PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pernapasan
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat hingga 60%. Selain itu, Cardiac
output dan ventilasi permenit juga meningkat. Meningkatnya ventilasi permenit diakibatkan
karena meningkatnya laju napas dan volume tidal hingga 45% hingga menyebabkan alkalosis
pernapasan ringan. Peningkatan ventilasi permenit dimediasi oleh progesteron yang
menstimulasi pernapasan. 5,6,7
2.1.2
Sistem kardiovaskular
Peningkatan isi sekuncup/stroke volume sampai 30%, hingga peningkatan frekuensi
denyut jantung sampai 15%, peningkatan curah jantung sampai 40%. Volume plasma
meningkat sampai 45% sementara jumlah eritrosit meningkat hanya sampai 25%,
menyebabkan terjadinya dilutional anemia of pregnancy. Meskipun terjadi peningkatan isi
dan aktifitas sirkulasi, penekanan/kompresi vena cava inferior dan aorta oleh massa uterus
gravid dapat menyebabkan terjadinya supine hypertension syndrome. Jika tidak segera
dideteksi dan dikoreksi, dapat terjadi penurunan vaskularisasi uterus sampai asfiksia janin. 6
Pada sectio cesarea, dapat terjadi perdarahan sampai 1000 cc. Meskipun demikian jarang
diperlukan transfusi. Hal itu karena selama kehamilan normal terjadi juga peningkatan faktor
pembekuan VII, VIII, X, XII dan fibrinogen sehingga darah berada dalam hypercoagulable
state.8,9
2.1.3 Sistem gastrointestinal
Keuntungan :
Mengurangi pemakaian narkotik sistemik
Hipotensi
Kerugian :
akibat vasodilatasi
(blok
simpatis)
dicegah/ dikurangi.
Ibu tetap dalam keadaan sadar dan dapat
lama
Kemungkinan terjadi sakit kepala pasca
umum)
Jika dalam perjalanannya diperlukan
sectio
cesarea,
jalur
obat
anestesia
punksi.
kemajuan
persalinan dapat
Obat anestetik yang digunakan : lidocain 1-5%, chlorprocain 2-3% atau bupivacain 0.250.75%. Dosis yang dipakai untuk anestesi epidural lebih tinggi daripada untuk anestesi spinal.
Komplikasi yang mungkin terjadi :
Jika terjadi injeksi subarakhnoid yang tidak diketahui pada rencana anestesi epidural,
dapat terjadi total spinal anesthesia, karena dosis yang dipakai lebih tinggi. Gejala
berupa nausea, hipotensi dan kehilangan kesadaran, dapat sampai disertai henti napas
dan henti jantung. Pasien harus diatur dalam posisi telentang / supine, dengan uterus
digeser ke kiri, dilakukan ventilasi O2 100% dengan mask disertai penekanan tulang
cricoid, kemudian dilakukan intubasi. Hipotensi ditangani dengan memberikan cairan
intravena dan ephedrine.
Komplikasi neurologik yang sering adalah rasa sakit kepala setelah punksi dura.
Terapi dengan istirahat baring total, hidrasi (>3 L/hari), analgesik, dan pengikat /
korset perut (abdominal binder).
Gawat janin.
Keuntungan :
Induksi cepat.
Pengendalian jalan napas dan
pernapasan
Kerugian :
Risiko aspirasi pada ibu lebih besar.
Dapat terjadi depresi janin akibat pengaruh obat.
optimal.
Risiko hipotensi dan instabilitas kardiovaskular
lebih rendah.
Obat Anestesi
Kategori Risiko
Kehamilan**
Risiko Menyusui**
Anestesi Lokal
Articaine (Septocaine)
NR
Bupivacaine (Marcaine)
NR
Lidocaine (Xylocaine)
Approved
Mepivacaine (Carbocaine, Polocaine)NR
Procaine HCL (Novocaine)
NR
Anestesi Umum
C
C
C
C
NR
L2
L2
L3
L3
Halothane (Fluothane)
Approved
L2
Isoflurane (Forane)
Ketamine
Methohexital (Brevital)
Nitrous oxide
Sevoflurane (Ultane)
Thiopental (Pentothal)
NR
NR
Approved
NR
NR
Approved
B
B
C
NR
NR
L3
L3
L3
L3
Nama Obat
AAP
approved*
Anti-nausea
Promethazine (Phenergan)
NR
C
L2
* Per the AAP (American Academic of Pediatric) Policy Statement Transfer Obat dan Bahan Kimia
Lainnya Ke ASI, direvisi September 2001.
Tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) adalah regulator utama dari aktivitas metabolik
seluler. Kelenjar tiroid hanya bertanggung jawab untuk sekresi harian T4 (80-100 g
per hari, waktu paruh 6-7 hari). Sekitar 80% T3 diproduksi oleh deiodinasi
ekstratiroid dari T4 (waktu paruh 24-30 jam). Sintesis hormon tiroid dihasilkan
melalui empat tahap.
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
primer
Hipotiroidisme
sekunder
kehamilan
2.4.3.
Serum Tiroksin
Serum Triiodotironin
Meningkat
Menurun
Meningkat
Normal s/d menurun
Pengikat Hormon
Tiroid
Meningkat
menurun
Menurun
Menurun
Menurun
Meningkat
Normal
Normal
Perioperatif
Pasien yang menjalani tindakan pembedahan tetap diperlakukan seperti pasien-pasien
lain yang akan menjalani prosedur pembedahan dengan penekanan pada anamnesis serta
pemeriksaan fisik maupun penunjang untuk mengidentifikasi kelainan fungsi tiroidnya.
Gejala dan tanda yang harus menjadi perhatian utama pasien hipertiroid adalah terkait dengan
fungsi jantung dan respirasi.Pasien dengan goiter yang besar memiliki problem potensial
terkait dengan jalan napasnya.Sehingga, pada pasien ini, penilaian jalan napas menjadi hal
utama yang harus dinilai dengan cermat.Pasien dapat memberikan gejala kesulitan napas
misalnya positional dyspnoe dan hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa derajat dari
disfagia.Pasien juga dapat menunjukkan gejala sumbatan pada vena cava terutama pada kasus
goiter retrosternal. Beberapa penilaian lain terhadap jalan napas dapat beruba penilaian jarak
tiromental, derajat protrusi gigi bawah, keterbatasan gerak dari leher dan observasi struktur
faring.
Pasien dinilai tekanan darah, temperatur, denyut dan ritme jantungnya. Selain itu juga
dinilai gejala-gejala yang berhubungan dengan miopati, manifestasi sistem saraf pusat ( misal
: kondisi gugup), tanda-tanda di mata, tanda dehidrasi, maupun adanya kehamilann maupun
kehamilan mola. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di antaranya pemeriksaan
EKG, profil darah tes fungsi pembekuan darah,CT scan leher, foto rontgen dada (terutama
pada pasien goiter).
Penilaian preoperatif harus termasuk penilaian terhadap fungsi tiroid. Nadi isitirahat
yang direkomendasikan adalah 85 kali/menit. Benzodizepin adalah pilihan yang baik untuk
sedasi preoperatif.(Morgan, 2006). Meski demikian, beberapa berpendapat bahwa pemberian
sedasi yang berlebihan tidak dianjurkan terutama pada pasien yang memiliki goiter yang
besar yang mengganggu airway. Meskipun hal ini sebenaranya tidak berhubungan langsung
dengan kondisi hipertiroidnya,lebih pada gangguan jalan napasnya. Preparasi cepat
dibutuhkan untuk pasien yang akan menjalani pembedahan darurat. Preparasi cepat ini
dilakukan dengan memberikan kombinasi beta-bloker, kortikosteroid, thionamid, iodium dan
asam iopanoic (mengandung iodium dan penghambat pelepasan hormon tiroid).
Obat antitiroid dan antagonis -adrenergik dilanjutkan sampai pagi hari operasi.
Pemberian Prophylthiouracil dan methimazole adalah penting karena kedua obat ini memiliki
waktu paruh yag pendek. Apabila akan dilakukan pembedahan darurat (emergency), sirkulasi
yang hiperdinamik dapat dikontrol dengan menggunakan titrasi esmolol
Obat antagonis -adrenergik seringkali digunakan untuk mengontrol denyut
jantung.Akan tetapi, obat-obatan jenis ini harus dipertimbangkan ulang pemberiannya untuk
pasien-pasien dengan kondisi gagal jantung kongestif (CHF).Meski demikian, menurunkan
denyut jantung dapat meningkatkan fungsi pompa jantung itu sendiri.Kemudian, pasen
hipertiroid yang memiliki laju ventrikel yang cepat dan dalam kondisi CHF serta
membutuhkan pembedahan segera, dapat diberikan esmolol yang dipandu dengan perubahan
pulmonary artery wedge pressure. Jika dosis kecil esmolol (50 g/kg) yang diberikan tidak
memperparah kondisi gagal jantung yang telah ada, dapat diberikan esmolol tambahan.
Wayne Indek
Subyektif
Dispneu deffort
Palpitasi
Lelah
Suka panas
Suka dingin
Keringat banyak
Nervous
Napsu makan meningkat
Napsu makan menurun
Berat badan meningkat
Berat badan menurun
< 11
11 18
> 19
+1
+2
+2
-5
+5
+2
+2
+3
-3
-3
+3
Obyektif
Tiroid teraba
Bruid tiroid
Eksoftalmus
Lid retraksi
Lid lag
Hiperkinesis
Tangan panas
Tangan basah
Nadi < 80 x / mnt
Nadi 80 -90 x/mnt
Nadi > 90 x / mnt
Fibrilasi atrium
Ada
+3
+2
+2
+2
+2
+4
+2
+1
-3
+3
+4
tidak
-3
-2
-2
-2
-1
: Eutiroid
: Tidak jelas ada hipertiroid
: Hipertiroid
menghasilkan suatu kondisi hipotiroid. Tiroidektomi sub total sekarang mulai berkurang
penerapannya tetapi tetap dibutuhkan pada pasien dengan goiter multinodul yang toksik
ataupun adenoma toksik soliter
2.4.4 Intraoperatif
Fungsi kardiovaskuler dan temperatur tubuh harus dimonitor secara ketat pada pasien
yang memiliki riwayat hipertiroid. Mata pasien harus dilindungi secara baik, karena keadaan
eksoftalmus pada penyakit Graves
ulserasi. Ketamin, pancuronium, agonis adrenergik indirek dan obat-obat lain yang
menstimulasi sistem saraf simpatis dihindari karena adanya kemungkinan peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung.Thiopental dapat menjadi obat induksi pilihan di mana obat
ini memiliki efek antitiroid pada dosis tinggi.Pasien hipertiroid dapat menjadi hipovolemi dan
vasodilatasi dan menjadi rentan untuk mengalami respon hipotensi selama induksi anestesi.
Kedalaman anestesi yang adekuat harus dicapai sebelum dilakukan laringoskopi atau
stimulasi pembedahan untuk menghindari takikardi, hipertensi atau aritmia ventrikel.
Pemberian agen blok neuromuskuler (NMBAs) harus diberikan secara hati-hati, karena
keadaan tirotoksikosis seringkali berhubungan dengan peningkatan insiden miopati dan
miastenia gravis.
hipermetabolisme berat yang melibatkan banyak sistem organ dan merupakan bentuk paling
berat dari tirotoksikosis.
Gambaran klinis berkaitan dengan pengaruh hormon tiroid yang semakin menguat
seiring meningkatnya pelepasan hormon tiroid atau meningkatnya intake hormon tiroid oleh
sel-sel tubuh. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan demam dengan temperatur konsisten
melebihi 38,5oC.Pasien bahkan dapat mengalami hiperpireksia hingga melebihi 41oC dan
keringat berlebih. Tanda-tanda kardiovaskular yang ditemukan antara lain hipertensi dengan
tekanan nadi yang melebar atau hipotensi pada fase berikutnya dan disertai syok. Takikardi
terjadi tidak bersesuaian dengan demam. Tanda-tanda gagal jantung antara lain aritmia
(paling banyak supraventrikular, seperti fibrilasi atrium, tetapi takikardi ventrikular juga
dapat terjadi). Sedangkan tanda-tanda neurologik mencakup agitasi dan kebingungan,
hiperrefleksia dan tanda piramidal transien, tremor, kejang, dan koma.Tanda-tanda
tirotoksikosis mencakup tanda orbital dan goiter.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kecurigaan akan terjadi krisis tiroid apabila terdapat trias krisis tiroid, yaitu menghebatnya
tanda tirokotoksikosis, kesadaran menurun, dan hipertermia.
Badai tiroid (Thyroid storm)1,2