Anda di halaman 1dari 128

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN

INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

PT REKA DESINDO MANDIRI

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

A. ORGANISASI PERUSAHAAN
A.1 L ATAR B ELAKANG
PT.

Reka

Desindo

Mandiri

(RDM)

pada

awalnya

didirikan

untuk

memberikan jasa konsultansi perencanaan, rekayasa, dan manajemen,


khususnya dalam bidang Tata Lingkungan. Dalam perkembangannya, saat
ini dicakup juga pelayanan jasa konsultansi dalam bidang Teknik Sipil,
seperti Perencanaan Transportasi, Perencanaan Pengelolaan Lalu Lintas,
Rekayasa Jaringan Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Irigasi, serta perencanaan
Teknik

Sipil

penunjang

kegiatan-kegiatan

pertanian,

perkebunan,

perikanan, dan perternakan. Juga perkembangan berikutnya ke arah


Bidang Komputerisasi, seperti pembuatan program-program simulasi,
database, sampai digitasi pemetaan berikut sistem informasinya.
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran dan perhatian akan
pentingnya

mempertahankan

kelestarian

lingkungan,

RDM

telah

memutuskan untuk berperan aktif dengan menawarkan layanan jasa


konsultansi yang lebih luas dalam bidang penanganan dan pengelolaan
buangan/limbah, baik yang berasal dari aktivitas industri maupun
domestik/masyarakat, pengelolaan lingkungan kerja/higiene industri, dan
analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Cakupan layanan ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Untuk itu RDM saat ini ditunjang oleh suatu tim
tenaga ahli yang memadai, baik dalam hal kualitas, kuantitas, maupun
jenis bidang keahlian.
Walaupun RDM baru didirikan pada tahun 1991, namun kapasitas dan
pengalaman para tenaga ahli dan staf pendukungnya, yang mencakup
berbagai bidang sesuai lingkup layanan perusahaan

memungkinkan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

ditawarkan layanan jasa konsultansi yang handal dan berkualitas. Selain


itu kerja sama yang erat dengan pusat-pusat penelitian di beberapa
perguruan tinggi terkemuka dan beberapa konsultan nasional maupun
internasional, menambah potensi perusahaan dalam memberikan layanan
dan jasa secara maksimum.

A.2 A DMINISTRASI

DAN

P ERSONALIA

PT REKA DESINDO MANDIRI, berkantor pusat di Jakarta. Saat ini total


personil yang terlibat mencapai lebih dari 40 orang, diantaranya
berkualifikasi sebagai tenaga ahli dalam bidang teknik sipil, teknik
lingkungan, perencana kota/tata ruang, geologi, komputer dan sistem
informasi, geodesi, mekanika tanah dan pondasi, serta perikanan.
PT REKA DESINDO MANDIRI, juga menggalang kerjasama yang erat
dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta terkemuka dalam rangka
memperbesar kapasitas profesionalnya. Kerjasama ini memungkinkan
para tenaga ahli yang terlibat selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu terapan dalam bidang-bidang
yang sesuai dengan lingkup layanan perusahaan.
Data Administrasi PT Reka Desindo Mandiri
Nama

PT REKA DESINDO MANDIRI

Akte Perusahaan

Pendirian

Perubaha
n
Terakhir

Alamat

No. 46 Tanggal 31 Oktober 1991, Notaris :


Mohammad Ali
No. 12 Tanggal 11 Februari 2011, Notaris :
Trismorini Asmawel, SH

Kantor :

Jalan Metro Duta Niaga Blok B II/B-A4 Pondok Indah,


Jakarta (12310)
Studio : Jalan Darmawangsa X No. 18 Kebayoran Baru,
Jakarta (12160)
Telepon & Fax (021) 7393947
email: ptrdm@yahoo.com
REFERENSI BANK

Bank Bukopin Kantor Cabang Saharjo, No. Rek. 1001 078 425

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NPWP

Bank Danamon Kantor Cabang Panglima Polim, No. Rek :


004020640
No. 01.567.337.9-013.000

IUJK

1.601013.3117.3.00689 dan 1.601013.3117.3.00690


Pemerintah Propinsi DKI Jakarta

TDR

No. 1863/97/2/00176, Pemerintah DKI Jakarta

TDP

No. 09.03.1.82.6942
Kandep Perdagangan, Departemen Perdagangan

INKINDO

No. 7134/P/1127.DKI

Sertifikat Badan Usaha


dikeluarkan LPJK
No.
0102/INKINDO/09/5/08

Bidang Layanan
Usaha

: Tata Lingkungan
No. Registrasi: 1-3171-5-08-1-09-601013
: Jasa Enjiniring Terpadu
No. Registrasi: 3-3171-3-08-1-09-601013

Personalia inti PT Reka Desindo Mandiri adalah sebagai berikut :


1. Komisaris

: Ir. Dewi Wulan Mulyandini

2. Direktur Utama

: Ir. Rosa Ardiana

3. Direktur

: Ir. Bona Siregar

a. Manager Teknik

: Ir. Iwan Prijambodo

b. Manager Administrasi

: Sunaryo Pangestu, SE

c. Manager Keuangan

: Ir. Yana Mulyana

Gambar 6: Struktur Organisasi PT. Reka Desindo Mandiri

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

A.3 L INGKUP P ELAYANAN


Layanan PT. Reka Desindo Mandiri mencakup pemberian jasa konsultansi
dalam bidang-bidang berikut ini:
1 Survey dan Investigasi
4. Pre-feasibility dan Feasibility Studies
5. Analisa Dampak Lingkungan, Perencanaan dan Menejemen
6. Perencanaan, Desain and Dokumentasi
7. Detailed Engineering Design
8. Monitoring dan Evaluasi
9. Manajemen Proyek
10.

Analisa Keuangan dan Ekonomi

11.

Penilaian Proyek dan Program/ Appraisal

12.

Costing, Budgeting and Financial Programming

13.

Administrasi Kontrak

14.

Pengawasan Proyek/Construction Supervision

RDM juga mengembangkan pelayanan yang lebih luas untuk memenuhi


keinginan clientnya, pelayanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut
ini:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

2 Lingkungan, Sanitasi dan Sampah


a Perencanaan Lingkungan
d. Pra Studi Kelayakan Lingkungan
e. Manajemen Limbah Industri
f. Pengumpulan dan Pengolahan Limbah Padat Industri
g. Menejemen Persampahan
h. Plumbing
i. Pegendalian Polusi Udara / Air Pollution Control
j. Drainase
15.

Perencanaan dan Manajemen Lingkungan

a Sistim Pengembangan Menejemen dan Monitoring Lingkungan


k. Environmental Impact Assessment & Environmental Auditing
l. Environmental Economic Assessment

16.

Managemen Sumber Air / Air Bersih & Pengolahan

a Water Resources Development and Data Management


m. Catchment Area and Reservoir
n. Environmental Economic Assessment
o. Banjir / Flood Mitigation
p. Dam and River Improvement/Management Assessment
q. Master Plan Air Bersih / Water Supply Master Plan
r. Pumping, Reticulation and Pipelines
s. Water Treatment Plan Design
t. Water System Management
17.

Teknik Sipil / Civil Engineering

a Desain Bendungan dan Bangunan Pelimpah (Dam and Spillway)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

u. Desain Saluran Drainase


v. Desain Sarana Dasar / Basic Infrastructure
w. Desain Sistim Irigasi
x. Desain Jalan dan Jembatan
y. Desain Pelabunan dan Dermaga
z. Design of Apron and Runway
18.

Transportasi dan Perencanaan Lalulintas

a Studi Transportasi Terpadu


aa.

Perencanaan dan Operasional Transportasi Umum

ab.

Kebijaksanaan Transportasi dan Investasi

ac.Planning and Design of Traffic


ad.

Urban Traffic Management

ae.

Traffic Engineering Design

19.

Manajemen Perencanaan

a Project Feasibility Study


af. Organization and Personnel
ag.

Maintenance Management System

A.4 P ERALATAN
A.4.1

P ERALATAN K ANTOR
Peralatan PT Reka Desindo Mandiri
ITEM

Computers

BRAND / TYPE
Server Dual-Core Intel Xeon Processor 3065
2.33GHz

NO. OF UNITS
1 Unit

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

ITEM

BRAND / TYPE

NO. OF UNITS

Intel Core Duo E2180 2.0Ghz 512MB DDR2

4 Unit

Intel Pentium dual core E2200 2,2Ghz 1GB


DDR2 160GB

3 Unit

Pentium 4 630, 256MB DDR2, 80GB

5 Unit

AMD Athlon 64 X2 4200+ 2.2GHz 512MB


DDR2

4 Unit

Fujitsu notebook

3 Unit

Asus notebook

4 Unit

BenQ notebook

1 Unit

Canon IX 5000

2 Unit

Canon IX 4000

1 Unit

HP LaserJet 1020

2 Unit

HP LaserJet 1300

2 Unit

HP LaserJet 1200

2 Unit

Roland

1 Unit

CutJet A0

1 Unit

Wacom A3

1 Unit

Wacom A0

1 Unit

Scanner

HP Scanjet 4C

1 Unit

Electronic
Typewriter

Canon F-300

1 Unit

Brother CE-600

1 Unit

Photocopy
Machine

Canon NP-125

1 Unit

Toshiba N- 250

1 Unit

Planimeter

Mitutoyo

3 Units

Printers

Plotter

Digitizer

A.4.2

O PERASIONAL
ITEM

Kendaraan/Car

DAN

K ENDARAAN P ROYEK
BRAND / TYPE

NO. OF UNITS

Kijang Inova, 2013

1 Unit

Avanza Th 2008, 2009

2 Unit

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

A.4.3

I NVESTIGASI T ANAH
ITEM

Boring Machines

BRAND / TYPE

NO. OF UNITS

TOHO

2 Units

YBM S-2

2 Units

High Pressure Pumps

TOHO

2 Units

Sounders

Local 2.5 T

5 Units

Pocket Penetrometer

Local - 10 T

1 Unit

DynamicCone Penetrometer

Soil Test

5 Units

Hand Boring Machines

Soil Test

5 Units

Theodolithe

Sokkisha

4 Units

Sokkisha

2 Units

Autometer

Topcon

1 Unit

EDM (Electronic Distance Meter)

Sokkisha

I Unit

T0
T2

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI


D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR


Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

Satuan Kerja Pengembangan


Perkotaan, Direktorat Penataan
Ruang Nasional, Kementerian
Pekerjaan Umum

Fasilitasi Pengembangan
Kapasitas Kerjasama
Lintas Wilayah Lembaga
Pengelola KSN Perkotaan
(Jabodetabekpunjur,
Mebidangro, Sarbagita,
Mamminasata, Cekungan
Bandung,
Gerbangkertasusila)

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

Satuan Kerja Pengembangan


Wilayah Nasional, Direktorat
Penataan Ruang Nasional,
Kementerian Pekerjaan Umum

Penyusunan Rancangan
Perpres RTR KSN Taman
Nasional Komodo (Th ke
II)

Satuan Kerja Pembinaan


Penataan Ruang Daerah
Wilayah I, Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum

Bimbingan Teknis
Penyelesaian RDTR di
Wilayah I

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

ORANG
BULAN

MITR
NILAI KONTRAK

KERJA

7 bulan

6
72

Rp.

1,071,724,500

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

9 bulan

64

Rp.

1,046,144,000

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 bulan

113

Rp.

1,265,833,80

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

MITR

ORANG
BULAN

NILAI KONTRAK

KERJA

0
4

54

Satuan Kerja Pengembangan


Wilayah Nasional, Direktorat
Penataan Ruang Nasional,
Kementerian Pekerjaan Umum

Penyusunan Rancangan
Perpres RTR KSN Taman
Nasional Komodo

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 bulan

Satuan Kerja Bina Program dan


Kemitraan, Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum

Penyiapan Materi Teknis


Penyusunan Kebijakan
dan Strategi Nasional
Penyelenggaran Penataan
Ruang

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 bulan

Satuan Kerja Pembinaan


Penataan Ruang Daerah
Wilayah II, Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum

Konsultan Manajemen
Regional Pendampingan
Teknis Perencanaan Tata
Ruang Kabupaten Di
Provinsi Nusa Tenggara
Timur

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 bulan

214

Rp.
3,568,400,000

Satuan Kerja Pengembangan


Wilayah Nasional, Direktorat
Penataan Ruang Nasional,
Kementerian Pekerjaan Umum

Penyusunan RTR Kawasan


Strategis Nasional Selat
Sunda

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

6 bulan

56

Rp. 911,174,000

Satuan Kerja Bina Program dan


Kemitraan, Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementerian
Pekerjaan Umum

Evaluasi Program
Keterpaduan Infrastruktur
Ke-PU-an yang Berbasis
Penataan Ruang

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

6 bulan

70

Rp. 885,280,000

Rp.

930,391,000
56

Rp.

711,826,500

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

Satuan Kerja Perencanaan dan


Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman,
Direktorat Bina Program,
Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum

Konsultan Manajemen
Pusat (KMP) Pelaksanaan
Program Bidang Cipta
Karya Tahun 2011

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

6 bulan

10

Badan Pengembangan Wilayah


Surabaya Madura

Penyusunan Rencana Tata


Bangunan Lingkungan
dan DED Kawasan Wisata
di KKJSM (Kawasan Kaki
Jembatan Suramadu Sisi
Madura)

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

11

Badan Pengembangan Wilayah


Surabaya Madura

Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang
Kawasan Khusus Madura

12

Satuan Kerja Penyediaan


Perumahan, Kementerian
Perumahan Rakyat

13

14

ORANG
BULAN

MITR
NILAI KONTRAK

KERJA

Rp.
1,839,563,000

7 bulan

Rp.
1,426,568,000

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

5 bulan

Rp.
1,186,020,000

Rencana Rinci
Penanganan Lingkungan
Perumahan dan
Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan di
Kabupaten Lebak (RR1104)

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

6 bulan

Rp. 585,255,000

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Kawasan
Sangat Berkembang, Direktorat
Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum

Penyiapan Raperpres
Kawasan Cagar Budaya
Candi Borobudur dan
Candi Prambanan

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 bulan

28

Rp.
1.192.400.000

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Nasional,

Penyiapan Standar Teknis


Fungsi Ruang Kawasan

Tata
LIngkungan/

8 Bulan

56

Rp. 974.182.000

47

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

MITR

ORANG
BULAN

NILAI KONTRAK

KERJA

Direktorat Jenderal Penataan


Ruang Kementerian Pekerjaan
Umum

Budidaya

Jasa
Perencanaan
urban

15

Satuan Kerja Penyediaan


Perumahan, Kementerian
Negara Perumahan Rakyat

Rencana Rinci
Penanganan Lingkungan
Perumahan dan
Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan di kota
Batam

Tata LIngkungan

6 Bulan

32

Rp. 515.509.500

16

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Kawasan
Sangat Berkembang, Direktorat
Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum

Peningkatan Penataan
Kawasan
JABODETABEKPUNJUR

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

20
Bulan

15

Rp.
3.594.250.000

17

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Nasional,
Direktorat Jenderal Penataan
Ruang
Kementerian
Pekerjaan Umum

Kajian Pengembangan
Wilayah Sebagai Implikasi
Pembangunan Jembatan
Selat Sunda

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

8 Bulan

56

Rp. 891.770.000

18

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Kawasan Telah
Berkembang, Direktorat Jendral
Penataan Ruang Departemen
Pekerjaan Umum

Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Kawasan Danau Toba,
Provinsi Sumatera Utara

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

7 Bulan

51

Rp. 739.431.000

19

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Kawasan
Pengembangan Baru,
Direktorat Jendral Penataan
Ruang Departemen Pekerjaan
Umum

Bantuan Teknis
Pelaksanaan Penataan
Ruang Kab. Lembata,
Provinsi NTT

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

12
Bulan

61

Rp.
1.010.196.000

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

MITR

ORANG
BULAN

NILAI KONTRAK

KERJA

20

Satuan Kerja, Pembinaan


Penataan Ruang Nasional,
Direktorat Jendral Penataan
Ruang Departemen Pekerjaan
Umum

Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
Kawasan Perbatasan

Tata
LIngkungan/
Jasa
Perencanaan
urban

4 Bulan

40

Rp. 680.634.000

21

Direktorat Jendral Penataan


Ruang Departemen Pekerjaan
Umum

Penyiapan Peta
RAPERPRES Kawasan
Perbatasan Skala
1:100.000 (Prop.
NTT/Timor Leste,
Maluku/Timor Leste,
Australia)

Tata
LIngkungan/
Jasa
Pengembangan
kota & wilayah,
tata lingkungan
lainnya

7 Bulan

76

Rp. 877.613.500

22

Direktorat Jendral Penataan


Ruang
Departemen Pekerjaan Umum

Penyusunan Konsep
Penilaian Asset dalam
rangka penyelenggaraan
KPS Fasilitasi Peninjauan
Kembali RTRW Provinsi
Bangka Belitung

Tata
LIngkungan/
Jasa
Pengembangan
kota & wilayah

7 Bulan

45

Rp. 544.900.000

23

Satuan Kerja Pengelolaan


Kawasan
Kementrian Negara Perumahan
Rakyat

Penyusunan Rencana
Rinci Tata Ruang di
Rembang, Jawa Tengah

Tata
LIngkungan/
Jasa
Pengembangan
kota & wilayah

4 Bulan

30

Rp. 348.519.600

24

Satuan Kerja Pengelolaan


Kawasan
Kementrian Negara Perumahan
Rakyat

Bantuan Teknis
Pengembangan Kawasan
Khusus (Wilayah Timur)
Paket PKK-4

Tata Lingkungan
Pengembangan
kota & wilayah

6 Bulan

32

Rp. 640.454.000

25

Satuan Kerja Pengelolaan


Kawasan

Bantuan Teknis
Pengembangan KASIBA

Tata
Lingkungan

6 Bulan

29

Rp. 496.261.920

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

MITR

ORANG
BULAN

NILAI KONTRAK

KERJA

Kementrian Negara Perumahan


Rakyat

Wilayah Barat (PKB-6)

/Pengembangan
kota & wilayah

26

Badan Perencanaan Daerah,


Kota Salatiga

Penyusunan Review RTBL


Tahun 1997/1998 Kota
Salatiga

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah,
Tek Lingkungan

4 Bulan

27

Rp. 253.489.000

27

Satker Pengembangan
Kawasan Permukiman Propinsi
Sumatera Utara

Perencanaan Peremajaan
Kawasan Kota Medan

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah,
Tek Lingkungan

5 Bulan

27

Rp. 418.385.000

28

Direktorat Jendral Cipta Karya,


Departemen Pekerjaan Umum

Bantuan Teknis Penataan


Dan Revitalisasi Kawasan
Kerinci, Propinsi Jambi

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah,
Tek Lingkungan

6 Bulan

35

Rp. 345.033.000

29

Perencanaan dan
Pemrograman Pembangunan
Infrastruktur (Paket IV)

Satuan Kerja BRRInfrastruktur Kawasan dan


Permukiman NAD.
Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-NIAS

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah,
Tek Lingkungan

11
Bulan

127

Rp.
4.600.805.000

30

Satuan Kerja BRR-Bantuan


Perumahan dan Permukiman
Kembali.
Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-NIAS

Perencanaan
Pembangunan Kawasan
Permukiman Kembali

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah,
Tek Lingkungan

5 Bulan

213

Rp.
6.439.000.000

31

Satuan Kerja Kegiatan


Kementrian Negara Perumahan
Rakyat

Penyusunan Rencana
Rinci Penataan Kawasan
Khusus Kota Nunukan

Tata
Lingkungan
/Pengembangan

7 Bulan

21

Rp. 359.667.000

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP
LAYANAN

PERIODE

MITR

ORANG
BULAN

NILAI KONTRAK

KERJA

Propinsi Kalimantan Timur

kota & wilayah

32

Satuan Kerja Pengembangan


Permukiman, Kementrian
Negara Perumahan Rakyat

Bantuan Teknis
Perencanaan Peremajaan
Kota (Urban Renewal)
Pada Kawasan
Metropolitan Medan dan
DED Kawasan Terpilih

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

3 Bulan

25

Rp. 298.386.000

33

Satuan Kerja Pengembangan


Permukiman, Kementrian
Negara Perumahan Rakyat

Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan
Perumahan

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

3 Bulan

25

Rp. 552.457.840

34

Satuan Kerja Direktorat Jendral


Penataan Ruang Departemen
Pekerjaan Umum.

Bantuan Teknis
Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Lombok
Barat , Kawasan Bali
Utara , dan Kawasan
Danau Tondano

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

4 Bulan

13

Rp.
1.359.710.000

35

Badan Perencana Daerah


Pemerintah Kota Depok

Penyusunan Revisi
Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Depok
Tahun 2000-2010

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

6 Bulan

10

Rp. 519.337.500

36

Direktorant Jendral penataan


Ruang Proyek Pendayagunaan
Penataan Ruang Nasional

Penyelesaian Peta Peta


Pendukung Rakeppres
Penataan Ruang Pulau
Sumatera ,Kalimantan
Jawa Bali Dan Kawasan
Perbatasan Kasaba

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

6 Bulan

72

Rp.
3.183.865.000

37

Direktorat Jendral Penataan


Ruang Departemen Kimpraswil

Penjabaran RT/RW
Propinsi ( Bantek ) Pada
Kabupaten / Kota Wilayah
Tengah

Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

6 Bulan

152

Rp.
1.857.000.000

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

NO
.
38

PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA

Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
( BAPEDA )

NAMA PAKET PEKERJAAN

Revisi Tata Ruang Kota


Ambon dan Penyusunan
Rencana Detail Kawasan
Khusus

LINGKUP
LAYANAN
Tata
Lingkungan
/Pengembangan
kota & wilayah

PERIODE

5 Bulan

ORANG
BULAN

78

MITR
NILAI KONTRAK

KERJA

Rp.
1.700.000.000

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

C. URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH)


TAHUN TERAKHIR

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG
D.1 T ANGGAPAN D AN S ARAN T ERHADAP K ERANGKA A CUAN
K ERJA
D.1.1

T ANGGAPAN U MUM T ERHADAP L ATAR B ELAKANG

Pengembangan wilayah didasarkan pada potensi keunggulan komparatif


dan keunggulan kompetitif daerah, serta posisi geografis strategis di
masing-masing pulau. Adapun tema pengembangan wilayah di Pulau Jawa
- Bali adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan

fungsi

Kalimantan

sebagai

paru-paru

dunia,

dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis,


hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem
bencana alam banjir dan kebakaran hutan;
2. Lumbung
komoditas

energi
batu

nasional
bara,

dengan

termasuk

pengembangan

pengembangan

hilirisasi

energi

baru

terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai


dengan kondisi SDA masing-masing provinsi;
3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet,
bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa;
4. Menjadikan

Kalimantan

sebagai

salah

satu

lumbung

pangan

nasional.
Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Pulau Kalimantan, maka
tema besar Pembangunan Wilayah Kalimantan:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

1. Mempertahankan

fungsi

Kalimantan

sebagai

paru-paru

dunia,

dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis,


hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem
pencegahan

dan

penanggulangan

bencana

alam

banjir

dan

kebakaran hutan.
2. Lumbung

energi

komoditas

batu

nasional
bara,

dengan

termasuk

pengembangan

pengembangan

hilirisasi

energi

baru

terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai


dengan kondisi SDA masing-masing provinsi
3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet,
bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.
4. Menjadikan

Kalimantan

sebagai

salah

satu

lumbung

pangan

nasional.
Tujuan pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan tahun 2015-2019 adalah
mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Pulau
Kalimantan dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui:
1. Pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, serta pengembangan
industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijih besi,
gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa,
2. Penyediaan infrastruktur wilayah,
3. Peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus.
Adapun sasaran pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan pada tahun
2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi
Wilayah

Pulau

pertumbuhan

Kalimantan,
ekonomi

akan

dengan

dikembangkan

memanfaatkan

pusat-pusat
potensi

dan

keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan


Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan pusat-pusat
pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya.
2. Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar
wilayah di Kalimantan, maka akan dilakukan pembangunan daerah
tertinggal dengan sasaran sebanyak 9 Kabupaten tertinggal dapat

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

terentaskan dengan sasaran outcome:

(a) meningkatkan rata-

rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 6,85


persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal menjadi 11,06 persen; dan (c) meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal sebesar 72,75.
3. Untuk mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan perkotaan
di Kalimatan, maka akan dipercepat pembangunan 1 Kawasan
Perkotaan Metropolitan, serta mewujudkan optimalisasi peran 4 kota
otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi,
serta membangun 4 kota baru publik yang mandiri dan terpadu
sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan kawasan
perkotaan.
4. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan dengan sasaran
berkurangnya

kemiskinan

dan

meningkatkan

keberdayaan

masyarakat di desa-desa tertinggal dan mendorong perekonomian


desa berbasis komoditas unggulan menuju desa mandiri.
5. Meningkatkan

keterkaitan

desa-kota,

dengan

memperkuat

sedikitnya 7 pusat-pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan


Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
6. Dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman
depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, maka akan
12

Pusat

Kegiatan

Strategis

Nasional

(PKSN)sebagai

pusat

pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat


mendorong pengembangan kawasan sekitarnya.
7. Sasaran untuk Wilayah Pulau Kalimantan adalah: (a) Meningkatnya
proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 45% untuk
propinsi dan 10% untuk kabupaten/kota; (b) Meningkatnya proporsi
belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 35% dan untuk
Kabupaten/Kota sebesar 40% pada tahun 2019 serta sumber
pembiayaan lainnya dalam APBD; (c) Meningkatnya jumlah daerah
yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak
5 provinsi dan 27 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan; (d)
Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

proyek awal Provinsi Kalimantan Tengah;

(e)

Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur


daerah untuk jenjang S1 sebesar 50% dan S2-S3 sebesar 10%; (f)
Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen
pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh
wilayah Kalimantan sebesar 75 angkatan;

(g)

Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya


pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; (h) Meningkatnya
persentase jumlah PTSP sebesar 100%; (i) Meningkatnya persentase
jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala
daerah ke PTSP sebesar 70%; (j) Terlaksananya sinergi perencanaan
dan penganggaran di wilayah Kalimantan (dengan proyek awal
Provinsi

Kalimantan

Tengah

dan

Kalimantan

Timur)

(k)

Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan


peran gubernur sebagai wakil pemerintah;

(l)

terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara


on-line

di wilayah

Kalimantan

(dengan proyek

awal Provinsi

Kalimantan Timur.
8. Sasaran penanggulangan bencana adalah mengurangi indeks risiko
bencana pada 18 kabupaten/kota sasaran (Kota Pontianak, Kota
Singkawang, Kota Palangka Raya, Kota Samarinda, Kota Balikpapan,
Kota Tarakan, Kabupaten Bengkayang, Sambas, Sintang, Kapuas
Hulu, Ketapang, Landak, Kotabaru, Barito Kuala, Tanah Laut, Kapuas,
Kutai Kertanegara, Nunukan) yang memiliki indeks risiko bencana
tinggi, baik yang memiliki berfungsi sebagai PKN, PKSN, PKW, KEK,
Kawasan Industri maupun pusat pertumbuhan lainnya.
Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun
2019, pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan semakin meningkat.
Hal ini dicerminkan dengan makin meningkatnya kontribusi PDRB
Wilayah Pulau Kalimantan terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 8.7
persen (2013) menjadi 9.6 persen (2019). Dengan demikian, kondisi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Wilayah Pulau Kalimantan. Secara rinci target pertumbuhan ekonomi,


tingkat kemiskinan dan pengangguran dalam kurun waktu 2015-2019
di Wilayah Pulau Kalimantan dapat dilihat pada grafik-grafik berikut:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

2015
2016
2017
2018
2019

Gambar 7: Sasaran Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan Tahun


2015 - 2019
9
8
7
6
5
4

2015

2016

2017

2018

2019

Gambar 8: Sasaran Tingkat Kemiskinan Pulau Kalimantan Per Provinsi


Tahun 2015 - 2019

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

10
9
8
7
6
5

2015

2016

2017
2018

2019

1
0

Gambar 9: Sasaran Tingkat Pengangguran Pulau Kalimantan Per


Provinsi Tahun 2015 - 2019

Dengan latar belakang tersebut, konsultan memahami kondisi tersebut


dan merasa diperlukan suatu kajian untuk menyusun Rencana Induk
Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali.
D.1.2

T ANGGAPAN M AKSUD

DAN

T UJUAN P EKERJAAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung keterpaduan pembangunan


Pulau Jawa - Bali melalui penyusunan rencana infrastruktur yang
terintegrasi, khususnya infrastruktur PUPR. Sementara itu, tujuannya
adalah untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
Pulau Jawa - Bali.
Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini akan dibantu
oleh konsultan melalui pendekatan dan metode yang akan dijelaskan
pada sub bab berikutnya pada bagian ini. Pada intinya, konsultan
memahami bahwa keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR sangat

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan nasional. Apa yang selama


ini menjadi kendala dalam menyusun pengembangan infrastruktur PUPR
yang terpadu perlu dihapuskan dan apa yang selama ini menjadi potensi,
perlu dioptimalkan.

D.1.3

T ANGGAPAN T ERHADAP K ELUARAN

Keluaran dari kegiatan ini adalah:


1. Laporan Hasil Pengumpulan Data
a. Laporan Hasil Survei, yang berisi:
Keadaan dan kondisi infrastruktur
Rencana
telah

pengembangan/pembangunan

dimiliki

daerah

Inventarisasi

infrastruktur
isu-isu

yang

strategis

pelaksanaan pembangunan infrastruktur


b. Dokumentasi Foto
2. Dokumen Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau
Jawa - Bali, yang setidaknya memuat:
a. Rencana pengembangan infrastruktur masing-masing sektor
(sektoral dan spasial);
b. Rencana keterpaduan pengembangan infrastruktur lintas sektor
(sektoral dan spasial);
c. Rencana pentahapan pembangunan;
d. Rencana pembiayaan pembangunan;
e. Pemetaan dan database infrastruktur PUPR.
3. Policy Brief Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau
Jawa - Bali.
Keluaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini, dapat dipahami
konsultan sebagai hasil yang akan dicapai dengan baik. Selain pelaporan
pekerjaan, konsultan juga akan memberikan rangkuman kajian dan juga
Buku Deluxe Rencana Induk yang diharapkan menjadi buku panduan
dalam mengoptimalkan pengembangan infrastruktur PUPR.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

D.1.4

T ANGGAPAN T ERHADAP R UANG L INGKUP

DAN

P ELAKSANAAN

P EKERJAAN
Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah:
1. Inventarisasi dokumen-dokumen perencanaan yang terkait dengan
penyelenggaraan infrastruktur PUPR antara lain RTRWN, RPJMN, RTR
Pulau Jawa - Bali, dokumen perencanaan sektor (misalnya Rencana
Induk Jaringan Jalan, Rencana Induk SPAM, RPIJM).
2. Evaluasi kebijakan dan strategi nasional lintas sektor terkait
pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur PUPR di Pulau
Jawa - Bali.
3. Melakukan survei pengumpulan data dan informasi primer dan
sekunder untuk mengenali kondisi eksisting, isu strategis, potensi
dan tantangan, serta dokumen-dokumen perencanaan daerah.
4. Evaluasi

dan analisis

terhadap kondisi

eksisting

pelaksanaan

infrastruktur, isu strategis, potensi dan tantangan, serta dokumendokumen perencanaan.


5. Penyusunan draft Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
Pulau Jawa - Bali.
6. Melakukan

FGD/workshop

untuk

menampung

masukan,

mengkoordinasikan dan memfinalisasi draft dokumen Rencana


Induk.
7. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau
Jawa - Bali.
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara kontraktual yang melibatkan
tenaga-tenaga ahli sesuai dengan bidangnya untuk mencapai tujuan dan
sasaran dari kegiatan ini.
Beberapa kegiatan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa dalam
kegiatan ini adalah:
1. Koordinasi dan Konsultasi dengan Tim dari Pusat Perencanaan
Infrastruktur PUPR serta pihak terkait lainnya secara berkala untuk
mendapatkan penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK); masukan
pada setiap kemajuan (progres) kegiatan, rencana pelaksanaan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

kegiatan lainnya dan survei; serta quality control atas setiap output
dan sub output yang dihasilkan konsultan;
2. Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara dan Laporan Draft Laporan Akhir di lingkungan Pusat
Perencanaan Infrastruktur PUPR, masing-masing sebanyak 1 (satu)
kali di Jakarta;
3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi sebanyak 8 (delapan) kali di Jakarta;
4. Pelaksanaan Survei wilayah studi sebanyak 10 (sepuluh) kali;
5. Pelaksanaan Workshop Awal dan Akhir masing-masing sebanyak 1
(satu) kali di Jakarta.
Tahapan kegiatan yang ditulis pada KAK, akan disempurnakan oleh
konsultan dalam sub bab metode pelaksanaan pekerjaan. Pada intinya
apa yang dituangkan di dalam KAK, tidak akan menyulitkan konsultan dan
konsultan telah sepaham dengan hal-hal tersebut.
D.1.5

T ANGGAPAN T ERHADAP T EMPAT P ELAKSANAAN

Di dalam KAK, kegiatan ini dilakukan di Jakarta dengan mengambil lokasi


survey lapangan dilakukan di seluruh provinsi yang berada di Pulau Jawa Bali, meliputi 5 provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan
Utara. Hal ini dikarenakan infrastruktur PU banyak dibutuhkan di wilayah
tersebut.

D.1.6

T ANGGAPAN T ERHADAP J ANGKA W AKTU P ELAKSANAAN

Berdasarkan Dokumen KAK, waktu pelaksanaan yang ditetapkan adalah 6


(enam)

bulan

kalender.

Tentunya

sebagai

perusahaan

yang

berpengalaman dalam bidang konsultan dan engineering, konsultan harus


dapat

menyelesaikan

kegiatan

sesuai

dengan

batas

waktu

yang

ditentukan. Selain itu konsultan akan menyusun rencana kerja yang


dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan dan pembagian tugas bagi tenaga
ahli.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

D.2 T ANGGAPAN D AN S ARAN T ERHADAP


P ERSONIL /F ASILITAS P ENDUKUNG
D.2.1

T ANGGAPAN T ERHADAP T ENAGA A HLI

YANG

D ILIBATKAN

Mengacu pada KAK terdapat 16 (enam belas) tenaga ahli yang terlibat
(termasuk ketua tim), yang teralokasikan dalam kegiatan ini. Banyaknya
tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini memang sangat diperlukan
untuk penyusunan sebuah Rencana Induk. Apalagi Rencana Induk
Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali.
Waktu yang sangat singkat yaitu 6 (enam) bulan, tentunya akan
melibatkan banyak tenaga khususnya dalam kegiatan survey lapangan.
Keseluruhan tenaga tersebut di bantu oleh asisten (S1) sebanyak 10
orang dengan kualifikasi Sarjana Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota,
Sarjana Ahli Teknik Sipil, Sarjana Ahli Teknik Jalan dan Transportasi,
Sarjana Ahli Teknik Sumber Daya Air, Sarjana Ahli Sanitasi, Sarjana Ahli Air
Minum, Sarjana Ahli Permukiman, Sarjana Ahli GIS, Sarjana Ahli Ekonomi,
dan Sarjana Ahli Statistik dengan pengalaman selama 0 (nol) tahun/fresh
graduate. Dengan dukungan profesional staff dari berbagai disiplin ilmu
yang sangat relevan dan dipimpin oleh seorang ketua tim dengan
pengalaman yang cukup baik dan bantuan supporting staff, konsultan
cukup merasa optimis tujuan pekerjaan ini tercapai dengan baik.
Berkaitan dengan keterlibatan tenaga ahli, konsultan akan berusaha
menyusun rencana kerja yang efektif dan efisien sehingga kegiatan ini
dapat mencapai tujuannya dengan jumlah orang bulan yang ada.
Untuk itu diharapkan PPK bersama konsultan dapat bekerja sama dalam
pengadaan/inventarisasi data-data tersebut selain itu dapat juga terjalin
kerjasama yang baik dengan tim supervisi sebagai mitra kerja bukan
sebagai atasan dan bawahan sehingga diharapkan terjadi tim yang sinergi
dan solid untuk mencapai tujuan dan sasaran dari pekerjaan ini. Konsultan
menyarankan dan mengharapkan pula dukungan dari PPK dalam hal
penyediaan ruangan untuk diskusi dan pembahasan mengenai hasil yang

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

telah

dilakukan

oleh

konsultan

maupun

dalam

kerangka

untuk

membangun kesepahaman.
D.2.2

T ANGGAPAN T ERHADAP T ENAGA P ENDUKUNG D ILIBATKAN

Selain 16 (enam belas) tenaga ahli yang dibutuhkan, pekerjaan ini juga
melibatkan tenaga pendukung untuk kelancaran pekerjaan. Tenaga
pendukung adalah pegawai di kantor konsultan yang penganggarannya
akan dibebankan pada anggaran pengeluaran konsultan.
D.2.3

T ANGGAPAN T ERHADAP F ASILITAS P ENDUKUNG

Seperti yang telah dijabarkan di atas mengenai peralatan/fasilitas


pendukung yang dimiliki oleh konsultan, maka akan dikerahkan untuk
kemajuan pekerjaan ini. Namun demikian, perlu juga fasilitasi peralatan
dan ruang yang disediakan pihak pemberi kerja untuk kelancaran diskusi
di tempat pemberi kerja.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA


E.1 U MUM
Pada bab ini akan diuraikan Pendekatan, Metodologi yang digunakan oleh
konsultan dalam mempersiapkan kegiatan Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali. Bertitik tolak dari
tinjauan dan studi literatur di atas dikaitkan dengan pemahaman terhadap
kerangka acuan kerja, maka pendekatan dan metodologi terhadap proyek
dapat diuraikan pada sub bab di bawah ini:

E.2 P ENDEKATAN T EKNIS


E.2.1

DAN

M ETODE

D ASAR H UKUM

Beberapa dasar hukum atau kebijakan dalam penyusunan pekerjaan ini


antara lain adalah:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memayungi
sistem perencanaan sektoral skala nasional, beserta peraturan
perundangan turunannya.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang
Jalan
4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU
26/2007). Berdasarkan Pasal 32 dinyatakan bahwa pemanfaatan
ruang

dilakukan

melalui

pelaksanaan

program

beserta

pembiayaannya dengan memperhatikan standar pelayanan minimal


dalam penyediaan sarana dan prasarana.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang


Perumahan dan Permukiman.
6. Peraturan

Pemerintah

Penyelenggaraan

Nomor

Penataan

15

Ruang,

Tahun

pada

Pasal

2010
97

tentang
ayat

(1)

menyatakan bahwa program pemanfaatan ruang meliputi beberapa


program

fisik

pembangunan

dan

nonfisik,

sektoral

termasuk

dan

wilayah.

di

dalamnya

Sesuai

program

dengan

asas

pelaksanaan penataan ruang yang di antaranya adalah asas


keterpaduan, keselarasan, dan keberlanjutan, maka dalam rangka
pelaksanaan program pemanfaatan ruang berdasarkan asas-asas
penataan ruang tersebut perlu disusun rencana induk masingmasing sektor di setiap wilayah sebagai acuan pelaksanaan
pembangunan fisik, sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 98
ayat (3) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010.
Kebijakan lain yang terkait adalah kebijakan yang berlaku di daerah yaitu
di 5 (lima) provinsi di Pulau Jawa - Bali yang terkait dengan perda tata
ruang masing-masing provinsi, kabupaten/kota.
E.2.2

P ENDEKATAN T EKNIS

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Penyusunan Rencana


Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali akan
melakukan pendekatan sebagai berikut:
1 Pendekatan normatif
Hasil kajian disusun dengan memperhatikan ketentuan perundangundangan yang ada, baik perundang-undangan sektoral maupun
bidang penataan ruang, termasuk juga ketentuan hukum mengenai
upaya penyelesaian konflik pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
2 Pendekatan partisipatif
Hasil kajian dirumuskan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepetingan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang,
antara lain melalui forum pembahasan dan diskusi. Hal ini
dimaksudkan agar hasil kajian dapat dipahami oleh para pemangku

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

kepentingan sehingga hasilnya bermanfaat bagi seluruh pemangku


kepentingan pembangunan infrastruktur bidang PUPR.
3 Pendekatan teknis-akademis
Metodologi

pelaksanaan

survey

dan

analisis

disusun

dengan

menggunakan metodologi survai, teknik analisis, dan penarikan


kesimpulan

(hasil)

yang

dapat

dipertanggunjawabkan

secara

akademis. Konsep Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR


termasuk daftar program prioritas pembangunan infrastruktur
disusun berdasarkan kajian peraturan perundangan yang berlaku.
E.2.3

A RAH K EBIJAKAN P EMBANGUNAN N ASIONAL

Daerah yang maju, mandiri dan berdaya saing menjadi kekuatan utama
dalam

membangun

kemajuan

dan

kemandirian

bangsa;

serta

memperkuat daya saing antarbangsa khususnya menghadapi Masyarakat


Ekonomi ASEAN. Oleh sebab itu, pengembangan wilayah menjadi sangat
penting dan fundamental dalam mengoptimalkan sumber daya daerah
baik sumber daya alam, sumber daya mansia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan tetap mengutamakan nilai-nilai keutamaan dan budaya
bangsa, dan kaidah pembangunan yang berkelanjutan.
Semangat dan tekad kuat membangun daerah untuk meraih kemajuan,
meningkatkan kemandirian, dan memperkuat daya saing menjadi bagian
dari visi dan misi Presiden RI 2014-2019 khususnya misi keempat:
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera; misi kelima: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dan misi
keenam: Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.
Selain itu, komitmen untuk mengembangkan wilayah dan memajukan
daerah dipertegas dalam agenda prioritas (NAWACITA) kedua, yaitu:
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis
dan terpercaya; prioritas ketiga: Membangun Indonesia dari

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara


kesatuan;

prioritas

kelima:

Meningkatkan

kualitas

hidup

manusia

Indonesia; prioritas keenam: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya


saing di pasar internasional; prioritas ketujuh: Mewujudkan
kemandirian

ekonomi

dengan

menggerakan

sektor-sektor

strategis

ekonomi domestik; serta prioritas kesembilan: Memperteguh Ke-Bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Misi dan agenda prioritas
tersebut menjadi dasar dalam merumuskan arah kebijakan nasional
pengembangan wilayah yang menjadi bagian integral dari agenda
pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Tekad

dan

semangat

mengurangi

kesenjangan

antardaerah

dan

memajukan daerah menjadi sendi utama dalam merumuskan tujuan, arah


kebijakan dan strategi, serta prioritas program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah melalui kementerian/lembaga dan satuan
kerja perangkat daerah di setiap wilayah. Pengembangan wilayah
didasarkan pada pembagian 7 (tujuh) wilayah pembangunan, yaitu:
Wilayah Papua,

Wilayah

Maluku, Wilayah Nusa

Tenggara, Wilayah

Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Sumatera,


sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau untuk menjamin
kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat
lintas sektor, mempertimbangkan kesesuaian tata ruang wilayah, sistem
hukum dan kelembagaan yang andal; serta meperkuat koordinasi dan
kerjasama yang solid antara kementerian/lembaga dan satuan kerja
perangkat daerah dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi berbagai kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan.
Isu utama pembangunan wilayah nasional adalah masih besarnya
kesenjangan antar wilayah khususnya kesenjangan antara Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Salah satu indikator

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

kesenjangan adalah kontribusi PDRB KBI selama 30 tahun (1983-2013)


sangat dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB.
Dalam lima tahun mendatang (2015-2019), arah kebijakan utama
pembangunan wilayah nasional difokuskan pada upaya mempercepat
pengurangan

kesenjangan

pembangunan

antarwilayah

dengan

mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu


Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap
menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
Kerangka pengembangan wilayah nasional untuk mempercepat dan
memperluas pembangunan wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mendorong percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi, sebagai penggerak utama pertumbuhan (engine of
growth), di masing-masing pulau, dengan menggali potensi dan
keunggulan daerah, terutama untuk pengembangan pangan, energi,
maritim, pariwisata dan industri. Industrialisasi perlu didorong untuk
mengolah bahan mentah, agar dapat meningkatkan nilai tambah
serta menciptakan kesempatan kerja baru.
2. Kedepan, dilakukan percepatan pembangunan ekonomi wilayah
berbasis maritim (kelautan) dengan memanfaatkan sumber daya
kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan produksi perikanan;
pengembangan

energi

dan

mineral

kelautan;

pengembangan

kawasan wisata bahari; dan kemampuan industri maritim dan


perkapalan.
3. Dikarenakan adanya keterbatasan dana pemerintah, maka tidak
semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu, perlu dipilih pusat-pusat pertumbuhan yang
mempunyai

komoditas

prospektif

(nilai

tambah

tinggi

dan

menciptakan kesempatan kerja tinggi), terutama yang berada di


masing-masing koridor ekonomi. Selain itu, prioritas juga akan
diberikan pada pengembangan kawasan pesisir yang mempunyai
sumber daya kelautan dan jasa maritim.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

4. Investasi Pemerintah, BUMN/BUMD, dan Swasta perlu dioptimalkan


pada klaster-klaster industri untuk memicu dampak penggandanya
(multiplier effect) pada daerah sekitarnya, termasuk di wilayahwilayah tertinggal. Memberikan captive budget APBN belanja modal
untuk Kawasan Timur Indonesia. Belanja modal ini diharapkan akan
menyuntikkan pembangunan infrastruktur di kawasan ini sehingga
dapat mendorong investasi investasi lebih cepat. Jika investasi
dapat digeser ke kawasan timur, maka pemerataan pembangunan
antarwilayah lebih mudah dicapai.
5. Upaya

peningkatan

pembangunan

ekonomi

di

semua

pusat

pertumbuhan tersebut, harus tetap mengacu Rencana Tata Ruang


Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai
pedoman untuk menjaga keseimbangan alam dan kelangsungan
keserasian ekosistem dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian,
diharapkan dapat diciptakan pertumbuhan yang inklusif yang dapat
menjangkau seluruh wilayah dan masyarakat dengan tetap menjaga
keberlanjutan di masa depan.
6. Keterkaitan

antara

pusat

pertumbuhan

wilayah

dan

daerah

sekitarnya, perlu difasilitasi dengan infrastruktur wilayah yang


terintegrasi dan terhubung dengan baik dan terpadu, khususnya
infrastruktur

jalan

dan

perhubungan,

baik

perhubungan

laut

maupun udara, termasuk jaringan informasi dan komunikasi, serta


pasokan energi, sehingga tercipta konektivitas nasional, baik secara
domestik

maupun

secara

internasional

(locally

integrated,

internationally connected). Prioritas khusus akan diberikan pada


peningkatan

fungsi

dan

peran

perhubungan

laut

sebagai

pengembangan poros maritim.


7. Untuk memperlancar distribusi logistik barang, jasa, dan informasi,
maka pemerintah pusat dan daerah, maupun melalui kerja sama
dengan

dunia

menurunkan
mengurangi
dwelling

usaha,

biaya
ekonomi

time

termasuk

transaksi
biaya

(waktu

BUMN,

logistik
tinggi;

tunggu

(c)

kapal

berupaya

untuk

(a)

(transaction

cost);

(b)

menurunkan
di

rata-rata

pelabuhan);

(d)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

mengembangan sistem logistik dan distribusi secara elektronik,


terutama untuk proses preclearance sampai dengan post clearance;
dan (e) optimalisasi perijinan ekspor-impor secara terintegrasi dan
elektronik antar sektor.
8. Selain itu, perlu dilakukan pula peningkatan kemampuan SDM dan
IPTEK untuk mendukung pengembangan klaster-klaster industri.
Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan cerdas
(skilled

labor)

merupakan

modal

utama

untuk

merintis

terbangunnya proyek-proyek besar di setiap klaster industri.


9. Dari sisi regulasi, Pemerintah secara berkelanjutan terus berupaya
untuk menciptakan dan meningkatkan iklim usaha dan iklim
investasi yang kondusif bagi para investor. Pemerintah perlu
melakukan

deregulasi

(debottlenecking)

terhadap

beberapa

peraturan yang menghambat pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan


katalisasi secara bertahap akan terus diberikan oleh Pemerintah
melalui pemberian insentif fiskal dan non fiskal.
10.

Pemerintah

secara

berkelanjutan

perlu

berupaya

untuk

meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan antar


Kementerian/Lembaga dan antara Kementerian/ Lembaga dengan
Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah perlu
bersinergi dan meningkatkan kualitas belanjanya sehingga menjadi
stimulus bagi berkembangnya usaha dan investasi di daerah.
11.

Untuk

menciptakan

iklim

investasi

yang

kondusif

bagi

investor, perlu dilakukan peningkatkan dan penguatan kapasitas


kelembagaan pemerintah daerah termasuk kejelasan pembagian
kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota, serta peningkatan kapasitas aparatur,
kelembagaan, dan keuangan pemerintah daerah.
12.

Untuk

menghindari

timbulnya

kesenjangan

baru

antara

wilayah koridor ekonomi dengan wilayah sekitarnya di setiap pulau,


maka pembangunan daerah tertinggal, termasuk desa tertinggal,
perlu ditingkatkan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi lokal,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

penciptaan akses transportasi lokal ke wilayah pertumbuhan, dan


percepatan pemenuhan infrastruktur dasar.
13.

Pada

saat

yang

bersamaan

diperlukan

percepatan

peningkatan pembangunan kawasan perkotaan untuk mewujudkan


kota layak huni yang aman dan nyaman; hijau yang berketahanan
iklim dan bencana; cerdas; dan mempunyai daya saing kota.
Disamping itu, diperlukan juga peningkatan pembangunan kawasan
perdesaan

yang

bertujuan

untuk

mewujudkan

kemandirian

masyarakat dan menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan


yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta
penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa.
14.

Selain daripada itu, akan dilakukan pula penanganan kawasan

perbatasan yang ditujukan untuk mewujudkan kawasan perbatasan


sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan
aman. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri: (i)
pendekatan keamanan (security approach) dan (ii) pendekatan
peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach).
15.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki risiko tinggi

terhadap

bencana.

Oleh

karena

itu,

diperlukan

penguatan

kemampuan mitigasi dan penanganan daerah bencana, terutama


daerah dengan risiko kebencanaan tinggi untuk meningkatkan
kewaspadaan bencana dan mencegah risiko bencana.
Dengan

kerangka

pembangunan

wilayah

tersebut

diharapkan

kesenjangan antarwilayah antara KBI dan KTI dapat berkurang. Kerangka


pengembangan wilayah dan sketsa hirarki pusat-pusat pertumbuhan dan
hinterland dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pemban
gu-nan
Kawasan
Perkotaa
n

Pengem
ba-ngan
Kawasan
Perbatas
an

RTRW
RTRW
Nasional
& RTRW
Pulau

Pengem
Pengem
ba-ngan
Kawasan
Strategis

Mengurangi
Kesenjangan
Antar
Wilayah
Wilayah

Tata
Kelola
Pemerint
Pemerint
a-han &
Otonomi
Daerah

Pengem
ba-ngan
Kawasan
Pedesaa
n

Pengem
ba-ngan
Kawasan
Tertingga
l

Penangg
Penangg
u-langan
Risiko
Bencana

Kerangka Pengembangan Wilayah Jangka Pendek 2015 - 2019


(Sumber: Bappenas 2014)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

ara Internasional Masa Depan di Indonesia (Sumber: Menko


erekonomian 2014)

Gambar 6:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

E.2.4

A RAH K EBIJAKAN D AN S TRATEGI P ENGEMBANGAN W ILAYAH

Kebijakan

dan

strategi

pengembangan

wilayah

dalam

rangka

pembangunan nasional, dibagi menjadi beberapa pengembangan sebagai


berikut:
1. Pengembangan Kawasan Strategis1
Arah

Kebijakan

percepatan

Pengembangan

pengembangan

Kawasan

pusat-pusat

Strategis

pertumbuhan

adalah
ekonomi

wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Maluku, Kalimantan,


Sulawesi,

dan

Papua)

dengan

memaksimalkan

keuntungan

aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah yang selaras


serta

peningkatan

efisiensi

dalam

penyediaan

infrastruktur.

Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan


sektoral dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi
dan keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur,
industri pangan, industri maritim, dan pariwisata serta sektor mikro
lainnya. Strategi

yang akan

dilakukan dalam pengembangan

kawasan strategis tersebut adalah:


a. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah
b. Percepatan Pembangunan Konektivitas
c. Peningkatan Kemampuan SDM dan IPTEK
d. Regulasi dan Kebijakan
e. Peningkatan Iklim Investasi dan iklim usaha
2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
a. Pembangunan Perkotaan
Arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan difokuskan
untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju
masyarakat kota yang sejahtera berdasarkan karakter fisik,

Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan untuk

mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya
unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah. Pusat-Pusat pertumbuhan tersebut
dapat berupa KEK, KI, KPBPB dsb.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

potensi

ekonomi

dan

budaya

lokal.

Untuk

itu,

strategi

pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah :

Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)

Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)

Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana

Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis


teknologi dan budaya lokal

Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan

b. Pengembangan Desa dan Kawasan Perdesaan


Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, pengembangan desa dan
kawasan perdesaan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat

desa

dan

kualitas

penanggulangan kemiskinan

melalui

hidup

manusia

serta

pemenuhan kebutuhan

dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun


potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, kebijakan pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal,
pulau-pulau kecil terluar tahun 2015-2019 dilakukan dengan
strategi sebagai berikut:

Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa, termasuk


permukiman

transmigrasi,

sesuai

dengan

kondisi

geografisnya,

Penanggulangan
ekonomi

kemiskinan

masyarakat

dan

Desa

pengembangan

usaha

termasuk

permukiman

manusia,

peningkatan

transmigrasi,

Pembangunan
keberdayaan,

sumber
dan

daya

pembentukan

modal

sosial

masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi,

budaya

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pengawalan

implementasi

UU

Desa

secara

sistematis,

konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi,


supervisi, dan pendampingan,

Pengembangan

kapasitas

dan

pendampingan

aparatur

pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara


berkelanjutan,

Pengelolaan

sumber

daya

alam

dan

lingkungan

hidup

berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan


termasuk di kawasan transmigrasi

Pengembangan

ekonomi

kawasan

perdesaan

termasuk

kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota


c. Peningkatan Keterkaitan Perkotaan dan Perdesaan
Peningkatan keterkaitan desa-kota bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan

antara

menghubungkan

perkotaan

keterkaitan

dan

fungsional

perdesaan
antara

dengan

pasar

dan

kawasan produksi, melalui penguatan sedikitnya 39 pusat


pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), meliputi 27 pusat pertumbuhan di KTI dan
12 pusat pertumbuhan di KBI. Arah kebijakan dan strategi
peningkatan keterkaitan desa-kota tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut:

Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,


antara kota kecil dan desa, serta antar pulau.

Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir


desa-kota

melalui

pengembangan

klaster

khususnya

agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi.

Peningkatan

Kapasitas

Tata

Kelola,

Kelembagaan,

Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa.

dan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pengembangan
Potensi
Ekonomi
Wilayah
Peningkata
n
Kemampu
an SDM
dan IPTEK
(Science
dan
Techno
Park)

INDUSTRIALISA
SI/
HILIRISASI

Regulasi
dan
Kebijakan
(menghap
us
kebijakan
yang
mengham
bat
investasi

Percepatan
Pembangu
Pembangu
nan
Konektivita
s dan
SISLOGNA
S

Peningkata
n Iklim
Investasi
dan
Iklim
dan Iklim
Usaha
(PTSP,
Insentif
Insentif
Fiskal dan
Non Fiskal

6 Percepatan Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Melalui


Industrialisasi/Hilirisasi (Sumber: Bappenas, 2014)

3. Pengembangan Daerah Tertinggal2 dan Kawasan Perbatasan3


a. Pengembangan Daerah Tertinggal

2Daerah

Tertinggal adalah meliputi kabupaten yang masih dalam kategori tertinggal berdasarkan

kriteria ekonomi; SDM; infrastruktur; kapasitas keuangan daerah; aksesibilitas; dan karakteristik
daerah.

Kawasan Perbatasan Negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan

demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan atau laut lepas.Kawasan perbatasan
Negara meliputi kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut termasuk pulau-pulau
kecil terluar.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Arah kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal


difokuskan pada:

Upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhanpelayanan


dasar publik;

Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung


oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan
infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal
dan kawasan strategis.

Strategi pengembangan daerah tertinggal sebagai berikut:

Mengembangkan

perekonomian

masyarakat

di

daerah

tertinggal dalam rangka meningkatkan nilai tambah sesuai


dengan karakteristik, posisi strategis, dan keterkaitan antar
kawasan,

Meningkatkan aksesibilitas

yang menghubungkan daerah

tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan


sarana dan prasarana transportasi,

Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi


(IPTEK), dan kapasitas tata kelola pemerintahan daerah,

Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


untuk pelayanan dasar publik, terutama di bidang pendidikan,
kesehatan,

transportasi,

telekomunikasi,

serta

air

bersih,

mendukung

energi/listrik,

upaya

pemenuhan

kebutuhan dasar,

Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan


pemberian

insentif

kepada

pihak

swasta

dalam

pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal,

Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah


terentaskan

melalui

penguatan

kapasitas

kelembagaan

pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM;

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Mendukung

pengembangan

kawasan

perdesaan

dan

transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antar


wilayah.

Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat,


yang difokuskan pada (i) pemberdayaan ekonomi masyarakat
lokal, (ii) peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan
terutama di wilayah terisolir, (iii) pembangunan infrastruktur
transportasi untuk membuka keterisolasian, (iv) pemihakan
terhadap

Orang

Asli

Papua,

(v)

penguatan

kapasitas

kelembagaan pemerintah daerah melalui pemantapan sistem


tata kelola yang baik, (vi) pembangunan sentra logistik untuk
mengatasi kemahalan, (vii) pengembangan energi baru dan
terbarukan terutama di wilayah terisolir, (viii) penguatan
kelembagaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan
Papua Barat.
b. Pengembangan Kawasan Perbatasan
Pengembangan kawasan perbatasan 2015-2019 difokuskan pada
26

Pusat

Kegiatan

Strategis

Nasional4

(PKSN)

Kawasan

Perbatasan dan 187 lokasi prioritas (lokpri) perbatasan. Arah


kebijakan
mewujudkan

pengembangan
kawasan

kawasan

perbatasan

perbatasan

sebagai

adalah

halaman

depan

negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman.


Pendekatan

pembangunan

kawasan

perbatasan

terdiri:

(i)

pendekatan keamanan (security approach), dan (ii) pendekatan


peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach).
Sehubungan

dengan

hal

tersebut,

strategi

pengembangan

kawasan perbatasan diperlukan melalui:

Pengembangan

pusat

pertumbuhan

ekonomi

kawasan

perbatasan negara berdasarkan karakteristik wilayah, potensi


lokal, dan mempertimbangkan peluang pasar negara tetangga

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

dengan didukung pembangunan infrastruktur transportasi,


energi, sumber daya air, dan telekomunikasi;

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang handal serta


pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam
memanfaatkan

dan

mengelola

potensi

lokal,

untuk

mewujudkan kawasan perbatasan negara yang berdaya saing;

Pembangunan konektivitas simpul transportasi utama Pusat


Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan lokasi prioritas
(Kecamatan disekitarnya), Pusat Kegiatan Wilayah (Ibukota
Kabupaten), Pusat Kegiatan Nasional (Ibukota Provinsi);

Transformasi kelembagaan lintas batas negara, yaitu Costum,


Immigration, Quarantine, Security (CIQS) menjadi satu sistem
pengelolaan yang terpadu;

Peningkatan kualitas dan kuantitas, serta standarisasi sarana


prasarana pengamanan perbatasan laut dan darat, serta
melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengamankan
batas dan kedaulatan negara;

Penegasan batas wilayah negara di darat dan laut melalui


Prainvestigation, refixation, maintenance (IRM), pelaksanaan
IRM, penataan kelembagaan diplomasi perundingan yang
didukung oleh kelengkapan data/peta dukung dan kapasitas
peran dan fungsi kelembagaan yang kuat; dan

Peningkatan

kerjasama

perdagangan

(Border

Trade

Aggreement) dan kerjasama pertahanan dan keamanan batas


wilayah dengan negara tetangga.
4 Penanggulangan Bencana
Untuk mengantisipasi risiko bencana yang sudah ada dan yang
berpotensi

dimasa

dikelola/diminimalisasi

yang
akan

akan
dapat

datang

bila

mengakibatkan

tidak

terjadinya

kemunduran dari pembangunan yang sudah dilakukan. Sehubungan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

dengan hal tersebut, maka arah kebijakan didalam penanggulangan


bencana adalah:
a. mengurangi risiko bencana; dan
b. meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana.
Strategi penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana
adalah sebagai berikut.
a. Internalisasi

pengurangan

risiko

bencana

dalam

kerangka

pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah,


b. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana,
c. Peningkatan

kapasitas

penyelenggaraan

penanggulangan

bencana,
5. Pengembangan Tata Ruang Wilayah Nasional
Untuk mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan wilayah,
diperlukan

landasan

utama

pembangunan,

yaitu:

penataan,

pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang ditujukan untuk


pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Acuan untuk pengembangan
tata ruang wilayah nasional mengacu pada PP No. 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Adapun arah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah nasional
adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan terkait pengembangan struktur tata ruang:
2. Kebijakan terkait pengembangan pola ruang:
Untuk melaksanakan arah kebijakan pengembangan tata ruang
wilayah nasional tersebut, maka strategi pengembangan tata ruang
wilayah sebagai berikut:
1. Peningkatan
Prasarana,

Kualitas

dan

Jangkauan

Pelayanan

Jaringan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

2. Pemeliharaan dan Perwujudan Kelestarian Fungsi Lingkungan


Hidup,
3. Pencegahan

Dampak

Negatif

Kegiatan

Manusia

Terhadap

Kerusakan Lingkungan Hidup,


4. Pengendalian Perkembangan Kegiatan Budi Daya Sesuai Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan,
5. Pelestarian

dan

Peningkatan

Fungsi

dan

Daya

Dukung

Lingkungan Hidup,

7 Rencana Tol Laut Dalam Mendukung Poros Maritim Dunia


(Sumber: Bappenas, 2014)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

8 Pengembangan Transportasi Penyeberangan Komplemen


Konsep Tol Laut

(Sumber: Bappenas, 2014)

Lhokseum
awe KEK SEI

Tarakan

MANGKEI

1 Kabupaten

Simalungun,
Sumut

Padang Pariaman

KEK TANJUNG
API-API

Kab. Banyuasin,
Sumatera Selatan

KEK TANJUNG
LESUNG
Kab. Pandeglang,
Banten

KEK MBTK

Kabupaten Kutai
Timur, Kaltim

Jawa
Barat

KEK BITUNG
KEK MOROTAI
Kota Bitung,8
Sulawesi
Kab. Pulau
Utara
KEK PALU 6
Morotai, Maluku
Raja
Kota Palu,
Utara Sorong
Sulawesi
Ampat
5
Papua
Tengah
Barat
Teluk

Bituni,
Garombin
Papua
g, Kab.
Batu
Barat
Baru.
Licin
Taka
Sulsel
Bonerate,
Merauke
Selayar Keterangan
7
Sulawesi
KEK MANDALIKA
Selatan Lokasi KEK yang telah ditetapkan s.
Kab. Lombok Tengah, NTB
Indikasi
Lokasi KEK 2014-2019
2014

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

9 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Ekonomi


Khusus

(Sumber: Bappenas, 2014)

10 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Strategis


Pariwisata Nasional

(Sumber: Bappenas, 2014)

11 Koridor Pengembangan Ekonomi Indonesia Berdasarkan MP3EI

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali


Sumber: Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

E.2.5

A RAH K EBIJAKAN D AN S TRATEGI P ENGEMBANGAN P ULAU


J AWA - B ALI

Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Pulau Kalimantan, maka


tema besar Pembangunan Wilayah Kalimantan:
1. Mempertahankan

fungsi

Kalimantan

sebagai

paru-paru

dunia,

dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis,


hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem
pencegahan

dan

penanggulangan

bencana

alam

banjir

dan

kebakaran hutan.
2. Lumbung
komoditas

energi
batu

nasional
bara,

dengan

termasuk

pengembangan

pengembangan

hilirisasi

energi

baru

terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai


dengan kondisi SDA masing-masing provinsi,
3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet,
bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.
4. Menjadikan

Kalimantan

sebagai

salah

satu

lumbung

pangan

nasional.
Arah kebijakan dan strategi wilayah Kalimantan dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pengembangan Kawasan Strategis
Kebijakan pengembangan kawasan strategis bidang ekonomi di
Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk pusat produksi dan
pengolahan hasil perkebunan, tambang, dan lumbung energi
nasional yang berdaya saing. Percepatan pembangunan kawasan
strategis dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
a. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Pulau Kalimantan
b. Peningkatan

konektivitas

antara

pusat-pusat

pertumbuhan

ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitarnya yang


meliputi:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Menyiapkan

sarana

prasarana

pengembangan

kawasan

pertumbuhan Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), dan


kawasan pertumbuhan lainnya di Kalimantan dengan kawasan
pendukung di sekitarnya (hinterland);

Peningkatan akses jalan industri Ketapang menuju pelabuhan;

Jalan tembus dari kawasan industri menuju ke pelabuhan


Pontianak;

Pelabuhan dermaga Batulicin dengan kedalaman 22 m;

Mempercepat pembangunan dan pengembangan jaringan


jalan yang meliputi pembangunan ruas jalan akses kawasan
industri Batulicin ke pelabuhan Batulicin, pelebaran jalan
SamarindaTenggarong, dan tol SamarindaBalikpapan;

Pembangunan Jalan Akses Maloy;

Mempercepat pembangunan Jembatan Kembar Mahakam dan


Jembatan Loa Kulu;

Pembangunan Jalan Askes dan Jembatan di kawasan Pulau


Balang;

Mempercepat pembangunan dan pengembangan pelabuhan


Kuala Samboja, pelabuhan Seibuku, terminal peti kemas
Palaran,

pelabuhan

Samarinda,

Pelabuhan

Internasional

Maloy, fasilitas pelabuhan Kariangau serta bandara Samarinda


Baru untuk meningkatkan distribusi logistik;

Pengembangan distribusi air baku;

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pembangunan waduk/bendung, jaringan irigasi dan sumber air


baku penunjang kawasan strategis.

c. Pe
ng
ua
ta
n

Kemampuan SDM dan IPTEK

d. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim


Usaha
12 Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan
RPJMN 2015-2019
(Sumber: Bappenas, 2014)
2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan

a. Pengembangan Kawasan Perkotaan


Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah
Pulau Kalimantan diprioritaskan pada percepatan keterkaitan dan
manfaat antarkota dan desa dengan kota, Penguatan Sistem
Perkotaan

Nasional

pembentukan

(SPN)

Kawasan

Berbasis
perkotaan

Kewilayahan
metropolitan

melalui
baru;

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

optimalisasi 3 kota sedang sebagai buffer urbanisasi; dan


membangun 3 kota baru publik yang mandiri dan terpadu
sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan
kawasan

perkotaan.

Percepatan

pembangunan

kawasan

perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai


strategi, sebagai berikut:

Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)

Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)


untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman
pada Kawasan Metropolitan Baru, Kota Sedang, dan Kota Baru
Publik di Wilayah Kalimantan

Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana

Perwujudan Kota Cerdas dan Berdaya Saing

Kebijakan

untuk

Meningkatkan

Kapasitas

Tata

Kelola

Pembangunan Perkotaan
b. Pengembangan Kawasan Pedesaan
Sesuai

amanat

pengembangan

UU
desa

No.

dan

Tahun

kawasan

2014,

arah

perdesaan

kebijakan

di

Wilayah

Kalimantan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat


desa

dan

kualitas

hidup

manusia

serta

penanggulangan

kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan


sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal,
serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan
diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal
antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi kawasan
perdesaan mandiri pada 7 kawasan pertumbuhan. Percepatan
pembangunan

kawasan

perdesaan

di

Wilayah

Kalimantan

dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:

Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk


permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografisnya

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Penanggulangan
ekonomi

kemiskinan

masyarakat

dan

Desa

pengembangan

usaha

termasuk

permukiman

manusia,

peningkatan

transmigrasi

Pembangunan
keberdayaan,

sumber
dan

daya

pembentukan

modal

sosial

budaya

masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi

Pengembangan

kapasitas

dan

pendampingan

aparatur

pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara


berkelanjutan

Pengelolaan

sumber

daya

alam

dan

lingkungan

hidup

berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan


termasuk di kawasan transmigrasi
c. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Pulau
Kalimantan
Peningkatan

keterkaitan

desa-kota

di

Wilayah

Kalimantan

diarahkan dengan memperkuat pusat-pusat pertumbuhan, yaitu


kawasan Sambas dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Rasau Jaya
dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Gerbang Kayong dan sekitarnya
(Prov. Kalbar), Pangkalan Bun dan sekitarnya (Provinsi Kalteng),
Marabahan dan sekitarnya (Prov. Kalsel), Sangata dan sekitarnya
(Provinsi. Kaltim), serta Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya
(Provinsi

Kaltim).

transmigrasi,
kawasan

Kawasan-kawasan ini mencakup

kawasan

pariwisata.

agropolitan
Percepatan

dan

kawasan

minapolitan,

pembangunan

serta

keterkaitan

kawasan perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui


berbagai strategi, sebagai berikut:

Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil,


antara kota kecil dan desa, serta antar pulau

Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir


desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pe
nin
gk
ata
n

tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada keterkaitan


desa-kota.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

13 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan PerkotaanPedesaan di Pulau Kalimantan 2015-2019


(Sumber: Bappenas, 2014)

3. Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan


a. Pengembangan Daerah Tertinggal
Pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi
sebagai berikut:

Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik


-

Bidang Pendidikan

Bidang Kesehatan

Bidang Energi

Bidang Informasi dan Telekomunikasi

Bidang Permukiman dan Perumahan

Pengembangan Ekonomi Lokal


Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi dan Insentif

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pem
bina
an

Daerah Tertinggal Terentaskan

Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi

14 Peta Sebaran Daerah Tertinggal di Pulau Kalimantan 2015-2019


(Sumber: Bappenas, 2014)
b. Pengembangan Daerah Perbatasan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di


Wilayah

Pulau

Kalimantan

difokuskan

untuk

meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang


maju

dan

berdaulat

perbatasan

darat

dengan

dan

negara

laut.

Fokus

Malaysia

di

Pengembangan

Kawasan Perbatasan
di Wilayah Pulau Kalimantan diarahkan pengembangan
Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Pulau Kalimantan,
yaitu PKSN Jagoi Babang, PKSN Nanga Badau, PKSN PalohAruk, PKSN Entikong, PKSN Jasa, PKSN Long Pahangai,
PKSN Long Nawan, PKSN Simanggaris, PKSN Long Midang,
PKSN Nunukan, PKSN Tanlumbis dan PKSN Tarakan; serta
mempercepat
Prioritas

pembangunan

(Lokpri)

di

tahun

Kecamatan

2015-2019.

Lokasi
Strategi

pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk


mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan
perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga
dan pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk
menciptakan

kawasan

perbatasan

yang

berdaulat.

Strategi tersebut dilakukan sebagai berikut:

Penguatan

pengelolaan

pemeliharaan,

dan

pengamanan

fasilitasi

penegasan,

kawasan

perbatasan

Kalimantan

Pengembangan Ekonomi Lokal

Penguatan Konektivitas dan Sislognas

Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek

Penguatan Regulasi dan Insentif

Adapun sebaran lokasi prioritas pengembangan kawasan


perbatasan
Berdasarkan Bappenas, 2014 dapat dilihat berikut:
Daftar Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan
Perbatasan Wilayah Pulau Kalimantan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

No.
1.
2.
3.
4.

Kabupaten
Sambas
Bengkayang
Sanggau
Sintang

5. Kapuas Hulu

Kecamatan Lokasi Prioritas


Paloh; Sajingan Besar
Jagoi Babang; Siding
Entikong; Sekayam
Ketungau
Hulu;
Ketungau
Tengah
Badau; Puring Kencana; Batang
Lupar;

Embaloh

Putussibau
6. Mahakam Ulu
7. Malinau

Putussibau

Selatan
Long Apari; Long Pahangai
Kayan Hulu; Pujungan; Kayan
Hilir;

8. Nunukan

Utara;

Hulu;

Bahau

Hulu;

Kayan

Selatan
Sebatik Barat; Krayan Selatan;
Krayan;

Lumbis;

Sebuku;

Sebatik;

Lumbis

Ogong;

Simanggaris;

Tulin

Onsoi;

Sebatik Tengah; Sebatik Timur;


Sebatik Utara.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

15 Peta Sebaran Lokasi Prioritas Kawasan Perbatasan di Pulau


Kalimantan 2015-2019
(Sumber: Bappenas, 2014)
4. Penanggulangan Bencana

Untuk mendukung pengembangan wilayah Pulau Kalimantan, arah


kebijakan penanggulangan bencana diarahkan untuk mengurangi
risiko

bencana

dan

meningkatkan

ketangguhan

pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat terhadap bencana.Strategi


penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana di
wilayah Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut:
a. Internalisasi

Pengurangan

Risiko

Bencana

Pembangunan Berkelanjutan
b. Penurunan Kerentanan Terhadap Bencana

dalam

Kerangka

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

c. Peningkatan

kapasitas

penyelenggaraan

penanggulangan

Bencana

16 Peta Indeks Resiko Bencana di Pulau Kalimantan 2015-2019


(Sumber: Bappenas, 2014)

5. Prioritas Program Pembangunan Nasional di Pulau Kalimantan

Prioritas Program Pembangunan Nasional Jangka Menengah di Pulau


Kalimantan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dilihat
pada tabel berikut:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Tabel. 1:

Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan


Perhubungan

KALIMANTAN BARAT

Provinsi

Perhubungan Darat
PengembanganSistem
Transit dan Semi BRT
Kota Pontianak

Udara
Pengembangan
Bandara Supadio
Pembangunan
Bandara Singkawang

Pengembangan
Bandara Perintis di
Provinsi Kalbar
(Sintang)

Perhubungan
Laut
Pengembangan
Pelabuhan Teluk
Melano (Teluk
Batang)
Pengembangan
Pelabuhan
Pontianak,Pantai
Kijing*
Pengembangan
Pelabuhan Padang
Tikar

Jalan
Pembangunan Jalan
Siduk - Sei Keli Nangatayap
Pembangunan Jalan
Ketapang - Siduk Sukadana - Teluk
Batang
Pembangunan Jalan
Tebas-SentebangTn.Hitam-JerujuLiku - Merbau Temajok
Pembangunan Jalan
Tn.Hitam Sp.Bantanan Galing - Aruk
Pembangunan
Jembatan Tayan
Pembangunan Jalan
Nanga Pinoh - Batas
Kalteng
Pembangunan
Jembatan Kapuas II
Pembangunan Jalan
Lingkar Luar
Pontianak
Pembangunan Jalan

ASDP
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan
Kemboja*
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan
Sintete*
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan
Sekadau
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Teluk
Malike
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sungai
Durian*

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KALIMANTAN TENGAH

Provinsi

Perhubungan Darat

Perhubungan

Perhubungan

Udara

Laut

Pembangunan Jalur
KA : Kudangan Nanga
Bulik Kumai

Pengembangan
Bandara Tjilik Riwut

Pembangunan Jalur KA
Puruk Cahu Kuala
Kurun Rabambang
Tumbang
Samba Sampit- Kuala
Pembuang Teluk
Segintung
Pembangunan Jalur KA
Tumbang Samba
Rantau Pulut -Nanga

Pembangunan
Bandara Muara
Teweh

Pengembangan
Pelabuhan Laut
Batanjung, Teluk
Segintung dan
Pelabuhan
Kumai
Pengembangan
Pangkalan Bun

Pengembangan
Pelabuhan
Tongkang
Bangkuang

Jalan
Perbatasan Ruas
Temajuk - Gunung
Kukud - Simpang
Tanjung
Pembangunan Jalan
Perbatasan Ruas
Teberau Bts.Kec.Siding - Bts.
Kab.
Sanggau - Bts Kec
Sekayam - Bts. Kab.
Sintang
Pembangunan Jalan
Perbatasan Ruas
Putussibau - Nanga
Era - Bts Kaltim
Pembangunan Jalan
RASAU - SEPULAU
Pembangunan Jalan
PalangkarayaBukittliti-Bkt.BatuBuntok-Ampah

ASDP

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Baok

Pembangunan Jalan
Sampit-SamudaUjung Pandaran

Pemb. Dermaga Sungai


di Kasongan Baru di
Kec. Katingan Hilir

Pembangunan Jalan
Tumbang SambaTbg Senawang-Bts
Kalbar

Pengadaan Bus Air

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Perhubungan
Provinsi

Perhubungan Darat

Udara

KALIMANTAN SELATAN

Pembangunan Jalur KA
Kuala Kurun
Rambambang
palangkaraya
Pulang Pisau
Batanjung (Kuala
Kapuas)
Pembangunan Jalur KA
Puruk Cahu
Bangkuang / Mangkatip
- Batanjung
Pembangunan Jalur KA
BanjarmasinPalangkaraya

Pembangunan KA
Tanjung-ParinginRantau- MartapuraBandara
Syamsoedin Noor Banjarmasin
Pembangunan jalur
kereta api :
Banjarmasin Pelaihari
Batu Licin
Sengayam Tanah
Grogot
Pembangunan Jalur KA

Perhubungan
Laut
Pengembangan
Pelabuhan
Bagendang*

Jalan

ASDP

Pembangunan
Jembatan Tumbang
Samba

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sungai
RPM

Pengembangan
Bandara Gusti
Syamsir Alam

Pembangunan
Pelabuhan Tanjung
Perawan di
Kab.Pulang Pisau
Pembangunan
Pelabuhan Pulau
Damar di
Kabupaten
Katingan
Relokasi Pelabuhan
Pangkalan Bun ke
Sebuai di
Kabupaten
Kotawaringin
Barat
Pengembangan
Pelabuhan Laut
Batulicin

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sungai
Kasongan Baru*
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sungai
Petanak*

Pengembangan
Bandara Syamsudian
Noor Banjarmasin

Pembangunan
Pelabuhan Seibuku
(sebuku)

Pembangunan Jalan
akses menuju
Pelabuhan Pelaihari
di Kabupaten
Tanah Laut

Pengembangan

Pembangunan Jalan

Pembangunan Jalan
akses Kawasan
Industri Batulicin ke
Pelabuhan
Batulicin

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan P.
Sebuku*

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Perhubungan

Perhubungan

Udara

Pembangunan Jalur KA
BanjarmasinPalangkaraya

Laut
Pelabuhan
Pelaihari/Swaranga
n
Pengembangan
Pelabuhan Trisakti
Banjarmasin

PengembanganSistem
Transit dan Semi BRT
Kota Banjarmasin

Pengembangan
Pelabuhan
Marabatuan

Perhubungan Darat
Tanjung-Balikpapan

Jalan
Benua Anyar Margasari-Ma.
Muning-Kandangan
Pembangunan Jalan
Kandangan Hampang- Batu
Licin
Pembangunan Jalan
Kawasan Industri
Batulicin Ruas
BatulicinLumpangi,
Batulicin-Mentewe,
Batulicin-Pagatan,
Batulicin-S.Kupang,
dan Simp. KodecoMentewe
Pembangunan Jalan
Pelabuhan Trisakti
Banjarmasin
(Trisakti - Pasir
Mas - Jembatan
Barito)
Pembangunan Jalan
Akses Pelabuhan
Trisakti dan
Pelabuhan Pelaihari
Peningkatan Jalan
Ambungan - Tajau
Pecah
Pembangunan Jalan
Lingkar (Sei Ulin
dan Batu Licin)
Pembangunan
Jembatan

ASDP

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KALIMANTAN TIMUR

Provinsi

Perhubungan Darat

Perhubungan

Perhubungan

Udara

Laut

Jalan

Pembangunan jalur KA
antara Balikpapan Samarinda

Pembangunan
Bandara Tana Paser

Pengembangan
Terminal Peti Kemas
Palaran

Pembangunan jalur KA
antara Muara Wahau Muara Bengalon
(swasta)

Pengembangan
Bandara Bontang

Pembangunan
Pelabuhan
Internasional
Maloy/Sangkulirang
*

Pembangunan jalur KA
antara Murung Raya
Kutai Barat Paser
Penajam Paser Utara
Balikpapan (swasta)
Pembangunan Jalur KA
Tanjung-Balikpapan

Pengembangan
Bandara Samarinda
Baru

PengembanganSistem
Transit dan Semi BRT
Kota Samarinda*
PengembanganSistem
Transit dan Semi BRT
Kota Balikpapan

Pembangunan
Bandara Perintis Long
Apari

Pelabuhan

Kuala

Penghubung Pulau
Laut
Pembangunan Jalan
Akses Jembatan
Pulau Balang
Pembangunan Jalan
SangkulirangTaliyasan-GunturTanjung Redep
Pembangunan Jalan
Tol Samarinda Balikpapan

Samboja
Pengembangan
Bandara Datah Dawai

Pengembangan
Pelabuhan
Internasional
Balikpapan
(Terminal Peti
Kemas Kariangau)
Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan
Penajam Paser
Pengembangan
Pelabuhan Tanah
Grogot
Pengembangan
Pelabuhan
Samarinda
Pembangunan
infrastruktur
pelabuhan sebagai

Pembangunan Jalan
Akses Maloy

Pembangunan
Jembatan Loa Kulu
Pembangunan
Jembatan Pulau
Balang
Pembangunan
Jembatan Tullur Aji
Jejangkat
Pembangunan Jalan
Singkuang
Bandara Kalimarau

ASDP

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sungai
Batu Dinding Kab.
Kutai Barat

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Perhubungan

KALIMANTAN UTARA

Provinsi

Perhubungan Darat

Udara

Perhubungan
Laut
pendukung
Integrated
Mining
Development MEC
Coal Project

Pengembangan
Bandara Tanjung
Harapan, Bulungan

Pengembangan
Pelabuhan Nunukan

Pengembangan
Bandara JuwataTarakan
Pembangunan
Bandara Maratua

Pengembangan
Pelabuhan Tarakan
Pembangunan
Pelabuhan Bongkar
Muat Barang di
Pesawan Tg. Selor

Jalan

Pembangunan
Jembatan Kelay
(Kab. Berau)
Pembangunan Jalan
Perbatasan Bts
Kalbar - Tiong
Ohang - Long
Pahangai
Pembangunan Jalan
Lingkar Samarinda
Pembangunan Jalan
Perbatasan Bts
Kalbar - Tiong
Ohang - Long
Pahangai-Batas
Kaltara
Pembangunan Jalan
Perbatasan Long
Nawang - Long
Bujungan - Long
Kemuat - Langap
Malinau
Pembangunan Jalan
Mesalong-Sasipu-Tou Lumbis
Pembangunan Jalan
Perbatasan Malinau
Punan - Long
Bawan Long
Midang

ASDP

Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan
Nunukan
Pengembangan
Dermaga
Penyeberangan Sebatik
Pengembangan
Pelabuhan
Penyeberangan/Ferry
Tarakan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Perhubungan
Provinsi

Perhubungan Darat

Perhubungan

Udara
Peningkatan Bandara
Perintis Binuang Kec.
Krayan Selatan

Laut
Pengembangan
Pelabuhan Tunon
Taka

Pembangunan
Bandar Udara Sebatik

Pengembangan
Pelabuhan
Malundung
Pengembangan
Pelabuhan Sebatik

Jalan

ASDP

Pembangunan Jalan
Long Nawang
Metulang Long
boh Bts Kaltim
Pembangunan Jalan
Penghubung Kab.
Bulungan Tarakan
Pembangunan
Jembatan
Pendukung
Pengembangan
Kota Baru Tarakan

Peningkatan Pelabuhan
Ferry Ancam

Pembangunan
Pelabuhan
Internasional di
Tanah Kuning
Pembangunan
Pelabuhan Bebatu
(Kabupaten Tanah
Tidung)

Tabel. 2:

Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan (lanjutan)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KALIMANTAN BARAT

Provinsi

Ketenagalistrikan
PLTU Kalbar-1 200 MW

PLTG/MG Mobile PP
Kalbar 100 MW

Telekomunikasi &
Informatika
Pembangunan Serat
Optik antar seluruh
kabupaten/kota

Pengembangan
transmisi penyiaran
TVRI

Sumber Daya Air


Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.I. Sanggau Ledo
Bengkayang

Pembangunan Outer
Ring Canal Kota
Metropolitan Pontianak
Kota
Pontianak

Pendidikan
Peningkatan
pelayanan
pendidikan daerah
perbatasan dan
pulau (dalam
bentuk sekolah
berasrama).
Pembangunan
Politeknik di
Kabupaten
Bengkayang,
Kapuas Hulu dan

Kesehatan
Peningkatan Kesehatan
Ibu dan Anak
(difokuskan untuk 10
kabupaten
tertinggal dan daerah
perbatasan)
Pemenuhan tenaga
medis

Sanggau.
PLTG/MG Pontianak
Peaker-1 100 MW

Pengembangan
jaringan transmisi dan
distribusi

Pembanguan PLTS
Komunal dan PLTMH

Perkuatan Tebing
Sungai Kapuas Sei
Nipah Kuning Kota
Pontianak Kota
Pontianak
Pembangunan
Sarana/Prasarana
Pengendali Banjir Kota
Sintang Kab
Sintang
Pembangunan
Sarana/Prasarana
Pengendali Banjir Kab.
Kapuas Hulu Kab
Kapuas Hulu
Pembangunan
Bendungan Segedong
Kab Pontianak
Pembangunan
Bendungan Kapuas

Peningkatan sarana dan


prasarana kesehatan
dasar
Peningkatan sarana dan
prasarana kesehatan
rujukan (Kab. Sanggau,
Kab.
Kapuas Hulu, Kab.
Sambas, Kab.
Bengkayang)
Pengendalian penyakit
HIV dan AIDS

Penanggulangan gizi
buruk

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KALIMANTAN TENGAH

Provinsi

Ketenagalistrikan

Telekomunikasi &
Informatika

PLTMG Bangkanai
(FTP2) 140 MW

Pembangunan Serat
Optik antar seluruh
kabupaten/kota

PLTU Kalselteng 1 100


MW

Pengembangan
transmisi penyiaran
TVRI

Sumber Daya Air


Hulu Kab Kapuas Hulu
Peningkatan kapasitas
Waduk Panepat ( 10
Ha) Kota Pontianak
Pembangunan
Prasarana Pengambilan
dan Saluran Pembawa
Air Baku Kota
Ketapang Kab
Ketapang
Pembangunan
Prasarana Pengambilan
dan Saluran Pembawa
Air Baku
Sungai Potan Kab
Kapuas Hulu
Pembangunan
Prasarana Air Baku
Kotawaringin Barat Kab
Kotawaringin
Barat
Revitalisasi lahan rawa
ex PLG

Pendidikan

Kesehatan

Program PAUD : a.
BOP PAUD; b.
Rintisan PAUD; dan
c. Gugus PAUD

Pelayanan Kesehatan
Dasar : Diperlukan
akreditasi dan
peningkatan
fasilitas pelayanan
kesehatan dasar
Pelayanan Kesehatan
Perorangan : a.
Membangun sistem
penanggulangan
kegawat daruratan
terpadu; b. Peningkatan
pemenuhan layanan
spesialistik; dan c.
Peningkatan kepastian
tenaga kesehatan
strategis untuk
mendukung target
MDGs

Program Pendidikan
Dasar a.
Peningkatan mutu
SD; b. Peningkatan
mutu
PK-PLK; c.
Peningkatan mutu
SMP; dan d. P2TK
Dikdas (tunjangan
guru
kualifikasi, daerah
khusus/terpencil,
tunjangan profesi,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan

Pengembangan
jaringan transmisi dan
distribusi

Persiapan Jaringan
Kabel Listrik bawah
Laut KalimantanTengah
ke Jawa
tengah

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air

Pendidikan
dan tunjangan
fungsional non-PNS)
Program Pendidikan
Menengah dan Luar
Biasa : a. Layanan
Peningkatan
mutu Pendidikan
SMA; b. Layanan
Peningkatan mutu
SMK; dan c. P2TK
Dikmen (tunjangan
kualifikasi guru,
daerah
khusus/terpencil,
tunjangan
profesi, dan
tunjangan
fungsional non-PNS)
Program Pendidikan
Non-formal dan
Informal :
Peningkatan mutu
Layanan
kursus dan
keterampilan

Kesehatan

Peningkatan dan
Perbaikan Sarana
Prasarana :
Peningkatan/pengemba
ngan rumah sakit jiwa
kalawa atei

Program Jaminan
Kesehatan dan
Kefarmasian : a.
Jaminan kesehatan,
diperlukan untuk
pembayaran premi
(Jamkesda Kalteng
Barigas) agar
masyarakat miskin yang
belum menerima (JKNPBI) dapat masuk dalam
kartu Kalteng Barigas;
b. Peningkatan
ketersediaan obat
publik dan
perbekalan kesehatan;
dan c. Peningkatan
produksi dan distribusi

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air

Pendidikan

KALIMANTAN SELATAN

Pengembangan Energi
Baru dan Terbarukan

PLTGU/MGU Kalsel
Peaker 1 200 MW

Pembangunan Serat
Optik antar seluruh
kabupaten/kota

Lanjutan Pembangunan
Jaringan Irigasi D.I
Batang Alai

Pembangunan
sekolah baru SD,
SMP, SMA/SMK

PLTG/MG Mobile PP
Kalselteng (Seberang
Barito) 100 MW

Pengembangan
transmisi penyiaran
TVRI

Pembangunan
Pengendali Erosi dan
Proteksi S. Barito di
Marabahan,
Kab Batola
Pembangunan
Pengendali Erosi dan
Proteksi S. Martapura,
Kota
Banjarmasin
Pembangunan

Pembangunan
ruang kelas baru
SD, SMP, SMA/SMK.

PLTG/MG Mobile PP
Kalselteng (Trisakti dan
Kayutangi) 100 MW
PLTU Kalsel (FTP2)

Kesehatan
kefarmasian
Penanggulangan
Masalah Kesehatan : a.
Penanganan krisis
kesehatan; b.
Penanganan rabies; c.
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM); d.
Sistem
Surveillance terpadu; e.
Universal Child
Immunization (UCI); f.
Eliminasi
Malaria; g.
Pemberantasan Tb paru;
h. Penemuan kasus
HIV/AIDS; dan i.
Penanggulangan
filariasis
Pembangunan
Puskesmas yang
terakreditasi (1
kecamatan = 1
puskesmas)
Peningkatan sarana
prasarana kesehatan

Rehabilitasi ruang
kelas SD, SMP,
SMA/SMK.

Bina gizi kesehatan ibu


dan anak

Peningkatan

Penyehatan lingkungan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan
2x100 MW

PLTU Kalselteng 2 100


MW

Pengembangan
jaringan transmisi dan
distribusi
Pembangunan PLTS
Komunal
Program Listrik Gratis

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air


Pengendali Erosi dan
Proteksi Sungai
Martapura, Kab
Banjar
Pembangunan
Pengendali Erosi dan
Proteksi S. Tabalong (3
Lokasi)
Pengendalian Banjir
Santui, Kintap dan Batu
Licin
Pengendalian Banjir,
Jorong, Asam - Asam &
Kintap
Pengendalian Banjir
Kandang Jaya
Normalisasi Sungai
Martapura
Pembangunan
Pengaman Pantai Aluh
Aluh
Pembangunan Waduk
Tapin
Tanah Bendungan Tapin
Pembangunan Embung
Tala
Pembangunan Embung
Tanbu
Pembangunan Air Baku
Banjar Bakula

Pendidikan

Kesehatan

kualifikasi
pendidikan guru
(S1)
Pendidikan
keaksaraan dan
pendidikan paket A,
paket B, dan paket
C

BOK

Provinsi

Ketenagalistrikan

KALIMANTAN TIMUR

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PLTG/MG Kaltim Peaker


2 100 MW

Telekomunikasi &
Informatika
Pembangunan Tower
Telekomunikasi di
daerah pedalaman
dan
perbatasan

Sumber Daya Air

Pendidikan

Pembangunan Waduk
Teritip Kab. Balikpapan

Pengembangan
Politeknik Negeri
Samarinda
(penguatan
Program Studi
Nautika)

PLTU Kaltim (FTP2)


2x100 MW

Pembangunan Serat
Optik antar seluruh
kabupaten/kota

Pembangunan
Bendung Tepian Buah
(1.500 Ha) Kab. Berau

Pengembangan
Institut Teknologi
Kalimantan serta
Institut Seni dan
Budaya (ISBI)

PLTU Kaltim 4 100 MW

Pengembangan
transmisi penyiaran
TVRI

Pembangunan
Bendung Sidomukti
Kab. Kukar

Penyediaan layanan
pendidikan di
daerah perbatasan
(Kab. Mahakam
Ulu)

Pengembangan
jaringan transmisi dan
distribusi

Pembangunan
Bendung Sukabumi
Kab. Kukar

Pembangunan
asrama untuk SMA
unggulan, terutama
untuk daerah
perbatasan (Kab.
Mahakam Ulu)

PLT Biomass sawit dan

Pembangunan

Kesehatan
Peningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan
dasar : 1. Pembangunan
puskesmas baru: Long
Apari, Long Bagun dan
Long Pahangai (Kab.
Mahakam Ulu, Kaltim);
2. Rehabilitasi
puskesmas; 3. Alat
Kesehatan; dan
4. Pusling perairan (Kab.
Berau, Kutai Barat dan
Mahakam Ulu)
Pengembangan
puskesmas 24 jam
menjadi RS Pratama
(Diusulkan
untuk Kab. Kutai
Kartanegara dan Kota
Samarinda (lokasi
perbatasan))
Pemenuhan peralatan
kesehatan RS Pratama
(Lokasi di 5 kabupaten:
Kab. Paser, Kab. Kutai
Barat, Kab. Kutai Timur,
Kab. Mahakam Ulu, Kab.
Berau)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan
limbah sawit (Energi
Baru Terbarukan)
PLTS Komunal

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air


Bendung Ritan Lama
Kab. Kukar
Pembangunan
Bendung Mejang Kab.
Kutim
Peningkatkan DR.
Sebakung Kab. PPU
Pembangunan Bendali
V Banjir Papan Lestari
Sepinggan Kota
Balikpapan Kota
Balikpapan
Lanjutan Penanganan
Banjir dan Pengaman
Tebing Sungai Karang
Mumus Kota Samarinda
Kota Samarinda
Pembangunan Pintu Air
dan Pompa Banjir
Muara Sungai Karang
Mumus
Kota Samarinda Kota
Samarinda
Lanjutan Pembangunan
Bendungan Teritip Kota
Balikpapan Kota
Balikpapan
Pembangunan
Bendungan Sepaku
Semoi Kab. PPU
Pembangunan
Bendungan Lambakan
Kab. PPU
Pengerukan dan
Konservasi DAS Danau

Pendidikan

Kesehatan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air

Pendidikan

Kesehatan

Pembangunan untuk RS
Pratama di Kab. Tana
Tidung (Tana lia,
bebatu),
Kab. Nunukan (sebayu
dan krayan), Kab.
Malinau (long ampung,
RS
Langap).
Penyediaan alkes,
jaringan, untuk RS
Pratama di Pratama di
Kab. Tana
Tidung (Tana lia,
bebatu), Kab. Nunukan

KALIMANTAN UTARA

Semayang Kab. Kukar


Pengerukan dan
Konservasi DAS Danau
Melintang Kab. Kukar
Pembangunan Embung
Aji Raden Kota
Balikpapan
Pembangunan Intake
Keledang Kapasitas
900 Lt/dt Kota
Samarinda
Pengadaan &
Pemasangan Jaringan
Transmisi Air Baku Dia
800 mm
Intake Loa Kulu -IPA Lok
Bahu L = 8.4 KM Kota
Samarinda
PLTMG Tanjung Selor 15
MW

Pembangunan Tower
Telekomunikasi di
daerah pedalaman
dan
perbatasan

Pembangunan DR.
Sepunggur Kab.
Bulungan

Pembangunan
sekolahbaru TK, SD,
SMP, SMA, SMK

PLTMG Nunukan 2 10
MW

Pembangunan Serat
Optik antar seluruh
kabupaten/kota

Pembangunan DR.
Salim batu Kab.
Bulungan

Pengembangan
sarana dan
prasarana
pendidikan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan

Pengembangan
jaringan transmisi dan
distribusi
PLTA Besahan (Kayan
3) dan PLTA Long
Sempanjang Total
kapasitas
1000 MW

Telekomunikasi &
Informatika

Pengembangan
transmisi penyiaran
TVRI

Sumber Daya Air

Pembangunan DR.
Teras Baru Kab.
Bulungan
Pembangunan
Pengendalian Banjir
Tanjung Belimbing
(Kanal, Retarding
Basin dan Drainase)
Kota Malinau Kab.
Malinau
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.R. Tanjung Buka
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.R. Sepunggur
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.R. Salim Batu
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.R. Teras Baru
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.R. Selang Ketok
Pembangunan/Peningk
atan Jaringan Irigasi
D.T. Tanah Kuning

Pendidikan

Pembangunan
asrama sekolah

Kesehatan
(sebayu dan krayan),
Kab.
Malinau (long ampung),
RSUD Tarakan besera
pembangunan gedung
radioterapi,
Pembangunan RS type
D di Kota Tana Tidung
(pengembangan dari
Puskesmas menjadi RS)
Pengadaan tenaga
kesehatan di Kab.
Malinau (dokter
spesialis, bidan,
perawat, ahli gizi)
Pembangunan baru RS
Provinsi tipe A di
Tanjung Selor, Kaltara

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi

Ketenagalistrikan

Telekomunikasi &
Informatika

Sumber Daya Air

Pendidikan

Kesehatan

Persiapan
Pembangunan 5
Bendungan di Sungai
Kayan (Kab Bulungan)
dan 3 bendungan di
Sungai Mentarang (Kab
Malinau)
Pembangunan embung
di Kota Tarakan
Pembangunan Waduk
PLTA Besahan (Kayan
-K3) dan Pembangunan
Waduk PLTA Long
Sempajang (Mentarang
3) (1000 MW)

Tabel. 3: Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan Untuk Perumahan dan
Infrastruktur Energi(lanjutan)
Provinsi
KALIMANTAN
SELATAN
KALIMANTAN
TIMUR

Perumahan
SPAM Regional Banjarbakula
Rusunawa Kab Banjar 4TB, Kab Kotabaru 1TB, Banjarmasin 2TB, Hulu
Sungai Utara 1 TB
Penanganan Kawasan kumuh di Banjarmasin, Kab Barito Kuala,
Kotabaru, dan Kab Banjar
Pembangunan TPA Sanitary Landfil dan IPAL (Samarinda, Balikpapan,
Bontang)
Pengurangan Kawasan Kumuh (Samarinda, Balikpapan dan Bontang)

Infrastruktur Energi

Pembangunan Jaringan gas kota di


Samarinda

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Provinsi
KALIMANTAN
UTARA

Perumahan
Pembangunan rumah khusus daerah perbatasan 230 KK di Kec Krayan
Selatan dan 845 KK di Kec Lumbis Ogong
Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman untuk rumah khusus di
daerah perbatasan
Pembangunan konsep persampahan ramah lingkungan untuk Ibu Kota
Kaltara

Infrastruktur Energi

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

E.3 P ROGRAM K ERJA


Program kerja kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Dan Mobilisasi
Tahap

pertama

dari

metodologi

pelaksanaan

kajian

adalah

persiapan dan mobilisasi. Persiapan dan mobilisasi dilaksanakan


untuk memastikan seluruh sumberdaya yang diperlukan telah
tersedia sehingga siap untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa Bali.
b. Pengumpulan Literatur Dan Kebijakan Serta Data
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di
Pulau Jawa - Bali perlu didahului dengan pengumpulan literatur
(data sekunder) dari Kementerian PUPR sendiri dan juga lintas
kementerian/lembaga

yang

berkaitan

dengan

pengembangan

infrastruktur. Pengumpulan literatur yang utama adala undangundang terkait pengembangan infrastruktur, kemudian Kebijakan
Pembangunan Nasional, dokumen MP3EI, dokumen RPJMN, dokumen
Renstra PUPR, dokumen RPI2JM, Dokumen RTRWNasional dan lain
sebagainya.
c. Kajian Awal Penyelenggaraan Infrastruktur PU
Berdasarkan

literatur

penyelenggaraan
kelembagaannya,

dan

kebijakan

infrastruktur
maka

dilakukan

PUPR,

serta

data

terkait

pembiaayaan

pengkajian

awal

dan

terhadap

penyelenggaraan infrastruktur PUPR untuk lebih memantapkan


rencana kerja dan logical framework.
1. Pemantapan Rencana Kerja Dan Logical Framework

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pemantapan rencana kerja dan kerangka logis analisis serta


pengembangan dilakukan dengan berdasarkan kajian awal dari hasil
pengumpulan literatur, data, dan kebijakan yang terkait. Disamping
itu, diharapkan pula dari hasil kajian penyelenggaraan infrastruktur
PUPR dapat disusun rencana induk yang lengkap dengan keluaran
dari setiap tahapan kegiatannya.

2. Pembahasan Dengan Tim Teknis


Pembahasan bersama tim teknis dilakukan untuk mendiskusikan
rencana kerja dan kerangka logis dari pekerjaan Penyusunan
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa Bali. Dalam kegiatan ini, diharapkan seluruh masukan dari tim
teknis, sebagai narasumber, dapat menjadi pedoman dan dasar
pijakan dalam pengembangan dan penyusunan kajian secara
komprehensif.
2. Tahap Desk Study Kajian Data Dan Literatur
Tahapan desk study melibatkan beberapa kajian singkat, sehingga
bentuk

keluaran

kajian

bukan

berupa

laporan-laporan

terpisah,

melainkan sebagai sub-bab singkat yang menjawab beberapa isu


penting dalam merumuskan analisa dan solusi.
a. Kajian Pentingnya Infrastruktur Dalam Pembangunan Ekonomi
Ketersediaan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi terkait sangat
erat. Pembangunan infrastruktur diyakini mampu menggerakkan
sektor

riil,

menyerap

tenaga

kerja,

meningkatkan

konsumsi

masyarakat dan pemerintah, serta memicu kegiatan produksi.


Sektor infrastruktur dipahami secara luas sebagai enabler terjadinya
kegiatan ekonomi produktif di sektor-sektor lain. Jika perekonomian
merupakan

"mobil"

maka

infrastruktur

adalah

"roda"

yang

memungkinkan mobil tersebut bergerak dan melaju. Tahapan ini

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

dimaksudkan untuk mengkaji peranan infrastruktur PUPR terhadap


pembangunan perekonomian di Indonesia.
b. Kajian Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur PUPR
Kajian penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PUPR bertujuan
untuk mengetahui data empiris penyelenggaran pembangunan
infrastruktur

PUPR

dari

tahun

ke

tahun,

serta

kendala

dan

permasalahan yang dihadapi dalam pembahgunan infrastruktur


tersebut.
c. Kajian Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur PUPR
Kajian pembiayaan Pembangunan Infarstruktur PUPR bertujuan
untuk mengetahui Pola Pembiayaan Infrastruktur PUPR selama ini
dan alternatif Sumber Pembiayann serta Kemungkinan alternatif
pembiayaan lainnya.

d. Kajian Pembangunan Infrastruktur PUPR terkait Penataan Ruang


Kajian ini akan membahas pembangunan infrastruktur terkait
penataan

ruang

baik

RTRWNasional,

Provinsi

maupun

Kabupaten/Kota. Dalam setiap rencana program pengembangan di


setiap dokumen RTRW, akan direncanakan program-program terkait
perencanaan infrastruktur. Selain itu, pengembangan infrastruktur
yang direncanakan di dalam dokumen penataan ruang, terkait
dengan pengembangan Sistem Pusat Kegiatan (Nasional, Wilayah,
Lokal dan lain sebagainya).
4. Analisis dan Pengembangan
a. Analisis Kebijakan Sektor dan Lintas Sektor
Pada

tahapan

ini

akan

dikaji

lebih

mendalam

kontribusi

infrastructure fund dalam mendanai pembangunan infrastruktur


PUPR.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

b. Analisis Kondisi Eksisting Infrastruktur


Sebagaimana
infrastruktur

telah

dijelaskan

ke-PU-an

dalam

mempunyai

kerangka

peran

vital

acuan
dalam

kerja,
rangka

pengembangan wilayah dan pelayanan kebutuhan dasar (basic


needs)

masyarakat.

Infrastruktur

merupakan

modal

sosial

masyarakat (social overhead capital) yang memegang peranan


penting dalam mendukung ekonomi, sosial-budaya, serta kesatuan
dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar daerah
yang ada di Indonesia. Ketersediaan infrastruktur adalah basic
determinant atau kunci bagi perkembangan ekonomi.
Berdasarkan pada hal tersebut, program keterpaduan infrastruktur
ke-PU-an (jalan, SDA, perkotaan dan perdesaan) yang berbasis
penataan ruang akan dievaluasi kinerjanya. Dengan terpadunya
program infrastruktur ke-PU-an pada tahun 2012, diharapkan akan
berdampak meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Akan
tetapi

seberapa

jauh

dampak

tersebut

dalam

meningkatkan

perkembangan perekonomian baik secara sektoral maupun wilayah?


Berdasarkan pada kerangka acuan kerja dan arahan dari tim
supervisi pemberi tugas, Secara sederhana permasalahan tersebut
dapat dirumuskan dalam kerangka pikir input proses output
dampak. Sebagai input adalah proram APBN infrastruktur PU tahun
2014-2015 (RK/KL). Prosesnya adalah transaksi intra dan antar
sector serta intra dan antar wilayah (data IRIO 2014). Outputnya
adalah peningkatan produksi, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan
dampaknya

adalah

peningkatan

pendapatan.

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Kerangka

pikir

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Untuk mengetahui seberapa jauh perkiraan output dan dampak


tersebut, akan dilakukan dengan analisis IRIO. IRIO (Intererional
Input Output) merupakan pengembangan dari model input-output
(I-O). Jika model I-O merangkum keterkaitan antarsektor didalam
satu wilayah, artinya hanya berbicara satu wilayah saja, maka IRIO
berbicara keterkaitan antarsektor lebih dari satu wilayah. Dengan
demikian dalam IRIO kita bisa melakukan analisis keterkaitan
antarsektor dalam satu wilayah (intraregional) dan antarwilayah
(interregional). Jika dengan model I-O dapat dilakukan analisis
ekonomi sektoral, maka dengan model IRIO dapat dilakukan analisis
ekonomi sektoral dan spasial. Karena itu, untuk memahami analisis
IRIO, terlebih dahulu dimulai dengan memahami analisis I-O.
Analisis I-O sangat berguna dalam menganalisis perekonomian dan
perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Hal ini karena :

Dapat

menggambarkan

perekonomian

wilayah

secara

keseluruhan beserta kait mengkait antar sector. Jika terjadi


perubahan pada salah satu atau lebih sector, pengaruhnya
secara keseluruhan dapat diperkirakan. Perekonomian wilayah
merupakan suatu system yang saling berhubungan, bukan
sekedar kumpulan sector-sektor.

Dapat melihat forward linkage (kaitan kedepan) ke jalur output


dan backward linkage (kaitan kebelakang) ke jalur input dari
setiap sector. Melalui dua keterkaitan ini akan dapat diwujudkan
hubungan antar sektor yang saling menunjang dan bersinergi

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

satu sama lain. Sehingga pembangunan berjalan efektif efisien


dan perekonomian dapat tumbuh lebih cepat.

Dapat memperkirakan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan


kemakmuran melalui skenario perubahan permintaan akhir. Hal
ini dapat dianalisis melalui perubahan input antara dan input
primer.

Dapat digunakan untuk meghitung kebutuhan tenaga kerja dan


modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah,
dengan cara merubah input dalam bentuk tenaga kerja dan
modal.

d. Analisa Prediksi Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur


Analisis Prediksi Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur dibagi
menjadi kelompok infrastruktur berikut:

Bina Marga
-

Peta jaringan jalan

Panjang dan kondisi jalan kabupaten/kota, provinsi, nasional

Cipta Karya
-

Peta pelayanan/jaringan air minum, persampahan, limbah,


kawasan kumuh, dan drainase

- Tingkat pelayanan air minum, persampahan, limbah, dan


drainase kabupaten/kota
-

Kapasitas terpasang dan terlayani infrastruktur air minum dan


air limbah

Kondisi

infrastruktur

air

minum,

persampahan,

kawasan kumuh, dan drainase kabupaten/kota

Sumber Daya Air


-

Peta jaringan/pelayanan irigasi dan wilayah sungai

Tingkat pelayanan irigasi

Kondisi infrastruktur sumber daya air

Perumahan
-

Data backlog perumahan kabupaten/kota

- Jenis bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR

limbah,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Adapun

analisis

perhitungan

kebutuhan

infrastruktur

PUPR

berdasarkan undang-undang yang berlaku misalnya Undang-Undang


Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, SNI 03-1733-2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Perkotaan, Permenpera
34 Tahun 2006 tentang PSU, Permenpera Nomor 9 Tahyn 2008
tentang Rumah Susun dan lain sebagainya.

e. Analisis Gap Kebutuhan dan Kondisi Eksisting Infrastruktur

Analisis Carrying Capacity Ratio (CCR)


Dalam menganalisis jumlah KK maksimum untuk penyediaan
lahan budidaya lahan sawah dan ladang digunakan metode CCR.
Metode ini menggunakan data luas lahan yang dipanen dalam
setahun, persen penduduk petani dikalikan jumlah KK, dan ratarata lahan dimiliki petani. Perhitungan metode ini adalah sebagai
berikut:
Axr
CCR = ---------------------------------Hxhxf
Sehingga diperoleh:
Axr
H = -----------------------------CCR x hx f
Keterangan
CCR

: Kemampuan daya dukung (Carrying Capacity


Ratio)

:Jumlah total area yang digunakan untuk kegiatan


pertanian

: Frekuensi panen per hektar

: Jumlah KK (rumah tangga)

: Persentase jumlah penduduk yang tinggal

: Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki


petani

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Analisis Peruntukan Lahan


Analisis Pertuntukan lahan dapat dilakukan dengan mendasarkan
SK Menteri Pertanian no 837/KPTS/UM/11.1980. Dalam metode
analisis ini ditentukan tiga faktor, yaitu: 1) kemiringan lereng, 2)
jenis tanah dan 3) curah hujan.
Ketiga

faktor

tersebut

masing-masing

ditetapkan

skornya

kemudian hasilnya dijumlah dan menghasilkan indeks lokasi.


Indeks

lokasi

<125

dan

kemiringan

lereng

<8%

direkomendasikan sebagai kawasan permukiman dan tanaman


semusim. Indeks lokasi <125 dan kemiringan lereng <15%
direkomendasikan sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan.
Daerah dengan indeks lokasi 125-175 diperuntukkan sebagai
Kawasan. Fungsi Penyangga. Daerah dengan indeks lokasi >175
diperuntukkan sebagai Kawasan Lindung.

a. Penilaian Kriteria Kelayakan Fisik Wilayah Untuk Pemanfaatan


Lahan
N

Kriteria

Klasifikasi

Keterangan

Skor

o.
1.

Lereng/Kemirin

0-8 %
8-15 %
15-25 %
25-45 %
>45 %

Datar
Landai
Agak curam
Curam
Sangat

20
40
60
80
100

curam
Tidak peka

15

tanah
Latosol
Brown Forest Soil, New

Agak peka
Kurang Peka

30
45

Calcie
Andosol,

Peka

60

Sangat Peka

75

gan

2.

Jenis Tanah

Aluvial,
Planosol,
Kelabu,

Tanah

Glei,

Hidromorf,
Lateria

air

Lateritic,

Grumosol, Renzina
Regosol,
Litosol,
Oranosol, Renzina

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Kriteria

Klasifikasi

Keterangan

Skor

o.
3.

Curah Hujan

0,0-13,6 mm/hh

Sangat

10

13,6-20,7 mm/hh
20,7-27,7 mm/hh
27,7-34,8 mm/hh
>34,8 mm/hh

rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat

20
30
40
50

tinggi

hh = hari hujan
Sumber:

SK

Menteri

Pertanian

Nomer

837/KPTS/UM/11.1980

Analisis Klasifikasi Kemampuan Lahan


Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian komponen lahan
yang menurut Arsyad (1989) adalah penilaian komponenkomponen lahan secara sistematis dan pengelompokan ke dalam
berbagai kategori berdasar sifat-sifat yang merupakan potensi
dan penghambat dalam penggunaan lahan. Lahan digolongkan
kedalam 3 (tiga) kategori utama yaitu kelas, sub-kelas dan
satuan kemampuan lahan. Struktur klasifikasi kemampuan lahan
yang menjelaskan bahwa pendekatan klasifikasi lahan ini dapat
diterapkan

untuk

berbagai

tingkatan

skala

perencanaan.

Perencanaan penggunaan lahan di wilayah propinsi dapat


menggunakan klasifikasi pada tingkat kelas dan untuk wilayah
kabupaten menggunakan sub kelas. Kemampuan lahan dapat
dicerminkan

dalam

bentuk

peta

kemampuan

lahan.

Peta

kemampuan lahan dapat menggambarkan tingkat kelas potensi


lahan secara keruangan dan dapat dipakai untuk menentukan
arahan penggunaan lahan pedesaan secara umum.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

b. Struktur Klasifikasi Kemampuan Lahan

Analisis Daya Tampung Kawasan


Analisis daya tampung lahan digunakan untuk mengetahui
perkiraan jumlah penduduk yang bisa di tampung di wilayah
dan/atau kawasan, dengan pengertian masih dalam batas
kemampuan lahan. Output yang diperoleh dari analisis daya
tampung lahan adalah:
-

Gambaran daya tampung lahan di wilayah dan/ atau kawasan

Gambaran distribusi penduduk berdasarkan daya tampungnya

Persyaratan pengembangan penduduk untuk daerah yang


melampaui daya tampung

Analisis Kependudukan yang dilakukan sebelum melakukan


analisis daya tampung kawasan adalah:
-

Analisa Karakteristik Penduduk, yaitu analisa mengenai jumlah


dan

komposisi

pengelompokan

penduduk
tertentu,

menurut

pengelompokan-

misalkanberdasarkan

kelompok

umur, jenis kelamin mata.pencaharian dan lainnya sesuai


kebutuhan pekerjaan. Tujuan dilakukannya analisa ini adalah
Untuk mengetahui dominasi pada masing-masing kelompok
penduduk sehingga dapat diketahui karakteristik penduduk
pada KSP.
-

Analisa Aktifitas Penduduk, merupakan analisa mengenai

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

jenis-jenis aktivitas penduduk yang menjadi aktivitas-aktivitas


dominan bagi penduduk di wilayah studi. Dilakukan untuk
mengetahui jenis aktivitas dominan pada masyarakat dan
mengetahui kecenderungannya dimasa mendatang.
-

Analisa Kepadatan dan Penyebaran Penduduk. Pada dasarnya


kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dibagi luas
daerahnya, sedangkan kepadatan bruto (gross density) adalah
jumlah penduduk didalam suatu daerah dibagi luas daerah
tersebut lepas dari pada peruntukan tanah tersebut.

Kepadatan penduduk =

Analisia

Pertumbuhan

Jumla h Penduduk( Jiwa)


Luas Wilaya h( HA )

penduduk,

merupakan

Analisa

mengenai pertumbuhan penduduk yang terjadi di KSP. Tujuan


analisa ini adalah Untuk mengetahui rasio pertumbuhan
penduduk berdasarkan data jumlah penduduk eksisting dan
masa lalu setidaknya selama 5 Tahun (time series). Adapun
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung
pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut:
Metode Bunga Berganda
Dalam metode ini diperkirakan jumlah didasarkan atas adanya
tingkat pertambahan penduduk pada tahun sebelumnya yang
relatif berganda dengan sendirinya. Perhitungan proyeksi
penduduk menurut metode bunga berganda dengan rumus
sebagai berikut :

Dimana :
Pt : Jumlah penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun t.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Pt + U : Jumlah Penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun


t+U
R : Tingkat (prosentase) pertambahan penduduk rata-rata
setiap tahun (diperoleh dari data masa lalu)
Metode Kurva Polinomial
Asumsi dalam metode ini adalah kecenderungan dalam laju
pertumbuhan penduduk dianggap tetap atau dengan kata lain
hubungan masa lampau digunakan untuk memperkirakan
perkembangan

yang

akan

datang.

Rumus Kurva Polinomial adalah sebagai berikut :

Dimana:
Pt : Jumlah penduduk pada tahun dasar.
Pt Q : Jumlah penduduk pada tahun (t Q)
Q : Selang waktu pada tahun dasar ke tahun (t Q)
Metode Regresi Linear
Metode

ini

merupakan

penghalusan

metode

polinomial,

karena akan memberikan penyimpangan minimum atas data


masa lampau dengan rumus:

Dimana
Pt : Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t.
X

: Nilai yang diambil dari variabel bebas

a,b: Konstanta
Ada 3 pendekatan yang dapat dilakukan pada analisis daya
tampung lahan, yaitu:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Menghitung daya tampung berdasarkan ketersediaan air,


kapasitas air yang bisa dimanfaatkan dengan kebutuhan air
per orang perharinya disesuaikan dengan jumlah penduduk
yang ada saat ini, atau misalnya rata-rata 100 L/jiwa/hari
(tergantung standar yang digunakan)

Menghitung daya tampung berdasarkan arahan Rasio


tutupan lahan dengan asumsi masing-masing arahan rasio
tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas
lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari
luas lahan yang boleh tertutup 30% untuk fasilitas dan 20%
untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya). Kemudian
dengan asumsi 1KK yang terdiri dari 5 orang memerlukan
lahan seluas 100m. maka dapat diperoleh daya tampung
berdasarkan arahan rasio tutupan lahan ini sebagai berikut:
50 ( n x Luas Lahan ( m2 ) )
DayaTampung( n)=
100

Membandingkan

daya

tampung

ini

x 5 (jiwa)
dengan

jumlah

penduduk yang ada saat ini dan proyeksinya untuk waktu


perencanaan.

Untuk

daerah

yang

melampaui

daya

tampung berikan syarat pengembangannya.


f. Analisis Keterpaduan Antar Sektor
Alat Analisis yang digunakan untuk menganalisa penguatan nilai
dan isu strategis pengembangan infrastruktur PUPR adalah Analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis
yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan
kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini
memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness


(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang
secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktorfaktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W).
Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah :

Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini


diharapkan membuahkan rencana jangka panjang.

Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini
lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu
rencana perbaikan (short-term improvement plan).

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan,


kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki suatu wilayah.
Analisa SWOT memungkinkan perencana memformulasikan dan
mengimplementasikan
pelaksanaan
informasi

dan

strategi

tujuan

dikumpulkan

menyebabkan

dilakukan

utama

sebagai

perencanaan,
dan

dianalisa.

perubahan

tahap

lanjut

dalam

analisa

SWOT

Hasil

analisa

dapat

pada

misi,

tujuan,

kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.


Dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan
hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan
dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman. Di dalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh
hasil

berupa

kesimpulan-kesimpulan

berdasarkan

dimuka yang sebelumnya telah dianalisa:


17 Diagram Analisis SWOT

ke-4

faktor

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)


Strategi

yang

dihasilkan

pada

kombinasi

ini

adalah

memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi.

Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)


Kesempatan

yang

dapat

diidentifikasi

tidak

mungkin

dimanfaatkan karena kelemahan suatu wilayah.

Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)


Dalam

analisa

ancaman

ditemukan

kebutuhan

untuk

mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang


dimiliki suatu wilayah yang dapat mengurangi atau menangkal
ancaman tersebut.

Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)


Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan
intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah keluar dari
situasi yang terjepit tersebut.

Data-data
diantaranya

yang

dibutuhkan

adalah:

data

untuk

melakukan

perekonomian

analisis

(interaksi

ini

ekonomi,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

aktivitas ekonomi termasuk penggunaan lahannya, kesenjangan


ekonomi; Potensi Ekonomi, produk unggulan (bahan baku, proses,
hingga pemasarannya) industri unggulan; penggunaan teknologi;
sarana dan prasarana pendukung ekonomi; kualitas SDM melalui
data kependudukan; Datas sosial ekonomi masyarakat; serta data
lainnya teergantung infrastruktur terpilih.
g. Analisis Pengembangan Kawasan
Analisis Konsep pengembangan kawasan dilakukan dengan metoda
content analysis terhadap seluruh hasil yang telah diperoleh pada
tahapan

sebelumnya.

Menyusun

matriks

hasil

analisis

dan

diharapkan keluaran yang dihasilkan berupa arahan pengembangan


untuk kawasan strategis provinsi terpilih.
h. Analisis Kelembagaan
Kegiatan yang dilakukan adalah memadukan hasil analisis kebijakan
kawasan dan tinjauan peraturan perundang-undangan. Selain itu,
melakukan analisis lembaga lokal
untuk melihat peranan lembaga lokal atau instansi teknis yang ada,
serta melihat kondisi lembaga kawasan. Di dalam analisis ini juga
mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya kemasyarakatan yang
ada. Kemudian dari hasil analisis ini akan dirumuskan bentuk
pengelolaan dan kerjasama pusat dan daerah.
i. Analisis Pembiayaan Pembangunan
Untuk menganalisa pembiayaan pembangunan dilakukan dengan
metode deskriptif analisis dan kuantitatif. Pembahasan secara
deskriptif berkaitan dengan berapa variable potensi dan sumbersumber penerimaan riil dalam APBN/APBDD. Kemudian analisa
kuantitatif digunakan untuk mengetahui kapasitas fiskal Pusat dan
Pemda, dan besaran jumlah dana pihak ketiga yang dapat
dimanfaatkan sebagai penggerak perekonomian wilayah.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

5. Metode Penentuan Skala Prioritas Program Pengembangan


Metode penentuan skala prioritas program pengembangan akan
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Analytical Hierarchy
Process (AHP) atau Proses Hirarki Analitik dalam buku Proses Hirarki
Analitik

Dalam

Pengambilan

Keputusan

Dalam

Situasi

yang

Kompleks(Saaty, 1986), adalah suatu metode yang sederhana dan


fleksibel yang menampung kreativitas dalam ancangannya terhadap
suatu masalah. Metode ini merumuskan masalah dalam bentuk hierarki
dan masukan pertimbanganpertimbangan untuk menghasilkan skala
prioritas relatif.
Beberapa keuntungan menggunakan AHP sebagai alat analisis adalah:
a. Dapat member model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk
beragam persoalan yang tak berstruktur
b. Dapat memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan
sistem dalam memecahkan persoalan komplek.
c. Dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam
suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.
d. Mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat belaian dan
mengelompokkan unsure-unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud
untuk mendapatkan prioritas.
AHP

dapat

digunakan

dalam

memecahkan

berbagai

masalah

diantaranya untuk mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan


manfaat atau biaya, menentukan peringkat beberapa alternatif,
melaksanakan perencanaan ke masa depan yang diproyeksikan dan
menetapkan
permasalahan

prioritas

pengembangan
kompleks

(http://www.itelkom.ac.id/ahp/library/1998).

suatu

unit

usaha

dan

lainnya

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang
kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen
yang bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarki
dan akhirnya melakukan penilaian atas elemen tersebut sekaligus
menentukan keputusan mana yang diambil. Proses penyusunan
elemen secara hirarki meliputi pengelompokan elemen komponen yang
sifatnya homogen dan menyusunan komponen tersebut dalam level
hirarki yang tepat. Hirarki juga merupakan abstraksi struktur suatu
sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan
dampaknya pada sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling
terkait tersusun dalam suatu sasaran utama (ultimate goal) turun ke
sub-sub tujuan, ke pelaku (aktor) yang
memberi dorongan dan turun ke tujuan pelaku, kemudian kebijakankebijakan, strategi-strategi tersebut. Adapun abstraksi susunan hirarki
keputusan seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut ini:
Level 1 :

Fokus/sasaran/goal

Level 2 :

Faktor/criteria

Level 3 :

Alternatif/subkriteria

Goal
Kriteri
a1
Sub
kriteri
a

Sub
Kriteri
a

Kriteri
a2
Sub
kriteri
a

Sub
kriteri
a

Kriteri
a2
Sub
kriteri
a

Sub
kriteri
a

18 Abstraksi Susunan Hirarki Keputusan (Sumber: Saaty, 1986)

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Dalam pengambilan keputusan hal yang perlu diperhatikan adalah


pada saat pengambilan data, dimana data ini diharapkan dapat
mendekati nilai sesungguhnya. Derajat kepentingan pelanggan dapat
dilakukan

dengan

Perbandingan

pendekatan

berpasangan

sering

perbandingan
digunakan

berpasangan.

untuk

menentukan

kepentingan relatif dari elemen dan kriteria yang ada. Perbandingan


berpasangan tersebut diulang untuk semua elemen dalam tiap tingkat.
Elemen dengan bobot paling tinggi adalah pilihan keputusan yang
layak dipertimbangkan untuk diambil. Untuk setiap kriteria dan
alternatif kita harus melakukan perbandingan berpasangan (Pairwise
comparison) yaitu membandingkan setiap elemen yang lainnya pada
setiap tingkat hirarki secara berpasangan sehingga nilai tingkat
kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif.
Untuk mengkuantitifkan pendapat kualitatif tersebut digunakan skala
penilaian sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka
(kualitatif). Menurut Saaty (1986) untuk berbagai permasalahan skala 1
sampai dengan 9 merupakan skala terbaik dalam mengkualitatifkan
pendapat, dengan akurasinya berdasarkan nilai RMS (Root Mean
Square Deviation) dan MAD (Median Absolute Deviation). Nilai dan
difinisi pendapat kualitatif dalam skala perbandingan Saaty seperti
yang diperlihatkan pada tabel berikut:

c. Skala Matrik Perbandingan Berpasangan


Intensitas

Definisi

Kepentingan
1

Elemen yang sama pentingnya

Kedua

dibanding dengan elemen yang

menyumbang

lain (Equal importance)

sama

Elemen yang satu sedikit lebih

tersebut
Pengalaman menyatakan

penting dari

sedikit berpihak pd satu

pada elemen yg lain (Moderate

elemen

more

Penjelasan
elemen
besar

pd

sifat

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Intensitas

Definisi

Penjelasan

Kepentingan
5

importance)
Elemen yang

satu

jelas

lebih

penting dari
pada

2, 4, 6, 8

secara kuat memihak pada

elemen

lain

(Essential,

satu

Strong more

elemen

importance)
Elemen yang satu sangat jelas

Pengalaman menunjukan

lebih penting

secara kuat disukai dan

dari

Pengalaman menunjukan

pada

elemen

yg

lain

dominannya terlihat dlm

(Demonstrated

praktek

importance)
Elemen yang satu mutlak lebih

Pengalaman

penting dari

satu

elemen yg lain ( Absolutely more

elemen sangat jelas lebih

importance)
Apabila ragu-ragu antara dua nilai

penting
Nilai ini diberikan bila

ruang

diperlukan kompromi

menunjukan

berdekatan (grey area)

Sumber: Saaty, 1986


Adapun Proses-proses yang terjadi pada metode AHP adalah sebagai
berikut (Saaty, 1986) :
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
b. Membuat struktur hirarki yang diawali tujuan umum dilanjutkan
dengan kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria
paling bawah.
c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap kriteria
yang setingkat di atasnya.
d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment
(keputusan) sebanyak n x ((n-1)/2)bh, dengan n adalah banyaknya
elemen yang dibandingkan.
e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak
konsisten maka pengambilan data diulangi lagi.
f. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk setiap tingkatan hirarki.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

g. Menghitung

vector

eigen

dari

setiap

matrik

perbandingan

berpasangan.
h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen
maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
Skala

perbandingan

berpasangan

didasarkan

pada

nilainilai

fundamental AHP dengan pembobotan dari nilai 1 untuk sama penting


sampai 9 untuk sangat penting sekali sesuai dengan Tabel 8 (Skala
Matrik Perbandingan Berpasangan). Dari susunan matrik perbandingan
berpasangan dihasilkan sejumlah prioritas yang merupakan pengaruh
relatif sejumlah elemen pada elemen di dalam tingkat yang ada
diatasnya. Perhitungan eigen vector dengan mengalikan elemenelemen pada setiap baris dan mengalikan dengan akar n, dimana n
adalah elemen. Kemudian melakukan normalisasi untuk menyatukan
jumlah kolom yang diperoleh. Dengan membagi setiap nilai dengan
total nilai pembuat keputusan bisa menentukan tidak hanya urutan
ranking prioritas setiap tahap perhitungannya tetapi juga besaran
prioritasnya. Kriteria tersebut dibandingkan berdasarkan opini setiap
pembuat keputusan dan kemudian diperhitungkan prioritasnya.
Perbandingan Kriteria berpasangan seperti yang diperlihatkan pada
tabel berikut:
d. Perbandingan Kriteria Berpasangan
PK

Kriteria A

Kriteria A

1,00

Kriteria B

Kriteria B

Kriteria C

Kriteria D

Kriteria E

Prioritas

1,00

Kriteria C

1,00

Kriteria D

1,00

Kriteria E

1,00

Sumber: Saaty, 1986


6. Rekomendasi

Rencana

PUPR di Pulau Jawa - Bali

Induk

Pengembangan

Infrastruktur

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

a. Pembahasan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di


Pulau Jawa - Bali
Pada tahapan ini, konsultan akan melakukan pembahasan dan
diskusi secara intensif dengan Tim Teknis dan pihak terkait
(kementerian/lembaga

lain)

mengenai

rencana

prioritas

infrastruktur PUPR, untuk mendapatkan saran dan masukan dari


pihak terkait.
b. Finalisasi
Berdasarkan saran dan masukan yang dilakukan pada tahap
sebelumnya, konsultan melakukan finalisasi terhadap Rencana
Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali untuk
dijadikan rekomendasi.
c. Rekomendasi Kebijakan Dan Strategi Rencana Induk Pengembangan
Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa Bali didasarkan pada kajian, analisis, dan masukan dari pihak terkait
yang dilakukan pada tahapan sebelumnya. Rekomendasi berupa
buku deluxe mengenai Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur
PUPR di Pulau Jawa - Bali yang telah disahkan oleh pihak
Kementerian PUPR.
Secara detail masing-masing tahapan pekerjaan menggambarkan
kegiatan dan keluaran dapat dilihat pada Kerangka Umum Metodologi
berikut:

e. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


TAHAP
AN

KEGIATAN

MATERI

KELUARAN

PENG
UM
PU
LA

Kunjungan
Instansi/
Kemente
rian

Program
(Dipa
2015)
dan
Rencana
Program 2016

Kompilasi tabel
dan
peta
program;
Karakteristik

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

TAHAP
AN
N
DA
TA
DA
N
BA
HA
N

PERU
MU
SA
N
1

KEGIATAN
PUPR,
Bappena
s dll.
Pengumpula
n
bahan/d
okumen

MATERI
Rencana
Terpadu
Pembangunan
Infrastruktur PU
tahun
20152019
RTRWN, RTR Pulau,
MP3EI,
Renstra
Kemen
PUPR,
RPI2JM,
Renstra
Menpera dll

KELUARAN
program;
Arahan
Infrastruktur
tiap provinsi
Bahan/
Tabel/
Peta analisis

Kajian
/diskusi
dengan
narasum
ber

Model IRIO
Data RKA/RKL 2015

Kemungkinan
pengembang
an
IRIO
sebagai
model
penilaian
dampak
pembanguna
n
Infrastruktur
terhadap
sektor
dan
wilayah.

FGD 1

Mendapatkan
masukan
mengenai
Konsep
Keterpaduan
Infrastruktur
PUPR
berbasis
RTRWN
dan
Sistem
Pembangunan
Nasional
(RPJMN)

Penyepakatan
Konsep
Keterpaduan
Infrastruktur
PU berbasis
RTRWN dan
RPJMN

FGD 2

Penentuan
Skala
Prioritas
Program
Pengembangan
Infrastruktur
PUPR di Pulau
Jawa - Bali

Penyepakatan
Rencana
Pembanguna
n
Jangka
Pendek,
Menengah
dan Panjang,
Jadwal
dan
Tahap
Pembanguna
nnya,
Pembiayaan
serta
Kelembagaan
yang semua
tertuang
dalam
Rencana

Simulasi AHP dalam


Penentuan
Program
Pengembangan
Infrastruktur
PUPR di Pulau
Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

TAHAP
AN

KEGIATAN

MATERI

KELUARAN
Induk
Pengembang
an
Infrastruktur
PUPR di Pulau
Jawa - Bali

KUNJU
NG
AN
LA
PA
NG
AN
(ke 5
pro
vin
si
di
Pul
au
Jaw
a Bal
i)

Survey 1

Daftar pertanyaan :
Kedudukan
provinsi dalam
RTRWN,
isu
perkembangan
sektor
utama,
peran
dan
manfaat
pembangunan
infrastruktur PU,
dan
perkembangan
perekonomian
daerah.

Survey 2

Penyempurnaan
kekurangan data
yang
belum
didapatkan
sebelumnya

RAPAT
KO
OR
DI
NA
SI

Rapat
Koordina
si 1

Penyepakatan
Rencana Kerja

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 2

Pembahasan
Pelaksanaan
FGD
1
dan
Persiapan
Survey

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 3

Pembahasan
Survey

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 4

Progres Analisis

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 5

Progres Analisis

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 6

Pembahasan
Pelaksanaan
FGD 2

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 7

Penyempurnaan
Skala
Prioritas
Program
Pengembangan

Notulensi Rapat

Rapat
Koordina
si 8

Finalisasi Pekerjaan

Notulensi Rapat

Hasil

Bahan masukan
dan
bahan
kroscek hasil
analisis
dengan
model-model
analisis yang
digunakan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

TAHAP
AN
FINALI
SA
SI

KEGIATAN

MATERI

KELUARAN

Seminar

Hasil
Evaluasi
Keterpaduan
Infratsruktur PU
berbasis RTRWN,
sektro strategis
dan
wilayah
strategis,
dan
Bahan
rekomendasi
arahan
Konreg
2015

Dokumen
Laporan
Akhir

Rencana
Induk
Pengembang
an
Infrastruktur
PUPR di Pulau
Kalimantan

Dokumendokumen
pendukung
lainnya

Sumber: Analisis Konsultan, 2015

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

19 Grand Design Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
di Pulau Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

E.4 O RGANISASI
Berdasarkan

DAN

metodologi

P ERSONIL
dan

pendekatan

penanganan

pekerjaan

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya maka disusun organisasi


kegiatan yang mempunyai tujuan koordinasi, pertukaran informasi,
konsultansi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan secara
maksimum.
Untuk itu sistem koordinasi pekerjaan, secara umum mempunyai 2 (dua)
sasaran pokok yaitu :
1 Sasaran Eksternal
Dalam arti tujuan kooordinasi, pertukaran informasi evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan antara konsultan dengan
pihak

pemrakarsa

yaitu

Kelompok

Kerja

(Pokja)

Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Unit Layanan Pengadaan


(ULP)

Pusat

I,

Badan

Pengembangan

Infrastruktur

Wilayah,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di satu pihak


sedang teknis pelaksanaan di lapangan berkoordinasi dengan
Aparat Pemda terkait/Dinas terkait (seperti: Dinas Pekerjaan Umum,
Bappeda, Bapepamda dll. ).
1. Sasaran Internal
Dalam arti koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di
dalam Tim Konsultan sendiri, baik dalam tahap persiapan, survei
dan pengumpulan data, analisis data dan penyusunan konsep
materi teknis. Koordinasi dilakukan antar anggota tim/tenaga ahli
dengan Ketua Tim, sesuai tugas dan tanggung jawab masingmasing anggota Tim/Tenaga Ahli.
Konsultan juga akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang
terlibat langsung seperti:
1 Pejabat Pembuat Komitmen selaku kepanjangan tangan yang ditunjuk
oleh yaitu Kelompok Kerja (Pokja) I Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pusat I, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, untuk mengelola, memberikan pengawasan, pengarahan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

langsung mengenai pelaksanaan pekerjaan teknis, administrasi, dan


pembiayaan.
3 Tim Teknis mempunyai tugas supervisi terhadap pelaksanaan dan
memberikan arahan teknis kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan.
4 Pemda beserta dinas/instansi terkait, membantu memberikan masukan
kebijakan pembangunan, dan berperan aktif memberikan informasi
program pembangunan oleh masing-masing instansi terkaitnya.

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

2. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Pemberi Tugas:
Pokja I BPIW
Kementerian
PUPR
Instansi terkait di
Pusat dan
Daerah

Penerima
Tugas:
PT. REKA
DESINDO
MANDIRI

Tim Teknis
Kementerian
PUPR

Tim Pelaksana:
Penyusunan
Rencana Induk
Pengembangan
Infrastruktur
PUPR di Pulau
Kalimantan

1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota


(Ketua)
2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
3. Ahli Jalan dan Transportasi
4. Ahli Sipil
5. Ahli Pengembangan Sumber Daya
Air
6. Ahli Sanitasi
7. Ahli Air Minum
8. Ahli Permukiman
9. Ahli Geodesi
10. Ahli Ekonomi Pembangunan
11. Ahli Kehutanan
12. Ahli Database
13. Ahli GIS
14. Ahli Lingkungan Hidup
15. Ahli Statistik
16. Ahli Hukum
Dibantu 10 orang asisten ahli dan juga

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI


D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

F. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


KEGIATAN
TAHAP PERSIAPAN
+ Persiapan dan Mobilisasi
+ Pengumpulan Literatur dan Kebijakan Terkait
+ Kajian Awal
+ Pemantapan Rencana Kerja
+ Rapat Koordinasi 1
TAHAP KAJIAN DATA DAN SURVEY
+
+
+
+

Kajian tentang Penyelenggaraan Pembangunan Bidang PUPR


Kajian tentang dokumen sekunder lain di luar Kementerian PUPR
FGD 1
Survey ke daerah (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara)
+ Rapat Koordinasi 2

BULAN KERJA
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KEGIATAN
TAHAP ANALISIS AWAL
+
+
+
+
+

Rapat Koordinasi 3
Kompilasi Data Hasil Survey
Analisis Kondisi Eksisting PUPR
Analisis Kebijakan Sektor dan Lintas Sektor
Rapat Koordinasi 4

TAHAP ANALISIS DAN PENGEMBANGAN


+ Survey ke daerah (Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara)
+ Rapat Koordinasi 5
+ Analisis Kebutuhan Pengembangan
+ Analisis Keterpaduan
+ Analisis Pembiayaan
+ Analisis Kelembagaan
+ Rapat Koordinasi 6
+ Penentuan Skala Program Prioritas
TAHAP REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI
+ Rapat Koordinasi 7
+ FGD 2

BULAN KERJA
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

KEGIATAN

BULAN KERJA
1

+ Perumusan dan penyempurnaan pekerjaan


+ Finalisasi hasil Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
di Pulau Kalimantan
+ Rapat Koordinasi 8
TAHAP PELAPORAN
+ Proses dan Pengumpulan Laporan
+ Proses dan Pengumpulan Laporan
+ Proses dan Pengumpulan Laporan
+ Proses dan Pengumpulan Laporan
+ Proses dan Pengumpulan Laporan

Pendahuluan
Antara
Akhir Sementara
Akhir dan Kelengkapannya
Bulanan Progres Pekerjaan

Keterangan:
FGD
Rapat Koordinasi
Pengumpulan Laporan Pendahuluan, Antara dan Akhir Sementara
Pengumpulan Laporan Bulanan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

G. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN TENAGA AHLI


G.1 K OMPOSISI T IM
Berdasarkan kebutuhan analisis dalam

Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali, maka diperlukan


berbagai tenaga ahli dari beberapa disiplin ilmu. Sistem pengorganisasian
yang digunakan adalah koordinasi lini dan staf yang merupakan kombinasi
dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Azas komando tetap
dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal
dari pucuk pimpinan pada pemimpin di bawahnya.
Pimpinan tim, dalam hal ini Ketua Tim (Team Leader), berhak menetapkan
keputusan dan kebijakan, serta merealisasikan tujuan pekerjaan. Untuk
membantu kelancaran tugas Team Leader, terutama untuk kelengkapan
substansi pekerjaan, Ketua Tim akan dibantu oleh beberapa tenaga ahli.
Walaupun setiap tenaga ahli memiliki perbedaan kualifikasi namun tidak
berarti setiap tenaga ahli bekerja saling lepas satu sama lain. Karena
pekerjaan ini membutuhkan analisis yang komprehensif dan bersifat multi
disiplin

maka

semua

tenaga

ahli

akan

saling

berhubungan

dan

bekerjasama di bawah koordinasi Ketua Tim.


Pada kegiatan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau
Jawa - Bali, ini dibutuhkan tenaga ahli sebanyak 16 (enam belas) orang
dengan asisten ahli 10 (sepuluh) orang dan juga dibantu staf kantor
(sekretaris, juru gambar dan operator komputer).
Adapun penugasan tenaga ahli pekerjaan Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali dapat dijelaskan
pad bagian berikut ini:

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

G.2 P ENUGASAN T ENAGA A HLI


JUMLA
H

NO

LINGKUP
KEAHLIAN

POSISI

URAIAN PEKERJAAN

DIUSULKAN

ORAN
G

BULA
N

Perencana
Wilayah
dan Kota

Ahli
Planologi
(Ketua Tim)

o
2

Perencana
Wilayah
dan Kota

Ahli
Planologi

Teknik
Sipil

Ahli Jalan
dan
Transportasi

Merencanakan,
mengkoordinasikan dan
mengandalkan semua kegiatan
dan personil yang terlibat dalam
pekerjaan ini, sehingga
pekerjaan ini dapat
dilaksanakan dengan baik serta
mencapai hasil yang
diharapkan;
Mengkoordinasikan kegiatan
FGD di pusat dan survey di
daerah;
Merumuskan dan menyusun
hasil diskusi dengan stakeholder
terkait dan menyusun hasilhasil yang telah disepakati;
Koordinasi dengan tim teknis
secara formal dan informal.

Mereview kebijakan-kebijakan
terkait penataan ruang baik
nasional maupun provinsi,
kabupaten/kota
Menganalisis keterpaduan
regional tentang kebutuhan
pengembangan infrastruktur
PUPR terkait dengan penataan
ruang
Menganalisis perkembangan
kawasan dan pulau-pulau
seperti Pusat Kegiatan Nasional,
Wilayah, Lokal dan lain-lain
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR yang
berhungan dengan jalan dan
jembatan, perhubungan darat,
laut dan udara
Menganalisis gap yang terjadi
antara kondisi eksisting dengan
yang diharapkan,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

JUMLA
H

NO

LINGKUP
KEAHLIAN

POSISI

URAIAN PEKERJAAN

DIUSULKAN

ORAN
G

BULA
N

Teknik
Sipil

Ahli Sipil

Teknik
Sipil

Ahli
Pengembang
an Sumber
Daya Air

o
o

Teknik
Lingkunga
n

Ahli Sanitasi

o
o

Menyusun prioritas program


bidang jalan dan jembatan,
perhubungan darat, laut dan
udara
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.
Mereview studi literatur,
melakukan kajian dan
pemetaan prasarana wilayah,
aspek teknis pembangunan
prasarana wilayah, Identifikasi
dan analisis program
pembangunan prasarana
wilayah di lokasi studi,
membuat laporan hasil
pekerjaan
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR yang
berhungan dengan Sumber
Daya Air
Menganalisis gap yang terjadi
antara kondisi eksisting dengan
yang diharapkan,
Menyusun prioritas program
Sumber Daya Air
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR yang
berhungan dengan
Sanitasi/Penyehatan Lingkungan
Menganalisis gap yang terjadi
antara kondisi eksisting dengan
yang diharapkan,
Menyusun prioritas program
Sanitasi/Penyehatan Lingkungan
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

JUMLA
H

NO

LINGKUP
KEAHLIAN

POSISI

URAIAN PEKERJAAN

DIUSULKAN

ORAN
G

BULA
N

segala proses pekerjaan.


7

Teknik
Lingkunga
n

Ahli Air
Minum

o
o

Teknik
Arsitek

Ahli
Permukiman

o
o

Teknik
Geodesi

Ahli Geodesi

o
o

10

Ekonomi
Pembang
unan

Ahli Ekonomi
Pembanguna
n

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR yang
berhungan dengan Air Minum
baik perkotaan maupun
perdesaan
Menganalisis gap yang terjadi
antara kondisi eksisting dengan
yang diharapkan dan
kesesuaian dengan MDGs
Menyusun prioritas program Air
Minum
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR yang
berhungan dengan Perumahan
dan Permukiman
Menganalisis backlog kebutuhan
rumah bagi MBR
Menyusun prioritas program
perumahan dan permukiman
bagi MBR
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur tentang


pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur PUPR secara
umum
Menganalisis daya dukung dan
daya tamping suatu wilayah
Memetakan
keterkaitan/keterpaduan
infrastruktur PUPR yang sudah
ada maupun yang rencana
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Mereview studi literatur yang


berkaitan dengan pembiayaan
infrastruktur di Indonesia,

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

JUMLA
H

NO

LINGKUP
KEAHLIAN

POSISI

URAIAN PEKERJAAN

DIUSULKAN

ORAN
G

BULA
N

11

Ilmu
Kehutana
n

Ahli
Kehutanan

12

Teknik
Informatik
a

Ahli
Database

13

Teknik
Geodesi

Ahli GIS

14

Teknik
Lingkunga
n

Ahli
Lingkungan
Hidup

Menganalisis peran dan


kontribusi perbankan serta
lembaga keuangan lainnya
dalam bidang pembiayaan
pembangunan bidang PUPR.
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.
Mereview studi literatur yang
berkaitan dengan
pembangunan infrastruktur di
Indonesia,
Menganalisis tata guna lahan
dan keterkaitan dengan
perambahan hutan dan tata
guna lahan untuk kebutuhan
pengembangan.
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Membantu ketua tim untuk


mengkompilasi data yang
didapat yaitu data programprogam pengembangan
infrastruktur PUPR dari segala
aspek dan kebijakan serta hasil
survey
Berkoordinasi dengan tenaga
ahli statistik untuk
mengkompilasi dan
menganalisis data yang didapat
khususnya pada proses
menentukan skala prioritas
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Membantu menganalisis
wilayah dengan peta-peta
keruangan dan tematik
Membantu menyajikan tampilan
program-program yang akan
dipilih untuk pengembangan
infrastruktur

Memberikan rekomendasi
kebijakan peran perbankan dan

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

JUMLA
H

NO

LINGKUP
KEAHLIAN

POSISI

URAIAN PEKERJAAN

DIUSULKAN

ORAN
G

BULA
N

15

Ilmu
Statistik

Ahli Statistik

16

Ilmu
Hukum

Ahli Hukum

lembaga keuangan lainnya


berdasarkan hasil kajian
kebijakan yang dilakukan;
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.
Membantu ketua tim untuk
mengkompilasi data yang
didapat yaitu data programprogam pengembangan
infrastruktur PUPR dari segala
aspek dan kebijakan serta hasil
survey
Berkoordinasi dengan tenaga
ahli database untuk
mengkompilasi dan
menganalisis data yang didapat
khususnya pada proses
menentukan skala prioritas
dengan menggunakan metode
AHP
Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.

Memberikan rekomendasi kebijakan


peran perbankan dan lembaga
keuangan lainnya berdasarkan hasil
kajian kebijakan yang dilakukan;
o Memberikan rekomendasi
kebijakan dan peran pemerintah
pusat dan daerah dalam
mensinergi, merencanakan,
memanfaatkan dan
mengevaluasi pemanfaatan
infrastruktur PUPR;
o Berkoordinasi dengan ketua tim
dan juga tim teknis dalam
segala proses pekerjaan.
o TOTAL

90

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI


D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

H. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


PERSONIL
NO.
BIDANG KEAHLIAN
A

TENAGA AHLI

JUMLA
H
ORAN
G

BULA
N
KERJA

JUMLA
H
ORANG
BULAN
(MM)
90

Ahli Perencana Wilayah dan Kota


(Ketua Tim)

Ahli Perencana Wilayah dan Kota

Ahli Jalan dan Transportasi

Ahli Sipil

Ahli Pengembangan SDA

Ahli Sanitasi

Ahli Air Minum

BULAN PENUGASAN
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PERSONIL
NO.
BIDANG KEAHLIAN

JUMLA
H
ORAN
G

BULA
N
KERJA

JUMLA
H
ORANG
BULAN
(MM)

Ahli Permukiman

Ahli Geodesi

10

Ahli Ekonomi Pembangunan

11

Ahli Kehutanan

12

Ahli Database

13

Ahli GIS

14

Ahli Lingkungan Hidup

15

Ahli Statistik

16

Ahli Hukum

BULAN PENUGASAN
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PERSONIL
NO.
BIDANG KEAHLIAN
B

TENAGA PENDUKUNG

JUMLA
H
ORAN
G

BULA
N
KERJA

JUMLA
H
ORANG
BULAN
(MM)
69

Asisten Ahli Perencana Wilayah


dan Kota

Asisten Ahli Teknik Sipil

Asisten Ahli Teknik Jalan dan


Transportasi

Asisten Ahli Pengembangan SDA

Asisten Ahli Sanitasi

Asisten Ahli Air Minum

Asisten Ahli Permukiman

Asisten Ahli Ekonomi


Pembangunan

9
10

Asisten Ahli Statistik


Asisten Ahli GIS

BULAN PENUGASAN
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PERSONIL
NO.
BIDANG KEAHLIAN
11
12
13

Sekretaris
Juru Gambar
Operator Komputer

JUMLA
H
ORAN
G

BULA
N
KERJA

JUMLA
H
ORANG
BULAN
(MM)

BULAN PENUGASAN
1

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

I. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONIL YANG DIUSULKAN

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PUPR DI PULAU JAWA - BALI
D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S

J. SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN

Anda mungkin juga menyukai