Anda di halaman 1dari 2

Difteri Makan Korban, Menkes Malaysia

Khawatirkan Sikap Penolakan Vaksin


Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 13/07/2016 18:32 WIB

Foto ilustrasi: Rachman Haryanto


Jakarta, Difteri atau dikenal juga batuk rejan adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphteriae yang bila tak ditangani dapat berakhir fatal. Pasien yang terinfeksi
bisa meninggal karena tertutup jalur pernapasannya atau bisa juga karena peradangan pada otot
jantung.
Apabila pasien selamat, sistem saraf juga seringnya terkena pengaruh bakteri sehingga bisa
menyebabkan kelumpuhan.
Meski mungkin terdengar menyeramkan, di dunia kasus untuk penyakit ini sebetulnya sudah
jarang karena ada metode pencegahan efektifnya yaitu dengan vaksinasi DPT. Hanya saja para
ahli kesehatan kini melihat tren penyakit kembali seiring dengan meningkatnya sikap penolakan
vaksin.
Seperti yang terjadi di Malaysia pada Juni 2016, lima orang bocah dilaporkan meninggal dunia
karena difteri. Hal ini memicu gerakan di antara kalangan dokter yang mendorong agar instasi
agama segera membuat hukum untuk keluarga mau memvaksinasi anaknya.

Baca juga: Penjelasan Dokter Soal Anak Sehat Meski Tak Divaksinasi
"Kekhawatiran kami adalah bila situasi ini dibiarkan, dalam jangka panjang kami mungkin akan
melihat peningkatan penyakit di negeri ini secara keseluruhan," kata Menteri Kesehatan
Malaysia Dr S. Subramaniam seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/7/2016).
Dewan Fatwa Nasional Malaysia sendiri belum memberikan keputusan apakah akan
memberlakukan hukum wajib untuk vaksin. Selama ini dewan hanya menyebut bahwa vaksin
diperbolehkan dalam hukum islam meski mungkin belum teruji kehalalannya, alasan umum yang
membuat warga di negara mayoritas islam menolak vaksin.
Di Indonesia kejadian serupa juga pernah terjadi tahun lalu. Kejadian luar biasa difteri terjadi di
wilayah Padang membuat Kementerian Kesehatan RI turun tangan merespons dengan
meluncurkan program Outbreak Response Imunization (ORI).
Sebanyak 250 ribu anak di bawah usia 15 tahun diberikan imunisasi massal sebagai respon untuk
mencegah penyakit menyebar lebih jauh.
Baca juga: Padang KLB Difteri, Menkes Luncurkan Outbreak Response Imunization(fds/vit)

Anda mungkin juga menyukai