Anda di halaman 1dari 72

KESEHATAN PARIWISATA

1. DEFINISI KESEHATAN DAN PARIWISATA


Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.
Sedangkan wisatawan adalah seorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ke
tempat yang ada wisatanya untuk melihat sesuatu yang lain. Wisatawan meliputi :
a. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk keperluan
pribadi, untuk keperluan kesehatan dan sebagainya,
b. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud menghadiri pertemuan,
konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan badan organisasi,
c. Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis,
Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara dan dalam upaya
meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang akan datang
disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya yang bertujuan untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakan.
Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kesehatan berasal dari kata sehat yang mempunyai arti keadaan baik seluruh badan
serta bagian-bagiannya bebas dari sakit atau waras. Jadi kesehatan mempunyai pengertian
sebagai keadaan sehat, kebaikan (keadaan badan, dan sebagainya),.
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
jugameliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Menurut WHO (1947), sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sedangkan menurut UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa
merupakan bagian integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu
keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan
fisik, sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan pariwisata dimulai sejak berangkat dari rumah
untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman
dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali
mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu,
kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan
repratiasi ke tempat yang memadai / ke negara asalnya.
Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi informasi
dan petunjuk oleh boro wisata/klinik wisata melalui brosur yang disediakan di biro perjalanan
mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi
seperlunya, dan memakan pil untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan, diperlukan
kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik Pemerintsah (Departemen Kesehatan,
Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan memadai,
sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat.
Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan
kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit
terdekat atau tempat rujukan lainnya.
2. RUANG LINGKUP KESEHATAN PARIWISATA
Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu kesehatan pariwisata fisik dan
psikis. Kesehatan parwisata fisik meliputi sarana untuk penyembuhan penyakit kulit, relaxation,
dan kecantikan sementara kesehatan psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat terlarang,
depresi, dan gangguan mental.

Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah peristirahatan, rumah sakit dan
pesantren serta hanya terbatas pada pengunjung yang memang menderita penyakit dan tidak
dapat dinikmati oleh rekan, keluarga, dan sanak keluarga walaupun pada masa sekarang sudah
mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga terdekat. Salah satu contoh
Pesantren Suryalaya yang terletak di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat dan sangat terkenal di
seluruh Indonesia sekarang ini menyediakan program yang dapat diikuti oleh keluarga pasien
sementara menunggu proses penyembuhan yang bersangkutan. Jenis kesehatan pariwisata ini
dilakukan oleh keluarga menengah ke atas karena biayanya cenderung sangat mahal terutama
pengobatan akibat narkoba, alhohol dan sejenisnya.
Jenis kesehatan pariwisata fisik yang berkaitan dengan kecantikan biasanya berupa spa,
salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis kesehatan pariwisata ini lebih bisa dinikmati
oleh segala lapisan masyarakat karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan
saja dan di mana saja sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.
Imunisasi juga merupakan lingkup dari kesehatan pariwisata sendiri. Imunisasi tersebut
diantaranya :
a. Routinel Immunization : DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.
b. Required Immunization : Yellow Fever, Cholera, Meningococcal Meningitis.
c. Recommended Immunization : Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese Encephalitis, Cholera,
Rabies.
3. FAKTOR PENDUKUNG KESEHATAN PARIWISATA
Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi juga kesehatan
masyarakat penjamu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap kesehatan pariwisata diantaranya :
a.

Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan
wisatawan. Wisatawan umumnya rentan tehadap mikroorganisme, dan juga kondisi lingkungan
fisik yang berbeda dari daerah asal mereka. Lingkungan yang bersih dijadikan indikator kualitas
oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian otoritas setempat terhadap masalah kesehatan
lingkungan.

b. Makanan dan minuman

Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi makanan atau minuman yang
tidak higienis yang mengakibatkan gangguan saluran pencernaan. Namun masalah tersebut bisa
dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk pengelolaan makanan dan sanitasi
lingkungan.
c.

Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat


Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat membawa perubahan sikap
dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-risiko terjadinya pemerosotan kesehatan pariwisata.
Referensi :

Admin.

2011.

Kesehatan

Wisata

Konsep

Umum

Kesehatan

Wisata.

http://okshealthenv.wordpress.com/2011/08/05/kesehatan-wisata/ Akses : Rabu, 12 September


2012
Admin. 2012. Medical Tourism : What is Medical Tourism? http://www.news-medical.net/health/MedicalTourism-What-is-Medical-Tourism-(Indonesian).aspx Akses : Rabu, 12 September 2012
Rizkyriris. 2011. Pariwisata dan Kesehatan. http://rizkyriris.blog.fisip.uns.ac.id/2011/12/27/pariwisata-dankesehatan/ Akses : Rabu, 12 September 2012
Rogayah,

Iim.

2009.

Pariwisata

Kesehatan

di

Jawa

Barat.

http://irdanasputra.blogspot.com/2009/11/pariwisata-kesehatan.html Akses : Rabu, 12 September


2012

KONSEP UMUM KESEHATAN WISATA

Pendahuluan
Bahwa peranan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara dan dalam upaya
meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang akan datang
disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya yang bertujuan untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakan.
Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan. Telah banyak contoh dan pengalaman
baik di luar maupun di dalam negeri tentang dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata
bila pengelolaan sektor kesehatan dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif
terhadap perkembangan pariwisata akan segera terjadi bila muncul suatu outbreak penyakit,
atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan tidak dilakukan dengan memadai.
Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang mempelajari dan
mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam kegiatan pariwisata yang dikenal
dengan nama Travel Medicine. Ditingkat internasional telah muncul organisasi yang
menghimpun para peminat baik perorangan maupun perkumpulan di bidang ini dari berbagai
negara, yang bernama International Society of Travel Mecine (ISTM), sedangkan di tingkat
regional muncul Asia Pasific Society of Travel Health (APTH). Pada tanggal 1 Agustus 1997
didirikan di Jakarta suatu organisasi yang bernama Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia
(PKWI) atau dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Travel Health Society (ITHS).
Jumlah / Volume Wisata Global
Pada tahun 1997, organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 30 juta
orang melakukan perjalanan (wisata) dari negara-negara industri ke negara-negara berkembang.
Penelitian menunjukkan bahwa antara 50 75% yang melakukan kunjungan singkat ke negara
tropis dan subtropis mengalami gangguan kesehatan ringan dan 5% dan memerlukan penanganan
medis dan kurang dari 1% memerlukan perawatan di rumah sakit.
Jumlah / Volume Wisatawan Indonesia
Industri pariwisata Indonesia meningkat dengan pesat. Pada awal Pelita VI yang sekaligus awal
pembangunan jangka panjang II, yaitu pada tahun 1994, jumlah wisatawan mancanegara telah
mencapai 4.006.312 jiwa, suatu kenaikkan yang cukup besar yaitu 17,7% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Jumlah penerimaan devisa negara dari wisatawan tahun 1995 sebanyak 5,23
milyard dollar US, merupakan saham 19,8% dari pendapatan devisa negara. Bahkan untuk tahun

2005 sektor pariwisata diharapkan menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia akan mampu
menarik 11 juta jiwa wisatawan dengan masa tinggal 10 hari yang berarti pemasukan pendapatan
sebesar US$ 15 milyard. Selain wisatawan, perkembangan dunia usaha serta globalisasi telah
menyebabkan peningkatan jumlah arus traveler termasuk business travelers di Indonesia.
Pada tahun 1996 terdapat 600 jutas jiwa wisatawan di seluruh dunia, termasuk 5 juta wisatawan
Indonesia. Sehingga untuk mencapai target tahun 2005, dalam jawangka waktu kurang dari 1
windu diperlukan pendayagunaan segala usaha dalam bidang yang terkait dengan wisata agar
dapat dicapai lebih dari 2 kali wisatawan di Indonesia dan mereka merasa senang untuk tinggal
selama 10 hari.
Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha peningkatan arus
wisata. Jika kesehatan makanan dalam perjalanan kurang terjamin dan kesehatan lingkungan di
tempa tujuan tidak memenuhi standar, maka wisatawan tidak akan memperpanjang lama
tinggalnya. Bila ada wisatawan yang terkena penyakit dapat timbul masalah seperti terjadinya
issue wabah diarre di Bali pada tahun 1992, maka jumlah kunjungan akan menurun sekali. Hal
ini perlu dicegah dan ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
Wisatawan nusantara dengan tujuan ke luar negeri juga meningkat, yang perlu mendapat
informasi mengenai aspek kesehatan di negara / daerah tujuan. Bila krisis moneter di Indonesia
berakhir, diperkirakan industri wisata akan segera bangkit secara signifikan dan menjadi sumber
devisa negara yang amat besar, dengan demikian kesehatan wisata telah menjadi amat penting
sebagai salah satu faktor penunjang. Seperti pepata mengatakan Health is not everything, but
without health everything is nothing.
Sulawesi Utara
Perjalanan tahun 2001 merupakan kurun waktu yang amat sulit bagi kepariwisatawan Indonesia,
disebabkan oleh adanya konflik kerusuhan di beberapa daerah (antara lain Poso, Maluku,
Maluku Utara, Kalimantan) serta terjadinya krisis moneter / keuangan kemudian menjadi krisis
ekonomi sehingga berlanjut pada krisis hukum, pemerintahan serta politik. Berbagai krisis
tersebut berdampak terhadap kinerja sektor pariwisata, serta terjadinya penurunan arus
kunjungan wisatawan pada bulan tertentu. Meskipun propinsi Sulawesi Utara tidak terlepas dari
krisis yang terjadi di Indonesia, namun kondisi di daerah ini relatif lebih aman, sehingga secara
akumulatif kunjungan serta lama tinggal dari wisatawan mancanegara yaitu pada tahun 1999
jumlah wisatawan mancanegara 10.530 orang sedangkan pada akhir 2000 meningkat menjadi
11.538 orang.
Bagaimana masalah gangguan kesehatan yang dialami oleh wisatawan waktu berkunjung di
Sulawesi Utara? Data terinci tidak tersedia, sekedar gambaran pola penyakit pada wisatawan
yang berkunjung ke RSUP pada tahun ..? Adalah penyakit infeksi : travelers diarrhea 11
kasus, malaria 9 kasus, infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) 6 kasus dan infeksi kulit
(seluitis) 3 kasus. Sedangkan penyakit non infeksi : penyakit barotrauma (menyelam) 1 kasus,
gangguan jantung pacemaker 4 kasus dan stroke 1 kasus.
Kesehatan Wisata

Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama
perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya,
sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah
dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya
pencegahan, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang
memadai / ke negara asalnya.
Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi informasi dan
petunjuk oleh boro wisata/klinik wisata melalui brosur yang disediakan di biro perjalanan
mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi
seperlunya, dan memakan pil untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan, diperlukan
kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik Pemerintsah (Departemen Kesehatan,
Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan memadai, sesuai
dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat.
Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan kurang
memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat
atau tempat rujukan lainnya.
Sebagaiman disebutkan sebelumnya, di Indonesia telah dibentuk organisasi yang menghimpun
para peminat baik perorangan maupun perkumpulan di bidang aspek kedokteran dan kesehatan
untuk menunjang industri pariwisata yaitu Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia (PKWI).
Keanggotaan PKWI dapat diberi kelimpok medik, yaitu semua tenaga kesehatan yang berminat
dalam kesehatan wisata, khususnya mereka yang pekerjaannya terkait dengan pariwisata, seperti
dokter perusahaan penerbangan, dokter hotel, dokter klinik 24 jam. Selain itu, dari kelompok non
medik yang berminat dan peduli dengan pariwisata juga dapat menjadi anggota PKWI, seperti
yang bekerja dalam bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan dan sebagainya.
Dengan menjadi anggota PKWI maka akan memperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Dokter/para medik dapat berhubungan langsung dengan PKWI
2. Mitra kerja non-medik dapat segera mengetahui informasi/pengobatan yang diperlukan.
3. Wisatawan dapat berhubungan langsung ke PKWI atau melalui hotel/ biro perjalanan /
klinik wisata.
Di Sulawesi Utara, organisasi perorangan yang terkait dengan kegiatan kesehatan wisata adalah
antara lain Pemerintah Propinsi, Kabupaten dan Kota, Instansi Kesehatan, Rumah Sakit
(Pemerintah dan Swasta), Ikatan Profesi (IDI), Fakultas Kedokteran Unsrat (Program IKM FK),
Dinas Pariwisata, PHRI, Biro Perjalanan, PATA, Diving Centres (POSSI).
Gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata

Sesuai International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia
(WHO), gangguan kesehatan utama yang dapat terjadi karena perjalanan wisata adalah :
1. Gangguan kesehatan karena lingkungan

Travel sickness

Bathing / diving

Altitude

Heat and humidity

Sun

Insect

Other Animals

Accidents
2. Gangguan kesehatan karena makanan dan minuman

Diarrhoea

Viral Hepatitis type A and E


3. Sexually Transmitted Diseases (STD)

HIV

Hepatitis B
4. Malaria
5. Dengue and DHF
6. Tuberculosis
7. Vaccinations
8. Special Situations

Extended Travel

Pregnancy

Children

Chronoc Diseases

The disabled

Lain lain :
1. Transfusi Darah
2. Medical Kit untuk turis / travelers
3. Pemeriksaan setelah perjalanan wisata
4. Beberapa catatan untuk para penyelenggara wisata
DASAR-DASAR KESEHATAN WISATA
Pendahuluan
Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja berdampak terhadap
peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus berdampak negatif karena begitu
terbukanya peluang masuk keluarnya wabah penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu
negara ke negara yang lain yang meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini,
penyakit menular baru (New Emerging Diseases) seperti :

Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) di Singapura

Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman

Maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali (Reemerging Diseases) seperti
TBC Paru, Malaria, Ebola.
Untuk mengantisipasi ancaman tersebut secara internasional telah diatir oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO) di dalam International Health Regulation (IHR).
Daerah Propinsi Sulawesi Utara merupakan daerah tujuan wisata, untuk menarik para wisatawan
maka daerah harus mampu menyediakan fasilitas yang nyaman, aman dan menyenangkan bagi
para wisatawan sehingga mereka akan senang tinggal di daerah ini sehingga merupakan promosi
bagi wisatawan lainnya. Kenyamanan dalam perjalanan tentu berhubungan dengan jaminan pada
wisatawan untuk selalu sehat selama perjalanan. Untuk itu perlu upaya perlindungan kesehatan
pada wisatawan.
Kesehatan Wisata

Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama
perjalanan sampai di tempat tujuan dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya
sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah
dikunjunginya.
Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan penyakit,
tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repatriasi ke tempat yang memadai/ke negara
asalnya.
Upaya Perlindungan Kesehatan Terhadap Wisatawan
Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara mental, sosial dan
spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan terhadap wisatawan meliputi empat
faktor tersebut, antara lain :

Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan pencernaan
(diare).

Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan (masuk di lumpur
panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).

Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana yang nyaman
(tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).

Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-barangnya.

Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama masing-masing.

Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan bila mereka
jatuh sakit.

Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di tempat usaha :
1. I.

Obyek Wisata

Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga fasilitas restoran dan
WC umum.

Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah memadai di tempattempat strategis.

Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.


Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan kecelakaan yang dapat
membahayakan pengunjung.
1. II.

Akomodasi, Hotel dan Restoran

Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas dan perlengkapan.

Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan binatang pengganggu
lainnya.

Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang dalam keadaan
bersih dan bebas hama.

Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk petugas pelayanan.

Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu dapat menikmati
hidangan penuh selera.

Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan makanan dan minuman
termasuk peralatan.

Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan dapur dan juga pakaian
tamu.

Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat, berikan informasi
yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.
1. III.

Biro Perjalanan Wisata

Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya dalam kondisi
bersih dan berfungsi dengan baik.

Bis wisata harus tersedia perlengkapan : tong sampah dan kotak P3K (Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan).

Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-tempat yang mudah
terlihat.

Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan. Berikan saran simpatik
untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.

Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian para petugas dan
pramuwisata.
Imunisasi Untuk Wisatawan

Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain rencanakan terlebih dahulu,
misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara
tertentu yang merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi menginitis bagi
yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi yellow fever untuk yang akan pergi ke
Afrika.
Ada 3 jenis imunisasi :
1. Routinel Immunization : DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.
2. Required Immunization : Yellow Fever, Cholera, Meningococcal Meningitis.
3. Recommended Immunization : Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese Encephalitis,
Cholera, Rabies.

News
o
o
o
o
o
o
o
o

Ekonomi
o
o
o
o
o

Bola

o
o
o
o
o
o
o
o
o

Tekno
o
o
o
o
o
o
o

Entertainment
o
o
o
o
o

Otomotif

o
o
o
o
o
o
o
o
o

Health
o
o
o
o
o
o
o
o

Female
o
o
o
o
o

o
o

Properti
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Travel
o
o
o
o
o
o
o

Edukasi

Kolom

Foto
o

Video
o
o
o
o
o
o
o

TV
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

VIK

Travel

News

Bali, Tujuan Utama Wisata Kesehatan di Dunia


Jumat, 19 Juni 2015

12288
Shares

www.mayaubud.com Maya Ubud Resorts and Spa juga dikelilingi persawahan.


Berita Terkait

Spa, Kekuatan Baru Pariwisata Indonesia

Sensasi Spa Serba Kelapa

Pantai Cantik Sampai Spa Mewah, 6 Aktivitas Wisata di Nusa Dua

Sambut Ramadhan, Hotel Ini Beri Promo Khusus

KOMPAS.com - Situs perjalanan di Asia Pasifik dan Timur Tengah dengan data yang
besar, dan rekan ulasan perjalanan, TrustYou mengungkapkan 15 destinasi teratas
dengan ulasan hotel terbaik dalam kategori kesehatan di seluruh Asia pada kuartal
pertama 2015.
Pariwisata kesehatan telah dideskripsikan sebagai perjalanan untuk mencari
perbaikan kesehatan dan kesejahteraan melalui kegiatan fisik dan spiritual.
"The Global Spa & Wellness Economy Monitor memperkirakan wellness tourism kini
bernilai sebesar Rp 45 triliun dan masih akan terus berkembang terus tiap
tahunnya. Pariwisata kesehatan bukan lagi industri niche, dan punya dampak
penting terhadap turisme global." kata Chief Marketing Officer Wego, Joaching Holte
dikutip dari siaran pers yang diterima KompasTravel, Kamis (18/6/2015)
Holte melanjutkan bahwa beberapa tujuan secara otomatis berarti relaksasi dan
memperbaiki kesehatan dengan reputasi dan keindahan alam. "Sehingga tidak
mengherankan jika Bali berada di peringkat teratas dengan mendapatkan angka 88
persen dari ulasan hotel yang baik untuk kesehatan," ujarnya.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO ILUSTRASI - Fasilitas spa di Karma Jimbaran,


Bali, Minggu (23/1/2011). Spa yang menggunakan berbagai bahan alami ini
menawarkan berbagai perawatan tubuh, salah satunya yang terkenal adalah

oxygen facial. Karma Jimbaran memiliki 40 vila yang menawarkan konsep vila
keluarga dengan berbagai fasilitas, seperti spa, lounge, kids club, dan gymnasium.
Tentang reputasi, lanjut Holte, Bali memiliki pelayanan kesehatan dengan
menggabungkan spa khusus yang mewah, menggunakan terapi tradisional, dan
alam yang unik. Popularitas yang berkembang terlihat dari jumlah maskapai yang
menawarkan penerbangan langsung seperti Dubai serta menambah portfolio resor
spa.
"Pulau Dewata tercatat dua kali berada di peringkat 15 teratas bersama Ubud.
Sementara di pedalaman Bali mencatat skor 85,7 persen; sebuah lokasi
penghubung bagi para pencari pemulihan dan keseimbangan baru," kata Holte.
Kamboja menjadi saingan ketat untuk Bali dengan kedua kotanya yaitu Phnom Penh
dan Siem Reap menangkap rasa eksotis tradisional Asia dalam penyembuhan dan
relaksasi. Bali berada di urutan kedua dan ketiga masing-masing dengan angka
88,19 dan 87,82 persen.
Dipisahkan oleh nilai persentase yang kecil di 87 persen, resor air yang bercahaya
dan mewah di Maladewa berada di posisi keempat. Hongkong yang
menggabungkan terapi Tingkok kontemporer dan tradisional berada di posisi kelima
dan Hanoi di posisi keenam.
Shanghai, Hoi An, Beijing, Jaipur, dan Osaka mengikuti dengan angka 86 persen
yang menunjukkan penyebaran keanekaragaman wisata kesehatan dengan masingmasing tujuan yang menawarkan berbagai pilihan untuk mencoba terapi spa
tradisional.
India yang memiliki tradisi sejarah kesehatan melalui terapi Ayurveda dan yoga,
yang direview tiga kali pada peringkat teratas bersama Jaipur dan New Delhi
(menempati urutan 12 dengan 86,11 persen) dan Mumbai (urutan 15 dengan 84,73
persen).

Shutterstock Ilustrasi spa


"Dengan meningkatnya popularitas yoga di seluruh dunia, Kementerian Pariwisata
India sedang menyusun kebijakan untuk mempromosikan olahraga dalam upaya
untuk menarik lebih banyak pengunjung asing untuk mencoba yoga di negara dari
mana ia berasal," kata Holte.
Korea Selatan hadir pada posisi ke-14, yang diwakili oleh Seoul mencetak 85,35
persen di ulasan hotel positif oleh tamu.
"Kebanyakan wisatawan beralih ke wisata kesehatan sebagai kesempatan untuk
menemukan lebih banyak keseimbangan dalam kehidupan mereka yang sibuk.
Selera wisatawan berubah dan menjadi lebih beragam. Pasar yang baru muncul
bersama spa dan kategori kesehatan meliputi pariwisata medis dan kosmetik.
Wisatawan mencari pengalaman khusus yang berasal dari pendekatan budaya
alternatif atau bersejarah yang dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup yang
lengkat untuk kesehatan yang lebih baik dan keseimbangan dalam kehidupan
sehari-hari," kata Holte.
Holte menyimpulkan bahwa menurut Global Spa & Wellness Summit, industri
perjalanan dan semua bisnis pendukung yang mendapatkan manfaat dari segmen
yang menguntungkan ini tumbuh hampir 50 persen lebih cepat daripada rata-rata
tingkat pariwisata global.

PARIWISATA KESEHATAN
DI JAWA BARAT
Oleh:

Iim Rogayah D.
A. PENGANTAR
Era globalisasi memberikan dua jenis pengaruh yang saling bertolak belakang dan sama
kuat. Negara yang terlibat di dalamnya akan memperoleh berbagai keuntungan materi yang luar
biasa. Dunia bisnis import-export akan berkembang dengan pesat karena tidak lagi dibatasi oleh
ruang dan waktu; transaksi berharga jutaan dollar bisa dilakukan dengan siapa saja, kapan saja
tanpa harus mempertimbangkan lokasi dan situasi. Berbagai informasi tentang politik, sosial dan
budaya negara lain dapat dengan mudah diakses di mana saja dan kapan saja. Apa yang sedang
berlangsung di suatu Negara dapat dilihat dan didengar pada waktu yang sama dengan akurat
kalaupun ada perbedaan waktu bias diatasi dengan penyesuaian waktu.
Kondisi ini membantu masyarakat yang hidup di Negara yang bersangkutan untuk lebih
maju, lebih berwawasan, lebih kompetitif dalam segala hal. Secara duniawi mereka yang kuat
dan berkualitas akan mampu bersaing dan mungkin malah menguasai dunia. Kalangan elite
Indonesia dapat menikmati kehidupan dunia yang glamour sebagaimana mereka yang berasal
dari Negara maju. Bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa kalangan atas Indonesia
menyekolahkan anaknya di luar negeri, memiliki apartment di USA, Australia, dan negera
Negara maju lainnya. Pesawat terbang menjadi sarana angkutan pribadi yang sangat efesien dan
berbagai jenis mobil mewah lalu lalang di kota-kota besar Indonesia.
Di lain pihak anggota masyarakat yang tidak cukup kuat dan kurang mampu bersaing
semakin lama semakin tersisih dari peredaraan globalisasi. Hukum rimba mulai menerpa
masyarakat yang terlibat secara aktif sehingga mereka yang kuat semakin kuat dan yang
menengah atau kalangan bawah semakin lemah. Kondisi ini dapat memicu munculnya berbagai
kendala dan ketegangan yang pada akhirnya menimbulkan berbagai penyakit baik fisik maupun
psikis, mulai dari yang ringan dan dapat disembuhkan dengan mudah sampai penyakit yang tidak
ada obatnya.
Berkenaan dengan fenomena di atas pemerintah melalui undang-undang perburuhan telah
merumuskan hak-hak sosial termasuk hak berlibur dan beristirahat dalam upaya memelihara
supaya orang merasa selalu sehat dan segar baik fisik maupun mentalnya. Berlibur dan

beristirahat hendaknya tidak ditafsirkan istirahat diwaktu senggang saja melainkan hak berlibur
dan beristirahat ditujukan untuk memberi arti yang wajar pada hari-hari libur atau cuti guna
kesehatan dan kesegaran fisik dan mental seseorang dengan berwisata.
Di masa lampau berlibur atau beristirahat merupakan sesuatu yang mewah namun setelah
kemajuan berpikir masyarakat lebih mendalam dan ilmiah terjadi pergeseran nilai dan khusus
bagi masyarakat kaum pekerja, tani, pelajar dan golongan kecil lainnya libur dan istirahat adalah
rekreasi dan relaksasi yang sepenuhnya ditujukan untuk kesehatan mental dan fisik mereka.
Ilmu kedokteran berkembang dengan pesat begitu pula berbagai jenis pengobatan
alternatif baik yang dilakukan oleh seorang profesional maupun amatir. Bertolak dari fakta-fakta
tersebut, makalah ini akan mencoba membahas peranan pariwisata kesehatan dalam memajukan
kepariwisataan di Indonesia khususnya di Jawa Barat.
B. DEFINISI PARIWISATA KESEHATAN
Berbagai definisi tentang pariwisata kesehatan diberikan oleh para pakar sebagai berikut:
Recuperation tourism is a moving or tourist activity which tourists are excited because this place
has facilities needed to be health. (Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983). Sementara
Eliya (2000) menambahkan bahwa Recuperation tourism is a moving or tourist activity which
tourists are excited because this place has facilities needed to be health or to feel fresh air in a
beautiful place. Hal senada diungkap oleh Pendit (1996:37) yang menyatakan bahwa
recuperation tourism represents a journey of a tourist as a mean to convert place, environtment
and situation where he remains everyday for the benefit of rest for him in spiritual and corporeal
meaning by visiting resorts at the same time medititation like at the source of contained hot
wellspring of mineral able to heal to to make healthy or at places providing other medication
facilities.( lihat pula Tabacchi, Benbhi, Wahab, Webster Distionary, Kamus Travel dan Wisata
dan Idmarta)
Lebih lanjut Oka menjelaskan bahwa this recuperation has been doing by tourists who
want to go to a place and another place because they have listened their doctor or they have
attitude after bored or tired for their job. Sementara Finn (2002) melihat pariwisata kesehatan
sebagai a long term sustainable and profitable industry. Ahli ini kemudian menambahkan bahwa

health tourism is not very different than beach, eco or traditional tourism. It is a bit different
from the other forms of tourism due to the fact that it is a form of telemedicine and like
conventional medicine, there are in inherent ethical rules, codes of conduct and practise
guidelines and patterns.
Berdasarkan definisi yang diberikan berbagai pakar di atas dapat diasumsikan bahwa
pariwisata kesehatan kegiatan wisata yang dilakukan oleh orang-orang ke berbagai tempat
dengan tujuan memperoleh fasilitas yang dibutuhkan untuk memperbaiki, menyembuhkan
berbagai penyakit atau sekedar menghilangkan kebosanan dari tekanan pekerjaan se hari-hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyadari akan pentingnya pariwisata
kesehatan dengan mulai membuat projek jangka panjang tentang pencatatan secara resmi
tanaman dan obat-obatan yang ada dalam budaya traditional yang sudah terbukti memiliki
keampuhan menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini didukung oleh para pengusaha terkait
yang melakukan kampanye secara maraton ke berbagai negara seperti Eropa Barat, Amerika
Tengah, Jepang, Saudi Arabia dan negara-negara lainnya. Kampanyenya sendiri terutama
ditujukan kepada para pasien kaya yang mencari tempat untuk istirahat, relaksasi dan pengobatan
alternatif untuk mengobati penyakit kanker, atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan
oleh pengobatan modern lainnya.
C. JENIS PARIWISATA KESEHATAN
Jenis pariwisata kesehatan sangat variatif mulai dari yang sangat sederhana sampai ke
yang sangat canggih yang tentu saja menuntut biaya yang sangat besar. Pariwisata kesehatan
sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu pariwisata kesehatan fisik dan psikis. Parwisata
kesehatan fisik meliputi sarana untuk penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan
sementara kesehatan psikis terdiri dari penyembuhan akibat obat-obat terlarang, depresi, dan
gangguan mental.
Yang disebut belakangan biasanya dilakukan di rumah peristirahatan, rumah sakit dan
pesantren serta hanya terbatas pada pengunjung yang memang menderita penyakit dan tidak
dapat dinikmati oleh rekan, keluarga, dan sanak famili walaupun pada masa sekarang sudah
mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga terdekat. Salah satu contoh

Pesantren Suryalaya yang terletak di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat dan sangat terkenal di
seluruh Indonesia sekarang ini menyediakan program yang dapat diikuti oleh keluarga pasien
sementara menunggu proses penyembuhan yang bersangkutan. Jenis pariwisata kesehatan ini
dilakukan oleh keluarga menengah ke atas karena biayanya cenderung sangat mahal terutama
pengobatan akibat narkoba, alhohol dan sejenisnya.
Jenis pariwisata kesehatan fisik yang berkaitan dengan kecantikan biasanya berupa spa,
salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis pariwisata kesehatan ini lebih bisa dinikmati
oleh segala lapisan masyarakat karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan
saja dan di mana saja sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.
D. PERKEMBANGAN PARIWISATA KESEHATAN DI DUNIA
Pariwisata kesehatan mulai menarik perhatian beberapa negara di dunia terutama negara
yang memiliki berbagai keterbatasan kekayaaan alam. Misalnya Amerika Utara, Eropa dan
negara-negara Orient yang berusaha dengan giat mencari dan memperkenalkan metoda
pengobatan terapi alam dan tradisional.
Negara Dominica seperti juga Afrika Selatan, Israel, Costa Rica, Junani dan negaranegara sepanjang Laut Mediterania menggunakan keunikan dan daya tarik tanah mereka untuk
mengembangkan pariwisata kesehatan dan menarik wisatawan dari seluruh belahan dunia.
Secara terus-menerus pemerintahnya memberikan pendidikan modern kepada pelaksana
pariwisata dan menggalang kerjasama antar departemen untuk mengembangkan berbagai potensi
seperti sumber-sumber alam yang mengandung obat (air panas, danau mendidih, air terjun, hutan
tropis, tanaman dan tumbuhan obat bahkan juga jenis music traditional yang menenangkan).
Program-programnya direncanakan sedemikian rupa sehingga baik yang kaya maupun
yang keuangannya terbatas dapat menikmatinya. Bagi wisatawan kaya, sembari berobat mereka
dapat tidur di hotel-hotel berbintang, yachts atau kapal pesiar, mengikuti safari, dokter-dokter
pribadi dengan mudah dapat dihubungi lewat tilpon, hp, e-mail, internet, satelit dan Tele-internet
Based Medicine lainnya.

Pemerintahnya menggunakan misi-misi kunjungan ke luar negeri untuk mengiklankan di


mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, menawarkan cara menikmati liburan yang
menyenangkan dan menyehatkan, seperti menikmati sunset sambil makan obat dan terapi
kesehatan, menikmati pagi hari di curug atau danau air panas sambil terapi kanker atau periksa
kesehatan sambil relaksasi.
United Kingdom sebagai salah satu negara yang juga sangat memperhatikan pariwisata
kesehatan mengeluarkan aturan-aturan yang sangat ketat untuk wisatawan yang berkunjung ke
negara tersebut.
Tabel 1 berikut memperlihatkan bagaimana perkembangan pariwisata kesehatan di
Romania yang memiliki 35 kota dan 103 desa pedalaman. Berbeda dengan negara lain di dunia
yang mengembangkan objek wisata terlebih dahulu baru menambahkan pariwisata kesehatan,
Romania melakukan hal yang sebaliknya; mengembangkan pariwisata kesehatan terlebih dahulu
baru menambahkan beberapa atraksi wisata dan fasilitan lain.
Tabel 1
JENIS PARIWISATA KESEHATAN
DI ROMANIA
No Lokasi

Jenis Penyakit yang Treatment


Dapat Disembuhkan

Fasilitas
Tersedia

1. Cardiovascular
diseases

1.mineral water
baths in tubs,

1. hotel

2. Degerative and
abarticular rheumatic
diseases

2. mud and
paraffin,

yang

Kota
1

Vatra
Dornei

2. villas

3.Electrotherapy,
3. post traumatic
conditions
4. peripheral and central

4.hydrotherapy

3. private homes
4. mountainerring
and winter
sport

neurological diseases
5. endocrine disorders
6. gynecological,
respiratory, neurotic,
metabolic and
nutrition, digestive
and other disorders
2

Singeorz
Bath

1.disorders of alimentary
canal

5. massage

5. natural park

6.medical
gymnastics

6. band concert
7. hunting

7. sauna
8. artificialmofette

1. mineral water
baths in tubs,

8. natural science
museum

1.club
2.cinema

2. hepatobiliary
disorders

2. mud and
paraffin,

3. metabolic and
nutrition disorders

3.Electrotherapy,

3.mechanical
games parlour
4.tennis courts

4.hydrotherapy
4. Degerative and
abarticular rheumatic
diseases

5 volly ball
grounds
6. trip to hills,
wine cellar, the
Coopers Tower
7. museum

Borsa

1.chronic diseases of
alimentary canal

1. mineral water
baths in tubs,

2. kidney and urinary


system diseases

2. mud and
paraffin,

3.asthenia enurosis and


respiratory disorders

3.Electrotherapy,

1 hotel
2. mountainerring
and winter sport

4.hydrotherapy
4

Durau

1 asthenic neurosis,
2. weakly condition

1. spa

1.mountainerring
and winter sport

3. Physical and
intellectual
overrexertion,
4. seconday anemia
5

Borsec

1 Cardiovascular
diseases
2. endocrinological
diseases

1. warm bath with


carbonated
minarel water
in tubs

1. gyms
2. sport grounds
3. cinema halls

2. indoor pool
3. hepatobiliary
disorders

3. fountains

4. digestive disorders

4. Electrotherapy

5 kidney and urinary


system diseases

5. hydrotherapy

4. blazed mountain
trails
5. ski and sleigh
runs in winter

6. paraffin
6. asthenia enurosis
7 metabolic and
nutrition,
6

Tusnad Bath 1. central nervous system


2. Cardiovascular
diseases

1. bath with with


carbonated
minarel water

1. gyms
2. lake

2.galvanic baths
3. urinary system
diseases

3. paraffin
4. Electrotherapy
5. mofette

Covasna

1.Cardiovascular
diseases

1. bath with with


carbonated
minarel water

1. gym
2. hospital

2. hepatobiliary
3. children

disorders

2. mofettes

sanatorium

3. digestive disorders

3.fountains

4. spa

4. associated diseases

4.Electrotherapy
5. botting station

Slanic
Moldova

1.digestive disorders

1. fountains

1. gym

2.hepatobiliary disorders

2.pool for
kinetotherapy

2. hospital

3.metabolic and nutrition


disorders

3.mofettes

4. Degerative and
abarticular rheumatic
diseases

3. children
sanatorium
4. spa

5. Cardiovascular
diseases
6. respiratory disorders
7. endocrine disorders
8. gynecological
9

Cheia

1. asthenia enurosis
2. Physical and
intellectual
overrexertion,

1. bath with with a. 1 villas


carbonated
minarel water b. 2. motels
2. mofettes

c. 3. chalets

3.benign hyperthroidism

3.fountains

d. 4 mountains

4. rachitis

4.Electrotherapy e. 5. monastery

5.Juvenile growth
disorders

5. botting station

6. secondary anemia

10

Slanic
Prahove

1. Degerative and
abarticular rheumatic
diseases
2. arthitis

1 mineral water h. 1. resorts


baths in tubs,
2. boats
2.cold bath in the
lake
3.villas

3. polyathrrosis

g. 3. warm mud

k. 4.pavillions

4. tendonitis

4 Electrotherapy

5. private houses

5. tendomyositis
6. scapulomeral
7. post traumatic
conditions
8. peripheral and central
neurological diseases
9. gynecological disorder
10. respiratory disorders
11. dermathological
diseases
11

The Unirea 1. respiratory disorders


Mine
2. asthma

streambed

1.rooms house
football
m. 2. handball ground
n. 3. running track
4. museum
o.

12

The Mihai 1.respiratory disorders


Mine
2.asthma

streambed

p. resorts

13

Sovata

1. gynecological disorder
2. generative and
abarticular rheumatic
diseases
3. post traumatic
conditions
4. peripheral and central
neurological diseases
5. endocrine disorders
6. Cardiovascular
diseases

14

Calimanesti

1. digestive disorders
2. hepatobiliary
disorders

1.warm baths of q. 1. beaches


salt mineral
water
2.hotels
2.tubsand pools

3. villas

3.Pools for
kinetotherapy

4. inns

u. 5. motels
4. Electrotherapy
6.amusements
5. sauna
w. 7.Sports
6.medical gyms
x.
7. spa
1.warm baths of
salt mineral
water
2.Electrotherapy

3. kidney and urinary


system diseases
4. metabolic and
nutrition,

3 kinetotherapy
4.outdoor pools
5. medical gyms

5. respiratory disorders
6. sauna
6. peripheral and central
neurological diseases
7. rheumatic diseases
8. post traumatic
conditions
9. gynecological disorder
10.ear, nose, throat
diseases

7.sanatorium

1. church
2.museum

11. dermathological ,
Cardiovascular
diseases

15

Olanesti
Bath

1. kidney and urinary


system diseases
2. chronic diseases of
alimentary canal
3. metabolic and
nutrition disorders

1.warm baths of aa. 1. church


salt mineral
water
2. Electrotherapy
3.hydrotherapy
4.gyms

4. respiratory disorders
5.fountains
5. dermathological
diseases
6. associated diseases
7.otorhynolaryngological
diseases
16

Voineasa

1. asthenic neurosis

1 warm baths of bb. 1. forest


salt mineral water
reservation

2. weakly conditions
3. physical and
intellectual

2.aeroheliotherapcc. 2. lake
y
3. kinetotherapy

4. secondary anemia
4. hydrotherapy

5gyms
17

Baile
Herculane

1.generative. rheumatic
diseases

1.hydrotherapy dd. 1. peak


2. kinetotherapy ee. 2. springs

2.inflammatory
3. Electrotherapyff. 3. caves
3.abarticular. rheumatic
diseases
4. peripheral and central
neurological diseases
18

Geoagiu
1. degerative and
Bathgeoagiu
abarticular. rheumatic
bai
diseases
2. peripheral and central
neurological diseases
3. gynecological disorder
4.gastroduodenal
diseases
5.hepaytobilary

19

Moneasa

4. gyms

gg. valley

5. sauna

1. air therapy,

hh. 1. beaches

2. warm baths of ii. 2.hotels


salt mineral
water
jj. 3. villas
3 hydro-electro- kk. 4. inns
photo and
thermotherapy,ll. 5. motels
4.herb baths

mm. 6.amusements

6. kidney diseases

5.outdoor thermalnn. 7.Sports


water pools
oo.

1.degerative and
abarticular. rheumatic
diseases

1. warm baths of pp. 1.Cinemas


salt mineral
water
qq. 2.theatre

2. peripheral and central


neurological diseases

2. hydrotherapy rr. 3. bowling


3.kinetotherapy ss. 4 boating

3. gynecological disorder
4.Electrotherapy tt. 5.Sportsground
4. metabolic and
nutrition disorder

5. outdoor pools uu. 6. trips to cave


for cold mineral
water baths

6.sunbathing areavv. 7. waterfalls


ww.
20

Stana
Vale

De 1 asthenic neurosisi
2.certainendoctrine
disorders

1 Electrotherapy xx. 1. hotels


2. herb baths

yy. 2. villas

3.sauna

zz. 3.pavillions

3. respiratory disorders
4.medicalgyms aaa. 4. waterfalls
4. Physical and
intellectual
overrexertion

5. massage parlorbbb. 5.Caves


ccc. 6.Lakes

5. anemia
ddd. 7.chalet
6.rachitis and growth
disorders
21

Felix Bath

1.inflamantory rheumatic
diseases
2. degerative and
abarticular. rheumatic
diseases
3.peripheral and central
neurological diseases

1. warm baths of eee. 1 natural park


salt mineral
water
fff.
2. kinetotherapy
3. thermal water
pools
4.physiotherapy

4. gynecological disorder
5. post traumatic
conditions

5.inhalations and
aerosois
6.gymnasiums

6.endocrinological
disorder

7. sauna
8.Swimmi ng
pools
9.spa

22

Lacu Sarat

1. degerative
inflamantory and
abarticular.
rheumatic diseases

1 warm baths of ggg. 1.buses


salt mineral water
hhh. 2.trams
2.aeroheliotherap
y
iii. 3.ships

2.gynecological disorder
3. kinetotherapy
3.dermathological
4. hydrotherapy
4.endocrinological
disorder

5gyms

5 peripheral and central


neurological diseases
6.post traumatic
condition
7. respiratory disorders
23

Amara

1.degerative
inflamantory and
abarticular. rheumatic
diseases

1. warm baths of jjj. 1 villas


salt mineral
water
kkk. 2. motels
2.sunbathing

lll. 3.chalets

2. gynecological
disorder

3. bathing in lakes
mmm. 4 mountains

3.assosiated diseases

4.spas

nnn. 5. monastery

Source: Mlesnita, 2002


Dari tabel di atas dapat ditarik simpulan bahwa pariwisata kesehatan dapat menjadi
sumber devisa negara apabila dikelola secara profesional, tanpa merusak kondisi geography yang
ada dan bahkan mengubah daerah yang tadinya susah berkembang karena lokasi yang jauh dan
transportasi terbatas menjadi area yang sangat bermanfaat. Informasi mendetail dalam tabel yang
sama memperlihatkan bagaimana pemerintah Rumania mengoptimalkan kondisi yang ada
sedemikian rupa sehingga wisatawan dapat memperoleh pelayanan untuk berbagai penyakit
dengan mempertimbangkan kesejahteraan keluarga wisatawan sehingga saat seorang wisatawan

sedang melakukan pengobatan anggota keluarga lain dapat menikmati objek wisata lain baik
yang sudah ada maupun yang sengaja dibangun untuk kepentingan pariwisata di lokasi tersebut.
E. PARIWISATA KESEHATAN DI INDONESIA
Perkembangan pariwisata kesehatan di Indonesia sekarang ini juga sangat cepat sejalan
dengan terjadinya perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Beberapa tahun lalu
pemeliharaan kecantikan dan kebugaran tubuh hanya milik kaum hawa, bersifat amatir dan
belum dikelola secara professional. Kalaupun ada salon kecantikan biasanya merupakan usaha
jasa home industry, dikelola ibu rumah tangga dengan peralatan yang relatif sederhana.
Pengobatan phisik dan kulit seperti pemandian air panas, umumnya masih merupakan bagian
dari suatu objek wisata yang lebih dahulu ada di lokasi dan belum mendapat perhatian yang
serius baik dari pemerintah maupun pengelola pariwisata kesehatan. Beberapa pariwisata
kesehatan yang sudah dikembangkan di wilayah Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2
PARIWISATA KESEHATAN YANG SUDAH DIKEMBANGKAN
DI INDONESIA
Nama

Lokasi

Hot Spring Lau Debuk- Sumatera


debuk
Utara

Jenis Penyakit yang Fasilitas yang


Disembuhkan
tersedia
1.Penyakit kulit

1. Kolam renang

2.Relaxation

2. Restaurant
3. Street vendour
4. Parking area
5. Steambath therapy
6. Hot waterfall

Simpang Balek

Aceh

1.Penyakit kulit

1.Hot spinning pools

2. Relaxation

2.Restaurants
3.Play grounds

Danau Laut Tawar

Aceh

1.Penyakit kulit

1.Hot spinning pools

2.Relaxation

2.Restaurants
3.Play grounds

Pemali Hot Spring

Bangka

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

Suban Hot Spring

Bengkulu

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

Air Terjun Kepala


Carup

Bengkulu

1.Penyakit kulit
2.Relaxation

1.Hot waterfall

Taman Sari

Jakarta

Natural
products

spa 1.Executive rooms


2.Treatment rooms
3.salon and beauty
care
4.fitness cebtre
5.meditation room
6.concultation room
7.steam and sauna
rooms
8.whirlpool
9.swimming pools
10.multipurpose ball
room

Guci Hot Spring

Tegal

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2. Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

Hot Spring Songgoriti

Malang

1.Penyakit kulit

1.Beautiful view

2.Relaxation

2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold

bathrooms
10

Way Belerang

Lampung

1.Penyakit kulit

1.Beautiful view

2.Relaxation

2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold
bathrooms

11

Tirta Tapta Hot Spring

Bangka

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant

3.Cancer

3.Street vendour

4.Rematics

4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
7.Flora dan fauna
8.Danau
pemancingan

12

Semurup Hot Spring

Jambi

Berbagai penyakit

Warm water

13

Kali Bancin

Jambi

1.Penyakit kulit

Mineral water

2.Rematics
3.Fatigue
14

Karumenga Hot Spring

Menado

Berbagai penyakit

Mineral water

15

Air Panas

Kalimanta

Berbagai penyakit

Warm water

Tengah
16

Otak Kokok Gading

Nusa
Tenggara

Berbagai penyakit

Spa gulp
Milk bath

Sumber: Berbagai sumber di Perpustakaan STBA Yapari ABA Bandung: 2006


Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir di setiap wilayah Indonesia dapat ditemukan
pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan; hal tersebut dapat dipahami mengingat
Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam dan pegunungan yang tersebar baik di
lima pulau terbesar di Indonesia maupun di beribu pulau kecil lainnya. Namun sayang sekali data
tentang keberadaan pariwisata kesehatan yang belum dikembangkan dan masih sangat alami
belum dapat diketahui dengan pasti.
Sekarang malah bermunculan salon-salon mulai dari yang sangat sederhana sampai yang
sangat eksklusif lengkap dengan dokter-dokter ahli kecantikan dan kulit. Penyebarannya juga
sangat menyeluruh, sehingga kemanapun kita pergi bahkan ke daerah-daerah, kita dapat
menemukan salon dengan berbagai kelebihannya mulai dari yang sangat tradisional sampai yang
super canggih dengan berbagai alat dan obat buatan luar negeri.
Yang menarik untuk disimak adalah munculnya trend baru. Salon kecantikan tidak saja
dikunjungi oleh kaum hawa namun juga kaum pria. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan,
Surabaya, dan Bandung bahkan muncul sejumlah salon yang khusus melayani para pria dari
mulai membersihkan wajah, memakai master, menutupi pori-pori dengan ice globe,
pengelupasan dengan enzim (enzim peeling), luluran, mengoleskan obat jerawat, pelembab dan
tabir surya sampai manicure, pedicure dan lain-lain. Mustika Ratu sebagai penghasil produk
kecantikan terkenal di Indonesia juga mulai meluncurkan produk kosmetik untuk pria bahkan
menyediakan tempat perawatan khusus untuk pria.
F. PARIWISATA KESEHATAN DI JAWA BARAT

Sebagai salah satu propinsi terbesar di Indonesia, Jawa Barat kaya akan pariwisata
kesehatan baik yang sudah dikembangkan maupun baru dikenal oleh segelintir orang yang
memang berkepentingan untuk mengobati berbagai penyakit yang dideritanya. Secara umum
fasilitas yang tersedia di pariwisata kesehatan yang sudah berkembang cukup memadai. Di
Bandung sebagai ibu kota Propinsi Jawa Barat terdapat ribuan salon dari yang super mewah
sampai yang paling sederhana.
Secara garis besar pariwisata kesehatan di Jawa Barat dapat dikelompokkan ke dalam dua
kategori yaitu yang sudah dikembangkan dan yang belum dikembangkan. Pariwisata kesehatan
yang sudah dikembangkan juga terbagi dalam dua kelompok yaitu yang dikembangkan
berdasarkan potensi yang dimiliki dan yang dikembangkan secara modern. Yang disebut
belakangan biasanya menitikberatkan pada kepentingan kesehatan dan kecantikan fisik.
Tabel 3.
PARIWISATA KESEHATAN YANG SUDAH DIKEMBANGKAN
DI JAWA BARAT
No

Nama

Lokasi

Jenis Penyakit yang Fasilitas


Dapat Disembuhkan
tersedia

Batu Kuwung

Serang

1.Penyakit kulit

1.Hot bath rooms

2.Relaxation

2.Swimming pools

Hot Spring

yang

3.Inns
4.Restaurant
5.Resorts
2

Ciater
Spring

Hot Subang

1.Penyakit kulit

1.hot swimming pools

2.Relaxation

2.hotel/cottage

3.Rhematical deseases
4.Injured organs
locomotion

3.restaurant
of 4.tempat berkuda
5.tempat bermain

5.Gynaecological
disturbance

6.hydrotheraphy

6.Nervous system

7.electrotherapy

7.Sport injures
3

Cimanggu

Ciwidey

1.Penyakit kulit

1.hot swimming
pools

2.Rhematicss
2.cottage
3.Cases after accidents
3.kios makanan
4.Operated
nerves

Rancawalini

Ciwidey

peripherial
4.cafe

5.Strains

5.tempat bermain

6.Dislocation

6.taman

7.Cases of psoriasis

7.steambath therapy

8.Dermatitis

8.parking area

1.Penyakit Kulit

1. hot swimming
pools

2. Relaxation
2. cottage
3. kios makanan
4.tempat bermain
5

Tangkuban
Perahu Crater
and Hotsprings

Subang

1.Penyakit kulit

1.hot swimming pools

2.Relaxation

2.hotel/cottage

3.Rhematical deseases
4.Injured organs
locomotion

3.restaurant
of 4.tempat berkuda
5.tempat bermain

5.Gynaecological
disturbance

6.hydrotheraphy

6.Nervous system

7.electrotherapy

7.Sport injures
6

Cipanas Hot
Spring

Garut

1.Penyakit Kulit

1.hot swimming pools

2. Relaxation

2.hotel/cottage
3.restaurant
4.sarana olah raga
5.tempat bermain
6.parking area
7.mudbathing
therapy

Ciseeng Hot
Water Pool

Garut

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2. Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

Cikotok
Spring

Hot Tasik-

1.Penyakit Kulit

1.hot swimming
pools/jacuzzi

malaya

2.Relaxation

2.hot water therapy


3. kios makanan
4. tempat bermain
5. taman
6.steamtabh therapy
7.parking area
8. cafe

Kamojang
Crater

Garut

Penyakit Kulit

1.hot swimming pool


2.sarana olahraga
3.kios makanan
4.tempat bermain
5.parking area

10

Papandayan
Crater

Garut

Penyakit Kulit

1.hot swimming pool


2. pemandangan
3. kios makanan
4. tempat bermain
5. taman
6. parking area

11

Maribaya
Spring

Hot Lembang

1.Penyakit Kulit

1.hot swimming
pools/Jacuzzi

2.Relaxation
2. hot water therapy

3. kios makanan
4. cafe
5. tempat bermain
6. taman
7. steambath therapy
ooo. 8. parking area
ppp. 9. waterfall
12

Batu Kapur Hot


Spring

Subang

1.Penyakit Kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

13

Conggeang

Sumedang

1.Penyakit Kulit

1.Swimming pools

2.Relaxation

2.Children play
ground
3.Resorts
4.Fishing pools
5.Camping ground
6. Performance
ground

14

Cikundul Hot

Sukabumi

1.Penyakit Kulit

1.Kolam renang

Spring

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

15

Padi-padi Beach Sukabumi


Resort and Hot
Spring

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

16

Batu Kuwung
Hot Spring

Serang

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

17

Galunggung
Hot Spring

Tasikmalaya

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area

5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
18

Punceling Hot
Spring

Ciwidey

1.Penyakit kulit

1.Kolam renang

2.Relaxation

2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall

19

Sangkan Hurip
Hot Spring

Kuningan

1.Penyakit kulit

1.Hot bathrooms

2.Relaxation

2.Waiting rooms
3.Sport facilities
4.Hotels
5.Inns

20

21

Mata Air
Mesjid Agung
Banten

Banten

Batu Kuwung
Hot Spring

Banten

Berbagai penyakit

1.Mata air
2.Mesjid

Berbagai penyakit

1.Mata air
2.Swimming pools
3.Bathrooms
4.Inns
5.restaurants

SUMBER:www.healthtourism.2005
Tabel di atas menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar untuk
menjadikan pariwisata kesehatan sebagai alternatif pariwisata; promosi yang tepat dan kerjasama
antar industri pariwisata akan memungkinkan daerah yang disebut di atas lebih berkembang dan
akan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat.
Tabel 4
PARIWISATA KESEHATAN YANG BELUM DIKEMBANGKAN
DI JAWA BARAT
No

Nama

Lokasi

Jenis Penyakit yang Fasilitas


Dapat Disembuhkan tersedia

Cisolong Hot Spring Pandeglang

Berbagai penyakit
kulit

Tirta Pusaka Alam

Lebak Banten

Berbagai penyakit
kulit

Ciracas Hot Spring

Purwakarta

Berbagai penyakit
kulit

Cibolang Hot
Spring

Pangalengan

Berbagai penyakit
kulit

Sukasono Hot
spring

Garut

Berbagai penyakit
kulit

Air panas
Pasirwangi

Garut

Berbagai penyakit
kulit

Cipanas Pamoyanan

Tasikmalaya

Berbagai penyakit

yang

kulit
8

Gajawong

Tasikmalaya

Berbagai penyakit
kulit

Sumber: Wajah Pariwisata Jawa Barat


Tabel di atas menunjukkan bahwa daerah tersebut setidaknya sudah terdaftar di lembaga
pariwisata Jawa Barat baik melalui penelitian oleh perorangan maupun oleh instansi terkait.
Sebenarnya Jawa Barat memiliki lebih banyak lokasi sejenis dengan yang disebutkan dalam tabel
di atas, namun fasilitas penunjang yang memungkinkan daerah tersebut diketahui oleh umum
sangat minim. Diduga daerah sejenis jumlahnya ratusan mengingat Jawa Barat dikelilingi oleh
gunung yang sebagian diantaranya masih aktif sehingga daerah di lereng atau di kaki gunung
pasti mengandung air panas yang mengandung belerang yang setidaknya dapat mengobati
penyakit kulit.
Tabel 5
PARIWISATA KESEHATAN UNTUK KECANTIKAN FISIK
DI JAWA BARAT
Nama

Lokasi

Taman Sari Royal Heritage Kampung Sampiren Garut


Spa

Fasilitas yang tersedia


a. villa spa
b. treatment room
c. whirlpools
d. sauna
e. hydrotherapy
f. swimming pools

g. meditation room
h. jamu bar
Hotel Grace Sangkan Indah Cirebon
Spa

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

Tirta Sanita Spa Resort

Kuningan

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

Karang Setra Spa Hotel Bandung


and Cottage

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

Pulau Umang resort and Pandeglang


Spa

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna

d.hydrotherapy
e.swimming pools
Sangra Resort and Spa

Lembang

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

Jayakarta Hotel Suite and Bandung


Spa

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

San Gria Spa

Lembang

a.treatment room
b.whirlpools
c.sauna
d.hydrotherapy
e.swimming pools

Sumber: STBA YAPARI ABA 2006


Tabel 6
PARIWISATA KESEHATAN UNTUK KECANTIKAN FISIK

DI BANDUNG
Nama

Lokasi

Gaels Rooms Spa

Griya Raya 4 bandung

La Diva

Karang tineng 1 bandung

The Cozy

Setra Mall 34-35bandung

The Spa Shop

Haring Banga 7 Bandung

Ida Spa

Cihampelas 10 Bandung

Sintage Chic

Raden Patah 6 Bandung

Dermal Science Care Centre

Sindang Sirna 27 Bandung

Epiderm Indonesia Indie PT

Taman Cibenying Bandung

Fanny Salon

Peta Kopo Plaza E4 bandung

GG Skin Care

Imam Bonjol 12/12 Bdg

Leli Dewi P Salon

Tubagus Ismail 18 Bdg

Murad Clinical Skin Care

Setiabudi 57 Bdg

Natural Green Mitra Abadi PT

Sartika 44 Bdg

Akupuntur ceter Berkah Selamat

Cibadak 246 Bdg

BJ International Stochist

Nurtanio 79/83 Bdg

Bina Dinamika Raya PT

Setrasari 33 Bdg

Century Health Care

Setrasari Mall B1

Cosmeticudo Slimming Utama PT

Gatsu 289 Bdg

Marry Cohar

Sukawangi 2 Bdg

Prima Alkasindo PT

Moh Toha 320 Bdg

Raga Fitness Centre

Sumatera 52-54 Bdg

Sanggar senam Maharani

Pasirkaliki 215

Santi Skin Center

Jln Merdeka 44 Bdg

Shake and Slope Aerobic Studio

Cipto 10 Bdg

Sosi Sport Club

Aceh 66 Bdg

Transcendental Meditation Club

Sunda 69 Bandung

SUMBER: Departemen Kesehatan 2005


Tabel-tabel di atas menunjukkan bagaimana perkembangan pariwisata kesehatan di Jawa
Barat khususnya di Bandung. Kenyataan lain menunjukkan bahwa sangat banyak sumber-sumber

air panas, gunung-gunung dan danau-danau yang bertebaran di seluruh wilayah Jawa Barat
belum tersentuh oleh tangan-tangan investor yang terampil. Kalaupun ada beberapa yang mulai
dikenal oleh masyarakat Jawa Barat, itu karena promosi dari mulut ke mulut dilakukan antar
teman dan saudara. Pemerintah daerah seolah masih belum mengetahui bagaimana
memanfaatkan potensi yang sangat kaya ini. Tampaknya belum ada kerjasama antar departemen
terkait seperti departemen perhubungan, departemen pariwisata, departemen perhutani dsbnya
untuk mengelola dan atau mendayagunakan potensi-potensi yang ada.
G. SIMPULAN
Kondisi geografi Jawa Barat yang dikelilingi oleh gunung akan memungkinkan
pemerintah bergerak maju dan belajar dari negara lain yang memiliki kondisi yang mirip
sehingga sumber-sumber air panas yang banyak mengandung mineral yang dapat
menyembuhkan, tempat-tempat yang berhawa sehat, adanya pemandangan yang berlatang
belakang faktor-faktor psikologis menyembuhkan, adanya pantai-pantai, gunung-gunung, dan
danau-danau yang indah yang dilengkapi dengan berbagai pemandangan sekitar yang indah,
yang secara medis pasti dapat menyembuhkan, menenangkan, menyegarkan dan menyehatkan
fisik dan mental dapat dimanfaatkan secara optimal. Prospek pariwisata kesehatan di Jawa Barat
sangat menjanjikan namun koordinasi yang komprehensif antar departemen yang terkait
merupakan hal yang paling mendasar yang harus secepatnya dibenahi agar diperoleh skala
prioritas dalam mengembangkan pariwisata di Jawa Barat. Untuk memajukannya perlu dibentuk
tim kesehatan yang khusus melakukan penelitian ke daerah-daerah yang mengandung potensi di
atas sehingga diperoleh laporan secara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dari wilayah
berlibur untuk kesehatan. Setelah itu pemerintah dapat melakukan pengembangan wilayah
tersebut dilengkapi dengan peraturan-peraturan yang dapat menjamin adanya perkembangan
wisata kesehatan.
H.DAFTAR PUSTAKA
Department of Information Republic of Indonesia.1998. Indonesia 1998, An Official Handbook.
Jakarta: Perum Percetakan Negara
Finn, Emanuel, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday, June 28, 2002

Hadinoto, Kusudianto.1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta;


Penerbit Universitas Idonesia.
Mc Intoch, Robert. W.1972. Tourism Principles, Practices and Philosophies. Ohio: Grid Inc.
Mill, Robert Cristie.2000. Tourism, The International Business. Jakarta: PT Raya Grafindo
Persada.
Mlesnita, Radu Adrian, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday, June 28, 2002
Ningsih, Wirda, 1996, Buku Pintar Wisata Indonesia,
IGDE. Pitana,1994. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: Penerbit BP
Oka A. Yoeti, 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa.
1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
1996, Anatomi Pariwisata, Bandung: PT Angkasa
2000. Harian Kompas Edisi 7 Nopember 2000 Wisata Religius. Jakarta:
Pendit, Nyoman S., 2002, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pt. Pradnya Paramita.
Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983, Peristilahan Kepariwisataan, Bandung: Pusat
Pendidikan dan Latihan Pariwisata.
Spillane, James J. 1987.Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius

rizkyriris blog
Just another Blogger Fisip UNS Sites site

Home

About

Sample Page

Search for:

Recent Posts

Jurgen Habermas

Dimuat di SOLOPOS loooh :)

review Kembali ke alam: belajar dari etika masyarakat adat

perempuan berkalung sorban

Urbanisasi

Recent Comments
Archives

October 2013

September 2013

April 2013

March 2013

February 2013

December 2012

November 2012

June 2012

March 2012

December 2011

November 2011

October 2011

September 2011

June 2011

May 2011

March 2011

February 2011

December 2010

November 2010

October 2010

Categories

Uncategorized

Meta

Log in

Entries RSS

Comments RSS

WordPress.org

Pariwisata dan Kesehatan


Author: rizkyririris

PARIWISATA DAN KESEHATAN


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Masalah-Masalah Sosial Kontemporer
Kelas B
PARIWISATA
A. Pengertian Pariwisata
Di Indonesia, istilah pariwisata digunakan dalam suatu percakapan oleh mendiang Presiden
Soekarno yang memiliki padanan kata dengan tourism atau turisme. Arti kata pariwisata atau
turisme sering kali dekat dengan cara-cara dan makna dari orang-orang yang menggunakan
istilah tersebut.

Secara etimologis, pariwisata terdiri dari kata wisata yang berarti perjalanan (travelling); kata
wisatawan yaitu orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan (travelers), dan
kepariwisataan yaitu hal, kegiatan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata.
Sifat kegiatan pariwisata adalah sosial, ekonomi, kebudayaan yang timbul sebagai efek dari
perjalanan wisata.
(Soemanto. 2010. Sosiologi Pariwisata. Jakarta : Universitas Terbuka.)
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya.
Institute of Tourisme in Britani merumuskan pariwisata adalah kepergian orang-orang
semengtara dalam jangka pendek ke tempat-tempat tujuan diluar tempat tinggal dan bekerja
sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat- tempat tujuan tersebut.
Menurut Robert McIntosh pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari
interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta pengunjung lainnya.
E. Guyer-Freuler pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan penggantian hawa, penilaian yang sadar dan
menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan, dan kenikmatan alam semesta.
Herman von Schullern zu Schrattenhofen pariwisata adalah istilah bagi semua, lebih-lebih bagi
ekonomi, proses yang ditimbulkan oleh arus lalu-linutas orang-orang asing yang datang dan
pergi ke dan dari suatu tempat.
Sedangkan wisatawan adalah seorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat
yang ada wisatanya untuk melihat sesuatu yang lain. Wisatawan meliputi :
1.
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk
keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan dan sebagainya,
2.
Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud menghadiri pertemuan,
konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan badan organisasi,
3.

Orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis,

B. Sejarah Pariwisata

Tahun 1672 seorang bangsawan Perancis menerbitkan buku petunjuk The true guide for
foreigners traveling in Fance, to appreciate its beauties, learn the language and take exercise.
Didalam buku tersebut menyebutkan ada dua macam perjalanan. Yaitu Le grand tour yang
meliputi perjalanan besar berkeliling kota Paris dan mengunjungi barat daya perancis. Dan Le
petit tour adalah perjalanan kecila yang mengelilingi kota Paris saja. Penggolongan paket wisata
tersebut membedakan jenis transportasi sehingga menggambarkan minat dan pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan.
Di Inggris perjalanan wisata ini diselipkan pendidikan politik dan diplomasi. Sehingga peserta
yang mengikuti wisata ini adalah calon diplomat dan orang-orang kaya saja. Wisata di Inggris ini
menggambarkan tour-nya para elite politik.
Perkembangan wisata berubah dimana wisatawan tanpa tinggal menetap di daerah wisata yaitu
seperti ziarah ke Roma dan tempat-tempat keramat yang bersifat penyembuhan.
Sebelumnya pada zaman Romawi Kuno, kegiatan wisata bertujuan pragmatis. Wisatawan
berkunjung ke tempat wisata dengan menunggangi kuda. Selain itu mereka juga bermaksud
untuk menukarkan kuda mereka. Wisatawan ini bermalam (ditampung) di biara-biara sekitar
tempat wisata. Namun setelah adanya larangan, maka tumbuhlah berbagai macam penginapan,
hotel bahkan villa disekitar tempat wisata. Selain itu juga tumbuh berbagai macam restoran dan
fasilitas lainnya.
C. Bentuk Pariwisata
1.

Menurut asal wisatawan

Perlu diketahui asal wisatawan, jika wisatawan berasal dari dalam negeri atau hanya berwisata di
daerah lain yang masih berada di dalam negeri maka disebut pariwisata domestik. Dan jika
wisatawan berasal dari luar negeri maka disebut pariwisata internasional.
2.

Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing yang memberikan efek
positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wisatawan ini
disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warganegara keluar negeri memberikan
dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri dinamakan pariwisata pasif.
3.

Menurut jangka waktu

Terdapat pariwisata jangka pendek dan jangka panjang tergantung dari lama sebentarnya waktu
yang digunakan wisatawan dalam mengunjungi tempat wisata.

4.

Menurut jumlah wisatawan

Perbedaan ini dilihat dari jumlah wisatawan yang datang sendiri atau jumlah rombongan yang
kemudian muncul istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5.

Menurut alat angkut yang digunakan

Dilihat dari segi alat yang digunakan untuk mengangkut wisatawan, maka pariwisata terbagi
menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil.
D. Jenis Pariwisata
1.

Wisata Budaya

Perjalanan ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang
dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke daerah lain atau negara lain untuk
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka,cara hidup mereka, budaya dan
seni mereka.
2.

Wisata Kesehatan

Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar
keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat
baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan dengan maksut
menyembuhkan penyakit.
3.

Wisata Olahraga

Wiasatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang


sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga seperti Asian Games, Uber
Cup, Olympiade dan lain-lain.
4.

Wisata Komersial

Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pemeran-pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
5.

Wisata Industri

Wisata ini erat hubunganya denga wisata komersial. Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
pelajar atau mahasiswa atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian

dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud melakukan


peninjauan atau penelitian.
6.

Wisata Politik

Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian dengan
aktif dalam pariwisata kegiatan politik seperti misalnya ulang tahun perayaan 17 Agustus di
Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow dan sebagainnya.
7.

Wisata Konvensi

Wisata ini berhubungan dengan wisata politik. Dewasa ini beberapa negara membangun wisata
konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan sidang bagi para peserta
konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun
internasional.
8.

Wisata Sosial

Ke dalam jenis ini termasuk pula wisata remaja. Yang dimaksud wisata ini adalah
pengorganisasian perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan
masyarakat ekonomi lemah (atau dengan kata lain tidak bisa membayar segala sesuatunya yang
bersifat mewah) untuk mengadakan perjalanan seperti kaum buruh, pemuda, pelajar atau
mahasiswa.
9.

Wisata Pertanian

Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang
dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan, dan sebagainya di mana
wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi.
10. Wisata Maritim ( Marina ) atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih-lebih di danau,
bengawan, pantai, teluk, dan laut seperti memancing, berlayar menyelam, smbil melakukan
pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung dan sebagainya.
11. Wisata Cagar Alam
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainnya yang kelestariannya yang dilindungi
oleh undang-undang.

12. Wisata Buru


Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan
tempat berburu yang dibenarkan pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan.
13. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan
umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan uleh perorangan atau
rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang
diagungkan dan sebagainya. Wisata ini dimaksudkan untuk hasrat wisatawan untuk memperoleh
restu, kekuatan bati, memperoleh berkah dan kekayaan yang melimpah.
14. Wisata Bulan Madu
Yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang
sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan
kunjungan mereka, seperti kamar pengantin dan sebagainnya.
(Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya
Paramitha.)
PERSOALAN MASALAH PARIWISATA INDONESIA
Persoalan pariwisata tak lepas dari pendidikan pariwisata. Sampai saat ini belum ada
standarisasi nasional, sehingga sangat menyulitkan pengembangannya,Menurut Doktor bidang
pariwisata Universitas Padjadjaran Bandung, di dunia internasional sudah ada standar untuk
pariwisata. Karena belum adanya standar tersebut, akibatnya ada hambatan untuk masuk lebih
jauh ke dunia industri pariwisata internasional. Mana ada orang Indonesia yang menjadi GM di
hotel-hotel di luar negeri, yang ada justru orang-orang luar itu yang menjadi pimpinan di
jaringan hotel internasional,ujar Herman.
Belum standar-nya pendidikan pariwisata, karena sampai saat ini belum ada laboratorium untuk
menguji kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan sekolah-sekolah pariwisata tersebut.
Selain itu juga belum ada kurikulum yang terpadu yang bisa menghasilkan sumber daya manusia
yang sesuai standar internasional. Sumber daya manusia yang memenuhi standar internasional
penting untuk bersaing dan mengikuti perubahan pasar pariwisata dunia,kata Herman lulusan
Rukkyo University, Tokyo Jepang tahun 1989..
Untuk bisa memenuhi standar pariwisata internasional, pembantu ketua I STPB, perlu adanya
intervensi pemerintah. Kalau tidak ada intervensi pemerintah terutama akan sulit

berkembang,kata Herman. Apalagi dasar hukum pengembangan pariwisata, sudah tertinggal


jauh dari perkembangan pariwisata dan standar yang ditetapkan secara internasional. Tak
adanya dasar hukum yang kuat juga menghambat aplikasi professional pegiat pariwisata, dan
menyulitkan untuk mengakses perkembangan yang mutakhir,ujarnya.Memang perlu sinergi
yang kuat dan terarah, agar rencana pengembangan pariwisata yang ditargetkan bisa dicapai
bahkan lebih,katanya.
Sumber tempo
(http://kompiancur.blogspot.com/2010/09/persoalan-masalah-pariwisata-di.html
KESEHATAN
1. Pengertian Kesehatan
Sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki
kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa
berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu. (Haber, 1994)
Kesehatan berasal dari kata sehat yang mempunyai arti keadaan baik seluruh badan serta bagianbagiannya bebas dari sakit atau waras. Jadi kesehatan mempunyai pengertian sebagai keadaan
(hal) sehat , kebaikan (keadaan badan, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
jugameliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Menurut WHO (1947), sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapatmeningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle 1994), yaitu :
1.

Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2.

Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3.

Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam lingkungan.

Sedangkan menurut UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah


keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang
utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan
yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan

internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Pengertian Kesehatan adalah kondisi fisik dan batin yang seimbang, tidak kekurangan dan
kelebihan dari segala zat ataupun keadaan yang bisa menjadi asupan tubuh. Dan juga
kesejahteraan fisik dan mental dimana tubuh kita merasa nyaman, segar dan baik. Nyaman untuk
beraktifitas dan dapat diajak bekerjasama.
Kesehatan adalah kondisi yang sangat mahal harganya, jika kesehatan kita sudah terganggu,
maka segala aktivitas dalam hidup kita pun akan menjadi terganggu. Kita harus berobat ke dokter
untuk memperbaiki kondisi tubuh kita. Dan itu akan membuat kita harus mengeluarkan biaya
mahal. Belum lagi jika disaat kita ada urusan yang sangat penting, kita akan kehilangan
kesempatan jika kondisi tubuh kita tidak sehat. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga
kesehatan tubuh dan jiwa kita.
Model Teori Perilaku Kesehatan (Health Behavior Models) menyebutkan terdapat beberapa
konsep perilaku kesehatan, yaitu :
1.
Mengacu pada tindakan yang dilakukan yang dilakukan untuk mempertahankan,
memulihkan dan meningkatkan kesehatan.
2.
Perilaku kesehatan kolektif mengembangkan konsep gaya hidup kesehatan (Health
Lifestyle ).
3.
3 jenis perilaku kesehatan : preventive health behavior, perilaku sakit (illness behavior),
perilaku peran sakit (sick-role behavior).
4.
Preventive health behavior : perilaku melindungi diri dan perilaku hati-hati (cautious
behavior). Contoh : pakai helm, seat belt, dll.
5. Ada yang dilakukan sekali dan berkala : imunisasi dan pemeriksaan lab terhadap fungsi
ginjal, hati, jantung, dll.
6. Ada yang untuk diri sendiri dan ada yang untuk orang lain. Contoh : lotion anti nyamuk &
fogging.
7.
Health directed behavior : berobat ke dokter & minum obat anti malaria untuk daerah
endemis malaria.
Beberapa jenis perilaku merawat diri diantaranya adalah sebagai berikut :
1.

Perilaku merawat diri.

2.

Perilaku pemanfaatan perawatan kesehatan (RS, PKM, klinik, dsb).

3.

Perilaku makan (dietary behavior) terkait dengan pola makan dan pola konsumsi.

4.

Perilaku penggunaan zat : miras, penyalahgunaan obat gol narkotika.

5.

Perilaku seks : berganti pasangan.

6.
Perilaku nekat : kontak langsung dengan hewan / unggas yang sudah diduga terinfeksi flu
burung.
2. Model-Model Perubahan Perilaku Kesehatan
Menurut sebagian psikolog, perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia
dan dorongan itu merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada di dalam diri
manusia. Sementara itu , para sosiolog melihatnya bahwa perilaku manusia tidak bisa dipisahkan
dari konteks atau setting sosialnya. Untuk sekedar contoh, dorongan dalam diri manusia untuk
makan bisa disebabkan rasa lapar. Pada konteks aktualnya, usaha manusia untuk makan ini
menunjukkan cara dan pola yang berbeda, sesuai dengan situasi sosialnya masing-masing. Pada
konteks itulah, maka dorongan pada diri dipengaruhi pula oleh setting sosial yang berkembang di
seputar individu tersebut. Dengan demikian, perilaku manusia itu perlu dipahami dalam konteks
yang lebih luas. Soekidjo Notoatmojo dengan memerhatikan bentuk respons terhadap terhadap
stimulus, membedakan perilaku manusia menjadi dua bentuk, yaitu: a) perilaku tertutup (covert
behavior), hal ini ditunjukkan dalam bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan
reaksi lainnya yang tidak tampak, b)perilaku terbuka (overt behavior) yaitudalam bentuk
tindakan nyata, misalnya meminum obat ketika dirinya merasa sakit.
Berdasarkan pandangan ini, maka yang dimaksud menurut perilkau kesehatan menurut Soekidjo
Notoatmojo bahwa perilaku kesehatan yaitu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta
lingkungan. Dari definisi tersebut, kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan yaitu terkait
dengan: (1). Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari penyakit; (2).
Perilaku peningkatan kesehatan; dan (3). Perilaku gizi (makanan dan minuman).
Pada pembahasan berikut, akan kita lihat berbagai model yang digunakan para peneliti dalam
mempelajari berbagai tipe perilaku kesehatan. Diantaranya: Model pengelolaan rasa sakit; Model
muchman; Model mechanic; Model anderson; Model keyakinan sehat; Model Kurt Lewin;
Model pengambilan keputusan. Masing-masing model yang dikemukakan berbeda, sesuai
dengan pandangan teori serta tipe perilaku namun menggunakan variabel-variabel yang sama.
1. Model Pengelolaan Rasa Sakit

Menurut Daldiyono (2007: 16), tidak semua orang sakit memiliki penyakit. Suatu rasa sakit
bukan merupakan penyakit bila tidak mengganggu aktivitas dan fungsi pokok, misalnya: makan,
minum, buang air, tidur, dan aktivitas sehari-hari lainnya.
Sedangkan menurut Lehndorff, rasa sakit bisa dikelola baik untuk sekedar pengendalian rasa
sakit maupun untuk mencapai penyembuhan diri dari penyakit yang sedang dideritanya. Dalam
pengalaman tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor utam yang menunjang kemajuan derajad
kesehatan pasien adalah keinginan dan kehendak yang besar untuk mengalami kemajuan. Dalam
pandangan Lehndorff dan Tracy (2005: xii) sikap optimis itu dapat diwujudkan dengan: (a) yaitu
memiliki rasa ingin menjadi lebih baik, (b) memiliki harapan untuk menjadi lebih baik, (c) mau
berusaha untuk menjadi lebih baik, dan (d) mereka belajar metode-metode cepat untuk
memotivasinya.
2. Model Suchman
Yang terpenting dalam model suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang
tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan melakukan perawatan medis. Pendekatan
yang digunakannya berkisar pada adanya 4 unsur yang merupakan faktor utama dalam perilaku
sakit, yaitu: (1) perilaku itu sendiri; (2) sekuensinya; (3) tempat atau ruang lingkup; dan (4)
variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis
Arti keempat unsur tersebut dapat dikembangkan 5 konsep dasar yang berguna dalam
menganalisi perilaku sakit, yaitu: (1) mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau
pemberi layanan, (2) fragmentasi perawatan medis di saat orang menerima pelayanan dari
berbagai unit, tetapi pada lokasi yang sama, (3) menangguhkan (procastination) atau
menangguhkan upaya mencari pertolongan meskipun gejala sudah diasakan, (4) melakukan
pengobatan sendiri (self medication), (5) membatalkan atau menghentikan pengobatan
(discontunity).
Menurut paradigma Suchman, sekuensi peristiwa medis dibagi atas 5 tingkat, yaitu: (1)
pengalaman dengan gejala penyakit; (2) penilaian terhadap peran sakit; (3) kontak dengan
perawatan medis; (4) jadi pasien; dan (5) sembuh atau masa rehabilitasi. Pada setiap tingkat,
setiap orang harus mengambil keputusan-keputusan dan melakukan perilaku perilaku tertentu
yang berkaitan dengan kesehatan. Pada tingkat permulaan terdapat 3 dimensi gejala yang
menjadi pertanda adanya ketidakberesan dalam diri seseorang. Pertama, adanya rasa sakit,
kurang enak badan atau sesuatu yang tidak biasa dialami. Kedua, pengetahuan seseorang tentang
gejala tersebut mendorongnya membuat penafsiran-penafsiran yang berkaitan dengan akibat
penyakit serta gangguan terhadap fungsi sosialnya. Ketiga , perasaan terhadap gejala tersebut
berupa takut atau rasa cemas.

Suchman mengemukakan hipotesis bahwa perilaku medis yang terjadi pada setiap tahap penyakit
mencerminkan orientasi kesehatan serta afiliasi masing-masing kelompok sosial.
3. Model Mechanic
Landasan pemikiran model mechanic ini yaitu mengembangkan suatu model mengenai faktorfaktor yang mempengarui perbedaan cara melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala
penyakit. Teori ini menekankan pada 2 faktor:
a.

persepsi dan definisi oleh individu pada suatu situasi

b.

Kemampuan individu melawan keadaan yang berat

Kemudian model mechanic menggunakan 10 variabel yang menentukan perilaku kesehatan,


yaitu: (1) adanya penyimpanngan dan gejala penyakit yang dirasakan dan dikenal, (2) seberapa
jauh gejala-gejala penyakit yang dipandang serius oleh seseorang, (3) seberapa jauh gejala-gejala
penyakit dapat dapat menimbulkan gangguan dalam kehidupan keluarga, pekerjaan dan kegiatankegiatan sosial, (4) frekuensi terjadinya tanda-tanda penyimpangan atau gejala penyakit, (5) jatah
toleransi dari ornag yang menilai tanda menyimpang atau gejala penyakit tertentu, (6) informasi
yang tersedia, pengetahuan, kebudayaan, serta pandangan orang yang menilai,(7) adanya
kebutuhan pokok lain yang menimbulkan pengabaian atau penolakan terhadap gejala tersebut,
(9) adanya kompetisi terhadap berbagai kemungkinan interaksi yang timbul setelah gejala
penyakit diketahui, (10) sumber pengobatan yang tersedia serta biaya yang harus dikeluarkan.
Dari pencermatan ini, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud perilaku sakit adalah pola
reaksi sosiokultural yang dipelajari pada suatu saat ketika individu dihadapkan pada gejala
penyakit sehingga gejala-gejala itu akan dikenal, dinilai, ditimbang, dan kemudian dapat bereaksi
atau tidak bergantung pada definisi atau situasi itu.
4. Model Andersoon
Kerangka asli model ini yaitu menggambarkan suatu sekuensi (rangkaian) determinan (faktor
yang menentukan) individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga dan
dinyatakan bahwa hal itu tergantung pada:
a.
presdisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, misalnya saja
variabel demografi (umur, jumlah, status perkawinan), variabel struktur sosial (pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa), kepercayaan terhadap magis.
b.
Kemampuan untuk melaksanakannya yang terdiri atas persepsi terhadap penyakit serta
evaluasi klinis terhadap klinis.

c.
Kebutuhan terhadap jasa pelayanan. Faktor presdisposisi dan faktor yang memungkinkan
untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai
kebutuhan.
PARIWISATA DAN KESEHATAN
Bagi orang kota yang setiap harinya selalu disibukkan dengan pekerjaan kantor dan hirup pikuk
keramaian kota, sangatlah membuat penat, capai dan bosan. Belum lagi jika harus menghadapi
berbagai macam ketegangan-ketegangan dan problema yang muncul. Segala ketegangan dan
problema itu haruslah diatasi dan dipecahkan.
Sering kali kita mendengar kabar yang mengejutkan tentang kematian atauu wafatnya seseorang
terpandang yang memiliki jabatan penting di negara kita. Kita dikejutkan dengan ketidak pastian
sebab kematiaannya. Statistik jasmaniah dan rohaniah yang tercatat secara internasional
menunjukkkan bahwa pada abad ke-20, terlebih-lebih setelah perang dunia kedua berakhir,
terdapat data-data yang menyatakan ketidak teraturan peredaran darah dan serangan jantung
mendadak mengakibatkan banyak kematian orang-orang terkemuka dalam masyarakat.
Selain itu data statistik diatas juga menyebutkan bahwa kematian disebabkan karena sistem
syaraf yang terganggu dikarenakan adanya keruwetan-keruwetan dan kesibukan-kesibukan yang
konstan para diri pribadi si korban. Kematian-kematian yang disebabkan peredaran darah yang
tidak lancar, serangan jantung mendadak, dan karena sistem syaraf yang tidak teratur pada
mulanya diduga terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Tetapi akhir-akhir ini kenyataannya
membuktikan penyakit tersebut menimpa kebanyakan orang-orang berusia 40 tahun-an dan
grafik menunjukkan bahwa mereka yang lebih muda ini (apa yang disebut masa muda untuk
kedua kalinya) kebanyakan diserang oleh ketidak teraturan peredaran darah, serangan jantung
yang mendadak, dan sistem syaraf yang terganggu.
Sesuai dengan kemajuan berfikir modern saat ini, seharusnya secara pribadi kita dapat mengatur
kebutuhan bagi jasmani dan rohani kita seperti bekerja teratur, belajar teratur, makan teratur dan
istirahat teratur. Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang memberikan hak lebih bagi
pekerjanya, seperti berlibur dan beristirahat. Hal ini merupakan upaya untuk memelihara supaya
seseorang merasa selalu sehat dan segar (fit), baik fisik maupun mentalnya. Artinya berlibur dan
beristirahat itu bukanlah dimaksudkan samata-mata istirahat dikala senggang saja, melainkan hak
berlibur dan beristirahat ditujukan untuk memberikan arti yang wajar pada hari-hari libur atau
cuti itu guna kesehatan dan kesegaran fisik dan mental seseorang, dengan jalan berpariwisata.
Hal inilah yang sering terlupakan, banyak sekali orang yang mengatakan bahwa berlibur itu
hanya akan menghambur-hamburkan uang. Namun jika ditelaah lebih lanjut, berlibur sangat
bermanfaat untuk menyegarkan kembali pikiran kita. Berlibur tidak harus menghabiskan banyak
uang, cukup yang sederhana saja, jika kita sudah merasa terhibur maka pikiran kita menjadi

segar kembali. Selain itu juga ada yang berpandangan bahwa berlibur di akhir pekan hanya akan
membuat malas bekerja di keesokan harinya, dengan alasan lelah setelah bepergian. Seharusnya
kita mengubah cara pandang seperti ini.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa berlibur yang wajar adalah bentuk apa yang dinamakan
wisata kesehatan. Dan seharusnya di Indonesia wisata kesehatan ini sudah sewajarnya dikelola
secara baik karena Indonesia mempunyai potensi besar dan luas untuk itu.
Adanya sumber mata air yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan seperti ions,
cations, calcium dan sebagainnya. Adanya tempat-tempat berhawa sehat, adanya pemandangan
yang berlatar belakang faktor-faktor psikologis penyembuhan, adanya pantai, pegunungan, teluk,
danau, ngarai, lembah dan sebagainnya yang secara medis menurut para ahli atau dokter spesialis
pasti dapat menyembuhkan, menenangkan, menyegarkan dan menyehatkan fisik dan mental.
Seperti yang telah disebutkan diatas, unsur-unsur pengobatan alam besar sekali pengaruhnya
terhadap pernafasan, peredaran darah, tekanan darah dan sistem syaraf organisme manusia.
Justru karenanya dibutuhkan beberapa dokter yang menyarankan pasiennya untuk melakukan
pengobatan dengan wisata kesehatan. Hal ini berharga bagi perkembangan wisata kesehatan ini.
Peran Pemerintah juga sangat diharapkan dalam hal ini. Seperti dengan menjaga, menambah dan
memperbaiki fasilitas yang ada di tempat wisata. Selain itu Pemerintah juga harus
memperhatikan wisata-wisata peninggalan yang sangat historis.
Jadi pariwisata dan kesehatan disini memiliki keuntungan yang timbal balik. Dengan adanya
wisata kesehatan, kita bisa mendapatkan kesegaran, kesejukan, kesehatan fisik dan mental agar
ketika kembali bekerja seseorang dapat berfikir secara jernih untuk menghasilkan inovasi-inovasi
baru. Sedangkan dengan banyaknya orang yang melakukan perjalanan wisata kesehatan, akan
meningkatkan pendapatan suatu negara.
(Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya
Paramitha.)
Kesimpulan
Pariwisata merupakan kegiatan sosial yang dilakukan, dan dihasilkan oleh berbagai lembaga,
organisasi, asosiasi dan kelompok masyarakat yang memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi
yang berdampak sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya di masyarakat luas. Kegiatan
kepariwisataan berkembang secara luas, dan merasuk ke dalam kehidupan individu dan
masyarakat di seluruh dunia. Kegiatan pariwisata ini dilakukan dengan berbagai macam alasan
seperti bisnis, kongres, pengenalan budaya, eksplorasi lingkungan, pertemuan keluarga, reuni
dengan teman, dan yang paling sering adalah untuk kesehatan. Disini, Kesehatan dapat diartikan

sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kegiatan pariwisata dapat dijadikan sebagai salah satu
upaya seseorang dalam melakukan pemeliharaan kesehatan, yaitu sebagai upaya penaggulangan,
pencegahan, dan/atau penyembuhan terhadap gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, baik itu kesehatan fisik maupun psikis.
Dalam hal ini, pariwisata mampu memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia untuk
mengembalikan kesehatan dan kebugaran mental dan fisik, karena salah satu tujuan perjalanan
wisata adalah untuk bersenang-senang, mencari hiburan dan suasana baru untuk melepas lelah
dan rasa bosan dari rutinitas sehari-hari yang dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental.
Konferensi PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata tahun 1963 juga mengidentifikasi bahwa
kesehatan merupakan salah satu alasan utama untuk melakukan perjalanan wisata. Berbagai
masalah kesehatan yang berhubungan dengan perjalanan dan pariwisata juga telah berhasil
menjembatani World Health Organization (WHO) dan WTO yang kemudian mengembangkan
pedoman dalam pengendalian kualitas air untuk minum dan rekreasi, kesehatan transportasi
udara dan sanitasi dalam pengembangan pariwisata.
Terlepas dari semua itu, meskipun kegiatan wisata yang dilakukan oleh sebagian besar orang ini
adalah untuk pemeliharaan kesehatan, namun aktivitas pariwisata ini juga tidak bebas atau tidak
terlepas dari risiko terhadap kesehatan itu sendiri. Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya
kesehatan pengunjung tetapi juga kesehatan masyarakat penjamu. Kondisi lingkungan tempat
wisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya
rentan tehadap mikroorganisme, dan juga kondisi lingkungan fisik yang berbeda dari daerah asal
mereka. Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi makanan atau
minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan gangguan saluran pencernaan. Namun
masalah tersebut bisa dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk pengelolaan makanan
dan sanitasi lingkungan. Lingkungan yang bersih dijadikan indikator kualitas oleh wisatawan
karena menunjukkan perhatian otoritas setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan.
Kelompok penyakit lain yang berisiko didapatkan oleh wisatawan adalah yang berhubungan atau
disebarkan melalui vektor perantara seperti demam berdarah, malaria, dan penyakit infeksi tropis
yang lain. Namun, meskipun terdapat begitu banyak risiko kesehatan pada perjalanan dan
pariwisata, banyak pula cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi atau mengeliminasi risiko
tersebut. Hal ini memerlukan usaha sungguh-sungguh oleh pemerintah yang didukung oleh
masyarakat sekitar dan wisatawan yang berkunjung. Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi
kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat membawa
perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-risiko tersebut.
Uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa meskipun didasari oleh keinginan untuk
mengembalikan kebugaran atau kesehatan, aktivitas pariwisata tidak bebas dari risiko terhadap
kesehatan itu sendiri. Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi

juga kesehatan masyarakat penjamu. Akan tetapi kebanyakan risiko yang muncul dapat dihindari
atau dikurangi secara signifikan melalui penerapan konsep-konsep kesehatan lingkungan,
pendidikan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit. Pemerintah, pelaku pariwisata dan
profesional di bidang kesehatan semuanya memiliki tanggung jawab untuk menjadikan
pariwisata sebagai pengalaman menyenangkan di mana wisatawan dapat memanfaatkan waktu
secara berkualitas di lingkungan yang sehat serta membangun kenangan dan kesan yang baik.
Berkenaan dengan fenomena di atas pemerintah melalui undang-undang perburuhan telah
merumuskan hak-hak sosial termasuk hak berlibur dan beristirahat dalam upaya memelihara
supaya orang merasa selalu sehat dan segar baik fisik maupun mentalnya. Berlibur dan
beristirahat hendaknya tidak ditafsirkan istirahat diwaktu senggang saja melainkan hak berlibur
dan beristirahat ditujukan untuk memberi arti yang wajar pada hari-hari libur atau cuti guna
kesehatan dan kesegaran fisik dan mental seseorang dengan berwisata. Di masa lampau berlibur
atau beristirahat merupakan sesuatu yang mewah namun setelah kemajuan berpikir masyarakat
lebih mendalam dan ilmiah terjadi pergeseran nilai dan khusus bagi masyarakat kaum pekerja,
tani, pelajar dan golongan kecil lainnya libur dan istirahat adalah rekreasi dan relaksasi yang
sepenuhnya ditujukan untuk kesehatan mental dan fisik mereka.
Salah satu kegiatan pariwisata yang berorientasi pada kesehatan disebut dengan pariwisata
kesehatan, yaitu kegiatan wisata yang dilakukan oleh orang-orang ke berbagai tempat dengan
tujuan memperoleh fasilitas yang dibutuhkan untuk memperbaiki, menyembuhkan berbagai
penyakit atau sekedar menghilangkan kebosanan dari tekanan pekerjaan se hari-hari. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) juga menyadari akan pentingnya pariwisata kesehatan dengan mulai
membuat proyek jangka panjang tentang pencatatan secara resmi tanaman dan obat-obatan yang
ada dalam budaya traditional yang sudah terbukti memiliki keampuhan menyembuhkan berbagai
penyakit.
Jenis pariwisata kesehatan sangat variatif mulai dari yang sangat sederhana sampai ke yang
sangat canggih yang tentu saja menuntut biaya yang sangat besar. Pariwisata kesehatan terdiri
dari pariwisata kesehatan fisik dan psikis. Parwisata kesehatan fisik meliputi sarana untuk
penyembuhan penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan sementara kesehatan psikis terdiri dari
penyembuhan akibat obat-obat terlarang, depresi, dan gangguan mental. Jenis pariwisata
kesehatan fisik yang berkaitan dengan kecantikan biasanya berupa spa, salon kecantikan dan
pemandian air panas. Jenis pariwisata kesehatan ini lebih bisa dinikmati oleh segala lapisan
masyarakat karena relatif lebih murah, banyak pilihan, dapat dilakukan kapan saja dan di mana
saja sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing.
Promosi kesehatan wisatawan haruslah menjadi komponen vital dari promosi pariwisata.
Meskipun dalam beberapa hal upaya ke arah itu sudah ada, tetapi masih jauh dari posedur
standar. Juga sangat penting bagi para profesional kesehatan untuk menjadi pelopor dan advokat

dalam promosi kesehatan wisatawan. Sudah seharusnya pariwisata berorientasi kesehatan di


mana penyakit-penyakit dan risiko yang ada bisa dikontrol sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/33048915/8343666-Konsep-Sehat
Depdikbud.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya
Paramitha.
Sarwono, Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Soemanto. 2010. Sosiologi Pariwisata. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Salemba Medika : Jakarta.
Wahab, Salah. 1992. Pemasaran Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai