Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa
Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa
dalam masyrakatPerawat
Posted on May 31, 2013 by sucipto2094
Peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam masyrakat
Perawat kesehatan jiwa masyrakat merupakan tenaga perawatan dari puskesmas yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan keparawatan diwilayah kerja puskesmas.
Fokus pelayanan pada tahap awal adalah anggota masyrakat yang mengalami gangguan
jiwa.adapun peran dan fungsi perawat jiwa masyarakat adalah:
1. Pemberi askep
Perawat memberikan askep kepada pasien untuk membantu mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah dan meningkatkan fungsi kehidupannya.peran ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawat jiwa untuk melakukan tindakan sesuai dengan
masalah pasien.kegiatan yang dilakukan adalah pengelolaan kasus, tindakan keperawatan jiwa
pada individu dan masyarakat, dan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
1. Pendidikan
Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan keluarga untuk
mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakuakan lima tugas keluarga yaitu mampu
mengenal masalah-masalah pada pasien, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah,
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, memodifikasi lingkungan keluarga
yang mendukung pemulihan pasien dan manfaat pelayanan kesehatan jiwa yang ada.
1. Koordinator
Melakukan koordinasi dalam kegiatan penemuan kasus dan rujukan. Penemuan kasus dilakukan
dengan pemeriksaan langsung dikeluarga, mengingatkan kedusun, kemudian kelurahan, dan
kecamatan. Perawat kesehatan jiwa harus menetapkan jumlah kasus gangguan jiwa pada wilayah
kerja puskesmas. Penemuan kasus tersebut dapat berkoordinasi dengan masyarakat, tokoh agama
atau anggota tim kesehatan lain. Rujukan kepuskesmas dapat dilakukan jika pasien belum
melihatkan perbaikan dan perawat kesehatan dapat berkonsultasi dengan dinas kesehatan jiwa
ditingkat kabupaten. Rujukan dapat bersifat timbal balik. Rujukan balik dari tim kesehatan jiwa
masysrakat, RSU, RSJ keperawat jiwa komunitas
http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.co.id/2015/03/peran-dan-fungsiperawat-jiwa.html
Peran dan fungsi perawat jiwa
Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen
historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi
pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial,
dan parameter legal-etik.
Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah
diidentifikasi.
1.
Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat,
unit psikitari di rumah sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun,
dengan adanya reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif
sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa.
Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis
terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi
harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group
home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara,
industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.
b.
keluarga yang mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat
menimbulkan sakit.
c.
http://juwitadianhusad.blogspot.co.id/p/blog-page_4712.html
1.
Tingkat Kinerja
Empat faktor utama yang membantu untuk menentukan tingkat fungsi dan jenis
aktivitas yang melibatkan perawat jiwa :
a.
b.
c.
d.
3.
Tingkat Pencegahan.
Intervensi keperawatan jiwa lebih jauh mencakup tiga area aktivitas :
pencegahan primer, sekunder, dan tertier.
a.
b.
c.
4.
Rentang Asuhan.
Tatanan tradisional dari perawat jiwa mencakup pasilitas psikiatrik, pusat
kesehatan mental masyarakat, unit psikiatri di rumah sakit umum, fasilitas-fasilitas
tempat tinggal, dan praktik pribadi. Dengan diprakarsai bentuk baru pelayanan
kesehatan, timbul suatu tatanan penanganan alternatif sepanjang rentang asuhan
bagi perawat jiwa. Tatanan tersebut meliputi pelayanan dirumah, program rawat
inap parsial, pusat-pusat penitipan, panti asuhan atau rumah kelompok, hospices,
asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, klinik pelayanan utama, sekolah
penjara, industri, fasilitas pengelolaan perawatan dan organisasi pemeliharaan
kesehatan.
5.
Evaluasi Akhir.
Perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi, menguraikan dan mengukur
hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga, dan komunitas.
Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka berada
dalam sistem pelayanan kesehatan. Hasil tersebut dapat meliputi status kesehatan,
status fungsional, kualitas kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respons
koping, dan kepuasan terhadap tindak penanggulangan.
Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik, intervensi, atau proses
pemberian asuhan. Berbagai hasil yang dapat di evaluasi mencakup indikatorindikator klinik, fungsional, finansial, dan perseptual tergantung pada pemberian
asuhan keperawatan jiwa.
Evaluasi hasil aktivitas keperawatan jiwa secara kritis merupakan tugas
perawat apapun peran, kualifikasi, atau tatanan praktiknya. Praktisi perawat jiwa,
pendidik, administator, dan peneliti semuanya harus bertanggung jawab untuk
menjawab setiap pertanyaan.
Source. Buku saku keperawatan jiwa/ Gail Wiscarz Stuart, Sandra J Sundeen ; alih bahasa,
Achir Yani S. Hamid ; editor dalam bahasa indonesia, Yasmin Asih. -Ed. 3 Jakarta; EGC.1998
http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.co.id/2015/03/peran-dan-fungsiperawat-jiwa.html