Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan biologi mengenai Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Metamorfosis ini, yang telah kami buat berdasarkan praktikum yang
telah kami lakukan sebelumnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu juga kepada guru
pembimbing kami sehingga terselesaikannya laporan ini. Kami berharap dengan dibuatnya
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi kami penyusun. Amin.

Sukabumi, 25 September 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah proses awalnya, sedangkan perkembangan adalah proses


menuju kesempurnaannya. Yang dimana, pertumbuhan itu sendiri merupakan proses
pertambahan ukuran, volume, dan massa yang bersifat irreversible dan dapat diukur
secara kuantitatif. Sedangakan perkembangan merupakan proses menuju
tercapainya kedewasaan yang dinyatakan secara kualitatif, dapat berupa perbahan
bentuk, susunan dan fungsi organ organ tubuh. Proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu perkecambahan,
pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.
Metamorfosis
Metamorfosis secara sederhana diartikan sebagai proses biologis yang menandai
perkembangan pada hewan dimana proses tersebut melibatkan perubahan
penampilan secara fisik maupun sruktur organ setelah fase kelahiran ataupun
penetasan. Perubahan yang terlihat pada proses metamorfosis hewan disebabkan
oleh pertumbuhan sel-sel juga differensiasi sel tersebut dengan cara yang radikal dan
dinamik. Metamorfosis ini di bagi kedalam dua bagian yakni metamorfosis sempurna
dan metamorfosis tidak sempurna.

1.2. Hipotesa

Biji kacang merah yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan biji kacang merah yang tumbuh di tempat yang terkena matahari.
Pertumbuhan Kacang merah (pertambahan panjang/tinggi batang) kian hari akan
semakin terhambat dan lama kelamaan tanaman tersebut akan mati dikarenakan
media perkecambahan yang digunakan berupa kapas kering dan basah dengan
tempat yang cukup sempit/kecil.
Lalat buah atau Drosophila melanogaster merupakan serangga yang sangat cepat
dalam melakukan proses perkawinan dan mudah berkembang biak. Dari satu
perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan.

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui perbedaan pengaruh kelembapan, cahaya (gelap dan terang) terhadap
pertumbuhan biji jagung dan kacang merah;
faktor faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan biji jagung dan kacang merah;
Mengetahui tahapan tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster dan
mengetahui berapa lama proses tahapan tahapan dari siklus hidup tersebut
berlangsung.

Mengetahui

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah proses awalnya, sedangkan perkembangan adalah proses


menuju kesempurnaannya. Yang dimana, pertumbuhan itu sendiri merupakan proses
pertambahan ukuran, volume, dan massa yang bersifat irreversible dan dapat diukur
secara kuantitatif. Sedangakan Perkembangan merupakan proses menuju tercapainya
kedewasaan yang dinyatakan secara kualitatif, dapat berupa perbahan bentuk, susunan
dan fungsi organ organ tubuh.

Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan menjadi 3 tahap,


yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan sekunder.
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal (gen dan hormon) dan faktor
eksternal (nutrisi, air, pH, kadar garam, oksigen, cahaya, suhu, kelembapan, gravitasi,
sentuhan, organisme parasit, dan herbivora).

2.2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya
radikula dan plumula.
Faktor faktor yang mempengaruhi perkecambahan :
a. Faktor Dalam (Faktor Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antaralain : tingkat
kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan hormon.
b. Faktor Luar (Faktor Eksternal)
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu.
Suhu
Suhu merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan biji. Tetapi ini tidak
bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan, dimana
biji membutuhkan suatu level hydration minimum yang bersifat khusus untuk
perkecambahan.
Oksigen
Faktor oksigen berkaitan dengan proses respirasi. Saat berlangsungnya
perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya
pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Cahaya
Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran harian matahari
(fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan biji
dikontrol suatu system pigmen yang dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun dari
chromophore dan protein. Chromophore adalah bagian yang peka terhadap cahaya.
Fitokrom memiliki dua bentuk yang sifatnya reversible (bolak-balik) yaitu fitokrom
merah yang mengabsorbsi sinar merah dan fitokrominfra merah yang mengabsorbsi
sinar infra merah.Bila pada biji yang sedang berimbibisi diberikan cahaya merah,
maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah, yang
manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.

2.3. Metamorfosis
Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian
Genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan
seks. Spesies lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang
umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.
Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja

dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan
setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang
cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
larva pupa imago. Perkembangan dimulai setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari
dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan
pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah
periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan
pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa.
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut, yaitu:
a. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal (2528C). Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan
pada suhu rendah atau sekitar 180oC, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus
hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat
dewasa yang tumbuh akan steril.
b. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan
larva berukuran kecil. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur.
c. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. Inti sel
tubuh lalat buah hanya memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah sekali diamati
dan dihitung.

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian

Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode eksperimen, metode


eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap
objek penelitian atau menggunakan suatu pembanding, serta adanya kontrol.
Eksperimen ini dilakukan dengan menggunakan beberapa percobaan, diantaranya :
[Tuags 1.1] :
Objek biji jagung dan kacang merah ditanam pada media tanah
[Tugas 1.2] :
Objek kacang merah pada media kapas disimpan dipiring sebagai
wadah
[Tugas 1.3] :
Objek kacang merah pada media kapas basah dan kering disimpan di
tempat berbeda, yaitu terang dan gelap.
[Tugas 1.4] :
Objek buah yang sudah masak disimpan dalam toples dengan tujuan
Memancing lalat buah untuk masuk kedaalamnya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang kami lakukan berlangsung pada hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2015,
pukul 08.00 WIB. Bertempat di ruangan kelas XII MIPA 4, SMAN 1 Cikembar.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian


Alat
Alat yang kami gunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu gelas aqua, kapas,
benang, dan piring kecil (untuk penelitian dengan objek biji jagung dan kacang
merah). Sedangkan alat yang dibutuhkan untuk penelitian metamorfosis lalat buah
kami menggunakan toples, kain kasa, dan karet gelang.

Bahan

Adapun bahan yang kami gunakan dalam penelitian pertumbuhan perkecambahan ini
diantaranya yaitu biji jagung, kacang merah, tanah, dan air. Sedangkan untuk
penelitian metamorfosis lalat buah bahan yang kami gunakan adalah buah yang
sudah masak.

3.4. Langkah Kerja

Tugas 1.1
a. Bersihkan biji jagung dan kacang merah dengan merendamnya terlebih dahulu
guna membersihkan kulit mati pada biji bijian tersebut;
b. Siapkan enam gelas aqua yang sudah diisi dengan media tanah;
c. Masukan biji jagung pada 3 gelas aqua dan timbun dengan tanah, lakukan hal
yang sama pada 3 gelas aqua lainnya dengan menggunakan objek kacang merah;
d. Simpan gelas gelas tersebut pada tempat yang dapat terjangkau sinar matahari;
e. Berikan label pada masing masing gelas tersebut;
f. Amati pertumbuhan pada masing masing gelas;
g. Catat setiap perubahan yang terjadi.
Tugas 1.2
a. Siapkan tiga piring kecil;
b. Letakan kapas pada masing masing piring;
c. Letakan biji kacang merah yang sudah direndam terlebih dahulu di atas kapas
kapas tersebut, beri sedikit air;
d. Simpan piring piring tersebut pada tempat yang terjangkau oleh sinar matahari;
e. Amati dengan cara mengukur per-batang yang munculnya menggunakan benang,
catat, dan dokumentasikan setiap pertumbuhannya selama 1 minggu.
Tugas 1.3
a. Siapkan biji kacang merah, kapas, dan empat gelas aqua;
b. Masukan kapas kering pada 2 gelas aqua dan kapas basah pada 2 gelas aqua
lainnya;
c. Letakkan biji kacang merah yang sudah direndam terlebih dahulu pada tiap tiap
gelas;
d. Letakan 1 gelas yang berisi kapas kering dan 1 gelas yang berisi kapas basah pada
tempat gelap;
e. Letakan 1 gelas yang berisi kapas kering dan 1 gelas yang berisi kapas basah pada
tempat terang;
f. Beri label pada masing masing gelas aqua. A (kering/gelap), B (basah/gelap), C
(kering/cahaya), D (basah/cahaya);
g. Amati, catat, dan dokumentasikan setiap perubahan yang terjadi.
Tugas 1.4

a. Siapkan toples, kain kasa, karet gelang, dan buah yang sudah masak (dalam
praktikum ini buah yang kami gunakan adalah buah pisang);
b. Letakan buah pisang di dalam toples;
c. Tunggu sampai beberapa pasang lalat buah masuk kedalamnya;
d. Setelah lalat masuk, segera tutup toples menggunakan kain kasa dan beri karet
gelang agar kain tidak lepas;
e. Amati, catat, dan dokumentasikan setiap perubahan yang terjadi.

BAB 4
HASIL PENGAMATAN
4.1. TUGAS 1.1
A. Jagung
Mingg
u ke1
2
3

Tinggi Tanaman
(cm)

4.2. TUGAS 1.2

Jumlah Daun

11,7
32,2
45

7,5
21,5

24
47
55,4

1
1,5
1,8

0,8
1

1
1,8
2

2
3
4

1
3

2
4
6

B. Kacang Merah
Tinggi Tanaman
Ming
(cm)
gu
A
B
C
ke1
2
3

Lebar Daun (cm)

20
37
49,5

16
41
55

9
28

Lebar Daun (cm)

Jumlah Daun

1,5
5,5
6,3

2,7
6
7

1,5
4

2
5
6

2
6
7

1
4

Daerah
yang
ditandai
1
2
3
4
5
6
7

Jarak Akhir (mm)

Jarak Awal
(mm)

2
2
1
2
2
2

2
4
5
7
9
11

4.3 TUGAS 1.3


Hari
ke1
2
3
4
5
6
7

Panjang Batang (cm)

Panjang Akar (cm)

A
-

B
-

C
-

D
-

A
-

B
-

C
-

D
-

0,5
1
1,6
3
-

1,5
2
4,5
8,3
10
12

0,5
1
2
-

1
1,5
2
3,5
6

0,3
0,8
1
1,5
-

1
1,2
3
5
8
10

0,8
1,5
-

0,5
1
1,7
2,6
5

Keterangan :
A : Kering, Gelap
B : Basah, Gelap
C : Kering, Cahaya
D : Basah, Cahaya

4.4 TUGAS 1.4


Hari ke1
(15.08.2015)
2
(16.08.2015)
3
(17.08.2015)

Pengamatan
Lalat buah mulai bertelur
Tidak terjadi perubahan
Telur kemudian berubah menjadi larva

4
(18.08.2015)
5
(19.08.2015)
6
(20.08.2015)
7
(21.08.2015)
8
(22.08.2015)

Larva tumbuh semakin besar


Tidak ada pergerakan dari larva, larva terlihat
diselimuti oleh selaput (tahap ini disebut
prepupa)
Larva berubah menjadi pupa yang ditandai
dengan selaput yang mengeliligi larva mulai
mengeras/kering
Selaput pupa mulai membuka dan berubah
menjadi lalat buah baru
Lalat buah baru tumbuh semakin besar menjadi
lalat dewasa (imago)

BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Tugas 1.1
Perkecambahan
Hasil proses perkecambahan berupa tumbuh dan berkembangnya plumula menjadi
batang dan daun serta perkembangan radikula menjadi akar. Berdasarkan letak
kotiledon saat biji mulai berkecambah, tipe perkecambahannya dapat dibagi menjadi
2, yaitu hipogeal dan epigeal.
Dari hasil pengamatan di atas dapat dibuktikan bahwa jagung termasuk tipe
perkecambahan hipogeal, ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul
kepermukaan tanah, tetapi kotiledonnya tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi
karena pertumbuhan memanjang bagian epikotil (ruas batang dibawah calon daun
atau di atas kotiledon) menyebabkan plumula (pucuk dengan sepasang calon daun)
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah. Sedangkan kacang
merah termasuk dalam tipe perkecambahan epigeal, yang ditandai dengan bagian
hipokotilnya (ruas batang di bawah epikotil atau melekat pada kotiledon) tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke atas permukaan tanah.

5.2. Tugas 1.2


Dari hasil penelitian dan percobaan, hanya ada satu biji kacang merah yang berhasil
tumbuh, sedangkan 2 lainnya menjadi keras dan kering. Hal ini terjadi karena
kemungkinan kualitas biji kacang merah yang kurang baik atau karena intensitas
cahaya berlebih dari sinar matahari. Dari hasil pengamatan kacang merah yang berhasil
tumbuh, yaitu piring A, dapat disimpulkan bahwa panjangnya kecambah awal yaitu
kurang lebih sekitar 1-2 mm dan panjang hasil akhir sekitar 11 mm.

5.3. Tugas 1.3


Jika dilihat dari tabel hasil pengamatan pada praktikum ini di dapatkan hasil yaitu:

Pertumbuhan kacang merah ditempat gelap lebih cepat


Proses pertumbuhan di tempat yang gelap disebut etiolasi. Peristiwa itu terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah
sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila
terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang
gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang
gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta
kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning.

Pertumbuhan kacang merah ditempat terang lebih lambat


Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak
sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur,
batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna merah serta memiliki cukup
klorofil.

Tanaman di tempat kering/gelap dan tempat kering/cahaya pada hari ke 3/4 mulai
mengerut dan akhirnya pun mati beberapa hari kemudian
Peristiwa ini terjadi karena media yang digunakan berupa kapas kering, dan tanpa
diberi air sedikitpun. Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya
reaksi kimia, dan tanaman kacang merah yang kekurangan air lambat laun akan layu.
Berdasarkan pembahasan di atas adapun faktor faktor yang menyebabkan
perbedaan pertumbuhan pada kedua tanaman tersebut antara lain:
1. Faktor Cahaya
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat
memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada
proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan
menyebabkan terjadinya etiolasi dimana kacang merah tumbuh lebih panjang
namun tidak subur pertumbuhannya.
2. Faktor Suhu
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon
tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan
maka hormon tumbuhan semakin tidak bekerja.
3. Faktor Air dan Nutrisi

Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia,
dan tanaman kacang merah yang kekurangan air lambat laun akan layu.

5.4. Tugas 1.4


Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, lalat buah ternyata mengalami proses
metamorfosis. Metamorfosis tersebut berlangsung selama kurang lebih delapan hari.
Metamorfosisnya termasuk metamorfosis sempurna, karena dimulai dari telur, lalu
setelah menetas berubah menjadi larva, larva semakin membesar dan setelah beberapa
hari larva tersebut berubah menjadi kepompong atau biasa disebut dengan pupa.
Beberapa hari kemudian, kepompong atau pupa berganti wujud menjadi lalat buah
baru, hingga akhirnya menjadi lalat buah dewasa atau disebut dengan imago.
Dengan kata lain, metamorfosis pada lalat buah dapat diurutkan sebagai berikut :

Telur

Larva

Pupa

Imago

BAB 6
GAMBAR PENELITIAN

TELU
R

PUP
A

LARVA

IMAG
O

[Tugas
1.3]

BAB 7
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
tahap perkecambahan, dapat disimpulkan bahwa perkecambahan hipogeal dapat
dibedakan dari ciri cirinya yaitu epikotil tumbuh memanjang, bakal batang muncul
kepermukaan tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Sedangkan perkecambahan
epikotil, hipokotilnya yang akan tumbuh memanjang, kotiledon dan plumula terdorong
ke atas permukaan tanah.
Untuk pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih cepat dibadingkan dengan
tanaman di tempat terang, hal ini disebabkan karena hormon auksin yang berfungsi
sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel lebih aktif bekerja
dalam keadaan gelap. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan berdasarkan penelitian yang kami lakukan adalah faktor cahaya, suhu,
dan air sebagai nutrisi.
Untuk penelitian metamorfosis yang kami lakukan dengan lalat buah sebagai
objeknya, hasilnya adalah, lalat buah ternyata mengalami proses metamorfosis.
Metamorfosisnya termasuk metamorfosis sempurna, sebagaimana urutannya adalah
sebagai berikut : Telur Larva Pupa Imago.

7.2. Saran
1. Saat melakukan praktikum, hendaknya memperhatikan kualitas kacang merah yang
akan ditanam, dan perhatikan pula kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang
ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
2. Ukurlah panjang / tinggi batang, pertambahan panjang akar dengan teliti.
3. Lakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu
seperti hama tanaman, maupun hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.

DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.id.wikipedia.com
Irnaningtyas. 2015. Biologi SMA kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

www.kelasipa.com
http://sitimapmap.blogspot.com/2013/10/contohlaporan-praktikum-kecambah-jagung.html
www.kelasbiologiku.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai