Anda di halaman 1dari 10

PENCABUTAN GIGI PERMANEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari 2018
SPO
Halaman : 1-3 halaman

PUSKESMAS
PERUMNAS
Asropi, M.PH
ARGA MAKMUR NIP.197505102000121003

1. Pengertian Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari


Aveolus, dimna pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan Paramides dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis.
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bias
membahayakan atau tidak.
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal – hal
yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Penetapan Penanggung Jawab


Program Puskesmas No : 003 / TU-SK / PKM-PRS /AM / I / 2018.

4. Referensi 1. Adyyatmika Andreas 1998. Tata Kerja Pelayanan Asuhan


Kesehatan Gigi dan Mulut Depkes RI.
2. Adyyatmika Andreas 1992 Standar Pelayan Profesional.
Kedokteran Gigi Indonesia.

5.Alat dan bahan 1. Tang Cabut


2. Bein
3. Jarum Suntik
4. Lidocain
5. Iodin Povidov
6. Kasa Steril
7. Tampon
6. Prosedur I. Menyapa pasien dengan ramah.
II. Anamnesa.
1. Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
2. Keluhan Utama
2.1 Lokasi gigi yang sakit.
2.2 Mulai kapan yang di rasakan.
2.3 Sifat sakit.
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : Timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.
3. Riwayat kesehatan umum
1. Apakah punya penyakit.
a. Janting ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak nafas,
nyeri dada
b. Kencing manis : Keluhan 3P ( sering kencing,sering
lapar,sering haus),bila ada luka tidak sembuh-sembuh,bau
mulut khas (Halitosis), radang jaringan penyangga
(menyebabkab gigi goyang)
c. Darah Tinggi
d. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur kehamilan,
berhubungan dengan pemberian obat
anaesthesia,alegi,asma.
e. TBC
f. Hepatitis ; gejala (rasa mual,muntah,icterus)
g. HIV/AIDS?penyakit Kelamin
III. III. Pemeriksaan
1. E.O :
 Pipi di raba : dengan empat jari dengan menekan pipi
secara lembut bila ada benjolan/pembekakan
kekenyalannya : Keras/lunak/ada Fluktasi/tidak.
 Bibir dilihat : Dengan cara,ditarik dengan 2 (Dua) jari
(Telunjuk dan Jempol),untuk bibir bawah di tarik ke
bawah,untuk bibir ke atas tarik ke atas.
 Diraba : Bila ada perubahan warna/benjolan diraba
dengan cara di tekan secara lembut dengan 2 dua
(Dua) jari (Bila ada pembekakan) : Keras/Lunak.
 Kel.Lympe : Diraba : Ada pembekakan/tidak dengan
2 (Dua) jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
 Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : Perkusi.
 Pemeriksaan pada seluruh gigi dijaringan sekitar gigi,
Meliputi : Warna,Posisi ( Malposisi) Karies dan
kelainan-kelainan lainnya.
 Mukosa pipi/jaringan Periodontal
IV. Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
1. Anamnesa
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan E.O.
4. Pemeriksaan I.O.
V. Rencana Perawatan
Pencabutan gigi permanen
1. Diagnosa
2. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
dijelaskan kepada pasien tentang bahaya bila pencabutan
pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi.
3. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Memberitahukan pasien bahwa gigi harus dicabut dan
memberitahu setiap tahap yang akan dilakukan serta
menanyakan apakah sudah makan atau belum.

Tahap yang dilakukan :


1. Membantu pasien tentang lokasi atau tempat yang akan
dilakukan ansthesi (disuntik)
2. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan antiseptic
3. Setelah jarum disuntikan, aspirasi untuk memastikan tidak
tejadi injeksi ekstra vaskuler
4. Deponir bahan anasthesi secara berlahan apabila,terjadi di
tempat yang di anesthesia
5. Observasi pasieb sambil menunggu efek anesthesia
6. Jika sudah anesthesia beraksi,baru dilakukan ekstarksi
7. Apabila gigi sudah tercabut,periksa soket untuk memastikan
tidak ada sisa gigi/fragmen tulang
8. Lalu gigit tampong kurang lebih 30 menit s.d 1 jm

Instruksi pasca pencabutan


1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak dicabut
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas
cabutan
4. Minum obat yang diresepkan dokter
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila pasien tidak
mematuhi instruksi
6. Control pasca pencabutan

Unit Terkait 1. dr. Gigi


2. Perawat gigi
PENCABUTAN GIGI PERMANEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari s.d
SPO Maret 2017

Halaman : 1-3 halaman

PUSKESMAS
PERUMNAS
drg. Wardah
ARGA MAKMUR NIP.197605292006042005

1. Pengertian Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari


Aveolus, dimna pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan Paramides dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis.
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bias
membahayakan atau tidak.
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal – hal
yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Penetapan Penanggung Jawab


Program Puskesmas No : 003 / TU-SK / PKM-PRS /AM / I / 2017.

4. Referensi 1. Adyyatmika Andreas 1998. Tata Kerja Pelayanan Asuhan


Kesehatan Gigi dan Mulut Depkes RI.
2. Adyyatmika Andreas 1992 Standar Pelayan Profesional.
Kedokteran Gigi Indonesia.

5.Alat dan bahan 1. Tang Cabut


2. Bein
3. Jarum Suntik
4. Lidocain
5. Iodin Povidov
6. Kasa Steril
7. Tampon
6. Prosedur I. Menyapa pasien dengan ramah.
II. Anamnesa.
1. Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
2. Keluhan Utama
2.1 Lokasi gigi yang sakit.
2.2 Mulai kapan yang di rasakan.
2.3 Sifat sakit.
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : Timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.
3. Riwayat kesehatan umum
1. Apakah punya penyakit.
a. Janting ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak nafas,
nyeri dada
b. Kencing manis : Keluhan 3P ( sering kencing,sering
lapar,sering haus),bila ada luka tidak sembuh-
sembuh,bau mulut khas (Halitosis), radang jaringan
penyangga (menyebabkab gigi goyang)
c. Darah Tinggi
d. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur kehamilan,
berhubungan dengan pemberian obat
anaesthesia,alegi,asma.
e. TBC
f. Hepatitis ; gejala (rasa mual,muntah,icterus)
g. HIV/AIDS/penyakit Kelamin
VI. III. Pemeriksaan
1. E.O :
 Pipi di raba : dengan empat jari dengan menekan pipi
secara lembut bila ada benjolan/pembekakan
kekenyalannya : Keras/lunak/ada Fluktasi/tidak.
 Bibir dilihat : Dengan cara,ditarik dengan 2 (Dua) jari
(Telunjuk dan Jempol),untuk bibir bawah di tarik ke
bawah,untuk bibir ke atas tarik ke atas.
 Diraba : Bila ada perubahan warna/benjolan diraba
dengan cara di tekan secara lembut dengan 2 dua
(Dua) jari (Bila ada pembekakan) : Keras/Lunak.
 Kel.Lympe : Diraba : Ada pembekakan/tidak dengan
2 (Dua) jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
 Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : Perkusi.
 Pemeriksaan pada seluruh gigi dijaringan sekitar gigi,
Meliputi : Warna,Posisi ( Malposisi) Karies dan
kelainan-kelainan lainnya.
 Mukosa pipi/jaringan Periodontal
IV. Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
1. Anamnesa
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan E.O.
4. Pemeriksaan I.O.
V. Rencana Perawatan
Pencabutan gigi permanen
1. Diagnosa
2. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
dijelaskan kepada pasien tentang bahaya bila pencabutan
pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi.
3. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Memberitahukan pasien bahwa gigi harus dicabut dan
memberitahu setiap tahap yang akan dilakukan serta
menanyakan apakah sudah makan atau belum.

Tahap yang dilakukan :


1. Membantu pasien tentang lokasi atau tempat yang akan
dilakukan ansthesi (disuntik)
2. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan antiseptic
3. Setelah jarum disuntikan, aspirasi untuk memastikan tidak
tejadi injeksi ekstra vaskuler
4. Deponir bahan anasthesi secara berlahan apabila,terjadi di
tempat yang di anesthesia
5. Observasi pasieb sambil menunggu efek anesthesia
6. Jika sudah anesthesia beraksi,baru dilakukan ekstarksi
7. Apabila gigi sudah tercabut,periksa soket untuk memastikan
tidak ada sisa gigi/fragmen tulang
8. Lalu gigit tampong kurang lebih 30 menit s.d 1 jm

Instruksi pasca pencabutan


1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak dicabut
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas
cabutan
4. Minum obat yang diresepkan dokter
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila pasien tidak
mematuhi instruksi
6. Control pasca pencabutan

Unit Terkait 1. dr. Gigi


2. Perawat gigi
PENCABUTAN GIGI PERMANEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : April s.d
SPO Dese 2017

Halaman : 1-3 halaman

PUSKESMAS
PERUMNAS
Asropi, SKM
ARGA MAKMUR NIP.197605292006042005

1. Pengertian Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengeluaran gigi dari


Aveolus, dimna pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan
perawatan lagi.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan bagi seluruh tenaga medis dan Paramides dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan medis
2. Agar pasien mengetahui prosedur penanganan penyakitnya bias
membahayakan atau tidak.
3. Agar pasien dan keluarga mendapatkan informasi tentang hal – hal
yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan medis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tentang Penetapan Penanggung Jawab


Program Puskesmas No : 003 / TU-SK / PKM-PRS /AM / I V/ 2017.

4. Referensi 1. Adyyatmika Andreas 1998. Tata Kerja Pelayanan Asuhan


Kesehatan Gigi dan Mulut Depkes RI.
2. Adyyatmika Andreas 1992 Standar Pelayan Profesional.
Kedokteran Gigi Indonesia.

5.Alat dan bahan 1. Tang Cabut


2. Bein
3. Jarum Suntik
4. Lidocain
5. Iodin Povidov
6. Kasa Steril
7. Tampon
6. Prosedur I. Menyapa pasien dengan ramah.
8. Anamnesa.
3. Menanyakan dan mencatat identitas penderita.
4. Keluhan Utama
3.1 Lokasi gigi yang sakit.
3.2 Mulai kapan yang di rasakan.
3.3 Sifat sakit.
a. Terus menerus
b. Kadang-kadang : Timbulnya rasa sakit, rasa sakit
menyebar/setempat, sudah diobati/belum.
4. Riwayat kesehatan umum
2. Apakah punya penyakit.
h. Janting ; keluar keringat dingin, berdebar, sesak nafas,
nyeri dada
i. Kencing manis : Keluhan 3P ( sering kencing,sering
lapar,sering haus),bila ada luka tidak sembuh-
sembuh,bau mulut khas (Halitosis), radang jaringan
penyangga (menyebabkab gigi goyang)
j. Darah Tinggi
k. Kehamilan pada khususnya wanita ; umur kehamilan,
berhubungan dengan pemberian obat
anaesthesia,alegi,asma.
l. TBC
m. Hepatitis ; gejala (rasa mual,muntah,icterus)
n. HIV/AIDS?penyakit Kelamin
VII. III. Pemeriksaan
1. E.O :
 Pipi di raba : dengan empat jari dengan menekan pipi
secara lembut bila ada benjolan/pembekakan
kekenyalannya : Keras/lunak/ada Fluktasi/tidak.
 Bibir dilihat : Dengan cara,ditarik dengan 2 (Dua) jari
(Telunjuk dan Jempol),untuk bibir bawah di tarik ke
bawah,untuk bibir ke atas tarik ke atas.
 Diraba : Bila ada perubahan warna/benjolan diraba
dengan cara di tekan secara lembut dengan 2 dua
(Dua) jari (Bila ada pembekakan) : Keras/Lunak.
 Kel.Lympe : Diraba : Ada pembekakan/tidak dengan
2 (Dua) jari telunjuk dan jari tengah.
I.O :
 Pemeriksaan pada gigi yang sakit dengan : Perkusi.
 Pemeriksaan pada seluruh gigi dijaringan sekitar gigi,
Meliputi : Warna,Posisi ( Malposisi) Karies dan
kelainan-kelainan lainnya.
 Mukosa pipi/jaringan Periodontal
IV. Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan bersarkan :
i. Anamnesa
ii. Keluhan utama
iii. Pemeriksaan E.O.
iv. Pemeriksaan I.O.
V. Rencana Perawatan
Pencabutan gigi permanen
v. Diagnosa
vi. Bila masih infeksi akut maka pencabutan ditunda dan
dijelaskan kepada pasien tentang bahaya bila pencabutan
pada gigi yang masih dalam keadaan infeksi.
vii. Memberikan pengobatan dan menjadwalkan rencana
pencabutan.
4. Memberitahukan pasien bahwa gigi harus dicabut dan
memberitahu setiap tahap yang akan dilakukan serta
menanyakan apakah sudah makan atau belum.

Tahap yang dilakukan :


viii. Membantu pasien tentang lokasi atau tempat yang akan
dilakukan ansthesi (disuntik)
ix. Asepsis daerah yang akan dilakukan penyuntikan dengan
menggunakan antiseptic
x. Setelah jarum disuntikan, aspirasi untuk memastikan tidak
tejadi injeksi ekstra vaskuler
xi. Deponir bahan anasthesi secara berlahan apabila,terjadi di
tempat yang di anesthesia
xii. Observasi pasieb sambil menunggu efek anesthesia
xiii. Jika sudah anesthesia beraksi,baru dilakukan ekstarksi
xiv. Apabila gigi sudah tercabut,periksa soket untuk memastikan
tidak ada sisa gigi/fragmen tulang
xv. Lalu gigit tampong kurang lebih 30 menit s.d 1 jm

Instruksi pasca pencabutan


1. Memberikan instruksi kepada pasien untuk tidak makan
sebelum efek anesthesia hilang
2. Untuk mengunyah makanan pada sisi yang tidak dicabut
3. Tidak memperkenankan pasien menghisap-hisap bekas
cabutan
4. Minum obat yang diresepkan dokter
5. Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila pasien tidak
mematuhi instruksi
6. Control pasca pencabutan

Unit Terkait i. dr. Gigi


ii. Perawat gigi

Anda mungkin juga menyukai