Anda di halaman 1dari 10

NAMA MUHAMMAD IMAM HANAFI

NIM 2020D1B105
KELAS 6C
TUGAS TEKNIK BANDAR KE-4 PERTEMUAN KE 6
UDARA
1. MAHASISWA MEMBUAT REVIEW JENIS DAN SPESIFIKASI PESAWAT
KOMERSIL DARI JENIS PESAWAT KECIL, MENENGAH DAN BESAR (SERTAKAN
DGN PENJELASAN, SPESIFIKASI DAN PHOTO/GAMBAR)

Di era sekarang, menggunakan pesawat terbang sebagai moda transportasi bukan lagi
menjadi barang mewah. Faktor kenyamanan, kecepatan serta praktis membuat banyak travelers
memilih menggunakan si burung besi ini untuk traveling. Apalagi dalam beberapa tahun
terakhir terjadi perang tarif murah antara maskapai penerbangan, sehingga kamu bisa mengatur
perjalanan dengan harga miring. Tapi, mungkin banyak di antara travelers yang belum tahu
apa saja sih, jenis-jenis pesawat terbang komersial? Untuk memberikan gambaran singkat
mengenai pesawat komersil, yuk simak penjelasannya berikut ini:

Jenis pesawat komersial jika dilihat dari ukurannya terbagi menjadi tiga, yakni wide body
craft, narrow body craft dan pesawat perintis.

1. Wide Body Aircraft

Wide body aircraft adalah pesawat dengan lebar lebih dari 20 kaki, mempunyai dua
aisles atau biasa juga dikenal dengan twin-aisles, dengan tujuh kursi atau lebih sejajar.
Diameter pesawat ini biasanya mencapai lima atau enam meter. Dalam kabin ekonomi, dapat
mengakodasi tempat duduk dengan konfigurasi 3-4-3 atau 4-4-2, dengan total kapasitas
mencapai 200 hingga 850 penumpang. Jenis ini memiliki pesawat terlebar mencapai enam
meter dan dapat mengakomidasi hingga 11 penumpang sejajar. Rata-rata wide body aircraft
memiliki izin terbang trans-atlantik dan trans-kontinental sehingga biasanya digunakan untuk
penerbangan jarak menengah dan jarak jauh. Pesawat jenis ini juga memerlukan landasan yang
jauh lebih panjang.

Model-model wide body aircraft diantaranya adalah:

Airbus A300, Airbus A330, Airbus A340, Airbus A350, Airbus A380, Boeing 747, Boeing
767, Boeing 777, Boeing 787 Dreamliner, Ilyushin Il-86, Ilyushin Il-96, L1011 Tristar, MD
DC-10
2. Narrow Body Aircraft

Narrow body aircraft – yang biasanya juga dikenal dengan sebutan pesawat lorong
tunggal – adalah pesawat dengan lebar kabin biasanya mencapai tiga sampai empat meter.
Hanya memiliki satu aisle, konfigurasi tempat duduk pesawat ini biasanya 3-3, 2-3 atau
terkadang 2-1 bahkan 1-1 untuk private jet dengan kapasitas kurang dari 250 orang. Narrow
body aircraft umumnya tidak memiliki izin terbang trans-atlantik atau trans-kontinental dan
hanya digunakan untuk penerbangan regional.

Model-model narrow body aircraft diantaranya adalah: Airbus A320 family, Boeing 707,
Boeing 720, Boeing 727, Boeing 737, Boeing 757, Douglas DC-8, Tupolev Tu-154, Tupolev
Tu-204, Tupolev Tu-334, Sukhoi SSJ 100, Vickers VC10, BAC One-Eleven, BAe 146, Boeing
717, Bombardier C Series, Convair 880 dan 990, Fokker F28, Fokker 70, Fokker 100,
McDonnell Douglas DC-9, McDonnell Douglas MD-80/MD-90, Antonov 148, Antonov 158,
ATR-72, MA-60, dsb.
3. Pesawat Perintis

Jenis pesawat komersil terakhir adalah pesawat perintis. Pesawat ini berukuran kecil dengan
berat kurang dari 6 ton. Pesawat jenis ini biasanya digunakan untuk menjangkau daerah-daerah
terpencil, seperti di papua misalnya. Karena ukuran badan yang kecil, pesawat ini dapat
mendarat di landasan pendek dan landasan tanah. Pesawat yang digunakan biasanya jenis
Cessna, Beechcraft, Grumman, dan lain-lain.
2. MAHASISSWA MEMBUAT REVIEW JENIS DAN SPESIFIKASI PESAWAT MILITER
(SERTAKAN DGN PENJELASAN, SPESIFIKASI DAN PHOTO/GAMBAR)

PESAWAT TEMPUR

Pesawat tempur adalah pesawat militer sayap tetap yang dirancang terutama untuk
pertempuran udara-ke-udara. Dalam konflik militer, peran pesawat tempur adalah untuk
membangun superioritas udara dalam ruang pertempuran. Dominasi wilayah udara di atas
medan perang memungkinkan pengebom dan pesawat serang untuk terlibat dalam
pengeboman taktis dan strategis terhadap target musuh.

Kinerja utama pesawat tempur tidak hanya mencakup daya tembaknya tetapi juga kecepatan
tinggi dan kemampuan manuvernya relatif terhadap pesawat target. Berhasil atau tidaknya
upaya sebuah kombatan untuk mendapatkan superioritas udara bergantung pada beberapa
faktor termasuk keterampilan pilotnya, kebenaran taktis dari doktrinnya untuk mengerahkan
pesawat tempurnya, dan jumlah serta kinerja pesawat tempur tersebut.

Banyak pesawat tempur modern juga memiliki kemampuan sekunder seperti serangan darat
dan beberapa jenis, seperti tempur pengebom, dirancang sejak awal untuk peran ganda. Desain
pesawat tempur lainnya sangat terspesialisasi sambil tetap mengisi peran superioritas udara
utama, dan ini termasuk pencegat, pesawat tempur berat, dan pesawat tempur malam.

F-16 Fighting Falcon (kiri), P-51D Mustang (bawah), F-86 Sabre (atas), dan F-22 Raptor
(kanan) terbang dalam formasi yang mewakili empat generasi pesawat tempur Amerika.

SEJARAH
Sejak Perang Dunia I, mencapai dan mempertahankan superioritas udara telah dianggap
penting untuk kemenangan dalam peperangan konvensional.[1]

Pesawat tempur terus dikembangkan selama Perang Dunia I, untuk menangkal kemampuan
pesawat dan balon udara musuh untuk mengumpulkan informasi dengan pengintaian di medan
perang. Pesawat tempur generasi awal berukuran sangat kecil dan dipersenjatai secara ringan
oleh standar pada masa-masa setelahnya, dan sebagian besar adalah pesawat sayap ganda yang
dibuat dengan bingkai kayu yang dilapisi kain, dengan kecepatan udara maksimum sekitar 100
mph (160 km/h). Ketika kendali wilayah udara di atas pasukan darat menjadi semakin penting,
semua kekuatan utama dunia mengembangkan pesawat tempur untuk mendukung operasi
militer mereka. Pada periode antarperang, kayu sebagian besar digantikan sebagian atau
seluruhnya oleh pipa logam, dan akhirnya struktur kulit aluminium yang ditekan (monocoque)
mulai mendominasi.

Saat Perang Dunia II, sebagian besar pesawat tempur adalah monoplane berbahan logam yang
dipersenjatai dengan baterai senapan mesin atau meriam dan beberapa mampu mencapai
kecepatan mendekati 400 mph (640 km/h). Kebanyakan pesawat tempur sampai saat itu
memiliki satu mesin, tetapi sejumlah pesawat tempur bermesin ganda dibuat. Namun pesawat
bermesin ganda kalah bersaing dengan pesawat tempur bermesin tunggal dan dialihkan ke
tugas lain, seperti pesawat tempur malam yang dilengkapi dengan perangkat radar primitif.

Pada akhir perang, mesin turbojet menggantikan mesin piston sebagai alat penggerak, yang
semakin meningkatkan kecepatan pesawat. Karena berat mesin turbojet jauh lebih kecil
daripada mesin piston, memiliki dua mesin tidak lagi menjadi hambatan dan satu atau dua
digunakan, tergantung pada kebutuhan. Hal ini berujung pada kebutuhan pengembangan kursi
pelontar sehingga pilot bisa melarikan diri, dan pakaian G-suit untuk melawan gaya yang jauh
lebih besar yang dialami pilot selama manuver.

Pada 1950-an, radar dipasang pada pesawat tempur, karena jangkauan senjata udara-ke-udara
yang semakin meningkat, pilot tidak bisa lagi melihat cukup jauh ke depan untuk bersiap
menghadapi lawan. Selanjutnya, kemampuan radar tumbuh pesat dan sekarang menjadi
metode utama akuisisi sasaran. Sayap dibuat lebih tipis dan disapu ke belakang untuk
mengurangi hambatan transonik, yang membutuhkan metode manufaktur baru untuk
mendapatkan kekuatan yang cukup. Kulit tidak lagi berupa lembaran logam terpaku pada
struktur, tetapi digiling dari lempengan besar paduan. Penghalang kecepatan suara dilewati dan
kecepatan pesawat tempur dengan cepat mencapai Mach 2, melewati titik di mana pesawat
tidak dapat bermanuver cukup untuk menghindari serangan.

Rudal udara-ke-udara sebagian besar menggantikan senjata dan roket pada awal 1960-an
karena keduanya diyakini tidak dapat digunakan pada kecepatan yang dicapai, namun Perang
Vietnam menunjukkan bahwa senjata-senjata tersebut masih memiliki peran, dan sebagian
besar pesawat tempur yang dibangun sejak saat itu dilengkapi dengan meriam (biasanya antara
20 dan 30 mm (0,79 dan 1,18 in) selain dengan rudal. Sebagian besar pesawat tempur modern
dapat membawa setidaknya sepasang rudal udara-ke-udara.

Pada 1970-an, turbofan menggantikan turbojet, meningkatkan penghematan bahan bakar


sehingga pesawat pendukung mesin piston terakhir dapat diganti dengan mesin jet,
memungkinkan pesawat tempur multiperan. Struktur sarang lebah mulai menggantikan
struktur yang digiling, dan komponen komposit pertama mulai muncul pada komponen yang
mengalami sedikit tekanan.
Lockheed Martin F-35A USAF

Dengan peningkatan yang stabil dalam teknologi komputer, sistem pertahanan menjadi
semakin efisien. Untuk mengatasi ini, teknologi siluman telah dikejar oleh Amerika Serikat,
Rusia, India dan Tiongkok. Langkah pertama adalah menemukan cara untuk mengurangi
reflektivitas pesawat terhadap gelombang radar dengan cara mengubur mesin, menghilangkan
sudut tajam dan mengalihkan refleksi apapun dari set radar lawan. Berbagai bahan ditemukan
untuk menyerap energi dari gelombang radar, dan dimasukkan ke dalam lapisan khusus yang
sejak saat itu telah digunakan secara luas. Struktur komposit telah digunakan secara luas,
termasuk komponen struktural utama, dan telah membantu mengimbangi peningkatan berat
pesawat yang stabil—kebanyakan pesawat tempur modern lebih besar dan lebih berat daripada
pengebom medium Perang Dunia II.

Karena pentingnya keunggulan udara, sejak awal pertempuran udara angkatan bersenjata terus-
menerus bersaing untuk mengembangkan pesawat tempur yang unggul secara teknologi dan
untuk mengerahkan pesawat tempur ini dalam jumlah yang lebih besar, dan mengerahkan
armada tempur yang layak menghabiskan sebagian besar anggaran pertahanan angkatan
bersenjata modern.[2]

Pada awalnya manusia menggunakan layang-layang untuk menakuti-nakuti musuh serta


memberikan informasi tentang posisi baik kawan maupun lawan atau bahkan menakut-nakuti
musuh. Kebiasaan ini dilakukan oleh bangsa China kuno. Kemudian pada layang layang
dilengkapi dengan manusia untuk mengetahui secara detail posisi lawan.

Pasar pesawat tempur global bernilai $45,75 miliar pada tahun 2017 dan diproyeksikan oleh
Frost & Sullivan sebesar $47,2 miliar pada tahun 2026: 35% program modernisasi dan 65%
pembelian pesawat, didominasi oleh Lockheed Martin F-35 dengan 3.000 pengiriman selama
20 tahun.[3]

Berdasarkan era :
Era Perang Dunia I (1911-1935)
Era Perang Dunia II (1939-1945)
Era pesawat Jet (1950-1970)
Era Penyempurnaan Teknologi (1970-sekarang)

KLASIFIKASI
Sebuah pesawat tempur dirancang secara khusus untuk pertempuran udara-ke-udara.[4] Jenis
tertentu dapat dirancang untuk kondisi pertempuran tertentu, dan dalam beberapa kasus untuk
peran tambahan seperti pertempuran udara-ke-darat. Secara historis, Korps Penerbangan
Kerajaan dan Angkatan Udara Kerajaan Britania Raya menyebut pesawat tempur sebagai
pesawat "penilik" hingga awal 1920-an, sementara Angkatan Darat Amerika Serikat
menyebutnya sebagai pesawat "pengejar" hingga akhir 1940-an. Britania Raya mengubah
penyebutannya menjadi pesawat tempur pada tahun 1920-an, sementara Angkatan Darat AS
melakukannya pada tahun 1940-an.[5] Pesawat tempur jarak pendek yang dirancang untuk
bertahan melawan pesawat musuh yang masuk dikenal sebagai pencegat.

Kelas pesawat tempur yang meliputi:

1. Pesawat tempur superioritas udara


2. Pesawat tempur pengebom
3. Pesawat tempur berat
4. Pesawat pencegat
5. Pesawat tempur ringan
6. Pesawat tempur segala cuaca (termasuk pesawat tempur malam)
7. Pesawat tempur pengintai

Pesawat tempur strategis (termasuk pesawat tempur kawal dan pesawat tempur serang)
Dari daftar tersebut, kelas pesawat tempur pengebom, tempur pengintai, dan tempur serang
adalah kelas peran ganda, memiliki kemampuan tempur di samping beberapa peran lainnya.
Beberapa desain pesawat tempur dapat dikembangkan dalam varian yang menjalankan peran
lain sepenuhnya, seperti serang darat atau pengintaian tanpa senjata. Hal ini dilakukan mungkin
karena alasan politik atau keamanan nasional, untuk tujuan periklanan, atau alasan lainnya.[6]

Sopwith Camel dan pesawat tempur "penilik" lainnya dari era Perang Dunia I melakukan
banyak pekerjaan serang darat. Dalam Perang Dunia II, USAAF dan RAF sering lebih
menyukai pesawat tempur daripada pesawat pengebom ringan atau pengebom tukik, dan jenis
pesawat seperti Republic P-47 Thunderbolt dan Hawker Hurricane yang tidak lagi kompetitif
karena pesawat tempur udara dialihtugaskan ke peran serang darat. Beberapa pesawat, seperti
F-111 dan F-117, telah menerima sebutan pesawat tempur meskipun mereka tidak memiliki
kemampuan tempur karena alasan politik atau lainnya. Varian F-111B awalnya ditujukan untuk
peran tempur dengan Angkatan Laut AS, tetapi dibatalkan. Pengaburan ini berjalan seiring
penggunaan pesawat tempur sejak awal digunakan untuk operasi "serang" terhadap sasaran
darat dengan cara menembaki atau menjatuhkan bom kecil dan bahan bakar. Pesawat tempur
pengebom multiperan serbaguna seperti McDonnell Douglas F/A-18 Hornet adalah pilihan
yang lebih murah daripada memiliki berbagai jenis pesawat khusus.

Beberapa pesawat tempur paling mahal seperti Grumman F-14 Tomcat, McDonnell Douglas
F-15 Eagle, Lockheed Martin F-22 Raptor, dan Sukhoi Su-27 dirancang sebagai pencegat
segala cuaca serta pesawat tempur superioritas udara, dan pada umumnya mengembangkan
peran udara-ke-darat nya di kemudian hari. Sebuah pencegat umumnya adalah pesawat
dimaksudkan untuk menargetkan (atau mencegat) pesawat pengebom dan sering menukar
kemampuan manuver untuk laju pendakian yang lebih baik.[7]

Sebagai bagian dari nomenklatur militer, sebuah huruf sering diberikan ke berbagai jenis
pesawat untuk menunjukkan penggunaannya, bersama dengan nomor untuk menunjukkan
pesawat tertentu. Huruf yang digunakan untuk menunjukkan sebuah pesawat tempur berbeda-
beda di suatu negara dari negara lainnya. Di negara-negara berbahasa Inggris, huruf "F"
sekarang sering digunakan untuk menunjukkan sebuah pesawat tempur (mis Lockheed Martin
F-35 Lightning II atau Supermarine Spitfire F.22 ), meskipun "P" dulu digunakan di AS untuk
Pursuit (pengejar) (mis. Curtiss P-40 Warhawk), terjemahan dari bahasa Prancis dengan huruf
"C" (Dewoitine D.520 C.1) untuk Chasseur (pengejar) sementara di Rusia huruf "I" digunakan
untuk Istrebitel (pembasmi) (Polikarpov I-16).

Pesawat tempur superioritas udara


Seiring berkembangnya jenis-jenis pesawat tempur, pesawat tempur superioritas udara muncul
sebagai peran khusus yang baru dengan puncak kemampuan kecepatan, manuver, dan sistem
senjata udara-ke-udara – mampu bertahan melawan semua pesawat tempur lain dan
membangun dominasinya di langit di atas permukaan medan perang.

Pesawat pencegat
Pesawat pencegat adalah pesawat tempur yang dirancang khusus untuk mencegat dan
menyerang pesawat musuh yang mendekati wilayah pertahanan kawan. Ada dua kelas umum
pencegat: pesawat yang relatif ringan dalam peran pertahanan titik, dibangun untuk reaksi
cepat, kinerja tinggi dan dengan jarak dekat, dan pesawat yang lebih berat dengan avionik yang
lebih komprehensif dan dirancang untuk terbang di malam hari atau dalam segala cuaca dan
untuk beroperasi pada jarak jangkau lebih jauh. Bermula dari Perang Dunia I, pada tahun 1929
kelas pesawat tempur ini dikenal sebagai pencegat.[8]

Pesawat tempur malam dan segala cuaca


Peralatan yang diperlukan untuk penerbangan siang hari tidak memadai saat terbang di malam
hari atau dalam jarak pandang yang buruk. Pesawat tempur malam dikembangkan selama
Perang Dunia I dengan peralatan tambahan untuk membantu pilot terbang lurus, bernavigasi,
dan menemukan target. Mulai dari varian modifikasi dari Royal Aircraft Factory BE2c pada
tahun 1915, pesawat tempur malam telah berevolusi menjadi pesawat tempur segala cuaca
yang sangat kompeten.[9]

Pesawat tempur strategis


Pesawat tempur strategis adalah pesawat tempur yang cepat, bersenjata lengkap, dan
berjangkauan jauh, mampu bertindak sebagai pesawat tempur kawal yang melindungi
pengebom, untuk melakukan serangan serangan sendiri sebagai pesawat tempur penetrasi dan
mempertahankan patroli pada jarak yang jauh dari pangkalannya.[10]

Pesawat pengebom cenderung rentan karena memiliki kecepatan rendah, ukuran besar, dan
kemampuan manuver yang buruk. Pesawat tempur kawal dikembangkan selama Perang Dunia
II untuk terbang di antara pengebom kawan dan pencegat musuh sebagai perisai pelindung.
Persyaratan utama untuk peran ini adalah jangkauan yang jauh, terbukti dengan beberapa
pesawat tempur berat yang dijadikan pesawat tempur kawal. Namun pesawat jenis ini
cenderung berat dan rentan, sehingga seiring berjalannya perang, teknologi baru seperti drop
tank dikembangkan untuk memperluas jangkauan pesawat tempur konvensional yang lebih
gesit.

Pesawat tempur penetrasi biasanya juga cocok untuk peran serangan darat, sehingga mampu
mempertahankan diri saat melakukan sorti penyerangan.
3. MAHASISSWA MEMBUAT REVIEW JENIS DAN SPESIFIKASI PESAWAT YANG
DAPAT TAKE OFF DAN LANDING DI AIR (SERTAKAN DGN PENJELASAN,
SPESIFIKASI DAN PHOTO/GAMBAR)

Bisa “Take Off” dan “Landing” di Air, Inilah Pesawat N219 Amphibi Buatan RI

PT Dirgantara Indonesia selama ini aktif memproduksi alat kedirgantaraan, khususnya pesawat
terbang.

N219 merupakan pesawat komersial yang sedang dikembangkan, yaitu dengan diproduksinya
pesawat N219 jenis amphibi (N219A).

Pesawat ini dapat melakukan lepas landas dan pendaratan di permukaan air.Tentunya, pesawat
ini begitu sesuai dengan karakteristik Nusantara sebagai negara kepulauan. Kemenko Marves
sangat mendorong pengembangan pesawat N219 Amphibi ini karena kegunaaan sangat
diperlukan bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

“Pesawat ini telah diproduksi dengan mengedepankan TKDN, sehingga hasil karya dalam
negeri ini tentu mendukung pengembangan konektivitas darat dan laut di indonesia,” kata
Deputi Ayodhia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Anda mungkin juga menyukai