Anda di halaman 1dari 2

Usul DPR Tak Digaji Jika Tak Rampungkan

UU Menguat
Dhani Irawan - detikNews

Share 0 Tweet Share 0 0 komentar

Ilustrasi ruang rapat paripurna DPR (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)


Jakarta - KPK memberi wacana agar para anggota DPR tidak digaji apabila tidak bisa
merampungkan undang-undang. Wacana itu didukung Forum Masyarakat Peduli Parlemen
Indonesia (Formappi).

"Saya kira ide membuat batasan tegas dan ada sanksi apabila sampai batasan itu memang tidak
bisa menyelesaikan undang-undang, termasuk ide KPK itu yang tidak memberikan gaji bila DPR
tidak bisa menyelesaikan undang-undang," ucap peneliti Formappi Lucius Karus ketika
dihubungi, Rabu (5/12/2018).

Baca juga: Kritik Komisi III soal Wacana DPR Tak Digaji: KPK Tak Paham Tupoksi
Menurut Lucius, ada aturan di UU MD3 yang menyebutkan DPR membahas undang-undang
dengan batasan 3 kali masa sidang. Namun Lucius menyebut ada pasal lain dalam undang-
undang itu yang bisa mengesampingkan aturan itu.

"Karena batasan 3 kali masa sidang itu kan dibatalkan pasal lain yang mengatakan pembahasan
undang-undang itu bisa diperpanjang kapan saja asal punya alasan," imbuh Lucius.

Dia menyoroti pembahasan suatu undang-undang akan memakan anggaran apabila diajukan
setiap tahun dan tidak ada jaminan akan selesai. Oleh karenanya, dia mendukung sekali apabila
ada batasan tegas dan sanksi bila DPR tidak dapat menyelesaikan undang-undang dalam kurun
waktu tertentu.

Sebelumnya Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menyebut hal itu baru wacana. Menurutnya,
selama ini yang ingin diterapkan di pemerintahan adalah merit system.

Baca juga: Kata Pimpinan DPR Soal Anggota Tak Digaji jika UU Tak Rampung

"Sekarang merit system kan. Jadi orang itu harus berdasarkan itu (kinerja). Itu kan pekerjaannya
(DPR) salah satunya membuat undang-undang. Kalau dia buat undang-undang terus nggak jadi-
jadi undang-undangnya, seharusnya nggak berhak gitu mendapat gaji," ucap Syarif.

Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengamini hal itu tetapi ada syaratnya. Dia setuju
asalkan ketentuan itu juga berlaku untuk pemerintah. Alasannya, pemerintah juga terlibat dalam
pembuatan UU.

"Soal UU saya setuju omongan Pak Saut yang bilang kalau ada anggota DPR yang nggak mau
ngerjain UU nggak usah digaji. Tapi masalahnya hambatan datang dari pemerintah, karena
konstitusi kita menulis, melahirkan UU itu DPR bersama pemerintah," tutur Bamsoet.

Anda mungkin juga menyukai