DEFINISI
1.1
Obat high alert adalah obat yang persentasenya tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan dan atau kejadian sentinel, obat yang beresiko tinggi
menyebabkan
1.4 Obat LASA (Look alike sound alike) adalah obat yang mempunyai nama mirip,
tampak mirip, atau ucapan mirip dengan obat yang lain
1.5 Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a.
b.
c.
d.
dan
Terapi.
1.7
Tujuan
a. Menyediakan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen
dan pemberian obat - obatan yang tergolong dalam kategori obat high alert.
b. Meningkatkan kewaspadaan akan obat high alert sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
NO
NAMA GENERIK
BENTUK
NAMA DAGANG
KEKUATAN
1.
EPINEPHRINE
INJEKSI
EPINEPHRIN
0,1 %
2.
NOREPINEPHRIN
E
INJEKSI
VASCON, RAIVAS
1 mg/ml
3.
DOPAMIN
INJEKSI
INDOOP,DOPAC
40 mg/ml
4.
DOBUTAMIN
INJEKSI
INODEX, DOMINIC,
INOTROP
50 mg/ml
5.
DIGOKSIN
INJEKSI
FARGOXIN
0,25 mg/ml
6.
PROPANOLOL
TABLET
PROPANOLOL
10 mg, 40
KETERANGAN
AGONIS
ADRENERGIC
ANTAGONIS
mg
7.
BUPIVACAIN
INJEKSI
BUVANEST (epidural)
5%
BUVANEST SPINAL
0,25% &
0,5%
BUVANEST SPINAL
HEAVY
0,5%
8.
PROPOFOL
INJEKSI
PROANES, SAFOL
10 mg/ml
9.
SEVOFLURANE
BOTOL
SEVOFLURANE BAXTER
250 ml
10.
LIDOCAIN HCL 20
mg +
ADRENALIN 12,5
mcg
INJEKSI
PEHACAIN
2 ml/amp
11.
LIDOCAIN HCL
INJEKSI
LIDOCAIN HCL
2%
12.
AMIODARONE
INJEKSI
TIARYT
50 mg/ml
ADRENERGIK
AGEN ANASTESI
ANTI ARITMIA
13.
PARNAPARIN
INJEKSI
FLUXUM
14.
HEPARIN Na
INJEKSI
INVICLOT
5000 IU/ml
15.
ENOXAPARIN-N
INJEKSI
LOVENOX
40
ml
mg/0,4
60
ml
mg/0,6
16.
CARBOPLATIN
INJEKSI
CARBOPLATIN
GENERIC
50 mg/5ml
17.
CISPLATIN
INJEKSI
CISPLATIN GENERIC
50 mg/50
ml
18.
CYCLOPHOSPAMI
D
INJEKSI
ENDOXAN
CYCLOVID
200
mg,500
mg, 1000
mg
DOXORUBICIN
INJEKSI
DOXORUBICIN
10 mg,
19.
ANTITROMBOLI
TIK
GENERIC
50mg
20.
ETOPOSIDE
INJEKSI
POSYD
100 mg/ml
21.
FLUOROURACIL
INJEKSI
CURACYL
250
mg/5ml
FLUOROURACIL
GENERIC
500
mg/10ml
22.
LEUPRORELIN
INJEKSI
TAPROS 3M
11,88mg/vi
al
23.
MITOMYCIN
INJEKSI
MITOMYCIN GENERIK
10 mg
24.
VINCRISTINE
INJEKSI
VINCRISTINE
2 mg/ml
25.
METHOTREXATE
INJEKSI
METHOTREXATEKALBE
50 mg/inj,
METHOTREXATEKALBE
2,5 mg
26.
METHOTREXATE
TABLET
5 mg/inj
AGEN
KEMOTERAPI
27.
TAMOXIFEN
TABLET
TAMOFEN
10 mg,
20mg
28.
INSULIN
REGULAR
INJEKSI
HUMULIN N VIAL,
HUMULIN R VIAL
100 IU/ml
HUMULIN N
CATR,HUMULIN R CATR
HUMALOG MIX
NOVORAPID
LEVEMIR
NOVOMIX 30
LANTUS
29.
30.
MIDAZOLAM
CHLORAL
HYDRATE
INJEKSI
SERBUK
100 IU/ml
100 IU/ml
100 IU/ml
100 IU/ml
100 IU/ml
100 IU/ml
100 IU/ml
FORTANES
5 mg/ml
HIPNOZ
& 1 mg/ml
CHLORAL HYDRATE
GENERIK
BAHAN
BAKU
INSULIN
AGEN SEDASI
MODERATE/SED
ANG IV
AGEN SEDASI
(MODERATE)
UNTUK ANAK
(ORAL)
31.
FENTANYL
INJEKSI
FENTANYL JHONSON
0,05 mg/ml
32.
MORFINA HCL
INJEKSI
MORFINA HCl KF
10 mg/ml
33.
PETHIDIN
INJEKSI
PETHIDIN KF
50 mg/ml
34.
FENTANYL
PATCH
DUROGESIC
25G/h
35.
MORFINA HCL
TABLET
MST
10 mg
36.
CODEIN
TABLET
CODEIN KF
10 mg, 20
mg
37.
VEKURONIUM
INJEKSI
ECRON
4mg/ml
&10mg/ml
38.
RECURONIUM
INJEKSI
ROCULAC
50 mg/ml
39.
KCL
INJEKSI
KCL OTSU
7,46%
40.
NaCl
INFUS
NaCl
3%
8
ANALGETIKA
NARKOTIKA
AGEN BLOK
NEUROMUSCUL
AR
41.
MgSO4
INJEKSI
MgSO4 OTSU
40%
42.
DEXTROSE
INJEKSI
DEXTROSE OTSU
40%
ELEKTROLIT
KONSENTRATE
NUTRISI
PARENTERAL
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan obat high alert ini melingkupi seluruh pimpinan dan staf
RSUD
KARDINAH Tegal, untuk meningkatkan kewaspadaan akan obat high alert dan
meningkatkan keselamatan pasien. Seluruh pirnpinan dan staf RSUD KARDINAH Tegal
9
10
BAB III
TATA LAKSANA
3.1 Prinsip
a. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
b. Lakukan pengecekan ganda
c. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
Pisahkan obat - obatan dengan nama atau label yang mirip (sesuai
3.2 Prosedur
11
12
Setiap sediaan obat yang masuk kategori high alert diberikan label.
Contoh:
memerlukan
verifikasi
atau
akurasi.
Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan obat high alert dan di
saat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien.
13
j. Sesaat
sebelum
memberikan
obat,
perawat
mengecek
nama
pasien,
tujuannya
(pasien
dapat
juga
berperan
sebagai
pengecek,
jika
memungkinkan)
k. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter pertama - tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar - benar bersifat emergensi dan
perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat
ditunda. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang
semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.
l. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada Unit Pelayanan Farmasi, dan
dilakukan peninjauan ulang oleh petugas farmasi apakah terjadi kesalahan obat
yang belum diberikan dengan melihat dalam lembar Resep.
m.Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra.
14
15
perawat
Double check oleh perawat saat menerima obat dari Unit Pelayanan Farmasi
a. Injeksi NaCl > 0,9% diberikan dengan lambat IV central < 100ml/jam
b. Standar konsentrasi pemberian infuse NaCl: maksimal 3% dalam 500 ml
c. Penyimpanan pada suhu kamar
d. Inkompatibilitas : dengan manitol dapat terbentuk endapan
Injeksi KCl
a. KCl 7,46mg dalam 25 mh mengandung K+ 1 meq/ ml dan c1 1 meq/ ml
b. Jika KCl diinjeksi terlalu cepat (misalnya pada kecepatan melebihi 10
mEq/jam) atau dengan dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan gagal
jantung
c. KCl tidak boleh diberikan sebagai IVpush / bolus
d. Semua injeksi KCl harus diberikan via pompa
e. Injeksi KCl tidak boleh diberikan secara multiple atau bersamaan (misal:
tidak boleh memberikan injeksi KCl sementara pasien sedang mendapat
f.
diperlukan
g. Pelarut yang kompatibel :
NaCl 0,9%, larutan stabil selama 24 jam
NaCl 0,45%, larutan stabil selama 24 jam
17
j.
18
e. Saat meresepkan obat sitostatika IV, instruksi harus tertulis dengan dosis
individual, bukan jumlah total obat yang diberikan sepanjang program terapi
f.
ini
Instruksi lengkap mengenai pemberian obat ini harus mencakup:
(1) Nama pasien dan nomor rekam medis
(2) Tanggal dan hari permintaan kemoterapi
(3) Tatalaksana kemoterapi harus mencantumkan dalam resep (tinggi badan,
berat badan, luas permukaan tubuh, dan protokol terapi)
(4) Alergi
(5) Nama obat sitostatika, dosis, rute/cara pemberian, dan jenis cairan infus
untuk setiap obat sitostatika
(6) Jumlah siklus dan atau jumlah minggu pemberian regimen pengobatan,
19
i.
j.
c. Dosis sediaan :
i. Epinefrin
: 1 mg/ 1 ml
ii. Norepinefrin : 1 mg/ml dan 4mg/4ml
iii. Dopamin
: 40 mg/ml
iv. Dobutamin
: 50 mg/ml
v. Digoksin
: 0,25 mg/ml
d. Pada kondisi klinis dimana diperlukan rekonstitusi, spuit atau botol infuse
harus diberi label
e. Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan pemasangan
vena sentral
4. Narkotika injeksi (Morfin, Petidin, Fentanil)
a. Narkotika injeksi (morfin, petidin, fentanil) harus disimpan dalam lemari
penyimpanan yang terkunci di Unit Pelayanan Farmasi dan di ruang
perawatan pasien
b. Tata cara pemberian morfin
i.
Kekuatan sediaan: 10 mg/ml
ii.
Untuk injeksi morfin bolus diberikan dengan konsentrasi 1-2mg/ml selama
4-5 menit, dengan pelarut NS atau WFI
21
iii.
iv.
v.
pelarut D5%
Rekonstitusi stabil pada suhu kamar selama 24 jam
Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya di
semua
area
yang
menggunakan morfin
c. Tata cara pemberian pethidin
i.
Kekuatan sediaan: 100mg/2ml
ii.
IV bolus pelan dengan konsentrasi 10mg/ml, pelarut yang digunakan NS
atau D5%
iii.
Rekonstitusi stabil pada suhu kamar selama 24 jam
d. Tata cara pemberian Fentanyl
i. Kekuatan sediaan : 500 mcg/ 10ml
ii. Dapat diberikan IV bolus dalam waktu 2 menit
iii. Stabil pada suhu kamar selama 24 jam
e. Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat
alergi
5. Obat-obat sedatif injeksi (Midazolam)
a. Kekuatan sediaan
5mg/5ml
22
15mg/3ml
b. Midazolam mencapai efek puncak: 5-10 menit
c. Dapat diberikan secara :
Intramuscular
Intravena bolus, dengan konsentrasi 1mg/ml pelarut NS atau D5%,
kecepatan pemberian 2-5 menit
Intravena infuse, dengan pelarut NS atau D5%
d. Stabilitas rekonstitusi : 24 jam pada suhu kamar
e. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital,
tersedia peralatan resusitasi)
6. Anaestesi injeksi (Propofol)
Propofol
i.
ii.
23
a. Protokol standar indikasi adalah untuk thrombosis vena dalam (Deep Vein
Trombosis - DVT), sakit jantung, stroke, dan ultra-filtrasi
b. Singkatan 'u' untuk 'unit' tidak diperbolehkan. Jangan
menggunakan
singkatan
c. Kekuatan sediaan : 25000 mg/ 5ml
d. Tidak boleh diberikan secara intramuscular
e. Standar konsentrasi obat untuk infuse kontinu Heparin 25.000 unit/500 ml
f.
24
d. Vial insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa dalam 30 hari
setelah dibuka
e. Insulin yang dilarutkan stabil selama 24 jam pada suhu kamar
f. Vial insulin atau infuse yang mengandung insulin disimpan pada tempat
terpisah di dalam kulkas dan diberi label sebagai berikut:
g. Jangan pernah menyiapkan insulin dengan dosis U 100 didalam spuit 1 cc,
selalu gunakan spuit insulin (khusus)
h. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan diberikan
suntikan insulin.
25
DAFTAR PUSTAKA
Akwagyriam, I., Goodyer, Li., Harding, L.,Khakoo, S., Millington, H. Drug History Taking
& The Identification Of Drug Related Problems In An Accident And Emergency
Department, J Accid Emer Med.1996; 13(3): 166-8
DepKes
RI.
(2011).
Keputusan
Menteri
Kesehatan
/MenKes/SK/VIII/2011.Keselamatan Pasien Rumah Sakit
RI
DepKes
RI.
(2004).
Keputusan
Menteri
Kesehatan
1197/MenKes/SK/X/2004.Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
No.
1691
RI
No.
26