Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan laporan keluarga binaan kami yang
berada di lingkungan Puskesmas Kuranji. Kegiatan Keluarga Binaan ini
merupakan salah satu syarat dalam mengikuti kepanitraan klinik Rotasi II di
Puskesmas Kuranji.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dr. Emilzon Taslim, Sp.An-KAO,
M.Kes selaku preseptor dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dr.
Versiana dan dr.Rini Afni selaku preseptor dari Puskesmas Kuranji dan semua staf
Puskesmas Kuranji yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam
pelaksanaan Keluarga Binaan, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan Keluarga Binaan ini, untuk itu kritik dan saran dari pembaca
kami harapkan. Semoga laporan keluarga binaan ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,
misalnya lapisan teratas pada kulit pada epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita (jamur yang menyerang kulit). Tinea
kruris merupakan infeksi jamur dermatofit didaerah inguinal, bokong, perut
bagian bawah, perineum dan perianal. Kelainan ini dapat bersifat akut ataupun
menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.1,3
2.2 Epidemiologi
Tinea kruris lebih sering dijumpai pada daerah beriklim tropis/subtropis,
dimana Indonesia merupakan Negara tropis yang beriklim panas dengan
kelembapan yang tinggi yang mempermudah timbulnya infeksi tinea kruris
sehingga infeksi jamur ini banyak ditemukan.6,7
Tinea kruris lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita.
Biasanya mengenai penderita usia 18-60 tahun, tetapi paling banyak dijumpai
pada usia antara 18-25 tahun serta antara 40-50 tahun. Tinea kruris mempunyai
angka kekambuhan yang cukup tinggi yaitu 20-25%.8
2.3 Etiologi
Jamur dermatofita yang sering ditemukan pada kasus tinea kruris adalah,
E.Floccosum, T. Rubrum, dan T. Mentagrophytes. Pria lebih sering terkena dari
pada wanita. Maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan peningkatan suhu
dan kelembaban kulit yang akan memudahkan infeksi. Tinea kruris biasanya
timbul akibat penjalaran infeksi dari bagian tubuh lain. Penularan juga dapat
terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau tidak
langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar
mandi, tempat tidur hotel dan lain-lain.4,9
2
2.4 Patofisiologi
Dermatofitosis bukanlah patogen endogen. Transmisi dermatofit
kemanusia dapat melalui 3 sumber masing-masing memberikan gambaran tipikal.
Karena dermatofit tidak memiliki virulensi secara khusus dan khas hanya
menginvasi bagian luar stratum korneum dari kulit.2,10,11
3
dermatofit pada kulit yang normal dapat diketahui dengan pemeriksaan KOH atau
kultur.8
2.5 Gejala
Pruritus merupakan gejala yang umum, bisa terdapat nyeri jika daerah
yang terinfeksi terkena maserasi atau terjadi infeksi skunder. Pada tinea kruris
yang klasik memberi wujud kelainan kulit yang bilateral, namun tidak selalu
simetris. Lesi berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa papulovesikel
eritematosa, atau kadang terlihat pustule. Bagian tengah menyembuh berupa
daerah coklat kehitaman berskuama. Garukan kronis dapat menimbulkan
gambaran likenifikasi.10
Dua organisme utama penyebab tinea krusis bisa memberikan gambaran
klinis yang berbeda, pada infeksi oleh E floccosum terdapat gambaran lesi jarang
melewati region genitokrural dan pada paha atas bagian dalam, sedangkan oleh T.
rubrum sering bersatu dan menyebar meliputi daerah yang lebih luas yaitu daerah
pubis. 5-7
4
langsung menunjukkan artrospora (hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi
dermatofita.13
2.7 Diagnosis
Diagnosis ditetapkan berdasarkan gambaran klinis dan lokalisasinya atau
pemeriksaan sediaan langsung kerokan lesi dengan larutan KOH 20%, untuk
melihat elemen jamur dermatofit. Biakan jamur diperlukan untuk identifikasi
spesies jamur penyebab yang lebih akurat.3,6,8
Diagnosis pasti digunakan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
mikroskop untuk mengidentifikasi adanya hifa dan spora untuk mengetahui
infeksi dermatofit. Infeksi dapat dikonfirmasi atau beberapa dari keadaan ini
diidentifikasi dari hasil positif kerokan oleh kultur jamur.10
2.9 Penatalaksanaan
Menghilangkan faktor predisposisi penting, misalnya mengusahakan
daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang menyerap keringat.11-12
a. Terapi topikal
Terapi direkomendasikan untuk infeksi lokal karena dermatofit biasanya hidup
5
pada jaringan. Berbagai macam preparat imidazol dan alilamin tersedia
dalam berbagai formulasi dan semuanya memberikan keberhasilan terapi
(70-100%). Terapi topikal digunakan 1-2 kali sehari selama 2 minggu
tergantung agen yang digunakan. Topikal azol dan allilamin menunjukkan
angka perbaikan perbaikan klinik yang tinggi.
Berikut obat yang sering digunakan :
1) Topical azol terdiri atas :
a) Econazol 1 %
b) Ketoconazol 2 %
c) Clotrinazol 1%
d) Miconazol 2% dll.
Derivat imidazol bekerja dengan cara menghambat enzim 14-alfa-
dimetilase pada pembentukan ergosterol membran sel jamur.
1) Allilamin bekerja menghambat allosterik dan enzim jamur skualen 2,3
epoksidase sehingga skualen menumpuk pada proses pembentukan
ergosterol membran sel jamur.(10) yaitu aftifine 1 %, butenafin 1%
Terbinafin 1% (fungisidal bersifat anti inflamasi ) yang mampu bertahan
hingga 7 hari sesudah pemakaian selama 7 hari berturut-turut.
2) Sikloklopirosolamin 2% (cat kuku, krim dan losio) bekerja menghambat
masuknya bahan esensial selular dan pada konsentrasi tinggi merubah
permeabilitas sel jamur merupakan agen topikal yang bersifat fungisidal
dan fungistatik, antiinflamasi dan anti bakteri serta berspektrum luas.
3) Kortikosteroid topikal yang rendah sampai medium bisa ditambahkan pada
regimen anti jamur topikal untuk menurunkan gejala. Tetapi steroid hanya
diberikan pada beberapa hari pertama dari terapi.
b. Terapi sistemik
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Academy of Dermatology
menyatakan bahwa obat anti jamur (OAJ) sistemik dapat digunakan pada
kasus hiperkeratosis terutama pada telapak tangan dan kaki, lesi yang luas,
infeksi kronis, pasien imunokompromais, atau pasien tidak responsif maupun
intoleran terhadap OAJ topikal.
1) Griseofulvin
6
Obat ini berasal dari penicillium griceofulvum dan masih dianggap
baku emas pada pengobatan infeksi dermatofit genus Trichophyton,
Microsporum, Epidermophyton. Berkerja pada inti sel, menghambat
mitosis pada stadium metafase.
2) Ketokonazol
Merupakan OAJ sistemik pertama yang berspektrum luas, fungistatik,
termasuk golongan imidazol. Absorbsi optimum bila suasana asam.
3) Flukonazol
Mempunyai mekanisme kerja sama dengan golongan imidazol, namun
absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan atau kadar asam lambung.
4) Itrakonazol
Merupakan OAJ golongan triazol, sangat lipofilik, spektrum luas,
bersifat fungistatik dan efektif untuk dermatofita, ragi, jamur dismorfik
maupun jamur dematiacea. Absorbsi maksimum dicapai bila obat
diminum bersama dengan makanan.
5) Amfosterin B
Merupakan anti jamur golongan polyen yang diproduksi oleh
Streptomyces nodosus. Bersifat fungistatik, pada konsentrasi rendah
akan menghambat pertumbuhan jamur, protozoa dan alga. Digunakan
sebagai obat pilihan pada pasien dengan infeksi jamur yang
membahayakan jiwa dan tidak sembuh dengan preparat azol.
BAB III
7
KELUARGA BINAAN
Keluarga Ny. Santi Dewi merupakan keluarga yang kami pilih untuk
dijadikan keluarga binaan yang merupakan salah satu aktivitas yang diwajibkan
saat menjalani Rotasi II di Puskesmas Kuranji. Keluarga ini kami kenali bermula
saat kunjungan Ny. Santi Dewi ke Puskesmas Kuranji. Setelah melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik kami mendiagnosis pasien dengan diagnosa
kerja tinea korporis. Penyakit tinea korporis yang diderita pasien termasuk
penyakit yang menular sehingga kami memilih keluarga ini untuk dijadikan
keluarga binaan. Hal hal yang kami lakukan di antaranya adalah berupa:
a. Melakukan home visit kunjungan ke rumah.
b. Melakukan evaluasi permasalahan pada keluarga tersebut secara holistik.
c. Memberi edukasi pemecahan masalah serta diskusi tentang permasalahan
yang dialami keluarga tersebut.
8
3.2.1 Kesehatan Individu
Permasalah utama yang kami temui pada keluarga ini bermula saat kunjungan Ny.
Santi Dewi dan anak laki-lakinya An. Ridwan Maulana ke balai pengobatan
puskesmas Kuranji pada hari Senin, 6 Maret 2017 dengan keluhan utama timbul
bercak merah kehitaman pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang meluas
ke selangkangan pasien yang terasa semakin gatal sejak 1 minggu yang lalu.
Permasalahan kesehatan pada anak laki-lakinya dilakukan di bagian KIA
sedangkan anggota keluarga lainnya kami lakukan di rumah pasien saat
kunjungan rumah untuk pertama kalinya. Berikut merupakan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang kami lakukan pada Ny. Santi Dewi di balai pengobatan
umum puskesmas :
Identitas pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny. Santi Dewi / Perempuan/ 37 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga / Belum Tamat SD Sederajat
9
c. Alamat : Kampung Pinang, RT 002/ RW 001 Kecamatan
Kuranji
Keluhan Utama:
Bercak merah kehitaman pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang meluas
ke selangkangan pasien yang terasa semakin gatal sejak 1 minggu yang lalu.
10
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi serbuk sari.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi benda logam dan plastik.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari dan saat cuaca
dingin.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat nafas menciut.
Pasien dan keluarga tidak ada riwayat alergi obat sebelumnya.
Riwayat hidung sering berair tidak ada.
Riwayat galigato tidak ada.
Riwayat Kebiasaan
Pasien biasanya mandi teratur 2x sehari, pagi dan sore hari dengan
menggunakan sabun mandi batangan dan menggunakan handuk 1 bersama
serumah. Namun, sejak 2 minggu terakhir pasien, seluruh anggota keluarga
sudah memiliki handuk tersendiri.
Pasien mengganti pakaian hanya sekali sehari.
Pakaian dicuci menggunakna air sumur galian, air bewarna kecoklatan keruh,
dijemur di dalam rumah dan setelah kering dilipat dan dimasukkan lemari
tanpa disetrika dahulu.
Pasien mudah berkeringan namun jarang mengganti pakaian jika berkeringat.
Riwayat kebiasaan keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki tidak ada.
11
keluarga (pasien, suami pasien,anak pasien 4 orang)
Ventilasi dan jendela rumah 2 buah, dibuka setiap hari. Satu
jendela terhubung dengan ruang yang dijadikan sebagai dapur, kamar
mandi, dan tempat menjemur pakaian
Di dalam kamar terdapat banyak baju bekas dipakai digantung di dalam
rumah dan pakaian bersih di tumpuk di lantai
Lantai semen yang diaci, sedangkan ruang lepas berlantai semen namun
anggota keluarga memakai sandal kedalamnya. Lantai tampak kurang
bersih.
Barang dan alat-alat rumah tersusun cukup rapi namun berdebu terkesan
jarang dibersihkan
Kamar mandi dan WC ada, pasien mandi cuci dan kakus disana
meskipun air berwarna kecoklatan dan keruh.
Sumber air bersih dan air minum dari sumur bersama yang terletak 100
meter dari rumah pasien.
Sampah dibuang dan dibakar di pekarangan rumah
Pekarangan ada, cukup luas. Terdapat beberapa tanaman hias
Disebelah kanan rumah pasien terdapat rumah gadang tua, kotor yang
sudah tidak dihuni
Pakaian di jemur di ruang lepas di dalam rumah
Kesan: hygiene dan sanitasi kurang
f. Kondisi Lingkungan Keluarga
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk, jarak
antara rumah satu dengan yang lain dekat, akses kerumah pasien hanya
dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Jarak rumah ke jalan raya lebih kurang 100 meter.
Lingkungan disekitar rumah cukup terjaga kebersihannya, namun karena
terdapat rumah gadang tua tersebut, banyak warga yang menumpuk barang
bekasnya disana.
Kerukunan antar tetangga terjaga baik
12
Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,9oC
BB : 97 kg
TB : 160 cm
Indeks Massa Tubuh : 37,9 kg/m2 Kesan status gizi: obesitas
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Kulit : Turgor kulit baik
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris kanan = kiri
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS RIC V,
batas jantung kanan LSD, batas atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : status dermatologikus
Anus : perianal tenang.
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5
555 555
13
Sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologi - -
++ ++ - -
I
b. Status lokalis
14
15
Status Dermatlogikus :
Lokasi : Kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri, selangkangan
kanan dan kiri
Distribusi : Regional
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas- tidak tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, papul eritem, skuama, pinggir aktif
Status venereologikus : tidak diperiksa
Kelainan selaput : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kelenjar limfe : tidak ditemukan kelainan
Laboratorium Anjuran : -
Diagnosa Banding : -
Diagnosa Banding : -
Manajemen :
a. Preventif :
- Menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 2x sehari,
menggunakan sabun dan air bersih.
16
- Tidak memakai pakaian terutama pakaian dalam yang belum dicuci
berulang-ulang.
- Mengganti pakaian setiap kali mandi dengan pakaian yang bersih.
- Memakain handuk, alat mandi, dan pakaian tidak bergantian
dengan anggota keluarga lain.
- Sering mengganti pakaian jika lembab dan berkeringat.
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis.
- Hindari pemakain pakaian yang ketat.
- Jika berkeringat banyak, segera mandi dan mengganti pakaian.
- Menggunakan pakaian yang dicuci bersih, dijemur dibawah sinar
matahari sampai kering dan disetrika.
- Mengganti sprei secara teratur minimal 1 kali per minggu.
- Selalu memakai alas kaki tiap keluar rumah.
- Memotong kuku dan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci
tangan pakai sabun dibawah air mengalir setelah BAK dan BAB,
sebelum makan.
- Menyimpan alat mandi ditempat yang bersih.
- Tetap membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan
yang masuk cukup.
- Mengurangi kontak dengan anggota keluarga yang sehat selama
masih ada keluhan gatal-gatal dan bercak merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
b. Promotif :
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa penyakit
gatal-gatal dan bercak merah di kedua ketiak, pinggang kanan dan
kiri yang meluas ke selangkangan pasien yang dideritanya
disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang kulit yaitu tinea
korporis. Penyakit ini terutama menyerang daerah-daerah yang
lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu disarankan untuk
mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak menggunakan
pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian ketat,
membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan yang
masuk cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.
17
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui
kontak langsung atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-
benda yang terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat
mandi atau sprei.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini
dapat ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang
mengandung elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk
menggaruk kulitnya karena elemen jamur tersebut bias menempel
di kulit sehingga dapat menularkan ke bagian tubuh yang lain.
Selain itu beritahukan kepada pasien bahwa penggunaan pakaian
dan handuk bersamaan dengan pasien tinea dapat menularkan
tinea. Untuk binatang, diterangkan bahwa penularannya pada
binatang peliharaan seperti anjing, kucing yang mempunyai
kelainan kulit dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada bintik-
bintik pada kulit atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk
menggunakan sandal atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika
mempunyai hobi berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung
tangan dan setelah berkebun cuci tangan dengan sabun.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan
dengan faktor kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga
diperlukan untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal 2 kali sehari, tidak menggunkan pakaian kotor berulang-
ulang, mencuci pakaian yang digunakan secara bersih dan dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering serta disetrika, memakai alas
kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan lingkungan dengan
membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tidak
menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian
yang gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan
bagian yang gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan
18
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
- Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang dideritanya dapat
berdampak buruk bagi kesehatan dan hal ini dapat berhubungan
dengan penyakit tinea yang dideritanya dikarenakan obesitas
tersebut menyebabkan pasien mudah berkeringat dan menciptakan
kondisi lembab yang menjadi suasana tepat bagi jamur
berkembang.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien juga perlu untuk mulai
mengatur pola hidup dengan menjaga agar berat badan normal,
peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi
konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta tinggi
kandungan gula dan olahraga teratur.
c. Kuratif:
d. Rehabilitatif :
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi untuk melihat perkembangan
penyakit setelah minum obat.
- Kontrol ke puskesmas apabila keluhan menetap atau
bertambah.
19
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Kuranji
Dokter :-
S 1 dd tab 1 $
Umur : 38 tahun
Alamat : Kuranji
Kesehatan individu pada anggota keluarga yang lain kami lakukan dengan
anamnesis ringkas pada saat melakukan kunjungan rumah / home visit pertama
pada tanggal 07 Maret 2017. Berikut status kesehatan individu yang kami
temukan pada keluarga ini :
20
Ny. Santi dewi/ ibu/ Perempuan/ 38 tahun/ -
Status gizi: Obesitas II, aktivitas kurang, tinea korporis
Tn. Mirsal/ suami pasien/ laki-laki/ 45 tahun/ Serabutan
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, perokok.
Hapri kurniawan/ anak pasien/ laki laki/ 16 tahun/ pelajar SMA
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup.
Tesya/ anak pasien/ perempuan/ 14 tahun/ pelajar SMP
Status gizi: Obesitas II, aktivitas cukup.
Ridwan Maulana/ Anak/ laki laki/ 10 tahun/ Pelajar SD
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, tinea kruris.
Elzira Misa/ Anak/ Perempuan/ 3 tahun/ -
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup.
21
Berikut adalah beberapa permasalahan pokok yang kami temukan
pada keluarga ini berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat :
Kebiasaan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masih
kurang.
Kebiasaan menjaga kebersihan diri kurang.
Kebiasaan kontrol ke tenaga kesahatan kurang.
Kebiasaan menjalankan pola hidup sehat masih kurang.
22
3.3.1 Kesehatan Individu
Pada pasien
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa
penyakit gatal-gatal dan bercak merah kedua ketiak, pinggang
kanan dan kiri yang meluas ke selangkangan pasien yang
dideritanya disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang kulit
yaitu tinea kruris. Penyakit ini terutama menyerang daerah-daerah
yang lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu disarankan
untuk mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak
menggunakan pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian
ketat, membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan
yang masuk cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui
kontak langsung atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-
benda yang terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat
mandi atau sprei.
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini
dapat ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang
mengandung elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk
menggaruk kulitnya karena elemen jamur tersebut bisa menempel
di kulit sehingga dapat menularkan ke bagian tubuh yang lain.
Selain itu beritahukan kepada pasien bahwa penggunaan pakaian
dan handuk bersamaan dengan pasien tinea dapat menularkan tinea.
Untuk binatang, diterangkan bahwa penularannya pada binatang
peliharaan seperti anjing, kucing yang mempunyai kelainan kulit
dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada bintik-bintik pada kulit
atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk menggunakan sandal
atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika mempunyai hobi
berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung tangan dan setelah
berkebun cuci tangan dengan sabun.
23
o Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-
gatal dan bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan
dengan faktor kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga
diperlukan untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi
minimal 2 kali sehari, tidak menggunkan pakaian kotor berulang-
ulang, mencuci pakaian yang digunakan secara bersih dan dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering serta disetrika, memakai alas
kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan lingkungan dengan
membuang sampah ditempat pembuangan sampah, tidak
menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
o Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian
yang gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan
bagian yang gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
o Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.
o Menjelaskan pada pasien bahwa pasien seharusnya mendapatkan
obat minum berupa griseovulfin yang saat ini sedang tidak tersedia
di puskesmas, sehingga jika pasien bersedia pasien diharapkan bisa
membeli di luar.
o Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang diderita pasien dan
anaknya harus sesegera mungkin diatasi sehingga pasien juga perlu
untuk mulai mengatur pola hidup dengan menjaga pola makan
normal, peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi
konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta tinggi kandungan
gula dan olahraga teratur.
24
Pada anggota keluarga yang lain
Tn. Mirsal/ suami pasien/ laki-laki/ 45 tahun/ Serabutan
Status gizi: normoweight, aktivitas cukup, perokok.
Untuk mengatasi masalah kesehatan pada ibu pasien :
o Memberikan pengetahuan mengenai penyakit tinea yang diderita
istri pasien dan penyakit ini menular melalui kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung, sehingga perlu menjaga kebersihan
diri dan lingkungan.
o Menjelaskan kepada Tn.Mirsal bahwa kebiasaan merokok yang
dilakukan memberikan dampak negatif yang sangat serius bagi
kesehatan. Ditambah lagi dengan status perekonomian keluarga
yang tidak stabil, diharapkan Tn.Mirsal mampu bersikap bijaksana
mengalihkan uang yang digunakan untuk membeli rokok untuk
kepentingan yang lebih dibutuhkan keluarga saat ini.
o Memberikan edukasi tentang dampak negatif rokok terhadap
kesehatan yang dapat ditimbulkan, yang mana bahaya rokok ini
tidak saja pada beliau tapi juga bahaya bagi anggota keluarga lain
yang menghirup asap rokok tersebut, ditambah lagi untuk ventilasi
di rumah tidak seluruhnya memiliki pertukaran udara yang baik.
25
Status gizi: Obesitas II, aktivitas cukup.
o Memberikan penjelasan mengenai kondisi obesitas yang
dialaminya harus diatasi sesegera mungkin, karena memberikan
efek buruk bagi kesehatan.
o Mengedukasi penerapan pola hidup dengan menjaga agar berat
badan normal, peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan,
mengurangi konsumsi makanan berminyak dan berlemak serta
tinggi kandungan gula dan olahraga teratur.
o Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit serta dibarengi dengan istirahat yang cukup 6-8
jam sehari
26
timbul luka yang baru dan menjadi tempat masuk kuman sehingga
pengobatan bisa lebih lama.
o Menyarankan pasien untuk juga berobat ke Puskesmas dan
memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan
penyakit kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2
sampai 4 minggu dan kontrol teratur.
BAB IV
ANALISIS MASALAH
27
A. Menetapkan masalah kesehatan dalam keluarga
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit tinea kruris
dan hipertensi.
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola hidup sehat.
- Kurangnya kesadaran pasien dan anggota keluarga untuk ke pelayanan
kesehatan.
- Lingkungan rumah pasien yang kurang tertata rapi.
28
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah secara berlebihan.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
b. Promotif :
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa penyakit gatal-
gatal dan bercak merah pada kedua ketiak, pinggang kanan dan kiri yang
meluas ke selangkangan pasien yang dideritanya disebabkan oleh infeksi
jamur yang menyerang kulit yaitu tinea. Penyakit ini terutama menyerang
daerah-daerah yang lembab dan banyak berkeringat oleh karena itu
disarankan untuk mengganti pakaian ketika berkeringat banyak, tidak
menggunakan pakaian berlapis-lapis, tidak menggunakan pakaian ketat,
membuka jendela sehingga sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk
cukup dan lingkungan tidak menjadi lembab.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-gatal dan
bercak merah yang dideritanya mudah menular melalui kontak langsung
atau pun tidak langsung misalnya melalui benda-benda yang
terkontaminasi jamur seperti pakaian, handuk, alat mandi atau sprei.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa tinea ini dapat
ditularkan melalui manusia, binatang, maupun tanah yang mengandung
elemen jamur, oleh sebab itu pasien dilarang untuk menggaruk kulitnya
karena elemen jamur tersebut bias menempel di kulit sehingga dapat
menularkan ke bagian tubuh yang lain. Selain itu beritahukan kepada
pasien bahwa penggunaan pakaian dan handuk bersamaan dengan pasien
tinea dapat menularkan tinea. Untuk binatang, diterangkan bahwa
penularannya pada binatang peliharaan seperti anjing, kucing yang
mempunyai kelainan kulit dengan gambaran bulu-bulu rontok dan ada
bintik-bintik pada kulit atau kurap. Untuk tanah, diterangkan untuk
menggunakan sandal atau alas kaki jika berjalan ditanah atau jika
mempunyai hobi berkebun, anjurkan untuk menggunakan sarung tangan
dan setelah berkebun cuci tangan dengan sabun.
- Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien bahwa gatal-gatal dan
bercak merah yang dideritanya sangat berhubungan dengan faktor
29
kebersihan diri maupun lingkungan, sehingga diperlukan untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi minimal 2 kali sehari, tidak
menggunkan pakaian kotor berulang-ulang, mencuci pakaian yang
digunakan secara bersih dan dijemur dibawah sinar matahari hingga kering
serta disetrika, memakai alas kaki tiap keluar rumah. Menjaga kebersihan
lingkungan dengan membuang sampah ditempat pembuangan sampah,
tidak menggantung banyak pakaian di dinding rumah.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk-garuk bagian yang
gatal, diusahakan hanya ditepuk-tepuk atau ditekan-tekan bagian yang
gatal, karena dengan menggaruk bisa menyebabkan timbul luka yang baru
dan menjadi tempat masuk kuman sehingga pengobatan bisa lebih lama.
- Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa untuk pengobatan penyakit
kulit yang dideritanya memerlukan waktu yang lama 2 sampai 4 minggu
dan kontrol teratur.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa obesitas yang diderita pasien dan
anaknya harus sesegera mungkin diatasi sehingga pasien juga perlu untuk
mulai mengatur pola hidup dengan menjaga pola makan normal,
peningkatan konsumsi sayur dan buah-buahan, mengurangi konsumsi
makanan berminyak dan berlemak serta tinggi kandungan gula dan
olahraga teratur.
c. Kuratif :
d. Rehabilitatif :
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi untuk melihat perkembangan
30
Riwayat penyakit sekarang :
Lesi masih sama seperti awal, bewarna merah kehitaman dan gatal
sudah mulai berkurang
Tidak ada muncul bercak merah baru
Obat di oleskan secara rutin, obat sistemik yaitu griseofulvin belum
dibeli.
Pasien sudah tidak menggunakan pakaian berlapis-lapis
Kebiasaan mengganti pakaian jika berkeringat atau lembab sudah
dijalankan
Rumah sudah mulai tertata rapi, baju baju sudah disusun rapi
dilemari
31
Paru :
Inspeksi : Simetris kiri =kanan
Palpasi : Fremitus ki=ka
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi :
Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : Reflex fisiologis +/+, reflex patologis -/-, Udem tungkai
-/-
Status Dermatlogikus :
Lokasi : Seluruh pinggang, ketiak kiri dan kanan
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Plak hiperpigmentasi, skuama dan krusta kehitaman, erosi
dan likenifikasi.
Diagnosis Kerja
Tinea Korporis et Kruris
Manajemen Masalah
- Tetap melanjutkan pengobatan yang diberikan meskipun keluhan
berkurang
- Tetap oleskan salep secara rutin, usahakan membeli obat oral
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
32
- Penggunaan sabun masing-masing anggota keluarga atau
menggunakan sabun cair
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Mengatur pola makan, yaitu memperbanyak konsumsi sayur dan
buah-buahan, mengurangi makanan yang digoreng dan berminyak,
mengurangi konsumsi garam (sekitar 1-3 sendok teh perhari), tidak
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.
33
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 100x/ menit
Nafas : 22x/menit
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 C
BB : 97 Kg
TB : 160 cm
BMI : 37.9 (Obesitas II)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Kepala : Normochepal
Dada :
Paru :
Perkusi : sonor
Jantung :
34
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Status Dermatlogikus :
Lokasi : Pinggang kanan dan kiri, lipat ketiak kanan dan kiri.
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : makula dan plak hiperpigmentasi, bagian pinggir lebih
aktif dengan papul-papul eritema di pinggir lesi.
Diagnosis Kerja
Tinea Korporis et Kruris
Manajemen
35
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
- Penggunaan sabun masing-masing anggota keluarga atau
menggunakan sabun cair
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Mengatur pola makan, yaitu memperbanyak konsumsi sayur dan
buah-buahan, mengurangi makanan yang digoreng dan berminyak,
mengurangi konsumsi garam (sekitar 1-3 sendok teh perhari), tidak
mengkonsumsi makanan yang bisa mencetuskan dislipidemia
seperti jeroan, durian, daging merah.
- Olahraga teratur seperti jogging 2-3 kali/minggu masing-masing
selama 30 menit.
- Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari
- Kontrol ke puskesmas 3 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.
36
TB : 155 cm
BMI : 23,75 (normoweight)
Edema : (-)
Anemis : (-)
Sianosis : (-)
Kepala : Normochepal
Dada :
Paru :
Perkusi : sonor
Jantung :
37
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Status Dermatlogikus :
Lokasi : Selangkangan kanan dan kiri, kedua bokong
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Polisiklik
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : makula hiperpigmentasi, pinggir sama dengan tengah
Diagnosis Kerja :
Tinea Kruris
Manajemen Masalah :
- Tetap melanjutkan pengobatan yang diberikan meskipun keluhan
berkurang
- Tetap minum obat secara teratur dan oleskan salep secara rutin
- Tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
- Memakai pakaian terutama pakaian dalam yang menyerap keringat
- Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis
- Hindari pemakain pakaian yang ketat
- Kontrol ke puskesmas 5 hari lagi atau bila keluhan menetap atau
bertambah.
38
DOKUMENTASI KELUARGA BINAAN
39
Gambar2. Tampak ruang tamu rumah
pasien
40
Gambar 4. Ruang penyimpanan
di rumah
41
Gambar 6. Ruang di belakang
lemari sebagai tempat
penyimpanan tikar dan
menggantung handuk
42
Gambar 9. Kamar mandi pasien
43
DAFTAR PUSTAKA
44
9. Fisher NDL, Williams GH. Hypertensive vascular disease. In : Kasper DL,
Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, et all, editors. Harrisons
principle of internal medicine. 16th edition. New York : McGraw Hill; 2005. p.
1463-80.
10. U.S. Department of Health and Human Services. The Seventh Report of
the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health : 2004.
11. Bickley LS. Bates Guide to physical examination and history taking. 8 th
edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2003.p.75-80.
12. Benowitz NL. Antihypertensive agents. In : Katzung, Bertram G, editor.
Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore : The McGraw-Hill
Companies, Inc.; 2004.p.160-83.
13. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotrans Pathologic Basis of
Diesease. 7th edition. Boston: Elsevier B. V.: 2004.
45