Kerusakan peralatan yang akan terjadi hari esok, telah nampak dengan
menurunnya kondisi kimiawi (kondisi pengoperasian unit yang ditinjau dari
sudut proses kimia) pada hari ini.
Adalah sangat penting bagi pegawai yang bekerja di bidang kimia di PLTU
untuk mengetahui proses proses dan masalah masalah kimia pada
umumnya, di dalam pengoperasian PLTU. Antara lain yang berkaitan dengan
pemeliharaan peralatan, baik pada waktu jalan maupun pada saat unit mati,
penanggulangan kerusakan, tatacara mengatasi gangguan kimia dan
pengetahuan mengenai sistem pengolahan air PLTU, yang diperlukan dalam
usaha untuk membantu meningkatkan keandalan/ efisiensi pembangkit dan
memperpanjang usia peralatan, juga aman dalam pengoperasiannya.
Buku ini disusun berdasarkan beberapa referensi dan dipadukan dengan
pengalaman di lapangan yang telah diperoleh penyusun selama menangani
pengolahan air dan masalah masalah kimia pada umumnya yang ada di
PLTU.
Sebagian pembahasan dikaitkan dengan masalah masalah praktis yang
banyak dijumpai dan sebagian lainnya adalah penjelasan mengenai terapan
terapan teknologi yang bisa membantu untuk lebih meningkatkan
keberhasilan penanganan pengolahan air dan analisa masalah masalah
kimia yang ada di PLTU pada umumnya.
Semoga bermanfaat.
Penyusun
PENDAHULUAN
Di dalam usaha untuk memberikan pelayanan terhadap permintaan tenaga
listrik yang kian meningkat pesat dan untuk meningkatkan efisiensi, maka
PLN selalu membangun unit unit PLTU dengn kapasitas yang semakin
besar, dengan tekanan dan temperatur yang semakin tinggi.
Bila unit PLTU pertama yang dibangun PLN pada tahun 1962 masih dengan
kapasitas tertinggi sebesar 25 MW, tekanan operasi boiler 875 Psi (60
kg/cm2) dan temperature uap 483C, maka pada tahun 1985 telah mulai
beroperasi unit PLTU Suralaya dengan kapasitas 400 MW, tekanan boiler 174
kg/cm2 dan temperature uap 540C.
Bila sampai saat ini, boiler yang telah dioperasikan oleh PLN masih dengan
tekanan sub kritis (tipe boiler dua arah) maka pada saatnya nanti PLN akan
membangun unit PLTU dengan boiler bertekanan super kritis (tipe boiler satu
arah, tanpa drum) dan tidak tertutup kemungkinan pula dengan pembangkit
listrik tenaga nuklir.
Boiler dengan tekanan dan temperatur yang semakin tinggi akan semakin
mudah/ peka terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan material pipa
boiler yang diakibatkan oleh proses korosi maupun oleh jenis proses
pengikisan lainnya. Akumulasi dari produk korosi maupun kontaminan lain
yang ada di dalam air boiler akan mengendap pada permukaan pipa yang
dapat mengakibatkan terhambatnya laju perpindahan panas, sehingga
menaikkan biaya operasi dan terjadi panas lebih yang dapat melemahkan
material pipa boiler itu sendiri. Dengan alasan ini maka dapat dimaklumi
bahwa betapa pentingnya teknologi pengolahan air, dimana keberadaannya
akan selalu tumbuh berkembang mengikuti kemajuan teknologi pembangkit
listrik tenaga uap itu sendiri.
Bila pada awalnya, teknologi pengolahan air boiler adalah dengan system
phosphate, baik untuk mengontrol korosi, kerak maupun kebersihan uap,
maka dalam perkembangannya ada beragam system pengolahan air,
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
diantaranya Low Phosphate Treatment (LPT), All Volatile Treatment (AVT) dan
Neutral Water Treatment (NWT). Walaupun ada kesamaannya, namun
masing masing punya kekhususan sendiri sendiri dan pada sistem
terbaru selalu mempunyai kelebihan, terutama di dalam menunjang efisiensi
unit disbanding dengan system pengolahan air yang telah ada sebelumnya.
Pengaturan pembakaran yang paling optimum sangat berperan di dalam
usaha meningkatkan efisiensi boiler dan mengurangi kerusakan akibat
proses korosi yang sering terjadi pada saluran gas bekas.
Perawatan peralatan pada saat unit mati dengan prosedur preservasinya,
pemantauan proteksi katodik dll, sangat membantu memelihara peralatan
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kerusakan.
Prosedur prosedur pelaksanaan pengaturan kondisi mutu air dalam
keadaan darurat, khususnya bila terjadi kebocoran condenser dimana air
laut mencemari air boiler khususnya dan semua bagian di dalam siklus air
uap pada umumnya, harus dilakukan secara seksama dan terkendali.
Penanganan yang cepat dan akurat sangat diperlukan untuk dapat segera
menormalkan
mutu
air
sehingga
kerusakan
yang
lebih
fatal
dapat
dihindarkan.
Manusia selayaknya jangan mempunyai sifat RUMONGSO BISA (merasa
yang paling pandai), tanpa adanya sifat BISA RUMONGSO (dapat merasa),
karena pada hakekatnya yang paling bisa dan paling benar hanyalah satu,
yaitu ALLAH.
SUHARTO
Pikiran, ucapan dan tindakan saya,
(Otobiografi)
1.
KOROSI
Adalah proses perubahan bahan (metal) ke dalam bentuk senyawa
PENGERAKAN
Pembentuk kerak dan endapan zat padat pada permukaan pemindah
Secara garis besar, sistem pengolahan air dibagi dalam dua seksi, yaitu :
a. Eksternal treatment
Adalah unit pengolah air baku yang akan dipakai sebagai air
penambah/ air pengisi dan untuk memperoleh air yang berkemurnian
tinggi, bebas dari zat zat pembentuk kerak.
b. Internal treatment
Adalah pengolahan yang dilakukan terhadap air yang telah ada dalam
siklus air uap PLTU, dalam usaha untuk mencegah terjadinya proses
pengerakan, korosi maupun carry over.
c. Pada
unit
modern
dan
berkapasitas
besar/
bertekanan
tinggi,
lebih
banyak
dilakukan
terutama
untuk
mencegah
(ppm)
30 s/d 50
15 s/d 25
0 s/d 4
0 s/d 2
0 s/d 2
0 s/d 2
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
Demineralizer
0 s/d 0,5
Dalam praktek dapat dipakai satu atau lebih metode, tergantung pada
pertimbangan baik dari segi teknis, ekonomis maupun keandalan.
2.1
Faktor
adalah
akan
mengakibatkan
sifat
kerak
menjadi
keras,
berat
dan
padat yang berasal dari hasil korosi, baik dari air pengisi maupun dari dalam
boiler sendiri.
Partikel padat
Zat padat tersuspensi akan terbawa searah aliran air. Lawan dari arah aliran
ini adalah daya tarik permukaan yang diperkuat oleh konsentrasi zat padat
terlarut di dalam air boiler dan oleh adanya panas pada permukaan pipa.
Setelah terjadi pengendapan tingkat pertama ini, akan diikuti oleh partikel
partikel lain yang bergabung untuk membentuk slag dan mempunyai sifat
keras, berat dan liat.
Bidang
pipa
berfungsi
sebagai
surface
charge
extraction
dan
masuk. Inilah
sebabnya mengapa endapan kerak paling banyak terjadi pada daerah yang
menerima transformasi energi paling tinggi, yaitu daerah water wall (pada
boiler) dimana sekitar 48 % proses pemindahan panas terjadi di daerah ini.
2.2
terutama oksida besi dan oksida tembaga yang semuanya berasal dari
proses korosi.
Penyebab korosi yang utama adalah : oksigen damage dan pH
abnormal. Proses korosi akan berlangsung lebih cepat bila air boiler tercemar
oleh air laut akibat kebocoran kondensor. Masuknya air laut ini akan
membawa serta zat zat pembantu terbentuknya binding phenomena.
Oksida besi yang ada dalam boiler dan sistem air pengisi ada dalam
beberapa bentuk, antara lain :
-
lapisan oksida besi yang lain akan menempel pada lapisan ini
sehingga membentuk lapisan isolator panas
Endapan oksida besi bersifat porous sehingga air dengan mudah dapat
menembus ke dalam dan akan terjadi proses penguapan pada permukaan
pipa, meniggalkan deposit baru.
2.3
menurun
dan
konsumsi
bahan
bakar
meningkat
di
dalam
Pada boiler modern dengan daya pemindah panas yang tinggi, adanya
kerak yang tipis sudah dapat menyebabkan kerugian serius terhadap
temperatur metal pipa boiler. Daya hambat kerak ini akan mempercepat
naiknya
metal
temperatur
ke
titik
rawan
sehingga
mengakibatkan
kerusakan.
Proses
hambatan
panas
yang
mengakibatkan
kenaikan
metal
menggambarkan
kondisi
operasi
dalam
usaha
pada T1 sehingga jumlah konsumsi bahan bakar akan lebih besar. Demikian
seterusnya sampai elevasi temperatur metal mencapai batas toleransi yang
diijinkan. Bila kondisi ini tercapai, boiler harus dimatikan untuk dilakukan
pembersihan kerak (cleaning) boiler. Apabila pembentukan kerak dibiarkan
terus naik maka metal temperatur yang tinggi akan menyebabkan over
heating pada pipa boiler.
Dapat disimpulkan bahwa adanya kerak akan mengakibatkan :
-
garam garam bicarbonat yang larut dalam air membentuk carbonate yang
tak dapat larut, tetapi mengendap pada permukaan pipa pemindah panas,
seperti reaksi :
Ca(HCO3)2
+
panas
CaCO3
+ H2O
CO2
Cal. Bicarbonate
cal. carbonate
Maka dengan cara merubah garam garam yang mempunyai sifat CSS
menjadi garam garam yang bersifat HSS, yaitu dengan merubah ke dalam
senyawa phosphate, pengendapan/ pembentukan kerak di dalam boiler akan
dapat dihindari/ dikurangi. Proses inilah yang disebut phosphate treatment.
2.5
bawah (boiler dua arah yang dilengkapi drum). Bahan bahan kimia yang
diinjeksikan ke dalam system air uap mempunyai sifat tidak dapat
menguap. Contohnya
Sistem
phosphate
komposisinya
yang
dapat
dipakai
bervariasi
adalah
sodium
phosphate,
sesuai
dengan
kebutuhan.
3CaSO4
3Na2SO4
Ca3(PO4)2
3Na3PO4
3MgCO3
3Na2CO3
Mg3(PO4)2
(1)
(2)
(3)
(4)
Senyawa senyawa nomor (2) adalah senyawa yang mempunyai sifat CSS,
sedangkan
senyawa
lainnya,
baik
sesudah
maupun
sebelum
reaksi,
mempunyai sifat HSS sehingga dapat dihilangkan dari dalam boiler melalui
CBD.
Sisa trisodium phosphate dalam air akan terhidrolisa menghasilkan
sodium hydroxide (NaOH) yang dalam jumlah berlebih akan menaikkan
harga pH sehingga harus dicegah dengan membuat komposisi campuran
dari macam macam senyawa phosphate di atas, untuk memperoleh
pengaturan harga pH yang sesuai. Jika terjadi penurunan pH secara drastis,
terutama jika terjadi kebocoran air laut, usaha menaikkan pH dapat
dilakukan dengan injeksi NaOH secara langsung.
Untuk memperoleh pengaturan penginjeksian dan reconditioning air
boiler dengan tepat dan cepat, maka variasi penginjeksian phosphate dan
caustic soda dalam pelaksanaan phosphate treatment ini, dapat mengikuti
Grafik Koordinasi pH Phosphate & CBD System.
a. Kegunaan
Untuk mengurangi kelebihan konsentrasi zat padat terlarut dalam air
boiler dan kandungan impuritas lain, antara lain : pH, conductivity,
chloride, silica, dengan mengatur pembukaan katup Continous Blow Down
(CBD).
b. Metode blow down
Berdasarkan lokasi/ daerah pengambilan pembuangan air, dibagi
menjadi :
-
impuritas yang ada dalam air boiler. Metode ini paling banyak
dipakai.
-
untuk
membuang
impuritas
yang
mengambang
di
tergantung
dari
persyaratan
air
boiler,
kemurnian
air
dx
bx a
dt
(1)
B
W
Diselesaikan menjadi :
xt
a
a
( x o )e bt
b
b
(2)
Dimana :
x
(ppm)
= blowdown ratio
= aliran blowdown
(t/hr)
(ton)
(ppm/hr)
(l/hr)
x0
(ppm)
xt
(ppm)
bila sudah tidak ada kenaikan konsentrasi TDS dalam air boiler
(penambahan zat pencemar sudah berhenti, a = 0)
xt
= (x0) e
bt
(3)
bila ada penambahan kadar besi (Fe) atau tembaga (Cu) ke dalam
air boiler :
a
f .F
W
Dimana :
(4)
f = konsentrasi Fe atau Cu dalam air pengisi
(ppm)
F = flow rate air pengisi
(t/hr)
Kemudian :
a
f .F
b
B
ratio penambahan
ratio pembuangan
f .F
f .F bt
( xo
)e
B
B
(5)
Cl .C
Cl.C bt
( xo
)e
B
B
Dimana :
Cl
konsentrasi
(6)
chloride
dalam
condensate
(ppm)
C = flow rate condensate
(t/hr)
Rumus rumus perhitungan no. 2 dan no. 3 akan efektif bila terpenuhi
syarat syarat di bawah ini :
Penyelesaian :
xt/xo = 2.5
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
: xt
= 2
xo
xt/xo = 2,5
Dari titik potong ini tarik garis lurus vertikal ke bawah dan baca waktu
(lamanya) blowdown
diperlukan = 12 hour
Kegunaan lain :
Bila blowdown rate tetap (3t/hr), tetapi lamanya blowdown (t) hanya
dilakukan selama 8 jam, berapa kandungan SiO2 yang masih ada dalam
air boiler setelah blowdown selesai, dibaca pada grafik, jawabannya = 2.8
ppm
3.4
SILIKA
Tujuan utama mengontrol kadar silika dalam air boiler adalah untuk
mencegah
terjadinya
carry
over
silika
ke
dalam
aliran
uap,
yang
Superheater,
reheater
Saturated
steam
Dissolution Condensate
Turbin
deposits
Amorphpus silica
drain
Ionic state
fine particles
Start-up
shutdown
Drum
water
Feed
water
Ionic state
fine particles
Gambar 7. Konfigurasi sirkulasi silika
Pada saat operasi normal, silika yang ada dalam kondensat akan
masuk
kedalam
air
pengisi
boiler
dan
akhirnya
akan
terakumulasi
4.1
besarnya
tingkatan korosi
berdasarkan hasil percobaan pada kondisi temperatur 310oC selama 7,5 hari.
Terdapat kenaikan yang drastis bila pH air pada 7,0 ke bawah dan terdapat
jarak yang lebih lebar pada tingkatan korosi yang lebih rendah pada pH 7 13. Sedangkan tingkat korosi terendah terjadi pada harga pH antara 8 - 13.
terjadinya kerusakan pada pipa pemanas awal air yang terbuat dari bahan
tembaga / tembaga campuran, terutama oleh senyawa amoniak.
Sehingga bila memakai material cupper alloy pada pemanas awal air
pengisi, maka pH air pengisi boiler diatur pada harga antara 8,5 9,0 dan
jika material pipa baja yang dipakai maka pH air pengisi boleh diatur antara
9,0 9,5.
Selain itu, pH yang terlalu tinggi dapat merangsang terjadinya carry over di
dalam steam drum dan dapat pula menyebabkan terjadinyaCaustic
Embretlement.
4.2
KANDUNGAN OKSIGEN
Selama ada kandungan sejumlah besar oksigen (O 2) dalam air, maka
2H+
2 OH-
(1)
Besi yang berkontak dengan air, juga mengalami reaksi ionisasi sbb :
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
Fe2+
Fe
Ion Fe
2+
2e
(2)
dari reaksi (2) akan terikat dengan ion OH - hasil reaksi nomer (1)
2e
Fe (OH)2
(3)
Ion Hydrogen (H+) hasil reaksi nomer (1) akan dinetralkan oleh elektron
produk dari reaksi nomer (2) membentuk gas H2
2H+
2e
H2
(4)
Dari seluruh persamaan reaksi nomer (1) s/d (4) bila di total akan
diperoleh :
Fe
2H2O
Fe(OH)2
H2
(5)
Jika didalam air tidak mengandung oksigen, maka senyawa Ferro Hydroxide
Fe(OH)2 akan membentuk suatu lapisan film dari oksida besi magnetik Fe 3O4
:
3Fe
4H2O
Fe3O4
4H2
(6)
Oksida ini dalam pipa boiler membentuk lapisan pelindung tipis (skala
mikron), yang dapat mencegah proses korosi lebih lanjut.
Namun dengan masuknya oksigen (O2) kedalam air maka gas O2 ini akan
mengoksidasi ion Ferro menjadi ion Ferri, sehingga robeklah lapisan
pelindung Magnetic ini membentuk senyawa Ferri Hydroxide Fe(OH)3
menghasilkan endapan yang berwarna kuning kecoklatan dari karat.
Rangkaian reaksi korosi seperti yang telah diterangkan diatas, diberi istilah
dengan Oxygen Concentraction Cell (Local Battery Action) sebagaimana
terlihat pada skema di bawah ini :
jika terjadi kebocoran air laut ke dalam siklus air uap konsentrasi H + naik
dan harga pH akan turun dengan cepat.
Konstituen kedua, ion O2
Penyebab utama terbentuknya korosi Pitting (lubang). Dengan adanya
gelembung oksigen, maka akan terjadi perbedaan potensial antara daerah
permukaan yang kaya dengan oksigen (dibawah gelembung) dengan daerah
disekitarnya.
Hasilnya adalah terjadinya arus elektron antara anoda dan katoda
sehingga terjadi lingkaran korosi pada daerah anoda disekitar gelembung.
Hasil korosi ini oleh gaya kapiler akan tertarik kepermukaan gelembung dan
membentuk lapisan pemisahan antara gelembung O 2 dengan air. Kandungan
O2 didalam gelembung akan mengoksidasi hasil korosi yang ada diatasnya
sehingga merubah ion Ferro menjadi ion Ferri dengan meninggalkan gas
Nitrogen (N2) di dalam lubang (pit) dan gelembung.
Dari reaksi ini kadar O2 didalam gelembung akan lebih kecil daripada
diluar, maka Polarity dari cell akan dibalik. Daerah diluar gelembung akan
berubah menjadi katodik dan daerah didalam gelembung akan menjadi
anodik.
Seperti telah di jelaskan diatas, korosi selalu
terbentuknya
katalisator
yang
dapat
berperan
untuk
memudahkan
terjadinya aliran arus elektron. Karena arus elektron inilah yang dapat
membawa ion ion hasil korosi untuk dapat telepas ke dalam larutan dan
memberi tempat untuk dapat terjadi proses korosi berikutnya.
Pada bab ini akan dibahas tentang cara pengolahan air yang berkaitan
dengan
pembebasan
kandungan
oksigen
dan
pengaturan
pH
yang
beralangsung pada sisi air pengisi boiler, sehingga dapat dicegah sekecil
mungkin terjadinya kerusakan kerusakan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
5.
5.1
O2
2H2O
O2
4NH3
N2
2N2H4
2NH3
N2
H2
Senyawa NH3 ini larut kedalam air dan dapat berperan untuk menaikkan
harga pH pada uap, kondesat dan air pengisi.
Kegunaan lain dari kelebihan injeksi hydrazine adalah untuk mereduksi Ferri
Oxide menjadi Ferro Oxide untuk dapat membentuk lapisan pelindung anti
korosi (Magnetic Film).
Pelaksanaan pengaturan pH air pengisi boiler disesuaikan material
pipa pemanas awal air pengisi. Jika dipakai material copper alloy, pH diatur
antara 8,5 9,0, jika dipakai material baja pH diatur lebih tinggi yaitu 9,0
9,5.
Bila dipakai sistem volatile (AVT) untuk pengolahan air boiler
pengaturan pH pada air pengisi akan sangat berpengaruh pada harga pH air
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
boiler, karena itu semua harga pH pada sistem air dan uap dengan
pengolahan air sistem AVT adalah sama atau mendekati.
a.
(NH3). Hydrazine
diinjeksikan
pada
sisi
keluar
dari
pompa
kondensat, dengan kadar diatur sekitar 0,02 ppm pada sisi air pengisi.
Besarnya penginjeksian dikontrol dengan pengaturan stroke pompa yang
dilakukan secara manual atau otomatis. Pengaturan automatic dapat
dilakukan berdasarkan sinyal dari besarnya aliran air pengisi boiler, makin
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
tinggi aliran air pengisi maka stroke akan makin diperbesar. Ada unit yang
dilengkapi dengan hydrazine analyzer sinyal output dari analyser ini selain
dalam bentuk recorder dan indicating, dipakai pula untuk mengatur langkah
pompa injeksi hydrazine.
Sistem penginjeksian hydrazine diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan untuk memilih atau memindah titik penginjeksian apakah
masuk sisi luar pompa kondensat kedalam deaerator atau langsung kedalam
boiler. Selain itu sisi masuk pompa injeksi dapat dipindah dari tangki
hydrazine pekat atau encer. Variasi - variasi pada sistem penginjeksian
sangat berguna untuk melayani pongolahan air dalam berbagai kondisi,
diantaranya pada saat start, operasi
normal
volatile amine lain dapat dipakai untuk mengatur pH. Yang dipakai adalah
cyclo hexilamine (CH2.(CH2)4.CH.NH2) atau mhorpholine (CH2)2.O.(CH2)2.NH.).
Kedua bahan diatas adalah sebagai substitusi dari amoniak, dan ketiganya
bersifat volatile, dapat menetralkan gas CO2 yang masuk kedalam air,
sehingga bahan ini dalam bidang pengolahan air dikenal dengan istilah
Neutralizing Amine. Namun demikian perbedaan dari ketiga bahan
tersebut adalah amoniak lebih volatile dari cyclo hexilamine dan keduanya
masih lebih volatile dari mhorpholine. Perbedaan sifat lainnya adalah
senyawa - senyawa amine dari cyclo hexilamin dan morpholine walaupun
lebih rendah sifat volatilenya, tetapi lebih mudah terkondensasi kedalam air
kondensat dan tidak mudah hilang dalam deaerator.
Pada kasus terjadinya penurunan pH pada sistem uap kondensat kondensat senyawa ini lebih cocok dipakai untuk menaikkan kembali harga
pH
dengan
cepat.
Cyclo
hexilamin
dan
morpholine
terdekomposisi
boiler sebesar 1100 psi, dan masih bisa dipakai dengan baik sampai dengan
tekanan operasi boiler 1500 psi.
5.4
CONDENSATE DEMINERALIZER
a.
Tujuan Pemasangan
Condensate Demineralizer berfungsi untuk menghilangkan impurities
yang ada dalam aliran kondensat seperti : zat padat, dissolved ion dll, baik
yang dipakai pada boiler satu arah maupun pada PLTU yang menggunakan
boiler 2 arah.
Tidak seperti boiler tipe drum (2 arah), boiler 1 arah tidak mempunyai
perlengkapan pemisah antara air dan uap sehingga kandungan impurities
dalam kondensat, air pengisi dan air boiler akan mudah berpindah dengan
cepat ke dalam aliran uap masuk turbin sehingga akan membentuk endapan
kerak pada sudu turbin, korosi dan masalah lain.
Konsekuensinya
adalah
harus
dilengkapi
dengan
condensat
demineralizer yang dipasang pada sisi keluar dari pompa kondensat, dengan
tujuan untuk selalu menjaga kualitas air baik pada operasi normal, kondisi
start maupun pada saat terjadi
Operasi
Berdasarkan
aliran
kondensat,
ada
macam
pengoperasian
demineralizer :
1. Total Condensate Feeding
Seluruh aliran kondensat dilewatkan.
2. Parsial Condensate Feeding
Sebagian saja aliran kondensate yang dilewatkan.
Dalam hal pengoperasian Total Feeding, maka kemurnian air akan
terjamin lebih baik. Namun dalam hal lain, bila amoniak (NH 3) diinjeksikan
untuk Feed Water Treatment, maka ion NH4+ akan diserap oleh resin kation,
sehingga akan menaikkan biaya pengolahan dan mempercepat kerusakan
resin, karena harus lebih sering dilakukan regenerasi.
Dalam hal pengoperasian sistem Partial Feeding, suatu saat diperlukan
pula pengoperaian dengan sistem Total Feeding, yaitu bila terjadi kondisi
khusus, misalnya kebocoran air laut, start unit, dll.
Pada kondisi normal, diatur sekecil mungkin aliran pada kondensat
dapat mengurangi biaya pengolahan air, namun harus lebih hati - hati untuk
sewaktu - waktu dapat segera siap dengan pengoperasian Total Feeding bila
terjadi kondisi khusus seperti contoh - contoh diatas.
c.
Proses Demineralisasi.
Demineralizer ini banyak memakai resin tipe H-OH, H untuk resin
kation dan OH untuk resin anion. Selain itu banyak pula yang memakai resin
type NH4 dengan pertimbangan ekonomi karena faktor - faktor dibawah ini :
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
2.
kandungan NH4
didalam air.
3.
Pada fase terakhir semua resin kation akan berubah menjadi ikatan
R-NH4, dan
aliran kondensat tetap berlanjut.
(Ilustrasi dari proses ini dapat dilihat lebih jelas pada grafik dibawah ini)
Batasan akhir dari Condensate Feeding adalah semi permanen, kecuali
terjadi kebocoran air laut. Inipun dapat dicegah pengaruhnya dengan
melengkapi monitor ion Na+ baik memakai Cation Conductivity, maupun
langsung dengan Na+ meter.
larutan
Amoniak
4,5 %
Hydrazine
1,9 %
3. Dalam hal untuk memenuhi standart kualitas air, pada saat start unit
diperlukan grafik standart untuk stroke pompa berdasarkan jumlah
aliran air pengisi.
6.
dalam
usaha
untuk
mempermudah
penanganan
kualitas
air
saat
pengoperasian selanjutnya.
Tindakan pembenahan kualitas air pada saat start tergantung pada kondisi
preservasi pada saat unit tidak beroperasi dan tergantung pula dengan
tekanan serta temperatur operasi.
6.1
a.
sirkulasi air / pemanasan, yaitu pompa kondensat dan pompa air pengisi
BFP, maka oksigen dari udara terutama dari hotwell akan masuk dan larut
kedalam air seperti terlihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 15. Konfigurasi oksigen terlarut dalam air pada saat unit mulai jalan.
Untuk menghilangkan kandungan oksigen ini, maka perlu dilakukan
penginjeksian hydrazine konsentrasi tinggi / pekat.
Dalam hal penginjeksian hydrazine konsentrasi tinggi masuk ke sisi keluar
pompa kondensat, perlu berhati - hati terhadap harga pH air, terutama untuk
pemanas air bermaterial tembaga / tembaga campuran karena dapat
termakan oleh amoniak yang berlebihan.
Oleh karena itu perlu pengaturan penginjeksian yang tepat, sehingga perlu
pengontrolan secara periodik dan perlu pengalaman berdasarkan data
penanganan saat start unit.
Dari data yang terkumpul ini dapat tersusun prosedur pengolahan air untuk
menangani start unit, dimana masing - masing pembangkit memiliki
perbedaan karakteristik dan kondisi.
b.
SILICA PURGE
Maksudnya adalah pelaksanaan pembersihan / penormalan kadar
silika didalam uap sampai dengan batasan yang diijinkan sehingga aman
untuk memutar turbin.
Kadar silika dalam uap pemutar turbin yang aman adalah max 0,02 ppm.
Pada saat permulaan unit jalan, kadar pencemar termasuk silika dalam air
boiler maupun uap selalu tinggi, terutama bila sebelumnya ada pekerjaan
dibagian dalam boiler.
Pekerjaan laboratorium pada pelaksanaan silica purging adalah
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
1.
2.
turbin,
4.
dengan
pelaksanaan
silica
purging,
dilaksanakan
pula
c.
Persiapan air dengan kadar hydrazine tinggi ini (1-10 ppm) dimaksudkan
untuk mengikat/ mereduksi oksigen dan untuk menambah pH dengan
terbentuknya NH3 dari kelebihan hydrazine.
7.
Mg(OH)2 + 2 HCl
FeCl2 + H2
FeCl2 adalah garam tak stabil, sehingga akan terhidrolisa dengan reaksi :
FeCl2 + 2 H2O
Fe(OH)2 + 2 HCl
Dengan adanya oksigen terlarut dalam air akan merubah Fe(OH) 2 menjadi
Fe(OH)3 membentuk karat (rust), sedangkan HCl akan memakan lagi logam
Fe untuk membentuk FeCl2 dan reaksi ini terus berlangsung selama tingkat
keasaman air boiler masih tingggi.
Mekanisme reaksi diatas berlaku pula untuk jenis garam-garam yang lain,
contoh Mg(NO3)2
Mg(NO3)2 + 2 H2O
2HNO3 + Fe
Mg(OH)2 + 2 HNO3
Fe(NO3)2 + H2
Fe(NO3)2 + 2 H2O
Fe (OH)2 + 2HNO3
Garam MgSo4 yang lebih stabil pun dengan adanya NaCl (dari air laut) akan
terkonversi menjadi garam tak stabil.
MgSO4 + 2 NaCl
MgCl2 + Na2SO4
b.
berasal langsung dari air laut, dapat juga berasal dari dekomposisi garamgaram bikarbonat dan karbonat yang terkandung didalamnya.
Korosi dengan adanya CO2 ini akan terpacu oleh adanya O2 terlarut dalam
air.
4Fe + 4 CO2 + 14 H2O + O2
H2O
Dari persamaan di atas, CO2 kembali terbentuk dan korosi serupa akan
terulang kembali. Demikian seterusnya sampai CO 2 dinetralkan atau pH air
sudah dinaikkan hingga batas aman.
Selain itu, CO2 dapat mereduksi amoniak (NH 3) akibatnya
pH condensate
dan uap akan turun dan terjadi korosi. Penurunan harga pH merupakan
indikasi tereduksinya amoniak. CO2 dapat dihilangkan di deaerator.
c.
Elektro Chemical Cell (ECC) tidak akan terbentuk pada pH 8,5 - 11.
Pada kondisi ini pipa selalu dilapisi oleh Oxide Ferro Magnetic (Fe 3O4) berupa
lapisan abu-abu pada permukaan dalam steam drum. Penurunan pH hingga
dibawah 5,9 menyebabkan larutnya lapisan ini sehingga dapat terjadi ECC.
Penyebab lainnya adalah :
d.
Pengerakkan
Zat-zat terlarut dalam air boiler, baik dari air laut maupun produk
pengisi, air pengisi di boiler, atau naiknya konsentrasi chlorida dan turunnya
pH air di boiler.
Semua alat monitor pH dan conductivity harus tinggi keandalannya agar
member peringatan awal. Paling banyak diterapkan alat Cation Conductivity
pada saluran sample condensate. Dalam kondisi normal cation conduct,
R-Na + HCl
Na+ = 51,
Cl- = 76
7.4
kondisi air PLTU supaya berada dalam kondisi yang aman sesuai dengan
standart
harga
batas
yang
telah
ditetapkan.
Pengolahan
dapat
Pengolahan pH.
-
lainnya. Injeksi bahan kimia ini sangat berguna untuk menaikkan kembali
harga pH pada sisi uap condensate dan air pengisi boiler.
-
Injeksikan
phosphate
kadar
rendah
atau
naikkan
dosis
injeksi
Pengontrolan Conductivity
keluar pompa kondensat, dan sisi keluar pompa air pengisi. Dari 2 tempat
terakhir ini mempunyai keuntungan dan kerugian yaitu akan mengurangi
kerugian panas akibat pembuangan air di boiler.
Untuk awal - awal diketahui secara dini adanya pencemaran air laut,
discharge
pompa
condensate
dan
air
pengisi
adalah
tempat
titik
karena adanya oksigen yang terlarut dalam air atau karena kelembapan.
Korosi dapat terjadi dengan sangat fatal apabila unit sering stop/ start tanpa
preservasi yang baik.
lay up selama kualitas air untuk wet lay up equivalent dengan kualitas air
untuk operasi normal.
Hot Banking
Boiler dipreservasi dalam kondisi bertekanan diatas 1 atm, untuk
mempertahankan tekanan boiler dapat mengoperasikan pembakaran
secukupnya. Kualitas air selalu dijaga dalam kondisi operasi normal dan
bila ada penurunan kualitas dapat dilakukan dengan cara pengolahan air
seperti injeksi hydrazine, morpholine, dsb.
Wet Lay Up
Sesudah boiler dimatikan, bila tekanan uap telah turun sampai 2 kg/cm 2,
masukan gas nitrogen kedalamnya dan pertahankan tekanannya diatas 1
atm (0,2 0,5 kg/cm2 )
8.2
mengandung 400 ppm hydrazine dan dari bagian atas diisikan nitrogen (dari
steamdrum/ superheater). Tekanan gas nitrogen boiler dipertahankan antara
0,2 0,5 kg/cm2). Bila unit tidak beroperasi lebih dari 3 bulan maka kadar
hydrazine yang diperlukan dua kali lebih besar.
8.3
Yang dimaksud dengan alat bantu adalah Deaerator, HPH, LPH, pipa air
pengisi, condensate, dsb.
Dalam berbagai macam peralatan tersebut, terdapat berbagai macam
material sehingga untuk preservasi harus diperhatikan dosis yang tepat
terutama untuk konsentrasi hydrazin sehingga tidak dihasilkan amoniak
yang dapat merusak tembaga.
a.
Preservasi Deaerator
Jangka pendek 3 hari - 1 bulan
Metode seal up
Bila memungkinkan deaerator dapat diberi perapat dengan uap auxiliary
(uap boiler) dengan tekanan dipertahankan sebesar 0.5-1 kg/cm 2. tutup
semua ventilasinya.
deaerator
melalui
vent
dengan
air
bebas
mineral
yang
c.
dalam
kondisi
kering.
Khusus
untuk
hotwell
setelah
dalam
boiler
dapat
menyebabkan
korosi,
maka
harus
b.
8.5
dalam
kemurnian
serta
mempersiapkan
kadar
bahan
air,
perlu
kimia
diperhatikan
yang
kualitas
diinjeksikan.
Di
dan
dalam
pelaksanaan
flushing
pada
sistem
peralatan
yang
tersebut dibuang. Hal ini dimaksudkan untuk melarutkan zat zat yang
mengendap atau menempel pada dinding.
Untuk pengaturan lainnya seperti batasan kadar silika, phospate,
conductivity, level air dll, diatur/ dipersiapkan sesuai dengan persyaratan
operasi, atau diatur sedemikian rupa sehingga dapat segera menjadi normal
setelah unit mulai beroperasi.
9.
yang
terpilih,
kemudian
dilakukan
analisa
laboratorium
untuk
a.
pada bagian dimana pada daerah tersebut terjadi pembebanan panas yang
paling tinggi dalam ruang bakar.
Biasanya dipilih lokasi pada dua sampai tiga meter diatas elevasi
burner deretan paling atas. Dan dalam rangka membandingkan dengan data
ketebalan kerak dari pengukuran yang telah lalu maka pengambilan pipa
sample harus pada elevasi yang sama dan pada nomor pipa yang
berdekatan. Maksudnya adalah agar supaya diperoleh data pembanding
yang
betul
dan
dapat
mewakili
untuk
mengetahui
laju/
kecepatan
Gambar 16. Typical distribusi beban panas dalam boiler pada operasi
normal
b.
Membersihkan Kerak
HCl 5 - 7 %
2 % (Thio Urea, (NH4)2CS)
0,5% (SnCl2 dan N2H4)
0,5% (Hight Mol. Organic)
4. Container
5. Larutan
10%
H2SO4
dan
inhibitor
6. Sample
Perhitungan Luas Permukaan
Dihitung terhadap : diameter dalam, diameter luar, panjang dan tebal degan
menggunakan micrometer.
Luas permukaan dalam : Ai = 3,14 b . c
Luas Permukaan luar : Ao = 3,14 . a . c
Luas permukaan penampang :
As = 2 ( 3,14 .( (a/2)2 ) - ( 3,14 . (b/2)2)
Luas permukaan dalam :
Ai = 3,14 x b x c x 0,5
Luas permukaan luar :
Ao = 3,14 x a x c x 0,5
Luas permukaan penampang :
As = c . (a-b) + 3,14 .( (a/2)2 -
3,14 .
(b/2)2)
Perhitungan Berat Kerak Per Satuan Luas
a. Dalam hal pembersihan secara mekanik
Sm
M 100
Ai 100 X
mg/cm2
Sc
B
Ai ' A0 ' As
Ai
Dimana:
Ao As
mg/cm2
(cm2)
(cm )
(cm2)
(cm2)
METAL TEMPERATURE
Sebagai tolak ukur lain yang bisa dipakai sebagai pertimbangan untuk
Penempatan Thermocouple
Semakin tebal kerak yang terbentuk di sisi dalam boiler maka semakin
Type Grouving
Type coder
b.
2.
3.
4.
9.3
sebagai berikut :
a.
Selain reaksi pelarutan kerak oksida juga terjadi sedikit reaksi pelarutan
terhadap metal asli :
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
Fe + O2 + 2 HCl FeCl2 + H2O
Fe + 2 Fe+3 3Fe+2
Cu + 2Fe+3 Cu+2 + 2Fe+2
Fe + Cu+2 Fe+2 + Cu
Cu + Cu+2 2 Cu
Untuk mencegah atau memperkecil reaksi pelarutan metal, maka perlu
ditambah dengan inhibitor dan reducting agent ke dalam campuran HCl.
Inhibitor berfungsi untuk membentuk lapisan film pada permukaan pipa
yang sedang di cleaning, sehingga dapat dicegah terjadinya proses korosi.
Konsentrasi inhibitor biasanya antara 1,5 sampai 2,5 %
Bahan-bahan tambahan lainnya :
a. Copper ion masking agent berfungsi untuk mencegah proses reaksi
seperti
Neutralizing
Water washing
Reaksi pelarutan oksida besi oleh citric acid:
Fe3O4 + 3 H3C6H5O7 Fe2HC8H5O7 + 2FeC6H5O7 + 4H2O
Sejumlah kecil material besi asli juga dapat larut ke dalamnya
Fe + 2 H3C6H5O7 Fe3(C6H5O7)2 +3H2
Citric acid yang masih kuat mempunyai harga pH yang rendah, semakin
banyak
bereaksi
dengan
oksida
besi
dan
material
lainnya
akan
c.
sederhana
dan
lebih
aman,
baik
terhadap
manusia
maupun
materialnya.
Bahan kimia yang banyak dipakai adalah EDTA (Ethylene Diamine Tetra
Acetic Acid) C2N2H4(CH3COO)4
Reaksi pelarutan oksida besi :
Fe3O4 + 4H2O Fe+2 + 2Fe+3 + 8OHFe+2 + 2Fe+3 +3R-M4 3 (R-Fe+3)-2 +12 M+
Reaksi pelarutan tembaga :
proses
pembakaran
akan
menghasilkan
senyawa
oksida
dan
kemungkinan lain akan bersenyawa dengan unsur lain yang ada dalam
bahan bakar untuk membentuk senyawa baru.
Dalam
proses
pembakaran,
unsur
vanadium
akan
teroksidasi
4V + 3O2 2 V2O3
2.
3.
2V2O4 + O2 2V2O5
4.
4V +5O22 V2O5
kelebihan
oksigen
Na2O.V2O4.5V2O5
dalam
pembakaran
yang
akan
7.
Reaksi no.6 dan 7 ini akan terulang kembali bila masih terdapat banyak
kelebihan udara dalam pembakaran dan pelelehan kerak Vanadium masih
berlangsung.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah proses korosi suhu tinggi
ini adalah dengan mencegah tercapainya titik leleh senyawa Vanadium,
yang biasanya dibantu dengan penginjeksian Fuel Additive.
Daya kerjanya adalah dengan merubah senyawa Vanadium ke dalam
bentuk senyawa baru yang mempunyai titik leleh tinggi, misalnya Calcium
atau Magnesium Oxide yang mempunyai titik leleh tinggi.
10.2 KOROSI TEMPERATUR RENDAH
Korosi ini banyak terjadi pada saluran gas bekas dimana temperature
gas telah turun mencapai titik embun senyawa belerang, yaitu pada daerah
sisi dingin dari pemanas awal udara sampai ke cerobong.
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
S + O2 SO2
2.
3.
4.
Fe + H2SO4 FeSO4 + H2
rendah
akan
semakin
kecil,
karena
kemungkinan
dengan
menggunakan
pengoperasian
pemanas
uap.
pemanas
Sebelum
udara
awal
udara
pembakaran
kecil
kandungan
udara
(O2),
akan
memperkecil
yang
mungkin
sudah
terbentuk
didalam
gas
sisa
adalah
campuran
antara
Magnesium
dan
Calcium
2.
Fe Fe++ + 2e
3.
4.
2H+ + 2e H2 gas
5.
Pada table di bawah ini adalah susunan yang dapat menunjukkan urutan
besarnya Electric Potential dari berbagai jenis logam dan logam campuran.
Tabel 4.
STANDARD ELECTRODE POTENSIALS
Standart Electrode potential (E0)
ELECTRODE
ELEMENT
Volts
REACTION
at 25 o C
on hydrogen scale
noble End
Au= Au+
+
gold
gold
platinum
eAu= Au+++
+1,63
+
3e++
Pt= Pt
+ 2e
Hg= Hg++
+
mercury
silver
2eAg= Ag+
Cu= Cu+
copper
eCu= Cu++
2eH2= 2H+
2ePb= Pb++
copper
hydrogen
lead
tin
nickel
cobalt
iron
Zinc
Manganes
e
Titanium
+ e+
2eSn=Sn++
2eNi= Ni++
2eCo= Co++
2eFe=Fe++
2eZn= Zn++
2eMn=Mn++
2eTi=Ti+++
+1,42
+1,2
+0.854
+0,8
+0,522
+0,345
0,0000
-0,126
+
-0,136
+
-0,25
+
-0,277
+
-0,44
+
-0,762
+
-1,05
-1,63
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
Aluminiu
+3eAl=Al+++
m
Magnesiu
3eMg=Mg++ +
-1,67
m
Sodium
2eNa=Na+
+ e++
Ca= Ca
+
-2,34
-2,712
2e-
-2,87
-2,922
Calcium
Pottasium
K=K
+e
Table 5.
GALVANIC SERIES OF METALS AND ALLOYS IN SEA WATER
Noble end
Titanium
copper
Monel (67% Ni, 30% Cu, alpha brass (70% Cu, 19 %
1.2% Fe)
Passive stainless steel
Zn)
Aluminium brush
Muniz metal (60% Cu, 40%
13
17
18
18
Zinc)
Tin
Lead
*active mainless steel
18 Cr, 3 Ni
18 Cr, 8 Ni
Cr, 1 Ni
Cr
Cr, 8 Ni
Cr, 8 Ni, 3 Mo
Silver
Inconel ( 80% Ni, 13% Cu,
6.5% Fe)
Nickel
Copper/Nickel:
70/30, high iron
70/30, low iron
90/10
Aluminium bronze
17 Cr
13 Cr, 1 Ni
Cast Iron
Mild steel
Aluminium
Zinc
Magnesium
Base
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
End
Dari table diatas terlihat susunan yang menyatakan logam/ logam campuran
yang mempunyai potensial tinggi mengarah ke dalam daerah Noble end,
sedangkan yang mempunyai potensial rendah mengarah ke dalam base
end
11.2 PENCEGAHAN KOROSI PADA SISI AIR PENDINGIN
a.
Pelapisan/ Coating
Untuk mencegah terjadinya kontak antara permukaan material yang
dilindungi (water box, tube plate, dll) dengan air laut sebagai media
pendingin dan sekaligus sebagai electrolyte. Dengan terhalangnya kontak ini
maka susunan cell galvanic akan terputus / tidak terbentuk, aliran electron
tidak terjadi sehingga proses korosi dapat dicegah. Bahan pelapis yang
dipakai berupa karet yang direkatkan dengan merata dan rapat pada
permukaan material atau menggunakan cat sebagai coating.
b.
logam
Zn
untuk
mengorbankan
dirinya
dengan
proteksi
Pada kondisi sebelum diproteksi, arus elektron yang mengalir di dalam
larutan keluar dari katode Cu dan masuk ke anode Fe dengan
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
lebih
dari
satu
electrode
terpasang).
Besarnya
tegangan
periodik
dilakukan
pengukuran
ulang
tegangan
antara
akan
menyebabkan
tingginya
konsumsi
listrik
dan
5. Bila unit mati, lebih baik air laut dikeringkan dan arus proteksi
dimatikan. Bila air laut berhenti dan arus proteksi masih mengalir, ada
kemungkinan akan terjadi proses elektrolisa sehingga dihasilkan gas
chlorine dan mengakibatkan korosi pada Cast Iron, dan endapan yang
menempel keras pada permukaan metal.
KOROSI - EROSI
Terjadi karena kecepatan air pendingin yang banyak mengandung
lumpur/ zat - zat padat, juga adanya gas yang dapat bereaksi/
merusak material pipa.
b.
KOROSI - ABRASI
Adalah terjadinya kikisan yang disebabkan oleh aksi bahan kimia atau
elektrokimia, terutama bila kekurangan oksigen di dalam air pendingin.
c.
CATATAN:
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
12.
khususnya
pada
dilakukan
pipa
air
untuk
memperlancar
pendingin,
cara
yang
proses
produksi
dilakukan
adalah
chlor
bebas
dimaksudkan
untuk
mencegah
terjadinya
terhadap
Gas chlorine 2,5 kali lebih berat daripada udara, karenanya di udara
gas chlorine akan menuju ke daerah rendah.
Tekanan
(oC)
-20
-10
0
10
20
30
40
(atm)
0,8
1,6
2,7
3,9
5,6
7,7
10,5
Pada suhu ambient gas dan cairan chlorine tidak akan memakan
tembaga dan besi , pada saat suhu 100 0C gas chlor kering sudah
mulai menyerang dan suhu makin tinggi akan makin ganas. Oleh
karena
itu
hindarkanlah
dari
suhu
tinggi,
apalagi
terhadap
Gas chlorine larut sedikit didalam air dan bila air telah jenuh
dengan gas chlorine, maka akan terbentuk chlorhidrate yang
mengendap, dan akan mengakibatkan terjadinya penyumbatan
pada saluran-saluran.
HYPOCHLORINASI
Dalam banyak hal terutama tingkat bahayanya terhadap manusia,
2Na
2 NaOH + H2 (gas)
Cl2 + 2e
2 NaOH + 2 H2 + Cl2
= Gas Hydrogen
c.
d.
e.
f.
2. ALUMUNIUM
AMMONIUM
SULFATE.
(Al2.
(SO4)3
(NH4)2.
SO4.24H2O
a. Kegunaan
Bahan koagulan terutama yang dilengkapi dengan peralatan
Pressure Filter.
b. Bentuk dan Penampilan
Kristal tidak berwarna, berbau tajam, pH 1% = 3,5
Density 60 70 lb/ft3
c. Kemasan
Drum Fiber = 100 400 lb, Kantong : 100 lb
d. Commercial Strength
11 % Al 2O3
e. Kelarutan dalam air
3,9 gr/100ml pada 00C
f. Material peralatan yang cocok
Lead (timah), karet, keramik, PVC, FRP, Saran, Penton, Uscilite,
Caro, 20 SS, Hypalon.
3. ALMINIUM SULFATE
(Al2 (SO4)3. 14 H2O
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
a. Kegunaan
Bahan koagulan untuk pH = 5,5 s/d 8,0. Pengendap PO4.
b. Bentuk dan Penampilan
Serbuk berdebu, warna hitam pucat, kehijau cerah,
c.
d.
e.
f.
sedikit
hygroskopis, pH 1% = 3,4.
Density = 60 70 lb/ft3.
Kemasan
Kantong = 100 lb. Drum = 25 lb, 100 lb, 250 lb.
Commercial Strength
17 % s/d. 98 % Al2O3
Kelarutan dalam air
72,5 gr/100 ml pada 1000C,
87,3 gr/100 ml pada 200C
0
78,0 gr/100 ml pada 10 C,
101,6 gr/100 ml pada 300C
Material peralatan yang cocok
Lead (timah), karet, PVC, FRP, 316 SS, Vinyl, Hypalon, Epoxy, NIresin, glass, keramik, Polyethyline, Tyril, Uscolte.
4. AMINE NEUTRALIZING.
I. HEXYL AMINE TOLUEN, (C7H9N)
II. CYCLOHEXYL AMINE, (C6H13N)
III.MORPHOLINE (C4H9NO 91 % Sol)
a. Kegunaan
Boiler Water Control / Corrotion Control (mengatur pH).
b. Bentuk dan Penampilan
Larutan tidak berwarna, pH =10 caustic, racun, hygroskopis,
density = I = 0,97 ; II = 0,86 ; III = 1,002
c. Kemasan
Drum baja = 30 55 gal.
d. Commercial Strength
98 % - 99 %
e. Kelarutan dalam air
Larut total
f. Material peralatan yang cocok
Steel, Stainless Steel.
5. AMMONIUM AQUA
(NH4OH)
a. Kegunaan
Clorinated Ammonium Treatment, pH control, nutrient.
b. Bentuk dan Penampilan
6. CHLORINE
a. Kegunaan
Desinfektan, slime control, pengatur bau dan rasa.
b. Bentuk dan Penampilan
Gas warna kuning kehijauan, cair pada tekanan tinggi, bau tajam,
merusak, racun, korosif. Density = 2,5 udara
c. Kemasan
Silinder baja 100 - 150 lb, container = 15, 16, 30, 55 ton
d. Commercial Strength
99,8 % Cl2
e. Kelarutan dalam air
0,98 gr/100 mL pada 10oC
0,72 gr/100 mL pada 20oC
0,57 gr/100 mL pada 30oC
f. Material peralatan yang cocok
Chlorine cair dan kering
: baja, tembaga, besi hitam.
Gas basah
: penton, viton, hastelov, PVC, perak,
tantalum
Air chlorine
uscolite, penton.
7. HYDRAZINE (N2H4)
a. Kegunaan
Corrotion inhibitor, O2 (oksigen) scavenger, reduktor.
b. Bentuk dan Penampilan
Cairan berbau tajam, tidak berwarna, titik beku= 2oC.
c.
d.
e.
f.
d. Commercial Strength
50%, 75%,85% H3PO4
e. Kelarutan dalam air
Larut sempurna
f. Material peralatan yang cocok
316ss, 20 ss penton, karet, FRP, PVC, vinil, Hypalon, Viton, cart,
hart, C.
10.
SODIUM CROMATE
Na2CrO4
Na2CrO4 . 4H2O
SODIUM BICARBONAT
Na2Cr2O7
Na2Cr2O7. 2 H2O
a. Kegunaan
Corrotion Inhibitor
b. Bentuk dan Penampilan
Cromate anhydrite : Kristal warna kuning, titik leleh 792 oC, pH 1 %
8,4 9,2.
Dicromate anhyd : Kristal warna orange titik leleh 867 oC , pH 1 %
3,1 4,4
Dicromate anhyd : Kristal warna kuning titik leleh 867 oC , pH 1 %
3,1 4,4
Semua beracun, Density : Cromate Anhyd : 93 110, Cromate hyd :
55 68, Dicromate hyd : 63 99.
c. Kemasan
Cromate : kantong 100 lb, drum baja : 100, 200, 400 lb,
Dicromate : kantong 50, 100 lb, drum baja : 100, 400 lb.
d. Commercial Strength
Cromate anhyd
: 39 42, 98,8 %
Dicromate anhyd.
: 69 dan 99,8 %
e. Kelarutan dalam air
Semua dalam duhu 60 oF
f. Material peralatan yang cocok
316 ss, gelas, karet, PVC, Uscolite, Penton, Hypalon, Tyril.
11.
SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
a. Kegunaan
Pengatur pH, netralizing limbah asam, regeneraasi resin penukar
anion.
b. Bentuk dan Penampilan
c.
d.
e.
f.
13.
SODIUM PHOSPHATE MONO ANHYD (NaH2PO4)
a. Kegunaan
Boiler feed water treatment, pH control.
b. Bentuk dan Penampilan
Tepung putih, pH = 4,5 density = 51 71 lb/ft3
c. Kemasan
Kantong = 100 lb, drum = 125 lb.
d. Commercial Strength
Produsen Listrik Terpercaya Kini
dan Mendatang
98 % (58 % P2O5)
e. Kelarutan dalam air
57,9 gr/100ml pada 0oC
85,2 gr/100ml pada 20oC
69,9 gr/100ml pada 10oC
107,0 gr/100ml pada 30oC
f. Material peralatan yang cocok
316 SS, Carp, 20 ss, Hypalon, Penton, Karet, PVC, FRP, Vinyl, Tyril.
14.
SODIUM PHOSPHATE MONO HYDRATE (NaHPO4. 2 H2O)
a. Kegunaan
Boiler water treatment, pH control.
b. Bentuk dan Penampilan
Kristal putih, pH = 4,5
Density = 49 73 lb/ft3
c. Kemasan
Sama dengan sodium phosphat mono, anhyd.
d. Commercial Strength
97 % (50% P2O5)
e. Kelarutan dalam air
66 gr/100ml pada 0oC
98 gr/100ml pada 20oC
80,4 gr/100ml pada 10oC
123 gr/100ml pada 30oC
f. Material peralatan yang cocok
Sama dengan Sodium Phosphate Mono Anhyd.
15.
SODIUM SULFITE (Na2SO3)
a. Kegunaan
Dechlorinasi, reducing agent, pada pengolahan air buangan oxygen,
removal pada pengolahan air boiler.
b. Bentuk dan Penampilan
Kristal/tepung warna putih, pH 15 = 9,8
Density = tepung = 54 85, granular = 84 107 lb/ft3
c. Kemasan
Kantong, drum
d. Commercial Strength
93 99 % Na2SO3
e. Kelarutan dalam air
14 gr/100ml pada 0oC
27 gr/100ml pada 20oC
20
gr/100ml pada 10oC
36 gr/100ml pada 30oC
f. Material peralatan yang cocok
Cast Iron, Baja, 316 ss, PVC, FRP, Saran, Vinyl, Hypalon, Tyril.