Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian
pengobatan kanker dengan
mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama
untuk
Kebanyakan I-131 diperoleh dari hasil penyinaran partikel neutron pada reaktor
nuklir terhadap Tellurium alami. Penyinaran terhadap Tellurium alami hampir seluruhnya
menghasilkan I-131, dimana kebanyakan isotop dari Tellurium yang lebih ringan berubah
menjadi isotop stabil yang lebih berat. Bagaimanapun, nuklida Tellurium alami yang terberat,
Te-130 menyerap sebuah partikel neutron dan memancarkan sinar beta untuk menghasilkan
Te-131,
yang
akan
meluruh
menjadi
I-131
dengan
waktu
paruh
25
menit.
I-131 juga dapat meluruh dengan waktu paruh 8,02 hari dengan memancarkan sinar beta dan
sinar gamma. Dalam proses peluruhan ini, I-131 akan berubah menjadi Xe-131.
Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop radioaktif iodin
yang digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan I-131. Radioaktif iodin ini
berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti iodium pada umumnya sehingga dapat
digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan. Untuk diagnosa digunakan I-123 sedangkan
untuk pengobatan yang bertujuan untuk menghancurkan kelenjar tiroid adalah I-131.
Radioaktif iodin yang tidak berada di dalam tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui
kelenjar keringat dan urine.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP IODIUM
1.
Cukup dengan menelan I-123 dalam dosis kecil, maka dalam jangka waktu 3-6 jam sudah
dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan serupa dengan X-ray atau CT scan.
Isotop ini tidak mempunyai efek samping dan tidak berbahaya bagi pemakainya.
2.
sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu
memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil,
maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan
akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula tersebut.
Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat
merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive.
I-131 digunakan untuk terapi graves disease, goiter, tiroid nodul, dan karsinoma tiroid.
Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi
bedah yang paling minimal, sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang
masih tersisa. Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti
selama beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid hingga
dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal untuk
menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat secara signifikan
menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan meningkatkan kemampuan
dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang mungkin berulang.
3.
Semua penderita kanker harus mendapatkan follow-up yang reguler oleh ahli
endokrinologi. Jika dari hasil follow up diketahui bahwa masih ada kanker tiroid yang tersisa
dan bersifat persisten atau rekuren, maka ahli endokrinologi diperbolehkan untuk
memberikan dosis tambahan I-131. Pasien dengan kanker tiroid residual atau telah menyebar
ke regio belakang leher, dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif.
BENTUK SEDIAAN YANG DIGUNAKAN
Radioaktif yodium diberikan oral dalam bentuk pil, kapsul atau cairan, tapi yang paling
banyak digunakan adalah bentuk cairan. Gunanya untuk mengatasi kelenjar yang hiperaktif.
seperti larutan iodium-131 (Na131l) untuk terapi kelainan tiroid.
CONTOH SEDIAAN YANG DIGUNAKAN
-
Contoh sediaan radiofarmaka antara lain : Brom Sufatein I-131 (BSP), Hipuran I-131,
gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan
untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak.
Walaupun radioaktivitas ini menetap selama beberapa waktu dalam kelenjar tiroid, iodium
radioaktif ini akan dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari.
EFEK SAMPING
Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah :
-
Timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini,
maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau
PENGAWASAN
Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya diperbolehkan pulang ke
rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang terlalu dekat dan lama dengan
orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan anak-anak. I-131 akan keluar dari
tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama melalui urin. Selain itu juga ada yang
diekskresikan dalam kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan vagina
dan feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini beristirahat
selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehari-harinya kontak dngan anak-anak dan
wanita hamil.
I-131 yang diberikan selama periode kehamilan akan berakibat rusaknya kelenjar
tiroid pada bayi. I-131 dapat masuk ke dalam tubuh bayi melalui air susu penderita. Karena
itulah kebanyakan para ahli menunda terapi pada wanita yang sedang dalam masa menyusui.
Selain itu, kehamilan sebisa mungkin ditunda paling tidak enam sampai 12 bulan setelah
terapi karena adanya paparan radiasi pada ovarium. Terapi ini memerlukan suatu keahlian
khusus, karena itulah mereka yang terlibat langsung dalam bagian pengobatan ini adalah para
ahli radiologi yang telah mendapat pelatihan khusus di bidang kedokteran nuklir, termasuk
juga para ahli endokrinologi, onkologi, ahli bedah dan petugas lapangan.
PROTEKSI
Selain menggunakan alat pelindung diri dan mencegah untuk banyak melakukan
kontak dengan penderita yang sedang menjalani terapi, para ahli dapat menggunakan kalium
iodida. Kalium Iodida (KI) mempunyai bentuk yang sama dengan iodium yang terdapat
dalam garam. KI membanjiri tiroid dengan iodium yang mencegah absorbsi dari radioaktif
iodin dari sumber manapun, termasuk air, makanan, minuman dan udara. KI termasuk obat
yang bebas dijual dipasaran dalam bentuk tablet pil dan cairan.
Para ahli terapi dapat menggunakan KI ini untuk mengurangi paparan terhadap
radioiodin. KI sebaiknya dikonsumsi 6-12 jam sebelum terjadi paparan terhadap radioaktif
iodin. KI tetap efektif walau digunakan beberapa jam segera setelah terjadi paparan.
Dikonsumsi dengan dosis satu kali sehari, sehari ketika sedang terpapar dan satu hari lagi
sesudahnya. Tetapi penggunaan KI juga dapat mengakibatkan efek samping seperti terjadinya
alergi.
PETUNJUK
BAGI
PASIEN
YANG
MENDAPAT
PENGOBATAN
IODIUM
RADIOAKTIF
Sebelum pengobatan.
Wanita hamil atau menyusui tidak boleh mendapat pengobatan iodium radioaktif.
Hindari makanan laut (ikan laut, udang, kerang, kepiting dan lain-lain) selama lima hari
sebelum dan sesudah pengobatan
Hentikan obat anti tiroid, obat batuk dan vitamin serta obat tradisional (seperti jamu dan
lain-lain) atau obat lain yang mengandung iodiumselama lima hari sebelum dan sesudah
pengobatan
Obat hormon tiroid seperti triiodothyronine harus dihentikan 2 minggu sedangkan
thyroxine 4-6 minggu sebelum pemberian iodium radioaktif.
Puasa paling kurang 4 (empat) jam sebelum pengobatan; boleh minum air putih atau teh.
Sesudah pengobatan
Boleh makan 1 (satu) jam sesudah pengobatan iodium radioaktif.
Hindari kontak dengan anak-anak di bawah umur 12 tahun dan ibu hamil selama 3 (tiga)
hari.
Bagi pasien wanita atau istri dari pasien pria tidak boleh hamil paling kurang 6 (enam)
bulan sesudah pengobatan iodium radioaktif. Gunakan kontrasepsi selama masa tersebut.
Gunakan alat makan tersendiri (sendok, garpu, piring, gelas) selama 3 (tiga) hari sesudah
pengobatan.
Setelah menggunakan jamban dan kamar mandi, guyur dengan air yang banyak.
Pasien yang mendapat pengobatan iodium radioaktif dengan dosis tinggi perlu dirawat di
kamar isolasi selama 11 hari.