4 Contoh Cerpen Beserta Unsur Intrinsik
4 Contoh Cerpen Beserta Unsur Intrinsik
menghiasi malam, sementara kedua orang tuaku tersenyum senang. Aku mengajak
kekasihku menaiki tangga untuk mengenalkan pada orang yang mengajarkanku
banyak hal. Khususnya arti bersyukur.Kami menapaki jalan tangga dan melirik
sekeliling dan mencari namun sosok itu hilang tak berbekas? Kami turun dan kami
pergi ke mall bersama orang tua dan adik ku untuk merayakan ulang tahunku.
Walaupun tetap aku tak dapat sepeda motor karena tak lulus tapi bukan berarti
kehangatan ini harus berakhir
Tamat
1. Unsur Intrinsik cerpen Bangkit
1.Tema: Jangan mudah putus asa / kehidupan
2.Latar:
-Waktu : Malam hari
Bukti : Cahaya bulan malam ini begitu indahnya.
-Tempat : di pinggir jalan dan di atas jembatan
Bukti : Aku termenung di pinggir jalan, memegang kepalaku yang sakit.
Di sini di atas jembatan tua ini angin sepoi-sepoi menyerang tubuh ku.
-Suasana : Sunyi sepi
Bukti : Aku berjalan menyusuri lorong malam sepi nan gelap.
3. Alur : Maju
-Karena jalan cerita dijelaskan secara runtut mulai dari pengenalan latar
dan masalah sampai ke konflik dan di akhir cerita terdapat penyelesaian konflik.
4.Penokohan :
- Aku : mudah putus asa, kurang bersyukur dan selalu mengeluh
Bukti :
Kenapa kamu menolongku? Aku sudah tak berarti lagi.
Aku hanya meminta tanpa pernah tahu bagaimana orang tuaku mendapatkannya.
-Pria pemabuk : pemabuk dan kuat menghadapi beratnya hidup
Bukti :
seorang pemabuk dengan botol bir di tangan kiri dengan jalan yang tak beraturan
Hidup di jalan seperti ku ini, hawanya sangat dingin dan penuh nyali besar, bahkan
untuk tertidur saja itu sulit.
5.Sudut pandang : orang pertama sebagai pelaku utama.
-Bukti : Cerpen bangkit menggunakan kata ganti aku sebagai tokoh utama dan
mengisahkan tentang dirinya sendiri.
6. Nilai :
-Nilai Moral : Saat tokoh aku menyadari selama ini hanya meminta tanpa pernah
tahu bagaimana orang tuanya mendapatkannya.Kita seharusnya bersyukur dengan
apa yang telah kita miliki tidak hanya menuntut sesuatu karna diluar sana masih
banyak orang yang kekurangan.
-Nilai Perjuangan = Pria pemabuk berjuang bertahan hidup di jalanan yang keras. Di
kehidupan nyata banyak orang yang melakukan apapun untuk berjung hidup. Kita
harus berjuang mempertahankan hidup di dunia yang keras ini.
-Nilai Kepedulian = Saat Pria pemabuk menyelamatkan tokoh aku yang akan terjun
dari jembatan. Banyak orang yang membutuhakan bantuan kita saat menghadapi
masalah kita seharusnya membantu mereka tidak membiarkannya.
7.Amanat :
MARTINI
Oleh: Kurniawan Lastanto
wanita itu bernama Martini. Kini ia kembali menginjakkan kakinya di lndonesa, setelah tiga tahun ia
meninggalkan kampung halamannya yang berjarak tiga kilometer dari arah selatan Wonosari Gunung Kidul.
Didalam benak Martini berbaur rasa senang, rindu dan haru. Beberapa jam lagi ia akan berjumpa
kembali dengan suaminya, mas Koko dan putranya Andra Mardianto, yang ketika ia tinggalkan masih berusia
tiga tahun. Ia membayangkan putranya kini telah duduk dibangku sekolah dasar mengenakan seragam putih
merah dan menmpati rumahnya yang baru, yang dibangun oleh suaminya dengan uang yang ia kirimkan dari
arab
Saudi,
Negara
dimana
selama
ini
ia
bekerja.
Martini adalah seorang tenaga kerja wanita yang berhasil diantara banyak kisah mengenai tenaga kerja wanita
yang nasibnya kurang beruntung. Tidak jarang seorang TKW pulang ketanah airnya dalam keadaan hamil tanpa
jelas siapa ayah sang janin yang dikandungnya. Atau disiksa, digilas dibawah setrikaan bersuhu lebih dari 110
derajat celcius, atau tiba tiba menjadi bahan pemberitaan di media massa tanah air karena sisa hidupnya yang
sudah ditentukan oleh vonis hakim untuk bersiap menghadapi tiang gantungan atau tajamnya logam pancung
yang kemudian membuat kedubes RI, Deplu dan Depnaker kelimpungan dan tampak lebih sibuk.
Sangatlah beruntung bagi Martini mempunyai majikan yang sangat baik, bahkan dalam tiga tahun ia bekerja, ia
telah dua kali melaksanakan umroh dengan biaya sang majikan. Majikannya adalah seorang karyawan disalah
satu perusahaan minyak disana. Ia bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga di El Riyadh dengan tugas
khusus mengasuh putra sang majikan yang sebaya dengan Andra, putranya. Hal ini membuatnya selalu teringat
putranya
sendiri
dan
menambah
semangat
dalam
bekerja.
Dengan cermat Martini memperhatikan sekeliling, akan tetapi ia tidak melihat seorang saudara atau kerabatpun
yang ia kenal. Sempat terbersit rasa iri dan kecewa ketika ia menyaksikan beberapa rekanannya yang dijemput
dan disambut kedatangannya oleh orang tua, anak atau suami mereka. Namun dengan segera ia membuang
jauh
jauh
pikiran
tersebut.
Ia
tidak
ingin
suuzon
dengan
suaminya.
mungkin hal ini disebabkan karena kedatanganku yang memang terlambat tiga hari dari jadwalkepulangan yang
direncanakan
sebelumnya,
pikirnya
huznuzon.
Dan pikiran ini malah membuatnya merasa bersalah, karena ia tidak memberitahukan kedatangannya melalui
telepon
sebelumnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menuju terminal pulogadung dengan taksi bandara. Oleh karena ia tidak tahu
dimana pool bus maju lancar terdekat dari bandara soekarno-hatta, ia berharap diterminal pulogadung ia bisa
langsung menemukan bus tersebut dan membawanya ke wonosari dengan nyaman, karena badannya sekarang
sudah
terlalu
letihuntuk
perjalanan
panjangyang
ditempuh
dari
arab
Saudi.
Tanpa ia sadari, martini telah sampai didepan rumahnya, rumah yang merupakan warisan ayahnya, yang ia huni
bersama mas koko, andra dan ibunyayang telah renta. Namun bingung dan pertanyaan muncul dalam
benaknya. Yang ia lihat hanyalah rumah tua tanpa berubahan sedikitpun, kecuali kandang sapi didekat
rumahnyayang kini telah kosong. Sama keadaanya dengan tiga tahun lalutatkala ia meninggalkan rumah
tersebut.
mana rumah baru yang mas koko bangun seperti yang ada difoto yang mas koko kirimkan tiga bulan yang lalu.
Apakah ia membeli tanah ditempat lain dan membangunnya disana. Kalau begitu syukurlah, pikirnya mencoba
huznuzon.
Ia ketuk perlahan lahanpintu rumahnya. Namun tidak ada seorangpun yang muncul membukakan pintu kulo
nuwun,
mas!
Andra!
Mbok!
Beberapa saat kemudian barulah pintu yang terbuat dari kayu glugu tersebut terbuka. Madosi sinten mbak?
Tanya seorang bocah berusia 6 tahun yang tak lain adalah andra yang muncul dari balik pintu.
Andra aku ini ibumu, sudah lupa ya. Apakah bapakmu tidak menceritakan ihwal kedatanganku? ucap martini
balik
bertanya.
Ayah? Kedatanagn ibu? Oh mari masuk. Sebentar ya, andra bangunkan mbah dulu, ujar Andra sambil berlari
menuju
kearah
kamar
neneknya.
Martini masuk kedalam rumah dan duduk diatas amben yang terletak disudut ruangan depan, seraya
memperhatikan keadaan didalam rumah yang ia huni sejak kecil tersebut. Keadaan dalam rumahpun tidak
tampak
ada
perubahan
yang
berarti.
Martini ya. Wah wah anakku sudah datangdari perantauan, terdengar suara tua khas ibu martini sedang
setengah berlari keluar dari kamarnya, menyambut kedatangan anaknya, diikuti oleh andra , membawakan
segelas
the
bagaimana
keadaan
simbok
hangat.
disini?,
Tanya
martini.
oh, anakku simbok di sini baik baik saja, kamu sendiri bagaimana, tini? saya baik baik saja mbok,
ngomong ngomong mas koko dimana mbok? Tanya martini. Mendengar pertanyaan itu, tiba tiba air muka
ibu
martini
berubah,
ia
tampak
berpikir
piker
sejenak.
oh mengenai suamimu, nanti akan simbok ceritakan, sebaiknya kamu ngaso dulu. Kau pasti capek setelah
melakukan
perjalanan
jauh.
Jangan
lupa
the
hangatnya
diminum
dulu,
saran
ibu
martini.
Martini menurut saja apa yang dikatakan ibunya. Setelah menikmati segelas the hangat, ia mengangkat kaki dan
tiduran di atas amben. Namun tetap saja ia tidak dapat memejamkan matanya. Pikirannya tetap melayang
memikirkan suaminya ; dimana dia, apakah dia merantau ke Jakarta untuk turut mencari nafkah diperantauan,
dimana letak rumah barunya, atau apakah mas koko malah meninggalkan dirinya dan menikah dengan wanita
lain?
ah
Ia
tidak
mungkin,
mencoba
pikirnya
bangkit
lalu
kembali
menemui
berusaha
ibunya
yang
untuk
tetap
sedang
huznuzon.
memasak
dipawon.
maaf Mbok, dimana mas koko, tini sudah kangen dan ingin berbicara dengannya, ujar martini membuka
kembali percakapan. Ibu martini tampak kembali berfikir sejenak, lalu berdiri dan mengambil segelas air putih
dingin
dari
kendi.
minumlah air putih ini agar kamu lebih tenang, Tini, nanti simbok ceritakan di mana suamimu berada, kalau
kamu
memang
Sementara
itu
martini
sudah
bersiap
untuk
tidak
mendengarkan
dengan
sabar.
seksama
penuturan
ibunya.
tiga bulan lalu rumah yang dibuat suamimu atas biaya dari kamu sudah jadi. Letaknya didusun sebelah sana,
namun sejak itu pula kesengsem sama seorang wanita. Wanita itu adalah tetangga barunya. Dua bulan lalu
mereka menikah dan meninggalkan andra bersama simbok. Tentu saja simbok marah besar kepadanya. Namum
apa daya, simbok hanyalah wanita yang sudah renta, sedang ayahmu sudah tiada, dan uang yang simbok
pegangpun pas pasan. Mau mengirim surat kepadamu simbok tidak bisa, kamu tahukan simbok buta huruf.
Mau minta tolong kepada siapa lagi, sedangkan kamu adalah anakku satu satunya. Kamu tidak mempunyai
saudara yang bisa simbok mintai tolong untuk mengirimkan surat kepadamu, sedangkan anakmu, andra masih
kelas
Mendengar
penuturan
ibunya,
martini
langsuung
SD.
menangis,
ia
sedih
marah
dan
kalut.
mengapa simbok tidak melaporkannya ke pak kadus dan pak kades, dan beliaupun sudah berjanji untuk
membantu simbok. Namun sampai saat ini simbok belum mendapatkan jawabannya. Sedangkan suamimu
sendiri dan istri barunya , tampak tak peduli denagn suara suara miring para tetangga. Dan untuk lapor ke
KUA, simbok tidak berfikir sampai kesitu, maafkan simbok, tambah ibunya dengan suara yang terdengar
bergetar.
Duh Gusti...., paringono sabar...,." terdengar Martini terisak, berusaha untuk tetap ingat kepada Yang Maha
Kuasa. Bagaimana bisa, suami yang begitu ia cintai dan ia percaya, dapat berbuat begitu kejam terhadapnya.
Apalagi ia sekarang tinggal bersama istri barunya, di rumah hasil jerih payahnya selama tiga tahun merantau di
Arab
Saudi.
"Mbok,
di
mana
rumah
baru
itu
berada?
wajah ibunya terlihat ketakutan, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan anaknya dalam keadaan kalut di sana
apabila
ia
"Mbok,d
mana
tahu
Mbok,
Suara
letak
Martini
semakin
rumah
tinggi,
namun
tersebut.
ibunya
tetap
diam.
,Kenapa simbok tidak mau membertihu. Apakah Simbok merestuinya?_Apakah simbok mendukungnya?
Apakah
Simbok
membela
bajingan
itu
dari
pada
saya
anakmu
sendiri?
Apakah.....
Diam Tini, teganya kamu menuduh ibumu seperti itu. Kamu mau menjadi anak durhaka? Ingatlah kamu kepada
Tuhan,Nak,
ingatlah
kepada
Gusti
Allah,N
ak"
Kalimat itu muncul dari mulut ibunya, yang kemudian terduduk menangis mendengar ucapan pedas anaknya
tersebut.
ya sudah kalau Simbok tidak mau memberitahu. Tini akan cari sendiri rumah itu, teriak Martini seraya
meninggalkan ibunya yang sangat bersedih, yang berusaha mengejarnya namun kemudian jatuh tersungkur di
halam
depan
rumahnya
karena
tidak
mampu
lagi
mengeiarnya.
Hei , mana Koko, bajingan sialan,"teriak Martini sambil berjalan membabi buta, menyusuri jalan dengan muka
merah
Padam.
Pikrannya
kacau
balau.
Buat apa aku bekerja jauh-jauh mencari uang di Arab Saudi demi kamu dan.Andra tetapi mengapa kau tega
memanfaatkanku, menggunakan uangku untuk membuat rumah dan tinggal di sana bersama istri barumu,
Kurang
apa
aku?
Mendengar teriakan Martini, kontan para tetangga di sekitar situ segera berhamburan ke luar rumah. Mereka
kebingungan menyaksikan ulah Tini yang sudah tidak mereka lihat selama tiga tahun, tiba tiba muncul kembali
di dusun itu dengan tingkah laku yang berubah 180 derajat. Martini yang dulunya lembut, penurut, kini kasar dan
beringasan. Apakah ia telah gila? Apakah yang telah terjadi terhadap dirinya di Arab saudi? Apakah ia
Dianiaya
sebagaimana
sering
terdengar
berita
di
media
massa
mengenai
TKW
yang
disiksa?.
Namun kemudian mereka segera menyadari. Hal ini pasti karena Martini telah mengetahui perbuatan suaminya.
Segera saja mereka mengejar dan mencoba menenangkan Martini. Namun dengan kuat Martini mencoba
melepaskan tangannya dari dekapan tetangganva itu. Dan saat itu pula ia melihat suaminya, ya Koko bajingan
itu, keluar dari rumahnya. Koko tampaknya tidak menghiraukan kedatangannya. Bahkan istri barunya itu
terlihat dengan mesranya berdiri disamping koko yang meletakkan keduavtangannya dipinggang koko.
,, hei, siapa kamu. Tini ya. Kenapa kamu kesini? Ini rumahku bersama mas koko. Bukannya kamu sudah mati,
kalau belum mendingan kamu mati saja sekarang. Itu lebih baik, dari pada mau merusak kebahagiaan kami.
Bukan begitu mas koko? ujar wanita yang ada disebelah koko sambil mengalungkan tangan kanannya dileher
koko
dengan
Hal
ini
jelas
lembutnya.
membuat
tini
makin
marah.
hai , dasar kau, wanita murahan, tidak tahu diri. Koko adalah suamiku. Dan kau koko, mengapa kau tega
menipuku,
meninggalkanku
hanya
untuk
menikahi
wanita
keparat
ini.
Dasar
bajingan.
Dekapan tetangga yang memegang Martini akhirnya lepas. Dengan cepat Martini meraih sebuah bamboo yang
tergeletak di bawah pohon nangka dan berlari menuju kearah koko dan istri barunya. Dengan tidak hati-hati ia
menaiki anak tangga yang menuju kedalam rumah baru itu. Secepat kilat ia mengayunkanbambu itu ke arah
mereka berdua. Namun malang, belum sampai bamboo itu mengenai sasaran, ia kehilangan keseimbangan. Ia
terpeleset dari dua anak tangga dan jatuh terjerembab tak sadarkan diri.
Mbak Mbak bangun Mbak. Mau turun di mana Mbak. Ini sudah sampai di wonosari," terdengar sayup-sayup
suara
pemuda
"Astaghiirullaahaladzlm
Ya
Mbak
yang
duduk
.Ha...apa...?..
sepertinya
dari
tadi
di
onosari,"
Mbak
gelisah
dekat
Martini.
Tanya
tidurnya"
M
ujar
artini.
pemuda
itu
Apakah benar ini wonosari?" Tanya Martini memastikan seraya mengarahkan pandangannya keluar jendela.
Ya
ini
adalah
daerah
yang
telah
tiga
tahun
ia
tinggalkan.
UNSUR INTRINSIK
Tema : percayalah pada niat baikmu
Latar :
Tempat : dalam bis(dalam perjalanan) dan di kampung
Waktu : tiga tahun setelah kepergian martini ke Arab Saudi
Suasana : diawal cerita suasana yang timbul basa saja, tetapi pada pertengahan cerita suasana yang timbul
Menegangkan karena adanya konflik yang timbul ketika tokoh utma bermimpi
Plot/alur : alur cerita itu adalah alur maju(episode) karena jalan cerita dijelaskan secara runtut. Pada awal cerita
diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian si tokoh bermimpi, pada mimpinya timbul suatu
pertentangan yang berlanjut ke konflik(klimaks) dilanjutkan dengan antiklimaks dan pada akhir cerita
terdapat penyelesaian.
Perwatakan :
Tokoh utama(martini) : wataknya yang sabar,lembut ,pekerja keras, bertanggung jawab terhadap
keluarga, hal ini di tunjukan dari penjelasan tokoh,penggambaran fisik tokoh serta
tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama
Tokoh pembantu :
Mbok : sabar
Andra : patuh terhadap orang tua
Mas koko : tidak bertanggung jawab terhadap keluarga
Sudut pandang : orang ketiga
Mood/suasana hati : kecurigaan,kesabaran,kecemburuan,penyesalan,kebahagiaan
Amanat :
-Seharusnya suami bertanggungjawab untuk mencari nafkah bagi anak dan istrinya
-Jangan dulu bersikap suudzon kepada seseorang bila belum ada buktinya
- Keuletan dan kesabaran dalam bekerja akan membuahkan hasil yang baik
- Selalu berniat baik untuk mendapatkan ridho Allah swt
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai moral :
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral yaitu seseorang haruslah bersikap huznudzon terhadap
sesama manusia, karena husnudzon mencerminkan akhlak serta budi pekerti yang baik.
Nilai Sosial-budaya :
cerita pada cerpen tadi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahwa
kebanyakan orang yaitu wanita pergi merantau ke negeri orang demi membantu perekonomian keluarga seperti
menjadi TKW, sedangkan suaminya menunggu dirumah, untuk dikirimi uang dari istrinya tanpa berpikir ,
susahnya mencari uang dinegeri orang, sedangkan dia sendiri tidak bekerja. Namun, hal ini bertolakbelakang
dengan budaya serta tradisi, bahwa yang wajib mencari nafkah untuk keluarganya adalah suami. Karena suami
adalah pemimpin dalam rumah tangga, jadi ia harus bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi, hal ini
rupanya sudah banyak terjadi di masyarakat, sehingga tidak jarang pula orang-orang yang menjumpai hal
tersebut.
Senyum Terakhir
Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Aku terhenti saat ku melihat dia, aku tak tahu
siapa dia. Wajahnya cukup cantik dan manis, aku singgah membeli segelas air untuk melepaskan dahaga yang
melanda tenggorokanku.
Setelah beristirahat aku langsung mengayuh pedal sepeda untuk pulang ke rumah. Sesampai di rumah, kedua
orang tuaku sedang pergi ke sebuah tempat yang aku tidak tahu. Aku segera pergi mandi karena badanku sudah
bermandi keringat. Setelah mandi aku memakai pakaian dan menuju taman yang tak jauh dari kompleks
rumahku. Aku kaget si dia juga sedang berada di taman. Tanpa pikir panjang aku langsung menghampirinya.
Hai.., kataku
Dengan senyum aku menyapanya.
Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku mengulangi sapaanku.
Hai.. boleh kenalan gak?.
Iya ada apa?, katanya sambil menatap novel yang dibacanya.
Aku boleh gak kenalan? Namaku Zhaky, sambil mengulurkan jemariku.
Dia langsung berdiri lalu meletakkan bukunya di atas kursi dan memberi tahu namanya.
Namaku Tamara, katanya dengan senyum.
Kamu tinggal dimana?, kataku.
Aku tinggal di sebelah kiri toko buku dekat gerbang kompleks. Aku baru pindah kemarin.
Oooo. Kamu anak baru yah?.
Memang kenapa?.
Tidak kenapa-kenapa kok.
Ayo aku temani jalan-jalan di taman ini. Lagi pula gak enak juga kalau suasananya begini-begini saja, pintaku.
Ok.. baiklah, katanya dengan lembut.
Langkah demi langkah mengawali perkenalanku dengan si dia yaitu Tamara. Kami berjalan mengelilingi taman,
dari pada hanya terdiam lebih baik aku memulai pembicaran. Aku menanyakan banyak hal kepadanya. Dan kami
selalu menyelingi pembicaraan kami dengan candaan yang cukup untuk mengocok perut hingga sakit.
Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Kami berjalan pulang bersama karena arah rumah kami
searah. Tamara berada di depan kompleks sedangkan rumahku ada di lorong kedua sebelah kanan di kompleks
tempat tinggalku. Sesampai di depan rumah Tamara, kami berhenti dan menyempatkan diri untuk bercanda
sebentar.
Suara teriakan Ibunya yang memanggil membuat kami berdua kaget.
Tamara Tamara ayo cepat masuk, udah hampir malam nih!, teriak ibunya.
Ya bu.. tunggu!, Zhaky aku duluan yah?, katanya dengan senyum.
Iya, kataku sembari membalas tersenyumnya.
Kamu juga cepetan pulang, nanti di cariin sama Ibu kamu.
Ok aku pulang yah.. dadah..!, sambil berjalan dan melambaikan tangan.
Di perjalanan, aku hanya bisa berkata Baru kali ini aku bisa cepat berkenalan dengan seorang gadis, apalagi
gadis seperti Tamara. Kini aku berjalan di antara jalan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu jalan
yang mulai redup dan di kerumuni serangga.
Sesampai di rumah aku di marahi oleh Ibuku.
Kamu ke mana aja?, bentak Ibu.
Maaf Bu, aku tadi dari keliling taman, kataku sambil menunduk.
Lain kali jangan pulang telat lagi yah?.
(SELESAI)
ANALISIS
JUDUL : SENYUM TERAKHIR
UNSUR INTRINSIK
Tema
Setting
1.
2.
3.
Tempat
Waktu
Suasana
Alur
Amanat
1.
2.
: Persahabatan Sejati
:
: Taman, sekitar kompleks rumah, rumah Zacky, jalan menuju sekolah, sekolah, bus.
: Pagi, siang, petang.
: Menyenangkan, asik, seru, manis, tragis, sedih, mengharukan.
: Maju
:
Hargailah semua waktu-waktu kebersamaan bersama sahabatmu, karena kita tak pernah tahu kapan
akan berpisah selamanya dengannya.
Sayangilah sahabatmu dengan tulus dari hati hingga akhir waktu.
Nilai
:
1.
Sosial
:
Sehabis menggendong Tamara punggungku rasanya ingin copot, benar juga kata Tamara badannya berat. Tapi,
tidak apalah dari pada sahabat aku Tamara gak pulang ke rumah.
Tamara meminta izin mengantar aku pulang. Sambil memegang jemari-jemariku dan sesekali memegang
keningku. Tamara selalu bertanya tentang keadaanku. Tapi, aku hanya bisa menjawabnya dengan kalimat, Aku
baik-baik saja kok, gak usah khawatir.
UNSUR EKSTRINSIK
Penulis cerpen ini adalah seorang remaja pria sekaligus pelajar. Baru mulai belajar menjalin persahabatan
dengan seorang wanita. Di mana ending dari kisahnya adalah sedih. Tapi dapat membuktikan, bahwa
persahabatan sejati yang dijalin hingga akhir hayat itu masih ada.
Keyakinan penulis
Masyarakat pembaca
::
Kalangan remaja mungkin lebih menggemari cerpen ini. Karena di samping menceritakan tentang kehidupan
persahabatan di kalangan remaja, kalimatnya pun dikemas ringan, sehingga mudah dipahami.
Payung Hitam
Non, bangun non. kata seorang perempuan paruh baya, sambil mengetuk pintu
kamar. Berkali-kali diketuknya pintu kamar tersebut. Tapi, belum ada respon dari
sang pemilik kamar. Baru ketukan ketiga, terdengar suara anak perempuan yang
menyahuti ketukan kamar tersebut.
Males! teriak anak perempuan itu. Hah? Males? Hei! Seharusnya kamu
bersyukur masih bisa bersekolah. Coba kamu tengok ke pinggiran kota. Masih
banyak anak-anak yang tidak bisa bersekolah.
Tapi non Sudah siang, nanti sekolahnya terlambat. kata wanita paruh
baya itu yang sekarang kita ketahui bernama bi Inah.
Kenapa bi? Gak mau bangun tuh anak? kata seorang pemuda berambut
coklat yang entah darimana asalnya itu. Bi Inah menoleh ke pemuda yang berdiri
di belakangnya itu.
Iya den. Itu si non katanya males, aduh gimana nih den? Nanti bibi
diomelin tuan and nyonyah. kata bi Nha cemas.
Yaudah biar saya aja bi yang bangunin tuh anak, usul pemuda itu.
Tapi den? kata bi nha tambah cemas.
Udah biarin saya aja paksa pemuda itu.
Akhirnya bi Nha pun mengalah dan kembali kedapur. Dalam hitungan
jari, akhirnya pemuda itu mengetuk pintu berwarna merah maroon itu dengan
sangat kerasnya. Rusak dah tuh pintu. Tok Tok Tok
ADE BANGUN GA!!! Nanti abang bilangin mamih papih loh? ancam
pemuda itu. Huh, beraninya main ngacem. Payah sekali pemuda ini. Benar-benar
payah.
BILANG AJA! GAK TAKUT!!! teriak perempuan itu tak kalah kencangdari
dalam kamar.
Masa gitu? Ayo cepetan sekolah, nanti COKLAT dan baju plus topi
dari Swiss gak bakal abang kasih loh! ancam pemuda itu.
Akhirnya pintu kebuka, keluarlah seorang gadis imut nan manis. Bisa dilihat
rambutnya yang berwarna kuning emas itu sedikit acak-acakan.
Iya aku sekolah, tapi kasih yah coklat dan pesenanku ya? kata gadis itu
sambil tersenyum manja. Pemuda itu tersenyuma lebar.
Iya beneran, cepetan mandi langsung kemeja makan. Nanti telat! kata
pemuda itu dengan bijak lalu melangkah pergi meninggalkan anak perempuan itu.
Oke, jawab gadis itu dengan semangat dan langsung masuk kekamar menuju
kamar mandi.
.
Setelah kejadian beberapa menit yang lalu atau mungkin jam, akhirnya
mereka pun sampai disekolah. Sang adik pun turun dari mobil, dan segera pamit
ke kakaknya. Kakaknya pun langsung berangkat ke kampusnya.
DOR!!!!! astagah siapa itu ? bikin jantungan saja, pikir Rika dalam hati.
Rika pun membalikan badan kebelakan terlihatlah seorang laki-laki berparas
tinggi dan tampan, yang hampir saja membuat Rika mati dipagi hari karena
terkena serangan jantung.
Shin!!! Kau hampir saja membuatku mati! ucap Rika sewot. Yaiyalah
gimana gak sewot? Kalau lagi badmood tiba-tiba ada yang ngagetin? Bikin orang
cepet mati aja. Dan tersangka hanya nyengir merasa tidak bersalah. Rasanya
Rika ingin membunuh orang itu saja, tapi dia ingat kalau ini masih disekolah lagi
pula dia teman baik rika.
Teng..teng..teng...
Bell masuk pun berbunyi, semua anak murid lari berhamburan masuk
kedalam kelas. Maklum saja sekolah ini sangat ketat, guru-gurunya pun selalu
datang tepat waktu dan sekolah ini sangat luas, jadi kalau tidak buru-buru mati
saja riwayatmu.
-RIKAHosh...hosh...hosh akhirnya nyampe kelas juga,aku langsung melirik ke meja
guru, AMAN!!! Syukurlah gurunya belum datang. Langsung saja aku masuk dan
menaru tas dimeja dan menjatuhkan pantat ku ditempat dudukku yang biasa. Ku
lihat shin langsung nimbrung ketemen-temennya, huft dasar shin...
Sretttt... terbukalah pintu kelas dan menampakan guru berparas kurang
cantik dan killer. Hei kalian! Ngapain kalian arisan disitu?! Cepat kembali
ketempat duduk masing-masing! omel guru itu dan tidak lupa dengan tatapan
dendam nyipelet. Mereka pun lari terbirit-birit ketempat duduk mereka. Akupun
tertawa tertahan melihat tingkah mereka. Lagi, siapa suruh bukannya langsung
duduk rapih eh malah wara-wiri, hihihi.
Sekarang kita kuis!tutup buku kalian! kata lebih tepatnya perintah- bu
Aisyah. Mati gue!! Gue kan belum belajar!! Mampus lu!!. bu, kok mendadak sih?
Kita kan belum bekajar bu. Tiba-tiba ada yang berbicara seperti itu, aku pun pun
mencari tahu, dan ternyata itu Cherry! OMG! Thank you Cherry! Semoga dengan
kamu berbicara sepertiu itu, ibu Aisyah akan memberi keringanan kepada kita!
Amin.
Dan ternyata usahanya Cherry tidak sia-sia, dang guru pun mengizinkan
anak-anaknya untuk belajar terlebih dahulu selama lima menit, syukurlah!!!
Thanks Cherry! Kamu emang the best deh! Akupun memutuskan untuk belajar,
dari pada nanti tidak bisa.
45 menit kemudian
Cukup! Cepat kumpulkan! Yang telat tidak akan Ibu nilai! ancam bu
Aisyah, huwaaa syukurlah aku sudah selesai. Bismillah semoga dapat nilai bagus
amin! Fufufu ku tiup lembar jawabanku, semoga dengan begitu doaku terkabulkan
amin... Shin! Reia! Kadoi! Otsu! Cepat kumpulkan! Kalau tidak, tidak akan saya
nilai! omel ibu Aisyah. Wasuh nih guru kerjaannya ngomel-ngomel melulu nih.
Shin dan kawan-kawan cepatlah, aku pun berdoa untuk keselamatan mereka
hahaha. Sebentar bu, sedikit lagi. Mohon Reia, astagah! Wajahnya itu!! Imut
bangetttt!!! Reia, semoga bu Aisyah mempan yah dengan wajahmu itu, Amin.
yasudah, cepat kumpulkan! ucapbu Aisyah, sepertinya dia mulai lelah karena
marah-marah melulu hahaha.
Teng... teng.. teng.. bel pelajaran selanjutnya.
Huft untung saja mereka sudah ngumpulin, kalau tidak makin ribet ini, bu
Aisyah pun pergi dan kami siap-siap untuk memasuki pelajaran selanjutnya yaitu
olah raga yey! Aku senang sekali dengan pelajaran olah raga. puk~ siapa neh
yang nepok undakku, ku balikan badan dan kulihat Shin tengah tersenyum kepada
ku, baru saja ingin ku buka mulutku dan mengatakan sesuatu eh dia udah duluang
ngomong Ganti baju bareng yuks? WHAT THE...... KYAAAA SHIN
MESUMMMMM!!!! teriakku. Astagah Shin kau mesummmm!!!!!! Kupul saja shin
dan dia malah tertawa lalu menarik tanganku yang sedang memukul-mukul dia
hei.. hei... aku cuman bercanda. Jelas Shin sambil tertawa, huft kukira beneran
huft dasar SHINNNNNN!!! Kau membuatku malu.
Ihhhhhh Shinnnnn!!! Pergi sana!!! usirku, pasti wajahku merah banget
huwaaaaaa Shinnn!!! Awas saja kau. Shin pun pergi sambil tersenyum penuh
kemenangan, sial!. RI-CHAN~! astagah siapa lagi manusia yang mempunyai suara
melengking dan ngagetin aku? Kenapa banyak banget orang yang pengen aku kena
serangan jantung? Ya tuhan! Apa salah hambamu?. Aku pun berbalik arah dan ku
lihat manusia ;berwajah manis berambut hitam sedang nyengir kearahku, dan
ternyata manusia itu adalah Cherry. Huft, Apa Che-Chan? Jangan teriak-teriak
lah, suara mu tuh berisik sekali. Ucapku datar. hehe maap Ri-chan. Ucap
Cherry sambil nyubit pipiku, arggghhh Cherry sakit!!! ucapku kesal. Sudahlah
mendingan kita ganti baju trus caw. Lanjutku sebelum dia mulai cerocos gak
penting yang membuat kuping sakit, Iya deh. Yuks~
Di lapangan
baiklah sekarang kita akan melakukan lari marathon~! ucap guru olah
raga yang sangat fanatik kepada warna hijau. Baiklah guru guy!!! balas seorang
lelaki fanatik tu guru. Lihat lah, poninya saja sama, baju olahraganya aja sama
huft dasar~.
Duhh... duh... pusing banget ini.. ya tuhan... ada apa ini? Astagfirulloh sakit
banget ini...
Ri-chan, kenapa? Tidak apa-apa kan? tanya Shin, nadanya penuh dengan
khawatir.
tidur cantik sekali tetapi pucat sekali, Ri-chan ini sungguh seperti mimpi..
ngggghh... Shin-kun? tanya dia sambil tersenyum. Aku pun ikt tersenyum, Richan aku sayang kamu. Andai kamu tau itu.. ng-nggak papa. Gimana kamu? Sudah
merasa baikan? tanyaku mempertahankan senyum diwajahku. Ia pun tersenyum
ya, tapi masih pusing dan tulang tulang rasanya sakit sekali. Ucap dia lirih. Oh
astagahhh...
Shin-kun. Aku pusing sekali. Shin-kun tadi aku lihat Nii-chan, kata Niichan sebentar lagi aku akan bersama dia, Shin-ku aku nitip bunda dan ayah yah..
Shin-kun aku sayang kamu. Ucap ia lirih, tidak! Kamu gak boleh ikut kakakmu..
kamu harus disini! Walaupun kemungkinan kamu sembuh hanya 40% tapi tidak ada
yang tidak mungkin! Ri-chan, kamu ngomong apa? kamu gak boleh ikut Yuya-nii!
Kamu harus disini! Aku cinta kamu.. aku sayang kamu. Ucapku lirih dan aku pun
menangis, ia pun menangis. Shin-kun aku juga cinta kamu, sayang kamu. Tapi
waktu ku sudah sebentar lagi, aku akan bersama Nii-chan. Shin-kun kamu jangan
sedih, jangan nangis lagi. Aku sayang kamu Shin-kun. Ucap Ri-chan, oh astagah..
kenapa? Ri-chan.
Tiba-tiba Ri-chan pingsan.. oh astagah.. DOKTER.. DOKTER... SUSTER..
teriakku memanggil dokter suster dan dokter suster pun langsung memeriksa Richan. Banyak sekali alat, oh tidak!! Ri-chan!!!
Tap.. tap.. tap..
Shin-kun, Ri-chan gimana? Kenapa? Apa yang terjadi? aku merasa dejavu.
Tapi bedanya wanita ini bersama dengan lelaki. Wanita ini menangis dan lelaki itu
menenangkannya, tetapi lelaki itu juga menangis, melihat mereka menangis
membuatku ingin menangis kembali. Sedih rasanya melihat mereka seperti itu.
Sakit rasanya melihat Ri-chan lagi merenggang nyawa di dalam ruangan itu. Ya
tuhan, tolong selamatkan Ri-chan, kumohon. Kumohon tuhan.. tolong selamatakan
Ri-chan...
dok, dok gimana Ri-chan?! ucap wanita itu setengah memekik. Dan
dokterpun hanya nunduk. Ya tuhan kumohon jangan!! Jangan!! Jangan sekarang!!
Kumohon!!!
maafkan kami, kami sudah berusaha sebaik mungkin. Ucap dokter itu
penuh rasa bersalah. TIDAKKKKK!!! DOK!! GAK MUNGKIN!! INI SEMUA GAK
MUNGKIN!!! DOK, KEMBALIKAN RI-CHAN!!! oh ya yatuhan... kenapa? Kenapa
bisa? Tuhan. Kenapa kau ambil ia begitu cepat? Kenapa?
35 tahun kemudian
Sudah 35 tahun yang lalu Ri-chan meninggalkan ku tetapi, hati ini masih
ada ia, ia seperti angin, aku tidak dapat melihatnya, tetapi aku dapat
merasakannya.
Hari ini adalah hari kematian Ri-chan, aku berencana akan kemakam Richan. Ini adalah acara tahunanku yang wajib diadakan. Aku pun masuk ke mobil
spotku ya, walaupun aku sadah tua tapi aku masih kuat untuk menyetir mobil
sendirian karena aku tinggal sendirian. Ya aku menjadi perjaka tua, dan seorang
workerholic, karena apa? karena hatiku telah kututup rapat untuk yang lain.
Hariku hanya milik Ri-chan, tragis memang, tapi mau diapain lagi, memang begini
adanya.
Akhirnya aku sampai di pemakaman keluarga Kamenashi. Ku parkirkan
mobil sport ini ditemapt parkir. Saat aku mau keluar, tiba-tiba hujan deras,
sialan sekali hujan ini, tapi seingetku aku menyimpan payung deh. Aku pun mulai
mencari payung dan ternyata ketemu, tiba-tiba aku inget Ri-chan, yatuhan Richan, ini adalah payung saat kamu meninggal. Aku pun tidak mau lama-lama
didalam mobil. Aku pun keluar mobil dengan payung hitam ini.
Aku pun sampai di depan makam yang bertulisan Kamenashi Rika ku cium
nisannya, dan akupun memanjatkan doa kepada tuhan agar Ri-chan bahagia
disamping tuhan, Amin. Ri-chan apa kabar kamu disana? Apakah kamu bahagia
disana? Tunggu aku Ri-chan, aku akan menyusulmu.
Morimoto-san? tiba-tiba ada yang memanggilku, dan akupun menengok
kearah suara dan kutemukan Wanita cantik dan lelaki tampan, yang kuketahui
mereka adalah Kamenashi Dakota dan Kamenashi Kazuya yaitu orang tua Ri-chan.
apa kabar? Gimana sudah nikah? tanya wanita itu, sudah lama aku tidak
melihat mereka. Dan banyak perubahan terhadap mereka, tubuh mereka sudah
ringkih dan sepertinya sering sakit-sakitan, yatuhan kasian sekali mereka.
Apakah mereka bahagia? Kedua anak mereka telah dipanggil yang maha kuasa,
mereka tinggal berdua, yatuhan aku ingin sekali seperti mereka.
baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian? Apakah masih sehat?
Seperti yang kamu lihat. Aku tersenyum lirih mendengar jawaban Om
kazuya. Yatuhan, buatlah mereka bahagia, amin. Kulihat mereka berdoa untuk Richan. baiklah kami pulang dulu, kamu sehat-sehat ya. Nasihat tante Dakota.
iya, hati-hati dijalan.
Aku pun kembali menatap makam Ri-chan, setelah kepergian kedua orang
tua Ri-chan. Tuhan tolong kabulkan permohonanku karena dia membuat Saya
mempunyai cinta dalam hidup saya.dan Itu membuat saya kuat. Dan Mungkin
Tuhan punya rencana lebih besar untuk Saya daripada rencana Saya untuk diri
sendiri. Jadi saya mohon kabulkan doa saya.
Duh..duh.. jantungku sakit sakit. Yatuhan jangan kambuh dulu kumohon. Sasakit, sekali... RI-CHAN? APA AKU TIDAK SALAH LIHAT? Yatuhan, kuulurkan
tanganku kiewajah Ri-chan, dan ia pun tersenyum hangat, wajahnya makin cantik.
Shin-kun, maukah kau ikut denganku? tanya Ri-chan, yatuhan ini aku diajak
kemana? Apakah aku diajak untuk tinggal bersama Ri-chan dan engkau? Yatuhan
aku siap kalau engkau ingin membawaku bersama. Tiba-tiba semua gelap.
Shintaro terjatuh disebelah makam Ri-chan dan ditengah-tengahnya
terdapat payung hitam yang dipakai Shintaro dan seketika hujan pun berhenti,
dan pelangi pun mulai muncul. Dan terlihatlah Shin dan Rika sedang bergandengan
tangan dan tersenyum bahagia. Ya, payung hitam ini telah menjadi lambang cinta
mereka yang abadi. Begitupun dengan kematian mereka. Bahwa jodoh Shin adalah
Rika, dan jodoh Rika adalah Shin.
-TamatUnsur intrinsik
*Tema : kematian dan Cinta abadi
*Penokohan :
-Rika Kamenashi : Baik, manja, penyakitan, dan sangat sayang kepada keluarganya
( tokoh utama wanita)
-Shintaro Morimoto : baik, sayang kepada Rika. (tokoh utama lelaki)
-Dakota Kamenashi : ibunya Rika, orangnya baik dan gampang panik. (tirtagonis)
-Kazuya Kamenashi : Ayahnya Rika, baik, sabar dan sayang kepada keluarganya.
-Yuya Kamenashi : baik, sayang adik dan orang tuanya, meninggal karena
kecelakaan, pada saat Rika sakit.
-Cherry/ Mio matsumoto : nyebelin tapi sebenernya baik, Dia adalah teman
sekelas Rika dan Shin (pemeran pembatu)
-kadoi, Reia, Otsu : baik sekali, teman seperjuangan Shin dan Rika
-Bi Nha : pembantu rumah tangga, orangnya baik dan sangat takut sama
majikannya.
*Alur : maju
*Latar :
Tempat : rumah, sekolah, Rumah sakit dan pemakaman
Waktu : pagi, dan senja
Suasana : haru, dan tegang
*Sudut pandang : orang ketiga sebagai penulis, Orang pertama serba tahu ( Rika
dan Shin)
*Amanat : janganlah engaku terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, dan
terimalah apa yang terjadi karena suatu saat nanti kau akan menerima
kebahagian dari tuhan.
Unsur Ekstrinstik
*Nilai pendidikan : Ya aku menjadi perjaka tua, dan seorang workerholic, karena
apa? karena hatiku telah kututup rapat untuk yang lain.
*Nilai religi : Yatuhan, buatlah mereka bahagia, amin
yatuhan ini aku diajak kemana? Apakah aku diajak untuk tinggal bersama Ri-chan
dan engkau? Yatuhan aku siap kalau engkau ingin membawaku bersama.