KATA PENGANTAR
Penyusun
(GADANG PRIYOTOMO)
ILMU KOROSI
Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan
dalam suatu sistem dan proses. Namun dalam suatu sistem tersebut terdapat suatu
hubungan tidak sinergis atau berlawanan. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam
suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Sebagian orang dalam bidang keteknikan
khususnya di bidang kimia material, material dan mesin telah mengetahui arti dari korosi,
tapi korosi (corrosion) selalu diartikan sama dengan istilah karat (rust). Kenyataannya
kedua istilah tersebut selalu berhubungan satu sama lain .korosi adalah kerusakan
material khususnya logam secara umum akibat reaksi dengan lingkungan.sekitarnya,
sedangkan arti karat dikhususnya pada logam ferrous (besi). Hasil dari proses kerusakan
berupa berbagai produk korosi misalnya berbagai macam oksida logam, kerusakan
permukaan logam secara morfologi, perubahaan sifat mekanis, perubahan sifat kimia.
Banyak jenis-jenis korosi, namun secara umum dapat dibagi dalam 12 jenis korosi.
1. JENIS-JENIS KOROSI SECARA UMUM :
a) KOROSI SERAGAM (UNIFORM CORROSION)
Jenis korosi yang terjadi antara dua buah logam dengan nilai potensial berbeda
saat dua buah logam bersatu dalam suatu elektrolit yang korosif.
c) KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION)
Jenis korosi lokal yang terjadi antara dua buah material baik logam-logam atau
logam-non logam yang mempunyai celah antara keduanya yang mengakibatkan
terjadinya perbedaan konsentrasi oksigen (differential oxygen).
LUBANG
Korosi sumuran merupakan jenis korosi yang menyerang secara lokal selektif
yang menghasilkan bentuk-bentuk permukaan lubang-lubang di logam.
e) KOROSI EROSI
Sumber :corrosion-doctors.org
Korosi retak tegang merupakan jenis korosi yang disebabkan kehadiran secara
simultan tegangan tarik (tensile stress) dan media korosif yang menyebabkan terjadi
penampakan retak di dalam logam
g) KOROSI BATAS BUTIR (INTERGRANULAR CORROSION)
Korosi batas butir merupakan korosi yang menyerang secara lokal menyerang
batas butir-butir logam sehingga butir-butir logam akan hilang atau kekuatan mekanik
dari logam akan berkurang, Korosi ini disebabkan adanya kotoran (impurity) batas
butir, adanya unsur yang berlebih pada sistem perpaduan atau penghilangan salah satu
unsur pada daerah batas butir.
h) PELULUHAN SELEKTIF (SELECTIVE LEACHING/DEALLOYING)
Sumber : corrosion-doctors.org
Sumber : corrosion-doctors.org
Freeting corrosion merupakan jenis korosi yang terjadi pada dua permukaan
kontak logam dengan beban yang besar bergerak dengan gerak vibrasi pada
permukaan logam dasar di lingkungan korosif
j) PERONGGAAN (CAVITATION)
Sumber :corrosion-doctors.org
11
Proteksi katodik dengan sistem arus tanding dilakukan dengan alat sumber arus
dari luar, anoda yang digunakan umumnya tidak habis, umumnya digunakan saat
kebutuhan arus tinggi dan lingkungan resistivitas tinggi
b. Anoda tumbal (sacrificial anode)
12
Penurunan temperatur
Perubahan kosentrasi
b. Inhibitor
Inhibitor adalah suatu subtansi senyawa yang dimana ditambah dengan
konsentrasi kecil ke lingkungan sehingga mengurangi laju korosi yang ada. Inhibitor
dapat dikatakan sebagai katalis
DAFTAR PUSTAKA
1. Fontana and Mars G. (1986), Corrosion Engineering, Mc Graw Hill, New York.
14
15
16
A
abrasi ( abrasion ) : (1) Pengikisan akibat adanya gesekan atau benturan antara satu
material dengan material lain (2) Proses gesekan,gerinda atau pengausan oleh proses
gesekan
abrasif ( abrasive ) : Bahan untuk menggosok atau memoles permukaan benda keras
seperti logam dan kaca; abrasif alam biasa dipergunakan adalah intan, korundum,
topaz, garnet, pasir kuarsa; abrasif buatan a.l. karborundum SiC dan gamma alumina
absorpsi (absorbtion) : Proses dimana molekul zat cair yang diambil oleh cairan atau
padatan dan didistribusikan ke dalam cairan atau padatan.
acicular ferit : Substruktur tidak beraturan ferit yang dibentuk melalui pendinginan
berlanjut dengan difusi campuran dan mode regangan transformasi yang dimulai pada
temperatur yang lebih tinggi secara landai daripada temperatur transformasi untuk
upper bainite.
adhesi (adhesion) : Gaya tarik menarik antara molekul atau atom-atom dua fasa
berbeda
adhesif (adhesive) : Material yang mengikat dua permukaan bersama
Aecm,Ae1,Ae3,Ae4 : Garis yang didefinisikan sebagai garis transformasi temperatur
pada diagram fasa Fe-Fe3C
aerasi ( aeration ) : Pengaliran udara ke dalam suatu proses dengan tujuan untuk (1)
menyediakan oksigen (2) membentuk gelembung udara pada proses flotasi
afinitas ( affinity ) : Kecenderungan selektif suatu unsur atau senyawa kimia untuk
membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain; secara termodinamis
dinyatakan oleh besaran bebas reaksi
age Hardening : Pengerasan akibat proses penuaan (aging), biasanya setelah
pendinginan cepat atau pengerjaan pendinginan
age Softening : Penurunan spontan kekuatan dan kekerasan pada temperatur kamar
pada paduan regangan yang dikeraskan contoh paduan aluminium
aging : Perubahan sifat logam-logam tertentu dan paduannya yang terjadi pada
temperatur kamar atau peningkatan temperatur setelah pengerjaan panas atau
perlakuan panas (quench aging pada paduan ferrous, natural & artificial aging pada
paduan nonferrous)
air payau (brackish water) : (1) Air yang mempunyai nilai salinitas sekitar 0,5
hingga 17 bagian per ribu (2) Air yang mempunyai sedikit kadar garam dibandingkan
air laut tapi tidak bisa diminum
AISI/SAE : Kepanjangan dari American Iron and Steel Institute / Society of
Automotive Engineers
aktif (active): Arah negatif potensial elektroda
aktivasi (activation) : Perubahan permukaan pasif logam ke keadaan aktif secara
kimia
aktivitas ion : Konsentrasi ion yang telah diluruskan dari deviasi kondisi ideal.
Konsentrasi dikali dengan koefisien aktivitas
alclad : Lembaran komposit dihasilkan dari ikatan paduan aluminium tahan korosi
atau aluminium murni
17
bainit (bainite) : (1) Ferit agregat bersifat metastabil dan sementit hasil dari
transformasi austenit pada suhu dibawah, daerah perlit tapi di atas Ms (martensit start
temperatur) (2) Fasa dengan struktur sangat halus,mikrostruktur seperti bulu2 jarum
merupakan hasil bentukan antar fasa ferit dan fasa sementit secara isotermal
baja (steel) : Paduan besi dan karbon biasanya berisi kurang dari 1% karbon
19
baja alfa ( steel) : Bentuk BCC pada besi murni, stabil dibawah temperatur 910oC
(1670oF) pada diagram fasa Fe-Fe3C
baja elektrik (electric steel) : Paduan baja dan silikon digunakan untuk karakterisasi
magnetik
baja HSLA : Kepanjangan dari High Strength Low Alloy ; Baja paduan rendah
kekuatan tinggi
baja karbon biasa (plain carbon steel) : Baja dengan tidak ada paduan tambahan
kecuali karbon
baja konstruksi (construction steel) : Baja berbutiran halus, baja pengerasan
setempat, baja perbaikan sifat, baja nitrida, baja pegas, baja kekuatan tinggi, baja
katup, dll
baja kualitas (quality steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa baja non paduan
maupun baja paduan, cocok untuk perlakuan panas
baja lunak (mild steel) : Baja kadar rendah yang ulet
baja maraging : Paduan baja bebas karbon berisi nikel dan unsur-unsur lainnya yang
membentuk martensite atau dikeraskan dengan pengendapan
baja masa (massa steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa Baja tanpa paduan yang
spesifikasinya tidak mencakup penggunaan khusus dan tidak untuk perlakuan panas
baja mulia (noble steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa baja yang mempunyai
tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan dengan baja kualitas
baja nirkarat dimantapkan (stabilized stainless steel) : paduan yang tidak rentan
terhadap korosi intergranular
baja paduan rendah (low alloy steel) : Baja selain mengandung karbon juga
mengandung elemen paduan lain namun tidak melebihi 5 %
baja paduan tinggi (high alloy steel) : Baja yang mengandung elemen lain selain
karbon melebihi 5 %
baja perkakas kecepatan tinggi (high speed tool steel): Karbon tinggi, paduan baja
tinggi yang mempunyai matrik yang kuat berisi banyak senyawa karbida ; digunakan
untuk proses mesin
baja perkakas pengerjaan panas (hot working tool steel) : Baja perkakas
digunakan untuk logam-logam pengerjaan panas
baja setengah jadi : Hasil pabrik baja yang disediakan untuk diolah lebih lanjut
menjadi berbagai produk
baja stainless pengendapan pengerasan (precipitation-hardening stainless steel):
Baja stainless yang dapat dikaitkan dengan pengendapan perlakuan panas
baja stainless (stainless steel) : Paduan besi-krom yang berisi unsur krom cukup
untuk ketahanan terhadap korosi
baja stainless austenitik (austenitic stainless steel) : Baja stainless yang mempunyai
struktur sel FCC (Face Center Cubic) karena berisi unsur nikel
baja tanpa paduan (no alloy steel) : Baja tidak hanya mengandung besi dan karbon,
tetapi juga unsur lainnya
basa (basic) : Subtansi kimia dimana ion hidroksida (OH-) terlarut ke dalam air
batas butir (grain boundary) ; Cacat permukaan yang memisahkan butir kristal tunggal
logam
batas elastis (elastic limit) : Titik dimana pembebanan yang diberikan akan
menghasilkan tegangan yang akan menyebabkan terjadinya defomasi yang permanen
20
brazing : Prosedur penggabungan logam yang melibatkan logam tidak sejenis paduan
braze bergabung pada temperatur di atas 800oF
brightener : Agen atau kombinasi agen ditambah pada bak elektroplating untuk
memproduksi deposit yang halus
daerah chill (chill zone) : Mikrostruktur butir halus logam logam pertama kali
membeku dari cairan.
daerah elastis (elastic zone) : Daerah dimana perbandingan antara tegangan dan
regangannya adalah tetap (linear)
daerah GP (GP zone) : Pengendapan koheren inti-inti yang berhubungan dengan
penguatan pengendapan paduan logam
22
daerah patah (fracture zone) : daerah dimana benda telah dilewatkan batas-batas
tegangan-regangan maksimum yang mampu ditahan oleh benda
daerah pengaruh panas (heat affected zone) : Perubahan mikrostruktur logam di
dekat daerah las
daerah plastis (plastic zone) : Daerah dimana terjadi deformasi plastis
daerah transpasif (transpassive region) : Daerah pada kurva polarisasi anodik,
mulia di atas daerah potensial pasif dimana ini merupakan peningkatan yang penting
pada rapat arus (peningkatan kelarutan logam) sehingga potensial menjadi lebih
positif
dapur oksigen basa (basic oxygen furnace) : Tungku pembersihan unsur-unsur pada
baja yang menggunakan oksigen dalam proses.
deaktivasi (deactivation) : proses penghilangan lebih dahulu unsur pokok korosi
aktif, biasanya oksigen dari cairan larutan korosif dengan pengontrolan korosi pada
logam yang dapat dihabiskan atau alat kimia lainnya, dengan demikian membuat
larutan kurang korosif
debu logam (metal dusting) : Penurunan yang dipercepat logam di dalam gas-gas
karbon pada peningkatan suhu untuk membentuk seperti hasil korosi berbentuk debu
deep drawing : Metode pembentukkan dimana adanya aksi pelekukan dan
peregangan logam untuk membuat suatu bentuk.
deformasi elastis : Perubahan dimensi material oleh tegangan pada daerah elastis,
dimensi asli material akan kembali seperti semula saat tegangan tidak bekerja
deformasi plastis : Perubahan bentuk padatan logam disebabkan gaya dari luar
dekarburisasi : Kehilangan karbon dari lapisan permukaan paduan yang mengandung
karbon yang bereaksi dengan senyawa lain di media saat kontak dengan permukaan
dendrit : Kristal yang mempunyai pola percabangan seperti pohon, umumnya
ditemukan pada logam tuang yang didinginkan secara perlahan melalui daerah
solidifikasi tertentu
densitas arus (current density) : Densitas arus anodik maksimum di dalam daerah
pada elektroda logam atau paduan yang menunjukan perlakuan aktif-pasif dalam
lingkungan
densitas arus difusi terbatas (difussion limited currensy density) : Densitas arus,
sering mengacu pada pembatasan densitas arus yang dihubungkan dengan laju
transfer maksimum dimana jenis khusus dapat menahan pembatasan difusi
deoksidaser (deoxidizer) : Material yang dapat ditambahkan ke logam cair untuk
menghilangkan kandungan oksigen
deposit/pelapisan calcareous : Lapisan terdiri dari campuran kalsium karbonat dan
magnesium hidroksida yang terdeposit pada permukaan secara katodik diproteksi
deret elektromotif (electromotive series) : Deret unsur-unsur disusun berdasarkan
potensial standar elektroda.
deret galvanik (galvanic series) : Daftar logam-logam dan paduan yang disusun
berdasarkan potensial korosi relatif di dalam lingkungan tertentu
dewetting : Kurangnya adheren suatu proses pateri suatu logam untuk digabung
diagram Evans (Evans diagram) : Pengeplotan kerapatan arus pada sebuah skala
logaritma, garis polarisasi yang terbentuk akan linear
diagram fasa (phase diagram) : Diagram komposisi -temperatur yang menjelaskan
hubungan fasa-fasa dalam ketimbangan
23
diagram fasa Pb-Sn (Pb-Sn diagram phase) : Diagram kesetimbangan dua fasa
paduan berisi timbal dan timah
diagram Pourbaix (Pourbaix diagram) : Diagram yang menampilkan kondisi
dimana logam akan terkorosi, tidak terkorosi atau mengalami kepasifan dilihat dari
parameter potensial dan pH
diagram TTT : Diagram yang menggambarkan transformasi isotermal austenit pada
temperatur di bawah eutektoid
diamagnetik : Induksi daerah magnetik material yang lebih rendah daripada daerah
magnetik yang digunakan
die casting : Peleburan dan pembekuan logam di cetakan permanen bertekanan
difusi (diffusion) : Pergerakan atom- atom dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke
daerah yang berkonsentrasi rendah
diltometer : Peralatan untuk mengukur ekspansi atau kontaksi pada logam dari
perubahan-perubahan seperti faktor temperatur atau alotropi
dip brazing : Proses penggabungan logam dimana bagian-bagian yang digabung
dicelup ke dalam suatu tempat berisi paduan braze
dislokasi (dislocation) : Cacat linear pada kisi-kisi kristal
dislokasi sisi (edge dislocation) : Cacat linear disebabkan oleh sisipan lokal bidang
atom-atom ke dalam kisi-kisi kristal
dislokasi ulir (screw dislocation) : Cacat linear disebabkan oleh geseran bagian dari
kisi kristal
distorsi (distorsion) : Banyak penyimpangan dari bagian atau kontur yang diinginkan
domain magnetik : Daerah magnetik yang mempunyai momen dipole tunggal
dye penetrant test : Pengujian tidak merusak pada permukaan cacat las.
face centered cubic (FCC) : Kisi kubus kristal yang memiliki atom-atom di ujung
kubus dan di tengah permukaan kubus.
faktor kumpulan atomik (atomic packing factor) : Fraksi unit sel yang ditempati
oleh atom-atom.
faktor sumuran (pitting factor) : Rasio kedalaman hasil lubang paling dalam dari
korosi dibagi dengan rata-rata penetrasi yang dihitung dari kehilangan berat
fasa (phase) : Bagian yang homogen secara kimia dari mikrostruktur
ferit (ferrite) : Fasa BCC paduan Fe-Fe3C
ferromagnetik (ferromagnetic) : Material yang mempunyai induksi medan magnet
terbesar daripada yang digunakan
ferrous : Material berisi besi sebagai unsur utama
film katoda (cathode film) : Bagian larutan saat pada kontak pertengahan dengan
25
hexagonal close- packed (hcp) : Sistem kristal logam dengan bentuk heksagonal
yang mempunyai atomic packing factor tertinggi
homogenisasi : Perlakuan panas temperatur tinggi untuk mereduksi ketidakseragaman
komposisi
hubungan Hall-Petch (Hall-Petch relation) : Rumus yang menerangkan kekuatan
sebagai fungsi ukuran butir
hujan asam (acid rain) : Pengendapan amosfer dengan pH di bawah 5,6 hingga 5,7.
Pembakaran minyak fosil untuk panas dan listrik merupakan faktor penting
pembentukkan oksida nitrogen dan sulfur yang diubah ke dalam nitrit dan asam
sulfurik sebagai air hujan.
hukum Fasa Gibbs (Gibbs phase rule) : Hubungan secara termodinamik antara
jumlah komponen-komponen dan fasa-fasa yang ada dalam keseimbangan
hukum Hume-Rothery (Hume-Rothery rule) : Hukum tentang kelarutan
subsititusional padatan dari unsur-unsur paduan
26
ikatan atom (atomic bond) : Gaya yang menyebabkan terikatnya atom-atom ; ikatan
interatomik
ikatan hydrogen (hydrogen bond) : Ikatan yang mengikat rantai polimer
membentuk polimer padat
ikatan ion (ionic bond) : Ikatan antara ion-ion unsur didasarkan gaya tarik menarik
elektrostatik
ikatan kovalen (covalent bond): Ikatan atom-atom dengan pembagian elektronelektron valensi masing atom
ikatan logam (metal bond) : Ikatan atomik dengan pembagian elektron-elektron
dengan jarak berdekatan tiap-tiap atom tetangga ; ikatan kovalen bergerak
ikatan Van Der Waals (Van Der Waals bond) : Gaya tarik-menarik dari dipol
listrik pada suatu atom atau molekul apabila puat listrik positif dan negatif terpisah
impak (impact) : Metode untuk pengukuran ketahanan material dimana spesimen
ditumbuk dengan gaya kinetik
impedansi elektrokimia (electrochemistry impedance) : Ketergantungan frekuensi,
faktor nilai kompleks proposionalitas, dE/dI, antara potensial/arus yang digunakan
(applied potensial) dan arus/tegangan respon pada sel elektrokimia.
imunitas (imunity) : Keadaan ketahanan suatu korosi atau pelarutan secara anodik
pada logam disebabkan stabilitas termodinamik logam
inhibitor : (1) Zat tambahan untuk mencegah korosi (2) Subtansi kimia atau
kombinasinya, saat hadir dengan konsentrasi tepat pada lingkungan untuk mencegah
atau mengurangi korosi
inhibitor anodik (anodic inhibitor) : (1) Subtansi kimia atau campuran yang
menjaga atau mengurangi laju reaksi anodik atau oksidasi (2) subtansi kimia atau
campuran yang menjaga atau mengurangi laju reaksi anodik atau oksidasi dengan cara
meningkatkan polarisasi anoda melalui reaksi ion-ion logam terkorosi menghasilkan
selaput pasif tipis atau lapisan garam menyelimuti katoda.
inhibitor katodik (cathodic inhibitor) : (1)Senyawa bereaksi dengan ion hidroksida
mengendapkan senyawa tidak larut ke permukaan katoda menyelimuti katoda dari
elektrolit untuk mencegah oksigen masuk (2) Subtansi kimia atau campuran yang
menjaga atau mereduksi laju rekasi katodik /reduksi
inklusi nonlogam : Kotoran seperti oksida atau sulfida yang terjebak di dalam
padatan logam atau paduan
inspeksi partikel magnetik fluoresen : Inspeksi dengan partikel magnetik kering
atau suspensi cairan, partikel dilapis dengan subtansi fluorense untuk meningkatkan
visibilitas indikasi
intertisi : Atom yang masuk ke dalam lubang atau kisi-kisi kristal
isotermal : Reaksi yang berlangsung pada temperatur tetap
27
kaidah campuran : Istilah bidang komposit untuk menyatakan keadaan ideal bagi
sifat fisik atau mekanis suatu bahan komposit
kapiler Luggin-Habber (Luggin-Habber capillary) : Alat yang digunakan dalam
pengukuran potensial elektroda dengan densitas arus yang siknifikan yang ada pada
permukaannya
karbida (carbide) : Campuran metalik dibentuk dengan karbon yang memiliki titik
lebur tinggi dan kekerasan panas yang tinggi
karbon temper (tempered carbon) : Bentuk grafit yang tidak beraturan dibentuk di
besi tuang malleable
karbonisasi : Pengubahan subtasi organik ke bentuk unsur karbon
karbonitriding : Proses pengerasan pada material ferrous dipanaskan di atas
temperatur transformasi terendah pada atmosfer gas yang menyebabkan penyerapan
karbon dan nitrogen pada permukaan dan difusi mencipatkan gradiem konsentrasi
karburisasi : Absorbsi dan difusi karbon ke dalam paduan padatan ferrous dengan
pemanasan pada temperatur diatas Ae3.
kation : Ion positif yang berpindah melalui elektrolit menuju katoda dipengaruhi
gradien potensial
katoda (cathode) : (1) Elektroda pada sel elektrolit yang bereaksi proses reduksi (2)
Elektroda sel galvanik yang menerima elektron - elektron dan tidak ada proses korosi
katolit (catholyte) : Elektrolit yang berbatasan dengan katoda sel elektrolit
kaustik (caustic) : (1) pembakaran atau korosif (2) Hidroksida logam lunak seperti
sodium hidrosida atau potasium hidroksida
keauasan lelah permukaan (surface fatigue wear) : Keauasan yang dihubungkan
dengan gejala fatik pada bahan
keausan abrasif (abrasive wear) : Keausan yang terjadi apabila permukaan yang
lebih keras dan kasar meluncur di atas permukaan yang lebih lunak sehingga terjadi
penetrasi ke permukaan yang lebih lunak oleh partikel yang keras
keausan adhesif (adhesive wear) : Keausan yang terjadi pada dua permukaan logam
yang saling kontak sehingga terjadi pelekatan
keausan korosif (corrosive wear) : Proses keausan yang dipengaruhi oleh
lingkungan, terutama adalah lingkungan yang korosif
kegagalan (failure) : Kejadian sewaktu komponen tidak lagi mampu memenuhi
fungsi pemakaiannya dengan baik
kegagalan berserabut (fibrous failure) : Kegagalan dimana permukaan
dikarakteristikkan oleh penampakkan bulu-bulu halus
kegagalan getas (brittle failure) : Kegagalan dengan sedikit atau tidak adanya
deformasi plastis
kegagalan kristalin (crystalline failure) : Kegagalan polikristalin logam
dikarakteristik oleh penampakan yang berbutir
kegagalan lekukan & kerucut (Cup & cone failure) : Kegagalan, umumnya
terlihat pada uji tarik pada material yang ulet
kegagalan lelah (fatigue) : Tegangan yang berulang-ulang di bawah tegangan luluh
28
menyebabkan retak
kehilangan inti (core lose) : Kehilangan energi pada siklus magnetisasi tranformer
elektrik
kekerasan (hardness) : Ketahanan logam terhadap proses identasi misalnya pada
indentasi tipe brinnel, rockwell atau vickers
kekosongan (vacancy) : Cacat dimana satu atom hilang dari tempat kisi awal
kekuatan korosi retak (corrosion fatigue strength) : Maksimum tegangan berulang
yang dapat ditahan oleh logam tanpa terjadinya kegagalan pada kondisi korosi dari
fatik, jumlah spesifik siklus tegangan dan periode waktu
kekuatan lelah (fatigue strength) : Tegangan maksimum yang dapat ditahan dengan
jumlah loop tanpa gagal
kekuatan luluh : Kekuatan paling besar yang mendeformasi logam hanya
mempunyai sifat elesitisitas
kekuatan maksimal (ultimate strength) : Tegangan maksimum yang dapat ditahan
oleh beban berdasarkan pada perhitungan perbandingan antara tegangan maksimum
dan luas penampang melintang awal dari bahan
Kekuatan putus (fracture strength) : Sejumlah beban yang digunakan pada waktu
putus setiap luas penampang awal
kelembaban kritis ( critical humadity) : Kelembaban relatif tinggi dimana laju
korosi atmosfer beberapa logam meningkat dengan tajam
kemiringan Tafel (Tafel slope) : Kemiringan garis lurus suatu kurva polarisasi ,
umumnya terjadi lebih dari 50mV dari potensial sirkuit terbuka saat hadir dalam plot
logaritmik volt per siklus logaritmik rapat arus
keramik (ceramic) : Material merupakan perpaduan antara logam dan non logam
kerapuhan biru (blue brittleness) : Kerapuhan yang terjadi dari beberapa baja
setelah dipanaskan pada temperatur antara 200-3500C (400-7000F), khususnya jika
baja bekerja pada temperatur yang meningkat
kerusakan peronggaan (cavitation damage) : Degradasi hasil bentukan padatan dari
yang terjadi karena peronggaan (termasuk kehilangan material,deformasi permukaan,
perubahaan sifat bahan dan penampakaan)
ketahanan polarisasi (polarization resistance) : Kemiringan (dE/di) potensial
korosi pada kurva potensial (E) - rapat arus (i)
ketahanan retak,K1c : Nilai kritis faktor intensitas tegangan dibutuhkan untuk
proses propagasi retakan hingga selesai
ketangguhan (toughness) : Kombinasi kekuatan dan keuletan, umumnya untuk
pengukuran uji impak
ketidakikatan katodik (cathodic disbondment) : Kerusakan adhesi antara lapisan
dan substrat melalui produk reaksi katodik
keuletan (ductility) : Kemampuan untuk mendeformasi tanpa kegagalan, umumnya
dijelaskan dengan nilai persen elongasi atau persen reduksi area.
kinks : Jenjang yang memindahkan pergerakkan dislokasi pada geser yang sama
kisi-kisi (lattices) : Susunan tiga dimensi posisi atom-atom yang membentuk kristal
koefisien aktivitas : Karakteristik jumlah yang menggambarkan deviasi larutan dari
kondisi termodinamika ideal
koefisien difusi : Faktor yang mewakili secara proporsional jumlah subtansi dalam
gram difusi setiap luas permukaan 1 cm persegi melalui gradien kosentrasi unit dalam
29
waktu 1 detik
koefisien distribusi : Rasio konsentrasi fasa padatan dengan fasa cair selama proses
pembekuan
koherensi : Urutan kisi-kisi pengendapan dan fasa awal (pelarut) yang dijaga oleh
regangan dan tidak dipisahkan oleh garis fasa.
kompresi (compression) : Aksi tekan yang disebabkan oleh gaya langsung yang
bekerja.
konduktifitas (conductivity) : Kemampuan material membawa arus elektrik;
kebalikan dari resistivitas elektrik
konsentrasi tegangan : Intensifikasi beberapa tegangan dihubungkan ke faktor
geometri, juga dihubungkan ke propagasi retakan dan kegagalan.
konstanta kisi (lattice constant) : Panjang dari sumbu utama dari suatu sel satuan
konstantan : Paduan nikel - tembaga digunakan untuk termokopel
korosi (corrosion) : Reaksi kimia atau elektrokimia antara material, umumnya logam
dan lingkungan yang menghasilkan penurunan sifat mekanik.
korosi aksi lokal (local action corrosion) : Korosi yang disebabkan oleh sel korosi
lokal pada permukaan logam
korosi anoda (anode corrosion) : Pelarutan logam yang bertindak sebagai anoda
korosi arus liar (stray current corrosion) : Korosi disebabkan oleh arus listrik dari
sumber luar ke sistem struktur
korosi atmosfir (atmosphere corrosion) : Degradasi secara bertahap material akibat
kontak dengan substansi hadir di atmosfir
korosi batas butir (intergranular corrosion) : Korosi yang terjadi pada batas-batas
butir logam atau paduan
korosi biologi (biological corrosion) : Degradasi fungsi logam karena hasil aktifitas
metabolisme mikroorganisme
korosi celah (crevice corrosion) : Korosi pada permukaan logam yang berdekatan
pada daerah yang dilindungi dari ekspos penuh pada lingkungan karena berdekatan
antara logam dan permukaan material lain
korosi deposit (deposit corrosion) : Korosi lokal di bawah atau di sekitar deposit
atau kumpulan unsur material di permukaan logam
korosi elektrokimia (electrochemistry corrosion) : Korosi yang terjadi ketika aliran
arus antara daerah katodik dan anodik pada permukaan logam
korosi erosi (erosion corrosion) : Aksi yang melibatkan proses korosi dan erosi pada
lingkungan pergerakan aliran korosif sehingga terjadi kehilangan material yang cepat
korosi filiform (filiform corrosion) : Korosi yang terjadi di bawah beberapa pelapis
yang membentuk secara acak tersebar seperti filamen-filamen
korosi freeting (freeting corrosion) : Penurunan interface antara permukaan kontak
sebagai hasil korosi dan oscillatory slip landai antara dua permukaan
korosi galvanik (galvanik corrosion) : Korosi yang dipercepat pada logam akibat
kontak listrik dengan logam lebih mulia atau konduktor non logam dalam elektrolit
korosif
korosi grafitik (graphitic corrosion) : Penurunan unsur pokok metalik pada besi
tuang kelabu yang meninggalkan partikel grafit.
korosi katodik (cathodic corrosion) : Korosi dihasilkan dari kondisi katodik struktur
umumnya disebabkan reduksi logam amfoter dengan produk elektrolitik
30
korosi lelah (fatigue corrosion) : Proses dimana perpatahan logam secara prematur
pada kondisi simultan korosi dan pembebanan secara berulang pada tingkat tegangan
rendah atau siklus rendah
korosi makrosel (macro cell corrosion) : Korosi logam yang ada di dalam media
poros (sebagai contoh semen atau tanah) disebabkan oleh sel konsentrasi atau sel
galvanik yang ada sebagai scale sekurang-kurangnya sama besar dengan dimensi
terkecil utama bahan yang terkorosi ( sebagai contoh diameter batang atau pipa)
korosi mikroba (microbial corrosion) : Korosi yang diakibatkan oleh aksi
mikroorganisme di dalam lingkungan
korosi panas (hot corrosion) : (1) Korosi dengan mekanisme kombinasi antara
oksida dan reaksi-reaksi dengan belerang,natrium,vanadium dan pengotor lain yang
terdapat di udara yang dihisap maupun dalam bahan bakar. (2) Korosi yang dipercepat
pada permukaan logam yang menghasilkan dari efek kombinasi oksidasi atau reaksi
dengan senyawa sulfur dan unsur pengotor lainnya, seperti klorida, untuk membentuk
garam leleh pada permukaan logam yang fluks menghancurkan oksida proteksi
normal
korosi retak tegang (stress corrosion cracking) : Proses retak yang membutuhkan
dua proses yang berkesinambungan yaitu proses korosi dan tegangan
korosi seragam (uniform corrosion) : Korosi yang terjadi dengan laju yang sama di
permukaan logam
korosi termogalvanik (thermogalvanic corrosion) : Hasil efek korosi dari sel
galvanik disebabkan oleh gradien temperatur sepanjang permukaan logam
kotoran (impurity) : Unsur-unsur yang tidah diinginkan dalam jumlah kecil
kristal (crystal) : Padatan yang terdiri dari atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul
disusun dalam suatu pola yang berulang-ulang dalam tiga dimensi
kristal sempurna (prefect crystal) : Kristal yang mempunyai keteraturan yang tidak
terbatas
kristalin (crystalline) : Pemisahan, biasanya dari fasa cair pada pendinginan, fasa
padatan kristalin
krusibel (crucible) : Tempat dimana logam dilebur
kuningan (brass) : Paduan antara unsur tembaga dan seng
kurva pendinginan (coolong curve) : Diagram perlakuan panas yang menjelaskan
perubahan temperatur dengan waktu selama pendinginan dari temperatur tinggi
laju korosi (corrosion rate) : Banyaknya korosi terjadi dalam unit waktu, contoh :
perubahan massa per unit luas per unit waktu ; penetrasi per unit waktu)
laju pendinginan kritis (critical cooling rate) : Laju pendinginan berlanjut
dibutuhkan untuk menjaga transformasi yang tidak diinginkan.
lapis difusi (diffusion coating) : Metode mendifusikan logam pelapis atau pelapis
bukan logam ke dalam lapisan permukaan logam yang dilindungi untuk membentuk
selapis logam paduan pada komponen
lapis listrik (electroplating) : Metode dimana komponen bersama dengan batangan
atau lempengan logam yang dilapis direndam dalam suatu elektrolit yang
31
garis-garis kotak diletakkan di atas foto sampel dihitung semua butir yang
berpotongan pada garis dianggap setengah.
metode perbandingan : Membandingkan antara sampel dengan perbesaran 100 X
dengan grafik standar ASTM E112-63, maka dapat ditentukan ukuran butirnya.
metode planimetri (Jeffries) : Metode menggunakan lingkaran yang umumnya
berluas 5000 mm2. Pembesaran dipilih sehingga 75 butir yang berada di lingkaran
dihitung jumlah total semua butir dalam lingkaran ditambah setengah jumlah
berpotongan dengan lingkaran.
mikroporositas (microporosity) : Porositas secara mikroskopik besi tuang
mikrostruktur : Distribusi dan ukuran fasa paduan yang dapat dilihat melalui
mikroskop
modulus elastis (elastic modulus) : Rasio antara tegangan dan regangan selama
deformasi elastis
molaritas : Sejumlah konsentrasi dalam mol tiap liter
monel : Paduan base nikel berisi unsur tembaga
mounting : Proses pemasangan untuk benda kerja yang kecil dan tidak beraturan agar
penanganan terhadap benda kerja lebih baik misalnya bidang metalografi
mulia (noble) : Arah positif (meningkatnya oksidasi) potensial elektroda
oksida hitam (black oxide) : Suatu hasil pada logam hasil pencelupan di dalam
garam hot oxidixing atau larutan garam
oksidasi (oxidation) : Kehilangan elektron oleh unsur-usnur reaksi kimia
oksidasi internal (internal oxidation) : Pembentukan partikel-pertikel terisolasi pada
produk korosi di bawah permukaan logam
padatan amorf (amorphous solid) : Material rigid yang memiliki struktur kristal
33
yang lemah
paduan (alloy) : Material mempunyai sifat metalik dan merupakan campuran dua
atau lebih dari unsur kimia. contoh baja stainless, HSLA, dsb
paduan biner (binary alloy) : Paduan berisi dua komponen elemen
paduan nirbesi ( nonferrous alloy ) : Paduan logam tanpa unsur besi, misal.
kuningan, dan perunggu
paduan penunda ( alloy delay ) : Paduan yang menurunkan laju dekomposisi
austenit
paduan polinary : Paduan logam berisi lebih dari tiga unsur utama
paduan Ross ( Ross's alloy ) : Perunggu berkadar timah tinggi dengan komposisi Cu
68% dan Sn 32%
paduan seng (zinc alloy) : Paduan yang sebagian besar unsur seng sebagai komponen
utama
paduan titanium (titanium alloy) : Paduan titanium biasanya dengan unsur
tambahan aluminium, vanadium dan timah
panas kristalisasi ( heat of crystallization ) : Energi yang timbul atau diserap pada
pembentukan kristal dari larutan jenuh suatu senyawa
panas peleburan ( heat of fusion) : Energi yang dibutuhkan untuk mengubah zat dari
padat ke cair pada titik leburnya
panas pembakaran ( heat of combustion ) : Energi yang ditimbulkan pada waktu
reaksi pembakaran sempurna
panas pembentukan ( heat of formation ) : Panas yang dibutuhkan atau dikeluarkan
pada pembentukan ikatan kimia pada suhu dan tekanan tertentu
panas transisi ( heat of transition ) : Energi yang timbul atau diserap pada saat suatu
senyawa mengalami perubahan sistem kristal
panjat (climb) : Proses dimana dislokasi bergerak keluar dari permukaan bidang
luncur tegak lurus dengan vektor Burgers.
paramagnetik : Berhubungan dengan kecil atau tidak ada magnetisasi material di
medan magnetik
pasangan galvanik (galvanik couple) : Sepasang konduktor yang berbeda, umumnya
logam-logam dalam kontak listrik
pasif (passive) : Keadaan permukaan logam yang dikarakteristikan oleh laju korosi
yang rendah dalam daerah potensial yang secara kuat mengoksidasi logam
pasir ( sand ) : Pecahan batuan yang berukuran antara kerikil dan lanau, atau 1/16-2
mm pada skala Wentworth-Udden
pasir besi ( iron sand ) : Jenis bijih besi aluvial yang berbentuk pasir, banyak
terdapat di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai barat Sumatera; rumus kimianya
FeTiO3
pasir cetak ( foundry sand; greensand', molding sand ) : Pasir yang dicampur
dengan bahan pengikat, msl. bentonit dan resin, yang dipakai dalam pembuatan
cetakan logam coran
pasir hitam ( black sand ) : (1) Pasir alam yang mengandung mineral berat, msl.
kromit, ilmenit, dan magnetit (2) Campuran pasir dengan batu bara, dipergunakan
untuk lantai ruangan pengecoran
pasir silika ( silica sand ) : Pasir yang mengandung silika (SiO2) minimum 95 %,
digunakan untuk bahan cetakan dan inti pada industri pengecoran logam; didapat
34
butir (kristal) dari permukaan logam sebagai hasil korosi batas butir
penyempitan (necking) : Pengurangan daerah material logam deformasi
penyusutan (shringkage) : Perubahan volume selama pendinginan, biasanya pada
proses pembekuan
perak Jerman ( German silver ) : Paduan Cu-Ni-Zn dengan komposisi 52 - 80% Cu,
5 - 35% Ni, 10 - 35% Zn, dapat dibentuk menjadi lembaran tipis (foil) dan kawat;
dipergunakan untuk bahan perhiasan, alat ukur, dan pengganti logam perak
perak nikel ( nikel silver, germany silver ) : Serangkaian paduan perak putih dengan
kandungan 52-80% tembaga, 10-35% seng, 5-35% nikel; disebut juga perak Jerman.
perak Sterling ( Sterling silver ) : Paduan logam perak yang mengandung minimum
92,5% perak dengan maksimum 7,5% t logam lain (biasanya tembaga)
perapuhan (embrittlement) : (1) Perlakuan getas yang disebabkan oleh
unsur/senyawa ikutan seperti hydrogen (2) Kehilangan yang besar sifat keuletan atau
ketangguhan serta kedua-duanya pada material, umumnya pada logam dan paduan
perapuhan asam (acid embrittlement) : Bentuk dari perapuhan hydrogen yang
terjadi pada beberapa logam akibat asam
perapuhan hidrogen (hydrogen embrittlement) : Retak yang disebabkan hidrogen
atau kehilangan besar keuletan akibat kehadiran hidrogen dalam logam
perapuhan kaustik (caustic embrittlement) : Bentuk dari korosi retak tegang pada
baja karbon/paduan besi krom nikel yang ditempatkan pada larutan hidroksida di
temperatur 200-2500C
peritektik (peritectic) : Reaksi tetap dimana fasa padatan dan fasa cairan membentuk
padatan tunggal dengan komposisi berbeda saat pendinginan
peritektoid (peritectoid) : Reaksi tetap dimana dua fasa padatan membentuk padatan
tunggal saat pendinginan
perlakuan panas ( heat-treatment ) : Kombinasi (proses) pemanasan dan
pendinginan terhadap logam dengan tujuan untuk menghasilkan sifat-sifat mekanik
sesuai dengan yang dikehendaki, misal. cyaniding, hardening, normalizing,
tempering, dan quenching
peronggaan (cavitation) : Pembentukkan lubang-lubang liquid atau gelombanggelombang yang berisi uap air dan gas atau kedua-duanya.
perpatahan rapuh (brittle facture) : Pemisahan padatan dengan kondisi deformasi
plastis makroskopis yang kecil atau tidak ada
persamaan Gibbs-Helmholtz ( Gibbs-Helmholtz equation ) : Pernyataan yang
menunjukkan adanya pengaruh temperatur terhadap konstanta kesetimbangan reaksi
kimia (d In K/dT)p = DH/RT pangkat 2; dimana K = konstanta kesetimbangan; DH
= panas standar reaksi pada temperatur absolut (T), dan R = konstanta gas
persamaan Nernst ( Nernst equation ) : Potensial elektroda sebagai fungsi
konsentrasi elektrolit dan temperatur
persen atom (atomic percentage) : Nomor atom -atom unsur dalam total 100 atom
material, sering ditulis a/o
pertumbuhan butir (grain growth) : Pembesaran butir hasil rekristalisasi selama
berlanjutnya perlakuan panas
perunggu ( bronze ) : Paduan tembaga dengan timah putih
perunggu timbal ( lead bronze ) : Jenis paduan timbal-tembaga yang dipergunakan,
antara lain, sebagai logam bantalan (bearing metals)
38
40
sel elektromia (electrochemistry cell) : Sistem elektrokimia yang terdiri dari anoda
dan katoda melalui kontak metalik dan pencelupan di dalam elektrolit ( anoda dan
katoda dapat berbeda logam atau berbeda luas daerah dengan permukaan logam yang
sama)
sel galvanik (galvanic cell) : Sel elektrokimia terdiri dari anoda yang bereaksi dan
menghasilkan elektron dan katoda yang menerima elektron.
sel komposisi (composition cell) : Sel galvanik yang didasarkan pada perbedaan
elektrokimia antara dua elektroda.
sel konsentrasi (concentration cell) : Sel galvanik didasarkan pada perbedaan
elektrokimia disebabkan oleh konsentrasi elektrolit
sel konsentrasi oksigen (oxygen concentration cell): Sel corrosion galvanik dimana
oksigen kadar rendah pada elektroda sebagai anoda
sel korosi lokal (local corrosion cell) : Sel elektrokimia terjadi pada permukaan
logam karena perbedaan potensial antara daerah yang berdekatan pada permukaan
sel pasif-aktif (passive-active cell) : Sel korosi dimana anoda sebagai logam dalam
keadaan aktif dan katoda sebagai logam sama dalam kedaan pasif
sel tegangan (stress cell) : Sel galvanik dimana daerah terjadi tegangan menjadi
bersifat anodik terhadap daerah yang tidak terjadi tegangan
sementit (cementite) : Nama lain dari besi karbida, Fe3C
semprot termal (thermal spraying) : Kelompok proses-proses dimana dibagi dua
bagian material metalik atau non metalik dideposit dalam kondisi cairan panas atau
semi cairan panas untuk membentuk suatu pelapisan ( material pelapis dapat dalam
bentuk serbuk, cairan panas material, kabel dll)
sensitasi (sensitation) : Pengendapan karbida selama perlakuan panas baja stainless
yang mereduksi sejumlah krom yang diperlukan untuk ketahanan korosi
senyawa (compound) : Bahan yang terbentuk dari logam dan unsur-unsur bukan
logam
senyawa elektron (compound electron) : Istilah yang digunakan untuk menjelaskan
fasa pertengahan sistem logam yang mempunyai struktur kristal dan rasio elektron
valensi atom-atom
serangan garis pisau (knife-line attack) : Korosi batas butir pada paduan, umumnya
baja stainless yang distabilkan, sepanjang garis batas atau kontak dengan lasan setelah
pemanasan pada rentang temperatur sensitasi
serangan selektif (selective attack) : Istilah yang digunakan pada jenis korosi yang
terjadi di tempat-tempat tertentu pada suatu permukaan logam
serpih grafit (graphite flakes) : Bentuk grafik pada besi tuang kelabu
sifat fisik (physic properties) : Sifat material yang tidak merefleksikan perubahan
mekanik atau kimia
sifat listrik (electric properties) : Sifat material seperti konduktifitas atau resistivitas
dengan kehadiran medan listrik
sifat magnetic (magnetic properties) : Sifat material yang unik untuk karakteristik
magnetisasi
sifat mekanik (mechanic properties) : Sifat berdasarkan deformasi mekanik material
simpangan pendek (jogs) : Proses panjat garis dislokasi sejarak sebuah segmen
pendek yang mengakibatkan terbentuknya dua jenjang.
sirkuit Berger (Berger circuit) : Suatu teknik untuk mempernudah mendefinisikan
42
uji arus Eddy (Eddy current test) : (1) Pengujian tidak merusak dimana aliran arus
Eddy dilewatkan ke obyek. (2) Perubahan pada aliran disebabkan oleh variasi obyek
yang terefleksikan ke lilitan terdekat.
uji impak Charpy(Charpy impact test) : Enegi impak kinetik menggunakan uji
standar dan Uji standar bar.
uji kekerasan berlian -piramida (diamond-pyramid hardness test) : Uji kekerasan
indentasi, menggunakan identor berlian - piramida dan varibel beban dengan
penggunaan skala kekerasan untuk semua daerah kekerasan dari material lunak timah
khingga karbida keras
uji kekerasan brinnel (brinnel hardness test) : Uji untuk menetukan kekerasan
material dengan memberi beban bola baja karbida dengan diameter tertentu pada
permukaan material uji
uji partikel magnetic (magnetic particle test) : Uji Tidak merusak untuk las dimana
partikel-partikel ferromagnetik ditarik ke cacat las
uji ultrasonik (ultrasonic test) : Uji Tidak merusak untuk hasil lasan yang
menggunakan metode refleksi gelombang ultrasonik untuk mendeteksi cacat
ukuran butir (grain size) : Deskripsi ukuran rata-rata butir dalam mikrostruktur
unit sel (cell unit) : Kesatuan terkecil yang berulang-ulang membentuk struktur
kristal
valensi (valency) : Angka yang menyatakan banyaknya elektron yang hilang bila
sebuah atom logam berubah menjadi ion
vektor Burger (Burger vector) : Suatu terminologi unyuk menjelaskan besar dan
arah pergeseran atau pergerakan atom yang mengakibatkan terjadinya slip
W
Waktu Lelah (fatigue time) : Jumlah loop tegangan yang dapat menahan kegagalan
akibat proses fatik
45
46
E0 (volt)
Au (Emas)
+1,68
Pt (Platina)
+1,20
Hg (Raksa)
+0,85
Ag (Perak)
+0,80
Cu (Tembaga)
+0,34
H (Hidrogen)
0,00
Pb (Timbal)
-0,13
Sn (Timah)
-0,14
Ni(Nikel)
-0,25
Cd (Kadnium)
-0,40
Fe (Besi)
-0,44
Cr (Kromium)
-0,71
Zn (Seng)
-0,76
Al (Aluminium)
-1,67
Mg (Magnesium)
-2,34
Na (Natrium)
-2,71
Ca (Kalsium)
-2,87
K (Kalium)
-2,92
TAHAN
KOROSI
RENTAN
KOROSI
Elektroda
Kalomel (SCE)
Elektrolit
Potensial
(V)
47
Kalomel (NCE)
Kalomel
Ag/AgCl (SSC)
SSC
Air laut
+0,25
Cu/CuSO4
Air laut
+0,3
Seng
Air laut
-0,79
Paduan tembaga
Paduan emas
Inconel
Timbal
Lingkungan
Larutan NaCl.H2O
Logam
Baja biasa
Lingkungan
Larutan NaOH
Larutan NaCl
Larutan NaOH-Na2SiO2
Air laut
Amina
HNO3)
Air,uap air
Larutan FeCl3
Larutan HCN
Asam asetat-larutan
Air laut
garam
Larutan H2S
Baja Nirkarat
(Stainless steel)
Larutan NaCl-H2O2
Air laut
Paduan magnesium
Larutan NaCl-K2CrO4
H2S
Larutan NaOH-H2S
Air distilasi
Nikel
Paduan Titanium
48
Monel
, .cm
Air murni
20.000.000
Air distilasi
500.000
Air hujan
20.000
Tap water
1000-5000
200
30
20-25
Jenis
Bakteri
sulfat
Kondisi tanah
reduksi
(Sulfate-
reducing bacteria)
Proses Metabolisme
Kondisi anaerobic,
Pengubahan
nilai
menjadi sulfit
pH
netral,
sulfat
Hasil produk
Besi
sulfida
(FeS),
asam
Keterangan
Jenis bakteri genus
Desulfovibro
sulfida (H2S)
4-
(SO )
Bakteri
besi
oksidasi
Asam, aerobik
(Iron-
Asam
sulfuric,
besi sulfat
oxidizing bacteria)
Bakteri
oksidasi
sulfur
(Sulfur-
Jenis
bakteri
Thiobacillus
ferrooxidans
Aerobik, asam
Pengubahan
Sulfur
Asam sulfurik
oxidizing bacteria)
menjadi
Jenis
bakteri
Thiobacillus
asam
sulfurik
Bakteri besi (Iron
Aerobik,
kondisi
49
magnetit
Jenis
bakteri
bacteria)
pH
mendekati
netral
Galionella
ion
Tingkat korosivitas
>20.000
Tidak terkorosi
10.000-20.000
Korosi ringan
5000-10.000
Korosi sedang
3000-5000
Korosi
1000-3000
Korosi berat
<1000
Platina
MULIA
Emas
Monel
Perunggu
Tembaga
Chlorimet 2
Hastelloy B
Inconel (aktif)
Nikel (aktif)
Timah
Timbal
Solder timah-timbal
Baja stainless 18-8 Mo (aktif)
Baja stainless 18-8 (aktif)
Nikel tahan
Baja krom >11% Cr (aktif)
Besi tuang
Baja atau besi
Aluminium 2024
kadmium
Aluminium murni komersial
Seng
AKTIF
(ANODIK)
Faktor
Korosi lelah
(stress corrosion
(fatigue corrosion)
(hydrogen induced
cracking)
Tegangan
Tegangan
cracking)
tarik
Siklus
51
tegangan
statis
Larutan korosi
Spesifik
tarik
pada
beberapa
Beberapa
paduan
Peningkatan suhu
cepat
cepat
<ruang : meningkat
Logam murni
tahan
rentan
Rentan
Morfologi retakan
Transgranular
Transgranular
Transgranularintergranular
Intergranular
Tidak bercabang
Tidak bercabang
bercabang
Blunt tip
Shrap tip
Tidak ada
ada
Tidak ada
cleavage
cleavage
mark)
Polarisasi katodik
dihilangkan
dihilangkan
Meningkat
Tegangan mendekati
meningkat
meningkat
maksimum
Sektor industri
Pemurnian/pemyaringan
Pembangkit listrik
Pendingin
air
heat
exchanger,
sistem
Proses kimia
pertambangan
Korosivitas
mine
shaft,
refrigeration
plant,
52
perpipaan slurry
Manufaktur
Angkasa
Perkapalan
Tangki
buangan
air,
program
shipboard
exposure
Konstruksi
struktur
pretensioned
concrete,
pertanian
Sistem
penyemprotan
tanaman,
sistem
pemagaran
mm.year-1
Mpy
g,.m-2.day-1
3,28 M/nd
129 M/nd
8,95 M/n
mm.year
0,306 nd/M
39,4
2,74 d
mpy
0,00777 nd/M
0,0254
0,0694 d
g.m-2.day-1
0,112 n/M
0,365/d
14.4/d
mA.cm-2
-1
mm.year-1
Mpy
g,.m-2.day-1
mA.cm-2
11,6
456
249
mm.year-1
0,0863
39,4
21,6
53
mpy
0,0219
0,0254
0,547
g.m-2.day-1
0,00401
0,0463
1,83
Sistem
Inhibitor
Logam
Konsentrasi
Ethylaniline
Fe
0,5%
Mercatobenzotriazole (MBT)
..
1%
Pyridine + phenylhydrazine
..
0,5% + 0,5%
..
0,2%
H2SO4
Phenylacridine
Fe
0,5%
H3PO4
NaI
Fe
200 ppm
Lain-lain
Thiourea
Fe
1%
..
0,5-1,0%
As2O3
..
0,5%
Na3AsO4
..
0,5%
Ca (HCO3)2
Baja,besi tuang
10 ppm
Polyphosphate
Fe,Zn,Cu,Al
5-10 ppm
Ca(OH)2
Fe,Zn,Cu
10 ppm
Na2SiO3
..
10-20 ppm
Ca(HCO3)2
10 ppm
Na2CrO4
Fe,Zn,Cu
0,1%
NaNO2
Fe
0,05%
NaH2PO4
..
1%
Morpholine
..
0,2%
NaH2PO4
Fe,zn,Cu
10 ppm
Polyphosphate
..
10 ppm
Morpholine
Fe
varibel
Hydrazine
..
O2 scavenger
Ammonia
..
Netraliser
Octadecylamine
..
Varibel
Asam
HCl
Air
Potable
Pendingin
Boiler
54
Pendingin mesin
Na2CrO4
Fe,Pb,Cu,Zn
0,1-1%
NaNO2
Fe
0,1-1%
Borak
..
1%
Glycol/air
Borak + MBT
Semua logam
1%-0,1%
Na2SiO3
Fe
0,01%
..
10-25 ppm
..
10-25 ppm
Na2SiO3
Zn
10 ppm
NaNO2
Fe
0,5%
Ca(HCO3)2
Semua logam
tergantung pH
NaH2PO4 + NaNO2
Fe
10 ppm + 0,5%
Air laut
Lingkungan laut
Beton
Permukaan dilapis
Permukaan dilapis
platina
platina
Campuran oksida
Potable water
Besi Si tinggi
polymeric
Grafit
Besi tuang Si
tinggi Cr
Grafit
Besi Si tinggi
aluminium
Campuran
logam-grafit
Seng
logam
Campuran oksida
Lingkungan tanah
oksida logam
Besi tuang Si
Permukaan
tinggi Cr
dilapis platina
Polymeric
Besi dan baja
55
Konstanta (K)
3.45 X 106
3.45 X 103
3.45 X 102
2.87 X 104
8.76 X 107
2.78 X 106
1.00 X 104 X D
2.78 X 106 X D
LARUTAN
Aluminium dan
50 mL asam fosforik
paduan
gr
WAKTU
5-10 menit
SUHU
0
90 C
hingga
mendidih
kromium
KETERANGAN
Bila produk korosi
tersisa,
cuci
dan
trioksida (CrO3)
reagen
air
untuk
membuat 1000 mL
asam nitrit (HNO3, sp
gr 1,42)
Hilangkan
dan
1-5 menit
20-25 C
produk
deposit
korosi
untuk
menghindari
reaksi
yang
menyebabkan
penghilangan
berlebihan
56
pada
logam dasar
Tembaga
paduan
dan
500
mL
asam
1-3 menit
20-25 C
Deaerasi
hidroklorida (HCl, sp
dengan
gr 1,19)
murni
reagen
air
larutan
nitrogen
untuk
meminimalkan
untuk
membuat 1000 mL
penghilangan logam
dasar
Penghilangan produk
(NaCN)
reagen
air
hingga
1-3 menit
20-25 C
1000mL
korosi
tembaga
sulfida
yang
tidak
dapat
dihilangkan
dengan HCl
100 mL asam sulfurik
1-3 menit
20-250C
Penghilangan produk
(H2SO4, sp gr 1,84)
korosi
reagen
perlakuan
air
untuk
membuat 1000 mL
sebelum
untuk
meminimalkan
redeposisi
pada
tembaga
permukaan
sampel
120 mL asam sulfuric
5-10 detik
20-25 C
Penghilangan
(H2SO4, sp gr 1,84)
redeposisi
tembaga
30
dihasilkan
dari
dikromat
perlakuan
asam
(Na2Cr2O7.2H2O)
sulfuric
Reagen
gr
sodium
air
untuk
mebuat 1000mL
54 mL asam sulfuric
30-60 menit
40 50oC
Deaerasi
larutan
(H2SO4, sp gr 1,84)
dengan
reagen
air
dibuat
hingga 1000 mL
nitrogen,
menghilangkan
produk
diikuti
dengan
pencelupan
kembali 3 4 detik
direkomendasikan
Besi dan Baja
1-25 menit
20-25 C
1,19), 20 gr antimon
dengan
trioksida (Sb2O3), 50
sampel
57
kuat
atau
harus
gr SnCl2
dibersihkan.
Waktu
yang
lama
dibutuhkan
pada
kondisi tertentu
50 gr NaOH, 200 gr
30-40 menit
80-90 C
Diperhatikan
debu-
kepingan
air
reaksi
udara
seng,
spontan
ke
1000 ml
200 gr NaOH,20 gr
butiran
seng
kepingan
30-40 menit
80 900C
atau
seng,
Diperhatikan
debu-
air
reaksi
udara
spontan
ke
1000 ml
200
gr
diamonium
20 menit
75-900C
Ketergantungan
sitrat
terhadap
((NH4)2HC6H5O7), air
produk
korosi,
seranagan
logam
1000 ml
komposisi
3,5
10 menit
20-25 C
gr
Waktu
yang
lama
dibutuhkan
hexamethylene
pada
kondisi tertentu
kaustik
leleh
1-20 menit
3700C
Lihat
SP29-370
dan
paduan timbal
10 ml asam asetat
5 menit
Temperatur didih
...
10 menit
60-700C
...
5 menit
60-700C
...
(CH3OOH)
50 gr (CH3COONH4),
air
regen
untuk
gr
pada
(CH3COONH4),air
regen untuk membuat
58
buletin
larutan 1000 ml
Magnesium
dan
150
gr
kromium
paduan
trioksida (CrO3), 10 gr
magnesium
perak
1 menit
Temperatur didih
kromat
membuat
gr
kromium
1 menit
20-250C
trioksida (CrO3), 10 gr
untuk mengendapkan
sulfat
20 gr barium nitrat
(Ba(NO3)2), air regen
untuk
membuat
larutan 1000 mL
Nikel
dan
paduan nikel
1-3 menit
20-250C
...
1-3 menit
20-250C
...
20 menit
600C
...
10-60 menit
700C
...
5 menit
600C
...
larutan
hingga 1000 mL
100 mL asam sulfat
(H2SO4, sp.gr 1,84),
air
regen
untuk
gr
diamonium
sitrat
((NH4)2HC6H8O7), air
regen untuk membuat
1000 ml
100 gr asam sitrit
(C6H8O7), 50 ml asam
sulfat (H2SO4, sp.gr
1,84), 2 gr inhibitor
(diorthotoly
atau
thiourea
quinoline
59
ethyliodide
atau
betanaphthol
quinoline), air regen
untuk
membuat
gr
sodium
hidroksida
(NaOH),
30
potasium
gr
5 menit
Temperatur didih
...
5-20 menit
20-250C
...
20 menit
Temperatur didih
Diperhatikan
permanganat
(KmnO4), air regen
dilarutkan
hingga
1000
diikuti
ml
dengan
100
gr
diamonium
sitrat
((NH4)2HC6H5O7), air
regen untuk membuat
larutan hingga 1000
ml
100 ml asam nitrit
(HNO3, sp gr 1,42),
20 ml asam hdroflorik
(HF, sp gr 1,19848%), air regen untuk
membuat
larutan
hingga 1000 ml
200
gr
sodium
hidroksida
(NaOH),
reaksi
udara
dan
paduan timah
150
gr
trisodium
10 menit
fosfat
(Na3PO4.12H2O),
debu-
air
60
Temperatur didih
...
spontan
ke
ml
50
ml
asam
10 menit
200C
...
5 menit
20-250C
...
15- 20 detik
Temperatur didih
Perak
hidroklorida (HCl, sp
gr 1,19), air regen
untuk
membuat
dan
150
ml
amonium
hidroksida
(NH4OH,
membuat
gr
kromium
nitrat
haris
triosida (CrO3), 10 gr
dilarutkan ke dalam
air
asam
regen
untuk
membuat
larutan
mendidih
hingga 1000 ml
menjaga
kromik
untuk
kritalisasi
Asam
gr
amonium
2-5 menit
70 C
...
1 menit
800C
Kontaminasi klorida
gr
kromium
ml
lingkungan
garam
61
serangan
15 detik
20-25 C
Beberapa
logam
dasar
seng
dihilangkan
dapat
gr
persulfat
amonium
5 menit
20-250C
((NH4)2
direkomendasi untuk
Khususnya
baja galvanis
larutan
hingga 1000 ml
100
gr
amonium
2-5 menit
700C
...
asetat (CH3COONH4),
air
regen
untuk
membuat
larutan
hingga 1000 ml
tuang
LARUTAN
75
WAKTU
gr
sodium
hidroksida
(NaOH),
20 40 menit
TEMPERATUR
0
20-25 C
75
sodium
karbonat
Perlakuan
katodik
rapat
25 gr sodium sulfat
(Na2SO4),
KETERANGAN
secara
dengan
arus
100-
gr
200A/m .
Penggunaan anoda
karbon,
untuk
atau stainless
membuat
platina
3 menit
750C
Perlakuan
(H2SO4, sp gr 1,84),
katodik
0,5
rapat
gr
inhibitor
dengan
arus
2
2000A/m ,.
(diorthotolyl thiourea
62
secara
atau
quinoline
ethyliodide
Penggunaan anoda
atau
karbon,
betanaphthol
platina
atau timbal
membuat
gr
diamonium
5 menit
20-250C
Perlakuan
secara
sitrat
((NH4)2HC6H5O7), air
100
Penggunaan anoda
A/m2,
ml
Timbal
dan
paduan timbal
28 ml asam sulfat
3 menit
750C
Perlakuan
secara
(H2SO4, sp gr 1,84),
katodik
0,5
inhibitor
(diorthotolyl thiourea
A/m2. Penggunaan
atau
anoda
gr
quinoline
ethyliodide
atau
dengan
karbon,
betanaphthol
quinoline), air regen
untuk
membuat
dan
paduan tembaga
7,5
gr
klorida
potasium
(KCl),
20-250C
1-3
Perlakuan
katodik
air
secara
dengan
rapat
arus
100
A/m2. Penggunaan
ml
Seng
kadmium
dan
50
dibasic
sodium
5 menit
700C
Perlakuan
secara
katodik
dengan
rapat
A/m2. Penggunaan
ml
anoda
arus
110
karbon,platina atau
stainless steel
63
100
gr
sodium
hidroksida
(NaOH),
air
regen
membuat
1-2 menit
20-250C
Perlakuan
katodik
untuk
rapat
larutan
secara
dengan
arus
100
A/m
hingga 1000 ml
Umum
20
gr
sodium
(termasuk
hidroksida
(NaOH),
aluminium,
air
regen
5-10 menit
20-250C
Perlakuan
katodik
untuk
rapat
larutan
magnesium dan
membuat
paduan timah)
hingga 1000 ml
secara
dengan
arus
A/m . Penggunaan
anoda
stainless
steel SS 316
Resistivitas
Anoda
< 150
Al
< 500
Zn
> 500
Mg
<1500
Zn (dengan backfill)
Mg (-1,5 V)
Lingkungan tanah
300
<4000
Mg (-1,5 V)
(dengan backfill)
>4000
Mg (-1,7 V)
(dengan backfill)
Baja karbon
~10
~1
~0,5
64
Timbal perak
0,06-0,12
Grafit
0,05
Logam
Sulfuric acid
Baja
Phosporic acid
Nitric acid
Nikel
Larutan nitrat
Paduan nikel
Larutan amonia
Krom
Asam organik
Larutan kaustik
Lingkungan
Berbagai macam
Baja
Illium G
Tembaga
Hydroxylamine sulfate
Nickel-plate steel
Hastealloy C
65
Larutan
Kalomel
H2SO4
Ag-AgCl
Mo-MoO3
Bismut
NH4OH
SS 316
Hg-HgSO4
Pt-PtO
H2SO4
Jenis
Baja telanjang
30 ~ 50
5 ~ 15
Baja telanjang + PE
0,5
Sumber : Fukutani,E, corrosion of Metal and Cathodic protection, Nakagawa Corrosion Protection Co,Ltd
-500
23
500-1500
14
>1500
66
Lingkungan
Kapasitas
Laju konsumsi
(dibandingkan
(A-h/kg)
(Kg/A-year)
Air laut
>2800
3,15
5%Zn,0,04% Hg
Sea-bed mud
1800-2000
4,38-4,86
3%-5% Zn
Air laut
1800-2000
4,38-4,86
0,01%-0,03% In
Air laut
Magnesium
Tanah/fresh water
-1,7 (Cu/CuSO4)
1200
7,5
6% Al, 3% Zn
Tanah/fresh water
1,5 (Cu/CuSO4)
1200
7,5
Seng
Air laut
780
11,25
0,4% Zn,0,04% Hg
1,5% Mn,
0,5%Al, 0,1% Cd
Jangkauan terbatas
Jangkauan jauh
NILAI UNS
DENSITAS (gr/cm2)
PADUAN
PADUAN ALUMINIUM
A91100
1100
2,71
67
A91199
1199
2,70
A92024
2024
2,78
A92219
2219
2,84
A93003
3003
2,73
A93004
3004
2,72
A95005
5005
2,70
A95050
5050
2,69
A95052
5052
2,68
A95083
5083
2,66
A95086
5086
2,66
A95154
5154
2,66
A95357
5357
2,69
A95454
5454
2,69
A95456
5456
2,66
A96061
6061
2,70
6062
2,70
A96070
6070
2,71
A96101
6101
2,70
A97075
7075
2,81
A97079
7079
2,75
A97178
7178
2,83
STAINLESS STEEL
S20100
201
7,94
S20200
202
7,94
S30200
302
7,94
S30400
304
7,94
S30403
304L
7,94
S30900
309
7,98
S31000
310
7,98
S31100
311
7,98
68
S31600
316
7,98
S31603
316L
7,98
S31700
317
7,98
S32100
321
7,94
S32900
329
7,98
N08330
330
7,98
S34700
347
8,03
S41000
410
7,70
S43000
430
7,72
S44600
446
7,65
S50200
502
7,82
7,20
GXXXXX-KXXXXX
Baja karbon
7,86
Besi silikon
7,00
KXXXXX
7,85
PADUAN TEMBAGA
C38600
Tembaga
8,94
C23000
8,75
C26000
8,52
C28000
8,39
Admiralty 442
8,52
C44300
Admiralty 443
8,52
C44400
Admiralty 444
8,52
C44500
Admiralty 445
8,52
C68700
8,33
C22000
8,80
C60800
8,16
Composition M
69
8,45
Composition G
8,77
C51000
8,86
C52400
8,77
85-5-5-5
8,80
C65500
8,52
C70600
8,94
C71000
8,94
C71500
8,94
C75200
8,75
TIMBAL
L53305-53405
Antimonial
10,80
L5XXXX
Chemical
11,33
PADUAN NIKEL
N02200
Nickel 200
8,89
N04400
8,84
N06600
N06625
Nickel
chromium 8,14
N08020
N10665
N10276
Nickel
chromium 8,8
Nickel
chromium 8,3
70
Magnesium
1,74
R03600
Molybdenum
10,22
P04980
Platinum
21,45
P07016
Perak
10,49
R05200
Tantalum
16,60
L13002
Timah
7,30
R50250
Titanium
4,54
Z13001
Seng
7,13
R60001
Zirkon
6,53
71
72
Laju korosi
(umum)
(K X W )
laju korosi =
(A X T X D)
K = Konstanta (lihat tabel konstanta rumus laju korosi)
T =Waktu ekspos (jam)
A =Luas (cm2)
W = Kehilangan massa (gram)
D =Densitas (g/cm3)
Laju korosi
(mm per
year)
(8,76 X 104 ) M
C=
aXtXd
C = Laju korosi (mm per year)
M = Kehilangan berat (gr)
a = Luas (cm2)
t = Waktu (jam)
d = Densitas (gr/cm3)
Kehilangan
volume
(w2 - W1)
W =
A
Koefisien
friksi (f)
F
=
N
= Koefisien friksi
F = Gaya friksi
N = Gaya normal
73
Resistansi
listrik
l
R=
A
R = Resistansi
= Resistivitas logam (tergantung suhu)
l = Panjang bahan
A = Luas melintang bahan
Rapat arus
korosi
(polarisasi
kecil
elektroda E
hingga 20
mV)
B
icorr =
RP
icorr = Rapat arus korosi
B = a kombinasi anodik dan katodik tafel slope (ba,bc)
RP = Resistansi polarisasi (. Cm2)
Kehilangan
volume
V =
(W2 - W1)
X 1000
3
Densitas (gr/m )
V = Kehilangan volume
W2 = Berat sampel akhir (gr)
W1 = Berat sampel awal (gr)
8
Laju korosi
(polarisasi)
Laju korosi = K
K = a konstanta
EW = Berat ekuivalen
= Densitas
icorr = Rapat arus korosi
74
icorr
. EW
Rumus ph
pH = - log [H+ ]
pH = - log [OH- ]
pH + pOH = 14
[H+] = Konsentrasi ion-ion hidrogen
[OH] = Konsentrasi ion-ion hidroksil
10 Persamaan
Nerst
RT hasil reaksi
E = E ln
zF
reaktan
o
G = E. - zF
G = Perubahan energi bebas pada proses korosi
E = Potensial yang diukur (volt)
z = Jumlah elektron
F = Muatan (96494 coulomb/mol)
12 Kehilangan
berat
(hubungan
dengan
faraday)
I.t.M
W =
nF
W = Kehilangan berat (gr)
n = jumlah elektron
F = Konstanta Faraday (96 487 C/gr ekuivalen)
i = arus
t = waktu
15 Impedansi
RP
j.CRP 2
Zmetal = RS +
+
2
2
2
(1+ .Rp .C ) (1 + 2 .RPC2 )
Zmetal = Impedance magnitude
75
=2f
C
RP
RS
14 Rumus
hydrogen
embrittlement
n F D CH
J=
L
J = Permeation current
D = Koefisien difusi
CH = Konsentrasi subsurface hidrogen
L = Ketebalan sampel
15 Rumus laju
korosi
(mils/yr)
534W
mils / yr =
dAt
W = Kehilangan berat (mg)
d = Densitas logam (gr/cm3)
A = Luas ekspos (in2)
t = Waktu ekspos
16 Pitting faktor
pitting faktor =
Proteksi katodik
17
Perubahan
potensial
(jaringan
pipa panjang)
Perubahan
arus(jaringan
pipa panjang)
Ex = Eo exp (- x)
Ex = Besar perubahan/penurunan potensial setempat pada
lokasi x
Eo = Besar perubahan/penurunan potensial setempat
x = titik drainase (drainage point)
= Konstanta atenuasi
Ix = Io exp (- x)
Ix = Besar perubahan/penurunan arus setempat pada
lokasi x
Io = Besar perubahan/penurunan arus setempat
x = titik drainase (drainage point)
76
Konstanta
atenuasi
= Konstanta atenuasi
Rs . g
18
Berat anoda
total
Io. T. 8760
Wo =
K.
Wo = Berat anoda total
Io = Arus proteksi total
T = Umur proteksi (tahun)
= Faktor utilisasi (~0,8)
K = Anoda yang digunakan : Ah/Kg
Tahanan anoda individual
19
Tahanan
anoda
terpasang
horisontal
Rh =
2l
ln
4l
d
Rv =
2l
8l
ln 1
77
78
KONVERSI KOROSI
SATUAN ASAL
PERKALIAN
INTERNASIONAL (SI)
LUAS
inch2
645,2
millimetre2 (mm2)
inch2
6,452
centimetre2 (cm2)
foot2
0,092 90
metre2 (m2)
foot2
929,0
centimetre2 (cm2)
yard2
0,836 1
metre2 (m2)
0,000 000 1
pound-force inch
0,113 0
pound-force foot
1,356
0,025 40
25,40
25,40
304,8
0,100 0
0,004 167
100,0
day (mdd)
milligram per decimetre2
day
milligram per decimetre2
day
RAPAT ARUS
milliampere per millimetre2
1000
10,00
microampere per
0,010 00
79
centimetre2
milliampere per metre2
0,001 00
microampere per
1,000
10,76
1 550
10,75
10 000
100,0
millimetre2
ENERGI
british thermal unit (600F)
1055
joule (J)
calorie (mean)
4,190
joule (J)
foot-pound-force
1,356
joule (J)
kilocalorie
4190
joule (J)
kilowatt hour
3,600
megajoule (MJ)
0,028 32
2445
40,78
5,451
minute
gallon (U.S. liquid) per hour 0,090 85
0,003 789
GAYA
dyne
0,000 01
newton (N)
kilogram-force
9,807
newton (N)
ounce-force
0,278 0
newton (N)
pound-force
4,448
newton (N)
PANJANG
angstrom
1 X 10
-10
metre (m)
80
angstrom
0,100 0
nanometre (nm)
micron
0,001 0
millimetre (mm)
micron
1,000
micrometre (m)
mil
0,025 40
millimetre (mm)
mil
25,40
micrometre (m)
inch
2,540
centimetre (cm)
inch
25,40
millimetre (mm)
inch
25400
micrometre (m)
foot
0,304 8
metre (m)
yard
0,914 4
metre (m)
mile
1,609
kilometre (km)
MASSA
grain
64,80
milligram (mg)
ounce
28,35
gram (g)
pound
0,453 6
kilogram (kg)
pound
453,6
gram (g)
907,2
kilogram (kg)
305,1
4,882
4882
703,1
1000
1730
7,489
7,489
16,02
(U.S. liquid)
ounce (mass) per gallon
(U.S. liquid)
pound (mass) per foot3
81
119,8
(U.S.liquid)
DAYA
Btu (termokimia) per
1054
watt (W)
horsepower (listrik)
746,0
watt (W)
4184
watt (W)
second
second
TEKANAN ATAU TEGANGAN
Atmosfir (normal = 760
101 300
pascal (Pa)
1 333
pascal (Pa)
0,100 0
pascal (Pa)
3377
pascal (Pa)
248,8
pascal (Pa)
9,807
pascal (Pa)
6,895
megapascal (MPa)
6,895
kilopascal (KPa)
47,88
pascal (Pa)
torr)
Centimetre of mercury
(00C)
INTENSITAS TEGANGAN
0,034 75
34,75
0,001 099
1,099
(pound-force per
inch2)inch1/2
inch1/2
(kip per inch2) inch1/2
TEMPERATUR
derajat Celsius
TK = T0C + 273,15
kelvin (K)
derajat Fahrenheit
T0K =(T0F
82
32)/1,8
WAKTU
jam (rata-rata matahari)
3600
detik
86 400
detik
bulan (kalender)
2,628
megadetik
tahun (kalender)
31,54
megadetik
KECEPATAN
25,40
0,304 8
0,423 3
1,609
0,447 0
inch3
16,39
centimetre3 (cm3)
29,57
centimetre3 (cm3)
473,2
centimetre3 (cm3)
946,4
centimetre3 (cm3)
0,003 785
metre3 (m3)
3,785
litre (l)
83