Generasi jet tempur pertama seperti F-86 SABRE, MiG-15 FAGOT dan MiG-17 FRESCO,
memiliki sistem avionik dasar tanpa radar atau perhitungan perlindungan diri. Mereka
dilengkapi dengan mesin tembakan atau meriam, dan juga bom dan roket yang tidak
dikendalikan. Karakteristik umum pada generasi pesawat tempur ini adalah mesin jet yang
tidak memiliki afterburner dan pesawat dioperasikan dalam jarak subsonik.
Ini adalah kader pertama jet tempur multi-peran, seperti MiG-23 FLOGGER, F-4 PHANTOM
II, dan DASSAULT MIRAGE III. Generasi ini memperlihatkan kemajuan dalam cara
penggerakkan, dan peningkatan tertentu pada avionik dan sistem senjata. keadaan seni
kemampuan 'melihat ke bawah/tembakan ke bawah' sudah ditambahkan dengan dukungan
radar Doppler, dan dengan penargetan off-bore-sight dan peluru kendali semi-aktif dengan
frekuensi radio seperti peluru AIM-7 Sparrow, dan AA-7 Apex antar udara, gerakan udara
ditingkatkan sampai diatan jangkauan visual. Perubahan utama yang dibawa oleh pesawat
tempur generasi ini adalah tidak perlunya lagi untuk melihat lawan langsung untuk menetralisir
mereka dan mendapatkan kontrol di udara.
4. Generasi Jet Tempur Keempat (1970 sampai akhir 1980-an)
Konsep generasi setengah ini meningkatkan tambahan dari pengurangan kekuatan dalam
militer, yang menghambat perkembangan pesawat tempur dalam skala yang besar. Hal itu
akan lebih efektif biayanya untuk menambah 'sembunyi', bahan penyerap radar, mesin kontrol
vektor dorong, kapasitas penampungan senjata yang lebih bagus dan untuk meningkatkan
jangkauan pesawat tempur generasi keempat, seperti Hornet, Eagle dan Flanker daripada
untuk mendesain pesawat baru. F/A-18E/F Super Hornet adalah satu contoh pesawat tempur
generasi 4.5 yang dikembangkan dari pesawat tempur generasi keempat. Tambahan
radar Active Electronically Scanned Array (AESA) itu merupakan kemampuan perubahan
pertempuran yang cukup penting untuk pesawat tempur ini yang mengalahkan generasinya
sendiri, yaitu generasi 4.5. Beberapa pabrik mendesain platform baru, seperti Eurofighter
Typhoon, Saab JAS 39 Gripen dan Dassault Rafale, yang tergabung dari karakteristik
generasi 4.5. Kemajuan dalam teknologi komputer dan sambungan data juga memberikan jet
tempur generasi 4.5 untuk lebih terpadu dalam jaringan sentrik udara dimana pesawat tempur
memiliki cakupan yang lebih besar untuk melakukan misi peran-multi. Contohnya, radar AESA
memperbolehkan pesawat tempur untuk melakukan fungsi Airborne Early Warning dan kontrol
juga.
Generasi ini bisa dibilang yang terbaru dan menjadi generasi pesawat tempur
tercanggih saat ini. Seperti, F-22 Raptor, dikenalkan di tahun 2005, yang dipertimbangkan
sebagai pesawat tempur generasi selanjutnya- atau pesawat tempur abad ke-21. Yang akan
mengikutinya adalah desain pesawat seperti F35-LIGHTNING II Jint Strike Fighter, Sukhoi
PAK FA dan juga Chinese Chengdu J-20 yang dipercaya untuk mencerminkan fitur generasi
pesawat tempur ini. Peningkatan kuantum dalam letalitas dan ketahanan pesawat
tempur yang memberikan kebutuhan dalam mencapai perubahan generasi dan generasi
kelima ini memiliki ciri-ciri tersebut.
5 (Lima) Ciri-ciri yang ada pada pesawat tempur tercanggih ini adalah :
a. Dari desain tubuh jet tampak hidung ke ekor yang rendah atau teknologi "sembunyi"
sebagai bagian dari desain pesawat yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk
dideteksi oleh radar pesawat lain.
b. Peningkatan kesadaran situasi lewat sensor multi-spektral yang terletak diantara semua
aspek badan pesawat yang membiarkan pilot untuk 'melihat' melewati badan pesawat
tanpa perlu mengatur pesawat untuk mendapatkan gambar 360 derajat yang gantinya,
meningkatkan kemampuan pesawat untuk menggunakan persenjataan untuk menyerang
dan menetralisirkan musuh tanpa sadar akan bahaya tersebut.
c. Kecepatan terbang supersonik
d. Pesawat ini juga 'lahir' dengan jaringan yang membiarkan mereka mendapatkan, membagi
dan menyimpan informasi untuk meningkatkan gambaran pertempuran udara.
e. Menggunakan perangkat lunak yang memastikan mereka menjaga area tepi tubuh pesawat
dalam melawan bahaya. Misalnya, jet tempur F-35 menggunakan lebih perangkat lunak
daripada pesawat tempur lainnya, dengan 7 juta kode garis dalam pesawat, dan 7 juta
kode garis lebih jauh yang mendukung sistem daratan. Contoh kerumitan dan
kecanggihan dari perangkat lunak F-35 adalah ia menggunakan sekaitar 100 kali angka
parameter daripada pesawat tempur generasi keempat yang memberikan potensi bahaya.
Akhirnya, pesawat tempur generasi kelima membiarkan pilot untuk menjaga pilihan
superioritas diatas lawan. Ini memberikan kesempatan ketahanan yang lebih besar, yang
ketika digabungkan dengan letalitas yang efektif, memberikan kekuasaan pada
pertarungan udara.