Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan biologi mengenai Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Metamorfosis ini, yang telah kami buat berdasarkan praktikum yang
telah kami lakukan sebelumnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu juga kepada guru
pembimbing kami sehingga terselesaikannya laporan ini. Kami berharap dengan dibuatnya
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi kami penyusun. Amin.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.2. Hipotesa
Biji kacang merah yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan biji kacang merah yang tumbuh di tempat yang terkena matahari.
Pertumbuhan Kacang merah (pertambahan panjang/tinggi batang) kian hari akan
semakin terhambat dan lama kelamaan tanaman tersebut akan mati dikarenakan
media perkecambahan yang digunakan berupa kapas kering dan basah dengan
tempat yang cukup sempit/kecil.
Lalat buah atau Drosophila melanogaster merupakan serangga yang sangat cepat
dalam melakukan proses perkawinan dan mudah berkembang biak. Dari satu
perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan.
Mengetahui
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya
radikula dan plumula.
Faktor faktor yang mempengaruhi perkecambahan :
a. Faktor Dalam (Faktor Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antaralain : tingkat
kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan hormon.
b. Faktor Luar (Faktor Eksternal)
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu.
Suhu
Suhu merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan biji. Tetapi ini tidak
bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air untuk perkecambahan, dimana
biji membutuhkan suatu level hydration minimum yang bersifat khusus untuk
perkecambahan.
Oksigen
Faktor oksigen berkaitan dengan proses respirasi. Saat berlangsungnya
perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya
pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Cahaya
Pengaruh cahaya akan berkaitan langsung dengan lama penyinaran harian matahari
(fotoperiodisitas). Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan biji
dikontrol suatu system pigmen yang dikenal sebagai fitokrom, yang tersusun dari
chromophore dan protein. Chromophore adalah bagian yang peka terhadap cahaya.
Fitokrom memiliki dua bentuk yang sifatnya reversible (bolak-balik) yaitu fitokrom
merah yang mengabsorbsi sinar merah dan fitokrominfra merah yang mengabsorbsi
sinar infra merah.Bila pada biji yang sedang berimbibisi diberikan cahaya merah,
maka fitokrom merah akan berubah menjadi fitokrom infra merah, yang
manamenimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan.
2.3. Metamorfosis
Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian
Genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan
seks. Spesies lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang
umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah.
Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja
dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan
setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang
cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur
larva pupa imago. Perkembangan dimulai setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari
dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan
pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode kedua adalah
periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan
pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa.
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut, yaitu:
a. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal (2528C). Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan
pada suhu rendah atau sekitar 180oC, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus
hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat
dewasa yang tumbuh akan steril.
b. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila
kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan
larva berukuran kecil. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur.
c. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. Inti sel
tubuh lalat buah hanya memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah sekali diamati
dan dihitung.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang kami lakukan berlangsung pada hari Jumat, tanggal 14 Agustus 2015,
pukul 08.00 WIB. Bertempat di ruangan kelas XII MIPA 4, SMAN 1 Cikembar.
Bahan
Adapun bahan yang kami gunakan dalam penelitian pertumbuhan perkecambahan ini
diantaranya yaitu biji jagung, kacang merah, tanah, dan air. Sedangkan untuk
penelitian metamorfosis lalat buah bahan yang kami gunakan adalah buah yang
sudah masak.
Tugas 1.1
a. Bersihkan biji jagung dan kacang merah dengan merendamnya terlebih dahulu
guna membersihkan kulit mati pada biji bijian tersebut;
b. Siapkan enam gelas aqua yang sudah diisi dengan media tanah;
c. Masukan biji jagung pada 3 gelas aqua dan timbun dengan tanah, lakukan hal
yang sama pada 3 gelas aqua lainnya dengan menggunakan objek kacang merah;
d. Simpan gelas gelas tersebut pada tempat yang dapat terjangkau sinar matahari;
e. Berikan label pada masing masing gelas tersebut;
f. Amati pertumbuhan pada masing masing gelas;
g. Catat setiap perubahan yang terjadi.
Tugas 1.2
a. Siapkan tiga piring kecil;
b. Letakan kapas pada masing masing piring;
c. Letakan biji kacang merah yang sudah direndam terlebih dahulu di atas kapas
kapas tersebut, beri sedikit air;
d. Simpan piring piring tersebut pada tempat yang terjangkau oleh sinar matahari;
e. Amati dengan cara mengukur per-batang yang munculnya menggunakan benang,
catat, dan dokumentasikan setiap pertumbuhannya selama 1 minggu.
Tugas 1.3
a. Siapkan biji kacang merah, kapas, dan empat gelas aqua;
b. Masukan kapas kering pada 2 gelas aqua dan kapas basah pada 2 gelas aqua
lainnya;
c. Letakkan biji kacang merah yang sudah direndam terlebih dahulu pada tiap tiap
gelas;
d. Letakan 1 gelas yang berisi kapas kering dan 1 gelas yang berisi kapas basah pada
tempat gelap;
e. Letakan 1 gelas yang berisi kapas kering dan 1 gelas yang berisi kapas basah pada
tempat terang;
f. Beri label pada masing masing gelas aqua. A (kering/gelap), B (basah/gelap), C
(kering/cahaya), D (basah/cahaya);
g. Amati, catat, dan dokumentasikan setiap perubahan yang terjadi.
Tugas 1.4
a. Siapkan toples, kain kasa, karet gelang, dan buah yang sudah masak (dalam
praktikum ini buah yang kami gunakan adalah buah pisang);
b. Letakan buah pisang di dalam toples;
c. Tunggu sampai beberapa pasang lalat buah masuk kedalamnya;
d. Setelah lalat masuk, segera tutup toples menggunakan kain kasa dan beri karet
gelang agar kain tidak lepas;
e. Amati, catat, dan dokumentasikan setiap perubahan yang terjadi.
BAB 4
HASIL PENGAMATAN
4.1. TUGAS 1.1
A. Jagung
Mingg
u ke1
2
3
Tinggi Tanaman
(cm)
Jumlah Daun
11,7
32,2
45
7,5
21,5
24
47
55,4
1
1,5
1,8
0,8
1
1
1,8
2
2
3
4
1
3
2
4
6
B. Kacang Merah
Tinggi Tanaman
Ming
(cm)
gu
A
B
C
ke1
2
3
20
37
49,5
16
41
55
9
28
Jumlah Daun
1,5
5,5
6,3
2,7
6
7
1,5
4
2
5
6
2
6
7
1
4
Daerah
yang
ditandai
1
2
3
4
5
6
7
Jarak Awal
(mm)
2
2
1
2
2
2
2
4
5
7
9
11
A
-
B
-
C
-
D
-
A
-
B
-
C
-
D
-
0,5
1
1,6
3
-
1,5
2
4,5
8,3
10
12
0,5
1
2
-
1
1,5
2
3,5
6
0,3
0,8
1
1,5
-
1
1,2
3
5
8
10
0,8
1,5
-
0,5
1
1,7
2,6
5
Keterangan :
A : Kering, Gelap
B : Basah, Gelap
C : Kering, Cahaya
D : Basah, Cahaya
Pengamatan
Lalat buah mulai bertelur
Tidak terjadi perubahan
Telur kemudian berubah menjadi larva
4
(18.08.2015)
5
(19.08.2015)
6
(20.08.2015)
7
(21.08.2015)
8
(22.08.2015)
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Tugas 1.1
Perkecambahan
Hasil proses perkecambahan berupa tumbuh dan berkembangnya plumula menjadi
batang dan daun serta perkembangan radikula menjadi akar. Berdasarkan letak
kotiledon saat biji mulai berkecambah, tipe perkecambahannya dapat dibagi menjadi
2, yaitu hipogeal dan epigeal.
Dari hasil pengamatan di atas dapat dibuktikan bahwa jagung termasuk tipe
perkecambahan hipogeal, ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul
kepermukaan tanah, tetapi kotiledonnya tetap berada di dalam tanah. Hal ini terjadi
karena pertumbuhan memanjang bagian epikotil (ruas batang dibawah calon daun
atau di atas kotiledon) menyebabkan plumula (pucuk dengan sepasang calon daun)
keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah. Sedangkan kacang
merah termasuk dalam tipe perkecambahan epigeal, yang ditandai dengan bagian
hipokotilnya (ruas batang di bawah epikotil atau melekat pada kotiledon) tumbuh
memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke atas permukaan tanah.
Tanaman di tempat kering/gelap dan tempat kering/cahaya pada hari ke 3/4 mulai
mengerut dan akhirnya pun mati beberapa hari kemudian
Peristiwa ini terjadi karena media yang digunakan berupa kapas kering, dan tanpa
diberi air sedikitpun. Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya
reaksi kimia, dan tanaman kacang merah yang kekurangan air lambat laun akan layu.
Berdasarkan pembahasan di atas adapun faktor faktor yang menyebabkan
perbedaan pertumbuhan pada kedua tanaman tersebut antara lain:
1. Faktor Cahaya
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya
digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat
memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada
proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan
menyebabkan terjadinya etiolasi dimana kacang merah tumbuh lebih panjang
namun tidak subur pertumbuhannya.
2. Faktor Suhu
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon
tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan
maka hormon tumbuhan semakin tidak bekerja.
3. Faktor Air dan Nutrisi
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia,
dan tanaman kacang merah yang kekurangan air lambat laun akan layu.
Telur
Larva
Pupa
Imago
BAB 6
GAMBAR PENELITIAN
TELU
R
PUP
A
LARVA
IMAG
O
[Tugas
1.3]
BAB 7
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
tahap perkecambahan, dapat disimpulkan bahwa perkecambahan hipogeal dapat
dibedakan dari ciri cirinya yaitu epikotil tumbuh memanjang, bakal batang muncul
kepermukaan tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Sedangkan perkecambahan
epikotil, hipokotilnya yang akan tumbuh memanjang, kotiledon dan plumula terdorong
ke atas permukaan tanah.
Untuk pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih cepat dibadingkan dengan
tanaman di tempat terang, hal ini disebabkan karena hormon auksin yang berfungsi
sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel lebih aktif bekerja
dalam keadaan gelap. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan berdasarkan penelitian yang kami lakukan adalah faktor cahaya, suhu,
dan air sebagai nutrisi.
Untuk penelitian metamorfosis yang kami lakukan dengan lalat buah sebagai
objeknya, hasilnya adalah, lalat buah ternyata mengalami proses metamorfosis.
Metamorfosisnya termasuk metamorfosis sempurna, sebagaimana urutannya adalah
sebagai berikut : Telur Larva Pupa Imago.
7.2. Saran
1. Saat melakukan praktikum, hendaknya memperhatikan kualitas kacang merah yang
akan ditanam, dan perhatikan pula kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang
ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
2. Ukurlah panjang / tinggi batang, pertambahan panjang akar dengan teliti.
3. Lakukan percobaan di tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu
seperti hama tanaman, maupun hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.id.wikipedia.com
Irnaningtyas. 2015. Biologi SMA kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
www.kelasipa.com
http://sitimapmap.blogspot.com/2013/10/contohlaporan-praktikum-kecambah-jagung.html
www.kelasbiologiku.blogspot.com