91.7
Kelompok
Siklus I
Siklus II
68,63
75,79
II
60.79
75.4
III
69.12
76,.07
IV
62.36
73.33
65.88
74.28
VI
74.1
77.11
39
75,79
80
75,4
76,07
73,33
74,28
77,11
70
Hasil Belajar
60
50
40
Siklus I
30
Siklus II
20
10
0
I
II
II
IV
VI
Kelompok
Sedangkan
Siklus II
81,82%
Persentase (%)
18,18%
persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan siklus 1 ke tindakan siklus II,
dimana pada tindakan siklus I ketuntasan belajar siswa sebesar 63,64% menjadi
81,82% pada tindakan siklus II dengan peningkatan sebesar 18,18%, dimana terlihat
pada gambar sebagai berikut:
40
90
81,82
80
Persentase
70
60
50
36,36
40
Tuntas
30
18,18
20
Tidak Tuntas
10
0
I
II
Siklus
41
42
2) Pada pertemuan pertama guru belum bisa mengorganisasikan waktu dengan baik.
Hal ini dilihat dari bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini.
Sedangkan pada pertemuan selanjutnya guru sudah mampu mengorganisasikan
waktu dengan baik sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan alokasi waktu
yang ada.
3) Pada pertemuan pertama guru kurang memantau jalannya diskusi, hanya
memantau/membimbing sebagian siswa tertentu saja. Hal ini dilihat dari beberapa
siswa tidak tertib dalam mendiskusikan LKS. Sedangkan pada pertemuan
selanjutnya sudah memantau/membimbing semua siswa dengan membimbing tiaptiap siswa.
b. Evaluasi
Setelah materi yang diajarkan sebanyak dua kali pertemuan, maka pertemuan
ketiga diadakan evaluasi tindakan siklus I . Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh
mana peningkatan prestasi belajar kimia siswa setelah penggunaan model Problem
Solving diterapkan. Siswa harus bertanggung jawab secara individu terhadap hasil
belajarnya meskipun dalam proses pembelajaran dilakukan secara individu. Hasil
evaluasi tindakan siklus I menunjukkan bahwa 64,63% atau 17 siswa dari 33 siswa
memperoleh nilai 66,7 dengan nilai rata-rata 66,75.
c. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama guru secara bersama menilai dan
mendiskusikan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat
43
44
1) Siswa sudah semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa sudah bersemangat mengikuti pembelajaran melalui penggunaan
model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang diterapkan baik
pada pertemuan I maupun pada pertemuan II.
2) Pada saat kerja kelompok berlangsung, sebagian besar siswa sudah aktif
berdiskusi, hal ini terlihat pada saat menyelesaikan soal-soal LKS terjadi tukar
pikiran diantara siswa.
3) Ketika diskusi kelas berlangsung, hanya sebagian kecil siswa yang tidak aktif
berdiskusi. Hal ini terlihat pada saat diskusi kelas berlangsung, siswa sudah saling
menanggapi pertanyaan dari materi yang didiskusikan.
Sebagian besar siswa sudah berani bertanya dan mengungkapkan pendapatnya
tentang materi yang diajarkan tanpa merasa malu. Sementara itu hasil observasi
terhadap guru menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru sudah memberikan motivasi dan pemaparan yang baik dengan materi yang
diajarkan.
2) Guru sudah menginformasikan bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
sikap dan keaktifan siswa merupakan salah satu bagian dari penilaian.
3) Guru sudah bisa mengefektifkan pemantauan dan bimbingan terhadap siswa,
sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa terabaikan.
4) Guru sudah mengumumkan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang
terbaik dengan tepuk tangan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru pada tindakan
45
siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 dan terhadap siswa pada tindakan siklus II
dapat dilihat pada lampiran 10.
b. Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi tindakan siklus II secara perorangan. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah pelaksanaan tindakan siklus II lebih baik atau
mengalami peningkatan prestasi belajar kimia dari pelaksanaan tindakan siklus I.
Soal evaluasi tindakan siklus II dilihat pada lampiran 14. Dari evaluasi tindakan
siklus II menununjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 66,7 sebanyak 19 siswa
dari 23 siswa atau sebesar 81,82% dengan nilai rata-rata 77,11.
c. Refleksi
Hasil refleksi pada tindakan siklus II ini menunjukkan hasil yang cukup
menggembirakan, baik terhadap guru bidang studi maupun siswa. Hasil observasi
yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui
penerapan model pemecahan masalah (Problem Solvig) sudah memberikan hasil
yang lebih baik. Siswa terlihat aktif dalam mengerjakan soal LKS, bersemangat
untuk menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan serta
mampu menyelesaikan soal-soal evaluasi yang diberikan dengan baik dan benar. Ini
menunjukkan siswa sudah mempunyai motivasi belajar yang cukup baik terhadap
pelajaran kimia. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
sudah menunjukkan efektifitas yang cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan
jumlah siswa yang mampu menjawab soal evaluasi dengan benar. Karena indikator
46
keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini minimal 75% siswa
telah mencapai nilai 66,70, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
C. PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua
kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian. Sebelum
dilaksanakan siklus I terlebih dahulu para siswa diberikan evaluasi/tes awal untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar (sebelum pelaksanaan pembelajaran
model pemecahan masalah) yang dimiliki oleh para siswa mengenai pokok bahasan
Stoikiometri. Dari hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar di kelas XC
SMA Negeri 1 Wawonii yaitu data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa masih tergolong rendah dan belum mencapai persentase ketuntasan
minimal dibandingkan setelah media pembelajaran ini diterapkan. Sebelum media
pembelajaran ini diterapkan rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,25, 65,30 dan
66,00 dengan persentase ketuntasan masing-masing 61,08%, 71,45% dan 69,84.
Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan hasil belajar siswa dan persentase
ketuntasan belajar siswa melalui penerapan model pemecahan Masalah (Problem
Solving) sebagai model pembelajaran yaitu rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,11
dengan persentase ketuntasan 81,82%. Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan
bahwa melalui penggunaan model Pemecahan Masalah SMAN 1 Wawonii
memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap hasil belajar siswa. Siswa lebih
termotivasi mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perhatian siswa yang
47
konsep yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain. Para siswa sudah mampu
bekerja sama dalam kelompok dengan baik, siswa sudah berani mengemukakan
pendapatnya dan menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat diskusi. Secara
psikologis penerapan pembelajaran melalui penggunaan model pemecahan masalah
(Problem solving) ini memberikan manfaat yang sangat besar terhadap siswa antara
lain: 1). Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat karena adanya dorongan dari
teman kelompoknya serta penilaian yang berkelanjutan, 2).Menghilangkan rasa takut
pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan menjawab pertanyaan, dan 3).
Menumbuhkan kerja sama siswa, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman.
Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, dalam hal ini
minimal 75% siswa telah mencapai nilai 66,70, maka penelitian ini dihentikan
pada siklus II. Ini berarti bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu melalui
penggunaan pemecahan masalah Problem solving kelas XC SMAN 1 Wawonii pada
pokok bahasan stoikiometri dapat ditingkatkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran melalui Pembelajaran Problem Solving dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XC SMA Negeri 1 Wawonii pada
pokok bahasan Stoikiometri dengan ketuntasan 64,63% pada tindakan siklus I
menjadi 81,82% pada tindakan siklus II.
2. Pembelajaran melalui penerapan model Pemecahan masalah Problem Solving
dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang melakukan aktivitas yaitu
sebesar 71,00% pada tindakan siklus I menjadi 85,33% pada tindakan siklus II.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kepada guru diharapkan dapat mengetahui, memahami dan menerapkan model
pemecahan masalah Problem Solving dalam upaya peningkatan hasil belajar
kimia siswa
2. Mengingat pentingnya model pembelajaran yang berfungsi sebagai alat/media
pertukaran informasi yang dimiliki oleh guru dan siswa guna mencapai tujuan
48
49
50
Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Kegiatan Pendahuluan
Pertemuan (wawancara) Awal
Seminar Proposal
Selasa 25
Tes Awal
2 x 45 menit
2 x 45 menit
2. Pertemuan kedua
2 x 45 menit
3. Evaluasi/tes
2 x 45 menit
1. Pertemuan pertama
2 x 45 menit
2. Pertemuan kedua
2 x 45 menit
3. Evaluasi/tes
2 x 45 menit
November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan Kelas
51
52
Ismail. 2002. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa
Media,
Matta, A. 2003. Biarkan Kuncupnya Mekar Menjadi Bunga. Jakarta: Pustaka Umum
54
Lampiran 1
Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk
Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ya/tidak
(3)
Skor
(4)
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
55
14
15
16
pada siklus I
Meminta
tiap siswa
untuk
mempresentasikan jawabannya.
Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil
presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi
Ya
Ya
Ya
soal siklu I
Siswa
mempersentasekan
hasil kinerjanya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi
56
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ya/tidak
(3)
Skor
(4)
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
57
15
16
Ya
Ya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi
58
Ya/Tidak
Komentar
(1)
(2)
(3)
(4)
Ya
Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal LKS 1.1
pada siklus I
Ya
Ya
Ya
Ya
antar teman.
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Tidak
kepada guru
7
Merangkum
materi
yang
Ya
telah
Tidak
Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
LKS 1.1 siklus 1
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Sswa merangkum materi
dibahas
9
Ya
Siswa
pekerjaan
mengerjakan
59
Ya/Tidak
Komentar
(1)
(2)
(3)
(4)
Ya
Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal siklus I
Ya
Ya
Ya
siklus I
5
Ya
antar teman.
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Tidak
kepada guru
7
Merangkum
materi
yang
Ya
telah
Tidak
Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
siklus 1
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Sswa merangkum materi
dibahas
9
Ya
Siswa
pekerjaan
mengerjakan
60
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.1
Nama
Kelas/Kelompok
tanggal
Petunjuk:
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!
LKS 1. 1
1. Mengapa Hukum kekekalan Massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa
pembakaran kayu? (Skor 20)
2. Pada pembakaran magnesium di udara dihasilkan abu yang berwarna putih.
Bagaimana massa abu yang dihasilkan setelah pembakaran dibandingkan dengan
massa magnesium? (skor 10)
3. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen dalam membentuk senyawa
kalsium oksida adalah 5 : 2. Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram
oksigen, tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk dan sisa pereaksi!
(skor 25)
4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (skor 20)
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)
yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut! (skor 25)
61
Massa Kalsium
Massa
Oksigen
Massa CaO
yang terbentuk
Massa Sisa
pereaksi
10 gram
12 gram
10
5
12
= 2*
=6
2x2=4
2x5 = 10
10-10 = 0
12 4 = 8
10+4 = 14 gram
8 gram oksigen
4. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut!
Jawab:
Perbandingan koefisien = perbandingan volume Koefisien
N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O2 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
62
2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
5. Dua liter gas nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan 3 liter gas oksigen (O2)
membentuk 2 liter gas NaOb, semuanya diukur pada suhu (T) dan tekanan (P)
yang sama. Tentukan rumus molekul gas tersebut!
Jawab:
Karena perbandingan volume gas merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
2 N2(g) + 3 O2(g)2 NaOb(g)
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan.
Jumlah Atom di Ruas
Kiri
N=22=4
N = 2a
4 = 2a maka a = 2
O=32=6
O = 2b
6 = 2b maka b = 3
63
Lampiran 3
64
x mol Al
2 4 3
x mol Al
0,25 mol
0,75 mol
Karbon (C)
Hidrogen (H)
Oksigen (O)
12 x Ar O
Mr C6H12O6
12 x Ar O
65
3.M =
M=
4. Untuk menentukan rumus empiris zat, kita menghitung perbandingan mol Fe dan
O, sebagai berikut.
Komponen penyusun
Massa (gram)
Mol Komponen
zat
Fe
11,2 gram
Mol Fe =
4,8 gram
Mol O =
11,2
= 16 / = 0,3 mol
66
Lampiran 4
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
Sub Topik
: Stoikiometri
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.
67
melalui
68
Metode pembelajaran
berupa soal-soal
F. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat: Spidol dan media
b. Sumber belajar: Buku paket Kimia untuk SMA kelas X
69
yang akan
diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b.Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal
diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa
70
H. Evaluasi
1. teknik
: tes
2015
Guru Bidang Studi
Observer
SITI JUMAERA
A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii
Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001
71
Lampiran 5
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
: Stoikiometri
Sub Topik
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Siklus 1 pertemuan kedua
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang
kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
72
73
melalui
perhitungan.
7. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton) melalui
perhitungan.
8. Mengolah data percobaan atau informasi, sehingga mampu membuktikan berlakunya
hukum-hukum dasar kimia dalam setiap proses perubahan kimia.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran da;am penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Siswa dapat membuktikan data-data tentang keadaan gas secara teliti dan jujur.
b. Siswa dapat membuktikan berlakunya hukum kekakalan massa (Lavoisier), secara
teliti dan jujur
c.
b. Metode pembelajaran
74
yang akan
diajarkan.
c. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah
stoikiometri itu?
d. Guru menuliskan materi dan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan beberapa contoh soal
diantaranya soal yang berkaitan dengan Stoikiometri.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami
d. Guru membagi LKS kepada setiap siswa untuk mengerjakan soal berdasarkan
masalah yang diberikan.
e. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal.
f. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan jawaban yang dimiliki,
dan siswa lain menanggapi.
h.Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang kinerjanya baik.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
a.Guru bersama siswa
pembelajaran
b. Guru memberikan tes evaluasi berupa (PR).
75
H. Evaluasi
teknik
: tes
2015
Observer
SITI JUMAERA
A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii
Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001
76
Lampiran 6
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
Sub Topik
: Stoikiometri
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
1. Komponen Inti:
a. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, perduli(gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas bebrbagai permasalahan dalam berinteraksi efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagian cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
c. Memahami, Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahuanya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora fenomena dan kejadian, serta menerapkan prosedural pada bidang kejadian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.
77
78
Metode pembelajaran
79
80
: tes
2015
Guru Bidang Studi
Observer
SITI JUMAERA
A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii
Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001
81
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1.2
Nama
Kelas/Kelompok
tanggal
Petunjuk:
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawabnya pertanyaan di bawah ini dengan benar!
SOAL-SOAL LKS 1.2.
1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas
oksigen membentuk gas karbon dioksida dan uap air. (Skor 10)
2. Tentukan persen C dalam glukosa (C6H12O6).
Jika diketahui Ar C = 12, O = 16, dan H = 1 ! (skor 10)
3. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan
air.(skor 25)
4. Pada reaksi pembentukan gas amonia (NH3) dari gas nitrogen dan hidrogen, jika
gas mol gas hidrogen yang diperlukan (skor 25)
a. jumlah mol gas amonia yang dihasilkan!
5. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida, dan
air.(skor 25)
82
CO2(g) + H2(I)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan
dengan huruf.
1 CH4(g) + a O2(g)
b CO2(g) + c H2(I)
C=1
C=b
b= 1
H=4
H = 2c
2c = 4 maka c = 2
1 CO2(g) + 2 H2O(I)
O = 2a
O=2+2=4
2a = 4 maka a = 2
83
2. Jawab:
% massa C =
6 12
180
x 100%
x 100%
= 40%
3. Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Al(S) + HCl(Aq) AlCl3(Aq) + H2(g)
Langkah 2 : Penyetaraan:
a. Kita tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat yang lain
dimisalkan dengan huruf.
a Al(S) + b HCl(Aq) 1 AlCl3(Aq) + c H2(g)
b. Setarakan jumlah Al dan Cl.
Jumlah atom
Jumlah atom diruas
diruas kiri
kanan
A1 = a
A1 = 1
a=1
Cl = b
C1 = 3
b=3
Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(S) + 3 HCl(Aq)
1 AlCl3(aq) + c H2(g)
H=3
H = 2c
2c = 3, maka c = 1,5
84
4. Jawab:
1) N2(g) + 3 H2(g)
2 NH3(g)
mol H2 =
=
2)
3
1
x mol N2
x 6 = 18 mol
mol NH3 =
3
2
X mol N2
= 1 X 6 = 12 mol
5. Jawab:
Langkah 1 : Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi:
Cu(S) + HNO3(Aq)
Langkah 2 : Penyetaraan:
Tetapkan koefisien Cu(NO3)2 = 1, sedangkan koefisien zat yang lain dimisalkan
dengan huruf.
a Cu(S) + b HNO3(Aq) 1 Cu(NO3)2(Aq) + c NO(g) + d H2O(l)
b. Setarakan atom Cu, N, H, dan O.
Jumlah atom
diruas
kiri
Cu = a
N=b
Jumlah atom
diruas
kanan
Cu = 1
N=2+c
85
H=b
H = 2d
b =2d (2)
O = 3b
O=6+c+d
3b = 6 + c + d (3)
Substitusikan b = 3
3b = 6 + c + d
3(2d) = 6 + c + d
b=2+c
6d = 6 + c + d
c = b 2 = 3 -2 = 3 - 3 =3
c = 6d d 6
c = 5d 6 ................................. (4)
Masukkan dalam persamaan (1):
b=2+c
b = 5d 4 ................................. (5)
Persamaan (2) = (5):
b = 2d
5d 4 = 2d
3d = 4
4
d=3
4
Substitusikan d = 3
3 dalam persamaan (2):
4
b = 2d = 2 ( 3 ) = 3
b = 2 + 5d 6
8
3
HNO3(Aq) 1
2
Jumlah atom
diruas kanan
Cu = 3
H=8
H=42=8
N=8
N = (3 2) + 2 = 8
O=83=2
O = (3 2 3) + 2 +
4 = 24
86
Lampiaran 8
Soal Untuk Siklus II
1. Berapa mol gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada suhu 0 C
dan tekanan 1 atm? (Skor 20)
2. Menentukan Volume Gas Lain Jika Volume Salah Satu Gas Diketahui Lima liter
gas butan (C4 H10) dibakar sempurna menurut
reaksi: C4H10 (g) + O2(g)
Hitunglah volume oksigen yang dibutuhkan dan volume gas karbon dioksida yang
terbentuk
3. Suatu senyawa hidrokarbon (CxHy) yang berwujud gas terbakar menurut reaksi:
CxHy(g) + O2(g)
Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)
diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,
P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)
4. Volume Gas dalam Campuran Pada pembakaran sempurna 5 liter (T, P)
campuran CH4 dan C 2H6 dihasilkan 7 liter (T, P) karbon dioksida. Tentukan
volume masing-masing gas dalam campuran itu! (skor 20)
5. Terdapat 10 mol senyawa MgCl2. (Skor 20)
a. Sebutkan jenis partikel senyawa MgCl2!
b. Berapa jumlah partikel senyawa dalam sampel tersebut?
87
6,72
22,4
= 0,3 mol
2. 2 C4H10(g) + 13 O2(g)
8 CO2(g) + 10 H2O(I)
Koefisien O2
13
2
C4H10
x Volume C4H10
410
x Volume C4H10
= 2 x 5 liter = 20 liter
3. Karena perbandingan volume merupakan koefisien reaksi, maka persamaan
reaksinya menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + . H2O(g) (belum setara)
Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 8), dengan
demikian persamaan reaksi setara menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.
Ruas kiri = Ruas kanan
Jumlah Atom
diruas kiri
kanan
C= 2x
C=4
2x =4 maka x = 2
H = 2y
H=2X2=4
2y = 4 maka y = 2
CH4(g) + 2 O2(g)
CO2(g) + 2 H2O(I)
2 C2H6 + 7 O2(g)
4 CO2(g) + 6 H2O(I)
88
4
2
x A liter
= 2A liter
Dari persamaan (1) dan (2), maka volume CO2 total = CO2(1) + CO2(2)
7 = (5 A) + 2A
75=A
A=2
Jadi, volume C2H6 = A liter = 2 liter
volume CH4 = 5 A = 5 2 = 3 liter
5. a. MgCl2 adalah senyawa ion dengan partikel berupa ion Mg
2+
b. Jumlah partikel berupa ion Mg2+ dan ion Cl- dalam 10 mol MgCl2.
1 mol MgCl2 mengandung 1 mol Mg2+ dan 2 mol Cl-, sehingga 10 mol MgCl2
mengandung 10 mol Mg2+ dan 20 mol Cl-.
Jumlah ion Mg2+ = mol 6,02 1023 partikel/mol
= 10 mol 6,02 1023 partikel/mol = 6,02 1024 partikel(ion)
Jumlah ion Cl- = mol 6,02 1023 partikel/mol
= 20 mol 6,02 1023 partikel/mol = 1,204 1025 partikel(ion)
Jadi, dalam 10 senyawa MgCl2 mengandung 6,02 1024 ion Mg2+ dan 1,204 1025
ion Cl-.
89
Lampiran 9
Hasil Observasi Terhadap Guru Selama Kegiatan Belajar Mengajar Untuk
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Ya/tidak
(3)
Skor
(4)
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
90
14
15
16
Ya
Ya
Ya
91
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ya/tidak
(3)
Skor
(4)
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
92
15
16
mempresentasikan jawabannya.
Guru memberikan skor untuk masingmasing siswa sesuai dengan hasil
presentasenya
Memberikan penghargaan pada siswa
yang memperoleh skor tertinggi
Ya
Ya
hasil kinerjanya
Guru
memberikan
penghargaan berupa skor
tertinggi dan bertepuk tangan
Memberi penghargaan kepada
siswa yang memperoleh skor
tertinggi
93
Lampiran 10
Lembar Observasi Terhadap Siswa Selama Kegiatan Belajar-Mengajar Untuk
Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama
No
Ya/Tidak
Komentar
(1)
(2)
(3)
(4)
Ya
Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal LKS 1.2
pada siklus II
Ya
Ya
Ya
Ya
antar teman.
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Tidak
kepada guru
7
Merangkum
materi
yang
Ya
telah
Tidak
Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
LKS 1.2 siklus 1I
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Siswa merangkum materi
dibahas
9
Ya
Siswa
pekerjaan
mengerjakan
94
Ya/Tidak
Komentar
(1)
(2)
(3)
(4)
Ya
Semua
siswa
memperhatikan penjelasan
guru
Siswa yang berada dalam
ruangan
Semua siswa aktif dalam
menyelesaikan soal siklus II
Ya
Ya
Ya
siklus II
5
Ya
antar teman.
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Tidak
kepada guru
7
Merangkum
materi
yang
Ya
telah
Tidak
Semua
siswa
sudah
mampumenyelesiakan soal
siklus 1I
Siswa saling menghargai
pendapat temannya melalui
jawaban
yang
dipersentasekan.
Siswa
sudah
mampu
mengajukan pertanyaan
Siswa
mampu
mempersentasekan
hasil
kinerjanya
Siswa merangkum materi
dibahas
9
Ya
Siswa
pekerjaan
mengerjakan
95
Lampiran 11
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Wawonii
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 1
Topik
: Stoikiometri
Sub Topik
: Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
Pertemuan Ke - : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Tindakan Siklus II Pertemuan kedua
A. Komponen Inti:
1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran
kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati
dan
mengamalkan
perilaku
jujur,
disiplin,
tanggung
jawab,
96
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembanggan dari yang dipalajarinya disekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai keindahan keilmuan.
5. Dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan perbedaan terkait
penyebab
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.2. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesara Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikira kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.3. Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu mebedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
inovatif, deokrasi, komunikatif) dalam merencanakan dan melalakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2. Menunjukkan prilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3. Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.11. Menerapkan konsep massa atom relatif, dengan massa molekul relatif, hukum-hukum
dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11. Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
5.1. Menafsirkan data percobaan untuk membuktikan berlakunya hipotesis Avogadro, hukum
kekekalan massa (Hukum Lavoisier), hukum perbandingan volum (Hukum Boyle-Gay
Lussac).
1. Menentukan massa molekul relatif/massa rumus relatif suatu senyawa.
2. Membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), melalui
perhitungan.
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), melalui
perhitungan.
97
Metode pembelajaran
98
E. Evaluasi
teknik
: tes
99
2015
Guru Bidang Studi
Observer
SITI JUMAERA
A1 C4 08 047
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri I Wawonii
Drs. H. MIHDAR
NIP. 19631002 199102 1 001
100
Lampiran 12
SOAL KISI-KISI
1.
Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas oksigen (O2) tepat habis bereaksi
menjadi 10 mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas NaOb tersebut! (Skor 15).
2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam tembaga dengan larutan
asam nitrat encer membentuk larutan tembaga(II) nitrat, gas nitrogen oksida,
dan air (skor 20)
3. Diketahui 0,5 liter gas hidrokarbon CxHy tepat bereaksi dengan 1,75 liter gas
oksigen menghasilkan 1 liter gas karbon dioksida dan 1,5 liter uap air.
Semuanya diukur pada suhu dan tekanan yang sama.Tentukan rumus gas
hidrokarbon tersebut! (skor 25)
4. Tentukan persen massa unsur C, H, dan O dalam senyawa glukosa (C6H12O6)
Dari percobaan diketahui bahwa untuk membakar 2 liter gas CxHy (T, P)
diperlukan 5 liter gas oksigen (T, P) dan dihasilkan 4 liter gas karbon dioksida (T,
P). Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut! (Skor 20)
101
N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2
2 N2 + 3 O2 2 NaOb
Karena jumlah atom di ruas kiri dan di ruas kanan sama, maka harga a dan b dapat
dicari sebagai berikut.
Jumlah atom N kiri= Jumlah atom N kanan
2 2 = 2a
4 = 2a
a=2
Jumlah atom O kiri= Jumlah atom O kanan
3 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Jadi, rumus kimia senyawa tersebut adalah N2O3.
A1 = a
A1 = 1
a=1
Cl = b
C1 = 3
b=3
Kita masukkan a dan b pada persamaan reaksi, sehingga persamaan reaksi menjadi:
1 Al(S) + 3 HCl(Aq)
1 AlCl3(aq) + c H2(g)
102
H=3
H = 2c
2c = 3, maka c = 1,5
CO2(g) + H2O(g)
103
Karbon (C)
Hidrogen (H)
Oksigen (O)
12 x Ar O
12 x Ar O
reaksinya menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + . H2O(g) (belum setara)
Untuk kesetaraan atom oksigen, maka koefisien H2O adalah 2 (10 8), dengan
demikian persamaan reaksi setara menjadi:
2 CxHy(g) + 5 O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O(g)
Untuk kesetaraan atom C dan H sebagai berikut.
Ruas kiri = Ruas kanan
Jumlah Atom
Jumlah Atom
diruas kiri
diruas kanan
C= 2x
C=4
2x =4 maka x = 2
H = 2y
H=2X2=4
2y = 4 maka y = 2
104
Lampiran 13
Daftar Nilai Evaluasi Siswa Kelas XC SMAN 1 Wawonii
No
Nama
Kelompok
Nama siswa
Siklus I/ Siklus II
Nilai
Ket.
Nilai
Ket.
Alhajrah Listianingsih
73.53
90.48
6765
85.71
Iskandar
70.59
61.90
BT
Nur Anissa
79.41
85.71
Siti Hajar
7.41
BT
57.14
BT
Zahra Syafira
58.82
BT
73.81
Abdul Latif
61.76
85.71
Fingky Astuti
70.59
BT
76.19
Irfan Syafaat
58.82
BT
83.33
10
Muh. Asbar
70.59
73.81
11
Rahmat Ardiansyah
70.59
71.43
12
Tithi Yuslianti
41.18
BT
61.90
BT
Ade Enggarwati
70.59
80.59
14
Hasnawati
50.00
BT
69.05
BT
15
73.53
80.59
16
Nanang Astuti
70.59
61.90
BT
17
Ramdan
82.35
85.71
18
Yuslian
67.65
78.57
Darmawan
76.47
83.33
20
Mayang Saputri
67.65
71.43
21
Nasrullah Hakim
70.59
73.81
13
19
II
III
IV
105
22
Ratnasari
47.06
BT
66.67
BT
23
Wulan Apriliani
50.00
BT
71.43
BT
Sulpiana
70.59
73.81
25
Wa guna
52.94
BT
73.81
BT
26
Hastiani
58.94
BT
80.95
BT
27
Ato Udin
82.35
80.95
28
Gafar
64.71
BT
61.90
BT
Nur Ardiana
67.67
85.71
M. Fadilla
85.29
71.43
31
Riska
85.29
90.48
32
Aulia
64.71
BT
95.24
33
Ummu Habiba
67.56
100
24
29
30
VI
63,64%
81,82%
Ket: T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
106
Lampiran 14
Data Mentah Aktivitas Siswa Dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah (Problem Solving) Pada Pokok Bahasan Stoikiometri
Tabel 1. Aktivitas Mendengarkan/Memperhatikan Penjelasan Guru
No
Klp
Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
1
I
5.0
5.0 5.0
83.3 83.3 83.8
2
II
4.0
4.0 4.0
66.7 66.7 66.7
3
III
5.0
5.0 5.0
83.3 83.3 83.3
4
IV
4.0
5.0 4.5
80.0 90.0 90.0
5
V
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
6
VI
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
Rerata
4.3
4.5 4.4
78.9 82.2 80.6
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
6.0
5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.2
6.0
5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.2
6.0
5.5
6.0
4.0
5.0
4.0
5.3
100
83.3
100
100
5.0
100
93.9
100
100
100
80.0
80.0
100
93.3
100
91.7
100
90.0
80.0
100
93.6
Klp
Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
1
I
5.0
5.0 4.5
66.7 83.3 75.0
2
II
4.0
4.0 4.5
66.7 83.3 75.0
3
III
5.0
5.0 5.5
83.3 100
91.7
4
IV
4.0
5.0 4.0
80.0 80.0 80.0
5
V
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0 80.0
6
VI
4.0
4.0 4.5
100
80.0 90.0
Rerata
4.3
4.5 4.5
79.4 84.4 81.9
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa
Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
6.0
5.5
6.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
6.0
6.0
5.0
5.0
5.2
5.5
5.0
5.5
4.5
5.0
5.0
5.1
100
83,3
83.3
80.
100
100
91.1
83.3
83.3
100
100
100
100
94.4
91.7
83.3
91.7
90.0
100
100
92.8
107
Klp
Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
3.0
4.0 3.5
50.0 66.7 58.3
I
2
II
2.0
3.0 2.5
33.0 50.0
3
III
3.0
5.0 4.0
50.0 83.3
4
IV
2.0
3.0 2.5
40.0 60.0
5
V
3.0
2.0 2.5
60.0 40.0
6
VI
3.
4.0 3.5
60.0 80.0
Rerata
2.7
3.5 3.1
48.0 63.3
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
41.7
66.7
50.0
50.0
70.0
56.1
Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
4.0
5.0
4.5
66.7
83.3
75.5
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.3
5.0
6.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.5
6.0
5.5
5.0
4.0
5.1
66.7
83.3
80.0
80.0
100
79.4
83,3
100
100
80.0
100
91.1
75.5
91.7
90.0
80.0
100
85.3
Klp
Siklus I
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
II
Rerata I
II
Rerata
I
4.0
4.0 4.0
66.7 66.7 66.7
I
2
II
3.0
4.0 3.5
50.0 66.7
3
III
3.0
3.0 3.0
50.0 50.0
4
IV
4.0
4.0 4.0
80.0 80.0
5
V
3.0
4.0 3.5
60.0 80.0
6
VI
5.0
4.0 4.5
100
80.0
Rerata
3.7
3.8 3.8
67.8 70.6
Ket. Kelompok II, II & III : 6 Siswa
Kelompok IV, V&VI : 5 Siswa
58.3
50.0
80.0
70.0
90.0
69.2
Siklus II
Skor/Pertemuan
Persentase (%)
I
II
Rerata
I
II
Rerata
5.0
6.0
5.5
83.3
100
91.7
5.0
6.0
5.0
5.0
5.0
5.2
6.0
6.0
4.0
5.0
5.0
5.3
5.5
6.0
5.5
5.0
4.0
5.3
83.3
100
100
100
100
94.4
100
100
66.7
83.3
83.3
88.9
91.7
100.0
83.3
91.7
91.7
91.7
108
109
Gambar 3. Foto kegiatan belajar siswa pada tindakan siklus I pertemuan kedua pada
saat menyelesaikan soal LKS 1.1
110
111
112
113
114
Gambar. 6 Persentase Hasil Kerja Pada Soal LKS 1.2 Pada Siklus II Pertemuan 1