Lilin biasanya dibuat dari parafin, yakni campuran hidrokarbon, bahan yang dijumpai
dalam minyak bumi. Molekul hidrokarbon hanya terdiri atas atom-atom hidrogen dan atomatom karbon. Lilin parafin merupakan hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan
merupakan senyawa alkana. Lilin parafin adalah campuran senyawa hidrokarbon alkana yang
mengandung 21-50 atom karbon.
Parafin Wax merupakan hasil pemurnian campuran padatan hydrocarbon yang diperoleh
dari minyak bumi dengan sifat fisika tak berwarna (putih), tanpa bau dan rasa dan greasy.
Pada dunia industri, lilin parafin dibedakan dalam berbagai grade berdasarkan variasi sifat
fisika (physical properties) terutama melting point dengan range 110 150oF (43.3 - 65.5oC).
Parafin Wax, pada awalnya merupakan hasil samping dari proses Dewaxing dalam
rangkaian produksi minyak pelumas, namun dengan meluasnya pemakaian wax maka
pengembangan produksi wax menjadi sangat menguntungkan. Seperti yang terdapat di
Kilang PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan V Balikpapan dengan rancangan kapasitas
produksi 150 Ton/hari dan beroperasi sejak tahun 1950 memproduksi berbagai macam grade
untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (Jepang). Bahkan sejak tahun 1999
memproduksi grade ekspor dikenal dengan nama Fully Refined Wax (FRW).
Parafin Wax buatan Pertamina ini memiliki spesifikasi seperti :
Berwarna putih transparan, tidak berbau, tidak berasa, meleleh pada suhu 47 65
derajat celcius.
Tidak larut dalam air tetapi larut dalam ether, benzene dan esther
Bersifat menyerap panas.Bahan ini memiliki kapasitas panas spesifik dari 2,14 2,19
g -1 J K -1 (Joule per gram Kelvin) dan panas fusi dari 200 220 J g -1. Sifat ini
biasanya dimanfaatkan dalam modifikasi drywall untuk bahan bangunan rumah.
Parafin diinfus di dinding kering selama pembuatan sehingga sehingga ketika
diaplikasikan bahan ini meleleh pada siang hari karena menyerap panas, dan
membeku lagi pada malam hari karena melepaskan panas.
4. Fully Refined Wax 135P & 145P Food Grade biasa dipakai pada industri kosmetik
dan farmasi, lilin penerangan dan dekoratif, sebagai bahan pelapis pembungkus
kertas, dan juga bahan baku semir sepatu dan lain-lain
Dalam industri batik, Parafin dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat malam
Karena memiliki Sifat sifat sebagi berikut :
Titik leleh rendah yaitu pada suhu 60 derajat celcius 56 derajat celcius
Tahan terhadap larutan alkali (Caustic Soda) walaupun tidak tahan lama
Jenis Parafin wax yang dipakai dapat berupa Parafin Wax Putih maupun Kuning. Parafin
wax sering digunakan juga sebagai bahan pengisi karena harganya relative murah dibanding
dengan Jenis lilin lainya. Parafin wax ini nantinya dicampur dengan beberapa bahan lainya
untuk membuat malam, seperti :
Gondorukem,
Dammar matakucing,
Minyak Kelapa
Lilin Lanceng
Lilin parafin pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1867, kurang dari 10 tahun
setelah sumur minyak pertama dibor. Lapisan endapan parafin lebih mudah terjadi pada
proses pendinginan minyak bumi. Parafin digunakan sebagai bahan pembuatan lilin, kertas
lilin, poles, kosmetik, dan isolator listrik. Parafin juga membantu dalam proses ekstraksi
parfum dari bunga. Parafin merupakan bahan dasar untuk pembuatan salep medis dan lapisan
kedap air yang biasa digunakan dalam kayu untuk korek api, sehingga stik kayu tersebut
membantu dalam proses menyalakan api. Lilin parafin sintetis dapat dioksidasi untuk
menghasilkan lilin berwarna pucat-kuning, keras dengan berat molekul tinggi yang dapat
disaponifikasi denganlarutan mengandung air dari alkali organik atau anorganik, seperti
boraks, natrium hidroksida, trietanolamin, dan morpholine. Lilin dispersi ini berfungsi
sebagai waterproofing untuk tekstil dan kertas, sebagai bahan untuk proses penyamakan kulit,
sebagai pelumas logam, seperti pencegah terjadinya karat, dan untuk bahan bangunan serta
perawatan beton.
http://www.starjayakimia.com/2015/11/parafin-wax-merupakansalah-satu-jenis.html
http://refinery-syaiful-rochman.blogspot.co.id/
https://www.scribd.com/doc/142021275/Makalah-ANALISIS-INDUSTRI