Anda di halaman 1dari 14

Pembagian Golongan Dan Macam Macam Zat Doping

Setiap tahun Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan daftar obat doping dan setiap tahun daftar obatobatnya berubah. Obat doping ini dibagi atas tiga kelompok besar.
Pertama, kelompok zat yang dilarang : yaitu golongan stimulan (perangsang), golongan narkotik analgesic,
golongan anabolik steroid, golongan betablocker, golongan diuretika, serta golongan peptide hormons dan
analognya.
Kedua, metode yang dilarang : doping darah (infus), memakai administrasi cara memasukkan oksigen atau infus ke
dalam tubuh, cara farmakologi, cara kimia, cara fisik, manipulasi farmakologi, kimia dan fisik.
Ketiga, kelompok zat yang dilarang dan dalam batasan tertentu dibolehkan : yakni alkohol, mariyuana, lokal
anastektik (penghilang rasa sakit), steroid (pembangun jaringan), dan betabloker (penenang).
Selain ketiga hal diatas ada juga makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh para atlet yang dipercaya
dapat meningkatkan kinerja fisik dan menambah energi.
Pertama, Golongan Zat Yang Dilarang
- Golongan Stimulan
Golongan Stimulan (Upper) adalah jenis zat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi),
Kokain.
- Golongan Narkotik Analgesik
Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/obat nyeri sedangkan obat
antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh. Jenis ini sering dipakai para atlet wanita dengan
tuujuan sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang.
- Golongan Anabolik Steroid
Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon
androgenik steorid. Steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Dikalangan para
olahragawan, penggunaan obat golongan ini dimaksudkan untuk menambah massa otot. Golongan obat ini seperti
testosteron sudah banyak diproduksi secara sintetik.
- Golongan Penghalang Beta (Betablocker)
Zat doping ini biasanya digunakan oleh pemanah dan penembak dengan tujuan meningkatkan ketenangan,
mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang
tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation
(jantung berdebar) dan menurunkan tekanan darah akibat tekanan darah tinggi. Yang termasuk obat golongan
betabloker adalah Metoprolol, Propranolol, dan Atenolol.
- Golongan Diuretika
Diuretik bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit yang berhubungan dengan retensi abnormal garam dan
air dalam kompartemen ekstraseluler tubuh, biasanya dirujuk sebagai edema. Pada umumnya, diuretik adalah
suatu zat yang meningkatkan laju ekskresi urin oleh ginjal, terutama melalui penurunan reabsorbsi tubular ion
natrium dan airnya dalam tubulus ginjal yang setara secara osmotik.
Penimbunan cairan berlebih dalam kompartemen ekstraseluler dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis
hati, gangguan ginjal, toksemia kehamilan, atau akibat sampingan obat (Rahardja dan Tjay, 2002).
Obat ini biasanya digunakan oleh atlit yang kelebihan berat badan dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
sebanyak-banyaknya (meningkatkan produksi dan pengeluaran air seni). Banyak dan cepatnya pengeluaran air seni
ini akan cepat menurunkan berat badan sebab 60 persen dari berat badan manusia terdiri atas air. Contoh zat :
Acetazolamid, Amiloride, Conrenone dan senyawa sejenis.
- Golongan Peptida Hormon
Yang termasuk zat golongan peptida hormon adalah Andronocorticotropic hormon, Erithropoletin, Gonadrotropin,
Growth hormon, dan Relasing faktor substansi tersebut.

Kedua, Metode Yang Dilarang


- Suntikan eritropoetin dan menyuntikkan darah. Cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam
tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang
cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan
bertambah. Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk lari jauh, maraton,
thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh.
- Manipulasi farmalogik kimia dan fisik. Yaitu penggunaan bahan atau metode yang mengubah, mencoba mengubah
kejujuran dan validitas sampel dalam pengawasan doping. Termasuk didalamnya tanpa pembatasan, pemberian
diuretika, menghambat ekresi ginjal dan pengubahan pengukuran testoteron dan epitestoteron. Dengan kata lain
pengguna doping memakan obat-obatan tertentu dengan tujuan agar zat doping yang digunakan tidak terdeteksi
pada saat dilakukan pengetesan.
Ketiga, Kelompok zat yang dilarang dan dalam batasan tertentu dibolehkan
Terkadang tanpa disengaja dan tanpa sepengatuan pelatih atau dokter tim, atlet menggunakan obat-obatan untuk
mengobati sakitnya, misalnya flu, diare, pusing dan lain sebagainya. Namun, obat-obatan tersebut ternyata
mengandung salah satu zat doping sehingga setelah dites ternyata atlet positif menggunakan doping. Untuk
menghindari hal tersebut atlet harus mengetahui obat-obatan yang boleh dikonsumsi yaitu sebagai berikut :
- Antasida dan anti diare yang tidak mengandung codein dan opium, seperti : acinomr, alcap, aludrox, prodexin dan
obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama.
- Anti mual dan muntah, seperti : anaos, antivert, avimare, torecan, vertogon, vomec dan obat sejenis yang bahan
dan komposisinya sama.
- Anti asma dan alergi dalam bentuk aerosol, seperti : albuterol, alotec, alupent, asmaten dan obat sejenis. Anti
asma dan alergi tanpa mengindahkan formula, seperti : amono-dur, asmafil, atrovent, dan obat sejenis. Obat anti
histamin, seperti : actidil, actidilon, dimentane, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama.
- Obat batuk sirup, seperti : bisolvon, cosylan, dexytophan, dan obat sejenis. Obat batuk tablet, seperti : astomin,
balminil, bisolvon, tablet isap, lysobex, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama.
- Obat dekongestan hidung, seperti : acetamol, acetard, aluprin, aspirin (bayer), dan obat sejenis yang bahan dan
komposisinya sama.
- Obat penenang, seperti : abasin, slhoralol, dalmane, doriden, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya
sama.
- Obat kontrasepsi, seperti : anacylin, brevinor, conova 30, demulen 50, axuton, fekulen, mikronovum, minilyn ovral,
ovrat, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama.
Bahan-bahan atau zat-zat yang penggunaannya dengan ketentuan khusus yaitu :
- Connabinoids : penggunaannya diatur pihak yang berwenang dan bila pihak berwenang mengharuskan
dilaksanakan tes maka disiapkan pengujian tes untuk connabinoids (misalnya marijuana, hashish).
- Anestesi lokal, diperbolehkan hanya dalam pemberian suntikan lokal dan berdasarkan pertimbangan medik serta
berhubungan dengan anestesi lokal seperti : bipivacaine, lidocain, mepivacaine (tapi bukan cocain), vasokontriktor
(misalnya andrenalin).
- Kortikosteroid jika diberikan secara sistematik dilarang, tetapi jika diberikan secara anal, aural, dermatologikal,
dan opthalmologikal diperbolehkan dan jika diberikan dengan cara suntikkan kortikosteroid intraartikular dan
lokal diperbolehkan.
Bahan- bahan yang terlarang dalam cabang olahraga khusus :
- Alkohol
Penggunaan alkohol dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku, dalam cabang
olahraga seperti : Balap mobil, Biliar, Terbang layar, Ski, Sepak bola dll.
- Beta bloker
Penggunaannya dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga
: Terbang layang, Panahan, Menembak, Balap sepeda, dll.
- Diuretik

Penggunaannya dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga
: Boxing, Karate, Judo, dll.
Makanan dan minuman yang yang sering dianggap dapat meningkatkan kinerja fisik
- Alkohol
Alkohol yang terkandung dalam minuman keras seperti bir, wiski, dll mempunyai pengaruh pada vasodilatasi
sehingga dapat melebarkan pembuluh darah perifer, menyebabkan kulit kemerah-merahan, dan terasa hangat.
Di samping itu, alkohol termasuk minuman penghasil energy instan, namun penggunaan alkohol merugikan tubuh
sebab alkohol mempunyai sifat depresan terhadap syaraf pusat, mempercepat kelelahan karena memproduksi asam
laktat, mengganggu kerja syaraf, menghambat waktu reaksi, mempengaruhi reflek, kecepatan dan koordinasi
menjadi lambat, dan merupakan zat diuretic yang menyebabkan dehidrasi.
- Kafein
Kafein yang banyak terkandung didalam kopi, mempunyai manfaat sekaligus efek yang merugikan bagi kesehatan.
Jika dikonsumsi dalam takaran yang wajar dan tepat, maka kafein dapat memberikan manfaat, dan begitu juga
sebaliknya.
Kafein pada kopi, coklat dan koka berpengaruh terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan
frekwensi kontraksi, merangsang susunan saraf yang menjadikan organ lebih siaga dan mempunyai efek
vasodilatasi pada pembuluh darah perifer. Selain itu kafein juga merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat
meningkatkan prestasi aerobic, melindungi liver serta mengembangkan memori.
Didalam dunia olahraga kafein termasuk didalam kategori doping. Jika didalam darah seorang atlet ditemukan
kadar kafeinnya melebihi 12 mkg/ml, maka yang bersangkutan digolongkan sebagai pengguna doping. Kafein dapat
meningkatkan level dopamin seseorang, yaitu neurotransmitter otak yang mengaktifkan pusat rasa gembira seperti
halnya heroin, meski dalam tingkat aktivitas yang rendah.
Kafein juga memberikan manfaat untuk menghilangkan rasa nyeri setelah habis berolah raga yang berlebihan yang
biasanya timbul setelah beberapa hari kemudian.
- Gula
Gula termasuk karbihidrat sederhana yang mudah diserap di usus halus untuk menghasiklan energi guna kinerja
fisik.
- Ginseng
Ginseng merupakan bahan berupa akar-akaran dari korea yang mengandung dametrene triol oksida, yang
mempunyai efek merangsang sekresi andrenalin dalam tubuh sehingga membuat orang lebih aktif.
Ginseng biasanya dikonsumsi dalam bentuk cairan, kapsul, obat-obatan, dan jamu. Sampai saat ini belum ada
larangan penggunaan ginseng bagi olahragawan.
- Protein
Pemakaian suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot sehingga kekuatan otot akan
bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh.
Penggunaan ekstra protein dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan sumber protein terutama protein
hewani seperti daging dan telur. Sebenarnya kebutuhan protein relatif sedikit sehingga apabila asupan makanan
sehari telah mencukupi kebutuhan zat gizinya termasuk protein maka suplemen protein tidak diperlukan lagi.
- Multivitamin
Vitamin dapat meningkatkan mempengaruhi prestasi seorang atlet, hal tersebut terjadi jika asupan vitamin dari
makanan yang dikonsumsi belum mencukupi. Namun jika asupan vitamin yang dikonsumsi dalam makanan yang
dimakan sudah mencukupi, maka seorang atlet tidak memerlukan lagi mengkonsumsi multivitamin.
Bagi atlet yang perlu pembatasan berat badan, misalnya senam, tinju, atau angkat besi yang membatasi konsumsi
makanannya untuk mempertahankan berat badan perlu mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin
dan mineralnya terutama zat besi.
Untuk atlet wanita yang sedang menstruasi kebutuhan vitamin dan mineralnya akan meningkat dikarenakan banyak
zat yang dibuang melalui darah menstruasi.
Demikian juga untuk atlet vegetarian, sangat membutuhkan suplemen vitamin khususnya vitamin B12 untuk

mencegah anemia karena sumber vitamin ini berasal dari makanan hewani. Namun penggunaan multivitamin harus
sesiau dosis dan tidak melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan hipervitaminosis.
- Madu
Madu merupakan jenis minuman yang diyakini dapat meningkatkan kinerja dan prestasi. Sebenarnya kandungan
yang terdapat dalam madu hampir sama dengan gula yang beredar dipasaran seperti gula pasir, gula kelapa, dan
gula aren.
- Telur Mentah
Beberapa orang meyakini bahwa dengan meminum telur mentah akan membuat fisik lebih tangguh. Hal tersebut
banyak dilakukan oleh pekerja berat atau olahragawan yang mengharapkan prestasi kerja maksimal. Namun
secara fisiologis otot manusia hanya dapat menyerap zat gizi dalam telur apabila dalam keadaan masak.
Meskipun efek suplemen dapat merugikan bagi penggunannya, namun ada juga suplemen yang memang
dibutuhkan untuk memenuhi gizi atlet. Namun penggunaan suplemen harus dipertimbangkan dengan baik. Adapun
pertimbangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Suplemen dapat diberikan jika atlet menderita kekurangan zat-zat gizi tertentu yang mungkin terjadi pada saat :
mengikuti program penurunan berat badan, menstruasi bagi atlet wanita, variasi makanan kurang baik (atlet
vegetarian)
- Penggunaan suplemen makanan harus dalam pengawasan dokter atau ahli gizi olahraga.
- Dalam penggunaannnya perlu diingat tingkat toksisitas vitamin dan mineralnya.
Selain itu dipasaran banyak beredar minuman kesehatan atau minuman pembangkit tenaga yang diyakini dapat
membantu memelihara kesehatan dan menambah stamina serta meningkatkan prestasi olahraga. Merk dari produk
minuman energi tersebut antara lain : Extra joss, Hemaviton, Panther, M150, Fit Up, Kraktingdaeng dll.
Produsen minuman-minuman tersebut mempromosikan secara besar-besaran dimedia dengan khasiat beraneka
ragam seolah-olah merupakan minuman ajaib. Namun jika dalam mengkonsumsi minunan tersebut secara terusmenerus akan berdampaknegatif, karena dalam minuman tersebut banyak terkandung zat-zat seperti taurine, cafein,
inositol, sukrosa, asam sitrat dan zat-zat sejenis serta vit B1, B2, B3, B5, B6, B12 dan zat pewarna dan pemanis
buatan yang apabila dikonsumsi secara terus menerus justru akan merugikan tubuh.
Ada juga produsen yang mengeluarkan produk produk minuman pengganti ion / cairan tubuh yang hilang pada
saat beraktivitas, yang sekarang ini banyak digunakan oleh para atlet pada saat berolahraga.
Minuman tersebut biasa digunakan dengan tujuan untuk mengoptimalkan prestasi, atlet perlu memperhatikan
minumannya baik dalam latihan, persiapan pertandingan, saat pertandingan maupun setelah pertandingan.
Minuman minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi para olahragawan yaitu yang mengandung :
1. Cairan bersifat hipotonik (kadar gula < 2.5 gram/100 cc air). Akan lebih baik apabila isotonik (larutan
intraseluler dan extraseluler seimbang).
2. Minuman yang bersuhu 8 13o C (umumnya 10o C).
3. Minum minuman sebanyak 100-400 cc, dalam jangka waktu 10-15 menit sebelum bertanding.
4. Selama bertanding, minum 100-200 cc setiap 10-15 menit terutama pada saat bertanding ditempat yang panas.
Mengkonsumsi minuman pengganti ion pada saat berolahraga memberikan keuntungan bagi atlet yaitu dapat
mengembalikan jumlah cairan yang hilang karena keringat, volume darah tetap terjaga, pengamgkutan nutrisi dan
pembuangan panas tetap lancar.
5. Setelah bertanding, minum lebih banyak dari biasanya untuk mengganti elektrolit yang hilang lewat keringat.
6. Cacat berat badan untuk mengestimasi terjadinya kekurangan cairan.
Minuman-minuman tersebut yang banyak beredar dipasaran yaitu seperti : Mizone, Pocary Sweat, Vitazone,
Powerade Isotonik dan lain sebagainya.
Bahaya dan Efek Merugikan Yang Ditimbulkan Zat Doping
Secara umum penggunaan doping menyebabkan terjadinya habituation (kebiasaan) yang selanjutnya menyebabkan
addiction (kecanduan) dan drug abuse (ketergantungan obat) yang pada akhirnya membahayakan atlet itu sendiri.
Meski sudah resmi dilarang, banyak atlet yang masih keukeuh memakai doping sebagai shortcut untuk

memenangkan pertandingan. Selain itu, doping juga berbahaya bagi kesehatan si atlet sebab dapat menyebabkan
timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah seimbang dengan kerugian
yang akan diderita bertahun-tahun kemudian. Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus
menanggung rasa malu.
Bahaya dan efek merugikan yang ditimbulkan zat doping dan suplemen penambah energi antara lain :
1. Zat Anabolik
Efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid sangat berbahaya baik bagi
atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan risiko
terkena penyakit hati dan jantung.
Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis,
suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut,
mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan
timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti.
2. Zat Analgesic
Efek yang ditimbulkan oleh pemakaian obat analgesic oleh wanita. Tujuannya jelas bahwa itu sebagai penghilang
rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas.
mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan.
3. Zat Diuretika
Efek yang ditimbulkan oleh pemakaian zat diuretika, yang tujuannya mengeluarkan cairan tubuh. Banyak dan
cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat menurunkan berat badan sebab 60 persen dari berat badan manusia
terdiri atas air. Sayangnya, bersama itu akan terbawa keluar pula beberapa jenis garam mineral.
Akibatnya timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan
menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
4. Doping Darah
Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan
mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit
kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
Selain itu, dampak kejiwaan yang diderita atlet pengguna doping yang ketahuan adalah suatu siksaan tersendiri.
Banyak atlet pemakai doping yang menderita depresi. Belum lagi ditambah efek bahaya suntikan eritropoetin
berupa darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya
pembuluh darah di otak) pada atlet.
5. Konsumsi Gula
Konsumsi gula yang pekat (hipertronik) lebih 2.5 gram/100cc air akan menyebabkan terjadinya shok insulin atau
rebound insulin yang mengakibatkan hipoglikemia (kadar gula rendah atau

http://minks-sport.blogspot.co.id/2011/05/doping.html

Jenis obat-obatan yang termasuk doping


Atlet benar-benar dituntut untuk menjaga asupan yang masuk ke dalam tubuh
mereka.
Tak ada ampun bagi atlet yang mengonsumsi doping. Hukumannya pun bermacammacam, mulai dari pencabutan gelar hingga dilarang kembali ke arena bertanding
seumur hidup.

Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dimasukkan
dalam delapan kategori. Ke delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut:
Glucocorticosteroids

Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat antiinflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati asma,
demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Para atlet menggunakanya untuk
menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang untuk digunakan
selama masa kompetisi.
Narcotic Analgesics

Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada
otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang
menyakitkan. Analgesik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri dari cedera sehingga dapat membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk
jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi.
Peptides Hormones

Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh dan setelah beredar
melalui darah, zat ini dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi
tubuh. Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormon alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan menambah produksi sel darah merah yang bisa
meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen.
Beta-2 Agonists

Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otototot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Atlet menggunakannya untuk
meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut
atau pun dengan suntikan, Beta-2 dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di
dalam dan di luar kompetisi.

Beta-2 Banyak digunakan untuk mengembangkan otot.


Sumber:insidefitness.co.za
Anabolic Agents

Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron
adalah hormon kelamin laki-laki yang ditemukan dalam jumlah besar pada kebanyakan laki-laki
dan di beberapa perempuan. Penggunaanya dilarang karena agen anabolik dapat meningkatkan
kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil. Atlet menggunakannya
untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk
pulih setelah latihan, dan untuk berlatih lebih keras dalam jangka waktu yang lama.
Masking Agents

Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid.
Masking Agents dilarang karena dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin
seorang atlet atau sampel lainnya yang memungkinkan mereka untuk menutupi penggunaan zat
terlarang dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil. Atlet memang
menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam proses pengujian.
Stimulants

Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan
dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Dengan
bekerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik secara mental dan fisik.
Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline. Obat ini dilarang karena
dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet
keuntungan yang tidak adil. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam latihan pada tingkat yang optimal serta dapat menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
Cannabinoids

Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan
perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya
tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak citra
olahraga. Faktor keamanan dalam penggunaan zat ini juga dipertimbangkan karena dapat
melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan mereka dan pesaing
lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan,
meningkatkan denyut jantung mereka, dan mengurangi kelemahan mereka.

Ganja termasuk salah satu jenis doping yang dilarang keras.


Sumber: azarius.net

http://m.talkmen.com/articles/read/202/doping-dan-skandal-para-atlet-yangmenggunakannya/p2/
ULASAN SEKILAS MENGENAI DOPING, EFEK DOPING, DAN SANKSI
PENGGUNAAN DOPING
Posted: November 13, 2014 in News n Funs
Tags: Badan Anti Doping Dunia, Dampak Efek Doping, Doping, Jenis-Jenis Doping, Peraturan
Anti Doping Dunia, Sanksi Doping

Doping merupakan istilah yang mulai banyak terdengar kembali di telinga kita beberapa hari
terakhir ini. Disinyalir, atlet no.1 dunia tunggal putra bulutangkis asal Malaysia, Lee Chong Wei,
terindikasi menggunakan doping berdasarkan hasil dari sampel B dalam kejuaraan Denmark
Open 2014. Hal ini diakui asosiasi bulutangkis Malaysia (BAM) yang melakukan konferensi
pers dimana ditemukan seorang atlet yang tidak disebutkan namanya terindikasi menggunakan
doping. Lee Chong Wei pun memuntahkan berita yang beredar dengan mengatakan bahwa
ia telah melakukan lebih dari 100x test doping dan dalam sejarah karirnya tidak pernah
menggunakan doping. Berita mengenai doping tersebut tidak hanya diderita oleh Lee Chong
Wei. Sebelumnya, beberapa atlet lainnnya dari berbagai cabang olahraga pun pernah terbukti
atau terkena isu penggunaan doping. Dari cabang sepakbola, Diego Armando Maradona
(Argentina) dan Joseph Guardiola (Spanyol). Dari cabang tolak peluru, Nadzeya Ostapchuk
(Belarusia) harus mengembalikan medali emas Olimpiade London 2012 setelah terbukti
menggunakan zat metenolone. Dari cabang balap sepeda, Victoria Baranova (Rusia) juga terbukti
menggunakan obat perangsang dan yang paling mengejutkan adalah Lance Armstrong, pebalap
yang menyabet 7 gelar Tour de France dari tahun 1999-2005, juga terbukti menggunakan doping
oleh Badan Anti Doping Amerika Serikat (USADA). Atlet dalam negeri pun tak luput dari
penggunaan doping, Arif Rahman Nasir yang meraih medali emas cabang Kempo pada SEA
Games 2011, harus terima skors dan larangan bertanding selama dua tahun.
Pengertian Doping
Menurut IOC (Komite Olimpiade Internasional) pada tahun 1990, doping adalah upaya
meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan
tidak terkait dengan indikasi media. Alasannya terutama mengacu pada ancaman kesehatan atas
obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga bersih
yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Doping dalam olahraga merupakan bentuk
kecurangan yang dilakukan oleh seorang atlet dan sangat bertolak belakang dengan spirit
olahraga, merusak kompetisi yang bersih. Doping juga dapat mempengaruhi generasi mendatang
yang terpengaruh oleh perilaku atlet ternama.

World Anti-Doping Agency (WADA)


World Anti-Doping Agency (WADA) merupakan badan anti doping internasional yang mengatur
mengenai doping. WADA memiliki kantor pusat di Kanada yang beralamat lengkap :
World Anti-Doping Agency
Stock Exchange Tower
800 Place Victoria (Suite 17000)
PO Box 120
Montrela, Quebec,
Canada H4Z 1B7
URL : http://www.wada-ama.org
Tel : +1 514 904 9232
Fax : +1 514 904 8650
Program Yang Mengatur Anti Doping Internasional
WADA membuat World Anti-Doping Program untuk memastikan program-program anti doping
skala nasional dan internasional berjalan dengan harmonis dan dapat dilakukan dengan efektif.
Elemen utama dalam program tersebut adalah :
Level 1 World Anti-Doping Code (WADC)
Level 2 Standard Internasional
Level 3 Petunjuk dan Arahan
Regulasi yang dikeluarkan oleh WADA, tertuang dalam kesepakatan berbentuk WADC (World
Anti-Doping Code). WADC dikeluarkan pada tahun 2003 dan efektif berlaku pada tahun 2004.
Dalam perjalanannya, WADC telah diamandemen pada tahun 2009. Amandemen WADC kedua
pun akan berlaku pada awal tahun 2015 dengan adanya WADC final draft 2014. Tujuan utama
dari WADC adalah untuk menjaga hak dasar atlet dalam berkompetisi secara bebas doping dan
mempromosikan kesehatan, sportivitas/fairplay, dan kesamaan semua atlet dunia serta
memastikan program-program anti doping di level nasional dan internasional berjalan harmonis,
terkoordinasi dan efektif untuk mendeteksi dan mencegah doping.
Jenis-Jenis Doping Yang Dilarang dalam WADC
Obat-obatan yang dilarang oleh WADA berdasarkan World Anti Doping Code (WADC) tahun
2014 dimasukkan dalam sembilan kategori. Sembilan golongan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Anabolik steroid androgenik (AAS)
AAS adalah hormon testosteron sintetis. Dalam dunia biologi/kedokteran, testosteron merupakan
hormon kelamin yang umumnya banyak ditemukan dalam jumlah besar di setiap laki-laki,
sedangkan pada perempuan, hormon ini biasanya tidak berkembang atau ada dalam kadar yang
sangat sedikit. AAS dilarang penggunaanya dilarang karena merupakan agen anabolik yang
dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, menyebabkan sang atlet tidak sportif. Atlet
menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu
yang diperlukan untuk pulih setelah latihan, dan untuk berlatih lebih keras dalam jangka waktu

yang lama.
AAS dapat berupa exogeneous dan endogenous. Beberapa contoh AAS exogenous yang dilarang
adalah calusterone, clostebol, danazol, mestanolone, methasterone, prostanozol, dan stanozolol.
Beberapa contoh AAS endogenous yang dilarang adalah androstenediol, epistestosterone,
dihydrotestosterone, dan prasterone.
2. Peptides Hormones
Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh dan setelah beredar
melalui darah, zat ini dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi
tubuh. Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormon alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan menambah produksi sel darah merah yang bisa
meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Contoh dari zat hormon peptida
adalah erythropoiesis-stimulating agents (seperti erythropoietin/EPO dan peginesatide/hematide),
chorionic gonadotrophin (CG) dan Luteinizing hormon (LH), Corticotrophins, dan growth
hormons (seperti fibroblast growth factors/FGFs)
3. Beta-2 Agonists
Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otototot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Atlet menggunakannya untuk
meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut
atau pun dengan suntikan, Beta-2 dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di
dalam dan di luar kompetisi. Semua beta-2 agonis dilarang kecuali inhaled salbutamol (max
1600 micrograms selama 24 jam) dan salmeterol (tidak melebihi 1000ng/mL atau formoterol
(tidak melebihi 40ng/mL
4. Hormone dan Metabolic Modulator
Zat-zat yang termasuk dalam kategori ini adalah aromatase inhibitors (seperti formestane,
letrozole, dan tertolactone), selective estrogen receptor modulator/SERMs (seperti raloxifene dan
toremifene), zat anti-estrogenic lainnya (seperti clomiphene dan fulvestrant), metabolic
modulator (seperti insulin, peroxisome proliferator activated receptor (PPAR) agonis
5. Diuretic dan Masking Agent lainnya
Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin atau sampel lainnya yang memungkinkan dan memperoleh keunggulan kompetitif
yang tidak adil dalam proses pengujian. Yang termasuk ke dalam masking agents contohnya
adalah desmopressin, glycerol, dan probenecid. Yang termasuk kedalam diuretic contohnya
adalah acetazolamide, bumetanide, thiazides, dan metolazone.
6. Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan
dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Atlet
menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat yang
optimal serta dapat menekan kelelahan tempur dan nafsu makan. Yang termasuk kedalam
stimulant adalah non-specified stimulant dan specified stimulant.
Beberapa contoh non-specified stimulant adalah adrafinil, amfetamine, kokain, mephentermine,
phendimetrazine, dan phentermine. Beberapa contoh specified stimulants adalah benzfetamine,

cathine (jika konsentrasinya dalam urin melebih 5 microgram/mL), cathinone dan sejenisnya,
ephedrine (jika konsentrasinya dalam urin melebih 10microgram/mL), pseudoephedrine (jika
konsentrasinya melebihi 150 microgram/mL dalam urin), strychnine, dan trimetazidine.
7. Narcotic Analgesics
Analgesik narkotik biasanya berupa obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan
sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang
menyakitkan. Analgesik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri dari cedera sehingga dapat membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk
jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu,
obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi. Yang termasuk narkotik adalah buprenorphine,
heroin, fentanyl dan turunannya, methadone, morfin, oxycodone, dan pentazocine.
8. Cannabinoids
Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan
perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya
tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak citra
olahraga. Faktor keamanan dalam penggunaan zat ini juga dipertimbangkan karena dapat
melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan mereka dan pesaing
lainnya. Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan,
meningkatkan denyut jantung mereka, dan mengurangi kelemahan mereka.
9. Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat antiinflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati asma,
demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Para atlet menggunakanya untuk
menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit.
Selain 9 kategori diatas, WADC juga melarang dua zat lainnya yaitu alkohol dan beta blockers
untuk beberapa cabang olahraga secara spesifik.
a. Alkohol
Alkohol (etanol) dilarang jika ditemukan dalam darah dengan konsentrasi 0.1 g/L. Penggunaan
alkohol dilarang untuk cabang olahraga air sports (FAI), panahan (WA), automobile (FIA), karate
(WKF), motorcycling (FIM), dan perahu motor (UIM).
b. Beta-blockers
Beberapa cabang olahraga spesifik yang melarang penggunaan beta-blockers adalah panahan,
automobile (FIA), biliard, golf, menembak, skiing/snowboarding. Beberapa contoh zat dari betablockers adalah acebutolol, atenolol, pindolol, dan sotalol.
Dampak Doping
Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya :
a. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampaui batas
kemampuan normal. Jika dipaksakan bisa menimbulkan exhaustion yang membahayakan
kesehatan, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga

aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius.


b. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah
di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal.
c. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala,
perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.
Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah
menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak).
Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral
yang berlebihan sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan.
Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.
d. Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika
haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual,
konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.
e. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan
anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi
atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat
juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlet wanita mengkonsumsi
obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak.
Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut,
mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, penggunaan
obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah
pertumbuhannya akan berhenti.
f. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah,
memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan
menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk,
susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.
g. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin.
menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang
merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH
disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang
merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan
jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.
Sanksi Penggunaan Doping
Bagi atlet yang terbukti menggunakan doping, berdasarkan World Anti-Doping Code (WADC)
tertuang dalam bab 9 mengenai disqualifikasi secara otomastis bagi individual dan bab 10
mengenai sanksi individual. Berdasarkan bab 9 WADC, apabila seorang atlet terbukti
menggunakan doping saat kompetisi, maka sang atlet langsung dinyatakan diskualifikasi
sehingga medali, poin, dan hadiah harus dicabut dari sang atlet. Bab 10 WADC berisi mengenai
ketentuan pencabutan medali, poin, dan hadiah (bab 10.1.1), sanksi larangan bermain selama 4
tahun sampai seumur hidup (jika terbukti disengaja) dan sanksi larangan bermain maksimum 2

tahun (jika terbukti tidak disengaja) bagi atlet yang terbukti menggunakan doping. Bila doping
digunakan oleh grup/tim atlet, ketentuannya adalah bila lebih dari dua orang dalam satu tim
terbukti menggunakan doping, sanksi seperti bab 9 dan 10 akan berlaku.
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai list zat-zat yang dilarang oleh WADA dan WADC, dapat
didownload pada link dibawah ini.
WADA Revised 2014 Prohibited List
WADC 2015 final draft EN
Silahkan kunjungi situs-situs dari beberapa badan anti doping.
World Anti-Doping Agency (WADA) : www.wada-ama.org
South East Asia Regional Anti Doping Organization (Lembaga Anti Doping Asia Tenggara) :
www. searado.com
Lembaga Anti Doping Indonesia
https://jefrihutagalung.wordpress.com/tag/jenis-jenis-doping/

Anda mungkin juga menyukai