INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010
TENTANG
PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pernbangunan yang berkeadilan, dan untuk kesinambungan serta penajaman Prioritas Pembangunan Nasional sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pernbangunan Nasional Tahun 2010, dengan iru menginstruksikan:
Kepada
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;
2. . Sekretaris Kabinet;
3. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. jaksa Agung;
6. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
7. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
8. Para Kepala Lernbaga Pemerintah Non Kementerian;
9. Para Gubemur;
10. Para Bupati/Walikota.
Untuk
Untuk
PERTAMA
KEDUA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
Mengarnbil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-rnasing, dalam rangka pelaksanaan program-program pernbangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program:
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for a11);
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDGs).
Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalarn Dikturn PERTAMA:
1. Untuk program pro rakyat, mernfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program ...
KETIGA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pernbangunan Milenium, memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kerniskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perernpuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
e. Program kesehatan ibu;
f. Program pengendalian HIV / AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pernbangunan Milenium.
Dalam
mengarnbil langkah-Iangkah pelaksanaan
program
sebagaimana dimaksud dalarn Diktum KEDUA, berpedoman pada Rencana Pernbangunan jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 2014, dan merujuk pada hasil Rapat Kerja Presiden dengan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur dan Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat ...
KEEMPAT
KELIMA
PRESIDEN REPUBLIK !NDONESIA
- 4 -
Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi yang mendalam dengan para pakar, perwakilan dunia usaha, dan pernangku kepentingan lainnya, pada tanggal 19-21 April 2010 di Istana Tarnpak Siring, Bali.
Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, para Menteri Koordinator mengoordinasikan program-program Kementerianl Lernbaga yang berada di bawah ruang lingkup tugas dan koordinasi masing - rnasing,
1. Para Menteri dan Kepala Lernbaga yang bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan program-program sebagaimana 'dimaksud dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, mengoordinasikan pelaksanaan program-program tersebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-rnasing;
2. Para Menteri dan Kepala Lernbaga sebagaimana dimaksud pada angka 1 melaporkan secara berkala pelaksanaan programprogram tersebut kepada Menteri Koordinator sesuai lingkup bidang tugasnya, dengan tembusan kepada Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan.
KEENAM
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
PRESIDEI'!
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
Para Gubernur:
1. melaksanakan program-program yang menjadi tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAi
2. mengoordinasikan Bupati/Walikota dalam pelaksanaan programprogram di wilayahnya masing-rnasing.
Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, sepanjang terdapat program yang berkaitan dengan kewenangan Mahkarnah Agung danl atau Bank Indonesia, Menteri/Kepala Lembaga yang terkait agar berkoordinasi dengan Ketua Mahkamah Agung dan/atau Gubernur Bank Indonesia.
Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan rnelakukan pemantauan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden ini secara terintegrasi dengan pernantauan dan pengendalian program-program sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010, dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.
KESEMBILAN: Para Menteri Koordinator melaporkan secara berkala hasil koordinasi pelaksanaan program-program sebagairnana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT kepada Presiden dalam Sidang Kabinet.
KESEPULUH
Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
Instruksi ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
,
Dikeluarkan di Tampaksiring, Bali
pada tanggal 21 April 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd,
DR. H. SUS1LO BAMBANGYUDHOYONO
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPlRAN
I. RENCANA TINDAK PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM PRO-RAKYAT
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 3 Tahun 2010
TANGGAL : 21 April 2010
PROGRAM TINDAKAN KELUARAN°) TARGLT PENYELESAIAN °1 SASARAN INSTANSI PENANGGUNG PEMERINTAH
2010 2011 JAWAB DArRAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga
Penyempumaan A. Memperbaiki Prosedur
Pelaksanaan Verifikasi
Program Keluarga Tersedianya formulir
Harapan (PKH) 1. Menyempumakan 100% 100% Pelaksanaan PKH Kementerian Sosial
formulir verifikasi untuk: verifikasi yang telah sepenuhnya (Koordinator),
ibu hamil, pemeriksaan mencakup semua sebagai program Kementerian Kesehatan,
anak ke puskesmas, dan kernungkinan status anak, pemberian uang Kementerian Pendidikan
pemeriksaan tingkat termasuk anak putus tunai bersyarat Nasional,
kehadiran anak di satuan sekolah, anak jalanan, Kementerian Tenaga Kerja
pendidikan pckcrja anak, dan anak dan Transmigrasi,
bcrkcbutuhan khusus Kementerian Dalam Negeri,
Kemcntcrian Agarna,
Kementerian PPN/Bappenas
2. Mempcrbaiki jadwal Tersedianya jadwal 100% 100% Kemcntcrian Sosial
pencctakan formuIir pcncctakan formulir koordinasi dengan
rr res Indonesia PRESIDEN REPUBLIK INDOI'.IESIA -2-
Menyempurnakan rnekanisme pelaksanaan distribusi fonnulir ke unit pelayanan
4. Menyempu pelaksanaan verifikasi terhadap peserta PKH
5. 11
pelaksanaan verifikasi kepada pegawai di unit pelayanan
Tersusunnya mekansime pelaksanaan distribusi formulir verifikasi ke unit pelayanan
1. Te dan hasil verifikasi kehadiran ibu hamil di puskesmas dan kehadiran anak balita di puskesmas
2. Tersedianya informasi dan hasil verifikasi kehadiran anak di satuan
peza yang
handal dalam melakukan verifikasi pada unit pelayanan (puskesmas dan sekolahl rnadrasah)
100%
4
100%
]00%
]00%
Kemente (Koordinator), Kementerian Kesehatan
(Koordinator) Bupati/Walikota
Kernenterian (Koordinator), Kementerian Kesehatan, Kernenterian Pendidikan Nasional,
Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri
ur (Koordinator), Bupati/Walikota
PRESIDEN :',t;PlJBLlK INDONESIA -3-
1. Menyempurnakan Tersusunnya mekanisme 100% 100% Kemenlerian Sosial Gubernur
mekanisrne pengernbalian forrnulir koordinasi dengan (Koordinator),
pengembalian formulir verifikasi dari unit PT POS Indonesia Bupati/Walikota
verifikasi dari unit pelayanan ke Kantor UPPKH
pelayanan ke Kantor
UrPKH
2. Menyempurnakan Tersusunnya 100%
mekanisme pembayaran pembayaran termasuk (Koordinator) dan (Koordinator) ,
tennasuk pencairan pencairan anggaran agar Kementerian Keuangan, BupatilWalikota
anzgaran agar pembayaran dapat koordinasi dengan PT POS
pembayaran dapat dilaksanakan 4 kali dalam Indonesia
dilaksanakan 4 kali setahun yaitu pada bulan
dalam selahun yaitu Maret.juni, September dan
pada bulan Maret.juni, Desember
September dan Desember
3. Menyempurnakan Tersusunnya III 100% 100% r
mekanisrne pelaksanaan pelaksanaan dislribusi dana (Koordinator) dan (Koordinator),
distribusi dana ke ke keluarga peserta PKH di Kementerian BUMN, Bupati/Walikota
keluarga peserta PKH di daerah terpencii koordinasidengan
daerah terpencil PT POS Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4-
Antar Kementerian dan
Pemerintah Daerah
1. Menyusun mekanisme Tersusunnya mekanisme 100% 100% Kernenterian Sosial Gubernur
verifikasi untuk anak agar anak jalanan dan (Koordinator), Kementerian (Koordinator) ,
jalanan dan pekerja anak pekerja anak siap kcmbali ke Tenaga Kerja dan Bupati/Walikota
yang sedang dipersiapkan satuan pendidikan Transmigrasi,
untuk kernbali ke satuan Kernenterian Pendidikan
pendidikan Nasional,
Kementerian Agama,
Kernenterian PPNIBappenas
2. nruma 50% 100% Kernenterian Sosial Gubernur
singgah bagi anak jalanan (Koordinator), Kementerian (Koordinator),
dan pekerja anak di lokasi Tenaga Kerja dan Bupati/Walikota
terdekat, dimana PKH Transmigrasi
dilaksanakan
3. Menyusun mekanisme n 100% 100% Kementerian Sosial Gubernur
untuk memastikan agar keluarga peserta PKH dapat (Koordinator), Kementerian (Koordinator),
anak dari keluarga kembali ke satuan Pendidikan Nasional, Bupati/Walikota
peserta PKH dapat pendidikan Kementerian Agama,
diterima kembali di Kementerian PPN/Bappenas
satuan pendidikan PRESIOEN REPUBLI!< !NDO~\lESI.A. -5-
4. Menyusun me untuk memastikan azar anak keluarga peserta PKH mernperoleh bantuan pendidikan
100%
100%
Kementerian (Koordinator) ,
Kementerian Dalam Negeri
5. Melaksanakan tusan
Menkes tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) untuk memastikan agar anak keluarga peserta PKH memperoleh JAMKESMAS
Memastikan agar semua anggota keluarga peserta PKH mernperoleh JAMKESMAS
6.
,
obat-obatan, pelayanan kesehatan dasar dan kcluarga berencana
7. rencana
penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan PKH di daerah
nya obatan, dan pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana bagi auak keluarga peserta PKII
Tersusunnya rencana penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan PKH di daerah
100%
100%
100%
100%
(Koordinator), Kernenterian Kesehatan, Kementerian FPN/Bappcnas
Kementerian Sosial (Koordinator) , Kementerian Kesehatan
r (Koordinator) , Bupati/Walikota
r (Koordinator) , BupatilWalikota
PRESIDEN
n~::p; J8U!{ INDONESIA -6-
penyempumaan pelaksanaan sosialisasi PKH
9. menyusun
rencana tindak peningkatan jumlah pendamping
Kontribusi Pemerintah Daerah terhadap PNPM Mandiri
Peraturan Menteri Keuangan No.
] 68/PMK.07/ 2009 ten tang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kerniskinan
Tersusunnya rencana dan penyempurnaan pelaksanaan sosialisasi PKH
Kementerian Kominfo (Koordinator), Kernenterian Dalam Negeri,
Kementerian Sosial
Gubernur (Koordinator), BupatilWalikota
100%
Tersusunnya rencana tindak peningkatan jumlah pendamping
100%
Program Penanggula.nga.n Kemiskina.n Berbssis Pcmberdaysan MasyaralaJt
l\.o;;"'~;{'I\.V Kesej Rakyat (Koordinator), Kementerian Dalam Negeri, Kernenterian Pekerjaan Umum,
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Perumahan Rakyat,
Kernenterian PPN/Bappenas
Kemenko Kesejahteraan Rakyat(Koordinator) , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Pernbangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kernenterian Kelautan dan Perikan
Gli
(Koordinator) Bupati/Walikota
Gubernur (Koordinator) , Bupati/Walikota
PRESIDEN REPUBLIK INDCiNESjp, -8-
3. Menyusun mekanisme 100% 100%
agar Program jangka agar Program jangka Rakyat (Koordinator), (Koordinator),
Menengah Menengah Desa/Kelurahan Kernenterian Dalarn Negeri, Bupati/Walikota
Desa/Kelurahan yang yang disusun meJalui proses Kementerian Pekerjaan
disusun melalui proses partisipatif dapat disatukan Umum,
partisipatif dapat dengan program jangka Kementerian Pernbangunan
disatukan dengan menengah desa/kelurahan Daerah Tertinggal,
program jangka yang reguler sehingga Kementerian Pertanian,
menengah menghasilkan program Kementerian Kebudayaan
desa/kelurahan yang pembangunan berbasis dan Pariwisata,
reguler sehingga rnasyarakat Kernenterian Kelautan dan
menghasilkan program Perikanan,
pembangunan berbasis Kementerian Perumahan
masyarakat Rakyat,
Kementerian PPN/Bappenas
4. Menyusun Tersusunnya 100% Kemenko Kesejahteraan r
agar aparat agar rencana pembangunan Rakyat (Koordinator), (Koordinator) ,
desa/kelurahan dapat berbasis komunitas dapat Kernenterian Dalam Negeri, BupatilWalikota
mengakomodir dan ditarnpung dalam rencana Kementerian Pekerjaan
memproses P]M pembangunan Umum,
desa/kelurahan sebagai desa/kelurahan dan menjadi Kernenterian Pembangunan
bahan musrenbang bahan musrenbang ditingkat Daerah Tertinggal,
ditingkat yang lebih yang lebih tinggi Kementerian Pertanian,
Kernenterian PRESIDEN RI;:-PUBLIK INDONESIA -9-
mekanisme pengendalian pelaksanaan program pembangunan bcrbasis masyarakat melalui instrumen PNPM Mandiri
Mandiri dengan fasilitas pembiayaan
Tersusunnya pengendalian pelaksanaan program pembangunan berbasis masyarakat melalui instrumen PNPM Mandiri
Tersusunnya mekanisme agar usulan pernberdayaan ekonomi lokaI yang disusun berdasarkan mekanisme PNPM
100%
100%
100%
100%
Terintegrasinya PNPM Mandiri dengan fasilitas pembiayaan
Kernenterian KeIautan dan Perikanan,
Kementerian Perumahan Rakyat,
Kernenterian PPN/Bappenas
Rakyat tor),
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Fekerjaan Umurn,
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kernenterian Perumahan Rakyat,
Kementerian PPN/Bappenas
Rakyat ,,,uV,"'.l1
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan UmU!l1
PRESIDEN REPUBLIK I~,JDONESIA -10-
Kernenterian Pe Daerah Tertinggal, Kernenterian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kernenterian Peru mahan Rakyat,
Kernenterian PPN/Bappenas
Perluasan Penyaluran Kredit
1, Menyusun rencana tindak perluasan KUR di tingkat Pernerintah Daerah
Tersusunnya "~~'I"~'''' untuk Pemerintah Daerah Mengenai Rencana Tindak Operasional Perluasan Penyaluran KUR terutama untuk Sektor Perikanan dan Kelautan, Industri, Pertanian, Kchutanan
Frovinsi
Me '''',b''''''''':1''
jumlah kredit dan
debitur usaha mikro dan kecil
Perc an
(Koordinator), Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Ferindustrian, Kernenterian Pertanian, dan Kernenterian Kehutanan, koordinasi dengan Bank Indonesia
(Koordinator) dan Bupati/Walikota, koordinasi dengan Kantor BI di daerah
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - I 1-
PROGRAM TINDAKAN KELUARAN·) TARGET PENYELESAIAN 0, SASARAN INSf ANSI PENANGGUNG PEMERINfAH
2010 2011 JAWAB DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Menyusun kebijakan Tersusunnya kebijakan Jatim Jabar, jateng, Gubemur Bupati/Walikota
penyaluran kredit pemerintah daerah NTB,NlT (Koordinator),
kepada pekerja migran tentang rencana penyaluran Kernenko Perekonornian
di daerah kredit kepada pekerja Kementerian Tenaga Kerja
rnigran dan Transmigrasi,
Kementerian Dalam Negeri
berkoordinasi dengan Bank
Indonesia
3. SosiaJisasi KUR kepada Tersosialisasikannya KUR Kernenterian Koperasi dan
masyarakat luas kepada masyarakat luas UKM
khususnya para pelaku khususnya para pelaku UKM
UKl'v\
Penguatan 1. Melakukan lnventarisasi Tersusunnya basis data LKM jatim.jabar, Seluruh Beroperasinya Kementerian Dalam Negeri Gubemur
Kelernbagaan Lernbaga Keuangan bukan bank dan bukan jateng, DIY, provinsi LKM dengan (Koordinator) ,
Keuangan Mikro Mikro (LKM) bukan bank koperasi Banten, Bali landasan hukum Bupati/Walikota
bukan bank dan dan bukan koperasi yang jelas
bukan kopcmsi
2. Menyusun rencana Tersusunnya rencana tindak jatirn, jabar, Seluruh Kernenterian Koperasi dan Gubernur
tindak pendampingan Pemerintah Daerah dalam jateng, DIY, provinsi UKM (Koordinator) dan (Koordinator) ,
terhadap LKM yanz rangka peningkatan status Banten, Bali Kernenterian Keuangan, BupatilWalikola
belum berbadan hukum LKM bukan bank dan bukan koordinasi dengan Bank
koperasi yanz belum Indonesia
berbadan hukum menjadi
berbadan hukum BPR atau ;0
fll
-0
C ID-o [;0
"fll
I (J)
;:;z 6
"o rn OZ Z
111
(J)
);>
PRESIDEN Rt:::F>!J8L I~( INDONESIA -13-
II. RENCANA TINDAK PERCEPATAN PENCAPAlAN SASARAN PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA
Program I. Penyempurnaan sistem Tersedianya sistem 50% 100% tnya Kementenan r, Bupati,
Kesejahteraan pendataan dan targeting pendataan dan targeting pemenuhan hak (koordinator) Kernenterian Walikota
Sosial Anak Balita kebutuhan dasar Kesehatan, Kementerian
(PKS AB) anak dalam Pernberdayaan Perempuan
2. Tersedianya 20 orang 100 orang asuhan keluarga dan Perlindungan Anak
sertifikasi pekerja sosial
3. Penyaluran tabungan tabungan 1.405 orang 6.925 orang
kesejahteraan sosial anak kesejahteraan sosial anak
balita balita
Program I. Penyempurnaan sistern Tersedianya sistem se 3.500 panti 5.000 panti Me Kementerian Sosial ur, Bupati,
Kesejahteraan database panti sosial panti sosial asuhan anak pemenuhan Walikota
Sosial Anak asuhan anak kebutuhan dasar,
telantar (PKS aksesibili tas,
Antar) 2. Penya uran bantuan Tersalurkannya bantuan 136.706 142.530 pelayanan sosial
kebutuhan dasar untuk kebutuhan dasar orang orang dasar dalam
keluarga dan/atau asuhan keluarga
melalui panti sosial dan/atau melalui
ti sosial PRESIDEI'!
REPUBLIK INDONESIA. -14-
Program TerJayaninya pelayanan 100% 100% ana Kementerian Kese n Gubemur,Bu
Pembinaan peIayanan kesehatan dasar kesehatan anak telantar di telantar teIantar WaIikota
Kesehatan bagi terhadap anak telantar di panti asuhan yang daIam panti dalam panti anak telantar
Anak Telantar panti asuhan teregistrasi asuhan yang asuhan yang
sudah sudah
diregistrasi diregistrasi
Kemensos Kernensos
Program I. Peningkatan sosialisasi Tersedianya 25% lem- Kernenterian Gubernur, Bupa
Kesejahteraan kcsejahteraan sosiaI anak kesejahteraan anak baga kese- kesejahteraan pernenuhan Walikota
SosiaI AnakJalanan jahteraan sosial anak kebutuhan dasar
(PKS Anjal) sosial anak dan aksesibilitas,
2. tabungan 2.852 orang 4.200 orang pelayanan sosial
kesejahteraan sosial anak dasar dalam
jalanan asuhan keluarga
3. 25% 75% dari
kasus yang kasus yang
ditangani ditangani
2.500 orang n Agama Gubernur, Bupati,
anak marjinaI yang dapat orang pemenuhan (koordinator) Kementerian Walikota
rnengakses peIayanan kebutuhan dasar Sosial, Kernenterian
pendidikan secara terpadu dan aksesibilitas Pendidikan Nasional,
de sosial Kementerian Kesehatan PRESIDEN PEPU8L1K INDONESIA -15-
pengasuhan dan jaminan kesehatan
Program I. Pendampingan ABH Terlaksananya 430 orang 930 orang Meningkatnya Kernenterian Sosial Gubernur, Walikota
Kesejahteraan dalam proses peradilan pendampingan ABH dalam pemenuhan (koordinator), Kementerian dan Bupati
Sosial Anak proses peradilan kebutuhan dasar Hukum dan HMt
Berhadapan dan aksesibilitas
dengan Hukum pelayanan sosial
(PKS-ABH> dasar
2. Penyaluran bantuan Tersalurkannya bantuan 430 orang 9300ran$
kesejahteraan sosial basi kesejahteraan sosial bagi
ABH ABH
3. Peningkatan bantuan Meningkatnya anak yang 8 Lapas 8 Lapas anak Kernenterian Hukum dan Gubernur, Walikota
kebutuhan dasar , akses terpenuhi hak-hak dasar anak & 16 & 17 Bapas HAM dan Bupati
layanan sosial dasar dan pada tapas dan Rutan Bapas
penguatan tanggung
jawab keluarga terhadap
anak di Lapas dan Bapas pendidikan dan berasrarna
terpadu anak
harapan (Program
DIK-TERAPAN)
dasar khususnya pendidikan, pengasuhan, perlindungan dan jaminan kesehatan
Kernenterian Hukum dan HAM, Kementerian Dalarn Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepolisian Negara Rl
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -16-
Program 1. Pcnyusunan Tersedianya SOP 50% 100% Meni tnya Kementerian Sosial
Perlindungan dan Kesepakatan Bersama Kesepakatan Bersama K/L Perlindungan dan (koordinator) , Kernenterian
Kesehatan K/L dalam Perlindungan dalam Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Agama, Kementerian
Kesejahteraan dan Rehabilitasi Sosial Rehabilitasi Sosial Anak Anak Berhadapan Pendidikan Nasional,
Sosial Anak Anak Bcrhadapan Berhadapan Hukum Hukum Kernenterian Hukum dan
Berhadapan Hukurn HAM, Kernenterian Kcsehatan
dengan HukuI11 dan Kepolisian Negara RI
Z. Penyusunan SOP putusan 50% 100% Kernenterian rem
Keputusan Bersama Bersama penanganan ABH Perernpuan dan Perlindungan
Penanganan Anak dengan pendekatan Anak (koordinator),
Berhadapan dengan restorativejustice Kernenterian Hukum & HAM,
Hukum (ABH) Mahkamah Agung, Kejaksaan
Agung, Kepolisian Negara RI
dan Kementerian Sosial
3. Sosialisasi SOP 50% Kementerian Hukum & HAM 16 Lapas dan
keputusan/ kesepakatan SOP keputusan (koordinator), Kernenterian 3313apas
bersama K/L dalam Ikesepakatan bersama K/L Sosial dan Kementerian
penanganan, dalam penanganan, Pemberdayaan Perempuan
perlindungan dan perlindungan dan dan Perlindungan Anak
rehabilitasi sosial Anak rehabilitasi sosial Anak
Berhadapan dengan Berhadapan dengan Hukum
Hukum 4. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar kepada Anak Berhadapan dengan Hukum di Lapas anak
Meningkatnya status kesehatan Anak Berhadapan dengan Hukurn di Lapas Anak yang sudah diregristasi oleh Kemenhuk HAM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -17-
8 Lapas anak
6. Perubahan UU No. 1 Tahull 1995 tentang Pemasyarakatan
Program Feningkatan Kapasitas Aparat I'enegak Hukum Yang Ramah Anak
1. pernahaman
Aparat, tentang Divcrsi dan Restorative justice dalam penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum
UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
1. Fersentase Aparat Kejaksaan yang mernahami penanganan ABI I terkait Diversi dan Restorative justice
50%
100%
kapasitas aparat penegak hukum yang ramah anak
Kementenan
Bupati/Walikota
Kementerian Hukum & HAM
Kementerian H
& HAM
Agung
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -18-
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Peradilan Yang Ramah Anak
petugas Bapas dan Rutan yang memahami penanganan ABH terkait Diversi dan Restorative Justice
50%
. Penerapan
Diversi dan Restorative justice dalam penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum melalui sistem dan prosedur Kepolisian terkait
Feni pemahaman Hakim terkait Diversi dan Rcstorstivefustice sebagai inti perubahan UU Nomor 3 Tahun 1997 ten tang Pengadilan Anak
Persentase ABH yang
ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di tingkat Mabes Polri, Folda, dan Polres yang memperoleh Diversi dan Restorative justice
Persentase 111 Peradilan
Umum yang memahami penanganan ABH terkait Diversi dan Restorative justice
Meningkatnya kapasitas lernbaga peradilan yang ramah anak
HAM
HAM
Men Polhukam koordinasi dengan Mahkarnah Agung
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -19-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Program 1. Pcnataan sistem Ketersediaan data pcnerima 100% 100% Meningkatnya Kernenterian Sosial Cubernur, Bupati/
RehabiIitasi dan verifikasi data calon bantuan pemenuhan Walikota
Perlindungan penerima bantuan, kebutuhan dasar
Sosial bagi sosialisasi dan koordinasi bagipenyandang
Penyandang Cacat keterpaduan program cacat berat dan
penyandang
2. Peningkatan bantuan Jumlah penyandang cacat 17.000 19.500 cacat dalam
jarninan sosial berat yang menerirna orang orang lembaga/panti
Penyandang cacat berat bantuan jarninan sosial,
di dalam keluarga.
3. Bantuan tambahan Jumlah penyandang caca I 11.000 IS.500
kebutuhan dasar dalam lembaga/panti yang orang orang
penyandang cacal dalarn mendapat bantuan
dalam/ atau mclalui pemenuhan kebutuhan
panti/Iembaga dasar
Program 1. Pemberian bantuan jumlah penyandang cacat - 7000 orang Meningkatnya Kernen terian Pertahanan
rehabilitasi dan jaminan sosial bagi perrnanen yang menerirna dan TNI pemenuhan (koordinator), Kementerian
perlindungan penyandang cacal bantuan kebutuhan dasar Sosial
sosial bagi permanen anggota TNI pellyandang
penyandang cacat 2. Pernberian bantuan jumlah penyandang cacat - 550 orang cacat permanen Kepolisian Negara RI
anggota prajurit jaminan sosial bagi pennanen yang menerima dari POLRI anggota prajurit (koordinator), Kementerian
TNI / POLRI penyandang cacat bantuan TNI dan POLRI Sosial
permanen anggota
POLRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -20-
Program Memngkatnya 1 .515 orang Kementerian Sosial
Kesejahteraan kebutuhan dasar dan akses Kecacatan yang pemenuhan
SosiaI Anak dengan layanan sosial dasar, serta hak-hak dasamya kebutuhan dasar
Kecacatan (PKS- penguatan tanggung jawab asuhan keluarga dan aksesibilitas
ADK) keluarga pelayanan sosiaI
dasar
Pelayanan kesehatan bagi Meningkatnya Provinsi 10 Provinsi Men Kementerian
Kesehatan Anak anak dengan kecacatan di kesehatan pada anak dengan status
dengan Kecacatan SLB melalui program Usaha kecacatan di SLB melalui anak dengan
Kesehatan Sekolah program Usaha Kesehatan kecacatan
Sekolah
Program 1. yang 10.000 13.250 . Kementerian Sosial
Rehabilitasi dan jaminan sosial Iansia mendapatkan bantuan orang orang pemenuhan
Perlindungan telantar di dalam jaminan sosial kebutuhan dasar
SosiaI bagi Lanjut keluarga/rnasyarakat lansia telantar
Usia dan peningkatan dan lansia dalam
kapasitas kelembagaan lembaga/panti
serta jumlah K/L
dan pernda yang
2. Peningkatan 8.000 orang 11 menerapkan Sosial
tarnbahan kebutuhan orang kebijakan
dasar Lansia di dalam penanganan
lembaga/ panti sosial Iansia dan
petugas
pemasyarakatan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -21-
perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat terhadap pemberdayaan kualitas hidupnya
4.
penanzanan narapidana perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat yang responsif gender pada lapas
Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Korban Napza
1. pelayanan
rehabilitasi sosial melalui lembaga dan luar lembaga (berbasis komunitas)
penanzanan lanjut usia dan penyandang eaeat yan$ responsifgender
Terlaksananya sosialisasi kebijakan penanganan narapidana perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat yanz responsif gender pada lapas
Meningkatnya penyalahgunaan Napza yanz dapat direhabilitasi dan dilindungi melalui lernbaga dan !uar lembaga (berbasis komunitas
300ranz
500ranz
5.7050ranz
pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan rehabilitasi sosial dan
Kementerian (koordinator), Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Kementerian Hukum & HAM
WaIikota
Kernenterian Hu
Kementerian Sosial (koordinator), Badan Narkotika Nasional
HM1
&
PRESIDEN REPUBLIK _~~ONESIA
,;?~F'; ,c'e;~ ;:i::; f'L'<;;!'; ~7~i¥\ ~;'~;;;;lt;:,;~Jf O",;:,,""O-'t7~--;:'ii'l~~ m--...i!'''''''T' ;;':';:'"' ~;;'~~;'f '. "$<;;' 0" ,m;,;1f,: :rii&.~:::-;:~;.;;!
~ ~':s'< ~~=- .. ''1-~~:- .. ,''. ~~~tlx' !_: .-~.: Py:.'if: :'~ " ~·~;j''"I~~FF:'''"1IDit;;]f/'.·'$'(.1 .~ ,~.-:-" ~J~'_ -. ··y"'C<:i[wm· / ", :_::~ ",' " ... ~~ .. ts: ,':' j~
~ .. ~~J~~<~~·/C~~~~·~ i.:J;··~~"_:-~~·:_,:~._:~'::.;~~22_~{~~:::~t:_~"J~~:~!_:-h~~~:~~r~::::-~-";~-;~~~~~ ~t~:;~.: ~;.~._~ !~~I~~_:~~.;1Y~~i:~t.2~~-]':'!t~A·","' Y'J J--'-.!_~;~~ ~~~r::J .~~:.~;.~t: ._~ '._~ J_-'::~~~
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Peningkatan bantuan jumlah korban 1.000 orang 1.100 orang perlindungan Kementerian Sosial Gubernur, Bupatil
tarnbahan kebutuhan penyalahgunaan Napza bagi korban Walikota
dasar korban yang mendapatkan Napza
penyalahgunaan Napza pemenuhan kebutuhan
dalam lernbaga dasar dalam lernbaga
rehabilitasi rehabilitasi
Program 1. Pemberdayaan Meningkatnya kesadaran 98% 98% Meninzkatnya Badan Narkotika Nasional Gubernur, Bupatil
Pencegahan, lingkungan pendidikan, masyarakat/atau imun perlindungan Walikota
Pemberantasan, kerja, masyarakat resiko terhadap bahaya narkoba anak-anak
Penyalahgunaan tinggi/rentan khususnya anak-anak dan remaja dan
dan Peredaran dewasa masyarakat
Gelap Narkoba terhadap bahaya
narkoba
2. Penyiapan kelembagaan Pelayanan rehabilitasi 500 orang 1.200 orang Badan Narkotika Nasional Gubernur, Bupatil
BNN sampai Tk. Provinsi korban penyalahgunaan Walikota
dan kabupaten terpilih narkoba PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -23-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Pemetaan dan Tersedianya peta dan Tiga Tiga jaringan Badan Narkotika Nasional
pemutusan jaringan terputusnya jaringan jaringan Perderan
narkoba yang ada di peredaran narkoba di peredaran Narkoba
Indonesia Indonesia Narkoba
4. Penyusunan Peraturan Tersusunnya Peraturan 100% - Kementerian Kesehatan
Pemerintah Wajib Lapor Pemerintah Wajib Lapor (koordinutor), Kementerian
bagi Pecandu bagi Pecandu SosiaI, Kementerian Hukum
dan HAM, Badan Narkotika
NasionaI
Program 1. Peningkatan koordinasi Terpenuhinya penyediaan 2.300 unit 2.340 unit Meningkatnya Kementerian SosiaI Gubernur, Bupatil
Peru berda yaan Jintas sektor dalam permukiman dan permukiman perrnukirnan pemenuhan (koordinator), Kementerian Walikota
Komunitas Adat pemberian jaminan infrastruktur serta jarninan infrastruktur infrastruktur kebutuhan dasar, Pendidikan Nasional,
Terpencil (KAT) hidup, pembangunan hidup dan jaminan dan jaminan aksesibilitas dan Kementerian Kesehatan,
permukiman dan hidup bagi hidup bagi pelayanan bagi Kementerian Pekerjaan
infrastruktur sosial 4.270 KK 4.550 KK KAT Urnum, Kementerian
ekonomi Kehutanan dan Badan
Pertanahan Nasional
2. Pendataan bagi anak KAT Tersedianya data anak KAT 500 orang 1.000 orang Kementerian SosiaI Gubernur, Bupatil
yang dapat menerima (koordinator), Kementerian Walikota
pelayanan sosial Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -24-
Kesejahteraan Sosial Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (PKSAMPK)
Program Ferlindungan Pekerja Migran telantar
kebutuhan dasar, akses layanan sosial dasar, penguatan tanggung jawab keluarga dan peran lerubaga kesejahteraan sosial anak
l111,;<'''''''<111 koordinasi antara pernerintah dan pemerintah daerah, perlindungan dan rehabilitasi sosial serta bantuan pemulangan ke daerah asal.
Meningkatnya Komunitas Adat terpencil yang terpenuhi hak-hak dasarnya dalam asuhan keluarga
Me dan perlindungan pekerja migran telantar
29.818 orang
650 orang
36.000 orang
pemenuhan kebutuhan dasar dan aksesibilitas pelayanan sosial dasar bagi PKSAMPK
pelayanan dan perlindungan sosial bagi pekerja migran telantar
Kesejahteraan Rakyat (koordinator), Kernenterian Sosial, Kementerian Perhubungan, PT Pelni, Kerncnterian Hukum dan H.AJvt, Kernenterian Luar Negeri, Kepolisian Negara RI, Kementerian Keschatan, Kcmenterian Dalam Negeri
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -25-
Program 1. Penyusunan mekanisme 100% Men! s
Peningkatan perencanaan dan kewenangan perlindungan (koordinator), Kernenterian Walikota
FasiJitasi pelaksanaan penyelenggaraan TKI, tersedianya Dalam Negeri, BNP2TKI
Penempatan dan penyelenggaraan penempatan TKI ke luar TKI yang
Perlindungan TKI penempatan TKI ke luar negeri berkualitas dan
ncgeri menurunnya TKI
berrnasalah
2.
Embarkasi Embarkasi
sebanyak
1000 orang
3. proses 100%
advokasi dan
penyelesaian TKI
bennasalah
4. Me ngka 40% Kementerian Pe n ur, Bupati/
hidup dan perlindungan Perernpuan & Ferlindungan Walikota
keluarga TKI Anak Program Peningkatan akses hukum bagi perempuan miskin dan keIompok marjinal dalam hal perkara-perkara hukum keluarga
jumIah perkara yang diajukan oIeh perempuan miskin dan ~--~~~--~--~~~
kelompok marjinal
dan bantuan huk .. urn secara prodeo
3.
keliling
PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -26-
11.553 perkara prodeo, 11.553
bantuan hukum prodeo, 273 Iokasi sidang keliling
4. pc rka ra prodco
Meningkatnya kepastian hukum dan perlindungan hak-hak keperda!aan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -27-
III. RENCANA TINDAK UPAYA PENCAPAIAN 1UJUAN PEMBANGUNAN ~lILENIUM (MDGs)
n$ Percepatan Pencapaian MDGs
. Tersusunnya peta (road map) nasional percepatan pencapaian MDGs
.Fenyusunan rencana aksi percepatan pencapaian tujuan MDGs di daerah
pedoman rencana aksi daerah (RAD) tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs yang memuat antara lain sasaran, strategi, tindakan, keluaran dan perubiayaan
pedoman rencana aksi daerah tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs
(4) (5) (6) (7)
100% 100% Menurunnya Kementerian Kesehatan
prevalensi
kekurangan gizi
pada balita
65% 70% (2)
(1)
(3)
MEMBERANfAS KEMlSKINAN DAN KELAPARAN
Diprioritaskan pada provinsi- provinsi dengan prevalensi kckurangan gizi pada balita di atas angka rata-rata nasional (> 18,4%) yaitu provinsi NIT, Maluku, Sulteng, Kalsel, Aceh, Gorontalo, Sulbar, NTB, Kalteng, Papua Barat, Malut, Sumut, Sultra, Kalbar, Riau, Papua, Sumbar, Kaltim.jambi.
Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Peningkatan kualitas gizi anak
1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
2. Persentase balita ditimbang berat badannya (jurnlah balita ditimbang dibagi seluruh balita atau DIS)
2. Fenyediaan data kecukupan kalori pellduduk
Badan Fusat Statistik
Tersusunnya data proporsi penduduk yang berada dibawah garis konsumsi minimum (2.100 kkal/kapita/hari)
100%
100%
3.
1. Tersusunnya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 201 1 . 2015
2. Tersusunnya Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) 20 I 1 - 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -31-
Kernenterian Bappenas
(Koordinator), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Badan
Penza was Obat dan Makanan
prOVlI1S1
(1)
(3)
(2)
MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
Peningkatan Akses Fendidikan SO/MI
I. Peningkatan akses terhadap 1. jumlah unit TK-SO satu
SO dan pendidikan atap yang dibangun
lanjutannya
3. Tersedianya pelayanan pendidikan non formal dan pendidikan khusus serta peIayanan khusus (siswa)
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -32-
(4) (5)
500 Unit
93.000 Siswa
Meningkatnya partisipasi pendidikan SOl
MI dan setara
I-::---:---:--:---:-:-::-:=--=-:-:-::--:--+-~,..."..,.-:-:-:--+---:-::-::-:c:-:---l SO I MI
2. Jumlah unit SO-SMP satu 400 Unit 400 Unit
atap yang dibangun
500 Unit
80.000 Siswa
(6)
Diprioritaskan terutama di daerah terpenciI dan daerah
dengan APM di bawah rata-rata nasionaI yaitu:
Provinsi Aceh, Sumut, Riau,]ambi, Surnsel, Kalbar, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Maluku, NTB, NTf, Papua, Papua Barat
~K-el-n-e-n-te-l~;a-l-l~P-en-d~id~ik~a-l-l----~
Nasional
(7)
Kementerian Pendidikan Nasional
PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -33-
(1)
(8)
Peningkatan t.Penyelenggaraan jumlah sasaran pengentasan 660.000 555.000 Meningkatnya
Keberaksaraan pendidikan keaksaraan buta aksara (usia 15-24 orang orang kernampuan
Penduduk fungsional tahun) keaksaraan
penduduk
2.Penyediaan taman bacaan jumlah Taman Bacaan 500 Unit 500 Unit
masyarakat (TBM) Masyarakat (TBM) yang
dikernbangkan di daerah 200.000 orang
(6)
(2)
(3)
(4) (5)
2. Peningkatan akses terhadap pondok pesantren salafiyah penyelenggara wajar dikdas
Jumlah siswa yang mengikuti pendidikan setara pendidikan dasar di pesantren salafiyah
190.000 orang
(7)
Kementerian Agama
Kementerian Fendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional
Diprioritaskan terutama pada daerah -daerah yang memiliki pesantren.
Diprioritaskan bagi daerah dengan angka buta aksara lebih tinggi dari rata-rata nasional (1,16%,2007); yaitu Provinsi Babel, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Suit eng, SulseI, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Malut, Papua, dan Papua Barat
o o '<R
;n
111
1)
C OJ 1) !:;n A 111
, (J) <;.0-..... ZO '0111
OZ Z
111
(J)
»
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
1. Pen gender dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian
. Tersusunnya perencanaan dan penganzgaran yang responsif gender di bidang ke tenagakerjaan
Terlaksananya perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di bidang ketenagakerjaan dalam pelatihan, pemagangan dan kewirausahaan
2. Peningkatan partisipasi politik perempuan di parlemen
pedoman pelaksanaan PUG di bidang pendidikan politik bagi calon pemilih pemula, anggota DPR/DPD/DPRD, dan masyarakat
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -35-
100%
100%
100%
kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan dan politik
dan Transmigrasi
Perempuan dan Perlindungan Anak
(Koordinator), Kernenterian Tenaga Kerja dan Transrnigrasi
Kernen Perempuan dan Perlindungan Anak
::0
111
"0
C tD"O !:::o "111
, en
tJ;I--
a:.ZO '0111
OZ Z
ill
J>
2.Dirumuskannya Rancangan Peraturan Pemerintah ten tang pernberian Air Susu lbu (ASI) secara eksklusif
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -37 -
100%
Keme (Koordinator) ,
Kementerian Pemberdayaan PC1-Cl11pUan dan Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan HAM, Sekretariat Negara, Kementerian Tenaga Kerja
dan Transrn rasi
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -38-
(1)
(2)
(6)
(7)
(8)
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
(3)
(4)
(5)
1. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu
Penurunan Angka Kernatian Ibu
1. Persentase puskesmas rawat inap yang marnpu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Ernergensi Dasar (PONED)
Dipriorilaskan pada provinsi -provinsi dengan angka pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di bawah angka rata-rata nasional « 77,37%)
1-:::------;--".,.---;,.-------1 yaitu provinsi:
Kernenterian Kesehatan
Maluku, Malut,
(Koordinator), Kernenterian Sulbar, Sultra,
Dalam Negeri b
Papua, NTf, Kal ar,
Papua Barat, Sulteng, Gorontalo, Kalteng, Sulsel, jabar, Sumsel, NTB, Kalsel L11l1 lin .
Kernenterian Kesehatan (Koordinator), Kernenterian Dalam Negeri
Menunmnya Angka Kematian Ibu
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -39-
tenaga kesehatan strategis" di fasilitas kesehatan, terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaterr/Kota
1. Tersusunnya pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan strategis, mencakup jumlah, jenis danlokasi penempatannya
2. Di Perpres
tentang penernpatan tenaga kesehatan strategis di Puskesmas dan RS Kabupateri/Kota
100%
100%
(Koordinator), Kementerian Dalam Ncgeri,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara
Kementerian l\.e~ellalaJ (Koordinator) , Sekretariat Kabinet,
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan Kepegawaian Negara
PRESIDEN REPUBLJK INDONESIA -40-
30%
Penempatan tenaga kesehatan strategis, terutama dokter, bidan dan perawat di daerah-daerah sesuai kebutuhan terutama di daerah bermasalah kesehatan (OBIO dan daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (OTPK), sesuai formasi yanz tersedia
terian
(Koordinator), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalarn Nezeri,
Badan Kepegawaian Negara
strategis: dokter, dokter Zizj, bidan, perawat, sarjana kesehatan masyarakat, tenaga gizi, sanitarian, apoteker dan asisten apoteker
eningkatan jangkauan dan Kualitas Pe1ayanan KB
Koordiansi Keluarga Berencana Nasional
Diprioritaskan semua provinsi karena nilai unmet need-rq« di atas 5%, kecuali Provinsi Babel.
.Terlayaninya jumlah peserta KB barn (juta peserta)
7,1 juta peserta
juta peserta
Menunmnya 1I111l1e/ need
Kependudukan dan Keluarga Berencana
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -41-
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(8)
(7)
.Meningkatnya jumlah peserta KB aktiflPA (juta)
26,7 juta peserta
27,5 juta peserta
Meningkatnya Contraceptive Frevnlcnce Rate (CPR)
Diprioritaskan pada provinsi yang nilai CPR-nya rendah atau di bawah rata-rata nasional, yaitu Provinsi jabar, Gorontalo, DKl, Sumbar, Kaltim, Banten, Riau, NfB, Sumut, Sulsel, Sultra, Malut, Aceh, DIY, Sulbar, Kepri, NTf, Papbar.Papua ,dan Maluku.
U1 o
'*
,j>.
CI 0 ~O
cfJ8
o
;J
rn
" c
0)" C;J ;?\m
, (fJ 01>--NZO 'om
OZ Z
rn s
;c
m -u c aJ-u C;c
,Am *'" (J)
~--
,zo
om oz z
m
:>
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -44-
Persentase ru TB
Paru (BTA positif) yang ditemukan
provinsi - provinsi dengan cak .. upan penemuan kasus baru TB BTA positif (CDR) di bawah target CDR minimal «70%) yaitu Provinsi Bali, Gorontalo, SUIlI ut, jambi, Bengkulu, Papua.jatim, Babel, DIY, Sultra, Surnbar, jateng, Kalbar,
SUl11seL Aceh, Sulbar, Papua Barat, Lampung, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Malut, Kcpri, N1T, NTB, Riau, Kaltim dan Kal
Program Pengelolaan Sumber Daya Air
PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -45-
nnya prasarana dan s ar, rna air baku
detik tersebar di 27 provinsi
tersebar di 25 provinsi
penyediaan air minum
Kementerian Pekerjaan Unmm
provinsi - provinsi dengan persentase akses RT terhadap air rninum layak di bawah angka ratarata nasional «47,63%) yaitu Provinsi: Banten, Aceh, Bengkulu, DKI Jakarta, Papua, Kalteng, Babel, Kepri, Lampung.jabar, Riau, Sulbar, Malut, Sulteng, Sulut, Gorontalo, NTB, NIT, Sumbar
Pernbinaan dan Pengernbangan Infrastruktur Perrnukiman
.Pengaturan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistern Penyediaan Air Minum
Fengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Fengcmbangan Sumber Fembiayaan dan Pola lnvestasi, serta Pengelolaan Pengemba ngan lnfrastruktur Sanitasi dan Persampahan
kawasan
perkotaan yang tcrlayani kawasan kawasan pelayanan air
air minum minum terhadap
MBRdi
perkotaan dan
perdesaan
san Kernenterian
perdesaan yang terlayani dan 1.472 Umulll
airminum desa
1. Terlayaninya n 9 kabu- l I Kementerian Pekerjaan
dengan infrastruktur air paten/kola paten/ kola Umurn
limbah melalui sistcm
off-site PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -46-
provinsi.
provinsi, 11a1l11111 diutamakan bagi provinsi-provinsi yan8 telah memiliki "",>1"11-"" program dan perencauaau ya I1g cukup baik, yaitu Provinsi Stuubar, Riau, Kepri, Bengkulu , Sumsel, Babel, Bauten, jabar, jateng.jatim, Kalteng, Sulsel, Sultra,
:0
111
1J
C tD1J [:0 A 111
, en
~--
""-1Z0
'0111
OZ Z
~
»
;0
In
-0
C tD-o r;o
'~m
"'"--
--.lzo , In
gz
Z In (J)
»
Akses Penduduk Terhadap Sanitasi Dasar yang
Layak
1. Jum yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2. yang
melaksanakan Community led totsl sanitation
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -48-
1.320 desa
9
akses penduduk terhadap sanitasi dasar
provinsi - provinsi dengan persentase akses penduduk pada fasilitas sanitasi Iayak di bawah angka ratarata nasional «51,02%) yaitu NlT, Papua, Kalteng, Papua Barat, Bengkulu, Lampung, Maluku, Kalbar, Sumbar, NTB, jarnbi, Kalsel, SumseI, Sulteng, Aceh, Malut, Gorontalo, Sulbar,
. Suitra,jatim.
Kementcrian Ull1um
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -49-
Meningkatnya pengelolaan dan pendayazunaan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya
jambi, Kaltim, Sulut, Sulsel, NIT, Papua Barat, Papua, Sulteng
pengelolaan kawasan konservasi dan kawasan esensial lainnya sebagai penyangga kehidupan
Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan
Frovinsi prioritas
50.000
Kementerian
Hutan
Meninzkatnya luas hutan yang dikelola oIeh masyarakat
Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
iya rasio penurupan hutan
hutan dan 8.000 Kebun Bibit Rakyat di Desa, Kelompok Masyara-kat (400 juta batang bibit)
hutan dan 10.000 Kebun Bibit Rakyat di Desa, Kelompok Masyarakat (500 juta batang bibit)
Bupati/Walikota lerkait
Rakyat, Kemitraan, Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan
Pembentukan
Pengelolaan Hutan (KPH)
SumberDaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Model, KPH Konservasi Model, KPH Lindung Model (model)
Pengelolaan Pengernbangan Konservasi Kawasan dan Jenis
luas kawasan laut, perairan tawar dan payau secara berkelanjutan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -50-
900.000 hektar
900.000 hektar
luasan hutan yang dikelola oleh KPH
Terkelolanya kawasan ekosistem terumbu karang, lamun, mangrove dan jenis biota perairan yanz terancam punah
1\.<:01I'<OI"<:OLl(111 Kehutanan (Koordinator) ,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
kelembagaan KPHP, KPHL
Kementenan Perikanan
provinsi yanz rnempunyai kawasan konservasi perairan (prioritas tahun 2010 adalah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan Laut sekitarnya, NIT). Sedangkan 2011 direncanakan di TNP Laut Sawu (NIT), TWP P. Pieh (Sumatera Barat), TWP P. Kapoposang (Sulawesi Selatan), TWP Laut Banda (Maluku), TWP. Gili Matra (NTB), TWP. Padaido.