Anda di halaman 1dari 3

PENCABUTAN GIGI

No. Dokumen :

Tanggal Pembuatan :

Tanggal Revisi :

PUSKESMAS
GEKBRONG
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian

Kepala Puskesmas Gekbrong


Tanggal Berlaku :
dr. Cecep Willy Budiman
NIP. 19710915 200604 1 017
1. Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari
Aveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Pencabutan gigi juga merupakan suatu tindakan pembedahan yang
melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak pada rongga mulut,
akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan

Tujuan

atau disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.


1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan paramedis dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bisa
membahayakan atau tidak
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal-hal yang

Kebijakan

perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis


1. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
diinformasikan kepada pasien dan harus mendapat persetujuan
dari pasien dan/atau keluarga
2. Persetujuan tindakan dari pasien dan/atau keluarga harus dibuktikan
dengan pengisian form persetujuan tindakan medis (Informed consent)

Referensi
Prosedur Kegiatan

1. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


2. Permenkes No. 290/menkes/per/2008
I.
Menyapa pasien dengan ramah
II.
Anamnesa
1. Menayakan dan mencatat identitas penderita
2. Keluhan utama
2.1.
Lokasi gigi yang sakit
2.2.
Mulai kapan dirasakan
2.3.
Sifat sakit
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.

III.

IV.

V.

3. Riwayat kesehatan umum


II.1. Apakah punya penyakit :
a. Jantung ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak
nafas, nyeri dada.
b. Kencing manis ; keluhan 3P (sering kencing, sering
lapar, sering haus), bila ada luka tidak sembuhsembuh, bau mulut khas (Halitosis), radang jaringan
penyangga (menyebabkan gigi goyang)
c. Darah tinggi.
d. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur kehamilan,
berhubungan dengan pemberian obat anaesthesi,
alergi, asma.
e. TBC
f. Hepatisis ; gejala (rasa mual, muntah, ikterus)
g. HIV/AIDS/Penyakit Kelamin.
Pemeriksaan
E.O : Pipi diraba : dengan empat jari dengan menekan pipi secara
lembut bila ada benjolan/pembengkakan kekenyalannya
:keras/lunak/ada fluktuasi/tidak.
Bibir dilihat : dengan cara, ditarik dengan 2 (dua) jari (telunjuk
dan jempol), untuk bibir bawah-ditarik ke bawah, untuk bibir
atas-diratik ke atas.
Diraba : bila ada perubahan warna/benjolan diraba dengan cara
ditekan secara lembut dengan 2 (dua) jari (bila ada
pembengkakan) : Keras/Lunak.
Kel. Lymphe : diraba ; ada pembengkakakan/tidak dengan 2
(dua) jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
1. Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : perkusi, tekan
2. pemeriksaan pada seluruh gigi di jaringan sekitar gigi.
Meliputi ; warna, posisi (malposisi) karies dan kelainankelainan lainnya.
3. Mukosa pipi/jaringan periodontal.
Dianosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
1. Anamnesa
2. Keluhan utama.
3. Pemeriksaan E.O.
4. Pemeriksaan I.O.
Rencana perawatan
Pencabutan gigi permanen
1. Diagnosa
2. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
menjelaskan kepada pasien tentang bahaya bila pencabutan
pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi.
3. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Memberi tahu pasien bahwa gigi harus dicabut dan memberi
tahu setiap tahap yang akan dilakukan serta menanyakan
apakah pasien sudah makan atau belum.
Tahap yang dilakukan :
1. Membantu pasien untuk mengetahui tentang lokasi atau

tempat yang akan dilakukan anestesi (disuntik).


2. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan antiseptik.
3. Setelah jarum disuntikkan, aspirasi untuk memastikan tidak
terjadi injeksi intra vaskuler.
4. Deponir bahan anastesi secara perlahan apabila, terjadi
penumpukan cairan anesthesia, lakukan massage di tempat
yang di anesthesia.
5. Observasi pasien sambil menunggu efek anesthesia.
6. Jika sudah anesthesia bereaksi, baru dilakukan ekstaksi.
7. Apabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk memastikan
tidak ada sisa gigi/fragmen tulang.
8. Kompresi soket, lalu gigit tampon kurang lebih 30 menit s/d
1 jam.
Instruksi pasca pencabutan :
1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang.
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak dicabut.
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas
cabutan.
4. Minum obat yang diresepkan dokter.
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila pasien
tidak mematuhi instruksi.
6. Control pasca pencabutan.
Unit Terkait

Poli Gigi

Anda mungkin juga menyukai