Ragam Kualitatif
Ragam Kualitatif
4, Tahun 2013
bahwa penelitian secara induktif lebih dapat menemukan kenyataankenyataan jamak yang terdapat dalam data, membuat hubungan
peneliti dengan responden lebih eksplisit, (5) Teori dari dasargrounded theory, teori yang bersal dari bawah ke atas,
(6)
deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, (7)
lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang
ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria pengabsahan data, (10)
design yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, pada
dasarnya penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada
fenemenologi.
Sementara
kebudayaan,
teori
simbolik,
etnometodologi dijadikan sebagai dasar tambahan yang melatar
belakangi secara teorities penelitian kualiatatif.
Seperti yang telah diuraikan diatas dapat dipahami bahwa
penelitian kualitatif itu berangkat dari fenomena yang ditemukan
dilapangan kemudian dikembangkan
pemahaman secara
mendalam, alamiah, melibatkan konteks secara penuh, data
dikumpulkan langsung dari partisipan langsung. Sedangkan desain
penelitian kualiatatif bersifat fleksibel atau berubah-rubah sesuai
dengan situasi dan kondisi data yang didapat dilapangan.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka melalui makalah yang
sederhana ini akan diulas beberapa tipe-tipe penelitian kualitatif
secara umum diantaranya adalah fenomenologi, etnografi, grounded
teori, dan studi kasus. Bagaimanakah masing-masing tipe itu
diaplikasikan dilapangan serta metode masing-masing sehingga
akan nampak perbedaan.
etnografi,
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena (fenomeologis) tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian,
seperti; perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah ( Kirk dan Miller, Jane Richie, Bogdan dan Bikley, Guba dan
Lincoln). Dengan kata lain bahwa penelitian kualitatif bertitik tolak
dari paradigma fenomenologis yang objektifitasnya dibangun atas
rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh
individu atau kelompok sosial tertentu yang relevan dengan tujuan
penelitian. Penelitian kuailitatif memiliki sejumlah ciri-ciri
sebagaimana yang ditawarkan oleh Guba dan Lincoln (1985:34-44 )
Serta Spradley (1980)
Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut; (1)
berlatar alamiah, hal ini dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif
melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari
suatu keutuhan karena menurut Guba (1985) ontologi alamiah
menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagi keutuhan yang
tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. (2) manusia
sebagai instrumen (alat) penelitian, hal ini peneliti ini atau dengan
bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama
(participation observation-pengamatan berperan serta), (3) metode
kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan pengamatan,
wawancara, (4) Analisis data secara induktif, penelitian yang
beranjak dari hal umum sampai ke khusus dengan beberapa alasan
41
B. Fenomenologis
Pada
hakikatnya
penelitian
kualitatif
mengunakan
pendekatan secara fenomenologis. Artinya Peneliti berangkat
kelapangan dengan mengamati fenomena yang terjadi dilapangan
secara alamiah. Namun nanti yang akan membedakan masingmasing jenis penelitian itulah fokus penelitian. Apakah penelitian itu
fokus kebudaya, fenomena, kasus dan sebagainya.
Penelitian fenomena ini pertama dikemukakan oleh Edmund
Hursserl (1859-1938) seorang filsuf Jerman. Pada mulanya
penelitian ini bermula dari penelitian sosial. Ada beberapa
pengertian tentang fenomenologi menurut Hursserl diantaranya
yaitu: (a) pengalaman subjektif atau fenomenologikal, (b) suatu studi
tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Hal ini
dapat dipahami bahwa penelitian fenomenolgi merupakan
pandangan berfikir
yang menekankan pada pengalamanpengalaman manusia dan bagaimana manusia menginterpretasikan
pengalamannya. Ditinjau dari hakekat pengalaman manusia
42
47
49
DAFTAR PUSTAKA
50
New York;