TUGAS AKHIR
Oleh :
Faqih Radina
113020109
TUGAS AKHIR
Oleh :
iv
Faqih Radina
113020109
Menyetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
TUGAS AKHIR
iv
Oleh :
Faqih Radina
113020109
Mengetahui :
Koordinator Tugas Akhir
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji serta Syukur tak henti-hentinya penulis sampaikan kepada Allah SWT
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang diajukan untuk
memperoleh gelar Sajana Teknik dari Universitas Pasundan Bandung dengan
judul Korelasi Antara Penambahan Ekstrak Daun Mulberry Sebagai
Antioksidan Dengan Karakteristik Fisik dan Kimia Edible film Tapioka
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan masih bisa
dikembangkan untuk mendapatkan edible film yang lebih baik untuk digunakan.
Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk kemajuan
pengetahuan dalam bidang Teknologi Pangan.
Bersamaan dengan selesainya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu selama penyusunan
skripsi ini, yaitu kepada:
iv
1. Dr. Ir. Yusman Taufik, MP., selaku pembimbing utama yang selalu
memberikan arahan, saran, dan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ir. Hervelly, MP., selaku pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, saran dan dukungannya kepada penulis untuk menyelesaikan
tugas akhir ini.
3. Dr. Ir. Leni Herliani Afrianti, MP. (almh)., selaku penguji seminar usulan
penelitian yang telah memberikan banyak masukan dan ilmu, semoga
almarhumah diterima segala amal ibadahnya, diampuni segala dosanya
dan ditempatkan sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Amiin.
4. Ir. Sumartini, MP., selaku penguji sidang yang telah memberikan banyak
saran, kritik, dan masukan yang sangat membangun bagi penulis guna
menyempurnakan skripsi tugas akhir ini.
5. Orang tua tersayang, Ayahanda Dindin Haerudin, SE. dan Ibunda Ana
Supriatin yang tidak pernah henti-hentinya mendoakan, memberi
dukungan baik moril maupun materi yang tak pernah bisa tergantikan oleh
penulis.
6. Adik tersayang, Fadilla Augustina yang selalu menularkan semangat dan
pikiran positifnya kepada penulis.
7. Istri tersayang, Yuni Yuniarti yang telah memberikan perhatian, semangat
dan dukungan bagi penulis.
8. Keluarga besar Karso Sastra Mulyana (Alm), keluarga besar Kapten Dayat
Supriatna (Alm), keluarga besar Darki (Alm), yang telah memberikan
banyak dukungan dan doa bagi penulis.
9.
Seluruh teman-teman di Teknologi Pangan angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang
telah memberikan doa serta dukungannya, Deri M. Taufik, ST., Siska Sari, ST.,
Teh Nanan, Teh Ani, Teh Cici, Teh Terra, Teh Nova,Teh Dika, Teh Rina, Icha, Pa
iv
Mulyana, GunGun, Muhzi, Syarif, Abe, Pipip, Ebe, Jhon, Hary, Ibay, Chuda,
Suryani, R.Annisa, Rina, Nadia, Fadil, Annisa Listianasari, Kintan, Nineu, dan
Arien desmayanti.
10.
11.
Ibu Sani Ega Priyani, M.Si., Apt., Robby, Teh Winda, dan seluruh Staf
laboratorium di Farmasi Unisba yang telah memberikan dukungan serta doa
kepada penulis.
12.
Seluruh Dosen, Staf TU, laboran dan karyawan Teknologi Pangan UNPAS yang
telah banyak membantu penulis.
13.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1.
1.2.
Identifikasi Masalah..................................................................................5
1.3.
1.4.
Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.5.
Kerangka Pemikiran..................................................................................5
1.6.
Hipotesis..................................................................................................12
II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................14
2.1.
Daun Mulberry........................................................................................14
2.2.
Edible film...............................................................................................16
2.3.
Tapioka....................................................................................................18
2.4.
Carboxymethyl Cellulose........................................................................19
2.5.
Gliserol....................................................................................................21
2.6
Ekstraksi..................................................................................................22
2.7
Antioksidan.............................................................................................25
2.8
3.1.1.
3.1.2.
3.2.
Metode Penelitian....................................................................................31
10
3.2.1.
Penelitian Pendahuluan....................................................................31
3.2.2.
Penelitian Utama..............................................................................31
3.3.
Deskripsi Penelitian.................................................................................34
3.3.1.
3.3.2.
11
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Daun mulberry
2. Struktur kimia senyawa DPPH radikal dan non radikal
3. Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas
4. Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Daun Mulberry
5. Diagram Alir Penelitian Pendahuluan
6. Diagram Alir Penelitian Utama
7. Regresi Linear Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry Terhadap Kadar Air
pada Edible film Tapioka
8. Regresi Linear Kajian Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry Terhadap Nilai
IC50 (ppm) pada Edible film Tapioka
9. Regresi Linear Kajian Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry Terhadap
Kecepatan Larut Edible film Tapioka
10. Regresi Linear Kajian Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry Terhadap Kuat
Tarik Edible film Tapioka
11. Regresi Linear Kajian Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry Terhadap
Elongasi Edible film Tapioka
12. Foto Pembuatan Ekstrak
13. Foto Pembuatan Edible Film
14. Foto Pengujian Kelarutan Edible Film
15. Foto Pengujian Kuat Tarik dan Elongasi Edible Film
16. Foto Pengujian Kadar Air Edible Film
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
14
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara
penambahan ekstrak daun mulberry sebagai antioksidan dengan karakteristik fisik
dan kimia edible film tapioka. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi CMC dan
gliserol terbaik yang digunakan dalam penelitian utama. Adapun untuk penelitian
utama adalah mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun mulberry terhadap
karakteristik fisik dan kimia edible film tapioka.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode
Regresi Linier Sederhana dengan ulangan sebanyak tiga kali. Rancangan
perlakuan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari dua variabel, yaitu
variabel bebas atau variabel prediktor dan variabel tidak bebas atau variabel
respon. Variabel bebas ( X ) terdiri dari satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun
mulberry dengan empat taraf, yaitu E1= 1% (b/b), E2= 3% (b/b), E3= 5% (b/b),
E4= 7% (b/b). Sedangkan variabel tidak bebas ( Y ) yaitu variabel yang terjadi
karena variabel bebas terdiri dari respon fisik (kecepatan larut, kuat tarik, dan
elongasi) dan respon kimia (kadar air dan analisis aktivitas antioksidan metode
DPPH).
Hasil penelitian pendahuluan didapat konsentrasi terpilih yaitu cmc 2%
dan gliserol 2%. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa penambahan ekstrak
daun mulberry sebesar 1%, 3%, 5%, dan 7% memberikan pengaruh dan korelasi
terhadap respon fisik dan kimia edible film tapioka. Respon kimia terdiri dari
kadar air dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah -0,9926, dan aktivitas
antioksidan dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah -0,8242. Respon fisik terdiri
dari kecepatan larut dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah 0,9928 , kuat tarik
dengan nilai koefisien korelasi (r) -0,9816, dan elongasi dengan nilai koefisien
korelasi (r) adalah 0,9932.
Kata kunci : mulberry, antioksidan, edible film.
15
ABSTRACT
This research intention was to defined correlation between effect of
mulberry extract addition as antioxidant against physical and chemical
characteristic of tapioca edible film. This research consist of two phase,
preliminary and main phase. Preliminary research done to get the best CMC and
glycerol concentration. With these best concentration, next research done to know
how mulberry extract addition affected to the edible film characteristics both
physical and chemical characteristics. Experimental design of this research was
simple linier regression with three replication. Treatment design used consist of
two variable, independent variable or predictor variable dan dependent or
response variable. Independent variable (X) consist of a factor of mulberry
extract concentration with four level: E1= 1% (b/b), E2= 3% (b/b), E3= 5%
(b/b), E4= 7% (b/b). And dependent variable (Y) was a variable caused by
independent variable, consist of physical response (solubility in water, tensile
strength, and elongation) and chemical response (water content, and antioxidant
activities with DPPH method).
Selected CMC concentration was 2% with 2% glycerol based on
preliminary research. This research shows that mulberry leaves extract addition
1%, 3%, 5%, and 7% affected and shows a correlation against physical and
chemical characteristics of edible film. Chemical response consist of water
content with correlation cooficient (r) -0,9926 and antioxidant activity with
correlation cooficient (r)-0,8242. Phisical characteritics consist of solubility with
correlation cooficient number (r) 0,9928, tensile strength with correlation
cooficient number (r) -0,9816, and elongations with correlation cooficient
number (r) 0,9932.
Key words: mulberry, antioxidant, edible film.
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
18
19
atau pengisi karena kandungan patinya yang cukup tinggi (Kusumawati dkk.,
2013).
Menurut Radley (1976), fungsionalitas pati pada produk pangan ataupun
nonpangan tergantung dari sifat fisik pati. Sifat fisik pati tersebut dipengaruhi oleh
dua komponen utama dalam pati yaitu amilosa dan amilopektin. Menurut Matz
(1992), tingkat pengembangan dan tekstur dari makanan ringan (snack)
dipengaruhi oleh rasio dari amilosa dan amilopektin. Menurut Balagopalan et
al. (1988), tekstur pada produk berbahan dasar pati diperoleh dari hasil perubahan
pati selama dan setelah pemasakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tekstur
produk antara lain gelatinisasi, daya kembang, viskositas, dan retrogradasi. Faktor
pH pada pati juga dapat mempengaruhi mutu produk berbahan dasar pati.
Menurut Taggart (2004), asam dapat mengganggu ikatan hidrogen yang terdapat
dalam pati, sehingga menyebabkan granula pati lebih mudah untuk mengembang
Menurut Baldwin et al. (1994), penambahan antioksidan pada kemasan
Edible film dapat mencegah terjadinya oksidasi penyebab ketengikan, seperti
asam askorbat, tokoferol, BHA, dan BHT. Penambahan antioksidan ini bertujuan
agar Edible film memiliki zat aktif yang dapat menghambat terjadinya proses
oksidasi.
Fungsi utama antioksidan pada edible film adalah untuk memperkecil
terjadinya proses oksidasi lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses
kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri
makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan.
20
21
1.2.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini diantaranya adalah
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
Kerangka Pemikiran
Edible film merupakan lapisan tipis yang berfungsi sebagai pengemas atau
pelapis makanan yang sekaligus dapat dimakan bersama dengan produk yang
dikemas, banyak digunakan pada produk kering seperti roti, burger, dan sosis
(Guilbert et al., 1990 dalam Yulianti, dkk., 2012).
Karakteristik mekanik edible film terdiri dari kuat tarik (tensile strength),
kuat tusuk (pencture strength), persen pemanjangan (elongation to break), dan
22
23
24
25
0,456 kuat tarik 6,97 Kgf/m2 dan elongasi 72,9%, permeabilitas terhadap O2 0,32
mL/m2 permeabilitas CO2 0,17 mL/m2 dan transmisi uap air 8,97 mL/m2 .
Hasil analisis Riyo (2011) menunjukkan konsentrasi bahan penstabil
carboxymethyl cellulose memberikan pengaruh terhadap kadar air, kecepatan
larut, warna dan penampakkan tekstur edible film jerami nangka. Penggunaan
carboxymethyl cellulose 2% dan gliserol 2% menghasilkan edible film dengan
kuat tarik 9,96 Mpa dan persen elongasi sebesar 46%. Nilai laju transmisi uap air
sebesar 1058g/m2 per 24 jam.
Menurut penelitian Sinaga, dkk. (2013), pada edible film dari ekstrak
kacang kedelai, penambahan gliserol memberikan pengaruh terhadap ketebalan
edible film, kekuatan tarik, dan pemanjangan saat pemutusan. Ketebalan
meningkat seiring penambahan gliserol, kekuatan tarik yang diperoleh menurun
dengan peningkatan ketebalan, pemanjangan saat pemutusan yang diperoleh
meningkat seiring peningkatan ketebalan. Karakteristik terbaik diperoleh pada
ketebalan 0,228 mm ( 4 ml gliserol/ 100 ml susu kedelai).
Menurut penelitian Kusumawati dkk. (2013), penambahan perasan temu
hitam sebagai antioksidan dengan konsentrasi 3%, 5%, dan 7% pada edible film
pati jagung memberikan pengaruh terhadap karakteristik edible film yang meliputi
penurunan kadar air, peningkatan kandungan antioksidan, peningkatan ketebalan
dan elongasi edible film. Peningkatan konsentrasi perasan temu hitam dan pati
jagung akan meningkatkan total padatan yang meningkatkan ketebalan edible
film. Ketebalan edible film mampu mempengaruhi laju transmisi uap air karena
menyebabkan laju transmisi semakin rendah seiring dengan meningkatnya
26
ketebalannya. Selain itu sifat hidrofilik dari pati dan penambahan plasticizer juga
menjadi faktor penting yang mempengaruhi laju transmisi uap.
Menurut penelitian Harmely dkk. (2014), peningkatan penambahan
ekstrak daun kemangi pada edible film sebagai penyegar mulut dari 0%, 2,5%,
5,0%, dan 7,5% memberikan pengaruh terhadap organoleptik, kerapuhan, susut
pengeringan, pH, ketebalan, isi flavonoid, dan respon prefensi.
Menurut penelitian Murdianto (2005), konsentrasi ekstrak daun janggelan
memberikan pengaruh terhadap peningkatan ketebalan, peningkatan kuat tarik,
penurunan elongasi, penurunan kelarutan, dan penurunan laju transmisi uap air
edible film.
Menurut penelitian Aini (2015), variasi komposisi optimasi yang
dihasilkan digunakan untuk pembuatan edible film dengan variasi ekstrak rosella
sebesar 0,25%, 0,5%, dan 0,75%. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan
penambahan ekstrak rosella, edible film mengalami perubahan warna seiring
dengan berubahnya pH. Edible film dengan konsentrasi rosella 0,5% memiliki
komposisi optimum berdasarkan perubahan pH yang signifikan, selain itu juga
memiliki kelenturan serta kecerahan yang paling baik.
Hasil penelitian Putri (2010), menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak teh
hijau dan teknik pembuatan berpengaruh terhadap penurunan kadar air, aktivitas
air dan kelarutan edible film. Perlakuan terbaik adalah perlakuan A5B2
(konsentrasi ekstrak teh hijau 80% dengan teknik pembuatan Compression
Molding). Edible film yang dihasilkan mempunyai kadar air 14,56% , Aw 0,77
dan kelarutan 64,59%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak
27
teh hijau berpengaruh terhadap kadar air, aktivitas air (Aw) dan kelarutan edible
film.
Menurut Butkhup (2007) menyatakan ekstrak daun mulberry dari
pengeringan metode oven (50oC) (40,96mg/100g berat kering) memiliki
kandungan total flavonoid tertinggi, diikuti dengan pengeringan matahari
(37,99mg/berat kering 100g), pengeringan beku (36,14mg/berat kering 100g), dan
pengeringan metode oven (80oC) (28,09mg/berat kering 100g).
Berdasarkan penelitian Tiaraswara (2015), pada hasil pengujian kadar air
kedua simplisia dengan metode pengeringan berbeda yakni simplisia daun
mulberry metode pengeringan alami memiliki kadar air sebesar 8,10% dan
simplisia daun mulberry metode pengeringan buatan memiliki kadar air sebersar
7,08%, keduanya menunjukan hasil kadar air yang baik dan memenuhi standar
yakni mempunyai kadar air kurang dari 10%, tetapi dilihat dari kelemahan yang
dimiliki oleh metode pengeringan alami yang paling berpengaruh yaitu pigmen
memucat dan flavor pun mudah menguap (volatile flavor), jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pengeringan adalah selama 3 hari, dan kadar air
metode pengeringan alami dengan bantuan matahari memiliki kadar air lebih
besar, alangkah lebih baik jika memiliki kadar air yang rendah agar simplisia lebih
tahan lama, maka metode pengeringan yang dipilih yakni metode pengeringan
buatan dengan tunnel dryer.
Ekstrak ethanol daun mulberry mengandung quersetin dan anthosianin.
Kedua macam senyawa tersebut termasuk dalam kelompok glikosida flavonoid.
28
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat ditarik hipotesis bahwa :
1. Penambahan ekstrak daun mulberry diduga memberikan korelasi terhadap
karakteristik fisik dan kimia edible film tapioka.
29
Daun Mulberry
Mulberry (Morus sp.) Mulberry termasuk genus Morus dari family
: Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Urticalis
30
Famili
: Moreceae
Genus
: Morus
Species
: Morus sp.
31
2005). Saat ini terdapat 45.085,5 Ha lahan mulberry di Indonesia dan sekitar
9.000 hektar diantaranya terdapat di Jawa barat (BPPT, 2005).
Pada pengobatan tradisional Tiongkok, daun mulberry telah digunakan
sebagai bahan pengobatan, pada daun tersebut memiliki kandungan antioksidan,
antimikrobial, dan anti-inflamasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa buah
dan daun mulberry memiliki banyak kandungan bioaktif, seperti alkaloid,
antosianin, dan flavonoid (Song et al., 2009).
Antosianin merupakan senyawa fenol alami yang berfungsi pemberi warna
pada daun, bunga, dan buah. Terdapat dua puluh jenus antosianin yang
teridentifikasi pada tanaman, namun hanya enam jenis yang digunakan sebagai
bahan tambahan makanan. Antosianin juga terdapat banyak manfaat bagi
kesehatan seperti sebagai antioksidan dan anti-inflamasi (Song et al., 2009).
Komposisi lima jenis daun mulberry menurut Samijah (1992), bisa terlihat
pada tabael berikut :
Tabel 1 . Komposisi Nutrien Lima Jenis Daun Mulberry (%)
Nutrien
Jenis Mulberry
Morus
Morus
Morus
Morus
Morus
alba
Nigra
multicaulis
cathayana
australis
Bahan Kering
15,72
16,83
22,89
20,45
16,11
Protein Kasar
20,15
20,06
15,51
18,53
19,44
32
Serat Kasar
13,27
16,19
12,55
12,89
12,82
Lemak Kasar
3,62
3,63
3,64
3,69
4,10
Abu
10,58
10,77
14,46
14,84
10,63
Karbohidrat
39,20
35,94
42,84
38,43
41,80
Kalsium
2,79
3,02
10,97
11,62
2,43
Fosfor
0,44
0,31
0,30
0,36
0,45
Edible film
Edible film merupakan lapisan tipis yang berfungsi sebagai pengemas atau
pelapis makanan yang sekaligus dapat dimakan bersama dengan produk yang
dikemas (Guilbert et al., 1990 dalam Yulianti dkk,, 2012).
Edible film merupakan suatu lapisan tipis, terbuat dari bahan yang bersifat
hidrifilik dari protein maupun karbohidrat serta lemak atau campurannya. Edible
film berfungsi sebagai bahan pengemas yang memberikan efek pengawetan.
Edible film dapat menjadi barrier terhadap oksigen, mengurangi penguapan air
dan memperbaiki penampilan produk. Penggunaan edible film dapat mencegah
proses oksidasi, perubahan organoleptik, pertumbuhan mikroba atau penyerapan
uap air. Edible film juga dapat digunakan sebagai pembawa antioksidan yang
dapat melindungi produk terhadap proses oksidasi lemak (Krochta, 1992).
33
34
Tapioka
Tapioka merupakan pati yang diekstrak dari singkong. Dalam memperoleh
pati dari singkong (tapioka) harus dipertimbangkan usia atau kematangan dari
tanaman singkong. Usia optimum yang telah ditemukan dari hasil percobaan
terhadap salah satu varietas singkong yang berasal dari jawa yaitu San Pedro Preto
adalah sekitar 18-20 bulan (Grace, 1977).
Tabel 2. Komposisis Kimia Tapioka
Komposisi
Jumlah
Serat (%)
0,5
Air (%)
12
Karbohidrat (%)
86,9
Protein (%)
0,5-0,7
Lemak (%)
0,5
Energi (Kalori/100 gram)
362
Sumber: Direktorat Gizi depkes RI, (1981) dalam Lies, M,S. (2005)
Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), nilai pH tapioka tidak
dipersyaratkan, namun demikian beberapa institusi mensyaratkan nilai pH untuk
mengetahui mutu tapioka berkaitan dengan proses pengolahan. Salah satu proses
pengolahan tapioka yang berkaitan dengan pH adalah pada proses pembentukan
pasta. Menurut Winarno (2004), pembentukan gel optimum terjadi pada pH 4-7.
35
Bila pH terlalu tinggi, pembentukan pasta makin cepat tercapai tetapi cepat turun
lagi, sebaliknya bila pH terlalu rendah, pembentukan pasta menjadi lambat dan
viskositasnyaakan turun bila proses pemanasan dilanjutkan. The Tapioca Institute
of America (TIA) menetapkan standar pH tapioka sekitar 4,5-6,5 (Radley, 1976).
Tapioka memiliki suhu gelatinisasi optimal ketika 80C dengan waktu
yang dibutuhkan 21 menit. pati akan terhidrolisis apabila melewati suhu
gelatinisasi. Kadar amilopektin yang tinggi (99%) akan meningkatkan suhu
puncak gelatinisasi yang diikuti oleh peningkatan energi (Harborne, 1987).
Febriyanti (1990) mendapati ukuran granula pati dari beberapa varietas
tepung singkong berada pada kisaran 3-25 m. Rata-rata ukuran granula tapioka
dalam penelititan ini menunjukan nilai yang tidak berbeda dengan studi terdahulu,
yaitu sekitar 3-40 m. Ukuran granula pati dari singkong yaitu sekitar 8-22 m,
dengan rata-rata ukuran granula yaitu 15 m (14 bulan masa panen) dan 12 m
(16 bulan masa panen), Perbedaan ukuran granula dapat dipengaruhi oleh kondisi
dan waktu panen singkong.
2.4.
Carboxymethyl Cellulose
Carboxymethyl cellulose adalah turunan dari selulosa gum, dibuat dengan
36
ataupun rasa manis sukrosa, namun sebaliknya akan meningkatkan rasa asin NaCl
dan rasa manis sakarin (Winarno, 2004).
Carboxymethyl cellusa memiliki beberapa nama lain, yaitu
crosscarmellose sodium, ac-di-sol, aquaplast, carmethose, gum selulosa, sodium
karboksimetil celulosa, asam glikolik selulosa, daice, fine gum HES, lovosa,
NACM, dan garam selulosa (Wings, 2008).
Tabel 3. Syarat Mutu CMC
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
Keadaan :
Warna
Bentuk
Bubuk
pH
2-10
Bau
Tidak berbau
Sifat
Arsenat
Bpj
Higroskopis
Max 3
Max 0,004
Bpj
Max 10
Max 95
Cps
Min 25
dengan Konsentrasi 2 %
Max 10
37
Farmasi
Kosmetik
berbusa
Produk jel
Internal addition
Tinta air
Tembakau
Kertas
Lithograph
y
Keramik
Tekstil
Pelapis
Batang pengelas
Kain dan laundry
Bahan pewarna
Pengikat
Pengikat, pengental, pelumas
Pembentuk lapisan
Pengikat, pengikat air
(Kamal, 2010)
38
2.5.
Gliserol
Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom
karbon. Jati tiap karbon memiliki gugus OH. Gliserol yang dihasilkan dari hasil
penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan
mempunyai rasa yang agak manis, gliserol larut baik dalam air dan tidak larut
dalam eter (Poedjiadi, 1994).
Gliserol dapat dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat digunakan
pada industri makanan, farmasi atau juga dapat digunakan untuk pengolahan air.
Sebagai produk samping industri biodiesel, gliserol belum banyak diolah sehingga
nilai jualnya masih rendah. Penelitian tentang proses produksi turunan gliserol
dalam satu dekade ini telah mulai banyak dilakukan. Industri turunan gliserin
klasik, gliserol tri-nitrat yang digunakan sebagai bahan peledak, secara bertahap
kehilangan dominasinya. Resin alkid berasal dari gliserin mewakili penggunaan
tunggal terbesar dari gliserin dikombinasikan akhir-akhir ini. Dalam barangbarang toilet dan bidang makanan, ester dari gliserin, terutama ester parsial
(mono-dan di-gliserida) telah menjadi komponen yang sangat khusus produk
emulsi, memberikan kontribusi pengendalian atas kelembutan dari kecantikan,
juga untuk margarin (Miner et al, 1953 dalam Eko dkk., 2012).
Gliserol dalam formula larutan film berfungsi sebagai plasticizer yang
bersifat hidrofilik, sehingga cocok untuk bahan pembentuk film. Gliserol dapat
meningkatkan penyerapan molekul polar seperti air, Peran gliserol sebagai
plasticizer dan konsentrasinya meningkatkan fleksibilitas film.
39
Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses penarikan zat aktif yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang
diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak
dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain (Depkes, 2000).
Pada Ansel (1989), ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari
campurannya dengan menggunakan pelarut dan metode yang sesuai tergantung
pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi pada jenis
senyawa yang akan diisolasi. Pada umumnya yang perlu dilakukan dalam
mengekstraksi adalah mencegah terjadinya oksidasi atau hidrolisis oleh enzim.
Terdapat dua cara ekstraksi, yaitu :
1. Cara dingin
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu.
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes, 2000).
40
41
42
2. 7
Antioksidan
Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa-senyawa pemberi
43
44
zat yang dapat mencegah kerja prooksidasi sehingga dapat digolongkan sebagai
sinergi seperti asam sitrat.
Antioksidan terutama penting dalam melindungi lemak, bahan pangan.
Meskipun kerusakan mikrobiologis merupakan faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam pengawetan bagian karbohidrat dan protein suatu produk
pangan, namun oksidasi adalah faktor utama yang mempengaruhi kualitas lemak,
minyak, dan bagian lemak dari pangan. Lemak dan minyak mudah mengalami
oksidasi yang mengakibatkan kerusakan karena timbulnya bau dan cita rasa
menyimpang. Antioksidan juga banyak digunakan pada berbagai macam permen
untuk mencegah ketengikan (Cahyadi, 2006).
2.8
45
keadaan kering dengan kondisi penyimpanan yang baik akan stabil selama
bertahun-tahun (Amelia, 2011).
Metode DPPH adalah metode yang paling banyak digunakan untuk
skrining aktivitas antioksidan dari berbagai tanaman obat. Metode perendaman
radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari radikal bebas DPPH yang
berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini melibatkan pengukuran
penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang maksimalnya, yang sebanding
terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang ditambahkan ke larutan
reagen DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai konsentrasi efektif EC50
(effective concentration) atau IC50 (inhibitory concentration) (Amelia, 2011).
Struktur molekul senyawa radikal bebas DPPH sebelum dan sesudah
berikatan dengan elektron dari senyawa lain dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
DPPH (radikal)
DPPH (non radikal)
(Sumber : Molyneux, 2004 dalam Ikhlas, 2013 )
Gambar 2. Struktur kimia senyawa DPPH radikal dan non radikal
Adapun reaksi perendaman DPPH dengan senyawa antiradikal bebas dapat
dilihat pada contoh berikut :
Difenil Pikrilhidrazil (Ungu)
Difenil Pikrilhidrazin (Kuning)
(Sumber : Amelia, 2011)
46
Gambar 3.
Reduksi
DPPH dari
senyawa peredam radikal bebas
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
47
gelas kimia, batang pengaduk, magnetic stirrer, alas kaca pencetak, plastik,
spreader Desaga Heidelberg, pipet tetes, indikator pH universal, tray, cabinet
dryer, dan spatula.
Alat yang digunakan untuk analisis kimia adalah cawan penguap,
timbangan analitik, eksikator, oven, labu ukur 10 ml, labu ukur 50 ml, mikropipet,
pipet ukur, vial, tabung reaksi dan spektrofotometer UV-Vis.
Sedangkan alat untuk analisis fisik adalah textechno H. Stein 41066
moenchengladbach textechno favigraph untuk mengukur kuat tarik dan persen
elongasi, cawan penguap, gelas kimia 100 ml.
3.2.
Metode Penelitian
Penelitian pengaruh penambahan ekstrak daun mulberry terhadap
karakteriatik fisik dan kimia edible film tapioka ini akan dilakukan dalam dua
tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
3.2.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menguji aktifitas antioksidan
ekstrak daun mulberry metode DPPH dan membuat sembilan formula edible film
untuk menentukan konsentrasi CMC dan gliserol yang tepat untuk pembuatan
edible film tapioka yang ditambahkan ekstrak daun mulberry dengan cara
pengujian kadar air dan kuat tarik, sehingga dapat digunakan pada penelitian
utama.
3.2.2. Penelitian Utama
Penelitian utama dilakukan dengan menggunakan konsentrasi CMC dan
gliserol yang telah dipilih pada penelitian pendahuluan. Tujuan dari penelitian
48
utama ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun mulberry
terhadap karakteristik fisik dan kimia edible film tapioka.
Penelitian utama ini terdiri dari beberapa rancangan yaitu: rancangan
perlakuan, rancangan percobaan, rancangan analisis dan rancangan respon.
1. Rancangan Perlakuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan
ekstrak daun mulberry sebagai antioksidan terhadap karakteristik fisik dan kimia
edible film tapioka.
Rancangan perlakuan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari dua
variabel, yaitu variabel bebas atau variabel prediktor dan variabel tidak bebas atau
variabel respon. Variabel bebas ( X ) terdiri dari satu faktor yaitu konsentrasi
ekstrak daun mulberry dengan empat taraf, yaitu E1= 1% (b/b), E2= 3% (b/b),
E3= 5% (b/b), E4= 7% (b/b). Sedangkan variabel tidak bebas ( Y ) yaitu variabel
yang terjadi karena variabel bebas terdiri dari kecepatan larut, kuat tarik, elongasi,
kadar air, dan analisis aktivitas antioksidan metode DPPH.
2. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
Metode Regresi Linier Sederhana dengan ulangan sebanyak tiga kali.
Model percobaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y=a+bX
49
1
e4.1
Kelompok Ulangan 1
2
3
e1.1
e2.1
4
e3.1
1
e3.2
Kelompok Ulangan 2
2
3
e1.2
e2.2
4
e4.2
1
e2.3
Kelompok Ulangan 3
2
3
e3.3
e4.3
4
e1.3
( Yi ) ( Xi2 ) ( Xi )( XiYi )
a=
2
n Xi 2( Xi )
n XiYi( Xi )( Yi )
b=
2
n Xi2 ( Xi )
3. Rancangan Analisis
Untuk mencari atau menentukan hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas akan dilakukan dengan menghitung korelasi antara kedua
variabel tersebut terhadap respon yang diukur. Nilai koefisien korelasi atau r dapat
dihitung dengan rumus seperti yang dijelaskan oleh Sudjana (2005).
50
r=
n XiYi( Xi )( Yi )
n { Xi ( Xi ) } n { Yi ( Yi ) }
2
51
3.3.
Deskripsi Penelitian
Deskripsi penelitian terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan
52
Setelah daun mulberry bersih, daun mulberry disusun dan ditata rapi di
atas tray yang selanjutnya akan dilakukan pengeringan.
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan menggunakan dengan bantuan alat tunnel
dryer dengan suhu 50oC selama 1 jam. Hasil daun mulberry yang telah
dikeringkan kemudian dilakukan pengecilan ukuran.
6. Pengecilan ukuran 2
Pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan blender untuk
mempermudah proses ekstraksi dan agar senyawa aktif senyawa kimia dalam
daun lebih mudah keluar dan terekstrak.
7. Pembuatan Ekstrak Daun Mulberry
Pembuatan ekstrak daun mulberry dilakukan dengan metode maserasi
yaitu merendam. Proses maserasi pada daun mulberry menggunakan pelarut
etanol 70% selama 1 hari di wadah tertutup dan terhindar dari sinar matahari.
Setelah didapat filtrat hasil maserasi, kemudian dilakukan proses evaporasi
menggunakan rotary vacum evaporator dengan suhu 40oC yang bertujuan untuk
menghilangkan etanol dengan cara diuapkan dan mengentalkan larutan sehingga
diperoleh ekstrak daun mulberry kental yang siap untuk digunakan pada edible
film tapioka.
8. Pengujian Aktivitas Antioksidan
Setelah didapatkan ekstrak kental daun mulberry, dilakukan pengujian
aktivitas antioksidan metode DPPH menggunakan spektrofotometer. Diagram alir
pembuatan ekstrak daun mulberry dapat dilihat pada gambar 4.
2.3.1.2 Deskripsi pembuatan edible film :
1. Penimbangan
53
54
5. Pendinginan I
Pendinginan dilakukan hingga suhu edible film 45C. Pendinginan
bertujuan agar volume edible film stabil. Volume akan meningkat seiring dengan
bertambahnya suhu sehingga apabila edible film dicetak ketika suhunya masih
panas, dikhawatirkan edible yang terbentuk akan retak. Pendinginan ini juga
dilakukan untuk menjaga kandungan antioksidan pada ekstrak daun mulberry agar
tidak rusak oleh suhu tinggi yang akan ditambahkan pada proses selanjutnya.
6. Penambahan Ekstrak dan Pencampuran III
Tambahkan ekstrak kental daun mulberry yang sudah ditimbang, lalu
lakukan pengadukan kembali dengan magnetic stirrer hingga homogen, suhu
dipertahankan pada 45C.
7. Pencetakan
Pencetakan dilakukan diatas tray kaca. Larutan edible film dituangkan ke
dalam spreader kemudian dicetak diatas tray kaca dengan ketebalan 1 mm dan
luas 20cmx20cm.
8. Pengeringan
Pengeringan dilakukan menggunakan tunnel dryer dengan suhu 50C selama
12 jam. Pengeringan edible film dengan suhu 50C memberikan edible film
dengan kadar air terendah. Edible film dimasukkan dalam plastik untuk
menghindari kontak dengan udara (Garnida, 2006).
9. Pendinginan II
Edible film yang telah dikeringkan kemudian didinginkan pada suhu ruang
selama 15 menit.
55
10. Pengamatan
Edible film yang telah terbentuk kemudian diuji kadar air, elongasi dan
kuat tarik untuk menentukan konsentrasi CMC dan gliserol yang akan digunakan
pada penelitian utama.
Diagram alir Pembuatan edible film penelitian pendahuluan dapat dilihat
pada gambar 5.
3.3.2. Deskripsi Penelitian Utama
Berikut merupakan deskripsi dari tahapan proses penelitian utama:
1. Penimbangan
CMC ditimbang dan dilarutkan dengan air sehari sebelumnya sesuai
dengan konsentrasi yang telah ditetapkan dari penelitian pendahuluan. Tapioka
ditimbang dengan konsentrasi 2% (b/b keseluruhan) dan Ekstrak daun mulberry
ditimbang sesuai perlakuan (1%, 3%, 5%, 7% b/b keseluruhan). Gliserol
ditimbang sesuai dengan konsentrasi yang telah ditetapkan dari penelitian
pendahuluan. Air ditimbang hingga berat keseluruhan edible film 100 gram.
2. Pencampuran I
Tapioka dan CMC yang telah ditimbang kemudian dilarutkan satu persatu
ke dalam air yang telah ditentukan beratnya. Bahan-bahan tersebut diaduk hingga
homogen.
3. Pengaturan pH
56
57
7. Pencetakan
Pencetakan dilakukan diatas tray kaca. Larutan edible film dituangkan ke
dalam spreader kemudian dicetak diatas tray kaca dengan ketebalan 1 mm dan
luas 20cmx20cm.
8. Pengeringan
Pengeringan dilakukan menggunakan tunnel dryer dengan suhu 50C selama
12 jam. Pengeringan edible film dengan suhu 50C memberikan edible film
dengan kadar air terendah. Edible film dimasukkan dalam plastik untuk
menghindari kontak dengan udara (Garnida, 2006).
9. Pendinginan II
Edible film yang telah dikeringkan kemudian didinginkan pada suhu ruang
selama 15 menit.
10. Pengamatan
Edible Edible film yang telah terbentuk kemudian diuji uji kecepatan
larut , kadar air, elongasi, kuat tarik, dan aktivitas antioksidannya.
Diagram alir Pembuatan edible film penelitian utama dapat dilihat pada
gambar 6.
58
Daun Mulberry
Sortasi
T = 25C
Air Bersih
Pencucian
Air Kotor
T = 25C
Penirisan
T = 25C
Pengecilan Ukuran I
Sisa
Air
Uap
t = 1 jam, T = 50C
Air
Pengecilan Ukuran II
Daun Mulberry Kering
Penyaringan T = 25C
Ampas
Filtrat
Evaporasi T = 40C
59
Penyaringan T = 25C
CMC
Tapioka
2% (b/b
1%, 2%, 3% b/b keselruhan (Dipersiapkan sehari
sebelumnya)
Penimbangan
Air
keseluruhan)
Penimbangan
Pencampuran I
Pengaturan pH
4-7
Gliserol
1%, 2%, 3% (b/b keseluruhan)
Pencampuran II
Dan pemanasan
T = 30 menit, t = 80C
Pendinginan I
45C
Uap
Air
Uap
Air
Pencetakan
thickness = 1 mm
Pengeringan
T = 12 jam, t = 50C
Uap
Air
Pendinginan II
T = 15 menit, t =
25C
Uap
Air
Edible film
Pengamatan Kuat Tarik, Elongasi, dan Kadar Air
60
Penimbangan
Air
Penimbangan
Pencampuran I
Pengaturan pH
4-7
Pencampuran II
Dan pemanasan
T = 30 menit, t = 80C
Pendinginan I
45C
Uap
Air
Uap
Air
Pencampuran III
T = homogen, t = 45C
Pencetakan
thickness = 1 mm
Pengeringan
T = 12 jam, t = 50C
Uap
Air
Pendinginan II
T = 15 menit, t =
25C
Uap
Air
61
62
Jumlah
(%)
Konsentrasi
CMC
Formul
Formul
Formul
Formul
Formul
Formul
Formul
Formul
Formul
a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
Variable Tetap
Tapioka
2,0
Ekstrak
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
2,0
3,0
1,0
2,0
92,0
100,0
1,0
3,0
91,0
100,0
2,0
3,0
90,0
100,0
3,0
1,0
91,0
100,0
3,0
2,0
90,0
100,0
3,0
3,0
89,0
100,0
Daun
Mulberr
y
Variable Berubah
CMC
1,0
Gliserol
1,0
Air
93,0
Jumlah
100,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Konsentrasi
Gliserol
92,0
91,0
Terpilih
100,0
100,0
Elongasi (%)
153,084
159,014
179,050
Elongasi (%)
117,200
137,956
175,916
Elongasi (%)
51,036
103,22
135,192
kode sampel
Formula 1
Formula 2
Edible
film
2
kuat tarik (gf/mm
)
132,704
92,082
63
Formula 3
Kode Sampel
Formula 4
Formula 5
Formula 6
Kode Sampel
Formula 7
Formula 8
Formula 9
89,576
Kuat Tarik (gf/mm2)
499,025
258,885
185,513
Kuat Tarik (gf/mm2)
511,954
413,020
298,253
kode sampel
Formula 1
Formula 2
Formula 3
Kode Sampel
Formula 4
Formula 5
Formula 6
Kode Sampel
Formula 7
Formula 8
Formula 9
Kadar air
19,07
20,895
22,085
Kadar air
16,485
17,56
18,53
Kadar air
9,68
12,605
15,395
Elongasi (%)
Kuat Tarik
Formula 3
179,05
Formula 7
Formula 6 175,916 Formula 4
Formula 2 159,014 Formula 8
Formula 1 153,084 Formula 9
Formula 5 137,956 Formula 5
Formula 9 135,192 Formula 6
Formula 4
117,2
Formula 1
Formula 8
103,22
Formula 2
Formula 7
51,036
Formula 3
gf/mm2
511,954
499,025
431,02
298,253
258,885
185,513
132,704
92,082
89,576
kgf/mm2
0,512
0,499
0,431
0,298
0,259
0,186
0,133
0,092
0,090
Mpa
5,019
4,892
4,226
2,924
2,538
1,819
1,301
0,903
0,878
64
karena memiliki elongasi dan kuat tarik yang tinggi dan setara antara elongasi dan
kuat tariknya, sehingga digunakan untuk perlakuan penelitian utama. Formula 7
tidak digunakan meski memiliki kuat tarik yang tinggi, karena nilai elongasinya
yang paling kecil. Begitu juga formula 3 tidak digunakan meski memiliki elongasi
yang tinggi, karena kuat tariknya memiliki nilai paling kecil.
Bahan penstabil adalah suatu produk yang apabila disebarkan dalam suatu
adonan secara perlahan akan melarut. Waktu terjadi pelarutan akan terbentuk
suatu jaringan yang mengurangi mobilitas air bebas. Untuk proses pembuatan
Edible film atau leather, bahan penstabil yang diperlukan harus netral dalam rasa,
mudah menyebar, suhu stabil, memberikan kekentalan dan bodi yang baik
terhadap produk yang dihasilkan, memiliki daya leleh yang baik, dan memiliki
daya tahan panas. Penggunaan bahan penstabil pada makanan adalah untuk
memadatkan, membentuk suspensi, dan juga sebagai penstabil emulsi. Bahan
penstabil akan meningkatkan viskositas sehingga menghalangi bergabungnya
beberapa kristal menjadi kristal yang besar. Tekstur yang halus juga akan
terbentuk karena kemampuan bahan penstabil untuk mengikat air bebas dalam
jumlah besar (Tranggono, 1989).
Penambahan bahan penstabil bertujuan untuk memperbaiki sifatsifat fisik
dari Edible film yang akan dihasilkan meliputi kuat tarik, persen elongasi dan laju
transmisi uap air.
Salah satu alasan penggunaan CMC sebagai bahan pangan adalah
kemampuannya untuk mengikat air, sehingga dapat mencegah seniresis. CMC
adalah material higroskopis dan akan menyerap air dari bahan. Banyaknya
65
penyerapan tergantung dari kadar air awal yang terdapat pada CMC, kelembaban
udara, temperatur dan derajat substitusi (Tranggono, 1989).
Penambahan gliserol yang semakin tinggi cenderung menurun nilai kuat
tariknya. Hal ini karena gliserol dapat mengurangi ikatan hydrogen internal pada
ikatan intermolekular sehingga dapat menurunkan kuat tarik dari edible film yang
dihasilkan. Menurut Liebermen et al. (1973), gliserol merupakan plasticizer yang
efektif karena memiliki kemampuan untuk mengurangi ikatan hidrogen internal
pada ikatan intermolekuler. Penambahan gliserol pada edible film dapat
menurunkan kuat tariknya (Akili dkk., 2012).
Menurut Rodriguez et al. (2006) dalam Yulianti dkk., (2012), penambahan
gliserol yang semakin tinggi cenderung meningkat nilai elongasinya. Hal ini
karena semakin tinggi kosentrasi gliserol maka nilai elongasi akan semakin tinggi
yang berarti kemasan edible film semakin fleksible dan plastis. Penggunaan
plasticizer cenderung menurunkan nilai kuat tarik dan meningkatkan persentase
pemanjangan atau elongasi pada edible film karena plasticizer dapat mengurangi
gaya antar molekul dan meningkatkan mobilitas rantai biopolymer. Penambahan
gliserol dapat meningkatkan elongasi pada edible film. Penambahan plasticizer
yang semakin tinggi akan menghasilkan film dengan kuat tarik yang lebih rendah.
Gliserol yang banyak mengandung gugus OH dalam sistem matriks edible film
dapat meningkatkan laju transmisi uap air, persen pemanjangan edible film dan
penurunan kuat tarik edible film.
Menurut Lindsay (1985), semakin tinggi konsentrasi gliserol yang
ditambahkan maka semakin tinggi kadar air Edible film. Gliserol berfungsi
66
67
20.000
16.492
15.000
Kadar Air (%)
18.183
14.477
10.000
5.000
0.000
KONSENTRASI Ekstrak (% )
68
Kajian konsentrasi ekstrak daun mulberry terhadap kadar air edible film
tapioka menghasilkan persamaan regresi linier adalah Y = -0,8103x + 20,358
dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah -0,9926 dan nilai koefisien determinasi
(R2) adalah 0,9852 menunjukkan bahwa antara konsentrasi ekstrak daun mulberry
dengan kadar air edible film tapioka mempunyai korelasi yang sangat kuat
sehingga peningkatan atau penurunan konsentrasi ekstrak daun mulberry sebagai
antioksidan pada proses pembuatan edible film tapioka berpengaruh terhadap
kadar air yang dihasilkan.
Nilai koefisien korelasi (r) yang negatif menunjukkan bahwa hubungan
antara konsentrasi ekstrak daun mulberry dengan kadar air pada edible film
tapioka sebagai korelasi sempurna atau hubungan linier sempurna tak langsung
dengan kemiringan (slope) yang negatif pula hal ini ditunjukkan dengan nilai
slope yang negatif yaitu -0,8103x artinya semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
mulberry maka semakin rendah kadar air yang dihasilkan.
Hasil analisis konsentrasi ekstrak daun mulberry 7% menghasilkan rata-rata
kadar air yang rendah dibandingkan dengan konsentrasi ekstrak daun mulberry
1% yang menghasilkan rata-rata kadar air yang lebih tinggi.
Peningkatan konsentrasi ekstrak akan meningkatkan jumlah polimer dan
viskositas yang menyusun matrik film. Semakin besar polimer yang menyusun
matrik film akan meningkatkan jumlah padatan sehingga jumlah air dalam edible
film semakin rendah. Hal tersebut didukung oleh pernyataan semakin besar
polimer yang menyusun matrik film menyebabkan jumlah air yang tertinggal
dalam jaringan film semakin rendah dan dengan bertambahnya viskositas akan
69
berpengaruh terhadap peningkatan ketebalan edible film sehingga kadar air akan
turun (Putri dkk., 2014). Semakin tinggi penambahan ekstrak juga akan
menambah total padatan terlarut dalam suspensi edible film. Tingginya total
padatan pada edible film secara langsung akan mempengaruhi kadar air
(Kusumawati dkk., 2013).
Kadar air film yang tinggi akan mempengaruhi ketahanan film. Edible film
yang bersifat biodegradable dengan kadar air yang tinggi akan mudah ditumbuhi
oleh mikroba, karena adanya komponen nutrisi dalam film seperti karbohidrat dan
protein. Sebaliknya Edible film yang mempunyai kadar air rendah akan lebih
tahan terhadap kerusakan mikrobiologis.
4.2.1.2. Aktivitas Antioksidan
Hasil pengujian aktivitas antioksidan metode DPPH edible film tapioka
dengan variasi penambahan ekstrak daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Aktivitas Antioksidan (IC50) Edible film Tapioka dengan Konsentrasi
Ekstrak Daun Mulberry yang Berbeda
Konsentrasi Ekstrak (%)
1
3
5
7
Rata-rata IC 50 (ppm)
8317,74
1607,636
1011,55
876,34
70
8317.74
1011.55
4
876.34
6
KONSENTRASI Ekstrak (% )
71
72
berkisar antara 1607,636 ppm 876,34 ppm, ini kemungkinan disebabkan karena
konsenrasi tapioka 2%, lebih besar dari konsentrasi ekstrak 1%, di mana senyawa
fenol yang rendah dibandingkan kadar pati sehingga aktivitas antioksidan juga
lebih rendah. Penambahan tapioka lebih tinggi akan meningkatkankan total
padatan edible film sehingga senyawa fenol sebagai senyawa yang mengandung
antioksidan akan terikat kuat pada matriks film. Rendahnya senyawa fenol yang
terekstrak akan mempengaruhi pengukuran aktivitas antioksidan edible film. Jadi
tingginya aktivitas antioksidan edible film dipengaruhi oleh total fenol yang
terekstrak (Kusumawati dkk., 2013).
Antioksidan pada edible film penting dalam melindungi lemak bahan
pangan. Meskipun kerusakan mikrobiologis merupakan faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam pengawetan bagian karbohidrat dan protein suatu produk
pangan, namun oksidasi adalah faktor utama yang mempengaruhi kualitas lemak,
minyak, dan bagian lemak dari pangan. Lemak dan minyak mudah mengalami
oksidasi yang mengakibatkan kerusakan karena timbulnya bau dan cita rasa
menyimpang. Antioksidan juga banyak digunakan pada berbagai macam permen
untuk mencegah ketengikan (Cahyadi, 2006).
4.2.2. Respon Fisik
4.2.2.1. Kecepatan Larut
Edible film merupakan suatu lapisan yang dapat dimakan, sehingga salah
satu syarat Edible film adalah memiliki nilai kelarutan yang rendah sehingga
memberikan kesan larut dalam mulut.
73
Berikut adalah hasil pengujian kecepatan larut edible film tapioka dengan
variasi penambahan ekstrak daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Kecepatan Larut Edible film Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak
Daun Mulberry yang Berbeda
Rata-rata kecepatan larut edible film
Konsentrasi Ekstrak (%)
(menit)
1
6,07
3
7,557
5
9,073
7
10,787
Data pada Tabel 8 menunjukkan rata-rata kecepatan larut edible film
tapioka, dengan perlakuan konsentrasi ekstrak daun mulberry yang berbeda
menghasilkan kecepatan larut yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun mulberry yang digunakan semakin rendah tingkat kelarutan yang dihasilkan
dengan ditandai meningkatnya waktu yang dibutuhkan untuk larut. Semakin
tinggi waktu kelarutan semakin rendah tingkat kelarutannya.
Hasil analisis kajian konsentrasi ekstrak daun mulberry memperlihatkan
adanya hubungan linear langsung terhadap rata-rata waktu kecepatan larut pada
edible film tapioka. Kolerasi konsentrasi ekstrak daun mulberry terhadap
kecepatan larut edible film tapioka dengan perlakuan yang berbeda dapat dilihat
pada Gambar 9.
74
12
10.79
10
8
Kelarutan (menit)
9.07
6.07
6
4
2
0
75
76
Berikut adalah hasil pengujian kecepatan larut edible film tapioka dengan
variasi penambahan ekstrak daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Kuat Tarik Edible film Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak Daun
Mulberry yang Berbeda
Rata-rata
Konsentrasi Ekstrak
Rata-rata kuat
Rata-rata kuat
kuat tarik
(%)
tarik (gf/mm2)
tarik (kgf/mm2)
(Mpa)
1
549,469
0,549
5,387
3
516,046
0,516
5,059
5
457,767
0,458
4,488
7
373,268
0,373
3,659
Data pada Tabel 9 menunjukkan rata-rata kuat tarik edible film tapioka,
dengan perlakuan konsentrasi ekstrak daun mulberry yang berbeda menghasilkan
kuat tarik yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry yang
digunakan semakin rendah kuat tarik yang dihasilkan.
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
5.387
5.059
4.488
3.659
77
78
dengan kemiringan (slope) yang negatif pula hal ini ditunjukkan dengan nilai
slope yang negatif yaitu -0,2877x artinya semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
mulberry maka semakin rendah kuat tarik yang dihasilkan.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry maka akan cenderung
menurunkan kuat tarik edible film. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan
ekstrak daun mulberry mengganggu pembentukan matriks film oleh polimer pati
dan CMC. Ekstrak daun mulberry mengandung komponen zat terlarut yang
masuk ke dalam jaringan tiga dimensi matriks film sehingga memperlemah ikatan
antar polimer (Kusumawati dkk., 2013).
Penambahan ekstrak daun mulberry meningkatkan ketebalan edible film
yang dihasilkan sehingga dengan semakin bertambahnya ketebalan edible film
yang dihasilkan akan menurunkan kekuatan tarik edible film. Hal ini
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dari edible film yang dihasilkan berbanding
terbalik dengan ketebalan (Sinaga dkk., 2013).
4.2.2.3. Pengujian Elongasi
Hasil pengujian kecepatan larut edible film tapioka dengan variasi
penambahan ekstrak daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Elongasi Edible film Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak Daun
Mulberry yang Berbeda
Konsentrasi Ekstrak (%)
Rata-rata Elongasi (%)
1
96,771
3
114,860
5
124,279
7
141,917
79
141.917
140.000
124.279
114.860
f(x) = 7.24x
+ 90.48
96.771
R = 0.99
120.000
100.000
Elongasi (%)
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
80
81
memberikan struktur yang kompak pada edible film. Semakin banyak ekstrak
daun mulberry yang ditambahkan akan menyebabkan ketebalan edible film
semakin meningkat dan dengan ketebalan yang semakin meningkat nilai elongasi
akan semakin besar (Putri dan Amaliya, 2014). Adapun hasil elongasi dan kuat
tarik dari beberapa jenis edible film lain dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Kuat Tarik dan Persen Elongasi Beberapa Jenis Edible film
No
Jenis Film
Nilai Kuat
Persen
Tarik
Elongasi
9,96 MPa
46%
0,80 MPa
272%
27,5 Mpa
2,6%
6,97 MPa
72,9%
3,10 MPa
0,14%
Peneliti
1% dan gliserol 3%
Edible film ekstrak daun
Murdianto (2005)
UGM
82
gliserol 0,5%
Tabel 11 menunjukkan bahwa kekuatan tarik Edible film dipengaruhi
bahan baku yang digunakan serta kombinasi bahan penyusun. Edible film yang
terbuat dari hidrokoloid memiliki kekuatan mekanik yang baik. Bila Edible film
tidak kuat atau mudah sobek akan menimbulkan kesulitan dalam penanganan
maupun dalam aplikasinya.
83
2. Perlu dicoba prosedur pembuatan edible film lain yang dapat mengurangi
kehilangan aktivitas antioksidan selama proses.s
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi penggunaan Edible
film sebagai kemasan terhadap umur simpan makanan.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis makanan yang cocok
untuk dikemas dengan Edible film tapioka yang ditambah dengan ekstrak
daun mulberry sebagai antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Syafiana Khusna. 2015. Kajian pembuatan Edible Film tapioka dengan
penambahan ekstrak rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada buah
tomat. Skripsi. Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Akili, M.S., Ahmad, U., dan Suyatma, N.E. 2012. Karakteristik Edible Film
dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang. Teknologi Pascapanen
Sekolah Pascasarjana IPB.
Amelia, P. 2011. Isolasi, elusidasi struktur dan uji aktivitas antioksidan
senyawa kimia dari daun Garcinia bethami Pierre. Tesis Universsitas
Indonesia.
Anker, M., Matrs, S., and Anne Marie, H., 2000. Relatiomship between the
Microstructure and the Mechanical and Barrier Properties of Whey
Protein Films. J. Agric. Food Chem, Vol. 48 : 3806-3816, di dalam Al
Awwaly, Khotibul Umam, Manab, Abdul, dan Wahyuni, Esti. 2010.
Pembuatan Edible Film Protein Whey : Kajian Protein Dan Gliserol
Terhadap Sifat Fisik Dan Kimia. Jurnal Ilmu Teknologi Hasil
Ternak. Vol. 5, No. 1, ISSN : 1978-0303.
Anonim, 2012. CMC Carboxymethyl cellulose. melalui
http://pustakapanganku.blogspot.com/2012/07/cmc-carboxymethylcellulose.html, diakses : 1 Agustus 2015.
Ansel, H. C. 1989. Pengatur Bentuk Sediaan Farmasi (edisi IV). Diterjemahkan
oleh Farida Ibrahim. Jakarta: Universitas Indonesia.
AOAC, Association of Official Analytical Chemist. 2006. Official Methods of
Analysis. Association of Official Analytical Chemist, Washington DC.
84
Arifin, Moch. F., Nurhidayati, L., Syarmalina, Rensy. 2009. Formulasi Edible
Film Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) Sebagai Antihalitosis.
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Jakarta.
Atmosoedarjo, S., J. Kartasubrata, M. Kaomini, W. Saleh, dan W. Moerdoko.
2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Jaya. Jakarta.
Bourtoom, 2008. Review Article Edible Protein Films: Properties Enhancement,
IFRJ 16 1-9.
BPPT. 2005. Mulberry (Morus alba L.), di dalam Utomo, Deny. 2013.
Pembuatan Serbuk Effervescent Mulberry (Morus Alba L.). Dengan
Kajian Konsentrasi Maltodekstrin dan Suhu Pengering. Tenaga
Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Yudharta. Pasuruan.
Butkhup, Luchai., Khanprom, Intha., Samappito, Supachai. 2007. Influence of
the Drying Process on Flavonoid Contents and Their Effects on
Antioxidant Activity of Mulberry (Morus alba L.) Green Tea
Production. Department of Biotechnology. Faculty of Technology.
Mahasarakham University. Thailand.
Cahyadi,Wisnu.2006.AnalisisDanAspekKesehatanBahanTambahan
Pangan. BumiAksara.Jakarta.
Damayanthi, Evy. 2008. Studi Kandungan Katekin dan Turunannya Sebagai
Antioksidan Alami Serta Karakteristik Organoleptik Produk Teh
Murbei dan Teh Camellia-Murbei. IPB. Bogor.
Daud, Muhamad Fajar, Sadiyah, Esti R., Rismawati, Endah. 2011. Pengaruh
Perbedaan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Berdaging
Buah Putih. Program Studi Farmasi. Universitas Islam Bandung.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Jilid
IV. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter standar umum
ekstrak tumbuhan obat. Jakarta.
Direktorat Gizi depkes RI, 1981. dalam Lies, M,S. 2005. Tepung Tapioka
Pembuatan dan Pemanfaatannya, penerbit Kanisius, Jogjakarta.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
E. A. Baldwin, and M. O. Nispereos-Carriedo. 1995. Edible Coating and Film to
Improve Food Quality. Technomic Publ. Co. Inc, Landcaster Basel.
85
Fajar, M. 2015. Isolasi Pektin Dari Jerami Padi Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Edible Film Untuk Pelapisan Buah. Skripsi. Program
Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Bandung.
Febriyanti, T. 1990. Studi Karakteristik Fisik, Kimia, dan Fungsional
Beberapa Varietas Tepung Singkong. Skripsi. IPB, Bogor.
Garnida, Y. 2006. Pembuatan Bahan Edible Coating Dari Sumber
Karbohidrat, Protein dan Lipid untuk Aplikasi Pada Buah Terolah
Minimal. Informatek Universitas Pasundan, Indonesia.
Ghallisa, Khoirun Nisa. 2014. Ekstraksi Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
Dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Jurnal
Bioproses Komoditas Tropis. Melalui http://jbkt.ub.ac.id, diakses pada 1
Agustus 2015.
Giancone, T. 2006. Hydrocolloid-Based Edible Films: CompositionStructureProperties Relationship, Disertasi Doktoral, Universitas
Degli Studi Di Napoli, Italia
Gontard, N. S., Guilbert and J. L. Cug. 1993. Water and Glyserol as Plasticizers
Affect Mechanical and Water Vapour Barrier Properties of Edible
Wheat Gluten Film. J. Food Sci. (1): 206-210.
Grace, M.R. 1977. Cassava Processing. Food and Agriculture Organization of
United Nations. Roma.
Guilbert, S. and B.Biquet. 1990. Edible Films and coatings, di dalam Ginting,
Erlina dan Yulianti, Rahmi. 2012. Perbedaan Karakteristik Fisik
Edible Film Dari Umbi-umbian Yang Dibuat Dengan Penambahan
Plasticizer. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan umbiumbian. Malang.
Harborne, J.B. 1987. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Bandung: ITB.
Harmely, Fifi, Deviarny, Chris, dan Yenni, Wenna Syukr. 2014. Formulasi dan
Evaluasi Sediaan Edible Film dari Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
americanum L.) sebagai Penyegar Mulut. Sekolah Tinggi Farmasi
Indonesia Yayasan Perintis Padang. Padang.
Harris. 2001. Kemungkinan Penggunaan Edible Film Dari Pati Tapioka
Untuk Pengemas Lempuk, Fakultas Pertanian Universitan Bengkulu,
Bengkulu.
Ikhlas, Nur. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Kemangi
(Ocimum americanum Linn) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1Pikrilhidrazil). UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
86
Indariani, S., 2006. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) J.II. Pert.indon.
Isnindar, Setyowati, E. P., dan Wahyuono, S., 2011, Aktivitas Antioksidan Daun
Kesemek (Diospyros kaki L.F) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1
Pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional, 16 (2) 63-67
Kamal, N. 2010. Pengaruh Bahan Aditif CMC (Carboxymethyl Cellulose)
Terhadap Beberapa Parameter Pada Larutan Sukrosa. Jurnal
Teknologi vil I, Edisi 17, periode Juli-Desember (78-84).
Ketaren, S. 1996. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta.
Krochta, J,M. 1992. Control Mass of Transfer in Food With Edible Coating
and Film, di dalam Riyo, Y,P. 2011. Pengaruh Konsentrasi CMC dan
Gliserol Terhadap Karakteristik Edible Film Jerami Nangka. Tugas
Akhir Universitas Pasundan, Bandung.
Krochta, J.M. and C.L.C. DeMulder. 1997. Edible and biodegradable polymer
films: Challenges and opportunities. Food Technol., 51: 61-74
Kusumawati, D. N. dan Putri, W. D. R. 2013. Karakteristik Fisik Dan Kimia
Edible Film Pati Jagung Yang Diinkorporasi Dengan Perasan Temu
Hitam. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 1 No. 1 p. 90-100.
Universitas Brawijaya. Malang.
Layuk, P., Djagal,W., dan Haryadi. 2002. Karakteristik Komposit Film Edible
Pektin Daging Buah Pala dan Tapioka, Jurnal teknologi dan Industri
pangan, Vol XIII No.2.
Lieberman, E.R. and S.G. Gilbert. 1973. Gas permeation of collagen film as
affected by cross-linkage, moisture and plasticizer content. J. Polymer
Sci. Symp. 41: 3343, di dalam Al Awwaly, Khotibul Umam, Manab,
Abdul, dan Wahyuni, Esti. 2010. Pembuatan Edible Film Protein
Whey: Kajian Rasio Protein dan Gliserol Terhadap Sifat Fisik dan
Kimia. Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.
Lindsay, 1985. R.C. Food Additives. Di dalam O.R. Fennema, Food Chemistry.
Miner and Dalton., 1953. Chemical Properties and Derivatives of Glycerol.
Reinhold Publishing Corp. New York, di dalam Eko, Widhi dan Widayat.
2012. Potensi Gliserol Dalam Pembuatan Turunan Gliserol Melalui
Proses Esterifikasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Semarang.
Molyneux, P, 2004. The use of the stable free radical diphenylpicryl hydrazyl
(DPPH) for estimmating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci.
87
88
Sinaga, Loisa Lorensia, Rejekina S, Melisa Seri, Sinaga, Mersi Suriani. 2013.
Karakteristik Edible Film Dari Ekstrak Kacang Kedelai Dengan
Penambahan Tepung Tapioka Dan Gliserol Sebagai Bahan Pengemas
Makanan. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Medan.
Song, Wei, Wang, Han-Jing, Bucheli, Peter, Zhang, Pei-Fang, Wei, Dong-Zhi, anf
Lu, Yan-Hua. 2009. Phytochemical Profiles of Different Mulberry
(Morus sp.) Species from China. J. Agric. Food Chem. 2009, 57, 91339140.
Sudjana. 2005. Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sunanto, H. 1997. Budidaya Mulberry dan Usaha Persuteraan Alam. Kanisius.
Yogyakarta.
Sunardi. 2007. Uji Aktivitas Antiooksidan Ekstrak Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi, L.) Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl
(DPPH). Seminar Nasional Teknologi 2007, Yogyakarta.
Syahrizal, D. 2008. Pengaruh proteksi vitamin C terhadap enzim
transaminase dan gambaran histopatologis hati mencit yang dipapar
plumbum. Tesis Universitas Sumatera Utara, di dalam Ikhlas, Nur. 2013.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum
americanum Linn) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1Pikrilhidrazil). UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Tiaraswara, Rayi Annissa. 2015. Optimalisasi Formulasi Hard Candy Ekstrak
Daun Mulberry (Morus sp.) Dengan Menggunakan Design Expert
Metode D-Optimal. Program Studi Teknologi Pangan. Artikel. Fakultas
Teknik Universitas Pasundan Bandung.
Tranggono.1989.BahanTambahanPangan.PusatAntarUniversitasPangandan
Gizi.Yogyakarta:UniversitasGadjahMada.
89
LAMPIRAN
90
Kadar air ( )=
W
x 100
Wi
Wi
91
F
A
92
Elongasi ( )=
Dimana:
1
x 100
1
= Elongasi (%)
93
94
95
pada panjang gelombang 515 nm, nilai absorbansi dari setiap variasi konsentrasi
dicatat dan dihitung nilai IC50.
Tabel Komposisi larutan uji antioksidan
Tabung Reaksi
Konsentrasi
96
adalah antioksidan sedang, AAI > 1-2 adalah antioksidan kuat, dan AAI > 2
adalah antioksidan sangat kuat.
Nama
Bahan
la 1
Variable Tetap
Tapiok
2,0
a
Ekstrak
3,0
Formu
Formu
Formu
Formu
Formu
Formu
Formu
Formu
la 2
la 3
la 4
la 5
la 6
la 7
la 8
la 9
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
1,0
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
2,0
2,0
2,0
3,0
3,0
1,0
3,0
2,0
3,0
3,0
92,0
100,0
91,0
100,0
92,0
100,0
91,0
100,0
90,0
100,0
91,0
100,0
90,0
100,0
89,0
100,0
Daun
Mulber
ry
Variable Berubah
CMC
1,0
Glisero
1,0
l
Air
Jumlah
93,0
100,0
Lampiran
Nama Bahan
Bahan
Jumlah
(%)
Pada Penelitian
Jumlah
Bahan
97
1.
2.
3.
4.
5.
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
(g)
2,0
3,0
1,0
1,0
93,0
100,0
1,0
1,0
93,0
100,0
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
1,0
2,0
92,0
100,0
1,0
2,0
92,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
1,0
3,0
91,0
100,0
1,0
3,0
91,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
2,0
1,0
92,0
100,0
2,0
1,0
92,0
100,0
Jumlah
(%)
98
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
2,0
2,0
91,0
100,0
2,0
2,0
91,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
2,0
3,0
90,0
100,0
2,0
3,0
90,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
3,0
1,0
91,0
100,0
3,0
1,0
91,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
Jumlah
(%)
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
99
3.
4.
5.
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
3,0
2,0
90,0
100,0
3,0
2,0
90,0
100,0
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
3,0
3,0
89,0
100,0
3,0
3,0
89,0
100,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun Mulberry
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
Jumlah (Gram)
18
27
18
18
819
900
100
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
Jumlah
Jumlah (%)
e1
2,0
1,0
e2
2,0
3,0
e3
2,0
5,0
e4
2,0
7,0
2,0
2,0
93,0
100,0
2,0
2,0
91,0
100,0
2,0
2,0
89,0
100,0
2,0
2,0
87,0
100,0
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
2,0
1,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
1,0
2,0
2,0
93,0
2,0
2,0
93,0
Jumlah
(%)
101
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
2,0
3,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
3,0
2,0
2,0
91,0
2,0
2,0
91,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tapioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
2,0
5,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
5,0
2,0
2,0
89,0
2,0
2,0
89,0
Jumlah
(%)
Nama Bahan
Tpaioka
Ekstrak Daun
Mulberry
CMC
Gliserol
Air
2,0
7,0
Jumlah
Bahan
(g)
2,0
7,0
2,0
2,0
87,0
2,0
2,0
87,0
Jumlah
(%)
Jumlah (Gram)
8
16
3 x ulangan (gram)
24
48
102
3.
4.
5.
CMC
Gliserol
Air
TOTAL
24
24
1080
1200
8
8
360
400
no
1
2
X
19,35
18,79
19,07
1
2
x
16,47
16,5
16,485
No
no
1
2
X
21,18
20,61
20,895
1
2
x
17,72
17,4
17,56
No
no
1
2
X
21,23
22,94
22,085
1
2
x
18,58
18,48
18,53
103
9.2. Hasil Pengujian Kuat Tarik dan Elongasi Edible Film Penelitian
Pendahuluan
N
o
1
2
3
4
5
X
N
o
1
2
3
4
5
X
N
o
1
2
131,516129
0,2
3,1
169,07
131,516129
0,2
3,1
159,46
129,1666667
0,2
129,46
133,4354839
0,2
3,1
138,36
137,8857143
0,2
3,5
153,084
132,7040246
89,33870968
0,2
3,1
176,68
75,66666667
0,2
156,13
82,41666667
0,2
131,11
111,3333333
0,2
158,91
101,6551724
0,2
2,9
159,014
92,08210975
72,9
0,2
194,47
101,8888889
0,2
3,15
0,6
2
0,6
2
0,6
0,6
2
81,5
4
81,5
4
77,5
82,7
3
96,5
2
0,7
0,6
2
0,6
0,6
0,6
0,5
8
55,3
9
45,4
49,4
5
66,8
58,9
6
0,6
0,6
43,7
4
64,1
104
3
4
5
X
166,14
101,78125
0,2
3,2
189,45
80,83333333
0,2
169,61
90,47761194
0,2
3,35
179,05
89,57621683
3
0,6
4
0,6
0,6
7
kode sampel
a1b1
a1b2
a1b3
Elongasi (%)
153,084
159,014
179,050
kode sampel
a1b1
a1b2
a1b3
9
65,1
4
48,5
60,6
2
Elongasi
185
180
175
170
165
160
155
150
145
140
0.5
1.5
2.5
3.5
105
kuat tarik
140
120
100
80
60
40
20
0
0.5
n
o
1
2
3
4
5
x
n
o
1
2
3
4
5
x
1.5
2.5
331,6166667
0,2
157,79
340,8709677
0,2
3,1
129,18
177,8793103
0,2
2,9
137,956
258,8846195
0,6
0,6
2
0,5
8
3.5
0,62
0,62
0,6
0,62
0,6
283,36
333,05
325,68
337,33
248,42
g
193,9
8
70,84
198,9
7
211,3
4
103,1
7
106
n
o
1
2
3
4
5
x
182,65
0,2
0,6
176,84
166,4
0,2
185,67
209,859375
0,2
3,2
0,6
0,6
4
175,916
185,5127982
g
91,29
130,9
8
109,5
9
99,84
134,3
1
kode sampel
a2b1
a2b2
a2b3
Elongation (%)
117,200
137,956
175,916
Kode Sampel
a2b1
a2b2
a2b3
elongation
200
f(x) = 29.36x + 84.97
R = 0.97
150
100
50
0
0.5
1.5
2.5
3.5
107
Kuat Tarik
600
500
400
300
200
100
0
0.5
n
o
1
2
1.5
2.5
50,57
430,2833333
0,2
0,6
258,1
7
56,77
688,28125
0,2
3,2
0,6
4
440,5
3.5
108
3
4
5
x
n
o
1
2
3
4
5
x
n
o
1
2
3
4
5
x
43,36
397,4
0,2
0,6
57,81
623,8225806
0,2
3,1
0,6
2
46,67
419,9833333
0,2
0,6
51,036
511,9540995
269,0166667
0,2
0,6
127,8
638,969697
0,2
3,3
114,49
463,1774194
0,2
3,1
78,35
280,9166667
0,2
0,6
90,02
325,2833333
0,2
0,6
103,22
413,0201124
0,6
6
0,6
2
321,7166667
0,2
0,6
125,71
261,0701754
0,2
2,85
0,5
7
137,78
305,0833333
0,2
0,6
120,58
247,5517241
0,2
2,9
147,97
355,84375
0,2
3,2
135,192
298,2531299
kode sampel
a3b1
a3b2
a3b3
0,5
8
0,6
4
Elongation (%)
51,036
103,22
135,192
238,4
4
386,7
7
251,9
9
F
161,4
1
421,7
2
287,1
7
168,5
5
195,1
7
F
193,0
3
148,8
1
183,0
5
143,5
8
227,7
4
109
Kode Sampel
a3b1
a3b2
a3b3
Kuat Tarik
600
500
400
300
200
100
0
0.5
1.5
2.5
3.5
elongation
150
f(x) = 42.08x + 12.33
R = 0.98
100
50
0
0.5
1.5
2.5
3.5
110
Kuat
Tarik
gf/mm2
kgf/mm2
Mpa
179,05
a3b1
511,954
0,512
5,019
175,916
a2b1
499,025
0,499
4,892
159,014
a3b2
431,02
0,431
4,226
153,084
a3b3
298,253
0,298
2,924
137,956
a2b2
258,885
0,259
2,538
135,192
a2b3
185,513
0,186
1,819
117,2
a1b1
132,704
0,133
1,301
103,22
a1b2
92,082
0,092
0,903
51,036
a1b3
89,576
0,090
0,878
Elongasi (%)
a1b
3
a2b
3
a1b
2
a1b
1
a2b
2
a3b
3
a2b
1
a3b
2
a3b
1
kondisi pengujian
Temperatur ruang uji 23'C
Kelembaban ruang uji 50%
Kecepatan Tarik 30 mm/menit
skala load cell 10% dari 100kgf
Pengukur tebal dan lebar : Micrometer
jarak jepit 30 mm
Pengkondisian suhu 23'C, kelembaban 50%, > 40 jam
111
1
2
x
18,8
19,12
18,96
kode sampel : e1
n
o
1
2
x
kode sampel : e2
no
1
2
x
18,49
17,89
18,19
1
2
x
16,48
16,98
16,73
n
o
1
2
x
1
2
x
15,37
15,13
15,25
Jumlah Ekstrak (%)
1
no
18,7
19,18
18,94
1
2
X
20,23
19,86
20,045
kode sampel :e2
no
18,09
17,92
18,005
1
2
X
18,56
18,15
18,355
kode sampel : e2
kode sampel : e1
no
16,17
16,29
16,23
1
2
X
16,9
16,13
16,515
kode sampel : e4
no
12,15
12,23
12,19
1
2
X
15,83
16,15
15,99
112
3
5
7
18,183
16,492
14,477
25.000
19.315
20.000
15.000
Kadar Air (%)
18.183
16.492
14.477
10.000
5.000
0.000
10.2. Hasil Pengujian Kuat Tarik dan Elongasi Edible Film Penelitian Utama
KODE SAMPEL
e1
e2
e3
e4
ELONGASI (%)
96,771
114,860
124,279
141,917
KODE SAMPEL
e1
e2
e3
e4
KODE SAMPEL
e1
e2
e3
e4
KODE SAMPEL
113
e1
e2
e3
e4
1
3
5
7
5,387
5,059
4,488
3,659
kondisi pengujian
Temperatur ruang uji 23'C
Kelembaban ruang uji 50%
Kecepatan Tarik 30 mm/menit
skala load cell 10% dari 100kgf
Pengukur tebal dan lebar : Micrometer
jarak jepit 30 mm
Pengkondisian suhu 23'C, kelembaban 50%, > 40 jam
141.917
140.000
120.000
100.000
Elongasi (%)
124.279
80.000
60.000
40.000
20.000
0.000
114
5.387
5.059
f(x) = - 0.29x + 5.8
R = 0.96
5.000
4.488
3.659
4.000
KUAT TARIK (Mpa)
3.000
2.000
1.000
0.000
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
76,69
382,691358
75,57
440,3571429
73,35
419,9777778
80,63
428,4222222
83,35
454,3111111
77,918
Elongatio
425,1519224
kuat tarik
kgf/mm2
0,38269135
8
0,44035714
3
0,41997777
8
0,42842222
2
0,454311111
0,42515192
2
Mpa
3,75187605
9
4,31722689
1
4,11742919
4
4,20021786
5
4,45403050
1
4,16815610
2
tebal
(mm)
lebar
(mm)
2,7
0,15
0,405
2,8
0,15
0,42
0,15
0,45
0,15
0,45
0,15
0,45
tebal
lebar
F
154,9
9
184,9
5
188,9
9
192,7
9
204,4
4
115
n (%)
(gf/mm2)
90,59
340,2962963
102,24
413,0357143
97,78
403,7241379
95,01
411,2666667
112,39
414,0967742
99,602
396,4839179
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
0,34029629
6
0,41303571
4
0,40372413
8
0,41126666
7
0,41409677
4
0,39648391
8
3,33623819
9
4,04936974
8
3,95807978
4
4,03202614
4
4,05977229
6
3,88709723
4
(mm)
(mm)
2,7
0,2
0,54
2,8
0,2
0,56
2,9
0,2
0,58
0,2
0,6
3,1
0,2
0,62
tebal
(mm)
lebar
(mm)
2,5
0,2
0,5
2,7
0,2
0,54
0,2
0,6
3,1
0,2
0,62
3,3
0,2
0,66
tebal
(mm)
lebar
(mm)
183,7
6
231,3
234,1
6
246,7
6
256,7
4
kgf/mm2
0,2729
95,57
272,9
102,23
347,7777778
112,78
358,5666667
107,78
411,4193548
126,68
407,0151515
0,34777777
8
0,35856666
7
0,41141935
5
0,40701515
2
109,008
359,5357902
0,35953579
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
Mpa
2,67549019
6
3,40958605
7
3,51535947
7
4,03352308
7
3,99034462
3
3,52486068
8
F
136,4
5
187,8
215,1
4
255,0
8
268,6
3
84,46
111,11
150,0296296
208,537931
116,7
251,6666667
124,62
285,2666667
129,47
313,3460317
113,272
241,7693851
kgf/mm2
0,15002963
0,20853793
1
0,25166666
7
0,28526666
7
0,31334603
2
0,24176938
5
Mpa
1,47087872
2
2,04448952
2,46732026
1
2,79673202
6
3,07201991
9
2,37028809
2,7
0,25
0,675
2,9
0,25
0,725
0,25
0,75
0,25
3,15
0,25
0,75
0,787
5
F
101,2
7
151,1
9
188,7
5
213,9
5
246,7
6
116
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
90,56
448,8602151
79,46
484,6451613
151,7
503,0537634
100,08
544,3809524
5
x
92,8
102,920
575,4791667
511,284
n
o
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
kgf/mm2
0,44886021
5
0,48464516
1
0,50305376
3
0,54438095
2
0,57547916
7
0,511
Mpa
4,40059034
4
4,75142315
4,93189964
2
5,33706816
1
5,64195261
4
5,013
tebal
(mm)
lebar
(mm)
3,1
0,15
0,465
3,1
0,15
0,465
3,1
0,15
3,15
0,15
0,465
0,472
5
3,2
0,15
0,48
F
208,7
2
225,3
6
233,9
2
257,2
2
276,2
3
103,33
565,9354839
100,67
550,109375
125,39
560,875
130,59
581,7205882
116,35
579,0285714
115,266
567,5338037
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
kgf/mm2
0,56593548
4
0,55010937
5
Mpa
5,54838709
7
5,39322916
7
0,560875
5,49877451
0,58172058
8
0,57902857
1
0,56753380
4
5,70314302
2
5,6767507
tebal
(mm)
lebar
(mm)
3,1
0,2
0,62
3,2
0,2
0,64
3,2
0,2
0,64
3,4
0,2
0,68
3,5
0,2
0,7
F
350,8
8
352,0
7
358,9
6
395,5
7
405,3
2
5,56405689
9
111,11
430,0298507
122,8
412,2714286
131,76
401,1527778
110,59
402,8378378
107,25
474,7972973
116,702
424,2178384
kgf/mm2
0,43002985
1
0,41227142
9
0,40115277
8
0,40283783
8
0,47479729
7
0,42421783
8
Mpa
4,21597892
9
4,04187675
1
3,93287037
3,94939056
7
4,65487546
4
4,15899841
6
tebal
(mm)
lebar
(mm)
3,35
0,2
0,67
3,5
0,2
0,7
3,6
0,2
0,72
3,7
0,2
0,74
3,7
0,2
0,74
F
288,1
2
288,5
9
288,8
3
298,1
351,3
5
117
n
o
Elongatio
n (%)
kuat tarik
(gf/mm2)
128,35
335,4875
140,01
353,3125
165,02
378,9090909
154,13
373,8268657
158
396,8588235
149,102
367,678956
kgf/mm2
0,3354875
0,3533125
0,37890909
1
0,37382686
6
0,39685882
4
0,36767895
6
Mpa
3,28909313
7
3,46384803
9
3,71479500
9
3,66496927
1
3,89077278
tebal
(mm)
lebar
(mm)
3,2
0,25
0,8
3,2
0,25
0,8
3,3
0,25
3,35
0,25
0,825
0,837
5
3,4
0,25
0,85
F
268,3
9
282,6
5
312,6
313,0
8
337,3
3
3,60469564
7
Elongation
(%)
91,69
110,02
113,89
110,85
120,92
109,474
kuat tarik
(g/mm2)
636,3958333
702,7708333
704,7962963
731,6164384
784,2702703
711,9699343
kgf/mm2
0,636395833
0,702770833
0,704796296
0,731616438
0,78427027
0,711969934
Mpa
6,239174837
6,889910131
6,909767611
7,17271018
7,688924218
6,980097395
tebal
(mm)
3,2
3,2
3,6
3,65
3,7
lebar
(mm)
0,15
0,15
0,15
0,15
0,15
tebal
(mm)
lebar
(mm)
0,48
0,48
0,54
0,5475
0,555
305,47
337,33
380,59
400,56
435,27
Elongation
(%)
128,06
130,29
133,93
126,12
130,16
129,712
kuat tarik
(g/mm2)
kgf/mm2
Mpa
579,3571429
582,4166667
596,260274
591,7297297
570,8333333
584,1194293
0,579357143
0,582416667
0,596260274
0,59172973
0,570833333
0,584119429
5,679971989
5,70996732
5,845688961
5,80127186
5,596405229
5,726661072
3,5
3,6
3,65
3,7
3,9
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
tebal
(mm)
3,8
3,9
4
4,2
lebar
(mm)
0,2
0,2
0,2
0,2
0,7
0,72
0,73
0,74
0,78
405,55
419,34
435,27
437,88
445,25
Elongation
(%)
134
156,77
136,41
154,75
kuat tarik
(g/mm2)
550,5131579
541,2692308
588,6625
628,547619
kgf/mm2
0,550513158
0,541269231
0,5886625
0,628547619
Mpa
5,397187822
5,306561086
5,77120098
6,162231559
A
0,76
0,78
0,8
0,84
g
418,39
422,19
470,93
527,98
118
5
x
153,7
147,126
638,7380952
589,5461206
no
1
2
3
4
5
x
Elongation
(%)
155,59
166,33
165,08
165,25
164,64
163,378
kuat tarik
(g/mm2)
437,6811594
452,2898551
465,9314286
539,8888889
655,9893333
510,3561331
0,638738095
0,589546121
6,262138189
5,779863927
4,2
0,2
tebal
(mm)
3,45
3,45
3,5
3,6
3,75
lebar
(mm)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,84
536,54
Mpa
4,290991759
4,434214265
4,567955182
5,293028322
6,431267974
5,003491501
0,8625
0,8625
0,875
0,9
0,9375
377,5
390,1
407,69
485,9
614,99
kode sampel : e1
no
kelarutan (menit)
1
6,45
2
6,15
rata-rata
6,3
no
1
2
rata-rata
kode sampel : e2
no
kelarutan (menit)
1
7,52
2
7,38
rata-rata
7.45
kode sampel : e2
no
kelarutan (menit)
1
7,82
2
8,38
rata-rata
8,1
kode sampel : e2
no
kelarutan (menit)
1
7,21
2
7,03
rata-rata
7,12
Kode sampel
e1
Jumlah Ekstrak
1
kode sampel : e1
kelarutan (menit)
6,4
6,12
6,26
119
e2
e3
e4
3
5
7
7,557
9,073
10,787
10.79
10
8
Kelarutan (menit)
9.07
6
4
2
0
120
IC 50
8317,74
1607,636
1011,55
876,34
Aktivitas Antioksidan
8317.74
9000
8000
7000
6000
5000
IC50 (ppm)
4000
3000
1607.64
2000
1011.55
876.34
1000
0
FORMULIR
121
Hasil Uji
Pengulanga
Sampel
n perlakuan
1
E1
2
3
1
E2
2
3
1
E3
2
3
1
E4
2
3
Rata-rata nilai
IC50 (ppm)
8317,74
1607,64
1011,55
876,34
1. Sampel E1
Konsentrasi
(ppm)
0
1000
2000
4000
0,809
0,796
0,751
0,612
1,48
6,79
24,35
1,61
7,17
24,35
122
6000
8000
0,572
0,458
0,572
0,458
29,29
43,39
60
29,29
43,39
60
40
f(x) = 0.01x - 3.65
% Penghambatan (%)
20R = 0.98
40
% Penghambatan (%)
20
0
5000 10000
Konsentrasi
(ppm)
0
1000
2000
4000
6000
8000
% Penghambatan (%)
10000
0,903
0,889
0,791
0,658
0,546
0,446
1,44
12,42
27,05
39,46
50,44
1,55
12,40
27,13
39,53
50,61
60
60
20
% Penghambatan (%)
20
0
5000 10000
(ppm)
0
1000
2000
4000
5000
Konsentrasi
0,877
0,874
0,764
0,692
5000 10000
0,34
12,88
21,09
0,11
13,01
21,00
123
6000
8000
0,568
0,45
0,569
0,449
35,12
48,80
60
35,16
48,63
60
0
0
5000 10000
5000 10000
2. Sampel E2
Konsentrasi
(ppm)
0
500
1000
1500
2000
2500
% Penghambatan (%)
0,894
0,836
0,703
0,567
0,422
0,276
6,59
21,34
36,42
52,84
68,82
80
80
20
% Penghambatan (%)
0
2000
4000
(ppm)
0
500
20
0
Konsentrasi
6,49
21,36
36,58
52,79
69,13
0,894
0,745
4000
2000
16,53
16,67
124
1000
1500
2000
2500
0,583
0,440
0,258
0,175
0,582
0,439
0,254
0,174
34,86
50,84
71,17
80,45
100
% Penghambatan (%)
100
% Penghambatan (%)
0
2000 4000
(ppm)
0
500
1000
1500
2000
2500
0,872
0,697
0,580
0,414
0,253
0,166
20,16
33,44
52,35
71,34
80,87
20,07
33,49
52,52
72,99
80,96
100
% Penghambatan (%)
2000 4000
(ppm)
2000 4000
3. Sampel E3
Konsentrasi
2000 4000
100
% Penghambatan (%)
Konsentrasi
34,90
50,89
71,14
80,53
125
0
250
500
750
1000
1250
0,936
0,852
0,723
0,611
0,470
0,368
0,936
0,850
0,723
0,611
0,467
0,368
8,97
22,76
34,72
49,79
60,68
80
80
60
f(x) = 0.05x - 3.75
40R = 1
% Penghambatan (%)
20
60
% Penghambatan (%)
0
1000
2000
(ppm)
0
250
500
750
1000
1250
0,884
0,756
0,658
0,545
0,439
0,336
0,884
0,755
0,658
0,544
0,438
0,335
2000
14,47
25,56
38,35
50,34
62,99
14,59
25,65
38,46
50,45
62,10
80
60
f(x) = 0.05x + 2.21
40R = 1
% Penghambatan (%)
20
60
f(x) = 0.05x + 2.26
40R = 1
% Penghambatan (%)
20
0
0
0
1000
2000
Konsentrasi (ppm)
(ppm)
1000
80
Konsentrasi
Konsentrasi
9,18
22,76
34,72
50,11
60,68
1000
2000
126
0
250
500
750
1000
1250
0,872
0,778
0,653
0,543
0,431
0,343
0,871
0,776
0,653
0,542
0,429
0,341
10,78
25,11
37,73
50,57
60,66
10,91
25,03
37,77
50,75
60,85
80
80
60
60
% Penghambatan (%)
1000
2000
1000
2000
4. Sampel E4
Konsentrasi
(ppm)
0
250
500
750
1000
1250
0,851
0,761
0,578
0,466
0,337
0,189
10,58
32,24
45,25
60,72
77,49
100
100
50
% Penghambatan (%) R = 0.99
0
% Penghambatan (%)
1000 2000
Konsentrasi
10,57
32,08
45,24
60,40
77,79
1000 2000
127
(ppm)
0
250
500
750
1000
1250
% Penghambatan (%)
0,904
0,823
0,603
0,535
0,399
0,309
0,903
0,824
0,603
0,534
0,400
0,306
8,96
33,29
40,81
55,86
66,81
80
80
60
f(x) = 0.05x + 0.07
R = 0.97
40
60
f(x) = 0.05x - 0.23
R = 0.97
40
20
% Penghambatan (%)
0
1000
2000
(ppm)
0
250
500
750
1000
1250
% Penghambatan (%)
20
0
Konsentrasi
8,75
33,22
40,86
55,70
66,11
1000 2000
0,903
0,875
0,581
0,531
0,373
0,287
2,88
35,48
41,24
58,76
68,18
3,10
35,66
41,20
58,70
68,28
80
80
20
0
% Penghambatan (%)
20
0
1000
2000
1000
2000
128
129
130
131
Gambar 15. Foto Pengujian Kuat Tarik dan Elongasi Edible Film
132