Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan keluarga binaan kami yang
berada di lingkungan Puskesmas Kuranji. Kegiatan Keluarga Binaan ini
merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepanitraan klinik Rotasi II di
Puskesmas Kuranji.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dr. Emilzon Taslim, Sp.An-KAO,
M.Kes selaku preseptor dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dr.
Versiana dan dr.Rini Afni selaku preseptor dari Puskesmas Kuranji dan semua staf
Puskesmas Kuranji yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan Keluarga Binaan, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan Keluarga Binaan ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca
kami harapkan. Semoga laporan keluarga binaan ini dapat bermanfaat bagi semua.

Padang, Maret 2017

Penulis

0
BAB I
PENDAHULUAN

Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,


misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Kelainan
ini dapat bersifat akut ataupun menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang
berlangsung seumur hidup. Di mana secara epidemiologi pria lebih sering terkena
daripada wanita.1
Tinea kruris lebih sering dijumpai pada daerah beriklim tropis/subtropis,
dimana Indonesia merupakan Negara tropis yang beriklim panas dengan
kelembapan yang tinggi yang mempermudah timbulnya infeksi tinea kruris
sehingga infeksi jamur ini banyak ditemukan.2,3
Jamur dermatofita yang sering ditemukan pada kasus tinea kruris adalah,
E.Floccosum, T. Rubrum, dan T. Mentagrophytes. Pemeriksaan KOH merupakan
pemeriksaan tunggal yang paling penting untuk mendiagnosis infeksi dermatofit
secara langsung dibawah mikroskop dimana terlihat hifa diantara material
keratin.5
Tatalaksana yang penting untuk penyakit ini adalah dengan
menghilangkan faktor predisposisi, misalnya mengusahakan daerah lesi selalu
kering dan memakai baju yang menyerap keringat.6

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea
kruris merupakan infeksi jamur dermatofit didaerah inguinal, bokong, perut
bagian bawah, perineum dan perianal. Kelainan ini dapat bersifat akut ataupun
menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.1,3

2.2 Epidemiologi
Tinea kruris lebih sering dijumpai pada daerah beriklim tropis/subtropis,
dimana Indonesia merupakan Negara tropis yang beriklim panas dengan
kelembapan yang tinggi yang mempermudah timbulnya infeksi tinea kruris
sehingga infeksi jamur ini banyak ditemukan.6,7
Tinea kruris lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita.
Biasanya mengenai penderita usia 18-60 tahun, tetapi paling banyak dijumpai
pada usia antara 18-25 tahun serta antara 40-50 tahun. Tinea kruris mempunyai
angka kekambuhan yang cukup tinggi yaitu 20-25%.8

2.3 Etiologi
Jamur dermatofita yang sering ditemukan pada kasus tinea kruris adalah,
E.Floccosum, T. Rubrum, dan T. Mentagrophytes. Pria lebih sering terkena dari
pada wanita. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu
dan kelembaban kulit yang akan memudahkan infeksi. Tinea kruris biasanya
timbul akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain. Penularan juga dapat
terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak
langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar
mandi, tempat tidur hotel dan lain-lain.4,9

2
2.4 Patofisiologi
Dermatofitosis bukanlah patogen endogen. Transmisi dermatofit
kemanusia dapat melalui 3 sumber masing-masing memberikan gambaran tipikal.
Karena dermatofit tidak memiliki virulensi secara khusus dan khas hanya
menginvasi bagian luar stratum korneum dari kulit.2,10,11

Tipe dermatofita berdasarkan transmisi


Kategori Transmisi Tampilan klinis
Antropofilik Manusia ke manusia Ringan, tanpa inflamasi, kronik
Zoofilik Hewan ke manusia Inflamasi hebat (mungkin
pustula dan vesikel), akut.
Geofilik Tanah ke manusia atau hewan Inflamasi sedang

Lingkungan kulit yang sesuai merupakan faktor penting dalam


perkembangan klinis dermatofitosis. Infeksi alami disebabkan oleh deposisi
langsung spora atau hifa pada permukaan kulit yang mudah dimasuki dan
umumnya tinggal di stratum korneum, dengan bantuan panas, kelembaban dan
kondisi lain yang mendukung seperti trauma, keringat yang berlebih dan maserasi
juga berpengaruh.5-7
Pemakaian bahan yang tidak berpori akan meningkatkan temperatur dan
keringat sehingga mengganggu fungsi barier stratum korneum. Infeksi dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan individu atau hewan yang terinfeksi,
benda-benda seperti pakaian, alat-alat dan lain-lain. Infeksi dimulai dengan
terjadinya kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya dalam jaringan keratin yang
mati. Hifa ini memproduksi enzim keratolitik yang mengadakan difusi ke dalam
jaringan epidermis dan merusak keratinosit.5-7
Setelah masa perkembangannya (inkubasi) sekitar 1-3 minggu respon
jaringan terhadap infeksi semakin jelas dan meninggi yang disebut ringworm,
yang menginvasi bagian perifer kulit. Respon terhadap infeksi, dimana bagian
aktif akan meningkatkan proses proliferasi sel epidermis dan menghasilkan
skuama. Kondisi ini akan menciptakan bagian tepi aktif untuk berkembang dan
bagian pusat akan bersih. Eliminasi dermatofit dilakukan oleh sistem pertahanan
tubuh (imunitas) seluler. Pada masa inkubasi, dermatofit tumbuh dalam stratum
korneum, kadang-kadang disertai tanda klinis yang minimal. Pada carier,

3
dermatofit pada kulit yang normal dapat diketahui dengan pemeriksaan KOH atau
kultur.8

2.5 Gejala
Pruritus merupakan gejala yang umum, bisa terdapat nyeri jika daerah
yang terinfeksi terkena maserasi atau terjadi infeksi skunder. Pada tinea kruris
yang klasik memberi wujud kelainan kulit yang bilateral, namun tidak selalu
simetris. Lesi berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa papulovesikel
eritematosa, atau kadang terlihat pustule. Bagian tengah menyembuh berupa
daerah coklat kehitaman berskuama. Garukan kronis dapat menimbulkan
gambaran likenifikasi.10
Dua organisme utama penyebab tinea krusis bisa memberikan gambaran
klinis yang berbeda, pada infeksi oleh E floccosum terdapat gambaran lesi jarang
melewati region genitokrural dan pada paha atas bagian dalam, sedangkan oleh T.
rubrum sering bersatu dan menyebar meliputi daerah yang lebih luas yaitu daerah
pubis. 5-7

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Dalam patogenesisnya, jamur patogen akan menyebabkan kelainan pada
kulit sehingga atas dasar kelainan kulit inilah kita dapat membangun diagnosis.
Akan tetapi kadang temuan efloresensi tidak khas atau tidak jelas, sehingga
diperlukan pemeriksaan penunjang. Sehingga diagnosis menjadi lebih tepat.1-4
Pemeriksaan mikroskopik langsung terhadap bahan pemeriksaan
merupakan pemeriksaan yang cukup cepat, berguna dan efektif untuk
mendiagnosis infeksi jamur. Pemeriksaan KOH merupakan pemeriksaan tunggal
yang paling penting untuk mendiagnosis infeksi dermatofit secara langsung
dibawah mikroskop dimana terlihat hifa diantara material keratin.11-12
Pada tinea kruris, bahan untuk pemeriksaan jamur sebaiknya diambil
dengan mengerok tepi lesi yang meninggi atau aktif. Khusus untuk lesi yang
berbentuk lenting-lenting, seluruh atapnya harus diambil untuk bahan
pemeriksaan. Pemeriksaan mikroskopik (dengan menggunakan mikroskop) secara

4
langsung menunjukkan artrospora (hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi
dermatofita.13

2.7 Diagnosis
Diagnosis ditetapkan berdasarkan gambaran klinis dan lokalisasinya atau
pemeriksaan sediaan langsung kerokan lesi dengan larutan KOH 20%, untuk
melihat elemen jamur dermatofit. Biakan jamur diperlukan untuk identifikasi
spesies jamur penyebab yang lebih akurat.3,6,8
Diagnosis pasti digunakan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
mikroskop untuk mengidentifikasi adanya hifa dan spora untuk mengetahui
infeksi dermatofit. Infeksi dapat dikonfirmasi atau beberapa dari keadaan ini
diidentifikasi dari hasil positif kerokan oleh kultur jamur.10

2.8 Diagnosis Banding


Tinea kruris dapat didiagnosis banding dengan kandidiasis inguinalis,
eritrasma, psoriasis, dan dermatitis seboroik. Pada kandidiasis inguinalis terdapat
lesi berwarna merah terang, papul dan pustule satelit pada pinggirnya dan skrotum
sering terkena. Eritrasma terdapat lesi berupa macula eritema dan skuama
halus,asimetris. Pada pemeriksaan lampu wood menunjukkan efloresensi merah
bata, sedang pada pemeriksan KOH negative tidak ditemukan elemen jamur spora
atau hifa. Psoriasis terdapat lesi berupa plakat eritema dengan skuama tebal
berlapis-lapis dan berwarna seperti mika.3,6,8 Pada pemeriksan KOH tidak
ditemukan elemen jamur, spora atau hifa. Dermatitis seboroik terdapat lesi berupa
eritema dengan skuama kekuningan berminyak, tidak berbatas tegas, dapat terlihat
pada tempat-tempat predileksinya, misalnya di kulit kepala, lipatan-lipatan kulit
serta pemeriksaan KOH negative. 7

2.9 Penatalaksanaan
Menghilangkan faktor predisposisi penting, misalnya mengusahakan
daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang menyerap keringat.11-12
a. Terapi topikal
Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit biasanya hidup

5
pada jaringan. Berbagai macam preparat imidazol dan alilamin tersedia
dalam berbagai formulasi dan semuanya memberikan keberhasilan terapi
(70-100%). Terapi topikal digunakan 1-2 kali sehari selama 2 minggu
tergantung agen yang digunakan. Topikal azol dan allilamin menunjukkan
angka perbaikan perbaikan klinik yang tinggi.
Berikut obat yang sering digunakan :
1) Topical azol terdiri atas :
a) Econazol 1 %
b) Ketoconazol 2 %
c) Clotrinazol 1%
d) Miconazol 2% dll.
Derivat imidazol bekerja dengan cara menghambat enzim 14-alfa-
dimetilase pada pembentukan ergosterol membran sel jamur.
1) Allilamin bekerja menghambat allosterik dan enzim jamur skualen 2,3
epoksidase sehingga skualen menumpuk pada proses pembentukan
ergosterol membran sel jamur.(10) yaitu aftifine 1 %, butenafin 1%
Terbinafin 1% (fungisidal bersifat anti inflamasi ) yang mampu bertahan
hingga 7 hari sesudah pemakaian selama 7 hari berturut-turut.
2) Sikloklopirosolamin 2% (cat kuku, krim dan losio) bekerja menghambat
masuknya bahan esensial selular dan pada konsentrasi tinggi merubah
permeabilitas sel jamur merupakan agen topikal yang bersifat fungisidal
dan fungistatik, antiinflamasi dan anti bakteri serta berspektrum luas.
3) Kortikosteroid topikal yang rendah sampai medium bisa ditambahkan pada
regimen anti jamur topikal untuk menurunkan gejala. Tetapi steroid hanya
diberikan pada beberapa hari pertama dari terapi.
b. Terapi sistemik
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Dermatology
menyatakan bahwa obat anti jamur (OAJ) sistemik dapat digunakan pada
kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki, lesi yang luas,
infeksi kronis, pasien imunokompromais, atau pasien tidak responsif maupun
intoleran terhadap OAJ topikal.

1) Griseofulvin

6
Obat ini berasal dari penicillium griceofulvum dan masih dianggap
baku emas pada pengobatan infeksi dermatofit genus Trichophyton,
Microsporum, Epidermophyton. Berkerja pada inti sel, menghambat
mitosis pada stadium metafase.
2) Ketokonazol
Merupakan OAJ sistemik pertama yang berspektrum luas, fungistatik,
termasuk golongan imidazol. Absorbsi optimum bila suasana asam.
3) Flukonazol
Mempunyai mekanisme kerja sama dengan golongan imidazol, namun
absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam lambung.
4) Itrakonazol
Merupakan OAJ golongan triazol, sangat lipofilik, spektrum luas,
bersifat fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik
maupun jamur dematiacea. Absorbsi maksimum dicapai bila obat
diminum bersama dengan makanan.
5) Amfosterin B
Merupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi oleh
Streptomyces nodosus. Bersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah
akan menghambat pertumbuhan jamur, protozoa dan alga. Digunakan
sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang
membahayakan jiwa dan tidak sembuh dengan preparat azol.

BAB III

7
KELUARGA BINAAN

3.1 Pengenalan Keluarga Binaan

Keluarga Ny. Santi Dewi merupakan keluarga yang kami pilih untuk
dijadikan keluarga binaan yang merupakan salah satu aktivitas yang diwajibkan
saat menjalani Rotasi II di Puskesmas Kuranji. Keluarga ini kami kenali bermula
saat kunjungan Ny. Santi Dewi ke Puskesmas Kuranji. Setelah melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik kami mendiagnosis pasien dengan diagnosa
kerja tinea korporis. Penyakit tinea korporis yang diderita pasien termasuk
penyakit yang menular sehingga kami memilih keluarga ini untuk dijadikan
keluarga binaan. Hal hal yang kami lakukan di antaranya adalah berupa:
a. Melakukan home visit kunjungan ke rumah.
b. Melakukan evaluasi permasalahan pada keluarga tersebut secara holistik.
c. Memberi edukasi pemecahan masalah serta diskusi tentang permasalahan
yang dialami keluarga tersebut.

Berikut merupakan informasi yang kami peroleh mengenai anggota


keluarga binaan kami :
Jenis Usia
No Nama Status Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (tahun)
1 Misral Laki-laki 45 KK (suami Tamat SLTA Wiraswasta
pasien)
2 Santi Dewi Perempuan 38 Pasien Belum tamat Ibu rumah
SD tangga
3 Hapri Laki-laki 16 Anak I SMA -
Kurniawan
4 Tesya Sri Perempuan 14 Anak II SMP -
Hidayah
5 Ridwan Laki-laki 10 Anak III SD -
Maulana
6 Elzira Misa Perempuan 3 Anak IV Belum sekolah -
3.2 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan pada keluarga ini kami telusuri berdasarkan
beberapa faktor, secara garis besar sebagai berikut :

8
3.2.1 Kesehatan Individu
Permasalah utama yang kami temui pada keluarga ini bermula saat kunjungan Ny.
Santi Dewi dan anak laki-lakinya An. Ridwan Maulana ke balai pengobatan
puskesmas Kuranji pada hari Senin, 6 Maret 2017 dengan keluhan utama timbul
bercak merah kehitaman pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang meluas
ke selangkangan pasien yang terasa semakin gatal sejak 1 minggu yang lalu.
Permasalahan kesehatan pada anak laki-lakinya dilakukan di bagian KIA
sedangkan anggota keluarga lainnya kami lakukan di rumah pasien saat
kunjungan rumah untuk pertama kalinya. Berikut merupakan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang kami lakukan pada Ny. Santi Dewi di balai pengobatan
umum puskesmas :

Identitas pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny. Santi Dewi / Perempuan/ 37 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga / Belum Tamat SD Sederajat

9
c. Alamat : Kampung Pinang, RT 002/ RW 001 Kecamatan
Kuranji

Keluhan Utama:
Bercak merah kehitaman pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang meluas
ke selangkangan pasien yang terasa semakin gatal sejak 1 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Bercak merah kehitaman pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang
meluas ke selangkangan pasien yang terasa semakin gatal sejak 1 minggu
Awalnya timbul bercak kemerahan yang terasa gatal di kedua ketiak sejak 1
bulan yang lalu, kemudian bercak mulai bertambah besar dan menyebar
hingga kedua pinggang terus ke selangkangan dan bokong pasien.
Pasien suka menggaruk daerah yang gatal.
Bercak dirasakan bertambah gatal jika pasien berkeringat.
Keluhan kuku dan rambut tidak ada.
Riwayat suka menggunakan celana ketat tidak ada.
Riwayat menggunakan pakaian berlapis-lapis ada.
Riwayat kontak dengan binatang seperti anjing dan kucing tidak ada.
Riwayat berkebun tanaman hias ada.
Riwayat pemakaian steroid jangka panjang tidak ada, riwayat meminum jamu-
jamuan tidak ada.
Riwayat pengobatan sebelumnya ke puskesmas 3 minggu yang lalu.
Mendapatkan obat berbentuk salep yang dioleskan 3 kali sehari. Namun
pasien, tidak berobat sampai tuntas

Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga


Pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, sekitar 2 bulan yang
lalu. Pasien mengeluhkan bercak merah yang gatal pada daerah lipatan
payudara. Pasien berobat ke puskesmas dan mendapatkan terapi oral dan salep
(pasien tidak tahu obatnya)
Pasien tidak pernah dikenal menderita diabetes melitus namun ibu kandung
pasien menderita diabetes melitus.
Anak laki-laki ketiga pasien menderita keluhan bercak gatal seperti ini di
selangkangan sejak 5 hari yang lalu. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak
ada.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi makanan.

10
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi serbuk sari.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi benda logam dan plastik.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari dan saat cuaca
dingin.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat nafas menciut.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi obat sebelumnya.
Riwayat hidung sering berair tidak ada.
Riwayat galigato tidak ada.

Riwayat Kebiasaan
Pasien biasanya mandi teratur 2x sehari, pagi dan sore hari dengan
menggunakan sabun mandi batangan dan menggunakan handuk 1 bersama
serumah. Namun, sejak 2 minggu terakhir pasien, seluruh anggota keluarga
sudah memiliki handuk tersendiri.
Pasien mengganti pakaian hanya sekali sehari.
Pakaian dicuci menggunakna air sumur galian, air bewarna kecoklatan keruh,
dijemur di dalam rumah dan setelah kering dilipat dan dimasukkan lemari
tanpa disetrika dahulu.
Pasien mudah berkeringan namun jarang mengganti pakaian jika berkeringat.
Riwayat kebiasaan keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki tidak ada.

Aspek Psikologis di keluarga


Hubungan dengan anggota keluarga baik.
Faktor stress dikeluarga ada, yakni masalah keuangan

Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga


a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah Anak : 4 orang
c. Status Ekonomi Keluarga : Berasal dari golongan ekonomi kurang.
Suami pasien bekerja sebagai pekerja lepas/ serabutan dengan penghasilan
yang tidak menentu. Penghasilan perbulan berkisar Rp.500.000 - 700.000 per
bulan dengan tanggungan 4 anak dimana 3 orang diantaranya masih sekolah.
Penghasilan ini dirasakan kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari.
d. KB : suntik KB
e. Kondisi Rumah :
Rumah semi permanen, terdiri dari 2 kamar tidur , dihuni oleh 6 anggota

11
keluarga (pasien, suami pasien,anak pasien 4 orang)
Ventilasi dan jendela rumah 2 buah, dibuka setiap hari. Satu
jendela terhubung dengan ruang yang dijadikan sebagai dapur, kamar
mandi, dan tempat menjemur pakaian
Di dalam kamar terdapat banyak baju bekas dipakai digantung di dalam
rumah dan pakaian bersih di tumpuk di lantai
Lantai semen yang diaci, sedangkan ruang lepas berlantai semen namun
anggota keluarga memakai sandal kedalamnya. Lantai tampak kurang
bersih.
Barang dan alat-alat rumah tersusun cukup rapi namun berdebu terkesan
jarang dibersihkan
Kamar mandi dan WC ada, pasien mandi cuci dan kakus disana
meskipun air berwarna kecoklatan dan keruh.
Sumber air bersih dan air minum dari sumur bersama yang terletak 100
meter dari rumah pasien.
Sampah dibuang dan dibakar di pekarangan rumah
Pekarangan ada, cukup luas. Terdapat beberapa tanaman hias
Disebelah kanan rumah pasien terdapat rumah gadang tua, kotor yang
sudah tidak dihuni
Pakaian di jemur di ruang lepas di dalam rumah
Kesan: hygiene dan sanitasi kurang
f. Kondisi Lingkungan Keluarga
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk, jarak
antara rumah satu dengan yang lain dekat, akses kerumah pasien hanya
dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Jarak rumah ke jalan raya lebih kurang 100 meter.
Lingkungan disekitar rumah cukup terjaga kebersihannya, namun karena
terdapat rumah gadang tua tersebut, banyak warga yang menumpuk barang
bekasnya disana.
Kerukunan antar tetangga terjaga baik

12
Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,9oC
BB : 97 kg
TB : 160 cm
Indeks Massa Tubuh : 37,9 kg/m2 Kesan status gizi: obesitas
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Kulit : Turgor kulit baik
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris kanan = kiri
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS RIC V,
batas jantung kanan LSD, batas atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : status dermatologikus
Anus : perianal tenang.
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5
555 555

13
Sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologi - -
++ ++ - -

I
b. Status lokalis

14
15
Status Dermatlogikus :
Lokasi : Kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri, selangkangan
kanan dan kiri
Distribusi : Regional
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas- tidak tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, papul eritem, skuama, pinggir aktif
Status venereologikus : tidak diperiksa
Kelainan selaput : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kelenjar limfe : tidak ditemukan kelainan

Laboratorium Anjuran : -

Diagnosis Kerja : Tinea Korporis et Kruris

Diagnosa Banding : -

Diagnosa Banding : -

Manajemen :

a. Preventif :
- Menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 2x sehari,
menggunakan sabun dan air bersih.

16
- Tidak memakai pakaian terutama pakaian dalam yang belum dicuci
berulang-ulang.
- Mengganti pakaian setiap kali mandi dengan pakaian yang bersih.
- Memakain handuk, alat mandi, dan pakaian tidak bergantian
dengan anggota keluarga lain.
- Sering mengganti pakaian jika lembab dan berkeringat.
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis.
- Hindari pemakain pakaian yang ketat.
- Jika berkeringat banyak, segera mandi dan mengganti pakaian.
- Menggunakan pakaian yang dicuci bersih, dijemur dibawah sinar
matahari sampai kering dan disetrika.
- Mengganti sprei secara teratur minimal 1 kali per minggu.
- Selalu memakai alas kaki tiap keluar rumah.
- Memotong kuku dan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci
tangan pakai sabun dibawah air mengalir setelah BAK dan BAB,
sebelum makan.
- Menyimpan alat mandi ditempat yang bersih.
- Tetap membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan
yang masuk cukup.
- Mengurangi kontak dengan anggota keluarga yang sehat selama
masih ada keluhan gatal-gatal dan bercak merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

b. Promotif :
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa penyakit
gatal-gatal dan bercak merah di kedua ketiak, pinggang kanan dan
kiri yang meluas ke selangkangan pasien yang dideritanya
disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang kulit yaitu tinea
korporis. Penyakit ini terutama menyerang daerah-daerah yang
lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu disarankan untuk
mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak menggunakan
pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian ketat,
membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan yang
masuk cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.

17
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui
kontak langsung atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-
benda yang terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat
mandi atau sprei.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini
dapat ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang
mengandung elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk
menggaruk kulitnya karena elemen jamur tersebut bias menempel
di kulit sehingga dapat menularkan ke bagian tubuh yang lain.
Selain itu beritahukan kepada pasien bahwa penggunaan pakaian
dan handuk bersamaan dengan pasien tinea dapat menularkan
tinea. Untuk binatang, diterangkan bahwa penularannya pada
binatang peliharaan seperti anjing, kucing yang mempunyai
kelainan kulit dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada bintik-
bintik pada kulit atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk
menggunakan sandal atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika
mempunyai hobi berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung
tangan dan setelah berkebun cuci tangan dengan sabun.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan
dengan faktor kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga
diperlukan untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal 2 kali sehari, tidak menggunkan pakaian kotor berulang-
ulang, mencuci pakaian yang digunakan secara bersih dan dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering serta disetrika, memakai alas
kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan lingkungan dengan
membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tidak
menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian
yang gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan
bagian yang gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan

18
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
- Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang dideritanya dapat
berdampak buruk bagi kesehatan dan hal ini dapat berhubungan
dengan penyakit tinea yang dideritanya dikarenakan obesitas
tersebut menyebabkan pasien mudah berkeringat dan menciptakan
kondisi lembab yang menjadi suasana tepat bagi jamur
berkembang.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien juga perlu untuk mulai
mengatur pola hidup dengan menjaga agar berat badan normal,
peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi
konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta tinggi
kandungan gula dan olahraga teratur.

c. Kuratif:

- CTM diminum 3 kali sehari sebanyak 1 tablet tiap kali minum.


- Salep Mikonazol 2% dioleskan 2 kali sehari pagi dan sore,
setelah mandi, 3 cm diluar batas lesi.
- Vitamin B Complex diminum 1 kali sehari sebanyak 1 tablet
tiap kali minum.

d. Rehabilitatif :
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi untuk melihat perkembangan
penyakit setelah minum obat.
- Kontrol ke puskesmas apabila keluhan menetap atau
bertambah.

19
Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Kuranji

Dokter :-

Tanggal : 6 Maret 2017

R/ Mikonazol salf No. I

S ue ( 2-3 kali sehari) $

R/ CTM tab 4 mg No. X

Sprn tab 1 maks 3 $

R/ Vit. B Complex No. X

S 1 dd tab 1 $

Pro : Ny. Santi Dewi

Umur : 38 tahun

Alamat : Kuranji

Kesehatan individu pada anggota keluarga yang lain kami lakukan dengan
anamnesis ringkas pada saat melakukan kunjungan rumah / home visit pertama
pada tanggal 07 Maret 2017. Berikut status kesehatan individu yang kami
temukan pada keluarga ini :

20
Ny. Santi dewi/ ibu/ Perempuan/ 38 tahun/ -
Status gizi: Obesitas II, aktivitas kurang, tinea korporis
Tn. Mirsal/ suami pasien/ laki-laki/ 45 tahun/ Serabutan
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, perokok.
Hapri kurniawan/ anak pasien/ laki laki/ 16 tahun/ pelajar SMA
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup.
Tesya/ anak pasien/ perempuan/ 14 tahun/ pelajar SMP
Status gizi: Obesitas II, aktivitas cukup.
Ridwan Maulana/ Anak/ laki laki/ 10 tahun/ Pelajar SD
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, tinea kruris.
Elzira Misa/ Anak/ Perempuan/ 3 tahun/ -
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup.

2 Kesehatan Rumah dan Lingkungan


Berikut adalah kondisi lingkungan rumah yang kami temukan pada
keluarga ini:
Rumah permanen, terdiri dari 1 1antai, terdiri dari 2 kamar tidur, 1
ruang keluarga dan ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi,1 kamar
penyimpanan, dan perkarangan luas. Ukuran rumah 8x11 m2.
Lantai rumah terbuat dari semen, dinding rumah terbuat dari
semen, ventilasi udara dan sirkulasi udara baik, pencahayaan
kurang baik.
Kamar pasien ukuran sedang, luas 3 x 3 m2, ventilasi udara dan
sirkulasi udara kurang baik, pencahayaan kurang.
Dapur ventilasi baik, pencahayaan kurang. Masak memakai tungku
dengan kayu bakar. Didalam dapur langsung terdapat sumur dan
kamar mandi yang hanya dibatasi tembok semen.
Listrik ada.
Sumber air : air sumur ; sumber air minum : air keran dimasak.
Jamban dan kamar mandi ada didalam rumah, lantai semen, kurang
bersih.
Sampah di buang di tempat pembuangan sampah sementara.
Rumah pasien terdapat disekitar daerah yang lumayan jauh dari
jalan raya, udara dirasakan bersih.
Lingkungan sekitar cukup bersih dan tertata rapi.

3.2.3 Kebiasaan Hidup Sehat

21
Berikut adalah beberapa permasalahan pokok yang kami temukan
pada keluarga ini berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat :
Kebiasaan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masih
kurang.
Kebiasaan menjaga kebersihan diri kurang.
Kebiasaan kontrol ke tenaga kesahatan kurang.
Kebiasaan menjalankan pola hidup sehat masih kurang.

3.2.4 Permasalahan Sosial dan Ekonomi


Status sosial dan ekonomi pada keluarga ini termasuk pada
ekonomi kurang, pasien tidak bekerja dan suami pasien tidak memiliki
pekerjaan tetap hanya kerja serabutan dengan penghasilan Rp
1.500.000,-/bulan.

3.2.5 Permasalahan Psikologi


Tidak ditemukan permasalahan psikologis ataupun kejiwaan pada
keluarga pasien ini.

3.3 Pemecahan Masalah


Setelah mengetahui pasti permasalahan yang ada pada keluarga ini
kami lakukan diskusi tentang cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh
keluarga ini dengan bantuan serta pandangan oleh petugas kesehatan
puskesmas Kuranji dan berdasarkan beberapa tinjauaan kepustakaan.
Berikut adalah solusi pemecahan masalah yang kami dapatkan dan kami
sampaikan kepada keluarga binaan pada saat home visit/kunjungan rumah
berikutnya :

22
3.3.1 Kesehatan Individu
Pada pasien
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa
penyakit gatal-gatal dan bercak merah kedua ketiak, pinggang
kanan dan kiri yang meluas ke selangkangan pasien yang
dideritanya disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang kulit
yaitu tinea kruris. Penyakit ini terutama menyerang daerah-daerah
yang lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu disarankan
untuk mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak
menggunakan pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian
ketat, membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan
yang masuk cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui
kontak langsung atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-
benda yang terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat
mandi atau sprei.
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini
dapat ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang
mengandung elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk
menggaruk kulitnya karena elemen jamur tersebut bisa menempel
di kulit sehingga dapat menularkan ke bagian tubuh yang lain.
Selain itu beritahukan kepada pasien bahwa penggunaan pakaian
dan handuk bersamaan dengan pasien tinea dapat menularkan tinea.
Untuk binatang, diterangkan bahwa penularannya pada binatang
peliharaan seperti anjing, kucing yang mempunyai kelainan kulit
dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada bintik-bintik pada kulit
atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk menggunakan sandal
atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika mempunyai hobi
berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung tangan dan setelah
berkebun cuci tangan dengan sabun.

23
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan
dengan faktor kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga
diperlukan untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal 2 kali sehari, tidak menggunkan pakaian kotor berulang-
ulang, mencuci pakaian yang digunakan secara bersih dan dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering serta disetrika, memakai alas
kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan lingkungan dengan
membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tidak
menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
o Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian
yang gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan
bagian yang gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
o Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.
o Menjelaskan pada pasien bahwa pasien seharusnya mendapatkan
obat minum berupa griseovulfin yang saat ini sedang tidak tersedia
di puskesmas, sehingga jika pasien bersedia pasien diharapkan bisa
membeli di luar.
o Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang diderita pasien dan
anaknya harus sesegera mungkin diatasi sehingga pasien juga perlu
untuk mulai mengatur pola hidup dengan menjaga pola makan
normal, peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi
konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta tinggi kandungan
gula dan olahraga teratur.

24
Pada anggota keluarga yang lain
Tn. Mirsal/ suami pasien/ laki-laki/ 45 tahun/ Serabutan
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, perokok.
Untuk mengatasi masalah kesehatan pada ibu pasien :
o Memberikan pengetahuan mengenai penyakit tinea yang diderita
istri pasien dan penyakit ini menular melalui kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung, sehingga perlu menjaga kebersihan
diri dan lingkungan.
o Menjelaskan kepada Tn.Mirsal bahwa kebiasaan merokok yang
dilakukan memberikan dampak negatif yang sangat serius bagi
kesehatan. Ditambah lagi dengan status perekonomian keluarga
yang tidak stabil, diharapkan Tn.Mirsal mampu bersikap bijaksana
mengalihkan uang yang digunakan untuk membeli rokok untuk
kepentingan yang lebih dibutuhkan keluarga saat ini.
o Memberikan edukasi tentang dampak negatif rokok terhadap
kesehatan yang dapat ditimbulkan, yang mana bahaya rokok ini
tidak saja pada beliau tapi juga bahaya bagi anggota keluarga lain
yang menghirup asap rokok tersebut, ditambah lagi untuk ventilasi
di rumah tidak seluruhnya memiliki pertukaran udara yang baik.

o Memberikan pengarahan bagi pasien bahwa untuk berhenti


merokok memerlukan kesabaran serta keinginan kuat, dan
mengajak anggota keluarga yang lain juga senantiasa memotivasi
pasien.
o Memberikan pengetahuan kepada pasien bagaimana cara mengatur
pola gizi yang seimbang dan baik untuk keluarga, karena dengan
gizi yang baik anggota keluarga akan memiliki daya tahan tubuh
yang baik sehingga anggota keluarga terhindar dari berbagai
penyakit.

Tesya/ anak pasien/ perempuan/ 14 tahun/ pelajar SMP

25
Status gizi: Obesitas II, aktivitas cukup.
o Memberikan penjelasan mengenai kondisi obesitas yang
dialaminya harus diatasi sesegera mungkin, karena memberikan
efek buruk bagi kesehatan.
o Mengedukasi penerapan pola hidup dengan menjaga agar berat
badan normal, peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan,
mengurangi konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta
tinggi kandungan gula dan olahraga teratur.
o Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit serta dibarengi dengan istirahat yang cukup 6-8
jam sehari

Ridwan Maulana/ Anak/ laki laki/ 10 tahun/ Pelajar SD


Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, tinea korporis.
Untuk mengatasi masalah kesehatan anak kandung pasien :
o Memberikan pengetahuan mengenai penyakit tinea yang diderita
ibu pasien dan gejala serupa yang dialami pasien dapat dikarenakan
penyakit tinea ini menular melalui kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung, sehingga perlu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan
dengan faktor kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga
diperlukan untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal 2 kali sehari, tidak menggunkan pakaian kotor berulang-
ulang, tidak menggunakan pakaian yang ketat dan berlapis-lapis,
mencuci pakaian yang digunakan secara bersih dan dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering serta disetrika, memakai
alas kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan lingkungan
dengan membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tidak
menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
o Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian
yang gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan
bagian yang gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan

26
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
o Menyarankan pasien untuk juga berobat ke Puskesmas dan
memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.

BAB IV
ANALISIS MASALAH

27
A. Menetapkan masalah kesehatan dalam keluarga
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit tinea kruris
dan hipertensi.
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola hidup sehat.
- Kurangnya kesadaran pasien dan anggota keluarga untuk ke pelayanan
kesehatan.
- Lingkungan rumah pasien yang kurang tertata rapi.

B. Rekomendasi solusi sesuai dengan masalah kesehatan keluarga melalui


pendekatan komprehensif dan holistik
a. Preventif :
- Menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 2x sehari,
menggunakan sabun dan air bersih.
- Tidak memakai pakaian terutama pakaian dalam yang belum dicuci
berulang-ulang.
- Mengganti pakaian setiap kali mandi dengan pakaian yang bersih.
- Memakain handuk, alat mandi, dan pakaian tidak bergantian dengan
anggota keluarga lain.
- Sering mengganti pakaian jika lembab dan berkeringat.
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis.
- Hindari pemakain pakaian yang ketat.
- Jika berkeringat banyak, segera mandi dan mengganti pakaian.
- Menggunakan pakaian yang dicuci bersih, dijemur dibawah sinar matahari
sampai kering dan disetrika.
- Mengganti sprei secara teratur minimal 1 kali per minggu.
- Selalu memakai alas kaki tiap keluar rumah.
- Memotong kuku dan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan
pakai sabun dibawah air mengalir setelah BAK dan BAB, sebelum makan.
- Menyimpan alat mandi ditempat yang bersih.
- Tetap membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan yang
masuk cukup.
- Mengurangi kontak dengan anggota keluarga yang sehat selama masih ada
keluhan gatal-gatal dan bercak merah.
- Mengatur pola makan, yaitu memperbanyak konsumsi sayur dan
buah-buahan, mengurangi makanan yang digoreng dan berminyak,
mengurangi konsumsi garam (sekitar 1-3 sendok teh perhari), tidak

28
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah secara berlebihan.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari

b. Promotif :
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa penyakit gatal-
gatal dan bercak merah pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang
meluas ke selangkangan pasien yang dideritanya disebabkan oleh infeksi
jamur yang menyerang kulit yaitu tinea. Penyakit ini terutama menyerang
daerah-daerah yang lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu
disarankan untuk mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak
menggunakan pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian ketat,
membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk
cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-gatal dan
bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui kontak langsung
atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-benda yang
terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat mandi atau sprei.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini dapat
ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang mengandung
elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk menggaruk kulitnya
karena elemen jamur tersebut bias menempel di kulit sehingga dapat
menularkan ke bagian tubuh yang lain. Selain itu beritahukan kepada
pasien bahwa penggunaan pakaian dan handuk bersamaan dengan pasien
tinea dapat menularkan tinea. Untuk binatang, diterangkan bahwa
penularannya pada binatang peliharaan seperti anjing, kucing yang
mempunyai kelainan kulit dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada
bintik-bintik pada kulit atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk
menggunakan sandal atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika
mempunyai hobi berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung tangan
dan setelah berkebun cuci tangan dengan sabun.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-gatal dan
bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan dengan faktor

29
kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga diperlukan untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi minimal 2 kali sehari, tidak
menggunkan pakaian kotor berulang-ulang, mencuci pakaian yang
digunakan secara bersih dan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering
serta disetrika, memakai alas kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan
lingkungan dengan membuang sampah ditempat pembuangan sampah,
tidak menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian yang
gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan bagian yang
gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan timbul luka yang baru
dan menjadi tempat masuk kuman sehingga pengobatan bisa lebih lama.
- Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan penyakit
kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2 sampai 4 minggu
dan kontrol teratur.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang diderita pasien dan
anaknya harus sesegera mungkin diatasi sehingga pasien juga perlu untuk
mulai mengatur pola hidup dengan menjaga pola makan normal,
peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi konsumsi
makanan berminyak dan berlemak serta tinggi kandungan gula dan
olahraga teratur.

c. Kuratif :

- CTM diminum 3 kali sehari sebanyak 1 tablet tiap kali minum.

- Salep mikonazol 2% dioleskan 2 kali sehari pagi dan sore, setelah


mandi, 3 cm diluar batas lesi.

- Vitamin B Complex diminum 1 kali sehari sebanyak 1 tablet tiap


kali minum.

d. Rehabilitatif :
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi untuk melihat perkembangan

penyakit setelah minum obat.


- Kontrol ke puskesmas apabila keluhan menetap atau bertambah.

Home Visite pertama tanggal 7 Maret 2017

30
Riwayat penyakit sekarang :
Lesi masih sama seperti awal, bewarna merah kehitaman dan gatal
sudah mulai berkurang
Tidak ada muncul bercak merah baru
Obat di oleskan secara rutin, obat sistemik yaitu griseofulvin belum
dibeli.
Pasien sudah tidak menggunakan pakaian berlapis-lapis
Kebiasaan mengganti pakaian jika berkeringat atau lembab sudah
dijalankan
Rumah sudah mulai tertata rapi, baju baju sudah disusun rapi
dilemari

Pemeriksaan Fisik Pasien


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 98x/ menit
Nafas : 22x/menit
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 37C
BB : 97
TB : 160
BMI : 37,9 ( Obesitas II)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)

Kulit : Status dermatologikus


KGB : Tidak ada pembesaran KGB
Kepala : Normochepal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan
Thorak :

31
Paru :
Inspeksi : Simetris kiri =kanan
Palpasi : Fremitus ki=ka
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi :
Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : Reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Udem tungkai
-/-

Status Dermatlogikus :
Lokasi : Seluruh pinggang, ketiak kiri dan kanan
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, skuama dan krusta kehitaman, erosi
dan likenifikasi.
Diagnosis Kerja
Tinea Korporis et Kruris

Manajemen Masalah
- Tetap melanjutkan pengobatan yang diberikan meskipun keluhan
berkurang
- Tetap oleskan salep secara rutin, usahakan membeli obat oral
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

32
- Penggunaan sabun masing-masing anggota keluarga atau
menggunakan sabun cair
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Mengatur pola makan, yaitu memperbanyak konsumsi sayur dan
buah-buahan, mengurangi makanan yang digoreng dan berminyak,
mengurangi konsumsi garam (sekitar 1-3 sendok teh perhari), tidak
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.

Home Visite kedua tanggal 9 Maret 2017


Riwayat penyakit sekarang :
Lesi sudah mulai mengecil, bewarna merah di pinggir lesi dan gatal
berkurang
Tidak ada muncul bercak merah baru
obat dioleskan secara rutin dan teratur. Obat sistemik yaitu griseofulvin
belum dibeli.
Pasien sudah tidak menggunakan pakaian ketat
Kebiasaan mengganti pakaian jika berkeringat atau lembab sudah
dijalankan dan juga sering mandi apabila sudah berkeringat banyak.
Sabun mandi masih memakai sabun mandi batangan, belum diganti
dengan sabun cair karena masalah ekonomi.
Handuk sudah tidak sering dipakai bersama lagi.
Rumah sudah mulai tertata rapi.

Pemeriksaan Fisik Pasien


Pemeriksaan Umum

33
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 100x/ menit
Nafas : 22x/menit
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 C
BB : 97 Kg
TB : 160 cm
BMI : 37.9 (Obesitas II)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)

Kulit : Status dermatologikus

KGB : Tidak ada pembesaran KGB

Kepala : Normochepal

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan

Dada :

Paru :

Inspeksi : simetris kiri = kanan

Palpasi : fremitus ki=ka

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-),


ronkhi (-/-)

Jantung :

34
Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising


(-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit


Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak : reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Oedem


tungkai -/-.

Status Dermatlogikus :
Lokasi : Pinggang kanan dan kiri, lipat ketiak kanan dan kiri.
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : makula dan plak hiperpigmentasi, bagian pinggir lebih
aktif dengan papul-papul eritema di pinggir lesi.

Diagnosis Kerja
Tinea Korporis et Kruris

Manajemen

- Tetap melanjutkan pengobatan yang diberikan meskipun keluhan


berkurang
- Tetap oleskan salep secara rutin, usahakan membeli obat oral

35
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
- Penggunaan sabun masing-masing anggota keluarga atau
menggunakan sabun cair
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Mengatur pola makan, yaitu memperbanyak konsumsi sayur dan
buah-buahan, mengurangi makanan yang digoreng dan berminyak,
mengurangi konsumsi garam (sekitar 1-3 sendok teh perhari), tidak
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.

Home Visite ketiga tanggal 14 Maret 2013


Riwayat penyakit sekarang :
Bekas lesi sudah mulai menghilang dan tapi tidak terasa gatal lagi
Tidak ada muncul bercak merah baru
Minum obat secara teratur, obat dioleskan secara rutin
Kebiasaan mengganti pakaian jika berkeringat atau lembab sudah
dijalankan
Rumah sudah mulai tertata rapi, baju baju sudah disusun rapi
dilemari
Menggunakan pakaian longgar

Pemeriksaan Fisik Pasien


Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 99x/ menit
Nafas : 19x/menit
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,8 C
BB : 57 Kg

36
TB : 155 cm
BMI : 23,75 (normoweight)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)

Kulit : Status dermatologikus

KGB : Tidak ada pembesaran KGB

Kepala : Normochepal

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Telinga : Tidak ditemukan kelainan

Hidung : Tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan

Dada :

Paru :

Inspeksi : simetris kiri = kanan

Palpasi : fremitus ki=ka

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-),


ronkhi (-/-)

Jantung :

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

37
Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising


(-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit


Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak : reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Oedem


tungkai -/-

Status Dermatlogikus :
Lokasi : Selangkangan kanan dan kiri, kedua bokong
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : makula hiperpigmentasi, pinggir sama dengan tengah

Diagnosis Kerja :
Tinea Kruris

Manajemen Masalah :
- Tetap melanjutkan pengobatan yang diberikan meskipun keluhan
berkurang
- Tetap minum obat secara teratur dan oleskan salep secara rutin
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Kontrol ke puskesmas 5 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.

38
DOKUMENTASI KELUARGA BINAAN

Gambar1. Tampak depan rumah


pasien

39
Gambar2. Tampak ruang tamu rumah
pasien

Gambar 3. Tampak kamar tidur


pasien

40
Gambar 4. Ruang penyimpanan
di rumah

Gambar 5. Ruang penyimpanan


di rumah

41
Gambar 6. Ruang di belakang
lemari sebagai tempat
penyimpanan tikar dan
menggantung handuk

Gambar7. Dapur dan tempat mencuci piring

42
Gambar 9. Kamar mandi pasien

Gambar 10. Dapur dan ruangan


penyimpanan belakang

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah B, Tinea Kruris dalam: Dermatologi Pengetahuan Dasar dan


Kasus di Rumah Sakit. Hal 74 76
2. Budimulja U, Kuswadji, Basuki S, dkk. Tinea Korporis dan Kruris dalam:
Diagnosis dan penatalaksanaan Dermatomikosis. FKUI. Jakarta. Hal 47-52.
3. Mansjoer, A.dkk. Tinea Kruris dalam: Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.
Jakarta: Medis Aesculapius. 2005. Hal 99-100.
4. Harahap, M. 2008. Tinea Kruris dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:
Hipokrates. Hal 78.
5. Siregar, R.S. Tinea kruris dalam: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit
edisi 2 Jakarta: EGC: 2004. Hal 29-30.
6. Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, dkk. Obat Anti Jamur dalam:
Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta. Hal: 108-116.
7. Wolff, K. dkk. Tinea Cruris: Fitzpatrickss DERMATOLOGI IN
GENERAL MEDICINE. Seventh edition. United state of America: 2008. Page
1845-1857.
8. Whelton PK. Epidemiology and the prevention of hypertension. J Clin
Hypertens. 2004; 6(11):636-42.

44
9. Fisher NDL, Williams GH. Hypertensive vascular disease. In : Kasper DL,
Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, et all, editors. Harrisons
principle of internal medicine. 16th edition. New York : McGraw Hill; 2005. p.
1463-80.
10. U.S. Department of Health and Human Services. The Seventh Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health : 2004.
11. Bickley LS. Bates Guide to physical examination and history taking. 8 th
edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2003.p.75-80.
12. Benowitz NL. Antihypertensive agents. In : Katzung, Bertram G, editor.
Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore : The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2004.p.160-83.
13. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotrans Pathologic Basis of
Diesease. 7th edition. Boston: Elsevier B. V.: 2004.

45

Anda mungkin juga menyukai