Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis
yang dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa
efloresensi polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif
gatal. (Mulyono :2011)
Dermatitis

adalah

peradangan

epidermis

dan

dermis

yang

memberikan gejala subjektif gatal dan dalam perkembangannya


memberikan efloresensi yang polimorf. (Junaidi Purnawan : 2012)
2. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya dermatitis dibagi dalam tipe :
a. Dermatits kontak
Dermatitis kontak toksis akut
Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer kuat /
absolut. Contoh : H2SO4 , KOH, racun serangga.

Dermatitis kontak toksis kronik

Suatu dermatitis yang disebabkan oleh iritan primer


lemah / relatif. Contoh : sabun , detergen.

Dermatitis kontak alergi

Suatu dermatitis yang disebabkan oleh alergen . Contoh :


logam (Ag, Hg), karet, plastik, dll.
b. Dermatitis Atopik
Suatu peradangan menahun pada lapisan epidermis yang
disebabkan zat- zat yang bersifat alergen. Contoh : inhalan (debu,
bulu).

c. Dermatitis Perioral
Suatu penyakit kulit yang ditandai adanya beruntus-beruntus merah
disekitar mulut. Penyebabnya tidak diketahui, menyerang wanita
berusia 20-60 tahun dan bisa muncul pemakaian salep kortikosteroid
di wajah untuk mengobati suatu penyakit.
d. Dermatitis Statis
Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah yang sering
meninggalkan bekas, yang disebabkan penimbunan darah dan
cairan di bawah kulit, sehingga cenderung terjadi varises dan
edema.
3. PATOFISIOLOGI
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian
dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen
ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk ke dalam kulit yang kemudian
menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa
inkubasi sesudah terjadi
sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari,
sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48
jam.
Adapun

faktor-faktor

yang

ikut

mendorong

perkembangan

dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, maserasi, panas dan


dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit
lain.

4. PATHWAY

5. TANDA DAN GEJALA


a. Dermatitis Kontak
Gatal-gatal , rasa tidak enak karena kering, kulit berwarna
coklat dan menebal.
b. Dermatitis Atopik
Gatal-gatal , muncul pada beberapa bula pertama setelah bayi
lahir, yang mengenai wajah, daerah yang tertutup popok, tangan,
lengan dan kaki.
c. Dermatitis Perioral
Gatal-gatal bahkan menyengat, di sekitar bibir tampak beruntusberuntus kecil kemerahan.
d. Dermatitis Statis
Awalnya kulit merah dan bersisik, setelah beberapa minggu / bulan ,
warna menjadi coklat.
6. KOMPLIKASI
Katarak; Infeksi oleh bakteri , virus dan jamur
7. PENGOBATAN
a. Terapi umum
Hindari faktor penyebab.
Jaga kulit jangan sampai terlalu kering atau lembab.
Berikan pengertian untuk tidak digaruk.
b. Terapi Lokal
Salep / krim / losio kortikosteroid.
c. Terapi Sistemik

Anti histamin.
Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg.
Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250 mg/hr. Anak 4x 125
mg/hr.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Kaji faktor penyebab terjadinya gangguan.


Kaji pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode kontak.
Kaji adanya pruritas, nyari dan rasa terbakar.
Kaji peningkatan stress yang diketahui pasien.
Kaji tanda-tanda infeksi.
Riwayat infeksi yang berulang-ulang.
Kaji faktor yang memperparah.
Pada reaksi ringan kulit terlihat merah dan terdapat vesicle.
Pada reaksi berat terdapat ulceration, bulla buosion.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri : gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.
b. Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.
c.

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


tentang alergen-alergen dikulit.

d.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tahanan primer tidak

adekuat.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa 1
Nyeri ; Gatal berhubungan dengan inflamasi pada kulit.
Tujuan : Mengurangi rasa gatal.
Tindakan :
1)
2)
3)

Hindarkan semua bahan yang menyebabkan.


Jelaskan pengertian untuk tidak digaruk.
Kolaborasi dokter pemberian anti histamin.

Diagnosa 2
Gangguan body image berhubungan dengan lesi pada kulit.
Tujuan : Menyatakan penerimaan situasi diri, pasien memiliki konsep
diri yang positif.

Tindakan :
1) Kaji makna kehilangan / perubahan pada pasien.
2) Berikan penguatan positif terhadap kemampuan dan dorong usaha untuk
mengikuti tujuan rehabilitasi.
3) Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat dan beri informasi
bagaimana mereka dapat membantu pasien.
Diagnosa 3
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang alergen-alergen .
Tujuan : Menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan
pengobatan.
Tindakan :
Penkes yang meliputi pengetahuan pasien untuk mengenali agen
penyebab, perjalanan penyakit, faktor yang memperberat dan cara
perawatan.
Diagnosa 4
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu, bebas eksudat
purulent dan tidak demam.
Tindakan :
1)
2)
3)
4)

Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik.


Periksa area terkena.
Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA
A. Kenneth. (2011). Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta : Yayasan
Essentia Medica
Anderson Sylvia. (2012). Patofisiologi. Bagian I. Edisi pertama. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilyn E,.2011. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai