Anda di halaman 1dari 35

Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

G1P0A0 Usia Kehamilan 32-33 minggu + Kehamilan Risiko


Tinggi + Kurang Energi Kronis + Anemia Ringan

Disusun Oleh:
Aviciena Bin Iskandar
1010015036
PEMBIMBING:
dr. Khairul M Nuryanto, M. Kes
Veronika Hinum SKM, MM
dr. Kasiman

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSKESMAS PALARAN
SAMARINDA
JUNI 2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu (AKI) akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan
walaupun sebelumnya sempat mengalami penurunan. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia selama periode tahun 1991-2007 angka kematian ibu mengalami
penurunan dari 307 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, namun pada tahun
2012 terjadi peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target
MDGs 2015 adalah menurunkan AKI di Indonesia sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes, 2014).
Penyebab tak langsung kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang energi
kronis, usia terlalu muda, usia terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak melahirkan
(Alan, 2003).
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka
belum siap secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap
menjadi ibu. Bisa saja kehamilan terjadi karena "kecelakaan". Akibatnya, selain tidak
ada persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang
tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan
lancar sehingga kemungkinan operasi sesar jadi lebih besar.
Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi remaja
putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban kehamilan. Selain
itu, mereka lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia, serta
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi. Kurangnya
persiapan untuk hamil juga dikaitkan dengan defisiensi asam folat dalam tubuh.
Akibat kurangnya asam folat, janin dapat menderita spina bifida (kelainan tulang
belakang) atau janin tidak memiliki batok kepala. Bagian panggul juga belum cukup
berkembang sehingga bisa mengakibatkan kelainan letak janin. (Alan, 2003)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu adalah gizi ibu (Depkes
RI, 2001). Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu KEK dan anemia. Data

menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK
maupun anemia, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat
pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada bayi berupa BBLR (Depkes
RI, 2003).
Berdasarkan uraian diatas maka pada kesempatan ini akan dibahas mengenai
Kehamilan Risiko Tinggi akibat usia < 20 tahun disertai dengan KEK dan Anemia.

BAB 2
LAPORAN KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 27 Juni 2016
pukul 10.00 WITA di Poli Sayang Ibu Puskesmas Palaran Kota Samarinda.
ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama

: Ny. N

Usia

: 17 tahun

Alamat

: Jalan Trikora Gang Tampubolon RT. 16 Kelurahan Handil Bakti


Kecamatan Palaran

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan

: SMK

Suku

: Kutai

Agama

: Islam

Identitas Suami
Nama

: Tn. A

Usia

: 19 tahun

Alamat

: Jalan Adi Sucipto RT. 01 Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan


Palaran

Pekerjaan

: Pelajar

Pendidikan

: SMA

Suku

Agama

: Islam

Bugis

Keluhan Utama
Hamil dengan usia muda

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang untuk kontrol kehamilan rutin. Pasien sendiri baru berusia
17 tahun dan baru memeriksakan kehamilannya saat usia 5 bulan karena baru
menyadari kalau dia hamil. Kehamilan kali ini sendiri merupakan kehamilan yang
tidak diinginkan karena pasien hamil di luar nikah. Saat ini tidak ada keluhan
yang dirasakan mengenai kehamilannya. Namun, pasien mengatakan bahwa
tubuhnya kurus dan agak sulit dalam mengonsumsi makanan dikarenakan
memang sudah terbiasa pola makannya seperti itu sejak sebelum hamil. Saat
dilakukan pemeriksaan, pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa lingkar lengan
atas pasien hanya 21,5 cm dengan berat badan 50 kg, dan pada pemeriksaaan
laboratorium ditemukan kadar hemoglobin yang rendah yaitu 9,4.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi dan asma
sebelum hamil.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi dan asma pada anggota keluarga
lainnya disangkal.

Riwayat Menstruasi

Menarche
: usia 11 tahun
Siklus haid
: 28 hari / teratur.
Lama haid
: 7 hari.
Jumlah darah haid
: 2-3 kali ganti pembalut.
Hari pertama haid terakhir : 15-11-2015
Taksiran persalinan: 22-8-2016

Riwayat Pernikahan
Pasien menikah pertama kali usia 17 tahun dengan suami sekarang lama
pernikahan <1 tahun.
Riwayat Obstetrik

No.

1.

Tahun
partus

Tempat
Partus

Umur
kehamilan

Jenis
Persalinan

2016

Penolong
Persalinan

Penyulit

Jenis
Kelamin/
Berat
Badan

Keadaan
anak
Sekarang

Hamil Ini
Antenatal Care (ANC)
Pasien rutin memeriksakan kehamilannya saat ini di Puskesmas Palaran sejak
awal kehamilan.
Kontrasepsi
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Antropometri

: Berat badan (BB) : 50 kg, Tinggi badan (TB) : 165 cm


LiLa : 21,5 cm
BMI : 8,38 kg/m2

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Komposmentis

Tanda vital

Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu

: 110/70 mmHg
: 84 kali/menit
: 20 kali/menit
: 36,6 C

Status Generalisata

Kepala
Mata
Telinga
Hidung

: normocephal
: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
: tidak ditemukan kelainan
: tidak ditemukan kelainan
7

Tenggorokan
Leher
Thoraks
Jantung
Paru-paru
Abdomen

: tidak ditemukan kelainan


: pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
: S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)
: suara napas vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Inspeksi

Auskultasi
Ekstremitas:
Superior
Inferior

: cembung, linea nigra hiperpigmentasi (+),

striae albicans (+)


: bising usus (+) normal
: edema (-/-), akral hangat
: edema (-/-), akral hangat

Status Obstetrik dan Ginekologi

Inspeksi

perut

cembung,

linea

nigra

hiperpigmentasi (+), striae albicans (+) sikatriks (-)


Palpasi

: Tinggi Fundus Uteri : 25 cm


Presentasi bokong, punggung di kanan ibu, letak kepala,
Belum masuk PAP

Vaginal Toucher :
Tidak dilakukan
DJJ :
132 x/menit
TBJ :
(25-13) x 155 gram = 1860 gram

Diagnosis Kerja Sementara


G1P0A0 usia kehamilan 32-33 minggu + Kehamilan Risiko Tinggi + Kurang
Energi Kronis + Anemia Ringan

Pemeriksaan Penunjang
27/6/2016

Hb
HbsAg
112
Proteinuri

Hasil Pemeriksaan
9,4 gr/dl
(-)
NR
(-)

Nilai Normal
12.0 14.0 gr/dl
(-)
NR
(-)

PENATALAKSANAAN
8

Non Farmakologi

Edukasi mengenai penyakit yang diderita dan risiko yang dapat timbul

Edukasi untuk terus rutin ANC di Puskesmas/posyandu/bidan praktek

Edukasi untuk menjaga pola makan dan makan-makanan yang bergizi serta
tinggi zat besi

Edukasi untuk terus rutin mengkonsumsi tablet penambah darah setiap hari dan
segera datang untuk kontrol jika sudah habis

Edukasi untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat

Edukasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan persiapan persalinan


berisiko

Farmakologi

Sulfas Ferosus tablet 1 x 1


Kalk tablet 1 x 1
Vitamin C tablet 1 x 1
Viamin B Complex ablet 1 x 1

PROGNOSA
Prognosis Ad Vitam
: Dubia ad Bonam
Prognosis Ad Functionam : Bonam
Prognosis Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

BAB 3
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Lengkap

I. KEPALA KELUARGA
Tn. A
19 Tahun
Laki-laki
Kawin
Islam
Bugis
SMA
Pelajar
Jl. Jalan Adi Sucipto RT 01
Kelurahan Rawa Makmur
Kecamatan Palaran

II. PASANGAN
Ny.N
17 Tahun
Perempuan
Kawin
Islam
Kutai
SMK
Ibu Rumah Tangga
Jl. Trikora Gg.
Tampubolon RT 16
Kelurahan Handil Bakti
Kecamatan Palaran

ANGGOTA KELUARGA
No

Anggota
Keluarga

Usia

Tn. AJ

2
3
4
5

Serumah

Pekerjaan

Hub.
Klrg

Status
Nikah

Ya

46 thn

Buruh

Ayah

Menikah

Ny. B

44 thn

Ibu

Menikah

Ny. K
Ny. N
(pasien)
An. SR

75 thn
17 thn

Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga
Pelajar

Nenek
Anak

Menikah
Menikah

Anak

Belum
Menikah

9 thn

Tdk

Kdg

10

GENOGRAM

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Bercerai

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI KELUARGA DAN LINGKUNGAN


No
1
2
3

EKONOMI KELUARGA
Luas Tanah
Luas Bangunan
Pembagian Ruangan

Keterangan
20m x 10m
14m x 6m
Rumah pasien merupakan rumah kayu 1 tingkat, yan
terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur,
ruang TV dan 1 kamar mandi.

Di belakang rumah terdapat pekarangan, temp

menaruh barang-barang bekas, sebuah kandang ayam


4
5

Besarnya daya listrik


Tingkat Pendapatan Keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata/bulan
Bahan makanan :

dan tempat pembakaran sampah rumah tangga


900 watt
Rp. 900.000,00
Rp. 800.000,00

Beras, lauk pauk, dan sayur


Diluar bahan makanan :

Rp. 100.000,00

11

Pendidikan

Kesehatan

Listrik

Air bersih

Lain-lain

Rp. 40.000,00
Rp. 60.000,00

Rp. 1.500.000,00
b. Penghasilan keluarga/bulan
No PERILAKU KESEHATAN
1 Pelayanan Promotif/Preventif
Tidak ada
2 Pemeliharaan Kesehatan Anggota Puskesmas / dokter
Keluarga Lain
3 Pelayanan Pengobatan
4 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
No POLA MAKAN KELUARGA
1

Ayah dan Ibu

Puskesmas / dokter
Kartu Indonesia Sehat

Makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam). Menu sehari-hari : nasi, tahu
tempe, telur, ikan dan sayur.

Pasien

Makan tidak menentu, sering hanya makan saat merasakan lapar. Maka

biasanya dalam porsi yang kecil. Tidak menyukai ikan sebagai lauk. Sanga

jarang mengkonsumsi sayur. Tidak pernah mengkonsumsi susu. Konsumsi a


putih 1-1,5 liter per hari. Gemar mengkonsumsi teh.
No AKTIFITAS KELUARGA
1

Aktivitas Fisik
a. Ayah

Bekerja sebagai buruh, setiap harinya bekerja mulai pukul 7.00 18.00
Sepulang bekerja ayah beristirahat bersama istri dan keluarga.

Pasien tidak bekerja dan sehari-hari hanya membantu melakukan pekerjaa


b. Pasien

rumah tangga yang kebanyakan dikerjakan oleh ibu pasien sebagai Ib

Rumah Tangga. Pasien lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Pag

hari bangun jam 9.00 kemudian mandi dan menonton tv hingga sore har

Pada sore hari pasien biasanya membantu mencuci piring dan memasak

Malam hari jam istirahat pasien tidak menentu, namun pasien merasakan jam
tidur cukup.
2

Aktivitas

Pasien sehari-hari gemar menonton televisi dari pagi setelah bangun tidu

Mental

hingga menjelang saat tidur malam

12

No LINGKUNGAN
1 Sosial

Hubungan orang rumah dengan lingkungan sekita

cukup baik. Hubungan pasien dengan lingkunga


sekitar rumah baik.
2

Fisik/Biologis
Perumahan dan Fasilitas

cukup

Luas Tanah

20m x 10m

Luas Bangunan

14m x 6m

Jenis Dinding

Kayu

Jenis Lantai

Kayu

Sumber Penerangan Utama

Lampu listrik, ventilasi rumah kurang

Sarana MCK

Kamar mandi/WC, tempat mencuci piring dan pakaia


berdekatan dengan dapur.

Sumber Air Sehari-hari

Air Sumur Bor

Sumber Air Minum

Air Sumur yang dimasak

Pembuangan Sampah
Lingkungan kerja

Sampah langsung dibakar

a. Suami

Buruh

b. Ibu

Di rumah

c. Pasien

Di rumah

13

PENILAIAN APGAR KELUARGA

Kriteria
Adaptasi

Pernyataan

Hampir

Kadang

Hampir

Selalu

Kadang

tidak

(2)

(1)

pernah (0)

Saya puas dengan


keluarga saya karena
masing-masing anggota

keluarga sudah
menjalankan sesuai
Kemitraan

dengan seharusnya
Saya puas dengan
keluarga saya karena dapat
membantu memberikan

solusi terhadap
permasalahan yang
Pertumbuhan

dihadapi
Saya puas dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga saya untuk

mengembangkan
kemampuan yang saya
Kasih Sayang

miliki
Saya puas dengan
kehangatan dan kasih

sayang yang diberikan


Kebersamaan

keluarga saya
Saya puas dengan waktu
yang disediakan keluarga

untuk menjalin
kebersamaan
Jumlah

Keterangan
Total skor 8-10

= Fungsi keluarga sehat


14

Total skor 6-7

= Fungsi keluarga kurang sehat

Total skor 5

= Fungsi keluarga sakit

Kesimpulan
Nilai skor keluarga ini adalah 9, artinya keluarga ini menunjukan

fungsi

keluarga sehat.
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA
No.

Indikator Pertanyaan

Keterangan

Jawaban
Ya
Tidak

A. Perilaku Sehat
1
2
3

4
5

B.
1

Tidak Merokok
Ada yang memiliki kebiasaan
merokok?
Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan?
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap?
Balita Ditimbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
Sarapan Pagi
Apakah seluruh anggota keluarga
mempunyai kebiasaan sarapan
pagi?
Dana Sehat / ASKES
Apakah anda ikut menjadi peserta
ASKES?
Cuci Tangan
Apakah anggota keluarga
mempunyai kebiasaan mencuci
tangan menggunakan sabun
sebelum dan sesudah buang air
besar?
Sikat Gigi
Apakah anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok gigi
menggunakan odol?
Aktifitas Fisik / Olahraga
Apakah anggota keluarga
melakukan aktifitas fisik atau
olah raga teratur?
LingkunganSehat
Jamban
Apakah dirumah tersedia jamban

Ayah pasien merokok


Ditolong oleh bidan.
Imunisasi lengkap (BCG, DPT 1, 2, 3,
Polio, Hepatitis, Campak) dilakukan
semua.
Semua anaknya rutin ditimbang

Pasien jarang sarapan pagi

Kartu Indonesia Sehat

Seluruh anggota keluarga rutin


mencuci tangan sebelum dan sesudah
BAB

Seluruh anggota keluarga melakukan


kebiasaan menggosok gigi

Seluruh anggota keluarga tidak


memiliki aktifitas olahraga teratur

Ya, tersedia Jamban bentuk leher

15

4
5

dan seluruh keluarga


menggunakannya?
Air Bersih dan Bebas Jentik
Apakah dirumah tersedia air
besih dengan tempat/tendon air
tidak ada jentik?

Bebas Sampah
Apakah dirumah tersedia tempat
sampah? Dan dilingkungan
disekitar rumah tidak ada sampah
berserakan?
SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL
disekitar rumah?
Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah?
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian luas
rumah dengan jumlah anggota
keluarga?
Lantai
Apakah lantai bukan dari tanah?

angsa
Rumah mendapakan sumber air dari
air sumur bor yang dipompa
menggunakan mesin dengan kualias
air yang tidak terlalu baik (keruh),
kadang dapat ditemui jenik pada
empat penampungan air
Rumah terlihat cukup bersih, tidak
tampak sampah berserakan. Sampah
biasanya langsung dibakar. Kandang
hewan peliharaan (ayam) pun cukup
baik kebersihannya
Tersedia septic tank
Ukuran ventilasi lebih kurang 1/100
luas lantai untuk tiap ruangan dan
rumah cenderung gelap
Rumah cukup luas dengan 5 orang
penghuni
Seluruh lantai rumah adalah kayu

C. Indikator Tambahan
1

ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan
hanya mendapatkan ASI saja
sejak lahir sampai 6 bulan?
Konsumsi Buah &Sayur
Apakah dalam 1 minggu terakhir
anggota keluarga mengkonsumsi
buah dan sayur?
Jumlah

Ya

Tidak semua anggota keluarga


mengkonsumsi buah dan sayur

13

Klasifikasi
SEHAT I

: Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)

SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (kuning)


SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15 pertanyaan (hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18 pertanyaan (biru)
Kesimpulan

16

Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 13 pertanyaan


yang berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA
Faktor Risiko
Fisik

Biologi

Tidak ada faktor risiko fisik yang berhubungan

dengan keadaan yang dialami pasien


Usia pasien yang tergolong muda (17 tahun)

Merupakan kehamilan pertama

Pertambahan berat badan ibu yang rendah, dimana


berat badan ibu sebelum hamil selalu dibawah 50 kg
(sekitar 45 kg) dan sekarang hanya mengalami

kenaikan sekitar 5 kg di usia kehamilan trimester 3


Kehamilan pasien saat ini merupakan kehamilan
yang tidak diinginkan

Latar belakang pendidikan pasien yang rendah


(tidak sampai tamat SMK)

Psiko-sosio-

Pendapatan keluarga pas-pasan

ekonomi

Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan,


namun pasien memiliki jaminan kesehatan (KIS)

Pendapatan hanya berasal dari ayah pasien sebagai


buruh, sedangkan suami pasien masih pelajar dan

Perilaku
Kesehatan
Gaya Hidup

saat ini tidak tinggal serumah dengan pasien


Kurangnya
pengetahuan
pasien
mengenai
kehamilan dengan risiko tinggi.

Kurangnya kesadaran pasien untuk menjaga pola

makan yang bergizi


Pasien sekarang tidak sedang bekerja dengan

aktivitas fisik sehari-hari tergolong tidak berat


Pasien sulit makan dan jarang mengkonsumsi sayur
dan buah-buahan serta pemilih dalam masalah laukpauk
17

Gemar mengkonsumsi teh

DIAGNOSIS KELUARGA (RESUME MASALAH KESEHATAN)

STATUS KESEHATAN DAN FAKTOR RISIKO (individu, keluarga, dan


komunitas)
1. Status fungsi keluarga sehat.
2. Usia pasien yang tergolong muda (<18 tahun), dan merupakan kehamilan
yang pertama
3. Pertambahan berat badan ibu yang rendah, dimana berat badan ibu sebelum
hamil selalu dibawah 50 kg (sekitar 45 kg) dan sekarang hanya mengalami
kenaikan sekitar 5 kg di usia kehamilan trimester 3
4. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai kehamilan risiko
tinggi dan bahayanya
5. Pola makan yang tidak teratur dan masalah gizi yang kurang diperhatikan
oleh individu pasien sendiri
6. Pasien gemar mengkonsumsi teh setiap hari

STATUS UPAYA KESEHATAN (individu, keluarga, dan komunitas)


1

Pendapatan keluarga pas-pasan dan diprioritaskan untuk kebutuhan


pangan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas/praktek dokter umum.

Tidak memiliki alokasi khusus untuk dana kesehatan namun pasien


memiliki jaminan kesehatan (KIS)

Keluarga pasien cukup mengerti mengenai bagaimana menjaga kesehatan


dan jika ada yang sakit segera mencari pengobatan

Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat.

Pola makan keluarga yang sebenarnya cukup baik, dengan ibu


menyediakan menu yang sesuai unuk kebutuhan gizi keluarga

STATUS LINGKUNGAN :
1. Kondisi rumah dan lingkungan tempat tinggal kurang sehat.

18

2. Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga


dan ventilasi rumah sangat kurang, rumah cenderung gelap tanpa
penerangan lampu dan pertukaran udara kurang.
3.
Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar cukup baik.
4. Sanitasi lingkungan sekitar rumah cukup bersih, walaupun terdapat
beberapa tumpukan barang bekas dan kandang hewan peliharaan di
pekarangan belakang rumah
No
1.

Masalah yang
Dihadapi
Kehamilan
Risiko Tinggi

Rencana
Sasaran
Pembinaan Pembinaan
Edukasi & Pasien
dan
konseling

Contoh Pembinaan

Edukasi mengenai risiko yang ada pada

dan bahayanya yang mungkin timbul


Edukasi ibu agar rutin melakukan A

keluarga

sesuai

yang

dianjurkan

oleh

te

kesehatan sampai menjelang persalinan

menjaga kehamilannya agar tetap sehat


Memberikan konseling bagi ibu dan kelu

unuk persiapan persalinan yang berisiko


Memberikan ibu dukungan dan sema
dalam

menyambut

kehadiran

ang

keluarga baru
2.

KEK

Edukasi &

Pasien

konseling

keluarga

dan

Edukasi mengenai keadaan yang dia

pasien dan risikonya terhadap kehamilan


Menetapkan target kenaikan berat b
minimal

yang

minggunya

harus

dicapai

ibu

untuk mengejar kekuran

energinya, yang dievaluasi dengan A

rutin
Edukasi tentang pentingnya pola m

yang baik dan benar bagi kehamilan


Edukasi tentang gizi yang baik dan seimb

bagi ibu hamil


Memberikan konseling alternatif pil
menu,

porsi

makan,

serta

pembe

makanan tambahan (PMT) bagi ibu y

19

dapat

terjangkau

sesuai

dengan

ekonominya
Menganjurkan ibu untuk banyak beristi
dan

tidak

beraktivitas

yang

te

melelahkan
3.

Anemia

Edukasi &

Pasien

Ringan

konseling

keluarga

dan

Edukasi mengenai keadaan yang dialami

pasien dan risikonya terhadap kehamilan


Edukasi & konseling tentang pentingnya
konsumsi tablet zat besi rutin untuk

kehamilan
Memberikan

konseling

tentang

pil

makanan yang wajib dikonsumsi ibu den

kandungan zat besi tinggi yang d

terjangkau sesuai dengan taraf ekonomin


Memberikan konseling tentang makanan

minuman yang wajib dihindari sel


kehamilan

karena

dapat

menggan

absorbsi zat besi


Evaluasi saat ANC rutin, jika tidak kun

teratasi, edukasi & konseling keluarga u


persiapan transfusi darah

Diagnosis Keluarga :
Sebuah keluarga Tn. AJ terdiri dari 5 orang anggota keluarga yang tinggal
serumah, dengan satu orang anggota keluarga merupakan pasien rawat jalan
Puskesmas Palaran yang didiagnosis sebagai G1P0A0 usia kehamilan 32-33
minggu + Kehamilan Risiko Tinggi + KEK + Anemia Ringan. Keluarga ini
mempunyai kesadaran PHBS yang kurang baik namun fungsi keluarga yang sehat.

20

RENCANA PENATALAKSANAAN MASALAH KESEHATAN


Terhadap status kesehatan individu dan keluarga
No
1.

Masalah
kesehatan
Kehamilan
risiko tinggi

Penatalaksanaan

Menjelaskan risiko apa saja yang terdapat pada pasien


Memberikan edukasi mengenai risiko yang mungkin
timbul pada kehamilan ini, seperti persalinan dengan
tindakan,

preeklampsia/eklampsia,

perdarahan

antepartum, partus macet dan partus tak maju, kelainan


letak janin, anemia pada kehamilan, defisiensi asam

folat, serta Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


Edukasi ibu agar rutin melakukan ANC sesuai yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan sampai menjelang

persalinan dan menjaga kehamilannya agar tetap sehat


Konseling pada ibu & keluarga tentang persiapan
persalinan, tanda-tanda persalinan serta gawat ibu &
janin, harus melahirkan di RS, mempersiapkan
pendonor darah, menabung sedikit demi sedikit untuk
persiapan persalinan dalam keadaan hal-hal tertentu

yang tidak bisa terjamin oleh Jaminan Kesehatan (KIS)


Memberikan dukungan dan semangat bagi ibu dalam

menyambut kehadiran anggota keluarga baru


Edukasi agar menjaga hygiene diri dan lingkungan
sekitar

2.

KEK

Memberikan edukasi mengenai keadaan KEK yang

dialami pasien dan risikonya terhadap kehamilan


Memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan

yang baik dan benar bagi kehamilan


Memberikan edukasi tentang gizi yang baik dan
seimbang bagi ibu hamil

Memberikan edukasi & konseling tentang target berat


badan yang harus dicapai tiap minggunya oleh ibu dan

21

cara mencapainya dengan memberikan alternatif menu,


porsi makan setiap hari bagi ibu yang bisa dikonsumsi

3.

Anemia

sesuai dengan taraf ekonomi keluarga


Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil

sesuai dengan kebutuhan nutrisinya


Menganjurkan banyak beristirahat

beraktivitas yang melelahkan


Evaluasi rutin melalui ANC

Memberikan edukasi mengenai keadaan anemia yang

dialami pasien dan risikonya terhadap kehamilan


Memberikan edukasi & konseling tentang asupan zat

Ringan

dan

tidak

besi yang baik dengan pilihan menu sehari-hari yang

mengandung zat besi tinggi


Memberikan edukasi dan konseling tentang konsumsi

tablet zat besi rutin untuk kehamilan


Memberikan edukasi & konseling tentang makanan
dan minuman yang harus dihindari selama kehamilan

karena dapat mengganggu absorbsi zat besi


Evaluasi rutin melalui ANC, jika anemia tidak kunjung
teratasi, edukasi & konseling keluarga untuk persiapan
transfusi darah

PERAWATAN MASALAH KESEHATAN KELUARGA


Masalah

Tindakan Perawatan (Promotif, Preventif, Protektif)

Kesehatan

Individu

Kehamilan

Edukasi

Risiko Tinggi

mengenai

keadaan

KEK

Keluarga
Edukasi
kehamilan
yang

Komunitas

mengenai
risiko

tinggi

Edukasi

mengenai

kehamilan

risiko

tinggi

dan

Anemia

dialami

Ringan

risiko

yang

persalinan

terdapat

pada

mempersiapkan

pentingnya

dan

pendonor darah

rutin

ibu,
bahayanya

ibu,

Edukasi

Edukasi

persiapan
dan

mengenai

bahayanya
Edukasi

Edukasi

mengenai
ANC

mengenai

22

terhadap

tanda-tanda

kehamilan

persalinan

Edukasi ibu

gawat janin

dan

Edukasi agar

pentingnya kondisi

melakukan

memberikan

tempat tinggal yang

ANC sesuai

dukungan dan

bersih dan sehat.

yang

semangat bagi ibu

dianjurkan oleh

dalam menyambut

tenaga

kehadiran anggota

kesehatan

keluarga baru

agar rutin

sampai

Edukasi

pentingnya perilaku
dan

pentingnya perilaku

persalinan dan

pola hidup bersih

menjaga

dan

kehamilannya

pentingnya kondisi

agar tetap sehat

tempat

Edukasi

sehat

serta

mengenai

menjelang

pola hidup bersih

sehat

serta
tinggal

bersih dan sehat.

mengenai
perilaku hidup
bersih

dan

sehat

serta

pentingnya
menjaga

pola

makan

yang

bergizi

Edukasi
mengenai
gerakangerakan

yang

dapat
dilakukan dan
aman bagi ibu
23

hamil

untuk

membantu
menjaga
kesehatan janin
dan
memudahkan
persalinan

Edukasi
mengenai
makanan
dengan asupan
zat besi tinggi
serta

rutin

konsumsi
tablet zat besi

\Mandala of Health
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI

Kehamilan pasien saat ini merupakan kehamilan yang tidak diinginkan


Latar belakang pendidikan pasien yang rendah (tidak sampai tamat SMK)
Pendapatan keluarga pas-pasan
Tidak ada alokasi dana khusus untuk kesehatan, namun pasien memiliki jaminan
kesehatan (KIS)
Pendapatan hanya berasal dari ayah pasien sebagai buruh, sedangkan suami
pasien masih pelajar dan saat ini tidak tinggal serumah dengan pasien

PERILAKU KESEHATAN
Kurangnya pengetahuan pasien mengenai
kesehatan reproduksi dan hubungannya
dengan kehamilan risiko tinggi.
Kurangnya kesadaran pasien untuk menjaga
pola makan yang bergizi

PASIEN
G1P0A0 usia kehamilan 32-33
GAYA HIDUP
minggu
+ Kehamilan Risiko
KELUARGA
-Pemenuhan kebutuhan
prioritas
Tinggi + primer
KEK +
Anemia
Anggota
keluarga
utama
Ringan
berjumlah 5 orang
-Pola makan pasien yang buruk dengan
yang terdiri dari
asupan gizi yang kurang
ayah, ibu, nenek,-Kehamilan dengan usia pasien
-Gemar mengkonsumsi
dibawahteh
20 tahun
pasien dan adik
-LiLa < 23,5 cm
-Hb < 10 g/dL
BIOLOGI

Usia pasien yang tergolong muda (17 tahun)

Merupakan kehamilan pertama


24
Pertambahan berat badan ibu yang rendah, dimana beratLINGK.
badan KERJA
ibu sebelum
hamil selalu dibawah 50 kg (sekitar 45 kg) dan sekarang hanya mengalami
kenaikan sekitar 5 kg di usia kehamilan trimester 3
Pasien Ibu Rumah Tangga

SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DALAM


KELUARGA

Masalah

Upaya

Skor

Penyelesaian

Faktor Perilaku Kesehatan

pasien

Kurangnya pengetahuan
mengenai

Menjelaskan risiko apa saja yang terdapat pada


pasien
Memberikan

edukasi

mengenai

risiko

yang

kesehatan reproduksi dan

mungkin timbul pada kehamilan ini, seperti persalinan

hubungannya

dengan tindakan, preeklampsia/eklampsia, perdarahan

dengan

kehamilan risiko tinggi.

antepartum, partus macet dan partus tak maju, kelainan

Kurangnya

letak janin, anemia pada kehamilan, defisiensi asam

kesadaran

pasien untuk

menjaga

pola makan yang bergizi

folat, serta Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


Edukasi ibu agar rutin melakukan ANC sesuai yang
dianjurkan oleh tenaga kesehatan sampai menjelang

persalinan dan menjaga kehamilannya agar tetap sehat


Konseling pada ibu & keluarga tentang persiapan
persalinan, tanda-tanda persalinan serta gawat ibu &
janin, harus melahirkan di RS, mempersiapkan

pendonor darah
Memberikan edukasi tentang pentingnya pola

makan yang baik dan benar bagi kehamilan


Memberikan edukasi tentang gizi yang baik dan
seimbang bagi ibu hamil

Faktor Gaya Hidup

Pemenuhan kebutuhan

anemia yang dialami pasien dan risikonya terhadap

primer prioritas utama

Pola makan pasien yang


buruk dengan asupan gizi
yang kurang

Gemar mengkonsumsi

Memberikan edukasi mengenai keadaan KEK &

kehamilan
Memberikan edukasi & konseling tentang target berat
badan yang harus dicapai tiap minggunya oleh ibu dan
cara mencapainya dengan memberikan alternatif menu,
porsi makan setiap hari bagi ibu yang bisa dikonsumsi

teh

21

sesuai dengan taraf ekonomi keluarga


Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil

sesuai dengan kebutuhan nutrisinya


Memberikan edukasi & konseling tentang asupan zat
besi yang baik dengan pilihan menu sehari-hari yang

mengandung zat besi tinggi


Memberikan edukasi dan konseling tentang konsumsi

tablet zat besi rutin untuk kehamilan


Memberikan edukasi & konseling tentang makanan
dan minuman yang harus dihindari selama kehamilan

karena dapat mengganggu absorbsi zat besi


Menganjurkan banyak beristirahat dan

beraktivitas yang melelahkan


Evaluasi rutin melalui ANC

Memberikan dukungan dan semangat bagi ibu dalam

menyambut kehadiran anggota keluarga baru


Konseling untuk menabung sedikit demi sedikit untuk

tidak

Faktor Psiko-SosioEkonomi
Kehamilan pasien saat
ini merupakan kehamilan
yang tidak diinginkan
Latar
belakang
pendidikan pasien yang
rendah (tidak sampai
tamat SMK)
Pendapatan keluarga paspasan
Tidak ada alokasi dana
khusus untuk kesehatan,
namun pasien memiliki
jaminan kesehatan (KIS)

Pendapatan hanya
berasal dari ayah pasien
sebagai buruh, sedangkan
suami
pasien
masih
pelajar dan saat ini tidak
tinggal serumah dengan
pasien

persiapan persalinan dalam keadaan hal-hal tertentu


yang tidak bisa terjamin oleh Jaminan Kesehatan (KIS)

Keterangan :

22

Skor 1

tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada

partisipasi
Skor 2

keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya

ada keinginan; penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh


provider
Skor 3

sumber

keluarga mau melakukan namun perlu penggalian


yang

belum dimanfaatkan;

penyelesaian

masalah

dilakukan sebagian oleh provider


Skor 4

keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya;

masih tergantung pada upaya provider


Skor 5

dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga


BAB 4
PEMBAHASAN

Studi kasus dilakukan pada pasien Ny. N usia 17 tahun dengan Kehamilan
Risiko Tinggi + KEK + Anemia Ringan. Ini merupakan kehamilan yang pertama
dari pernikahan yang pertama bagi pasien. Merupakan kehamilan yang tidak
diinginkan, karena hamil di luar nikah. Pasien merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, pendidikan terakhir SMK, dan tinggal serumah dengan ayah, ibu,
nenek, dan seorang adiknya. Suaminya masih merupakan seorang pelajar SMA,
dan belum memiliki penghasilan, serta tidak tinggal serumah dengan pasien.
Pasien mengatakan baru menyadari kehamilannya saat usia kehamilan 5 bulan,
dan sejak saat itu rutin melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Palaran.
Dari ANC inilah ditemukan pula bahwa pasien mengalami KEK ditandai dengan
lingkar lengan atas 21,5 cm (<23,5 cm) dan Anemia ringan ditandai dengan kadar
Hb 9,4 g/dL (<10 g/dL).
Kehamilan yang dialami pada pasien ini adalah kehamilan yang berisiko
tinggi, karena pasien mengalami kehamilan pertamanya (primigravida) pada usia
<20 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kehamilan risiko
tinggi adalah kehamilan yang terjadi pada individu yang memiliki faktor risiko
sebagai berikut : a) Faktor Ibu meliputi umur ibu yang tergolong risiko tinggi 20
tahun dan 35 tahun, paritas yang termasuk risiko tinggi adalah ibu yang pernah

23

hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih , jarak kehamilan ini dengan
kehamilan sebelumnya 2 tahun dan , tinggi badan yang termasuk risiko tinggi
145 cm atau kurang, b) Riwayat Obstetrik jelek meliputi persalinan yang lalu
dengan tindakan, bekas operasi caesarea, penyakit ibu, pre-eklampsia ringan,
hamil kembar, hidramnion/ hamil kembar air, janin mati dalam kandungan, hamil
lebih bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum, dan pre-eklamspia berat /
eklampsia.
Pada kehamilan dengan usia muda seperti ini perlu diwaspadai
kemungkinan mengalami kelainan letak janin dan kesulitan persalinan
seperti persalinan lama, perdarahan, dan risiko cacat bawaan
(Depkes 1996). Selain itu, mereka lebih rentan terhadap terjadinya preeklampsia dan eklampsia, serta melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) atau bayi kurang gizi. (Alan, 2003). Pada kasus ini sendiri yang didapati
secara faktual adalah adanya kemungkinan terjadinya BBLR, dimana Taksiran
Berat Janin (TBJ) dihitung berdasarkan rumus Johnson Toshack adalah seberat
1860 gram pada usia kehamilan 32-33 minggu.
Selain karena usia, risiko tinggi lainnya yang didapatkan pada kasus ini
adalah karena kehamilan ini merupakan kehamilan di luar nikah, sehingga
merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Berdasarkan kepustakaan, risiko
kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul selain karena
permasalahan fisik juga karena mereka belum siap secara psikis. Akibatnya, selain
tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi
psikis yang tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan
tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan operasi sesar jadi lebih besar. (Alan,
2003)
Pada kasus ini juga didapati adanya keadaan lain, yaitu
adanya Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan, yang
ditandai dengan lingkar lengan atas (LiLa) pada pasien ini hanya
sebesar 21,5 cm. Berdasarkan literatur, didapatkan lebih banyak
wanita yang berumur <20 tahun mengalami KEK dibanding
wanita umur 20-35 tahun. Ini dikarenakan, ibu dengan usia
kurang dari 20 tahun pada umumnya dianggap rawan dalam

24

segala hal, termasuk pendidikan, kesehatan, sosial dan gizi. Pada


kasus ini diketahui selain usianya yang muda, didapakan juga
faktor risiko lain, yaitu dari aspek sosial ekonomi, pasien dan
suami belum mempunyai penghasilan tetap, dengan keduanya
masih bersatus sebagai pelajar yang belum tamat dari sekolah
menengah. Penghasilan sendiri didapatkan dari gaji ayah pasien
yang pas-pasan. Hal ini didukung dengan teori yang menyatakan
bahwa tanpa didukung oleh tingkat pendidikan, pengetahuan
gizi, dan sosial ekonomi yang memadai, ibu hamil usia remaja
akan mudah mengalami malnutrisi (Khomsan 2002).
Pasien ini juga didiagnosis menderia anemia ringan, dikarenakan kadar Hb
pasien yang di bawah normal, yaitu 9,4 g/dL. Anemia dalam kehamilan sendiri
adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada
trimester dua (Centers for Disease Control, 1998). Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodilusi (Kenneth et al., 2003). Umumnya ibu
hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl atau hematokrit
kurang dari 33 %.
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sekitar 75 %
anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan
gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. (Abdul, 2009).
Defisiensi besi ini sangat mungkin merupakan penyebab terjadinya anemia pada
pasien ini, dikarenakan pola makannya yang buruk dengan kandungan gizi yang
tidak seimbang. Pasien juga diketahui gemar mengkonsumsi teh yang merupakan
salah satu zat yang menghambat proses absorbsi zat besi (Alsuhendra, 2005).
Taksiran berat janin yang rendah seperti yang sudah disebutkan diatas juga
dapat disebabkan oleh keadaan anemia ini, dimana menurut Hidayat (1994) dalam
Riswan (2003) disamping pengaruhnya kepada kematian, anemia pada saat hamil
akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan
kematian perinatal.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah terapi Farmakologi dan terapi Non
Farmakologis. Terapi Farmakologis yang dapat diberikan yaitu obat-obatan untuk

25

kehamilannya yaitu, Sulfas Ferosus tablet 1 x 1, Vitamin C tablet 1 x 1, Vitamin B


Complex tablet 1 x 1, dan Kalk tablet 1 x 1. Sesuai teori, kebutuhan zat besi
dalam tubuh sangat tinggi, sehingga WHO (2001) menganjurkan agar wanita
hamil, khususnya trimester 2 dan 3 mendapakan tambahan pil (besi) dengan dosis
100 mg/hari. Vitamin C sendiri berperan sebagai ko-faktor yang meningkatkan
penyerapan zat besi terutama inorganic iron yang berasal dari bahan-bahan
makanan (Dettels, 1997). Vitamin B complex sendiri diberikan karena sesuai
teori, vitamin B terutama B12 sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel darah
merah (Almatsier, 2002). Sedangkan Kalk sendiri diberikan karena kalsium sangat
dibutuhkan dalam pembentukan gigi dan tulang janin. Jika kekurangan zat ini,
maka janin akan mengambil cadangan kalsium dari ibu yang menyebabkan
keluhan sakit gigi maupun nyeri pada otot. Kalsium sendiri makin dibutuhkan saat
memasuki trimester dua dan tiga kehamilan (Almatsier, 2002).
Terapi non farmakologis yang akan dilakukan pada pasien ini
menitikberatkan pada pemberian edukasi dan konseling yang diharapkan akan
meningkatkan pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan
kehamilan yang kemudian dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan
secara rutin (Prawirohardjo, 2006).
Edukasi dititikberatkan pada edukasi tentang pola makan dan gizi serta
istirahat yang cukup agar kehamilan tetap sehat dan mencegah terjadinya BBLR
(Cleary-Goldman, Malone, Vidaver, & dkk, 2005; Zubaidi, 2011). Pilihan menu
yang sesuai pada ibu hamil dengan keadaan KEK dan anemia menurut pedoman
Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut (Depkes, 2011) :

26

Bahan makanan dan makanan yang dianjurkan :

Sumber Karbohidrat : beras, kentang, bihun, mie, roti, dll.


Sumber Protein : ayam, ikan, daging, telur, hati, kacang- kacangan, tahu,

tempe, susu, dll.


Sumber Vitamin dan Mineral : sayur dan buah

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan

sesuai dengan umur kehamilan


Tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein serta pemberian

makanan tambahan untuk keadaan KEK pasien ini


Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering. Dengan
anjuran 3 waktu makan (pagi, siang, malam) disertai 3x selingan diantara
waktu makan (pukul 10.00,16.00, dan 21.00)

27

Kenaikan berat badan dan lingkar lengan atas dipantau tiap bulan melalui
ANC rutin, diharapkan dapat normal atau sekurang-kurangnya mendekati
normal sebelum usia kehamilan aterm.
Untuk keadaan anemia pada pasien ini dianjurkan mngkonsumsi tablet

ambah darah setiap hari, minimal 90 tablet selama masa kehamilan disertai
dengan makanan yang tinggi zat besi seperti : daging sapi, ikan sarden, beras
merah, kacang-kacangan, bayam, kangkung, dan lain-lain. Serta dianjurkan untuk
menghindari konsumsi makanan yang menghambat absorbsi zat besi seperti kopi
dan teh. Seperti halnya KEK, pemantauan kadar hemoglobin juga akan dilakukan
setiap ANC rutin dan diharapkan sudah tuntas sebelum usia kehamilan aterm.
Edukasi juga akan difokuskan pada pengawasan antenatal menyertai
langkah-langkah dan persiapan persalinan pada kehamilan risiko tinggi ini, yang
memiliki berbagai macam risiko diantaranya yang paling ditakuti adalah
perdarahan antepartum. Karena itu pasien dianjurkan untuk bersalin di Rumah
Sakit dan diedukasi untuk mengenali tanda-tanda persalinan dan gawat janin, serta
akan dimotivasi untuk mempersiapkan tabungan untuk persiapan persalinan. Hal
ini sesuai dengan teori yang menyatakan tentang peranan keluarga, adalah sebagai
berikut (Cleary-Goldman, Malone, Vidaver, & dkk, 2005):
1
2
3
4
5

Mempersiapkan tabungan persalinan


Mempersiapkan lokasi dan kendaraan
Mengetahui tanda-tanda persalinan
Menjaga dan memberikan kasih sayang kepada ibu
Mencari dan mempersiapkan pendonor darah
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muthalib. 2009. Kelainan Hematologik. Dalam : Winkjosastro H,


Saifuddin A.B., Rachimhadhi T (editor). Ilmu kebidanan, edisi ke4. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praworiharjo. hal 774-80.
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Cleary-Goldman, J., Malone, F. D., Vidaver, J., & dkk. 2005. Impact of Maternal
Age on Obstetric Outcome. Obstet Gynecol .
DeCherneyH Alan, Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and Therapy,

28

India, Mc Graw Hill, International Edition, 2003, 216-271


Depkes RI, 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 10.
Depkes RI. 2003. Kebijakan Gizi makro. Disediakan di alamat
http://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. Diakses
tanggal 26
Juni 2016
Depkes RI. 2011. Brosur Makanan Sehat Ibu Hamil. Disediakan di alamat
http://www.gizi.depkes.go.id/download/Makalah-dan-Artikel-BrosurBumil-dan-Gagal-Ginjal.pdf. Diakses tanggal 13 Juli 2016
Dietl, A. Cupisti, S. Beckmann, W. Schwab, M. Zollner, U. 2015. Pregnancy and
Obstetrical Outcomes in Women Over 40 Years of Age. Geburtshilfe
Frauenheilkd. 75(8): 827-832
Kemenkes. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013.
Kenneth J.L., et all . Anemia in Williams Manual of Obstetrics, 21rd edition, Mc
Graw Hill, United States, 2003
Khomsan, A. 2009. Menyusun Menu Ibu Hamil. Disediakan di alamat
http://www.kulinologi-gizi.htm. diakses tanggal 26 Juni 2016.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBP-SP.
Simchen, M. J., Yinon, Y., & Moran, O. (2006). Pregnancy Outcome after Age 50.
Obstet Gynec .
Zubaidi, R. F. (2011). Perbandingan Luaran Maternal dan Perinatal Ibu Usia Tua
dengan Usia Produktif. Fakultas Kedokteran Universitas Dipeonegoro
DOKUMENTASI

Rumah tampak
dari depan

29

Pekarangan Belakang

Dapur

30

Kamar
Kamar mandi

31

Anda mungkin juga menyukai