1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan
yang memiliki beribu-ribu pulau dengan
berbagai potensinya yang masih belum
dikembangkan secara maksimal. Untuk
menjaga kedaulatan NKRI dari ancaman
negara tetangga yang melakukan illegal
fishing ataupun klaim sepihak atas pulau
terluar, dibutuhkan sarana pengamanan yang
memadai misalnya pengadaan kapal patroli
yang cukup banyak, karena sebenarnya TNI
AL membutuhkan :
Kapal tempur cepat kelas menengah
ringan dan MTB (Motor Torpedo Boat)
yang stealth (anti radar)
Kapal selam ringan dengan awak kapal
maksimal 12 orang yang bisa memuat
banyak amunisi baik rudal maupun
torpedo
Kapal patroli cepat tanpa awak yang bisa
dikendalikan dan dipersenjatai dengan
rudal, senapan mesin, ataupun torpedo
2.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
tertulis diatas maka perumusan masalah yang
terbentuk adalah bagaimana membuat
perancangan steering system pada konsep baru
kapal tanpa awak yaitu USAB (Unmanned
Surface Attack Boat).
Batasan Masalah
Dari permasalahan yang harus diselesaikan
perlu adanya pembatasan masalah serta ruang
lingkup agar mempermudah pada saat
melakukan analisa dan permasalahan tidak
melebar, batasan tersebut adalah :
1. Dalam studi perancangan ini hanya sebatas
perhitungan rudder berdasarkan rules
Bureau Veritas (BV).
2. Steering Gear yang digunakan adalah
Sistem Hidrolis.
3. Tidak menganalisa system propulsi
ataupun system yang lainnya.
4. Otomatisasi
menggunakan
micro
controller hanya sebatasreferensi dan tidak
perlu dibahas secara detail.
5. Tidak mengkaji analisa ekonomis.
Tujuan
Studi ini mempunyai tujuan untuk
merancang steering gear pada USAB dan
mengetahui force terbesar yang diterima
rudder dari beberapa variasi angle.
Assymetric War
Paradigma lama yang terbentuk dari dulu,
perang diidentikkan dengan tentara di garis
depan pertempuran. Kini seiring dengan
perkembangan teknologi yang begitu
canggih, paradigm lama itu berangsur-angsur
berubah menjadi paradigma baru yaitu
dilakukan
dari
jarak
jauh
dengan
menggunakan remote controller.
Salah satu konsepnya adalah Unmanned
Survace Vehicles (USV) atau lebih dikenal
dengan sebutan kapal tanpa awak. Vehicles
ini dalam medan pertempuran selain
digunakan sebagai pengintai musuh juga
digunakan sebagai mesin penghancur target
sasaran karena sudah dilengkapi dengan
kamera berteknologi tinggi dan dapat pula
dipersenjatai dengan rudal-rudal penghancur
yang mempunyai daya ledak maksimal.
Sedangkan definisi dari Asymmetric War
adalah perang yang tidak seimbang antara
dua
kubu
dikarenakan
perbedaan
kelengkapan armada ataupun equipment yang
dimiliki, itu bisa terjadi karena faktor budget.
terbagi
dalam
tiga
Periode kedua :
mulai pada saat ini
kecepatan sudut putar bertambah sampai pada
saat kecepatan sudut konstan
Pn =
10 . 942 . F .V s
0 . 195
sin
(untuk kapal-
0 ,305 sin
kapal lambat)
Pn =
5 , 293 . F .V s
0 .2
sin
(untuk kapal
0 ,3 sin
Dimana:
kecepatan
kapal
dalam ft/det.
F v sin (Kg)
2
Pn = k
k= koefisien tergantung
dari :
Dimana:
K = Koefisien
= Berat 1 m3 air yang
melewati
kemudi
(bd.air)
g = 9,81 m/det
F = Luas kemudi
V = kecepatan kemudi
rankie
Pn = 11F.V2 sin2 (Kg).
Pengaruh baling-baling terhadap kemudi
berdasarkan rankies formula dengan
koreksi-koresi
oleh
midden
dorf
menghasilkan :
10
15
20
30
35
0,55
0,78
1,35
1,52
= rudder force
= navigation coef. (lihat
= total area rudder blade
= service speed
= shape factor, yaitu :
r1 =
Untuk sciling vessel dan paddel bonts
Pn = 11 F (1,1V)2sin2 (kg).
Untuk screw vessel
Pn = 11F(1,2V)2sin2 (Kg).
Sedangkan menurut Yoessel, gaya normal
dirumuskan
sedangkan,
Sistem Hidrolis
Hidrolis adalah sebuah sistem tenaga fluida
yang merupakan salah salah satu sistem yang
memindahkan dan mengontrol energi yang
menggunakan gaya tekan fluida dalam hal ini
fluida cair. Sistem dan prinsip kerja hidrolis ini
hampir sama dengan prinsip kerja dan sistem
pada sistem pneumatis. Perbedaan diantara
kedua sistem tersebut hanya pada jenis fluida
yang digunakan. Pada sistem pneumatis, fluida
yang digunakan adalah fluida udara. Sedangkan
pada sistem hidrolis, fluida yang digunakan
adalah fluida cair yang memiliki kekentalan zat
cair tertentu. Hydroulic actuator ini memiliki
dua sistem gerak atau motion. Yaitu single
acting motion dan double acting motion.
Keduanya hanya dibedakan oleh rangkaian
kerja sistem. Sistem pada hidrolis ini
mempunyai tiga rangkaian kerja yaitu working
cilynder, control devices dan power unit.
Vo = Kecepatan kapal
Y
kapal
Penurunan tekanan
Gaya yang bekerja pada torak hidrolis dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut :
P=
F
A
dimana :
A = luas penampang bidang kompresi
pada torak
F = perbedaan tekanan
maka :
F = P . A ..............(N)
l
t
Pengubah analog-ke-digital
..............(m/s)
= gaya (N)
= kecepatan fluida (m/s)
Micro Controller
Micro Controller adalah sistem mikroprosesor
lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip.
Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba
guna yang digunakan dalam sebuah PC, karena
sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi
komponen
pendukung
sistem
minimal
mikroprosesor, yakni memori dan interface I/O.
Mikrokontroller yang paling sering digunakan
adalah tipe ATmega8.
Berbeda
dengan
CPU
serba-guna,
mikrokontroler tidak selalu memerlukan memori
eksternal, sehingga mikrokontroler dapat dibuat
lebih murah dalam kemasan yang lebih kecil
dengan jumlah pin yang lebih sedikit.
Sebuah chip mikrokontroler umumnya
memiliki fitur:
Central Processing Unit - mulai dari
prosesor 4-bit yang sederhana hingga prosesor
kinerja tinggi 64-bit.
Input/output antarmuka jaringan seperti
port serial (UART)
Periferal seperti timer dan watchdog
RAM untuk penyimpanan data
Pembangkit clock - biasanya berupa
resonator rangkaian RC
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan langkahlangkah sistematis yang dilakukan dalam studi
perancangan ini. Metodologi merupakan kerangka
dasar dari tahapan penyelesaian skripsi.
Metodologi penulisan skripsi mencakup semua
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
memcahkan masalah dan melakukan proses
analisa terhadap permasalahan yang dibahas pada
skripsi ini.
1. Identifikasi Permasalahan
Merupakan hasil identifikasi terhadap
permasalahan
yang
diangkat
dalam
pengerjaan skripsi. Dari hasil identifikasi
masalah dapat ditentukan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam pengerjaan
beserta metode yang diterapkan dalam
menyelesaikan masalah yang ada.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan studi literatur
terhadap berbagai referensi terkait dengan
topik
penelitian.
Studi
pustaka
ini
dimaksudkan untuk mencari konsep dan
metode yang tepat untuk menyelesaikan
masalah yang telah dirumuskan pada tahap
sebelumnyadan untuk mewujudkan tujuan
yang dimaksudkan. Studi pustaka ini juga
termasuk mencari referensi dan dasar-dasar
3. Pengumpulan Data
Selama penulisan skripsi ini penulis
melakukan
pengumpulan
data
untuk
pengerjaan skripsi. Data yang didapat untuk
menunjang pengerjaan skripsi ini diperoleh
dari internet, jurnal, maupun kumpulan artikel
yang terkait. Data yang diambil adalah
sebatas data principal dimension kapal-kapal
pembanding USV (Unmanned Surface
Vehicles) yang sudah ada untuk melakukan
optimasi pada tahap selanjutnya.
Disp
L(m)
B(m)
T(m)
H(m)
Vs
BHP
Rafael
4.97
0.48
1.65
50
450
Sea Hunter
5.3
9.28
3.20
0.54
1.74
43
450
Odyssey
9.8
3.3
0.62
2.4
40
440
Challanger
5.4
10
2.70
0.56
1.6
40
660
Silver Marlin
5.7
10.6
3.50
0.60
1.90
44
315
Extreme
2.5
11.3
3.2
0.53
2.2
50
440
33SC
3.4
10.4
2.4
0.6
1.7
54
650
Seastar
11
3.5
0.60
2.3
45
940
Inspector 24
1.89
7.9
2.40
0.58
1.3
35
209
Deagel
4.8
11
3.35
0.9
2.1
35
440
y =
Vs=
T=
Grafik 4 L-Vs
Grafik 2 BHP-Vs
y =
Vs
Bhp=
40
485.00
y =
Vs =
LOA =
Grafik 5 B-Vs
Grafik 3 Disp-Vs
y =
Vs =
Disp=
y =
Vs=
B=
Perhitungan Rudder
Grafik 6 H-Vs
y =
Vs=
H=
A = A1+A2
Dimana A = total area rudder blade (m2)
Maka : A = A1+A2
Design USAB
9,6 meter
Lwl
7,62 meter
Lpp
7,46 meter
2,85 meter
0,65 meter
Cb
0,32
25
LCG
3,12 meter
Vs
40 knot
= 1,12 m2
Rudder Force
CR = 132 nR A V r1 r2 r3
Namun untuk mencari rudder force berikut
harus ditemukan dulu parameter-parameter yang
berkaitan.
Dimana : CR
nR
tabel 4.1)
A
(m2)
V
r1
= rudder force
= navigation coef. (lihat
= total area rudder blade
= service speed
= shape factor, yaitu :
Maka : r1 = b1
r1 = 28,31
= 48,12
r2 = b2
r2 = 28,31
= 71,34
Kemudian mencari CR1 dan CR2dengan rumus :
CR1 = CR .
= 835.
=
= 257 N
= 1,76
Maka r1 =
CR2 = CR .
= 1,25
CR = 132 nR A V r1 r2 r3
= 132. 0,85. 1,12. 5,14. 1,25. 0,9. 1,15
= 835,64 N
= 409 N
Setelah itu baru bisa dihitung MTR nya :
MTR1 = CR1 r1
= 275. 48,12
= 13233 N
MTR2 = CR2 r2
= 409. 71,34
= 29718 N
Maka MTR total adalah :
Rudder Torque
MTR total = MTR1 + MTR2
MTR1 = CR1 r1
= 835.
MTR2 = CR2 r2
MTR1 + MTR2
= 13233 + 29718
= 42411 N
Dimana : r = b
Force (N)
1007
1393
2973
5181
8500
Saran
1. Adanya perhitungan dan perancangan
yang detail mengenai otomatisasi melalui
micro controller dengan bantuan software,
sehingga USAB dapat dikendalikan dari
jarak jauh.
2. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, perlu
dilakukan riset lebih lanjut untuk
perancangan Unmanned Surface Vehicles
(USV) khususnya di Indonesia.
F = P.A
= 70 . 19,6
= 1372
Sedangkan F dari area rudder ketika angle 30
(berbelok maksimal adalah 866 kg/cm2. Maka
spesifikasi piston masih memenuhi.
Item/Series
70H-5
Rated Pressure
70kg/cm2
105kg/cm2
Proof. Pressure
105kg/cm2
Operating Temperature
-10 ~ +80 C
300mm/sec
10mm/sec
Kesimpulan
Dari serangkaian langkah perhitungan dan
pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan manual berdasarkan
rules BV didapatkan Rudder Force CR
sebesar 835,54 N.
2. Force terbesar yang diperoleh melalui
variasi angle dari hasil simulasi sebesar
DAFTAR PUSTAKA
Bureau Veritas (BV), Part B Hull and
Stability, Chapter 10 Hull Outfitting,
Section 1 Rudder. 2005
ABS (American Bureau Shipping)
High Speed Craft. 2001
Wikipedia, The Future of Unmanned
Fast Patrol Boat. 2008
Wikipedia, Indonesia Military Force.
2009
(http://worldnews.com
BES
The
Unmanned Craft For Sea Sueveillance(Future Technology Design)
(http://wordpress
Berita
Politik
Indonesia >> Kapal Patroli Tak Tembus
ZEE