Anda di halaman 1dari 44

This XML file does not appear to have any style information associated with it.

The
document tree is shown below.
<Search>
<Pages Count="94">
<Page Number="1"/>
<Page Number="2"/>
<Page Number="3"/>
<Page Number="4"/>
<Page Number="5">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 issn : 2089-1938 no. publikasi :
91300.13.11 katalog bps : 1101002.91 ukuran buku : 17.6 cm x 25 cm jumlah halaman
: vi 76 naskah : bidang neraca wilayah dan analisis statistik badan pusat
statistik provinsi papua barat gambar kulit : bidang integrasi pengolahan dan
diseminasi statistik badan pusat statistik provinsi papua barat diterbitkan oleh
: badan pusat statistik provinsi papua barat boleh dikutip dengan menyebutkan
sumbernya
</Page>
<Page Number="6"/>
<Page Number="7">
ii statistik daerah provinsi papua barat 2013 publikasi statistik daerah provinsi
papua barat 2013 diterbitkan oleh badan pusat statistik provinsi papua barat
berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar provinsi papua barat yang
dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan
pembangunan serta potensi yang ada di provinsi papua barat. publikasi yang
diharapkan menjadi ikon baru badan pusat statistik ini mengemas isu-isu terkini
perkembangan pembangunan yang ditampilkan dalam bentuk lebih informatif.
publikasi statistik daerah provinsi papua barat 2013 diterbitkan untuk melengkapi
publikasi -publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun.
berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada publikasi ini lebih menekankan
pada analisis. materi yang disajikan dalam statistik daerah provinsi papua barat
2013 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan
di berbagai sektor di provinsi papua barat dan diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan. kritik dan
saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan
mendatang. semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik,
baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat
luas. manokwari, oktober 2013 kepala badan pusat statistik provinsi papua barat,
drs. simon sapary, m.sc. kata pengantar
</Page>
<Page Number="8"/>
<Page Number="9">
iii statistik daerah provinsi papua barat 2013 catatan: 1. berdasarkan proyeksi
dau 2. kondisi bulan agustus (sakernas) 3. angka inflasi papua barat dihitung
mulai 2008 4. termasuk ekspor dan impor antar provinsi statistik kunci no. uraian
satuan 2010 2011 2012 1 jumlah penduduk orang 760 422 842 227 816 280 2 jumlah
penduduk 15 thn keatas yang bekerja orang 316 547 336 588 341 741 3 jumlah
penganggur orang 26 341 33 031 19 856 4 jumlah angkatan kerja orang 342 888 369
619 361 957 5 tpak persen 69.29 70.78 67.12 6 tpt persen 7.68 8.94 5.49 7
persentase pekerja di sektor formal persen 32.61 38.21 43.24 8 laju inflasi
persen 6.25 2.36 4.99 9 ekspor (juta) rupiah 12 243 061 18 647 399 20 297 279 10
impor (juta) rupiah 9 421 285 10 954 443 14 259 909 11 pertumbuhan ekonomi persen
28.47 27.08 15.84 12 pdrb adhb (juta) rupiah 26 873 087 36 178 780 42 759 938 13
pdrb adhk (juta) rupiah 9 361 360 11 896 227 13 781 157 14 pdrb per kapita (juta)
rupiah 30 46 52 15 nilai tukar petani (ntp) persen 103.05 103.31 100.79 16 jumlah
penduduk miskin (ribu) orang 256.25 249.84 223.20 17 persentase penduduk miskin
persen 34.88 31.92 27.04 18 angka partisipasi sekolah 7-12 tahun persen 94 94 96
19 angka partisipasi sekolah 13-15 tahun persen 90 89 92 20 angka partisipasi
sekolah 16-18 tahun persen 59 65 67 21 angka harapan hidup tahun 69 69 69 22
rata-rata lama sekolah tahun 8 8 8 23 angka melek huruf persen 93 93 94 24

paritas daya beli (ppp) (ribu) rupiah 596 599 602 25 ipm persen 69 70 70 26 ratarata pengeluaran per kapita rupiah 498 845 593 164 816 137
</Page>
<Page Number="10"/>
<Page Number="11">
iv statistik daerah provinsi papua barat 2013 angka kematian bayi adalah
probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per
seribu kelahiran. angka kematian balita adalah probabilita bayi meninggal sebelum
mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. angka harapan
hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. angka reproduksi neto
adalah rasio bayi wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka
reproduksi bruto. angka kelahiran total adalah setiap wanita di indonesia secara
hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 49)
tahun. angka melek huruf dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15
tahun ke atas. angka partisipasi sekolah (aps) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah
terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th).
bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (sd/mi,
smp/mts, sma/ smk/ma atau pt) maupun non formal (paket a, paket b atau paket c).
penjelasan teknis daerah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah
memiliki dasar hukum yang sah menurut departemen dalam negeri. desa pesisir/tepi
laut adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah
yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
desa bukan pesisir adalah desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang tidak
berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir. kepadatan penduduk
adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah
tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per km 2 . laju pertumbuhan
penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah
selama periode waktu tertentu. angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke
atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari
pekerjaan. tingkat partisipasi angkatan kerja adalah perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. tingkat pengangguran terbuka
adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
</Page>
<Page Number="12"/>
<Page Number="13">
v statistik daerah provinsi papua barat 2013 tinggi ketimpangan pengeluaran
diantara penduduk miskin. indeks harga konsumen adalah angka/indeks yang
menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat
bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya. inflasi adalah indikator
yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan
jasa yang dikonsumsi masyarakat. nilai tukar petani (ntp) adalah perbandingan
antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani
yang dinyatakan dalam persentase. produk domestik regional bruto (pdrb) adalah
satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam
suatu periode tertentu. produk domestik regional bruto per kapita adalah produk
domestik regional bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun. pdrb harga
berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun. pdrb harga konstan adalah nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai
tahun dasar. ipm adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu
angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran
per kapita. industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai
akhir. angka koefisien gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung
berdasarkan kelas pendapatan. angka koefisien gini terletak antara 0 (nol) dan 1
(satu). nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan

ketidakmerataan sempurna. garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah


pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum
makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada
pada kehidupan yang layak. indeks kedalaman kemiskinan (p1) merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk dari garis kemiskinan. indeks keparahan kemiskinan (p2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. semakin tinggi
nilai indeks, semakin
</Page>
<Page Number="14"/>
<Page Number="15">
vi statistik daerah provinsi papua barat 2013 daftar isi identitas buku i kata
pengantar ii statistik kunci iii penjelasan teknis v daftar isi vi 1 geografi dan
iklim 1 11 industri pengolahan 42 2 pemerintahan 4 12 konstruksi 44 3 penduduk 7
13 hotel dan pariwisata 45 4 ketenagakerjaan 11 14 transportasi dan komunikasi 49
5 pendidikan 19 15 perbankan dan investasi 52 6 kesehatan 23 16 harga-harga 53 7
perumahan dan lingkungan 27 17 pengeluaran penduduk 59 8 pembangunan manusia 30
18 perdagangan 62 9 pertanian 36 19 pendapatan regional 63 10 pertambangan dan
energi 39 20 perbandingan regional 67 lampiran tabel 70
</Page>
<Page Number="16"/>
<Page Number="17">
1 statistik daerah provinsi papua barat 2013 papua barat adalah provinsi termuda
ketiga di indonesia. provinsi papua barat dimekarkan dari provinsi papua
berdasarkan uu no. 45 tahun 1999. dan berdasarkan inpres no. 1 tahun 2003
provinsi ini bernama irian jaya barat. kemudian sejak 6 februari 2007 resmi
bernama provinsi papua barat. secara geografis letak provinsi papua barat yang
termasuk dalam wilayah indonesia timur ini berada di daerah sekitar ekuator,
yaitu tepatnya pada koordinat 0 ,0 hingga 4,0 lintang selatan dan 124,00
hingga 1320 bujur timur. batas-batas wilayah provinsi papua barat adalah:
utara: samudera pasifik selatan: laut banda dan provinsi maluku barat: laut seram
dan provinsi maluku timur: provinsi papua pada awal pemekarannya, provinsi papua
barat hanya terdiri dari kabupaten fakfak, sorong, manokwari, dan kota sorong.
wilayah tersebut sekarang terbagi kedalam wilayah administrasi yang terdiri dari
10 (sepuluh) kabupaten dan 1 (satu) kota, atau terjadi penambahan tujuh kabupaten
sejak pemekaran wilayah. sebelas kabupaten/kota tersebut yaitu kabupaten fakfak,
kaimana, teluk wondama, teluk bintuni, manokwari, sorong selatan, sorong, raja
ampat, tambrauw, maybrat, dan kota sorong. berdasarkan peraturan menteri dalam
negeri nomor 6 tahun 2008 luas wilayah provinsi papua barat adalah 97.024,37 km 2
. wilayah terluas adalah kabupaten teluk bintuni (21,48%) dan wilayah terkecil
adalah kota sorong (0,68 %). teluk bintuni wilayah terluas di papua barat
berdasarkan permendagri nomor 6 tahun 2008, diantara 11 kabupaten/kota di papua
barat, kabupaten teluk bintuni memiliki luas wilayah terluas yaitu 21,48 persen.
geografi dan iklim sumber: permendagri no. 6 tahun 2008 1.1 gambar peta wilayah
provinsi papua barat 1.2 gambar persentase luas wilayah provinsi papua barat
menurut kabupaten/kota 2012 1 fakfak 11.37 kaimana 16.74 teluk wondama 4.08 teluk
bintuni 21.48 manokwari 14.69 sorong selatan 4.07 sorong 7.64 raja ampat 8.28
tambrauw 5.34 maybrat 5.63 kota sorong 0.68 tahukah anda ? jumlah pulau di papua
barat adalah yang terbanyak kedua di indonesia (1945 pulau), dimana hampir
sepertiganya (610 pulau) berada di kabupaten raja ampat.
</Page>
<Page Number="18">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 2 bentang alam papua barat memiliki
morfologi terjal di bagian utara di kepala burung dan di selatan pada bagian
leher burung, dengan daerah paling tinggi memiliki elevasi 3731 mdpl. daerah
terjal mengikuti garis pantai di bagian utara, sedangkan daerah landai berada di
bagian selatannya. pulau-pulau di papua barat umumnya merupakan pulau yang terjal
dengan variasi ketinggian sekitar 0-750 mdpl. kemiringan lereng papua barat
bervariasi antara 0- 35, namun umumnya berada pada kemiringan 0-11. material
penyusun tanah papua barat bervariasi dari batuan berumur paleozoikum hingga

endapan sungai kuarter. sementara itu pada daerah lepas pantai terdapat beragam
batuan yang merupakan kesatuan cekungan bintuni dan cekungan salawati dengan
prospek kandungan minyak dan gas. secara geologi wilayah papua barat memiliki
struktur yang cukup kompleks dengan kelurusan umum berarah barat-timur (rapatnya
jarak antar struktur geologi pada daerah ini secara umum menyebabkan kegempaan
yang intensif). namun pada sisi lain keadaan ini menjadi perangkap bagi potensi
minyak bumi dan gas. hidrogeologi, kondisi air bawah permukaan di wilayah papua
barat pada umumnya wilayah pegunungan merupakan daerah air tanah langka.
sementara daerah dataran terdiri dari daerah dengan produktivitas akifer kecil
dan setempat akifer produktif. dengan demikian potensi air bawah tanah papua
barat terkonsentrasi di dataran tengah, yang juga merupakan daerah aliran sungai
utama. geografi dan iklim morfologi bentang alam papua barat terjal dan landai
bentang alam papua barat memiliki morfologi terjal di bagian utara di kepala
burung dan di selatan bagian leher burung, sedaangkan pada bagian pantai selatan
relatif landai. 1 tahukah anda ? pada tahun 2010 lalu di kabupaten tambrauw telah
ditemukan suku pedalaman terasing yang masih nomaden, bernama suku karon.
tipologi geografis papua barat sumber: google image
</Page>
<Page Number="19">
3 statistik daerah provinsi papua barat 2013 topografi wilayah desa/kelurahan di
papua barat terdiri dari 7,85 persen puncak; 18,76 persen berada di lereng bukit
maupun gunung; dan 16,12 persen berada di lembah. wilayah lain lebih dari
setengahnya berada di daerah hamparan. seluruh wilayah kabupaten/kota di papua
barat berbatasan dengan laut, namun hanya 37,04 persen desa/kelurahan yang berada
di daerah pesisir. wilayah desa lainnya tidak berbatasan dengan laut (bukan
pesisir), yaitu sebesar 62,96 persen. suhu udara rata-rata di provinsi papua
barat berada pada kisaran 22,6233,20 celcius dengan suhu udara minimum dan
maksimum berada di kabupaten manokwari. perbedaan suhu ekstrim tersebut karena
sebagian wilayah kabupaten manokwari berada di daerah pesisir dan pegunungan.
sementara kelembaban udara bervariasi antara 83,00-85,60 persen. curah dan hari
hujan di papua barat bervariasi nilainya. curah hujan dan hari hujan terendah
tercatat 2.441,00 mm/tahun dan 236 hari berada di kabupaten kaimana, sedangkan
curah hujan tertinggi berada di kabupaten fakfak yaitu 3.881,00 mm/tahun, dan
hari hujan tertinggi berada di kabupaten sorong, sorong selatan, dan kota sorong
yaitu 258 hari. secara umum wilayah papua barat memiliki curah hujan dan hari
hujan yang tinggi. di wilayah dengan hari hujan terendah dalam satu tahun ratarata diguyur hujan selama hampir delapan bulan, dan untuk wilayah dengan hari
hujan tertinggi dalam satu tahun dapat terjadi hujan rata-rata selama hampir
sepanjang sembilan bulan. geografi dan iklim hampir sembilan bulan diguyur hujan
di beberapa daerah di papua barat selama hampir sembilan bulan diguyur hujan
dalam satu tahun, sementara itu di beberapa wilayah dengan hari hujan terendah
pun selama satu tahun diguyur hujan hampir selapanjang delapan bulan. 1 uraian
minimum maksimum suhu udara rata-rata 22,62 33,20 rata-rata kelembaban udara
83,00 85,60 rata-rata tekanan udara 993,03 1 008,50 curah hujan 2 441,00 3 881,30
hari hujan 236 258 rata-rata penyinaran matahari 27,98 139,31 sumber: sensus
potensi desa (podes), 2011 sumber: badan metereologi klimatologi dan geofisika
(bmkg) kab/kota, 2011 1.1 tabel keadaan iklim menurut kabupaten/kota di provinsi
papua barat 2011 1.3 gambar persentase desa/kelurahan berdasarkan topografi
wilayah 2012 hamparan (57,26%) lembah (16,12%) lereng (18,76%) puncak (7,85%)
37.25 62.75 bukan pesisir pesisir tahukah anda ? desa warmu di distrik aifat
timur selatan adalah satu-satunya desa di kabupaten maybrat yang berbatasan
dengan laut (daerah pesisir).
</Page>
<Page Number="20">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 4 provinsi papua barat selama tahun
2006-2011 dipimpin oleh pasangan brigjen marinir purn. abraham o. atururi dan
drs. rahimin katjong, m.ed sebagai gubernur dan wakil gubernur (wagub). ditahun
2011 provinsi papua barat telah melaksanakan pemilukada gubernur dan wagub yakni
pada tanggal 9 november 2011. meskipun pada tanggal 20 juli 2011 lalu telah
dilaksanakan pemilukada, namun karena terjadi permasalahan maka hasilnya
dibatalkan oleh mahkamah konstitusi (mk). dalam pemilukada tersebut diikuti oleh

empat pasangan calon gubernur dan wagub. keempat pasangan calon tersebut adalah
abraham o. atururi dan rahimin katjong, george celcius auparay dan hasan ombaier,
wahidin puarada dan herman orisoe, serta dominggus mandacan dan origenes nauw.
setelah melalui proses demokrasi yang panjang, akhirnya pasangan abraham o.
atururi dan rahimin katjong keluar sebagai pemenang pemilukada dan terpilih
kembali untuk kedua kalinya menjadi gubernur dan wakil gubernur papua barat untuk
masa bhakti 2012-2016. setelah di tahun 2010 diwarnai dengan pemilukada pada
tujuh kabupaten/kota di papua barat, tahun 2011 di gelar dua pemilukada, yaitu di
kabupaten maybrat dan kabupaten tambrauw. pada pemilukada di kabupaten maybrat
ditetapkan bahwa pemenang pemilukada adalah pasangan drs. bernard segrim, mm. dan
karel murafer, sh. sedangkan pemilukada kabupaten tambrauw dimenangi pasangan
gabriel asem dan johanis yembra. pemerintahan pasangan abraham o. atururi rahimin katjong terpilih kembali setelah melalui proses demokrasi yang panjang,
akhirnya pasangan brigjen marinir purn. abraham o. atururi dan drs. rahimin
katjong, m.ed terpilih kembali menjadi gubernur dan wakil gubernur provinsi papua
barat untuk masa bhakti 2012-2016. 2.1 gambar gubernur dan wakil gubernur papua
barat masa bhakti 2012-2016 no. perbandingan otonomi khusus papua otonomi daerah
biasa 1 pemerintahan (eksekutif) sama sama 2 badan legislatif tk provinsi terdiri
dari dprp dan majelis rakyat papua (mrp) hanya dprd tk. provinsi dan tidak ada
mrp 3 badan legislatif tk kabupaten sama sama 4 badan yudikatif terdiri dari
lembaga adat dan lembaga peradilan biasa hanya terdapat lem-baga peradilan biasa
2.1 tabel perbandingan otonomi khusus papua dengan otonomi daerah di indonesia 2
tahukah anda ? pasangan abraham o. atururi dan rahimin katjong terpilih kembali
menjadi gubernur dan wakil gubernur provinsi papua barat untuk masa bakti 20122016. gubernur : brigjen marinir purn. abraham o. atururi (kiri) wakil gubernur :
drs. rahimin katjong, m.ed (kanan) sumber: google image
</Page>
<Page Number="21">
5 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dari sisi pemerintahan, provinsi
papua barat bersama dengan provinsi papua dan provinsi nad pengaturan daerahnya
dengan uu otonomi khusus (otsus). secara khusus pemerintahan di tanah papua
(papua dan papua barat) diatur dalam uu nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi
khusus. hal ini berbeda dengan provinsi lainnya di indonesia yang pengaturan
wilayahnya berdasarkan uu otonomi daerah. di tahun 2012 jumlah wilayah
administrasi provinsi papua barat meliputi 10 kabupaten dan 1 kota, 162
kecamatan, 1.321 desa, serta 74 kelurahan. di tahun 2009-2010, perkembangan
wilayah administrasi ditandai dengan pemekaran wilayah kecamatan (distrik),
kelurahan, dan desa (kampung) yang relatif cepat. semula di tahun 2009 jumlah
kecamatan adalah 154 kecamatan, kemudian terjadi pemekaran wilayah hingga menjadi
162 kecamatan di tahun 2011. pemekaran wilayah yang cukup pesat juga terjadi pada
jumlah desa. selama tahun 2009-2010 jumlahnya meningkat sebanyak 30 desa.
sedangkan jumlah kecamatan hanya bertambah empat unit. namun di tahun 2010-2012
pemekaran wilayah tersebut sudah tidak lagi terjadi. hal ini disebabkan oleh
adanya moratorium tentang pemekaran wilayah administrasi. selama 2010-2012 jumlah
kecamatan masih tetap sama, tetapi hanya terjadi perubahan dua unit jumlah desa
dan kelurahan. pengurangan jumlah desa karena peningkatan status menjadi
kelurahan. jumlah seluruh pegawai negeri sipil (pns) di provinsi papua barat
berjumlah 32.618 orang dengan sumber: badan kepegawaian nasional, jayapura
(papua), 2011 kabupaten/kota ibukota kecamatan desa kelurahan fakfak fakfak 9 118
5 kaimana kaimana 7 82 4 teluk wondama rasiey 13 75 1 teluk bintuni bintuni 24
115 2 manokwari manokwari 29 412 9 sorong selatan teminabuan 13 117 2 sorong
aimas 19 124 15 raja ampat waisai 24 117 4 tambrauw fef 7 53 - maybrat kumurkek
11 108 1 kota sorong sorong 6 - 31 papua barat 2011 manokwari 162 1 321 74 pb
2010 r 162 1 323 72 pb 2009 154 1 293 68 sumber: pemda kabupaten/kota se-provinsi
papua barat, 2011 catatan: r angka revisi pemerintahan tidak terjadi pemekaran
wilayah sepanjang tahun 2012 setelah dua tahun sebelumnya pemekaran wilayah
terjadi cukup pesat, namun sejak diterbitkannya moratorium pemekaran wilayah,
pada tahun 2012 di papua barat tidak terjadi penambahan jumlah kecamatan, desa,
dan kelurahan, tetapi hanya perubahan status desa menjadi kelurahan. 2.2 gambar
persentase pns kabupaten/kota/provinsi dan persentase pns menurut jenis kelamin
2011 2.2 tabel pembagian daerah administrasi menurut kabupaten/kota 2011 2

tahukah anda ? besarnya dana otonomi khusus (otsus) tahun 2012 yang dikucurkan di
provinsi papua barat mencapai sebesar 1,64 trilyun rupiah. nilai ini meningkat
dibandingkan tahun 2011, sebesar 1,33 trilyun rupiah. tambrauw maybrat prov pb
kaimana t bintuni t wondama raja ampat sorong sltn kota sorong fakfak sorong
manokwari 1.68 1.97 5.29 5.50 6.36 6.87 7.31 7.61 12.07 12.66 15.11 17.57 57.43
42.57 laki-laki perempuan
</Page>
<Page Number="22">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 6 rincian 18.732 orang (57,43%)
berjenis kelamin laki-laki dan 13.886 orang (42,57%) berjenis kelamin perempuan.
dilihat dari komposisinya terlihat bahwa jumlah pns laki-laki jauh lebih banyak
dibandingkan dengan pns perempuan. hal ini memberikan informasi bahwa kesetaraan
gender dalam pemerintahan di papua barat belum menunjukkan kemerataan. distribusi
persentase pns menurut kabupaten/ kota/provinsi tercatat kabupaten manokwari
memiliki pns yang terbanyak yaitu sebesar 17,57 persen. kabupaten manokwari
sebagai ibukota provinsi dan pusat pemerintahan membutuhkan sdm yang lebih banyak
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. sedangkan kabupaten tambrauw memiliki
distribusi terkecil dalam ketersediaan pns yaitu 1,68 persen. dari sisi
pendidikan pns, sebagian besar pns berpendidikan slta (39,55%), sedangkan pns
dengan pendidikan diatas slta masing-masing sebesar 24,06 persen berpendidikan
diploma dan 30,62 persen berpendidikan sarjana. peta perpolitikan di provinsi
papua barat menunjukkan tidak ada dominasi partai tertentu yang duduk dalam kursi
anggota dpr. tiga fraksi terbesar yang menduduki kursi dprp yaitu fraksi
kedaulatan rakyat dan fraksi golkar masing-masing mendapatkan jatah 9 kursi,
sedangkan fraksi pdip menduduki 8 kursi. bila dilihat dari sisi gender, jumlah
perempuan yang duduk di kursi dprd relatif rendah, yaitu 9,82 persen dari total
kursi di dprd kabupaten/ kota/provinsi. hal ini mengandung arti ketimpangan
gender masih dominan dalam bidang politik. sumber: sekretariat dewan perwakilan
rakyat daerah provinsi papua barat, 2011 pemerintahan kesenjangan gender di dunia
politik masih tajam persentase perempuan di dunia politik yang direpresentasikan
dengan persentase perempuan yang duduk menjadi anggota dprd hanya sebesar 9,82
persen. hal ini memperlihatkan bahwa kesejangan gender di dunia politik masih
sangat nyata. 2.3 gambar persentase pns pemda menurut tingkat pendidikan 2011 2.4
gambar jumlah anggota dprd kabupaten/kota/provinsi menurut jenis kelamin 2011
sumber: badan kepegawaian nasional regional ix jayapura, 2011 2 tahukah anda ?
persentase pns di papua barat tahun 2011 mencapai 4,13 persen terhadap total
penduduknya. angka ini lebih besar dari persentase nasional yang hanya mencapai
1,98 persen. 2.23 3.54 39.55 24.06 30.62 sd sltp slta diploma sarjana
</Page>
<Page Number="23">
7 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dinamika penduduk memiliki
karakteristik yang berbeda pada setiap daerah. dimana dinamika tersebut merupakan
akibat dari perubahan pola fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. demikian
pula dengan dinamika penduduk di papua barat. sejak pertama kali dilaksanakan
sensus penduduk tahun 1971, pola perkembangan penduduk papua barat mengikuti pola
sebaran khas, yaitu distribusi logistik. dalam sejarahnya, pada tahun 1971 papua
barat masih tergabung dalam provinsi papua dan hanya terdiri dari tiga kabupaten,
yaitu kabupaten fakfak, kabupaten manokwari dan kabupaten sorong dengan total
jumlah penduduk hanya mencapai 221.457 jiwa. di tahun 1980 penduduk papua barat
meningkat menjadi 283.493 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun
mencapai 2,78 persen. kemudian di sensus penduduk tahun 1990, yang masih terdiri
dari kabupaten fakfak, manokwari dan sorong memiliki total penduduk 385.509 jiwa
dengan rata-rata pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 2,38 persen. di tahun 2000,
jumlah penduduk papua barat meningkat tajam. dengan rata-rata pertumbuhan
penduduk per tahun mencapai 3,98 persen, penduduk papua barat meningkat menjadi
529.689 jiwa. data penduduk papua barat berdasarkan hasil dari proyeksi penduduk
2011 adalah 789.013 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun 3,76
persen terhadap jumlah penduduk papua barat tahun 2010. sementara itu,
berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk papua barat tahun 2012 adalah sebesar
816.280 jiwa, yang terdiri dari 431.957 uraian 2011 2012 jumlah penduduk (jiwa)
789 013 816 280 pertumbuhan penduduk (%) 3,76 3,61 sex ratio (%) 112,32 112,39

jumlah rumah tangga (ruta) 185 156 189 649 rata-rata art (jiwa/ruta) 4,26 4,30
penduduk menurut kelompok umur (%) 0-14 33,58 34,16 15-64 64,58 64,19 65 1,84
1,65 jumlah penduduk papua barat terkecil di indonesia berdasarkan hasil proyeksi
penduduk 2011 jumlah penduduk papua barat adalah sebesar 789.013 jiwa yang
terdiri dari 417.403 penduduk laki-laki dan 371.610 penduduk perempuan.jumlah ini
merupakan jumlah penduduk provinsi terkecil di indonesia p e n d u d u k 3.1
tabel indikator kependudukan provinsi papua barat tahun 2011-2012 3.1 gambar
jumlah penduduk papua barat 1971-2012 sumber: sp 2010 dan proyeksi penduduk 2012,
bps 3 sumber: sp1971, 1980, 1990, 2000, supas 2005, dan sp 2010, proyeksi
penduduk 2011-2012 bps tahukah anda ? luas daratan papua barat adalah 5,08 persen
dari total luas daratan indonesia. sedangkan luas wilayah maluku dan papua adalah
seperempat dari total daratan indonesia. 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2011 2012
jiwa (ri bu) 221.46 283.49 358.51 529.69 688.2 760.42 789.01 816.28 0 100 200 300
400 500 600 700 800 900 penduduk
</Page>
<Page Number="24">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 8 jiwa penduduk laki-laki (52,92
persen) dan 384.323 jiwa penduduk perempuan (47,08 persen). struktur penduduk
papua barat dilihat dari piramida penduduk tergolong dalam struktur penduduk
muda. struktur penduduk ini masih sangat dipengaruhi oleh tingginya fertilitas.
hal ini terlihat pada alas piramida penduduk yang paling lebar di kelompok umur
0-4 tahun. pertumbuhan penduduk tahun 2012 yang mencapai 3,61 persen, atau lebih
rendah dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 3,76 persen. dilihat dari median
umur pun semakin menguatkan bahwa komposisi penduduk muda begitu dominan. median
umur penduduk papua barat adalah sebesar 18,59 tahun, sejalan kondisi struktur
penduduk muda dimana kriteria kelompok usia muda adalah bila median umur di suatu
daerah 20 tahun. pertumbuhan penduduk yang tinggi di papua barat juga dipengaruhi
oleh migrasi risen yang tinggi di provinsi ini. migrasi risen papua barat
berdasarkan sensus penduduk 2010 adalah sebesar 5,6 persen dan tercatat sebagai
migrasi risen tertinggi kedua di indonesia. laju pertumbuhan penduduk tertinggi
di papua barat berada di sorong selatan, yaitu mencapai 4,38 persen. sedangkan
laju pertumbuhan terendah berada di kabupaten tambrauw yaitu 2,02 persen.
kabupaten manokwari yang merupakan ibu kota provinsi memiliki laju pertumbuhan
penduduk tertinggi kelima, yaitu 3,72 persen, lebih tinggi dari laju pertumbuhan
papua barat. sebaran penduduk provinsi papua barat menurut kabupaten/kota masih
dominan di dua daerah yaitu sumber: sensus penduduk 2010 dan proyeksi penduduk
2012 sumber: hasil proyeksi penduduk 2012 p e n d u d u k laju pertumbuhan
penduduk meningkat jumlah penduduk papua barat tahun 2012 sebesar 816.280 jiwa,
meningkat dibandingkan tahun 2011 yang berjumlah 789.013 jiwa. jadi laju
pertumbuhan penduduk papua barat 2011-2012 adalah sebesar 3,61 persen, atau
menurun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2010-2011 sebesar 3,76
persen. 3.3 gambar laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten/kota tahun 20102012 3.2 gambar piramida penduduk provinsi papua barat 2012 3 tahukah anda ?
berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, angka migrasi risen papua barat adalah
yang tertinggi kedua (5,6) di indonesia setelah provinsi kepulauan riau (10,2).
60000 40000 20000 0 20000 40000 60000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 7074 perempuan laki-laki
</Page>
<Page Number="25">
9 statistik daerah provinsi papua barat 2013 kota sorong (25,31%) dan kabupaten
manokwari (24,74%). hampir setengah dari total penduduk papua barat tinggal di
kedua daerah tersebut. kota sorong menjadi pintu gerbangnya papua barat dari
dunia luar karena terdapat bandar udara dan pelabuhan kapal besar sebagai pintu
masuk penumpang dan barang dari dan ke papua barat maupun kabupaten lainnya di
papua barat. di lain sisi, kabupaten manokwari semakin padat ketika papua barat
dimekarkan dari provinsi papua dan kabupaten manokwari ditetapkan sebagai ibukota
dan pusat pemerintahan provinsi papua barat. sebagai pusat pemerintahan,
kabupaten manokwari aktif membangun, mulai dari fasilitas pemerintahan, akses
transportasi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya. jika dilihat dari
kepadatan penduduknya, papua barat adalah provinsi dengan kepadatan terendah di
indonesia. dengan luas 97.024 km 2 dan jumlah penduduk 816.280 jiwa, kepadatan

penduduknya hanya mencapai delapan jiwa per kilometer persegi. kepadatan penduduk
tertinggi di papua barat berada di kota sorong, yaitu sebesar 334 jiwa per km 2
dimana kota sorong memiliki luas wilayah terkecil namun jumlah penduduk terbesar
di papua barat. sementara kepadatan penduduk terendah berada di kabupaten
tambrauw yaitu satu jiwa per km 2 . berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio),
jumlah penduduk laki-laki di papua barat lebih banyak dari pada penduduk
perempuan. sex ratio papua barat adalah sebesar 112,39 persen, artinya diantara
100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 112 sumber: hasil proyeksi penduduk
bps 2012 sumber: luas: permendagri no 6 thn 2008 penduduk: proyeksi penduduk bps
2012 penduduk terbanyak papua barat di kota sorong berdasarkan hasil proyeksi
penduduk 2012 kota sorong menjadi wilayah terpadat di papua barat dengan
distribusi sebesar 25,31 persen atau sekitar seperempat total penduduk papua
barat. p e n d u d u k 3.4 gam-persentase distribusi sebaran penduduk 2012 3.5
gambar kepadatan penduduk provinsi papua barat 2012 3 tahukah anda ? luas
provinsi papua barat 1 (97,02 ribu km 2 ) hampir 140 kali lipat dari luas negara
singapura (697 km 2. ). 1) berdasarkan permendagri no. 6/th 2008 8.71 6.12 3.46
6.88 24.74 5.06 9.02 5.52 0.78 4.40 25.31 01. fakfak 02. kaimana 03. t wondama
04. tel uk bintun i 05. manokwari 06. sorong selatan 07. sorong 08. raja ampat
09. tambrauw 10. maybrat 71. sorong
</Page>
<Page Number="26">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 10 sumber: proyeksi penduduk 2012
orang penduduk laki-laki. sex ratio tertinggi berada di kabupaten teluk wondama
(124,58%) dan terendah di kabupaten maybrat (104,26%). rasio ketergantungan
(dependency ratio) digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
mengindikasikan keadaan ekonomi suatu daerah tergolong sebagai daerah maju atau
daerah sedang berkembang. semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan
semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk
menanggung hidup penduduk yang belum produktif dan tidak lagi produktif dan
sebaliknya. dependency ratio papua barat sebesar 55,77 persen, artinya dari 100
rang yang masih produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 5556 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (lebih dari 65
tahun). beban tanggungan perempuan lebih tinggi dari laki-laki terlihat dari
rasionya yaitu 54,24 persen untuk laki-laki dan 57,53 persen untuk perempuan.
bonus demografi diperkiraan akan terjadi sekitar tahun 2020-2030. bila itu
terjadi, dan melihat kondisi sumber daya manusia yang ada di papua barat, maka
hal yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah masalah ketenagakerjaan.
dengan potensi penduduk usia muda maka penduduk yang masuk usia kerja akan
tinggi, dengan demikian bila lapangan pekerjaan yang dibutuhkan penduduk usia
kerja tidak tersedia maka jumlah pengangguran akan meningkat tajam. p e n d u d u
k waspadai bonus demografi di papua barat diperkirakan di tahun 2020-2030 akan
terjadi bonus demografi. dengan struktur penduduk muda maka peluang untuk
meningkatnya angkatan kerja secara tajam sangat besar. hal ini lah yang perlu
diwaspadai, yaitu tersedianya lapangan pekerjaan agar pengangguran tidak melonjak
tajam. 3.7 gambar rasio ketergantungan menurut jenis kelamin provinsi papua barat
2012 (%) 3.6 gambar rasio jenis kelamin menurut kabupaten/kota provinsi papua
barat 2012 3 tahukah anda ? bonus demografi adalah sebuah kondisi dimana rasio
ketergantungan mencapai nilai terendahnya atau penduduk usia produktif (15-64
tahun) berada pada jumlah maksimum. l p lp 54.24 57.53 55.77
</Page>
<Page Number="27">
11 statistik daerah provinsi papua barat 2013 situasi ketenagakerjaan provinsi
papua barat 2012 ditandai dengan peningkatan penduduk usia kerja. sesuai dengan
struktur penduduk provinsi papua barat yang tergolong dalam struktur penduduk
usia muda, maka perkembangan penduduk usia kerja (15 tahun keatas) akan tumbuh
relatif cepat. penduduk usia kerja meningkat dari 522.211 orang di tahun 2011
menjadi 538.709 orang di tahun 2012. angkatan kerja tahun 2012 menurun menjadi
361.597 orang dari 369.619 orang di tahun 2011. pada periode 2011-2012, penurunan
angkatan kerja tidak diikuti oleh penurunan penduduk yang bekerja. jumlah
penduduk bekerja meningkat dari 336.588 orang di tahun 2011 menjadi 341.741 orang
di tahun 2012. sementara jumlah pengangguran terbuka menurun tajam dari 33.031

orang di tahun 2011 menjadi 19.856 di tahun 2012. konsep bekerja masih
menggunakan ketentuan the one hour criterion dari international labour
organization (ilo), dimana konsep ini digunakan secara internasional supaya dapat
diperbandingkan antar wilayah dan antar waktu. berdasarkan kelompok umur,
penduduk yang bekerja pada usia muda 15-29 tahun sebesar 26,39 persen. sedangkan
menurut jam kerja, sebanyak 62,08 persen memiliki jam kerja normal (35 jam keatas
dalam seminggu). pengangguran terselubung atau setengah pengangguran adalah
penduduk yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu (tidak termasuk
sementara tidak bekerja). di papua barat sebanyak gambar 4.1 skema
ketenagakerjaan usia kerja (15 tahun) penduduk bukan usia kerja angkatan kerja
pengangguran bukan angkatan kerja sekolah mengurus rumah tangga lainnya bekerja
sedang bekerja mencari pekerjaan mempersiapkan usaha putus asa: merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja sementara tidak bekerja pengangguran kritis ( 15 jam) setengah
pengangguran ( 15 jam) jam kerja normal ( 35 jam) setengah pengangguran (15-34
jam) ketenagakerjaan peningkatan angkatan kerja perlu dipersiapkan peningkatan
angkatan kerja seiring dengan pertumbuhan penduduk terutama usia muda perlu
dipersiapkan karena lapangan kerja yang tercipta harus seimbang dengan kecepatan
pertumbuhan angkatan kerja supaya angka pengangguran dapat ditekan. batas usia
kerja di beberapa negara: batas bawah usia kerja: mesir 6 tahun brazil 10 tahun
venezuela 10 dan 15 tahun canada dan indonesia 15 tahun swedia dan usa 16 tahun
batas atas usia kerja: mesir, malaysia dan mexico 65 tahun denmark, swedia,
norwegia, dan finlandia 74 tahun tanpa batas atas beberapa negara termasuk
indonesia 4 catatan:
</Page>
<Page Number="28">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 12 37,91 persen penduduk yang bekerja
termasuk kedalam setengah pengangguran. tingkat setengah pengangguran (tsp) papua
barat adalah 32,70. artinya dalam setiap 100 orang penduduk angkatan kerja
terdapat sekitar 32-33 orang yang berstatus setengah pengangguran. umumnya
setengah pengangguran mempunyai produktivitas yang rendah, oleh karena itu perlu
diperhatikan dalam mengidentifikasi jumlah penduduk bekerja, sebab dimungkinkan
di dalam jumlah penduduk bekerja yang tinggi ternyata terdapat penduduk dengan
status setengah pengangguran yang tinggi pula. berdasarkan latar belakang
pendidikan terakhir, ternyata persentase penduduk yang bekerja sebagian besar
berpendidikan rendah. sebesar 43,53 persen penduduk yang bekerja berlatar
belakang pendidikan rendah (22,48 persen belum bersekolah/tidak tamat sd dan
21,05 persen tamat sd). diantara penduduk yang bekerja tersebut hanya 11,21
persen yang berijazah diploma dan sarjana. tingkat partisipasi angkatan kerja
(tpak) menggambarkan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang termasuk dalam
angkatan kerja. tpak papua barat mengalami penurunan dari tahun 2011. tpak tahun
2012 sebesar 67,12 persen menurun dibandingkan tahun 2011 (70,78 persen) . tpak
tertinggi 2012 dicapai oleh kabupaten tambrauw yaitu sebesar 82,93 persen.
artinya adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 82-83 orang diantaranya
tergolong sebagai angkatan kerja. sementara tpak terendah berada di kota sorong
sumber: sakernas agustus, 2010-2012 uraian satuan 2010 2011 2012 bekerja orang
316 547 336 588 341 741 pengangguran orang 26 341 33 031 19 856 angkatan kerja
orang 342 888 369 619 361 957 penduduk usia kerja orang 494 862 522 211 538 709
tingkat pengangguran terbuka (tpt) persen 7,68 8,94 5,49 tingkat partisipasi
angkatan kerja (tpak) persen 69,29 70,78 67,12 setengah pengangguran orang 104
150 109 971 118 373 tingkat setengah pengangguran (tsp) persen 30,37 29,75 32,70
persentase pekerja informal persen 67,39 61,79 56,76 ketenagakerjaan hampir
setengah pekerja berpendidikan rendah persentase penduduk yang bekerja dengan
latar belakang pendidikan rendah (belum pernah sekolah/tidak tamat sd dan tamat
sd) hampir mencapai setengah dari total pekerja (43,53 persen). sedangkan pekerja
yang berijazah diploma/sarjana hanya 11,21 persen. 4.1 tabel indikator
ketenagakerjaan provinsi papua barat 2010-2012 4.1 gambar persentase penduduk
yang bekerja menurut pendidikan provinsi papua barat 2012 4 sumber: sakernas
agustus, 2012 tahukah anda ? persentase belanja pegawai di papua barat hanya
sebesar 9 persen. persentase ini adalah yang terkecil dalam apbd dibandingkan
dengan kabupaten/kota dan provinsi lainnya di indonesia.

</Page>
<Page Number="29">
13 statistik daerah provinsi papua barat 2013 yaitu hanya mencapai 59,00 persen.
isu ketenagakerjaan yang paling mendapatkan perhatian adalah masalah
pengangguran. pengangguran secara ekonomi adalah produk dari ketidakmampuan pasar
kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. ketersediaan lapangan kerja
yang relatif terbatas tidak sanggup menyerap para pencari kerja yang senantiasa
bertambah setiap tahun seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. indikator ini
adalah ukuran pasar tenaga kerja yang paling banyak digunakan di seluruh dunia
dalam mengukur keberhasilan ketenagakerjaan. sesuai dengan kesepakatan
internasional, pengangguran didefinisikan sebagai semua penduduk usia kerja yang
pada suatu referensi waktu tidak punya pekerjaan (without work), sudah mempunyai
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (currently available for work), dan sedang
mencari pekerjaan (seeking for work). tingkat pengangguran terbuka (tpt) papua
barat meningkat dari 2010 ke tahun 2011. tpt meningkat dari 7,68 persen di tahun
2010 menjadi 8,94 persen di tahun 2011, kemudian di tahun 2012 mengalami
penurunan yang cukup tinggi menjadi 5,49 persen. pengangguran 5,49 persen berarti
dalam setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 5 orang berstatus sebagai
pengangguran. tpt menurut gender di tahun 2012 tercatat tpt laki-laki lebih baik
dari pada tpt perempuan. tpt laki-laki sebesar 4,75 persen, sedangkan tpt
perempuan jauh lebih tinggi mencapai 6,76 persen. lebih rendahnya tpt laki-laki
salah satunya diduga karena penduduk laki-laki, terutama tambrauw, 82.93 kaimana,
76.04 manokwari, 74.02 sorong selatan, 72.74 teluk wondama, 70.08 teluk bintuni,
69.96 papua barat, 67.12 fakfak, 65.33 raja ampat, 64.60 maybrat, 63.48 sorong,
62.57 kota sorong, 59.00 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 sumber: sakernas
agustus, 2012 ketenagakerjaan tpt menurun tajam setelah mengalami peningkatan di
tahun 2011 menjadi 8,94 persen, tpt papua barat menurun tajam pada kondisi
agustus 2012 menjadi 5,49 persen. the key indicators of the labour market (kilm)
kilm 1 : labour force participation rate kilm 2 : employment-to-population ratio
kilm 3 : status in employment kilm 4 : employment by sector kilm 5 : part-time
employment kilm 6 : hours of work kilm 7 : employment in the informal economy
kilm 8 : unemployment kilm 9 : youth unemployment kilm 10 : long-term
unemployment kilm 11 : unemployment by educational attainment kilm 12 : timerelated underemployment kilm 13 : inactivity rate kilm 14 : education attainment
and literacy kilm 15 : manufacturing wage indices kilm 16 : occupational wage and
earning indices kilm 17 : hourly compensation cost kilm 18 : labour productivity
and unit labour cost kilm 19 : employment elasticities kilm 20 : poverty, working
poverty, and income distribution 4.2 gambar tingkat partisipasi angkatan kerja
(tpak) menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) catatan: 4
</Page>
<Page Number="30">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 14 berstatus sebagai kepala rumah
tangga, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya.
selain itu, lebih banyak lapangan pekerjaan yang lebih sesuai diisi oleh pekerja
laki-laki dan lebih fleksibel dengan masalah jam kerja. perkembangan angka tpt
menunjukkan perkembangan kinerja di bidang ketenagakerjaan. semakin rendah angka
tpt berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik.
angka tpt kabupaten tambrauw adalah yang terendah di papua barat, yaitu hanya
1,10 persen. sedangkan tpt yang masih berada diatas 10 persen atau tpt tertinggi
berada di kota sorong (11,39 persen). dengan demikian maka tingkat kesempatan
kerja (tkk) di kabupaten tambrauw adalah yang tertinggi di papua barat, yaitu
mencapai 98,90 persen. artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja maka terdapat
sekitar 98-99 penduduk yang bekerja. sementara tkk kota sorong memiliki capaian
terendah di papua barat, yaitu hanya sebesar 88,61 persen. saat ini, isu yang
sedang populer terkait dengan pengangguran adalah tentang pengangguran terdidik
dan pengangguran usia muda. hal ini tidak saja terjadi di tingkat nasional, namun
juga terjadi di beberapa provinsi di indonesia termasuk papua barat. latar
belakang tingkat pengangguran tertinggi di papua barat ternyata berasal dari
penduduk yang terdidik. persentase terbesar pengangguran justru pada pendidikan
slta keatas (slta dan sarjana). sebesar 68,39 persen pengangguran berasal dari
latar sumber: sakernas agustus, 2012 sumber: sakernas agustus, 2012

ketenagakerjaan tpt kabupaten sorong terendah tpt kabupaten tambrauw sebesar 1,10
persen adalah yang terendah di papua barat. sedangkan tpt tertinggi di kota
sorong sebesar 11,39 persen. 4.3 gambar tingkat pengangguran terbuka (tpt)
menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) 4.4 gambar tingkat
kesempatan kerja (tkk) menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat 2012 (%) 4
tahukah anda ? nilai tpt papua barat agustus 2011 adalah yang tertinggi ke-5 di
indonesia. sedangkan pada agustus 2012, tpt papua barat turun menjadi peringkat
yang tertinggi ke-13. 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 kota sorong fakfak teluk
bintuni raja ampat papua barat maybrat sorong selatan teluk wondama kaimana
manokwari sorong tambrauw 88.61 91.07 93.90 94.49 94.51 95.67 96.14 96.21 96.95
97.76 98.73 98.90 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 kota sorong fakfak teluk
bintuni raja ampat papua barat maybrat sorong selatan teluk wondama kaimana
manokwari sorong tambrauw 11.39 8.93 6.10 5.51 5.49 4.33 3.86 3.79 3.05 2.24 1.27
1.10
</Page>
<Page Number="31">
15 statistik daerah provinsi papua barat 2013 belakang pendidikan tersebut, yaitu
55,07 persen berpendidikan slta dan 13,32 persen berpendidikan diploma/sarjana.
bila ditinjau dari tpt menurut pendidikan, tpt terdidik (slta dan sarjana)
mencapai 9,07 persen atau bila dipisahkan maka tpt pendidikan slta mencapai 10,06
persen dan tpt untuk sarjana mencapai 6,46 persen. ironisnya semakin rendah level
pendidikan angka tpt-nya relatif semakin rendah. rendahnya tpt pada level
pendidikan rendah, diduga karena penduduk yang berpendidikan ini terserap pada
lapangan pekerjaan di sektor pertanian di perdesaan atau di sektor informal. pada
penduduk terdidik, diduga masih merasa bahwa ekspektasi dengan pendidikan
tingginya untuk lebih memilih-milih pekerjaan (preferensi pekerjaan) sesuai
dengan bidang yang dipelajari. tingginya angka pengangguran terdidik dapat juga
disebabkan oleh kurang berkualitasnya lulusan yang dihasilkan dari lembaga
pendidikan yang ada. sehingga pasar kerja tidak dapat menyerap para pencari kerja
karena tidak memenuhi kualifikasi standar yang ditetapkan oleh perusahaan atau
pasar kerja. kemungkinan lain adalah lulusan yang dihasilkan sudah jenuh atau
melimpah pada jurusan pendidikan tertentu. hal lainnya adalah kurang sinerginya
kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah
ketenagakerjaan, terutama upaya penurunan jumlah pengangguran sesuai dengan
target perencanaan pembagunan daerah. pengangguran usia muda menjadi fenomena
lain yang harus dipecahkan oleh pemerintah daerah. sumber: olahan sakernas
agustus, 2012 tpt slta 10,06 persen artinya adalah dari setiap 100 orang angkatan
kerja yang berlatar belakang pendidikan slta sebanyak 10 orang diantaranya adalah
pengangguran, atau sepersepuluh dari angkatan kerja pada jenjang pendidikan
tersebut adalah pengangguran. ketenagakerjaan fenomena pengangguran terdidik
terjadi di papua barat persentase pengangguran terdidik mencapai 68,39 persen
(55,07 persen slta dan 13,32 persen diploma/sarjana) dengan tpt terdidik sebesar
9,07 persen (10,06 persen slta dan 6,46 diploma/sarjana) sd sd sltp slta slta
2.59 2.33 4.24 10.06 6.46 sumber: olahan sakernas agustus, 2012 4.5 gambar
persentase pengangguran menurut pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) 4.6
gambar tpt menurut tingkat pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) 4
</Page>
<Page Number="32">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 16 persentase pengangguran berdasarkan
kelompok umur tercatat dari 14.075 pengangguran atau hampir tiga per empatnya
(70,86%) berada pada usia muda 15-29 tahun (batas usia kerja di indonesia 15
tahun keatas) dan hampir sepertiga (24,82%) diantaranya berada pada kelompok umur
25-29 tahun. tpt usia muda yang tinggi ditunjukkan oleh tpt kelompok umur 15-29
tahun yang mencapai 11,88 persen, dengan rincian: tpt umur 15-19 tahun sebesar
19,08 persen; tpt umur 20-24 tahun sebesar 11,98 persen; dan tpt umur 25-29 tahun
sebesar 8,79 persen. pada kelompok usia tersebut memang terdapat kemungkinan
sedang menjalani masa tunggu (job search period) sembari mencari pekerjaan
setelah lulus dari pendidikan. jadi lulusan baru (fresh graduate) tersebut sedang
mulai mencari pekerjaan bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan. namun dapat
pula terjadi karena lapangan kerja yang memang terbatas. dalam hal ini yang perlu
diwaspadai adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran karena semakin

bertambahnya penduduk yang memasuki usia kerja dan akan menjadi angkatan kerja
baru seiring dengan pertumbuhan penduduk, mengingat struktur penduduk muda di
papua barat. jumlah penduduk bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama tahun
2010-2012 didominasi oleh sektor pertanian. sekitar setengah dari penduduk
bekerja berasal dari sektor pertanian. namun demikian, persentase pekerja di
sektor ini terus mengalami penurunan di tahun 2010-2012 . di tahun sumber: olahan
sakernas agustus, 2012 sumber: olahan sakernas agustus, 2011 ketenagakerjaan tiga
per empat penganggur berusia muda pengangguran usia muda menjadi permasalahan
yang harus diwaspadai mengingat peningkatan angkatan kerja semakin cepat seiring
dengan pertumbuhan penduduk usia muda. pengangguran usia 15-29 tahun sebesar
70,86 persen (hampir tiga per empat), dengan tpt usia 15-29 tahun sebesar 11,88
persen. 4.7 gambar pengangguran dan angkatan kerja menurut kelompok umur provinsi
papua barat 2012 (orang) 19.08 11.98 8.79 4.56 3.22 1.49 1.13 0.21 0.00 0.00 5.00
10.00 15.00 20.00 25.00 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55 4.8
gambar tpt menurut kelompok umur provinsi papua barat 2012 (%) 4 tahukah anda ?
upah minimum provinsi (ump) papua barat (rp. 1.450.000,-) adalah yang tertinggi
ketiga di indonesia. ump rata-rata di indonesia adalah rp. 1.121.460,(kemnakertrans ri, 2012). 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 15-19
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65 penganggur angkat anker
ja
</Page>
<Page Number="33">
17 statistik daerah provinsi papua barat 2013 2010 persentasenya mencapai 54,04
persen. namun di tahun 2011 pekerja di sektor ini menurun menjadi 48,48 persen,
dan di tahun 2012 persentasenya kembali mengalami penurunan menjadi 46,59 persen.
tingginya kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian ternyata tidak memberikan
share yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi papua barat. dengan kontribusi
46,59 persen dari total tenaga kerja ternyata sektor pertanian hanya mampu
berkontribusi sebesar 12,16 persen terhadap kue ekonomi (nilai pdrb adhb) papua
barat . bila dibandingkan dengan sektor industri pengolahan, sektor ini mampu
memberikan kontribusi 53,99 persen meskipun share tenaga kerja sektor ini hanya
5,11 persen terhadap total penduduk bekerja. hal ini membuktikan bahwa sektor
pertanian produktivitasnya sangat rendah dalam perekonomian papua barat. penduduk
bekerja berdasarkan status pekerjaan utama menunjukkan bahwa status sebagai
buruh/karyawan/pegawai adalah status pekerjaan yang paling dominan di tahun 20102012. di tahun 2010-2012, status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/ pegawai adalah
yang paling dominan, bahkan di tahun 2012 lebih dari sepertiga penduduk bekerja
sebagai buruh/karyawan/pegawai (36,49 persen). sementara pekerja bebas di sektor
pertanian memiliki persentase terendah yaitu 0,22%; 0,47%.; dan 0,55%. ilustrasi
tentang tidak optimalnya kinerja sektor pertanian tampak pada pengukuran
elastistas kesempatan kerja (ekk) di tahun 2007-2012. pada sektor pertanian
(agriculture) justru mencatat nilai lapangan pekerjaan utama 2010 2011 2012
pertanian 54,04 48,48 46,59 pertambangan dan penggalian 2,13 2,65 3,00 industri
pengolahan 3,89 3,44 5,11 listrik, gas & air bersih 0,19 0,07 0,25 bangunan 5,06
4,82 4,67 perdagangan, hotel dan restoran 11,96 16,73 15,56 pengangkutan dan
komunikasi 4,75 5,05 5,67 keuangan, persewaan & jasa perusahaan 0,90 1,30 1,62
jasa-jasa 17,08 17,45 17,52 papua barat 100,00 100,00 100,00 status pekerjaan
utama 2010 2011 2012 berusaha sendiri 15,45 19,56 19,82 berusaha dibantu buruh
tetap/ dibayar 25,90 18,18 18,70 berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar
1,63 1,96 2,28 buruh/karyawan/pegawai 30,98 36,25 36,49 pekerja bebas di
pertanian 0,22 0,47 0,55 pekerja bebas di nonpertanian 0,99 1,66 1,13 pekerja
tidak dibayar/keluarga 24,83 21,92 21,03 papua barat 100,00 100,00 100,00 sumber:
sakernas agustus, 2010-2012 sumber: sakernas agustus, 2010-2012 ketenagakerjaan
hampir setengah pekerja bekerja di sektor pertanian persentase penduduk yang
bekerja di sektor pertanian meskipun terus mengalami penurunan dalam tiga tahun
terakhir namun selalu menjadi yang terbesar di papua barat. persentasenya di
tahun 2011 sebesar 48,48 persen. 4.2 tabel persentase penduduk bekerja menurut
lapangan pekerjaan utama 2010-2012 (%) 4.3 tabel persentase penduduk bekerja
menurut status pekerjaan utama 2010-2012 (%) 4
</Page>
<Page Number="34">

statistik daerah provinsi papua barat 2013 18 elastisitas yang negatif, yaitu
sebesar 0,71 persen. hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian bersifat
inelastis, karena setiap satu persen pertumbuhan ekonomi disektor pertanian
justru akan mengurangi tingkat kesempatan kerja sebesar 0,71 persen. hal
tersebut juga dapat diartikan bahwa sektor pertanian mulai kurang diminati.
dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 2007-2012 mencapai 23,45 persen dan laju
pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 0,86 persen, elastisitas kesempatan kerja
papua barat hanya mencapai 0,04 persen. artinya bahwa setiap kenaikan pertumbuhan
ekonomi satu persen hanya akan menciptakan kesempatan kerja sebesar 0,04 persen.
persentase pekerja informal di papua barat tahun 2010-2012 rata-rata sekitar dua
kali lipat pekerja formal. namun demikian tren presentase pekerja informal terus
mengalami penurunan. pada tahun 2010 pekerja informal sebesar 67,39 persen. di
tahun 2011 pekerja informal berkurang menjadi 61,79 persen, selanjutnya di tahun
2012 kembali mengalami penurunan menjadi 56,76 persen. tren penurunan ini akibat
dari meningkatnya pekerja di sektor formal baik itu peningkatan jumlah pns maupun
peningkatan jumlah buruh dan karyawan swata. lapangan pekerjaan utama pertumbuhan
ekonomi (%) pertumbuhan kesempatan kerja (%) elastisitas kesempatan kerja (%)
pertanian 4,98 -3,53 -0,71 industri 36,82 46,37 1,26 jasa-jasa 15,53 36,76 2,37
papua barat 23,45 0,86 0,04 sumber: sakernas agustus, 2010-2012 sumber: olahan
sakernas agustus dan pdrb papua barat, 2007-2012 ketenagakerjaan pekerja informal
dua kali lipat pekerja formal meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
persentasenya masih sangat tinggi. di tahun 2012 persentasenya mencapai 56,76
atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan pekerja di sektor formal. 4.4
tabel elastisitas kesempatan kerja menurut lapangan pekerjaan utama 2007-2012 (%)
4.9 gambar persentase pekerja formal dan pekerja informal provinsi papua barat
2010-2012 (%) 4 tahukah anda ? pada tahun 2011 (agustus), provinsi papua barat
memiliki tpt lebih tinggi dari tpt nasional. kondisi ini berbeda ketika pada
tahun 2012 (agustus), tpt papua barat lebih rendah dari tpt nasional (6,14%).
2010 2011 2012 28.38 28.38 32.61 67.39 61.79 56.76 formal informal
</Page>
<Page Number="35">
19 statistik daerah provinsi papua barat 2013 amanat konstitusi amandemen uud
1945 dan ditegaskan dalam uu no. 20 tahun 2003 pasal 49 ayat (1) menyebutkan
bahwa dana pendidikan dialokasikan minimal 20 persen dari apbn pada sektor
pendidikan dan minimal 20 persen dari apbd. besarnya perhatian pemerintah dan
tingginya harapan rakyat agar bangsa indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan
berpendidikan terlihat dari dasar hukum tersebut diatas. oleh karena itu
perkembangan capaian pendidikan harus terus dikawal berbagai pihak untuk
mewujudkan tujuan mulia tersebut. perkembangan capaian pendidikan di papua barat
dapat diketahui dari ketersediaan fasilitas pendidikan dan segala pendukungnya.
jumlah sekolah sd/mi/sederajat di papua barat sebanyak 969 unit, dengan jumlah
murid sebanyak 137.322 siswa dan 6.501 guru. jumlah bangunan gedung sekolah sd
yang hanya berjumlah 969 unit mengindikasikan bahwa belum semua desa/kelurahan di
papua barat memiliki gedung sekolah sd karena jumlah desa/ kelurahan seluruhnya
mencapai 1.395 desa/kelurahan. pada level pendidikan sltp terdapat 254 sekolah,
3.028 guru, dan 42.068 murid. secara rata-rata tiap kecamatan di papua barat
sudah terbangun sekolah sebab jumlah kecamatan di papua barat sebanyak 162
kecamatan. namun kenyataannya tidak semua kecamatan tersebut telah berdiri gedung
sekolah sltp seperti contohnya di kabupaten teluk wondama yang tercatat memiliki
13 kecamatan tetapi hanya memiliki 7 unit sltp. sementara itu, pada jenjang
pendidikan slta/sederajat, jumlah sekolah yang telah berdiri uraian sd/mi
sltp/mts smu/ma/smk jumlah sekolah 969 254 143 jumlah guru 6 501 3 028 2 598
jumlah murid 137 322 42 068 30 625 rasio murid sekolah 141,72 165,62 214,16 rasio
murid guru 21,12 13,89 11,79 sumber: dinas pendidikan kab/kota provinsi papua
barat, 2011 pendidikan belum seluruh desa/kelurahan memiliki fasilitas sekolah
dasar dari sekitar 1.395 desa/kelurahan di papua barat, jumlah sekolah sd yang
telah berdiri hanya sebanyak 969 unit sekolah. artinya belum seluruh
desa/kelurahan memiliki sekolah dasar. gambar: sebuah perjuangan untuk tetap
sekolah di tanah papua (image google) 5.1 tabel indikator pendidikan sd/mi,
sltp/mts, dan slta/ma/smk provinsi papua barat 2011 5 tahukah anda ? total
alokasi dana bos papua barat tahun 2011 adalah sebesar 76,02 miliar rupiah,

terdiri dari 54,22 miliar rupiah untuk sd dan sebesar 21,80 miliar rupiah untuk
sltp (kemendiknas, 2011).
</Page>
<Page Number="36">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 20 sebanyak 143 unit dengan jumlah
guru sebanyak 2.598 orang dan jumlah murid sebanyak 30.625 siswa. ras io jumlah
mur id terhadap guru menggambarkan beban guru dalam mengajar sejumlah murid.
rasio murid-guru sd sebesar 21,12 mengandung arti bahwa satu orang guru rata-rata
mengajar 21-22 murid. sedangkan rasio murid-guru pada jenjang pendidikan sltp dan
slta bernilai lebih kecil, yaitu sebesar 13,89 dan 11,79. rasio murid terhadap
sekolah memiliki pola semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin banyak murid
yang harus ditampung per rata-rata sekolah. pada jenjang pendidikan sd rasio
jumlah murid terhadap jumlah sekolah mencapai 141,72, artinya rata-rata setiap
sekolah sd di papua barat memiliki jumlah murid sebanyak 141-142 siswa atau bila
setiap sekolah memiliki 6 kelas maka setiap kelas rata-rata menampung sebanyak
23-24 siswa. pada jenjang pendidikan sltp/sederajat, setiap sekolah memiliki
rata-rata sebanyak 165-166 siswa. pada jenjang pendidikan slta/sederajat ratarata setiap sekolah slta/sederajat menampung sekitar 214-215 siswa. angka melek
huruf (amh) di papua barat meningkat dari 93,19 persen (2010) menjadi 93,39
persen di tahun 2011. peningkatan kembali terjadi di tahun 2012 menjadi 93,74
persen. bila dibandingkan secara gender, dari tahun 2010-2012 amh laki-laki
selalu lebih tinggi dari pada perempuan. meskipun keduanya cenderung men ingka t
, namun perbedaannya cukup signifikan. sebagai contoh amh sumber: olahan susenas,
2007-2012 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 2010 2011 2012 95.33 95.82 96.97 90.83
90.84 93.03 93.19 93.39 93.74 laki-laki perempuan lp sumber: olahan susenas,
2010-2012 pendidikan rata-rata murid putus sekolah di kelas 3 sltp rata-rata lama
sekolah di papua barat tahun 2012 adalah 8,45 tahun, artinya rata-rata penduduk
yang bersekolah hanya mampu menyelesaikan sekolah sampai dengan kelas 2 sltp atau
putus sekolah ketika sampai di kelas 3 sltp. 5.1 gambar angka melek huruf usia 15
tahun keatas provinsi papua barat 2010-2012 (%) 5.2 gambar rata-rata lama sekolah
provinsi papua barat 2007-2012 (tahun) 5 7.65 7.67 8.01 8.21 8.26 8.45 2007 2008
2009 2010 2011 2012
</Page>
<Page Number="37">
21 statistik daerah provinsi papua barat 2013 laki-laki tahun 2012 telah mencapai
96,97 persen, sedangkan amh perempuan hanya 93,03 persen. rata-rata lama sekolah
(rls) di papua barat tahun 2012 hanya mencapai 8,45 tahun, meningkat dari kondisi
tahun sebelumnya yaitu 7,67 tahun (2008); dan 8,01 tahun (2009); 8,21 tahun
(2010); dan 8,26 tahun (2011). rls 8,45 tahun artinya rata-rata penduduk papua
barat hanya bersekolah sampai dengan kelas dua sltp atau putus sekolah setelah di
kelas tiga sltp. berdasarkan sistem pendidikan nasional ditetapkan pendidikan
dasar adalah 9 tahun. jadi diperlukan kebijakan pemerintah untuk mendorong siswa
agar partisipasi sekolah meningkat dan menekan angka putus sekolah. angka
partisipasi sekolah (aps) digunakan untuk mengetahui seberapa besar penduduk pada
usia tertentu telah berpartisipasi untuk menempuh pendidikan melalui sekolahsekolah yang telah disediakan oleh pemerintah maupun swasta. aps usia 7-12 tahun
2012 hanya mencapai 95,56 persen, artinya hanya sebesar 95,56 persen penduduk
berusia 7-12 yang bersekolah. maknanya masih terdapat sebesar 4,44 persen
penduduk pada usia tersebut yang tidak bersekolah. aps usia 13-15 tahun menurun
menjadi 91,65 persen. pada kelompok usia sekolah 16-18 tahun aps-nya juga menurun
menjadi 67,18 persen. hal yang sama juga terjadi di kelompok usia sekolah 19-24
tahun angka partisipasinya menurun, yaitu mencapai 19,90 persen. semakin
rendahnya aps tersebut memberikan informasi bahwa semakin tinggi kelompok usia
sekolah maka semakin sumber: susenas, 2010-2012 sumber: olahan susenas, 2012
semakin tinggi kelompok usia sekolah aps semakin menurun angka partisipasi
sekolah (aps) berangsur menurun searah dengan semakin tinggi kelompok umur
sekolah. di tahun 2012, aps 7-12 tahun (95,56 %). aps 13-15 tahun (91,65 %), aps
16-18 tahun (67,18 %) dan aps 19-24 tahun (19,90 %). 5.3 gambar angka partisipasi
sekolah (aps) menurut kelompok umur provinsi papua barat 2010-2012 5.4 gambar apk
dan apm menurut tingkat pendidikan provinsi papua barat 2012 (%) pendidikan 5
</Page>

<Page Number="38">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 22 peraturan presiden (perpres)
republik indonesia nomor 65 tahun 2011 tentang percepatan pembangunan provinsi
papua barat program strategis dalam rencana aksi percepatan pembangunan papua
barat : program peningkatan pelayanan pendidikan. 1. pendidikan dasar dan
menengah gratis. 2. peningkatan pendidikan dasar dan menengah berpola asrama. 3.
pendirian sekolah menengah kejuruan 4. pengadaan tenaga guru kontrak 5.
peningkatan kualitas kepala sekolah melalui diklat, studi lanjut ke dalam dan
luar negeri serta pemagangan diluar provinsi papua barat. 6. pendirian sekolah
pendidikan keguruan 7. peningkatan kualitas ptn di provinsi papua barat melalui
kerja sama dengan ptn unggulan di luar papua barat. 8. peningkatan kualitas
perguruan tinggi swasta di seluruh wilayah provinsi papua barat. tinggi angka
putus sekolahnya. apk sd tahun 2012 mencapai 105,21 persen, berarti masih ada
murid sd yang bersekolah berada diluar batas kelompok umur 7-12 tahun, baik itu
kurang dari 7 tahun atau diatas 12 tahun. diduga untuk kasus di tanah papua lebih
banyak penduduk yang berada diatas batas kelompok umur ini bersekolah pada
kelompok umur yang lebih rendah. angka partisipasi murni (apm) adalah indikator
yang menunjukkan persentase penduduk secara tepat bersekolah pada kelompok umur
yang sesuai. diketahui bahwa pada tingkat pendidikan sd, persentase penduduk yang
bersekolah sd tepat pada usia sekolah 7-12 sebesar 88,97 persen. artinya masih
ada 11,03 persen penduduk yang tepat berusia sekolah sd 7-12 tahun sedang tidak
bersekolah. pada apm dan apk terlihat bahwa pada jenjang pendidikan sd memiliki
persentase yang tinggi, namun begitu memasuki jenjang pendidikan sltp nilai
tersebut menurun sangat tajam. hal ini sejalan dengan rata-rata lama sekolah yang
hanya berada pada nilai 8,45 tahun atau rata-rata penduduk putus sekolah pada
jenjang pendidikan sltp kelas 3. nilai apm dan apk yang menurun sangat tajam juga
terjadi pada jenjang pendidikan perguruan tinggi. apk dan apm perguruan tinggi
hanya sebesar 25,99 persen dan 15,75 persen. bandingkan dengan angka apk dan apm
slta sebesar 70,48 persen dan 46,46 persen. hal ini menunjukkan partisipasi
sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah. pendidikan apk sekolah dasar
lebih dari 100 persen. apk sd papua barat taun 2012 mencapai 105,21 persen,
artinya masih ada penduduk berusia diluar 7-12 tahun bersekolah sd. apm dan apk
tingkat perguruan tinggi jauh lebih rendah dibandingkan apm dan apk slta. hal ini
menunjukkan partisipasi sekolah untuk perguruan tinggi masih sangat rendah.
catatan: siswa sd di tarak, kabupaten fakfak sedang melaksanakan upacara bendera
sumber: image google 5
</Page>
<Page Number="39">
23 statistik daerah provinsi papua barat 2013 salah satu perhatian khusus
pemerintah daerah papua barat selain bidang pendidikan adalah peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. berbagai program pemerintah dicanangkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. mulai dari pembangunan fasilitas
kesehatan, penambahan dan perbaikan kualitas tenaga kesehatan, sampai pemberian
pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat terutama untuk rakyat miskin. derajat
kesehatan masyarakat secara kasar dapat dilihat dari angka harapan hidup (ahh).
ahh dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. ahh papua barat terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. ahh papua barat tahun 2010 sebesar
68,51 tahun meningkat 0,31 tahun dari kondisi tahun sebelumnya sebesar 68,20
tahun. di tahun 2011, ahh papua barat kembali meningkat 0,30 tahun menjadi 68,81
tahun. dengan peningkatan ahh kurang dari satu per tahun berarti penurunan angka
kematian bayi yang tajam sulit terjadi (hardrock). jumlah rumah sakit di papua
barat sampai dengan 2011 hanya sebanyak 17 unit, atau terjadi penambahan 7 rumah
sakit sejak 2007. berdasarkan kepemilikannya, 9 unit adalah milik pemerintah, 4
unit milik swasta, dan 4 unit milik tni. belum seluruh kabupaten di papua barat
memiliki rumah sakit sendiri. dari 17 rumah sakit tersebut, 8 unit diantaranya
berada di kota sorong dan 3 unit berada di kabupaten manokwari. kabupaten teluk
wondama, kabupaten maybrat, dan kabupaten tambrauw justru belum memiliki rumah
sakit sendiri. sumber: dinas kesehatan provinsi papua barat dan susenas, 20092011 uraian 2009 2010 2011 angka harapan hidup 68,20 68,51 68,81 jumlah rumah
sakit 13 14 17 jumlah puskesmas 105 110 126 jumlah pustu 339 367 339 jumlah
polindes 218 297 297 jumlah puskesmas keliling 141 145 145 persentase penolong

kelahiran dengan medis (%) 60,43 68,54 67,21 sumber: dinas kesehatan provinsi
papua barat, 2007-2011 kesehatan belum seluruh kabupaten di papua barat memiliki
rumah sakit dari 11 kabupaten/kota di papua barat telah berdiri 17 unit rumah
sakit dimana 11 unit diantaranya hanya berada di kabupaten manokwari dan kota
sorong. beberapa kabupaten bahkan belum memiliki fasilitas rumah sakit. 6.1 tabel
indikator kesehatan provinsi papua barat 2009-2011 2007 2008 2009 2010 2011 4 4 6
7 9 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 pemerintah swasta tni 6.1 gambar jumlah rumah sakit di
provinsi papua barat 2007-2011 (unit) 6 tahukah anda ? walaupun pasangan suami
istri keduanya terjangkit hiv/aids tetap dianjurkan untuk menggunakan kondom
ketika melakukan hubungan seksual untuk menghindari terinfeksi dengan hiv tipe
yang lain dan infeksi menular seksual lainnya.
</Page>
<Page Number="40">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 24 dilihat dari rasio penduduk
terhadap rumah sakit tercatat kabupaten sorong memiliki rasio yang paling besar,
yaitu 1 : 70,6 ribu, artinya satu rumah sakit di kabupaten sorong harus melayani
sebanyak 70,6 ribu penduduk. atau dengan kata lain karena jumlah rumah sakit di
kabupaten tersebut hanya satu, maka satu unit rumah sakit tersebut harus melayani
semua penduduk yang berada di kabupaten sorong. fasilitas kesehatan lain seperti
puskesmas, puskesmas pembantu dan polindes sangat diperlukan untuk menunjang
kualitas kesehatan masyarakat sampai pada level wilayah administrasi desa/
kelurahan. dari total 162 kecamatan di papua barat ternyata jumlah puskesmas
hanya mencapai 126 unit. idealnya jumlah puskesmas dalam satu kecamatan minimal
harus ada satu unit puskesmas, namun kondisi ini belum terpenuhi sehingga belum
semua kecamatan di papua barat memiliki fasilitas kesehatan ini. begitupun dengan
fasilitas puskesmas pembantu dan polindes, jumlahnya belum setara dengan jumlah
kelurahan/desa di papua barat yang mencapai 1.395 desa/kelurahan (1.321 desa dan
74 kelurahan), padahal jumlah puskesmas pembantu hanya 339 unit dan polindes 297
unit. ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen
selain fasilitas sarana kesehatan. jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga
dokter sangat minim jumlahnya. untuk melayani seluruh penduduk papua barat,
jumlah dokter yang tersedia hanya 236 orang, yang terdiri dari 29 dokter ahli
atau spesialis, 172 dokter umum, dan 35 kabupaten/kota dokter jumlah rasio
penduduk per dokter spesialis umum gigi fakfak 3 32 7 42 1 631 kaimana 2 4 5 11 4
386 teluk wondama - 23 4 27 1 009 teluk bintuni - 25 5 30 1 806 manokwari 7 24 3
34 5 734 sorong selatan - 3 1 4 9 824 sorong - 16 3 19 3 847 raja ampat - 2 - 2
21 718 tambrauw * - 8 - 8 768 maybrat * ... ... ... ... ... kota sorong 17 35 7
59 3 384 papua barat 29 172 35 236 3 343 sumber: dinas kesehatan provinsi papua
barat, 2011 *) data masih tergabung dengan kabupaten induk kesehatan rata-rata
seorang dokter melayani tiga ribu orang. seorang dokter di papua barat rata-rata
harus melayani sekitar 3.343 orang karena jumlah penduduk mencapai 789.013 orang
sedangkan jumlah dokter hanya 236 orang. sumber: dinas kesehatan provinsi papua
barat (jumlah rumah sakit), 2011 6.2 gambar jumlah rumah sakit dan rasio penduduk
terhadap rumah sakit per 10.000 penduduk tahun 2011 6.2 tabel jumlah dokter
menurut jenisnya dan rasio penduduk terhadap dokter 2011 (orang) 6 tahukah anda ?
kontribusi penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja hanya sebesar 0,31 persen
terhadap total penduduk yang bekerja di indonesia. 1 1 3 1 1 8 6.68 4.62 5.24
6.26 3.79 7.06 4.25 0.00 0.00 2.38 0 2 4 6 8 fakfak kaimana teluk wondama teluk
bintuni manokwari sorong selatan sorong raja ampat tambrauw maybrat kota sorong
pddk/rs (1:10 ribu) rs
</Page>
<Page Number="41">
25 statistik daerah provinsi papua barat 2013 dokter gigi. artinya, rasio beban
kerja seorang dokter di papua barat harus melayani rata-rata 3.343 orang. rasio
penduduk terhadap dokter yang paling kritis terjadi di kabupaten raja ampat. di
daerah ini satu orang dokter harus melayani sampai 21.718 orang. disamping
wilayah geografisnya yang berbentuk kepulauan, sarana dan prasarana kesehatannya
pun masih relatif kurang. sementara itu kabupaten tambrauw memiliki rasio
penduduk terhadap dokter terkecil dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya,
yaitu seorang dokter melayani sekitar 768 orang, sama halnya dengan kabupaten
raja ampat, kondisi geografis di daerah ini termasuk sulit, ditambah dengan akses

transportasi yang belum tersedia sampai ke desa-desa terpencilnya. persentase


penolong kelahiran akhir balita di papua barat yang ditolong oleh bukan tenaga
medis (dukun, family, dan lainnya) di tahun 2012 mencapai 29,71 persen. kondisi
ini menurun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 32,60 persen. relatif
tingginya persentase penolong kelahiran selain tenaga medis (dokter, bidan, dan
tenaga medis lainnya) diduga menjadi salah satu penyebab tingginya imr di papua
barat. status gizi buruk pada balita di papua barat tahun 2010 tercatat mencapai
9,1 persen, sedangkan gizi kurang mencapai 17,4 persen. angka ini masih diatas
angka nasional yang hanya mencapai 4,9 persen dan 13,1 persen. sementara status
gizi normal dan lebih sebesar 67,3 persen atau masih berada dibawah angka
nasional yang mencapai 76,2 persen. sumber: riset kesehatan dasar 2010,
departemen kesehatan ri, 2010 0 20 40 60 dokter bidan tng medi s lain dukun
famili lai nnya 14.97 51.44 3.87 13.46 15.49 0.76 14.95 48.15 4.21 22.76 9.13
0.71 2011 2012 sumber: susenas, 2011-2012 kesehatan hampir sepertiga penolong
kelahiran bukan oleh tenaga medis persentase penolong kelahiran terakhir dibantu
selain tenaga medis (dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya) mencapai 29,71
persen atau hampir sepertiga dari proses kelahiran. diantara penolong kelahiran
tersebut peran famili mencapai 15,49 persen. 6.4 gambar persentase status gizi
balita provinsi papua barat dan nasional 2010 (%) buruk kurang baik lebih 9.1
17.4 67.3 6.2 4.9 13.1 76.2 5.8 papua barat nasional 6 tahukah anda ? target
eliminasi malaria di papua barat, papua, maluku, maluku utara, dan ntt adalah
tahun 2030 (sk menkes ri no. 293/ menkes/sk/iv/2009 tanggal 28 april 2009). 6.3
gambar persentase penolong kelahiran balita provinsi papua barat 2011-2012 (%)
</Page>
<Page Number="42">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 26 sumber: kementerian kesehatan ri,
2010 tujuan pembangunan milenium (millenium development goals/mdgs) dalam tujuan
nomor enam disebutkan memerangi hiv/aids, malaria dan penyakit menular lainnya
sampai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015. hiv/aids dan malaria
merupakan ancaman serius di tanah papua. provinsi papua memiliki angka prevalensi
hiv/aids tertinggi di indonesia, sedangkan prevalensi malaria (api) tertinggi
adalah di provinsi papua dan papua barat. jumlah kumulatif penderita hiv/aids di
papua barat tidak sebanyak di papua, jumlahnya pada kondisi desember 2011
tercatat hanya 156 orang (hiv) dan 152 orang (aids) serta angka prevalensi 20,51
orang per 100.000 penduduk. prevalensi tersebut masih jauh berada di bawah
provinsi papua (157,02 per 100.000) yang merupakan daerah dengan prevalensi
hiv/aids tertinggi di indonesia dan angka nasional 12,45 per 100.000 (kemenkes,
2011). bila dilihat dari sisi annual parasite incident (api), papua barat
menempati peringkat kedua di indonesia. api di papua barat tahun 2010 adalah
sebesar 17,86 orang per 1.000 penduduk. pada tahun 2010, ada enam provinsi yang
termasuk daerah endemis tinggi malaria, yaitu papua, papua barat, ntt, maluku
utara, maluku, dan bangka belitung. bahkan tiga provinsi diantaranya termasuk
daerah endemsi tinggi ii (nilai api 10-50 per 1000 penduduk), yaitu papua (18,03
permil penduduk); papua barat (17,86 permil penduduk) dan nusa tenggara timur
(12,14 permil penduduk). hiv/aids dan malaria kesehatan papua barat masih daerah
endemik malaria provinsi papua barat masih menjadi salah satu daerah endemik
malaria. api (annual parasite incidence) papua barat adalah yang tertinggi kedua
di indonesia dimana mencapai 17,86 per 1000 orang. diperkirakan papua barat akan
bebas malaria pada tahun 2030 nanti. 6.6 gambar peringkat enam besar api
tertinggi di indonesia tahun 2010 6 6.5 gambar prevalensi hiv/aids menurut
provinsi di indonesia tahun 2011 (per 100.000 penduduk) 12.45 12.72 12.73 15.50
15.90 20.51 24.06 28.87 50.14 62.40 157.02 indonesia maluku riau di yogya sulut
papua barat kepri kalbar dki jakarta bali papua sumber: kementerian kesehatan ri,
2011 tahukah anda ? tuberkulosis (tb) merupakan salah satu komplikasi pada kasus
hiv/aids yang menyebabkan penyebab kematian yang tinggi. papua papua barat ntt
malut maluku babel 18.03 17.86 12.14 6.45 5.43 5.06
</Page>
<Page Number="43">
27 statistik daerah provinsi papua barat 2013 berdasarkan hasil riskesdas 2010,
persentase rumah sehat papua barat hanya mencapai 33,8 persen, menempati
peringkat ke-7 secara nasional. angka ini masih jauh lebih baik dari persentase

nasional yang hanya mencapai 24,9 persen. peringkat terbaik rumah sehat adalah
provinsi kalimantan timur (43,6%) dan terendah adalah provinsi ntt (7,5%).
kriteria rumah sehat berdasarkan kementerian kesehatan ri adalah apabila memiliki
tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai bukan tanah,
tersedia jendela, ventilasi cukup, pencahayaan alami cukup, dan tidak padat huni
(minimal 8 m 2 per orang). kondisi perumahan tahun 2012 di papua barat secara
umum mengalami sedikit perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2011. pada tahun
2012, lebih dari dua per tiga rumah tangga telah memiliki rumah dengan status
milik sendiri yaitu sebesar 66,79 persen. sedangkan untuk status sewa 11,65
persen, kontrak 2,65 persen, dan lainnya (dinas, bebas sewa, milik family,
lainnya) sebesar 18,92 persen. dari sisi luas lantai diperoleh informasi bahwa di
tahun 2012 persentase rumah tangga dengan luas lantai per kapita kurang dari 8 m
2 sebesar 28,38 persen, sementara rumah tangga dengan luas lantai per kapita 8 m
2 keatas mencapai 71,62 persen. penggunaan atap seng paling banyak digunakan di
papua barat, yaitu mencapai 91,62 persen di tahun 2011 dan 91,98 persen di tahun
2012. penggunaan bahan genteng, kayu sirap, dan lainnya mengalami penurunan
terhadap tahun sebelumnya kecuali beton. sumber: susenas, 2011-2012 uraian 2011
2012 kepemilikan rumah (%) milik sendiri 67,23 66,79 kontrak 2,57 2,65 sewa 10,63
11,65 lainnya 19,57 18,92 luas lantai per kapita (%) 8 29,71 28,38 8 70,29 71,62
jenis lantai terluas (%) bukan tanah 96,02 94,34 tanah dan lainnya 3,98 5,67
jenis dinding terluas (%) tembok 54,12 56,00 kayu 41,25 39,89 bambu 0,58 0,43
lainnya 4,04 3,68 jenis atap terluas (%) beton 1,41 1,93 genteng 1,20 0,97 kayu
sirap 0,59 0,31 seng 91,62 91,98 ijuk/rumbia 3,42 3,25 lainnya 1,77 1,56
perumahan dan lingkungan hanya sepertiga rumah di papua barat termasuk rumah
sehat berdasarkan hasil riskesdas kemenkes 2010, persentase rumah sehat di papua
barat hanya sekitar 33,8 persen, atau sekitar sepertiga dari seluruh rumah yang
ada di papua barat. rumah warga di desa senopi, distrik senopi salah satu desa
terpencil di kabupaten manokwari 7.1 tabel indikator perumahan provinsi papua
barat 2011-2012 7
</Page>
<Page Number="44">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 28 kabupaten/kota akses air minum
layak akses sanitasi layak sufficient living area (7,2 m 2 / org) durability of
housing fakfak 73,23 33,71 83,72 100,00 kaimana 46,81 43,80 79,87 100,00 teluk
wondama 11,39 74,15 64,01 95,69 teluk bintuni 51,97 56,14 87,7 99,66 manokwari
29,24 61,97 78,28 96,33 sorong selatan 37,96 26,25 63,83 79,25 sorong 54,64 46,69
81,5 99,30 raja ampat 39,87 42,98 68,19 99,51 tambrauw 20,22 21,87 71,02 90,82
maybrat 42,58 29,58 84,79 100,00 kota sorong 17,57 71,48 72,36 99,94 papua barat
36,53 54,51 77,06 97,80 sumber: olahan susenas, 2012 11.50 12.25 16.07 17.99
19.35 19.80 21.88 24.71 26.77 29.16 32.26 41.62 0 10 20 30 40 50 60 maybrat teluk
bintuni fakfak sorong kaimana manokwari papua barat tambrauw kota sorong raja
ampat teluk wondama sorong selat an sumber: olahan susenas, 2012 perumahan dan
lingkungan kondisi rumah di papua barat cukup memprihatinkan bila dilihat dari
komponen penyusun kategori rumah kumuh. rumah kumuh diidentifikasi dari empat
kategori, yaitu (1) akses air minum tidak layak, adalah rumah tangga yang sumber
air minumnya bukan berasal dari leding, air hujan, pompa/ sumur bor, sumur
terlindung, mata air terlindung dengan jarak 10 m dari penampungan kotoran. (2)
akses sanitasi tidak layak, adalah rumah tangga yang mempunyai fasilitas buang
air besar sendiri dan bersama, kloset leher angsa, dan tangki septik pembuangan
akhir kotoran, (3) kecukupan luas lantai perkapita (sufficient living area)
adalah luas lantai hunian per kapita 7,2 m 2 , (4) daya tahan rumah (durability
of housing), mempunyai kriteria: (i) jenis atap terluas ijuk/rumbia dan lainnya,
(ii) jenis dinding terluas bambu dan lainnya, (iii) jenis lantai terluas tanah.
kriteria ini dikatakan tidak durable apabila minimal dua kriteria terpenuhi.
rumah tangga di papua barat yang memiliki akses terhadap air minum layak hanya
sebesar 36,53 persen. dimana, kabupaten fakfak memiliki akses paling tinggi,
yaitu 73,23 persen. sedangkan kabupaten teluk wondama memiliki akses yang paling
buruk, yaitu hanya 11,39 persen. akses sanitasi layak secara umum di papua barat
hanya dapat dicapai oleh lebih dari setengah terhadap total rumah tangga (54,51
persen), sedangkan kecukupan luas lantai diatas 7,2 m 2 /kapita hanya sekitar
tiga per empat dari total rumah tangga (77,06%). dari sisi daya tahan rumah

hampir seluruh seperempat rumah di papua barat kumuh sekitar 21,88 persen rumah
di papua barat termasuk dalam kategori kumuh. indikator yang digunakan untuk
menentukan rumah kumuh adalah akses air minum tidak layak, akses sanitasi layak,
kecukupan luas lantai (sufficient of living area), dan ketahanan rumah
(durability of housing). 7.1 tabel persentase rumah tangga menurut pengkategorian
rumah kumuh menurut kabupaten/kota 2012(%) 7.1 gambar persentase rumah kumuh
menurut kabupaten/kota di papua barat 2012 (%) 7 rumah tangga kumuh adalah jika
rumah tangga memiliki nilai kategori 35% dari gabungan akses air minum tidak
layak, akses sanitasi tidak layak, sufficient living area 7,2 m 2 /kapita, dan
durability of housing. definsi
</Page>
<Page Number="45">
29 statistik daerah provinsi papua barat 2013 rumah di papua barat memiliki daya
tahan yang baik (97,80%), karena sebagian besar telah menggunakan atap bukan
ijuk/rumbia/lainnya (95,19%), jenis dinding bukan dari bambu/lainnya (95,89%),
jenis lantai sebagian besar bukan dari tanah/lainnya (94,33%) dengan minimal dua
kriteria terpenuhi. berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh bahwa
persentase rumah kumuh di papua barat mencapai 21,88 persen dengan persentase
rumah kumuh terendah di kabupaten maybrat (11,50%) dan tertinggi di sorong
selatan (41,62%). penggunaan bahan bakar untuk memasak sebagian besar rumah
tangga menggunakan minyak tanah, yaitu sebesar 53,20 persen, terutama dipakai
oleh masyarakat di perkotaan. penggunaan kayu bakar adalah terbesar kedua, yaitu
42,22 persen, dipakai terutama pada rumah tangga di pedesaan. sedangkan
penggunaan bahan bakar gas masih sangat jarang, hanya berkisar 3,19%, selain
harganya mahal, jenis bahan bakar ini tersedia dalam jumlah terbatas dan hanya
dijual di kota besar. sumber penerangan rumah tangga di papua barat sebesar 66,98
persen menggunakan listrik pln. belum seluruh desa teraliri listrik dan belum
seluruh kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam sehari. masyarakat
yang tidak teraliri listrik penuh 24 jam biasanya menggunakan listrik non pln
(15,01%) seperti genset untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. untuk desa-desa
yang tidak teraliri listrik, terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten
menggunakan pelita/sentir/obor/lainnya (14,85%). sumber: susenas, 2012 sumber:
susenas, 2012 perumahan dan lingkungan meski kaya lng tetapi gas paling sedikit
dipakai bahan bakar utama 53,20 persen rumah tangga menggunakan minyak tanah
untuk memasak. sedangkan 42,22 persen rumah tangga menggunakan kayu bakar.
penggunaan gas/lpg masih menjadi hal langka di papua barat, pemakainnya hanya
3,19 persen. 7.2 gambar persentase rumah tangga menurut bahan bakar memasak papua
barat 2012 (%) 7.3 gambar persentase rumah tangga menurut sumber penerangan papua
barat 2012 (%) 7 tahukah anda ? sampai saat ini belum semua kabupaten di provinsi
papua barat dialiri listrik pln selama 24 jam sehari.
</Page>
<Page Number="46">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 30 komponen ipm maksimum minimum
keterangan (1) (2) (3) (4) angka harapan hidup 85 25 standar undp angka melek
huruf 100 0 standar undp rata-rata lama sekolah 15 0 undp menggunakan combined
gross enrollment ratio daya beli 732.720 a 300.000 undp menggunakan pdb riil per
kapita yang telah disesuaikan 360.000 b a) perkiraan maksimum pada akhir pjp ii
tahun 2018 b) penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan yang baru
pengukuran kinerja pembangunan seringkali identik dengan nominal pdrb dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. padahal asumsi tersebut tidak selamanya efektif.
pertumbuhan ekonomi tinggi namun tidak berkualitas kadang gagal dalam
mengentaskan kemiskinan dan menekan angka pengangguran. apalagi tanpa disertai
dengan pemerataan distribusi pendapatan masyarakat. diperlukan sebuah parameter
lainnya yang bersama-sama dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan
pembangunan. paradigma lain muncul untuk mengukur pembangunan dari sisi manusia
atau dikenal dengan indeks pembangunan manusia (ipm). ipm adalah indeks komposit
yang terbentuk atas empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup, angka
melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power
parity (ppp). indikator angka harapan hidup merefleksikan dimensi hidup sehat dan
umur panjang. indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah
merepresentasikan output dari dimensi pendidikan. indikator kemampuan daya beli

untuk menjelaskan dimensi hidup layak. ipm provinsi papua barat selalu meningkat
setiap tahun. di tahun 2012 ipm meningkat menjadi 70,22 persen dibandingkan tahun
2010 dan 201 sebesar 69,15 persen dan 69,65 persen. dalam klasifikasi undp
capaian ipm papua barat termasuk ke dalam golongan menengah (50,00-79,99 persen).
komponen-komponen penyusun ipm juga terus mengalami peningkatan. angka harapan
hidup meningkat lambat 0,3 tahun per tahun dari 2009-2011. uraian 2010 2011 2012
ipm 69,15 69,65 70,22 angka harapan hidup (th) 68,51 68,81 69,14 angka melek
huruf (%) 93,19 93,39 93,74 rata-rata lama sekolah (th) 8,21 8,26 8,45
pengeluaran per kapita riil disesuaikan (ppp) (ribu rp) 596,08 599,28 601,56
indeks kesehatan (%) 72,51 73,02 73,56 indeks pendidikan (%) 80,38 80,63 81,27
indeks amh (%) 93,19 93,39 93,74 indeks rls (%) 54,74 55,10 56,33 indeks
pengeluaran (%) 54,56 55,30 55,82 peringkat ipm 29 29 29 formulasi penghitungan
ipm pembangunan manusia sumber: olahan susenas, 2010-2012 ipm papua barat
meningkat ipm provinsi papua barat meningkat menjadi 70,22 persen di tahun 2012.
sebelumnya di tahun 2011 ipm papua barat sebesar 69,65. 8.1 tabel indikator
pembangunan manusia provinsi papua barat 2010-2012 8
</Page>
<Page Number="47">
31 statistik daerah provinsi papua barat 2013 78.36 72.64 71.22 70.22 69.23 68.07
67.58 67.26 66.83 66.80 65.49 51.18 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 kota
sorong fakfak kaimana papua barat sorong manokwari teluk bintuni maybrat sorong
selatan teluk wondama raja ampat tambrauw sumber: bps ri, 2012 pada tahun 2012
angka harapan hidup meningkat menjadi 69,14 tahun dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 68,81 tahun. indikator pendidikan yang diwakili oleh angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah juga mengalami peningkatan. angka melek huruf di tahun
2011 sebesar 93,39 persen meningkat menjadi 93,74 persen di tahun 2012. sedangkan
rata-rata lama sekolah meningkat menjadi 8,45 tahun, dimana sebelumnya hanya
sebesar 8,26 tahun. ppp papua barat 2011-2012 hanya mengalami kenaikan 2.280
rupiah menjadi 601,56 ribu rupiah dengan indeks sebesar 55,82 persen. secara
nasional peringkat ipm papua barat berada pada ranking 29 dari 33 provinsi.
posisi peringkat tersebut masih sama dengan kondisi tahun sebelumnya. peringkat
tersebut masih berada di atas provinsi maluku utara (30), ntt (31), ntb (32), dan
papua (33). ipm tertinggi di papua barat selama tiga tahun terakhir selalu berada
di kota sorong. capaiannya di tahun 2012 sebesar 78,36 persen. sementara ipm
terendah berada di kabupaten tambrauw dengan capaian hanya sebesar 51,18 persen.
reduksi shortfall menunjukkan kecepatan perkembangan ipm dalam suatu kurun waktu
tertentu. reduksi shortfall papua barat tahun 2011-2012 mencapai 1,88 persen.
reduksi shortfall papua barat sempat mengalami perlambatan. sebelumnya pada tahun
2009-2010 dan 2010-2011 reduksi shortfall-nya mengalami perlambatan yaitu dari
1,95 persen menjadi 1,62 persen. 2.88 2.45 2.18 1.88 1.85 1.76 1.26 1.26 1.23
0.97 0.74 0.74 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 kota sorong maybrat teluk
wondama papua barat fakfak kaimana manokwari teluk bintuni raja ampat sorong
tambrauw sorong selatan sumber: bps ri, 2012 pembangunan manusia reduksi
shortfall papua barat melambat reduksi shortfall adalah ukuran yang digunakan
untuk mengukur kecepatan perkembangan capaian ipm. di tahun 2012 reduksi
shortfall papua barat melambat menjadi 1,88 persen dibandingkan tahun lalu yang
mencapai1,62 persen. 8.2 gambar ipm menurut kabupaten/kota dan provinsi papua
barat tahun 2012 (%) 8.3 gambar reduksi shortfall ipm menurut kabupaten/kota
papua barat tahun 2012 (%) 8 tahukah anda ? dana bantuan langsung masyarakat pnpm
mandiri untuk mengatasi kemiskinan terbesar di papua barat dialokasikan untuk
kabupaten manokwari, yaitu sebesar 54,55 miliar rupiah.
</Page>
<Page Number="48">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 32 reduksi shortfall tertinggi tahun
2012 dicapai oleh kota sorong dengan capaian 2,88 persen, sementara itu kabupaten
tambrauw yang memiliki capaian ipm terendah ternyata juga memiliki reduksi
shortfall terendah di papua barat, yaitu 0,74%. metode penghitungan jumlah
penduduk miskin dilakukan dengan pendekatan benchmark garis kemiskinan. garis
kemiskinan terdiri dari dua komponen, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis
kemiskinan non makanan. garis kemiskinan adalah nilai rupiah yang harus
dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu kebutuhan

dasar makanan maupun non makanan. seseorang dikatakan miskin bila berada dibawah
garis kemiskinan. pendekatan garis kemiskinan makananan digunakan standar
kebutuhan hidup minimum 2100 kilo kalori per kapita per hari didasarkan pada
konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinan non makanan untuk memenuhi kebutuhan
dasar bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta
aneka barang dan jasa. berdasarkan metode tersebut diperoleh garis kemiskinan
provinsi papua barat 2012 sebesar rp 333.485,-. garis kemiskinan tersebut
meningkat dari rp 318.796,- pada tahun 2011 atau bertambah rp 14.689,-. garis
kemiskinan makanan tercatat rp 266.577,- sedangkan garis kemiskinan nonmakanan
sebesar rp 66.908,-. peningkatan garis kemiskinan ini memberikan peluang untuk
terjadinya penambahan penduduk miskin jika tidak mampu diimbangi dengan
peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. uraian 2009 2010 2011 2012 garis
kemiskinan (gk) gk makanan 223 538 237 147 254 759 266 577 gk non makanan 53 878
57 580 64 036 66 908 gk total 277 416 294 727 318 796 333 485 penduduk miskin
jumlah (ribu) 256,84 256,25 249,84 229,99 persentase (%) 35,71 34,88 31,92 28,20
indeks kedalaman kemiskinan (p1) (%) 9,75 10,47 8,78 7,23 indeks keparahan
kemiskinan (p2) (%) 3,57 4,30 3,43 2,65 sumber: olahan susenas maret, 2009-2012
pembangunan manusia garis kemiskinan kembali meningkat garis kemiskinan meningkat
menjadi rp. 333.485,- di tahun 2012 yang terdiri dari rp. 266.577,- garis
kemiskinan makanan dan rp. 66.908,- garis kemiskinan nonmakanan. 8.2 tabel
indikator kemiskinan provinsi papua barat 2009-2012 8.4 gambar ilustrasi capaian
indeks pembangunan manusia sumber: undp tahukah anda ? total alokasi dana bantuan
langsung masyarakat program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (pnpm
mandiri) papua barat tahun 2011 yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan
sebesar rp 257,75 miliar. 8
</Page>
<Page Number="49">
33 statistik daerah provinsi papua barat 2013 jumlah penduduk miskin di papua
barat tahun 2012 (maret) mencapai 229,99 ribu jiwa atau mengalami penurunan
dibandingkan dengan kondisi tahun 2011 yang mencapai 249,84 ribu jiwa atau
terjadi pengurangan penduduk miskin sekitar 19.850 jiwa. persentase penduduk
miskin juga mengalami penurunan dari 31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20
persen di tahun 2012. meskipun demikian, persentase penduduk miskin papua barat
adalah yang tertinggi kedua di indonesia setelah provinsi papua. jumlah dan
persentase kemiskinan di papua barat mangalami penurunan, demikian pula dengan
indeks kedalaman kemiskinan (p1) dan indeks keparahan kemiskinan (p2). indeks p1
turun dari 8,78 persen di tahun 2010 menjadi 7,23 persen di tahun 2012. sedangkan
indeks p2 juga mengalami penurunan dari 3,43 persen menjadi 2,65 persen.
penurunan kedua nilai indeks ini mengandung makna bahwa kondisi kemiskinan
semakin membaik. rata-rata pendapatan penduduk miskin dengan garis kemiskinan
semakin dekat dan ketimpangan pendapatan antar penduduk miskin semakin rendah.
dalam upaya menekan angka kemiskinan pemerintah telah membentuk tim nasional
percepatan penanggulangan kemiskinan (tnp2k) dan tim koordinasi penanggulangan
kemiskinan (tkpk). upaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan memprioritaskan
program-program pembangunan yang pro penduduk miskin (pro poor policy). salah
satu programnya adalah blm program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (pnpm
mandiri). formulasi ukuran kemiskinan: dimana: 0,1,2 z garis kemiskinan yi
rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan q banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan n jumlah
penduduk 0 head count index (p0) persentase penduduk miskin 1 poverty gap
index (p1) indeks kedalaman kemiskinan 2 poverty saverity indeks (p2) indeks
keparahan kemiskinan pembangunan manusia jumlah dan persentase penduduk miskin
turun jumlah penduduk miskin papua barat berkurang dari 249,84 ribu orang di
tahun 2011 menjadi 229,99 ribu orang di tahun 2012. persentase penduduk miskin
juga mengalami penurunan dari 31,92 persen di tahun 2011 menjadi 28,20 persen di
tahun 2012. 8.5 gambar ilustrasi kemiskinan tahukah anda ? persentase penduduk
miskin provinsi papua barat tahun 2012 adalah yang teritnggi kedua (28,20%) di
indonesia setelah provinsi papua (31,11%). 8 miskin
</Page>
<Page Number="50">

statistik daerah provinsi papua barat 2013 34 pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak selamanya dapat secara langsung mengentaskan kemiskinan. pertumbuhan
ekonomi tinggi bila tidak diikuti oleh pemerataan distribusi pendapatan tidak
akan berdampak pada masyarakat bawah karena sebagian besar pendapatan dikuasai
oleh sekelompok kecil masyarakat elit sedangkan sebagian masyarakat lain yang
berpendapatan rendah tetap berada dalam keadaan miskin. kemerataan menurut bank
dunia dikelompokkan kedalam 40 persen pendapatan terbawah, 40 persen pendapatan
menengah, dan 20 persen pendapatan teratas. idealnya, setiap kelompok pendapatan
terdistribusi kedalam kumulatif jumlah penduduk pada kelompok yang sama agar
tercapai kemerataan sempurna. namun pada kenyataannya kondisi ideal tersebut
sangat sulit terbentuk. kondisi kemerataan pendapatan di papua barat menunjukkan
bahwa masih terjadi ketidakmerataan pendapatan. secara umum kondisi yang paling
tidak merata adalah pada 40% pendapatan terbawah dan 20% pendapatan teratas. di
tahun 2012, pada 40 persen pendapatan terbawah yang semestinya dinikmati oleh 40
persen penduduk ternyata 40 persen penduduk hanya menikmati 18,86 persen
pendapatan. keadaan justru terbalik di 20% pendapatan teratas yang seharusnya
dinikmati oleh 20% penduduk. ternyata 20% penduduk menikmati 41,46 persen dari
total pendapatan. berarti bahwa sekelompok kecil penduduk berpendapatan tinggi,
sementara sebagian besar penduduk lainnya memiliki pendapatan rendah. uraian 2010
2011 2012 gini ratio (%) 0,37 0,39 0,42 kemerataan bank dunia (%): 40 persen
pendapatan terbawah 19,14 18,76 18,86 40 persen pendapatan menengah 37,71 38,24
39,68 20 persen pendapatan teratas 43,15 43,00 41,46 tabel 8.3 indikator
kemerataan pendapatan sumber: olahan susenas, 2010-2012 sumber: olahan susenas,
2012 pembangunan manusia ketimpangan pendapatan semakin parah menurut kemerataan
bank dunia, ketimpangan papua barat terutama terjadi pada 40 persen pendapatan
terbawah semakin parah, persentasenya pada tahun 2012 adalah 18,86 persen, dimana
persentase ideal semestinya sebesar 40 persen. 40 18.86 40 39.68 20 41.46 ideal
ketimpangan ukuran kemerataan bank dunia: proporsi jumlah pendapatan dari 40
persen terbawah: 12 persen : ketimpangan tinggi 12-17 persen : ketimpangan sedang
17 persen : ketimpangan rendah catatan: 8.3 tabel indikator kemerataan pendapatan
papua barat 2010-2012 (%) 8.6 gambar kemerataan distribusi pendapatan menurut
bank dunia di papua barat 2012 (%) 8
</Page>
<Page Number="51">
35 statistik daerah provinsi papua barat 2013 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 0.2 0.4 0.6
0.8 1 kumulatif pendapatan kumulatif penduduk pemerataan ideal kurva lorens gr
0.42 pola kemerataan pendapatan menurut bank dunia di papua barat tahun 2010-2012
mempunyai pola yang seragam, yaitu pada 20 persen pendapatan teratas dan 40
persen pendapatan terbawah memiliki proporsi yang berkebalikan dari kondisi
ideal. pada 40 persen pendapatan terbawah, di tahun 2010 yang persentasenya
idealnya 40 persen penduduk, justru yang terjadi adalah hanya ditempati oleh
19,14 persen, demikian pula untuk tahun 2011 dan 2012, nilainya tidak jauh
berbeda, yaitu 18,76 % dan 18,86 %. sehingga dapat dikatakan tidak ada perubahan
yang berarti selama tahun 2010-2012 pada distribusi 40 persen pendapatan
terbawah. ketimpangan yang sama terjadi pada distribusi 20 persen pendapatan
teratas yang semestinya ditempati oleh 20 persen penduduk. situasi yang terjadi
adalah sekitar 40 persen pendapatan ditempati oleh 20 persen penduduk.
proporsinya tidak jauh berbeda dalam tiga tahun terakhir, yaitu 43,15%; 43,00%;
dan 41,46%. situasi ini mengandung makna sekelompok masyarakat yang jumlahnya
relatif kecil menguasai pendapatan yang besar, sebaliknya masyarakat miskin
jumlahnya lebih banyak namun berpendapatan rendah. ukuran ketimpangan pendapatan
lainnya adalah menggunakan koefisien gini (gini ratio). gini ratio papua barat
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 0,39. di tahun
2012 nilai gini ratio papua barat memburuk menjadi 0,42. berdasarkan
pengelompokkannya berarti tingkat ketimpangan/ketiidakmerataan distribusi
pendapatan di papua barat termasuk ke dalam kategori sedang. sumber: olahan
susenas, 2012 angka koefisien gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang
dihitung berdasarkan kelas pendapatan. angka koefisien gini terletak antara 0
(nol) dan 1 (satu). nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan
ketidakmerataan sempurna. nilai 0,5-0,7 menggambarkan ketidakmerataan tinggi;
0,36-0,49 ketidakmerataan sedang; dan 0,20-0,35 mengalami ketidakmerataan rendah.

pembangunan manusia 8 gini ratio papua barat meningkat lagi gini ratio papua
barat tahun meningkat dari 0,39 persen di tahun 2011 menjadi 0,42 di tahun 2012.
peningkatan ini akan mempengaruhi penurunan persentase penduduk miskin. definsi
8.7 gambar gini ratio papua barat 2012 tahukah anda ? persentase penduduk miskin
papua barat (maret 2012) adalah yang tertinggi kedua (28,20%) di indonesia,
meskipun demikian kontribusinya terhadap penduduk miskin nasional hanya 0,79
persen.
</Page>
<Page Number="52">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 36 sektor pertanian sampai dengan
tahun 2008 selalu memberikan kontribusi utama dalam perekonomian papua barat.
persentase penduduk yang bekerjanya pun sampai saat ini selalu memiliki
persentase tertinggi. sejak tahun 2010, sektor pertanian menjadi kontributor
terbesar kedua dalam pdrb papua barat. di tahun 2012 kontribusinya sebesar 12,16
persen dengan persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 46,52
persen. namun bila unsur migas tidak diperhitungkan maka share sektor pertanian
tetap menjadi yang paling utama di papua barat (29,67%). tergerusnya kontribusi
sektor pertanian, disamping semakin kurang diminati, juga disebabkan oleh
produksi lng tangguh yang memberikan nilai tambah yang tinggi dalam perekonomian
papua barat dalam tiga tahun terakhir. kecenderungan penurunan kontribusi dalam
perekonomian dan jumlah tenaga kerja membuat sektor pertanian dinilai memiliki
produktivitas yang rendah, karena dengan 46,52 persen tenaga kerja hanya mampu
memberikan sumbangan sebesar 12,16 persen terhadap total pdrb. tingkat pendidikan
tenaga kerja sektor ini juga lebih banyak didominasi oleh pekerja dengan
pendidikan rendah. pertumbuhan ekonomi yang mampu diberikan oleh sektor pertanian
juga relatif rendah (1,48%) dibandingkan dengan sektor lain yang digerakkan oleh
sdm yang lebih kecil. sebagai contoh sektor industri pengolahan, dengan
persentase tenaga kerja hanya 5,16 persen mampu memberikan kontribusi dalam
perekonomian sebesar 53,99 persen. pertumbuhan uraian 2010 2011 2012 padi
(sawahladang) luas panen (ha) 9 464 8 283 7 750 produksi (ton) 34 256 29 303 30
244 produktivitas (kw/ha) 36,20 35,38 39,02 jagung luas panen (ha) 1 162 1 278 1
199 produksi (ton) 1 930 2 125 2 049 produktivitas (kw/ha) 16,61 16,63 17,09
kedelai luas panen (ha) 571 375 603 produksi (ton) 600 403 650 produktivitas
(kw/ha) 10,51 10,74 10,79 ubi jalar luas panen (ha) 1 039 1 018 1 029 produksi
(ton) 10 557 10 410 10 646 produktivitas (kw/ha) 101,61 102,26 103,46 ubi kayu
luas panen (ha) 2 369 1 744 844 produksi (ton) 25 114 20 440 9 748 produktivitas
(kw/ha) 106,01 117,20 115,49 sumber: diolah dari survei pertanian tanaman pangan
bps prov papua barat, 2010-2012 pertanian share pdrb dan pekerja sektor pertanian
semakin menurun dari tahun ke tahun kontribusi sektor pertanian terhadap pdrb dan
persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian semakin menurun. share
sektor pertanian menurun dari 13,76 persen di tahun 2011 menjadi 12,16 persen di
tahun 2012. sementara pekerjanya turun dari 48,48 menjadi 46,52 persen. 9 2010
2011 2012 54.04 48.48 46.52 33.17 30.04 29.67 17.35 13.76 12.16 % tenaga kerja
share pdrb tm share pdrb 9.1 gambar share pdrb sektor pertanian dan persentase
peker-ja di sektor pertanian papua barat 2010-2012 (%) 9.1 tabel indikator
pertanian papua barat 2010-2012 sumber: pdrb menurut lapangan usaha 2010-2012
sakernas diolah, 2010-2012
</Page>
<Page Number="53">
37 statistik daerah provinsi papua barat 2013 ekonomi yang mampu diberikan oleh
sektor pengolahan sebesar 27,76 persen, jauh melebihi sektor pertanian. produksi
padi (sawah dan ladang) di papua barat tahun 2012 mengalami kenaikan dari 29.303
ton menjadi 30.244 ton. sedangkan jika dilihat dari luas panennya terjadi
penurunan yaitu dari 8.283 ha di tahun 2011 menjadi 7.750 ha di tahun 2012.
produktivitasnya padi mengalami kenaikan dari 35,38 kw/ha di tahun 2011 menjadi
39,02 kw/ha di tahun 2012. setalah tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun
2010, produksi dan luas panen tanaman jagung tahun 2012 mengalami penurunan. luas
panen menurun dari 1.278 ha di tahun 2011 menjadi 1.199 ha di tahun 2012.
produksinya juga mengalami penurunan dari 2.125 ton di tahun 2011 menjadi 2.049
ton di tahun 2012. penurunan luas panen dan produksi jagung tidak menurunkan
produktivitas jagung. di tahun 2012 produktivitasnya meningkat menjadi 17,09

kw/ha dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 16,63 kw/ha. produksi kedelai di
papua barat sempat mengalami kelesuan pada periode 2009-2011. di tahun 2009
produksinya mencapai 1.208 ton, namun di tahun 2010 dan 2011 produksinya menjadi
600 ton dan 403 ton. pada tahun 2012, produksi kedelai mengalami peningkatan
menjadi 650. penurunan luas panen juga sempat terjadi pada periode 2009-2011
tetapi kembali meningkat di tahun 2012, namun demikian produktivitasnya terus
meningkat dari tahun ke tahun. pertanian produksi kelapa sawit tertinggi di
perkebunan dengan luas lahan 10.915 hektar, produksi kelapa sawit papua barat
mencapai 32.397 ton. produksi ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lainnya. sumber: dinas kehutanan dan perkebunan provinsi papua
barat, 2012 9.2 gambar luas area (ha) dan produksi (ton) tanaman pala, kelapa
sawit, dan kakao provinsi papua barat 2012 tahukah anda ? sampai saat ini
manokwari masih menjadi sentra tanaman padi di papua barat. produksi padinya di
tahun 2012 mencapai 69,33 persen dari total produksi padi di papua barat. sumber:
image google 9 pala kelapa sawit kakao 5228 10915 7513 1916 32397 2751 areal
produksi
</Page>
<Page Number="54">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 38 komoditas unggulan di subsektor
perkebunan papua barat diantaranya adalah pala, kelapa sawit, dan kakao.
perkebunan kepala sawit berada di kabupaten manokwari, perkebunan kakao terutama
di wilayah sorong dan manokwari, sedangkan perkebunan pala terutama di kabupaten
fakfak dan kabupaten kaimana. produksi pala tahun 2012 mencapai 1.916 ton dengan
luas areal perkebunan seluas 5.228 ha. produksi kelapa sawit mencapai 32.397 ton
dengan luar areal perkebunan seluas 10.915 ha. sedangkan perkebunan kakao
memiliki areal seluas 2.751 ha menghasilkan 7.513 ton kakao. dari sisi
peternakan, peningkatan yang paling signifikan adalah pada peternakan babi.
ternak babi meningkat dari 63.138 ekor di tahun 2010 menjadi 76.420 ekor di tahun
20101 jumlah tersebut kembali meningkat di tahun 2012 menjadi 80.857 ekor.
tingginya peningkatan jumlah ternak babi diduga terjadi karena tingginya
permintaan konsumsi daging babi. sedangkan pada ternak sapi dan kambing meskipun
mengalami peningkatan, namun peningkatannya tidak setinggi pada ternak babi.
nilai produksi perikanan papua barat tahun 2012 mencapai 106.750 ton. tiga
kabupaten/kota dengan produksi tertinggi adalah kota sorong, kabupaten manokwari,
dan kabupaten fakfak. nilai produksi ketiga kabupaten/kota tersebut masing-masing
33.131 ton; 23.620 ton; dan 12.098 ton. besarnya potensi perikanan dan kelautan
yang dimiliki oleh papua barat memungkinkan akan menjadi sektor unggulan yang
sumber: dinas pertanian, peternakan dan ketahanan pangan prov. papua brt, 2012 0
5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 fakfak kaimana teluk wondama teluk
bintuni manokwari sorong selatan sorong raja ampat sumber: dinas perikanan dan
kelautan provinsi papua barat, 2012 pertanian populasi ternak babi meningkat
tajam populasi ternak babi mengalami peningkatan tajam selama tiga tahun
terakhir. semula populasinya sebesar 53.706 ekor di tahun 2009 menjadi 80.857
ekor di tahun 2012 atau terjadi peningkatan sebesar 50,55 persen. 9.4 gambar
produksi perikanan laut menurut kabupaten/kota di papua barat 2012 (ton) 9.3
gambar populasi jumlah ternak besar dan kecil papua barat 2010-2012 (ekor) 9
tahukah anda ? walaupun produktivitas tanaman jagung papua barat meningkat dari
tahun sebelumnya. tetapi produktivitas tanaman jagung di papua barat adalah yang
terendah di indonesia. 2010 2011 2012 sapi 37212 41462 52046 kambing 15433 16810
20401 babi 63138 76420 80857
</Page>
<Page Number="55">
39 statistik daerah provinsi papua barat 2013 papua barat adalah salah satu
provinsi yang berlimpah sumber daya alam. banyak potensi sumber daya alam berupa
bahan tambang yang masih belum tereksplorasi maupun yang telah tereksploitasi
yang dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. dua tambang besar yang dimiiki papua
barat adalah tambang minyak di kabupaten sorong dan tambang liquid natural gas
(lng) di kabupaten teluk bintuni. bahkan tambang lng ini diperkirakan memiliki
kandungan gas alam cair yang besar dan termasuk tiga produsen lng terbesar di
indonesia. besarnya nilai tambah bruto atau pdrb atas dasar harga berlaku sektor
pertambangan dan penggalian papua barat tahun 2012 mencapai 2.771,27 miliar

rupiah. nilai tersebut setara dengan 6,48 persen dari total pdrb papua barat yang
mencapai 42,76 triliun rupiah. kontribusi sektor ini adalah yang terbesar ketiga
di papua barat setelah sektor industri pengolahan (53,99%) dan sektor pertanian
(12,16%). kontribusi sektor pertambangan dan penggalian berangsur mengalami
penurunan sejak tahun 2005. di tahun 2005, kontribusi sektor ini mencapai 19,71
persen. angka tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah
dalam sejarah penghitungan pdrb papua barat menjadi 6,48 persen di tahun 2012.
persentase penduduk yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian di tahun
2010 hanya sebesar 2,13 persen. selanjutnya ditahun 2011 sektor ini mengalami
peningaktan tipis menjadi 2,65 persen. 12.50 8.57 7.23 6.48 3.02 2.13 2.65 3.00
2009 2010 2011 2012 share pdrb % pekerja sumber: bps provinsi papua barat, 20102012 sumber: bps provinsi papua barat, 2012 pertambangan dan energi produktivitas
pekerja tertinggi ketiga produktivitas pekerja sektor pertambangan adalah yang
tertinggi ketiga menurut lapangan usaha di papua barat setelah sektor industri
pengolahan dan sektor listrik, air bersih, dan gas. 10.2 gambar produktivitas
pekerja pertambangan menurut lapangan usaha papua barat 2011 (juta rp/tahun) 10.1
gambar share terhadap pdrb dan persentase pekerja di sektor pertambangan dan
penggalian 2010-2012 (%) 10 tahukah anda ? produksi lng tangguh terbesar diekspor
ke jepang sebesar 40 persen dengan total pendapatan negara mencapai 6,4 miliar
usd per tahun.
</Page>
<Page Number="56">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 40 pada tahun 2012, sektor ini kembali
mengalami peningkatan menjadi 3,00 persen. kontribusi sektor pertambangan dan
penggalian terhadap total pdrb tahun 2012 berada pada posisi ketiga setelah
sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, namun produktivitas sektor ini
menempati posisi kedua setelah industri pengolahan. produktivitas pekerja di
sektor ini cukup tinggi karena dengan persentase penduduk yang bekerja hanya 3,00
persen tetapi mampu memberikan kontribusi terhadap pdrb sebesar 6,48 persen.
bandingkan dengan sektor pertanian yang memiliki persentase pekerja mencapai
46,52 persen namun hanya memberikan share 12,16 persen terhadap total pdrb.
kontributor minyak dan gas (migas) terbesar papua barat adalah pertambangan lng
tangguh di kabupaten teluk bintuni. lng tangguh telah berproduksi sejak akhir
tahun 2009. setiap bulannya, lng yang diekspor mencapai 9-10 kargo dengan
kapasitas rata-rata 143-152 ribu m 3 . jadi setiap tahunnya rata-rata lng yang
diekspor mencapai sekitar 7,6 juta metrik ton. sampai saat kondisi terakhir
dilaporkan akhir tahun 2011, lng yang diekspor telah mencapai 188 kargo yang
dikirim dengan kapal laut. meskipun merupakan pertambangan dengan nilai produksi
yang tinggi, namun sesuai dengan klasifikasi baku lapangan usaha indonesia (kbli
2005) dalam penghitungan pdrb nilai tambahnya sebagian besar masuk kedalam sektor
industri pengolahan karena telah mengalami perubahan wujud produk (output).
ekspor lng tangguh dengan kapal (sumber: image google) lng tangguh, teluk
bintuni, papua barat sumber: image google pertambangan dan energi ekspor lng
capai 188 kargo sampai dengan akhir 2011 sampai dengan akhir tahun 2011, ekspor
lng tangguh telah mencapai 188 kargo yang dikirim melalui kapal laut. dimana
setiap bulannya diekspor rata-rata 9-10 kargo dengan kapasitas rata-rata 143-152
ribu meter kubik. 10 tahukah anda ? berdasarkan uu otonomi khusus no 21 tahun
2001 disebutkan bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya
alam pertambangan gas alam adalah sebesar 70 persen.
</Page>
<Page Number="57">
41 statistik daerah provinsi papua barat 2013 98.35 80.00 79.74 71.42 66.98 50.30
45.75 25.26 23.55 17.38 16.37 12.59 kota sorong fakfak manokwari sorong papua
barat kaimana teluk bintuni teluk sorong selatan maybrat tambrauw raja ampat
kondisi penggunaan energi listrik terutama yang memanfaatkan listrik negara (pln)
masih belum merata. belum seluruh kabupaten di papua barat mendapatkan pasokan
listrik 24 jam, seperti contohnya di kabupaten teluk wondama, kabupaten teluk
bintuni, kabupaten tambrauw dan kabupaten maybrat. disamping itu juga tidak semua
desa teraliri listrik pln. sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya
ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum meratanya pasokan listrik
sampai menjangkau seluruh kecamatan maupun desa di papua barat. untuk wilayah

yang tidak dialiri listrik 24 jam atau yang tidak mendapatkan pasokan listrik pln
umumnya penduduk menggunakan listrik non pln seperti genset atau penerangan non
listrik seperti sentir, petromaks, pelita dan lain sebagainya. dari total sekitar
189 ribu rumah tangga di papua barat, hanya 130.108 rumah tangga yang terdaftar
sebagai pelanggan pln. persentase tertinggi pelanggan pln adalah untuk golongan
rumah tangga, yaitu mencapai 82,31 persen. sebesar 17,69 persen sisanya terbagi
untuk golongan bisnis (12,06%); sosial (3,96%); publik (1,67%); dan untuk
golongan industri (0,01%). sekitar 66,98 persen dari total rumah tangga di papua
barat telah teraliri listrik pln. persentase pelanggan listrik pln tertinggi
berada di kabupaten kota sorong (98,35%); fak-fak (80,00%); dan kabupaten
manokwari (79,74%). sementara itu pelanggan pln terendah berada di kabupaten raja
ampat, yakni hanya mencapai 12,59 persen (susenas, agustus 2012). sumber: pt pln
(persero) wilayah papua, 2012 sumber: susenas, agustus 2012 pertambangan dan
energi 10 belum semua rumah tangga teraliri listrik pln dari total sekitar 189
ribu rumah tangga di papua barat, baru sekitar 66,98 persen yang telah teraliri
oleh listrik pln. 10.4 gambar persentase rumah tangga yang telah teraliri listrik
pln 2012 (%) 10.3 gambar persentase pelanggan pln menurut jenisnya papua barat
2012 (%) tahukah anda ? berdasarkan uu otonomi khusus no 21 tahun 2001 disebutkan
bahwa dana perimbangan bagian daerah untuk bagi hasil sumber daya alam
pertambangan minyak bumi adalah sebesar 80 persen. 3.96 82.31 12.06 0.01 1.67
sosial rumah tangga bisnis industri publik
</Page>
<Page Number="58">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 42 kontribusi sektor industri
pengolahan dalam perekonomian papua barat memilki prospek yang sangat baik di
masa mendatang. sektor ini terus mengalami peningkatan share terhadap total pdrb.
di tahun 2008 share sektor ini hanya 22,64 persen. namun di tahun 2012
kontribusinya meningkat sangat signifikan menjadi 53,99 persen. kontribusi sektor
industri pengolahan menempati posisi pertama dalam pdrb papua barat (23.087,93
miliar rupiah) menggeser kontribusi sektor pertanian sejak tahun 2009. meskipun
berkontribusi besar dalam pdrb, ternyata lebih banyak didorong oleh industri
migas. bila tanpa memperhitungkan migas, kontribusinya di tahun 2012 hanya
sebesar 8,35 persen. pertumbuhan sektor industri pengolahan di tahun 2012
mengalami perlambatan. sektor ini tumbuh mencapai 27,76 persen, dibandingkan
tahun 2011 yang hanya mencapai 64,66 persen. pertumbuhan sektor ini dipicu oleh
produksi industri gas alam cair atau lng di kabupaten teluk bintuni. bila dilihat
dari sisi produktivitasnya, sangat jelas bahwa sektor pertanian masih tertinggal
jauh dengan sektor industri pengolahan. bila pada sektor pertanian dengan 46,52
persen dari total tenaga kerja hanya mampu memberikan kontribusi 12,16 persen,
pada sektor industri pengolahan hanya dengan 5,16 persen tenaga kerja mampu
memberikan kontribusi sebesar 53,99 persen dari total pdrb papua barat. sektor
ini juga merupakan sektor yang memiliki produktivitas tertinggi diantara sektorsektor lainnya di provinsi papua barat (lihat gambar 10.2). industri pengolahan
sumber: bps provinsi papua barat, 2008-2012 catatan: industri pengolahan dibagi
kedalam 4 golongan: 1. industri besar (tenaga kerja 100 orang) 2. industri sedang
(tenaga kerja 20-99 orang) 3. industri kecil (tenaga kerja 5-19 orang) 4.
industri rumah tangga (tenaga kerja 1-4 orang) kontribusi sektor industri
pengolahan tertinggi di tahun 2012 ini, tercatat rekor kontribusi sektor industri
pengolahan. kontribusi sektor ini mencapai 53,99 persen. pertumbuhannya pun cukup
baik, yaitu mencapai 27,76 persen, meskipun melambat dari tahun sebelumnya yang
mencapai 64,66 persen. gambar 11.1 pertumbuhan sektor industri pengolahan 20072010 sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov. papua barat, 2008-2012 11 11.2
gambar pertumbuhan sektor industri pengolahan papua barat 2008-2012 (%) 11.1
gambar share terhadap pdrb dan persentase pekerja di indus-tri pengolahan papua
barat 2008-2012 (%)
</Page>
<Page Number="59">
43 statistik daerah provinsi papua barat 2013 menurut survei industri besar
sedang bps, di tahun 2010 ada 24 perusahaan industri besar sedang. industri
tersebut hanya terbagi menjadi enam kategori lapangan usaha menurut kbli dua
digit (lihat box). jenis industri terbanyak yaitu industri makanan sebesar 41,67

persen, industri terbanyak kedua adalah industri kayu (selain mebeller) yaitu
sebesar 25,00 persen, dan terbanyak ketiga adalah industri minuman (12,50%).
industri lainnya adalah industri barang-barang dari batubara, pengilangan minyak
bumi, dan pengolahan minyak bumi; industri kertas dan barang dari kertas; serta
jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan dengan persentase kurang dari 25
persen. menurut sebarannya, industri besar sedang hanya terdapat di empat
kabupaten/kota, yaitu kabupaten teluk biintuni (33,33%), kabupaten manokwari
(8,33%), kabupaten sorong (12,50%), dan kota so r ong ( 45 , 83% ) . sedangk an
menu r u t kepemilikannya, sebesar 8,33 persen adalah milik pemerintah pusat;
66,67 persen milik swasta nasional; 4,17 persen milik asing; 16,67 persen milik
swasta nasional dan asing; serta 4,17 persen adalah milik pemerintah pusat dan
asing. secara umum, tenaga kerja pada sektor industri besar sedang didominasi
oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 79,26 persen. pekerja
perempuan hanya sebesar 20,74 persen. seluruh kelompok perusahaan industri besar
sedang memiliki kondisi serupa, yakni didominasi oleh pekerja berjenis kelamin
laki-laki. 41.67 12.50 25.00 4.17 8.33 8.33 10 11 16 17 19 33 sumber: survei
industri besar sedang, 2010 sumber: survei ibs, 2010 kode perusahaan industri
menurut lapangan usaha (kbli, 2009): 10 : industri makanan 11 : industri minuman
16 :industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furniture) dan
barang anyaman lain dari bambu, rotan, dan sejenisnya 17 : industri kertas dan
barang dari kertas 19 :industri produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi
33 : jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. perusahaan jumlah tenaga
kerja laki-laki perempuan total 10 75.47 24.53 100,00 11 76.00 24.00 100,00 16
82.26 17.74 100,00 17 86.67 13.33 100,00 19 100.00 0.00 100,00 33 95.24 4.76
100,00 jumlah 79.26 20.74 100,00 industri pengolahan industri makanan dan minuman
lebih dari setengah dari total industri jumlah industri makanan dan minuman lebih
dari setengah dari total industri pengolahan besar sedang di papua barat.
persentasenya mencapai 54,17 persen. 11 11.3 gambar persentase perusahaan
industri besar sedang menurut lapangan usaha 2010 (%) 11.1 tabel persentase
tenaga kerja perusahaan industri besar sedang 2010 (%)
</Page>
<Page Number="60">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 44 ditengah percepatan pembangunan di
papua barat sebagaimana diamanatkan dalam perpres nomor 65 tahun 2011, sektor
konstruksi memegang peranan penting khususnya dalam pembangunan infrastruktur.
pembangunan infrastuktur ini terus d i lakukan untuk menge jar keter t ingga lan
pembangunan dari provinsi lain dan membuka keterisolasian distrik dan kampung.
nilai tambah bruto sektor konstruksi papua barat tahun 2011 mencapai 3.135,43
miliar rupiah. share sektor ini sempat menurun pada periode 2009-2011. pada tahun
2012 kontribusinya meningkat menjadi 7,33 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu
sebesar 6,87. walaupun bukan sebagai kontributor utama dalam pdrb papua barat
namun pertumbuhannya cukup signifikan, yaitu mencapai 12,30 persen. indeks
kemahalan konstruksi (ikk) adalah angka indeks yang menggambarkan perbandingan
tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi suatu kabupaten/kota atau provinsi
terhadap rata-rata nasional. ikk merupakan salah satu alokator dalam penghitungan
dana alokasi umum (dau). ikk papua barat tahun 2012 mencapai 149,15. angka
tersebut adalah yang tertinggi kedua di indonesia setelah provinsi papua
(242,63). angka ikk tertinggi di papua barat berada di kabupaten maybrat, yaitu
mencapai 209,86. nilai tersebut dapat dimaknai bahwa rata-rata harga barangbarang konstruksi di kabupaten adalah yang paling mahal di papua barat. sedangkan
ikk terendah di papua barat berada di kota sorong, yaitu sebesar 128,22. sumber:
bps provinsi papua barat, 2009-2012 sumber: bps ri, 2012 konstruksi sektor
konstruksi kembali tumbuh setelah tiga tahun berturut-turut (2008-2010) mengalami
perlambatan, di tahun 2011 sektor konstruksi kembali tumbuh, yaitu mencapai 12,24
persen. pada tahun 2012, sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan menjadi
12,30 persen. 12 12.1 kontribusi terhadap pdrb, pertumbuhan ekonomi, dan pekerja
sektor kostruksi 2009-2012 (%) gambar 12.2 gambar indeks kemahalan konstruksi
(ikk) menurut kabupaten/kota di papua barat 2012 tahukah anda ? indeks kemahalan
konstruksi (ikk) papua barat adalah yang tertinggi kedua (149,15) di indonesia
setelah ikk provinsi papua (242,63). 9.25 7.57 6.87 7.33 4.77 5.06 4.82 4.67
12.96 9.77 12.24 12.30 2009 2010 2011 2012 share pdrb % pekerja pertumbuhan

209.86 197.27 192.59 149.66 149.15 148.89 147.58 146.73 138.46 132.76 129.15
128.22 0 50 100 150 200 250 maybrat tambrauw teluk bintuni kaimana papua barat
sorong selatan fakfak raja ampat teluk wondama sorong manokwari kota sorong
</Page>
<Page Number="61">
45 statistik daerah provinsi papua barat 2013 hotel dan pariwisata kontribusi
subsektor perhotelan memang tidak signifikan dalam perekonomian papua barat.
nilai tambah pdrb sektor ini tahun 2012 hanya sebesar 65,96 miliar rupiah atau
hanya sekitar 0,15 persen dari total pdrb papua barat. meskipun demikian,
subsektor ini cukup menjanjikan. pertumbuhan subsektor perhotelan cukup stabil
dalam tiga tahun terakhir. di tahun 2010 pertumbuhan subsektor ini hanya 11,67
persen, kemudian di tahun 2011 sedikit menurun menjadi 11,06 persen. pada tahun
2012, subsektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu sebesar 14,77 persen.
jumlah hotel di papua barat tahun 2012 adalah 96 unit, yang terdiri dari 11 hotel
bintang dan 85 hotel melati. jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010
yang berjumlah 80 unit (10 unit hotel bintang dan 70 unit hotel melati). hotel
berbintang hanya tersebar di tiga kabupaten, yaitu kabupaten fakfak, kabupaten
manokwari dan kota sorong. sedangkan di kabupaten maybrat dan tambrauw tidak
terdapat satu unit pun bangunan hotel. jumlah hotel dan kamar hotel melati di
tahun 2012 tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011. jumlah kamar pun
tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. kondisi ini juga
terjadi untuk hotel berbintang yaitu tidak ada peningkatannya maupun penurunan
dibandingkan tahun lalu. di tahun 2010 rata-rata tamu menginap hotel bintang
lebih tinggi dari pada hotel melati, yaitu 3,06 hari/orang, namun di tahun 2011
dan 2012 rata-rata sumber: statistik perhotelan provinsi papua barat, 2009-2011
uraian 2010 2011 2012 jumlah hotel (unit) bintang 10 11 11 melati 70 85 85 jumlah
kamar (unit) bintang 640 705 705 melati 1 400 1 542 1 542 jumlah t.tidur (unit)
bintang 892 966 966 melati 2 098 2 194 2 194 rata-rata lama tamu menginap
(domestikasing) (hari/orang) bintang 3,06 2,54 2,88 melati 2,39 3,45 3,10 ratarata lama tamu menginap (asing) (hari/orang) bintang 2,61 7,02 5,75 melati 3,62
6,06 7,01 rata-rata lama tamu menginap (domestik) (hari/orang) bintang 2,03 2,36
2,82 melati 2,32 3,42 3,07 jumlah tamu asing bintang 2 220 1 286 1 551 melati 732
72 202 jumlah tamu domestik bintang 34 502 32 119 71 958 melati 30 731 13 681 36
253 jumlah hotel terus bertambah selama dua tahun terakhir, jumlah hotel baik
tipe berbintang maupun melati mengalami peningkatan. hotel bintang meningkat dari
8 unit menjadi 11 unit, sedangkan hotel melati bertambah sebanyak 20 unit menjadi
85 unit hotel. 13 13.1 tabel statistik perhotelan papua barat 2010-2012 tahukah
anda ? bandara marinda di raja ampat (papua barat) telah diresmikan pada tanggal
9 mei 2012. hal ini adalah salah satu upaya untuk memajukan pariwisata di raja
ampat yang telah mendunia.
</Page>
<Page Number="62">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 46 tamu menginap hotel bintang menurun
menjadi 2,54 hari/orang dan 2,88 hari/orang. sedangkan tamu asing memiliki ratarata lama menginap yang lebih tinggi dibandingkan dengan tamu domestik, baik itu
dibedakan antara hotel bintang maupun hotel melati. rata-rata tamu asing yang
menginap di hotel bintang memiliki lama menginap yang lebih panjang dibandingkan
tamu asing yang menginap di hotel melati. berbeda halnya dengan tamu domestik
yang memiliki rata-rata lama menginap yang lebih panjang pada hotel melati. tamu
asing sebagian besar memilih untuk menginap di hotel berbintang dibandingkan
dengan hotel melati. fenomena ini terlihat pada jumlah tamu pada hotel berbintang
jauh lebih tinggi dari pada hotel melati. jumlah tamu asing di hotel berbintang
pada tahun 2012 mencapai 1.551 orang (88,48%), sementara yang menginap di hotel
melati hanya 202 orang (11,52%). secara jumlah, tamu domestik yang menginap di
hotel jauh lebih banyak dari pada tamu asing. jumlah tamu domestik di tahun 2012
mencapai 108.211 orang atau 98,40 persen dari seluruh jumlah tamu yang menginap
di hotel. seperti halnya dengan tamu asing, tamu domestik juga lebih memilih
hotel bintang (66,50%) dari pada hotel melati (33,50%). jumlah objek wisata di
papua barat tahun 2012 sebanyak 212 objek, menurun dibandingkan dengan tahun
2011. objek wisata tersebut terdiri dari 113 objek wisata alam, 10 objek wisata
tirta/bahari, 74 objek wisata budaya, dan 15 objek wisata agro (dinbudpar, 2012).

sumber: dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi papua barat, 2012 gambar 13.1
jumlah objek wisata di papua barat 2010 gambar: hotel di manokwari hotel dan
pariwisata hotel berbintang favorit tamu asing dan domestik baik tamu asing
maupun domestik ternyata lebih memilih hotel berbintang dibandingkan hotel
melati. hal ini tampak pada jumlah tamu pada hotel berbintang baik asing maupun
domestik yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan hotel melati. 13.1 gambar
jumlah objek wisata menurut jenisnya di papua barat 2012 tahukah anda ? dari 26
kawasan konservasi di papua barat, taman nasional teluk cenderawasih adalah yang
terluas di papua barat, yaitu 1,45 juta hektar. 13
</Page>
<Page Number="63">
47 statistik daerah provinsi papua barat 2013 kawasan kepulauan raja ampat
pariwisata di papua barat semakin hari semakin berkembang terutama karena
didukung oleh keindahan alamnya. papua barat sesungguhnya juga menyimpan berbagai
keragaman hayati yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. salah satunya adalah
penyu belimbing (dermochelys coriacea). pantai jamursba medi di kabupaten
tambrauw merupakan pantai tempat peneluran penyu belimbing, dan juga beberapa
jenis penyu lainnya. pantai ini telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi.
penyu belimbing setiap tahun akan naik dan bertelur di pantai jamursba medi.
setelahnya mereka akan mencari makan sampai ke pantai florida amerika serikat dan
kemudian kembali lagi ke pantai jamursba medi untuk bertelur. penyu ini memiliki
ciri fisik berupa kulit cangkang berwarna gelap dengan bintik-bintik putih yang
tidak sekeras penyu lain dan sirip depannya yang panjang. penyu belimbing
merupakan salah satu reptil terbesar yang masih hidup dan merupakan penyu dengan
ukuran terbesar yaitu panjang badan mencapai 180 cm dan bobot 500 kilogram. dalam
satu kali bertelur, mereka dapat menghasilkan sekitar 60 sampai 129 butir namun
hanya sekitar satu persen dari telur-telur tersebut yang mampu bertahan hingga
dewasa. kini penyu belimbing sedang menghadapi kepunahan. diperkirakan hanya
2.300 betina dewasa yang tersisa. populasi di indonesia pada tahun 1984 sebanyak
13.000 sarang dan menurun menjadi 2.983 sarang pada tahun 1999. penyu belimbing
dijadikan maskot pemerintah kabupaten tambrauw dan dipakai sebagai logo
kabupaten. hotel dan pariwisata jamursba medi jadi tempat konservasi penyu
belimbing jamursba medi, kabupaten tambrauw, menjadi tempat wisata konservasi
penyu belimbing yang sedang menghadapi kepunahan. kini penyu belimbing dijadikan
sebagai maskot dari kabupaten tambrauw. 13
</Page>
<Page Number="64">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 48 rasanya tak lengkap jika kita
berwisata tanpa mencicipi kuliner khas setempat. papua memiliki makanan khas yang
disebut dengan papeda. sagu merupakan bahan dasar pembuatan papeda. sagu
sendiri sudah dikenal luas oleh masyarakat indonesia bagian timur terutama daerah
maluku dan papua. papeda selintas terlihat kenyal seperti lem. cara membuatnya
adalah dengan mencairkan tepung sagu dengan air mendidih sambil terus diaduk
sehingga sagu matang. agar lebih beraroma, tepung sagu biasanya dibubuhi perasan
jeruk nipis. papeda sendiri tidak memiliki rasa, oleh karena itu papeda
dikombinasikan dengan menu pelengkap lainnya. menu pelengkap yang paling digemari
adalah ikan kuah kuning dan ikan bakar atau goreng. ada juga yang
mengkombinasikan papeda dengan sayur kangkung atau bunga papaya yang
direbus/tumis. untuk mengambil papeda memiliki cara tersendiri yaitu kita harus
menggunakan sejenis sumpit. papeda digulung-gulung dengan sumpit hingga terpisah
dari gumpalan papeda utama dan kemudian dipindahkan ke piring. cara memakan
papeda juga unik. penduduk asli papua biasanya menyantap papeda dengan cara
menyeruput perlahan-lahan papeda bersama dengan kuah kuningnya dari pinggir
piring. ada juga yang memakan papeda dengan sumpit, papeda digulung-gulung
kemudian disantap. apabila memakan papeda untuk pertama kali maka akan terasa
aneh karena teksturnya yang kenyal namun perpaduan papeda dengan kuah ikan kuning
akan terasa begitu lezat. rasanya segar, pedas dan asam. papeda, salah satu
wisata kuliner khas papua barat sumber: image google penyu belimbing, salah satu
penyu langka yang sering ditemukan di jamursba medi, kabupaten tambrauw sumber:
image google hotel dan pariwisata papeda, wisata kuliner unik khas papua papeda
adalah salah satu wisata kuliner unik khas papua yang terbuat dari sagu yang

dibuat semacam bubur dan biasanya dimakan bersama dengan ikan kuah kuning dan
tumis kangkung. 13 tahukah anda ? penyu belimbing sejak menetas mampu berenang
sampai ke perairan florida, amerika serikat dan kembali lagi ke jamurba medi,
kabupaten tambrauw untuk bertelur.
</Page>
<Page Number="65">
49 statistik daerah provinsi papua barat 2013 sektor pengangkutan (transportasi)
dan komunikasi memang tidak memberikan kontribusi utama dalam perekonomian papua
barat. sektor yang termasuk ke dalam sektor tersier bersama sektor perdagangan,
hotel, dan restoran; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; serta sektor jasajasa ini hanya mampu memberikan kontribusi 4-7 persen dalam beberapa tahun
terakhir. kontribusinya di tahun 2012 hanya 4,66 persen dengan nilai agregat pdrb
sebesar 1.993,70 miliar rupiah atas dasar harga berlaku dan 760,51 miliar rupiah
atas dasar harga konstan. share sektor ini di tahun 2012 hanya 4,66 persen, masih
lebih rendah di bandingkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (6,61%); dan
sektor jasa-jasa (6,56%) yang sama-sama berada di sektor tersier. bila dilihat
dari sisi pertumbuhan ekonominya, di tahun 2012, sektor transportasi dan
komunikasi memiliki angka per tumbuhan yang ter tinggi ketiga dibandingkan dengan
sektor tersier lainnya. sektor ini tumbuh 11,57 persen dibandingkan dengan tahun
2011 yang mencapai 12,97 persen dan merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi
keempat di papua barat pada tahun tersebut. salah satu program pendukung
percepatan pembangunan papua barat yang terbaru diamanatkan dalam perpres no 65
tahun 2011 tentang percepatan pembangunan provinsi papua dan papua barat adalah
program pengembangan infrastruktur dasar. program tersebut rencananya akan
membangun dan meningkatkan jaringan jalan trans papua dan papua transportasi dan
komunikasi program percepatan pembangunan dengan pembangunan jalan salah satu
program pendukung percepatan pembangunan papua barat yang diamanahkan dalam
perpres no 65 tahun 2011 tentang percepatan pembangunan provinsi papua barat
adalah program pengembangan infrastruktur dasar berupa pembangunan ruas jalan
trans papua barat. 14 14.1 gambar kontribusi terhadap pdrb dan pertumbuhan sektor
angkutan dan komunikasi 2009-2012 (%) 14.2 gambar ruas jalan trans papua barat
dalam rencana aksi percepatan pembangunan papua barat 2011-2015 sumber: bps
provinsi papua barat, 2012 empat ruas nasional dan strategis papua barat panjang
1. manokwari-sorong 606.17 km 2. manokwari (maruni)-bintuni 217.15 km 3. fakfakhurimber-bomberay 162.00 km 4. sorong-mega 76.00 km total 1061.32 km dua ruas
tambah papua barat panjang 1. fakfak-kaimana-manokwari 609.00 km 2. susumukbintuni 204.00 km total 813.00 km sumber: bappeda provinsi papua barat, 2011 6.88
5.32 4.70 4.66 5.74 4.82 4.75 5.67 16.36 10.40 11.88 11.57 2009 2010 2011 2012
share pdrb % pekerj a per tumbuhan
</Page>
<Page Number="66">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 50 barat. pembangunan ruas jalan akan
menghubungkan seluruh kabupaten/kota yang selama ini belum terhubung dengan jalan
darat. rencana panjang jalan yang akan dibangun tersebut adalah 1.874,32 km yang
terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruas jalan nasional dan strategis papua barat
serta ruas jalan tambah papua barat. ruas jalan nasional dan strategis papua
barat terdiri dari empat ruas jalan, yaitu manokwari-sorong (606,17 km);
manokwari (maruni) - bintuni (217,15 km); fakfak-hurimber-bomberay (162,00 km);
dan sorong-mega (76,00 km). sedangkan ruas tambah papua barat terdiri dari dua
ruas, yaitu fakfak-kaimana-manokwari (609,00 km) dan susumuk-bintuni (204,00 km).
kini sebagian pembangunan jalan ini sedang dilakukan, meskipun sebagian kabupaten
telah terhubung namun belum dibuka untuk umum. tersedianya akses transportasi
yang memadai dan murah menjadi kebutuhan yang urgen bagi wilayah papua barat yang
kondisi geografisnya relatif sulit. pembangunan akses transportasi terutama jalan
darat akan memberikan multiplier effect dari banyak sisi. akses transportasi yang
baik akan memudahkan pemerataan pendidikan, kesehatan, distribusi barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. kesul i tan dalam perhubungan
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang akan berpengaruh pada tingkat harga, baik
harga barang maupun jasa. tingkat harga yang tinggi inilah menjadi penyebab daya
beli masyarakat rendah sehingga kemiskinan cenderung tinggi. sumber: dinas
perhubungan dan informatika provinsi papua barat, 2011 sumber: dinas perhubungan

dan informatika provinsi papua barat, 2011 transportasi dan komunikasi jalan
trans papua barat menghubungkan seluruh kabupaten/kota ruas jalan trans papua
akan dibangun untuk menghubungkan seluruh kabupaten/kota di papua barat.
panjangnya diperkirakan akan mencapai 1.874,32 km yang terbagi ke dalam 6 ruas
jalan. 14 14.4 gambar persentase panjang jalan menurut jenis permukaan 2011 (%)
14.3 gambar persentase panjang jalan menurut tingkat pemerintahan yang berwenang
2011 (%) tahukah anda ? dalam rangka perpcepatan pembangunan papua barat,
pemerintah akan membangun ruas jalan sepanjang 1.874,32 km yang akan
menghubungkan seluruh kabupaten/ kota di papua barat. negara, 12.49 provinsi,
13.67 kabupaten, 73.84 aspal, 26.59 kerikil, 29.10 tanah, 33.60 lainnnya, 10.72
</Page>
<Page Number="67">
51 statistik daerah provinsi papua barat 2013 panjang jalan di papua barat tahun
2011 hanya 6.403,25 km, kondisi ini mengalami perbaikan dibandingkan pada tahun
2010 yaitu sepanjang 5.729,22 km. kondisi panjang jalan tersebut terbagi menjadi
799,89 km (12,49%) jalan negara; 875,22 km (17,67%) jalan provinsi; dan 4.728,14
km (73,84%) adalah jalan kabupaten. sedangkan menurut jenis permukaanya terbagi
menjadi 1.702,33 km (26,59%) jalan aspal; 1.863,20 km (29,10%) jalan dengan
permukaan kerikil; 2.151,38 km (33,60%) jalan dengan permukaan tanah; dan 686,34
km (10,72%) adalah jalan dengan permukaan lainnya. dengan masih terbatasnya akses
perhubungan lewat darat, sebagian besar orang memanfaatkan fasilitas perhubungan
via laut dan udara. jumlah penumpang kapal datang (debarkasi) dan berangkat
(embarkasi) mulai meningkat setelah beberapa waktu mengalami penurunan. pada
tahun 2011 jumlah penumpang datang 256,6 ribu orang (debarkasi) dan 306,1 ribu
orang (embarkasi) dengan armadanya 617 unit. di tahun 2012 jumlahnya meningkat
menjadi 313,0 ribu orang (debarkasi) dan 326,9 ribu orang (embarkasi). jumlah
penumpang pesawat udara cenderung meningkat selama 2011-2012. jumlah penumpang
datang mencapai 485,5 ribu orang dengan jumlah penerbangan 13.818 dan berangkat
513,3 ribu orang dengan jumlah penerbangan 13.956 kali di tahun 2012. rata-rata
penumpang pesawat untuk debarkasi sebesar 35 orang dan 37 penumpang untuk
embarkasi.*) sumber: bps prov papua barat, 2010-2012 2010 2011 2012 237.2 256.6
313.0 252.9 306.1 326.9 debarkasi (ribu) embarkasi (ri bu) sumber: bps prov papua
barat, 2010-2012 *) rata-rata jumlah penumpang diperoleh dari pembagian jumlah
penumpang dengan jumlah penerbangan termasuk pesawat ringan dengan kapasitas
kecil. transportasi dan komunikasi sebagian besar permukaan jalan berjenis tanah
ruas jalan terpanjang memiliki jenis permukaan tanah, persentasenya sebesar 33,60
persen, sedangkan permukaan kerikil sebesar 29,10 persen lebih panjang
dibandingkan jalan dengan permukaan terluas berjenis aspal (26,59 persen). 14.5
gambar jumlah penumpang datang dan berangkat kapal laut di pelabuhan yang
diusahakan 2010-2012 (org) 14.6 gambar jumlah penumpang datang dan berangkat
pesawat udara 2010-2012 (orang) 14 tahukah anda ? dalam master plan percepatan
dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (mp3ei), kabupaten manokwari dan kota
sorong menjadi fokus pengembangan pusat ekonomi di papua barat. 2010 2011 2012
334.7 333.4 485.5 349.2 347.5 513.3 debarkasi (ribu) embarkasi (ri bu)
</Page>
<Page Number="68">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 52 perbankan selain memberikan
kemudahan fasilitas bertransaksi dan sebagai tempat penyedia dana bagi yang
membutuhkan dana kredit juga menjadi sarana yang aman untuk berinvestasi.
peranannya dalam mendukung proses pembangunan menjadi sangat vital di era modern
seperti saat ini. di tahun 2011 jumlah kantor bank hanya 109 unit yang terdiri
dari 22 unit bank swasta nasional, 86 unit bank persero dan pemerintah daerah
serta 1 unit perkreditan rakyat. di tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi 116
unit kantor bank, yang terbagi menjadi 23 unit bank swasta nasional, 92 unit bank
persero dan pemerintah daerah serta 1 perkreditan rakyat. dalam tiga tahun
terakhir, fasilitas kredit perbankan yang disalurkan ke masyarakat baik rupiah
maupun valuta asing (valas) lebih banyak digunakan untuk modal kerja. penggunaan
kredit untuk keperluan investasi justru lebih kecil digunakan dari pada
penggunaan kredit untuk keperluan konsumsi. penggunaan kredit perbankan untuk
keperluan investasi menurun dari 12,37 persen di tahun 2011 menjadi 11,87 persen
di tahun 2012, akan tetapi justru penggunaan untuk keperluan konsumsi meningkat

dari 38,97 persen menjadi 39,33 persen. hal ini tersirat bahwa kesadaran
masyarakat untuk berinvestasi dalam perbankan menunjukkan kondisi semakin
memburuk. sedangkan semakin meningkatnya penggunaan kredit untuk konsumsi dan
menurunnya kredit untuk keperluan modal kerja menunjukkan perilaku konsumtif
masyarakat. sumber: bank indonesia, 2009-2012 sumber: bank indonesia, 2010-2012
perbankan dan investasi kredit perbankan untuk investasi semakin menurun kredit
pinjaman bank menurut penggunaan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat meminjam dana di bank untuk kebutuhan modal kerja.
namun kredit yang digunakan untuk investasi justru menjadi yang paling kecil,
bahkan persentasenya semakin menurun. 15 15.1 gambar jumlah kantor bank menurut
jenisnya di provinsi papua barat 2010-2012 (unit) 15.2 gambar posisi kredit
perbankan rupiah dan valas menurut jenis penggunaan2009-2012 (%) tahukah anda ?
kredit perbankan (rupiah dan valuta asing) terbanyak di papua barat digunakan
oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran , yaitu mencapai 60,53 persen. 2009
2010 2011 2012 35.45 24.41 38.97 39.33 42.46 57.60 48.66 48.79 22.09 18.00 12.37
11.87 konsumsi modal kerj a investasi
</Page>
<Page Number="69">
53 statistik daerah provinsi papua barat 2013 inflasi adalah persentase tingkat
perubahan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah
tangga. perubahan yang dimaksud adalah terjadi kenaikan atau mungkin penurunan
harga barang dan jasa. ada kalanya harga barang tidak berubah dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya pada referensi survei. rata-rata tertimbang dari perubahan
harga barang dan jasa tersebut pada periode waktu tertentu (bulanan) disebut
inflasi/harga naik (nilainya 0) dan deflasi/harga turun (nilainya 0). indikator
ini dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan keputusan kebijakan
ekonomi makro dan mikro, baik fiskal maupun moneter. kenaikan harga memang tidak
dapat dihindari, namun dapat dikendalikan. pengendalian harga-harga perlu
dilakukan mengingat papua barat masih menggantungkan ketersediaan barang dari
luar provinsi. oleh karena itu, kelancaran distribusi barang dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat harus dimonitor karena sangat berpengaruh dalam
kenaikan harga. inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan harga mengakibatkan daya
beli masyarakat menurun, dampaknya kinerja perekonomian menjadi menurun dan
kemiskinan cenderung meningkat. ihk papua barat tahun 2012 (kondisi bulan
desember) sebesar 151,64 persen artinya terjadi kenaikan harga secara umum
sebesar 51,64 persen dibandingkan dengan harga pada tahun dasar 2007, atau dengan
kata lain, harga secara umum saat ini satu setengah kali lebih mahal dari pada
harga tahun 2007. selama tahun 2010-2012 ini, inflasi lebih banyak sumber: bps
prov papua barat, 2010-2012 bulan 2010 2011 2012 januari 132,99 140,45 143,94
febuari 133,10 140,32 143,10 maret 133,30 139,34 143,02 april 135,37 138,86
144,87 mei 134,62 139,17 145,68 juni 135,56 141,50 148,31 juli 138,75 143,55
150,08 agtustus 140,12 144,60 151,43 september 140,38 143,49 150,36 oktober
139,71 142,76 150,84 november 139,97 142,56 149,69 desember 141,10 144,44 151,64
harga-harga kegunaan angka inflasi : 1. indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai
(wage-indexation). 2. penyesuaian nilai kontrak (contractual payment). 3.
eskalasi nilai proyek (project escalation). 4. penentuan target inflasi
(inflation targeting). 5. indeksasi anggaran pendapatan dan belanja negara/daerah
(budget indexation). 6. sebagai pembagi pdb/pdrb (gdp/grdb deflator) 7. sebagai
proxy perubahan biaya hidup (proxy of cost of living). 8. indikator dini tingkat
bunga, valas, dan indeks harga saham. kenaikan harga hampir satu setengah kali
lipat secara umum sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 harga-harga barang
meningkat satu setengah kali lipat. hal ini ditunjukkan dengan nilai ihk yang
mencapai 151,64 persen atau telah terjadi kenaikan harga sebesar 51,64 persen
terhadap tahun dasar 2007. 16.1 tabel indeks harga konsumen (2007100) papua barat
januari 2010-2012 (%) tahukah anda ? inflasi tahunan tertinggi yang pernah
terjadi di papua barat adalah sebesar 20,06 persen dan menjadi yang tertinggi di
indonesia pada tahun 2008. 16
</Page>
<Page Number="70">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 54 terjadi dari pada deflasi.
sepanjang 36 bulan tersebut, hanya 12 kali terjadi penurunan ihk (deflasi), 24

bulan lainnnya terjadi kenaikan ihk (inflasi). selama januari 2010-2012 inflasi
gabungan tertinggi sebesar 2,35 persen yang terjadi di bulan juli 2010. sedangkan
deflasi terendah terjadi di bulan september 2011 sebesar 0,76 persen. tingkat
fluktuasi harga yang ekstrim dapat ditunjukkan dengan gambar grafik inflasi yang
menyerupai gergaji. semakin fluktuatif harga (kenaikan dan penurunan harga yang
ekstrim) maka semakin panjang gap yang tercipta antar titik waktu. sebagai contoh
adalah deflasi pada bulan september 2011 sebesar 0,04 persen, yang berlanjut
dengan inflasi yang cukup tinggi pada bulan berikutnya yaitu oktober 2011 yang
mencapai 1,32 persen. ini adalah salah satu contoh pergerakan harga yang harus
dikontrol, supaya pergerakan ekstrim tersebut tidak terjadi, salah satunya adalah
intervensi pemerintah melalui tim pengendali inflasi daerah. laju inflasi tahun
kalender 2009-2012 tertinggi terjadi di tahun 2010, yaitu sebesar 6,25 persen.
sebelumnya di tahun 2008 adalah inflasi tahun kalender tertinggi yang pernah
terjadi di papua barat. nilainya mencapai 20,06 persen. di tahun 2009 inflasi
mulai bisa dikendalikan, terlihat dari nilai inflasi tahun kalender 2009 yang
dapat menurun menjadi 5,22 persen. namun di tahun 2010 laju inflasi tahun
kalender kembali meningkat menjadi 6,25 persen. kondisi pergerakan harga
cenderung kondusif memasuki tahun 2011. di tahun tersebut laju tahun kalender
hanya sebesar 2,36 persen. di tahun 2012 sumber: survei harga konsumen, 2009-2012
bulan 2009 2010 2011 2012 januari 1,98 0,15 -0,46 -0,35 febuari 2,02 0,22 -0,55 0,92 maret 2,24 0,37 -1,25 -0,98 april 1,91 1,94 -1,59 0,30 mei 2,06 1,37 -1,37
0,86 juni 2,68 2,08 0,28 2,68 juli 3,82 4,48 1,74 3,91 agtustus 4,56 5,52 2,48
4,84 september 4,20 5,71 1,70 4,10 oktober 4,12 5,21 1,18 4,44 november 4,20 5,40
1,03 3,64 desember 5,22 6,25 2,36 4,99 sumber: survei harga konsumen, 2010-2012
catatan: inflasi ringan : kurang dari 10 % per tahun inflasi sedang : 10-30 % per
tahun inflasi tinggi : 30-100 % per tahun hyperinflation : lebih dari % per tahun
kenaikan harga di tahun 2011 lebih terkontrol dibandingkan dengan tahun -tahun
sebelumnya, di tahun 2011 kenaikan harga-harga lebih terkontrol. hal ini tampak
pada besarnya inflasi tahun kalender yang mampu ditekan menjadi 2,36 persen
dibandingkan tahun 2012 (4,99 persen), 2010 (6,25 persen) dan tahun 2009 (5,22
persen). harga-harga 16.1 gambar laju inflasi gabungan bula papua barat januari
2010-2012 (%) 16.2 tabel laju inflasi tahun kalender (2007100) januari 2009-juni
2012 (%) 16
</Page>
<Page Number="71">
55 statistik daerah provinsi papua barat 2013 inflasi tahun kalender papua barat
kembali meningkat menjadi 4,99 persen. di tahun 2012 telah terjadi sembilan kali
inflasi dan tiga kali deflasi. meskipun jumlahnya sama, namun inflasi tahun
kalender sampai dengan bulan juni justru lebih tinggi dari inflasi tahun kalender
tahun 2011. padahal selama enam bulan kedepan masih ada momen dimana memungkinkan
terjadi inflasi yang tinggi, seperti hari raya idul fitri, natal, dan menjelang
perayaan tahun baru. bila hal ini tidak diantisipasi bukan tidak mungkin inflasi
tahun kalender bisa jauh lebih tinggi dari tahun lalu. penghitungan angka inflasi
dikelompokkan ke dalam 7 kelompok pengeluaran. ihk tertinggi selalu berada pada
kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau selama tiga tahun
terakhir. ihk pada kelompok pengeluaran tersebut tahun 2012 mencapai 167,72
persen, artinya terjadi kenaikan harga sebesar 67,72 persen pada kelompok
pengeluaran ini dibandingkan dengan kondisi tahun dasar 2007. dengan kata lain,
harga-harga pada kelompok pengeluaran tersebut mengalami kenaikan lebih dari satu
setengah kali lipat terhadap tahun 2007. inflasi tahun kalender tahun 2012
tercatat 4,99 persen. penyumbang inflasi terbesar dari kelompok pengeluaran bahan
makanan, yaitu sebesar 6,98 persen. inflasi kelompok pengeluaran perumahan, air,
listrik, gas, dan bahan bakar memiliki tingkat inflasi terendah, yaitu hanya 2,09
persen. berbeda dengan inflasi tahun kalender 2011, pada tahun kalender 2012
inflasi terjadi di seluruh kelompok pengeluaran. sumber: survei harga konsumen,
2010-2012 kelompok pengeluaran 2010 2011 2012* bahan makanan 156,90 156,45 167,38
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 159,37 162,15 167,72 perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar 137,48 142,76 145,75 sandang 120,11 123,39 128,59
kesehatan 129,93 134,98 138,42 pendidikan, rekreasi, dan olah raga 120,49 123,89
128,21 transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 116,73 123,69 131,94 umum/total
141,10 144,44 151,64 kelompok pengeluaran 2010 2011 2012 bahan makanan 8,34 -0,28

6,98 makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 8,08 1,75 3,43 perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar 4,30 3,85 2,09 sandang 2,36 2,73 4,22 kesehatan 3,30
3,89 2,55 pendidikan, rekreasi, dan olah raga 5,96 2,82 3,48 transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan 4,26 5,96 6,67 umum/total 6,25 2,36 4,99 sumber:
survei harga konsumen, 2010-2012 harga-harga harga meningkat lebih dari satu
setengah kali lipat berdasarkan ihk tahun 2012, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau menjadi pemicu utama inflasi. hal ini ditunjukkan dengan
menempatkan kelompok tersebut menjadi ihk tertinggi yaitu 167,72 perrsen, artinya
terjadi kenaikan harga sebesar 67,72 persen terhadap tahun dasar 2007 pada
kelompok pengeluaran tersebut. 16.4 tabel laju inflasi tahun kalender (2007100)
menurut kelompok pengeluaran 2010-2012 (%) 16.3 tabel ihk gabungan papua barat
menurut kelompok pengeluaran 2010-2012 (%) 16
</Page>
<Page Number="72">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 56 nilai tukar petani (ntp) merupakan
salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani,
karena mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani
dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi
(usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. ntp papua barat tahun 2012
sebesar 100,79 persen lebih lebih rendah dibandingkan dengan ntp tahun 2011
sebesar 103,31 persen. dengan demikian, nilai ntp terlihat cenderung mengalami
penurunan dalam empat tahun terakhir. nilai ntp 100,79 persen mengandung makna
petani mengalami surplus usaha sebesar 0,79 persen terhadap tahun dasar 2007. ntp
papua barat 2009-2012 nilainya selalu diatas 100 persen, maknanya kesejahteraan
petani menjadi lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007. nilai ntp 20092012 cenderung terus mengalami penurunan. tren penurunan tersebut diakibatkan
oleh laju indeks yang dibayarkan petani (ib) bergerak lebih cepat dibandingkan
dengan indeks yang diterima petani (it). bila kecepatan laju ib tidak terkontrol
maka lambat laun akan menyamai atau bahkan melebihi nilai it, yang berarti bahwa
ntp akan semakin menurun. nilai ntp berdasarkan subsektor tahun 2012 tercatat
bahwa hampir seluruh subsektor mengalami penurunan nilai indeks dibandingkan
dengan kondisi tahun 2011. ntp tertinggi berada pada subsektor pertanian
perkebunan rakyat, nilai indeksnya sebesar 116,92 persen. hal ini dapat diartikan
bahwa petani 126.98 130.57 131.69 134.31 120.96 126.70 127.47 133.26 104.98
103.05 103.31 100.79 100 120 140 2009 2010 2011 2012 it ib ntp sumber: survei
harga perdesaan, 2009-2012 sumber: survei harga perdesaan, 2010-2012 ntp_n :
nilai tukar petani perikanan ntp_h : nilai tukar petani hortikultura ntp_pr :
nilai tukar petani perkebunan rakyat ntp_pt : nilai tukar petani peternakan ntp_p
: nilai tukar petani tanaman pangan tahun ntp_n ntp_h ntp_pr ntp_pt ntp_p 2010
111,17 106,55 119,38 113,78 87,81 2011 112,66 107,44 123,02 114,32 86,92 2012
113,44 104,96 116,92 111,76 83,90 petani mengalami surplus usaha secara umum,
petani mengalami surplus usaha. hal ini terlihat dari nilai ntp 2012 sebesar
100,79 persen. artinya petani mengalami surplus usaha sebesar 0,79 persen. hargaharga 16.6 gambar nilai tukar petani (ntp) papua barat 2009-2012 (%) (2007100)
16.5 tabel ntp menurut subsektor 2010-2012 (%) (2007100) tahukah anda ? sejak
mulai dihitung (tahun 2008) sampai saat ini, ntp subsektor tanaman pangan di
papua barat nilai indeksnya selalu berada dibawah 100. 16
</Page>
<Page Number="73">
57 statistik daerah provinsi papua barat 2013 pada perkebunan rakyat
pendapatannya dari usaha pertanian lebih baik dari pada petani pada subsektor
lain. diantara subsektor-subsektor tersebut hanya subsektor tanaman pangan yang
nilai indeksnya dibawah 100 persen, yaitu sebesar 83,90 persen. artinya indeks
yang harus dibayarkan petani lebih tinggi dari indeks yang diterima petani atau
dapat dikatakan petani tanaman pangan belum survive. secara umum inflasi pedesaan
tahunan lebih rendah dari pada di perkotaan. kondisi ini tampak dari besarnya ihk
total dari tahun ke tahun. sebagai contoh di tahun 2012, ihk perkotaan telah
mencapai 151,64 persen sedangkan ihk pedesaan baru mencapai 137,78 persen.
artinya bahwa di tahun 2012* telah terjadi kenaikan harga secara umum sebesar
48,31 persen untuk daerah perkotaan dan 37,78 persen di daerah pedesaan
dibandingkan dengan harga tahun dasar 2007. selama tahun 2010-2012 inflasi

pedesaan tertinggi adalah sebesar 1,09 persen yang terjadi pada bulan juli 2010,
dimana pada saat yang bersamaan inflasi perkotaan juga sedang berada pada titik
tertinggi selama periode 2010-2012. sementara deflasi terendah terjadi pada bulan
april 2011 sebesar 0,82 persen, lebih rendah dari daerah perkotaan yang juga
mengalami deflasi pada bulan tersebut (-0,34%). selama periode 2010-2012 hanya
terjadi lima kali deflasi, sedangkan 31 bulan lainnya mengalami inflasi, bahkan
pernah terjadi dua kali inflasi selama 9 bulan secara berurutan pada bulan
januari-september 2010 dan oktober 2011-agustus 2012. sumber: survei harga
perdesaan, 2009-2012* *) data sampai dengan bulan juni 2012 tabel 16.6 indeks
harga pedesaan menurut kelompok pengeluaran (2007100)(%) kelompok pengeluaran
2009 2010 2011 2012* bahan makanan 139,08 151,83 151,04 157,46 makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau 114,34 119,89 122,25 126,04 perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar 121,52 123,18 123,12 125,54 sandang 126,26 127,71 131,44
132,88 kesehatan 120,87 122,47 123,99 124,69 pendidikan, rekreasi, dan olah raga
107,12 109,70 112,66 112,69 transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 102,16 103,54
104,02 104,51 umum/total 125,65 133,00 133,67 137,78 16 harga-harga pertanian
tanaman pangan masih tidak prospektif ntp subsektor tanaman pangan sampai saat
ini tidak pernah lebih dari 100 persen. artinya adalah biaya yang dibayarkan
petani selalu lebih tinggi daripada biaya yang diterima petani dalam usaha
pertaniannya. dengan kata lain petani di subsektor tanaman pangan belum survive.
sumber: survei harga pedesaan, 2010-2012 16.7 gambar laju inflasi pedesaan
bulanan (2007100) papua barat januari 2010-juni 2012 (%) 16.6 tabel indeks harga
konsumen pedesaan menurut kelompok pengeluaran 2009-2012* (2007100) tahukah anda
? meskipun sepanjang januari 2010-juni 2012 di daerah pedesaaan lebih banyak
terjadi inflasi, ternyata kenaikan harga di daerah perkotaan lebih tinggi dari
pada daerah pedesaan.
</Page>
<Page Number="74">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 58 kenaikan harga tertinggi
berdasarkan kelompok pengeluaran berada pada bahan makanan, yaitu 57,46 persen
terhadap tahun dasar 2007 (nilai ihk157,46). sedangkan kelompok pengeluaran
transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan harga terendah yaitu
hanya sebesar 4,51 persen (nilai ihk104,51). laju inflasi pedesaan tahun kalender
tahun 2011 sebesar 0,50 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2010 yang
memiliki nilai sebesar 5,85 persen. hal ini mengandung arti tingkat kenaikan
harga di tahun 2011 jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2010, atau dapat
dikatakan bahwa iklim pergerakan harganya lebih kondusif. sedangkan inflasi tahun
kalender tahun 2012 sama dengan tahun 2011 yaitu 0,50 persen. perkembangan harga
bahan pokok perlu mendapatkan perhatian pemerintah daerah karena sangat
mempengaruhi stabilitas harga dan berpengaruh pada pergerakan garis kemiskinan
disuatu daerah. harga beras tahun 2010 rata-rata sebesar rp 6.970/kg kemudian
mengalami kenaikan menjadi rp 7.869/kg di tahun 2011. demikian pula dengan harga
gula pasir yang mengalami kenaikan dari rp 13.147/kg menjadi rp 15.650/kg di
tahun 2011. harga minyak goreng justru mengalami penurunan dari rp 14.298/kg di
tahun 2010 menjadi rp 13.168/kg di tahun 2011. sumber: shpb 2010-2011 sumber:
survei harga perdesaan, 2010-2012 kelompok pengeluaran 2010 2011 2012 bahan
makanan 9.17 -0.52 0.40 makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 4.85 1.97 0.61
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1.37 -0.05 0.53 sandang 1.15 2.92
1.02 kesehatan 1.32 1.24 0.67 pendidikan, rekreasi, dan olah raga 2.40 2.70 0.41
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1.35 0.46 0.28 umum/total 5.85 0.50 0.50
harga-harga 16 inflasi tahun kalender diprediksi meningkat inflasi pedesaan tahun
kalender 2012 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun 2011. hal ini
terlihat dari sudah tingginya inflasi tahun kalender ketika baru menginjak 6
bulan. di satu semester kedepan peluang inflasi besar terjadi sebab ada momentum
lebaran, natal, dan perayaan tahun baru. 16.7 tabel laju inflasi pedesaan tahun
kalender (2007100) menurut kelompok pengeluaran 2010-2012 (%) 16.8 gambar
perkembangan harga sembilan bahan pokok (sembako) terpilih papua barat 2010-2011
(rp/kg) tahukah anda ? kenaikan harga secara umum di pedesaan selalu lebih rendah
dibandingkan di perkotaan selama tahun 2007-2012*. di perkotaan harga naik 48,31%
dan di pedesaan harga naik 37,78% terhadap tahun dasar 2007. beras minyak goreng
gula 6970 14298 13147 7869 13168 15650 2010 2011

</Page>
<Page Number="75">
59 statistik daerah provinsi papua barat 2013 berdasarkan pdrb penggunaan
tercatat pengeluaran rumah tangga tahun 2012 mencapai 15.109,76 miliar rupiah.
kondisi ini tumbuh dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 8,44 persen
dengan nilai agregat pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 13.139,23 miliar
rupiah. pertumbuhan di tahun 2011-2012 lebih rendah dibandingkan dengan periode
2010-2011 yang tumbuh 9,95 persen dengan nilai tambah pdrb tahun 2010 untuk
pengeluaran rumah tangga sebesar 11.268,71 miliar rupiah. kontribusi konsumsi
rumah tangga pada perekonomian dalam pdrb dari sisi penggunaan relatif tinggi,
kontribusinya mencapai 35,34 persen di tahun 2012. sebelum tahun 2009, share
pengeluaran konsumsi rumah tangga berkisar antara 50-65 persen. sejak mulai
berproduksinya lng tangguh pada akhir tahun 2009 dan kemudian mulai diekspor, lng
yang memiliki nilai tambah besar tersebut berdampak terhadap semakin menurunnya
kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap pdrb. rata-rata pengeluaran
per kapita per bulan papua barat terus mengalami peningkatan. di tahun 2010 ratarata pengeluaran hanya rp 498.338/kapita/bulan, kemudian di tahun 2011 nilainya
mengalami peningkatan menjadi rp 596.743/kapita/bulan. di tahun 2012, rata-rata
pengeluaran kembali meningkat cukup signifikan, yaitu mencapai 26,88 persen
menjadi rp 816.137/kapita/bulan. sumber: pdrb menurut penggunaan, bps provinsi
papua barat 2010-2012 uraian 2010 2011 2012 pdrb pengeluaran 26 879 612,63 36 170
455,69 42 759 938,25 konsumsi rumah tangga (juta rp) 11 268 707,07 13 139 227,83
15 109 756,23 distribusi (%) 41,92 36,33 35,34 pertumbuhan(%) 6,43 9,95 8,44
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (rp) 498 338 596 743 816 137 makanan
(rp) 283 070 321 274 397 293 non makanan (rp) 215 268 275 469 418 844 pengeluaran
penduduk kontribusi konsumsi rumah tangga menurun pengeluaran konsumsi rumah
tangga berdasarkan pdrb penggunaan tahun 2012 sebesar 35,34 persen, turun dari
kondisi 2010 sebesar 41,92 persen. kondisi ini disebabkan oleh tajamnya
peningaktan kontribusi ekspor dalam tiga tahun terakhir, terutama ekspor lng.
16.7 tabel statistik pengeluaran penduduk 2010-2012 sumber: image google tahukah
anda ? sejak berproduksinya lng tangguh kontribusi pengeluaran konsumsi rumah
tangga dalam pdrb papua barat tidak lagi menjadi yang paling dominan. 17
</Page>
<Page Number="76">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 60 2010 2011 2012 56.80 53.84 48.68
43.20 46.16 51.32 makanan non makanan perbandingan antara pengeluaran makanan dan
non makanan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat.
semakin tinggi persentase pengeluaran non makanan maka dapat dikatakan bahwa
tingkat kesejahteraannya semakin membaik. pola pengeluaran makanan di papua barat
cenderung tinggi beberapa tahun sebelum 2010, namun setelah itu persentasenya
berangsur menurun. di tahun 2010 persentase pengeluaran makanan mencapai 56,80
persen menurun menjadi 53,84 persen (2011) dan 48,68 persen (2012). hal ini
sejalan dengan hukum ekonomi yang dikemukakan oleh ernst engel bahwa bila selera
tidak berbeda maka pengeluaran untuk makanan akan menurun dengan semakin
meningkatnya pendapatan. tingkat kecukupan gizi, indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat dihitung berdasarkan besarnya kalori dan
protein yang dikonsumsi, yaitu dengan menjumlahkan hasil kali antara kuantitas
setiap makanan yang dikonsumsi dengan besarnya kandungan kalori dan protein
setiap jenis makanan. berdasarkan widyakarya nasional pangan dan gizi viii 2004
ditetapkan standar angka kecukupan konsumsi kalori dan protein penduduk
indonesia. angka kecukupan konsumsi kalori yaitu sebesar 2000 kilokalori per
kapita per hari dan 52 gram per kapita per hari untuk konsumsi protein.
berpedoman pada pernyataan diatas, maka konsumsi kalori penduduk papua barat
masih dibawah standar kecukupan. konsumsi kalori per kapita per hari sumber:
konsusmsi kalori dan protein penduduk indonesia dan provinsi (susenas, 2009-2011)
sumber: konsusmsi kalori dan protein penduduk indonesia dan provinsi susenas,
2010-2012 pengeluaran penduduk persentase pengeluaran makanan kembali turun
persentase pengeluaran makanan tahun 2012 turun menjadi 48,68 persen dibandingkan
dengan tahun 2011 sebesar 53,84 persen. hal ini searah dengan teori ekonomi bahwa
bila selera tidak berubah, pengeluaran makanan menurun dengan semakin
meningkatnya pendapatan (ernst engel). 17 17.3 gambar konsumsi kalori (kkal) dan

konsumsi protein (gram) per kapita per hari 2009-2011 17.2 gambar persentase
pengeluaran per kapita makanan dan non makanan papua barat 2010-2012 (%) tahukah
anda ? salah satu cara yang mudah mendeteksi dini untuk mengetahui kelompok
beresiko kekurangan energi kronis (kek) adalah dengan pengukuran lila (lingkar
lengan atas). bila lila 23,5 cm maka beresiko menderita kek. 1750 1800 1850 1900
2009 2010 2011 1822.13 1892.73 1856.40 konsumsi kalori 46 48 50 52 2009 2010 2011
49.35 51.08 48.97 konsumsi protein
</Page>
<Page Number="77">
61 statistik daerah provinsi papua barat 2013 masyarakat papua barat tahun 2009
sebesar 1.822,13 kkal. kemudian di tahun 2010, konsumsi kalori mengalami
peningkatan menjadi 1.892,73 kkal per kapita per hari. pada tahun 2011 konsumsi
kalori menurun menjadi 1.856,40 kkal per kapita per hari. rata-rata konsumsi
protein penduduk papua barat juga masih berada dibawah batas standar kecukupan
konsumsi protein 52 gram per kapita per hari selama tiga tahun terakhir. ratarata konsumsi protein cenderung mengalami peningkatan dengan semakin mendekati
angka standar kecukupan konsumsi protein di tahun 2010, namun kembali turun di
tahun 2011. konsumsi protein tahun 2009 dan 2010 sebesar masing-masing 49,35 gram
per kapita per hari dan 51,08 gram per kapita per hari. di tahun 2011 konsumsinya
turun menjadi 48,97 gram per kapita per hari. bersama dengan dua provinsi lainnya
(provinsi maluku utara dan provinsi papua), papua barat termasuk provinsi dengan
konsumsi protein dibawah standar kecukupan. rendahnya konsumsi protein di papua
barat lebih dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat di pedesaan yang rendah.
konsumsi protein masyarakat perkotaan telah melampaui standar kecukupan protein,
yaitu mencapai 55,46 gram per kapita per hari, sedangkan di dearah pedesaan hanya
sebesar 47,05 gram per kapita per hari. sebaliknya untuk konsumsi kalori justru
masyarakat pedesaan lebih tinggi, yaitu mencapai 1.877,28 kkal per kapita per
hari, sementara untuk masyarakat perkotaan hanya mencapai 1.785,69 kkal per
kapita per hari. konsumsi kalori dan protein dibawah standar konsumsi kalori dan
protein masyarakat papua barat masih dibawah standar kecukupan 2.000 kkal/
kapita/hari untuk kalori dan 52 gram/kapita/hari untuk protein. di tahun 2011
konsumsi kalori papua barat sebesar 1.856,40 kkal/kapita/hari dan konsumsi
protein hanya 48,97 gram/kapita/hari. pengeluaran penduduk 17 17.3 gambar
konsumsi kalori (kkal) dan konsumsi protein (gram) per kapita per hari 2009-2011
konsumsi kalori konsumsi protein sumber: konsusmsi kalori dan protein penduduk
indonesia dan provinsi (susenas, 2009-2011) 1600 1800 2000 2009 2010 2011 1995.91
1796.62 1785.69 kalori kota 1700 1800 1900 2000 2009 2010 2011 1777.24 1921.1
1877.28 kalori desa 50 55 60 65 2009 2010 2011 62.86 56.41 55.46 protein kota 40
45 50 2009 2010 2011 45.35 49.5 47.05 protein desa tahukah anda ? salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai kualitas protein pada makanan adalah
biological value (bv). semakin tinggi nilai vb artinya semakin mudah protein
diserap oleh tubuh. nilai vb tertinggi berada pada telur (whole eggs).
</Page>
<Page Number="78">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 62 18.1 gambar agregat pdrb menurut
subsektor perdagangan papua barat 2009-2012 (miliar rupiah) subsektor perdagangan
dalam penghitungan pdrb termasuk dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan
restoran). agregat pdrb subsektor perdagangan tahun 2012 sebesar 2.825,52 miliar
rupiah, kondisi ini meningkat dari tahun 2011 sebesar 2.349,08 miliar rupiah.
peran subsektor perdagangan dalam sektor enam sangat dominan, kontribusinya
mencapai 90,58 persen dari agregat pdrb sektor tersebut tahun 2011, sedangkan
9,42 persen lainnya dibagi antara subsektor hotel dan subsektor restoran. selama
lebih dari satu dekade ini kontribusi subsektor perdagangan di dalam sektor enam
selalu berada diatas 90 persen. kontribusi subsektor perdagangan mengalami tren
menurun dalam empat tahun terakhir. di tahun 2009 kontribusi yang diberikan
subsektor ini mencapai 9,43 persen. kemudian di tahun 2010 dan 2011 kontribusinya
berangsur menurun menjadi 7,03 persen; 6,49 persen; dan naik kembali di tahun
2012 (6,61 persen). per tumbuhan subsek tor perdagangan menunjukkan tren yang
fluktuatif. semula di tahun 2009 pertumbuhannya mencapai 6,49 persen, di tahun
2010 pertumbuhannya melambat hingga 3,99 persen. setelah itu, di tahun 2011
pertumbuhannya mengalami peningkatan yang cukup tajam, yaitu mencapai 12,11

persen. pertumbuhan itu diduga salah satunya disebabkan oleh inflasi yang relatif
rendah di tahun 2011 sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat. pada tahun 2012,
pertumbuhan sektor ini kembali mengalami perlambatan yaitu menjadi 9,92 persen.
sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov. papua barat, 2010-2012 keterangan: 2011
(angka sementara) dan 2012 (angka sangat sementara) perdagangan dominasi
subsektor perdagangan berlanjut di sektor enam subsektor perdagangan sangat
dominan dalam sektor enam (perdagangan, hotel, dan restoran). subsektor ini
memberikan share sebesar 90,58 persen, sedangkan sisanya dibagi antara subsektor
hotel dan subsektor restoran. gambar 18.2 share terhadap pdrb dan pertumbuhan
subsektor perdagangan papua barat 2007-2010 (persen) 18 sumber: pdrb menurut
lapangan usaha prov. papua barat, 2009-2012 keterangan: 2011 (angka sementara)
dan 2012 (angka sangat sementara) 18.2 gambar share terhadap pdrb dan pertumbuhan
subsektor perdagangan papua barat 2009-2012 (%) tahukah anda ? di sektor 6
(perdagangan, hotel, dan restoran) peran subsektor perdagangan sangat dominan,
kontribusinya selalu diatas 90 persen dalam waktu 10 tahun terakhir. 2009 2010
2011 2012 1710.45 1888.24 2349.08 2825.52 9.43 7.03 6.49 6.61 6.49 3.99 12.11
9.92 2009 2010 2011 2012 share pdrb per tumbuhan
</Page>
<Page Number="79">
63 statistik daerah provinsi papua barat 2013 sumber: pdrb menurut lapangan usaha
prov. papua barat, 2012 keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
pdrb papua barat tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup tajam, di tahun
tersebut nilainya mencapai rp. 42,76 triliun atas dasar harga berlaku (adhb) dan
rp. 13,78 triliun atas dasar harga konstan (adhk) 2000. nilai pdrb tersebut
mengalami peningkatan dari rp. 36,17 triliun adhb dan rp. 11,92 triliun adhk di
tahun 2011. bila tanpa memperhitungkan subsektor minyak dan gas (migas), besarnya
pdrb papua barat tahun 2012 sebesar rp. 18,78 triliun adhb dan rp. 6,99 triliun
adhk 2000. pdrb tanpa migas juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011
yaitu dari rp. 16,57 triliun adhb dan rp. 6,53 triliun adhk 2000. selisih nilai
antara pdrb adhb dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar rp. 23,98 triliun
atau sekitar 56,08 persen terhadap total pdrb. hal ini membuktikan bahwa
kontribusi subsektor migas dalam pdrb papua barat sangat signifikan. pdrb adhb
dan adhk tertinggi menurut lapangan usaha tercatat pada sektor industri
pengolahan yaitu mencapai rp. 23,09 triliun dan rp. 6,33 triliun. sedangkan pdrb
adhb dan adhk terendah menurut lapangan usaha yaitu sektor listrik, gas, dan air
bersih sebesar rp. 126,78 miliar dan rp. 40,37 miliar. pdrb adhb dengan migas
tertinggi menurut kabupaten/kota di tahun 2012 tercatat berada di kabupaten teluk
bintuni, yaitu sebesar rp. 15,12 triliun. sedangkan pdrb adhk dengan migas
tertinggi juga berada di kabupaten teluk bintuni, yaitu sebesar rp. 5,99 triliun.
sedangkan nilai pdrb adhb sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov. papua barat,
2012 keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara lapangan usaha adhb
adhk 2011 * 2012 ** 2011* 2012 ** pertanian 4 976 708,57 5 198 159,91 2 045
718,10 2 075 894,20 pertambangan dan penggalian 2 615 421,89 2 771 274,60 1 155
963,54 1 219 810,38 industri pengolahan 18 689 731,89 23 087 926,25 4 957 829,44
6 333 959,20 listrik, gas & air bersih 110 622,75 126 780,66 37 102,74 40 371,11
bangunan 2 483 291,41 3 135 426,02 806 397,72 905 575,36 perdagangan, hotel, dan
restoran 2 349 080,27 2 825 521,88 833 958,19 916 688,88 pengangkutan dan
komunikasi 1 701 266,32 1 993 707,88 691 588,95 760 509,74 keuangan, persewaan &
jasa perusahaan 661 906,16 813 989,53 220 504,93 233 463,17 jasa-jasa 2 582
426,45 2 807 151,51 1 167 070,11 1 294 885,29 pdrb 36 170 455,69 42 759 938,25 11
916 133,71 13 781 157,34 pdrb tanpa migas 16 567 296,95 18 778 843,25 6 534
180,98 6 996 765,52 lapangan usaha adhb adhk 2011 * 2012 ** 2011* 2012 ** fakfak
1 723 986,06 1 981 083,99 692 034,18 749 013,12 kaimana 996 616,50 1 159 250,07
432 960,3 474 810,05 teluk wondama 463 606,37 496 053,11 207 475,42 210 380,15
teluk bintuni 15 117 643,44 19 746 125,86 4 509 842,81 5 999 485,38 manokwari 3
337 648,63 3 761 743,31 1 317 964,69 1 417 035,32 sorong selatan 464 344,76 553
679,48 191 938,21 207 004,43 sorong 6 839 154,92 6 998 377,29 1 969 855,64 2 005
884,99 raja ampat 1 195 986,46 1 220 377,21 564 198,19 533 584,73 tambrauw 45
550,83 95 133,88 19 418,31 35 792,80 maybrat 213 321,66 241 463,30 87 478,12 93
064,71 kota sorong 3 645 533,49 4 206 112,83 1 660 376,40 1 815 111,14 pdrb pb 36
170 455,69 42 759 938,25 11 916 133,71 13 781 157,34 pdrb pb tanpa migas 16 567

296,95 18 778 843,25 6 534 180,98 6 996 765,52 pendapatan regional 19 migas
lambungkan pdrb papua barat dengan agregat pdrb sebesar 42,76 triliun rupiah,
ternyata 23,09 triliun rupiah atau 53,99 persen diantaranya didorong oleh
subsektor migas. 19.1 tabel produk domestik regional bruto menurut lapangan usaha
papua barat 2011-2012 (rp juta) 19.2 tabel produk domestik regional bruto menurut
kabu-paten/kota di papua barat 2011-2012 (rp juta)
</Page>
<Page Number="80">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 64 sumber: pdrb menurut lapangan usaha
prov. papua barat (diolah), 2010-2012 dan adhk terendah berada di kabupaten
tambrauw, yaitu rp 95,13 miliar dan rp 35,79 miliar. sektor-sektor unggulan di
suatu daerah dapat diketahui dari struktur perekonomiannya. struktur perekonomian
merupakan distribusi persentase nilai tambah atas dasar harga berlaku menurut
sektor. struktur ini dapat memperlihatkan sektor-sektor utama yang berkontribusi
besar dalam perekonomian. ada tiga sektor unggulan yang menjadi kontributor utama
dalam pdrb sebagai penggerak perekonomian papua barat. ketiga sektor itu adalah
sektor industri pengolahan, memberikan kontribusi terbesar terhadap pdrb papua
barat sebesar 53,99 persen; sektor pertanian, memberikan kontribusi 12,16 persen;
serta sektor bangunan memiliki kontribusi 7,23 persen. struktur ekonomi papua
barat sangat dominan disumbang oleh migas. namun bila struktur ekonomi dilihat
tanpa memperhitungkan subsektor migas maka kontributor utama perekonomian papua
barat berada pada sektor pertanian (27,68%); jasa-jasa (14,95%); dan konstruksi
(14,99%). sementara itu sektor industri pengolahan hanya berkontribusi 8,35
persen. belakangan ini terjadi kecenderungan pergeseran struktur perekonomian di
papua barat yaitu dari sektor primer ke sektor sekunder. hal ini terlihat dari
semakin menurunnya kontribusi sektor primer dan semakin meningkatnya share sektor
sekunder dalam tiga tahun terakhir. sektor primer pada tahun 2010 memberikan
kontribusi sebesar 25,93 persen mengalami penurunan menjadi 20,99 persen di tahun
2011 dan turun lagi menjadi 18,64 persen di tahun 2012. sebaliknya terjadi
sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov. papua barat, 2012 sektor 2010 * 2011 **
2012** primer 25.93 20.99 18.64 sekunder 52.48 58.84 61.62 tersier 21.59 20.18
19.73 total 100.00 100.00 100.00 pendapatan regional 19 industri pengolahan
kekuatan baru di papua barat setelah beberapa tahun menjadi kontributor utama
dalam pdrb papua barat, sektor pertanian tergeser oleh sektor industri pengolahan
dalam tiga tahun terakhir. kontribusi sektor ini mencapai 53,99 persen dalam
perekonomian papua barat. 19.1 gambar distribusi produk domestik regional bruto
(pdrb) menurut lapangan usaha papua barat 2012 (%) 19.3 tabel share terhadap pdrb
menurut sektor primer, sekunder, dan tersier papua barat 2010-2012 (%) pdrb
dengan migas pdrb tanpa migas
</Page>
<Page Number="81">
65 statistik daerah provinsi papua barat 2013 pada sektor sekunder, share-nya
tahun 2010 sebesar 52,48 persen meningkat menjadi 58,84 persen di tahun 2011 atau
hampir dua per tiga dari total pdrb. pada tahun 2012, sektor sekunder kembali
meningkat menjadi 61,62 persen. pertumbuhan ekonomi disuatu daerah biasanya
dihitung dengan membandingkan besarnya nilai tambah antar waktu menurut harga
konstan. dengan menggunakan dasar harga konstan dapat diketahui sejauh mana
pertumbuhan riil dari suatu daerah tanpa dipengaruhi oleh kenaikan harga.
pertumbuhan ekonomi papua barat tahun 2011 mencapai 27,22 persen. kondisi ini
mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun 2010 yaitu dari 28,54 persen.
pertumbuhan ekonomi 2010 dan 2011 yang sensasional ini didorong oleh mulai
berproduksinya lng tangguh yang merupakan salah satu produsen lng terbesar di
indonesia. pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi papua barat mengalami perlambatan
cukup tinggi yaitu menjadi 15,84 persen. dengan tanpa memperhitungkan komponen
migas (tanpa migas), pertumbuhan ekonomi papua barat tahun 2011 pun relatif baik,
yaitu mencapai 10,45 persen. kondisi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010
dan 2009 yaitu sebesar 8,61 persen dan 9,18 persen. pada tahun 2012, pertumbuhan
ini mengalami perlambatan menjadi 7,41 persen. dari perbandingan laju pertumbuhan
migas dan tanpa migas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di papua barat
sangat dominan didongkrak oleh migas. sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov.
papua barat, 2012 sumber: image google pendapatan regional pertumbuhan ekonomi

papua barat tertinggi mulai berproduksinya lng tangguh di kabupaten teluk bintuni
telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi papua barat menjadi 15,84 persen. angka
pertumbuhan ekonomi ini adalah yang tertinggi di indonesia di tahun 2012. 19 19.2
gambar perkembangan pertumbuhan ekonomi provinsi papua barat 2007-2012 (%)
tahukah anda ? pertumbuhan ekonomi papua barat tahun 2012 sebesar 15,84 persen
adalah yang tertinggi di indonesia. nilainya jauh diatas pertumbuhan ekonomi
nasional yang hanya sebesar 6,23 persen.
</Page>
<Page Number="82">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 66 pdrb per kapita adalah indikator
yang cukup relevan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran ekonomi penduduk secara
makro. pada pdrb per kapita, besaran nilai pdrb telah dibagi dengan jumlah
penduduk dari wilayah tersebut. jadi besarnya pdrb telah tertimbang dengan jumlah
penduduk, sehingga jumlah penduduk yang besar tidak lagi mempengaruhi besaran
nilai pdrb suatu wilayah. pdrb per kapita dengan migas papua barat di tahun 2012
meningkat dari rp. 45,85 juta/tahun menjadi rp. 52,38 juta/tahun. sedangkan bila
tanpa migas, pdrb per kapita tahun 2012 hanya mencapai rp. 23,00 juta/tahun.
nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar rp. 21,00 juta/tahun.
kabupaten teluk bintuni dan kabupaten sorong memiliki pdrb per kapita dengan
migas tertinggi pertama dan kedua, yaitu sebesar rp. 351,56 juta/ tahun dan rp.
95,03 juta/tahun. namun ketika unsur migas tidak disertakan dalam penghitungan,
pdrb per kapitanya langsung anjlok menjadi rp. 23,93 juta/ tahun dan 26,24
juta/tahun. pdrb menurut penggunaan dihitung berdasarkan pengeluaran/konsumsi
sedangkan menurut lapangan usaha dilihat dari sisi produksi. dari sisi
penggunaan, nilai pdrb tahun 2012 sebagian besar bersumber dari ekspor, yaitu rp.
20.297,28 miliar (51,54%). besarnya nilai lng dalam ekspor menggeser posisi
konsumsi rumah tangga sejak tiga tahun terakhir. nilai pdrb-nya sebesar rp.
15.109,76 miliar (35,34%). kontribusinya turun dibandingkan tahun lalu yang
mencapai 36,33 persen. sumber: pdrb menurut lapangan usaha prov. papua barat,
2012 keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara penggunaan pdrb
distribusi 2011 ** 2012 ** 2011 ** 2012 ** konsumsi rumah tangga 13 142 728,91 15
109 756,23 36,33 35,34 lembaga swasta nirlaba 131 483,48 146 465,01 0,36 0,34
konsumsi pemerintah 5 557 238,67 6 222 003,44 15,36 14,55 pmtb 7 929 545,84 10
051 777,20 21,92 23,51 perubahan stok 1 725 178,63 5 192 565,81 4,77 12,14 ekspor
18 647 399,49 20 297 279,47 51,54 47,47 dikurangi impor (-) 10 954 794,89 14 259
908,91 30,28 33,35 pdrb 36 178 780,13 42 759 938,25 100,00 100,00 kabupaten/ kota
dengan migas tanpa migas 2011* 2012** 2011* 2012** fak-fak 24.86 27.88 24.86
27.88 kaimana 20.76 23.21 20.76 23.21 teluk wondama 16.98 17.58 16.98 17.58 teluk
bintuni 348.39 351.56 28.80 23.93 manokwari 17.14 18.63 17.14 18.63 sorong
selatan 11.81 13.41 11.81 13.41 sorong 93.34 95.03 22.87 26.24 raja ampat 27.12
27.07 14.15 27.07 tambrauw 7.15 14.88 7.15 14.88 maybrat 6.21 6.72 6.21 6.72 kota
sorong 18.43 20.36 18.43 20.36 papua barat 45.84 52.38 21.00 23.00 pendapatan
regional pdrb per kapita terdongkrak produksi minyak dan gas pdrb per kapita
tanpa migas papua barat tahun 2012 mencapai 23,00 juta rupiah, namun bila unsur
migas diperhitungkan, pdrb per kapita papua barat melonjak menjadi 52,38 juta
rupiah. 19.4 tabel pdrb per kapita menurut kabupaten/kota di provinsi papua barat
2011-2012 (juta rupiah) 19.5 tabel pdrb menurut penggunaan dan distribusinya di
provinsi papua barat 2010-2011 (miliar rupiah) sumber: pdrb menurut penggunaan
prov. papua barat, 2012 keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara
tahukah anda ? pertumbuhan ekonomi papua barat tanpa minyak dan gas (migas) tahun
2012 sebesar 7,41 persen lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional tanpa
migas (6,81 persen) 19
</Page>
<Page Number="83">
67 statistik daerah provinsi papua barat 2013 empat provinsi kawasan indonesia
paling timur terdiri dari provinsi maluku, maluku utara, papua barat dan papua.
provinsi maluku utara dan papua barat usianya lebih muda dari dua provinsi
lainnya yang merupakan provinsi induknya. di tahun 2012, papua yang laju
pertumbuhan ekonomi di kawasan maluku dan papua ada dibawah pertumbuhan ekonomi
nasional. pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2012 sebesar 6,23 persen, menurun
dari kondisi tahun lalu sebesar 6,49 persen. semetara pertumbuhan ekonomi papua

barat menjadi yang tertinggi yaitu mencapai 15,84 persen, sekaligus merupakan
pertumbuhan ekonomi tertinggi di indonesia tahun 2012. isu penting dalam
ketenagakerjaan adalah masalah pengangguran, dimana tingkat pengagguran terbuka
(tpt) menjadi indikator umum yang biasa digunakan. dari empat provinsi ini, papua
memiliki capaian tpt yang paling baik, besarnya tpt hanya 3,63 persen. selain
memiliki tpt yang rendah, tpt papua memiliki relatif stabil pergerakannya. secara
nasional, tpt papua menempati peringkat ke sembilan. sedangkan maluku dan papua
barat memiliki tpt diatas lima persen dalam tiga tahun terakhir. papua barat pada
tahun 2010-2011 justru tpt-nya diatas 7,5 persen dan dua tahun terakhir berada
diatas tpt nasional. di tahun 2012 tpt papua barat berada di peringkat ke-21 dari
33 provinsi dan berada dibawah tpt nasional. perbedaan yang tampak dalam tiga
tahun terakhir adalah semakin membaiknya kondisi tpt maluku utara, papua barat
dan papua. sumber: pdrb menurut penggunaan prov.insi papua barat, 2012 dan
perkembangan beberapa indikator utama sosial ekonomi indonesia, 2012 provinsi
2010 2011 2012 maluku 6,47 6,06 7,81 maluku utara 7,95 6,40 6,67 papua barat
28,47 27,08 15,84 papua -3,19 -5,32 1,08 indonesia 6,22 6,49 6,23 perbandingan
regional tpt papua barat berada di bawah tpt nasional tingkat pengangguran
terbuka (tpt) papua barat pada tahun 2012 berada di bawah tpt nasional (6,14%).
peringkat tpt papua barat pun meningkat di tahun 2012 yaitu peringkat 21
dibandingkan tahun 2011 (peringkat 29) 20.1 tabel laju pertumbuhan ekonomi
wilayah maluku dan papua 2010-2012 (%) 20 20.2 tabel tingkat pengangguran terbuka
(tpt) wilayah maluku dan papua 2010-2012 (%) provinsi 2010 2011 2012 peringkat
2012 maluku 9,97 7,38 7,51 27 maluku utara 6,03 5,55 4,76 16 papua barat 7,68
8,94 5,49 21 papua 3,55 3,94 3,63 9 indonesia 7,14 6,56 6,14 sumber: perkembangan
beberapa indikator utama sosial ekonomi indonesia, agustus 2012 tahukah anda ?
tpt papua barat 2011 adalah yang tertinggi ke-5 di indonesia, tetapi pada tahun
2012 turun lebih rendah dari tpt nasional (6,14%).
</Page>
<Page Number="84">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 68 secara agregat, jumlah penduduk
miskin terbesar di wilayah maluku dan papua selama empat tahun terakhir selalu
berada di provinsi papua. dalam periode tersebut, tren jumlah penduduk miskin di
papua cenderung meningkat, yaitu dari 760,35 ribu orang di tahun 2009 menjadi
976,40 ribu orang di tahun 2012. sedangkan pada tiga provinsi lainnya jumlah
penduduk miskin memiliki tren cenderung menurun dari tahun ke tahun kecuali
provinsi maluku utara yang mengalami peningkatan pada tahun 2011. meskipun
mengalami peningkatan, jumlah penduduk miskin terendah berada di provinsi ini,
yaitu hanya 88,30 ribu orang. wilayah timur indonesia memang terkenal sebagai
daerah yang kaya akan sumber daya alam namun masyarakatnya hidup miskin.
pernyataan ini terbukti dengan tingginya persentase penduduk miskin di provinsi
maluku, papua barat, dan papua. bahkan ketiga provinsi ini menduduki tiga
peringkat terbesar persentase penduduk miskin di indonesia. besarnya persentase
penduduk miskin di provinsi maluku mencapai 20,76 persen (peringkat 31); provinsi
papua barat sebesar 27,04 persen (peringkat 32); dan provinsi papua sebesar 30,66
persen (peringkat 33). secara agregat memang ketiga provinsi ini tidak memberikan
kontribusi yang besar terhadap jumlah penduduk miskin nasional dibandingkan
jumlah penduduk miskin di pulau jawa, namun dilihat secara spasial, persentase
penduduk miskin terhadap total penduduk di wilayahnya relatif tinggi. sumber:
perkembangan beberapa indikator utama sosial ekonomi indonesia, agustus 2012
provinsi 2009 2010 2011 2012 maluku 380,01 378,63 360,32 338,90 maluku utara
98,00 91,07 97,31 88,30 papua barat 256,84 256,25 249,84 223,20 papua 760,35
761,62 944,80 976,40 indonesia (jt) 32,50 31,02 30,02 28,59 perbandingan regional
lebih dari seperempat penduduk papua barat dan papua miskin persentase penduduk
miskin provinsi papua barat dan papua berada pada peringkat terendah seindonesia. kedua provinsi ini memiliki persentase yang hampir sama di tahun 2012,
yaitu 27,04 persen dan 30,66 persen, atau lebih dari seperempat penduduknya
miskin. 20.3 tabel jumlah penduduk miskin wilayah maluku dan papua 2009-2012
(ribu orang) tahukah anda ? total alokasi dana bantuan langsung masyarakat
program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (pnpm mandiri) di indonesia
tahun 2010 sebesar 10,31 trilyun rupiah digunakan untuk mengentaskan kemiskinan.
20 provinsi 2009 2010 2011 2012 peringkat 2012 maluku 28,23 27,74 23,00 20,76 31

maluku utara 10,36 9,42 9,18 8,06 13 papua barat 35,71 34,88 31,92 27,04 32 papua
37,53 36,80 31,98 30,66 33 indonesia 14,15 13,33 12,49 11,66 sumber: statsitik
indonesia, 2009 dan perkembangan beberapa indikator utama sosial ekonomi
indonesia, agustus 2012 20.4 tabel persentase penduduk miskin wilayah maluku dan
papua 2009-2012 (%) tahukah anda ? provinsi papua (30,66%), papua barat (27,04%),
dan maluku (20,76%) adalah tiga provinsi dengan persentase penduduk miskin
tertinggi di indonesia tahun 2012.
</Page>
<Page Number="85">
69 statistik daerah provinsi papua barat 2013 perkembangan pembangunan manusia
diukur dengan indeks pembangunan manusia (ipm). capaian ipm wilayah maluku dan
papua tahun 2012 termasuk kategori menengah, namun secara peringkat keempat
provinsi ini masih tergolong papan bawah di tingkat nasional. peringkat
terbaiknya diraih oleh provinsi maluku dengan capaian ipm sebesar 72,42 persen
dan hanya berada pada urutan ke-21. sedangkan provinsi papua barat, maluku utara,
dan papua hanya berada diurutan 29, 30, dan 33. idealnya, jika pertumbuhan
ekonomi tinggi di suatu daerah maka persentase penduduk miskin juga rendah. namun
yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi persentase penduduk miskin
juga tinggi. kondisi ini terjadi pada provinsi papua barat dan maluku. mengapa
hal ini bisa terjadi?. salah satu sebabnya adalah belum berkualitasnya
pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi tersebut. disamping itu, ketimpangan
distribusi pendapatan dapat menjadi sebab tingginya persentase penduduk miskin,
meskipun pertumbuhan ekonominya tinggi. kondisi seperti ini diilustrasikan oleh
kondisi papua barat dan papua pada gambar 20.3. provinsi papua barat memiliki
pertumbuhan ekonomi tertinggi di indonesia akan tetapi peringkat presentase
penduduk miskinnya berada peringkat kedua terendah se-indonesia. kondisi provinsi
papua tidak lebih baik dari tiga provinsi lainnya, pada tahun 2012 provinsi ini
mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi tetapi presentase penduduk miskinnya
meningkat. perbandingan regional pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas provinsi
papua barat memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di indonesia, namun
ternyata persentase penduduk miskinnya tertinggi kedua di indonesia hal ini
diduga disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas dan
ketimpangan distribusi pendapatan. . 20 sumber: bps ri, 2011 provinsi 2010 2011
2012 peringkat 2012 maluku 71,42 71,87 72,42 21 maluku utara 69,03 69,47 69,98 30
papua barat 69,15 69,65 70,22 29 papua 64,94 65,36 65,86 33 indonesia 72,27 72,77
73,29 20.5 tabel indeks pembangunan manusia (ipm) wilayah maluku dan papua 20102012 (%) tahukah anda ? ipm provinsi papua (65,86%), maluku utara (69,98%), dan
papua barat (70,22%) adalah tiga provinsi yang masuk dalam lima besar ipm
terendah di indonesia tahun 2012. sumber: perkembangan beberapa indikator utama
sosial ekonomi indonesia, 2012 catatan: 1. benchmark: pertumbuhan ekonomi
indonesia 6,14% (sumbu x) dan persentase penduduk miskin indonesia 11,66% (sumbu
y). 2. tanda panah berwarna hijau menunjukkan keadaan yang lebih baik daripada
benchmark, dan tanda panah berwarna merah menunjukkan keadaan yang tidak lebih
baik daripada benchmark. 20.1 gambar hubungan pertumbuhan ekonomi dan persentase
penduduk miskin wilayah maluku dan papua 2012 maluku maluku utara papua barat
papua 0 5 10 15 20 25 30 35 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 prtmbhn ekonomi % penduduk
miskin prtmbhn ekonomi % penduduk miskin pert eko % pddk miskin pert eko % pddk
miskin
</Page>
<Page Number="86"/>
<Page Number="87">lampiran tabel lampiran tabel</Page>
<Page Number="88">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 71 kabupaten/kota luas wilayah fakfak
11036.48 kaimana 16241.84 teluk wondama 3959.53 teluk bintuni 20840.83 manokwari
14250.94 sorong selatan 9408.63 sorong 12594.94 raja ampat 8034.44 kota sorong
656.64 papua barat 97024.27 tabel 1.1 luas wilayah provinsi papua barat menurut
kabupaten/kota 2012 sumber: peraturan menteri dalam negeri no 6 tahun 2008
kabupaten/kota jumlah penduduk laki-laki perempuan jumlah 0-4 48719 51910 100629
5-9 45745 48993 94738 10-14 39885 43556 83441 15-19 36216 39091 75307 20-24 38827
43006 81833 25-29 40747 45452 86199 30-34 34418 39722 74140 35-39 27290 31903
59193 40-44 23021 27423 50444 45-49 17348 20614 37962 50-54 12744 15414 28158 55-

59 8146 10852 18998 60-64 5212 6585 11797 65-69 2918 3847 6765 70-74 1622 1954
3576 75 1465 1635 3100 total 384323 431957 816280 tabel 1.2 jumlah penduduk
menurut kelompok umur dan jenis kelamin provinsi papua barat 2012 sumber:
proyeksi penduduk 2012
</Page>
<Page Number="89">
72 statistik daerah provinsi papua barat 2013 kabupaten/kota komponen ipm ipm ahh
amh mys ppp fakfak 71.24 98.47 9.49 594.23 72.64 kaimana 70.11 96.99 7.95 603.01
71.22 teluk wondama 68.01 85.12 7.14 602.76 66.80 teluk bintuni 68.88 87.38 7.02
601.28 67.58 manokwari 68.58 89.03 8.53 590.54 68.07 sorong selatan 66.99 88.45
8.09 591.79 66.83 sorong 68.59 91.84 8.11 601.41 69.23 raja ampat 66.82 94.34
7.53 563.96 65.49 tambrauw 66.48 77.38 5.80 446.25 51.18 maybrat 66.92 91.22 8.64
584.54 67.26 kota sorong 72.52 99.69 10.99 641.28 78.36 papua barat 69.14 93.74
8.45 601.56 70.22 tabel 1.3 indeks pembangunan manusia menurut komponen dan
kabupaten/kota provinsi papua barat 2012 sumber: olahan susenas 2011 sumber:
olahan susenas 2011-2012 tabel 1.4 perkembangan kemiskinan menurut kabupaten/kota
di papua barat tahun 2011 dan 2012 kabupaten/ kota september 2011 september 2012
gk rp./kap/bln p0 (%) pendudu k miskin (000) gk rp./kap/bln p0 (%) pendudu k
miskin (000) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) fakfak 355.494 33,18 23,2 393.794 28,50
22,8 kaimana 278.626 20,84 10,1 308.295 17,53 9,9 teluk wondama 357.985 43,86
12,1 389.071 37,41 11,9 teluk bintuni 431.689 47,44 26,0 478.547 39,54 25,6
manokwari 420.037 33,95 66,7 465.735 28,65 65,6 sorong selatan 236.827 22,93 9,1
246.030 19,48 8,9 sorong 254.810 33,38 24,7 266.586 32,81 24,3 raja ampat 251.215
23,50 10,5 261.278 20,49 10,3 tambrauw 258.938 43,77 2,8 273.602 37,74 2,8
maybrat 261.830 40,16 13,9 275.651 34,07 13,7 kota sorong 461.075 14,04 28,0
484.411 18,85 27,5 prov. papua barat 334.449 28,53 227,1 354.626 27,04 223,2
</Page>
<Page Number="90">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 73 tabel 1.5 pdrb adhb dan adhk dengan
migas menurut lapangan usaha provinsi papua barat 2009-2012 lapangan usaha atas
dasar harga berlaku atas dasar harga konstan 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011
2012 1. pertanian 4199944.05 4664455.36 4976708.57 5198159.91 1896815.48
2014324.40 2045718.10 2075894.2 2. pertambangan dan penggalian 2268377.64
2302782.91 2615421.89 2771274.6 1099264.98 1090051.52 1155963.54 1219810.38 3.
industri pengolahan 5091747.99 11970841.30 18689731.89 23087926.25 1368459.98
3010930.03 4957829.44 6333959.2 4. listrik, gas & air bersih 88156.15 97557.00
110622.75 126780.66 31766.02 34085.13 37102.74 40371.11 5. bangunan 1678230.58
2034290.84 2483291.41 3135426.02 654538.95 718468.24 806397.72 905575.36 6.
perdagangan, hotel dan restoran 1710450.82 1888243.87 2349080.27 2825521.88
715364.04 743881.85 833958.19 916688.88 7. pengangkutan dan komunikasi 1248415.03
1437073.75 1701266.32 1993707.88 551873.87 612201.04 691588.95 760509.74 8.
keuangan, persewaan & jasa perusahaan 429268.09 556889.28 661906.16 813989.53
186034.15 198241.93 220504.93 233463.17 9. jasa-jasa 1429902.65 1927478.33
2582426.45 2807151.51 782859.77 944223.36 1167070.11 1294885.29 pdrb dengan migas
18144492.99 26879612.63 36170455.69 42759938.25 7286977.24 9366407.50 11916133.71
13781157.34 pdrb tanpa migas 12124009.86 14063556.72 16567296.95 18778843.25
5446519.36 5915736.92 6534180.98 6996765.52 sumber: pdrb menurut lapangan usaha
provinsi papua barat, 2012 lapangan usaha 2009 2010 2011 2012 1. pertanian 23.15
17.35 13.76 12.16 2. pertambangan dan penggalian 12.50 8.57 7.23 6.48 3. industri
pengolahan 28.06 44.54 51.67 53.99 4. listrik, gas & air bersih 0.49 0.36 0.31
0.30 5. bangunan 9.25 7.57 6.87 7.33 6. perdagangan, hotel dan restoran 9.43 7.02
6.49 6.61 7. pengangkutan dan komunikasi 6.88 5.35 4.70 4.66 8. keuangan,
persewaan & jasa perusahaan 2.37 2.07 1.83 1.90 9. jasa-jasa 7.88 7.17 7.14 6.56
pdrb dengan migas 100.00 100.00 100.00 100.00 pdrb tanpa migas 66.82 52.32 45.80
43.92 tabel 1.6 distribusi pdrb menurut lapangan usaha provinsi papua barat 20092012 sumber: pdrb menurut lapangan usaha provinsi papua barat, 2012
</Page>
<Page Number="91">
74 statistik daerah provinsi papua barat 2013 tabel 1.7 pertumbuhan ekonomi
menurut lapangan usaha provinsi papua barat 2007-2010 sumber: pdrb menurut
lapangan usaha provinsi papua barat, 2011 lapangan usaha 2009 2010 2011 2012 1.

pertanian 3.83 6.20 1.56 1.48 2. pertambangan dan penggalian -0.16 -0.84 6.05
5.52 3. industri pengolahan 56.29 120.02 64.66 27.76 4. listrik, gas & air bersih
9.03 7.30 8.85 8.81 5. bangunan 12.96 9.77 12.24 12.30 6. perdagangan, hotel dan
restoran 6.49 3.99 12.11 9.92 7. pengangkutan dan komunikasi 16.36 10.93 12.97
11.57 8. keuangan, persewaan & jasa perusahaan 23.68 6.56 11.23 5.88 9. jasa-jasa
13.28 20.61 23.60 11.91 pdrb dengan migas 13.87 28.54 27.22 15.84 pdrb tanpa
migas 9.18 8.61 10.45 7.41 tabel 1.8 pdrb menurut kabupaten/kota adhb dan adhk
provinsi papua barat tahun 2010-2012 (juta rupiah) kabupaten/kota dengan migas
tanpa migas adhb adhk adhb adhk (1) (2) (3) (4) (5) fakfak 1 981 083,99 749
013,12 1 981 083,99 749 013,12 kaimana 1 159 250,07 474 810,05 1 159 250,07 474
810,05 teluk wondama 496 053,11 210 380,15 496 053,11 210 380,15 teluk bintuni 19
746 125,86 5 999 485,38 1 344 233,20 649 982,76 manokwari 3 761 743,31 1 417
035,32 3 761 743,31 1 417 035,32 sorong selatan 553 679,48 207 004,43 553 679,48
207 004,43 sorong 6 998 377,29 2 005 884,99 1 912 250,63 797 600,16 raja ampat 1
220 377,21 533 584,73 727 301,54 306 980,33 tambrauw 95 133,88 35 792,80 95
133,88 35 792,80 maybrat 241 463,30 93 064,71 241 463,30 93 064,71 kota sorong 4
206 112,83 1 815 111,14 4 206 112,83 1 815 111,14 papua barat (2012 **) 42 759
938,25 13 781 157,34 18 778 843,25 6 996 765,52 papua barat (2011 *) 36 170
455,69 11 916 133,71 16 567 296,95 6 534 180,98 papua barat (2010) 26 879 612,63
9 366 407,50 14 063 556,72 5 915 736,92 sumber: pdrb menurut lapangan usaha bps
prov papua barat 2012 catatan : * angka sementara ** angka sangat sementara
</Page>
<Page Number="92">
statistik daerah provinsi papua barat 2013 75 tabel 1.9 pertumbuhan ekonomi
dengan migas menurut kabupaten/kota papua barat 2009-2012 kabupaten/kota 2009
2010 2011 2012 fak-fak 15.03 17.61 14.29 8.23 kaimana 16.31 16.99 12.09 9.51
teluk wondama 21.67 8.69 17.60 5.53 teluk bintuni 114.03 344.38 74.27 4.94
manokwari 17.67 15.06 13.27 7.52 sorong selatan 15.53 16.11 18.22 7.53 sorong
21.89 7.32 10.92 6.97 raja ampat 12.68 6.10 6.65 8.96 tambrauw 10.78 14.56 12.48
5.88 maybrat 14.62 16.46 14.10 6.39 kota sorong 13.66 17.27 13.97 8.24 papua
barat 13.87 28.54 27.22 15.84 sumber: pdrb menurut lapangan usaha provinsi papua
barat, 2012
</Page>
<Page Number="93"/>
<Page Number="94"/>
</Pages>
</Search>

Anda mungkin juga menyukai