Konsep Keperawatan Pariwisata
Konsep Keperawatan Pariwisata
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara dan dalam upaya
meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang
akan datang disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya
yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan disektor ini
perlu didukung dan digalakan.
Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan. Telah
banyak contoh dan pengalaman baik di luar maupun di dalam negeri tentang
dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan sektor
kesehatan dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif terhadap
perkembangan pariwisata akan segera terjadi bila muncul suatu outbreak
penyakit, atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan tidak
dilakukan dengan memadai.
Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang mempelajari
dan mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam kegiatan pariwisata
yang dikenal dengan nama Travel Medicine. Ditingkat internasional telah
muncul organisasi yang menghimpun para peminat baik perorangan maupun
perkumpulan di bidang ini dari berbagai negara, yang bernama International
Society of Travel Mecine (ISTM), sedangkan di tingkat regional muncul Asia
Pasific Society of Travel Health (APTH). Pada tanggal 1 Agustus 1997 didirikan
di Jakarta suatu organisasi yang bernama Perhimpunan Kesehatan Wisata
Indonesia (PKWI) atau dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Travel Health
Society (ITHS).
Pada tahun 1997, organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan
bahwa lebih dari 30 juta orang melakukan perjalanan (wisata) dari negara-negara
industri ke negaranegara berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa antara 50
75% yang melakukan kunjungan singkat ke negara tropis dan subtropis
satu faktor penunjang. Seperti pepata mengatakan Health is not everything, but
without health everything is nothing.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan pariwisata dimulai sejak berangkat
dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan,
dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan
tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah
dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk
upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi
ke tempat yang memadai / ke negara asalnya.
Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi
informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur yang
disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah
tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil untuk
pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk mempertahankan
keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan, diperlukan
kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik Pemerintsah (Departemen
Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta dalam bidang
perhotelan serta jasa makanan, dll.
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan
memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat.
Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana
pengobatan kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi
secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya.
Oleh sebab itu perlunya peran perawat dalam mengatasi hal hal yang tidak
diinginkan oleh wisatawan misalnya ketika wisatawan ingin berpergian ke suatu
wilayah yang berisiko mengalami ancaman wabah penyakit maka disinilah peran
serta perawat dalam meminimalisir penyebaran wabah tersebut kepada wisatawan
sehingga wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman hingga kembali
ke negara asalnya. Perawat juga saling bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain
untuk mencegah penularan wabah penyakit tentunya sesuai dengan sistem dan
prosedur yang sudah ditetapkan.
Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan mengenai
konsep Keperawatan Pariwisata sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Pariwisata
Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja
berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus
berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah
penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain yang
meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini, penyakit menular baru
(New Emerging Diseases) seperti :
4
Kesehatan Wisata
Penyakit Menular saat Berwisata
Higiene dan Sanitasi Daerah Tujuan Wisata
Traveller Diarrhea
Surveilans Penyakit Menular pada Tourist Service
Animal Bite During Travelling
Kecelakaan Rekreasi Air
Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan akibat Transportasi
Imunisasi untuk Wisatawan
Manajemen Pelayanan Kesehatan dengan Health Insurance
lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja sesuai
dengan kemampuan finansial masing-masing.
2.5 Faktor Pendukung Kesehatan Pariwisata
Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi juga
kesehatan masyarakat penjamu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap kesehatan
pariwisata diantaranya :
a. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan
tehadap mikroorganisme, dan juga kondisi lingkungan fisik yang berbeda dari
daerah asal mereka. Lingkungan yang bersih dijadikan indikator kualitas oleh
wisatawan karena menunjukkan perhatian otoritas setempat terhadap masalah
kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan minuman Kejadian yang muncul umumnya berhubungan
dengan konsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis yang
mengakibatkan gangguan saluran pencernaan. Namun masalah tersebut bisa
dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk pengelolaan makanan dan
sanitasi lingkungan.
c. Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat Hal ini
termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat membawa
perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-risiko terjadinya
pemerosotan kesehatan pariwisata.
2.6 Upaya Perlindungan Kesehatan terhadap Wisatawan
Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara mental,
sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan terhadap
wisatawan meliputi empat faktor tersebut, antara lain :
1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan
pencernaan (diare).
2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan (masuk di
lumpur panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).
3. Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana yang
nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
4. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-barangnya.
masing-masing.
Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan
petugas pelayanan.
Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu
2.
Bis wisata harus tersedia perlengkapan: tong sampah dan kotak P3K
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja
berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus
berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah
penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain yang
meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini, penyakit menular baru
(New Emerging Diseases).
Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan
wisata, selama perjalanan sampai di tempat tujuan dan kembali dengan aman dan
nyaman ke tempat asalnya sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk kembali
mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya.
Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu kesehatan
pariwisata fisik dan psikis. Kesehatan parwisata fisik meliputi sarana untuk
penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan sementara kesehatan
psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat terlarang, depresi, dan gangguan
mental.
Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah peristirahatan,
rumah sakit dan pesantren serta hanya terbatas pada pengunjung yang memang
menderita penyakit dan tidak dapat dinikmati oleh rekan, keluarga, dan sanak
keluarga walaupun pada masa sekarang sudah mulai dikembangkan untuk bisa
pula dinikmati oleh keluarga terdekat.
3.2 Saran
Kepada para mahasiswa khususnya keperawatan, diharapkan dapat
memahami konsep keperawatan pariwisata dengan baik, sebagai salah satu bentuk
10
pembelajaran di kelas yang penting untuk diketahui, sebelum terjun dalam dunia
kesehatan wisata yang sebenarnya. Terlebih, Indonesia sebagai pulau yang cukup
banyak diminati wisatawan, maka kesehatan pun harus ditingkatkan utamanya
dalam sektor wisata. Dengan penerapan tersebut, diharapkan keperawatan
berbasis pariwisata memiliki masa depan yang lebih baik
11
DAFTAR PUSTAKA
Junior Udara. 2011. Kesehatan Pariwisata. (online). Available:
http://udarajunior.blogspot.co.id/2012/09/kesehatan-pariwisata.html
(27 Februari 2016, 14.00 WITA)
Oksfriani. 2011. Konsep Umum Kesehatan Wisata. (online). Available:
https://okshealthenv.wordpress.com/2011/08/05/kesehatan-wisata/
(27 Februari 2016, 20.54 WITA)
Yana Kresna, 2013. Peran Keperawatan dalam Medical Tourism (online). Available:
https://www.scribd.com/doc/187149510/Peran-Keperawatan-Dalam-MedicalTourism
(27 Februari 2016, 21.10 WITA)
12