Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA


KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH JAWA BARAT BEKERJA
SAMA DENGAN PUDAK SCIENTIFIC DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN
BANDUNG
8 - 9 DESEMBER 2014

YANTO ABDULAH, S.Si

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SUBANG

MTsN SUBANG
JL. Arifrahman Hakim no. 26 Subang

Lembar Pengesahan
Laporan Pendidikan dan Pelatihan Pengelolaan Laboratorium IPA
Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat Bekerja Sama
dengan Pudak Scientific di Balai Diklat Keagamaan Bandung

Disusun Oleh:
Yanto Abdulah, S.Si
NIP. 198103182006041001

Disahkan oleh,
Kepala MTsN Subang,

Drs. Wawan Soleh Setiawan, M.Pd


NIP. 19651204 198503 1001

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala nimat yang Allah subhanahu wataala berikan
kepada penyusun, yang dengan kehendak-Nya penyusun diberikan kesempatan
untuk mengikuti Pendidika dan Pelatihan Pengelolaan Laboratotium IPA dari
tanggal 8 Desember sampai dengan 9 Desember 2014 di Kampus Balai Diklat
Keagamaan Bandung dan Pudak Scientific.
Penyusun juga mengahaturkan terima kasih kepada Kementerian Agama
melalui Kepala MTsN 1 Subang, yang telah memberikan kepercayaan kepada
penyusun untuk mengikuti pelatihan ini. Peyusun berharap semua ilmu yang
diperoleh selama pendidikan dan latihan berlangsung, dapat meningkatkan
kompetensi penyusun dalam mengelola Laboratorium IPA MTsN 1 Subang dan
membimbing praktikum peserta didik.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban penyusun dan mengacu kepada
kepada Buku 4 Panduan Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, bahwa
untuk

keperluan

pemberian

angka

kredit,

penyusun

berkewajiban

untuk

membuat laporan hasil diklat dengan bukti fisik sebagaimana dipersyaratkan


dalam buku panduan tersebut. Untuk itu penyusun membuat laporan hasil
Pendidikan dan Pengelolaan Laboratotium IPA ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penyusun, dan umumnya bagi setiap pengelola laboratorium IPA (Guru Mata
Pelajaran IPA) di lingkungan MTsN Subang.

Subang, Maret 2014


Penyusun,

Yanto Abdulah, S.Si

BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan

dan

pelatihan

pengelolaan

laboratorium

diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan

IPA

ini

keterampilan yang

bersifat substantif dalam rangka pencapaian kompetensi PNS (guru) yang akan
diberikan tugas tambahan sebagai tenaga laboratorium IPA, sehingga dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional. Pelatihan ini
diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Agama Kantor Wilaayah
Jawa Barat, Pudak Scientific dan Balai Diklat Keagamaan Bandung.
A. Judul Diklat
Pendidikan dan pelatihan pengelolaan Laboratorium IPA Tahun 2014
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 8 Desember sampai
dengan 9 Desember 2014 di Kampus Balai Diklat Keagamaan Bandung dan
Pudak Scientific.
C. Tujuan Umum Pelaksanaan Diklat
Tujuan
Laboratorium

diselenggarakan
IPA

adalah

Pendidikan

untuk

dan

meningkatkan

pelatihan

pengelolaan

pengetahuan,

keahlian,

keterampilan dalam proses pembelajaran dan sikap mental peserta diklat


serta kemampuan dalam mengelola Laboratorium IPA sesuai standar nasional
pendidikan.

D. Surat Penugasan dan Sertfikat

BAB II
KEGIATAN PELATIHAN
SIMULASI ADMINISTRASI LABORATORIUM IPA
(DR. Yunita, M.Pd)
Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Tempat ini
dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun.
Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat
melakukan percobaan dan penyelidikan.
Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas &
aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Komponen laboratorium yang perlu dilakukan
administrasi meliputi:
1. Bangunan/Ruangan laboratorium
2. Fasilitas umum laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Ketenagaan laboratorium
5. Kegiatan laboratorium
Administrasi ini selanjutnya akan dilakukan menggunakan format administrasi tiap
komponen meliputi:
Format A: Data ruangan laboratorium
Format B1: Kartu barang
Format B2: Daftar barang
Format B3: Daftar penerimaan / pengeluaran barang
Format B4: Daftar usulan/ permintaan barang
Format C1: Kartu alat
Format C2: Daftar alat
Format C3: Daftar penerimaan / pengeluaran alat
Format C4: Daftar usulan / permintaan alat
Format C5: Daftar usulan / permintaan alat dari acara praktikum
Format C6: Daftar usulan / permintaan alat dari tiap lab
Format D1: Kartu bahan
Format D2: Daftar bahan
Format D3: Daftar penerimaan / pengeluaran bahan kimia
Format D4: Daftar usulan / permintaan bahan
Format D5: Daftar usulan / permintaan bahan dari acara praktikum
Format D6: Daftar usulan / permintaan bahan dari tiap lab
Format E: Data ketenagaan
Format F: Agenda kegiatan lab
Jenis pengadministrasian meliputi:

1. Pengadministrasian Bangunan atau ruangan laboratorium


Misalnya: Ruangan praktikum, ruangan persiapan, ruangan penyiapan,
Greenhouse, dll. Ruangan-ruangan tsb harus tercatat namanya, ukuran, dan
kapitasnya dalam Format A.
NAMA SEKOLAH
Luas dan
kapasitas lab (m2)

Mengetahui,
Kepala Madrasah
________________
_

FORMAT A
DATA RUANGAN LABORATORIUM
:________________________
Jenis Ruangan Lab
Luas
Luas
yang
seharunya
ada
(m2)
2
(m )

Rencana
Pengembangan

Kepala Laboratorium,
________________

2. Pengadministrasian fasilitas umum laboratorium


Fasilitas umum laboratoium adalah barang-barang yang merupakan
perlengkapan laboratorium. Untuk mengadministrasikannya digunakan 4
macam format yaitu Format B1, B2, B3 dan B4. Barang-barang fasilitas umum
meliputi:

3. Pengadministrasian alat laboratorium


Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk
pelaksanaan praktikum
Kartu alat dengan Format C1 berfungsi untuk mencatat data untuk
masing-masing alat
Informasi yang harus dicantumkan dalam kartu alat yaitu nomor kartu,
golongan alat, nomor induk, spesifikasi (nama alat, merk, ukuran,
pabrik, kode alat), lokasi penyimpanan, tanggal masuk dan
dikeluarkan, dan jumlah alat yang tersedia. Khusus untuk alat-alat
canggih dan alat keperangkatan harus dibuatkan secara tersendiri
karena spesifikasinya lebih banyak.

4. Pengadministrasian Bahan kimia di laboratorium


Dalam mengadministrasikan bahan kimia adalah menggunakan format
D. Spesfikasi bahan kimia yang diinformasikan yaitu nama-nama zat dalam
bahasa Inggris, rumus kimia, massa molekul (Mr), kemurnian, konsentrasi,
massa/berat jenis (BJ) Ujud, Warna, pabrik dan Kode Zat.

PENGENALAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


DI LABORATORIUM IPA

Ekperimen dapat menjadi


membahayakan, karena:

suatu

kegiatan

menyenangkan

dan

dapat

juga

Melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya.


Menggunakan benda tajam.
Menggunakan alat elektrik.
Menggunakan api/ pemanasan.

Oleh karena itu, guru harus mampu mencegahnya. Begitupun siswa harus mengetahui
bahaya apa saja yang mungkin terjadi agar kecelakaan dapat dicegah.
Sebab-sebab terjadinya kecelakaan:
Kurangnya pemahaman tentang sifat dan karakter bahan-bahan kimia.
Kurang jelas petunjuk praktikum atau kurang bimbingan dan pengawasan guru
terhadap siswanya ketika praktikum.
Kurang tersedianya fasilitas keamanan dan perlengkapan perlindungan yang
memadai.
Kurang taatnya siswa dalam mematuhi peraturan laboratorium.
Tidak menggunakan perlengkapan perlindung yang seharusnya.
Kurang bersikap hati-hati selama praktikum.
Aturan umum di laboratorium IPA:
Penataan ruang yang baik.
Harus akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat, seperti P3K, pemadam
kebakaran, botol cuci mata, dll.
Gunakan perlengkapan yang sesuai.
Sebelum bekerja, kenali kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi.
Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan.
Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang.
Dilarang bekerja sendirian dalam laboratorium.
Gunakan sistem pembuangan yang sesuai prosedur.
Setiap percikan atau kebocoran yang ditemukan harus segera dibersihkan.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan:


Setiap orang (guru, siswa, laboran) harus tanggap menghadapi kecelakaan.
Bertindak efektif dan efisien.
Kenali kondisi, mulai dari:
a. Gambaran kecelakaan.
b. Sebab kecelakaan.
c. Kemungkinan tindakan, tentukan prioritas menyelamatkan korban atau
menangani penyebab kecelakaan sesuai kondisi (ambil tindakan yang kecil
resikonya).
Perlengkapan Keselamatan:
1. Perlindungan untuk kondisi yang tidak biasa. Seperti: Alarm bahaya, Alat
dan bahan kebakaran, pancuran keselamatan, botol pencuci mata, pintu darurat,
selimut kebakaran.
2. Perlindungan untuk kondisi yang sudah diprediksi bahayanya. Seperti:
jas laboratorium.
sarung tangan, bahan karet untuk bahan korosif & alkali; bahan kulit untuk
benda tajam; bahan asbes untuk penangan benda panas/ autoclave/ oven.
pelindung mata, mencegah percikan bahan kimia seperti asam, bromin,
amonia, atau memotong, menumbuk logam natrium.
Respirator dan lemari uap.
Sepatu pengaman.
Layar pelindung.
Pertolongan Pertama pada Kecelekaan (P3K)
1) Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan
perawatan darurat sebelum ditindaklanjuti oleh dokter.
2) Tujuan dari P3K adalah untuk:
Menyelamatkan korban.
Meringankan penderitaan korban, dan mencegah cedera yang lebih parah.
Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan medis datang.
Pokok-pokok Tindakan P3K:
1. Jangan panik, dan harus bertindak cekatan.
2. Perhatikan napas korban, jika terhenti lakukan napas buatan.
3. Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh besar dapat mengakibatkan
kepada kematian dalam waktu 3-5 menit. Hentikan pendarahan dengan menekan
luka menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada posisi yang lebih
tinggi.
4. Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan dengan posisi kepala
lebih rendah. Bila muntah-muntah dan setengah sadar, letakan posisi kepala lebih
bawah dengan kepala miring atau telungkupkan. Bila menderita sesak, letakkan
dalam sikap setengah duduk.
5. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka yang dialami korban.
Jangan menambah cidera korban.
Safety symbol di Laboratorium:
Simbol

Penjelasan

Eksplosif (meladak). Meledak pada kondisi tertentu. Contoh amonium


nitrat dan nitroselulosa. Hindari benturan, gesekan, loncatan, panas.

Toxic (beracun). Bahaya bagi keselamatan bila terisap, tertelan atau


kontak dengan kulit, dan dapat mematikan. Contoh arsen triklorida
dan merkuri klorida. Hindari kontak atau masuk ke dalam tubuh.
Segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

Zat yang mudah terbakar. Contoh butana, propana, eter dan etanol.
Hindari udara dan sumber api.

Zat yang secara spontan terbakar apabila kena air. Contoh logam
natrium. Hindari kontak dengan air

Zat yang secara spontan terbakar. Contoh posfor, alumunium alkil


fosfor. Hindari kontak dengan udara.

Oksidator. Zat yang dapat membakar zat lain atau penyebab


timbulnya api. Contoh hidrogen peroksida dan kalium perklorat.
Hindari panas serta bahan yang mudah terbakar.

Kerusakan kecil pada tubuh atau iritasi terhadap kulit, mata, dan alat
pernapasan. Contoh piridin, amoniak, dan benzil klorida. Hindari
kontak dengan tubuh atau penghirupan

Bahan kimia bersifat radioaktif

Korosif atau merusak jaringan atau tubuh manusia. Contoh asam


sulfat dan fenol. Hindari kontak dengan kulit dan mata

PENGENALAN METODE KERJA STANDAR DI LABORATORIUM IPA

Fakta di lapangan belum semua sekolah memiliki sarana laboratorium yang


memadai. Demikian pula terungkap bahwa tidak semua laboratorium sekolah memiliki
tenaga laboratorium. Hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa:
(1) Kualifikasi tenaga laboratorium yang ada saat ini beragam mulai dari yang
berlatar pendidikan SMA/SMK, D3 sampai sarjana,
(2) Umumnya guru merangkap tugasnya sebagai tenaga laboratorium karena
kelangkaan tenaga laboratorium sekolah, dan
(3) Ada kesulitan dalam rekruitmen tenaga laboratorium sekolah yang disebabkan
oleh tidak adanya formasi dan ketidakjelasan dalam kualifikasi.
Menurut Permendiknas No. 26 TH. 2008, tenaga laboratorium terdiri dari:
1. Kepala Laboratorium Sekolah (Kompetensi: kepribadian, sosial, manajerial,
profesional)

2. Teknisi Laboratorium Sekolah (Kompetensi: kepribadian, sosial, administratif,


profesional)
3. Laboran Laboratorium Sekolah (Kompetensi: kepribadian, sosial, administratif,
profesional)

Kompetensi yang dimiliki oleh kepala laboratorium, teknisi dan laboran menurut
Permendiknas RI Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah

3.1

Merencanakan
kegiatan dan
pengembangan
laboratorium
sekolah/
madrasah

Kompetensi
Manajerial

3.2

3.3

3.4

3.5

Kompetensi
Profesional

4.1

Mengelola
kegiatan
laboratorium
sekolah/madras
ah

Membagi tugas
teknisi dan
laboran
laboratorium
sekolah/
madrasah

3.1.1

Menyusun rencana pengembangan laboratorium

3.1.2

Merencanakan pengelolaan laboratorium

3.1.3

Mengembangkan sistem administrasi laboratorium

3.1.4

Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja


laboratorium

3.2.1

Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru

3.2.2

Menyusun jadwal kegiatan laboratorium

3.2.3

Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium

3.2.4

Mengevaluasi kegiatan laboratorium

3.2.5

Menyusun laporan kegiatan laboratorium

3.3.1

Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran

3.3.2

Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran

3.3.3

Mensupervisi teknisi dan laboran

3.3.4

Membuat laporan secara periodik

3.4.1
Memantau
sarana dan
prasarana
3.4.2
laboratorium
sekolah/madrasa
h
3.4.3

Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat


laboratorium
Memantau kondisi dan keamanan bangunan
laboratorium
Membuat laporan bulanan dan tahunan
tentang kondisi dan pemanfaatan
laboratorium

3.5.1
Mengevaluasi
kinerja teknisi
3.5.2
dan laboran
serta kegiatan
3.5.3
laboratorium
sekolah/madrasa
h
3.5.4

Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium

Menerapkan
gagasan, teori,
dan prinsip
kegiatan
laboratorium

Mengikuti perkembangan pemikiran tentang


pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai
wahana pendidikan
Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium

4.1.1
4.1.2

Menilai hasil kerja teknisi dan laboran


Menilai kegiatan laboratorium
Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan
selanjutnya

4.2

4.3

Memanfaatkan
laboratorium
untuk
kepentingan
pendidikan dan
penelitian di
sekolah/
madrasah
Menjaga
kesehatan dan
keselamatan
kerja di
laboratorium
sekolah/
madrasah

4.2.1

Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum

4.2.2

Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan


dan Penelitian

4.2.3

Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk


kepentingan pendidikan dan penelitian

4.2.4

Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kaj


ian/inovasi

4.3.1

Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan


keselamatan kerja

4.3.2

Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan


keselamatan kerja

4.3.3
4.3.4

Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya


dan beracun
Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta
peralatan keselamatan kerja

2. Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah


2. Kompetensi
Administratif

3.1 Merencanakan

3.1.1 Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan

pemanfaatan
laboratorium

suku cadang laboratorium


3.1.2 Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam
merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang
laboratorium
3.1.3 Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang
yang diperlukan laboratorium
3.1.4 Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas
untuk perawatan dan perbaikan peralatan
laboratorium jadwal perawatan dan perbaikan
3.1.5 Merencanakan
peralatan laboratorium

3.2 Mengatur
penyimpanan
bahan,
peralatan,
perkakas, dan
suku cadang
laboratorium
sekolah/
madrasah

3.2.1 Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas

4.1 Menyiapkan

laboratoriumpetunjuk penggunaan peralatan


4.1.1 Menyiapkan

kegiatan
laboratorium
sekolah/
4. Kompetensi

madrasah

laboratorium dengan memanfaatkan peralatan


teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
3.2.2 Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas
laboratorium
3.2.3 Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan
perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan
laboratorium
4.1.2 Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan
yang siap pakai untuk kegiatan prakti kum
4.1.3 Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
KOMPETENSI KHUSUS

Profesional

Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan Program


Produktif SMK
a) Membuat peralatan praktikum sederhana
b)
4.2 Merawat
peralatan dan
bahan di
laboratorium
sekolah/
madrasah

Membuat paket bahan siap pakai untuk kegiatan

praktikum
4.2.1 Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan
laboratorium
4.2.2 Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
4.3.1 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja

4.3 Menjaga
kesehatan dan
keselamatan
kerja di
laboratorium
sekolah/
madrasah

4.3.2 Menggunakan peralatan kesehatan dan


keselamatan kerja di laboratorium
4.3.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun
sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.3.4 Menangani limbah laboratorium sesuai dengan
prosedur yang berlaku
4.3.5 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

3. Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah


3. Kompetensi
Administratif

3.1

3.2

Menginventarisasi
bahan praktikum

Menginventarisasi
alat praktikum
.

3.1.1

Mencatat (tabulasi) bahan laboratorium

3.1.2

Mencatat penggunaan bahan laboratorium

3.1.3

Melaporkan penggunaan bahan laboratorium

3.2.1
3.2.2
3.2.3

3.3

Mencatat kegiatan
praktikum

Profesional

Merawat ruang
4.1

laboratorium
sekolah/madrasah

4.2

Mengelola bahan
dan peralatan
laboratorium

4.3

kesehatan dan
keselamatan kerja

Menyiapkan catatan penggunaan alat

Mencatat kehadiran guru dan peserta didik

3.2.2

Mencatat penggunaan alat

3.2.3

Mencatat penggunaan penuntun praktikum

3.2.4

Mencatat kerusakan alat


Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum
secara periodik

4.1.1

Menata ruang laboratorium

4.1.2

Menjaga kebersihan ruangan laboratorium

4.1.3.

Mengamankan ruang laboratorium

4.2.1
4.2.2

Mengklasifikasikan bahan dan peralatan


praktikum
Menata bahan dan peralatan praktikum
Mengidentifikasi kerusakanbahan, peralatan,
dan fasilitas laboratorium

4.2.4

Menjaga kebersihan alat laboratorium

4.2.5

Mengamankan bahan dan peralatan

4.2.6

laboratorium
Khusus untuk laboran biologi:
Merawat tanaman untuk kegiatan praktikum

4.2.7

Memelihara hewan untuk praktikum

4.3.1

Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun

4.3.2
4.3.3

Menjaga

akan dipakai praktikum

3.2.1

praktikum

4.

Menyiapkan prosedur penggunaan alat yang

3.2.4

4.2.3

Melayani kegiatan

dipakai dalam praktikum

laboratorium yang akan dipakai


Melaporkan kondisi alat laboratorium

3.2.5
4. Kompetensi

Mencatat (tabulasi) alat laboratorium yang

praktikum
Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun
praktikum
Melayani guru dan peserta didik dalam
pelaksanaan praktikum

4.3.

Menyiapkan kelengkapan pendukung

praktikum (lembar kerja, lembar rekam data,

4.4.1

dan lain-lain)
Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja

4.4.2

Menggunakan peralatan kesehatan dan


keselamatan kerja di laboratorium

4.4.3

di laboratorium
sekolah/ madrasah

4.4.4
4.4.5

Menangani bahan-bahan berbahaya dan


beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
Menangani limbah laboratorium sesuai
dengan prosedur yang berlaku
Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan

Langkah awal dalam pengelolaan laboratorium IPA di sekolah seorang guru harus
memahami standar operasional prosedur laboratorium.
1. Menyusun Standar Operasional Prosedur Laboratorium
Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik atau
penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan, sehingga menjadi
unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang IPA.
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk
membantu memperlancar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan
dari laboratorium beserta semua sumberdaya yang ada didalamnya, sehingga dapat
membantu terselenggaranya kegiatan praktikum yang berkualitas.
Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium meliputi praktikum,
penggunaan peralatan laboratorium, dan penggunaan laboratorium untuk penelitian.
2. Menetapkan Fungsi dan Tugas Pengelola Laboratorium IPA
Pengelola laboratorium IPA di sekolah idealnya meliputi;
a) Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang
ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta
membawahi anggota laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi,
laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di laboratorium,
b) Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan
bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan
laboratorium,
c) Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam
memberikan bimbingan praktikum bagi siswa untuk mata pelajaran IPA,
d) Staf administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi
administrasi di laboratorium,
e) Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan
teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan
bahan.
3.
4.
5.
6.

Menyusun
Menyusun
Menyusun
Menyusun

Tata Tertib Laboratorium


Mekanisme Pelaksanaan Praktikum
Mekanisme Peminjaman Alat
Mekanisme Sangsi Penggunaan Laboratorium

PRAKTIKUM PENDAYAGUNAAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM IPA


(Dr. Yunita, M.Pd)
Pada materi ini, peserta dibimbing untuk melakukan beberapa percobaan sederhana
secara kelompok dan menyaksikan beberapa demontrasi percobaan.
Percobaan dan demonstrasi yang dilakukan antara lain: percobaan listrik, respirasi
hewan, reaksi zat dan bahan kimia.
Berikut beberapa lembar kerja yang digunakan:
Respirasi pada Serangga

Alat dan bahan


Respirometer sederhana dengan pipa berskala
Stopwatch
Pipet tetes
Kapas
Plastisin
Eosin
Jangkrik
Kristal KOH/NaOH
Cara kerja

Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai
berikut:
1. Bungkus Kristal KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung
respirometer
2. Kemudian masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung
respirometer
3. Tutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar
tidak ada udara yang masuk dan keluar
4. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer dengan menggunakan pipet tetes
secukupnya
5. Ukur pergerakan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (2 menit,
4 menit, 6 menit, 8 menit, 10 menit)

POSTER KIMIA

UANG YANG UTUH

PENIUP BALON AJAIB

PENYIMPANAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SEDERHANA


PERALATAN LABORATORIUM IPA
Pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan memegang peranan
penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berfungsi dengan baik dan kerusakan
dapat dihindarkan sejauh mungkin.
Perawatan peralatan elektronika
Peralatan elektronika memiliki sifat-sifat :
1. Sensitif terhadap goncangan.
2. Sensitif terhadap medan magnet.
3. Tidak tahan terhadap suhu di atas 250 C.
4. Tidak tahan terhadap terhadap udara lembab.
5. Tidak tahan terhadap kotoran dan debu.
Berdasarkan sifat-sifatnya itu, maka peralatan elektronika perlu dihindari dari guncangan
dan medan magnetik agar sensitifitas peralatan dapat terjaga. Selain itu, hendaknya

penggunaan peralatan elektronika berada dalam ruangan yang bertemperatur antara 18 0


C 250 C.
Setelah penggunaan peralatan elektronika, peralatan hendaknya dibersihkan dari
kotoran dan debu kemudian disimpan di ruangan yang kering.
Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku logam.
Peralatan yang terbuat dari bahan baku logam mudah mengalami karatan. Untuk
menghindari terjadinya karatan itu maka peralatan harus disimpan di tempat yang
bertemperatur tinggi ( 370 C) dan lingkungan kering. Jika perlu gunakan bahan silicon
sebagai penyerap air.
Sebelum disimpan peralatan harus bebas dari kotoran, debu ataupun air yang
melekat kemudian diolesi dengan minyak olie, minyak rem atau paraffin cair.
Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas.
Untuk perawatan terhadap peralatan yang terbuat dari gelas bukanlah perkara yang sulit
akan tetapi menuntut ketekunan laboran. Dengan memperhatikan keunggulan dan
kelemahan dari bahan baku gelas, maka untuk perawatan peralatan berbahan baku
gelas harus memperhatikan :
1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 27 0 C 370 C dan
diberi tambahan lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat
kasa. Boleh menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas
terbuat dari pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air
yang sedang mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin
kemudian tambahkan detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang
25 ml dan aquadest 75 ml. Penggunaan detergent dapat menghilangkan lemak
dan tidak membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang memerlukan waktu
perendaman sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih. Keringkan
dengan udara panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan
berbahan baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak
untuk membersihkan permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan
kertas tissue khusus. Gunakan alcohol, acetone, kapas, sikat halus dan pompa
angina untuk membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa. Saat ini
terdapat cairan pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic untuk
membersihkan kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan
kaca/lensa dalam keadaan kering apalagi dengan menggunakan

kain yang

berseray kasar karena hal itu dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.

6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan.


Meletakkan peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena
mungkin saja peralatan tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan fisik permanent.

Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku karet/plastik.


Peralatan berbahan baku karet bersifat elastis dan tidak tahan terhadap panas
karena dapat menggangu elastisitas karet.
Sarung tangan dari karet mudah sekali meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu
lama. Untuk menghindari kerusakan pada peralatan berbahan baku karet/plastik,
hendaknya peralatan dibersihkan dari berbagai kotoran dengan menggunakan detergent
kemudian dikeringkan (sangat baik jika menggunakan hembusan udara panas). Setelah
itu ditaburi talk (bedak) pada seluruh permukaan karet dan disimpan dengan
menggunakan tablet formalin

BAB III
TINDAK LANJUT (RENCANA DESIMINASI)

Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan pengelolaan laboratorium IPA, kami


berusaha mengoptimalkan pemanfaatan peralatan dan bahan laboratorium IPA serta
pengadministrasiannya. Langkah awal yang ditempuh adalah dengan menyusun program
perencanaan pengelolaan laboratorium bekerjasama dengan guru mata pelajaran IPA

dalam forum MGMP IPA serta menggerakkan anak-anak KIR (kelompok Ilmiah Remaja) IPA
di MTsN Subang untuk lebih aktif dalam memanfaatkan Laboratorium IPA sebagai sarana
belajar melalui eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai