Luka Bakar
Luka Bakar
TINJAUAN TEORI
1.
Pengertian
Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan
banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik
yang mengelupas, petir, atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat
(Triana, 2007).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Kusumaningrum, 2008)
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap,
listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja
hanya berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang
mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif
(PRECISE, 2011)
2.
Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik
secara langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas
yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan
suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat
menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya luka
bakar dapat dibagi menjadi:
a.
Paparan api
1) Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api
terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan
tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru
mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk
terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau
menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera
kontak.
c.
Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat
kecelakaan radiator mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas
akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap
bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat
menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.
d.
Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas
bagian atas dan oklusi jalan nafas akibat edema.
e.
Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus
jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam.
Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian
dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
f.
g.
Radiasi
h.
3. Patofisiologi
a. Berdasarkan penyebab:
1) Luka bakar karena api
2) Luka bakar karena air panas
3) Luka bakar karena bahan kimia
4) Luka bakar karena listrik
5) Luka bakar karena radiasi
6) Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
b. Berdasarkan kedalaman luka bakar:
1) Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di
dalam proses penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan
parut. Luka bakar derajat pertama tampak sebagai suatu daerah
yang berwarna kemerahan, terdapat gelembung gelembung yang
ditutupi oleh daerah putih, epidermis yang tidak mengandung
pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna merah
serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan
biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari.
Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau
hipersensitifitas setempat. Luka derajat pertama akan sembuh
tanpa bekas.
apendises
kulit
yang
tersisa.
Biasanya
5.
Luka Bakar
Terkena
Gejala
Penampilan Luka
Kesemutan,
jika didinginkan
Derajat Dua
Thickness): tersiram
(Partial- Epidermis
air bagian dermis
hiperestesiaMemerah,
menjadi
Perjalanan Kesembuha
tanpa edema
putihKesembuhan
satu
lengkap
minggu,
pengelupasan kulit
permukaan
api
terdapat edema
luka
basah,depigmentasi,
infeksi
mengubahnya menjadi de
tiga
Derajat Tiga
(Full- Epidermis,
Tidak terasa nyeri, syok, hematuriaKering, luka bakar berwarnaPembentukan eskar, diper
dermis(adanya
darah
kadang-kadangkemungkinan
dalam
pula
sel
darah
urin)
pemben
(destruksi
kulit,
hilangnya
arus listrik
terjadi
6.
7.
tergantung banyaknya cairan yang hilang dan respon terhadap resusitasi. Luka
bakar juga menyebabkan peningkatan laju metabolik dan energi metabolisme.
Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya
meningkat, dan penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar
dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode
cepat untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:
a. Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas
telapak tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar
hanya dihitung pada pasien dengan derajat luka II atau III.
b. Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
Pada dewasa digunakan rumus 9, yaitu luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas
kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki
kiri masing-masing 9%. Sisanya 1% adalah daerah genitalia. Rumus ini
membantu menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang
dewasa.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total
: 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki
lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil
berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.
c. Metode Lund dan Browder
Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh
di kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas
permukaan pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas
permukaan tubuh pada anak dapat menggunakan Rumus 9 dan disesuaikan
dengan usia:
1) Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%.
Torso dan lengan persentasenya sama dengan dewasa.
2) Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai
dan turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.
8.
9.
Intubasi
Tindakan intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan
manifestasi obstruksi. Tujuan intubasi mempertahankan jalan nafas dan
sebagai fasilitas pemelliharaan jalan nafas.
b. Krikotiroidotomi
Bertujuan sama dengan intubasi hanya saja dianggap terlalu agresif
dan menimbulkan morbiditas lebih besar dibanding intubasi.
Krikotiroidotomi memperkecil dead space, memperbesar tidal volume,
respons
inflamasi
dan
hipermetabolik
dengan
kulit
donor
tersebut,
kulit
donor
tersebut
dapat
takikardia
(syok/ansietas/nyeri);
disritmia
(syok
listrik);
l. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah
m. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
n. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada
luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf;
luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
o. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda:
serak;
batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih
dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat
berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).
Pemeriksaan fisik
a.
keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit
dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka
bakar mencapai derajat cukup berat
b.
TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah
sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam
pertama
c.
2) Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya
benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata
yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3) Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu
hidung yang rontok.
4) Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena
intake cairan kurang
5) Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan
dan serumen
6) Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan
sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
7) Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk
ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi
8) Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya
nyeri pada area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
9) Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi
merupakantempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga
potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
10) Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru
pada muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
11) Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa
menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan
nyeri yang hebat (syok neurogenik)
12) Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar
(luas dan kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka
bakar menurut kaidah 9 (rule of nine lund and Browder) sebagai
berikut :
BAG TUBUH
Kepala leher
1 TH 2 TH DEWASA
18%
14%
9%
18%
18%
18 %
Badan depan
18%
18%
18%
Badan belakang
18%
18%
18%
27%
31%
30%
Genetalia
1%
1%
1%
2)
3)
Intervensi :
1) Tutup luka sesegera mungkin, kecuali perawatan luka bakar metode
pemejanan pada udara terbuka
Rasional :
Suhu berubah dan tekanan udara dapat menyebabkan nyeri hebat
pada pemajanan ujung saraf.
2)
Ubah pasien yang sering dan rentang gerak aktif dan pasif sesuai
indikasi
Rasional :
Gerakan dan latihan menurunkan kekuatan sendi dan kekuatan otot
tetapi tipe latihan tergantung indikasi dan luas cedera.
3)
4)
Rasional :
Nyeri hampir selalu ada pada derajat beratnya, keterlibatan jaringan
atau kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian
balutan dan debridement.
5)
memungkinkan
pengungkapan
emosi
dan
dapat
7)
2)
Intervensi :
1) Kaji atau catat ukuran warna kedalaman luka, perhatikan jaringan
metabolik dan kondisi sekitar luka
Rasional :
Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area grafik.
2) Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi
Rasional :
Menyiapkan jaringan tubuh untuk penanaman dan menurunkan resiko
infeksi.
berhubungan dengan
status hipermetabolik
Kriteria Hasil :
Menunjukkan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dibuktikan oleh berat badan stabil atau massa otot terukur,
keseimbangan nitrogen positif dan regenerasi jaringan.
Intervensi :
1) Auskultasi bising usus, perhatikan hipoaktif atau tidak ada bunyi
Rasional :
Ileus sering berhubungan dengan periode pasca luka bakar tetapi
biasanya dalam 36-48 jam dimana makanan oral dapat dimulai.
2) Pertahankan jumlah kalori berat, timbang BB / hari, kaji ulang persen
area permukaan tubuh terbuka atau luka tiap minggu.
Rasional :
Pedoman tepat untuk pemasukan kalori tepat, sesuai penyembuhan
luka, persentase area luka bakar dievaluasi untuk menghitung bentuk
diet yang diberikan dan penilaian yang tepat dibuat.
3)
4)
Rasional :
Episode traumatik mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tak diantisipasi
membuat perasaan kehilangan aktual yang dirasakan.
2) Bersikap realistik dan positif selama pengobatan pada penyuluhan
kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasional :
Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan baik antara
pasien dan perawat.
3) Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan
keyakinan yang salah.
Rasional :
Meningkatkan pandangan positif dan memberikan kesempatan untuk
menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
PATHWAY
Bahan Kimia
Termis
Radiasi
Biologis
LUKA BAKAR
Psikologis
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Penguapan meningkat
Oedema laring
CO mengikat Hb
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Hb tidak mampu
mengikat O2
Gagal nafas
Listrik/petir
MK:
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Anxietas
Masalah Keperawatan:
Resiko tinggi terhadap infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik
meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Otak
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral
Gagal jantung
Gagal
ginjal
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Hambahan
pertumbuhan
Gagal hepar
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth Edition.
J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B. Lippincott
Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
Carpenito,J,L. (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Djohansjah, M. (1991). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press.
Surabaya.
Doenges M.E. (1989). Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd
ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Donna D.Ignatavicius dan Michael, J. Bayne. (1991). Medical Surgical Nursing. A
Nursing Process Approach. W. B. Saunders Company. Philadelphia. Hal.
357 401.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. volume
2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995). Panduan Tindakan Keperawatan Klinik
Praktis. Alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih. PT EGC. Jakarta.
Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedoketran EGC. Jakarta
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Volume I.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Marylin E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
Penerbit Buku Kedoketran EGC. Jakarta.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
Pasien
M.P.
35 th
Laki-laki
Sudah menikah
Penanggung
S.W.
25 th
Perempuan
Sudah menikah
perkawinan
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Bali / Indonesia
Hindu
SLTA
Buruh
Br.meranggi,pandakbadung,
Bali / Indonesia
Hindu
SLTA
IRT
Br.meranggi,pandakbadung,
No. CM
Hubungan
tabanan
927435
-
tabanan
Istri
dengan pasien
2. Alasan dirawat
a. Keluhan utama
1) Saat MRS :
Pasien datang pada tanggal 10 desember 2007 jam 24.00 dengan
keluhan luka bakar pada tangan dan kaki karena tersengat listrik
2) Saat Pengkajian
Pasien mengeluh nyeri pada tangan dan kaki terutama tangan kanan.
Skala nyeri 5 dari 10 sekala nyeri yang diberikan. Nyeri seperti diirisiris. Nyeri bertambah saat bergerak dan saat lukanya dirawat.
b. Riwayat penyakit
Pada tanggal 10 desember 2007 pasien mendapat musibah yaitu tersengat
listrik kurang lebih pukul 14.30 wita, kemudian pasien diajak ke RSUD
Tabanan untuk mendapat perawatan karena luka pasien parah maka
pasien dirujuk ke RS Sanglah. Di RS Sanglah Denpasar, pasien diterima
di IRD dan dilakukan tindakan faciotomy mulai jam 20.30 22.30.
setelah sadat pasien dikirim ke burn unit ruang melati untuk mendapat
perawatan lanjut.
Terapi MRS (10 desember 2007)
Kedacillin injeksi
3x1gr
Novalgin
3x1 amp
Imprepsa
3x CI
Neoimun
Presubin
Cictrapid
3x 4 IU SC
Vit. C
3x 200mg
Neurobion 5000
1x1
Diazepam
3x5mg
mengatakan
sebelum
sakit
tidak
pernah
mengalami
bertanya
tanya
tentang
perawatan
lukanya
dan
kesembuhannya.
c. Data sosial
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan kegiatan
bermasyarakat seperti : ngayah ke banjar. Namun, saat di rumah sakit
pasien kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan kepada
dirinya.
d. Data spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa bersembahyang saat rerahinan,
namun setelah sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan hanya
berada di tempat tidur saja.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran
2) Bangun tubuh
: sedang
3) Postur tubuh
: tegak
4) Keadaan kulit
b. Gejala kardinal
1) Suhu
: 37,4 0 C
2) Nadi
3) Saturasi PO2
: 95%
4) Tekanan darah
: 150/ 50 mmHg
5) Rspirasi
c. Keadaan-keadaan lain
1) TB
: 168 cm
2) BB sebelum sakit
: 64 kg
3) BB saat pengkajian : 59 kg
d. Keadaan fisik
1) Kepala
2) Muka
3) Mata
: reflek
(+),
isokor,
pergerakan
bola
mata
5) Telinga
6) Mulut
7) Leher
8) Thorak
9) Abdomen
10) Ekstremitas
Atas
- Kiri
:
: terdapat luka bakar grade III 2% dibalut gaas steril,
tampak bengkak.
- Kanan
pendarahan
aktifmerembes
keluar.
Bawah
:
a. terdapat luka bakar grade II 9% pada kaki kiri,
terdapat luka bakar pada pergelangan kaki
kanan, tampak odem pada area luka bakar.
11) Genetalia
12) Anus
e. Pemeriksaan penunjang
1) Glukosa darah
Bs 2 jam PP = 203 mg/ dl
Pemeriksaan darah lengkap ( 13-12-2007 )
WBC
16,2 K/UL
NEO
12,4 %N
LYM
2,31 %L
MONO
1,32 %M
EOS
0,049 %E
BASO
0,127 %B
RBC
3,81 M/UL
HGB
11,7 gr/dl
HCT
34,3 %
MCV
90,0 FL
MCH
30,7 pg
MCHC
34,1 gr/dl
RDW
13,5%
PLT
132 K/UL
Pemeriksaan serum ( 13-12-2007 )
TP
4,6 gr/dl
ALB
1,7 gr/dl
BUN
11,8 mg/dl
CRE
1,04 mg/dl
GLU
147 mg/dl
AST
182 IU/L
ALT
98 IU/L
NA
128,2 m mol/ L
K
4,58 m mol/ L
Cl
100,8 m mol/ L
Globulin
2,9 mg/dl
4,10-10,9
2,50-7,50
1,00-4,00
0,100-1,20
0,0-0,5
0,0-0,1
4,50-5,90
13,5-17,5
41,0-53,0
80,0-100
26,0-34,0
31,0-36,0
11,6-14,8
150-440
B. Analisa Data
NO
Data Subjektif
1
2
1 Pasien mengatakan
Data objektif
3
b. terdapat luka bakar gr.III 2%
Kesimpulan
4
Resiko tinggi
kekurangan
elektrolit
elastis
c. Na = 128,2 m mol /L
d. S = 37,4 0C
e. PLT = 132 K/UL
f. HCT = 34,3 %
g. Mukosa bibir kering
h. RBC = 3,81 M/UL
2
j. Pasien mengeluh
bakarnya
p. TD = 150/90 mmHg
diberikan
m.
Nyeri
bertambah saat
bergerak dan saat
Nyeri akut
merawat lukanya
3
Kerusakan
integritas kulit
1
4
3
u. terdapat luka bakar gr.III 2%
gr.II 9% pada tangan kanan
4
Resiko tinggi
infeksi
5 Pasien mengatakan
semua kebutuhan
pasien dibantu oleh
aa.
Suhu = 37,40C
bb.
PP = 203 mg/dl
cc.
Pasien tampak hanya
berbaring di tempat tidur
dd.
(personal hygiene),
BAB, BAK
ee.
kekuatan otot
411
421
411
421
Kerusakan
mobilitas fisik
Pasien
Ansietas
lukanya serta
pasien bertanya-
kesembuhannya
tanya dengan
kk.
N = 122x/ menit
perawatan lukanya
serta kesembuhannya
C. Rumusan Masalah
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas kulit
4. Resiko tinggi infeksi
5. Kerusakan mobilitas fisik
6. Ansietas
D. Analisa Masalah
1. P
FR
: Nyeri akut
kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri serta turgor kulit tidak elastis.
N = 122 x /menit, TD = 150/90 mmHg, Pasien tampak meringis.
Proses terjadinya : karena adanya kerusakan kulit jaringan akibat luka bakar
maka
saraf dan
pembuluh
darah
disekitar
luka
: kerusakan integritas
: terdapat luka bakar gr.III 2% gr.II 9% pada tangan kanan dan kiri
serta kaki kanan dan kiri serta turgor kulit tidak elastis, turgor kulit
kurang elastis, edema pada kaki dan tangan
2% gr.II 9% pada
411
411
tangan kanan dan kiri serta
kaki kanan dan kiri
421
421
serta turgor kulit tidak elastis. kekuatan otot
: Ansietas
: Kurang pengetahuan tentang perawatan lukanya dan kesembuhannya
.
yang diberikan. Nyeri bertambah saat bergerak dan saat merawat lukanya.
Terdapat luka bakar gr.III 2% gr.II 9% pada tangan kanan dan kiri serta kaki
kanan dan kiri serta turgor kulit tidak elastis. N = 122 x /menit, td = 150/90
mmhg, pasien tampak meringis.
3. Kerusakan integritas kulit b/d trauma luka bakar ditandai dengan terdapat
luka bakar gr.III 2% gr.II 9% pada tangan kanan dan kiri serta kaki kanan
dan kiri serta turgor kulit tidak elastis, turgor kulit kurang elastis, edema
pada kaki dan tangan
4. Resiko tinggi infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit akibat luka bakar
5. Kerusakan mobilitas fisik b/d tidak cukupnya kekuatan dan ketahanan untuk
ambulasi yang skunder terhadap luka ditandai dengan pasien mengatakan
semua kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat seperti makan,
minum, (personal hygiene), mandi, gosok gigi, bab, bak. Pasien tampak
hanya berbaring di tempat tidur, terdapat
gr.III 2% gr.II 9% pada tangan kanan dan
411
421
411
421
luka
bakar
kanan dan kiri serta turgor kulit tidak elastis. Kekuatan otot
terpasang infus di tangan kanan dan poli kateter, edema pada ekstremitas
atas dan bawah.
6. Ansietas
b/d
kurang
pengetahuan
tentang
perawatan
luka
serta
B. Rencana perawatan
Hr/tgl
Dx
Rencana tujuan
Rencana tindakan
Rasional
/jam
1
kamis
Setelah diberikan
ss.
Observasi
xx.
Untuk
13/12
tanda-tanda vital @
mengetahui
-07
jam diharapkan
1jam
perkembangan
kondisi pasien
elektrolit pasien
adekuat dengan
yy.
tt.Observasi cairan
Untuk
mengetahui
kriteria :
keseimbangan
mm.
cairan dalam
mukosa
bibir lembab
tubuh
nn.
suhu 36-
zz.
370C
oo.
uu.
hasil lab
Observasi
Untuk
mengetahui
tanda-tanda
intervensi yg
dalam batas
kekurangan volume
harus dilakukan
normal:
cairan
aaa.
NA = 128,2 m
Resusitasi
cairan
mol/ L
vv.
Kolaborasi
menggantikan
PH =
dalam penggantian
kehilangan
HCT=
IVFD yg dihidrasi
cairan/ elektrolit
RBC=
elektrolit, plasma,
untuk mencegah
albumin
komplikasi
pp.
pasien
minum7-8 gls/ hr
bbb.
(1gls 200cc)
qq.
ww.
masukan
Motivasi
pasien banyak
dan keluaran
Untuk
menambah cairan
masuk
minum
cairan seimbang
rr.
Setelah diberikan
askep selama 2x24
fff.
Observasi
tanda-tanda infeksi
jam diharapkan
infeksi tidak terjadi
lll.
Untuk
menditeksi dini
diteksi pada luka
ggg.
Rawat luka dg
mmm. Mencegah
dengan kriteria :
infeksi dan
ccc.
mempercepat
hari
proses
Tanda-tanda
infeksi tidak
terjadi
ddd.
Luka
mongering
eee.
penyembuhan
WBC dlm
batas
normal(4,5-11
K/UL)
luka
hhh.
Observasi
nnn.
Mengetahui
tanda-tanda vital
perkembangan
tiap 4 jam
pasien
iii.
Terapkan
ooo.
Untuk
mencegah infeksi
sebelum dan
silang
sesudah kontak
dengan pasien
jjj.
Kolaborasi
dalam pemberian
ppp.
Membantu
menurunkan
jika terjadi
panas
peningkatan suhu
tubuh
kkk.
Delegatif
qqq.
Untuk
dalam pemberian
menghindarkan
antibiotik
pasien dari
(kedacilin3x1 gr,
infeksi
Setelah diberikan
1x1.
uuu. Observasi
keluhan nyeri
zzz.
Untuk
mengetahui
jam diharapkan
tingkat
nyeri pasien
perkembangan
berkurang dengan
nyeri
kriteria :
rrr.
Skala nyeri
3 dari 10 skala
vvv.
Observasi nadi
tekanan darah
tiap jam
menunjukkan
nyeri yg
perubahan
diberikan
tingkat nyeri
sss.
N = 80-84x
permenit
ttt.
TD=
100/60-120/80
mmHg
www. Terapkan
bbbb. Untuk
mengalihkan
relaksasi
nyeri pasien
xxx.
Beri posisi
nyaman
cccc. Dapat
merelaksasikan
otot
dddd. Membantu
yyy.
Delegatif
mengurangi nyeri
dalam pemberian
analgetik
4
Setelah diberikan
gggg. Observasi
llll.
Untuk
ukuran, warna,
mengetahui
jam diharapkan
keadaan luka
keadaan kulit
integritas kulit
mmmm.
Mem
pasien membaik
dengan kriteria :
pertumbuhan
hari
jaringan baru pd
mengering
ffff.
Tidak
iiii.
Ganti balutan
terjadi edema
percepat
kulit
nnnn. Untuk
mengurangi
kerusakan
jjjj.
Ubah posisi
tiap 2 jam
kkkk. Lakukan
masase pada area
yg tidak luka
integritas kulit
oooo. Mencegah
dekubitus
pppp. Mempertaha
nkan sirkulasi
darah
Setelah diberikan
askep selama 2x24
ssss.
Lakukan gerak
secara konsisten
vvvv. Mencegah
pengencangan
jam diharapkan
diawali dengan
jaringan parut
pasien dapat
pasif kemudian
dan kontraktur,
melakukan
aktif
meningkatkan
mobilisasi bertahap
pemeliharaan
dengan kriteria :
Beri dukungan
wwww.
Mem
merubah posisi
dg bantuan
bantu proses
di tempat tidur
keluarga pd latihan
mobilisasi
rrrr.
Kekuatan
otot pasien
444
444
tttt.
444
444
Setelah diberikan
rentang gerak
uuuu. Bantu pasien
dalam pemenuhan
xxxx. Agar
ADL (mandi,
kebutuhan pasien
makan, BAB,BAK)
terpenuhi
ccccc. Observasi
iiiii.
Untuk
keadaan umum
mengetahui
pasien
keadaan pasien
diharapkan
jjjjj.
Untuk
kecemasan pasien
ddddd.Ukur tanda-
berkurang dengan
perkembangan
kriteria :
jam
keadaan pasien
yyyy. Pasien
kkkkk.Untuk
tampak tenang
zzzz. Pasien tidak
mengetahui
meningkatkan
eeeee. Beri HE ttg
pengetahuan
bertanya-tanya
pasien tentang
kesembuhannya
lukanya
dan
lllll.
kesembuhannya
aaaaa. N= 8084x/menit
bbbbb.TD=
100/60-120/80
mmHg
Agar pasien
Untu
k memotivasi
ggggg.Libatkan
pasien dalam
keluarga untuk
menghadapi
memberi dukungan
sakitnya
moral kepada
nnnnn.Untuk
pasien
membantu pasien
agar lebih tenang
hhhhh.Anjurkan
pasien dan keluarga
untuk selalu berdoa