Anda di halaman 1dari 59

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010



TENTANG

PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BERKEADILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Untuk lebih memfokuskan pelaksanaan pernbangunan yang berkeadilan, dan untuk kesinambungan serta penajaman Prioritas Pembangunan Nasional sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pernbangunan Nasional Tahun 2010, dengan iru menginstruksikan:

Kepada

1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;

2. . Sekretaris Kabinet;

3. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan;

4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;

5. jaksa Agung;

6. Panglima Tentara Nasional Indonesia;

7. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

8. Para Kepala Lernbaga Pemerintah Non Kementerian;

9. Para Gubemur;

10. Para Bupati/Walikota.

Untuk

Untuk

PERTAMA

KEDUA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Mengarnbil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-rnasing, dalam rangka pelaksanaan program-program pernbangunan yang berkeadilan sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program:

1. Pro rakyat;

2. Keadilan untuk semua (justice for a11);

3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDGs).

Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalarn Dikturn PERTAMA:

1. Untuk program pro rakyat, mernfokuskan pada:

a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;

b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;

c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil;

2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:

a. Program keadilan bagi anak;

b. Program keadilan bagi perempuan;

c. Program ...

KETIGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;

d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;

e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;

f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan;

3. Untuk program pencapaian Tujuan Pernbangunan Milenium, memfokuskan pada:

a. Program pemberantasan kerniskinan dan kelaparan;

b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;

c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perernpuan;

d. Program penurunan angka kematian anak;

e. Program kesehatan ibu;

f. Program pengendalian HIV / AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;

g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;

h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pernbangunan Milenium.

Dalam

mengarnbil langkah-Iangkah pelaksanaan

program

sebagaimana dimaksud dalarn Diktum KEDUA, berpedoman pada Rencana Pernbangunan jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 2014, dan merujuk pada hasil Rapat Kerja Presiden dengan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur dan Ketua Dewan Perwakilan

Rakyat ...

KEEMPAT

KELIMA

PRESIDEN REPUBLIK !NDONESIA

- 4 -

Rakyat Daerah Provinsi se-Indonesia, serta hasil diskusi yang mendalam dengan para pakar, perwakilan dunia usaha, dan pernangku kepentingan lainnya, pada tanggal 19-21 April 2010 di Istana Tarnpak Siring, Bali.

Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, para Menteri Koordinator mengoordinasikan program-program Kementerianl Lernbaga yang berada di bawah ruang lingkup tugas dan koordinasi masing - rnasing,

1. Para Menteri dan Kepala Lernbaga yang bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan program-program sebagaimana 'dimaksud dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, mengoordinasikan pelaksanaan program-program tersebut sesuai tugas dan tanggung jawab masing-rnasing;

2. Para Menteri dan Kepala Lernbaga sebagaimana dimaksud pada angka 1 melaporkan secara berkala pelaksanaan programprogram tersebut kepada Menteri Koordinator sesuai lingkup bidang tugasnya, dengan tembusan kepada Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan.

KEENAM

KEENAM

KETUJUH

KEDELAPAN

PRESIDEI'!

REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Para Gubernur:

1. melaksanakan program-program yang menjadi tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUAi

2. mengoordinasikan Bupati/Walikota dalam pelaksanaan programprogram di wilayahnya masing-rnasing.

Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini, sepanjang terdapat program yang berkaitan dengan kewenangan Mahkarnah Agung danl atau Bank Indonesia, Menteri/Kepala Lembaga yang terkait agar berkoordinasi dengan Ketua Mahkamah Agung dan/atau Gubernur Bank Indonesia.

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pernbangunan rnelakukan pemantauan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden ini secara terintegrasi dengan pernantauan dan pengendalian program-program sebagaimana termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010, dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.

KESEMBILAN: Para Menteri Koordinator melaporkan secara berkala hasil koordinasi pelaksanaan program-program sebagairnana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT kepada Presiden dalam Sidang Kabinet.

KESEPULUH

Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.

Instruksi ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

,

Dikeluarkan di Tampaksiring, Bali

pada tanggal 21 April 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd,

DR. H. SUS1LO BAMBANGYUDHOYONO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPlRAN

I. RENCANA TINDAK PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM PRO-RAKYAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 3 Tahun 2010

TANGGAL : 21 April 2010

PROGRAM TINDAKAN KELUARAN°) TARGLT PENYELESAIAN °1 SASARAN INSTANSI PENANGGUNG PEMERINTAH
2010 2011 JAWAB DArRAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Keluarga
Penyempumaan A. Memperbaiki Prosedur
Pelaksanaan Verifikasi
Program Keluarga Tersedianya formulir
Harapan (PKH) 1. Menyempumakan 100% 100% Pelaksanaan PKH Kementerian Sosial
formulir verifikasi untuk: verifikasi yang telah sepenuhnya (Koordinator),
ibu hamil, pemeriksaan mencakup semua sebagai program Kementerian Kesehatan,
anak ke puskesmas, dan kernungkinan status anak, pemberian uang Kementerian Pendidikan
pemeriksaan tingkat termasuk anak putus tunai bersyarat Nasional,
kehadiran anak di satuan sekolah, anak jalanan, Kementerian Tenaga Kerja
pendidikan pckcrja anak, dan anak dan Transmigrasi,
bcrkcbutuhan khusus Kementerian Dalam Negeri,
Kemcntcrian Agarna,
Kementerian PPN/Bappenas
2. Mempcrbaiki jadwal Tersedianya jadwal 100% 100% Kemcntcrian Sosial
pencctakan formuIir pcncctakan formulir koordinasi dengan
rr res Indonesia PRESIDEN REPUBLIK INDOI'.IESIA -2-

Menyempurnakan rnekanisme pelaksanaan distribusi fonnulir ke unit pelayanan

4. Menyempu pelaksanaan verifikasi terhadap peserta PKH

5. 11

pelaksanaan verifikasi kepada pegawai di unit pelayanan

Tersusunnya mekansime pelaksanaan distribusi formulir verifikasi ke unit pelayanan

1. Te dan hasil verifikasi kehadiran ibu hamil di puskesmas dan kehadiran anak balita di puskesmas

2. Tersedianya informasi dan hasil verifikasi kehadiran anak di satuan

peza yang

handal dalam melakukan verifikasi pada unit pelayanan (puskesmas dan sekolahl rnadrasah)

100%

4

100%

]00%

]00%

Kemente (Koordinator), Kementerian Kesehatan

(Koordinator) Bupati/Walikota

Kernenterian (Koordinator), Kementerian Kesehatan, Kernenterian Pendidikan Nasional,

Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri

ur (Koordinator), Bupati/Walikota

PRESIDEN :',t;PlJBLlK INDONESIA -3-

1. Menyempurnakan Tersusunnya mekanisme 100% 100% Kemenlerian Sosial Gubernur
mekanisrne pengernbalian forrnulir koordinasi dengan (Koordinator),
pengembalian formulir verifikasi dari unit PT POS Indonesia Bupati/Walikota
verifikasi dari unit pelayanan ke Kantor UPPKH
pelayanan ke Kantor
UrPKH
2. Menyempurnakan Tersusunnya 100%
mekanisme pembayaran pembayaran termasuk (Koordinator) dan (Koordinator) ,
tennasuk pencairan pencairan anggaran agar Kementerian Keuangan, BupatilWalikota
anzgaran agar pembayaran dapat koordinasi dengan PT POS
pembayaran dapat dilaksanakan 4 kali dalam Indonesia
dilaksanakan 4 kali setahun yaitu pada bulan
dalam selahun yaitu Maret.juni, September dan
pada bulan Maret.juni, Desember
September dan Desember
3. Menyempurnakan Tersusunnya III 100% 100% r
mekanisrne pelaksanaan pelaksanaan dislribusi dana (Koordinator) dan (Koordinator),
distribusi dana ke ke keluarga peserta PKH di Kementerian BUMN, Bupati/Walikota
keluarga peserta PKH di daerah terpencii koordinasidengan
daerah terpencil PT POS Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4-

Antar Kementerian dan
Pemerintah Daerah
1. Menyusun mekanisme Tersusunnya mekanisme 100% 100% Kernenterian Sosial Gubernur
verifikasi untuk anak agar anak jalanan dan (Koordinator), Kementerian (Koordinator) ,
jalanan dan pekerja anak pekerja anak siap kcmbali ke Tenaga Kerja dan Bupati/Walikota
yang sedang dipersiapkan satuan pendidikan Transmigrasi,
untuk kernbali ke satuan Kernenterian Pendidikan
pendidikan Nasional,
Kementerian Agama,
Kernenterian PPNIBappenas
2. nruma 50% 100% Kernenterian Sosial Gubernur
singgah bagi anak jalanan (Koordinator), Kementerian (Koordinator),
dan pekerja anak di lokasi Tenaga Kerja dan Bupati/Walikota
terdekat, dimana PKH Transmigrasi
dilaksanakan
3. Menyusun mekanisme n 100% 100% Kementerian Sosial Gubernur
untuk memastikan agar keluarga peserta PKH dapat (Koordinator), Kementerian (Koordinator),
anak dari keluarga kembali ke satuan Pendidikan Nasional, Bupati/Walikota
peserta PKH dapat pendidikan Kementerian Agama,
diterima kembali di Kementerian PPN/Bappenas
satuan pendidikan PRESIOEN REPUBLI!< !NDO~\lESI.A. -5-

4. Menyusun me untuk memastikan azar anak keluarga peserta PKH mernperoleh bantuan pendidikan

100%

100%

Kementerian (Koordinator) ,

Kementerian Dalam Negeri

5. Melaksanakan tusan

Menkes tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) untuk memastikan agar anak keluarga peserta PKH memperoleh JAMKESMAS

Memastikan agar semua anggota keluarga peserta PKH mernperoleh JAMKESMAS

6.

,

obat-obatan, pelayanan kesehatan dasar dan kcluarga berencana

7. rencana

penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan PKH di daerah

nya obatan, dan pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana bagi auak keluarga peserta PKII

Tersusunnya rencana penyediaan fasilitas pendukung pelaksanaan PKH di daerah

100%

100%

100%

100%

(Koordinator), Kernenterian Kesehatan, Kementerian FPN/Bappcnas

Kementerian Sosial (Koordinator) , Kementerian Kesehatan

r (Koordinator) , Bupati/Walikota

r (Koordinator) , BupatilWalikota

PRESIDEN

n~::p; J8U!{ INDONESIA -6-

penyempumaan pelaksanaan sosialisasi PKH

9. menyusun

rencana tindak peningkatan jumlah pendamping

Kontribusi Pemerintah Daerah terhadap PNPM Mandiri

Peraturan Menteri Keuangan No.

] 68/PMK.07/ 2009 ten tang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kerniskinan

Tersusunnya rencana dan penyempurnaan pelaksanaan sosialisasi PKH

Kementerian Kominfo (Koordinator), Kernenterian Dalam Negeri,

Kementerian Sosial

Gubernur (Koordinator), BupatilWalikota

100%

Tersusunnya rencana tindak peningkatan jumlah pendamping

100%

Program Penanggula.nga.n Kemiskina.n Berbssis Pcmberdaysan MasyaralaJt

--------r=~----~~~----.---~~--r_~~~_.~~~~--_,~--~~~~~-------~~----------~

Tersusunnya mekanisme 100% 100% Kern

yang sudah disempurnakan cakupan kegiatan Rakyat (Koordinator),

ten tang penetapan DDUB dan alokasi BlJI.,1 Kementerian Dalam Negeri,

berdasarkan Peraturan PNPM Mandiri. Kementerian Fekerjaan

Menteri Keuangan No. Umum,

] 68/PMK.07/ 2009 tentang Kementerian Pembangunan

Pedoman Pendanaan Urusan Daerah Tcrtinggal,

Bersama Pusat dan Daerah Kementerian Pcrtanian,

untuk Penanggulangan Kementerian Kebudayaan

Kemiskinan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perika na n,

Kementerian Perumahan

Rakyat, Kementerian PPNI

r (Koordinator) Bupati/Walikota

(Koordinator) Bupati/Walikota

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7-

Mandiri dengan Perencanaan Desa/Kelurahan

1 .. Menyusun penyatuan perencanaan berbasis masyarakat ke dalam forum yang bersifat partisipatif di tingkat desa/kelurahan

2. Menyusun pendarnpingan agar masyarakat desa/kelurahan mampu menyiapkan program jangka menengah desa/kelurahan yang Iebih komprehenslf

Tersusunnya mekanisme untuk penyatuan perencanaan berbasis masyarakat ke dalam forum yang bersifat partisipatif di tingkat desa/kelurahan

Tersusunnya rnekanisme pendarnpingan masyarakat desa/kelurahan yang marnpu menyiapkan program jangka menengah yang lebih komprehensif

100%

100%

Terlaksananya Integrasi PNPM Mandiri ditingkat desa/kelurahan

l\.o;;"'~;{'I\.V Kesej Rakyat (Koordinator), Kementerian Dalam Negeri, Kernenterian Pekerjaan Umum,

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Perumahan Rakyat,

Kernenterian PPN/Bappenas

Kemenko Kesejahteraan Rakyat(Koordinator) , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum,

Kementerian Pernbangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kernenterian Kelautan dan Perikan

Gli

(Koordinator) Bupati/Walikota

Gubernur (Koordinator) , Bupati/Walikota

PRESIDEN REPUBLIK INDCiNESjp, -8-

3. Menyusun mekanisme 100% 100%
agar Program jangka agar Program jangka Rakyat (Koordinator), (Koordinator),
Menengah Menengah Desa/Kelurahan Kernenterian Dalarn Negeri, Bupati/Walikota
Desa/Kelurahan yang yang disusun meJalui proses Kementerian Pekerjaan
disusun melalui proses partisipatif dapat disatukan Umum,
partisipatif dapat dengan program jangka Kementerian Pernbangunan
disatukan dengan menengah desa/kelurahan Daerah Tertinggal,
program jangka yang reguler sehingga Kementerian Pertanian,
menengah menghasilkan program Kementerian Kebudayaan
desa/kelurahan yang pembangunan berbasis dan Pariwisata,
reguler sehingga rnasyarakat Kernenterian Kelautan dan
menghasilkan program Perikanan,
pembangunan berbasis Kementerian Perumahan
masyarakat Rakyat,
Kementerian PPN/Bappenas
4. Menyusun Tersusunnya 100% Kemenko Kesejahteraan r
agar aparat agar rencana pembangunan Rakyat (Koordinator), (Koordinator) ,
desa/kelurahan dapat berbasis komunitas dapat Kernenterian Dalam Negeri, BupatilWalikota
mengakomodir dan ditarnpung dalam rencana Kementerian Pekerjaan
memproses P]M pembangunan Umum,
desa/kelurahan sebagai desa/kelurahan dan menjadi Kernenterian Pembangunan
bahan musrenbang bahan musrenbang ditingkat Daerah Tertinggal,
ditingkat yang lebih yang lebih tinggi Kementerian Pertanian,
Kernenterian PRESIDEN RI;:-PUBLIK INDONESIA -9-

mekanisme pengendalian pelaksanaan program pembangunan bcrbasis masyarakat melalui instrumen PNPM Mandiri

Mandiri dengan fasilitas pembiayaan

Tersusunnya pengendalian pelaksanaan program pembangunan berbasis masyarakat melalui instrumen PNPM Mandiri

Tersusunnya mekanisme agar usulan pernberdayaan ekonomi lokaI yang disusun berdasarkan mekanisme PNPM

100%

100%

100%

100%

Terintegrasinya PNPM Mandiri dengan fasilitas pembiayaan

Kernenterian KeIautan dan Perikanan,

Kementerian Perumahan Rakyat,

Kernenterian PPN/Bappenas

Rakyat tor),

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Fekerjaan Umurn,

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kernenterian Perumahan Rakyat,

Kementerian PPN/Bappenas

Rakyat ,,,uV,"'.l1

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan UmU!l1

PRESIDEN REPUBLIK I~,JDONESIA -10-

Kernenterian Pe Daerah Tertinggal, Kernenterian Pertanian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kernenterian Peru mahan Rakyat,

Kernenterian PPN/Bappenas

Perluasan Penyaluran Kredit

1, Menyusun rencana tindak perluasan KUR di tingkat Pernerintah Daerah

Tersusunnya "~~'I"~'''' untuk Pemerintah Daerah Mengenai Rencana Tindak Operasional Perluasan Penyaluran KUR terutama untuk Sektor Perikanan dan Kelautan, Industri, Pertanian, Kchutanan

Frovinsi

Me '''',b''''''''':1''

jumlah kredit dan

debitur usaha mikro dan kecil

Perc an

(Koordinator), Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Ferindustrian, Kernenterian Pertanian, dan Kernenterian Kehutanan, koordinasi dengan Bank Indonesia

(Koordinator) dan Bupati/Walikota, koordinasi dengan Kantor BI di daerah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - I 1-

PROGRAM TINDAKAN KELUARAN·) TARGET PENYELESAIAN 0, SASARAN INSf ANSI PENANGGUNG PEMERINfAH
2010 2011 JAWAB DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Menyusun kebijakan Tersusunnya kebijakan Jatim Jabar, jateng, Gubemur Bupati/Walikota
penyaluran kredit pemerintah daerah NTB,NlT (Koordinator),
kepada pekerja migran tentang rencana penyaluran Kernenko Perekonornian
di daerah kredit kepada pekerja Kementerian Tenaga Kerja
rnigran dan Transmigrasi,
Kementerian Dalam Negeri
berkoordinasi dengan Bank
Indonesia
3. SosiaJisasi KUR kepada Tersosialisasikannya KUR Kernenterian Koperasi dan
masyarakat luas kepada masyarakat luas UKM
khususnya para pelaku khususnya para pelaku UKM
UKl'v\
Penguatan 1. Melakukan lnventarisasi Tersusunnya basis data LKM jatim.jabar, Seluruh Beroperasinya Kementerian Dalam Negeri Gubemur
Kelernbagaan Lernbaga Keuangan bukan bank dan bukan jateng, DIY, provinsi LKM dengan (Koordinator) ,
Keuangan Mikro Mikro (LKM) bukan bank koperasi Banten, Bali landasan hukum Bupati/Walikota
bukan bank dan dan bukan koperasi yang jelas
bukan kopcmsi
2. Menyusun rencana Tersusunnya rencana tindak jatirn, jabar, Seluruh Kernenterian Koperasi dan Gubernur
tindak pendampingan Pemerintah Daerah dalam jateng, DIY, provinsi UKM (Koordinator) dan (Koordinator) ,
terhadap LKM yanz rangka peningkatan status Banten, Bali Kernenterian Keuangan, BupatilWalikola
belum berbadan hukum LKM bukan bank dan bukan koordinasi dengan Bank
koperasi yanz belum Indonesia
berbadan hukum menjadi
berbadan hukum BPR atau ;0

fll

-0

C ID-o [;0

"fll

I (J)

;:;z 6

"o rn OZ Z

111

(J)

);>

PRESIDEN Rt:::F>!J8L I~( INDONESIA -13-

II. RENCANA TINDAK PERCEPATAN PENCAPAlAN SASARAN PROGRAM KEADILAN UNTUK SEMUA

Program I. Penyempurnaan sistem Tersedianya sistem 50% 100% tnya Kementenan r, Bupati,
Kesejahteraan pendataan dan targeting pendataan dan targeting pemenuhan hak (koordinator) Kernenterian Walikota
Sosial Anak Balita kebutuhan dasar Kesehatan, Kementerian
(PKS AB) anak dalam Pernberdayaan Perempuan
2. Tersedianya 20 orang 100 orang asuhan keluarga dan Perlindungan Anak
sertifikasi pekerja sosial
3. Penyaluran tabungan tabungan 1.405 orang 6.925 orang
kesejahteraan sosial anak kesejahteraan sosial anak
balita balita
Program I. Penyempurnaan sistern Tersedianya sistem se 3.500 panti 5.000 panti Me Kementerian Sosial ur, Bupati,
Kesejahteraan database panti sosial panti sosial asuhan anak pemenuhan Walikota
Sosial Anak asuhan anak kebutuhan dasar,
telantar (PKS aksesibili tas,
Antar) 2. Penya uran bantuan Tersalurkannya bantuan 136.706 142.530 pelayanan sosial
kebutuhan dasar untuk kebutuhan dasar orang orang dasar dalam
keluarga dan/atau asuhan keluarga
melalui panti sosial dan/atau melalui
ti sosial PRESIDEI'!

REPUBLIK INDONESIA. -14-

Program TerJayaninya pelayanan 100% 100% ana Kementerian Kese n Gubemur,Bu
Pembinaan peIayanan kesehatan dasar kesehatan anak telantar di telantar teIantar WaIikota
Kesehatan bagi terhadap anak telantar di panti asuhan yang daIam panti dalam panti anak telantar
Anak Telantar panti asuhan teregistrasi asuhan yang asuhan yang
sudah sudah
diregistrasi diregistrasi
Kemensos Kernensos
Program I. Peningkatan sosialisasi Tersedianya 25% lem- Kernenterian Gubernur, Bupa
Kesejahteraan kcsejahteraan sosiaI anak kesejahteraan anak baga kese- kesejahteraan pernenuhan Walikota
SosiaI AnakJalanan jahteraan sosial anak kebutuhan dasar
(PKS Anjal) sosial anak dan aksesibilitas,
2. tabungan 2.852 orang 4.200 orang pelayanan sosial
kesejahteraan sosial anak dasar dalam
jalanan asuhan keluarga
3. 25% 75% dari
kasus yang kasus yang
ditangani ditangani
2.500 orang n Agama Gubernur, Bupati,
anak marjinaI yang dapat orang pemenuhan (koordinator) Kementerian Walikota
rnengakses peIayanan kebutuhan dasar Sosial, Kernenterian
pendidikan secara terpadu dan aksesibilitas Pendidikan Nasional,
de sosial Kementerian Kesehatan PRESIDEN PEPU8L1K INDONESIA -15-

pengasuhan dan jaminan kesehatan

Program I. Pendampingan ABH Terlaksananya 430 orang 930 orang Meningkatnya Kernenterian Sosial Gubernur, Walikota
Kesejahteraan dalam proses peradilan pendampingan ABH dalam pemenuhan (koordinator), Kementerian dan Bupati
Sosial Anak proses peradilan kebutuhan dasar Hukum dan HMt
Berhadapan dan aksesibilitas
dengan Hukum pelayanan sosial
(PKS-ABH> dasar
2. Penyaluran bantuan Tersalurkannya bantuan 430 orang 9300ran$
kesejahteraan sosial basi kesejahteraan sosial bagi
ABH ABH
3. Peningkatan bantuan Meningkatnya anak yang 8 Lapas 8 Lapas anak Kernenterian Hukum dan Gubernur, Walikota
kebutuhan dasar , akses terpenuhi hak-hak dasar anak & 16 & 17 Bapas HAM dan Bupati
layanan sosial dasar dan pada tapas dan Rutan Bapas
penguatan tanggung
jawab keluarga terhadap
anak di Lapas dan Bapas pendidikan dan berasrarna

terpadu anak

harapan (Program

DIK-TERAPAN)

dasar khususnya pendidikan, pengasuhan, perlindungan dan jaminan kesehatan

Kernenterian Hukum dan HAM, Kementerian Dalarn Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepolisian Negara Rl

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -16-

Program 1. Pcnyusunan Tersedianya SOP 50% 100% Meni tnya Kementerian Sosial
Perlindungan dan Kesepakatan Bersama Kesepakatan Bersama K/L Perlindungan dan (koordinator) , Kernenterian
Kesehatan K/L dalam Perlindungan dalam Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Agama, Kementerian
Kesejahteraan dan Rehabilitasi Sosial Rehabilitasi Sosial Anak Anak Berhadapan Pendidikan Nasional,
Sosial Anak Anak Bcrhadapan Berhadapan Hukum Hukum Kernenterian Hukum dan
Berhadapan Hukurn HAM, Kernenterian Kcsehatan
dengan HukuI11 dan Kepolisian Negara RI
Z. Penyusunan SOP putusan 50% 100% Kernenterian rem
Keputusan Bersama Bersama penanganan ABH Perernpuan dan Perlindungan
Penanganan Anak dengan pendekatan Anak (koordinator),
Berhadapan dengan restorativejustice Kernenterian Hukum & HAM,
Hukum (ABH) Mahkamah Agung, Kejaksaan
Agung, Kepolisian Negara RI
dan Kementerian Sosial
3. Sosialisasi SOP 50% Kementerian Hukum & HAM 16 Lapas dan
keputusan/ kesepakatan SOP keputusan (koordinator), Kernenterian 3313apas
bersama K/L dalam Ikesepakatan bersama K/L Sosial dan Kementerian
penanganan, dalam penanganan, Pemberdayaan Perempuan
perlindungan dan perlindungan dan dan Perlindungan Anak
rehabilitasi sosial Anak rehabilitasi sosial Anak
Berhadapan dengan Berhadapan dengan Hukum
Hukum 4. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar kepada Anak Berhadapan dengan Hukum di Lapas anak

Meningkatnya status kesehatan Anak Berhadapan dengan Hukurn di Lapas Anak yang sudah diregristasi oleh Kemenhuk HAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -17-

8 Lapas anak

6. Perubahan UU No. 1 Tahull 1995 tentang Pemasyarakatan

Program Feningkatan Kapasitas Aparat I'enegak Hukum Yang Ramah Anak

1. pernahaman

Aparat, tentang Divcrsi dan Restorative justice dalam penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum

UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

1. Fersentase Aparat Kejaksaan yang mernahami penanganan ABI I terkait Diversi dan Restorative justice

50%

100%

kapasitas aparat penegak hukum yang ramah anak

Kementenan

Bupati/Walikota

Kementerian Hukum & HAM

Kementerian H

& HAM

Agung

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -18-

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Peradilan Yang Ramah Anak

petugas Bapas dan Rutan yang memahami penanganan ABH terkait Diversi dan Restorative Justice

50%

. Penerapan

Diversi dan Restorative justice dalam penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum melalui sistem dan prosedur Kepolisian terkait

Feni pemahaman Hakim terkait Diversi dan Rcstorstivefustice sebagai inti perubahan UU Nomor 3 Tahun 1997 ten tang Pengadilan Anak

Persentase ABH yang

ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di tingkat Mabes Polri, Folda, dan Polres yang memperoleh Diversi dan Restorative justice

Persentase 111 Peradilan

Umum yang memahami penanganan ABH terkait Diversi dan Restorative justice

Meningkatnya kapasitas lernbaga peradilan yang ramah anak

HAM

HAM

Men Polhukam koordinasi dengan Mahkarnah Agung

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -19-

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Program 1. Pcnataan sistem Ketersediaan data pcnerima 100% 100% Meningkatnya Kernenterian Sosial Cubernur, Bupati/
RehabiIitasi dan verifikasi data calon bantuan pemenuhan Walikota
Perlindungan penerima bantuan, kebutuhan dasar
Sosial bagi sosialisasi dan koordinasi bagipenyandang
Penyandang Cacat keterpaduan program cacat berat dan
penyandang
2. Peningkatan bantuan Jumlah penyandang cacat 17.000 19.500 cacat dalam
jarninan sosial berat yang menerirna orang orang lembaga/panti
Penyandang cacat berat bantuan jarninan sosial,
di dalam keluarga.
3. Bantuan tambahan Jumlah penyandang caca I 11.000 IS.500
kebutuhan dasar dalam lembaga/panti yang orang orang
penyandang cacal dalarn mendapat bantuan
dalam/ atau mclalui pemenuhan kebutuhan
panti/Iembaga dasar
Program 1. Pemberian bantuan jumlah penyandang cacat - 7000 orang Meningkatnya Kernen terian Pertahanan
rehabilitasi dan jaminan sosial bagi perrnanen yang menerirna dan TNI pemenuhan (koordinator), Kementerian
perlindungan penyandang cacal bantuan kebutuhan dasar Sosial
sosial bagi permanen anggota TNI pellyandang
penyandang cacat 2. Pernberian bantuan jumlah penyandang cacat - 550 orang cacat permanen Kepolisian Negara RI
anggota prajurit jaminan sosial bagi pennanen yang menerima dari POLRI anggota prajurit (koordinator), Kementerian
TNI / POLRI penyandang cacat bantuan TNI dan POLRI Sosial
permanen anggota
POLRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -20-

Program Memngkatnya 1 .515 orang Kementerian Sosial
Kesejahteraan kebutuhan dasar dan akses Kecacatan yang pemenuhan
SosiaI Anak dengan layanan sosial dasar, serta hak-hak dasamya kebutuhan dasar
Kecacatan (PKS- penguatan tanggung jawab asuhan keluarga dan aksesibilitas
ADK) keluarga pelayanan sosiaI
dasar
Pelayanan kesehatan bagi Meningkatnya Provinsi 10 Provinsi Men Kementerian
Kesehatan Anak anak dengan kecacatan di kesehatan pada anak dengan status
dengan Kecacatan SLB melalui program Usaha kecacatan di SLB melalui anak dengan
Kesehatan Sekolah program Usaha Kesehatan kecacatan
Sekolah
Program 1. yang 10.000 13.250 . Kementerian Sosial
Rehabilitasi dan jaminan sosial Iansia mendapatkan bantuan orang orang pemenuhan
Perlindungan telantar di dalam jaminan sosial kebutuhan dasar
SosiaI bagi Lanjut keluarga/rnasyarakat lansia telantar
Usia dan peningkatan dan lansia dalam
kapasitas kelembagaan lembaga/panti
serta jumlah K/L
dan pernda yang
2. Peningkatan 8.000 orang 11 menerapkan Sosial
tarnbahan kebutuhan orang kebijakan
dasar Lansia di dalam penanganan
lembaga/ panti sosial Iansia dan
petugas
pemasyarakatan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -21-

perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat terhadap pemberdayaan kualitas hidupnya

4.

penanzanan narapidana perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat yang responsif gender pada lapas

Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Korban Napza

1. pelayanan

rehabilitasi sosial melalui lembaga dan luar lembaga (berbasis komunitas)

penanzanan lanjut usia dan penyandang eaeat yan$ responsifgender

Terlaksananya sosialisasi kebijakan penanganan narapidana perempuan lanjut usia dan penyandang eaeat yanz responsif gender pada lapas

Meningkatnya penyalahgunaan Napza yanz dapat direhabilitasi dan dilindungi melalui lernbaga dan !uar lembaga (berbasis komunitas

300ranz

500ranz

5.7050ranz

pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan rehabilitasi sosial dan

Kementerian (koordinator), Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Kementerian Hukum & HAM

WaIikota

Kernenterian Hu

Kementerian Sosial (koordinator), Badan Narkotika Nasional

HM1

&

PRESIDEN REPUBLIK _~~ONESIA

,;?~F'; ,c'e;~ ;:i::; f'L'<;;!'; ~7~i¥\ ~;'~;;;;lt;:,;~Jf O",;:,,""O-'t7~--;:'ii'l~~ m--...i!'''''''T' ;;':';:'"' ~;;'~~;'f '. "$<;;' 0" ,m;,;1f,: :rii&.~:::-;:~;.;;!
~ ~':s'< ~~=- .. ''1-~~:- .. ,''. ~~~tlx' !_: .-~.: Py:.'if: :'~ " ~·~;j''"I~~FF:'''"1IDit;;]f/'.·'$'(.1 .~ ,~.-:-" ~J~'_ -. ··y"'C<:i[wm· / ", :_::~ ",' " ... ~~ .. ts: ,':' j~
~ .. ~~J~~<~~·/C~~~~·~ i.:J;··~~"_:-~~·:_,:~._:~'::.;~~22_~{~~:::~t:_~"J~~:~!_:-h~~~:~~r~::::-~-";~-;~~~~~ ~t~:;~.: ~;.~._~ !~~I~~_:~~.;1Y~~i:~t.2~~-]':'!t~A·","' Y'J J--'-.!_~;~~ ~~~r::J .~~:.~;.~t: ._~ '._~ J_-'::~~~
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Peningkatan bantuan jumlah korban 1.000 orang 1.100 orang perlindungan Kementerian Sosial Gubernur, Bupatil
tarnbahan kebutuhan penyalahgunaan Napza bagi korban Walikota
dasar korban yang mendapatkan Napza
penyalahgunaan Napza pemenuhan kebutuhan
dalam lernbaga dasar dalam lernbaga
rehabilitasi rehabilitasi
Program 1. Pemberdayaan Meningkatnya kesadaran 98% 98% Meninzkatnya Badan Narkotika Nasional Gubernur, Bupatil
Pencegahan, lingkungan pendidikan, masyarakat/atau imun perlindungan Walikota
Pemberantasan, kerja, masyarakat resiko terhadap bahaya narkoba anak-anak
Penyalahgunaan tinggi/rentan khususnya anak-anak dan remaja dan
dan Peredaran dewasa masyarakat
Gelap Narkoba terhadap bahaya
narkoba
2. Penyiapan kelembagaan Pelayanan rehabilitasi 500 orang 1.200 orang Badan Narkotika Nasional Gubernur, Bupatil
BNN sampai Tk. Provinsi korban penyalahgunaan Walikota
dan kabupaten terpilih narkoba PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -23-

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Pemetaan dan Tersedianya peta dan Tiga Tiga jaringan Badan Narkotika Nasional
pemutusan jaringan terputusnya jaringan jaringan Perderan
narkoba yang ada di peredaran narkoba di peredaran Narkoba
Indonesia Indonesia Narkoba
4. Penyusunan Peraturan Tersusunnya Peraturan 100% - Kementerian Kesehatan
Pemerintah Wajib Lapor Pemerintah Wajib Lapor (koordinutor), Kementerian
bagi Pecandu bagi Pecandu SosiaI, Kementerian Hukum
dan HAM, Badan Narkotika
NasionaI
Program 1. Peningkatan koordinasi Terpenuhinya penyediaan 2.300 unit 2.340 unit Meningkatnya Kementerian SosiaI Gubernur, Bupatil
Peru berda yaan Jintas sektor dalam permukiman dan permukiman perrnukirnan pemenuhan (koordinator), Kementerian Walikota
Komunitas Adat pemberian jaminan infrastruktur serta jarninan infrastruktur infrastruktur kebutuhan dasar, Pendidikan Nasional,
Terpencil (KAT) hidup, pembangunan hidup dan jaminan dan jaminan aksesibilitas dan Kementerian Kesehatan,
permukiman dan hidup bagi hidup bagi pelayanan bagi Kementerian Pekerjaan
infrastruktur sosial 4.270 KK 4.550 KK KAT Urnum, Kementerian
ekonomi Kehutanan dan Badan
Pertanahan Nasional
2. Pendataan bagi anak KAT Tersedianya data anak KAT 500 orang 1.000 orang Kementerian SosiaI Gubernur, Bupatil
yang dapat menerima (koordinator), Kementerian Walikota
pelayanan sosial Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -24-

Kesejahteraan Sosial Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus (PKSAMPK)

Program Ferlindungan Pekerja Migran telantar

kebutuhan dasar, akses layanan sosial dasar, penguatan tanggung jawab keluarga dan peran lerubaga kesejahteraan sosial anak

l111,;<'''''''<111 koordinasi antara pernerintah dan pemerintah daerah, perlindungan dan rehabilitasi sosial serta bantuan pemulangan ke daerah asal.

Meningkatnya Komunitas Adat terpencil yang terpenuhi hak-hak dasarnya dalam asuhan keluarga

Me dan perlindungan pekerja migran telantar

29.818 orang

650 orang

36.000 orang

pemenuhan kebutuhan dasar dan aksesibilitas pelayanan sosial dasar bagi PKSAMPK

pelayanan dan perlindungan sosial bagi pekerja migran telantar

Kesejahteraan Rakyat (koordinator), Kernenterian Sosial, Kementerian Perhubungan, PT Pelni, Kerncnterian Hukum dan H.AJvt, Kernenterian Luar Negeri, Kepolisian Negara RI, Kementerian Keschatan, Kcmenterian Dalam Negeri

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -25-

Program 1. Penyusunan mekanisme 100% Men! s
Peningkatan perencanaan dan kewenangan perlindungan (koordinator), Kernenterian Walikota
FasiJitasi pelaksanaan penyelenggaraan TKI, tersedianya Dalam Negeri, BNP2TKI
Penempatan dan penyelenggaraan penempatan TKI ke luar TKI yang
Perlindungan TKI penempatan TKI ke luar negeri berkualitas dan
ncgeri menurunnya TKI
berrnasalah
2.
Embarkasi Embarkasi
sebanyak
1000 orang
3. proses 100%
advokasi dan
penyelesaian TKI
bennasalah
4. Me ngka 40% Kementerian Pe n ur, Bupati/
hidup dan perlindungan Perernpuan & Ferlindungan Walikota
keluarga TKI Anak Program Peningkatan akses hukum bagi perempuan miskin dan keIompok marjinal dalam hal perkara-perkara hukum keluarga

jumIah perkara yang diajukan oIeh perempuan miskin dan ~--~~~--~--~~~

kelompok marjinal

dan bantuan huk .. urn secara prodeo

3.

keliling

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -26-

11.553 perkara prodeo, 11.553

bantuan hukum prodeo, 273 Iokasi sidang keliling

4. pc rka ra prodco

Meningkatnya kepastian hukum dan perlindungan hak-hak keperda!aan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -27-

III. RENCANA TINDAK UPAYA PENCAPAIAN 1UJUAN PEMBANGUNAN ~lILENIUM (MDGs)

n$ Percepatan Pencapaian MDGs

. Tersusunnya peta (road map) nasional percepatan pencapaian MDGs

.Fenyusunan rencana aksi percepatan pencapaian tujuan MDGs di daerah

pedoman rencana aksi daerah (RAD) tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs yang memuat antara lain sasaran, strategi, tindakan, keluaran dan perubiayaan

pedoman rencana aksi daerah tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs

100%

pencapaian MDGs

Kerncnterian

o o

'*

:::<: ri':::<:
0 _ .......
:; :::! r-
0 'Ij ;;-
::I "1
0 "1
;;- < [
::l.
~ 0-
...., ~
...., ::I
Z til
....... 0
~ ;:
~ §.
'Ij
]
;;;
til
V>
~
2
=-
'Ij
"1
0
<

~. :0

rn

-0 c aJ-o !::o

,Am N (f) 00-,zo

om oz Z

rn

(f)

s

5. Tersusunnya mekanisme pendanaan untuk insentif daerah yang mencapai kinerja ["toGs yang baik

3. Tersusunnya akademik mekanisme pendanaan Corporate Social Responsibilities (CSR)

4. Tersusunnya mekanisme pendanaan Corporate Social Responsibilities (CSR)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -29-

100%

100%

50%

Kementerian (Koordinator) , Kementerian BUMN

Bappenas

(Koordinator) , Kementerian BUMN

Kementerian Bappenas

(Koordinator), Kementerian Keuangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -30-

"{~~~'~~~d~a~' .:.:._ ~ :.~.;._.~.~ ~ ; ....• :: :.~ ".·~.·.~"'·.f.· •. r" ?:t,'.·.~.:.·.·~ •. : .. ·._.·· .. : .. '·_i_ .. _ ·- ....• -, ..•. : •...•. ~ :: : .•.. ' ...• ,~.·~.· : :.: .. ::,:~ .. -, .. '.:_.; .. i.,._:._ :, .......•.. ' .. : .. , ....•......•.. :'.~.' ,._ .....••... ;.-.;.:.·.~;~.'.~,'.~.:.~.~~.t,·1:.;~.i .. ,.~.',:.;.~ .•. 1.L .. ',~ :,· :J'.,.~.j .•• '.~.1.~.~ ~.(.: · .•. , •• ," .. l.v .•.. ~ '.~ _·._ ;.· '.;.KE.·.~.·,·.~· .. ·.,.· .•. • •. · .. ·.·.~.·.~.: .. ~.L .•. ,.L •.•... ·.u.:.~.-._.~.' ·.f.: z,ARAN* ...• ~·.·._c:.~" ·.· .. ,·.~.:.: .. ·.'~ .. : •.. :; •• ' .. ~~ .• ~ :., •.. ~.- .. : •. : .•.• ;,.~ ~.:.:.·.: •.. ', .. :.:.·.~ •. :~.::...·.· .•.. :' .•. ~~.f.:~ ....• ,~.~ ...•... :.(:' .• : .. :.~.' .. ::.' .)!A.·R2'.~9.·.·.· .•. ·.IT.·_~'.:o •. · .• ~.'.·~.! .•.. ~· .•.. ,.00t ·.· .. ·."' .. ~ ,.:.· :;#.·."" ;· .. :.~._ ~ ~.·.:_iEs.~ .•......... • •.•. :.·~ .. ~ .• ' .. :.·2:.:.:.·.;.AIm_·o· .. · •..• ·.·.~.~ •. ·1.~.:.: .•. ·.:;.~:1.'.· '._ .. ~.-.:.· ,.:.' .•.. ~ .. :.~.~.;.)~ ' , ::: :.'.! :: ;.:.' .. ; :.' ~ ...•...•.. ,.~ .•.• ~ .•.•.•. :.:.':~.:~.~! : ...•. ;;.~::.,'.~: .. :~ •. ~ .. ~, •.. : .•.•. _ .. :: •. r ••.. r : .....•.•. ~ .. '._ .•.•.•.•. " .. : ..•.•.•....... : • ,~?$i~~f;.tf~~~&~~l ~~~~@~r~t

~:;i;.·¥:c~7;~;i<:~;'~? :o/~ '2·~~-·~~~'Z" _-;.~~~ ~j~~= -,~~~~~~~~-.S~~c .. ~" - _ i~~~ . _~,:., - _ .. ~·~~4J.:~·>:\)~:Y~~~~,~~W~{~lt~~~M!i~ff~:

(8)

(4) (5) (6) (7)
100% 100% Menurunnya Kementerian Kesehatan
prevalensi
kekurangan gizi
pada balita
65% 70% (2)

(1)

(3)

MEMBERANfAS KEMlSKINAN DAN KELAPARAN

Diprioritaskan pada provinsi- provinsi dengan prevalensi kckurangan gizi pada balita di atas angka rata-rata nasional (> 18,4%) yaitu provinsi NIT, Maluku, Sulteng, Kalsel, Aceh, Gorontalo, Sulbar, NTB, Kalteng, Papua Barat, Malut, Sumut, Sultra, Kalbar, Riau, Papua, Sumbar, Kaltim.jambi.

Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Peningkatan kualitas gizi anak

1. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan

2. Persentase balita ditimbang berat badannya (jurnlah balita ditimbang dibagi seluruh balita atau DIS)

2. Fenyediaan data kecukupan kalori pellduduk

Badan Fusat Statistik

Tersusunnya data proporsi penduduk yang berada dibawah garis konsumsi minimum (2.100 kkal/kapita/hari)

100%

100%

3.

1. Tersusunnya Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 201 1 . 2015

2. Tersusunnya Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) 20 I 1 - 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -31-

Kernenterian Bappenas

(Koordinator), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Badan

Penza was Obat dan Makanan

prOVlI1S1

(1)

(3)

(2)

MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Peningkatan Akses Fendidikan SO/MI

I. Peningkatan akses terhadap 1. jumlah unit TK-SO satu

SO dan pendidikan atap yang dibangun

lanjutannya

3. Tersedianya pelayanan pendidikan non formal dan pendidikan khusus serta peIayanan khusus (siswa)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -32-

(4) (5)

500 Unit

93.000 Siswa

Meningkatnya partisipasi pendidikan SOl

MI dan setara

I-::---:---:--:---:-:-::-:=--=-:-:-::--:--+-~,..."..,.-:-:-:--+---:-::-::-:c:-:---l SO I MI

2. Jumlah unit SO-SMP satu 400 Unit 400 Unit

atap yang dibangun

500 Unit

80.000 Siswa

(6)

Diprioritaskan terutama di daerah terpenciI dan daerah

dengan APM di bawah rata-rata nasionaI yaitu:

Provinsi Aceh, Sumut, Riau,]ambi, Surnsel, Kalbar, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Maluku, NTB, NTf, Papua, Papua Barat

~K-el-n-e-n-te-l~;a-l-l~P-en-d~id~ik~a-l-l----~

Nasional

(7)

Kementerian Pendidikan Nasional

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -33-

(1)

(8)

Peningkatan t.Penyelenggaraan jumlah sasaran pengentasan 660.000 555.000 Meningkatnya
Keberaksaraan pendidikan keaksaraan buta aksara (usia 15-24 orang orang kernampuan
Penduduk fungsional tahun) keaksaraan
penduduk
2.Penyediaan taman bacaan jumlah Taman Bacaan 500 Unit 500 Unit
masyarakat (TBM) Masyarakat (TBM) yang
dikernbangkan di daerah 200.000 orang

(6)

(2)

(3)

(4) (5)

2. Peningkatan akses terhadap pondok pesantren salafiyah penyelenggara wajar dikdas

Jumlah siswa yang mengikuti pendidikan setara pendidikan dasar di pesantren salafiyah

190.000 orang

(7)

Kementerian Agama

Kementerian Fendidikan Nasional

Kementerian Pendidikan Nasional

Diprioritaskan terutama pada daerah -daerah yang memiliki pesantren.

Diprioritaskan bagi daerah dengan angka buta aksara lebih tinggi dari rata-rata nasional (1,16%,2007); yaitu Provinsi Babel, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Suit eng, SulseI, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Malut, Papua, dan Papua Barat

o o '<R

;n

111

1)

C OJ 1) !:;n A 111

, (J) <;.0-..... ZO '0111

OZ Z

111

(J)

»

Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

1. Pen gender dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian

. Tersusunnya perencanaan dan penganzgaran yang responsif gender di bidang ke tenagakerjaan

Terlaksananya perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di bidang ketenagakerjaan dalam pelatihan, pemagangan dan kewirausahaan

2. Peningkatan partisipasi politik perempuan di parlemen

pedoman pelaksanaan PUG di bidang pendidikan politik bagi calon pemilih pemula, anggota DPR/DPD/DPRD, dan masyarakat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -35-

100%

100%

100%

kebijakan pelaksanaan PUG di bidang ketenagakerjaan dan politik

dan Transmigrasi

Perempuan dan Perlindungan Anak

(Koordinator), Kernenterian Tenaga Kerja dan Transrnigrasi

Kernen Perempuan dan Perlindungan Anak

::0

111

"0

C tD"O !:::o "111

, en

tJ;I--

a:.ZO '0111

OZ Z

ill

J>

2.Dirumuskannya Rancangan Peraturan Pemerintah ten tang pernberian Air Susu lbu (ASI) secara eksklusif

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -37 -

100%

Keme (Koordinator) ,

Kementerian Pemberdayaan PC1-Cl11pUan dan Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan HAM, Sekretariat Negara, Kementerian Tenaga Kerja

dan Transrn rasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -38-

(1)

(2)

(6)

(7)

(8)

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

(3)

(4)

(5)

1. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu

Penurunan Angka Kernatian Ibu

1. Persentase puskesmas rawat inap yang marnpu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Ernergensi Dasar (PONED)

Z. Persentase RS kabupaten/kota yanz melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Ernergensi Komprehensif (PONEK)

60%

80%

70%

85%

Dipriorilaskan pada provinsi -provinsi dengan angka pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di bawah angka rata-rata nasional « 77,37%)

1-:::------;--".,.---;,.-------1 yaitu provinsi:

Kernenterian Kesehatan

Maluku, Malut,

(Koordinator), Kernenterian Sulbar, Sultra,

Dalam Negeri b

Papua, NTf, Kal ar,

Papua Barat, Sulteng, Gorontalo, Kalteng, Sulsel, jabar, Sumsel, NTB, Kalsel L11l1 lin .

Kernenterian Kesehatan (Koordinator), Kernenterian Dalam Negeri

Menunmnya Angka Kematian Ibu

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -39-

tenaga kesehatan strategis" di fasilitas kesehatan, terutama di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaterr/Kota

1. Tersusunnya pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan strategis, mencakup jumlah, jenis danlokasi penempatannya

2. Di Perpres

tentang penernpatan tenaga kesehatan strategis di Puskesmas dan RS Kabupateri/Kota

100%

100%

(Koordinator), Kementerian Dalam Ncgeri,

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Kepegawaian Negara

Kementerian l\.e~ellalaJ (Koordinator) , Sekretariat Kabinet,

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan Kepegawaian Negara

PRESIDEN REPUBLJK INDONESIA -40-

30%

Penempatan tenaga kesehatan strategis, terutama dokter, bidan dan perawat di daerah-daerah sesuai kebutuhan terutama di daerah bermasalah kesehatan (OBIO dan daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (OTPK), sesuai formasi yanz tersedia

terian

(Koordinator), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Dalarn Nezeri,

Badan Kepegawaian Negara

strategis: dokter, dokter Zizj, bidan, perawat, sarjana kesehatan masyarakat, tenaga gizi, sanitarian, apoteker dan asisten apoteker

eningkatan jangkauan dan Kualitas Pe1ayanan KB

Koordiansi Keluarga Berencana Nasional

Diprioritaskan semua provinsi karena nilai unmet need-rq« di atas 5%, kecuali Provinsi Babel.

.Terlayaninya jumlah peserta KB barn (juta peserta)

7,1 juta peserta

juta peserta

Menunmnya 1I111l1e/ need

Kependudukan dan Keluarga Berencana

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -41-

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(8)

(7)

.Meningkatnya jumlah peserta KB aktiflPA (juta)

26,7 juta peserta

27,5 juta peserta

Meningkatnya Contraceptive Frevnlcnce Rate (CPR)

Diprioritaskan pada provinsi yang nilai CPR-nya rendah atau di bawah rata-rata nasional, yaitu Provinsi jabar, Gorontalo, DKl, Sumbar, Kaltim, Banten, Riau, NfB, Sumut, Sulsel, Sultra, Malut, Aceh, DIY, Sulbar, Kepri, NTf, Papbar.Papua ,dan Maluku.

U1 o

'*

,j>.

CI 0 ~O

cfJ8

o

;J

rn

" c

0)" C;J ;?\m

, (fJ 01>--NZO 'om

OZ Z

rn s

;c

m -u c aJ-u C;c

,Am *'" (J)

~--

,zo

om oz z

m

:>

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -44-

Persentase ru TB

Paru (BTA positif) yang ditemukan

provinsi - provinsi dengan cak .. upan penemuan kasus baru TB BTA positif (CDR) di bawah target CDR minimal «70%) yaitu Provinsi Bali, Gorontalo, SUIlI ut, jambi, Bengkulu, Papua.jatim, Babel, DIY, Sultra, Surnbar, jateng, Kalbar,

SUl11seL Aceh, Sulbar, Papua Barat, Lampung, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Malut, Kcpri, N1T, NTB, Riau, Kaltim dan Kal

Program Pengelolaan Sumber Daya Air

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -45-

nnya prasarana dan s ar, rna air baku

detik tersebar di 27 provinsi

tersebar di 25 provinsi

penyediaan air minum

Kementerian Pekerjaan Unmm

provinsi - provinsi dengan persentase akses RT terhadap air rninum layak di bawah angka ratarata nasional «47,63%) yaitu Provinsi: Banten, Aceh, Bengkulu, DKI Jakarta, Papua, Kalteng, Babel, Kepri, Lampung.jabar, Riau, Sulbar, Malut, Sulteng, Sulut, Gorontalo, NTB, NIT, Sumbar

Pernbinaan dan Pengernbangan Infrastruktur Perrnukiman

.Pengaturan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistern Penyediaan Air Minum

Fengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Fengcmbangan Sumber Fembiayaan dan Pola lnvestasi, serta Pengelolaan Pengemba ngan lnfrastruktur Sanitasi dan Persampahan

kawasan
perkotaan yang tcrlayani kawasan kawasan pelayanan air
air minum minum terhadap
MBRdi
perkotaan dan
perdesaan
san Kernenterian
perdesaan yang terlayani dan 1.472 Umulll
airminum desa
1. Terlayaninya n 9 kabu- l I Kementerian Pekerjaan
dengan infrastruktur air paten/kola paten/ kola Umurn
limbah melalui sistcm
off-site PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -46-

provinsi.

provinsi, 11a1l11111 diutamakan bagi provinsi-provinsi yan8 telah memiliki "",>1"11-"" program dan perencauaau ya I1g cukup baik, yaitu Provinsi Stuubar, Riau, Kepri, Bengkulu , Sumsel, Babel, Bauten, jabar, jateng.jatim, Kalteng, Sulsel, Sultra,

:0

111

1J

C tD1J [:0 A 111

, en

~--

""-1Z0

'0111

OZ Z

~

»

;0

In

-0

C tD-o r;o

'~m

"'"--

--.lzo , In

gz

Z In (J)

»

Akses Penduduk Terhadap Sanitasi Dasar yang

Layak

1. Jum yang

melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

2. yang

melaksanakan Community led totsl sanitation

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -48-

1.320 desa

9

akses penduduk terhadap sanitasi dasar

provinsi - provinsi dengan persentase akses penduduk pada fasilitas sanitasi Iayak di bawah angka ratarata nasional «51,02%) yaitu NlT, Papua, Kalteng, Papua Barat, Bengkulu, Lampung, Maluku, Kalbar, Sumbar, NTB, jarnbi, Kalsel, SumseI, Sulteng, Aceh, Malut, Gorontalo, Sulbar,

. Suitra,jatim.

Kementcrian Ull1um

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -49-

Meningkatnya pengelolaan dan pendayazunaan taman nasional dan kawasan konservasi lainnya

(CA, SM, TB, dan HL) dan ekosistem esensial

~2-.~M~e-l-'1-1l-~-1l-1l-,y-a~-~~-----+----1~5~O~%----+---~3~0~%~--~

pidana kehutanan

,

jambi, Kaltim, Sulut, Sulsel, NIT, Papua Barat, Papua, Sulteng

pengelolaan kawasan konservasi dan kawasan esensial lainnya sebagai penyangga kehidupan

Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Frovinsi prioritas

50.000

Kementerian

Hutan

Meninzkatnya luas hutan yang dikelola oIeh masyarakat

Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

iya rasio penurupan hutan

hutan dan 8.000 Kebun Bibit Rakyat di Desa, Kelompok Masyara-kat (400 juta batang bibit)

hutan dan 10.000 Kebun Bibit Rakyat di Desa, Kelompok Masyarakat (500 juta batang bibit)

Bupati/Walikota lerkait

Rakyat, Kemitraan, Kebun Bibit Rakyat (KBR)

Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan

Pembentukan

Pengelolaan Hutan (KPH)

SumberDaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Model, KPH Konservasi Model, KPH Lindung Model (model)

Pengelolaan Pengernbangan Konservasi Kawasan dan Jenis

luas kawasan laut, perairan tawar dan payau secara berkelanjutan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -50-

900.000 hektar

900.000 hektar

luasan hutan yang dikelola oleh KPH

Terkelolanya kawasan ekosistem terumbu karang, lamun, mangrove dan jenis biota perairan yanz terancam punah

1\.<:01I'<OI"<:OLl(111 Kehutanan (Koordinator) ,

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

kelembagaan KPHP, KPHL

Kementenan Perikanan

provinsi yanz rnempunyai kawasan konservasi perairan (prioritas tahun 2010 adalah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan Laut sekitarnya, NIT). Sedangkan 2011 direncanakan di TNP Laut Sawu (NIT), TWP P. Pieh (Sumatera Barat), TWP P. Kapoposang (Sulawesi Selatan), TWP Laut Banda (Maluku), TWP. Gili Matra (NTB), TWP. Padaido.

Pengelolaan Sumber Daya Aiam dan Lingkungan Hidup

persentase pengurangan konsumsi Bahan Perusak Ozon (BPO) - Hydro Chloro Fluoro Carbon (HCrC)

GRK

2. Penye Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RANGRK)

nnya lnpres RAN

PRESIDEN REPU8LIK INDONESIA -51-

100%

MClllbaiknya

pengelolaan SDA Hidup

dan L11

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA -52-

Program Pengelolaan Listrik dan Pemanfaatan Energi

Energi Barn dan

Pelaksanaan Konservasi Energi

audit energi pada gedung dan industri (jumlah layanan)

penyediaan dan pengelolaan energi barn terbarukan dan konservasi energi

*) Keluaran dan target penyelesaian dapat disesuaikan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan secara berkala

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

Salinan sesuai dengan aslinya,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Anda mungkin juga menyukai