Abstrak
Abses leher dalam adalah kumpulan nanah (pus) yang terbentuk dalam ruang potensial di
antara fasia leher dalam sebagai akibat penyebaran infeksi. Abses leher dalam dapat
dibagi sesuai letak abses yaitu abses peritonsiler, parafaring, retrofaring, mastikator,
submandibula, submental, sublingual dan sebagainya. Abses leher dalam merupakan
salah satu kegawatan di bidang THT Keterlambatan diagnosis atau terapi yang tidak
sesuai dan tidak adekuat dapat mengakibatkan komplikasi membahayakan menyebabkan
risiko kematian Diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang anatomi fasia dan
ruang potensial leher secara baik, serta faktor penyebab
secara
leher
hematogen,
atau
adalah
peritonsiler,
sinus
telinga
terjadi
paranasal,
dll.Penyebaran
infeksi
dalam
langsung,
leher,
dapat
parafaring,
retrofaring,
Sejak
ditemukan
antibiotika
kegawatan
di
bidang
mengakibatkan
membahayakan
seperti
komplikasi
mediastinitis
pengetahuan
dan
Secara
anatomi
leher
terdiri
dari
terdiri
dari
fasia
servikal
oleh
m.platisma.
Fasia
lapisan
tengah
(visceral/
Ruang Retrofaring
Ruang retrofaring merupakan
Ruang
parafaring
posterior
esophagus
serta
servikal
4-7-8
asenden,
bagian
alar
disebelah
lapisan
anterior
fasia
Ruang Parafaring
Ruang parafaring disebut juga
n.hipoglosus,
n.vagus
dan
n.glosofaringeus.
basis
dengan
angulus
mandibul
Disebelah
dibagian inferior.
anteromedial
berbatasan
kranii
sampai
ke
angulus
karotid.
Pterigodeus
poststiloid dibatasi
vagus).Posteromedial
merupakan
dengan
batas
posterolateral.
Di
a.
Anterolateral:
karotis,
Selubung karotid
v.
jugularis,
ruang mastikator
n.
berhubungan
retrofaring
submandibula.Bagian
m.
interna.Posterolateral
fasia
lateral
inferior
dengan
Ruang Submandibula
sublingual,
submental
dan
muskulus
milohioid
melapisi
berhubungan
ruang
posterior
melalui
kelenjar
limfe
dan
submaksila
dengan
parotis
kelenjar
Ruang Parotis
Fasia superfisial leher dalam
tepi
ke
ruang
sublingual.
Batas
adalah
Ruang mastikator
Ruang mastikator berisi ramus
muskulus
inferior
medial
superior
ruang
muskulus
submaksila
milohioid
hipoglosus.
Di
ruang
dan
sebelah
submaksila
adalah
abses
Ruang peritonsiler
Di sebelah medial,
peritonsil
berbatasan
dengan
muskulus
konstriktor
ruang
faring
Ruang Temporal
temporalis.
temporalis
di
angka
Terletak
dengan
tonsil
dalam
leher
dan
antara
tulang
disebabkan
oleh
penyebaran
parafaring
Parhiscar
dan
menempati
urutan
diikuti
abses
Angina
pertama(43%),
mandibula(28%),
Ludwigs
jaringan
lunak
leher.
Keterbatasan
mendiagnosis
adalah
pembesaran
kuman
Stafilokokkus,
Neiseria.
anaerob
Streptokokkus,
Dipthteriodes
Sedangkan
penyebab
Bakterioides,
Eubakterium,
dari
Pemeriksaan
dan
adanya
daerah
densitas
lunak
resonans(MRI)
gambaran
peningkatan
pemerikasan
5-6-7-10
lunak
Pemeriksaan
jaringan
abses.
magnetik
memberikan
penunjang. Gejala
demikian
sekitar
pencitraan
Foto
Tomografi
Peptostreptokokus,
IV. DIAGNOSIS
kasus
bening
Pseudomonas.2-4-10
Pada
getah
paru,
adalah
Fusobakterium
dan pemeriksaan
kelenjar
edema
hilus.2-5
dan
golongan
tersering
adanya
kasus
leher
abses
merupakan
leher
dalam
prosedur
bukan
baku.
tes
resistensi
dilakukan
untuk
I. ABSES PERITONSIL
Proses
Abses
peritonsil
adalah
peritonsil
yang
terjadi
sebagai
ini
terbentuk
tonsilitis.
Epidemiologi
Insiden
abses
Patofisiologi
peritonsil
ruangan
peritonsillar.
Abses
terjadi
umumnya
Tingkat
peritonsil
abses
tonsilaris
8
merupakan
jaringan
ikat
longgar,
oleh
karena
infiltrasi
tampak
palatum
membengkak.
itu
mole
yang
Keterangan
lain
KGB
submandibula
dan
leher
Pasien
biasanya
mempunyai
faring
unilateral.
Pasien
berespon
terhadap
drainase
antibiotik.
Pemeriksaan
dan
laboratorium
juga
Hitung
darah
lengkap:
sel predominan.
pasien
nyeri
alih
yang
di
juga
Pemeriksaan
kultur
dan
sensitivitas:
pemeriksaan
ini
telinga
pada
pasien
yang
imunocompromise.
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan fisik
Sama
halnya
dengan
tonsilektomi
masih
belum
jelas,
pasien
tidak
atiede,
dan
bila
froid.
Pada
umumnya
tonsilektomi
Terapi
Komplikasi
seperti
analgetik
dan
dapat
perdarahan,
terbentuk
spontan,
sudah
pecah
mengakibatkan
Jika
Abses
abses,
abses otak.
2.ABSES RETROFARING
Abses
retrofaring
anak-anak
mengandung
Kemudian
untuk
operasi
pasien
dianjurkan
tonsilektomi.
ruang
kelenjar
biasanya
retrofaring
getah
bening
Bila
Penatalaksanaan
Gejala klinis
Berupa demam, pembengkakan
dapatkan
posterior
bening
pembengkakan
faring,
leher
dinding
pembesaran
dan
untuk dilakukan.
posisi
getah
kepala
Pada
narcosis.
Scoot ,
menyimpulkan
Shumrick ,
Facruddin
bahwa foto
abses
retrofaring
insisi
Tindakan drainase
Untuk
mencegah
aspirasi,
aspirasi
jaringan
pada
bagian
yang
paling
vertikal
sepanjang
menonjol.
Pasca
sebaiknya
dipasang
daerah
yang
tindakan
yang
pipa
hidung-
servikal
ke
enam
(ruang
3.ABSES PARAFARING
Gejala klinis
CT-Scan
Abses
membantu
parafaring
hampir
abses.
11
c.
di
sekitar
demam
tonsilaris
angulus
tinggi,
Prolaps
tonsil
dan
karena
terdesak
fossa
ke
arah
medial.
dan
Terutama
edema uvula.
pembengkakan
palatoglossus,
ditandai
di
dengan
posterior
plika
pembengkakan
pada
trismus,
anterior
terdapat
trias
Apabila
Abses
parafaring
komplikasi,
posterior
posterior
pembengkakan
faring
plika
bagian
palatoglosus,
pada dinding
posterior
di samping tanda-tanda
terjadi
lateral
dan
mediastinitis
Pemeriksaan Penujang
berikut :
leher
biasanya
informasi
yang
tidak
memberikan
cukup.
Penggunaan
dapat
12
ditemukan
pada
pemeriksaan
fluid
yang
rendah,
level,
pusat
menunjukkan
abses
densitas
Pada pemeriksaan
Insisi
foto polos
drainase
Penggunaan
sangat membantu
anterior
muskulus
sternokleidomastoideus
dilanjutkan
parafaring
mendiagnosis abses
kistik
abses
pada
CT-Scan
gambaran
eksterna
dianjurkan
yang
muskulus
atau
sternokleidomastoideus.
karena
pada dinding.
ketiga
membentuk
Penatalaksanaan
sehingga
fasia
leher
selubung
selubung
dalam
karotis
karotis
ini
disebut
4. ABSES SUBMANDIBULA
dilakukan
dalam
narkosis.
Dengan
otot milohioid
akan
kesulitan
mempersulit
menyebabkan
prosedur
pemberian
13
(odontogenic
dari
infection)
gigi-geligi
faring,
Stafilokokus
Bakteroides
yang
termasuk
kedalam
Sedangkan
atau
Peptostreptokokus
Peptokoki
Fusobakterium nukleatum
dapat
menjadi
factor
Abses
terjadinya
dapat
submandibula
kasus
terbentuk
atau
diruang
salah
satu
penyebab
dapat
Anaerob.1-4-5
timbul
dari
rongga
1. efek
dan
dapat
terjadi
akhirnya
supurasi
menjadi
abses
Beberapa
sekitar 70%.
muskulus
pada m.pterigoides
gerak
geligi
dapat
timbul
di
trigonum
leher
karena
submandibularis. 3
proses
sangat
Diagnosis
dapat
posterior
berikut
submandibula adalah : 1
batas
gejala
ditegakkan
inflamasi
fokal.
sekeliling
atau
2. Limfadenopati
menyebabkan
massa
berdasarkan
klinis,
dan
anamnesis,
pemeriksaan
peritonsil abses.
2. Riwayat
trauma
retrofaring
contoh intubasi
Gejala klinik
Diagnosis untuk suatu abses
leher
15
dalam
kadang-kadang
sulit
berdasarkan
Abses
akan
tampak
Ditemukan
pembengkakan
dibawah
ditunjang
studi
sensitivitas 95%.
radiografi
untuk
membantu
penyakit
lainnya
CT-scan
Komplikasi
dan
Infeksi
perluasan penyakit. 2
leher
penatalaksanaan
Pemeriksaan
komputer
dapat
tomograpi
ditemukan
memiliki
dalam
dengan
inadekuat
dapat
daerah
mendiagnosis
dan
edem
jaringan
sekitar
abses.
Pemeriksaan penunjang
anjuran
yang
Terdapat
gambaran
Komplikasi
Defisit
otonom
CT-scan
Dengan
vaskular
seperti
neurologis
seperti
bayangan radioopak.
akibat
nafas
jalan
intubasi endotracheal
Obstruksi
penatalaksanaan
tertekannya trakea
Pemeriksaan
dan
di
leher
yang
menimbulkan
disfoni
akibat
menggunakan
Sindrom
Horners
akibat
16
Shock sepsis
Necrotizing
yaitu
nafas, dan
Cervical
nekrosis
pada
Fasciitis
jaringan
Patofisiologi
progresif,
ruang
submandibula
yang
dapat
servikal.
adalah
Streptococcus
viridans
dan
Anaerob
seperti
peptostreptococcus
dan
bacteroides,
peptococcus.
keadaan umum.
5. ANGINA LUDOVICI
Angina
Ludovici
Anatomi
jiwa.
adalah
berpotensi
penyakit
mengancam
yang
agresif,
Ruang
:anterior
17
dan
sublingual
bagian
dibatasi
lateral
oleh
mandibula,
posterior
oleh lidah,
os
perbangdingnan 3-4 :1
dengan
duktusnya
Etiologi
yang
Ruang
fasia
anterior,
bermuara
di
dasar
sebelah
mulut.
superior
dengan
infeksi
letaknya berbatasan
dengan
otak
medial
kista
duktus
tiroglosus,
Gejala Klinik
sepsis,
ruang sublingual.1-2-3
demam,
takipnea,
takikardi.
Epidemiologi
neutropenia,alkoholik,anemia
18
Komplikasi
supuratif
pada
palpasi,
kadang
vena
jugular
interna,
Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan
Penderita
dari
leher
dan
thorax
ditemukan
Pemberian
dirawat.
ruang leher
dibawah dagu
Eksplorasi
sampai
dilakukan
mencapai
secara
ruang
tumpul
sublingual
gigi. 7-10
6. ABSES PAROTIS
dalam.
pembengkakan
yang
Sedangkan
pemakaian
dari
nyeri,
Jika
memang
tidak
memungkinkan
7. ABSES MASTIKATOR
ditujukan
untuk
Untuk
pemilihan
antibiotik,
abses
parotis
gejala
1-2
dan
parafaring.Selain
PENATALAKSANAAN
seperti
ABSES
dengan
jarum,
pemberian
ampicilin-sulbactam
atau
LEHER DALAM
20
Tindakan
drainase
dapat
sulfonamid
dan
trimetoptrim,
antibiotik parenteral.
lebih
terinci
mengatakan
bahwa
diperoleh
hasil
antibiotik
dapat
pengenalan
proses
pemberian
antibiotik
mencegah
saluran
dan
nafas
sedini
mungkin,
yang
mengatasi
dimulai
dengan
yang
pemberian
tepat,
sumbatan
dan perawatan
maka
Penisilin G 300.000-1.200.000
Pemberian antibiotik
unit/hari
atau
amoksisilin
25-30
golongan
tetrasiklin,
aminoglikosida,
digolongkan
penisilin,
kloramfenikol,
makrolida,
linkosamid,
polipeptida,
21
Drainase abses
Tindakan
drainase
dapat
batas
muskulus
karena
sehingga
selubung
dalam
karotis
karotis
narcosis.
disebut
abses
retrofaring
insisi
Untuk
mencegah
aspirasi,
Dengan
aspirasi
kesulitan
pada
bagian
yang
paling
vertikal
pemeberian
sepanjang
menonjol.
Pasca
sebaiknya
dipasang
daerah
yang
tindakan
yang
pipa
hidung-
DALAM
Insisi
drainase
yang
eksterna
dianjurkan
abses
ini
prosedur
leher
selubung
Pada
mempersulit
fasia
menyebabkan
ketiga
membentuk
dilakukan tonsilektomi.1-4
akan
sternokleidomastoideus.
narkosis.
dilanjutkan
dalam
muskulus
sternokleidomastoideus
dilakukan
anterior
Komplikasi
pada
dalam
parafaring
kebanyakan
dari
abses
terjadi
leher
karena
lebih
adanya
yang
utama,
dimungkinkan
hubungan
pada
melibatkan
karena
fasia
leher
neurovaskular
Berbagai
komplikasi
dapat
akibat
tidak
daerah
terjadi
jika
lambatnya
tatalaksana
diberikan.4-5-6
yang
sering
terjadi
menyebar
hiperpireksia
ke
paru-paru
dan
ke
adalah
dan
sampai
terjadi
ke
perdarahan.Adanya
sternokleidomastoideus,
telah
infeksi
dan
dapat
diagnosis,
adalah
hipoksia,
karotis
trombosis
perluasannya
adekuat.Penjalaran
menyebabkan
keterlambatan
osteomielitis
mandibula,
gejala
dehidrasi.Komplikasi
infeksi lainnya.6
antara
lain
pembedahan
kerusakan
sistem
Komplikasi ke mediastinum
Mediastinum
dan
adalah
walau
mediastinum
yang
(gambar 1 dan
potensial
dari
amat
sukar.
(abses)
Mediastintis
dan
supuratif
dasar
nonsupuratif.
disebut
penyebarannya
tengkorak
mediastinum
juga
merupakan
adalah
terpenting
yang
pada
daerah
terdiri
Necrotizing
mediastinum,
di
"Descending
peradangan
yang
adalah
terapi
Mediastinitis
dengan
menjadi
mediastinum.
lama.
posterior
yang
middle
pemulihan
ruang
mediastinum,
proses
sampai
superior.
rute
dengan
Ruang
utama
ini
penyebaran
dapat
Dari
kepustakaan
dinamika
pembentukan abses.3-7-8-10
pernafasan
penyebaran
tersebut.
dikatakan
infeksi
Fluktuasi
bahwa
mempengaruhi
melalalui
tekanan
fasia
negatif
adalah
mikroorganisme
mediastinitis.
mediastinitis
di
Amerika
Mortalitas
tertarik
ke
dalam
serikat
24
25
DAFTAR PUSTAKA
1.
5.
surgery-
otolaryngology
Philadelphia:
JB.Lippin
Cott
6.
infection.
In
Paparella
Shumrick
DA
Gluckmann
WL,
MM,
JL,
editor.
7.
Otolaryngology . Philadelphia : WB
management
453-6
8.
Dennis
issue.
YK,
Ann
Kuo
Sun
Lu.
2001; 185-8.
4.
Meyerhoff
3.
Asian
Population:
10-year
Review.
Otolaryngology,
9.
Department
Changi
of
General
234-41
26
27
28
29
30
31
32
33
ABSES PERITONSIL
34
Abses retrofaring
Abses parafaring
35
Abses submandibula
36