Anda di halaman 1dari 25

WRAP UP

Polisi Enggan Beberkan Rekam Medis Cicit Soeharto

Kelompok A-7
Ketua

: Ivan Prayoga Winata

(1102014135)

Sekretaris

: Anindya Anjas Putriavi

(1102014027)

Anggota

: Bella Bonita

(1102014057)

Dara Dika Wati

(1102014065)

Fajar Pambudi

(1102014090)

Fitrah Adhitya Abjan Sofyan (1102014104)


Fitri Iriyani

(1102014106)

Gigih Usahawan

(1102014116)

Hamdah

(1102014117)

Ina Dwi Rahmanika

(1102014127)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2014/2015

Daftar Isi
Brain Storming..............................................................................................................2
HIPOTESA....................................................................................................................5
SASARAN BELAJAR..................................................................................................6
LI.1. Memahami dan mengetahui Rekam Medis.........................................................7
LO.1.1.Definisi Rekam Medis...........................................................................7
LO.1.2 Tujuan Rekam Medis.............................................................................7
LO.1.3 Kegunaan Rekam Medis........................................................................8
LO.1.4 Isi Rekam Medis....................................................................................9
LO.1.5 Penyimpanan Rekam Medis..................................................................9
LO.1.6 Kepemilikan Rekam Medis.................................................................12
LO.1.7 Pihak Pembuat Rekam Medis..............................................................12
LI.2. Mengetahui dan Memahami Rahasia Medis...................................................13
LO.2.1 Kewajiban Menjaga Rahasia Medis....................................................13
LI.3. Mengetahui dan Memahami Peraturan Membuka Rahasia Medis..................14
LO.3.1 Landasan Hukum.................................................................................14
LO.3.2. Sanksi.................................................................................................16
LI.4. Mengetahui dan Memahami Membuka Rahasia Medis Menurut Sudut Pandang
Islam.................................................................................................................17
Daftar Pustaka..............................................................................................................21

Skenario
POLISI ENGGAN BEBERKAN REKAM MEDIS CICIT SOEHARTO
JAKARTAMICOM: Tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, Putri
Ariyantui Haryowibowo, 21, masih menjalani perawatan di rumah sakit Polri Kramat
Jati, Jakarta Timur.
Agar cicit mantan pengusaha Orde Baru itu dapat kembali ke rutan narkoba Polda
Metro Jaya, penyidik masih menunggu keterangan dari dokter soal kondisi kesehatan
Putri
Sekarang masih di rumah sakit nanti kalau sudah ada surat dari dokter, apakah dia
sudah layak dikembalikan kesini tentu penyidik segera menjemputnya, terang kepala
bidang Humas Polda Metro Jaya Kompes Pol Baharudin Djafar, Senin(11/4).
Baharudin mengatakan, penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya
sudah menerima Rekam Medis milik putri. Namun, Baharudin berdalih bahwa hasil
Rekam Medis itu tidak sepenuhnya harus diketahui oleh publik.
Kita kan ada, medical record kan kita ambil. Itu medical record kita dapat. Untuk
yang pertama kali dia masukkan, dia dalam keadaan muntah-muntah dan tidak semua
keadaan ini kita sampaikan pada publik, kata Baharudin.
Seperti yang sudah diberitakan, Putri Aryanti Haryowibowo ditangkap Jajaran
Reserse Narkoba Polda Metro Jaya karena mengkonsumsi narkotika jenis sabu di
Hotel Maharani, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/04/11/217029/37/5/polisienggan-beberkan-rekam-medis-cicit-soeharto
Penulis: Rizky Syarief
Senin, 11 April 2011 14.36 WIB

Brain Storming
Kata Sulit

: Tidak ada

Rekam Medis/medical record

: Suatu rekam dalam bentuk lisan (kumpulan


keterangan
identitas,
anamnesa,
pelayanan
pengobatan pasien) yang dibuat untuk disimpan
yang bersifat rahasia.

Reserse

: Salah satu dari fungsi kepolisian yang bertugas


untuk melakukan penyidikan.

Sabu

: Nama lain dari Narkotika jenis metamfetamina,


obat psikostimulansia dan simpatomimetik.

Narkotika

: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau


bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Hal apa saja yang dimasukan dalam Rekam Medis?


Apa tujuan Rekam Medis?
Siapa yang berhak menyimpan Rekam Medis?
Berapa jangka waktu penyimpanan Rekam Medis?
Jika Rekam Medis milik pasien, bolehkan dipublikasikan oleh orang lain dan
dalam situasi / kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi?
Hukum jika dokter menjadi saksi dalam pengadilan?
Apa kaitan Rekam Medis dengan etik kedokteran?
Siapa saja yang berhak membuat Rekam Medis?
Bagaimana mengenai Rekam Medis pasien, jika berobat dilebih dari 1 rumah
sakit?
Bagaimana pandangan islam terhadap membuka rahasia medis?

Jawaban
1. Hal apa saja yang dimasukan dalam Rekam Medis?

Identitas lengkap pasien


Anamnesis
Diagnosis
Hasil rontgen/ usg
Penyakit dalam keluarga
Seluruh perlakuan tindakan medis
Resume
2. Apa tujuan Rekam Medis?
Riset kesehatan dan pendidikan
Dokumentasi kesehatan pasien
Mengetahui riwayat penyakit pasien
Sebagai bukti tertulis ( dapat untuk menguatkan huku)
Sebagai bahan statistik kesehatan
Sebagai dasar pembayaran
Alat komunikasi dokter-tenaga kesehatan lainnya
3. Siapa yang berhak menyimpan Rekam Medis?
Dokter yang melakukan Rekam Medis
Rumah sakit dan pihak instansi terkait
4. Berapa jangka waktu penyimpanan Rekam Medis?
5 tahun dari terakhir pasien berobat, kecuali pada Rekam Medis khusus
berdasarkan kebijakan pihak terkait.

5. Jika Rekam Medis milik pasien, bolehkan dipublikasikan oleh orang lain dan

dalam situasi / kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi?


Boleh jika atas seijin pasien dan kepentingan pasien
Boleh jika digunakan untuk penegakan hukum oleh instansi terkait
6. Hukum jika dokter menjadi saksi dalam pengadilan?
Harus dan boleh dilakukan jika memang untuk kebaikan seperti penegakan
hukum, asalkan tidak melanggar kode etik kedokteran
7. Apa kaitan Rekam Medis dengan etik kedokteran?
Etik kedokteran
Kewajiban umum
Kewajiban kepada pasien
Kewajiban terhadap diri sendiri
Kewajiban pada teman sejawat
Pada poin ketiga terdapat kewajiban kepada pasien. Hubungan Rekam
Medis dengan poin tersebut bahwa rekam harus dibuat untuk dokumentasi
data pasien demi keperluan mendatang yang harus dibuat minimal 48 jam
setelah pasien pulang atau meninggal dunia, serta harus dirahasikan dari
publik
8. Siapa saja yang berhak membuat Rekam Medis?
Dokter
Pelayan kesehatan (instansi kesehatan), seperti yang bekerja di Rumah
sakit/ klinik
9. Bagaimana mengenai Rekam Medis pasien, jika berobat dilebih dari 1 rumah
sakit?
Pasien bisa mengkopi resume mengenai Rekam Medis yang diperlukan dari
rumah sakit pertama yang ia datangi untuk kemudian di berikan kepada pihak
rumah sakit kedua.
10. Bagaimana pandangan islam terhadap membuka rahasia medis?
Hadist : Barang siapa membuka rahasia saudaranya sendiri sama halnya dia
memakan darah dagingnya sendiri. Membuka rahasia medis dibolehkan jika
bertujuan untuk kepentingan pasien/ kebaikan pasien. Tidak boleh dilakukan
untuk merandahkan martabat pasien, sehingga pasien merasa terzalimi.

HIPOTESA
Rekam Medis adalah suatu catatan dalam bentuk tulisan atau elektronik yang
waib dibuat oleh seorang dokter dan atau tenaga kesehatan lainnya dalam suatu
instansi kesehatan terkait yang bersifat rahasia dan dapat dibuka untuk kepentingan
tertentu yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pihak yang berwenang, oleh sebab itu
Islam mengajarkan untuk menjaga rahasia dan aib saudara sesama umat beragama.

SASARAN BELAJAR
LI.1. Memahami dan Mengetahui Rekam Medis
LO.1.1.Definisi Rekam Medis
LO.1.2 Tujuan Rekam Medis
LO.1.3 Kegunaan Rekam Medis
LO.1.4 Isi Rekam Medis
LO.1.5 Kepemilikan Rekam Medis
LO.1.6 Penyimpanan Rekam Medis
LO.1.7 Pihak Pembuat Rekam Medis
LI.2. Mengetahui dan Memahami Rahasia Medis
LO.2.1 Kewajiban Menjaga Rahasia Medis
LI.3. Mengetahui dan Memahami Peraturan Membuka Rahasia Medis
LO.3.1 Landasan Hukum
LO.3.2 Sanksi
LI.4. Mengetahui dan Memahami Membuka Rahasia Medis Menurut Sudut
Pandang Islam

LI.1. Memahami dan mengetahui Rekam Medis


Lo.1.1.Definisi Rekam Medis
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara
lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan
merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai
tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan
kesehatan.
Lo.1.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan Rekam Medis menurut International Federation Health
Organization (1992:2) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi komunikasi
Rekam Medis disimpan untuk komonikasi diantara dua orang yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat
ini dan yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
Rekam Medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap
waktu dan sesegera mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien
Rekam Medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan
evaluasi terhadap standar penyembuhan yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah
Rekam Medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan metode
pengobatan yang dilakukan pada waktu tertentu.
5. Medikolegal
Rekam Medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka
menegnai kondisi, sejarah dan prognosi pasien.
6. Tujuan statistik
Rekam Medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur
pembedahan dan insiden yang ditemukan setelah pengobatan khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan
Rekam Medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam penelitian
kesehatan.

Lo.1.3 Kegunaan Rekam Medis


Salah satu cara untuk mengingatnya secara mudah digunakan akronim
mnemonik ALFRED (administrative, legal, financial, research, education,
dan documentation) yang berarti mempunyai nilai untuk kepentingan
administratif, hukum (legal), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi (Hatta,
1985) yang di jelaskan sebagai berikut:
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/
perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan,
dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti ntuk
menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
6.

Aspek Pendidikan
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat dipergunakan sebahai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si
pemakai.

7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit
(Depkes RI, 1997).
8

Lo.1.4 Isi Rekam Medis


Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan,
termasuk data tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi
Rekam Medis dapat di bagi dalam 2 kelompok data yaitu:
1. Data Medis atau Data Klinis
Yang termasuk Data Medis adalah segala data tentang riwayat penyakit,
hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan
dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, rontgen. Data-data ini
merupakan data yang bersifat rahasia (confidential) sehingga tidak dapat
dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan
kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundangundangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.
2. Data Non-Medis atau data Sosiologis
Yang termasuk data ini adalah segala data lain yang tidak berkaitan
langsung dengan data medis, seperti data identitas, data social ekonomi,
alamat, dan sebagainya. Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan
rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga
bersifat rahasia (confidential).
Lo.1.5 Penyimpanan Rekam Medis
Kegiatan menyimpan Rekam Medis merupakan usaha melindungi
Rekam Medis dari kerusakan fisik dan isi dari Rekam Medis itu sendiri. Rekam
Medis harus disimpan dan dirawat dengan baik karena Rekam Medis
merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.
Ada 2 (dua) cara pengurusan penyimpanan dalam pengelolaan Rekam
Medis yaitu:
1. Sentralisasi
Sentralisasi adalah penyimpanan Rekam Medis pasien dalam satu kesatuan
baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama seorang pasien
dirawat, disimpan pada satu tempat yaitu bagian Rekam Medis.
a.
b.
c.
d.

Kelebihan dari sistem sentralisasi adalah:


Dapat mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan
penyimpanan Rekam Medis.
Mudah menyeragamkan tata kerja, peraturan dan alat yang digunakan.
Efisiensi kerja petugas.
Permintaan akan Rekam Medis mudah dilayani setiap saat.

dan

Adapun kelemahannya antara lain:


a. Perlu waktu dalam pelayanan Rekam Medis.
b. Perlu ruangan yang luas
c. Alat dan tenaga yang banyak terlebih bila tempat penyimpanan jauh terpisah
dengan lokasi penggunaan Rekam Medis, misalnya dengan poliklinik.
9

2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyimpanan Rekam Medis pada masing-masing unit
pelayanan. Terjadi pemisahan antara Rekam Medis pasien poliklinik dengan
Rekam Medis pasien dirawat. Rekam Medis poliklinik disimpan pada
poliklinik yang besangkutan, sedangkan Rekam Medis pasien dirawat
disimpan dibagian Rekam Medis.
Kebaikan sistem desentralisasi adalah:
a. Efisiensi waktu, dimana pasien mendapat pelayanan lebih cepat.
b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas Rekam Medis lebih ringan.
c. Pengawasan terhadap Rekam Medis lebih mudah karena lingkungan lebih
sempit.
a.
b.
c.
d.

Kelemahannya adalah:
Terjadi duplikasi dalam pembuatan Rekam Medis sehingga informasi
tentang riwayat penyakit pasien terpisah.
Biaya yang diperlukan untuk pengadaan Rekam Medis, peralatan dan
ruangan lebih banyak.
Bentuk/isi Rekam Medis berbeda.
Menghambat pelayan bila Rekam Medis dibutuhkan oleh unit lain.

Selain itu Penyimanan Rekam Medis pun dijelaskan dalam beberapa pasal, antara
lain:

Pasal 8

1. Rekam Medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurangkurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
2. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui, Rekam Medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan medik.
3. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung
dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
4. Penyimpanan Rekam Medis dan ringkasan pulang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dan, ayat (3), dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

10

Pasal 9

(1) Rekam Medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib
disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung
dari tanggal terakhir pasien berobat.
(2) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, Rekam
Medis dapat dimusnahkan.

Pasal 10

(1) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan


dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
(2) Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :
a. untuk kepentingan kesehatan pasien;
b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundangundangan; dan
e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.
(3) Permintaan Rekam Medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 11

(1) Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
11

(2) Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi Rekam Medis
secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 BAB IV Mengenai


Rekam Medis dan penyimpananya adalah:
Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat Rekam Medis.
(2) Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
(3) Setiap catatan Rekam Medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Pasal 47
(1) Dokumen Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan
milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
Rekam Medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur denganPeraturan Menteri.
Lo.1.6 Kepemilikan Rekam Medis
Melihat dari definisi Rekam Medis di atas sudah jelas dapat diketahui
bahwa informasi yang terkandung di dalam Rekam Medis adalah menjadi milik
pasien yang diperoleh dari kontak medis antara pasien dan dokter selama masa
perawatan pasien. Namun perlu diingat bahwa berkas Rekam Medis adalah
milik sarana pelayanan kesehatan, oleh karena itu pasien tidak berhak untuk
membawa Rekam Medis pasien tersebut keluar dari sarana pelayanan kesehatan
tersebut.
Hal ini dijelaskan pula oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/MENKES/PER/III/2008 BAB V pada:
Pasal 12
(1) Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan
(2) Isi Rekam Medis milik pasien
(3) Isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan Rekam Medis.
(4) Ringkasan Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diberikan, dicatat, atau di copy oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang
berhak untuk itu.
12

Pasal 13, menyatakan Rekam Medis dapat digunakan sebagai:


a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
b. Alat bukti dalamproses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan
kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi.
c. Keperluan penelitian pendidikan
d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan dan
e. Data statistik kesehatan

Pasal 14
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang,
rusak, pemalsuan, dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak
berhak terhadap Rekam Medis

Lo.1.7 Pihak Pembuat Rekam Medis


Berdasarkan berdasarkan UU praktik kedokteran, Selain dokter dan
dokter gigi yang membuat/mengisi Rekam Medis, tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi Rekam
Medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi
yang menjalankan praktik kedokteran.

LI.2. Mengetahui dan Memahami Rahasia Medis


LO.2.1 Kewajiban Menjaga Rahasia Medis
Pasal 48 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran:
1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran.
2. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan
Peraturan Menteri.

Pasal 16 Kode Etik Kedokteran Indonesia, disebutkan bahwa:

13

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya


tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.
Pada pasal 2 UU yang wajib menyimpan rahasia medis:
1. Tenaga kesehatan, seperti dokter,dokter gigi,apoteker, asisten apoteker,
bidan,perawat nutrisionis DLL.
2. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan,pengobatan atau perawat orang lain yang ditetapkan oleh
menteri kesehatan.

PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 menyatakan kerahasiaan


pasien dapat dibuka kepada pihak tertentu seperti diberikan kepada aparat
penegak hukum berdasarkan perintah pengadilan /instansi/institusi guna
kepentingan penelitian, pendidikan atau audit medis.
Namun, terdapat pengecualian terhadap kewajiban merahasiakan rahasia
kedokteran:
1. Karena daya paksa (Pasal 48 KUHP)
a. Kepentingan umum;
b. Kepentingan orang yang tidak bersalah;
c. Kepentingan pasien;
d. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.
2. Karena menjalankan perintah UU (Pasal 50 KUHP)
3. Karena perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)
4. Karena untuk mendapatkan santunan asuransi

LI.3. Mengetahui dan Memahami Peraturan Membuka Rahasia


Medis
LO.3.1 Landasan Hukum
Landasan yang mendasari penyelenggaraan Rekam Medis di Indonesia
yaitu:
UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pada pasal 46:
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat Rekam Medis;
(2) Rekam Medis sebagaimana maksud pada ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan;
(3) Setiap catatan Rekam Medis harus dibubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

UU KESEHATAN No. 23 tahun 1992 pada pasal 53:


Disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
14

profesinya, untuk itu maka setiap tenaga kesehatan dalam melakukan


tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien. Yang dimaksud atandar profesi adalah
pedoman yang harus dipergunakann sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik (ayat:2). Standar profesi ini dibuat
oleh organisasi profesi dan disyahkan oleh pemerintah. Sedangkan
tenaga kesehatan yaitu tenaga yang berhadapan dengan pasien seperti
dokter dan perawat. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain
ialah hak terhadap informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak
atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second
opinion)

Keputusan Menteri Kesehatan No.034/birhup/1972 tentang


Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit disebutkan bahwa guna
menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap
rumah sakit diwajibkan:
(a) Mempunyai dan merawat statistik yang up-to-date (terkini)
(b) Membina medical record yang berdasarkan ketentuanketentuan yang telah ditetapkan.

Permenkes No.749a tahun 1989 tentang Rekam Medis/ medical


records. Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan pasal demi pasal
yang mengatur penyelenggaran Rekam Medis

Surat keputusan direktorat jenderal pelayanan medik No. 78 tahun


1991 tentang penyelenggaraan rekam medik. Surat keputusan ini
menjelaskan rincian penyelenggaraan Rekam Medis di rumah sakit.

PP no. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran.


Peraturan pemerintah ini mengatur kewajiban menyimpan
kerahasiaan ini Rekam Medis

Permenkes no. 585 tahun 1989 tentang persetujuan tindakan medik.


Peraturan ini mengatur keharusan meminta persetuajuan pasien
terhadap tindakan medis yang akan diterimanya dengan memberi
penjelasan secara lengkap terhadap akibat dan resiko yang
ditimbulkannya.

SE direktorat jenderal pelayanan medik No: HK.00.06.1.5.01160


tentang petunjuk teknis pengadaan formulir Rekam Medis dasar dan
pemusnahan arsip Rekam Medis. Surat edaran ini mengatur tata cara
pengabdian dan pemusnahan Rekam Medis.

Bab I Pasal 7 KODEKI

15

Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang


telah diperiksa
Bab II Pasal 12 KODEKI
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorangpasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.

Paragraf 4 pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran


(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajibmenyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien,memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum,permintaan pasien sendiri, atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur
dengan Peraturan Menteri.

Pasal 47 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran


(1) Dokumen Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan isi Rekam Medismerupakan milik pasien.
(2) Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disimpan dan dijagakerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi
dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan Peraturan MenteriMengenai
sampai mana batasan rahasia medis dapat dibuka kepada
keluarga adalahhanya sebatas saudara kandung. Maksud saudara
kandung disini adalah orang tua dananak. Lebih dari itu
harus atas seizin pasien.

LO.3.2. Sanksi
A. Sanksi Hukum Pidana
Tidak membuat Rekam Medis
Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur
bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak
membuat Rekam Medis dapat dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,(lima puluh juta rupiah).
Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang
tidak membuat Rekam Medis juga dapat dikenakan sanksi secara
perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang
seharusnya dilakukan (ingkar janji atau wanprestasi) dalam hubungan
dokter dengan pasien.
16

Membuka rahasia medis


Pasal 322 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia
wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya,
baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukum
penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyakbanyaknya enam ratus rupiah.
(2)Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang tertentu, dia
hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

B. Sanksi Hukum Perdata


Apabila pembocoran rahasia tentang penyakit pasien, termasuk datadata medisnya, mengakibatkan kerugian terhadap pasien, keluarganya
maupun orang lain yang berkaitan dengan hal tersebut, maka orang yang
membocorkan rahasia itu dapat digugat secara perdata untuk mengganti
kerugian.
Hal ini diatur dalam Undang-undang tentang Kesehatan maupun
dalam Kitab Undang-undang Hukum Sipil atau Perdata (KUHS).
Pasal 55 Undang-undang tentang Kesehatan menyebutkan bahwa:
1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.
2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Sanksi Disiplin dan Etik


Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat Rekam Medis selain
mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai
dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
(KODEKGI).
Dalam
Peraturan
Konsil
Kedokteran
Indonesia
Nomor
16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan
Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi
disiplin yaitu:
17

a. Pemberian peringatan tertulis.


b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin
praktik (SIP).
c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.

Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat
Rekam Medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan
Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).

LI.4. Mengetahui dan Memahami Membuka Rahasia Medis Menurut


Sudut Pandang Islam
Pada dasarnya diharapkan bagi seorang muslim mengungkap aib
saudaranya karna ini termasuk dalam perbuatan ghibah, yaiutu mengungkapkan
aib saudaranya sesame muslim pada saat orang itu tidak ada dihadapannya dan
saudaranya itu tidak menyukainya jika berita tersebut sampai kepadanya tanpa
adanya suaru keperluan.
Sebagai mana firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 12 yang berbunyi:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang.

18

Mengajarkan umatnya untuk tidak membuka aib orang lain yang hanya
akan membuat orang tersebut terhina. Islam memerintahkan umatnya untuk
menutupi aib saudaranya sesama muslim. Dan bagi mereka yang mau
menutupi aib saudaranya tersebut, akan memperoleh keutamaan dari Allah,
sebagaimana termaktub di dalam hadits:




Artinya: Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan
seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan
(menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang
memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia,
maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan
akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di
dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia
menolong saudaranya. (H.R. At-Tirmidzi)
Siapa yang mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya
hingga aib rumah tangganya.



Artinya : Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah
akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib
saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah
kejelekannya walau ia di dalam rumahnya. (H.R. Ibnu Majah).

Rasulullah
Shallallahu
alaihi
wa
sallam
bersabda
:
Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka
buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita
kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling
membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara
(H.R. Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563)
19

Rasulullah SAW bersabda:



Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah. (HR. Ahmad).

QS an- Nisaa (4): 58

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan


segala jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan
apabila kamu menjalankan hukum di antara manusia, (Allah menyuruh)
kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah dengan
(suruhanNya) itu memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu.
Sesungguhnya Allah sentiasa Mendengar, lagi sentiasa Melihat.

QS. Al-Mu'minun 8-11

Artinya: "Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yg


dipikulnya) dan janjinya danorang-orang yg memelihara sembahyangnya. Mereka
adalah orang-orang yang akanmewarisi (yakni) yang akan mewarisi (surga)
firdaus. Mereka kekal didalamnya."

QS. Al-Anfal 27

20

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu


mengkhianati (amanah) Allah dan RasulNya, dan (janganlah) kamu
mengkhianati amanah-amanah kamu, sedang kamu mengetahui
(salahnya).

21

Rasullah saw. bersabda


janganlah suatu kaun berkumpul kecuali jika mereka mampu
memegang amanah
Diriwayatkan dari Tsabit dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah
menandatangiku di saat aku sedang bermain bersama anak-anak lain, lalu
beliau mengucapkan salam kepada kami dan mengutusku untuk suatu
keperluan sehingga ibuku menanti-nantiku. Ketika aku datang ibuku berkata:
Apa yang membuatmu sampai terlambat? Aku menjawab: Aku baru saja
disuruh Rasulullah untuk suatu keperluan. Ibu berttanya lagi: Untuk
keperluan apa? Aku jawab:Rahasia. Ibu berkata:Jangan kamu beritakan
kepada siapapun tentang rahasia Rasulullah tersebut. Anas berkata:Ya
Tsabit, jikalau aku menceritakan rahasia tersebut kepada seseorang, tentunya
aku juga akan memberitahumu.
Kandungan Bab:
1. Majelis merupakan amanah dan tidak halal seseorang menceritakan
rahasia orang lain.
Al-Munawi berkata (VI/443):Hadist ini berbentuk khabar yang
mengandung makna larangan/
2. Menjaga rahasia teman dan tidak menceritakannya kepada orang lain
merupakan salah satu sikap yang mulia dan adab islami
3. Dalam menjaga rahasia hendaknya kita ketahui bahwa tidak boleh
menceritakan rahasia seseorang sesama ia hidup jika merugikan orang
tersebut. apabila ia telah meninggal dan dengan menceritakan
rahasianya dapat merendahkan merendahkan martabatnya sama seperti
semasa ia masih hidup.
Namun apabila menjaga rahasia tersebut akan mengakibatkan terjadinya
pertumpahan darah atau dapat merobek kehormatan seseorang, atau dapat
mengakibatkan harta seseorang terampas maka menjaga rahasia tersebut
hukumnya haram bahkan wajib untuk disebarkan. Allahu alam.

22

Daftar pustaka:
Al-Hilali, S. S. 2005. Ensiklopedi Larangan Menurut Al-Queran dan As-Sunnah.
Pustaka Imam Asy-Syafii: Bogor
http://quran.com/ [Accessed September 2014]
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Manual Rekam Medis. Konsil Kedokteran
Indonesia: Jakarta. Available from:http://buk.depkes.go.id/index.php?
option=com_docman&task=doc_download&gid=714&Itemid=142 [Accessed
September 2014]
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2008. Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesia: Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Avaliable from:
http://www.apikes.com/files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf ( Accesed :
29September 2014 )
Suyoko. 2009. Landasan hukum yang mendasari penyelenggaraan Rekam Medis di
Indonesia. http://suyoko..com/2009/01/landasan-hukum.html. Di akses pada
tanggal 29 September 2014 jam 11.30.
Zalukhu , WO . 2010. BAB II TinjauanPustaka : 2.1 Pengertian Rekam Medis.
Avalible from : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21393/4/Chapter
%20II.pdf ( Accesed : 29 September 2014 )

23

Anda mungkin juga menyukai