Anda di halaman 1dari 50

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ACETAZOLAMIDE

TABLET DENGAN TETES MATA BETAXOLOL HCl


DALAM MENURUNKAN TEKANAN INTRA-OKULI
PADA PRE-OPERASI KATARAK

TESIS

OLEH:
T. SITI HARILZA ZUBAIDAH

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
2008
T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


ILMU KESEHATAN MATA
YANG TELAH DIBACAKAN SERTA PERBAIKAN
TANGGAL 2 APRIL 2008

TELAH DISETUJUI OLEH :

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Mata

Prof. dr. H. Aslim D Sihotang, SpM

Ketua SMF Ilmu Kesehatan Mata


FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan

dr. Delfi, SpM

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


ILMU KESEHATAN MATA
YANG TELAH DIBACAKAN SERTA PERBAIKAN
TANGGAL 2 APRIL 2008

TELAH DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING PENELITIAN

Dr. Beby Parwis, SpM

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim
Alhamdulillah.....begitu besar rasa syukur saya kepada ALLAH Subhana wa taala
karena hanya dengan rahmat, berkah dan hidayahNYA saya dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam menyelesaikan
Program Pendidikan Dokter Spesialis pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara dalam bidang Ilmu Kesehatan Mata.
Penulisan tesis ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan perhatian dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ungkapan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada :
-

Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti
Program Pendididkan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran USU Medan.

Dr. Delfi, SpM sebagai Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata yang memberikan
bimbingan, nasehat dan petunjuk dalam pendidikan spesialis di bagian mata ini.

Prof. Dr. H. Aslim D Sihotang, SpM sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
Spesialis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta ilmu yang
bermanfaat.

Dr. H. Bachtiar, SpM yang telah memberikan bantuan, bimbingan, nasehat dan
petunjuk serta ilmu yang sangat bermanfaat.

Dr. Beby Parwis, SpM selaku pembimbing dalam bidang penelitian, yang telah
memberikan bimbingan pada tesis ini serta bimbingan ilmu yang sangat berharga
selama mengikuti program pendidikan dokter spesialis di bidang mata dari awal
hingga akhir pendidikan.

Dr. H. Chairul Bahri AD, SpM yang telah banyak memberikan dorongan dan tiada
hentinya memberikan semangat selama mengikuti pendidikan serta bimbingan dan
nasehat yang sangat berharga.

Dr. Hj. Nurhaida Djamil, SpM selaku Kepala SMF Mata RS dr. Pirngadi Medan yang
telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat berguna selama pendidikan.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Dr. H. Abdul Gani, SpM, Dr. Hj. Adelina Hasibuan, SpM, Dr. H. Mohd Dien
Mahmud, SpM, Dr. H. Azman Tanjung, SpM, Dr. Masang K Sitepu, SpM, Dr.
Suratmin, SpM, Dr. Hj. Rizafatmi, SpM, Dr. Hj. Heriyanti Harahap, SpM, Dr. Hj.
Aryani Attiyatul Amra, SpM, Dr. H. Syafridon, SpM, Dr. Syafei Kaulan, SpM, Dr. H.
Zaldi Z, SpM, Mayor Laut (K) Dr. Gede Pardianto, SpM, Dr. H. Hasmui H, SpM, Dr.
Nurchaliza Hazaria Siregar, SpM, Dr. Masitha Dewi Sari, SpM, Dr. Rodiah
Rahmawaty Lubis, SpM yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan petunjuk
serta ilmu yang bermanfaat selama masa pendidikan.

Dalam kenangan, abangku Dr. Juniarson Barus, SpM (Alm) sebagai senior, sahabat,
teman, yang selalu ada jika dibutuhkan, kapan pun, dimana pun, dan sesibuk apapun,
tiada hentinya memberi semangat, nasehat, ilmu yang bermanfaat hingga akhir
hayatnya. Semoga abang beristirahat dengan tenang.

Drs. H. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes sebagai pembimbing dalam bidang statistik
pada penelitian ini.

Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan dan
sarana untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Ilmu Kesehatan
Mata.

Direktur RS. Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana
bekerja selama mengikuti pendidikan.

Para sejawat PPDS Mata, seluruh tenaga medis, refraksionis dan administrasi (K Sofi
& K Nur) bagian Ilmu Kesehatan Mata FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan
RS dr. Pirngadi Medan atas kerjasama yang baik selama ini.
Sembah sujud dan terima kasih yang tidak terhingga ananda haturkan kehadapan

ayahanda

Ir. H. T. Haris Aminullah dan ibunda Prof. DR. Ir. Hj. T. Chairun Nisa

Bahrioen, MSc, yang telah begitu besar mencurahkan kasih sayang, cinta, perhatian,
pengertian, dorongan semangat dan juga pengorbanan serta tak henti memanjatkan doa
buat ananda selama ini .
Kepada yang terhormat Bapak mertua, Dr. H. Sulaiman Lubis dan Ibu mertua Dr.
Hj. Almi Sundari, terima kasih atas kasih sayang, dorongan semangat serta doa yang
diberikan selama saya mengikuti pendidikan.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Suamiku tercinta dan tersayang, Andi Surya Dharma, ST, terima kasih atas segala
cinta, kasih sayang, kesabaran, pengertian, dorongan semangat, pengorbanan dan doa yang
diberikan selama saya menjalani pendidikan.
Kepada abang kandung tersayang T. Mohammad Chairal Abdullah, BBA, MBA,
PhD, adik kandung tersayang dr. T. Siti Hajar Haryuna, SpTHT-KL, dan dr. T.
Mohammad Rizki serta adik-adik ipar dr. Edwin Martin Asroel, SpOG dan Dede Setiawati,
SE juga tak lupa keponakanku yang sangat lucu Ramiza Alya Putri Edwina, terima kasih
yang sebesar-besarnya atas dorongan semangat dan doa yang telah diberikan.
Seluruh keluarga dan juga handai taulan yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak memberikan bantuan
serta doa dalam menyelesaikan pendidikan ini, saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
saya berharap agar tesis ini dapat bermanfaat adanya.
Semoga ALLAH Subhana wa taala senantiasa memberikan berkahNYA kepada kita
semua.
Amin Ya Robbal Alamin.
Medan, April 2008

T. Siti Harilza Zubaidah

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

1.1

LATAR BELAKANG PENELITIAN ........................................

1.2

IDENTIFIKASI MASALAH ......................................................

1.3

TUJUAN PENELITIAN .............................................................

1.4

MANFAAT PENELITIAN .........................................................

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ..........................................................

2.1

ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA ......................................

2.2

ZONULA ZINNI DAN CORPUS VITREUS ............................

2.3

KLASIFIKASI KATARAK .......................................................

2.4

GEJALA DAN TANDA KATARAK ........................................

2.5

PEMBEDAHAN KATARAK ....................................................

2.6

TEKANAN INTRA OKULI .......................................................

10

2.7

PERAN OBAT TERHADAP TEKANAN INTRA OKULI ......

12

2.7.1 ACETAZOLAMIDE ........................................................

13

2.7.2 BETAXOLOL HCL ..........................................................

16

BAB III KERANGKA OPERASIONAL .......................................................

20

3.1

KERANGKA OPERASIONAL .................................................

20

3.2

DEFINISI OPERASIONAL .......................................................

21

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................

22

4.1

RANCANGAN PENELITIAN ...................................................

22

4.2

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...................................

22

4.3

BAHAN PENELITIAN ..............................................................

22

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

4.3.1 KRITERIA INKLUSI .......................................................

22

4.3.2 KRITERIA EKSKLUSI ....................................................

23

4.4

UKURAN SAMPEL ...................................................................

23

4.5

VARIABEL YANG DIAMATI ..................................................

23

4.6

ALAT YANG DIGUNAKAN ....................................................

24

4.7

CARA PENELITIAN .................................................................

24

4.8

PENGOLAHAN DATA .............................................................

26

4.9

LANDASAN ETIK PENELITIAN ............................................

26

4.10 PERSONALIA PENELITIAN ...................................................

26

4.11 BIAYA PENELITIAN ................................................................

26

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

27

5.1

HASIL PENELITIAN .................................................................

27

5.2

PEMBAHASAN .........................................................................

35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

37

6.1

KESIMPULAN ...........................................................................

37

6.2

SARAN .......................................................................................

37

BAB VII RINGKASAN ...................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

39

LAMPIRAN

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN


Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin
Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana seperti
tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa
atau akibat kedua-duanya.(1,2)
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital, atau penyakit mata lokal menahun. Faktor lain yang
menyebabkan katarak adalah fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetik dan gangguan
perkembangan, infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, usia.(1)
Pengobatan katarak diperlukan bila kekeruhan lensa mengganggu penglihatan
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak satupun obat yang dikenal yang dapat menyembuhkan
katarak. Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan katarak dalam bentuk tablet, salep,
tetes mata dan gizi tertentu untuk mencegah perkembangan katarak. Katarak hanya dapat
diangkat dengan jalan pembedahan. Katarak akan dibedah bila sudah terlalu luas mengenai
bagian dari lensa mata. Kadangkala pembedahan katarak tidak perlu menunggu katarak
matang karena bila operasi diundur kemungkinan timbulnya penyulit tidak dapat
dihindarkan.(3,4)
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak sebelum dilakukan pembedahan
adalah pemeriksaan tajam penglihatan, sinar celah (slit lamp), funduskopi pada kedua
mata, pengukuran tekanan intra-okuli, uji ultrasonografi (USG) sken A, keratometri,
pemeriksaan pra bedah dan fisik umum.(1,3)
Tekanan intra-okuli saat pembukaan bola mata diharapkan rendah, sehingga
dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan tekanan intra-okuli. Hal ini dapat dikerjakan
dengan :

Massage bola mata dengan tekanan jari.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Memakai alat penekan Honan. Dengan alat ini kepala dibebat dengan
penekanan dengan balon disekitar mata. Penekanan balon Honan ini
diberikan dengan tekanan 30 mmHg selama 10-20 menit.

Pemberian obat-obatan sebelum operasi (pre operative treatment).(3)

Tekanan intra-okuli adalah hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di dalam
bola mata.

(5,6)

Ada tiga faktor yang menentukan tekanan intra-okuli : jumlah produksi

akuos oleh badan siliar, resistensi outflow akuos melewati sistem trabekular meshworkkanali Schlemm serta tekanan vena episklera.(7)
Tekanan intra-okuli berbeda-beda pada setiap orang. Ukuran rata-rata tekanan
intra-okuli adalah 16 mmHg dengan tonometri aplanasi dan 15,8 mmHg dengan tonometri
Schiotz dengan kisaran normal pada populasi umum adalah 10-22 mmHg.(7,8,9)
Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan intra okuli, antara lain : umur,
genetik, ras, waktu (season), detak jantung, pernafasan, exercise, pemasukan cairan, obatobat sistemik, obat-obat topikal dan faktor-faktor lainnya.(7,10,11) Tekanan intra-okuli adalah
tidak tetap dari hari ke hari ataupun dari jam ke jam. Biasanya tekanan intra-okuli
mencapai nilai tertinggi pada pagi hari bangun tidur, kemudian menurun dengan perlahanlahan sampai mencapai titik terendah sore hari.(12,13)
Pilihan obat yang sering digunakan dalam menurunkan tekanan intra-okuli ini
adalah obat-obat glaukoma golongan karbonik anhidrase inhibitor, beta adrenergik
antagonis, alpha-2 agonis, kolinergik, prostaglandin.(12,13)
Secara empiris di dalam persiapan sebelum dilakukan tindakan operasi katarak,
pasien diberi obat penurun tekanan intra-okuli dari golongan karbonik anhidrase inhibitor
berupa tablet Acetazolamide 250 mg yang mulai dikonsumsi sehari sebelum operasi.
Menurut Becker, pemberian karbonik anhidrase inhibitor per oral 500 mg pada mata
normal bisa menurunkan tekanan intra-okuli sebesar 22 % atau 4,1 mmHg.(14)
Karbonik anhidrase inhibitor, khususnya Acetazolamide, adalah suatu agen
hipotensi okuli yang poten karena kerjanya spesifik dan menurunkan tekanan intra-okuli
dengan menginhibisi enzim karbonik anhidrase. Inhibisi dari enzim ini langsung dapat
menurunkan produksi akuos humor yang pada akhirnya menurunkan tekanan intraokuli.(15,16)
Karbonik anhidrase inhibitor per oral sering menimbulkan keluhan-keluhan yang
tidak diinginkan antara lain keluhan gastro intestinal, gangguan saraf perifer seperti

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

kebas/kesemutan pada kaki dan tangan, rasa mengantuk serta sering buang air kecil dan
keluhan lainnya.(14)
Dari beberapa jenis obat glaukoma topikal, yang paling sering digunakan adalah
golongan beta bloker.(17) Betaxolol HCl (Betaxolol Hydrochloride), sebagai salah satu
golongan beta bloker adalah suatu kardioselektif beta-adrenergik reseptor bloker didalam
suatu resin suspensi formula yang steril. Jika diteteskan pada mata mempunyai kerja
menurunkan peningkatan tekanan intra-okuli, baik yang berhubungan dengan glaukoma
ataupun tidak. Betaxolol HCl mempunyai efek minimal pada paru-paru dan jantung.(18)
Memperhatikan penggunaan Acetazolamide dan Betaxolol HCl memiliki
kesamaan dalam menurunkan tekanan intra-okuli maka pada penelitian ini penulis tertarik
untuk membandingkan pemakaian tablet Acetazolamide 3x250 mg dengan tetes mata
Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes/hari pada pre operasi katarak.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


1.2.1

Berapa besar persentase penurunan tekanan intra-okuli dengan pemberian tablet


Acetazolamide 250 mg.

1.2.2

Berapa besar persentase penurunan tekanan intra-okuli dengan pemberian tetes


mata Betaxolol HCl 0,5 %.

1.2.3

Apakah Betaxolol HCl 0,5 % bisa dijadikan alternatif di dalam menurunkan


tekanan intra-okuli pada pre operasi katarak.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % dibandingkan
dengan tablet Acetazolamide 250 mg terhadap penurunan tekanan intra-okuli pada pre
operasi katarak.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Apabila tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % sama atau bahkan lebih baik daripada
tablet Acetazolamide 250 mg maka dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

menurunkan tekanan intra-okuli pada pre operasi katarak terutama pada penderita paruparu dan kardiovaskular karena memberikan efek yang minimal pada kedua organ tersebut.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Katarak umumnya didefinisikan sebagai kekeruhan lensa.(4,19) Katarak merupakan


penyebab utama kebutaan di Indonesia, dengan prevalensi kebutaan 0,78 % dari prevalensi
kebutaan 1,5 % pada tahun 1996. Menurut WHO katarak adalah penyebab utama kebutaan
di seluruh dunia (WHO 1997).(20) Berdasarkan penelitian FK-USU khususnya daerah
Tanjung Balai tahun 2005 oleh R Handoko Pratomo dkk dimana angka kebutaan katarak
adalah 0,37 %, yang berarti lebih kecil dari angka kebutaan katarak secara Nasional.(20)
Diseluruh dunia lebih dari 20 juta pasien menjadi buta karena katarak padat
bilateral. Jumlahnya terus meningkat sampai kurang lebih 25 juta orang pada tahun 2000
(WHO 1997).
Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan kumulatif
terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV dan
peningkatan kadar gula darah. Terkadang hal ini disebut sebagai katarak terkait usia.(21)
Sembilan puluh lima persen penduduk yang berusia diatas 65 tahun telah
mengalami kekeruhan lensa.
Sejumlah kecil berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik.
Beberapa diantaranya bersifat kongenital dan dapat diturunkan.
Di negara-negara maju pembedahan katarak dilakukan ketika gejala visual
mengganggu kualitas hidup. Lebih dari 1 juta operasi katarak telah dilakukan di Amerika
Serikat setiap tahunnya. Terhitung 17 juta kasus kebutaan yang dapat diatasi dengan
dilakukannya operasi katarak ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan sebuah program yang
dinamakan Project 2020 untuk mengatasi masalah ini, tujuannya untuk menghilangkan
katarak sebagai penyebab kebutaan pada tahun 2020.(20,21,22)

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA


Lensa merupakan sistem optik dibentuk dari sel-sel yang berasal dari permukaan
ektodermis, mempunyai susunan sel-sel dengan keteraturan yang sangat menakjubkan
sehingga bersifat transparan. Kekuatan refraksi lensa sebesar 15-20 dioptri (lebih kecil
dibandingkan kornea yang besarnya 43 dioptri), tetapi mempunyai kemampuan untuk
berubah bentuk saat akomodasi berkat bantuan otot-otot siliaris. Kemampuan akomodasi
ini semakin menurun dengan bertambahnya usia, yaitu sebesar 8 dioptri pada usia 40 tahun
menjadi 1-2 dioptri pada usia 60 tahun. Untuk kepentingan metabolismenya, lensa
mendapat asupan dari cairan akuos dan vitreus.
Lensa dibungkus oleh kapsul dan bentuknya bikonveks, dimana kelengkungan
permukaan posterior lebih besar dengan radius kurvatura 10.0 mm (kisaran : 8.0-14.0 mm)
dibandingkan permukaan anterior dengan radius kurvatura 6.0 mm (kisaran : 5.4-7.5 mm).
Pada orang dewasa, diameter lensa sekitar 9 mm dengan ketebalan anterior-posterior 4-5
mm. Berat lensa berkisar antara 125-400 mg. Pada katarak senilis rata-rata berat lensa
adalah sekitar 225 mg.
Dari segi kepentingan bedah katarak, lensa dapat dibagi menjadi beberapa
komponen, yang jika diurut dari bagian yang paling luar ke arah dalam adalah : 1). Kapsul,
2). Sel epitel lensa, 3). Korteks, dimana bagian korteks yang dekat dengan nukleus
dinamakan epinukleus dan 4). Nukleus.
Kapsul lensa merupakan membran basal yang dihasilkan oleh sel epitel lensa,
dimana komposisi terbanyak adalah kolagen tipe IV. Ketebalan kapsul lensa ini bervariasi,
paling tebal pada daerah ekuator (17-28 um) dan paling tipis pada polus posterior (2-4
um).(19,21,23,24)

2.2 ZONULA ZINNI DAN CORPUS VITREUS


Pada kapsul melekat zonula lensa. Zonula zinni akan memegang agar lensa berada
pada tempatnya, sedangkan ujung zonula zinni lainnya melekat pada bagian yang tidak
berpigmen dari epitel processus ciliaris.
Perlekatan zonula zinni pada kapsul adalah 1,5-2,5 mm kearah anterior, dimana
pada bagian anterior ini terdapat sekitar 80-120 serabut zonula. Di ekuator lensa juga
terdapat perlekatan dari zonula zinni sebanyak 40-60 serabut zonula, sedangkan kearah

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

posterior perlekatan zonula zinni ini antara 1.00-1.50 mm dari daerah ekuator lensa dengan
jumlah serabut zonula antara 100-170 buah.
Volume total bola mata adalah sekitar 6,5 ml dan sebagian besar (80 %)
merupakan volume vitreus (4-5 ml). Volume bilik mata depan, lensa dan bilik mata
belakang hanya mencakup 10 % dari volume total, sedangkan 10 % sisanya merupakan
volume dari organ intraokuler lain seperti : retina, badan siliar, koroid dan lain-lain.(19,23)

2.3 KLASIFIKASI KATARAK


Dari berbagai macam tipe katarak, yang paling banyak adalah katarak senilis (age
related cataracts). Diperkirakan lebih dari 75 % penderita berusia diatas 75 tahun
mengalami kekeruhan lensa. Secara umum katarak dibagi ke dalam beberapa klasifikasi :
(2,19,25)

1. Berdasarkan Anatomi:
a. Kortikal.
b. Nuklear.
c. Posterior subkapsular
2. Berdasarkan Etiologi:
a. Senilis.
b. Kongenital dan juvenilis.
c. Traumatik.
d. Berhubungan dengan penyakit intraokular : uveitis, glaukoma, dll.
e. Berhubungan dengan penyakit sistemik seperti gangguan metabolik,
ginjal, kulit, skeletal, sistem saraf pusat.
f. Disebabkan oleh noxious agen : radiasi ion, steroid, dll.

3. Berdasarkan maturitas :
a. Katarak immatur.
b. Katarak matur.
c. Katarak hipermatur.
d. Katarak Morgagnian.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

2.4 GEJALA DAN TANDA KATARAK


Gejala dan tanda umum katarak dapat digambarkan sebagai berikut :
-

Tajam penglihatan berkurang.

Penglihatan berkabut, berasap.

Menyebabkan rasa silau.

Dapat mengubah kelainan refraksi.

Penglihatan ganda.

Halo (warna disekitar sumber sinar).

Pada beberapa penderita tajam penglihatan yang diukur di ruangan gelap mungkin
tampak memuaskan, sementara bila tes tesebut dilakukan dalam keadaan terang maka
tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan
oftalmoskopi direk. Pemeriksaan lampu celah memungkinkan pemeriksaan katarak secara
rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak di
daerah nukleus, korteks atau sub kapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di
sub kapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak dapat
ditemukan, sebagai contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya
atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya.(3,21)

2.5 PEMBEDAHAN KATARAK


Indikasi dilakukan operasi katarak ada tiga yaitu memperbaiki penglihatan,
dimana sejauh ini merupakan indikasi paling umum dikarenakan penderita telah merasa
terganggu dalam mengerjakan aktifitas sehari-hari. Indikasi medis merupakan indikasi
kedua, dimana katarak mempengaruhi kesehatan mata misalnya pada glaukoma phakolitik
atau phakomorfik. Indikasi ketiga adalah indikasi kosmetik, sifatnya jarang.(20,24)
Pembedahan katarak bertujuan untuk mengeluarkan lensa yang keruh yaitu
dengan pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian lensa dengan implan plastik.
Kekuatan implan lensa intraokular yang akan digunakan dalam operasi dihitung

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea
secara optik. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara:
1. Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (ICCE), dimana seluruh lensa bersama dengan
pembungkus atau kapsulnya dikeluarkan. Diperlukan sayatan yang cukup luas dan
jahitan yang banyak (14-15 mm) sehingga penyembuhan lukanya memakan waktu
yang lama. Metode ini populer beberapa waktu yang lalu dan sekarang sudah
ditinggalkan.
2. Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (ECCE), dimana lensa yang keruh dikeluarkan
dengan meninggalkan pembungkus atau kapsul belakangnya. Teknik ini lebih modern
dimana memungkinkan dilakukan penanaman lensa pada bilik mata belakang dengan
teknik sayatan lebih kecil, sedikit jahitan dengan waktu penyembuhan yang lebih
pendek.
3. SICS (Small Incision Cataract Surgery).
4. Fakoemulsifikasi, dimana dilakukan pembedahan dengan cara mengisap lensa yang
keruh setelah pembungkusnya dibuka. Liquifikasi lensa menggunakan probe
ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil di kornea atau sklera
anterior. Pada teknik ini sayatan sangat kecil (2-3 mm), yang memerlukan hanya satu
jahitan atau tidak dijahit sama sekali. Waktu penyembuhan lebih cepat. Ini merupakan
teknik bedah katarak yang terbaru dan merupakan metode pilihan di negara-negara
barat.(3,21)
Bila telah dipertimbangkan untuk dilaksanakan operasi katarak maka diperlukan
pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk menentukan apakah ada kelainan yang menjadi
halangan untuk dilakukan pembedahan. Pemeriksaan ini akan memberikan informasi
rencana pembedahan selanjutnya. Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal berikut :

Gula darah.

Tekanan darah.

Elektro kardiografi.

Pemeriksaan rutin medik lainnya untuk keadaan fisik pra bedah.

Tekanan bola mata.

Uji ultra sonografi sken A..

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Keratometri.

Tekanan intra-okuli saat pembukaan bola mata diharapkan rendah, sehingga


dilakukan berbagai usaha untuk menurunkan tekanan intra-okuli.(3) Peningkatan tekanan
intra-okuli menimbulkan kecemasan tersendiri pada saat operasi berlangsung. Penurunan
tekanan intra-okuli preoperatif dapat mencegah resiko komplikasi pada saat operasi seperti
prolaps vitreus, perdarahan koroidal ekspulsif dan membuat kamera okuli anterior menjadi
dangkal.(4,22)

2.6 TEKANAN INTRA OKULI


Tekanan intra-okuli adalah hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di dalam
bola mata.

(5,6)

Ukuran rata-rata tekanan intra-okuli adalah 16 mmHg dengan tonometri

aplanasi dan 15,8 mmHg dengan tonometri Schiotz dengan kisaran normal pada populasi
umum adalah 10-21 mmHg.(7,8,9)
Ada tiga faktor yang menentukan tekanan intra-okuli: jumlah produksi akuos oleh
badan siliar, resistensi outflow akuos melewati sistem trabekular meshwork-kanali
schlemm serta tekanan vena episklera.(3) Akuos mempunyai fungsi sebagai pemberi nutrisi
kornea, iris dan lensa serta membantu mata mempertahankan bentuknya.(6)
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi tekanan intra okuli antara lain:

Genetik.
Tekanan intra okuli pada populasi umum ada kaitannya dengan keturunan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada sejumlah keluarga dekat
(first-degree relatives) pasien penderita glaukoma sudut terbuka
mempunyai tekanan intra okuli yang lebih tinggi dibandingkan populasi
umum.(11)

Umur.
Banyak penelitian menemukan hubungan positif antara tekanan intraokuli dan umur. Tetapi sebenarnya efek peningkatan tekanan intra-okuli
ini disebabkan oleh bertambahnya usia, meningkatnya denyut nadi dan
obesitas. Sebagai tambahan, sebuah tim investigasi menemukan bahwa
tekanan intra-okuli berbanding terbalik dengan usia pada sekelompok
pekerja Jepang.(11)

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Jenis kelamin.
Pernah dilaporkan bahwa wanita memiliki tekanan intra-okuli lebih tinggi
dibandingkan pria khususnya diatas umur 40 tahun. Tetapi hal ini belum
diperkuat oleh penelitian lain.(11)

Gangguan refraksi.
Sejumlah penelitian telah melaporkan tekanan intra-okuli lebih tinggi
pada individu myopia. Tekanan intra-okuli juga berhubungan dengan
panjang aksial.(11)

Ras.
Adanya keterkaitan antara ras tertentu dengan tekanan intra-okuli telah
diperkuat dengan adanya laporan yang mengatakan bahwa orang kulit
hitam mempunyai tekanan intra-okuli sedikit lebih tinggi dibandingkan
kulit putih.(14)

Variasi diurnal.
Variasi diurnal merupakan perubahan keadaan tekanan intra-okuli setiap
hari. Pada orang normal rata-rata variasi antara 3-6 mmHg sedangkan
pada penderita glaukoma dapat lebih tinggi. Umumnya tekanan intra-okuli
meninggi pada siang hari dan lebih rendah pada malam hari.(11)

Mengedip.
Mengedip dengan paksa menaikkan tekanan intra-okuli 10-90 mmHg.
Mengedip secara berulang-ulang menurunkan tekanan intra-okuli.(11)

Penyakit mata.
Beberapa penyakit mata seperti uveitis dan ablasio retina dapat
menurunkan tekanan intra-okuli.(14)

Sistemik.
Kondisi sistemik seperti hipertensi sistolik, kegemukan dan lain-lain dapat
menurunkan tekanan intra-okuli.(14)

Exercise.
Latihan yang berat dapat menurunkan sementara tekanan intra-okuli.
Fenomena ini setidaknya disebabkan oleh asidosis dan alterasi pada serum
osmolaliti.(11)

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

2.7 PERAN OBAT TERHADAP TEKANAN INTRA-OKULI


Perubahan angka pada tekanan intra-okuli dapat dikendalikan dengan obat-obat
yang mempunyai mekanisme kerja mempengaruhi penurunan tekanan intra-okuli. Obatobat ini dalam menurunkan tekanan intra-okuli harus mempunyai aksi pada dinamika
akuos humor. Mekanisme kerja obat-obat ini dapat melalui salah satu dari ketiga jalur
berikut :

Menurunkan produksi akuos humor.

Menaikkan aliran akuos humor melalui jalur trabekula.

Menaikkan aliran akuos humor melalui jalur uveo-skleral.(13,14)

Tabel 1: Obat-obatan yang digunakan pada pengobatan glaukoma (26)


KATEGORY
Cholinergic:
pilocarpine
demencarium
epinephrine
CAIs:
acetazolamide
methoxazolamide
ethoxzolamide
dorzolamide
Beta-adrenergic
antagonist::
propanolol
atenolol
betaxolol
timolol
Alpha-2-agonist:
clonidine
brimonidine
apraclonidine
Prostaglandins:
latanoprost

METODE
PEMBERIAN
Topikal

MEKANISME
KERJA
Mempengaruhi
outflow akuos humor

Oral dan
topikal
(dorzolamide)

Mengurangi produksi Lethargy, kehilangan nafsu


akuos humor
makan, batu ginjal, reaksi
pada kulit

Topikal

Mengurangi produksi Iritasi mata, bronkospasme,


akuos humor dan peningkatan pada Hartreemeningkatkan outflow Fock, bradikardia
akuos melalui uveo
skleral

Topikal

Mengurangi produksi Alergi, tidak efektif untuk 8


akuos humor
dan 12 jam terapi

Topikal

Meningkatkan outflow Iritasi ringan, stimulasi tubuh


akuos melalui uveo yang asing, ketidaknyamanan,
skleral
rasa panas pada mata,
meningkatkan pertumbuhan
bulu
mata,
irreversible
darkening of iris

EFEK SAMPING
Miosis, spasme siliaris, sakit
kepala, pandangan kabur,
iritasi lokal

Penting diketahui bahwa obat-obat tetes mata dapat diabsorbsi secara sistemis dan
masuk ke sirkulasi sistemik melalui konjungtiva, duktus nasolakrimalis dan mukosa
hidung dan terhindar dari metabolisme hati.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Beberapa obat yang diteteskan ke mata dapat mencapai level plasma relatif lebih
tinggi daripada jika diberikan melalui oral. Obat-obat seperti ini banyak tidak diterima
karena secara potensial dapat mengakibatkan hal yang fatal.(14)

2.7.1

ACETAZOLAMIDE
Acetazolamide pertama sekali digunakan sebagai diuretik pada tahun 1953, dan

baru dipublikasikan secara farmakologi pada tahun 1954. Pada tahun yang sama,
penggunaan Acetazolamide secara oral telah diperkenalkan untuk menurunkan tekanan
intra-okuli bagi penderita glaukoma.(15)
Acetazolamide termasuk ke dalam obat-obatan yang disebut karbonik anhidrase
inhibitor. Karbonik anhidrase adalah suatu kimia dalam tubuh yang berperan menghasilkan
dan mengurai asam karbonat yang salah satu hasilnya adalah bikarbonat. Bikarbonat
memegang peranan penting dalam produksi cairan yang mengisi bagian belakang bola
mata (akuos humor). Acetazolamide mempunyai aksi menghambat kerja enzim karbonik
anhidrase (carbonic anhidrase inhibitor) yang pada akhirnya menurunkan produksi
bikarbonat. Dengan menurunkan produksi bikarbonat, Acetazolamide menurunkan jumlah
akuos humor yang diproduksi oleh mata. Hal ini berakibat turunnnya tekanan intra-okuli
seperti pada keadaan glaukoma. Acetazolamide juga dipakai sebagai pengobatan kejang
epilepsi, hipertensi intrakranial benigna, mountain sickness, cystinuria dan dural ectasia.
(16,27,28,29,30)

Acetazolamide

adalah

2-acetamido-1,3,4-thiadiazole-5-sulfonamide,

N-(5-

sulfamyl-1,3,4-thiadiazole-2-yl) acetamide, dengan rumus molekul C4H6N4O3S2, berat


molekul 222.24, dengan waktu paruh 3-9 jam. Ini merupakan asam lemah dengan nilai
peruraian konstan (pKa) 7.2, sangat sedikit larut dalam air (0,72 mg/mL), sangat sedikit
larut dalam alkohol (3.93 mg/mL) dan aseton, hampir tidak dapat larut dalam karbon
tetraklorida, kloroform dan ether.(15,27,28)
Rumus kimia acetazolamide adalah sebagai berikut:
H2NO2S

NHCOCH3

S
N

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Acetazolamide berwarna putih sampai sedikit putih kekuning-kuningan, berbutir,


berbentuk tepung yang tidak berbau. Setiap tablet terdiri dari 125 mg atau 250 mg dan
komposisi inaktifnya berupa

croscarmellose sodium, magnesium stearate, micro-

crystalline cellulose, pregelatinize starch, sodium lauryl sulfate.(28,31,32)


Acetazolamide juga tersedia dalam bentuk 500 mg sustained release (SR) tablet.
Sustained release tablet mempunyai aksi yang lebih lama untuk menghambat pengeluaran
akuos humor selama 18-24 jam setelah pemberian dimana pada tablet biasa hanya selama
8-12 jam. Konsentrasi Acetazolamide dalam darah paling tinggi terjadi antara 3-6 jam
setelah pemberian sustained release, sedangkan tablet biasa 1-4 jam setelah pemberian.
Tablet 250 mg diberikan 4x sehari dapat menurunkan tekanan intra-okuli hampir sama
dengan pemberian 500 mg SR 2x sehari (pagi dan sore). Total dosis yang dianjurkan per
hari adalah 8-30 mg/kg dalam dosis terbagi. Meskipun ada penderita yang respon pada
dosis rendah, kisaran optimumnya dari 375-1000 mg/hari. Pemberian dosis lebih dari 1000
mg/hari tidak memberikan efek yang bermanfaat.(30,31,32,33)
Acetazolamide membentuk ikatan yang kuat dengan karbonik anhidrase dan
konsentrasi tertinggi dijumpai pada jaringan-jaringan yang mengandung enzim tersebut,
khususnya sel darah merah dan korteks ginjal.(15)
Obat ini dapat dimakan bersama makanan atau susu untuk menurunkan rasa tidak
enak di perut. Efek samping dari obat ini berupa pusing, lightheadedness (khususnya pada
hari-hari pertama konsumsi), pandangan kabur dan transien miopia pernah dilaporkan
(keluhan hilang setelah obat dihentikan), kehilangan nafsu makan, gatal-gatal, mual,
muntah, telinga berdenging, sakit kepala dan lemas juga dapat dirasakan. Efek lain yang
ditimbulkan tetapi jarang adalah kejang otot, sakit pada kerongkongan, kulit memerah,
perdarahan yang tidak biasa, tangan atau kaki bergetar, reaksi alergi.(27,28,33,34)
Pemberian obat ini tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat penyakit
kadar sodium atau potasium yang rendah, penderita yang alergi terhadap obat sulfa,
penyakit ginjal, gangguan kelenjar adrenal, penyakit paru, diabetes, alergi serta dapat
meningkatkan pembentukan batu ginjal kalsium oksalat dan kalsium phospat, juga kontra
indikasi pada penderita dengan sirosis dikarenakan resiko terjadinya hepatik ensefalopati.
Penderita akan mengalami sering buang air kecil sehingga dianjurkan untuk minum banyak
cairan untuk menghindari dehidrasi dan sakit kepala. Peningkatan dosis akan menurunkan
diuresis akan tetapi meningkatkan insiden mengantuk dan atau parestesia. Pada ibu hamil,

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

obat ini dianjurkan untuk tidak dikonsumsi jika tidak begitu diperlukan dikarenakan obat
ini dapat masuk ke air susu.(16,27,31,33,34)
Acetazolamide harus sangat hati-hati bila dikonsumsi bersamaan dengan aspirin
dosis tinggi karena kombinasi ini akan menimbulkan anoreksia, takipnea, letargi, koma dan
dapat berakibat fatal (kematian pernah dilaporkan). Jika dikonsumsi dengan berbagai obat,
efek ini dapat meningkat, menurun atau berubah seperti pada obat-obat : Amitriptyline,
Amphetamine, Aspirin, Cyclosporin, Lithium, Methenamine, obat oral diabetes (
Micronase), Quinidine.(16,28,33)
Tidak ada laporan mengenai kasus overdosis maupun keracunan akut akibat
pemakaian Acetazolamide pada manusia.(28)

2.7.2 BETAXOLOL HCl


Betaxolol disahkan oleh Lembaga Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)
untuk penggunaan tetes mata 0,5 % pada tahun 1985 dan tetes mata 0,25 % pada tahun
1989.(35)
Betaxolol HCl adalah suatu kardioselektif beta adrenergik bloker reseptor, di
dalam suatu formula resin steril. Betaxolol HCl ini berwarna putih, berbentuk tepung
kristal dengan berat molekul 343.89, larut dalam air, etanol, kloroform dan metanol serta
mempunyai pKa 9.4. Struktur kimianya sebagai berikut :

(CH3)2CHNHCH2CHCH2O

CH2CH2OCH2

HCl

OH

Formula

empirisnya

C18H29NO3HCl

dengan

nama

(cyclopropylmethoxy)ethyl]phenoxy]-3-(isopropylamino)-2-propanol

kimia

()-1-[p2-

hydrochloride.

Bioavaibilitas Betaxolol 89 % dengan onset dalam 30 menit dan puncaknya 2 hari.


(36,37,38,39)

Betaxolol HCl , suatu kardioselektif (beta-1 adrenergik) reseptor bloker, tidak


memiliki aktifitas membran-stabilisasi yang signifikan (lokal anestesi) dan sama sekali
tidak mempunyai aksi simpatomimetik. Secara oral beta adrenergik bloker ini menurunkan
kardiak output pada penderita sehat dan penderita sakit jantung. Pada penderita dengan

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

fungsi miokard yang lemah, beta adrenergik reseptor antagonis dapat menginhibisi efek
stimulator simpatis yang penting untuk memelihara fungsi jantung secara adekuat.(36,40)
Jika diteteskan pada mata, Betaxolol HCl memiliki kerja menurunkan tekanan
intra-okuli, dengan atau tanpa glaukoma. Tetes mata Betaxolol HCl mempunyai efek
minimal pada paru dan kardiovaskular.(18,26,36)
Betaxolol HCl mempunyai aksi menurunkan peningkatan tekanan intra-okuli dan
mekanisme aksi hipotensi kelihatannya akibat pengurangan produksi akuos. Efek awal
Betaxolol HCl terlihat dalam 30 menit dan efek maksimal biasanya terlihat 2 jam setelah
penetesan obat. Dosis tunggal menyebabkan pengurangan tekanan intra-okuli selama 12
jam.(18,36,41)
Betaxolol HCl terbukti efektif dalam menurunkan tekanan intra-okuli dan dapat
dipakai oleh penderita glaukoma sudut terbuka kronik serta hipertensi okuli. Betaxolol HCl
juga dapat dipakai tersendiri atau dikombinasikan dengan obat-obatan penurun tekanan
intra okuli lainnya.(36,42,43)
Kontra indikasi pemakaian Betaxolol HCl seperti pada penderita sinus bradikardi,
atrioventrikular blok tingkat lanjut, syok kardiogenik atau penderita gagal jantung.(18,36)
Penetesan beta adrenergik bloker dapat diabsorbsi secara sistemik. Reaksi
merugikan yang ditemukan dalam pemberian sistemik beta adrenergik bloker sama saja
dengan pemberian secara penetesan. Sebagai contoh, reaksi respiratori berat dan reaksi
jantung, termasuk kematian akibat bronkospasme pada penderita asma, dan beberapa kasus
kematian yang jarang akibat gagal jantung, telah dilaporkan akibat pemberian beta
adrenergik bloker secara tetes.(36)
Pada studi klinis, Betaxolol HCl terbukti memiliki efek yang kecil pada detak
jantung dan tekanan darah. Namun penderita dengan riwayat gagal jantung dan blok
jantung harus berhati-hati menggunakan obat ini. Pemberian Betaxolol HCl harus
dihentikan saat tanda awal gagal jantung mulai terlihat. Secara umum, pemberian
Betaxolol HCl harus diawasi oleh dokter terutama pada penderita diabetes mellitus,
tirotoksikosis, lemah otot, penderita yang mengalami operasi besar dan gangguan paruparu.(18,36,44)
Potensi kecanduan dapat timbul pada penderita yang mengkonsumsi beta
adrenergik bloker secara oral dan tetes. Pengawasan terhadap pasien sebaiknya dilakukan

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

bila beta bloker diberikan pada pasien yang menerima obat-obatan catecholamin-depleting
seperti reserpin, karena potensi kecanduan dan timbulnya hipotensi dan atau bradikardi.(36)
Pasien dengan riwayat atopi atau reaksi anafilaksis berat kemungkinan menjadi
lebih sensitif terhadap alergennya dengan menggunakan obat ini, sehingga mereka menjadi
kurang responsif terhadap dosis obat-obatan alergi yang biasa mereka pakai.
Reaksi merugikan pada mata karena pemakaian obat ini berupa : pandangan
kabur, keratitis punktata, sensasi benda asing, fotofobia, mata berair, gatal, mata kering,
eritema, peradangan, mata meradang, sekret, penurunan tajam penglihatan dan mata keras.
Sedangkan reaksi sistemik yang ditimbulkan seperti : kardiovaskular (bradikardi, blok
jantung dan gagal jantung kongestif), paru-paru (dyspnea, bronkospasme, asma dan gagal
nafas), sistem saraf pusat (insomnia, pusing, vertigo, depresi, letargi dan peningkatan tanda
serta gejala miastenia gravis), dan lain-lain (bintik-bintik merah, nekrolisis toksik
epidermal, rambut rontok dan glositis).(36,42,43,45) Melalui penelitian ekstensif, Betaxolol
HCl dianggap aman secara umum. Kebanyakan efek sampingnya ringan dan sementara
serta tidak memerlukan penanganan khusus. Penelitian di Amerika Serikat, kasus
bradikardia dan pusing hanya dilaporkan sedikit lebih besar dari 5 % (8.1 % dan 6.5 %).
Dalam penelitian skala luas, meliputi 4685 pasien penggunaan Betaxolol HCl sebagai
terapi anti hipertensi, efek kelelahan merupakan alasan utama diberhentikannya terapi (2 %
pasien).(46)
Tidak ada sebarang informasi yang mengatakan telah terjadi overdosis pada
manusia dengan penggunaan obat ini. Dosis letal oral berkisar antara 350-920 mg/kg pada
tikus rumah dan 860-1050 mg/kg pada tikus besar. Efeknya berupa bradikardi, hipotensi
dan gagal jantung akut.(18,36,39)
Dosis pemberian yang dianjurkan 1-2 tetes 2x sehari. Pada beberapa pasien,
respon penurunan tekanan intra-okuli baru stabil dalam beberapa hari. Jika tekanan intraokuli tidak turun seperti yang diharapkan, terapi dapat digabung dengan obat-obat
miotikum, dan atau epinefrin, dan atau karbonik anhidrase inhibitor.(18,36,45,47)

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB III
KERANGKA OPERASIONAL

3.1 KERANGKA OPERASIONAL

Penderita memenuhi kriteria

Kelompok I

Kelompok II

Tablet Acetazolamide 250 mg

Tetes Betaxolol HCl 0,5 %

Jam 13.00 : 1 tablet

Jam 18.00 : 1 tetes

Jam 14.00 : T I O

Jam 19.00 : T I O

Jam 21.00 : 1 tablet

Jam 06.00 : 1 tetes

Jam 22.00 : T I O

Jam 07.00 : T I O

Jam 06.00 : 1 tablet

Jam 07.00 : T I O

Perbandingan Penurunan IOP

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

3.2 DEFINISI OPERASIONAL


3.2.1 Tekanan intra-okuli merupakan hasil pengukuran tekanan cairan yang berada di
dalam bola mata.
3.2.2 Betaxolol HCl adalah golongan B1 selektif (cardioselective) adrenergik reseptor
yang bekerja menurunkan tekanan intra-okuli dengan menekan produksi akuos
humor.
3.2.3 Acetazolamide adalah suatu karbonik anhidrase inhibitor, efektif di dalam mengatur
sekresi cairan. Pada mata, kerja inhibisi ini menurunkan sekresi akuos humor dan
menghasilkan penurunan tekanan intra-okuli.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 RANCANGAN PENELITIAN


Rancangan penelitian adalah rancangan eksperimental ulang, yang juga disebut
pretest-posttest control group design.

4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK-USU/SMF Penyakit
Mata ( RSUP. Haji Adam Malik Medan ).
Penelitian dilakukan mulai bulan November 2007 sampai bulan Januari 2008.
Jadwal Penelitian:
Bulan
Apr
UJP
PRO
P
PL
PR
Keterangan

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

UJP : Usulan Judul Penelitian ; PRO : Proposal Penelitian; P : Penelitian ;


PL : Penyusunan Laporan ; PR : Presentasi

4.3 BAHAN PENELITIAN


Penelitian dilakukan terhadap semua penderita yang telah didiagnosa katarak
senilis yang akan menjalani operasi di RSUP. Haji Adam Malik Medan.

4.3.1

Kriteria Inklusi.
-

Penderita katarak dengan :

tajam penglihatan 3/60 pada satu atau kedua mata.

usia 40 tahun.

jenis kelamin pria atau wanita.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

4.3.2

Tekanan intra-okuli normal.

Tidak ditemukan kelainan pada segmen anterior.

Kriteria Eksklusi.
-

Penderita katarak dengan tajam penglihatan >3/60 pada satu atau kedua
mata.

Tekanan intra-okuli yang tinggi.

Katarak komplikata.

Penderita dengan riwayat diabetes dan hipertensi.

4.4 UKURAN SAMPEL


Ukuran sampel penelitian adalah sebagai berikut:
-

Kelompok I berjumlah 15 orang,yang diberi tablet Acetazolamide 250mg


3x1 tab/hari.

Kelompok II berjumlah 15 orang,yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5


% 2x1 tetes/hari.

Seluruh penderita berjumlah 30 orang.

Rancangan sampel adalah berpasangan.

4.5 VARIABEL YANG DIAMATI


Variabel yang diamati dalam penelitian adalah:
-

Nilai tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian tablet


Acetazolamide 250 mg.

Nilai tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian tetes mata


Betaxolol HCl 0,5 %.

4.6 ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat-alat yang digunakan adalah:
-

Snellen Chart.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Slit Lamp Biomikroskopi.

Funduskopi Direk.

Tonometer Schiotz dengan 2 pemberat yaitu 5,5 gram & 10 gram.

Obat yang digunakan :


-

Tetes mata Pantocain 2 %.

Tetes mata Chloramphenicol 1 %.

Tablet Acetazolamide 250 mg.

Tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.

4.7 CARA PENELITIAN


A. Penderita dilakukan pencatatan :
-

Nama.

Jenis kelamin.

Umur.

Suku.

Tajam penglihatan.

Pemeriksaan tekanan intra-okuli dengan tonometer Schiotz.

Pemeriksaan dengan slit lamp biomikroskopi untuk segmen anterior.

Pemeriksaan segmen posterior dengan funduskopi.

B. Penderita yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok.


-

Kelompok I diberi tablet Acetazolamide 250 mg.

Kelompok II diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.

C. Perlakuan untuk kelompok I dan II.


1. Untuk kelompok I:
a) pada kunjungan ke poliklinik mata dilakukan pemeriksaan
lengkap, kemudian dirawat inapkan.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

b) penderita diberi tablet Acetazolamide 250 mg pada pukul 13.00 ;


21.00 ; 06.00 ; kemudian 1 jam setelah setiap kali pemberian obat
diukur kembali TIO.
2. Untuk kelompok II :
a) pada kunjungan ke poliklinik mata dilakukan pemeriksaan
lengkap, kemudian dirawat inapkan.
b) penderita diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % pada pukul 18.00
; 06.00 kemudian 1 jam setelah setiap kali penetesan diukur
kembali TIO.
D. Cara pemeriksaan tekanan intra-okuli dengan Tonometer Schiotz.
-

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan intra-okuli adalah Tonometer


Schiotz dengan cara penderita berbaring terlentang agar mendapatkan posisi
kornea horizontal.

Dagu dan dahi harus terletak pada satu bidang horizontal.

Mata yang akan diperiksa diberi tetes anestesi topikal.

Tonometer ditera pada tes blok (jarum menunjukkan angka nol).

Pada pemeriksaan digunakan beban terkecil 5,5 dan terbesar 10 gram.

Kemudian foot plate disucihamakan dengan alkohol 70 %.

Kedua mata difiksasi dengan melihat lurus keatas dan tonometer dipegang
vertikal beberapa saat sedikit diatas, tepat ditengah kornea setelah
sebelumnya kelopak mata penderita dibuka secukupnya dengan tidak
menekan bola mata.

Setelah mata penderita dapat menyesuaikan, tonometer diturunkan pelanpelan sampai footplate menyentuh kornea dan bersamaan ini handle
diturunkan sampai ditengah silinder.

Nilai tekanan intra-okuli dikonversi pada tabel kalibrasi.

4.8 PENGOLAHAN DATA


Seluruh data yang dikumpulkan, diolah, dianalisa dengan analisis kovarians dan
dideskripsikan.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

4.9 LANDASAN ETIK PENELITIAN


-

Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh Departemen Ilmu


Kesehatan Mata FK USU / SMF Penyakit Mata (RSUP Haji Adam Malik
Medan).

Penelitian ini juga mendapat izin dari bagian Pendidikan dan Penelitian
RSUP Haji Adam Malik Medan.

Dari segi etik, penelitian ini harus ada ethical clearance dari Komisi Etik
Penelitian Kesehatan FK-USU.

4.10 PERSONALIA PENELITIAN


Peneliti

: dr. T. Siti Harilza Zubaidah.

Pembantu penelitian : Residen Mata FK USU dan Paramedis SMF Penyakit


Mata (RSUP Haji Adam Malik Medan).

4.11 BIAYA PENELITIAN


Biaya penelitian ditanggung sendiri oleh peneliti.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN


Penelitian dilakukan dari bulan November 2007 sampai Januari 2008, dikumpulkan
30 mata dari 30 penderita katarak yang datang ke Poliklinik Mata di RSUP Haji Adam
Malik Medan. Penderita ditetapkan setelah didiagnosa katarak senilis dan direncanakan
menjalani operasi.
Kelompok I sebanyak 15 penderita diberi tablet Acetazolamide 3 x 250 mg / hari
dan kelompok II sebanyak 15 penderita diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2 x 1 tetes /
hari. Penentuan pemberian obat untuk kelompok I dan kelompok II dengan menggunakan
rancangan acak random tersamar ganda. Disediakan 30 amplop dalam kondisi tertutup, 15
amplop berisi perlakuan dengan tablet Acetazolamide dan 15 amplop lagi berisi perlakuan
dengan tetes mata Betaxolol HCl. Setiap penderita yang memenuhi kriteria disuruh
mengambil 1 amplop. Begitu seterusnya hingga jumlah sampel terpenuhi.

Distribusi Jenis Kelamin.


Tabel 1 : Distribusi karakteristik menurut jenis kelamin.
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Pemberian Obat
Acetazolamide
Betaxolol HCl 0,5
250 mg
%
n
%
n
%
9
64,3
5
35,7
10
62,5
6
37,5

Jumlah
n

14
16

100,0
100,0

Pada tabel 1 tampak jumlah penderita perempuan lebih banyak dibandingkan lakilaki dimana 10 orang mendapat tetes mata (62,5 %) sedangkan 6 orang (37,5 %) mendapat

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

tablet. Jumlah laki-laki yang mendapat tablet 9 orang (64,3 %) dan yang mendapat tetes
mata 5 orang (37,5 %).

Distribusi Umur.
Tabel 2 : Distribusi karakteristik menurut umur.
Umur

40-49 thn
50-59 thn
60-69 thn
70 thn

Pemberian Obat
Acetazolamide
Betaxolol HCl 0,5
250mg
%
n
%
n
%
3
60,0
2
40,0
3
75,0
1
25,0
6
42,9
8
57,1
4
57,1
3
42,9

Jumlah
n
5
4
14
7

%
100,0
100,0
100,0
100,0

Jumlah terbanyak penderita katarak senilis didapati pada kelompok umur 60-69
tahun yaitu sebanyak 14 orang dimana 8 orang (57,1 %) mendapat tablet dan 6 orang (42,9
%) mendapat tetes mata. Jumlah penderita katarak paling sedikit terdapat pada kelompok
umur 50-59 tahun yakni sebanyak 4 orang.

Distribusi Suku Bangsa.


Tabel 3 : Distribusi karakteristik menurut suku bangsa.
Suku Bangsa

Mandailing
Jawa
Karo
Batak
Melayu
Minang
Pak-Pak
Aceh

Pemberian Obat
Acetazolamide
Betaxolol HCl 0,5
250 mg
%
n
%
n
%
4
80,0
1
20,0
3
42,9
4
57,1
2
33,3
4
66,7
6
85,7
1
14,3
2
100,0
0
0
0
0
1
100,0
1
100,0
0
0
0
0
1
100,0

Jumlah
n
5
7
6
7
2
1
1
1

%
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0

Terdapat 8 kelompok suku bangsa yang diperoleh dari 30 penderita katarak yang
tampak pada tabel 3 diatas. Suku Jawa dan Batak mempunyai jumlah terbanyak (masing-

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

masing 7 orang) sedangkan suku Minang, Pak-Pak dan Aceh merupakan jumlah terkecil
yaitu masing-masing 1 orang. .

Distribusi Tajam Penglihatan Mata Kanan (OD).


Tabel 4 : Distribusi karakteristik menurut tajam penglihatan (OD).
Visus OD

3/60
1,5/60
1/60
< 1/60

Pemberian Obat
Acetazolamide
Betaxolol HCl 0,5
250 mg
%
n
%
n
%
1
100,0
0
0
1
100,0
0
0
3
60,0
2
40,0
6
50,0
6
50,0

Jumlah
n
1
1
5
12

%
100,0
100,0
100,0
100,0

Pada tabel 4 diatas jumlah terbanyak penderita katarak terdapat pada kelompok
visus OD < 1/60 yaitu sebanyak 12 orang dimana 6 orang (50 %) mendapat tablet dan 6
orang lagi mendapat tetes mata (50 %).

Distribusi Tajam Penglihatan Mata Kiri (OS).


Tabel 5 : Distribusi karakteristik menurut tajam penglihatan (OS).
Visus OS

2/60
1/60
< 1/60

Pemberian Obat
Acetazolamide
Betaxolol HCl 0,5
250 mg
%
n
%
n
%
2
50,0
2
50,0
1
100,0
0
0
2
33,3
4
66,7

Jumlah
n
4
1
6

%
100,0
100,0
100,0

Pada penderita katarak dengan kelompok visus OS < 1/60, yang mendapat tablet
sebanyak 4 orang (66,7 %) dan yang mendapat tetes mata ada 2 orang (33,3 %). Jumlah
terkecil tampak pada kelompok visus 1/60 yaitu sebanyak 1 orang (100 %).

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 6 : Perubahan TIO OD Penderita Katarak Yang Diberi Perlakuan


Dengan Uji t berpasangan.
P
n
x SD
Acetazolamide
T0 T1
9
3,56 2,651
0,004*
T1 T2
8
0,25 3,454
0,844
T2 T3
8
5,50 3,505
0,003*
Betaxolol HCl
X0 X1
10
3,00 1,700
0,0001*
X1 X2
10
4,50 3,408
0,002*
Pada tabel 6 diatas, pengukuran Acetazolamide awal hingga pengukuran pertama
menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,004), begitu juga dari pengukuran kedua
hingga pengukuran ketiga mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,003) sedangkan
dari pengukuran pertama hingga pengukuran kedua tidak mengalami penurunan yang
signifikan (p = 0,844).
Sedangkan pada Betaxolol HCl, pengukuran awal hingga pengukuran pertama
menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,0001), begitu juga dari pengukuran
pertama hingga pengukuran kedua mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,002).

20
19

Pengukuran awal
(13.00 WIB)

18
17

Pengukuran kedua
(22.00 WIB)

16
15

Means of TOD (mmHg)

14

Pengukuran pertama
(14.00 WIB)

13
12
11
Pengukuran ketiga
(07.00 WIB)

10
9
Waktu pengukuran

Gambar 1. Perubahan TIO OD yang diberi obat tablet.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

20
19

Pengukuran awal
(18.00 WIB)

18
17
16

Pengukuran pertama
(19.00 WIB)

15

Means of TOD (mmHg)

14
13
12
11
10

Pengukuran kedua
(07.00 WIB)

9
Waktu pengukuran

Gambar 2. Perubahan TIO OD yang diberi obat tetes.

Tabel 7 : Perubahan TIO OS Penderita Katarak Yang Diberi Perlakuan


Dengan Uji t berpasangan.
n
P
x SD
Acetazolamide
T0 T1
6
4,67 2,066
0,003*
T1 T2
4
0,50 2,380
0,703
T2 T3
4
5,25 1,500
0,006*
Betaxolol HCl
X0 X1
5
3,00 1,414
0,009*
X1 X2
5
4,00 2,915
0,037*
Pada tabel 7 tampak pengukuran Acetazolamide awal hingga pengukuran pertama
menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,003), begitu juga dari pengukuran kedua
hingga pengukuran ketiga mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,006) sedangkan
dari pengukuran pertama hingga pengukuran kedua tidak mengalami penurunan yang
signifikan (p = 0,703).
Pada Betaxolol HCl, pengukuran awal hingga pengukuran pertama menunjukkan
penurunan yang signifikan (p = 0,009), begitu juga dari pengukuran pertama hingga
pengukuran kedua mengalami penurunan yang signifikan (p = 0,037).

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

20
19

Pengukuran awal
(13.00 WIB)

18
17
16

Pengukuran kedua
(22.00 WIB)

15

Means of TOD (mmHg)

14
13

Pengukuran pertama
(14.00 WIB)

12
11
10

Pengukuran ketiga
(07.00 WIB)

9
Waktu pengukuran

Gambar 3. Perubahan TIO OS yang diberi obat tablet.

20
19

Pengukuran awal
(18.00 WIB)

18
17
16
15

Pengukuran pertama
(19.00 WIB)

Means of TOD (mmHg)

14
13
12
11

Pengukuran kedua
(07.00 WIB)

10
9
Waktu pengukuran

Gambar 4. Perubahan TIO OS yang diberi obat tetes.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Tabel 8 : Tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah pemberian obat serta


penurunan tekanan pada kedua kelompok penelitian.
Acetazolamide
Betaxolol HCl
No
T0
T3
P
No
X0
X2
P
1
21
12
9
1
19
11
8
2
18
10
8
2
16
6
10
3
19
14
5
3
14
11
3
4
19
8
11
4
21
6
15
5
19
10
9
5
17
11
6
6
19
10
9
6
19
10
9
7
19
10
9
7
16
8
8
8
19
12
7
8
15
8
7
9
19
7
12
9
21
12
9
10
21
16
5
10
16
12
4
11
19
12
7
11
14
7
7
12
19
7
12
12
17
10
7
13
21
11
10
13
14
7
7
14
19
11
8
14
16
12
4
15
16
8
8
15
18
12
6

Tabel 9 : Perhitungan statistik tekanan intra-okuli sebelum dan sesudah


pemberian obat serta penurunan tekanan pada kedua kelompok
penelitian dengan uji t test.
Tekanan intra-okuli

Kelompok
Perlakuan

X SD
n

T0/X0

T3/X2

Penurunan
n

X SD

Persentase
rata-rata
penurunan

1. TIO OD
Acetazolamide
250 mg
Betaxolol HCl
0,5 %
1. TIO OS
Acetazolamide
250 mg
Betaxolol HCl
0,5 %

9 19,440,882

9 11,222,587

9 8,22 2,279

42,28 %

10 17,102,601

10 9,602,221

10 7,503,274

43,86 %

6 18,67 1,633

9,50 2,168

6 9,17 1,941

49,12 %

5 16,40 1,817

9,40 2,702

5 7,00 2,236

42,68 %

Keterangan :
T0 : Pengukuran TIO awal sebelum pemberian Acetazolamide 250 mg.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

T1 : Pengukuran TIO pertama setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg .


T2 : Pengukuran TIO kedua setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg.
T3 : Pengukuran TIO ketiga setelah 1 jam pemberian Acetazolamide 250 mg.
X0 : Pengukuran TIO awal sebelum pemberian tetes Betaxolol HCl 0,5 %.
X1 : Pengukuran TIO pertama setelah 1 jam pemberian Betaxolol HCl 0,5 %.
X2 : Pengukuran TIO kedua setelah 1 jam pemberian Betaxolol HCl 0,5 %.
*

: Signifikan ( Terdapat perbedaan bermakna).

5.2 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5
% dibandingkan dengan tablet Acetazolamide 250 mg dalam menurunkan tekanan intraokuli pada pre-operasi katarak.
Yang diamati adalah penurunan tekanan intra-okuli 1 jam setelah tiap-tiap
pemberian 1 tablet Acetazolamide 250 mg dan 1 tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %.
Pada penelitian ini yang dimulai bulan November 2007 sampai Januari 2008,
peneliti mengambil 30 orang penderita katarak yang datang ke poliklinik mata RS. Haji
Adam Malik Medan dimana para penderita tersebut direncanakan untuk menjalani operasi
katarak.
Berdasarkan distribusi umur didapatkan bahwa penderita terbanyak pada rentang
usia 60-69 tahun. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua (age related cataract)
disebabkan pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti
merokok, radiasi ultraviolet.
Dari 30 penderita katarak tersebut, 14 orang berjenis kelamin laki-laki dan 16 orang
perempuan.
Delapan suku bangsa diperoleh pada penelitian ini dimana suku Jawa dan Batak
mempunyai jumlah terbanyak yaitu masing-masing 7 orang. Hal ini bisa disebabkan karena
suku Jawa dan suku Batak yang banyak berdomisili di kota Medan.
Pada distribusi menurut tajam penglihatan, diperoleh 18 penderita dengan visus
goyangan tangan (hand movement) dan 12 penderita dengan visus hitungan jari (counting
finger). Apabila tajam penglihatan semakin menurun dan memberi gangguan dalam
aktifitas sehari-hari sebaiknya dilakukan tindakan operasi katarak.(14,21)

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

Pengukuran Acetazolamide tablet dari T2-T3 mengalami penurunan yang sedikit


lebih besar, hal ini dipengaruhi oleh variasi diurnal (rata-rata pada orang normal 3-6
mmHg) ditambah pengaruh lambung yang kosong pada saat penderita mengkonsumsi obat
tersebut sehingga absorbsi obat lebih sempurna.(11)
Seperti tampak pada tabel 9, dengan menggunakan uji t, kelompok yang diberi
diberi tablet Acetazolamide 3x250 mg pada mata kanan mengalami penurunan 8,22
2,279 dengan persentase rata-rata penurunan sebesar 42,28 % sedangkan pada mata kiri
mengalami penurunan 9,17 1,941 dengan persentase rata-rata penurunan 49,12 %.
Kelompok yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes pada mata kanan
mengalami penurunan 7,50 3,274 dengan persentase rata-rata penurunan 43,86 % dan
pada mata kiri mengalami penurunan 7,00 2,236 dengan persentase rata-rata penurunan
42,68 %. Tetapi secara statistik, penurunan tekanan intra-okuli pada kelompok yang diberi
tablet Acetazolamide 3x250 mg dibandingkan penurunan tekanan intra-okuli pada
kelompok yang diberi tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes tidak berbeda nyata. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet Acetazolamide 3x250 mg sama efektifnya
dengan pemberian tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes didalam menurunkan tekanan
intra-okuli pada pre-operasi katarak.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Pengamatan yang dilakukan terhadap 30 penderita pre-operasi katarak pada
penelitian ini didapatkan bahwa :

Besarnya

penurunan

tekanan

intra-okuli

pada

pemberian

tablet

Acetazolamide 3x250 mg adalah 8,22 2,279 dengan rata-rata persentase


penurunan sebesar 42,28 % pada mata kanan sedangkan pada mata kiri
besarnya penurunan 9,17 1,941 dengan rata-rata persentase penurunan
49,12 %.

Besarnya penurunan tekanan intra-okuli pada pemberian tetes mata


Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes mata kanan adalah 7,50 3,274 dengan
rata-rata persentase penurunan sebesar 43,86 % sedangkan pada mata kiri
besarnya penurunan 7,00 2,236 dengan rata-rata persentase penurunan
sebesar 42,68 %.

Berdasarkan analisa statistik, penurunan tekanan intra-okuli pada


pemberian kedua jenis obat tersebut tidak berbeda nyata.

6.2 SARAN

Mengingat

banyak

efek

samping

yang

ditimbulkan

oleh

tablet

Acetazolamide seperti gatal-gatal, mual, muntah, kehilangan nafsu makan,


telinga berdenging, sakit kepala, pandangan kabur, pusing dan lain-lain
maka disarankan menggunakan tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % sebagai
alternatif untuk menurunkan tekanan intra-okuli pada pre-operasi katarak.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

BAB VII
RINGKASAN

Telah dilakukan penelitian terhadap 30 penderita katarak yang akan menjalani


operasi di RSUP Haji Adam Malik Medan yang dibagi kedalam dua kelompok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tetes mata Betaxolol HCl 0,5 %
dibandingkan dengan tablet Acetazolamide 250 mg terhadap penurunan tekanan intra-okuli
pada pre-operasi katarak.
Analisa statistik dengan menggunakan uji t berpasangan antara dua kelompok
pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Pemberian tetes mata Betaxolol HCl 0,5 % 2x1 tetes sama efektifnya dengan
pemberian tablet Acetazolamide 3x250 mg didalam menurunkan tekanan intra-okuli pada
pre-operasi katarak.
Bila ditinjau dari segi harga, 1 botol Betaxolol HCl 0,5 % dijual dengan harga Rp.
35.000 berisi 5 ml, ekuivalen dengan 100 tetes. Jadi biaya setiap penetesan adalah Rp.350
(2 x penetesan = Rp.750). Sedangkan 1 tablet Acetazolamide 250 mg dijual dengan harga
Rp. 2.300 (3 x pemberian = Rp. 6.900).
Tablet Acetazolamide tersedia bagi penderita pemegang kartu Askes dan Askeskin
sedangkan tetes mata Betaxolol HCl tidak demikian.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA

1.

Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Didalam:Ilyas Sidharta, Ilmu


Penyakit Mata, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta;2002:p.207208.

2.

Pathology. In:Basic Clinical Science Course. Lens and Cataract, Section 11,
American Academy of Ophthalmology;2005-2006:p.45.

3.

Menerangkan Diagnosa Katarak Pada Yang Bersangkutan. Didalam:Ilyas Sidharta,


Katarak Lensa Mata Keruh, Edisi kedua, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta;2006:p.23-24,27,29,31-33.

4.

The Lens. In:Miller SJH, Parsons Disease of The Eye, Churchill Livingstone,
Edinburgh;2006:p.195,202-203.

5.

Intraocular Pressure. Available from:http://en.wikipedia.org/wiki/ intraocularpressure.

6.

Intraocular Pressure. Available from:http://www.eyemdlink.com/ Test.asp?Test


ID=16.

7.

Introduction to Glaucoma:Terminology,Epidemiology and Heredity. In:Basic


Clinical Science Course. Glaucoma, Section 10, American Academy of
Ophthalmology;2000-2001:p.5,18-19.

8.

The Eye Examination. In:Cynthia AB, editor, Basic Ophthalmology, 7th edition,
American Academy of Ophthalmology;2005:p.16-17.

9.

Solomon

SI,

Intraocular

Pressure.

In:Solomon

SI,

Aqueous

Humor

Dynamics.Available from :http://www.nyee.edu/pdf/solomonaqhumor.pdf.


10.

Glaucoma. In.Friedman,Kaiser,Trattler, Review of Ophthalmology, Elsivier


Saunders, Philadelphia;2005:p.260

11.

Intraocular Pressure. In:Becker & Shaffer,Robert LS,Marc FL,Michael VD,


Diagnosis and Therapy of the Glaucoma, 7th edition, Mosby Inc.St.Louis,
Missouri;2004:p.74-79.

12.

Pemeriksaan Mata Pada Glaukoma. Didalam:Ilyas Sidharta, Glaukoma (Tekanan


Bola Mata Tinggi), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta;2001:p.14;39.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

13.

Pemeriksaan Mata Pada Glaukoma-Obat-Obat Pada Glaukoma. Didalam:Ilyas


Sidharta, Glaukoma Tekanan Bola Mata Tinggi, Edisi ketiga, Sagung Seto,
Jakarta;2007:p.16,66-67.

14.

Qomariyati NA. Uji Banding Penurunan Tekanan Intra-Okuli Pemberian Timolol


Maleat 0,5 % dengan Xalatan ) 0,005 % Pada Glaukoma Sekunder Sudut Tertutup
Penderita Katarak Imatur. Tesis. Medan 2000.

15.

Anil KS,Indu PK,Alka G,Deepika A. Novel Approaches for topical Delivery of


Acetazolamide. Available from:http://www.pharmtech.com

16.

Diamox. Available from:http://www.netdoctor.co.uk/medicines/ 100000751.html.

17.

Nukman E. Perbandingan Efektifitas Obat Tetes Mata Timolol Maleat 0,5 % dan
Metipranolol 0,3 % Dalam Menurunkan Tekanan Intra Okular Pada Penderita
Glaukoma Sudut Terbuka Primer. Tesis. Medan.

18.

The

Eye

Digest.

Betoptic

S.

Available

from:http://www.agingeye.net/

glaucoma/betoptic.htm
19.

Manuel BD, Benjamin VM, Cataract:Clinical Types. In:Tasman W,Jaeger AE,


editors, Duanes Clinical Ophthalmology, volume 1, Lippincott Williams and
Wilkins, Philadelphia;2004:p.1-2.

20.

Siregar KI. Hasil dan Evaluasi Operasi Katarak Dengan Teknik ECCE Oleh
Residen di RSUP.H.Adam Malik Medan Periode 2005-2006. Tesis. Medan 2006.

21.

Lensa dan Katarak. Didalam:Bruce J,Chris C,Anthony B, Leture Notes


Oftalmologi, Edisi 9, Penerbit Airlangga, Jakarta;2003:p.76-79,84.

22.

Jeff KG,Jonathan HT. The Crystalline Lens and Cataract. In:Langston DP. Manual
of Ocular Diagnosis and Therapy, 4th edition, Little Brown and Company,
Boston;2005:p.132,141.

23.

Anatomi dan Fisiologi Lensa. Didalam:Soekardi I,Hutauruk AJ,Gondowiardjo DT,


Transisi menuju Fakoemulsifikasi:Langkah-langkah Menguasai Teknik dan
Menghindari Komplikasi, Granit Obor, Jakarta;2004:p.8-13.

24.

Khurana AK. Disease of the Lens. In:Khurana AK, editor, Ophthalmology, New
Age International (P)Limited, New Delhi;2007:p.193-94,208.

25.

Kanski JJ. Lens. In:Kanski JJ, editor, Clinical Ophthalmology, 5th edition,
Butterworth International Edition, London;2003:p.163-65.

26.

Glaucoma Medications. Available from:Glaucoma Medications.htm

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

27.

Acetazolamide. Available from:http://en.wikipedia.org/wiki/Acetazolamide.

28.

Acetazolamide Tablets. Available from:http://www.drugs.com.

29.

Comparative Efficacy of Acetazolamide and Apraclonidine in the Control of


Intraocular

Pressure

Following

Phacoemulsification.

Available

from:Ophthalmologica http://www.karger.com
30.

Diamox-Quoted

from

the

Physicians

Desk

Reference.

Available

from:http://www.climber.org/gear/diamox.html
31.

Diamox. Available from:http://www.rxlist.com/cgi/generic/aceta-ids.htm.

32.

Carbonic Anhydrase Inhibitor. In:Becker & Shaffers,Robert LS,Marc FL,Michael


VD, Diagnosis and Therapy of the Glaucoma, 7th edition, Mosby Inc.St.Louis,
Missouri;2003:p.487.

33.

Diamox.

Available

from:http://www.pdrhealth.com/drug-info/

rxdrugsprofiles/drugs/dia1131.shtml.
34.

Acetazolamide-oral. Available from:http://www.medicinenet.com/ acetazolamideoral/article.htm.

35.

Betaxolol

Ophthalmic

Solution.

Available

from:http://

www.medicinenet.com/betaxolol ophthalmic/article.htm.
36.

Betoptic

(betaxolol

hydrochloride)

Suspension.

Available

from:http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?id=2122&type
=display.
37.

Betaxolol.

Available

from:http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=

Betaxolol&action=edit.
38.

Betaxolol HCl. Available from:http://www.drugs.com/ppa/betaxolol-hcl.html.

39.

Drug Bank (Betaxolol). Available from:http://medpoll.pharmacy.ualberta.ca/


drugbank/cgi-bin/getCard.cgi?CARD=APRD00245.

40.

Topical Ophthalmic Beta-Adrenergic Blockade For The Treatment Of Glaucoma


And

Ocular

Hypotension.

Available

from:http://

www.jclinpharm.org/cgi/content/abstract/34/8/795.
41.

Marc W,Joseph C. Medical Therapy of Glaucoma. In:Tasman W,Jaeger AE,


editors, Duanes Clinical Pharmacology, volume 3, Lippincott Williams and
Wilkins, Philadelphia;2004:p.15.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

42.

Betaxolol

Ophthalmic

Solution.

Available

from:http://

www.medicinenet.com/betaxolol-ophthalmic/article.htm.
43.

Betaxolol Ophthalmic. Available from:http://health.yahoo.com/drug/ d04038a1.

44.

Kerlone

(Betaxolol

hydrochloride).

Available

from:http://products.sanofi-

aventis.us/kerlone/kerlone/html.
45.

Betaxolol

Ophthalmic-Drug

Review.

Available

from:http://www.fda.gov/

MedWatch/report.htm.
46.

Betaxolol : a new long-acting beta1-selective adrenergic blocker. Available


from:http://www.jclinpharm.org/cgi/content/abstract/30/8/686.

47.

Betoptic

S.

Available

from:http://www.rxcarecanada.com/Betoptic%

20s.asp?prodid=232.

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

TABEL PENETESAN

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

:
:
:
:

Visus

OD :

OS :

JAM
Sesaat sebelum penetesan obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

18.00
Betaxolol HCL 0.5 %
1 tetes

19.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

JAM
06.00
07.00
Betaxolol HCL 0.5 %
TOD :
mmHg
1 tetes
TOS :
mmHg

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

:
:
:
:

Visus

OD :

OS :

JAM
Sesaat sebelum penetesan obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

18.00
Betaxolol HCL 0.5 %
1 tetes

19.00
TOD :
TOS :

JAM
06.00
Betaxolol HCL 0.5 %
1 tetes

07.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

mmHg
mmHg

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

:
:
:
:

Visus

OD :

OS :

JAM
Sesaat sebelum penetesan obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

18.00
Betaxolol HCL 0.5 %
1 tetes

19.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

JAM
06.00
Betaxolol HCL 0.5 %
1 tetes

07.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

TABEL PEMBERIAN

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

:
:
:
:

Visus

OD :

OS :

JAM
Sesaat sebelum pemberian obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

13.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

14.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

JAM
21.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

22.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

06.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

07.00
TOD :
TOS :

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

mmHg
mmHg

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

:
:
:
:

Visus

OD :

OS :

JAM
Sesaat sebelum pemberian obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

13.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

14.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

JAM
21.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Suku

22.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

:
:
:
:

06.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

Visus

OD :

07.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

OS :

JAM
Sesaat sebelum pemberian obat
TOD :
mmHg
TOS :
mmHg

13.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

14.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

JAM
21.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

22.00
TOD :
TOS :

mmHg
mmHg

06.00
Acetazolamide 250 mg
1 tablet

07.00
TOD :
TOS :

T. Siti Harilza Zubaidah : Perbandingan Efektivitas Acetazolamide Tablet Dengan Tetes Mata Betaxolol HCl..., 2008
USU e-Repository 2008

mmHg
mmHg

Anda mungkin juga menyukai